Anda di halaman 1dari 22

PEMANFAATAN PATI BATANG UBI KAYU

DAN PATI UBI KAYU UNTUK BAHAN


BAKU ALTERNATIF PEMBUATAN
PLASTIK BIODEGRADABLE

Kelompok 4
Ade Rosalia Ayu Oktavia J0312201102
Daffa Al Ayyubi J0312201107
Fadia Fahira J0312201088
Gilang Nugraha J0312201103
Hanif Agus Ibrahim J0312201111
Nazwa Aprilia Hanum J0312201097
Tedy Prasetio J0312201092
Tharisya Andini Putri J0312201106
Tiara Aurellia J0312201084
Tri Wahyu Kodradi J0312201086
Zelyka J0312201094
Pendahuluan
Para peneliti dan ilmuwan terus berupaya menghasilkan bahan kemasan plastik yang
ramah lingkungan. Beberapa penelitian telah menghasilkan teknologi pembuatan plastik
dari bahan alami yang dapat terdegradasi dalam waktu singkat yang disebut plastik
biodegradable atau bioplastik. Plastik biodegradable terbuat dari bahan polimer alami
seperti pati, selulosa, dan lemak. Bahan utama yang sering digunakan dalam pembuatan
plastik biodegradable adalah pati dan Poly Lactic Acid (PLA) (Susanti et al 2015). Di
Indonesia, pati menjadi pilihan sebagai bahan baku plastik biodegradable karena
ketersediaannya cukup melimpah. Jenis pati yang dapat digunakan sebagai bahan baku
plastik biodegradable di antaranya pati ubi kayu, pati sagu, dan pati jagung. Pati dari sumber
karbohidrat lain maupun limbah pertanian yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
plastik biodegradable di antaranya pati umbi porang, pati biji durian, dan pati dari kulit ubi
kayu (Kamsiati et al 2017).

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pemanfaatan pati batang ubi kayu dan pati ubi
kayu dalam bahan baku alternatif pembuatan plastik biodegradable.
Metode
Alat dan Bahan
Alat
Bahan
Gelas Piala
Pati batang ubi kayu
Gelas Ukur
Pati ubi kayu
Pipet Mohr
Gliserol
Bulb
Asam asetat 2%
Pipet Tetes
NaOH
Batang Pengaduk
Akuades
plat Kaca 20x20cm
Oven
Desikator
Neraca Analitik
Prosedur
Tahap ketiga
Tahap pertama uji karakterisasi bioplastik yang
meliputi uji biodegradabilitas (%), uji
proses ekstraksi pati ubi kayu dan
ketahanan tarik (Mpa) dan persen
batang ubi kayu
perpanjangan (%). Variabel terikat
yang digunakan pada penelitian ini
adalah berat pati batang ubi kayu 10 g
dan pati ubi kayu 5g, volume asam
asetat 3 ml, aquades 25 ml dan NaOH
0,5 ml dan ukuran cetakan 20 x 20 cm.
Tahap kedua Variabel bebas yang digunakan adalah
berat gliserol yaitu 6, 7, 8% dari bahan
pengolahan pati dengan penambahan baku pati yang digunakan suhu
gliserol dan NaOH pemasakan 55 C, 60 C
Hasil dan Pembahasan
Proses Pembuatan Plastik
Reaksi Etilen Menjadi Polimerisasi Etena
Polietilen
Proses Pembuatan Plastik Biodegradable dari Pati
Batang Ubi Kayu dan Pati Ubi Kayu

Tahapan pembuatannya diawali dengan ekstraksi. Ekstraksi pati biasa


dilakukan dengan penambahan asam seperti asam asetat 2% (Hidayat et al.
2019). Hal tersebut berfungsi untuk melarutkan kitosan yang terdapat di
dalam pati. Proses dilakukan dengan bantuan magnetic stirrer yang
berfungsi untuk memastikan proses berjalan secara menyeluruh. Larutan
kitosan disaring, pengadukan larutan dihasilkan berwarna putih bening dan
terdapat gelembung-gelembung udara akibat pengadukan.
Kemudian, pengolahan ekstrak dengan penambahan NaOH dan gliserol.
Penambahan NaOH berfungsi untuk mempengaruhi karakteristik plastik.
Karakteristik plastik yang meliputi sifat kekuatan tarik, modulus elastisitas, dan
derajat penggembungan hasil plastik cenderung menurun dengan penambahan
NaOH (Dasuki et al. 2012).
Gliserol berfungsi sebagai plasticizer atau pengelastis plastik. Tahap
terakhir yaitu dilakukan pengujian terhadap hasil cetakan plastik meliputi uji
biodegradabilitas (%), uji ketahanan tarik (Mpa) dan persen perpanjangan (%).
Karakteristik Plastik

