Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air minum merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling


pokok. Pendeknya, setiap manusia yang masih hidup membutuhkan air untuk
minum. Air mempunyai peran penting dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
dapat disimpulkan bahwa air merupakan kebutuhan yang mendasar, terutama
bagi masyarakat. Bahkan para ahli kesehatan sering mengatakan bahwa setiap
orang harus mengkonsumsi air minimal delapan gelas per hari. Ini dikarena
kan kadar air tubuh manusia mencapai 70% dan untuk tetap hidup, air dalam
tubuh tersebut harus dipertahankan. Padahal, kebutuhan air minum setiap
orang bervariasi dari 2,1 liter hingga 2,8 liter per hari, tergantung pada berat
badan dan aktivitasnya. Namun, agar tetap sehat, air minum harus memenuhi
persyaratan fisik, kimia, maupun bakteriologis (Mahani, 2015). Masalahnya di
Indonesia, sering mengalami kesulitan mencari air yang layak minum, ini
bukannya lantaran air sulit ditemukan. Walaupun air bersih melimpah, tapi di
banyak tempat kualitas air tidak terlalu bagus, sehingga tak layak dikonsumsi.
Selain berwarna dan tampak keruh, tak jarang air tanah di lingkungan juga
berbau tidak sedap. Adapun air yang diperoleh dari pipa perusahaan air
minum (PDAM) kadang kala juga tidak benar-benar bersih. Sebagian besar
kebutuhan air minum masyarakat selama ini dipenuhi dari sumber air sumur
atau dari air permukaan yang telah diolah oleh Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM). Karena semakin rendahnya kualitas air sumur, sementara PDAM
belum mampu memasok air dengan jumlah dan kualitas cukup, pemakaian air

1
minum dalam kemasan (AMDK) ini meningkat tajam. Hal ini mendorong
pertumbuhan industri AMDK di kota-kota besar di Indonesia.

Seiring dengan meningkatnya permintaan dari masyarakat akan


kebutuhan air bersih, maka banyak bermunculan perusahaan-perusahaan yang
memproduksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dengan berbagai merek
dan bentuk kemasan yang saling berlomba untuk mencari konsumen. Di
samping banyak bermunculan berbagai Air Minum Dalam Kemasan
(AMDK), persaingan dalam pemasaran air bersih siap minum juga sangat
ketat. Salah satu sebab terjadinya persaingan dalam industri Air Minum
Dalam Kemasan (AMDK) lebih mengarahkan perusahaan pada strategi
pemasaran yang ditempuh karena sifat air yang relatif tidak memiliki cita
rasa. Dalam hal ini Pengetahuan terhadap perilaku konsumen sangat
bermanfaat dalam mengidentifikasi minat dan persepsi konsumen dalam
melakukan tindakan pembelian untuk memenuhi kebutuhan keinginannya.
Jadi tidaklah mengherankan kalau kebutuhan air minum dalam kemasan
(AMDK) sudah tercipta dan berhasil terpelihara sampai sekarang bahkan
konsumsinya dari tahun ke tahun terus menanjak. Berdasarkan data market
share air minum dalam kemasan (AMDK) yang beredar di Indonesia tahun
2013 – 2015, maka dapat dilihat pada Tabel 1. :

Tabel 1.1 Top Brand index 2014 kategori Air Minum Dalam kemasan

Merk TBI TOP


AQUA 75.2% TOP
Club 3.4%
VIT 3.2 %
Addes 2.2%

2
(Sumber : http://www.topbrand-award.com)

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa market share merek AQUA selalu


menempati peringkat pertama, dari 86,1% tahun 2013 menjadi 75,2% tahun
2014, namun tahun 2015 meningkat menjadi 75,% tetapi relatif kecil. Hal ini
menunjukkan bahwa angka pasar AQUA telah direbut sebagian oleh merek
lain, seperti CLUB dan ADES yang mana pada tahun 2015 market sharenya
cenderung meningkat dibandingkan tahun 2014. Market share VIT tahun 2014
sebesar 3,2% dan tahun 2015 sebesar 2,6%. Sedangkan ADES dari 2,2%
tahun 2014 menjadi 2,6% tahun 2015. Namun demikian, ADES dari tahun
2013 – 2015 selaku menempati peringkat terakhir (keempat). Hal ini
menunjukkan bahwa ADES kurang diminati oleh konsumen.

