KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan kerja praktek di PT. KLK Dumai. Laporan kerja praktek ini
merupakan salah satu syarat untuk memenuhi persyaratan akademis dalam
rangka meraih gelar Sarjana di program Studi Teknik Kimia, Universitas
jambi.
Dalam menyelesaikan kerja praktek ini, penulis telah banyak
mendapat bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak baik secara langsung
maupun tidak langsung. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Lince Muis S.T.,M.T. selaku ketua program studi Teknik Kimia
Universitas Jambi.
2. Bapak Oki Alfernando,S.T,M.T. selaku Dosen Pembimbing kerja praktek.
3. Bapak Samsudin selaku Presiden Direktur PT KLK Dumai yang telah
menerima kami sebagai mahasiswi magang di PT KLK Dumai.
4. Bapak Edih Suhyadi selaku Manager Head of Departement Production
yang telah membantu dan memberikan ilmunya kepada kami selama di
laboratorium PT KLK Dumai.
5. Bapak Yogi Rinanda selaku kepala HR Departement yang telah
membantu kami dalam proses adaministrasi perizinan pelaksanaan
kerja praktek di PT KLK Dumai.
6. Ibu Ratna Dewi Hartini selaku HR Departement yang telah membantu
kami dalam proses adaministrasi perizinan pelaksanaan kerja praktek di
PT KLK Dumai.
7. Bapak Suriyono S.T.,M.T selaku Jr. Manager QA/QC yang telah membantu
dan memberikan ilmunya kepada kami selama di laboratorium PT KLK
Dumai.
8. Ade Fauzi, S.T selaku pembimbing lapangan di PT KLK Dumai.
9. Ibu Hartaty Juliana selaku Jr. Supervisor yang telah membimbing dan
membantu kami selama di laboratorium PT KLK Dumai.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Reactor
Boiler 2
Tanki Bahan Baku (CPKO)
Departemen Production
CPKO TSW Rising
Boiler 1
T.207 T.208
Chemical
T. 202 Sweet Sweet
Proses
Water Water Evaporation
CPKO
TU.202
T.206 Fuel FAT
CPKO Pump Daearator
T. 201
CPKO FAT
Eletrical Room Splitter
Preheather
Unloading Bay
Central Office
Server
Femal
ry Room Tiolet
Room
Pantr
Control Manage
Male
y
Room r Produc
tion
Director
Statione
Blance
Room
Spare Parts
Tank Truck Parking President
Room
Derector
Derector
Finance
Manage
Manage
Meeting
director
Room
Room
Room
Room
r
Assembli
Point
Security Parking
Gate
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI
PT KLK DUMAI
Secretary
BAB III
DESKRIPSI PROSES
3.2.5. Degamming
Melalui proses degamming minyak dipisakan dari kotoran-kotoran
atau gam-gam menggunakan alat yang bernama separator, separator akan
mengendapkan lumpur-lumpur dan kotoran lain nya yang berada diminyak
dengan cara berputar menggunakan gaya sentripugal, setelah minyak
dibersihkan dimasukan ke tangki penyimpanan sementara.
3.2.6. Splitting
Setelah minyak bersih mulailah pemisahan minyak, minyak
dipompakan dengan bertekanan sampai mencapai 25 bar sampai 58 bar
masuk ke splitting. Splitting merupakan suatu alat berbentuk tabung reaktor
dengan tinggi berkisar 30 sampai 58 meter dan dalamnya ada sekat-sekat
kulum dan saringan. Dengan dipompakan minyak dari bawah dan air dari
atas dan dengan pemanasan mencapai 2500C, minyak akan berpisah dengan
air dan berfungsi untuk memisahkan minyak dengan air. Minyak menjadi
minyak murni dan air menjadi air manis (sweet water).
b. Temperatur 180 o C
c. Steam 8 dan steam 19
Produk yang dihasilkan adalah persentase glycerine mencapai 99,7 % min.
3.6.3. Magnafloc
Magnafloc adalah polymer yang mempunyai muatan kationik atau
anionik kuat sehingga membantu pembentukan gumpalan-gumpalan kotoran
menjadi lebih besar sehingga mudah mengendap.
Gambar 6. Magnafloc
Sumber: PT KLK Dumai, 2021.
dipercepat bila mesocarp buah sawit pecah atau memar. Kedua hidrolisis
katalis secara spontan. Reaksi ini dipengaruhi oleh kandungan FFA yang ada
didalam buah sawit dan telah berkembang yang berhubungan dengan suhu
dan waktu. Free fatty scid (asam lemak bebas) dalam minyak produksi
adalah untuk menilai kadar asam lemak bebas dalam minyak dengan
melarutkan lemak tersebut dalam pelarut organik yang sesuai dan
menetralisasi larutan tersebut dengan alkali dengan menggunakan indikator
phenolpthalein. Nilai FFA dalam CPO tidak lebih dari 3%. Faktor-faktor yang
mempengaruhi FFA adalah:
1. Tingkat kematangan buah sawit
2. Memperpanjang penanganan buah dari waktu proses
3. Keterlambatan atau penundaan antara panen dan proses.
BAB IV
TUGAS UMUM
4.3. Tujuan
Tujuan dari tugas umum ini yaitu untuk mengetahui analisis peforma
pada reaktor vessel tank pada plant 2 di PT KLK Dumai.
