PENDAHULUAN
1
minum dalam kemasan (AMDK) ini meningkat tajam. Hal ini mendorong
pertumbuhan industri AMDK di kota-kota besar di Indonesia.
Tabel 1.1 Top Brand index 2014 kategori Air Minum Dalam kemasan
2
(Sumber : http://www.topbrand-award.com)
3
Dari uraian diatas dapat disimpulkan jika banyak perusahaan yang
bergerak dan bersaing dalam memenuhi kebutuhan konsumen dibidang air
minum dalam kemasan (AMDK). Oleh karena itu kami sebagai penulis akan
mengangkat sebuah makalah dengan judul “Perusahaan yang Bergerak
Dibidang Pengelolahan Air Mineral Guna Untuk Memenuhi Kebutuhan
Masyarakat” yang diharapkan dapat bermanfaat bagi banyak orang.
1. Bagi peneliti
4
Penelitian ini diharapkan sebagai wahana untuk mempraktekkan ilmu yang
didapat dan untuk memperluas ilmu pengetahuan di bidang industri
perusahaan yang bergerak dibidang air minum dalam kemasan (AMDK).
2. Bagi akademik
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan memperdalam ilmu
pengetahuan serta dapat digunakan sebagai pembanding bagi pembaca
yang ingin melaksanakan penelitian di bidang industri perusahaan yang
bergerak dibidang air minum dalam kemasan (AMDK).
3. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi dalam
memilih dan mengkonsumsi air minum dalam kemasan (AMDK).
BAB II
PEMBAHASAAN
5
d. Bidang Usaha : Distribusi
e. Industri : Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)
6
galon. Pada masa ini, TMB banyak melakukan penetrasi dengan
membuka depo-depo baru untuk menunjang pertumbuhan dan
pengiriman yang lebih cepat ke pelanggan. Hingga 35 Universitas
Kristen Petra tahun 2009, jumlah depo TMB ada 14 titik di seluruh
wilayah Surabaya – Sidoarjo – Gresik. Karena TMB dimiliki
banyak orang dengan kepentingan yang berbeda, maka muncul
konflik di antara pemegang sahamya. PT. Tirta Bahagia sebagai
pemegang saham sekaligus principle, menginginkan TMB
melakukan banyak ekspansi dan investasi agar pertumbuhan
penjualan bisa cepat dilakukan. Pertumbuhan penjualan di TMB
akan berdampak pada pertumbuhan penjualan di PT. Tirta Bahagia
selaku principle. Karena tujuannya adalah pertumbuhan, maka PT.
Tirta Bahagia tidak mengedepankan profit. Disisi lain, pemegang
saham lainnya berbeda tujuan. Karena mereka berlatar belakang
pedagang (agen), maka mereka menginginkan TMB memberikan
profit yang semaksimal mungkin dengan memangkas biaya
ekspansi dan investasi. Dampaknya adalah melambatnya
pertumbuhan penjualan. Konflik kepentingan yang lain adalah,
TMB diberi beban promosi dan marketing oleh PT. Tirta Bahagia,
yang seharusnya fungsi ini menjadi tanggung jawab PT. Tirta
Bahagia selaku principle. Karena perbedaan ini tidak bisa
mendapatkan titik temu, maka PT. Tirta Bahagia selaku pemegang
saham dan principle mengajukan opsi membeli seluruh saham
milik komisaris lain. Penawaran ini disetujui komisaris lain dan
akhirnya PT. Tirta Bahagia menjadi pemegang saham tunggal
TMB. Karena menjadi pemegang saham tunggal, maka nama
7
perusahaan diganti menjadi PT. Tirta Niaga Tama Sentosa
disingkat TNTS pada tanggal 1 September 2009. TNTS akhirnya
menjadi salah satu unit bisnis di dalam PT. Tirta Bahagia Group.