Pemasar dituntut untuk selalu mendesain program yang dapat


membangun citra merek dan melakukan kegiatan yang mendukung pemasaran
guna memperkuat merek. Berbagai perusahaan berupaya mempertahankan
citra merek yang mereka miliki saat ini, di antaranya dengan melakukan
inovasi teknologi pada kelebihan yang dimiliki oleh produk tersebut,
menentukan harga yang dapat bersaing di pasaran, dan nengenalkan produk
yang sesuai dengan sasaran. Apabila citra atau kesan pada sebuah produk yang
dijual semakin baik, maka meningkatlah keputusan konsumen pada pembelian
produk tersebut (Silvia, dkk, 2016:2). Keputusan pembelian adalah keputusan
pembeli tentang merek mana yang dibeli (Kotler dan Amstrong, 2008:181).
Pembeli bukan saja memakai harga sebagai tolok ukur kualitas, namun harga
juga sebagai tolak ukur dalam menentukan pembelian produk. Dari hal inilah
dapat diketahui sampai mana sebuah merek mampu mempengaruhi penilaian
konsumen terhadap citra merek dari produk tersebut (Silvia,dkk, 2016:2).

3
Dari uraian diatas dapat disimpulkan jika banyak perusahaan yang
bergerak dan bersaing dalam memenuhi kebutuhan konsumen dibidang air
minum dalam kemasan (AMDK). Oleh karena itu kami sebagai penulis akan
mengangkat sebuah makalah dengan judul “Perusahaan yang Bergerak
Dibidang Pengelolahan Air Mineral Guna Untuk Memenuhi Kebutuhan
Masyarakat” yang diharapkan dapat bermanfaat bagi banyak orang.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana sejarah industri perusahaan yang bergerak dibidang air
minum dalam kemasan (AMDK)?
2. Bagaimana sifat dan karakteristik bahan baku yang digunakan oleh
perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pasar atau masyarakat?
3. Bagaimana proses pembuataan air minum dalam kemasan (AMDK)
sehingga menjadi layak konsumsi dan memenuhi karakteristikair
minum?
4. Bagaimana sifat dan karakteristik produk sehingga layak konsumsi dan
layak simpan dalam jangka waktu tertentu?

1.3 Tujuan Makalah

Adapun tujuan makalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagi peneliti

4
Penelitian ini diharapkan sebagai wahana untuk mempraktekkan ilmu yang
didapat dan untuk memperluas ilmu pengetahuan di bidang industri
perusahaan yang bergerak dibidang air minum dalam kemasan (AMDK).
2. Bagi akademik
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan memperdalam ilmu
pengetahuan serta dapat digunakan sebagai pembanding bagi pembaca
yang ingin melaksanakan penelitian di bidang industri perusahaan yang
bergerak dibidang air minum dalam kemasan (AMDK).
3. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi dalam
memilih dan mengkonsumsi air minum dalam kemasan (AMDK).