4.4. Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari tugas umum ini adalah agar dapat
mengetahui analisis peforma pada reaktor vessel tank pada plant 2 di PT KLK
Dumai.
6. Monitor pressure guage di 2F3 A/b max 2 barg (apabila pressure filter
bag mencapai atau lebih dari 2 barg berarti filter bag tersebut telah
block (tersumbat), maka harus diganti dengan yang baru.
7. Pastikan level di product tank T.209/T.211 ada kenaikan pada
levelnya.
8. Setelah 1 jam proses filtrasi lakukan pengecekan pada level reactor.
Apabila level sudah terlihat mainholenya maka stop pompa 2M2
(jangan terlalu kandas, karena kotorannya akan terbawa ke filter
press).
BAB V
TUGAS KHUSUS 1
5.3. Tujuan
Mengetahui analisis performa suhu cooling water pada cooling tower
dan mengetahui jumlah kebutuhan air tambahan yang di akibatkan
evaporation loss(we), drift loss(wd), blow down(wb) pada cooling tower
CT001 di PT KLK Dumai.
5.4. Manfaat
Dengan Mengetahui analisis suhu cooling water pada cooling tower
maka dapat mengetahui seberapa efektifitas suhu cooling tower yang bekerja
untuk saat ini. Dan dapat mengetahui berapa kebutuhan air tambahan yang
di akibatkan evaporation loss (we), drift loss (wd), blow down (wb) pada
cooling tower CT001 di PT KLK Dumai.
Range
(Masuk) ke menara
(Keluar) dari menara
Range adalah perbedaan suhu antara tingkat suhu air masuk cooling
tower dengan tingkat suhu air yang keluar cooling tower atau selisih
antarasuhu air panas dan suhu air dingin, sedangkan approach adalah
Prinsip kerja cooling tower dapat dilihat pada gambar di atas. Air dari
bak/basin dipompa menuju heater untuk dipanaskan dan dialirkan ke cooling
tower. Air panas yang keluar tersebut secara langsung melakukan kontak
dengan udara sekitar yang bergerak secara paksa karena pengaruh fan
ataublower yang terpasang pada bagian atas cooling tower, lalu mengalir
jatuh ke bahan pengisi.
Sistem ini sangat efektif dalam proses pendinginan air dikarena suhu
kondensasinya sangat rendah mendekati suhu wet bulb udara. Air yang
sudah mengalami penurunan suhu ditampung ke dalam bak atau basin. Pada
cooling tower juga dipasang katup make up water yang digunakan untuk
menambah kapasitas air pendingin.
Aliran udara masuk menara pada dasarnya horizontal, tetapi aliran di dalam
bahan pengisi ada yang horizontal seperti yang terdapat pada cooling tower
aliran silang (cross flow) dan ada pula yang vertikal seperti cooling tower
aliran lawan arah (counter flow). Aliran lawan arah lebih sering dipakai dan
dipilih karena efisiensi termalnya lebih baik daripada aliran silang.
Keunggulan mechanical draft cooling tower adalah :
1. Terjaminnya jumlah aliran udara dalam jumlah yang diperlukan pada
segala kondisi beban dan cuaca.
2. Biaya investasi dan konstruksinya lebih rendah.
3. Ukuran dimensinya lebih kecil.
Kelemahan mechanical draft cooling tower adalah:
a. Kebutuhan daya yang besar
b. Biaya operasi dan pemeliharaan yang besar
c. Bunyinya lebih ribut.
c. Combined draft cooling tower
Natural draft cooling tower biasanya mempunyai ukuran yang besar
dan membutuhkan lahan yang luas, tetapi dengan konsumsi daya dan biaya
operasi yang kecil. Sebaliknya mechanical draft cooling tower ukurannya
lebih kecil, namun membutuhkan daya yang besar. Oleh sebab itu, kedua hal
tersebut digabungkan di dalam combined draft cooling tower. Menara ini
disebut juga cooling tower hiperbola berkipas (fan assisted hyperbolic tower).
2.. Dry cooling tower
Dry cooling tower adalah jenis cooling tower yang air sirkulasinya
dialirkan di dalam tabung - tabung bersirip yang dialiri udara. Semua kalor
yang dikeluarkan dari air sirkulasi diubah. Dry cooling tower dirancang untuk
dioperasikan dalam ruang tertutup. Cooling tower jenis ini banyak mendapat
perhatian akhir - akhir ini karena keunggulannya yaitu:
a. Tidak memerlukan pembersihan berkala sesering cooling tower basah.
b. Tidak memerlukan zat kimia aditif yang banyak.
c. Memenuhi syarat peraturan pengelolaan lingkungan mengenai
pencemaran termal dan pencemaran udara pada lingkungan.
