Anda di halaman 1dari 163

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ANALISIS KELAYAKAN PENERAPAN JUST-IN-TIME


PADA PROSES PRODUKSI IKAN KALENG
(Studi Kasus pada PT Indohamafish Jembrana)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi

Oleh:
Kadek Shindyana Primawardhani Agusta
132114192

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ANALISIS KELAYAKAN PENERAPAN JUST-IN-TIME


PADA PROSES PRODUKSI IKAN KALENG
(Studi Kasus pada PT Indohamafish Jembrana)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi

Oleh:
Kadek Shindyana Primawardhani Agusta
132114192

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Skripsi

ANAHttS団
臨圏 3認殿 器 組訛 Ψ
(Studi KasIIs pada PT Indohama■ sh Jembrana)

Dosen Pembimbing

惨;
Ir.Drs.Hansiadi Y.Ha■ anto,M.Si。 ,Ak.,QlA.,CA Tanggal 29 ⅣIci 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ¬

Skripsi

ANALISIS KELAYAKAN PENERAPAN ttS駐機 、物


PADA PROSES PRODUKSIIKAN KALENG
(Studi Kasus pada PT Indohamaflsh Jembrana)

Dipersiapkan dan Ditulis olch:


rardllani Agusta
Kadek Shindyana Prillna、 、
132114192

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Pada Tanggal 15 JuniZAlT
dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Dr.Fr.kni Remo Anggraini,Ⅳ l.Si.,Ak.,CA

Sekretaris Lisia Apriani,SE.,IⅥ .Si.,Ak.,QIA.,CA

Anggota Ir.Drs.Hansiadi Y.Haltanto,M.Si。 ,Ak,,QIA.,CA

Anggota 1lsa Haruti Suwandari,SE.,SIP.,Ⅳ l.Sc.,Ak.,CA

Anggota Dr.FA.Joko Siswanto,MM.,Ak.,QIA.,CA

Yogyakarta,3 1 Jllli 201 7


Fakultas Ekononll
niversitas Sanata Dharma

i Yuniarto,SE.,NIBA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

For the one who has conquered the mind, the mind is the best of friends.
But for one who has failed to do so, his very mind will be his greatest enemy.

Bhagavad Gita, Chapter 6-6

Kupersembahkan untuk:

Papa dan Mama tercinta,


Kakak dan seluruh keluarga besar,
serta para sahabat tersayang

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

t
uNrVpnsrrAs sANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI - PROGRAM STUDI AKUNTNASI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI


Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

ANALISIS KELAYAKAN PENERAPAN,TU,ST-IN- TIME


PADA PROSES PRODUKSI IKAN KALENG
(Studi Kasus pada PT Indohamafish Jembrana)

Dan diajukan untuk diuji pada tanggal l5 Juni 2071 adalahhasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi


ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol
yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang
saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian
atau keseluruhan fulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan
orang lain tanpa menrberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil
tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan
tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya
sendiri, berarti gelar dan ljazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya
terima.

Yogyakarta,3| luh20l7

Yang membuat pemyataan,

Kadek Shindyana Primawardhani Agusta

V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEⅣ IBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILⅣ IIAⅡ


UNTUK KEPENTINGAN AKADEⅣ IIS

Yallg bcrtalldatallgall di baⅥ ″


出 i面 ,saya mahasiswa Univcrsitas Sallata Dh鍼 Ⅱla:

Nallla : Kadek Shindyana Primawardhani Agusta

Nornor Mahasisr.va : 132114192

Derni pengembangan ihnu pengetahuan. saya memberikan kepada Pcrpustakaan


Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

ANALISIS KELAYAKAN PENERAPAN "TU^ST-INT- TIME


PADA PROSES PRODUKSI IKAN KALENG
(Studi Kasus pada PT Indohamafish Jembrana)

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta tzin dari saya untuk
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.

Demikian pemyataan ini yang saya buat dengan sebenamya.

Dibuat di Yogyakrlta
Pada tanggal 3 i .Iuli 2017

Yang rnenyatakan,

Kadek Shindyana Primawardhani Agusta

Vl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan berkat dan karunia kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. A. Yudi Yuniarto, SE., MBA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma.
3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA. selaku Ketua Program Studi
Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
4. Ir. Drs. Hansiadi Yuli Hartanto, M.Si., Ak., QIA., CA. selaku pembimbing
yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini dan selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan kontribusi berupa masukan-masukan yang berguna pada saat
penulis mengerjakan skripsi.
5. Nicko Kornelius Putra, M.Si., yang telah memberikan masukan-masukan
yang sangat bermanfaat dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
6. Ignatius Aryono Putranto, M.Acc., Ak. yang telah memberikan masukan-
masukan yang sangat bermanfaat dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
7. Semua dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah
membagikan ilmu dan pengalamannya dalam proses perkuliahan.
8. Segenap karyawan Sekretariat Fakultas Ekonomi yang telah membantu
untuk kelancaran penelitian ini.

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9. Bapak Putu Eka Yastika selaku Administrasi ISO, Ibu Eny Diah selaku
Kepala Quality Assurance, Bapak Eko Rahadian selaku Kepala Produksi,
dan seluruh karyawan PT Indohamafish Jembrana. Terimakasih kepada PT
Indohamafish Jembrana yang telah berkenan memberikan ijin kepada saya
untuk melakukan penelitian.
10. Mama dan Papa, yang selalu sabar membimbing, memberikan kasih
sayang, menghibur disaat putus asa, dan mendukung segala keputusan
saya. Saya ada di dunia ini karena cinta kalian.
11. Kakak, Gede Kharisma Primawardhana Agusta, yang telah menjadi kakak
yang luar biasa yang senantiasa memberi semangat dan dukungan lewat
candaan yang sangat menghibur saya.
12. Keluarga besar Mama dan Papa, untuk segala bentuk dukungan,
semangat, motivasi, hiburan dan doa kalian.
13. Paman dan Bibi yang telah menyayangi dan mengurus saya selama saya
berada di Yogyakarta.
14. Kakak-kakak kos yang telah lulus lebih dulu, Veronica Anggri Puspita dan
Maharani Pratiwi, yang telah memberikan semangat dan senantiasa
menjaga saya selama kita tinggal di kos yang sama, hingga sampai saat ini
kalian masih memberikan saya dukungan untuk segera menyelesaikan
studi.
15. Complices (Katarina Vivi Denniati, Restianti Ismail Tandi, Alvionita
Patricia, Melchior Eugenndori Gare, Thomas Andika Permana, David
Julian Nggebu, dan Evan Dika Pratama), persahabatan terindah kita sejak
duduk di bangku semester satu hingga kini tidak akan pernah saya
lupakan. Terimakasih sekali lagi atas segala yang telah kita lewati
bersama, suka duka kita, saling mendukung dan menguatkan satu sama
lain, hingga kini kita menghadapi skripsi kita masing-masing.
16. Teman-teman kelompok KKP, Thomas, Sesilia, dan Ester, kita pernah
merasakan hidup bersama dalam satu rumah, segala yang telah kita
lakukan bersama tak akan saya lupakan. Terimakasih segala dukungannya
hingga saat ini.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17. Teman-teman kelas D Akuntansi 2013 yang selalu berbagi talva, cancla,

dan kenangan indah kebersamaan kita, serta masukan-masukarl yang


berarti <lalam pcnulisan sklipsi ini.
18. Teman-teman Kelas MPAT I, terimakasih atas masukan, dinamika, clan

kebersamaannya selama ini.

i9. Teman-teman seperjuangan Akuntansi angkatan 2013 yang selalu berbagi

ilmu yang benlanfaat.


20. Serla semua pihak yang suclith membantu selarna penyelesaian Tugas
Akhir ini.
Penulis menyadari bahlva skripsi ini rlasih ada kekurangan, oleh kareua itu
penulis mengharapkan kritik dan saran, semoga skripsi ini clapat bemrantaat bagi
pembaca.

Yogyakarta,3I Juh2017
Penulis

Kadek Shindyana Primawardhani Agusta

lX
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………..ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………............iii
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………….iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS……………………v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI…………………..vi
HALAMAN KATA PENGANTAR……………………………………………..vii
HALAMAN DAFTAR ISI………………………………………………………..x
HALAMAN DAFTAR TABEL…………………………………………..…….xiii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR……………………………………………..xiv
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………xv
ABSTRAK……………………………………………………………..………..xvi
ABSTRACT…………………………………………………………………….xvii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………...1
A. Latar Belakang Masalah……………………………………….1
B. Rumusan Masalah…………………………………………..…3
C. Tujuan Penelitian……………………………………...………4
D. Manfaat Penelitian…………………………………………….4
E. Sistematika Penulisan……………………………………….…5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………….….6


A. Studi Kelayakan……………………………………………….6
B. Pengertian Just-in-time ………………………………….…….7
C. Perbandingan Sistem Just-in-time dan Tradisional…………..12
D. Tujuan Just-in-tiime …………………………………………14
E. Just-in-time dan Lean Production …………………………...15

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

F. Manufacturing Cycle Effectiveness (MCE) ………………….16


G. Biaya Persediaan Bahan Baku.………………………………19
H. Just-in-time Purchasing ……………………………………..21
I. Jidoka ………………………………………………………..22
J. Budaya Organisasi…………………………………………...23
K. Penelitian Terdahulu…………………………………………24

BAB III METODE PENELITIAN………………………………………..26


A. Jenis Penelitian……………………………………………….26
B. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………..26
C. Subjek dan Objek Penelitian…………………………………26
D. Jenis dan Sumber Data……………………………………….27
E. Teknik Pengumpulan Data………………………………...…27
F. Teknik Analisis Data…………………………………………28

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN………………………..35


A. Deskripsi Perusahaan…………………………………...……35
1. Sejarah……………………………………………………35
2. Profil Perusahaan……………………………………...…36
3. Struktur Organisasi………………………………………39
4. Karyawan………………………………………………...40
5. Layout ……………………………………………………41

B. Deskripsi Produk……………………………………………..42
1. Jenis dan Merek…………………………………………..42
2. Produksi…………………………………………………..44
3. Area Pemasaran…………………………………………..52

C. Budaya Organisasi………………………………………...…53
1. Disiplin………………………………………………...…53
2. Kerja Keras………………………………………………54
3. Kreatif……………………………………………………54
4. ABC (Ati-ati, Bersih, Cepat)…………………………….55

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Dampak Lingkungan…………………………………………55

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN……………………………..56


A. Deskripsi Data………………………………………….…….56
1. Pemasok…………………………………………….……57
2. Persediaan………………………………………….…….61
3. Tata Letak………………………………………….…….64
4. Penjadwalan……………………………………….……..67
5. Pemberdayaan Karyawan………………………………...67
6. Produksi…………………………………………………..69
7. Kualitas……………………………………………..……69
8. Jidoka ……………………………………………………70
9. Manufacturing Cycle Effectiveness (MCE) …………...…71
B. Analisis dan Pembahasan…………………………………….90

BAB VI PENUTUP………………………………………………………109
A. Kesimpulan…………………………………………………109
B. Keterbatasan Penelitian…………………………………..…109
C. Saran………………………………………………………...110

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..112
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………115

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 Perbedaan Metode Just-in-time dan Tradisional……………………12


TABEL 3.1 Analisis Kemungkinan Penerapan Just-in-time (belum terisi)……...31
TABEL 5.1 Ukuran Kaleng Setiap Kemasan……………………………………72
TABEL 5.2 Kapasitas Mesin Precooking ……………………………………….72
TABEL 5.3 Kapasitas Mesin Sauce & Oil Filling ………………………………73
TABEL 5.4 Kapasitas Mesin Seamer …………………………………………...74
TABEL 5.5 Kapasitas Mesin Retort …………………………………………….74
TABEL 5.6 Waktu Proses Ukuran Kemasan 125 gram………………………….75
TABEL 5.7 Waktu Proses Ukuran Kemasan 155 gram………………………….78
TABEL 5.8 Waktu Proses Ukuran Kemasan 425 gram………………………….81
TABEL 5.9 Waktu Pemindahan Ukuran Kemasan 125 gram…………………...84
TABEL 5.10 Waktu Pemindahan Ukuran Kemasan 155 gram………………….85
TABEL 5.11 Waktu Pemindahan Ukuran Kemasan 425 gram………………….86
TABEL 5.12 Jumlah Waktu Ukuran Kemasan 125 gram………………………..88
TABEL 5.13 Jumlah Waktu Ukuran Kemasan 155 gram………………………..88
TABEL 5.14 Jumlah Waktu Ukuran Kemasan 425 gram………………………..88
TABEL 5.15 Persentase Manufacturing Cycle Effectiveness (MCE) …………...89
TABEL 5.16 Analisis Kemungkinan Penerapan Just-in-time (telah terisi)……...91
TABEL 5.17 Kemungkinan Penerapan Just-in-time PT Indohamafish………...108

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 4.1 Lokasi PT Indohamafish…………………………………………35


GAMBAR 4.2 Jarak dari Kota Denpasar ke PT Indohamafish………………….37
GAMBAR 4.3 Struktur Organisasi………………………………………………39
GAMBAR 4.4 Tata Letak Perusahaan…………………………………………...41
GAMBAR 4.5 Macam-macam Merek Produk…………………………………..42
GAMBAR 5.1 Bangunan Pabrik PT Indohamafish……………………………..56
GAMBAR 5.2 Persediaan Kaleng yang Akan Digunakan untuk
Memproduksi Kemasan Ukuran 425 gram……………………...59
GAMBAR 5.3 Gudang Penyimpanan Kaleng…………………………………..62
GAMBAR 5.4 Tata Letak Perusahaan dan Mesin………………………………65
GAMBAR 5.5 Alur Pergerakan Bahan Baku…………………………………...66

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Surat Izin Penelitian……………………………………………116


LAMPIRAN 2 Produksi Ikan Kaleng Tahun 2016……………………………..121
LAMPIRAN 3 Layout Perusahaan……………………………………………...134
LAMPIRAN 4 Foto-foto Lokasi Penelitian…………………………………….140

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

ANALISIS KELAYAKAN PENERAPAN JUST-IN-TIME


PADA PROSES PRODUKSI IKAN KALENG
(Studi Kasus pada PT Indohamafish Jembrana)

Kadek Shindyana Primawardhani Agusta


132114192
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2017

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan penerapan metode just-


in-time pada proses produksi ikan kaleng. Penelitian dilakukan di PT
Indohamafish yang bergerak di bidang industri pengalengan ikan. Pabrik akan
berproduksi sesuai dengan ketersediaan bahan baku ikan.
Metode just-in-time biasa disebut sebagai sistem produksi tepat waktu dengan
mengacu pada produksi tanpa persediaan. Analisis dilakukan berdasarkan kondisi
dan budaya perusahaan dari segi pemasok, persediaan, tata letak, penjadwalan,
pemberdayaan karyawan, produksi, kualitas, persentase manufacturing cycle
effectiveness (MCE), dan penggunaan jidoka. Pengumpulan data dan informasi
menggunakan tiga cara, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Berdasarkan analisis, diketahui bahwa perusahaan belum layak menerapkan
metode just-in-time. Ketidaklayakan disebabkan oleh persediaan bahan baku yang
selalu ada di gudang. Hal ini dikarenakan tidak mengikuti jadwal produksi dan
pembelian persediaan bahan baku dilakukan dalam jumlah yang besar. Kecuali hal
tersebut, perusahaan juga menghasilkan produk dalam ukuran lot besar, serta
penataan letak gudang penyimpanan kaleng yang berada di luar kawasan
bangunan pabrik.

Kata kunci: just-in-time, proses produksi, syarat just-in-time, kondisi perusahaan,


manufacturing cycle effectiveness (MCE)

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

ANALYSIS OF JUST-IN-TIME APPLICATION FEASIBILITY


IN THE PRODUCTION PROCESS OF FISH CANNED
(Case Study at PT Indohamafish Jembrana)

Kadek Shindyana Primawardhani Agusta


132114192
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2017

This study aims to analyze the feasibility of applying just-in-time method


in the process of canned fish production. The research was conducted at PT
Indohamafish which is engaged in fish canning industry. The plant will operate in
accordance with the availability of fish raw materials.
The just-in-time method is commonly referred to as a timely production
system with reference to production without inventory. The analysis is based on
the company's condition and culture in terms of supplier, inventory, layout,
scheduling, employee empowerment, production, quality, percentage of
manufacturing cycle effectiveness (MCE), and use of “jidoka”. The collection of
data and information using three ways, namely observation, interviews, and
documentation.
Based on the analysis, it is known that the company is not yet feasible to
apply the just-in-time method. The inadequacy is caused by the raw material
inventory that is always in the warehouse. This is caused by the production
schedule and the purchase of raw material inventory in large quantities. Except
that, the company also operates in large lot production, as well as the location of
can warehouse is outside the factory building area.

Keywords: just-in-time, production process, manufacturing cycle effectiveness


(MCE)

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Persaingan dalam dunia bisnis akan menuntut setiap perusahaan untuk

memiliki keunggulan tersendiri agar mampu bersaing dengan perusahaan lain

pada level yang sama. Level yang sama dalam artian adalah perusahaan yang

sejenis, seperti halnya antar perusahaan manufaktur dengan barang hasil

produksi yang manfaatnya sama. Kesamaan manfaat dari barang hasil

produksi inilah yang akan mendorong perusahaan untuk lebih memajukan

produknya dalam hal kualitas dan harga yang terjangkau agar lebih terlihat

baik di mata pelanggan. Kotler dan Keller (2009:19) mengatakan, konsumen

menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja, atau fitur inovatif

terbaik.

Pada umumnya, perusahaan akan menarik hati para pelanggan untuk

mendapatkan laba setinggi-tingginya dengan biaya yang serendah-rendahnya.

Namun tidak hanya dari segi kualitas dan harga yang relatif bersahabat dengan

konsumen, tetapi dalam proses yang menghasilkan barang untuk konsumen

tersebut, perusahaan juga dapat mengoptimalkan produksi sehingga dengan

biaya yang relatif rendah dapat menghasilkan barang produksi yang bernilai

tinggi di mata konsumen. Seperti halnya sistem produksi just-in-time yang

hanya memproduksi barang tepat pada saat bahan baku tersedia. Bahan baku

diproses langsung ketika datang tanpa melewati proses penyimpanan. Produk

yang disimpan, diperiksa, atau ditunda, maupun produk yang masih menunggu

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dalam antrian, dan produk cacat tidak memberi nilai tambah, dianggap

pemborosan. Aktivitas apapun yang tidak memberi nilai tambah dari suatu

produk dari sisi pandang pelanggan merupakan pemborosan, Heizer dan

Render (2005: 259).

Ohno (1978: 4) berpendapat just-in-time berarti bahwa dalam suatu

rangkaian proses produksi, suku cadang yang diperlukan untuk perakitan tiba

pada ujung lini rakit pada waktu yang diperlukan dan hanya dalam jumlah

yang diperlukan. Oleh karena itu, untuk mencapai produksi yang tepat waktu

dan sesuai dengan permintaan pasar, diperlukan suatu metode agar

kemampuan yang dimiliki suatu perusahaan dapat mencapai tujuan tersebut.

Dengan menerapkan metode just-in-time ini, maka diharapkan perusahaan

dalam proses produksinya akan memiliki biaya yang rendah, harga jual yang

murah, kualitas yang baik, dan kemampuan ketepatan waktu pengiriman

kepada pelanggan, Putra dan Idayati (2014: 2).

Di negara asalnya, Jepang, metode just-in-time diperkenalkan pertama

kali pada produksi mobil perusahaan Toyota, oleh Taichi Ohno. Maka, metode

just-in-time juga dikenal dengan sistem produksi Toyota (Toyota Production

System/TPS). Selain just-in-time, juga diperkenalkan Jidoka, yang berarti

otomatisasi (mengubah proses manual, yang semulanya dikerjakan oleh

manusia, menjadi proses mesin) dan otonomisasi (mengubah proses manual,

yang semulanya dikerjakan oleh manusia, menjadi proses mesin dengan

menambah pengendalian terhadap barang produksi yang cacat secara

otomatis). Tujuan utama just-in-time adalah mengurangi pemborosan dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mengurangi variabilitas. Variabilitas adalah segala penyimpangan yang

berasal dari proses optimal yang mengirimkan produk sempurna secara tepat

waktu setiap saat, Heizer dan Render (2005:259).

Penelitian dengan judul “Analisis Kelayakan Penerapan Just-In-Time

pada Proses Produksi Ikan Kaleng: Studi Kasus Pada PT Indohamafish

Jembrana” akan menguraikan mengenai kelayakan penerapan metode just-in-

time pada proses produksi ikan kaleng perusahaan yang bersangkutan. Pada

umumnya, metode just-in-time digunakan pada perusahaaan perakitan seperti

alat elektronik dan pembuatan kendaraan bermotor. Namun dengan penelitian

ini, peneliti ingin mengetahui apakah metode just-in-time dapat diterapkan di

industri pengalengan makanan dan dapat membantu mengurangi masalah

persediaan (bahan baku maupun barang jadi) yang menjadi salah satu kunci

utama dari just-in-time, seperti pada penelitian Perdana (2006) yang

menunjukkan PT Garudafood menjalankan metode just-in-time untuk

mengatasi kelebihan persediaan bahan baku yang terlalu lama disimpan.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada perusahaan

yang dijadikan lokasi penelitian, maupun para akademisi untuk dijadikan

literatur dan referensi pada penelitian berikutnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, permasalahan yang akan

dikaji dalam penelitian ini adalah “Apakah metode just-in-time dapat

diterapkan pada proses pengalengan ikan PT Indohamafish?”


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang akan dibahas, tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui kelayakan penerapan metode just-in-time pada

proses produksi ikan kaleng.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan menambah

koleksi literatur perpustakaan Universitas Sanata Dharma.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan

pemahaman bagi pihak manajemen perusahaan, khususnya pada bagian

produksi untuk mengetahui kelayakan penerapan just-in-time pada proses

produksi ikan kaleng.

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi kepada para

akademisi bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dalam penelitian

dimasa yang akan datang, serta dapat dijadikan sebagai bahan referensi,

khususnya di bidang akuntansi mengenai just-in-time, khususnya pada

perusahaan manufaktur pengolahan makanan, yaitu ikan kaleng.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini terbagi menjadi enam bab. Adapun

sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini menguraikan mengenai pustaka teori dan penelitian

terdahulu sebagai acuan dalam penelitian ini.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini menguraikan mengenai jenis penelitian, sumber data dan

teknik pengumpulan data, serta metode analisis yang digunakan.

Bab IV Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini menguraikan mengenai gambaran umum perusahaan

sebagai sumber data dalam penelitian.

Bab V Pembahasan dan Analisis Data

Bab ini menguraikan mengenai hasil penelitian berupa

pembahasan berdasarkan analisis data.

Bab VI Penutup

Bab ini menguraikan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian,

keterbatasan penelitian, serta saran-saran untuk penelitian

selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Studi Kelayakan

Bentuk studi kelayakan disesuaikan dengan tujuan dan kepentingan,

misalnya untuk apa studi kelayakan itu dibuat. Studi kelayakan yang akan

dilakukan secara benar akan menghasilkan laporan yang komperhensif

mengenai kelayakan suatu proyek/bisnis yang akan didirikan dan

dikembangkan serta kemungkinan-kemungkinan risiko yang akan dihadapi.

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah suatu proyek akan mendatangkan

keuntungan atau kerugian, (Subagyo, 2007: 4).

Subagyo (2007: 15) juga menjelaskan, jika suatu kelayakan

merekomendasikan bahwa proyek yang akan dikerjakan tidak layak,

sebaiknya proyek tersebut dihentikan. Apabila ingin dilanjutkan, harus

melakukan perbaikan terhadap aspek-aspek yang dinilai belum atau tidak

layak. Di sinilah fungsi studi kelayakan bagi suatu investasi, yaitu untuk

mendeteksi keadaan proyek sebelum melaksanakan investasi serta

memproyeksi dan mengestimasi keadaan proyek di masa yang akan datang.

Adapun manfaat studi kelayakan bagi penganalisa, yaitu memberikan

pengetahuan tentang cara berpikir secara sistematis dalam menghadapi suatu

masalah dan mencari jawabannya, menerapkan berbagai disiplin ilmu yang

telah dipelajari sebelumnya dan menjadikannya sebagai alat bantu dalam

pengukuran, penilaian, maupun pengambilan keputusan, dan sebagai

pengalaman berharga.