BAB II

PEMBAHASAAN

2.1 Sejarah Industri

2.1.1 Gambaran Perusahaan

a. Nama : PT. Tirta Niaga Tama Sentosa


b. Alamat : Jl. Tidar No. 350 Surabaya
c. Badan Hukum : Perseroan Terbatas (PT)

5
d. Bidang Usaha : Distribusi
e. Industri : Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)

2.2.2 Sejarah Perusahaan

Cikal bakal PT. Tirta Niaga Tama Sentosa bermula dari 4


agen air minum khusus galon di Surabaya. Keempat agen tersebut
merupakan agen PT. Tirta Bahagia khusus mendistribusikan
produk air minum merk Club kemasan galon di wilayah Surabaya.
Karena dalam operasional distribusi, keempat agen sering
mengalami konflik yang disebabkan wilayah, harga yang tidak
sesuai standar dan benturan kepentingan lain seperti berebut
pelanggan, maka PT. Tirta Bahagia mengambil inisiatif untuk
mengumpulkan mereka guna membahas jalan keluar perselisihan
tersebut.Dalam pertemuan tersebut akhirnya disepakati, keempat
agen akan melebur jadi satu menjadi satu perusahaan distributor.
PT. Tirta Bahagia, selaku principle akan ikut andil dalam
penyertaan saham di perusahaan tersebut. Perusahaan baru tersebut
diberi nama PT. Tirta Maju Bahagia disingkat TMB.

TMB didirikan pada 31 Nopember 1999. Pada awalnya,


PT. Tirta Maju Bahagia ditunjuk oleh PT. Tirta Bahagia selaku
principle untuk mendistribusikan produk air minum merk Club
kemasan galon di wilayah Surabaya. Pada perkembangan
kemudian, ada penambahan wilayah baru yaitu Sidoarjo pada
bulan Agustus 2006 untuk produk galon dan small pack.
Sedangkan pada bulan Desember 2006, TMB mendapat tambahan
wilayah lagi di kabupaten Gresik untuk produk small pack dan

6
galon. Pada masa ini, TMB banyak melakukan penetrasi dengan
membuka depo-depo baru untuk menunjang pertumbuhan dan
pengiriman yang lebih cepat ke pelanggan. Hingga 35 Universitas
Kristen Petra tahun 2009, jumlah depo TMB ada 14 titik di seluruh
wilayah Surabaya – Sidoarjo – Gresik. Karena TMB dimiliki
banyak orang dengan kepentingan yang berbeda, maka muncul
konflik di antara pemegang sahamya. PT. Tirta Bahagia sebagai
pemegang saham sekaligus principle, menginginkan TMB
melakukan banyak ekspansi dan investasi agar pertumbuhan
penjualan bisa cepat dilakukan. Pertumbuhan penjualan di TMB
akan berdampak pada pertumbuhan penjualan di PT. Tirta Bahagia
selaku principle. Karena tujuannya adalah pertumbuhan, maka PT.
Tirta Bahagia tidak mengedepankan profit. Disisi lain, pemegang
saham lainnya berbeda tujuan. Karena mereka berlatar belakang
pedagang (agen), maka mereka menginginkan TMB memberikan
profit yang semaksimal mungkin dengan memangkas biaya
ekspansi dan investasi. Dampaknya adalah melambatnya
pertumbuhan penjualan. Konflik kepentingan yang lain adalah,
TMB diberi beban promosi dan marketing oleh PT. Tirta Bahagia,
yang seharusnya fungsi ini menjadi tanggung jawab PT. Tirta
Bahagia selaku principle. Karena perbedaan ini tidak bisa
mendapatkan titik temu, maka PT. Tirta Bahagia selaku pemegang
saham dan principle mengajukan opsi membeli seluruh saham
milik komisaris lain. Penawaran ini disetujui komisaris lain dan
akhirnya PT. Tirta Bahagia menjadi pemegang saham tunggal
TMB. Karena menjadi pemegang saham tunggal, maka nama

7
perusahaan diganti menjadi PT. Tirta Niaga Tama Sentosa
disingkat TNTS pada tanggal 1 September 2009. TNTS akhirnya
menjadi salah satu unit bisnis di dalam PT. Tirta Bahagia Group.
Sampai dengan akhir tahun 2011, TNTS memiliki 13 depo di
wilayah Surabaya – Gresik – Sidoarjo.