4. Pipa Sprinkler
Pipa sprinkler merupakan pipa yang berfungsi untuk mensirkulasikan
air secara merata pada cooling tower, sehingga perpindahan kalor air dapat
menjadi efektif dan efisien. Pipa sprinkler dilengkapi dengan lubang - lubang
kecil untuk menyalurkan air.
5. Water Basin
Water basin berfungsi sebagai penampung air sementara yang jatuh
dari filling material sebelum disirkulasikan kembali ke kondensor. Water
basin terbuat dari seng.
6. Inlet Louver
Inlet louver berfungsi sebagai tempat masuknya udara melalui lubang
- lubang yang ada. Melalui inlet louver akan terlihat kualitas dan kuantitas air
yang akan didistribusikan. Inlet louver terbuat dari seng.
7. Bahan Pengisi
Bahan pengisi merupakan bagian dari cooling tower yang berfungsi
untuk mencampurkan air yang jatuh dengan udara yang bergerak naik. Air
masuk yang mempunyai suhu yang cukup tinggi (40°C) akan disemprotkan
ke bahan pengisi.
Pada bahan pengisi inilah air yang mengalir turun ke water basin akan
bertukar kalor dengan udara segar dari atmosfer yang suhunya (33°C). Oleh
sebab itu, bahan pengisi harus dapat menimbulkan kontak yang baik antara
air dan udara agar terjadi laju perpindahan kalor yang baik.
Bahan pengisi harus kuat, ringan dan tahan lapuk. Bahan pengisi ini
mempunyai peranan sebagai memecah air menjadi butiran - butiran tetes air
dengan maksud untuk memperluas permukaan pendinginan sehingga proses
perpindahan panas dapat dilakukan se-efisien mungkin.
Plant CT001
Tower Performances Tower Dimensions
Jumlah sel` 2.00 Cells Panjang menara 13.10 m
keseluruhan
Laju aliran desain 1600.00 m3/hr Lebar menara 6.70 m
keseluruhan
Suhu masuk 33.00 Celcius Tinggi menara 7.78 m
keseluruhan
Suhu keluar 30.00 Celcius Tinggi tumpukan 1.50 m
kipas
Suhu bola basah Panjang basin 12.84 m
internal
rentang 3.00 Celcius Lebar basin 6.44 m
pendinginan internal
Pendekatan bola Tinggi basin 2.00 m
basah internal
Penolakan Panas 9600000 Kcal/hr Memegang 165.38
Total volume m3
Kapasitas 11165.00 Kw volume per cm 0.83 m3
Pendinginan Total tinggi
Kehilangan 0.90 %
penguapan
Kerugian melayang 0.005%
Sumber: PT KLK Dumai, 2021.
Tujuan dari pembacaan tabel yaitu agar konsetrasi yang ada didalam
tangki konstan. Di PT KLK Dumai biasanya memasukkan pada level 80-90.
3. Stroke pompa terhadap dosis chemical
Tabel 6. Stroke pompa terhadap dosis chemical
No Injection Chemical Dosage Quantity Frequency
(ppm) (kg) (day)
1 Selugdose CM 507 5 0.77 7
CM 606/608 50 9 30
CM63+ 15 2.25 1
2 Continue CM7770 50 2.85 3
injection CM63 125 7.11 3
Gengard GN 20 1.14 3
7004
CM3000 65 3.7 3
Sumber: PT KLK Dumai, 2021.
Dari hasil analisa air cooling tower di PT KLK Dumai dapat dilihat
pada tabel 9 bahwa air cooling tower layak digunakan dikarenakan
memenuhi quality standar air cooling tower. ( Cara menganalisa air pada
cooling tower dapat di lihat pada lampiran ).
5.7.3. Tabel dan Grafik Hasil Pengukuran Performa Cooling water Pada
Pukul 09.00 – 16.0
Tabel 10. Pengukuran suhu udara dan air di cooling tower CT001 jam 09.00
Pengukuran Temperatur Udara Temperatur Air
Ke Air flow Air flow Water flow Water flow
(Inlet)°C (Outlet)°C (Inlet)°C (Outlet)°C
1 26 32 37.2 29.8
2 26 32 37.3 29.8
3 26 32 37.1 29.6
4 26 32 36.2 30.1
5 26 32 35.6 30.0
6 26 32 35.6 31.2
7 26 32 34.5 30.6
8 26 32 35.6 30.9
9 26 32 36.8 30.3
10 26 32 37.5 29.8
Sumber: PT KLK Dumai, 2021.