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Pengertian Just-in-time

Ohno (1978: 4) berpendapat just-in-time berarti bahwa dalam suatu

rangkaian proses produksi, suku cadang yang diperlukan untuk perakitan tiba

pada ujung lini rakit pada waktu yang diperlukan dan hanya dalam jumlah

yang diperlukan. Sedangkan Carter (2009: 348) menguraikan just-in-time

(JIT) merupakan filosofi yang dipusatkan pada pengurangan biaya melalui

eliminasi persediaan. Semua bahan baku dan komponen sebaiknya tiba di

lokasi kerja pada saat dibutuhkan dan tepat waktu. Produk sebaiknya

diselesaikan dan tersedia bagi pelanggan yang menginginkannya dengan tepat

waktu. Eliminasi persediaan di satu pihak menghilangkan kebutuhan akan

tempat penyimpanan dan biaya penyimpanan. Carter juga menjelaskan, aspek

yang paling mencolok dari JIT adalah usaha untuk mengurangi persediaan

barang dalam proses (work in process–WIP) dan bahan baku. Kebanyakan

tulisan mengenai JIT berkonsentrasi pada satu aspek ini, yang disebut dengan

produksi tanpa persediaan (stockless production), produksi ramping (lean

production), atau produksi dengan persediaan nihil (zero inventory

production/ZIP).

Heizer dan Render (2005) memperkenalkan aplikasi JIT dengan para

pemasok, tata letak, persediaan, penjadwalan, kualitas, dan pemberdayaan

karyawan. Adapun aplikasi yang dimaksud adalah sebagai berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Pemasok

Kemitraan JIT (JIT partnership) ada ketika pemasok dan pembeli

bekerja sama dengan sebuah sasaran bertimbal balik untuk menghilangkan

pemborosan dan menekan biaya. Ada empat sasaran kemitraan JIT

menurut Heizer dan Render (2005: 262), yaitu:

a. Penghilangan aktivitas yang tidak perlu

Jika ada pemasok yang baik, maka aktivitas penerimaan dan inspeksi

berikutnya tidak diperlukan.

b. Penghapusan persediaan di pabrik

Bagian atau komponen harus dikirimkan dalam lot kecil secara

langsung ke departemen yang akan menggunakannya ketika

dibutuhkan.

c. Penghapusan persediaan yang transit

Departemen pembelian modern saat ini menunjukkan pengurangan

persediaan dalam transit dengan cara memberikan harapan kepada para

pemasok dan calon pemasok untuk mengambil lokasi di dekat

bangunan pabrik dan melakukan pengiriman kecil yang sering.

d. Penghilangan para pemasok yang lemah

Ketika sebuah perusahaan mengurangi sejumlah pemasok, maka

berarti meningkatkan komitmen jangka panjang. Demi memperoleh

kualitas dan keandalan yang terus meningkat, penjual dan pembeli

memiliki pemahaman yang sama dan kepercayaan timbal balik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Tata Letak JIT

Tata letak JIT (JIT layout) mengurangi bentuk lain pemborosan,

yaitu pergerakan dan perpindahan. Sebuah lini perakitan harus dirancang

dengan titik penyerahan didekat lini perakitan tersebut, sehingga material

tidak perlu dikirimkan terlebih dahulu ke departemen penerimaan di

tempat lain dalam pabrik, kemudian dipindahkan lagi. Penataan letak yang

baik akan mengurangi jarak, sehingga dapat menghemat ruang dan

menghapuskan area potensial untuk persediaan yang tidak dikehendaki.

Penataan letak yang baik juga akan mengurangi bergeraknya orang dan

material.Penanganan bahan baku tidak dipusatkan melainkan tersebar

dibeberapa titik pelayanan yang dekat dengan setiap sel manufaktur.

3. Persediaan

Heizer dan Render (2005: 266) menjelaskan, persediaan just-in-time

(just-in-time inventory) adalah persediaan minimum yang diperlukan untuk

menjaga agar suatu sistem dapat berjalan dengan sempurna. Putra dan

Idayati (2014) menjelaskan, bahwa hanya dibutuhkan tempat yang kecil

untuk persediaan. Dengan persediaan just-in-time, barang tiba hanya pada

saat diperlukan dengan jumlah yang tepat. Kunci menuju JIT adalah

menghasilkan produk yang baik dalam ukuran lot kecil. Mengurangi

ukuran lot bisa menjadi bantuan utama dalam mengurangi persediaan dan

biaya persediaan. Pembelian persediaan dilakukan dalam jumlah yang

kecil, namun dengan frekuensi pemesaanan yang tinggi, Saputra et al.

(2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

4. Penjadwalan

Penjadwalan yang lebih baik meningkatkan kemampuan untuk

memenuhi pesanan pelanggan, menurunkan persediaan dengan

menjadikan ukuran lot yang lebih kecil, dan mengurangi barang setengah

jadi. Jadwal bertingkat (level schedules) memproses lot kecil yang sering,

dan bukan beberapa lot yang besar. Persediaan dipindahkan hanya pada

saat dibutuhkan, maka hal ini dikenal sebagai “sistem tarik”. Jepang

menyebut sistem ini sebagai kanban. Kanban adalah kata dalam bahasa

Jepang yang berarti kartu. Kegunaan kartu kanban adalah untuk

memberikan isyarat akan kebutuhan kontainer berikutnya. Penjadwalan

yang tepat akan membuat produk siap sedia dan berjalan berantai sesuai

dengan jumlah yang dibutuhkan agar tidak terjadi oversupply dan produksi

hanya dilakukan sesuai kebutuhan berdasarkan jumlah pesanan pelanggan

(Lean Manufacturing-Lean Service, Konsep Kanban, 2016).

5. Kualitas

Heizer dan Render mengatakan hubungan antara JIT dan kualitas

sangat kuat. Keterkaitannya terdapat dalam tiga cara. Pertama, JIT

memotong biaya perolehan kualitas yang baik. Penghematan terjadi karena

sisa, pengerjaan ulang, investasi persediaan, dan biaya kerusakan terkubur

dalam persediaan.

Kedua, JIT meningkatkan kualitas karena JIT menyusutkan antrian

dalam lead time, maka JIT mempertahankan bukti kesalahan tetap segar

dan membatasi banyaknya sumber kesalahan yang potensial. Akhirnya,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

kualitas yang lebih baik berarti lebih sedikit penyangga yang diperlukan.

Oleh karena itu, bisa terdapat sistem JIT yang lebih baik, yang lebih

mudah dilaksanakan. Jika terdapat kualitas yang konsisten, maka JIT

memungkinkan perusahaan untuk mengurangi semua biaya yang

berhubungan dengan persediaan. Dalam menjaga kualitas barang hasil

produksi, bahan baku yang siap diproses tidak disimpan, tetapi langsung

diproses untuk menghindari dari kerusakan saat disimpan, dan termasuk

untuk meniadakan biaya penyimpanan.

6. Pemberdayaan Karyawan

Karyawan yang diberdayakan dapat membawa keterlibatan mereka

untuk menghadapi permasalahan operasional harian yang merupakan

filosofi just-in-time. Supriyono (2002: 68) memaparkan pada JIT produksi,

seluruh karyawan pada bagian produksi dituntut untuk mampu

mengoperasikan seluruh mesin yang ada. Perusahaan tidak hanya

memberikan pelatihan dan melakukan pelatihan secara bersilang, tetapi

juga dapat mengambil keuntungan yang berasal dari investasi dengan

memperkaya pekerjaan. Sebuah artikel dari Lean Manufacturing-Lean

Service yang berjudul “Sekilas tentang Just-in-time” menjelaskan, bahwa

karyawan cenderung bertahan dalam satu perusahaan dalam waktu yang

lama. Hal ini membuka peluang bagi mereka untuk meningkatkan skill dan

kemampuan sambil menawarkan banyak keuntungan kepada perusahaan.

Karyawan juga diharapkan mampu untuk bekerja dalam tim yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

melibatkan kombinasi dari berbagai talent dan sharing pengetahuan, skill

problem solving, ide, dan pencapaian dari suatu tujuan.

C. Perbandingan Sistem Just-in-time dan Tradisional

Perbandingan antara pemanufakturan just-in-time dengan

pemanufakturan tradisional menurut Supriyono (2002: 68) adalah sebagai

berikut:

Tabel 2.1: Perbedaan Metode Just-in-time dan Tradisional


No Faktor Pembeda Just-In-Time Tradisional
1 Karakteristik Pull-through system Push-through system
2 Kuantitas persediaan Sedikit Banyak
3 Struktur manufaktur Sel manufaktur Struktur departemen
4 Kualifikasi tenaga kerja Multidisiplin Spesialis
Toleransi produk
5 Kebijakan kualitas Pengendalian mutu
cacat
6 Fasilitas jasa Tersebar Terpusat

1. Karakteristik

Karakteristik pada sistem tradisional melakukan aktivitas pembuatan

produk berdasarkan ramalan penjualan (sales forecasting) yang

diperkirakan akan terjadi pada periode mendatang. Dengan dasar ini, maka

bagian produksi akan memiliki jadwal produksi yang sudah pasti. Jika

barang yang diproduksi belum dapat didistribusikan ke pasar, maka barang

tersebut akan disimpan di gudang. Dengan demikian, sistem tradisional ini

mendorong (push) aktivitas penjualan dan pemasaran. Sistem just-in-time

memiliki karakteristik yang berkebalikan. Perusahaan melakukan aktivitas


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

produksi hanya jika ada permintaan pasar/pelanggan yang sudah pasti. Jadi

aktivitas produksi dalam sistem ini ditarik (pull) oleh permintaan pasar.

2. Kuantitas Persediaan

Kuantitas Persediaan merupakan salah satu pengaruh sistem just-in-

time bagi perusahaan adalah mengurangi kuantitas persediaan secara

signifikan. Jadi kuantitas persediaan dalam sistem just-in-time tetap ada

namun jumlahnya sangat sedikit (insignificant). Dalam sistem tradisional,

perusahaan melakukan proses produksi tanpa memperhatikan struktur dan

kondisi permintaan.

3. Stuktur Manufaktur

Struktur manufaktur, dalam sistem ini manufaktur tradisional, mesin-

mesin produksi yang sejenis disatukan dalam sebuah departemen. Just-in-

time menggunakan struktur sel manufaktur (manufacturing cell). Mesin

yang diperlukan untuk membuat sebuah produk, dikelompokkan ke dalam

sebuah sel manufaktur.

4. Kualifikasi Tenaga Kerja

Dalam sistem konvensional, tenaga kerja biasanya berspesialisasi

dalam satu bidang keahlian tertentu. Para karyawan dilatih untuk

melaksanakan sebuah pekerjaan khusus, misalnya mengoperasikan sebuah

mesin. Tugas yang dibebankan kepada mereka relatif tidak berubah dari

waktu ke waktu. Mereka menjadi tenaga kerja spesialis. Dalam sistem

just-in-time, yang menggunakan struktur manufaktur sel, karyawan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

produksi dituntut untuk mampu mengoperasikan seluruh mesin yang ada

dalam sebuah sel (multidiciplinary).

5. Kebijakan Kualitas

Dalam sistem just-in-time, perusahaan memproduksi barang dalam

jumlah terbatas, yaitu sebanyak yang diminta oleh pasar/pelanggan dan

tidak memiliki kelebihan produksi sama sekali. Kualitas barang yang

dihasilkan harus sempurna, dan tidak ada toleransi sama sekali terhadap

produk cacat.

6. Fasilitas Jasa

Sebagian besar aktivitas untuk membuat produk tertentu tidak lagi

menggunakan fasilitas bersama. Dengan demikian, departemen jasa yang

semula dipusatkan dan melayani kebutuhan dalam rangka menghasilkan

berbagai jenis produk, sekarang mengalami perubahan yaitu tersebar di

berbagai sel manufaktur. Sebagai contoh, just-in-time menghendaki bahwa

pasokan bahan baku dilakukan secara tepat. Dalam rangka memenuhi

kebutuhan tersebut jelas penanganan bahan baku tidak dapat lagi

dipusatkan, namun disebar di beberapa titik pelayanan yang dekat dengan

setiap sel manufaktur.

D. Tujuan Just-In-Time

Tujuan just-in-time menurut Heizer dan Render (2005: 259) adalah

mengurangi pemborosan dan mengurangi variabilitas. Produk yang disimpan,

diperiksa, atau ditunda, maupun produk yang masih menunggu dalam antrian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

dan produk cacat tidak memberi nilai tambah, dianggap pemborosan. Aktivitas

apapun yang tidak memberi nilai tambah dari suatu produk dari sisi pandang

pelanggan merupakan pemborosan. Variabilitas adalah segala penyimpangan

yang berasal dari proses optimal yang mengirimkan produk sempurna secara

tepat waktu setiap saat. Semakin sedikit variabilitas, semakin sedikit

pemborosan. Hilangnya variabilitas memungkinkan material yang baik

dipindahkan secara just-in-time pada saat digunakan.

E. Just-in-time dan Lean Production

Kegiatan memproduksi atau menghasilkan barang-barang atau jasa

merupakan kegiatan untuk menambah kegunaan dari masukan (input) menjadi

keluaran (output), Assauri, (2008: 1). Heizer dan Render (2009: 19)

menjelaskan, produksi yang tinggi dapat mencerminkan bahwa lebih banyak

orang yang bekerja dan tingkat ketenagakerjaan tinggi (tingkat pengangguran

rendah), tetapi belum tentu mencerminkan tingginya produktivitas.

Produktivitas merupakan perbandingan antara output (barang maupun jasa)

dibagi dengan input (sumber daya seperti tenaga kerja dan modal). Supriyono

(2002: 68) menjelaskan just-in-time production hanya memproduksi jika ada

permintaan pasar/pelanggan yang sudah pasti, aktivitas produksi ditarik (pull)

oleh permintaan pasar. Konsep “tarik” merupakan isyarat untuk dilakukannya

proses produksi. Ini juga berlaku untuk para pemasok, menarik material

dengan ukuran lot kecilpada saat diperlukan, maka tumpukan persediaan dapat

dihilangkan, Heizer dan Render (2005: 259).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Jacobs and Chase (2014: 3) menjelaskan, lean production atau produksi

ramping merupakan suatu fokus terhadap penghapusan sebanyak mungkin

pemborosan. Dasar pemikiran perampingan berasal dari konsep just-in-time

yang dipelopori Negeri Matahari Terbit, Jepang, oleh Taichi Ohno. Dalam

konteks produk ramping, nilai pelanggan (customer value) didefinisikan

sebagai sesuatu yang membuat pelanggan bersedia untuk membayar. Aktivitas

bernilai tambah mentransformasikan bahan baku dan informasi menjadi

sesuatu yang diinginkan pelanggan. Aktivitas tak bernilai tambah akan

menghabiskan sumber daya dan secara tidak langsung berkontribusi terhadap

hasil akhir yang diinginkan pelanggan. Dengan demikian, pemborosan

merupakan sesuatu yang tidak bernilai tambah berdasarkan perspektif

pelanggan. Lean production memasok pelanggan sesuai dengan keinginan

pelanggan ketika pelanggan menginginkannya secara berkelanjutan, Heizer

dan Render (2005: 258).

F. Manufacturing Cycle Effectiveness (MCE)

Salah satu metode yang dapat mengukur efektivitas pada proses produksi

yaitu manufacturing cycle effectiveness (MCE). Mulyadi (2007: 278) cycle

effectiveness adalah ukuran yang menunjukkan seberapa besar nilai suatu

aktivitas bagi pemenuhan kebutuhan customer. Saftiana et al. (2007)

mendefinisikan MCE adalah persentase value added activities yang ada dalam

aktivitas proses produksi yang digunakan oleh perusahaan untuk

menghasilkan value bagi kustomer.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Saftiana et al. (2007) juga mengatakan, MCE dihitung dengan

memanfaatkan data cycle time yang telah dikumpulkan. Cycle time ini terdiri

dari aktivitas bernilai tambah (value added activities) dan aktivitas tak bernilai

tambah (non value added activities). Value added activities yaitu waktu proses

(processing time) dan non value added activities terdiri dari waktu inspeksi

(inspection time), waktu pemindahan (moving time), waktu tunggu (waiting

time), dan waktu penyimpanan (storage time).

1. Waktu Proses (Processing Time)

Saftiana et al. (2007) menjabarkan waktu proses merupakan waktu yang

diperlukan dari setiap tahap yang ditempuh oleh bahan baku, produk

dalam proses hingga menjadi barang jadi. Tidak semua waktu yang

ditempuh bahan baku hingga menjadi barang jadi adalah waktu proses.

2. Waktu Inspeksi (Inspection Time)

Mulyadi (2001) dalam Saftiana et al. (2007) menjabarkan waktu inspeksi

merupakan waktu yang dikonsumsi oleh aktivitas yang bertujuan untuk

menjaga seluruh produk yang diproses tersebut agar dapat dihasilkan

sesuai dengan standar yang ditetapkan. Sedangkan menurut Hansen dan

Mowen (2009: 240), waktu inspeksi adalah waktu dan sumber daya yang

digunakan untuk memastikan bahwa produk memenuhi spesifikasinya.

Inspeksi dilakukan dengan tujuan menghindarkan barang cacat untuk

samapai ke tangan konsumen.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

3. Waktu Pemindahan (Moving Time)

Hansen dan Mowen (2009: 239) menjelaskan bahwa waktu pemindahan

adalah aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya untuk

memindahkan bahan baku, produk dalam proses, dan produk jadi dari satu

departemen ke departemen lainnya.

4. Waktu Tunggu (Waiting Time)

Hansen dan Mowen (2009: 239) menjelaskan bahwa waktu tunggu adalah

aktivitas dimana bahan baku atau barang dalam proses menggunakan

waktu dan sumber daya untuk menunggu proses berikutnya.

5. Waktu Penyimpanan (Storage Time)

Saftiana et al. (2007) berpendapat bahwa waktu penyimpanan merupakan

aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya, selama produk dan

bahan baku disimpan sebagai persediaan.

Proses produksi yang ideal akan menghasilkan cycle time sama dengan

processing time. Jika proses pembuatan produk menghasilkan cycle

effectiveness sebesar 100%, maka aktivitas bukan penambah nilai telah dapat

dihilangkan dalam proses pengolahan produk, sehingga customer produk

tersebut tidak dibebani dengan biaya-biaya untuk aktivitas bukan penambah

nilai. Sebaliknya, jika proses pembuatan produk menghasilkan cycle

effectiveness kurang dari 100%, berarti proses pengolahan produk masih

mengandung aktivitas bukan penambah nilai bagi customer, Saftiana et al.

(2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

G. Biaya Persediaan Bahan Baku

Putra dan Idayati (2014: 9), mengatakan efisiensi biaya adalah tidak

membuang waktu dan tenaga, tepat sesuai dengan rencana dan tujuan. Cara

meningkatkan efisiensi biaya yaitu dapat dilakukan melakukan dengan melalui

sistem perencanaan yang lebih baik, alat-alat produksi dan berbagai masukan

yang tersedia yang lebih baik dengan berhubungan kerja dan kinerja yang

lebih baik pula dengan menggunakan kebijakan-kebijakan diberbagai bidang

yang tepat. Assauri (2008: 171) menjelaskan, persediaan bahan baku (raw

material stock) adalah persediaan dari barang-barang berwujud yang

digunakan dalam proses produksi, barang mana dapat diperoleh dari sumber-

sumber alam ataupun dibeli dari supplier atau perusahaan yang menghasilkan

bahan baku bagi perusahaan pabrik yang menggunakannya. Handoko (1999:

336) mengatakan biaya persediaan terdiri dari:

1. Biaya penyimpanan (holding cost atau carrying cost)

Biaya penyimpanan terdiri atas biaya yang terlibat secara langsung dengan

kuantitas persediaan. Biaya-biaya yang termasuk biaya penyimpanan

adalah:

a. Biaya fasilitas penyimpanan (penerangan, pemanas, pendingin);

b. Biaya modal (opportunity cost of capital, yaitu alternative pendapatan

atas dana yang diinvestasikan dalam persediaan);

c. Biaya keusangan;

d. Biaya perhitungan fisik dan konsiliasi laporan;

e. Biaya asuransi persediaan;


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

f. Biaya pajak persediaan;

g. Biaya kerugian akibat pencurian, kerusakan, dan perampokan;

h. Biaya penanganan persediaan.

2. Biaya pemesanan atau pembelian (order cost atau procurement cost)

Setiap kali suatu barang dipesan, perusahaan menanggung biaya

pemesanan (order cost atau procurement cost). Biaya pemesanan atau

pembelian meliputi:

a. Biaya pemrosesan pesanan dan biaya ekspedisi;

b. Upah;

c. Biaya telepon;

d. Pengeluaran surat-menyurat;

e. Biaya pengepakan dan penimbangan;

f. Biaya inspeksi penerimaan;

g. Biaya pengiriman ke gudang.

3. Biaya penyiapan (setup)

Apabila barang-barang tidak dibeli, tetapi diproduksi sendiri dalam pabrik

perusahaan, perusahaan menghadapi biaya penyiapan untuk memproduksi

barang yang dimaksud. Biaya-biaya terdiri dari:

a. Biaya mesin menganggur;

b. Biaya persiapan tenaga kerja langsung;

c. Biaya scheduling;

d. Biaya ekspedisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

4. Biaya kehabisan atau kekurangan bahan (shortage cost)

Diantara semua biaya yang berhubungan dengan tingkat persediaan,

shortage cost adalah biaya yang paling sulit diperkirakan. Biaya ini akan

timbul ketika persediaan tidak mencukupi adanya permintaan. Biaya-biaya

yang termasuk didalamnya adalah:

a. Kehilangan penjualan;

b. Kehilangan pelanggan;

c. Biaya pemesanan khusus;

d. Biaya ekspedisi;

e. Selisih harga;

f. Terganggunya operasi dan tambahan pengeluaran kegiatan manajerial.

H. Just-In-Time Purchasing

Pembelian just-in-time (just-in-time purchasing) menurut Hansen dan

Mowen (2009: G-9) merupakan metode pembelian yang mensyaratkan

pemasok untuk mengirimkan suku cadang dan bahan baku tepat saat akan

digunakan dalam produksi. Pembelian just-in-time adalah sistem pembelian

penjadwalan pengadaan barang atau bahan yang tepat waktu sehingga dapat

dilakukan pengiriman atau penyerahan secara cepat dan tepat untuk memenuhi

permintaan, Putra dan Idayati (2014: 8). Just-in-time purchasing menekankan

pada pengurangan jumlah pemasok serta memperbaiki mutu bahan baku,

Carter (2009: 353). Just-in-time purchasing telah dikembangkan dengan baik

menggunakan pesanan pembelian gabungan. Pesanan pembelian gabungan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

merupakan perjanjian dengan pemasok yang menyatakan jumlah yang

diperkirakan akan dibutuhkan selama tiga atau enam bulan ke depan.

I. Jidoka

Artikel dari Landingpress berjudul “Jidoka” (2013) menjelaskan jidoka

merupakan salah satu pilar terpenting dalam sistem produksi Toyota atau just-

in-time. Jidoka dalam bahasa Jepang artinya adalah otomatisasi dan

otonomasi. Otomatisasi adalah mengubah proses manual yang dikerjakan oleh

manusia menjadi proses mesin. Dalam hal ini, yang diotomatisasi hanyalah

operasionalnya, tanpa adanya umpan balik yang dapat mendeteksi kesalahan

dan tidak ada sistem pemberhentian proses bila terjadi kesalahan. Sedangkan

otonomasi adalah mengubah proses manual menjadi proses mesin dengan

menambah pengendalian terhadap produk cacat secara otomatis. Selain

melibatkan beberapa jenis sistem otomatisasi dalam proses mesin, juga

melibatkan pengendalian mutu yang dapat menghentikan proses bila terjadi

cacat atau kesalahan pada proses produksi.

Pengertian jidoka jika dilihat dari sudut pandang sistem produksi Toyota

adalah suatu alat atau sistem yang digunakan untuk mengetahui atau

mendeteksi ketidaknormalan proses dan bisa dikatakan sebagai alat yang

berwenang untuk menghentikan proses produksi jika sesuatu yang abnormal.

Pada mulanya, jidoka dimulai dari sebuah mesin tenun yang dapat otomatis

berhenti, yang diciptakan oleh Sakichi Toyoda. Jidoka mencegah hasil


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

produksi cacat yang terkirim ke proses berikutnya. Landingpress juga

memaparkan tujuan dari jidoka, yaitu:

1. Menjamin hasil produksi dan mencapai kualitas terbaik

2. Penyederhanaan man power pada proses produksi

3. Mencegah terjadinya down time (kehilangan produktivitas) akibat adanya

kelainan pada proses produksi.

