Anda di halaman 1dari 7

The 12th University Research Colloqium 2020

Universitas ‘Aisyiyah Surakarta

Pengaruh Penambahan Kitosan Dan Sorbitol Pada


Pembuatan Film Bioplastik Dari Biji Alpukat Terhadap
Karakteristik Bioplastik
Jenny Handayani1*, Haryanto2*.
Kimia/Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta
*Email: Jennyhandayani15@gmail.com

Abstrak
Keywords: Penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat
Bioplastik; biji dihindari, plastik sintetik sendiri menyebabkan pencemaran dan
alpukat; Sorbitol; kerusakan bagi lingkungan hidup, untuk mengatasi permasalahan
kitosan. tersebut dapat dilakukan dengan mensintesis plastik dari bahan-
bahan yang lebih ramah lingkungan atau biasa disebut bioplastik.
Dalam penelitian ini bahan yang akan digunakan adalah tepung pati,
kitosan, dan sorbitol. Tepung pati yang digunakan berasal dari
limbah biji buah alpukat. Penelitian ini menggunakan metode
rancangan acak lengkap 2 faktor yakni, 3 variasi massa kitosan yaitu
0,5; 1; 1,5 gram dan 3 variasi volume sorbitol yaitu 1,5; 2; 2,5 mL.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
penambahan kitosan dan sorbitol terhadap karakteristik bioplastik
yakni nilai kuat tarik, elongasi, dan degradasi plastik. berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa penambahan
kitosan dan sorbitol berpengaruh terhadap karakteristik plastik.
Dengan hasil uji kualitas kuat tarik terbaik pada plastik dengan
komposisi massa kitosan 1,5 gram dan sorbitol 1,5 mL sebesar 1,55
Mpa. persentase elongasi terbaik pada plastik dengan komposisi
kitosan 0,5 gram dan Sorbitol 2,5 mL yakni sebesar 3,38%. Dan
kemapuan biodegradasi terbaik pada plastik dengan komposisi
kitosan 0,5 gram dan sorbitol 25 mL yakni selama 6 hari.

1. PENDAHULUAN plastik yang ada membentuk tumpukan


Menurut data Kementerian Lingkungan sampah. Penumpukan dari sampah ini
Hidup, pada tahun 1995 rata-rata orang di berpotensi melepas gas metan (CH4) yang
perkotaan di Indonesia menghasilkan dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca
sampah 0,8 kg per hari dan terus dan memberikan kontribusi terhadap
meningkat hingga 1 kg per orang per hari pemanasan global (Tia Aryana, 2015).
pada tahun 2000. Diperkirakan timbunan Untuk mengatasi masalah tersebut dapat
sampah pada tahun 2020 untuk tiap orang dilakukan dengan membuat plastik yang
tiap hari di Indonesia mencapai 2,1 kg. ramah lingkungan atau biasa disebut
Dari 0,8 kg sampah/hari, 15 persennya bioplastik. bioplastik mudah terdegradasi
adalah sampah plastik (Norma., 2012). karena komponen penyusun di dalamnya
Konsumsi plastik yang tinggi, pengelolaan merupakan bahan alam. Bioplastik yang
sampah plastik yang tidak memadai dan dihasilkan mengandung gugus hidroksil
sulitnya plastik untuk terurai menyebabkan