Tabel 11. Pengukuran suhu udara dan air di cooling tower CT001 jam 10.00
Pengukuran Temperatur Udara Temperatur Air
Ke Air flow Air flow Water flow Water flow
(Inlet)°C (Outlet)°C (Inlet)°C (Outlet)°C
1 27 31 38.3 31.4
2 27 31 37.9 30.2
3 27 31 37.4 31.5
4 27 31 37.4 31.6
5 27 31 36.9 29.6
6 27 31 37.0 29.8
7 27 31 37.0 30.1
8 27 31 36.8 30.5
9 27 31 36.9 30.7
10 27 31 36.8 30.1
Sumber: PT KLK Dumai, 2021.
Tabel 12. Pengukuran suhu udara dan air di cooling tower CT001 jam 11.00
Pengukuran Temperatur Udara Temperatur Air
Ke Air flow Air flow Water flow Water flow
(Inlet)°C (Outlet)°C (Inlet)°C (Outlet)°C
1 29 34 38.0 29.8
2 29 34 38.1 30.9
3 29 34 38.5 31.9
4 29 34 39.4 32.4
5 29 34 39.2 31.4
6 29 34 38.7 31.6
7 29 34 38.7 31.6
8 29 34 38.10 32.7
9 29 34 38.9 31.9
10 29 34 38.0 32.2
Sumber: PT KLK Dumai, 2021.
Tabel 13. Pengukuran suhu udara dan air di cooling tower CT001 jam 14.00
Pengukuran Temperatur Udara Temperatur Air
Ke Air flow Air flow Water flow Water flow
(Inlet)°C (Outlet)°C (Inlet)°C (Outlet)°C
1 31 35 38.8 33.4
2 31 35 39.4 34.5
3 31 35 39.0 33.2
4 31 35 39.0 34.6
5 31 35 38.8 34.9
6 31 35 40.8 34.8
7 31 35 40.5 34.1
8 31 35 40.5 34.9
9 31 35 40.2 33.8
10 31 35 39.7 34.4
Sumber: PT KLK Dumai, 2021.
Tabel 14. Pengukuran suhu udara dan air di cooling tower CT001 jam 15.00
Pengukuran Temperatur Udara Temperatur Air
Ke Air flow Air flow Water flow Water flow
(Inlet)°C (Outlet)°C (Inlet)°C (Outlet)°C
1 28 33 37.4 32.5
2 28 33 37.5 30.5
3 28 33 36.9 30.1
4 28 33 37.8 31.0
5 28 33 37.7 30.6
6 28 33 36.9 32.3
7 28 33 36.9 31.4
8 28 33 36.7 32.2
9 28 33 37.0 32.1
10 28 33 37.0 32.4
Sumber: PT KLK Dumai, 2021.
Tabel 15. Pengukuran suhu udara dan air dicooling tower CT001 jam 16.00
Pengukuran Temperatur Udara Temperatur Air
Ke Air flow Air flow Water flow Water flow
(Inlet)°C (Outlet)°C (Inlet)°C (Outlet)°C
1 27 30 37.2 30.4
2 27 30 36.2 31.3
3 27 30 36.2 29.8
4 27 30 35.6 31.4
5 27 30 36.8 29.6
6 27 30 37.9 30.1
7 27 30 36.6 31.4
8 27 30 37.0 30.8
9 27 30 37.0 32.3
10 27 30 36.0 31.7
Sumber: PT KLK Dumai, 2021.
40
39
Temperatur°C
38
37
36
35
34
9 10 11 14 15 16
Waktu
Gambar 23. Grafik suhu rata – rata pada air masuk ke cooling tower CT001
Pada pukul 09.00 suhu air masuk yang berasal dari proses
pendinginan mesin–mesin produksi berada pada temperatur 34,32°C lalu
perlahan naik seiring bertambahnya waktu saat proses kinerja mesin–mesin
produksi dimana pada jam 14.00 siang terjadi kenaikan 35.58 °C, lalu pada
sore hari pada pukul 16.00 menurun temperaturnya sampai pada 33,52
hampir mendekati temperatur pada pagi hari.
34
32
30
28
9 10 11 14 15 16
Waktu
Gambar 24. Grafik suhu rata – rata air keluar cooling tower LCT 400
Air keluar dari cooling tower pada pukul 09.00 pagi berada pada
temperatur 30.21 °C setelah mengalami proses pelepasan panas dimana suhu
awalnya adalah 31.64 °C, lalu temperatur yang didinginkan ini naik 3.02 °C
pada pukul 14.00 siang sebesar 34.66 °C dan pada sore hari pukul 16.00
temperaturnya mengalami penurunan yaitu 30,88°C.
Tabel 18. Suhu rata-rata udara masuk
Waktu 09.00 10.00 11.00 14.00 15.00 16.00
Temperatur°C 26 27 29 31 28 27
Sumber: KLK Dumai, 2021.