J. Budaya Organisasi

Kreitner dan Kinicki (1995: 532), mengemukakan bahwa budaya

orgainsasi adalah perekat sosial yang mengikat anggota dalam organisasi,

artinya agar suatu karakteristik atau kepribadian yang berbeda-beda antara

orang yang satu dengan orang yang lain dapat disatukan dalam suatu kekuatan

organisasi maka perlu adanya perekat sosial. Kartono (1994: 138),

mengatakan bahwa bentuk kebudayaan yang muncul pada kelompok-

kelompok kerja di perusahaan-perusahaan berasal dari macam-macam sumber,

antara lain: dari stratifikasi kelas sosial asal buruh atau pegawai, dari sumber-

sumber teknis dan jenis pekerjaan, iklim psikologis perusahaan sendiri yang

diciptakan oleh majikan, para direktur dan manajer-manajer yang

melatarbelakangi iklim kultur buruh-buruh dalam kelom pok kecil-kecil yang

informal.

Pendapat lain oleh Beach (1993: 12), kebudayaan merupakan inti dari

apa yang penting dalam organisasi. Seperti aktivitas memberi perintah dan

larangan serta menggambarkan sesuatu yang dilakukan dan tidak dilakukan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

yang mengatur perilaku anggota. Jadi budaya mengandung apa yang boleh

dilakukan atau tidak boleh dilakukan sehingga dapat dikatakan sebagai suatu

pedoman yang dipakai untuk menjalankan aktivitas organisasi. Pada dasarnya

Budaya organisasi dalam perusahaan merupakan alat untuk mempersatukan

setiap invidu yang melakukan aktivitas secara bersama-sama.

K. Penelitian Terdahulu

Penelitian oleh Riyanto (2004), peneliti meneliti kemungkinan

penerapan just-in-time pada Koperasi Tenun Mumbul Kulon Progo. Syarat

just-in-time yang dijadikan acuan oleh peneliti adalah mengenai layout pabrik,

karyawan, aliran produksi, kanban pull system, pengendalian produk cacat,

ukuran lot produksi, pemeliharaan mesin, pengendalian kualitas, hubungan

dengan pemasok, dan persediaan. Di antara sepuluh syarat yang digunakan

sebagai acuan kemungkinan penerapan just-in-time, hanya satu yang

memenuhi syarat, yaitu hubungan dengan pemasok.

Penelitian oleh Perdana (2006) pada PT Garudafood menghasilkan

bahwa PT Garudafood telah menerapkan metode just-in-time dengan maksud

mengurangi persediaan bahan baku yang rusak karena terlalu lama disimpan

dan diharapkan mampu bersaing secara kompetitif dengan perusahaan lain

yang serupa. Hasil penelitian menunjukan rata-rata biaya persediaan bahan

baku setelah penerapan metode just-in-time sebesar Rp13.532.031,79 dengan

rata-rata biaya persediaan bahan baku sebelum penerapannya sebesar

Rp17.336.265,71. PT Garudafood merasa metode just-in-time sesuai


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

diterapkan diperusahaan, karena berpengaruh secara signifikan terhadap

efisiensi biaya persediaan bahan baku, meskipun ada keterbatasan dalam

memperoleh bahan baku.

Penelitian oleh Hou et al. (2011), terdapat lima titik kunci yang menjadi

sasaran penelitian, yaitu sistem informasi, perencanaan produksi, manajemen

persediaan, manajemen kualitas, dan manajemen pemasok. Hasil penelitian

tersebut memperlihatkan dalam manajemen persediaan tidak semua bahan

baku nol, ada beberapa bahan baku yang masih dalam persediaan. Sedangkan

hasil lainnya menunjukkan pada manajemen pemasok, sebanyak 40%

pemasok berada dekat dengan pabrik, sedangkan 60% berlokasi agak jauh dari

pabrik. Perusahaan menyeleksi 60% pemasok yang berpotensi menyediakan

bahan baku dengan standar yang baik (kualitas baik dan harga maupun biaya

angkut yang terjangkau).

Penelitian oleh Sari, et al. (2014) pada PT Malang Indah Genteng

Rajawali menghasilkan jumlah biaya yang dapat dihemat jika perusahaan

menerapkan metode just-in-time, yaitu biaya bahan baku langsung, biaya

tenaga kerja langsung, biaya pemakaian mesin langsung, dan biaya produksi.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti berharap perusahaan yang bersangkutan

dapat merapkan sistem produksi just-in-time untuk menghemat keempat biaya

tersebut karena terbukti dapat dihemat.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus, peneliti turun langsung ke lokasi

perusahaan untuk mengamati kondisi perusahaan dan mengumpulkan data

mengenai kondisi dan situasi perusahaan untuk mendukung analisis mengenai

kemungkinan penerapan just-in-time, sesuai dengan kondisi dan situasi

perusahaan yang bersangkutan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada tempat dan waktu sebagai berikut:

Tempat : PT INDOHAMAFISH

Dusun Ketapang, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara,

Kabupaten Jembrana, Bali

Waktu : 23 Januari - 3 Februari 2017

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah pada bagian produksi. Sedangkan objek

penelitiannya adalah proses produksi ikan kaleng.

26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

D. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang akan dikumpulkan adalah kualitatif dan kuantitatif. Data

kualitatif berupa data mengenai gambaran umum, situasi, budaya perusahaan,

dan kondisi perusahaan sesuai dengan teori mengenai standar metode just-in-

time. Sementara data kuantitatifnya berupa data cycle time (processing time,

moving time, waiting time, inspection time, dan storage time) pada proses

produksi yang digunakan untuk menganalisis efektivitas produksi terhadap

aktivitas tak bernilai tambah (non value added activities) dengan metode MCE

(manufacturing cycle effectiveness). Sumber data diperoleh secara langsung

(data primer) dari lokasi penelitian, yaitu perusahaan yang bersangkutan.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian, yaitu perusahaan yang

bersangkutan untuk melakukan pengamatan pada proses produksi ikan

kaleng serta kondisi dan situasi lingkungan perusahaan yang berkaitan

dengan metode just-in-time.

2. Wawancara

Peneliti melakukan wawancara dengan pihak perusahaan yang

berhubungan langsung dengan proses produksi, yaitu kepada kepala

produksi. Wawancara dilakukan guna mendapatkan informasi gambaran

umum perusahaan, informasi mengenai proses produksi, dan deskripsi

produk, serta data lainnya yang diperlukan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

3. Dokumentasi

Peneliti melakukan pencatatan data yang diperoleh dari hasil observasi,

berupa pencatatan cycle time (processing time, moving time, waiting time,

inspection time, dan storage time) pada proses produksi.

F. Teknik Analisis Data

1. Membuat tabel sederhana dengan judul kolom “No”, “Kriteria”, “Syarat”,

“Kondisi Perusahaan”, “Analisis Kelayakan”, dan “Layak/Belum Layak”.

2. Memasukan kriteria just-in-time pada kolom “Kriteria” dan diurutkan

berdasarkan bahan baku datang hingga proses selesai, mulai dari pemasok,

persediaan, tata letak, penjadwalan, pemberdayaan karyawan, produksi,

kualitas, jidoka, dan persentase manufacturing cycle effectiveness (MCE),

tabel 3.1.

3. Melakukan pengamatan di lokasi penelitian dan melakukan wawancara

terhadap kepala administrasi dan kepala produksi, maupun bagian lainnya,

untuk mendapatkan informasi yang diperlukan berhubungan dengan

gambaran umum perusahaan dan kondisi perusahaan mengenai syarat just-

in-time, yaitu pemasok, persediaan, tata letak, penjadwalan, pemberdayaan

karyawan, produksi, kualitas, dan penggunaan jidoka. Pertanyaan diajukan

mengenai segala yang berhubungan dengan pernyataan pada tabel 3.1,

yaitu “Analisis Kelayakan Penerapan Just-in-time”.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

4. Mendeskripsikan hasil wawancara dengan pihak-pihak yang dimaksud,

berupa gambaran umum, profil perusahaan, proses produksi, dan kondisi

perusahaan.

5. Mengidentifikasi cycle time yang ada pada proses produksi dengan

mencatat komponen cycle time berupa processing time, moving time,

waiting time, inspection time, dan storage time dalam satu kali proses

produksi, kemudian menghitung MCE (manufacturing cycle effectiveness)

dengan rumus sebagai berikut (Mulyadi, 2007: 278-279):

Cycle Time = Processing Time + Inspection Time +


Moving Time + Waiting Time +
Storage Time

Processing Time
𝑀𝐶𝐸 = 𝑋 100%
Cycle Time

MCE yang ideal adalah sama dengan 1 atau 100%, yaitu perusahaan dapat

menghilangkan waktu dari aktivitas tak bernilai tambah. Namun jika

kurang dari 1 atau 100%, menunjukkan bahwa dalam proses produksi

masih ada aktivitas tak bernilai tambah. Processing time mewakili

aktivitas bernilai tambah (value added activities), sedangkan moving time,

witing time, inspection time, dan storage time mewakili aktivitas tak

bernilai tambah (non value added activities)

6. Memasukkan deskripsi hasil wawancara dan hasil perhitungan persentase

MCE pada kolom “Kondisi Perusahaan”.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

7. Menganalisis kondisi perusahaan mengenai kemungkinan kelayakan just-

in-time yang dapat diterapkan pada perusahaan pada kolom “Analisis

Kelayakan”.

8. Memberi keterangan “Layak/Belum layak” berdasarkan hasil analisis pada

setiap item standar pada kolom.

9. Membuat kesimpulan, apakah perusahaan yang bersangkutan layak atau

belum layak menerapkan just-in-time sesuai dengan kondisi perusahaan

yang telah dideskripsikan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.1: Analisis Kelayakan Penerapan Just-in-time


Kondisi Layak/
No Kriteria Syarat* Analisis Kelayakan
Perusahaan Belum layak
Penghilangan aktivitas yang tidak perlu.
Jika ada pemasok yang baik, maka
aktivitas penerimaan dan inspeksi
berikutnya tidak diperlukan.
Penghapusan persediaan di pabrik. Bahan
baku dikirimkan dalam lot kecil secara
1 Pemasok
langsung ke unit produksi yang akan
menggunakannya ketika dibutuhkan.
Penghilangan para pemasok yang lemah.
Perusahaan mengurangi jumlah pemasok
dan meningkatkan komitmen jangka
panjang pada sedikit pemasok yang andal.
Pembelian persediaan bahan baku
dilakukan dalam jumlah yang kecil, namun
dengan frekuensi pemesaanan yang tinggi.
Barang (bahan baku) tiba hanya pada saat
diperlukan dengan jumlah yang tepat.
Hanya dibutuhkan tempat yang kecil untuk
persediaan bahan baku.
2 Persediaan
Menghasilkan produk yang baik dalam
ukuran lot kecil. Mengurangi ukuran lot
bisa menjadi bantuan utama dalam
mengurangi persediaan maupun biaya
persediaan barang jadi.

31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kondisi Layak/
No Kriteria Syarat* Analisis Kelayakan
Perusahaan Belum layak
Sebuah lini produksi harus dirancang
dengan titik penyerahan (bahan baku) di
dekat lini produksi tersebut, sehingga
material tidak perlu dikirimkan terlebih
dahulu ke departemen penerimaan di
tempat lain dalam pabrik, kemudian
dipindahkan lagi.
Penataan letak yang baik akan mengurangi
3 Tata Letak
jarak, sehingga dapat menghemat ruang
dan menghapuskan area potensial untuk
persediaan yang tidak dikehendaki.
Penataan letak yang baik akan mengurangi
bergeraknya orang dan material.
Mesin yang diperlukan untuk membuat
sebuah produk, dikelompokkan ke dalam
sebuah sel manufaktur.
Persediaan bahan baku dipindahkan hanya
pada saat dibutuhkan.
Produk siap sedia dan berjalan berantai
sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan
agar tidak terjadi oversupply dan produksi
4 Penjadwalan hanya dilakukan sesuai kebutuhan
berdasarkan jumlah pesanan pelanggan.
Memproses lot kecil yang sering, dan
bukan beberapa lot yang besar.

32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kondisi Layak/
No Kriteria Syarat* Analisis Kelayakan
Perusahaan Belum layak
Perusahaan tidak hanya memberikan
pelatihan, tetapi juga dapat mengambil
keuntungan yang berasal dari investasi
dengan memperkaya pekerjaan.
Seluruh karyawan pada bagian produksi
dituntut untuk mampu mengoperasikan
seluruh mesin yang ada.
Pemberdayaan Karyawan diharapkan mampu untuk
5
Karyawan bekerja dalam tim yang melibatkan
kombinasi dari berbagai talent dan sharing
pengetahuan, skill problem solving, ide,
dan pencapaian dari suatu tujuan.
Karyawan cenderung bertahan dalam satu
perusahaan dalam waktu yang lama yang
mengakibatkan terbukanya peluang bagi
mereka untuk meningkatkan skill.
Aktivitas produksi dilakukan hanya jika
ada permintaan pasar/pelanggan yang
6 Produksi sudah pasti. Jadi aktivitas produksi dalam
sistem ini ditarik (pull) oleh permintaan
pasar.
Kualitas yang konsisten memungkinkan
perusahaan untuk mengurangi semua biaya
yang berhubungan dengan persediaan
7 Kualitas
barang jadi.

33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kondisi Layak/
No Kriteria Syarat* Analisis Kelayakan
Perusahaan Belum layak
Penghematan terjadi karena sisa,
pengerjaan ulang, investasi persediaan, dan
7 Kualitas biaya kerusakan terkubur dalam persediaan
barang jadi.
JIT menyusutkan antrian dalam lead time.
Otomatisasi dari tenaga manusia (manual)
menjadi tenaga mesin.
8 Jidoka Otonomasi dari tenaga manusia (manual)
menjadi tenaga mesin terhadap
pengendalian barang cacat.
Manufacturing Persentase MCE mencapai angka 100%
9 Cycle Effectiveness atau mendekati 100%. MCE mewakili
(MCE) efektivitas produksi melalui cycle time.
*syarat diperoleh berdasarkan teori yang penulis paparkan pada Tinjauan Pustaka dengan adanya modifikasi sesuai dengan kondisi perusahaan

Keterangan:
1) Pemasok: syarat dikutip dari Heizer dan Render (2005)
2) Persediaan: syarat dikutip dari Saputra et al. (2014), Heizer dan Render (2005), dan Putra dan Idayati (2014)
3) Tata Letak: syarat dikutip dari Heizer dan Render (2005) dan Supriyono (2002)
4) Penjadwalan: syarat dikutip dari Heizer dan Render (2005) dan artikel Lean Manufacturing-Lean Service ”Konsep Kanban” (2016)
5) Pemberdayaan Karyawan: syarat dikutip dari artikel Lean Manufacturing-Lean Service ”Sekilas tentang Just-in-time” (2016) dan
Supriyono (2002)
6) Produksi: syarat dikutip dari Supriyono (2002)
7) Kualitas: syarat dikutip dari Heizer dan Render (2005)
8) Jidoka: syarat dikutip dari artikel Landingpress “Jidoka” (2013)
9) MCE: syarat dikutip dari Saftiana et al. (2007)

34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Deskripsi Perusahaan

1. Sejarah

Dua puluh delapan tahun silam, tepatnya pada tanggal 10 Maret

1989, PT Indohamafish berdiri. Berlokasi di tepi pantai barat Pulau Bali,

Dusun Ketapang, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Kabupaten

Jembrana, pada mulanya menjalankan usaha di bidang pembuatan tepung

ikan. Berluaskan tanah 3,5 hektar, berdiri dua bangunan yang terdiri dari

bangunan kantor dan bangunan pabrik, dengan Akta Pendirian No. 19

tertanggal 27 Juni 1989. Pada masa itu, perusahaan masih berbentuk CV

(Commanditaire Vennootschap/ Persekutuan Komanditer) dan pada tahun

1995 perusahaan resmi menjadi PT (Perseroan Terbatas).

Gambar 4.1: Lokasi PT Indohamafish

35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

Setelah resmi berbentuk PT, PT Indohamafish membentangkan

sayapnya dengan memproduksi sarden (ikan berkemasan kaleng) dengan

beberapa merek, antara lain Atan, Atlantik, Fishing, Benua, Otan,

Olympic, Indofish, Kaban, Vego, dan ACC yang khusus dipasarkan di

dalam negeri. Selain dalam negeri, area pemasaran juga mencakup luar

negeri, seperti Congo, Ghana, dan Afrika Selatan, dengan merek Africa

Queen, Janus, Extra, dan Apollo.

Demi menjaga kualitas produk, diperlukan bahan baku berupa ikan

yang segar, sehingga perusahaan memproduksi es batu sendiri yang

bertujuan sebagai bahan penolong untuk mengawetkan ikan sebelum

diproduksi. Selain untuk pemakaian sendiri, perusahaan juga melayani

penjualan es batu untuk nelayan yang digunakan sebagai pengawet ikan

dalam perahu, agar ikan tidak mengalami pembusukan selama berlayar.

2. Profil Perusahaan

PT Indohamafish beralamatkan di Jln. Gatot Kaca No. 86, Dusun

Ketapang, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana,

Bali. Perusahaan pengalengan ikan ini terletak kurang lebih 102 km dari

Kota Denpasar. Terdapat 13 perusahaan pengalengan ikan di kawasan

Desa Pengambengan, membuat PT Indohamafish tak gentar bersaing.

Kepuasan konsumen merupakan prioritas utama perusahaan dan senantiasa

menjaga kualitas produk melalui sistem yang baik. PT Indohamafish telah

mengimplementasikan sistem keamanan pangan HACCP (Hazard Analysis

Critical Control Point) yang merupakan sistem kontrol terhadap keamanan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

bahan pangan pada proses produksi. PT Indohamafish juga mengantongi

sertifikat Halal dan ISO 9000 mengenai standar kualitas dan desain

produk.

Gambar 4.2: Jarak dari Kota Denpasar ke PT Indohamafish

a. Visi

PT Indohamafish memiliki visi “Dengan menghasilkan produk yang

aman untuk dikonsumsi, perusahaan akan menjadi perusahaan yang

kuat yang tumbuh dalam industri pengalengan ikan di tingkat Nasional

maupun Internasional”.

b. Misi

1) Menerapkan jaminan mutu keamanan pangan dalam proses

produksi;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

2) Monitoring dan dokumentasi dengan berpedoman pada

implementasi HACCP dan Halal sehingga perusahaan dapat

memasarkan produk-produk olahan ikan/pengalengan ikan dengan

memperhatikan aspek mutu secara menyeluruh;

3) Menjadikan masyarakat menjadi gemar makan ikan untuk

meningkatkan asupan gizi, guna kecerdasan bangsa dengan tidak

meninggalkan aspek kelestarian lingkungan hidup.

c. Nilai-nilai Perusahaan

1) Menempatkan kepuasan pelanggan sebagai prioritas utama;

2) Bekerja secara professional untuk menghasilkan produk yang

aman, bermutu, legal, dan memberikan pelayanan yang prima;

3) Mengutamakan keselamatan kerja, pelestarian lingkungan, serta

memberdayakan masyarakat disekitar lingkungan.

d. Budaya Perusahaan

1) Disiplin

2) Kerja Keras

3) Kreatif

4) ABC (Ati-ati, Bersih, Cepat)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

3. Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI
PT INDOHAMAFISH
JEMBRANA, BALI

Direktur

BAB
IITim Keamanan Pangan
Factory Manager/Ketua

TINJ
AUA
Pengadaan
N
Produksi Teknik & Sipil Administrasi
Quality
Assurance PUST
AKA
Bahan Baku Proses Boiler Keuangan
Kontrol Sarden
Proses
Sanitasi Listrik/Air
Bahan Seamer Accounting
Penolong
Kontrol
Sterilisasi Persum
Lab
Bahan /Retort
Teknik/ Marketing
Umum
Kontrol Gudang
Can Code
Pic

Kontrol
Ingredient Karton
(Sauce)

Kaleng
Kontrol
Packing Ingredient

Kontrol Barang
Dokumen- Jadi
tasi

Gambar 4.3: Struktur organisasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

4. Karyawan

PT Indohamafish membagi karyawan menjadi tiga golongan, yaitu:

a. Karyawan Bulanan

Karyawan bulanan merupakan tenaga kerja tetap dengan

perhitungan gaji secara bulanan. Karyawan bulanan meliputi karyawan

struktural dan satpam/security perusahaan. Jumlah dari karyawan

bulanan adalah 40 orang.

b. Karyawan Harian

Karyawan harian merupakan tenaga kerja semi tetap dengan

perhitungan gaji secara harian. Karyawan harian meliputi karyawan

yang mengerjakan pekerjaan pabrik maupun kantor dibawah

pengawasan karyawan bulanan. Jumlah dari karyawan harian adalah

102 orang.

c. Karyawan Borongan

Karyawan borongan merupakan tenaga kerja yang turun

langsung melakukan pekerjaan selama proses produksi, seperti

menggunting ikan, mencuci ikan, dan mengelap kaleng. Karyawan

borongan dipekerjakan ketika pabrik mengadakan kegiatan produksi.

Upah karyawan borongan diperhitungkan secara harian. Ketika pabrik

sedang tidak melakukan kegiatan produksi, karyawan boronganpun

tidak bekerja. Jumlah dari karyawan borongan adalah 35 orang untuk

karyawan yang bertugas mengelap atau membersihkan kaleng sebelum

di packing, 60 orang untuk karyawan yang bertugas mmenggunting


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

dan mencuci ikan, dan 40 orang untuk karyawan yang bertugas

mengisi kaleng dengan ikan.

5. Layout

Dua bangunan utama berdiri di atas tanah seluas 3,5 hektar milik PT

Indohamafish, yaitu bangunan pabrik dan bangunan kantor. Lokasinya

tepat di tepi pantai membuat perusahaan mudah membeli ikan segar hasil

tangkapan nelayan. Berikut adalah layout perusahaan PT Indohamafish:

G
a
m
b
a
r

4
.
2
L
a
y
o
u

Gambar 4.4: Tata letak perusahaan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

B. Deskripsi Produk

1. Jenis dan Merek

PT Indohamafish bergerak di bidang usaha pengalengan ikan yang

berasal dari ikan segar hasil tangkapan nelayan lokal yang merupakan

supplier tetap dan nelayan luar yang melakukan pelelangan ikan di TPI

(Tempat Pelelangan Ikan), sehingga mengurangi kemacetan produksi

karena kurangnya persediaan bahan baku ikan.

Gambar 4.5: Macam-macam merek produk

a. Jenis Produk

Bahan baku ikan yang digunakan berupa ikan lemuru, ikan

tembang, dan ikan makarel. Ada tiga kemasan ikan kaleng yang di

produksi oleh PT Indohamafish, yaitu kemasan sarden 125 gram,

sarden 155 gram, dan kemasan makarel dan sarden 425 gram.

Kemasan 155 gram dan 425 gram memiliki merek berbeda-beda

dengan varian berbeda juga, yaitu sarden saus tomat, sarden saus cabai,

makarel saus tomat, dan makarel saus cabai. Sedangkan untuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

kemasan sarden 125 gram yang merupakan produk ekspor dengan

merek yang juga bermacam-macam yang disajikan dengan dua varian,

yaitu sarden dengan saus tomat atau cabai dan sarden dengan minyak

sayur. Berat bersih ikan tidak termasuk saus/minyak.

b. Merek Produk

1) Sarden dalam Kemasan 125 gram

Sarden dalam kemasan kaleng 125 gram berisi 2-3 ekor ikan

tergantung dari ukurannya. Ada dua varian, yaitu sarden dengan

saus tomat atau cabai dan sarden dengan minyak sayur. Sarden

kemasan 125 gram dengan saus tomat atau cabai diantaranya ada

Vego dan Del Monte. Sedangkan sarden dengan minyak sayur

diantaranya ada Janus, Africa Queen, dan Extra yang merupakan

produk ekspor.

2) Sarden dalam Kemasan 155 gram

Sarden dalam kemasan kaleng 155 gram berisi 4-6 ekor ikan

tergantung dari ukurannya. Ada dua varian, yaitu sarden dengan

saus tomat dan sarden dengan saus cabai. Sarden kemasan ini

diantaranya ada Atlantic, Otan, Atan, ACC, Fishing, Olympic,

Benua, Kaban, Del Monte, Pronas, Diamond, dan Apollo. Dalam

kemasan ini juga ada beberapa produk yang diekspor.