41
The 12th University Research Colloqium 2020
Universitas ‘Aisyiyah Surakarta

(OH) dan gugus karbonil (CO) (Utami Dalam proses analisis peneliti
dkk, 2014) . menggunakan data primer dan data
Biasanya, plastik konvensional berbahan sekunder, data primer diperoleh berdasarkan
dasar petroleum, gas alam, atau batu bara. penelitian yang telah dilakukan, sedangkan
Sementara bioplastik terbuat dari material data sekunder diperoleh berdasarkan jurnal
yang dapat diperbaharui, yaitu dari dan hasil penelitian terdahulu.
senyawa-senyawa yang terdapat dalam
2.1 Pembuatan pati biji alpukat
tanaman misalnya pati, selulosa, kolagen,
kasein, protein atau lipid yang terdapat Biji alpukat dikupas kemudian dicuci
dalam hewan (Tyas Puspita., 2011). Pada hingga bersih dan dipotong. Setelah
penelitian ini digunakan bahan dasar dipotong biji alpukat diberi aquades dan
tepung pati yang berasal dari biji buah diblender. Setelah itu hasil dari proses
alpukat. blender di saring menggunakan kain
Pati merupakan biopolimer karbohidrat saring. Hasil proses saring kemudian
yang mudah terdegradasi di alam dan dapat didiamkan selama 24 jam kemudian air
dijadikan sebagai bahan utama pembuatan endapan di buang dan pati dicuci.
sintesis plastik biodegradable karena Kemudian pati dijemur hingga kering.
sumber-sumber pati sangat mudah dan Setelah kering pati kemudian dihaluskan
murah untuk didapatkan (Amni dkk, dengan cara ditumbuk menggunakan alu
2017). Biji buah alpukat sampai saat ini dan mortar lalu pati disaring menggunakan
hanya dibuang sebagai limbah. Padahal ayakan 100 mesh.
didalam biji alpukat mengandung zat pati 2.2 Pembuatan larutan kitosan
yang cukup tinggi. Hal ini memungkinkan Kitosan ditimbang sesuai variasi
biji alpukat sebagai alternatif sumber pati menggunakan neraca analitik. Kemudian
(Zohrotun, 2007). Menurut (Winarti dan dilarutkan kedalam gelas beker
Purnomo, 2006) biji alpukat mengandung mengunakan pelarut asam asetat 1%
pati sebesar 80,1% dengan kadar amilosa sebanyak 100 mL.
43,3% dan amilopektin 36,8%. Kandungan
pati yang tinggi pada biji alpukat 2.3 Proses pencampuran
memungkinkan untuk biji alpukat Pati ditimbang sebanyak 3 gram kemudian
digunakan sebagai bahan pembuatan dilarutkan dengan menggunakan aquades
bioplastik. sebanyak 40 mL dan diaduk menggunakan
magnetic stirrer selama 20 menit. Larutan
2. METODE kitosan yang sudah disiapkan diaduk
Bahan yang diguakan dalam penelitian menggunakan magnetic stirrer selama 30
ini adalah Asam Asetat, Aquades, Biji menit. Setelah semua larutan larut, Larutan
Alpukat, Kitosan dan Sorbitol pati dicampurkan ke dalam larutan kitosan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini dengan pengadukan dan pemanasan selama
adalah Ayakan, Blender, Cetakan, Corong, 25 meint dalam suhu 75°C. kemudian
gelas Beker, Gelas ukur, Kaca Arloji, Karet sorbitol 70% ditambahkan kedalam larutan
Hisap, Kompor Listrik, Labu Ukur, pati dan kitosan dan diaduk dengan
Magnetic Stirrer, Nerca Analitik, Oven, magnetic stirrer selama 15 menit.
Pengaduk Kaca, Pipet Ukur, Termometer, 2.4 Proses pencetakan
dan Universal Testing Machine. Larutan yang telah dipanaskan didinginkan
Metode yang digunakan dalam penelitian terlebih dahulu kemudian larutan dicetak
ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) diatas cetakan keramik. Cetakan kemudian
dua faktor. Faktor pertama yaitu volume dibiarkan selama 5 hari dalam suhu
sorbitol dengan konsentrasi 70% yang terdiri ruangan. Setelah kering, plastik diangkat
dari 3 variasi sebanyak (2,5 ; 2 ; dan 1,5 dari cetakan secara perlahan.
mL) dan faktor kedua yaitu berat kitosan
yang terdiri dari 3 variasi sebanyak 0,5 ; 1 ;
dan 1,5) gram.