30
28
26
24
22
9 10 11 14 15 16
Waktu
Gambar 25. Grafik rata – rata udara masuk pada cooling tower CT001
34
32
30
28
26
9 10 11 14 15 16
Waktu
Gambar 26. Grafik rata – rata udara keluar pada cooling tower CT001
Udara keluar adalah hasil pelepasan panas dari air masuk ke cooling
tower, dimana sebagian air diuapkan keudara bersama dengan panas yang
dikandung oleh air tersebut. Dalam grafik ini di jelaskan suhu awal pada jam
19.00 berkisar 33,0 °C lalu suhu penguapan ini naik menanjak dan sampai
mencapai puncaknya pada jam 14.00 siang pada temperatur 35,0 °C, lalu
dimana suhu lingkungan juga turun berpengaruh, lalu temperatur udara
keluar mulai menurun sampai 30,0 °C pada pukul 16.00 siang.
Temperatur°C
6
4
2
0
9 10 11 14 15 16
Waktu
Saat diketahui temperatur air keluar dan udara masuk lalu bisa
ditentukan approach dari cooling tower yaitu dengan cara suhu air keluar
dikurangi suhu udara masuk (suhu wet bulb) lalu bisa diketahui approach
rata – rata dari hasil pengukuran tersebut yaitu, pada pukul 09.00 pagi
approach awal adalah 3,21 °C
Kemudian beranjak naik karena beban produksi naik dan
dinyalakannya beberapa mesin - mesin produksi lainnya, lalu sampai di suhu
tertinggi pada jam 14.00 siang sebesar 8,1 °C setelah lewat jam 13.00
approach sedikit menurun dan pada jam terakhir 16.30 suhu approach yg
diukur naik mencapai 4,6 °C.
Tabel 21. Efektivitas
Waktu 09.00 10.00 11.00 14.00 15.00 16.00
Temperatur°C 65.63 65.33 59.86 42.69 55.69 59.79
Sumber: KLK Dumai, 2021.
50
C
0
9 10 11 14
Waktu 15 16
Gambar 28. Grafik Rata – rata efektivitas pada cooling tower LCT 400
4. wind loss: cooling water yang hilang keluar dari cooling tower yang
terbawa melalui aliran udara. Wind loss disebut juga dengan drift loss.
Selain keempat termin, ada pula hilang air dari cooling tower melalui
kebocoran pipa, peralatan atau pada cooling tower itu sendiri. Berikut
perhitungan penambahan air yang hilang pada cooling tower.
a. Evaporation loss (We): kehilangan air akibat penguapan.
Dik: Wc= 180 (m3/hari)
= 7,5 (m3/jam)
We= 0,00085 Wc(T2-T1) x 1,8
Ket:
We= Evaporation loss (m3/jam)
Wc= kapasitas air (m3/jam)
Jadi We= 0,00085 x 7,5 m3/jam (36.34 °C – 30.21 °C) x 1,8
=0,0703 m3/jam
b. Drift loss (Wd)
Wd= 0,2% x Jumlah air yang bersirkulasi (Wc) (m3/jam)
Ket:
Wd= Drift loss (m3/jam)
Wc= kapasitas air (m3/jam)
Jadi Wd= 0,002 x 7,5 m3/jam
= 0,015 m3/jam
c. Blow down (Wb)
Wb= We/S-1
Dik: S= 3
Ket:
Wb= Blow down
s = cycles (harga s = 3 s/d 5)
Jadi Wb= 0,0703 m3/jam/ 3-1
=0,0351 m3/jam
Maka air yang dibutuhkan untuk penambahan air pada cooling tower
adalah Wm= We+ Wd+ Wb= (0,0703 m3/jam+ 0,015 m3/jam+ 0,0351
m3/jam = 0,1204 m3/jam
5.8. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa suhu cooling water pada cooling tower dan
jumlah kebutuhan air tambahan yang di akibatkan evaporation loss(we), drift
loss(wd), dan blow down(wb) pada cooling tower CT001 di PT KLK Dumai
dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengukuran peforma Menara pendingin CT001, dilakukan pada pukul
09.00 – 16.00 dilakukan pengukuran antara lain yaitu, suhu air
masuk–keluar, suhu udara masuk–keluar, range, approach, dan
efektivitas. Dan didapatkanlah hasil range 6,13°C, approach 3,21°C
dan efektivitas 65,63%
2. Dari hasil analisa kebutuhan air cooling tower diperoleh air yang
dibutuhkan untuk penambahan air pada cooling tower adalah Wm=
We+ Wd+ Wb= (0,0703 m3/jam+ 0,015 m3/jam+ 0,0351 m3/jam =
0,1204m3/jam.
BAB VI
TUGAS KHUSUS II
6.2. Permasalahan
Ditinjau dari latar belakang yang ada, permasalahan yang dapat
diambil dari kerja praktek di PT KLK Dumai adalah analisis perbandingan
produk SPKFA dan produk SRBDPKFA.
6.3. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan tugas khusus ini
yaitu untuk menganalisis perbandingkan produk SPKFA dan produk
SRBDPKFA di PT KLK Dumai.
6.4. Manfaat
Dengan menganalisis perbandingkan produk SPKFA dan produk
SRBDPKFA, maka dapat mengetahui produk mana yang kualitas produk nya
lebih bagus.