2.2.3 Visi dan Misi Perusahaan

a. Visi Perusahaan

Menjadikan perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)


yang terbesar dalam skala nasional. 36 Universitas Kristen Petra.

b. Misi Perusahaan
 Menciptakan pertumbuhan pasar AMDK Club secara merata di
seluruh pelosok Indonesia
 Mendorong peningkatan kesadaran masyarakat untuk hidup
sehat
 Memenuhi kebutuhan konsumen dengan kualitas produk
standar internasional, ketersediaan yang merata dan pelayanan
memuaskan
 Membangun kompetensi dan integritas karyawan untuk
menciptakan peningkatan kinerja secara berkesinambungan
 Melahirkan calon – calon pemimpin perusahaan melalui
pendidikan
2.2.4 Struktur Perusahaan

Job description dari tiap – tiap divisi pada PT. Tirta Niaga
Tama Sentosa adalah sebagai berikut :

8
a) General Manager

• Bertanggungjawab penuh dengan keuangan perusahaan

• Menargetkan kenaikan omzet

• Mengembangkan organisasi

• Menjalin hubungan dengan pihak eksternal perusahaan

b) Chief Finance and Accounting

• Melakukan kontrol keuangan yang dikeluarkan operasional


perusahaan

• Melindungi aset perusahaan (barang, uang, inventori)

• Berhubungan dengan eksternal perusahaan

• Membuat laporan laba atau rugi c. Manajer Operasional

• Bertanggungjawab penuh dengan operasional perusahaan

• Pengembangan distribusi, efisiensi biaya, produktivitas

• Mengajukan program – program marketing

• Bertanggungjawab terhadap keuntungan 37 Universitas


Kristen Petra

c) Manajer Personalia

• Melakukan pencatatan mutasi karyawan

• Pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia

9
• Memastikan bahwa aturan perusahaan telah ditaati

• Evaluasi kinerja karyawan

• Menyelesaikan masalah – masalah yang berhubungan dengan


karyawan

• Bertugas program rekrutmen dan training karyawan baru

• Mengajukan promosi, mutasi setelah koordinasi dengan divisi


lain

• Bertanggungjawab aktivitas payroll (pengontrolannya)

d) Manajer Umum

• Membawahi kendaraan operasional perusahaan

• Menangani semua kepentingan perusahaan yang berkaitan


umum dan operasional secara tidak langsung

e) Area Sales Manager

• Membawahi depo – depo yang menjadi tanggung jawab


wilayah

• Merencanakan sales plan setiap depo di wilayahnya

f) Kepala Depo

• Mempelajari potensi pasar di wilayahnya

• Merencanakan sales plan setiap wilayah

10
• Merencanakan pembagian wilayah sesuai dengan kemampuan
salesman

• Merencanakan manajemen kunjungan yang efektif dan efisien

• Merencanakan distribusi vertikal dan horisontal di


wilayahnya

• Merencanakan operasional biaya depo

• Merencanakan konseling, training, terhadap bawahan baik di


kantor dan lapangan

2.2 Sifat dan Karakteristik Bahan Baku


2.2.1 Bahan Baku
Bahan baku utama yang digunakan adalah air yang diambil dari
sumber yang terjamin kualitasnya, untuk itu beberapa hal yang
perusahaan lakukan untuk menjamin mutu bahan baku air
meliputi :
· Pemeriksaan organoleptik, fisika, kimia, mikrobiologi dan radio
aktif.
· Sumber air baku harus terlindung dari cemaran kimia dan
mikrobiologi yang bersifat merusak / mengganggu kesehatan.

