Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI

PT. INTERNATIONAL CHEMICAL INDUSTRY

Disusun Oleh:
Rifni Ramadhani Dahlan 1800019174

PRODI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan Laporan Kunjungan Industri di PT.
International Chemical Industri, Kecamatan Cengkareng, Kota Jakarta Barat, Daerah
Khusus Ibukota ini dapat terselesaikan dengan baik.
Laporan ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Analisis Biaya sebagai tugas
laporan kunjungan industri. Adapun penyusunan Laporan Kunjungan Industri ini
berdasarkan data-data yang diperoleh selama melakukan Kunjungan Industri, data-data
dari internet, serta data-data dan keterangan dari pembimbing.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kunjungan industri ini masih
banyak kekurangan. Karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, untuk itu
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan
Laporan Kunjungan Industri ke PT. International Chemical Industry ini. Demikian
kata pengantar ini kami buat, penulis mengharapkan kritik serta saran yang
membangun guna menyempurnakan karya tulis ini dan dapat menjadi acuan dalam
menyusun laporan selanjutnya.

Yogyakarta, 20 agustus 2019

Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Tujuan Kunjungan Industri
1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Profil Perusahaan
2.2 Sejarah Perusahaan
2.3 Proses Produksi
2.4 Pemasaran (Distribusi)
2.5 Sanitasi dan Penanganan Limbah
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Tabel 2.1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring perkembangan dunia teknologi yang pesat saat ini, dunia pendidikan
khususnya, sangat dituntut untuk lebih menyongsong era globalisasi. Dalam
meningkatkan mutu pendidikan tersebut maka ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) hendaknya diserapi dengan keimanan dan ketaqwaan. Dunia pendidikan
merupakan salah satu wadah bagi seseorang untuk meningkatkan kualitas diri
sebagai bekal untuk mempersiapkan generasi muda yang dapat membawa
perubahan menjadi lebih baik dan bermanfaat. Salah satu langkah yang bisa
diterapkan untuk meningkatkan kualitas seseorang dalam dunia pendidikan,
khususnya bagi Perguruan Tinggi di indonesia yaitu dengan melaksanakan
kunjungan industri.
Kunjungan Industri dilakukan sebagai bentuk untuk menggali kualitas
pembelajaran yang didapatkan melalui observasi secara langsung selain ilmu yang
didapatkan dalam bangku perkuliahan. Kunjungan Industri juga sebagai bentuk
bagi seorang mahasiswa untuk melihat secara langsung dunia kerja yang
sesungguhnya. Dalam hal ini, perguruan tinggi Universitas Ahmad Dahlan
khususnya program studi sarjana Teknik Industri telah mengimplementasikan
Kunjungan Industri sebagai upaya dalam menambah ilmu pembelajaran yang luas
bagi mahasiswanya. Kunjungan industri yang dilakukan yaitu mengunjungi
perushaan PT. International Chemical Industri di kabupaten cengkareng, Jakarta
Barat, selanjutnya diharapkan hasil yang didapat setelah melaksanakan Kunjungan
Industri tersebut, kami sebagai mahasiswa S1 Teknik Industri mengetahui lebih
jauh bagaimana sebenarnya dunia usaha atau dunia industri itu dijalankan. Disisi
lain juga mengharapkan adanya dampak jangka panjang dari diselenggarakannya
kegiatan kunjungan industri ini salah satunya dalam rangka penyaluran para
lulusan yang professional dan memiliki kemampuan yang produktif dan siap
bersaing di dunia kerja.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka penulis merumuskan beberapa
rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah sejarah terbentuknya PT. International Chemical Industry ?


2. Apa saja produk dari PT. International Chemical Industry dan apa bahan baku
produk tersebut?
3. Bagaimana proses produksi berbagai jenis baterai dari PT.International
Chemical Industry?
4. Bagaimanakah strategi bisnis yang dilakukan PT. International Chemical
Industry dalam menjalankan bisnisnya?
5. Bagamana cara pengolahan limbah yang diproduksi oleh PT. International
Chemical Industry?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan dengan rumusan masalah yang telah dibuat maka tujuan


penulisan dari makalah kunjungan Industri ini adalah:

1. Untuk memahami sejarah terbentuknya PT. International Chemical Industry


2. Untuk mengetahui produk-produk yang dipasarkan PT. International
Chemical Industry dan bahan baku produk tersebut
3. Untuk mengetahui proses produksi teh botol dari PT. International Chemical
Industry
4. Untuk memahami strategi bisnis di PT. International Chemical Industry dalam
memasarkan bisnisnya
5. Untuk mengetahui cara pengolahan limbah yang diproduksi oleh PT.
International Chemical Industry

1.4 Tujuan Kunjungan Industri


Adapun tujuan diadakannya Kunjungan Industri antara lain sebagai berikut.
1. Sebagai bentuk untuk menggali kualitas pembelajaran melalui observasi secara
langsung selain ilmu yang didapatkan dalam bangku perkuliahan.
2. Sebagai bentuk untuk melihat dan memperkenalkan mahasiswa terhadap dunia
kerja yang sesungguhnya.
3. Menambah wawasan mendalam mahasiswa mengenai sebuah indusri yang ada
di indonesia mulai dari jenis industri, produksi, distribusi hingga pemasaran.
4. Sebagai cara yang dilakukan Universitas Ahmad Dahlan untuk meningkatkan
para lulusan yang memiliki kemampuan produktif dan siap bersaing di dunia kerja.
5. Untuk menjalin kerjasama dan memperluas jaringan dan relasi antara siswa dan
pihak industri.