Sampai dengan akhir tahun 2011, TNTS memiliki 13 depo di
wilayah Surabaya – Gresik – Sidoarjo.
a. Visi Perusahaan
b. Misi Perusahaan
Menciptakan pertumbuhan pasar AMDK Club secara merata di
seluruh pelosok Indonesia
Mendorong peningkatan kesadaran masyarakat untuk hidup
sehat
Memenuhi kebutuhan konsumen dengan kualitas produk
standar internasional, ketersediaan yang merata dan pelayanan
memuaskan
Membangun kompetensi dan integritas karyawan untuk
menciptakan peningkatan kinerja secara berkesinambungan
Melahirkan calon – calon pemimpin perusahaan melalui
pendidikan
2.2.4 Struktur Perusahaan
Job description dari tiap – tiap divisi pada PT. Tirta Niaga
Tama Sentosa adalah sebagai berikut :
8
a) General Manager
• Mengembangkan organisasi
c) Manajer Personalia
9
• Memastikan bahwa aturan perusahaan telah ditaati
d) Manajer Umum
f) Kepala Depo
10
• Merencanakan pembagian wilayah sesuai dengan kemampuan
salesman
11
Beberapa persyaratan air minum yang layak minum baik dari segi
fisika, kimia, maupun biologinya antara lain sebagai berikut :
Persyaratan Fisika
Air minum harus memenuhi standar uji fisik (fisika), antara lain
derajat kekeruhan, bau, rasa, jumlah zat padat terlarut, suhu, dan
warnanya. Syarat fisik air yang layak minum sebagai berikut :
a. Kekeruhan Kualitas air yang baik adalah jernih (bening) dan tidak
keruh.
Batas maksimal kekeruhan air layak minum menurut
PERMENKES RI Nomor 907 Tahun 2002 adalah 5 skala NTU.
Kekeruhan air disebabkan oleh partikel - partikel yang tersuspensi di
dalam air yang menyebabkan air terlihat keruh, kotor, bahkan
berlumpur. Bahan - bahan yang menyebabkan air keruh antara lain
tanah liat, pasir, dan lumpur. Air keruh bukan berarti tidak dapat
diminum atau berbahaya bagi kesehatan. Namun, dari segi estetika, air
keruh tidak layak atau tidak wajar untuk diminum (Awalludin, 2007).
b. Tidak Berbau dan Rasanya Tawar Air yang kualitasnya baik adalah
tidak berbau dan memiliki rasa tawar.
Bau dan rasa air merupakan dua hal yang mempengaruhi kualitas
air. Bau dan rasa dapat dirasakan langsung oleh indra penciuman dan
pengecap. Biasanya, bau dan rasa saling berhubungan. Air yang berbau
busuk memiliki rasa kurang (tidak) enak. Dilihat dari segi estetika, air
berbau busuk tidak layak dikonsumsi. Bau busuk merupakan sebuah
indikasi bahwa telah atau sedang terjadi proses pembusukan
(dekomposisi) bahan-bahan organik oleh mikroorganisme di dalam air.
12
Selain itu, bau dan rasa dapat disebabkan oleh senyawa fenol yang
terdapat di dalam air (Efendi, 2003).
c. Jumlah Padatan Terapung Perlu diperhatikan, air yang baik dan layak
untuk diminum tidak mengandung padatan terapung dalam jumlah
yang melebihi batas maksimal yang diperbolehkan (1000 mg/L).
Padatan yang terlarut di dalam air berupa bahan -bahan kimia
anorganik dan gas - gas yang terlarut. Air yang mengandung jumlah
padatan melebihi batas menyebabkan rasa yang tidak enak,
menyebabkan mual, penyebab serangan jantung (cardiacdisease), dan
tixaemia pada wanita hamil (Efendi, 2003). d. Suhu Normal Air yang
baik mempunyai temperatur normal, 8º dari suhu kamar (27ºC). Suhu
air yang melebihi batas normal menunjukkan indikasi terdapat bahan
kimia yang terlarut dalam jumlah yang cukup besar (misalnya, fenol
atau belerang) atau sedang terjadi proses dekomposisi bahan organik
oleh mikroorganisme. Jadi, apabila kondisi air seperti itu sebaiknya
tidak diminum.
d. Warna
Warna pada air disebabkan oleh adanya bahan kimia atau
mikroorganik (plankton) yang terlarut di dalam air. Warna yang
disebabkan bahan - bahan kimia disebut apparent color yang berbahaya
bagi tubuh manusia. Warna yang disebabkan oleh mikroorganisme
disebut true color yang tidak berbahaya bagi kesehatan. Air yang layak
dikonsumsi harus jernih dan tidak berwarna. PERMENKES RI Nomor
907 Tahun 2002 menyatakan bahwa batas maksimal warna air yang
layak minum adalah 15 skala TCU (Awalludin, 2007).