42
The 12th University Research Colloqium 2020
Universitas ‘Aisyiyah Surakarta

3. HASIL DAN PEMBAHASAN menyebabkan interaksi antar molekul


Dalam penelitian pembuatan plstik biopolimer menjadi semakin berkurang.
biodegradable dari pati biji biji alpukat ini Hal ini menyebabkan berkurangnya kuat
menghasilkan plastic berwarna coklat. tarik film dengan adanya penambahan
Kemudian pada plastik dilakukan Plastisizer. (Coniwanti, 2014) Nilai kuat
pengujian karakteristik bioplastik yakni, tarik tertinggi diperoleh pada plastik
uji kuat tarik, uji elongasi, dan uji dengan komposisi kitosan 41,7 (%w/w)
degradasi plastik. Hasil pengujian plastik dan pemlastis gliserol 0,7 (%w/w) yakni
yang telah dilakukan dapat dilihat sebagai sebesar 3,92 MPa.
berikut. Sedangkan pada penelitian ini diperoleh
hasil kuat tarik pada bioplastik dengan
3.1. Uji Kuat Tarik variasi kitosan dan sorbitol sebagai
Kekuatan tarik merupakan salah satu berikut:
parameter penting dalam menentukan
kualitas suatu plastik yang telah dihasilkan.
besarnya nilai kekuatan tarik merupakan
jumlah gaya maksimum yang dapat
ditahan oleh plastik hingga plastik
mengalami putus ataupun sobek.
Menurut penelitian yang dilakukan
(Coniwanti, 2014)diperoeh hasil sebagai
berikut:

Gambar 2. Pengaruh penambahan


kitosan dan sorbitol terhadap kuat tarik
plastik
Pada grafik hasil penelitian diatas
diperoleh nilai kuat tarik dengan
penambahan komposisi kitosan 0,5; 1; 1,5
gram pada plastik akan meningkat seiring
dengan penambahan massa kitosan hal ini
disebebkan banyaknya kitosan pada
Gambar 1. Pengaruh penambahan kitosan campuran plastik memberikan ikatan antar
dan plastilizer terhadap kuat tarik molekul yang lebih padat dan kuat.
Sedangkan pada penambahan sorbitol nilai
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat kekuatan tarik pada plastik cenderung
bahwa penambahan kitosan dan plastilizer mengalami penurunan hal ini disebabkan
memberikan pengaruh terhadap nilai kuat sorbitol dapat menyusup diantara ikatan
tarik plastik dimana seiring penambahan antar molekul, sehinga memberikan jarak
komposisi kitosan nilai kuat tarik antar molekul yang lebih besar dan plastik
mengalami kenikan. Sedangkan seiring menjadi lebih mudah putus.
dengan penambahan pemlastis gliserol Pada penelitian plastik biodegradable
nilai kuat tarik pada plastik mengalami ini diperoleh hasil nilai kekuatan tarik
penurunan. Perubahan sifat mekanik ini tertinggi pada plastik dengan komposisi
berhubungan dengan interaksi antara massa kitosan 1,5 gram dan sorbitol 1,5 mL
kitosan pati dan gliserol. Semakin besar sebesar 1,55 MPa, sedangkan nilai
konsentrasi kitosan maka akan semakin kekuatan tarik terendah pada plastik dengan
banyak ikatan hidrogen yang terdapat di komposisi kitosan 0,5 gram dan sorbitol 2,5
dalam film plastik sehingga ikatan kimia mL sebesar 1,01 MPa. Nilai kuat tarik
dari plastik akan semakin kuat dan sulit plastik pada penelitian ini lebih tinggi
untuk diputus. Secara umum, dengan dibanding penelitian yang telah dilakukan
Penambahan Gliserol sebagai Plastisizer (Coniwanti, dkk 2014) yang memiliki