1. 5Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Kunjungan industri yang dilakukan oleh mahasiswa program studi S1
Teknik Industri Universitas Ahmad Dahlan dilaksanakan pada :
Hari, Tanggal: Jumat, 5 Mei 2019
Pukul : 08.00 WIB s/d selesai
Tempat : PT. INTERNATIONAL CHEMICAL INDUSTRY
ln. Daan Mogot Km 11,Cengkareng
Jakarta 11710 – Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Profil Perusahaan


Nama Perusahaan : PT. International Chemical Industry
Tahun Berdiri : tahun 1968
Alamat Perusahaan : Jl. Daan Mogot No.16J, RT.4/RW.8, Kedaung Kali Angke,
Kecamatan Cengkareng, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta 11710.
Situs Web :
Produksi : LR03, LR6, LR20, 6LR61, R03, R6, R20, 6F22, R6P,
R145, R205, DAN AROMATIC 1001.

2.2 Sejarah Perusahaan


PT. International Chemical Industry (INTERCALLIN) merupakan perusahaan
penghasil batu baterai dengan merek dagang “ABC”. Bermula sebagai perusahaan
keluarga, PT. International Chemical Industry menjelma menjadi perusahaan bertaraf
internasional dengan 3 pabrik modern. Pabrik pertama berdiri di Medan dengan nama
PT. EVERBRIGHT pada tahun 1959, kemudian pada 1968 didirikan pula pabrik di
Jakarta dengan nama PT. International Chemical Industry. Seiring meningkatnya
permintaan produk, PT. International Chemical Industry mendirikan pabrik di
Surabaya pada tahun 1982.
Melihat peluang ini, pada tahun 1990 PT. International Chemical Industry
bekerja sama dengan FDK-Japan mendirikan pabrik baterai Alkaline yang pertama dan
satu-satunya di Indonesia dan memproduksi baterai jenis Alkaline ukuran AA (LR6)
dan AAA (LR03). Kebutuhan baterai jenis Alkaline di Indonesia dari tahun ke tahun
terus meningkat sangat pesat, sehingga di tahun 1996 PT. International Chemical
Industry memutuskan untuk membuat sendiri baterai jenis Alkaline yang
mutunya lebih baik dari sebelumnya.
PT. International Chemical Industry sangat memperhatikan pada mutu produk
yang dihasilkannya, tak hanya itu PT. International Chemical Industry juga sangat
memperhatikan lingkungan kerja perusahaan. Ini diwujudkan oleh manajemen PT.
International Chemical Industry dengan penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9000
dan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001. Pada bulan Juli 1995 PT. International
Chemical Industry berhasil mendapatkan sertifikat ISO 9002:1994 dari QAS (sekarang
SAI Global) lembaga sertifikasi dari Australia, kemudian diperbaharui pada bulan
Maret 2003 menjadi ISO 9001:2000 dari lembaga sertifikasi yang sama. Dan pada
bulan Agustus 2009 diperbaharui
lagi menjadi ISO 9001:2008.
Semakin hari konsumen semakin sadar akan produk yang ramah lingkungan. PT.
International Chemical Industry juga sangat peduli akan hal ini. Pada bulan Juni 2004
PT. International Chemical industry memperoleh Sertifikat ISO 14001:2000 untuk
penerapan Sistem Manajemen Lingkungan dari SGS (Societe Generale de
Surveillance) dan diperbaharui pada tahun 2005 menjadi ISO 14001 :2004, untuk
memenuhi tuntutan masyarakat dunia akan produk yang ramah lingkungan.
PT. INTERCALLIN produk pertama yang dihasilkan adalah jenis Carbon Zinc
dengan teknologi Paste Type dengan menggunakan Natural Manganese Dioxide
(NMD) sebagai bahan baku utama pada 1959. Seiring perkembangan teknologi, PT.
International Chemical Industry menggunakan teknologi Paper Line Type dengan
Electrolytic Manganese Dioxide (EMD) sebagai bahan baku utama yang lebih baik dari
pada NMD. Perusahaan ini pun tidak saja menghasilkan batu baterai, perusahaan ini
juga sudah mampu mengembangkan teknologi dalam pembuatan sebagian besar mesin
pemroduksi batu baterai sendiri.
Dengan meningkatnya kebutuhan alat elektronik yang menggunakan baterai AA
size yang mempunyai Ampere (power) yang tinggi, maka pada tahun 1980-an PT.
International Chemical Industry mengantisipasi permintaan pasar tersebut dengan
mengimpor baterai jenis Alkaline. Seiring dengan kebutuhan baterai agar sejalan
dengan kemajuan jaman sekarang ini yang mana konsumen membutuhkan baterai yang
bisa dipakai berulang kali, maka PT. International Chemical Industry memutuskan
untuk membuat baterai Rechargeable jenis Ni-MH (Nickel Metal Hydride).