3) Makarel dan Saden dalam Kemasan 425 gram

Makarel dan sarden dalam kemasan kaleng 425 gram berisi

7-9 ekor ikan tergantung dari ukurannya. Ada dua varian, makarel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

atau sarden saus tomat dan makarel atau sarden saus cabai. Sarden

kemasan ini yaitu Del Monte, sedangkan untuk makarel ada merek

Pronas.

c. Kerjasama

PT Indohamafish menjalin kerjasama dengan perusahaan lain,

yaitu PT Lasallefood Indonesia dengan merek dagang Del Monte dan

PT Canning Indonesian Product dengan merek dagang Pronas. Kedua

perusahaan ini mengirimkan kaleng yang sudah diberi cetakan merek

dari perusahaan masing-masing, namun ikan segar serta saus tomat

maupun cabainya diproduksi oleh PT Indohamafish.

2. Produksi

Pabrik melakukan aktivitas produksi ketika bahan baku ikan tersedia.

Ikan diperoleh dari nelayan setempat maupun dibeli dari Pulau Jawa. Jadi,

ketika bahan baku ikan sedang tidak ada, pabrik tidak memproduksi ikan

kaleng. Dalam satu bulan, biasanya pabrik bisa memproduksi ikan dalam

25 hari atau bahkan 30 hari penuh jika musim ikan sedang baik. Ikan

paling sulit ditangkap ketika bulan terang (bulan Purnama), namun

menjadi mudah ditangkap pada bulan mati (dalam istilah masyarakat Bali

adalah Bulan Tilem), karena ikan naik ke permukaan laut.

a. Pemasok dan Bahan Baku

1) Kaleng

Salah satu bahan baku terpenting dalam proses pengalengan

ikan adalah kaleng. Pemasok tetap yang bekerjasama dengan PT


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

Indohamafish ada empat, yaitu Sidoarjo, Surabaya, dan dua lainnya

berlokasi di Jakarta. Kaleng dikirim terlepas dari seam atau

tutupnya. Kaleng sudah dicetak dengan merek dagang yang

terdaftar milik PT Indohamafish, namun ada juga kaleng yang

masih polos, belum berlabel. Kaleng yang belum berlabel akan

diberi stiker label ketika telah menjadi barang jadi. Contoh dari

kaleng semacam ini adalah sarden merek Apollo kemasan 155

gram.

Biaya angkut pembelian dari bahan baku kaleng ini sendiri

sudah termasuk dalam biaya kaleng. Pengiriman kaleng dilakukan

dengan kontainer dan disimpan digudang kaleng. Lokasi gudang

ada diseberang (sebelah barat) PT Indohamafish. Kaleng yang

digunakan harus sesuai standar HACCP untuk menjaga kualitas

dan keamanan pangan yang ada di dalamnya.

2) Ikan

Bahan baku lainnya yang terpenting juga adalah ikan. PT

Indohamafish menggunakan ikan lemuru, ikan tembang, dan ikan

makarel dalam pembuatan ikan kaleng. Ketiga jenis ikan ini

diperoleh dari nelayan setempat maupun luar pulau Bali. Di luar

pulau Bali, perusahaan membeli ikan di TPI (tempat pelelangan

ikan) yang berlokasi di Juwana, Probolinggo, Jakarta, dan wilayah

Jawa Tengah lainnya yang memungkinkan ikan bisa dikirim dalam

waktu yang singkat ke perusahaan. Lama waktu pengiriman


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

berkisar antar sehari semalam untuk ikan yang berasal dari wilayah

Jawa Tengah dan dua hari semalam untuk ikan yang berasal dari

Jakarta.

Ikan-ikan ini dikemas dalam kotak berisi es batu agar

kesegarannya tetap terjaga. Ikan yang tiba di pabrik akan langsung

di proses agar tetap segar. Sebelum di proses, ikan-ikan transit

sementara waktu di lemari pendingin, menunggu giliran untuk

digunting dan dicuci, kemudian ke tahap produksi selanjutnya.

Aroma ikan segar yang tercium di seputaran pabrik, membuat

karyawan PT Indohamafish bergurau “Jika tidak berbau, maka

tidak ada uang!”.

3) Pasta Tomat dan Tepung Jagung

Sarden maupun makarel diberi saus tomat atau saus cabai

untuk memberi rasa yang nikmat. Pasta tomat dan tepung jagung

adalah bahan dasar membuat saus tomat dan cabai. Jika ingin

mengisi kaleng dengan saus cabai, cukup diberi bubuk cabai,

namun bahan utama saus tetap berasal dari pasta tomat dan tepung

jagung. Pemasok pasta tomat dan tepung jagung berasal dari

Surabaya. Pembuatan saus tomat maupun saus cabai berada di

lantai dua gedung pabrik, tepat diatas mesin pengisian saus. Saus

yang telah dimasak dan campur bumbu akan dialirkan melalui pipa

ke lantai satu yang langsung terhubung dengan mesin pengisi saus.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

4) Bumbu

Bumbu yang terkandung dalam ikan kaleng bersaus

diantaranya ada garam, gula, bubuk pala, bubuk ketumbar, bubuk

merica, bubuk jahe, dan bubuk bawang putih, serta pengawet

makanan rendah kimia. Bumbu-bumbu ini diperoleh dari luar

Pulau Bali, karena langsung diambil dari pusat pembuatan bumbu

makanan dengan kualitas yang baik.

5) Minyak Sayur

Minyak sayur adalah bahan baku khusus untuk sarden

kemasan kaleng 125 gram. Sarden yang berisikan minyak sayur

tidak diberi saus maupun bumbu lainnya, hanya ikan dan minyak

sayur. Rasa gurih ikan lebih terasa, karena berasal dari rasa asin

alami garam laut yang masih melekat pada ikan. Kelebihan dari

kemasan ini adalah tanpa bahan pengawet. Pasokan minyak sayur

berasal dari Kota Negara, Jembrana, yang merupakan salah satu

produsen minyak terbesar di Bali.

6) Mesin dan Bahan Bakar Mesin

Mesin yang digunakan dalam proses pembuatan ikan kaleng

diantaranya:

a) Mesin precooking, yaitu mesin untuk pematangan tahap awal

ikan dalam kaleng yang belum diberi saus maupun minyak.

Mesin ini berjumlah empat unit, satu unit untuk ukuran kaleng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

125 gram, dua unit untuk ukuran kaleng 155 gram, dan satu

unit untuk ukuran kaleng 425 gram.

b) Mesin sauce filling dan oil filling, yaitu mesin untuk pengisian

saus tomat atau saus cabai dan minyak sayur. Mesin ini juga

berjumlah empat unit, satu unit untuk ukuran kaleng 125 gram

(khusus pengisian minyak sayur), dua unit untuk ukuran kaleng

155 gram, dan satu unit untuk ukuran kaleng 425 gram.

c) Mesin seamer, yaitu mesin yang bertugas untuk menutup

kaleng ikan yang telah diberi ikan dan saus atau minyak sayur.

Sebelum dipasang, tutup kaleng diberi kode dan tanggal

kadaluarsa di ruang jet print code. Mesin ini juga berjumlah

empat unit, satu unit untuk ukuran kaleng 125 gram, dua unit

untuk ukuran kaleng 155 gram, dan satu unit untuk ukuran

kaleng 425 gram.

d) Mesin retort (sterilisasi), yaitu mesin yang digunakan untuk

mensterilkan sarden yang telah ditutup kalengnya. Sterilisasi

ini juga disebut proses pematangan tahap kedua. Mesin ini

berjumlah sepuluh unit yang masing-masing dapat menampung

800 buah kaleng berukuran 125 gram, 1.300 buah untuk ukuran

155 gram atau 600 buah kaleng berukuran 425 gram.

Sedangkan ada satu unit mesin retort berukuran besar yang

dapat menampung 1.200 buah kaleng berukuran 125 gram,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

1.600 buah untuk ukuran 155 gram atau 800 buah kaleng

berukuran 425 gram.

e) Mesin jet print coding, yaitu mesin pencetak tanggal

kadaluarsa dan nomor produksi pada tutup kaleng (seam).

Mesin ini berjumlah dua unit. Mesin pertama untuk memberi

kode pada produk yang dipasarkan dalam negeri dan mesin

kedua untuk produk yang akan dipasarkan ke luar negeri.

Mesin ini bekerja memberi kode pada setiap tutup kaleng yang

masih dalam bentuk kepingan, tidak dalam bentuk kaleng yang

telah berisi ikan.

Mesin-mesin yang disebutkan dibeli dan didatangkan dari

Eropa secara terpisah dan baru dirakit setelah masuk pabrik.

Perakitan mesin melibatkan para teknisi andal perusahaan,

sehingga mesin tertata sesuai dengan fungsi dan tempatnya. Bahan

bakar yang digunakan untuk menjalankan mesin-mesin ini adalah

batubara dan kayu bakar. Batubara didatangkan dari Surabaya dan

wilayah Jawa Timur lainnya, sedangkan kayu bakar dibeli dari

penduduk setempat yang memiliki lahan dengan banyak

pepohonan.

b. Proses

Pabrik mulai beroperasi pada pagi hari pukul 06.00 sampai sore

hari, hingga malam hari ketika musim ikan sedang baik. Karyawan

yang terlibat langsung dalam proses produksi mematuhi tata tertib


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

pabrik dengan baik, seperti memakai penutup kepala, masker mulut,

sarung tangan, celemek, dan sepatu boot. Kebersihan saat proses

produksi yang paling utama. Pemakaian jam tangan, kacamata, lensa

kontak, kalung, cincin, gelang, maupun anting-anting tidak

diperkenankan untuk mencegah benda-benda tersebut jatuh terlepas

dan masuk ke dalam kaleng ikan yang membuat produk menjadi tidak

steril.

Penggunaan ponsel di dalam pabrik juga tidak diperkenankan,

karena getaran mesin yang cenderung kuat, bersuara keras dan bersuhu

panas. Para pengawas pabrik tersebar di setiap sudut pabrik untuk

mengawasi jalannya proses produksi. Berikut adalah proses produksi

ikan kaleng pada PT Indohamafish:

1) Ikan dibersihkan dengan cara menghilangkan kepala dan ekor

dengan gunting, kemudian di cuci bersih;

2) Kaleng yang telah ditata diatas rel yang berjalan kemudian diisi

ikan sesuai ukuran kemasan oleh karyawan borongan;

3) Rel yang membawa kaleng berisi ikan bergerak ke mesin


precooking hingga terisi penuh, kemudian mulailah proses
precooking selama 10-15 menit dengan suhu 90 C;

4) Selama proses precooking, tutup kaleng diberi kode produksi dan

tanggal kadaluarsa di ruang jet print code di seberang bangunan

pabrik;

5) Rel bergerak kembali setelah proses precooking usai menuju mesin

sauce/oil filling. Mulailah proses pengisian saus atau minyak sayur


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

ke dalam kaleng. Sementara proses ini berlangsung, tutup kaleng

yang telah diberi tanggal kadaluarsa diangkut dan dimasukkan ke

dalam mesin seamer;

6) Rel bergerak dari mesin sauce/oil filling membawa kaleng yang

telah disisi saus atau minyak sayur dan mulailah proses penutupan

kaleng oleh mesin seamer (proses seaming);

7) Setelah proses seaming selesai, rel membawa kaleng menuju

keranjang besi yang berada di dasar kolam inspeksi melalui

perosotan kecil. Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan guna

menyingkirkan produk cacat. Produk cacat dapat diketahui

bilamana kaleng mengambang, artinya isi kaleng tidak sesuai

dengan standar (kurangnya takaran ikan atau saus/minyak sayur).

Produk cacat ini akan dipisahkan dan dibuang;

8) Pengangkatan dengan katrol dilakukan ketika semua kaleng (dalam

satu kali proses produksi) telah masuk semuanya ke keranjang

dalam kolam. Katrol yang mengangkut keranjang berisi kaleng

dibawa ke mesin retort. Proses selanjutnya adalah sterilisasi oleh

mesin retort selama 60-75 menit dengan suhu 150°C;

9) Setelah proses retort atau sterilisasi, kaleng dikeluarkan dari mesin

retort dan diletakkan di depan mesin retort. Proses cooling atau

pendinginan kaleng dilakukan oleh tenaga manusia dengan

menyemprotkan air pada keranjang besi berisi kaleng

menggunakan selang selama 15-20 menit.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

3. Area Pemasaran

Penjualan ikan kaleng hasil produksi PT Indohamafish melalui dua

cara, yaitu berdasarkan pesanan dan penawaran. Perusahaan memproduksi

barang pesanan dan sisanya akan ditawarkan kepada distributor lain.

Berikut adalah area pemasaran produk ikan kaleng PT Indohamafish:

a. Indonesia

PT Indohamafish memasarkan produknya di beberapa daerah

yang tersebar di penjuru tanah air, diantaranya adalah Sumatra,

Kalimantan, Sulawesi, Sorong, Jawa Barat, dan Maluku. Sasaran

konsumen utama dari perusahaan adalah masyarakat kalangan

menengah ke bawah. Tujuannya adalah agar masyarakat dapat

mengkonsumsi ikan berprotein tinggi dengan kualitas baik, namun

dengan harga yang terjangkau. Pengiriman produk menggunakan

kontainer untuk jalur darat dan kapal laut untuk pengiriman luar pulau.

b. Luar Indonesia

Selain memasarkan produk dalam lingkup nasional, PT

Indohamafish melakukan penjualan ke luar negeri. Afrika adalah

destinasi utamanya, diantaranya ada Ghana, Tema, Lome, Cotonou,

dan wilayah lainnya di Benua Afrika. Sebelum diekspor ke negara

tujuan, produk lebih dulu dikarantina selama kurang lebih dua minggu

lamanya di Surabaya. Pengiriman menggunakan kapal laut dengan

lama perjalanan kurang lebih tiga bulan. Tingkat konsumsi ikan yang

tinggi oleh masyarakat Afrika membuat sarden kemasan dengan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

minyak sayur lebih digemari daripada sarden kemasan saus tomat

maupun saus cabai, karena rasa gurih ikannya lebih terasa dan tanpa

tambahan bumbu apapun.

C. Budaya Perusahaan

1. Disiplin

Karyawan PT Indohamafish bekerja tepat waktu. Setiap karyawan

borongan, harian, dan bulanan bekerja pada jam yang telah ditentukan.

Masing-masing golongan karyawan juga mendapatkan kartu presensi yang

jam dan tanggal tiba maupun meninggalkan tempat bekerjanya dicetak

secara otomatis. Begitu juga untuk mahasiswa yang melakukan magang

dan penelitian juga mendapatkan kartu tersebut. Mesin presensi otomatis

terletak di pos satpam dan setiap karyawan yang hendak presensi akan

diawasi oleh satpam yang berjumlah dua sampai tiga orang.

Pada saat makan siang, karyawan sangat disiplin. Karyawan

borongan makan siang secara bergantian agar produksi tetap berjalan.

Mahasiswa magang dan penelitian mendapat pengawasan khusus dari

karyawan bulanan dalam melaksanakan tugas maupun penelitiannya.

Perlengkapan pada saat memasuki pabrik juga sangat penting digunakan,

seperti penutup kepala, masker, jubbah, dan sepatu boot. Penggunaan

sarung tangan wajib pada karyawan yang berhadapan langsung dengan

proses produksi. Segala macam perhiasan, kacamata, jam tangan, dan

handphone dilarang penggunaannya di dalam pabrik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

2. Kerja Keras

Pabrik akan beroperasi hanya pada saat bahan baku ikan tersedia.

Adakalanya bahan baku tidak habis diproduksi dalam satu hari walaupun

produksi dilakukan hingga malam hari. Produksi akan dilanjutkan esok

harinya. Pabrik akan dibuka pada saat subuh dan mulai berproduksi pukul

enam pagi. Kegigihan tidak hanya terlihat pada karyawan borongan saja,

namun juga karyawan harian dan bulanan yang sudah berada di pabrik

sejak dimulainya proses produksi pada pagi hari. Mereka turut mengawasi

jalannya proses produksi.

3. Kreatif

Mesin-mesin yang didatangkan dari Eropa didapatkan dalam

keadaan masih terpisah. PT Indohamafish tidak mendatangkan tenaga

khusus dari perusahaan tempat membeli mesin-mesin tersebut untuk

merakitnya, tetapi para teknisi andal PT Indohamafish lah yang bahu-

membahu mempelajari bagian-bagian mesin tersebut dan merakitnya

bersama-sama. Setiap hari saat pabrik beroperasi, para teknisi tersebar di

setiap sudut pabrik untuk mengawasi mesin-mesin tersebut.

4. ABC (Ati-ati, Bersih, Cepat)

Produk yang dihasilkan PT Indohamafish harus berkualitas baik.

Maka dari itu, setiap prosesnya dilakukan dengan baik dan hati-hati

dengan pengawasan penuh. Kebersihan juga menjadi kunci utama

keberhasilan produk. Tidak hanya kebersihan pada bagian produksi,

kebersihan gudang bahan baku, gudang penyimpanan barang jadi, hingga


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

setiap sudut perusahaan juga penting. Karyawan pada proses produksi,

terutama pada bagian fish filling dengan jeli mengisi setiap kaleng dan

memastikan agar tidak ada benda asing yang masuk ke dalam kaleng

selain ikan. Begitu juga dengan pengawas pada bagian sauce/oil filling

yang juga dengan jeli memantau agar saus dan minyak sayur aman dari

benda-benda asing.

Selain kehati-hatian dan kebersihan, hal pentiong berikutnya adalah

kecepatan. Karyawan yang berhubungan langsung dengan proses produksi

diberi pelatihan sebelum terjun ke pabrik (setelah perekrutan). Pelatihan

dilakukan sesuai dengan job desk masing-masing karyawan. Misalnya,

pelatihan yang diberikan kepada para karyawan borongan bagian fish

filling, yaitu mengenai peletakan ikan yang baik dan cepat ke dalam

sebuah kaleng yang berada di atas rel yang berjalan.

D. Dampak Lingkungan

Ikan yang digunakan sebagai bahan baku adalah bagian tubuh ikan.

Kepala dan ekor yang dipotong tidak dibuang begitu saja, namun diolah

menjadi tepung ikan. Sedangkan untuk limbah cair, yaitu limbah hasil

mencuci ikan dinetralkan sebelum dibuang ke laut. PT Indohamafish

menerapkan gaya perusahaan mencintai lingkungan, turut menjaga ekosistem

laut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa kondisi dan situasi

perusahaan terkait dengan syarat just-in-time yang telah dijabarkan pada

tinjauan pustaka, yaitu mengenai pemasok, persediaan, tata letak,

penjadwalan, pemberdayaan karyawan, produksi, kualitas, penggunaan jidoka,

dan persentase manufacturing cycle effectiveness (MCE) yang telah

disediakan dalam bentuk tabel. Pada metode manufacturing cycle time (MCE),

komponen yang dibutuhkan untuk memperoleh persentasenya, yaitu

processing time, waiting time, moving time, inspection time dan storage time.

Kelima data waktu ini diperoleh dari mengikuti secara langsung proses

produksi pada lantai produksi dan menghitung waktunya.

Gambar 5.1: Bangunan pabrik PT Indohamafish

56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

1. Pemasok

a. Ikan

Ikan yang biasa digunakan untuk memproduksi ikan kaleng

adalah ikan lemuru, ikan tembang, dan ikan makarel. Ikan ini diperoleh

dari nelayan setempat maupun luar pulau Bali. Di luar pulau Bali,

perusahaan membeli ikan di TPI (tempat pelelangan ikan) yang

berlokasi di Juwana, Probolinggo, Jakarta, dan wilayah Jawa Tengah

lainnya yang memungkinkan ikan bisa dikirim dalam waktu yang

singkat ke perusahaan. Lama waktu pengiriman 12-16 jam untuk ikan

yang berasal dari wilayah Jawa Tengah dan 16-22 jam untuk ikan yang

berasal dari Jakarta. Ikan-ikan ini dikemas dalam kotak berisi es batu

agar kesegarannya tetap terjaga. Ikan yang tiba di pabrik akan

langsung di proses agar tetap segar. PT Indohamafish memiliki empat

pemasok kuat, jika ikan sedang tidak musim di perairan selat Bali, ikan

akan dikirim dari Juwana dan Probolinggo. Namun jika ikan juga

sedang tidak musim di Juwana dan Probolinggo, maka ikan dikirim

dari Jakarta. Jika ikan sedang tidak tersedia di tempat-tempat yang

dimaksud, maka pabrik sementara tidak beroperasi hingga bahan baku

ikan tersedia kembali.

Adakalanya waktu telah menunjukkan senja hari, namun bahan

baku ikan belum habis diproduksi. Ikan yang belum habis diproduksi

hari itu disimpan di lemari pendingin untuk diproduksi esok harinya.

Ikan yang disimpan di lemari pendingin tidak lebih dari 15 jam untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

mempertahankan kualitasnya, dengan begitu bahan baku tidak

mengalami kerusakan dan layak untuk diproduksi (berdasarkan

wawancara terhadap Kepala Produksi).

b. Kaleng

Pemasok tetap yang bekerjasama dengan PT Indohamafish ada

empat, yaitu satu berlokasi di Sidoarjo (Sinar Djaya Can) dan

Surabaya (IMCP), serta dua lainnya berlokasi di Jakarta (ATP dan

Cometa), karena di pulau Bali sendiri tidak ada pabrik yang

memproduksi kaleng. Pada mulanya, PT Indohamafish bermitra

dengan lima pemasok. Namun satu dari lima pemasok memiliki kaleng

yang tidak sesuai standar. Biaya angkut pembelian dari bahan baku

kaleng ini sendiri sudah termasuk dalam biaya kaleng. Pengiriman

kaleng dilakukan dengan kontainer dan disimpan digudang kaleng

(berdasarkan wawancara terhadap Kepala Administrasi).

Pembelian kaleng tidak dilakukan sesaat sebelum produksi dalam

partai kecil, namun dalam partai besar. Pembelian kaleng rata-rata

sebulan empat kali dengan partai besar, sekitar 200.000-1.000.000

buah kaleng beserta tutupnya (seam) setiap pembeliannya dan

disimpan dalam gudang. Kaleng dikelompokkan sesuai dengan merek

ikan kaleng (kaleng cetak). Ruang kosong pada gudang penyimpanan

kaleng sangatlah luas. Kaleng ditumpuk sedemikian rupa,

menyebabkan beberapa kaleng rusak (penyok) karena tertindih

maupun rapuh karena dimakan usia. Luas bangunan gudang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

penyimpanan kaleng yang hanya memiliki selisih beberapa meter lebih

kecil dibandingkan dengan bangunan pabrik, memungkinkan biaya

penyimpanan kaleng yang cukup besar.

Pemesanan dan pembelian kaleng dilakukan berdasarkan merek

produk yang akan diproduksi. Merek produk yang diproduksi

merupakan pesanan dari pelanggan atau merek produk dengan paling

banyak peminatnya (meskipun tidak melalui pesanan pelanggan).

Kaleng yang dibeli pada pemasok yang berlokasi di Sidoarjo

membutuhkan waktu pengiriman kurang lebih 5-6 jam, karena lokasi

pabrik yang terletak di Bali barat, Sidoarjo menjadi lokasi pembelian

kaleng yang tidak jauh (berdasarkan wawancara terhadap Kepala

Administrasi).

Gambar 5.2: Persediaan kaleng yang akan digunakan untuk


memproduksi kemasan ukuran 425 gram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

c. Pasta Tomat dan Tepung Jagung

Pemasok pasta tomat dan tepung jagung berasal dari satu tempat,

yaitu Surabaya. Pemasok sangat bisa diandalkan. Kualitas pasta tomat

dan tepung jagung sesuai standar. Waktu pengiriman kurang lebih 6-7

jam. Pasta tomat dan tepung jagung yang tiba dari pengiriman

disimpan di lantai dua bangunan pabrik, yaitu dekat dengan produksi

saus tomat dan cabai dengan ukuran ruangan kurang lebih 7 x 5 meter.

Ruangan tersebut juga dipakai untuk menyimpan bumbu. Pasta tomat

dan tepung jagung dapat bertahan sampai satu bulan penyimpanan.

d. Bumbu

Bumbu yang terkandung dalam ikan kaleng bersaus diantaranya

ada garam, gula, bubuk pala, bubuk ketumbar, bubuk merica, bubuk

jahe, dan bubuk bawang putih, serta pengawet makanan rendah kimia.