RAW Material
Water
CPKO
FAT Dearator
Safety Filter for Water
Safety Filter for FAT
Splitter
RAW Material
Water
RBDPKO
FAT Dearator
Safety Filter for Water
Safety Filter for FAT
Splitter
AV SV DOS AV SV DOS
255,04 mgKOH/g 258,80 mgKOH/g 98,55 % 256,44 mgKOH/g 259,46 mgKOH/g 98,84 %
256,32 mgKOH/g 259,40 mgKOH/g 98,85 % 257,16 mgKOH/g 259,52 mgKOH/g 99,09 %
256,10 mgKOH/g 259,42 mgKOH/g 98,72 % 257,02 mgKOH/g 259,56 mgKOH/g 99,02 %
256,01 mgKOH/g 259,08 mgKOH/g 98,82 % 256,85 mgKOH/g 259,40 mgKOH/g 99,02 %
6.8.2. Pembahasan
Telah didapat nilai parameter dari masing-masing produk, yang mana
produk SPKFA dan SRDBPKFA sudah memenuhi standart dari parameternya.
Berikut perbandingan nilai AV, SV, dan DOS antara produk SPKFA atau
SRBDPKFA, yang akan menunjukkan produk mana yang lebih bagus:
a. Parameter Acid Value terhadap kualitas Produk
Bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas yang
terdapat dalam minyak. Besarnya bilangan asam tergantung dari kemurnian
minyak tersebut. Tujuan dari parameter acid value menunjukkan ukuran dari
jumlah asam organik bebas yang dikandung dalam minyak, serta dihitung
berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau campuran asam asam
lemak.
Secara teori bilangan asam yang besar menunjukkan asam lemak
bebas yang besar pula, yang berasal dari hidrolisis minyak. Semakin tinggi
bilangan asam, maka semakin bagus kualitasnya dalam konteks parameter
yang telah ditetapkan pada masing-masing industri produksi asam lemak
tersebut (Sunardi, 2004).
260
259
AV (mgKOH)/gram
258
257
256
255
254
253
252
Data 1 Data 2 Data 3 Data 4
260
259
SV (mgKOH/gram) 258
257
256
255
254
Data 1 Data 2 Data 3 Data 4
99.2
99
DOS (%)
98.8
98.6
98.4
98.2
Data 1 Data 2 Data 3 Data 4
6.9. Kesimpulan
Dari analisis kedua produk yang telah dilakukan, didapatkan hasil
bahwa produk SPKFA dan SRBDPKFA telah memenuhi syarat standar dari
parameternya, dan hasilnya menunjukkan bahwa produk SRBDPKFA lebih
bagus kualitas produk nya dibandingkan dengan produk SPKFA, yang dapat
dilihat dari perbandingan nilai SPKFA dengan acid value (AV) 255,04
mgKOH/g, saponifikasi value (SV) 258,80 mgKOH/g, dan DOS% 98,55%, dan
nilai SRBDPKFA dengan acid value (AV) 256,44 mgKOH/g, saponifikasi value
(SV) 259,46 mgKOH/g, DOS% 98,84%.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Proses oil splitting merupakan proses dimana proses pengolahan
CPKO menggunakan metode hidrolisa. Pada proses hidrolisa terjadi
pertemuan antara air dan CPKO dengan suhu dan tekanan tinggi sehingga
menimbulkan reaksi kimia dari hasil reaksi kimia tersebut menghasilkan 2
produk yaitu fatty acid (asam lemak) dan Glycerine.
5.2. Saran
Adapun saran yang yang penulis sampaikan dalam laporan kerja
praktek ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mempermudah pelajar/mahasiswa yang melaksanakan praktek
kerja di PT KLK Dumai mempelajari item-item atau proses produksi
sebaiknya disediakan buku paduan sehingga pelajar/mahasiswa bisa
belajar mandiri di pabrik tanpa harus mengganggu aktivitas karyawan
lainya.
DAFTAR PUSTAKA
Andita, D. 2018. Laporan Tugas Akhir Penentuan Bilangan Asam Dan Kadar
Asam Lemak Bebas Pada Crude Palm Kernel Oil (CPKO) Dan
Refinedbleached Deodorized Palm Kernel Oil (RBD PKO). Medan:
Universitas Sumatera Utara.
Busono, 2020. Kebutuhan Makeup Water Cooling Tower RSG-Gas Pada Daya
30 MW Setelah Revitalisasi. Jurnal teknik kimia. Vol.18. No. 01. Hal. 39.
Feriyanto.2012. Macam-Macam Reaktor (Reactor), Best Experience in Power
Plaant. Surabaya.Hal.56-60.
Handoyo, Yopi. 2015. Analisis Peforma Cooling Tower Pada Fluida di Mesin
Injeksi Plastik. Jurnal teknik kimia. Vol. 18. No.01. Hal. 39.