2.3 Proses Produksi


2.3.1 Input
A. Bahan-bahan pembuatan baterai jenis R-06, R-03,
- Serbuk Arang
- Serbuk Karbon
- Lapisan Kertas
- Lapisan Plastik
- Minyak Pelumas
- Lapisan Plat Seng
- Penutup ujung positif (+) terbuat dari plat seng
- Penutup ujung negative (-) terbuat dari plat seng
- Carbon Zinc
Tabel 2.1 Carbon Zinc.
Bahan Carbon Zinc
Katode Mangan Dioxide
Anode Zinc
Elektrolit Zinc Chloride

- Alkaline
Tabel 2.2 Alkaline.
Bahan Alkaline
Katode Mangan Dioxide
Anode Zinc
Elektrolit Potassium hidroxide
2.3.2 Bahan Baku Dan Bahan Penolong
A. Bahan Baku
Batu baterai adalah obyek kimia penyimpan arus listrik. Kombinasi dalam
batu baterai memungkinkan benda tersebut untuk menghasilkan energy yang
akan mengalir melalui kutub-kutubnya. (solarcellspanel.com). Baterai tidak
seratus persen efisien, beberapa energi hilang seperti panas dari reaksi kimia,
selama charging dan discharging. Charging adalah saat energy listrik diberikan
kepada baterai, discharging adalah pada saat energy listrik diambil dari baterai.
Satu cycle adalah charging dan discharging. Dalam system solar cell, satu hari
dapat merupakan contoh satu cycle baterai (sepanjang hari charging, malam
digunakan / discharging). Bahan baku merupakan bahan utama yang digunakan
dalam satu proses produksi, di mana bahan baku ini akan ditunjang dengan
bahan-bahan lainnya. Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi baterai
ABC di PT.International Chemical Industry adalah :
1. Zing slug 9. P.E. seal
2. Separator paper 10. Roll Paper
3. Bottom paper 11. PVC Tube
4. Black mix 12. Tin Plate
5. Electrolyte solution powder 13. One piece top
6. Paper washer 14. Metal jacket
7. Carbon rod 15. PVC Insulating
8. Sealing compound
Bahan baku yang diproduksi sendiri oleh PT.International Chemical Industry
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.3 Komponen yang Diproduksi oleh PT International Chemical Industry

No. Komponen Jenis

1. Zinc Slug R6, R14, R20

2. Can R6, R14, R20

3. Top Washer R6, R14, R20

4. Paper ring R6, R14, R20

5. Top plate R20, TP1, R20 OPT, R14

6. Bottom plate R20, R14, R6, R6-S

7. Jacket R20 TPT, R20 OPT, R14, R6

8. Cincin R20, TP4, R14

9. Mangkok hanger/blister R20, R14, R6, LR6, LR 03

(Sumber : PT International Chemical Industry)

Komponen yang digunakan dalam proses pembuatan baterai ABC dan diproses
kembali adalah sebagai berikut:
1. Roll untuk bottom washer
2. Pemotong PVC Tube (R14, R20H)
3. Pemotongan PVC/PET Shirink (R6, R14, R20, LR6)
Bahan baku yang digunakan untuk membuat Electrolyte Solution dan Black
Mix adalah sebagai berikut:
1. Electrolyte Solution
a. Air bebas ion (demineralisasi)
b. Larutan seng klorida 39,5% - 40,5% (ZnCl2)
c. Amonium Klorida (NH4Cl)
d. Potongan Can
2. Black Mix:
a. Electrolyte manganese dioxide
b. Natural manganese dioxide
c. Acetylene black
d. Zinc oxide
e. Electrolyte solution

Bahan-bahan lain yang tidak diproduksi oleh PT International Chemical


Industry dipesan kepada supplier baik dalam maupun luar negeri. Jenis-jenis
baterai yang diproduksi di PT International Chemical Industry adalah alkaline,
super extra heavy duty, heavy duty/standard, dan economy. Berikut adalah
penjelasan mengenai kelima jenis batu baterai tersebut. Baterai alkaline adalah
jenis batu baterai yang hampir sama di pasaran, namun memiliki kandungan
energy yang lebih besar dibandingkan dengan baterai biasa, dengan umur baterai
yang lebih lama. Baterai super extra heavy duty adalah baterai yang memiliki
kandungan energy yang paling besar dan memiliki masa pakai yang paling lama.
Kandungan dalam baterai super extra heavy duty memungkinkan untuk
menghasilkan energy yang lebih besar dan lebih lama. Baterai heavy duty adalah
baterai yang memiliki kandungan energi lebih sedikit dibandingkan dengan
kandungan dari super extra heavy duty dan dengan standar energy yang berlaku
secara pasaran, sednagkan baterai economy adalah baterai yang memiliki
kandungan energy terkecil dengan masa pakai yang paling singkat. Gambar dari
jenis-jenis baterai tersebut dapat dilihat pada gambar 2.1 hingga gambar 2.2
berikut ini.
Gambar 2.1 Batu Baterai Alkaline
(Sumber : abc-battery.com)

