Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

STRUKTUR PASAR MONOPOLI

TERHADAP PERUSAHAAN AIR MINERAL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Mikro Ekonomi

ASKHAN ANGGA PRIANDICA


23030200025
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PRODI AKUNTANSI
MIKROEKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
PROVINSI BANTEN
2023 / 2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. Atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah yang berjudul “Struktur
monopoli Terhadap Perusahaan air mineral” ini eha pembaca praktikkan dalam kehidupan
sehari-hari.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
yang berjudul “Struktur pasar Monopoli Terhadap Perusahaan air MINERAL” ini.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………. I
DAFTAR ISI ……………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang ………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………. 2
1.3 Tujuan …………………………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………..
2.1 Landasan Teori ………………………………………..
2.2 Pembahasan ……………………………………………
BAB III PENUTUP ………………………………………………..
3.1 Kesimpulan …………………………………………….
3.2 Saran ……………………………………………………
Dafter Pustaka ……………………………………………………..

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Hal ini sejalan dengan pertumbuhan permintaan produksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)
yang mempunyai peranan penting dalam kesehatan masyarakat. Industri AMDK juga memiliki
pangsa pasar yang cukup besar dari kelompok industri minuman ringan, dengan cakupan pangsa
pasar mencapai 85 persen. Menurut Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan
Penyegar Kementerian Perindustrian, Abdul Rochim, mengatakan bahwa Industri AMDK di nilai
prospektif seiring penambahan modal yang terus mengalir dari beberapa produsen, sehingga
peluang untuk produk AMDK dalam berkompetisi di pasar semakin ketat. Industri makanan dan
minuman menyumbang kontribusi PDB terbesar dari subsektor industri pengolahan. Tabel 1.1.
menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tujuh tahun, terjadi peningkatan yang signifikan yaitu
sebesar 71,383 miliar. Industri makanan dan minuman menyumbang sebesar 136722,4 miliar pada
tahun 2007 dan mencapai 208105,4 miliar pada tahun 2014. Peningkatan yang signifikan ini
menjadikan industri minuman sebagai jenis industri manufaktur yang masuk ke dalam lima besar
penyumbang pertumbuhan industri secara keseluruhan (Kementerian Perindustrian RI, 2020). Oleh
karena itu, potensi industri minuman akan terus meningkat, mengingat Indonesia merupakan
negara dengan penunjang fasilitas keran bersih yang tersedia dan dapat diminum dengan harga
rendah, atau bahkan tanpa biaya (Wilk, 2006) Kehidupan masyarakat tidak akan aman dan
sejahtera jika sumbersumber air semakin merosot adanya. Tanah akan gersang tanpa air. Air pun
tidak akan tertapung dengan baik tanpa tumbuh-tumbuhan. Untuk melindungi air agar tidak hanyut
ke laut harus dipertahankan berbagai tumbuh-tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan melalui akar-akarnya
berfungsi untuk melindungi air hujan agar tidak hanyut ke laut. Jadi, tumbuh-tumbuhan yang
menjaga air itu senantiasa terlindung dengan baik.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana struktur pasar industri air minum dan air mineral di Indonesia?

2. Bagaimana perilaku perusahaan di dalam industri air minum dan air mineral di
Indonesia?
3. Bagaimana kinerja dari industri air minum dan air mineral di Indonesia?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini berdasarkan latar belakang di atas adalah sebagai berikut :