Heryani, H. dan A. Nugroho. 2017. CCP dan CP Pada Proses Pengolahan CPO
San CPKO. Deepublish: Yogyakarta. Industry & Health Science,
Technology and Art of Life. ISSN :2686-6641, 58-63.
Maulida, A. Savitri, D. Purba, R. Tarigan, dan E. Pohan. 2019. Peritungan
Neraca Massa Pada Proses Pemurnian Crude palm kernel oil (CPKO)
Menjadi Refined Bleached Degummed Palm Kernel Oil (RBDPKO)
Pada Unit Refinery Di PT. Pacific Medan Industri. Jurnal Regional
Development Industry & Health Science, Technology and Art of Life.
ISSN :2686-6641, 58-63.
Pratiwi, nimas puspito, 2014. Analisa kinerja cooling tower induced draft tipe
LBC W-300 terhadap pengaruh temperature lingkungan. Jurnal teknik
pomits. Vol/ 07. No. 07. Hal. 01.
Putra, 2015. Analisa perhitungan beban cooling tower pada fluida dimesin
injeksi plastik. Jurnal teknik mesin. Vol. 04. No. 02. Hal. 57.
Riyan, D. Yulianti, Y. dan Riyanto, A. 2019. Studi desain high temperature gas-
cooled reactor (HTGR) berpendingin gas hidrogen menggunakan
bahan bakar thorium. Jurnal teori dan aplikasi fisika. 7(1): 99-106.
Simanjuntak, R. 2018. Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas Pada Sabun
Mandi Cair Merek “Lx” Dengan Metode Titrasi Asidimetri. Jurnal
Ilmiah Kohesi. 2(4): 59-70.
Sunardi, 2004. Pra Rancangan Pabrik Gliserin dari Crude Palm Oil (CPO).
Pekanbaru, UR.
Wijayanti, H. Nora. H. dan Amelia, R. 2012. Pemanfaatan Arang Aktif Dari
Serbuk Gergaji Kayu Ulin Untuk Meningkatkan Kualitas Minyak
Goreng Bekas. Jurnal Konversi. 1(1): 27-33.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Flowsheet aliran proses di PT KLK dumai
T : 80-90 °C T : 80-90 °C
P : 88,19 mbarA P : 88,19 mbarA
T = 90-93°C
P = 254.44 mbarA
Fatty Acids
1D2 Setting
PV-0103 Vess el
1D1
1E1 T = 85°C Fatty Acids
Fat Dearator Flush Drum 1E2
Fat 1D4
LV. 102 Preheater
1D6
T. 206
1M9 CRUDE
FATTY ACID
STORAGE
1M4
1F2A 1F2B
1F1A 1F1B 1M5
Safety Cooling water
Filters For Safety Filter
Fat For Water
1M5B
T = 242-245°C
P = 50-53 bar
2D4
1D7 1D8 1D9
2D5
PRECONCENTRATED Calandria
SWEET WATER TO Skimmed Precoat Product
STORAGE Fatty Acids Vess el Filter
2F1A 2F1B
Receiver
Inlet 3E1C Tank
Product 2E1 Crude
1M7 Glyseron
Filter
Sweet Water Reaction
Calandria 2M2
Heater Vess el T = 85°C
3E1B CG : 80%
T = 90°C 2F3A 2F3A
1D10
Hidrocloric
Acid Tank
Treated
Condensate 2D6
Sweet Water
Vess el 3E1A 3D5
Receiver
2M6 Condensate
TANK Vess el
2D3 2M3
2D1 Heat
Chemical Recovery
Flow Exchanger
KODE KETERANGAN
T.206 Tanki
LV.102 Valve
1E1 Fat Preheater
1D1 Fat Daerator
1M4 Pompa
1F1A Safety Filters For Fat
1F1B Safety Filters For Fat
1M1 Pompa Uraka
1M2 Pompa Uraka
1M3 Pompa Uraka
1C1 Splitter
1D2 Fatty Acids Flush Drum
1E2 Fatty Acids Heater
1E3 Faty Acids Cooler
1D4 Fatty Acids Settling Vessel
1M5 Pompa
1M5B Pompa
1F2A Safety Filters For Water
1F2B Safety Filters For Water
1M9 Pompa
1D6 Condensate Hold Up Vessel
2D4 Tanki
1D7 First Calandria
1D8 Second Calandria
1D9 Third Calandria
1D10 Condensate Vessel
1M7 Pompa
2F1A Inlet Product Filter
2F1B Inlet Product Filter
KODE KETERANGAN
T.206 Tanki
2D1 Hidrocloric Acid Tank
2M6 Pompa
2E1 Sweet Water Heater
2R1 Acid Reactor
2D4 Skimmed Fatty Acids Receiver
2D3 Chemical Flow
2R2A Reaction Vessel
2R2B Reaction Vessel
2R2C Reaction Vessel
2D5 Precoat Vessel
2F2A Sweet Water Filter
2F2B Sweet Water Filter
2D6 Treated Sweet Water Receiver
2M3 Pompa
2F3A Product Filter
2F3B Product Filter
3E1A Heat Recovery Exchanger
3E1B Heat Recovery Exchanger
3E1C Heat Recovery Exchanger
3D1 First Calandria
3D2 Second Calandria
3D3 Third Calandria
3D4 Fourth Calandria
3D5 Condensate Vessel
a. Peralatan:
1) conductivity meter HACH + sension EC 5
2) Kertas tissue
3) Bekker glass 100 ml
b. Prosedur Analisa:
1) Ambil sampel yang akan dianalisa, tempatkan dalam
beker glass100 ml.