43
The 12th University Research Colloqium 2020
Universitas ‘Aisyiyah Surakarta

plastik dengan nilai kuat tarik terndah 0,27


MPa, namum memiliki nilai kuat tarik
tertinggi sebesar 3,92 MPa. Hal ini
dikarenakan perbedaan komposisi kitosan
pada penelitian (Coniwanti, dkk 2014)
jauh lebih besar.
3.2. Uji Elongasi
Elongasi saat putus merupakan nilai Gambar 3. Pengaruh penambahan kitosan
perpanjangan yang terjadi pada plastik dan sorbitol terhadap nilai Elongasi plastik
setelah dilakukan uji tarik. Berbanding
terbalik dengan nilai kuat tarik. Pada Jumlah kitosan yang ditambahkan dapat
penelitian yang telah dilakukanmenyebabkan penurunan jarak ikatan antar
(Muhammad Afif, 2018) diperoleh data molekul. Penurunan jarak ini disebabkan
sebagai berikut: oleh meningkatnya jumlah ikatan hidrogen
Tabel 1. Pengaruh Penambahan Sorbitol yang terbentuk antara molekul kitosan-
terhadap karakteristik Bioplastik amilosa-amilopektin. Hal tersebut
menyebabkan nilai elongasi semakin kecil
Pada hasil penelitian tersebut dapat dan bioplastik yang dihasilkan semakin
kaku dan kurang elastis. Sebaliknya
penambahan plastilizer sorbitol
menyebabkan nilai elongasi semakin
meningkat, hal ini disebabkan sorbitol
dapat memasuki ikatan biopolymer dan
menambah jarak antara kitosan dan pati,
sehingga platik menjadi lebih elastis
(Ginting dkk, 2016). Sesuai dengan teori
dilihat bahwa semakin banyak jumlah tersebut dapat dilihat pada grafik hasil
sorbitol yang diberikan maka nilai penelitian ini bahwa semakin banyak
elongasi pada plastik akan semakin tinggi. massa kitosan yang ditambahkan nilai
(Muhammad Afif, 2018) menyatakan elongasi pada plastik akan semakin
Nilai elastisitas berbanding lurus dengan menurun. sedangkan, semain banyak
kuat tarik dan berbanding terbalik dengan penambahan sorbitol yang ditambahkan
elongasi. Sorbitol yang ditambahkan ke maka nilai elongasi akan semakin
dalam bioplastik mempengaruhi nilai meningkat. Dalam penelitian ini nilai
elastisitas. Semakin banyak penambahan elongasi saat putus pada plastik
sorbitol maka nilai elastisitasnya biodegradable tertinggi terdapat pada
cenderung semakin kecil. Pada penelitian plastik dengan komposisi kitosan 0,5 gram
tersebut nilai elongasi tertinggi terdapat dan Sorbitol 2,5 mL yakni sebesar 3,38%.
pada plastik dengan komposisi rasio Nilai elongasi plastik pada penelitian ini
massa pati:kitosan sebanyak 3:2 dan tidak lebih baik dari penelitian yang telah
penambahan sorbitol sebanyak 3 mL dilakukan oleh (Muhammad, dkk 2018)
yakni sebanyak 17,58%. yang memiliki nilai elongasi tertinggi
Sedangkan pada penelitian ini diperoleh sebesar 17,58% pada sorbitol sebanyak 3
hasil kuat tarik pada bioplastik dengan mL.
variasi kitosan dan sorbitol sebagai 3.3. Uji Degradasi Plastik
berikut: Biodegradable merupakan salah satu
parameter penting dalam menentukan
kualitas suatu plastik, Biodegradable
merupakan kemampuan suatu plastik untuk
terdegradasi secara alami pada lingkungan.
Menurut penelitian yang telah dilakukan
(Muhammad, dkk 2018) diperoleh data