Sifat fisik dari pati dapat menentukan kualitas dan penggunaan plastik
biodegradable seperti pemanjangan (elongation), kekuatan peregangan (tensile
strength) serta ketebalan dari plastik yang dihasilkan. Pemanjangan merupakan
karakteristik yang menunjukkan kemampuan rentang dari plastik biodegradable
yang dihasilkan.
Salah satu cara untuk memperbaiki nilai pemanjangan agar kerapuhan
plastik dapat menurun dan nilai permeabilitasnya meningkat yaitu dengan
penambahan gliserol yang digunakan (Nisah 2018).
Baku mutu atau syarat yang ditetapkan untuk nilai pemanjangan (elongasi)
pada plastik biodegradable yaitu sebesar 10-20%. Sedangkan kekuatan
peregangan adalah tarikan maksimum yang dapat dicapai sampai plastik
biodegradable dapat tetap bertahan tanpa adanya putus atau sobek, hal ini
dapat menggambarkan kekuatan plastik biodegradable yang dihasilkan dari
pati. Nilai mutu yang telah ditetapkan untuk peregangan atau kuat tarik pada
plastik biodegradable yaitu sebesar 1-10 MPa (Munandar et al. 2022).
Uji Ketahanan Tarik

Grafik hubungan nilai tarik kuat dengan volume gliserol


Persen Perpanjangan

Grafik hubungan persen pemanjangan dengan volume gliserol


(Zulnazri et al. 2019)
Uji Biodegradabilitas

Kehilangan berat (%) terhadap waktu pada suhu 55℃


(Zulnazri et al. 2019)
Kehilangan berat (%) terhadap waktu pada suhu 60℃
(Zulnazri et al. 2019)
Simpulan
Plastik merupakan salah satu produk industri petrokimia. Pembuatan plastik
dapat dilakukan dengan menggunakan pati batang ubi kayu dan pati ubi kayu
dengan penambahan gliserol serta memvariasikan suhu yaitu dengan suhu
55°C dan 60°C dan 3 variasi volume gliserol yaitu 6%, 7%, 8%. Pada penelitian
ini, diperoleh hasil karakterisasi terbaik untuk uji ketahanan tarik pada variasi
gliserol 8% dan suhu 60°C didapatkan dengan nilai 274,6 MPa. Pemanasan
bioplastik pada suhu 60°C menghasilkan kuat tarik bioplastik yang cenderung
naik. Elongasi terbaik pada variasi gliserol 6% dan suhu 55°C didapatkan
dengan nilai 176,24%. Bioplastik akan terurai secara alami 100 % di alam dalam
waktu 15 hari.
Daftar Pustaka
Andriayani U, Harlia, Syahbanu I. 2018. Pembuatan polyblend dari limbah
styrofoam dan alfa-selulosa serat daun nanas sebagai bahan dasar
plastik ramah lingkungan. Jurnal Kimia Khatulistiwa. 7(3): 40-46.
Astuti AW, Kusuma HH, Kumila BN. 2019. Pembuatan dan karakterisasi plastik
biodegradable berbahan dasar ampas ubi kayu dan kulit udang. Journal of
Material Science. 2(2): 119-128.
Atmaja L, Izzuddin M, Hanafi J. 2016. Pengaruh Penambahan Montmorillonite pada
Sifat Ketahanan Termal Polivinil Asetat. Jurnal Sains Dan Seni ITS. 5(1):
2337-3520.
Dasuki MZ, Mawarani LJ, Zulkifli. 2012. Pengaruh penambahan NaOH terhadap
karakteristik bioplastik tepung porang. Jurnal Teknik Fisika.
Daftar Pustaka
Hidayat F, Syaubari, Salima R. 2020. Pemanfaatan pati tapioka dan kitosan dalam
pembuatan plastik biodegradable dengan penambahan gliserol sebagai
plasticizer. Jurnal Litbang Industri. 10(1): 33-38.