2.2.2 Standar Baku Air Minum

11
Beberapa persyaratan air minum yang layak minum baik dari segi
fisika, kimia, maupun biologinya antara lain sebagai berikut :

Persyaratan Fisika

Air minum harus memenuhi standar uji fisik (fisika), antara lain
derajat kekeruhan, bau, rasa, jumlah zat padat terlarut, suhu, dan
warnanya. Syarat fisik air yang layak minum sebagai berikut :

a. Kekeruhan Kualitas air yang baik adalah jernih (bening) dan tidak
keruh.
Batas maksimal kekeruhan air layak minum menurut
PERMENKES RI Nomor 907 Tahun 2002 adalah 5 skala NTU.
Kekeruhan air disebabkan oleh partikel - partikel yang tersuspensi di
dalam air yang menyebabkan air terlihat keruh, kotor, bahkan
berlumpur. Bahan - bahan yang menyebabkan air keruh antara lain
tanah liat, pasir, dan lumpur. Air keruh bukan berarti tidak dapat
diminum atau berbahaya bagi kesehatan. Namun, dari segi estetika, air
keruh tidak layak atau tidak wajar untuk diminum (Awalludin, 2007).
b. Tidak Berbau dan Rasanya Tawar Air yang kualitasnya baik adalah
tidak berbau dan memiliki rasa tawar.
Bau dan rasa air merupakan dua hal yang mempengaruhi kualitas
air. Bau dan rasa dapat dirasakan langsung oleh indra penciuman dan
pengecap. Biasanya, bau dan rasa saling berhubungan. Air yang berbau
busuk memiliki rasa kurang (tidak) enak. Dilihat dari segi estetika, air
berbau busuk tidak layak dikonsumsi. Bau busuk merupakan sebuah
indikasi bahwa telah atau sedang terjadi proses pembusukan
(dekomposisi) bahan-bahan organik oleh mikroorganisme di dalam air.

12
Selain itu, bau dan rasa dapat disebabkan oleh senyawa fenol yang
terdapat di dalam air (Efendi, 2003).
c. Jumlah Padatan Terapung Perlu diperhatikan, air yang baik dan layak
untuk diminum tidak mengandung padatan terapung dalam jumlah
yang melebihi batas maksimal yang diperbolehkan (1000 mg/L).
Padatan yang terlarut di dalam air berupa bahan -bahan kimia
anorganik dan gas - gas yang terlarut. Air yang mengandung jumlah
padatan melebihi batas menyebabkan rasa yang tidak enak,
menyebabkan mual, penyebab serangan jantung (cardiacdisease), dan
tixaemia pada wanita hamil (Efendi, 2003). d. Suhu Normal Air yang
baik mempunyai temperatur normal, 8º dari suhu kamar (27ºC). Suhu
air yang melebihi batas normal menunjukkan indikasi terdapat bahan
kimia yang terlarut dalam jumlah yang cukup besar (misalnya, fenol
atau belerang) atau sedang terjadi proses dekomposisi bahan organik
oleh mikroorganisme. Jadi, apabila kondisi air seperti itu sebaiknya
tidak diminum.
d. Warna
Warna pada air disebabkan oleh adanya bahan kimia atau
mikroorganik (plankton) yang terlarut di dalam air. Warna yang
disebabkan bahan - bahan kimia disebut apparent color yang berbahaya
bagi tubuh manusia. Warna yang disebabkan oleh mikroorganisme
disebut true color yang tidak berbahaya bagi kesehatan. Air yang layak
dikonsumsi harus jernih dan tidak berwarna. PERMENKES RI Nomor
907 Tahun 2002 menyatakan bahwa batas maksimal warna air yang
layak minum adalah 15 skala TCU (Awalludin, 2007).