44
The 12th University Research Colloqium 2020
Universitas ‘Aisyiyah Surakarta

pengaruh penambahan sorbitol terhadap sorbitol maka lama waktu yang diperlukan
kemampuan plastik untuk terdegradasi plastik untuk terdegradasi sempurna
sebagai berikut: menjadi semakin menurun. Hal ini
dikarenakan bioplastik yang dihasilkan
dihasilkan terbuat dari bahan-bahan alami
yang ramah lingkugan sehingga mudah
terurai. (Coniwanti, dkk 2014) Menyatakan
bahwa Kitosan sebagai Penguat alami
memiliki sifat yang tahan terhadap
serangan mikroorganisme pengurai yang
terkandung di dalam tanah.
Menurut (Muhammad, dkk 2018)
penambahan sorbitol dapat mempercepat
waktu penguraian plastik didalam tanah
Gambar 4. Pengaruh penambahan sorbitol karena berkaitan dengan kemampuan
terhadap degradasi plastik bioplastik dalam menyerap larutan bakteri
EM4. Semakin banyak sorbitol yang maka
berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bioplastik cenderung semakin mudah
bahwa penambahan sorbitol pada plastik terdegradasi. Sorbitol memiliki sifat
terhadap % terdegradasi memiliki hidrofilik sehingga mempunyai
kecenderungan untuk meningkat, artinya kemampuan untuk mengikat air. sehingga
penambahan sorbitol pada plastik menjadikan plastik lebih mudah
menyebabkan plastik lebih mudah terurai terdegradasi. Pada penelitian plastik
atau waktu yang diperlukan plastik untuk biodegradable ini waktu tertinggi yang
terdegradasi menjadi menurun. Pada diperlukan untuk plastik terdegradasi
penelitian tersebut nilai % plastik sempurna terdapat pada plastik dengan
terdegradasi tertingi terdapat pada plastik komposisi kitosan 1,5 gram dan sorbitol
dengan penambahan sorbitol sebanyak 4 2,5 mL yakni selama 16 hari, sedangkan
mL yakni sebesar 44,9%. untuk waktu terendah yang diperlukan
Sedangkan pada penelitian ini diperoleh untuk plastik mengalami degradasi
hasil sebagai berikut: terdapat pada plastik dengan komposisi
kitosan 0,5 gram dan sorbitol 25 mL yakni
selama 6 hari.
3.4. Perbandingan Standart Mutu Plastik
Berikut ini merupakan perbandingan antara
plastik yang dihasilkan dalam penelitian
ini dengan standard mutu bioplastik
berikut (Haryati dkk, 2017):

Tabel 2. perbandingn hasil penelitian


dengan stanar mutu bioplastik
Gambar 5. Pengaruh penambaahn kitosan
dan sorbitol terhadap degradasi plastik Standar Hasil
mutu penelitian
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bioplastik
bahwa semakin tinggi konsentrasi kitosan Kuat tarik 1-10 1,01-1,55
maka waktu yang diperlukan untuk plastik (MPa) (MPa)
mengalami degradasi menjadi meningkat
Elongasi 10-20 (%) 0,82-3,38
karena dengan penambahan kitosan maka
( %)
ikatan antar molekul pada plastik menjadi
lebih rapat dan semakin lama terurai.
Sedangkan, semakin tinggi konsentrasi