1. Menanalisis bentuk pasar pada industri air minum dan air mineral.

2. Menganalisis perilaku pada keputusan perusahaan di industri air minum dan mineral.

3. Mengukur efektivitas kinerja industri air minum dan air mineral di Indonesia.

ii
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori
Salah satu penyedia sumber air bersih di Indonesia yang menyediakan pelayanan
pendistribusian air yaitu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang berada di hampir seluruh
daerah di Indonesia. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) adalah penyelenggara utama
pelayanan air milik pemerintah Kota/Kabupaten yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi
masyarakat umum. Sesuai dengan UU No 32 Tahun 2004 bahwa tanggung jawab perencanaan,
konstruksi, dan operasi serta pemeliharaan prasarana dan sarana air minum berada ditangan
pemerintah Kota/Kabupaten. Saat ini terdapat kurang lebih 360 PDAM yang telah melayani
39% penduduk perkotaan. Perusahaan Daerah Air Minum mempunyai fungsi pokok
memberikan pelayanan umum kepada masyarakat, disamping harus dapat membiayai
perusahaan itu sendiri serta mengembangkan tingkat pelayanan dan juga memberikan
sumbangan pembangunan kepada pemerintah daerah. (Dachron, 2008) Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu provinsi di Indonesia, dimana sebagian besar
suplay air bersihnya berasal dari PDAM. Provinsi DIY sendiri terdiri atas 5 (lima) kabupaten
yang meliputi Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten
Kulonprogo, dan Kota Yogyakarta.Di Kota Yogyakarta, PDAM terletak di Jl. Rudolf Wolter
Monginsidi Cokrodiningratan ,Jetis, Yogyakarta. PDAM Kota Yogyakarta atau disebut PDAM
Tirtamarta pada tahun 2013 jumlah pelanggan telah mencapai angka 33.750 pelanggan dan
pada tahun 2014 PDAM Tirtamarta menargetkan jumlah pelanggan mencapai 34ribu. Air
PDAM Tirtamarta mengalir 24 jam ke seluruh wilayah di 45 kelurahan di 14 kecamatan di
Yogyakarta, walaupun ada beberapa kendala yakni terkadang terdapat satu atau dua aliran
yang mengalami kendala akibat adanya kemungkinan mati listrik di lokasi tersebut. Sedangkan,
jumlah permintaan air bersih pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) terus meningkat
dari tahun ke tahun, hal tersebut terjadi di hampir seluruh PDAM di Indonesia. Salah satu
contohnya yaitu permintaan air.

Tabel 1.Perkembangan permintaan air pada rumah tangga di Kabupaten Sleman:

ii
2.2 PEMBAHASAN
Industri Air Minum dan Air Mineral
Industri Air Minum dan Air Mineral merupakan salah satu industri pengolahan non-migas
yang didalamnya terdapat banyak perusahaan. Salah satu produk kompetitif yang diciptakan
dalam industri ini yaitu Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Menurut Dewan Standarisasi
Nasional (DSN), Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) adalah air yang telah diolah, dikemas dan
aman diminum. Industri ini mengalami pertumbuhan yang signifikan di tanah air. Bisnis AMDK
pada industri air dan mineral pun beragam, mulai dari air mineral, air demineral, air mineral
alami hingga air minum embun. Variasi produk ini yang mengharuskan perusahaan-perusahaan
juga berkompetisi dalam memanfaatkan fasilitas pengujian untuk menjamin kualitas
produknya. Perusahaan AMDK harus memiliki laboratorium pengujian yang dilengkapi dengan
peralatan untuk melakukan pengujian fisik-kimia dan mikrobiologi (Permenperin, 2011). Dari
segi produksi dan merk dalam struktur industri air minum dan mineral di Indonesia,
perusahaan-perusahaan dalam industri ini dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu produsen
yang memproduksi AMDK dan pemegang merk yaitu perusahaan yang memiliki merk
walaupun tidak memiliki pabrik atau pengelolaan AMDK, sampai akhir tahun 2005 jumlah merk
yang beredar di pasaran berjumlah sekitar 800 merk. Hal ini ditunjukkan pula dengan adanya
peningkatan jumlah perusahaan AMDK terutama diluar pulau Jawa, sehingga menandakan
pertumbuhan industri air minum dan mineral di Indonesia. Pada awal perkembangannya,
terdapat sebanyak 70 perusahaan yang masuk kedalam industri ini di tahun 2001. Kemudian
berkembang menjadi 106 perusahaan pada akhir tahun 2002 hingga jumlahnya meningkat
menjadi 490 perusahaan pada tahun 2006. Oleh karena itu, perkembangan industri air minum
dan mineral menunjukkan bahwa seiring dengan perkembangan aktivitas dan kebutuhan
penduduk di tanah air, ternyata produk AMDK menjadi salah satu kebutuhan untuk kehidupan
masyarakat Indonesia yang sehat.