Gambar 2.2 Batu baterai Super Extra Heavy Duty


(Sumber : abc-battery.com)
B. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang digunakan sebagai penunjang bahan
baki, bahan penolong bisa berupa bahan maupun komponen. Bahan penolong
yang digunakan PT. International Chemical Industry antara lain :
a. Karton box
b. Label merk/sticker
c. Plastik PVC
d. Barcode
Bahan penolong yang digunakan pada dasarnya adalah bahan-bahan yang
digunakan untuk membungkus baterai untuk siap dipasarkan, seperti plastik
yang digunakan untuk membungkus baterai sesuai dengan spesifikasi dan
jumlah yang telah ditentukan, yang kemudian dimasukkan ke dalam karton box,
lalu diberi label merk dan barcode yang dicetak sesuai kebijakan perusahaan.
Suatu perusahaan manufaktur yang memproduksi suatu produk, tentu saja
memiliki struktur produk dan Bill of Material (BOM) mengenai produk
dihasilkannya, begitu pula dengan PT. International Chemical Industry yang
memproduksi baterai dengan uraian yang dapat dilihat di bawah ini.
1. Struktur Produk
Struktur produk adalah alat untuk memberikan informasi mengenai bahan baku,
bahan pembantu dan komponen atas produk yang akan diproduksi. Stuktur
produk dan Bill of Material (BOM) sering kali merupakan suatu kesatuan.
Pembuatan struktur produk dan Bill of Material (BOM) lebih sering bersamaan
karena informasi yang diberikan dari kedua sumber ini memang saling
melengkapi. Adapun gambar struktur produk untuk pembuatan baterai dapat di
lihat pada lampiran D.
2. Bill of Material (BOM)
Bill of Material (BOM) akan memperlengkapi informasi yang diberikan oleh
struktur produk sehingga kita akan dapat mengetahui berapa banyak bahan-
bahan yang digunakan untuk membuat produk tersebut. Pada Bill of Material
(BOM) juga terdapat kode-kode penomoran yang mewakili masing-masing
bahan yang digunakan. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah dalam
melakukan pencarian bahan-bahan tersebut jika kita mencarinya dengan
menggunakan kode-kode alphabet. Bill of Material untuk pembuatan baterai
dapat dilihat pada Lampiran C. Fungsi dari komponen-komponen tersebut
dapat dilihat pada table 3.2 berikut ini:
Tabel 2.4. Fungsi Komponen Penyusun Baterai
No. Komponen Fungsi
1 Zinc Slug Wadah dalam baterai
2 Can Wadah luar baterai
3 Top Washer Penutup black mix bagian atas
4 Paper ring Penutup aliran udara
5 Top plate Plate penutup bagian atas
6 Bottom plate Plate penutup bagian bawah
7 Jacket Cover luar baterai
8 Carbon Rod Penghantar listrik
9 Black Mix Bubuk sumber listrik
10 Electrolyte Solution Cairan sumber listrik
11 Cincin Insulator
12 Mangkok hanger/blister Wadah bagian bawah black mix
13 Karton box Pembungkus massal baterai
14 Label merk/sticker Penanda merk baterai
15 Plastik PVC Pembungkus satuan baterai
16 Barcode Penanda produksi baterai
(Sumber : abc-battery.com)

2.3.3 Kapasitas Produksi


Pimpinan departemen atau bagian produksi merencanakan produksi
komponen dan baterai semi komponen berdasarkan order-order fixed/non
fixed yang masuk yang telah dimasukkan dalam rencana produksi dengan
ketentuan sebagai berikut.
1. Jika jumlah fixed order ≤ 70% dari kapasitas terpasang, maka
perencanaan produksi baterai semi komponen dibuat untuk memenuhi
target stock, yaitu :
LR6 = 1.200.000 – 1.800.000 pcs/hari
LR03 = 700.000 – 1.600.000 pcs/hari
2. Bila jumlah fixed order ≥ 70% dari kapasitas terpasang, maka
perencanan produksi baterai semi komponen dibuat untuk memenuhi
target stock, yaitu :
LR6 = 1.800.000 – 2.400.000 pcs/hari
LR03 = 1.200.000 – 1.800.000 pcs/hari
3. Kapasitas Terpasang
LR6 = 13.500.000
LR03 = 8.000.000
Pimpinan departemen atau bagian produksi menhitung target produksi dan
jam produksi untuk baterai semi komponen per minggunya.
2.3.2 Uraian Proses Produksi
Uraian proses produksi di PT. International Chemical Industry dapat
dijabarkan sebagai berikut :
1. Dapur Peleburan Zinc Slug
a. Proses peleburan Zinc slug
Proses peleburan zinc slug merupakan proses pertama kali yang
dilakukan untuk memproduksi battery, dimana bahan baku berupa zinc slug
di lebur bersama timbal (Tb) dengan komposisi 75 gr. Zinc slug diimport dari
Amerika dan terkadang dari kanada. 1 ikat zinc slug memiliki berat 1 tondan
berisi 40 batang. Zinc slug dimasukkan per ton tiap jamnya. Zinc slug dan
timbal dimasukkan ke dalam mesin pelebur dengan menggunakan conveyor
per jamnya dengan berat 1 ton. Di dalam mesin pelebur terdapat zinc slug cair,
sehingga ketika zinc slug batangan dimasukkan, zinc slug batangan langsung
mencair. Mesin pelebur bisa memuat zinc slug seberat 12 ton. Temperatur
panas mesin bekisar ± 1000°C - 1200°C, sedangkan temperature dari zinc slug
yang telah melebur itu sendiri adalah ± 470°C - 520°C.
b. Proses casting dan rolling
Setelah zinc slug dilebur dalam mesin pelebur, hasil peleburan
tersebut akan dicetak menjadi lempengan. Panas lempengan adalah ±
250°C. Setelah melalui proses casting, selanjutnya lempengan akan masuk
ke mesin rolling, di mana lempengan akan pertipis sesuai dengan
kebutuhan, biasanya 4-5 mm.