45
The 12th University Research Colloqium 2020
Universitas ‘Aisyiyah Surakarta

biodegradable 100% 100% pemlastis Gliserol . Jurnal Teknik


dalam 60 dalam 6- Kimia, 22-30.
hari 16 hari
Ginting, M.H.S., M.Kristiani., Y.Amelia, &
R.Hasibuan. (2016). The Effect of
Berdasarkan perbandingan diatas dapat Chitosan Sorbitol, and Heating
dilihat bahwa nilai kuat tarik pada plastik Temperature Bioplastic Solution on
yang dihasilkan telah memenuhi standard Mechanical Properties of Bioplastic
mutu bioplastik yaitu sebesar 1,01-1,55 from Durian Seed Starch .
MPa namun nilai elongasi yang diperoleh international journal of Engineering
sebebsar 0,82-3,38% masih belum Research and Application, 33-38.
memenuhi standart mutu bioplastik.
Kemudian waktu yang diperlukan untuk Haryati, S., Rini, A. S., dan Safitri. Y.
plastik terdegradasi telah memenuhi (2017). Pemanfaatan Biji Durian
standard mutu bioplastik yakni selama 6- Sebagai Bahan Baku Plastik
16 hari untuk 100% terdegradasi. Biodegradable Dengan Plasticizer
Gliserol dan Bahan Pengisi CaCO3.
4. KESIMPULAN Jurnal Teknik Kimia, 1-8.
Berdasarkan penelitian yang telah
Muhammad Afif, N. W. (2018). Pembuatan
dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa
dan Karakterisasi Bioplastik dari Pati
1. penambahan kitosan pada bioplastik
Biji Alpukat-Kitosan dengan
dapat meningkatkan kekuatan tarik plastik
Plasticizer Sorbitol. Indonesian
namun memberikan sifat getas sehingga
Journal of Chemical Science, 102-
menurunkan nilai elongasi, selain itu
109.
kitosan dapat meningkatkan daya serap air
pada plastik dan menurunkan kemampuan Norma., R. (2012). green kompasiana.
plastik untuk terdegradasi. Retrieved 08 22, 2019, from
2. Penambahan sorbitol pada plastik dapat http://green.kompasiana.com,polusi/2
meningkatkan nilai elongsi pada plastik 012/03/21/mengurangi-sampah-
namun menurunkan nilai kekuatan tarik bagian-dari-investasi-448768.html
pada plastik, kemudian penambahan
sorbitol pada plastik juga dapat Utami, M.R., Latifah, & N. Widiarti. (2014).
meningkatkan daya serap air dan Sintesis Plastik Biodegradable dari
meningkatkan kemampuan plastik untuk Kulit Pisang dengan Penambahan
terdegradasi. Kitosan dan Plasticizer Gliserol.
3. Penelitian yang telah dilakukan Indonesian journal of chemical
diperoleh hasil nilai kuat tarik terbaik science, 163-167.
sebesar 1,55 MPa nilai elongasi terbaik
sebesar 3,38% daya serap air terbaik Tia Aryana, J. K. (2015). APLIKASI
sebesar 1,66 % dan biodegradable terbaik TEKNOLOGI
selama 6 hari. NANOBIODEGRADABLE PADA
PRODUK ASETIC (AVOCADO
DAFTAR PUSTAKA SEED PLASTIC) SEBAGAI UPAYA
Amni, C., Marwan, M. dan Mariana. (2017). PENERAPAN KONSEP ZERO
Pembuatan Bioplastik dari Pati Ubi WASTE PRODUCT . Malang:
Kayu Berpenguat Nano serat Jerami Universitas Brawijaya Malang.
dan ZnO. Jurnal litbang industri, 91-
99. Tyas Puspita., M. G. (2011). Pengaruh
Penambahan Khitosan dan Plasticizer
Coniwanti, P. L. (2014). Pembuatan Film Gliserol Pada Karakteristik Plastik
Plasik Biodegradable dari pati Jagung Biodegradable Dari Pati Limbah Kulit
dengan Penambahan Kitosan dan Singkon. Surabaya: Jurusan teknik
kimia FT-ITS.

46
The 12th University Research Colloqium 2020
Universitas ‘Aisyiyah Surakarta

Winarti, s. dan Y. Purnomo. (2006). Olahan


Biji dan Buah. Surabaya: Trubus
Agrisarana.

Zohrotun, A. (2007). Aktivitas Anti Diabetes


Ekstrak Etanol Biji Buah Alpukat
(Persea Americana Mill) Bentuk
Bulat. Jatinangor: Universitas
Padjajaran Fakultas Farmasi.

47

Anda mungkin juga menyukai