Industri dan Ekonomi Industri


Berdasarkan UU no 3 tahun 2014 tentang Perindustrian, pada pasal 1 ayat 2, definisi industri
merupakan seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dan/atau
memanfaatkan sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai
tambah atau manfaat lebih tinggi, termasuk jasa industri. Istilah ‘industri’ menunjuk pada
agregasi dari sejumlah perusahaan dalam suatu wilayah tertentu. Agregasi ini dapat didasarkan
pada kriteria-kriteria sisi demand (market based) dan sisi supply (technological based)
(Nikensari, 2012). Ekonomi industri adalah cabang keahlian Ilmu Ekonomi yang secara
komprehensif membantu menjelaskan perilaku-perilaku perusahaan di dalam suatu industri
dalam persaingan yang memaksimalkan keuntungan. diorganisir dan bagaimana
pengorganisasiannya mempengaruhi cara kerja pasar industri. Ekonomi industri menelaah
struktur pasar dan perusahaan yang secara relatif lebih menekankan pada studi empiris dari
faktor-faktor yang memeengaruhi struktur, perilaku dan kinerja pasar (Jaya, 2001). Menurut
Dumairy (1996), industri dapat diartikan menjadi dua arti. Pertama, sebagai himpunan
perusahaan jenis dan yang kedua industri dapat diartikan sebagai suatu sektor ekonomi yang
didalamnya terdapat kegiatan produktif yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi
atau barang setengah jadi (Dumairy, 1996). Dengan perilaku perusahaan dalam

ii
memaksimalkan keuntungannya, maka produk industri juga memiliki terms of trade yang tinggi
serta menciptakan nilai tambah yang lebih besar dibandingkan produk-produk sektor lainnya.
Perusahaan yang berada pada tingkat persaingan tinggi di dalam suatu industri biasanya
memiliki pangsa pasar yang kecil. Sementara itu, perusahaan dengan pangsa pasar yang lebih
luas biasanya menghadapi tingkat persaingan yang relatif kecil. Oleh karena itu, analisis SCP
seringkali digunakan unuk melihat kondisi struktur dan persaingan dalam suatu pasar (Rekarti
& Nurhayati, 2016).
Pendekatan struktur, perilaku, dan kinerja pasar dapat dilihat pada Gambar 1.

Adanya persaingan harga secara kompetitif inilah yang membuat risiko kerugian diantara
perusahaan akan semakin dirasakan pada suatu industri.
Variabel bebas yang digunakan adalah konsentrasi empat perusahaan terbesar (CR4),
Herfindahl-Hirschman Index (HHI), efisiensi internal (X-eff) dan pertumbuhan pasar (Growth).
Variabel konsentrasi industri di proksikan dengan variabel CR4 dan HHI dalam penelitian ini.
qbahwa model untuk mengestimasi konsentrasi industri untuk melihat hubungan simultan
sebagai berikut:

𝐼𝐶𝑖𝑡 = 𝛼𝑖 + 𝛽1𝐴𝑃𝐶𝑀𝑖𝑡 + 𝛽2𝐶𝑂𝑅𝑖𝑡 + 𝛽3𝑔𝑟𝑜𝑤𝑡ℎ𝑖𝑡 + 𝑒𝑖𝑡 (1)