c. Proses drawing dan cutting


Proses drawing dikerjakan dengan mesin drawing yang berfungsi
sebagai penarik lempengan ke mesin cutting, di mesin cutting inilah
lempengan akan dipotong sekitar 130 cm. Panas dari lempengan di mesin
cutting adalah ± 150°C. setelah lempengan dipotong, akan digulung dan
akan dibawa dengan hoist. Proses peleburan zinc slug ini dilakukan selama
24 jam tanpa berhenti, karena apabila dimatikan, memerlukan waktu yang
cukup lama untuk memanaskan kembali. Pada lempengan diberikan berupa
kode, tanggal, dan bulan.
d. Proses poil aging
Proses ini merupakan prosesn penyimpanan (aging) sebelum
dilanjukan ke proses selanjutnya. Proses aging ini dilakukan bekisar 4+-5
jam. e. Proses punch Proses punch dilakukan terhadap lempengan untuk
membuat dies set. Jenis dies set yang dibuat sesuai dengan ukuran battery,
missal untuk R6, tebal dies set adalah 4.75 mm dengan bentuk bulat, yang
bias dilihat pada gambar 2.1 dibawah ini.

Gambar 2.1 .Dies Set Untuk R6


Hasil dari punch lempengan ini akan menimbulkan waste karena
bentuknya yang bulat, waste ini akan dilebur pada proses peleburan zinc slug.
Setelah terbentuk dies set untuk masing-masing ukuran battery, dies
dimasukkan dalam tong, dimana 1 tong memuat 700 kg. f. Proses lubricrating
Proses ini adalah proses pelumasan dies dengan campuran grafit dan borix
acid. Satu kali proses lubricrating memuat dies sebanyak 1 ton. Setelah
dilubrikasi, dies akan dikirim ke stasiun berikutnya dengan menggunakan
handpallet atau forklift.

2. Proses pembuatan Can


Setelah dies dilubrikasi, akan dibuat can untuk masing-masing ukuran battery
yaitu R6, R14, R20. Dies tersebut dimasukkan ke dalam hopper melalui jalur yang
dipanasi ± 100°C - 150°C untuk R20 ± 90°C - 120°C untuk R6 dan R14. Pada proses
pembuatan can ini, dies yang telah dikerjakan sebelumnya akan dipunch sehingga
menjadi kaleng. Kekuatan tiap punch untuk masing masing dies berbeda, sesuai
dengan spesifikasi. Hasil punch yang telah berbentuk kaleng dipisahkan dengan
menggunakan 2 conveyor, di mana kaleng yang baik dikumpulkan di tempat yang
telah disediakan dan satu tempat lagi digunakan sebagai wadah untuk menampung
potongan kaleng yang tidak sesuai dengan spesifikasi, dan hasil potongan akan
dilebur kembali dalam dapur peleburan zinc slug. Waktu yang dibutuhkan untuk
membentuk kaleng adalah ± ½ detik.

3. Proses pembuatan Black Mix


Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan black mix adalah electrolyte
managanese dioxide, natural manganese dioxide, acetylene black, zinc oxide.
Bahan-bahan tersebut dimasukkan ke dalam kapsul (hopper), dinaikkan dan dituang
ke dalam mixer. Proses penaikkan hopper dilakukkan dengan menggunakan hoist.
Kapsul bisa memuat bahan baku seberat 2 ton. Prroses pengadukan dibagi menjadi
2 macam, yaitu pengadukan kering dan pengadukan basah. Pada pengadukan basah,
black mix dicampur dengan electrolyte solution. Setelah bahan baku selesai
dikerjakan, black mix dimasukkan ke dalam container dan di-aging minimal 20 jam,
dan maksimal 96 jam. Standard aging untuk black mix adalah 22 jam.