Bumbu-bumbu ini diperoleh dari luar Pulau Bali, yaitu Surabaya

karena langsung diambil dari pusat pembuatan bumbu makanan

dengan kualitas yang baik. Pemasok bumbu juga hanya satu, karena

terbukti dengan kualitas yang baik dengan harga terjangkau.

e. Minyak Sayur

Pemasok minyak sayur berada di Kota Negara, Jembrana, yang

merupakan salah satu produsen minyak terbesar di Bali. Jaraknya

dekat, kurang lebih delapan kilometer dari lokasi pabrik. Minyak sayur

yang baru tiba di letakkan dilantai dua bangunan pabrik sebelah lokasi

pembuatan saus. Namun saat produksi, minyak sayur dialirkan ke


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

sebuah tangki yang letaknya diatas tidak jauh dari mesin pengisi

minyak sayur untuk kemasan ukuran 125 gram.

f. Es Balok

PT Indohamafish tidak membeli es balok yang fungsinya untuk

mengawetkan ikan, melainkan membuatnya sendiri. Es balok dibuat di

dalam lemari pendingin milik PT Indohamafish. Selain untuk

pemakaian sendiri, es balok juga dijual kepada nelayan sekitar untuk

mengawetkan ikan dalam perahu.

g. Bahan Bakar Mesin

Bahan bakar yang digunakan untuk menjalankan mesin-mesin ini

adalah batubara dan kayu bakar. Batubara didatangkan dari Surabaya

dan wilayah Jawa Timur lainnya, sedangkan kayu bakar dibeli dari

penduduk setempat (berdasarkan wawancara terhadap Kepala

Produksi).

2. Persediaan

a. Ikan

Begitu ikan tiba dipabrik, ikan langsung diproduksi. Ikan yang

menunggu antrian untuk diproduksi disimpan sementara di

penyimpanan sementara. Bila waktu sudah menunjukkan sore hari,

sedangkan ikan belum habis di produksi, produksi akan dilanjutkan

esok paginya dan ikan akan disimpan di lemari pendingin. Ikan yang

tidak habis diproduksi pada hari dimana saat ikan tiba akan disimpan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

dilemari pendingin untuk diproduksi keesokan harinya (berdasarkan

wawancara terhadap Kepala Produksi).

b. Kaleng

Kaleng dibeli tidak sesaat sebelum proses produksi dimulai.

Kaleng dibeli langsung dalam partai besar untuk menghemat biaya

angkut, karena pemasok kaleng berasal dari luar pulau Bali. Pemasok

terdekat adalah berasal dari Sidoarjo yang membutuhkan wktu

pengiriman 5-6 jam perjalanan. Merek produk yang sering diproduksi

akan mengalami turnover pembelian kaleng yang sering dibandingkan

dengan merek produk yang jarang diproduksi. Hal ini menyebabkan

kaleng-kaleng dari merek produk yang jarang diproduksi menjadi

usang dimakan usia dan banyak yang rusak akibat tertindih sekian

lama. Contohnya merek ACC, Olympic, dan Benua. Gudang

penyimpanan kaleng memiliki luas 2.800 meter2, hampir menyamai

luas bangunan pabrik yang luasnya mencapai 3.000 meter2

(berdasarkan pengamatan di lokasi dan wawancara terhadap Pengawas

Gudang Kaleng).

Gambar 5.3: Gudang penyimpanan kaleng


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

c. Pasta Tomat dan Tepung Jagung

Waktu pengiriman kurang lebih 6-7 jam menggunakan truk

kontainer. Pasta tomat dan tepung jagung yang tiba dari pengiriman

disimpan di lantai dua bangunan pabrik, yaitu dekat dengan produksi

saus tomat dan saus cabai dengan ukuran ruangan kurang lebih 7 x 5

meter. Ruangan tersebut juga dipakai untuk menyimpan bumbu.

d. Bumbu

Waktu pengiriman sama seperti pasta tomat dan tepung jagung,

kurang lebih 6-7 jam menggunakan truk kontainer. Bumbu juga

disimpan di lantai dua bangunan pabrik, yaitu dekat dengan produksi

saus tomat dan saus cabai dengan ukuran ruangan kurang lebih 7 x 5

meter.

e. Minyak Sayur

Minyak sayur dibeli setiap sebelum memproduksi kemasan

ukuran 125 gram. Sama seperti ikan, minyak sayur yang tiba langsung

digunakan untuk produksi, jika tidak habis maka akan disimpan pada

tangki di lantai dua bangunan pabrik dekat dengan penyimpanan

bumbu dan pasta tomat.

f. Es Balok

Es balok disimpan di lemari pendingin untuk mengawetkan ikan yang

ada didalamnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

g. Bahan Bakar Mesin

Batubara dan kayu bakar disimpan di area barat pabrik. Batubara

dan kayu bakar tidak langsung habis digunakan. Bagian pembelian

batubara dan kayu bakar membelinya rata-rata seminggu dua kali

(berdasarkan wawancara terhadap Kepala Produksi).

h. Barang Jadi

Barang jadi disimpan di warehouse yang sebelumnya di kemas

dalam dus. Barang jadi yang sudah dipesan sebelumnya langsung

dikirim. Begitu juga barang jadi “titipan” dari perusahaan yang bekerja

sama dengan PT Indohamafish, yaitu PT Canning Indonesian Products,

dengan merek Pronas dan PT Lasalle Food, dengan merek Del Monte

juga langsung dikirim ke distributor (berdasarkan wawancara terhadap

Kepala Produksi).

3. Tata Letak

a. Tata Letak Perusahaan

Pada gambar 5.4 menunjukkan tata letak perusahaan dan lantai

produksi. Dalam gambar tersebut tidak terdapat gudang kaleng, tempat

penyimpanan batubara dan kayu bakar, serta lahan kosong tempat

membakar dan mengubur barang yang cacat. Tempat-tempat tersebut

berada di lahan yang berbeda dari lokasi yang ada pada gambar. Di

sebelah barat (seberang jalan) PT Indohamafish memiliki bebrapa

bangunan lagi, diantaranya adalah tempat perbaikan mesin dan alat

berat, bangunan kantor, kantin, tempat parkir (sepeda motor dan mobil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

karyawan, serta truk kontainer), bangunan pabrik, tempat penyimpanan

kaleng, tempat penyimpanan bahan bakar mesin, lemari pendingin, dan

lahan kosong untuk mengubur maupun membakar barang cacat. Selain

beberapa bangunan yang telah disebutkan, juga terdapat bale-bale

untuk para karyawan duduk bersantai bercengkerama dengan

karyawan lainnya. Area barat ini biasa disebut dengan plant B area

(berdasarkan pengamatan di lokasi dan dokumen perusahaan).

Gambar 5.4: Tata letak perusahaan dan mesin


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

b. Tata Letak Mesin Pabrik

Mesin diletakan berdekatan sesuai dengan urutan produksi ikan

kaleng. Proses cutting, filling, dan cooling dilakukan oleh tenaga

manusia, sedangkan proses lainnya dikerjakan oleh mesin dengan

pengawasan tenaga manusia (berdasarkan pengamatan di lokasi dan

dokumen perusahaan).

c. Alur Pergerakan Bahan Baku

Gambar 5.5: Alur pergerakan bahan baku


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

4. Penjadwalan

Aktivitas produksi dilakukan hanya pada saat bahan baku utama,

yaitu ikan tersedia. Ketersediaan ikan bergantung pada faktor alam.

Perusahaan melakukan produksi dalam partai besar untuk memaksimalkan

persediaan barang jadi agar terus dapat menyalurkannya kepada para

konsumen dan distributor. Jika ikan tidak tersedia dan persediaan barang

jadi habis, maka akan berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan. Jadi,

produksi ikan kaleng di PT Indohamafish tidak memiliki jadwal produksi

yang tetap. Produksi dilakukan sesuai dengan jumlah bahan baku ikan dan

biasanya dilakukan dalam jumlah yang besar untuk sekali produksi

(berdasarkan pengamatan di lokasi dan wawancara terhadap Kepala

Produksi).

5. Pemberdayaan Karyawan

a. Karyawan Bulanan

Karyawan bulanan meliputi karyawat pejabat struktural

perusahaan, staf, dan satpam. Gaji karyawan bulanan dibayarkan setiap

bulannya. Karyawan bulanan mendapat pelatihan khusus, terutama

untuk pejabat struktural perusahaan. Pelatihan diadakan di Surabaya

pada setahun sekali dalam hal standar produksi, standar produk, dan

pengetahuan lainnya mengenai proses pengalengan ikan. Para teknisi

mesin produksi juga mengikuti pelatihan tersebut, guna menambah

wawasan mengenai penggunaan mesin-mesin baru yang mungkin telah

ada. Tidak hanya mesin baru, juga kiat-kiat mereparasi mesin dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

perawatan mesin. Selain pelatihan setahun sekali di Surabaya, juga

dilakukan pelatihan oleh pemerintah Provinsi Bali yang diadakan di

Denpasar mengenai limbah, kepuasan konsumen, serta kesehatan

masyarakat.

b. Karyawan Harian

Karyawan harian meliputi karyawan yang turut serta dalam

proses produksi maupun staf administrasi dibawah pengawasan

karyawan bulanan. Gaji yang dibayarkan kepada karyawan harian

adalah setiap bulan, namun dengan perhitungan presensi harian.

c. Karyawan Borongan

Karyawan borongan meliputi karyawan yang bekerja

menggunting dan mencuci ikan dan mengelap kaleng yang masih

basah (setelah proses cooling). Sesaat setelah perekurutan karyawan

borongan, diadakan pelatihan (training) mengenai cara, tata krama,

aturan, dan berbagai pengetahuan yang berkaitan dengan proses

produksi. Pelatihan di awal kerja berlangsung kurang lebih dua minggu

untuk karyawan borongan. Mereka adalah warga desa Pengambengan

yang tempat tinggalnya di sekitar pabrik. Hampir setiap rumah di desa

tersebut salah satu anggota keluarganya adalah karyawan borongan di

PT Indohamafish. Mereka akan dipanggil untuk bekerja hanya pada

saat bahan baku ikan tersedia. Upah mereka dibayarkan per hari.

Pabrik yang hanya berproduksi pada saat tersedianya bahan baku

ikan menyebabkan ada beberapa karyawan borongan yang tidak


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

bekerja setelah lama pabrik tidak berproduksi. Beberapa karyawan

borongan tersebut bekerja di pabrik pengalengan ikan yang lainnya

yang berlokasi tidak jauh dari PT Indohamafish. Jadi, tidak semua

karyawan borongan akan menetap di PT Indohamafish, adakalanya

ketika ada kebutuhan akan karyawan borongan di pabrik lain, mereka

akan pindah. Perputaran keluar masuknya karyawan cenderung tinggi

(berdasarkan pengamatan di lokasi dan wawancara terhadap Kepala

QA).

6. Produksi

Aktivitas produksi dilaksanakan bila bahan baku ikan tersedia. Jika

ikan tersedia, pabrik akan berproduksi sampai bahan baku ikan habis. Ikan

kaleng hasil produksi berdasarkan pesanan akan langsung di kirim ke

distributor begitu proses selesai dan di kemas dalam dus. Produk yang

dihasilkan selain produk pesanan akan menjadi persediaan barang jadi.

Bagian pemasaran akan menawarkan barang kepada distributor maupun

konsumen. Selain itu produk yang belum berhasil ditawarkan akan

menunggu adanya permintaan dari distributor lain (berdasarkan

wawancara terhadap Kepala Produksi).

7. Kualitas

Bahan baku yang baru tiba tidak semuanya langsung diproduksi.

Beberapa diantara seperti kaleng, bumbu, pasta tomat dan tepung jagung

bahkan mengalami proses penyimpanan terlebih dahulu. Kerusakan karena

penyimpanan kaleng yang terlalu lama sering terjadi, terutama untuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

kaleng yang berada di tumpukan paling bawah. Namun untuk bahan baku

makanan seperti bumbu, pasta tomat, dan tepung jagung, tidak akan

disimpan terlalu lama, karena perusahaan menggunakan metode FIFO

(first in first out) untuk menjauhkan bahan baku makanan dari kebusukan.

Perusahaan tidak berani tidak mencadangkan persediaan bahan baku yang

disebutkan, karena perusahaan tidak dapat mengestimasi jumlah ikan (ton)

yang datang pada hari itu, namun yang pasti diatas 5 ton perharinya. PT

Indohamafish melakukan permintaan pengiriman ikan saat tersedianya

ikan di pemasok, jadi begitu ikan tersedia akan langsung di kirim ke lokasi

pabrik (berdasarkan pengamatan di lokasi).

8. Jidoka

a. Otomatisasi

Sebagian besar proses produksi sudah menggunakan mesin sebagai

pengganti tenaga manusia, yaitu:

1) Rel berjalan secara otomatis dimulai dari proses gunting dan cuci,

precooking, sauce/oil filling, hingga mesin seamer. Dengan

bantuan mesin seperti ini, tenaga manusia sudah tidak diperlukan

lagi untuk turut serta mengangkutnya. Temaga manusia di sini

hanya bertugas sebagai pengawas.

2) Mesin sauce/oil filling yang secara otomatis mengisi sauce maupun

minyak sayur pada kaleng.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

3) Mesin seamer yaitu mesin penutup kaleng. Tidak perlu dilakukan

oleh tangan manusia untuk menutup kaleng, mesin seamer

berkecepatan tinggi siap diaktifkan.

4) Katrol pengangkatan dan pemindah barang dari kolam inspeksi

menuju mesin retort.

5) Mesin jet print code yang melabeli produk yang telah jadi, maupun

yang belum jadi (dilabeli pada tutup kaleng).

6) Alat-alat berat yang berfungsi untuk mengangkat dan

memindahkan dus-dus yang berisi produk untuk dimasukkan

dalam truk.

b. Otonomasi

Pada proses produksi, tidak ada otonomasi yang bertindak dalam

masing-masing mesin. Semua mesin berjalan begitu saja, tanpa ada

sensor produk cacat (berdasarkan pengamatan di lokasi).

9. Manufacturing Cycle Effectiveness (MCE)

Pada metode manufacturing cycle time (MCE), komponen yang

dibutuhkan untuk memperoleh persentase MCE yaitu processing time,

waiting time, moving time, inspection time dan storage time. Kelima data

waktu ini diperoleh dari mengikuti secara langsung proses produksi pada

lantai produksi dan menghitung waktunya. Perhitungan waktu

menggunakan stopwatch. Adakalanya dilakukan pembulatan waktu untuk

memudahkan proses pengolahan dan analisis data.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Cycle time pada setiap ukuran kemasan ikan kaleng berbeda-beda.

Ikan kaleng kemasan 125 gram akan berbeda waktu prosesnya dengan

ikan kaleng ukuran kemasan 155 gram, begitu juga dengan ukuran

kemasan 425 gram. Ketiga ukuran kemasan ini memiliki kecepatan

pengerjaan mesin yang berbeda-beda. Mesin precooking adalah mesin

pertama pada proses produksi yang digunakan untuk pematangan ikan

tahap pertama yang menjadi patokan jumlah produksi pada satu kali proses

produksi. Berikut adalah ukuran kaleng setiap kemasan ikan kaleng:

Tabel 5.1: Ukuran Kaleng Setiap Kemasan


Ukuran Ukuran Kaleng (cm)
No
Kaleng P L T
1 125 gr 11,0 6,9 2,8
2 155 gr 5,5 5,5 8,8
3 425 gr 8,0 8,0 11,3

a. Kapasitas Mesin

Kapasitas maupun kecepatan mesin yang digunakan pada proses

produksi, yaitu sebagai berikut:

1) Mesin Precooking

Tabel 5.2: Kapasitas Mesin Precooking


Ukuran Uk. Mesin (cm) Uk. Kaleng (cm) Kap.
No
Kaleng P L 2
Luas (cm ) P L Luas Mesin
1 125 gr 1.200 50 60.000 11,0 6,9 75,90 *779
2 155 gr 1.200 50 60.000 5,5 5,5 30,25 1.983
3 425 gr 1.200 70 84.000 8,0 8,0 64,00 1.313
*mesin precooking pada ukuran kemasan 125 gram berisi 7 buah
rel dibagian LEBAR mesin yang seukuran dengan lebar 7 kaleng
ukuran 125 gram.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Mesin precooking adalah mesin yang pertama digunakan

pada produksi ikan kaleng. Mesin precooking berfungsi sebagai

pematangan ikan tahap pertama. Mesin ini bekerja sebelum ikan

diberi saus atau minyak sayur. Mesin untuk kemasan 125 gram dan

155 gram memiliki ukuran yang sama, sedangkan untuk kemasan

425 gram, lebarnya lebih besar 20 cm. Ketiga mesin memiliki

tinggi yang sama yaitu 50 cm. Namun tinggi mesin tidak

berpengaruh dengan kapasitas kaleng, karena dalam proses

precooking ini, kaleng tidak ditumpuk. Jumlah kapasitas mesin

diperoleh dari:

a) Kemasan 125 gram


(1.200/11) x (50/7) = 779 kaleng
b) Kemasan 155 gram
(1.200 x 50)/(5,5 x 5,5) = 1.983 kaleng
c) Kemasan 425 gram
(1.200 x 70)/(8 x 8) = 1.313 kaleng

2) Mesin Sauce & Oil Filling

Tabel 5.3: Kapasitas Mesin Sauce & Oil Filling


Kemasan Jenis Kecepatan Mesin
No
Kaleng Isian (kaleng/menit)
1 125 gr Minyak Sayur 90
2 155 gr Saus 250
3 425 gr Saus 150

Kapasitas mesin sauce & oil filling berbeda-beda setiap

ukuran kalengnya. Kecepatan mesin dapat diatur sesuai kebutuhan.

Angka diatas merupakan kecepatan normal yang biasa digunakan

untuk produksi untuk menjaga keawetan mesin.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

3) Mesin Seamer

Tabel 5.4: Kapasitas Mesin Seamer


Kemasan Kecepatan Mesin
No
Kaleng (kaleng/menit)
1 125 gr 110
2 155 gr 165
3 425 gr 195

Kapasitas mesin seamer berbeda-beda setiap ukuran

kalengnya. Pada setiap mesin ada SDM pengawas yang bertugas

untuk mengawasi jalannya proses seaming. Tenaga pengawas

merupakan orang-orang dari ahli teknis mesin. Kecepatan mesin

dapat diatur sesuai kebutuhan. Angka diatas merupakan kecepatan

normal yang biasa digunakan untuk produksi untuk menjaga

keawetan mesin.

4) Mesin Retort

Tabel 5.5: Kapasitas Mesin Retort


Kemasan Kapasitas Mesin
No
Kaleng Retort A Retort B
1 125 gr 800 1.200
2 155 gr 1.300 1.600
3 425 gr 600 800

Kapasitas mesin retort tidak dihitung berdasarkan ukuran

mesin yang bisa diukur dari luar, karena ruang didalam mesin tidak

digunakan semuanya. Mesin retort berbentuk tabung. Mesin retort

A berjumlah 10 unit, dengan ukuran panjang 4 meter dan diameter

2,5 meter. Sedangkan mesin retort B hanya berjumlah 1 unit dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

memiliki panjang yang sama, namun dengan diameter yang

berbeda, yaitu 3,2 meter.

b. Cycle Time

Berikut adalah rincian cycle time:

1) Processing Time

Processing time atau waktu proses setiap kemasan ikan kaleng

berbeda.

a) Kemasan 125 gram

Tabel 5.6: Waktu Proses Ukuran


Kemasan 125 gram
No Proses Waktu (menit)
1 Cutting 38,95
2 Fish Filling 38,95
3 Precooking 12,50
4 Oil Filling 8,65
5 Seaming 7,08
6 Retort 67,50
7 Cooling 17,50
Jumlah 191,13
Jumlah jam 3,18

Dalam proses produksi ikan kaleng, mesin pertama yang

digunakan adalah mesin precooking. Proses cutting dan fish

filling dilakukan oleh tenaga manusia. Kapasitas mesin

precooking untuk kemasan ukuran 125 gram adalah 779

kaleng. Jadi, proses cutting dan fish filling mengikuti kapasitas

mesin precooking. Ikan yang telah digunting (digunting

dibawah air mengalir guna membersihkan ikan dari kotoran

maupun darah ikan) pada proses cutting dimasukkan dalam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

kaleng yang ditempatkan pada mesin berjalan menuju mesin

precooking. Pengisian ikan pada kaleng dilakukan saat kaleng

dalam perjalanan ke mesin precooking untuk menghemat

waktu produksi.

Mesin akan berhenti bergerak ketika kapasitas mesin

precooking penuh, yaitu pada jumlah 779 kaleng. Jadi, waktu

yang dibutuhkan untuk mengisi penuh mesin precooking

adalah 77,90 menit. Jadi, di menit 77,90 ditambah waktu proses

precooking (12,5 menit) berikutnya akan ada proses produksi

kembali. Waktu diperoleh dari kurang lebih 6 detik waktu

cutting dan fish filling pada setiap kaleng dikalikan dengan 779

kaleng dan dibagi 60 (satu menit = 60 detik). Waktu proses

cutting dan fish filling dibagi sama rata (38,95 menit), untuk

memudahkan perhitungan serta dikarenakan kedua proses ini

dilakukan secara berkesinambungan.

1. Cutting

Kapasitas mesin 779 kaleng dengan waktu cutting dan fish

filling 6 detik per kaleng (dihitung menggunakan

stopwatch).

= ((779 x 6)/60)/2
= 77,90/2
= 38,95 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

2. Fish Filling

Kapasitas mesin 779 kaleng dengan waktu cutting dan fish

filling 6 detik per kaleng (dihitung menggunakan

stopwatch).

= ((779 x 6)/60)/2
= 77,90/2
= 38,95 menit

3. Precooking

Kisaran waktu proses diantara 10-15 menit.

= (10+15)/2
= 12,50 menit

4. Oil Filling

Mesin dapat bekerja untuk 90 kaleng dalam satu menit

(mesin retort A).

= 779/90
= 8,56 menit

5. Seaming

Mesin dapat bekerja untuk 110 kaleng dalam satu menit.

= 779/110
= 7,08 menit

6. Retort

Kisaran waktu proses diantara 60-75 menit.

= (60+75)/2
= 67,50 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

7. Cooling

Kisaran waktu proses diantara 15-20 menit.

= (15+20)/2
= 17,50 menit

Jadi, total keseluruhan dari waktu proses pada ukuran kemasan

125 gram adalah 191,13 menit atau 3,18 jam (3 jam 10 menit).

b) Kemasan 155 gram

Tabel 5.7: Waktu Proses Ukuran


Kemasan 155 gram
No Proses Waktu (menit)
1 Cutting 99,15
2 Fish Filling 99,15
3 Precooking 12,50
4 Sauce Filling 7,93
5 Seaming 12,02
6 Retort 67,50
7 Cooling 17,50
Jumlah 315,75
Jumlah jam 5,26

Dalam proses produksi ikan kaleng, mesin pertama yang

digunakan adalah mesin precooking. Proses cutting dan fish

filling dilakukan oleh tenaga manusia. Kapasitas mesin

precooking untuk kemasan ukuran 155 gram adalah 1.983

kaleng. Jadi, proses cutting dan fish filling mengikuti kapasitas

mesin precooking. Ikan yang telah digunting (digunting

dibawah air mengalir guna membersihkan ikan dari kotoran

maupun darah ikan) pada proses cutting dimasukkan dalam

kaleng yang ditempatkan pada mesin berjalan menuju mesin


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

precooking. Pengisian ikan pada kaleng dilakukan saat kaleng

dalam perjalanan ke mesin precooking untuk menghemat

waktu produksi.

Mesin akan berhenti bergerak ketika kapasitas mesin

precooking penuh, yaitu pada jumlah 1.983 kaleng. Jadi, waktu

yang dibutuhkan untuk mengisi penuh mesin precooking

adalah 198,30 menit. Jadi, di menit 198,30 ditambah waktu

proses precooking (12,5 menit) berikutnya akan ada proses

produksi kembali. Waktu diperoleh dari kurang lebih 6 detik

waktu cutting dan fish filling pada setiap kaleng dikalikan

dengan 1.983 kaleng dan dibagi 60 (satu menit = 60 detik).