Persyaratan Kimia

13
Standar baku kimia air layak minum meliputi batasan derajat
keasaman, tingkat kesadahan, dan kandungan bahan kimia organik
maupun anorganik pada air. Persyaratan kimia sebagai batasan air layak
minum sebagai berikut:

a. Derajat Keasaman (pH) pH menunjukkan derajat keasaman suatu


larutan.
Air yang baik adalah air yang bersifat netral (pH = 7). Air dengan
pH kurang dari 7 dikatakan air bersifat asam, sedangkan air dengan pH
di atas 7 bersifat basa. Menurut PERMENKES RI Nomor 907 Tahun
2002, batas pH minimum dan maksimum air layak minum berkisar
6,5-8,5. Khusus untuk air hujan, pH minimumnya adalah 5,5. Tinggi
rendahnya pH air dapat mempengaruhi rasa air. Maksudnya, air
dengan pH kurang dari 7 akan terasa asam di lidah dan terasa pahit
apabila pH melebihi 7.
b. Kandungan Bahan Kimia Organik
Air yang baik memiliki kandungan bahan kimia organik dalam
jumlah yang tidak melebihi batas yang ditetapkan. Dalam jumlah
tertentu, tubuh membutuhkan air yang mengandung bahan kimia
organik. Namun, apabila jumlah bahan kimia organik yang terkandung
melebihi batas dapat menimbulkan Konversi, Volume 6 No. 1, April
2017 29 gangguan pada tubuh. Hal itu terjadi karena bahan kimia
organik yang melebihi batas ambang dapat terurai jadi racun
berbahaya. Bahan kimia organik tersebut antara lain NH4, H2S, SO4
2- , dan NO3.
c. Kandungan Bahan Kimia Anorganik

14
Kandungan bahan kimia anorganik pada air layak minum tidak
melebihi jumlah yang telah ditentukan. Bahan - bahan kimia yang
termasuk bahan kimia anorganik antara lain garam dan ion - ion logam
(Fe, Al, Cr, Mg, Ca, Cl, K, Pb, Hg, Zn).
d. Tingkat Kesadahan
Kesadahan air disebabkan adanya kation (ion positif) logam
dengan valensi dua, seperti Ca2+ , Mn2+ , Sr2+, Fe2+ , dan Mg2+.
Secara umum, kation yang sering menyebabkan air sadah adalah
kation Ca2+ dan Mg2+. Kation ini dapat membentuk kerak apabila
bereaksi dengan air sabun. Sebenarnya, tidak ada pengaruh derajat
kesadahan bagi kesehatan tubuh. Namun, kesadahan air dapat
menyebabkan sabun atau deterjen tidak bekerja dengan baik (tidak
berbusa). Berdasarkan PERMENKES RI Nomor 907 Tahun 2002,
derajat kesadahan (CaCO3) maksimum air yang layak minum adalah
500 mg per liter (Efendi, 2003).

Persyaratan Biologi

a. Tidak Mengandung Organisme Patogen


Organisme patogen berbahaya bagi kesehatan manusia. Beberapa
mikroorganisme patogen yang terdapat pada air berasal dari golongan
bakteri, protozoa, dan virus penyebab penyakit. - Bakteri Salmonella
typhi, Sighella dysentia, Salmonella paratyphi, dan Leptospira. -
Golongan protozoa seperti Entoniseba histolyca dan Amebic dysentry.
- Virus Infectus hepatitis merupakan penyebab hepatitis.
b. Tidak Mengandung Mikroorganisme Nonpatogen

15
Mikroorganisme nonpatogen merupakan jenis mikroorganisme
yang tidak berbahaya bagi kesehatan tubuh. Namun, dapat
menimbulkan bau dan rasa yang tidak enak, lender, dan kerak pada
pipa. Beberapa mikroorganisme nonpatogen yang berada di dalam air
sebagai berikut: - Beberapa jenis bakteri, antara lain Actinomycetes
(Moldlikose bacteria), Bakteri coli (Coliform bacteria), Fecal
streptococci, dan Bakteri Besi (Iron Bacteria). - Sejenis ganggang atau
Algae yang hidup di air kotor menimbulkan bau dan rasa tidak enak
pada air. - Cacing yang hidup bebas di dalam air (free living).

2.3 Proses Pembuataan

Urutan proses produksi AMDK adalah sebagai berikut

a. Penampungan air baku dan syarat bak penampung.

Air baku ditampung dalam bak atau tangki penampung (reservoir).