Persamaan untuk konsentrasi tersebut merupakan metode yang tepat untuk sistem
persamaan simultan dengan menggunakan data panel (Setiawan et al., 2013). Dimana 𝐼𝐶𝑖𝑡
merupakan konsentrasi industri air minum dan mineral serta 𝐶𝑂𝑅𝑖𝑡 adalah capital-output
ratio. Berdasarkan penjelasan diatas, maka model ekonometrika yang digunakan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
Model 1:

𝐴𝑃𝐶𝑀𝑖𝑡 = 𝛼𝑖 + 𝛽1𝐶𝑅4𝑖𝑡 + 𝛽2𝑋 − 𝑒𝑓𝑓𝑖𝑡 + 𝛽3𝑔𝑟𝑜𝑤𝑡ℎ𝑖𝑡 + 𝑒𝑖𝑡 (2)

ii
Model 2 :

𝐴𝑃𝐶𝑀𝑖𝑡 = 𝛼𝑖 + 𝛽1𝐻𝐻𝐼𝑖𝑡 + 𝛽2𝑋 − 𝑒𝑓𝑓𝑖𝑡 + 𝛽3𝑔𝑟𝑜𝑤𝑡ℎ𝑖𝑡 + 𝑒𝑖𝑡 (3)


Dimana :
: Average Price-Cost Margin atau proksi keuntungan perusahaan
𝐶𝑅4𝑖𝑡 : Rasio konsentrasi empat perusahaan terbesar
𝐻𝐻𝐼𝑖𝑡 : Herfindahl-Hirschman Index
𝑋 − : Efisiensi internal
𝑔𝑟𝑜𝑤𝑡ℎ : Pertumbuhan pasar (Market Growth)

Analisis Statistik Deskriptif


Tabel dibawah ini merupakan rangkuman analisis statistik deskriptif pada Industri Air Minum
dan Mineral di Indonesia pada tahun 1990 hingga 2014.
Tabel 3. Statistik Deskriptif:

Tabel 3 menunjukan distribusi data yang terdiri dari rata-rata (mean), standar deviasi, nilai
minimum, dan nilai maksimum untuk setiap variabel dalam penelitian ini. Tabel ini juga
menunjukkan bahwa rata-rata CR4 industri air minum dan mineral dalam kemasan selama
bertahun-tahun adalah 0,513, yang mengklasifikasikan industri ini sebagai oligopoli. Sementara
itu, rata-rata nilai HHI sebesar 0,172 menunjukkan bahwa jenis struktur pasar tersebut sedikit
terkonsentrasi.

Konsentrasi Industri
Dalam penelitian ini menemukan bahwa konsentrasi empat perusahaan terbesar pada
Industri Air Minum dan Mineral berfluktuasi setiap tahunnya dari tahun 1990 hingga 2014.
Namun dalam periode estimasi, tren dari fluktuasi tersebut cenderung menurun. Hal ini dapat
dilihat dari Gambar 2 dibawah ini:
Gambar 2. Fluktuasi Nilai Konsentrasi Industri Air Minum dan Mineral dengan CR4 dan HHI
dari Tahun 1990-2014:

ii
Pergerakan nilai konsentrasi dari Industri Air Minum dan Mineral dalam Kemasan (AMDK) di
Indonesia cenderung mengalami penurunan dari tahun 1990 hingga 2014. Kecenderungan
penurunan nilai konsentrasi mengindikasikan bahwa pangsa pasar industri ini menurun, hal ini
karena jumlah perusahaan yang masuk pasar semakin meningkat. Dapat diliat pula bahwa
selama periode analisis, tahun 1999 merupakan tahun dimana konsentrasi industri ini
meninkat sangat tajam. Penggolongan struktur pasar berdasarkan tingkat konsentrasi Industri
Air Minum dan Air Mineral Dalam Kemasan di Indonesia pada periode estimasi dapat dilihat
pada tabel dibawah:

Uji Sargan
Pada regresi panel dinamis, bahwa dalam pengujian Arrelano-Bond, nilai residual yang
independen artinya bahwa pada error hasil first defference orde ke2 tidak boleh terjadi
autokorelasi (Damaliana & Setiawan, 2016). Hipotesis dalam pengujuan ini adalah sebagai
berikut:

Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai uji sargan sebesar 0,6484 < α sehingga model ini dapat
dibilang konsisten.

ii
Masalah yang sama juga terdapat dalam penelitian Waterson (2003) dimana masalah
endogenitas membuat estimasi hubungan antara konsentrasi industri dengan price-cost
margin menjadi bias. Penulis menggunakan variabel instrumental COR (capital-output- ratio)
dan ukuran perusahaan (firm size). Variabel instrumen tersebut merupakan variabel yang kuat
menjadi kandidat IV karena berdasarkan SY rule memiliki nilai uji simultan sebesar 18,20
seperti pada tabel 6. Variabel instrumen dapat dikatakan baik jika memiliki nilai f-statistic lebih
dari 10 (Stock & Yogo, 2003). Adapun hasil estimasi regresi sebagai berikut:

Tabel 7 menunjukkan bahwa di dalam hasil estimasi, variabel konsentrasi Industri Air Minum
dan Mineral dalam Kemasan (CR4 dan HHI), efisiensi internal (X-eff), dan pertumbuhan pasar
(growth) berpengaruh positif dan signifikan terhadap rata-rata price-cost-margin (APCM).

ii
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada Industri Air Minum dan Air Mineral Dalam Kemasan di
Indonesia dari tahun 1990 sampai tahun 2014 diperoleh kesimpulan bahwa:
1. Struktur pasar pada industri pada Industri Air Minum dan Air Mineral Dalam Kemasan di
Indonesia dari tahun 1990 sampai tahun 2002 diketahui dengan menggunakan rasio
konsentrasi empat perusahaan terbesar ialah oligopoli ketat. Sedangkan tahun 2003
hingga 2005 mengalami perubahan struktur pasar menjadi oligopoli longgar, serta tahun
2006 hingga 2014 menjadi industri dengan struktur pasar effective competition.
2. Berdasarkan analisis, tingkat konsentrasi empat perusahaan terbesar pada industri AMDK
tahun 1990 sampai tahun 2014 berfluktuasi setiap tahunnya dengan tren yang menurun.
3. Berdasarkan analisis stuktur pasar, konsentrasi empat perusahaan terbesar (CR4) memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap rata-rata pricecost margin. Sedangkan, dari
analisis kinerja pasar ditemukan bahwa efisiensi internal dan pertumbuhan pasar memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kenaikan rata-rata price-cost margin.
3.2 Saran
Dari kesimpulan yang diperoleh, penulis memberikan saran agar pemerintah
melakukan evaluasi terkait transisi perpindahan struktur pasar dalam Industri Air Minum
dan Air Mineral Dalam Kemasan di Indonesia untuk diimplementasikan kepada industri
lain yang terjebak dalam persaingan (monopoli). Selain itu, untuk perusahaan dalam
industri ini harus dapat mempertahankan efisiensi internalnya karena dengan semakin
efisien, maka perusahaan akan mampu menekan biaya produksi yang harus dikeluarkan
sehingga keuntungan akan semakin besar dan itu artinya perusahaan dikelola dengan
baik.

ii
DAFTAR PUSAKA
https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/1932
https://ejournal.uniska-kediri.ac.id/index.php/Diversi/article/view/1198/1115
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad-Akbar-Dwiputra/
publication/357987919_Analisis_Structure-Conduct-
Performance_SCP_dan_Efisiensi_Internal_Pada_Industri_Air_Minum_dan_Mine
ral_Dalam_Kemasan_di_Indonesia/links/61ea22fd8d338833e383a22e/Analisis-
Structure-Conduct-Performance-SCP-dan-Efisiensi-Internal-Pada-Industri-Air-
Minum-dan-Mineral-Dalam-Kemasan-di-Indonesia.pdf

ii

Anda mungkin juga menyukai