Waktu proses cutting dan fish filling dibagi sama rata (99,15

menit), untuk memudahkan perhitungan serta dikarenakan

kedua proses ini dilakukan secara berkesinambungan.

1. Cutting

Kapasitas mesin 1.983 kaleng dengan waktu cutting dan

fish filling 6 detik per kaleng (dihitung menggunakan

stopwatch).

= ((1.983 x 6)/60)/2
= 198,30/2
= 99,15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

2. Fish Filling

Kapasitas mesin 1.983 kaleng dengan waktu cutting dan

fish filling 6 detik per kaleng (dihitung menggunakan

stopwatch).

= ((1.983 x 6)/60)/2
= 198,30/2
= 99,15 menit

3. Precooking

Kisaran waktu proses diantara 10-15 menit.

= (10+15)/2
= 12,50 menit

4. Sauce Filling

Mesin dapat bekerja untuk 250 kaleng dalam satu menit

(mesin retort A).

= 1.983/250
= 7,93 menit

5. Seaming

Mesin dapat bekerja untuk 165 kaleng dalam satu menit.

= 1.983/165
= 12,02 menit

6. Retort

Kisaran waktu proses diantara 60-75 menit.

= (60+75)/2
= 67,50 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

7. Cooling

Kisaran waktu proses diantara 15-20 menit.

= (15+20)/2
= 17,50 menit

Jadi, total keseluruhan dari waktu proses pada ukuran kemasan

155 gram adalah 315,75 menit atau 5,26 jam (5 jam 15 menit).

c) Kemasan 425 gram

Tabel 5.8: Waktu Proses Ukuran


Kemasan 425 gram
No Proses Waktu (menit)
1 Cutting 76,60
2 Fish Filling 76,60
3 Precooking 12,50
4 Sauce Filling 8,75
5 Seaming 6,73
6 Retort 67,50
7 Cooling 17,50
Jumlah 266,18
Jumlah jam 4,44

Dalam proses produksi ikan kaleng, mesin pertama yang

digunakan adalah mesin precooking. Proses cutting dan fish

filling dilakukan oleh tenaga manusia. Kapasitas mesin

precooking untuk kemasan ukuran 425 gram adalah 1.313

kaleng. Jadi, proses cutting dan fish filling mengikuti kapasitas

mesin precooking. Ikan yang telah digunting (digunting

dibawah air mengalir guna membersihkan ikan dari kotoran

maupun darah ikan) pada proses cutting dimasukkan dalam

kaleng yang ditempatkan pada mesin berjalan menuju mesin


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

precooking. Pengisian ikan pada kaleng dilakukan saat kaleng

dalam perjalanan ke mesin precooking untuk menghemat

waktu produksi.

Mesin akan berhenti bergerak ketika kapasitas mesin

precooking penuh, yaitu pada jumlah 1.313 kaleng. Jadi, waktu

yang dibutuhkan untuk mengisi penuh mesin precooking

adalah 153,18 menit. Jadi, di menit 153,18 ditambah waktu

proses precooking (12,5 menit) berikutnya akan ada proses

produksi kembali. Waktu diperoleh dari kurang lebih 7 detik

waktu cutting dan fish filling pada setiap kaleng dikalikan

dengan 1.313 kaleng dan dibagi 60 (satu menit = 60 detik).

Waktu proses cutting dan fish filling dibagi sama rata (76,60

menit), untuk memudahkan perhitungan serta dikarenakan

kedua proses ini dilakukan secara berkesinambungan.

1. Cutting

Kapasitas mesin 1.313 kaleng dengan waktu cutting dan

fish filling 7 detik per kaleng (dihitung menggunakan

stopwatch).

= ((1.313 x 7)/60)/2
= 153,18/2
= 76,60 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

2. Fish Filling

Kapasitas mesin 1.313 kaleng dengan waktu cutting dan

fish filling 7 detik per kaleng (dihitung menggunakan

stopwatch).

= ((1.313 x 7)/60)/2
= 153,18/2
= 76,60 menit

3. Precooking

Kisaran waktu proses diantara 10-15 menit.

= (10+15)/2
= 12,50 menit

4. Sauce Filling

Mesin dapat bekerja untuk 150 kaleng dalam satu menit

(mesin retort A).

= 1.313/150
= 8,75 menit

5. Seaming

Mesin dapat bekerja untuk 195 kaleng dalam satu menit.

= 1.313/195
= 6,73 menit

6. Retort

Kisaran waktu proses diantara 60-75 menit.

= (60+75)/2
= 67,50 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

7. Cooling

Kisaran waktu proses diantara 15-20 menit

= (15+20)/2
= 17,50 menit

Jadi, total keseluruhan dari waktu proses pada ukuran kemasan

425 gram adalah 266,18 menit atau 4,44 jam (4 jam 26 menit).

2) Waiting Time

Tidak ada aktivitas penyimpanan selama proses produksi

berlangsung.

3) Moving Time

a) Kemasan 125 gram

Tabel 5.9: Waktu Pemindahan Ukuran Kemasan


125 gram
No Aktivitas Waktu (menit)
Perjalanan dari pemeriksaan
1 0,53
ke mesin retort
Pengeluaran kaleng dari
2 3,00
mesin retort
Jumlah 3,53

Pengangkatan dan perjalanan kaleng dari pemeriksaan

menuju mesin retort dilakukan menggunakan katrol yang

dikaitkan pada keranjang besi pada dasar kolam, keranjang

yang telah diangkat lalu di bawa ke mesin retort dengan

katrol yang sama. Aktivitas ini membutuhkan waktu 32

detik atau 0,53 menit.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

Setelah kaleng mengalami proses retort atau

sterilisasi, kaleng di keluarkan dari mesin retort dan

diletakkan di depan mesin dengan jarak 2 meter dalam

waktu kurang lebih 3 menit untuk melanjutkan ke proses

selanjutnya yaitu proses cooling, dengan cara disemprotkan

dengan air dingin selama 15-20 menit.

b) Kemasan 155 gram

Tabel 5.10: Waktu Pemindahan Ukuran Kemasan


155 gram
No Aktivitas Waktu (menit)
Perjalanan dari pemeriksaan
1 0,38
ke mesin retort
Pengeluaran kaleng dari
2 3,00
mesin retort
Jumlah 3,38

Pengangkatan dan perjalanan kaleng dari pemeriksaan

menuju mesin retort dilakukan menggunakan katrol yang

dikaitkan pada keranjang besi pada dasar kolam, keranjang

yang telah diangkat lalu di bawa ke mesin retort dengan

katrol yang sama. Aktivitas ini membutuhkan waktu 23

detik atau 0,38 menit. Setelah kaleng mengalami proses

retort atau sterilisasi, kaleng di keluarkan dari mesin retort

dan diletakkan di depan mesin dengan jarak 2 meter dalam

waktu kurang lebih 3 menit untuk melanjutkan ke proses

selanjutnya yaitu proses cooling, dengan cara disemprotkan

dengan air dingin selama 15-20 menit.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

c) Kemasan 425 gram

Tabel 5.11: Waktu Pemindahan Ukuran Kemasan


425 gram
No Aktivitas Waktu (menit)
Perjalanan dari pemeriksaan ke
1 0,23
mesin retort
Pengeluaran kaleng dari mesin
2 3,00
retort
Jumlah 3,23

Pengangkatan dan perjalanan kaleng dari pemeriksaan

menuju mesin retort dilakukan menggunakan katrol yang

dikaitkan pada keranjang besi pada dasar kolam, keranjang

yang telah diangkat lalu di bawa ke mesin retort dengan

katrol yang sama. Aktivitas ini membutuhkan waktu 14

detik atau 0,23 menit karena letaknya paling dekat dengan

mesin retort. Setelah kaleng mengalami proses retort atau

sterilisasi, kaleng di keluarkan dari mesin retort dan

diletakkan di depan mesin dengan jarak 2 meter dalam

waktu kurang lebih 3 menit untuk melanjutkan ke proses

selanjutnya yaitu proses cooling, dengan cara disemprotkan

dengan air dingin selama 15-20 menit.

4) Inspection Time

Kaleng yang telah melalui proses seaming diarahkan

langsung dengan perosotan kecil untuk masuk ke kolam

pemeriksaan produk cacat. Produk cacat akan terlihat

mengambang, karena kekurangan saus/minyak atau kelebihan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

angin. Produk cacat akan dimusnahkan dengan cara ditimbun

atau dibakar pada lahan kosong milik PT Indohamafish yang

letaknya di sebelah barat pabrik. Waktu yang dibutuhkan untuk

merendam kaleng dalam kolam adalah selama proses seaming

ditambah perjalanan kaleng setelah proses seaming menuju

kolam inspeksi, karena setelah proses seaming berlangsung,

kaleng langsung diterjunkan ke kolam inspeksi. Jadi, waktu

inspeksi tidak dibebankan, karena waktunya bersamaan dengan

proses seaming. Begitu proses seaming selesai, kaleng

langsung diangkat dan dibawa ke mesin retort untuk proses

sterilisasi.

c. Perhitungan MCE

Deskripsi data diatas telah menunjukkan processing time, waiting

time, moving time, inspection time dan storage time dalam satu kali

proses produksi. Namun selama proses produksi tidak ditemukan

storage time, dan waiting time. Begitu juga dengan inspection time,

aktivitas inspeksi dilakukan, namun waktunya tidak di masukkan ke

perhitungan, karena waktu inspeksi bersamaan dengan proses seaming.

Jadi, komponen MCE pada proses produksi ikan kaleng ada dua, yaitu

processing time dan moving time.

1) Total Cycle Time

Berikut adalah jumlah waktu keseluruhan dari proses produksi:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

a) Kemasan 125 gram

Tabel 5.12: Jumlah Waktu Ukuran


Kemasan 125 gram
No Aktivitas Waktu Waktu (menit)
1 Processing 191,13
2 Moving 3,53
Jumlah 194,66
Jumlah jam 3,24
Sumber: data diolah pada tahun 2017

Pada proses produksi kemasan 125 gram, waktu yang

dibutuhkan untuk memproduksi 779 ikan kaleng adalah 194,66

menit atau 3,24 jam (3 jam 14 menit).

b) Kemasan 155 gram

Tabel 5.13: Jumlah Waktu Ukuran


Kemasan 155 gram
No Aktivitas Waktu Waktu (menit)
1 Processing 315,75
2 Moving 3,38
Jumlah 319,13
Jumlah jam 5,32
Sumber: data diolah pada tahun 2017

Pada proses produksi kemasan 155 gram, waktu yang

dibutuhkan untuk memproduksi 1.983 ikan kaleng adalah

319,13 menit atau 5,32 jam (5 jam 19 menit).

c) Kemasan 425 gram

Tabel 5.14: Jumlah Waktu Ukuran


Kemasan 425 gram
No Aktivitas Waktu Waktu (menit)
1 Processing 266,18
2 Moving 3,23
Jumlah 269,41
Jumlah jam 4,49
Sumber: data diolah pada tahun 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Pada proses produksi kemasan 425 gram, waktu yang

dibutuhkan untuk memproduksi 1.313 ikan kaleng adalah

269,41 menit atau 4,49 jam (4 jam 29 menit).

2) Persentase Manufacturing Cycle Effectiveness (MCE)

Tabel 5.15: Persentase Manufacturing Cycle Effectiveness


(MCE)
Ukuran Processing Moving MCE
No Jumlah
Kaleng (menit) (menit) (%)
1 125 gr 191,13 3,53 194,66 98,18
2 155 gr 315,75 3,38 319,13 98,94
3 425 gr 266,18 3,23 269,41 98,80
Sumber: data diolah pada tahun 2017

a) Kemasan 125 gram

Pada kaleng kemasan ukuran 125 gram, persentase MCE

sebesar 98,18%. Artinya, dalam proses produksi ikan kaleng

ukurang kemasan 125 gram, value added activity-nya adalah

sebesar 98,18%. Sedangkan non value added activity-nya

sebesar 1,82%. Angka ini mendekati angka idealnya, yaitu

100%.

NVAA = 100% - VAA


= 100% - 98,18%
= 1,82%

b) Kemasan 155 gram

Pada kaleng kemasan ukuran 155 gram, persentase MCE

sebesar 98,94%. Artinya, dalam proses produksi ikan kaleng

ukurang kemasan 155 gram, value added activity-nya adalah

sebesar 98,94%. Sedangkan non value added activity-nya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

sebesar 1,06%. Angka ini mendekati angka idealnya, yaitu

100%.

NVAA = 100% - VAA


= 100% - 98,94%
= 1,06%

c) Kemasan 425 gram

Pada kaleng kemasan ukuran 425 gram, persentase MCE

sebesar 98,80%. Artinya, dalam proses produksi ikan kaleng

ukurang kemasan 425 gram, value added activity-nya adalah

sebesar 98,80%. Sedangkan non value added activity-nya

sebesar 1,20%. Angka ini mendekati angka idealnya, yaitu

100%.

NVAA = 100% - VAA


= 100% - 98,80%
= 1,20%

Berdasarkan perhitungan diatas, rata-rata MCE dari tiga kemasan

tersebut adalah 98,64% mewakili value added activity dan angka

1,36% mewakili non value added activity.

B. Analisis dan Pembahasan

Berdasarkan deskripsi data diatas, analisis data disajikan dalam bentuk

tabel sebagai berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 5.16: Analisis Kelayakan Penerapan Just-in-time


Layak/
Kondisi Analisis
No Kriteria Syarat* Belum
Perusahaan Kelayakan
layak
Penghilangan aktivitas yang Bagian produksi tidak PT Indohamafish telah membangun Layak
tidak perlu. Jika ada melakukan inspeksi pada mitra yang baik kepada para pemasok
pemasok yang baik, maka bahan baku sebelum yang andal dan terpercaya dengan
aktivitas penerimaan dan diproduksi, karena bahan bahan baku berkualitas baik yaitu
inspeksi berikutnya tidak baku diperoleh dari IMCP yang berlokasi di Surabaya
diperlukan. pemasok yang andal dan dan Sinar Djaya Can di Sidoarjo.
terpercaya (berdasarkan Kedua pemasok tersebut telah
wawancara terhadap Kepala memenuhi syarat sebagaimana kaleng
Produksi). kemasan makanan yang baik sesuai
dengan HACCP (Hazard Analysis
Critical Control Point). Khusus
untuk kemasan 125 gram, pemasok
1 Pemasok
berasal dari Jakarta, yaitu ATP dan
Cometa. Sementara itu, pemasok ikan
berasal dari desa Pengambengan
(perairan wilayah Bali), Juwana,
Probolinggi, bahkan Jakarta.
Ketidakpastian ketersediaan ikan
membuat PT Indohamafish
melakukan permintaan pengiriman
ikan dari tempat-tempat tersebut
setiap kali ada nelayan yang melaut
maupun membeli dari tempat
pelelangan ikan.

91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Layak/
Kondisi Analisis
No Kriteria Syarat* Belum
Perusahaan Kelayakan
layak
Penghapusan persediaan di Kaleng dibawa dari gudang Ketersediaan bahan baku ikan yang Belum
pabrik. Bahan baku penyimpanan ke lantai tak menentu, membuat bagian layak
dikirimkan dalam lot kecil produksi sesuai dengan gudang kaleng tidak bisa memangkas
secara langsung ke unit jumlah yang akan habis persediaan. Namun persediaan
produksi yang akan diproduksi. Pengiriman dapat dikurangi dengan melakukan
menggunakannya ketika kaleng dari pemasok tidak pembelian berdasarkan minat produk
dibutuhkan. dalam jumlah kecil, terbanyak dan pesanan. Sebagai
melainkan dalam jumlah contoh, pabrik lebih sering
yang besar sebagai memproduksi ikan kaleng dengan
persediaan. Jadi, masih ada merek Pronas dan Atan (155 gram),
jumlah persediaan kaleng mengingat lokasi pabrik yang terletak
dalam skala besar pada di ujung barat pulau Bali (dekat
gudang penyimpanan dengan pelabuhan), membuat
kaleng (berdasarkan Sidoarjo dan Surabaya menjadi lokasi
pengamatan di lokasi dan pemasok yang tidak terlalu jauh. Jadi,
wawancara terhadap pembelian kaleng dalam jumlah kecil
Pengawas Gudang kaleng). dengan pembelian yang sering
mungkin dilakukan, namun tidak bisa
benar-benar menghapuskan
persediaan dalam gudang karena
produksi ikan yang tidak pasti
jumlahnya.

92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Layak/
Kondisi Analisis
No Kriteria Syarat* Belum
Perusahaan Kelayakan
layak
Penghilangan para pemasok Semua lokasi pemasok Pemutusan mitra dilakukan karena Layak
yang lemah. Perusahaan kaleng berada di luar pulau kualitas kaleng yang tidak sesuai
mengurangi jumlah Bali. PT Indohamafish telah dengan standar. Saat ini, pemasok
pemasok dan meningkatkan memutus kemitraan kaleng berasal dari Surabaya,
komitmen jangka panjang terhadap satu pemasok Sidoarjo dan Jakarta. Tidak menutup
pada sedikit pemasok yang kaleng yang tidak sesuai kemungkinan jika perusahaan
andal. dengan standar. Saat ini PT memutus mitranya dengan pemasok
Indohamafish hanya saat ini, namun untuk saat ini PT
memiliki empat pemasok Indohamafish mengaku puas dengan
kaleng yang andal pasokan kaleng yang memenuhi
(berdasarkan wawancara standar dengan harga yang
terhadap Kepala terjangkau. Namun belum ada
Administrasi). penghilangan terhadap pemasok ikan,
karena ketersediaan ikan tergantung
pada faktor alam. Jika di perairan
Bali ikan sedang sedikit atau bahkan
tidak ada, maka ikan didatangkan dari
luar pulau Bali. Semua pemasok ikan
dikatakan berkualitas baik dan masih
segar.
Pembelian persediaan Pembelian persediaan Ketersediaan bahan baku ikan yang Belum
bahan baku dilakukan kaleng dilakukan dengan tak menentu, membuat perusahaan layak
2 Persediaan dalam jumlah yang kecil, partai besar dan disimpan harus memiliki persediaan kaleng
namun dengan frekuensi pada gudang kaleng. Ini lebih. Namun persediaan kaleng
pemesaanan yang tinggi. mengakibatkan banyak dapat dikurangi dengan melakukan

93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Layak/
Kondisi Analisis
No Kriteria Syarat* Belum
Perusahaan Kelayakan
layak
kaleng-kaleng yang rusak pembelian berdasarkan minat produk
karena teralalu lama terbanyak dan pesanan. Sebagai
disimpan (berdasarkan contoh, pabrik lebih sering
pengamatan di lokasi dan memproduksi ikan kaleng dengan
wawancara terhadap merek Pronas dan Atan (155 gram),
Pengawas Gudang kaleng). mengingat lokasi pabrik yang terletak
di ujung barat pulau Bali (dekat
dengan pelabuhan), membuat
Sidoarjo menjadi lokasi pemasok
yang tidak terlalu jauh. Jadi,
pembelian kaleng dalam jumlah kecil
dengan pembelian yang sering
mungkin dilakukan. Tetapi ini tidak
berlaku untuk bahan baku kaleng
yang berasal dari pemasok Jakarta.
Lokasinya yang terbilang jauh,
membuat PT Indohamafish
melakukan pembelian dalam partai
besar.
Barang (bahan baku) tiba Bahan baku melewati proses Bahan baku yang tiba, tidak bisa Belum
hanya pada saat diperlukan penyimpanan. Bahkan didatangkan dalam jumlah yang layak
dengan jumlah yang tepat. bahan baku berupa makanan hanya dibutuhkan saja. Produksi
seperti ikanpun jika tidak dilakukan tergantung dari
habis diproduksi dalam satu ketersediaan bahan baku ikan yang
hari, akan disimpan dan pasang surut jumlahnya. Walaupun

94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Layak/
Kondisi Analisis
No Kriteria Syarat* Belum
Perusahaan Kelayakan
layak
esok paginya baru akan dapat diperkiraan berdasarkan minat
diproduksi kembali. Begitu produk terbanyak dan pesanan,
juga dengan saus, bumbu, namun tetap tidak bisa dengan jumlah
dan minyak. Namun untuk yang tepat (bisa jadi lebih atau
bahan baku makanan kurang).
penyimpanan tidak bisa
terlalu lama. Berbeda
dengan kaleng yang bisa
disimpan berbulan-bulan.
Barang tiba tidak dalam
jumlah yang diperlukan,
dilakukan penyimpanan
untuk kelebihannya
(berdasarkan pengamatan di
lokasi dan wawancara
terhadap Kepala Produksi).
Hanya dibutuhkan tempat Persediaan untuk Pengeliminasian persediaan kaleng Layak
yang kecil untuk persediaan menyimpan bahan baku yang sudah usang dan penyok dapat
bahan baku. kaleng memiliki luas yang dilakukan dan penghentian sementara
hampir sama dengan pengiriman kaleng untuk mengurangi
bangunan pabrik dan persediaan yang berlebihan dapat
terdapat ruang kosong pula dilakukan. Gudang kaleng yang
(space) yang sangat luas ukurannya hampir menyamai pabrik
(berdasarkan pengamatan di ada baiknya hanya digunakan
lokasi). setengahnya saja, tidak digunakan

95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Layak/
Kondisi Analisis
No Kriteria Syarat* Belum
Perusahaan Kelayakan
layak
semua, mengingat ada biaya-biaya
yang timbul jika seluruh gudang
dimanfaatkan untuk penyimpanan,
seperti biaya bahan bakar mesin
pengangkut, biaya listrik, dan lain-
lain.
Menghasilkan produk yang Produksi dilakukan Aktivitas produksi dilakukan sesuai Belum
baik dalam ukuran lot kecil. semaksimal mungkin, ketersediaan bahan baku ikan. Jadi, layak
Mengurangi ukuran lot bisa tergantung pada jumlah bagian produksi maupun gudang
menjadi bantuan utama ketersediaan bahan baku barang jadi tidak bisa menentukan
dalam mengurangi ikan. Beberapa barang dan mengurangi jumlah persediaan.
persediaan maupun biaya diproduksi berdasarkan Ikan kaleng yang mampu bertahan
persediaan barang jadi. pesanan, sisanya akan sampai dengan 2,5 tahun, membuat
ditawarkan dan disimpan perusahaan berani mengadakan
untuk pesanan berikutnya persediaan barang jadi.
(berdasarkan pengamatan di
lokasi dan wawancara
terhadap Kepala Produksi).
Sebuah lini produksi harus Penataan letak mesin-mesin Meskipun penyerahan tutup kaleng Layak
dirancang dengan titik pada proses produksi sesuai menggunakan trolly, namun masih
penyerahan (bahan baku) di dengan urutan produksi dan dalam jarak yang dekat dan biaya
3 Tata Letak dekat lini produksi tersebut, ditata secaran berdekatan. trolly tidak semahal truk mesin
sehingga material tidak Penyerahan bahan baku ikan pengangkut lainnya. Begitu juga
perlu dikirimkan terlebih yaitu di bagian cut dan fish dengan kaleng yang gudangnya
dahulu ke departemen filling. Penyerahan kaleng terletak di plant B area yang

96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Layak/
Kondisi Analisis
No Kriteria Syarat* Belum
Perusahaan Kelayakan
layak
penerimaan di tempat lain yang letak gudangnya di membutuhkan truk atau mesin
dalam pabrik, kemudian plat B area juga di bagian pengangkut. Namun titik penyerahan
dipindahkan lagi. yang sama, jadi dibutuhkan bahan baku sangat tepat, yaitu hanya
truk atau mesin pengangkut. dengan sekali drop dan tidak perlu
Penyerahan tutup kaleng dipindahkan lagi.
melalui pintu dekat dengan
mesin seamer yang
sebelumnya diberi kode
produksi dan tanggal
kadaluarsa di ruang jet print
yang terletak di sebelah
laboratorium, sehingga
harus dipindahkan dengan
trolly ke dalam pabrik.
Sedangkan saus tomat atau
cabai pembuatannya berada
di lantai dua gedung pabrik,
tepat diatas mesin sauce
filling dan tangki minyak
sayur juga berada tidak jauh
dari mesin oil filling
(berdasarkan pengamatan di
lokasi).
Penataan letak yang baik Tata letak perusahaan Meskipun jarak dari plant B area ke Belum
akan mengurangi jarak, (pabrik, kantor, bangunan pabrik tidak lebih dari satu layak