Hilmi A, Radtra A, Udjiana DS. 2021. Pembuatan plastik biodegradable dari pati
limbah tongkol jagung (Zea mays) dengan penambahan filler kalsium silikat
dan kalsium karbonat. Jurnal Teknologi Separasi. 7(9): 427–435.
Islami, Annisa N. 2019. Biodegradasi Plastik Oleh Mikroorganisme. OSF. June 29.
osf.io/m3xfr.
Kamsiati E, Herawati H, Purwani EY. 2017. Potensi pengembangan plastik
biodegradable berbasis pati sabu dan ubi kayu di Indonesia. Jurnal Litbang
Pertanian. 36 (2): 67-76.
Daftar Pustaka
Klein, Rolf., 2011. “Laser Welding of Plastics”, First Edition. Maryland: Wiley.
Koswara, Sutrisno. 2009. Pengolahan Aneka Kerupuk. eBook Pangan.
Kurniawan A.F, Melani A, Herawati N. 2017. Bioplastik pati umbi talas melalui
proses melt intercalation (kajian pengaruh jenis filler, konsentrasi filler dan
jenis plasticizer). Jurnal Distilasi. 2(2): 53-67.
Martati E, Ariani L.N, Estiasih T. 2017. Karakteristik sifat fisiko kimia ubi kayu
berbasis kadar sianida. Jurnal Teknologi Pertanian. 18(2): 119-128.
Muharrami LK. 2013. Uji karakterisasi tarik dan termal plastik hdpe dengan
filler abu layang dan silane. Jurnal Rekayasa. 6(2): 82-88
Munandar FA, Yerizam M. 2022. Pembuatan selulosa asetat dari ampas tebu
untuk diaplikasikan sebagai bahan baku plastik biodegradable. Jurnal
Pendidikan dan Teknologi Indonesia. 2(9): 393–399
Daftar Pustaka
Nisah K. 2018. Pembuatan plastik biodegradable dari polimer alam. Journal of Islamic
Science and Technology. 4(2): 1-97
Nitbani F.O. 2018. Gliserol:Sampah Biodiesel Bernilai Emas.Sleman: Deepublish.
Nuriyah L, Saroja G, Ghufron M, Razanata A, Rosid NF. 2018. Karakteristik kuat tarik dan
elongasi bioplastik berbahan pati ubi jalar cilembu dengan variasi jenis pemlastis.
NATURAL B. 4(4): 177-182.
Purbasari A, Andri Kumoro. 2014. Sifat mekanik dan morfologi plastik biodegradable dari
limbah tepung nasi aking dan tepung tapioka menggunakan pemlastis gliserol
[skripsi]. Malang: Universitas Diponegoro.
Saputra H dan Putra Endo. 2020. Karakterisasi plastik biodegradable dari pati limbah
kulit pisang muli dengan plasticizer sorbitol. Jurnal Teknologi Pertanian Andalas.
24(1): 1410–1418.
Sulaiman, Fatah. 2016. Mengenal Industri Petrokimia. Serang: Untirta Press.
Daftar Pustaka
Sumarni W, Faricha Tunjungsari, Jumaeri. 2019. Karakteristik Adhesive Polymer
Polivinil Asetat Termodifikasi Butil Akrilat untuk Aplikasi Transfer Metalize.
Indo. J. Chem. Sci. 8 (2) :82-86.
Susilawati, Mustafa I, Maulina D. 2011. Biodegradable plastic from a mixture of low
density polyethylene (LDPE) and cassava starch with the addition of acrylic
acid. Journal natural. 11 (2): 69-73.
Udyani K, Rinto K, Handarni Y. 2021. Pengolahan Limbah Penggilingan Padi
Menjadi Bioplastik menggunakan palstisizer Sorbitol. Journal of Industrial
Process and Chemical Engineering. 1(1): 18–24.
Wiwik Pudjiastuti. 2012. Polimer nanokomposit sebagai master batch polimer.
Riset Industri. 6(1): 51-60.

Anda mungkin juga menyukai