4. Proses pembuatan Electrolyte solution


Pada proses pembuatan electrolyte solution, bahan baku yang dibutuhkan
adalah air bebas ion (demineralisasi), larutan seng klorida 39,5% - 40,5% (ZnCl2),
ammonium Klorida (NH4Cl), potongan can. Electrolyte solution dibagi menjadi 2
yaitu electrolyte solution 27% dan electrolyte solution 34%. Bahan baku berupa air
bebas ion, zinc chloride dan air bebas ion dicampur dan diaging selama 24 jam di
dalam tong electrolyte solution. Pada saat proses aging ini, dimasukkan potongan
kaleng untuk menghindari adanya logamlogam lain. Logam yang tidak terpakai ini
akan menempel pada potongan kaleng zinc slug tersebut. Hasil electrolyte solution
yang telah di-aging ini akan diuji oleh laboratorium terlebih dahulu untuk
mengetahui apakah boleh digunakan atau tidak. Air bebas ion dihasilkan dengan
cara demineralisasi, dengan cara dicuci dengan karbon untuk menyerap bau, warna
dan kotoran, setelah itu air di beri resin kation dan dilakukkan pencucian dengan
keramik dan diberi resin anion. Air yang telah didemineralisasi ini ditampung di
dalam tabung. Electrolyte Solution ini kemudian disalurkan ke black mix melalui
pompa.

5. Proses pembuatan komponen


Pada proses pembuatan komponen ini, komponen yang dihasilkan adalah : a.
Blank jacket untuk R6, R14, dan R20 b. Paper ring untuk R6, R14, dan R20 c. Top
Washer untuk R6, R14 dan R20 d. Toplead untuk R6, R14 dan R20 e. PVC R14 f.
PET yang dipotong g. Bottom washer untuk R6, R14 dan R20 h. Mangkok untuk
R6, R14 dan R20
6. Proses pemotongan PET dan PVC
Bahan baku PET dan PVC dipesan dari supplier, dimana perusahaan hanya
memotong plastic menjadi potongan-potongan dengan ukuran yang telah ada
komponen ini.

7. Proses pembentukan top washer dan bottom washer


Top washer dan bottom washer dibuat dengan menggunakan craft liner yang
berwarna coklat. Satu potongan dapat digunakan untuk membuat kedua komponen
ini.

8. Proses pembentukan paper ring


Paper ring dibuat sebagai penutup pada bawah dan atas battery yang dipotong
sesuai ukuran yang di tentukan.

9. Proses pembentukan jacket


Jacket dibuat untuk semua ukuran jenis battery, di mana proses ini adalah
memotong lempengan jacket menjadi lembaran-lembaran jacket yang siap di kirim
ke bagian printing jacket. Pada proses pembentukan jacket ini, blank (lembaran)
jacket yang telah dibuat, diinspeksi dari visual printing, warna dan tulisan dengan
menggunakan sampel. Setelah diperiksa, blank siap untuk dilengkungkan dengan
menggunakan mesin banding dengan standar kerenggangan 1,6 mm. Setelah
dilengkungkan (crimping), kemudian diperiksa tingginya, diameternya,
kedalamanya dan visualnya yang meliputi warna, tulisan, dll. Pada proses banding
ini dilakukan 2 kali proses banding, di mana proses pertama, banding dilakukan
pada sebelah kiri, dan banding kedua dilakukan pada sebelah kanan. Apabila
terdapat jacket yang terbalik, mesin akan mati oleh karena sensor.
10.Proses Assembling
Pada proses assembling semua komponen yang telah dikerjakan masuk ke
stasiun ini. Pada proses ini, can yang telah di produksi dimasukkan ke dalam mesin
separator, lalu akan dimasukkan paper line dan bottom washer. Setelah itu can
masuk ke mesin tamping yang berfungsi untuk memasukkan bobbin (batangan black
mix) dan electrolyte solution, ujung kaleng diblanding kembali. Can yang telah
dicrimping tersebut diberi sealing aspal dan diberi PVC tube dan paper ring. Setelah
battery telah ter-assembly, battery diberi virgin cap dengan menggunakan mesin
caping.

11. Proses Packaging


Proses ini merupakan proses terakhir dalam pembuatan battery. Battery yang
telah disassembly diaging terlebih dahulu minimal 22 jam. Battery yang telah
selesai diaging diletakkan di turn table, dan dilakukan testing secara manual
dengan menggunakan sampel untuk mengetahui kualitas battery. Battery yang
telah lulus uji akan dikemas dengan menggunakan plastik dengan system dibakar
dengan menggunakan PVC. Banyaknya battery yang dikemas dengan
menggunakan PVC, ditentukan oleh perusahaan.
Pada saat baterai selesai dikemas, dilakukan visual manual terhadap battery
yang sudah dikemas, baik dari paper ringnya, jacket dan printing dari jacket
tersebut. Apabila terjadi kerusakan dari battery, battery akan dibuang dan dicatat
kerusakannya untuk diserahkan kepada bagian produksi. Battery yang telah
dikemas diberi sticker yang menunjukkan apakah battery tersebut untuk
diekspor/import dan sticker ini juga untuk memudahkan pencarian apabila terjadi
kerusakan karena terdapat kode perusahaan yang hanya diketahui oleh karyawan.
Battery yang telah dikemas da diberi sticker, dimasukkan ke dalam kardus dengan
berbagai jenis ukuran yaitu 12 lusin, 24 lusin dan sebagainya. Battery tersebut akan
dibawa dengan menggunakan pallet untuk didistribusikan kepada konsumen
maupun agent-agent battery.