97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Layak/
Kondisi Analisis
No Kriteria Syarat* Belum
Perusahaan Kelayakan
layak
sehingga dapat menghemat laboratorium, gudang kilometer, namun dibutuhkan truk
ruang dan menghapuskan penyimpanan barang jadi, atau alat pengangkut untuk
area potensial untuk penyimpanan ikan, saus, dipindahkan ke pabrik. Tidak ada
persediaan yang tidakbumbu, minyak dan ruang cukup lahan pada kawasan sekitar
dikehendaki. jet print) baik dan masih pabrik untuk dibangun gudang
dalam satu kawasan. Namun penyimpanan kaleng yang ukurannya
gudang penyimpanan lebih kecil dibandingkan dengan
kaleng terletak di plant B gudang penyimpanan saat ini.
area, sehingga membutuhkn
truk atau mesin pengangkut
untuk dibawa ke lokasi
pabrik. Persediaan kaleng
disimpan di gudang yang
luasnya hampir menyamai
bangunan pabrik
(berdasarkan pengamatan di
lokasi).
Penataan letak yang baik Tata letak mesin-mesin Jarak dari plant B area ke bangunan Layak
akan mengurangi produksi diletakkan secara pabrik tidak lebih dari satu kilometer,
bergeraknya orang dan berurutan sesuai dengan namun dibutuhkan truk atau mesin
material. urutan produksi. Namun pengangkut untuk dipindahkan ke
gudang penyimpanan pabrik. Meskipun demikian, jarak
kaleng terletak di plat B dekat maupun jauh, tetap
area, sehingga memerlukan SDM dan mesin
membutuhkan SDM dan pengangkut untuk memindahkan

98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Layak/
Kondisi Analisis
No Kriteria Syarat* Belum
Perusahaan Kelayakan
layak
mesin pengangkut untuk material. Hanya saja untuk jumlah
dibawa ke lokasi pabrik orang dan mesin pengangkut yang
(berdasarkan pengamatan di bergerak harus dibatasi agar
lokasi). menghemat biaya.
Mesin yang diperlukan Mesin produksi ikan kaleng Meskipun letak mesin jet print code Layak
untuk membuat sebuah dibuat dalam satu kelompok tidak dalam bangunan pabrik, namun
produk, dikelompokkan ke sel manufaktur, kecuali dua letaknya tidak jauh dari bangunan
dalam sebuah sel buah mesin jet print code pabrik. Mesin jet print code yang
manufaktur. yang terletak terpisah di luar pertama terletak di sebelah
bangunan pabrik laboratorium di depan bangunan
(berdasarkan pengamatan di pabrik (mesin jet print code khusus
lokasi). seam) dan mesin lainnya terletak di
sebelah gudang penyimpanan barang
jadi (mesin jet print code khusus
barang jadi untuk kemasan 125
gram).
Persediaan bahan baku Dalam proses produksi, Penjadwalan terhadap perpindahan Layak
dipindahkan hanya pada aktivitas pemindahan barang sangat diperlukan agar tepat
saat dibutuhkan. dilakukan pada saat yang waktu saat dibutuhkan dan menjalin
tepat, seperti pemindahan koordinasi antar pekerja. Pintu untuk
4 Penjadwalan kaleng dari gudang akses masuknya persediaan baku
penyimpanan ke pabrik, yang dibutuhkan juga dekat dengan
pemindahan ikan dari titik yang dibutuhkan.
kontainer ke cold storage,
pemindahan kaleng dari

99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Layak/
Kondisi Analisis
No Kriteria Syarat* Belum
Perusahaan Kelayakan
layak
kolam inspeksi ke mesin
retort, maupun pemindahan
barang jadi yang sudah di
pack ke kontainer untuk
siap dikirim ke pelanggan
(berdasarkan pengamatan di
lokasi).
Produk siap sedia dan Produksi dilakukan tidak Aktivitas produksi dilakukan sesuai Belum
berjalan berantai sesuai hanya karena ada pesanan ketersediaan bahan baku ikan dengan layak
dengan jumlah yang pelanggan saja, melainkan memproduksi dalam lot besar.
dibutuhkan agar tidak disimpan dalam persediaan Oversupply akan menjadi persediaan
terjadi oversupply dan barang jadi. Jadi, bukan barang jadi dan perusahaan telah
produksi hanya dilakukan masalah besar bagi menyiapkan tempat untuk
sesuai kebutuhan perusahaan jika terjadi penyimpanan persediaan yang
berdasarkan jumlah pesanan oversupply, karena bisa dimaksud.
pelanggan. disimpan sebagai persediaan
(berdasarkan pengamatan di
lokasi).
Memproses lot kecil yang Produksi dilakukan Aktivitas produksi dilakukan sesuai Belum
sering, dan bukan beberapa semaksimal mungkin, ketersediaan bahan baku ikan dengan layak
lot yang besar. tergantung pada jumlah memproduksi dalam lot besar.
ketersediaan bahan baku
ikan. Beberapa barang
diproduksi berdasarkan
pesanan, sisanya akan

100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Layak/
Kondisi Analisis
No Kriteria Syarat* Belum
Perusahaan Kelayakan
layak
ditawarkan dan disimpan
untuk pesanan berikutnya
(berdasarkan pengamatan di
lokasi dan wawancara
terhadap Kepala Produksi).
Perusahaan tidak hanya Perusahaan memberikan Memberikan pelatihan secara rutin Layak
memberikan pelatihan, training secara berkala bagi karyawan merupakan investasi
tetapi juga dapat mengambil terhadap karyawan bulanan perusahaan dan karyawan itu sendiri.
keuntungan yang berasal dan harian, serta pelatihan
dari investasi dengan di awal kerja bagi karyawan
memperkaya pekerjaan. borongan (berdasarkan
wawancara terhadap Kepala
QA).
Seluruh karyawan pada Tidak semua karyawan pada Sebagian besar karyawan borongan Belum
Pemberdayaan bagian produksi dituntut bagian produksi mengerti bekerja pada proses produksi. Usia layak
5
Karyawan untuk mampu cara kerja mesin pada mereka juga sudah tidak muda lagi.
mengoperasikan seluruh proses produksi. Hanya Kecil kemungkinan perusahaan
mesin yang ada. teknisi dan kepala bagian memberi pelatihan penggunaan mesin
produksi yang terhadap para karyawan borongan.
memahaminya (berdasarkan Disamping usia mereka yang sudah
pengamatan di lokasi dan sulit untuk memulai mempelajari
wawancara terhadap Kepala teknologi, juga akan ada biaya yang
Produksi). tidak sedikit untuk menunjang
pelatihan tersebut.

101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Layak/
Kondisi Analisis
No Kriteria Syarat* Belum
Perusahaan Kelayakan
layak
Karyawan diharapkan Karyawan mampu bekerja Tercapainya tujuan perusahaan Layak
mampu untuk bekerja dalam tim. Tercipta merupakan hasil usaha yang
dalam tim yang melibatkan koordinasi yang baik antar dilakukan para karyawannya.
kombinasi dari berbagai karyawan bulanan, harian, Karyawan yang dimaksud tidaklah
talent dan sharing borongan, bahkan owner bekerja sendiri, namun bekerja
pengetahuan, skill problem perusahaan (berdasarkan bersama saling berkoordinasi satu
solving, ide, dan pencapaian pengamatan di lokasi dan sama lain demi mencapai tujuan
dari suatu tujuan. wawancara terhadap Kepala perusahaan.
QA).
Karyawan cenderung Karyawan borongan Penduduk desa Pengambengan Layak
bertahan dalam satu berpotensi berpindah-pindah dengan kelas ekonomi menengah ke
perusahaan dalam waktu tempat bekerja, karena di bawah kebanyakan bekerja sebagai
yang lama yang sekitar pabrik ada pabrik nelayan dan karyawan borongan pada
mengakibatkan terbukanya pengalengan ikan lain. pabrik pengalengan ikan. Sebagian
peluang bagi mereka untuk Karyawan borongan bisa besar dari mereka tidak punya
meningkatkan skill. saja pindah tempat kerja, penghasilan tetap, hanya bergantung
karena menganggur pada pada upah bekerja borongan,
saat PT Indohamafish sehingga mereka akan bekerja di
sedang tidak memproduksi pabrik pengalengan ikan secara
ikan kaleng (berdasarkan nomaden. Namun perusahaan bisa
pengamatan di lokasi dan saja membuat kontrak dengan
wawancara terhadap Kepala karyawan borongan yang bersedia
QA). untuk mengikat mereka dan
mencegah kehilangan karyawan
borongan di saat pabrik pengalengan

102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Layak/
Kondisi Analisis
No Kriteria Syarat* Belum
Perusahaan Kelayakan
layak
ikan berproduksi besar-besaran
diwaktu yang bersamaan.
Aktivitas produksi Aktivitas produksi Aktivitas produksi dilakukan sesuai Belum
dilakukan hanya jika ada dilakukan pada saat bahan ketersediaan bahan baku ikan. Produk layak
permintaan pasar/pelanggan baku ikan tersedia, tidak yang bukan pesanan akan ditawarkan
yang sudah pasti. Jadi hanya berpatokan dengan kepada pelanggan dan disimpan
aktivitas produksi dalam pesanan pelanggan. Produk untuk pesanan berikutnya, untuk
sistem ini ditarik (pull) oleh yang bukan pesanan akan berjaga-jaga jika di hari berikutnya
permintaan pasar. ditawarkan kepada bahan baku ikan tidak ada. Jadi,
pelanggan dan disimpan perusahaan masih bisa menjual
untuk pesanan berikutnya persediaan untuk menghasilkan
6 Produksi
(berdasarkan wawancara profit. Bahan baku ikan yang datang
terhadap Kepala langsung diproduksi tanpa melalui
Administrasi). proses penyimpanan, sehingga bahan
baku masih segar, kecuali waktu telah
menunjukkan malam hari, proses
produksi akan dilanjutkan keesokan
harinya. Ikan yang disimpan di cold
storage disimpan tidah lebih dari 15
jam.
Kualitas yang konsisten Kualitas konsisten dengan Biaya dapat dibebankan pada Layak
memungkinkan perusahaan produk cacat yang pemeliharaan mesin, karena mesin
7 Kualitas untuk mengurangi semua jumlahnya tidak material. berperan penting dalam keberhasilan
biaya yang berhubungan Walaupun masih terdapat memproduksi barang. Contohnya
dengan persediaan barang produk cacat, namun tidak mesin sauce/oil filling, begitu mesin

103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Layak/
Kondisi Analisis
No Kriteria Syarat* Belum
Perusahaan Kelayakan
layak
jadi. banyak dan jumlahnya tersebut salah menakar saus atau
stabil, bahkan terkadang minyak, maka berat bersih kaleng
berkurang (berdasarkan akan tidak sesuai standar karena
pengamatan di lokasi dan kaleng tidak terisi penuh. Produk
wawancara terhadap Kepala semacam itu dikatakan sebagai
Produksi). produk cacat.
Penghematan terjadi karena Pemasok yang andal Kualitas barang jadi (makanan) yang Layak
sisa, pengerjaan ulang, membuat bagian produksi, baik dihasilkan dari bahan baku yang
investasi persediaan, dan khususnya pengawas bahan baik pula. Pemasok pilihan yang
biaya kerusakan terkubur baku tidak perlu melakukan terpercaya tidak diragukan lagi
dalam persediaan barang aktivitas inspeksi terhadap kualitasnya, baik ikan, bumbu,
jadi. bahan baku. Begitu juga minyak sayur, maupun saus, begitu
dengan pengerjaan ulang juga dengan kaleng. Jadi, tidak
(rework). Pabrik tidak dibutuhkan aktivitas inspeksi pada
melakukan rework karena bahan baku. Kerusakan barang hasil
adanya kualitas buruk dari produksi masih terjadi ketika ikan
bahan baku maupun barang kaleng telah mencapai tahap proses
cacat karena machine error. seaming, namun tidak dalam jumlah
Jadi kualitas produk yang besar. Ini dikarenakan adanya
terjamin baik, kecuali kesalahan takar pada mesin sauce/oil
kesalahan terjadi pada filling, bukan karena kualitas bahan
mesin sauce/oil filling baku. Aktivitas inspeksi dilakukan
(berdasarkan pengamatan di setelah proses seaming untuk
lokasi). memastikan kaleng terisi berat bersih
sesuai kemasan atau tidak. Jika isi

104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Layak/
Kondisi Analisis
No Kriteria Syarat* Belum
Perusahaan Kelayakan
layak
kaleng tidak sesuai dengan berat
bersih kemasan (produk cacat), maka
bukanlah kesalahan kualitas bahan
baku dari pemasok, melainkan
kesalahan volume pengisian pada
mesin filling (baik saus maupun
minyak sayur).
JIT menyusutkan antrian Hampir tidak ada antrian Lama waktu pengisian pada mesin Layak
dalam lead time. yang menggangu proses precooking menunjukkan bahwa
produksi keseluruhan. setiap x menit (lama waktu mengisi
Antrian terjadi ketika proses penuh mesin precooking) ditambah
pengisian penuh mesin waktu proses precooking (12,5 menit)
precooking (berdasarkan akan ada pengisian kembali mesin
pengamatan di lokasi). precooking.
Otomatisasi dari tenaga Tidak semua proses Proses cutting dan fish filling tidak Belum
manusia (manual) menjadi produksi sudah lepas dari menggunakan mesin, melainkan layak
tenaga mesin. tenaga manusi. Proses yang masih menggunakan tenaga manusia.
sudah menggunakan mesin Pengguntingan ikan dilakukan untuk
adalah rel precooking, rel membuang bagian kepala dan ekor
8 Jidoka berjalan, sauce/oil filling, ikan. Belum ada teknologi yang
seaming, katrol pengantar mendukung proses tersebut. Ada
barang, dan retort kemungkinan untuk penggunaan
(berdasarkan pengamatan di mesin fish filling, mesin cooling
lokasi). semprot, dan mesin pengering kaleng
secara otomatis (mengeringkan

105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Layak/
Kondisi Analisis
No Kriteria Syarat* Belum
Perusahaan Kelayakan
layak
kaleng yang basah setelah proses
cooling). Namun untuk pemotongan
kepala dan ekor ikan serta pencucian,
penggunaan tenaga manusia lebih
efektif.
Otonomasi dari tenaga Tidak ada mesin yang Tidak ada mesin yang mampu Belum
manusia (manual) menjadi mampu menjalankan sistem menjalankan sistem otonomasi pada layak
tenaga mesin terhadap otonomasi pada proses proses produksi PT Indohamafish.
pengendalian barang cacat. produksi PT Indohamafish. Namun tidak menutup kemungkinan
Barang cacat diketahui perusahaan dapat menggunakannya,
hanya pada saat ditemukan terutama pada saat sebelum proses
mengambang pada kolam seaming, agar kaleng yang belum
inspeksi (berdasarkan penuh bisa diisi kembali sebelum
pengamatan di lokasi). ditutup. Jadi, produk cacat bisa
dicegah. Akan tetapi jika dilakukan,
perusahaan akan banyak
memberhentikan karyawan dan
mengeluarkan biaya lebih untuk
pesangon karyawan yang di PHK.
Persentase MCE mencapai Persentase MCE pada Waktu proses produksi diantaranya Layak
Manufacturing angka 100% atau mendekati kemasan ukuran 125 gram adalah waktu proses dan waktu
Cycle 100%. MCE mewakili yaitu 98,18%, 155 gram pemindahan. Terdapat aktivitas
9
Effectiveness efektivitas produksi melalui 98,94%, dan 425 gram inskpeksi setelah proses seaming,
(MCE) cycle time. 98,80%. Jadi, rara-rata namun waktunya bersamaan dengan
persentase MCE adalah proses seaming. Jadi, komponen

106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Layak/
Kondisi Analisis
No Kriteria Syarat* Belum
Perusahaan Kelayakan
layak
98,64%, mendekati angka waktu inspeksi tidak dimasukkan
ideal (berdasarkan dalam cycle time.
pengamatan di lokasi dan
perhitungan rumus).
*syarat diperoleh berdasarkan teori yang penulis paparkan pada Tinjauan Pustaka dengan adanya modifikasi sesuai dengan kondisi perusahaan
Keterangan:
1) Pemasok: syarat dikutip dari Heizer dan Render (2005)
2) Persediaan: syarat dikutip dari Saputra et al. (2014), Heizer dan Render (2005), dan Putra dan Idayati (2014)
3) Tata Letak: syarat dikutip dari Heizer dan Render (2005) dan Supriyono (2002)
4) Penjadwalan: syarat dikutip dari Heizer dan Render (2005) dan artikel Lean Manufacturing-Lean Service ”Konsep Kanban” (2016)
5) Pemberdayaan Karyawan: syarat dikutip dari artikel Lean Manufacturing-Lean Service ”Sekilas tentang Just-in-time” (2016) dan
Supriyono (2002)
6) Produksi: syarat dikutip dari Supriyono (2002)
7) Kualitas: syarat dikutip dari Heizer dan Render (2005)
8) Jidoka: syarat dikutip dari artikel Landingpress “Jidoka” (2013)
9) MCE: syarat dikutip dari Saftiana et al. (2007)

107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

Pada tabel 5.16 telah dijabarkan mengenai standar dalam just-in-time dan

kondisi perusahaan. Syarat tersebut meliputi pemasok, persediaan, tata letak,

penjadwalan, pemberdayaan karyawan, produksi, kualitas, penggunaan jidoka,

dan persentase manufacturing cycle effectiveness (MCE). Sebanyak 25 syarat

berdasarkan teori yang telah dipaparkan, terdapat 11 kondisi yang belum layak

dan 14 kondisi yang memungkinkan layak untuk menerapkan metode just-in-

time.

Tabel 5.17: Kemungkinan Penerapan Just-in-time PT Indohamafish


Belum Jumlah
No Syarat JIT Layak
Layak Syarat
1 Pemasok 2 1 3
2 Persediaan 1 3 4
3 Tata Letak 3 1 4
4 Penjadwalan 1 2 3
5 Pemberdayaan Karyawan 3 1 4
6 Produksi - 1 1
7 Kualitas 3 - 3
8 Jidoka - 2 2
9 MCE 1 - 1
Jumlah 14 11 25
Persentase 56% 44% 100%
Sumber: data diolah pada tahun 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan masukan terhadap

perusahaan, khususnya pada bagian produksi PT Indohamafish mengenai

penerapan just-in-time yang telah dipenuhi oleh perusahaan. Berdasarkan hasil

penelitian, dapat disimpulkan bahwa PT Indohamafish belum layak untuk

menerapkan metode just-in-time. Dalam penelitian ini ada 25 syarat penerapan

metode just-in-time dan PT Indohamafish hanya memenuhi 14 syarat atau

56% dari seluruh syarat yang diuraikan metode just-in-time. Syarat tersebut

meliputi pemasok, persediaan, tata letak, penjadwalan, pemberdayaan

karyawan, produksi, kualitas, penggunaan jidoka, dan persentase

manufacturing cycle effectiveness (MCE).

B. Keterbatasan Penelitian

Setelah melakukan penelitian dan pengolahan data, peneliti menemukan

keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu demi menjaga rahasia perusahaan, PT

Indohamafish tidak memberikan data keuangannya. Jika data keuangan

tersedia, maka peneliti dapat membandingkan biaya produksi konvensional

dan biaya produksi dengan metode just-in-time dan melihat jumlah biaya yang

yang dapat dihemat jika perusahaan menggunakan metode just-in-time,

terutama pada biaya penyimpanan.

109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

C. Saran

Setelah melakukan penelitian dan pengolahan data, peneliti mengemukakan

beberapa saran, yaitu:

1. Saran bagi Perusahaan

Bagian pembelian dan gudang sebaiknya berkoordinasi mengenai

kebutuhan bahan baku kaleng mengenai ukuran dan merek apa saja yang

masih tersedia dan yang perlu dibeli kembali karena gudang penyimpanan

bahan baku kaleng masih banyak tersimpan kaleng yang belum terpakai

dan beberapa diantaranya sudah usang dan penyok. Ada baiknya

mengurangi jumlah persediaan kaleng untuk menghindari kerusakan

kaleng saat disimpan dan mengurangi biaya penyimpanan pula. Kaleng

dapat disimpan paling lama dua bulan, tidak lebih. Bagian gudang juga

perlu melakukan stock opname paling tidak dua bulan sekali untuk

memeriksa dan mengeluarkan kaleng-kaleng yang tidak layak pakai.

Pengurangan luas area penyimpanan kaleng juga sebaiknya dilakukan,

sebaiknya hanya menggunakan kurang lebih setengah dari luas gudang

untuk tempat persediaan. Disamping menghemat biaya, juga bisa

digunakan untuk menyimpan barang lainnya.

2. Saran bagi Penelitian Berikutnya

Bagi penelitian berikutnya, diharapkan untuk menyertakan data

keuangan agar dapat dibandingkan antara biaya produksi metode

konvensional dengan biaya produksi metode just-in-time. Perbandingan

kedua biaya produksi dengan metode yang berbeda akan menunjukkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

jumlah biaya yang dapat dihemat jika perusahaan yang bersangkutan

menerapkan metode just-in-time.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Beach, Lee Roy. 1993. Making The Right Decision Organiztional Culture, Vision
and Planning. Prentice-Hall Inc, United States of America.

Carter, Wiliam K. 2009. Akuntansi Biaya. Buku Satu. Edisi Keempatbelas.


Salemba Empat, Jakarta.

Handoko, T. Hani. 1999. Dasar-dasar Mananjemen Produksi dan Operasi. Edisi


Satu. BPFE, Yogyakarta.

Hansen, Don R., Marryanne M. Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial. Buku Satu.
Edisi Kedelapan. Salemba Empat, Jakarta.

Heizer, Jay, Barry Render. 2005. Manajemen Operasi. Buku Dua. Edisi Ketujuh.
Salemba Empat, Jakarta.

Heizer, Jay, Barry Render. 2009. Manajemen Operasi. Buku Satu. Edisi
Kesembilan. Salemba Empat, Jakarta.

Hou, Bo, Hing Kai Chan, Xiaojun Wang. 2011. “A Case Study of Just-In-Time
System in the Chinese Automotive Industry”. Proceedings of the World
Congress on Engineering. Vol I.

Jacobs, F. Roberts, Richard B. Chase. 2014. Manajemen Operasi dan Rantai


Pasokan. Buku Dua. Edisi Keempatbelas. Salemba Empat, Jakarta.

Kartono, Kartini. 1994. Psikologi Sosial untuk Manajemen: Perusahaan dan


Industri. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Kotler, Philip, Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid Satu. Edisi
Ketigabelas. Erlangga, Jakarta Timur.

Kreitner, Robert, Angelo Kinicki. 1995. Organizational Behavior. Third Edition.


Richard D. Irwin Inc, United State of America.

112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

Landingpress. 2013. Jidoka. www.sistemproduksitoyota.com/tag/jurnal-just-in-


time/. Diakses tanggal 8 April 2017.

Lean Manufacturing-Lean Service. 2016. Konsep Kanban.


http://www.leanindonesia.com/tag/kanban-2/. Diakses tanggal 15 Januari
2017.

Lean Manufacturing-Lean Service. 2016. Sekilas Tentang Just-In-Time.


http://www.leanindonesia.com/2016/06/sekilas-tentang-just-in-time-jit/.
Diakses tanggal 15 Januari 2017.

Mulyadi. 2007. Activity-Based Cost System. Cetakan Kedua. UPP STIM YKPN,
Yogyakarta.

Ohno, Taiichi. 1978. Just-In-Time dalam Sistem Produksi Toyota. Lembaga PPM,
Jakarta Pusat

Perdana, Rendy. 2006. “Studi Perbandingan Efisiensi Persediaan Bahan Baku


Sebelum dan Sesudah Penerapan Metode Just-In-Time: Studi Kasus pada PT
Garudafood”. Skripsi. Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Widyatama, Bandung.

Putra, Christyandhika, Farida Idayati. 2014. “Penerapan Metode Just-In-Time


untuk Meningkatkan Efisiensi Biaya Persediaan Bahan Baku”. Jurnal Ilmu
& Riset Akuntansi. Vol. 3 No. 1.

Riyanto, Hani Dwi. 2004. “Kemungkinan Penerapan JIT (Just-In-Time) Produksi


di Koperasi Tenun Mumbul Kulon Progo”. Skripsi. Program Studi
Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Saftiana, Yulia, Ermadiani, R. Weddie Andriyanto. 2007. “Analisis


Manufacturing Cycle Effectiveness dalam Meningkatkan Cost Effective pada
Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Volume
12 No.1.