Persyaratan Kimia
13
Standar baku kimia air layak minum meliputi batasan derajat
keasaman, tingkat kesadahan, dan kandungan bahan kimia organik
maupun anorganik pada air. Persyaratan kimia sebagai batasan air layak
minum sebagai berikut:
14
Kandungan bahan kimia anorganik pada air layak minum tidak
melebihi jumlah yang telah ditentukan. Bahan - bahan kimia yang
termasuk bahan kimia anorganik antara lain garam dan ion - ion logam
(Fe, Al, Cr, Mg, Ca, Cl, K, Pb, Hg, Zn).
d. Tingkat Kesadahan
Kesadahan air disebabkan adanya kation (ion positif) logam
dengan valensi dua, seperti Ca2+ , Mn2+ , Sr2+, Fe2+ , dan Mg2+.
Secara umum, kation yang sering menyebabkan air sadah adalah
kation Ca2+ dan Mg2+. Kation ini dapat membentuk kerak apabila
bereaksi dengan air sabun. Sebenarnya, tidak ada pengaruh derajat
kesadahan bagi kesehatan tubuh. Namun, kesadahan air dapat
menyebabkan sabun atau deterjen tidak bekerja dengan baik (tidak
berbusa). Berdasarkan PERMENKES RI Nomor 907 Tahun 2002,
derajat kesadahan (CaCO3) maksimum air yang layak minum adalah
500 mg per liter (Efendi, 2003).
Persyaratan Biologi
15
Mikroorganisme nonpatogen merupakan jenis mikroorganisme
yang tidak berbahaya bagi kesehatan tubuh. Namun, dapat
menimbulkan bau dan rasa yang tidak enak, lender, dan kerak pada
pipa. Beberapa mikroorganisme nonpatogen yang berada di dalam air
sebagai berikut: - Beberapa jenis bakteri, antara lain Actinomycetes
(Moldlikose bacteria), Bakteri coli (Coliform bacteria), Fecal
streptococci, dan Bakteri Besi (Iron Bacteria). - Sejenis ganggang atau
Algae yang hidup di air kotor menimbulkan bau dan rasa tidak enak
pada air. - Cacing yang hidup bebas di dalam air (free living).
16
kemungkinan kontaminasi.
Khusus digunakan untuk air
c. Desinfeksi
Proses desinfeksi dapat berlangsung dalam tangki pencampur ozon
dan selama ozon masih ada dalam kemasan. Kadar ozon pada tangki
pencampur minimal 2 ppm dan kadar residu ozon sesaat setelah pengisian
berkisar antara 0,1-0,4 ppm. Pemeriksaan kadar residu ozon dilakukan
secara periodic dan didokumentasikan dalam administrative perusahaan.
Tindakan desinfeksi dapat ditambah dengan menggunakan penyinaran
17
lampu Ultra Violet (UV).
d. Pencucian kemasan
1) Kemasan sekali pakai
Kemasan sekali pakai tidak diharuskan dicuci dan/atau dibilas, tetapi jika
hal ini dilakukan, maka harus secara saniter.
2) Kemasan dipakai ulang
Kemasan yang dapat dipakai ulang harus dicuci dan
disanitasi dalam mesin pencuci botol. Sedangkan untuk membersihkan
botol dapat digunakan berbagai jenis detergent yang aman untuk pangan
dengan suhu 60-85 0C, kemudian untuk sanitasi dapat digunakan air
ozon atau disenfektan lain yang aman untuk pangan.
18
https://media.neliti.com/media/publications/107940-ID-none.pdf
http://e-journal.uajy.ac.id/7857/3/2MIH01170.pdf
https://waterpluspure.wordpress.com/2010/12/22/zeofilt-nusa-persada-pedoman-
proses-mesin-dan/
Sejarah Industri
http://eprints.dinus.ac.id/22703/10/bab1_19432.pdf
https://dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/jiunkpe/s1/mbis/2012/jiunkpe-ns-s1-
2012-31408169-24237-tirta-chapter4.pdf
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00392-STIF%20Bab
%202.pdf
http://repository.sb.ipb.ac.id/677/5/r20-04-isnardono-pendahuluan.pdf
19
20