2.4 Pemasaran (Distribusi)


1. Daerah Pemasaran
Target pemasaran yang dilakukan oleh PT. International Chemical Industry
dipioritaskan untuk konsumen yang memesan dalam jumlah yang besar, dimana
mengalami jumlah kenaikan pencapaian target setiap bulannya. Hal sangat
menguntungakan perusahaan. Target lain yang dituju oleh PT. International
Chemical Industry selain konsumen yang memesan dalam jumlah besar,
perusahaan ini menfokuskan beberapa tempat untuk mencapai target mereka.
Target – target pemasaran PT.International Chemical Industry dibagi menjadi 2
bagaian, yaitu :
a. Independent (group)
Contoh ; Carrefour, Giant, Hypermart, Toko Buku, Toko Elektronik, Toko
Olahraga, Toko Musik, dan lain – lain.
b. Non Independent (non – group)
Contoh ; Toko Kelontong (tradisional) tanpa merk yang memiliki badan
hukum yang sah.
Berdasarkan target pemasaran yang telah dijelaskan sebelumnya, pangsa
pasar PT. International Chemical Industry adalah perusahaan – perusahaan
manufaktur yang bergerak dan berhubungan dengan bidang elektronik. Selain itu
pangsa pasar dari perusahaan ini juga meliputi TNI, MPR, dan DPR. Untuk
perusahaan manufaktur yang menjadi pelanggan PT. International Chemical
Industry berada di dalam dan luar negeri.
Dalam suatu bidang uasaha apapun pesaing pasti ada untuk menandingi
produk yang dihasilkan. Pesaing baterai PT. International Chemical Industry
adalah Panasonic dan Energizer. Namun dipasaran, baterai ABC memiliki pasar
sebesar 90% atau dapat dikatakan merupakan market leader, sehingga pihak
perusahaan tidak perlu takut dengan pesaing – pesaing yang ada di pasaran.
Daerah pemasaran PT. International Chemical Industry mencakup daerah
Nasional dan Internasional. Adapun daerah pemasaran yang ada adalah :

a. Domestic Market

Gambar 2.2 Peta Domestic Market dari PT. International Chemical Industry

b. International Market

Gambar 2.3 Peta International Market dari PT. International Chemical Industry
Daerah pemasaran tersebut dapat dilihat selengkapnya pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.5 Domestic Market dari PT. International Chemical Industry

Sulawesi
Sumatera Jawa dan Bali Kalimantan dan Papua dan

Maluku NTB/NTT

Banda Aceh Serang Solo Tarakan Makasar Jayapura

Medan Bogor Kudus Balikpapan Pare - Pare Sorong

Padang Cikampek Surabaya Banjarmasin Manado Manokwari

Jambi Sukabumi Madiun Samarinda Palu Merauke

Pangkal
Cianjur Kediri Kotabaru Gorontalo Biak
Pinang
Tanjung
Bandung Tulung Agung Berau Bau - Bau Lombok
Pandan

Palembang Garut Tuban Pemangkat Kendari Bima

Pangkalan
Pekanbaru Tasikmalaya Bojonegoro Toli - Toli Ruteng
Bun

Cirebon Malang Pontianak Ambon Maumere

Tegal Probolinggo Luwuk Waingapu

Pekalongan Jember Kupang

Purwokerto Bondowoso

Semarang Genteng

Magelang Bangkalan
Yogyakarta Denpasar
Blora Singaraja

Tabel 2.6 International market dari PT. International Chemical Industry


AUSTRALIA /
ASIA & MIDDLE PACIFIC
AMERICA EUROPE EAST ISLAND AFRICA
USA Canary Island Japan Australia Cameroon
Chile Finland Taiwan Cook Islands Eritrea
Colombia France Hong Kong Fiji Guinea Conakry
Panama Georgia Singapore New Caledonia Equatorial Guinea
Dominican
Rep. Germany Philippines New Zealand Kenya
Haiti Greece Malaysia Samoa Tanzania
Jamaica Lithuania Brunei Darussalam PNG Mauritania
Netherlands Thailand Solomon Islands Mauritius
Norway Vietnam Tahiti Sudan
Poland North Korea Tonga Zimbabwe
Romania Eqypt Vanuatu Seychelles
Spain Jordan Timor Leste Ethiopia
Sweden Dubai Djibouti
Turkey Yemen Uganda
U.K. Sri Lanka Nigeria
Cyprus Pakistan Comoros Island

Israel

2. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran yang terdapat di PT. Intenational Chemical Industry
dapat terlihat pada penjelasan 4P (Product, Price, Promotion, dan Place) dibawah
ini :
a.Product
Seperti yang kita ketauhi bahwa PT. International Chemical Industry ini
memproduksi baterai yang merupakan produk yang cukup sering digunakan
untuk kebutuhan sehari – hari, sehingga perusahaan harus benar – benar
memperhitungkan jumlah produk yang akan dihasilkan per harinya karena
apabila produk yang dihasilkan tidak mencukupi sesuai dengan kebutuhan
konsumen, maka konsumen akan kecewa dan merk “ABC” baterai bisa kalah
dipasar oleh merk baterai lain, begitu juga sebaliknya apabila produk yang
dihasilkan terlalu berlebihan tiap harinya maka akan merugikan perusahaan.
Berdasarkan produk ABC baterai yang telah dikenal oleh masyarakat luas,
perusahaan harus benar – benar menjaga kualitas produk yang dihasilkan.