Sari, Heny Permata, Moch. Dzulkirom AR, Muhammad Saifi. 2014. “Analisis
Just in Time System Dalam Upaya Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi:
Studi Kasus pada PT Malang Indah Genteng Rajawali”. Jurnal Administrasi
Bisnis (JAB). Vol 13 No 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

Subagyo, Ahmad. 2007. Studi Kelayakan: Teori dan Aplikasi. Elex Media
Komputindo, Jakarta.

Supriyono. 2002. Akuntansi Manajemen. Edisi Satu. BPFE, Yogyakarta.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

DAFTAR
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Lampiran 1

Surat Izin Penelitian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

llKaa.
\\yr Pr. ,NDoHAi{AFISH

Pemetujuan Peneajuan Tempat PxL/Penelitian

Yth. Dekan Fakultas Ekommi


Unive6itas Sanata Dharma

Memperhatikan surat Bapak Nomr:207IAKT/FEI01.7.3/u2016 perihaL Permohonan ljin


Penititian yaig kami terima, maka beBama inj diperhaklumkaf bahwa kami dapat
membenkan kesempatan kepada mahaiswa/i Bapak sebasai berikutl
; (adek shindyana Primawardhani &usta

untuk melakukan Penelitian dj Perusahaan kami PT. ndohamafish sauai jadwal yang tetah
ditentukan- Perlu kami jnformdikan bahwa peruehaan kami me(alcanakan kegiatan produksi

Dei'kian .ntuk d'trakluni. Ards perhanan Bapak, ka nr u.apka_ rertra \asih.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

UNIVEE!SITFIS SFINFITGI E}HNPMFI


FAKULTAS EKONO[1I

Nomor : 2O?/AKT/FU0I.?.3/,2016

Yd. F&iory Merls PT. Itrdo H@tuh


I Rala Pagambdsan, D* Pedshb€ngM, Neg,ra, Jcnbma, Brn 81218

Densd i6 t@i inl@0sik& balm iqfi.drya dibawi id :

: xrdek shindlBr Priraradnmi Acush


NIM : 132114192

Al& oelakan lGo Pdelitid d.tm Bd6 D63itpe pen}u@m skirsi dfl3!! t€iat6 ebtsri

Jslm tuya Palanbmgln, De$ Poer6b68e, Nelro, J6b@4


Bali82218
2l Juwi -3 FebMi ,017
ANALASIS KETAYAKAN JUST-IN,TIME DAN KANBAN CARD
DAI-AM PROSES PRODUKSI PADA PT, ABCD

s.nu6ugm dmgd nd rreb$, kmi mhm leedid BaDaMbu umt oen[jji0rm o,hatsa di
das utuk mekk*an pmlilie di i"s:ta$i BaDdMbu pinpin,
'd:
At33 p6blrim dm yms dibqilmlmi BdU!@DIm te.int t8-sih.
'jin

Dll?t!rr4

Presnfi sildi eiaFiei re*6d bd


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

躊 爾.炒。
"酬
Canning,Flsh O■ ,Fishmeat Production,Jt,Catot Kaca N● .86,Ds.Pen3ambengan,NegaFa-3ali,e‐ mail:indohamafishohotnait.corR,Phone:
42320,fax 41050,4722000 1ndonesia

SURAT RETER_4NGAN PRAК TEK KERJA LAPANG


No血 Or:004/ADⅣ IoSPKL/1/2017

Yang berlandatangan di bawah ini:

Nama : Djoni Surya


Jabatal : Direktur
Alarnat : Jln. Gatot Kaca No. 86, Ds. Pengarnbengan, Negara - Bali.
Dengan ini menerangkan bahwa:
Nama : Kadek Shindy'ana Prirnawardhani Agusta
Asal Sekolah : Universitas Sanata Dharma

Bahwa yang bersangkutan telah melaksanakan kegiatan penelitian di PT. INDOHAMAFISH,


mtrlai dari tanggal 23 Januari2017 s/d 3 Februari 2017 . Selama melaksanakan Penelitian di PT.
INDOHAMAFISH yang bersangkutan telah mempelajari proses produksi mulai dari awal hingga
menjadi produk jadi dan yang bersangkutan telah melaksakan tugas dan tanggung jawabnya
dengan baik.

Demikian surat keterangan praLtek kerja lapang ini kami buat untuk dapat dipergunakan
sebagaim ana rnestinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

Lampiran 2

Produksi Ikan Kaleng Tahun 2016

(dengan Daerah Asal Bahan Baku Desa Pengambengan)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAPORAN PENGAWASAN PENGOLAHAN, PENGANGKUTAN DAN PEMASARAN


UPT PANGKALAN/STASIUN/SATKER/POS PENGAWASAN SDKP : PENGAMBENGAN
BULAN/TAHUN: JANUARI 2016
Produksi Distribusi
Nama Perusahaan/ Asal Lokal Luar Negeri
Jumlah
Perorangan Bahan Jenis Ikan Jumlah Jumlah Negara
(Kg) Jenis Produk Jenis Produk
Baku (kaleng) (kaleng) Tujuan
PENGAMBENGAN LEMURU 65.600 Sarden Dalam Saus Tomat 155 gr 182.911 Sardines In Oil 125 Gr 10.800 Banjul
Sarden Dalam Saus Tomat 425 gr 36.002

PT. INDOHAMAFISH

TOTAL 218.913 10.800

122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAPORAN PENGAWASAN PENGOLAHAN, PENGANGKUTAN DAN PEMASARAN


UPT PANGKALAN/STASIUN/SATKER/POS PENGAWASAN SDKP : PENGAMBENGAN
BULAN/TAHUN: FEBRUARI 2016
Produksi Distribusi
Nama Perusahaan/ Asal Lokal Luar Negeri
Jumlah
Perorangan Bahan Jenis Ikan Jumlah Jumlah Negara
(Kg) Jenis Produk Jenis Produk
Baku (kaleng) (kaleng) Tujuan
PENGAMBENGAN LEMURU 62.000 Sarden Dalam Saus Tomat 155 gr 141.261 Sardines In Oil 125 Gr 6.805 Cotonou
Sarden Dalam Saus Tomat 425 gr 24.018 Sardines In Oil 125 Gr 6.805 Banjul
Sardines In Oil 125 Gr 6.805 Cotonou
Sardines In Oil 125 Gr 13.610 Banjul
Pilchards In Tomato Sauce 155Gr 39.843 Tema - Ghana

PT. INDOHAMAFISH

TOTAL 165.279 73,868

123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAPORAN PENGAWASAN PENGOLAHAN, PENGANGKUTAN DAN PEMASARAN


UPT PANGKALAN/STASIUN/SATKER/POS PENGAWASAN SDKP : PENGAMBENGAN
BULAN/TAHUN: MARET 2016
Produksi Distribusi
Nama Perusahaan/ Asal Lokal Luar Negeri
Perorangan Bahan Jenis Ikan Jumlah (Kg) Jumlah Jumlah Negara
Jenis Produk Jenis Produk
Baku (kaleng) (kaleng) Tujuan
PENGAMBENGAN LEMURU 82.000 Sarden Dalam Saus Tomat 155 gr 242.900 Sardines In Oil 125 Gr 11.655 Cotonou
Sarden Dalam Saus Tomat 425 gr 31.766 Sardines In Oil 125 Gr 13.545 Matadi
Sardines In Oil 125 Gr 6.300 Tema
Pilchards In Tomato Sauce 155Gr 7.512 Lome - Togo

PT. INDOHAMAFISH

TOTAL 274.666 39.013

124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAPORAN PENGAWASAN PENGOLAHAN, PENGANGKUTAN DAN PEMASARAN


UPT PANGKALAN/STASIUN/SATKER/POS PENGAWASAN SDKP : PENGAMBENGAN
BULAN/TAHUN: APRIL 2016
Produksi Distribusi
Nama Perusahaan/ Asal Lokal Luar Negeri
Jumlah
Perorangan Bahan Jenis Ikan Jumlah Jumlah Negara
(Kg) Jenis Produk Jenis Produk
Baku (kaleng) (kaleng) Tujuan
PENGAMBENGAN LEMURU 132.000 Sarden Dalam Saus Tomat 155 gr 288.598 Pilchards In Tomato Sauce 155Gr 9.114 Matadi
Sarden Dalam Saus Tomat 425 gr 95.879 Sardines In Oil 125 Gr 21.732 Cotonou
Pilchards In Tomato Sauce 155Gr 6.076 Tema - Ghana

PT. INDOHAMAFISH

TOTAL 384.477 36.922

125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAPORAN PENGAWASAN PENGOLAHAN, PENGANGKUTAN DAN PEMASARAN


UPT PANGKALAN/STASIUN/SATKER/POS PENGAWASAN SDKP : PENGAMBENGAN
BULAN/TAHUN: MEI 2016
Produksi Distribusi
Nama Perusahaan/ Asal Lokal Luar Negeri
Jumlah
Perorangan Bahan Jenis Ikan Jumlah Jumlah Negara
(Kg) Jenis Produk Jenis Produk
Baku (kaleng) (kaleng) Tujuan
PENGAMBENGAN LEMURU 112.340 Sarden Dalam Saus Tomat 155 gr 288.124 Pilchards In Tomato Sauce 155Gr 15.164 Tema - Ghana
Sarden Dalam Saus Tomat 425 gr 58.025 Sardines In Oil 125 Gr 43.156 Monrovia

PT. INDOHAMAFISH

TOTAL 346.149 58.321

126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAPORAN PENGAWASAN PENGOLAHAN, PENGANGKUTAN DAN PEMASARAN


UPT PANGKALAN/STASIUN/SATKER/POS PENGAWASAN SDKP : PENGAMBENGAN
BULAN/TAHUN: JUNI 2016
Produksi Distribusi
Nama Perusahaan/ Asal Lokal Luar Negeri
Jumlah
Perorangan Bahan Jenis Ikan Jumlah Jumlah Negara
(Kg) Jenis Produk Jenis Produk
Baku (kaleng) (kaleng) Tujuan

Sardines In oil 125 Gr " Janus


PENGAMBENGAN LEMURU 130.000 Sarden Dalam Saus Tomat 155 gr 251.315 37.099 COTONOU
Brand "

Sardines In oil 125 Gr " Extra


Sarden Dalam Saus Tomat 425 gr 60.957 18.549 TEMA
Brand "

Sardines In Oil 125 Gr " Janus


37.099 COTONOU
new Design"

Pilchards In Tomato Sauce155 Gr


" KABAN RED & GREEN 17.951 TEMA
BRAND "
PT. INDOHAMAFISH Pilchards In Tomato Sauce155 Gr
29.918 TEMA
" Africa Queen Red BRAND "

Mackerel In Tomato Sauce 425


12.485 TEMA
Gr " MAMAN Brand "

TOTAL 312.272 153.102

127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAPORAN PENGAWASAN PENGOLAHAN, PENGANGKUTAN DAN PEMASARAN


UPT PANGKALAN/STASIUN/SATKER/POS PENGAWASAN SDKP : PENGAMBENGAN
BULAN/TAHUN: JULI 2016
Produksi Distribusi
Nama Perusahaan/ Asal Lokal Luar Negeri
Jumlah
Perorangan Bahan Jenis Ikan Jumlah Jumlah Negara
(Kg) Jenis Produk Jenis Produk
Baku (kaleng) (kaleng) Tujuan

Sardines In Oil 125 Gr " Janus New


PENGAMBENGAN LEMURU 87.400 Sarden Dalam Saus Tomat 155 gr 230.231 33.575 COTONOU
Design Brand "

Pilchards In Tomato Sauce 155 Gr "


Sarden Dalam Saus Tomat 425 gr 43.733 9.593 LOME
Roco Green & Red Brand "

PT. INDOHAMAFISH

TOTAL 273.964 43.168

128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAPORAN PENGAWASAN PENGOLAHAN, PENGANGKUTAN DAN PEMASARAN


UPT PANGKALAN/STASIUN/SATKER/POS PENGAWASAN SDKP : PENGAMBENGAN
BULAN/TAHUN: AGUSTUS 2016
Produksi Distribusi
Nama Perusahaan/ Asal Lokal Luar Negeri
Jumlah
Perorangan Bahan Jenis Ikan Jumlah Jumlah Negara
(Kg) Jenis Produk Jenis Produk
Baku (kaleng) (kaleng) Tujuan
Pilchards In Tomato Sauce 155 Gr "
PENGAMBENGAN LEMURU 94.920 Sarden Dalam Saus Tomat 155 gr 1.848 44.362 Tema - Ghana
Africa Queen Red Brand "
Sarden Dalam Saus Tomat 425 gr 136.358

PT. INDOHAMAFISH

TOTAL 138.207 44.362

129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAPORAN PENGAWASAN PENGOLAHAN, PENGANGKUTAN DAN PEMASARAN


UPT PANGKALAN/STASIUN/SATKER/POS PENGAWASAN SDKP : PENGAMBENGAN
BULAN/TAHUN: SEPTEMBER 2016
Produksi Distribusi
Nama Perusahaan/ Asal Lokal Luar Negeri
Jumlah
Perorangan Bahan Jenis Ikan Jumlah Jumlah Negara
(Kg) Jenis Produk Jenis Produk
Baku (kaleng) (kaleng) Tujuan
Sardines In Vegetable Oil 125 Gr "Janus
PENGAMBENGAN LEMURU 127.800 Sarden Dalam Saus Tomat 155 gr 41.630 58.915 Dakar
New Design Brand"
Sardines In Vegetable Oil 125 Gr "Janus
Sarden Dalam Saus Tomat 425 gr 129.959 19.638 Monrovia
New Design Brand"
Sardines In Vegetable Oil 125 Gr "Janus
19.638 Tema
New Design Brand"

Pilchards In Tomato Sauce 155 Gr "Lady-


28.847 Tema
Lady Brand"
Sardines In Palm Oil 155 Gr "Africa
28.847 Lome
Queen Brand"

PT. INDOHAMAFISH

TOTAL 171.589 155.885

130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAPORAN PENGAWASAN PENGOLAHAN, PENGANGKUTAN DAN PEMASARAN


UPT PANGKALAN/STASIUN/SATKER/POS PENGAWASAN SDKP : PENGAMBENGAN
BULAN/TAHUN: OKTOBER 2016
Produksi Distribusi
Nama Perusahaan/ Asal Lokal Luar Negeri
Jumlah
Perorangan Bahan Jenis Ikan Jumlah Jumlah Negara
(Kg) Jenis Produk Jenis Produk
Baku (kaleng) (kaleng) Tujuan
Sardines In Vegetable Oil 125 Gr "
PENGAMBENGAN LEMURU 117.600 Sarden Dalam Saus Tomat 155 gr 246.186 54.213 Banjul
Janus New Design Brand "
Sardines In Vegetable Oil 125 Gr "
Sarden Dalam Saus Tomat 425 gr 58.845 18.071 Tema
Continental Extra "
Sardines In Vegetable Oil 125 Gr "
18.071 Dakar
Janus New Design Brand "

Pilchards In Tomato Sauce 155 Gr "


40.077 Tema-Ghana
Africa Queen Red Brand "

PT. INDOHAMAFISH

TOTAL 305.030 130.432

131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAPORAN PENGAWASAN PENGOLAHAN, PENGANGKUTAN DAN PEMASARAN


UPT PANGKALAN/STASIUN/SATKER/POS PENGAWASAN SDKP : PENGAMBENGAN
BULAN/TAHUN: NOVEMBER 2016
Produksi Distribusi
Nama Perusahaan/ Asal Lokal Luar Negeri
Jumlah
Perorangan Bahan Jenis Ikan Jumlah Jumlah Negara
(Kg) Jenis Produk Jenis Produk
Baku (kaleng) (kaleng) Tujuan
sardines In vegetable oil " janus New
PENGAMBENGAN LEMURU 105.250 Sarden Dalam Saus Tomat 155 gr 288.808 17.328 Monrovia
Design Brand "
Sarden Dalam Saus Tomat 425 gr 59.460

PT. INDOHAMAFISH

TOTAL 348.268 17.328

132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAPORAN PENGAWASAN PENGOLAHAN, PENGANGKUTAN DAN PEMASARAN


UPT PANGKALAN/STASIUN/SATKER/POS PENGAWASAN SDKP : PENGAMBENGAN
BULAN/TAHUN: Desember 2016
Produksi Distribusi
Nama Perusahaan/ Asal Lokal Luar Negeri
Jumlah
Perorangan Bahan Jenis Ikan Jumlah Jumlah Negara
(Kg) Jenis Produk Jenis Produk
Baku (kaleng) (kaleng) Tujuan
Sardines In Oil " Continental
PENGAMBENGAN LEMURU 28.064 Sarden Dalam Saus Tomat 155 gr 50.428 7.701 LOME
Commodities Brand "
Sardines In Vegetable Oil " Janus
Sarden Dalam Saus Tomat 425 gr 9.060 7.701 DAKAR
New Design Brand '
Pilchards In Tomato sauce 155 Gr "
23.475 Tema - Ghana
Africa Queen Red Brand "
Pilchards In Tomato sauce 155 Gr "
4.347
Kaban Green Label "
Pilchards In Tomato sauce 155 Gr "
4.347 ABIDJAN
Kaban Red Label "
Pilchards In Tomato Sauce 155 Gr "
4.347
Kaban Red Lithograph "

PT. INDOHAMAFISH

TOTAL 59.488 51.918

133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

Lampiran 3

Layout Perusahaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DOKUMEN Doc. Number


Daanmen
I ijo. IHFノ B卜 LOPS/06

DOCtJMEⅣ ア Revise/Revお , 05
EfFective Date r TgI.
Denah Ruang Produksi BerFak"
22 Agustus 2016
Lay Aut Page I Halaman Page l of5

Lav Out Perllsaha■


U       S

IAttnir,F■ ■

1嗜 Fh… →

':':: *rr,rl':;t lri t

{藁 》
│=■■1‐ ■3
1‖ ■lIIl,
I11lllililllII

11■ 島
ヽ■lIIII
'■

■ ir■ │

■1■ 崚
`IIII11,
117:=1)
績 I

,. .

il n
L,..J
{s:::1
"
,
i*r1i:it!frP,r
iiili:fr :rur e
:e*rn
Qitqd
i43,J irE
榊輌 圏


*l
]'--.
! ,,- ]
i'rrdri(lliatEf
'...

a;i;j1in:1rf,r
W
f::1.:: qt{ni :r'E:iiF'
' lt*ir
fire irrP:"{'1er
1. r'iii1E r_'tJ
. .. i';axril -rdair'

椰鋼 

VERIF]KAS:INTERNALINTERNAL VERIFiCAT:ON
Tanggal date:22 Acustts 2016
Prepared by: Vettfy by: Apprcved by:
AdmittstasiiSOノ i putu Eka Vastika: Ka.Produksi F Ek● Rahadian l(a.Quatity Ass / Eny Diah
04
Copy Terkerdali
Dilarang rtemperbanyak sebagian a鮨 u keseluruban isi dokumen initanpa izin tertulis dari PT.lNDOHAMAFISH
Reproduction in part or a‖ ofthe cor蔽 鶏ts ofthis document wihout w“ tten permissbn frorn PT INDOHAMAFISH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DOKUMEN Doc. Number


Dacumen
/ I'Jo.
lHF/3:… LOPS/06

DOCt/MEⅣ ア Re宙se/´ む,vお ′ 05


EfFective Dateノ TgJ.
Denah Ruang Produksi Berrakυ
22 Agustus 2016
とay OJf Page I Haloman Page 2 of 5

Alllr PeFEerakan 3ahan Bak■ lbll

一¨
¨

団響
U         s

一﹂
 一
“報
摯一
一一
一一
薔一

lt● ル■●dl‐

蹴蹴 せ
..│
n● ,,■ υ、べ ●.li・ ll

VERIF:KASIINTERNALINTERNAL VER:FiCAT10N
ra鈍 目ai date:22 AgustuS 2016
Prepared by : verfy by: Approved by:
Administrasi 150/l Pu& Eka Yastika: K● .Produksi′ [ko Rahadian (a.Quality Ass / Eny Diah
04
Copy Terkendali
Dilarang rEmperbanlrak sebagian atau keselurulran isi dokumen ini tanpa izin teItulis
Reproduction in part or a‖ ofthe contents ofthis document wiね out wntten permissbn from PT IN00HAMAFISH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DOKUMEN Doc. Number


Daatmen
/ lrlo.
IHFノ B卜 LOPS/06
DOCび MEⅣ 丁 Re宙 se/Revお ′ 05
EfFecttt Dateノ TgF.
Denah Ruang ProduksI 3errak"
22 Agustus 2016
Lay O″ f ?age I Halaman I Page3of 5

Alur Distribusi Air dan Uap

願曜
U         s




● o 中喧t ● 一●”


 義
一轟

﹂絆
”一

一一




晦”¨
一軸
¨一
¨¨
嚇¨
一一

︰︰

︲協

VERIF:KASilNTERNAL INTERNAL VERIFlCA■ 10N


Tanggal date:22 Agustts 2016
Prepared by: Vettfy by: Approved by :
Administnsi lSOノ :Putu Eka Vastika: Ka.Produksi′ Eko Rahadian l(a.Quatity Lss / Eny Diah
01 02 03
Copy Terkerdali

Dilarang m€mperbanyak sebagian atau keseluruhan isi dokumen ini t npa izin tertulis dari lSH
Reproduotion in part or all of the contents of this document without written permissbn from PT. INDOHAMAFISH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ヽ

DOKUMEN Doc. Number


Documen
/ No. lHFノ Bl‐ LOPS/06
DOCtyMENア Re■ se′ た visf 05
EffectNe Date′ Tgr.
Denah RLEang Produksi 3erraRJ
22 Agustus 2016
ムay OJι Page I Halaman Page 4 of5

Lav Out Flow Drinage and Ⅵraste


U    S


1

1轟
■ ■■■静
│よ驚 篤 》

犠 ri妙

僣 I[■■)
11■ ■■■lII
II=IIII
l講 ち
ば 激
欄 》

VERIF[KAS:INTERNAL INTERNAL VERIFlCAT10N


Tanggal date:22 AOustts 2016
Prepared by : Ve● fy by: Appmved by:
Administrasi lS0ll Putu Eka Yastika: Ka.Produksi′ Eko Ralladian Ka.Quatity Ass / Eny Diah
04
Copy Terkendall

Dilarang memFerbanyak sebagian attu


atau keseluruhan
keseluruhan isi dokumen initanpa
isi dokumen iJn te‖ コlis
ini tanFa dari PT.
Reproduction in part or all of the contents of this document without written permission from FT. INDOHAMAFISH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DOKUMEN uoc. NumDer / No.


Documen
lHFノ B卜 LOPS/06

DOCυ 期唇Nア Re宙 se√ た visi 05


L!tective Date/ ′g`.
Denah Ruang Produksi Berrakυ
22 Agustus 2016
Lay Aut Paee I Holaman Paoe 5 of 5

Lav Out Pest Control


0 壼 あ姜
│=:
U     S

﹁︱ ︱︲
F一琴●一
︱︱   一
E ●毒﹁ 薔

r- iid:jli'rlLie


理 :

!:F:

VERIFIKASilNTERNAL INTERNAL VERIFiCATiON


Tangqal date:22 Acustus 2016

Prepared by : Vettfy by: Approved by :


Ka.Produksiノ [ko Rahadlan Xa.Quatity Ass / Eny Diah

Administrasi ISO/I Putu Eka Yastika:


04
Copy Terkenda職

DllaFang nlemperbanyak sebaglan abu k“ elurohan“ i dokumen initanpa 12in ter幡 lis dari PT,lNDOHAMAFISH
Reproduction in part or a‖ J the∞ nents ofthis docunlent without wn権 n perrnlsslon fronl PT INDOHAMAFIS‖
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

Lampiran 4

Foto-foto Lokasi Penelitian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

Foto bersama dengan karyawan PT Indohamafish

Bangunan pabrik PT Indohamafish (tampak depan)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

Bangunan pabrik PT Indohamafish (tampak samping)

Bangunan pabrik (kiri) dan laboratorium (kanan)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

Pintu masuk PT Indohamafish (dari dalam)

Gudang penyimpanan kaleng PT Indohamafish


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

Gudang penyimpanan kaleng PT Indohamafish

Gudang penyimpanan karton PT Indohamafish


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

Pemandangan perjalanan menuju PT Indohamafish

Pemandangan perjalanan menuju PT Indohamafish

Anda mungkin juga menyukai