Bila sumber air letaknya jauh dari pabrik, maka air tersebut dapat dialirkan
melalui pipa atau diangkut ngggunakan tangki. Tangki, selang, pompa,
dan sambungan harus terbuat dari bahan tara pangan, tahan korosi dan
bahan kimia. Tangki harus dibersihkan, disanitasi, dan diinspeksi, luar
dan dalam minimal 1 (satu) bulan sekali.Persyaratan Tangki terdiri atas:

 Mudah dibersihkan serta didesinfeksi dan diberi pengaman.


 Harus mempunyai manhole.
 Pengisian dan pengeluaran air harus melalui kran
 Selang dan pompa yang dipakai untuk bongkar muat air baku harus
diberi penutup yang baik, disimpan dengan aman dan dilindungi dari

16
kemungkinan kontaminasi.
 Khusus digunakan untuk air

b. Penyaringan dilakukan secara bertahap yang terdiri dari :


1) Prefiltrasi
Penyaringan menggunakan pasir atau saringan lain yang efektif
dengan fungsi yang sama. Fungsi saringan pasir adalah menyaring
partikel-partikel yang kasar. Bahan yang dipakai adalah butir-butir silika
(SiO2) minimal 95%. Ukuran butir-butir yang dipakai tergantung dari
mutu kejernihan air yang dinyatakan dalam NTU.
2) Penyaringan dengan karbon aktif
Fungsi penyaringan dengan karbon aktif adalah untuk menyerap
bau, rasa, warna, sisa khlor dan bahan organik. Bahan baku karbon aktif
bias berasal dari batu bara atau batok kelapa. Daya serap terhadap I2
minimal 75% berdasarkan SNI 06-4253-1996 atau revisinya.
3) Penyaringan dengan mikrofilter
Penyaringan dengan mikrofilter berukuran maksimal 10 (sepuluh)
mikron, berfungsi menyaring partikel halus.

c. Desinfeksi
Proses desinfeksi dapat berlangsung dalam tangki pencampur ozon
dan selama ozon masih ada dalam kemasan. Kadar ozon pada tangki
pencampur minimal 2 ppm dan kadar residu ozon sesaat setelah pengisian
berkisar antara 0,1-0,4 ppm. Pemeriksaan kadar residu ozon dilakukan
secara periodic dan didokumentasikan dalam administrative perusahaan.
Tindakan desinfeksi dapat ditambah dengan menggunakan penyinaran

17
lampu Ultra Violet (UV).

d. Pencucian kemasan
1) Kemasan sekali pakai
Kemasan sekali pakai tidak diharuskan dicuci dan/atau dibilas, tetapi jika
hal ini dilakukan, maka harus secara saniter.
2) Kemasan dipakai ulang
Kemasan yang dapat dipakai ulang harus dicuci dan
disanitasi dalam mesin pencuci botol. Sedangkan untuk membersihkan
botol dapat digunakan berbagai jenis detergent yang aman untuk pangan
dengan suhu 60-85 0C, kemudian untuk sanitasi dapat digunakan air
ozon atau disenfektan lain yang aman untuk pangan.

18
https://media.neliti.com/media/publications/107940-ID-none.pdf

http://e-journal.uajy.ac.id/7857/3/2MIH01170.pdf

https://waterpluspure.wordpress.com/2010/12/22/zeofilt-nusa-persada-pedoman-
proses-mesin-dan/

Sejarah Industri

http://eprints.dinus.ac.id/22703/10/bab1_19432.pdf

https://dewey.petra.ac.id/repository/jiunkpe/jiunkpe/s1/mbis/2012/jiunkpe-ns-s1-
2012-31408169-24237-tirta-chapter4.pdf

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-00392-STIF%20Bab
%202.pdf

http://repository.sb.ipb.ac.id/677/5/r20-04-isnardono-pendahuluan.pdf

19
20

Anda mungkin juga menyukai