b. Price
Harga ABC baterai yang didistribusikan kepada konsumen, ditentukan
oleh pihak perusahaan. Pihak perusahaan harus memperhitungkan beberapa
persentase keuntungan yang akan diperoleh untuk 1 buah produknya. Harga
produk baterai akan mempengaruhi pembelian konsumen terhadap produk
tersebut, karena apabila terlalu mahal, konsumen dapat menggunakan produk
baterai merk lain.

c. Promotion
Dalam mempromosikan suatu produk perusahaan, banyak cara – cara
yang dapat dilakukan. PT. International Chemical Industry sendiri
mempunyai cara khusus untuk mempromosikan produknya, antara lain:
1. Melalui media cetak,seperti majalah dan surat kabar (Koran).
2. Melalui media elektronik, seperti iklan dan pemasangan billboard.
3. Melakukan promosi dengan hal – hal unik, seperti :
 Mengadakan sunatan masal.
 Memberikan beasiswa kepada anak – anak yang tidak mampu.
 Pertunjukan wayang kulit.
 Bowling marathon.
 Pesta Laut
 Lomba “Tamiya” (pada lomba ini dibuktikan bahwa mobil tamiya
yang menggunakan baterai ABC lebih unggul dibandingkan baterai
merk lainnya).
 Seminar Indonesia Luar Biasa.

d. Place
Lokasi yang tidak terletak dikawasan industri, tidak menyulitkan
perusahaan untuk terus mengembangkan usahanya. Sistem pengolahan
limbah yang sudah sangat canggih tidak membahayakan masyarakat,
ditunjang pula dengan jalan yang cukup lebar sebagai jalur keluar masuknya
kendaraan truk dan container. Berikut ini adalah analisa Strength, Weakness,
Opportunity, and Threat (SWOT) untuk PT. International Chemical Industry
untuk produk baterai.
1. Strength: merupakan perusahaan yang pertama kali menguasai pangsa
pasar.
2. Weakness: distribusi belum berjalan dengan baik.
3. Opportunity:
 Adanya kemungkinan untuk mengembangkan usaha ini (melakukan
pembaharuan) yang dapat meningkatkan jumlah produksi.
 Market share sudah cukup besar (bargain power cukup kuat).
4. Threat: pergerakan competitor yang menguasai produk.

2.5 Sanitasi dan Penanganan Limbah


2.5.1. Sanitasi
2.5.2. Pengolahan Limbah
Adapun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang terdapat dalam PT.
International Chemical Industry terdapat dua pengolahan limbah yakni IPAL
Domestik dan IPAL Produksi. Masing-masing dari IPAL tersebut diuji dengan
dua kali tahapan yaitu pengujian kadar pengolahan air limbah yang di lakukan
secara mandiri oleh PT. International Chemical Industry yang disebut dengan
Swa Pantau dan pengujian kadar pengolahan limbah air yang dilakukan oleh
BPLHD (Badan Pengolaha Lingkungan Hidup Daerah).

Gambar 2.4. Block Diagram IPAL Produksi


BAB III

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Saran untuk Kunjungan Industri yang akan dilakukan berikutnya yaitu pihak
perusahaan sebaiknya lebih menyampaikan informasi secara komukatif dan
berusaha berbaur dengan pengunjung agar supaya pengunjung bisa merasakan
keikut-sertaanya dalam pemrosesan produksi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Bppt.2006. Petunjuk pengoprasian Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik PT.


International Chemical Industry. Jakarta: BPPT
2. BAPEDAL. 1995. Keputusan Kepala BAPEDAL, Kep-01/BAPEDAL/09/1995
tentang Tatacara dan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Bahan Berbahaya
dan Beracun. Jakarta: BAPEDAL
3. Chandra, Andreas. 2012. Penerapan Seven Tools Sebagai Pengendali Mutu Untuk
Produk Battery Standard R6 di PT. International Chemical Industry. Jakarta:
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
4. Ir. Omang Komaruding, 2015. Big Book Kimia SMA Kelas 1,2,& 3 Metode terbaik
mendapat nilai ujian 9 atau bahkan 10. Jakarta: Cmedia
5. Murthado, D dan Sa’id, E,G. 1997. Penanganan dan Pemanfaatan Limbah Padat.
Jakarta: PT. Mediyatama sarana perkasa
6. Novia, Mercyana. 2011. Perencanaan Produksi dan Pengadaan Bahan Baku
Battery Zinc Carbon PT. International Chemical Industry. Jakarta: Universitas
Bina Nusantara
7. PT. Intercallin.2009. Buku Panduan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan. Jakarta: PT. International Chemical Industry
8. PT. Intercallin.1999. Studi Up-Dating Analisa Dampak Lingkungan (ANDAL),
Industri Pembuatan Baterai Kering Jenis Zinc Carbon dan Alkaline. Jakarta: PT.
International Chemical Industry
9. Sugiharto, 1987. Dasar-dasar Pengolahan Air Limbah Cetakan Pertama. Jakarta:
UI Press
10. Winarno,F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia

Anda mungkin juga menyukai