Anda di halaman 1dari 5

Kronologi Kebakaran Dahsyat PT Mandom di Bekasi

Liputan6.com, Jakarta - Penyidik Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya


telah menetapkan 2 tersangka atas kasus kebakaran di PT Mandom di Jalan Irian,
Blok PP, Kawasan Industri MM 2100, Cikarang, Bekasi.

Dari hasil penyidikan yang dilakukan, polisi menemukan fakta bahwa kebakaran
tersebut dipicu oleh ke kebocoran pipa gas flexible tube di mesin konveyor hingga
menimbulkan ledakan dahsyat.

Kasubdit Keamanan Negara (Kamneg) Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda


Metro Jaya, AKBP Fadli mengatakan percikan api kebakaran mulai muncul pada
salah satu mesin untuk memanaskan plastik bernama dryer.

Di mesin itu, sejumlah petugas pabrik tengah melakukan pengepakan produk.


Tiba-tiba karena ada kebocoran gas, muncul percikan api dari mesin dryer,
sehingga memicu ledakan.

"Panas yang dikeluarkan mesin itu mencapai 300 derajat celcius untuk
memanaskan plastik. Karena ada kebocoran gas, muncul percikan api dan langsung
meledak," ungkap Fadli saat memberikan keterangan persnya di Mapolda Metro
Jaya, Jakarta, Rabu (14/10/2015).

"Kebocoran gas awalnya karena menggunakan flexibel tube lama atau bekas.
Sehingga terjadi kebocoran. Maka liquid gas elpiji yang memang dialirkan ke
mesin, terbawa oleh konveyor kemidian masuk ke dryer tadi," sambungnya.
Ditambahkan Fadli, ledakan tersebut terjadi cukup singkat berkisar antara 3 sampai
4 detik. Sehingga sistem deteksi kebakaran di dalam ruangan produksi pabrik PT
Mandom tidak sempat memberi peringatan.

"Alarm di dalam ruangan itu sebenarnya ada. Tetapi baru bereaksi ketika 18 detik
kemudian dari kebakaran menyala," terang Fadli.

Akibat ledakan Dahsyat itu, seisi ruangan pengepakan produk mendadak luluh
lantak. Selain itu, dua pekerja tewas di tempat dengan kondisi tubuh hangus
terbakar.

"Kami menduga ada 2 korban yang meninggal di TKP," ucap dia.

Polisi telah menetapkan AH dan T sebagai tersangka. Keduanya merupakan


karyawan PT Iwatani, perusahaan kontraktor instalasi pipa gas di PT Mandom
Indonesia. T berprofesi sebagai General Manager di PT Iwatani. Sementara AH
berperan memasang flexible tube atau selang fleksibel di PT Mandom atas
instruksi T.

PT Iwatani terbukti lalai dalam menjalankan tugasnya yang berakibat fatal pada
terbakarnya pabrik milik perusahaan kosmetik itu. PT Mandom telah meminta
kepada T agar 8 buah flexible tube di ruang DPS diganti baru semua. Namun PT
Iwatani hanya mengganti separuh dari jumlah tersebut dengan selang fleksibel
baru.

"Dari 8 buah flexible tube tersebut hanya 4 buah yang diganti baru. Sedangkan 4
buah lainnya bekas pindahan dari pabrik PT Mandom yang ada di Sunter, Jakut,"
tutur Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti, Jakarta,
Selasa 13 Oktober 2015.
Akibat kelalaian itu, ruang DPS milik PT Mandom Indonesia yang berada di Jalan
Irian, Blok PP, Kawasan Industri MM 2100, Cikarang, Bekasi itu terbakar hebat,
Jumat 10 Juli 2015.

28 Karyawan tewas dan 31 lainnya mengalami luka bakar dalam kecelakaan


tersebut. (Ali/Mut)

Sumber : Liputan6.com (diterbitkan tanggal 14 Oktober 2015)

UU No.32 tahun 2009 pasal 1 menyatakaan bahwa:


1. Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energy, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh
kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah
ditetapkan.

UU No.32 tahun 2009 pasal 3 menyatakan bahwa :


Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup bertujuan :
a. melindungan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup;
b. menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia;
c. menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan kelestarian ekosistem;
d. menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup;
e. mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan lingkungan hidup;
f. menjamin pemenuhan dan perlindungan ha katas lingkungan hidup sebagai
bagian dari hak asasi manusia;
UU No.32 tahun 2009 pasal 4 menyatakan bahwa :
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup meliputi:
a. perencanaan;
b. pemanfaatan;
c. pengendalian;
d. pemeliharaan;
e. pengawasan; dan
f. penegak hukum.

UU No.32 tahun 2009 pasal 47 menyatakan bahwa :


1. Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak penting
terhadap lingkungan hidup, ancaman terhadap lingkungan hidup, ancaman
terhadap ekosistem dan kehidupan, dan/atau kesehatan dan keselamatan
manusia wajib melakukan analisis risiko lingkugan hidup.

Berdasarkan artikel diatas, kebakaran yang terjadi di PT Mandom mengakibatkan


pencemaran lingkungan berupa asap yang dihasilkan oleh kebakaran yang terjadi
karena adanya kebocoran pipa gas flexible tube di mesin konveyor. Hal ini
melanggar UU No.32 tahun 2009 pasal 2 tentang pencemaran lingkungan. Selain
itu, akibat kejadian tersebut juga menyebabkan hilangnya nyawa beberapa pekerja
PT Mandom. Berkaitan dengan UU No.32 tahun 2009 pasal 3, PT Mandom sudah
melanggar perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dimana pada pasal
tersebut dijelaskan tentang menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan
manusia.

Saat ledakan terjadi, alarm didalam ruangan tersebut menyala 18 detik sejak
kejadian ledakan terjadi. Hal ini memperparah kondisi saat itu karna tidak ada
pemberitahuan dari alarm kepada pekerja yang berada pada ruangan dan
sekitarnya. Seharusnya PT Mandom harus melakukan pemeliharaan dan
pengawasan agar alarm dapat berfungsi sebagai mana mestinya. Selain itu sebagai
sebuah perusahaan yang dapat memberikan berbagai dampak ke lingkungan dan
keselamatan harus melakukan safety induction dan analisis resiko lingkungan
hidup. Sehingga para pekerja akan lebih memperhatikan dari setiap tindakan dan
keputusan yang akan di ambil.

Anda mungkin juga menyukai