2) Bersihkan probe elektroda conductivity dengan pure
water dan keringkan dengan menggunakan tissue.
3) Masukkan elektoda pada sampel, lakukan pembacaan
hasil analisa sampai angka yang tertera pada layar
conductivity meter stabil (ada indicator ready).
c. Peralatan Safety :
1) Jas Laboratorium
3. Nilai M alkalinity
a. Peralatan:
1) Erlenmeyer
2) Buret
3) Beaker Glass
b. Reagent
1) Indikator Methyl Merah – bromocresol green (Indikator mm- bcg)
2) Sulfuric acid 0.02 N
c. Prosedur analisa :
1) Tuang 50 mL sampel ke dalam Erlenmeyer
2) Tambahkan 4 tetes (0.2 mL) Indikator Methyl Red-Bromocresol.
3) Titrasi dengan Sulfuric Acid 0.02 N sampai terjadi perubahan
warna dari hijau menjadi pink, catat volume Sulfuric Acid yang
digunakan.
4) Perhitungan :
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑆𝑢𝑙𝑓𝑢𝑟𝑖𝑐 𝐴𝑐𝑖𝑑 𝑥 1000
M-Alkalinity (ppm CaCO3) =
50 (𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙)
d. Peralatan Safety:
1) Masker
2) Sarung tangan karet
3) Jas Laboratorium
4. Nilai silica LR
a. Peralatan:
1) Kuvet
2) DR 2700
3) Pipet
b. Reagent:
1) Molybdate 3 Reagent Cat. 1995-26
2) Citric Acid Powder Pillow Cat. 21062-69
3) Amino Acid F Reagent Powder Pillow Cat. 22540-56
c. Prosedur Analisa:
1) Isi masing-masing 10 mL sampel kedalam 2 kuvet.
2) Tambahkan 14 tetes ( 0.7 mL ) Molybdate 3 Reagent
masing-masing kuvet dan aduk hingga homogeny.
3) Timer selama 4 menit.
4) Tambahkan kedalam masing-masing kuvet, 1 pillow Citric
AcidReagent Powder Pillow.
5) Timer selama 1 menit.
6) Tambahkan 1 pillow Amino Acid F Reagent Powder Pillow ke
salah satu kuvet (untuk kuvet larutan blanko tidak
ditambahkan). Kocok hingga homogeny.
7) Timer selama 2 menit.
d. Pembacaan Silica LR
1) Bersihkan permukaan kuvet.
2) Letakkan kuvet larutan blanko kedalam DR 2700 dengan cara
pilih program “651” tekan “ENTER” kemudian tekan “ZERO”,
akan muncul 0.00 mg/L SiO2.
3) Keluarkan larutan blanko, letakkan kuvet sample kedalam DR
2700, lalu akan muncul nilai silica LR.
e. Peralatan Safety:
1) Masker
2) Sarung Tangan
3) Jas Laboratorium
5. Nilai iron
a. Peralatan:
1) Kuvet
2) DR 2700
3) Beaker Glass
4) Pipet
b. Reagen:
1) Ferrozine Iron Reagent Solution cat.2301-49
c. Prosedur Analisa
1) Tuang 10 mL sample ke dalam kuvet untuk digunakan sebagai
larutan blanko.
2) Tuang 25 mL sample ke dalam gelas ukur kemudian tambahkan
0.5 ml Ferrozine Iron Reagent Solution cat.2301-49.
3) Aduk sampai homogeny.
4) Timer dengan selama 5 menit.
5) Tuang 10 ml larutan yang sudah ditambah Ferrozine Iron
Reagent Solution cat.2301-49 ke dalam kuvet sebagai larutan
sampel.
6) Lakukan pembacaan nilai Total Fe menggunakan
spectrofotometer DR 2700 program 260 dengan langkah
sebagai berikut :
7) Tekan Tombol “ON” pada Spectrophotometer DR 2700, lalu
tekan “SELECT PROGRAM”.
8) Masukkan Program dengan tekan “260”, lalu tekan “ENTER”.
9) Masukkan kuvet yang berisi air sampel sebagai larutan blanko,
tekan “ZERO” dan akan muncul angka 0.00 pada display.
10)Keluarkan kuvet larutan blanko, kemudian masukkan sample
kuvet yang berisi sampel yang akan dianalisa kadartotal Fe.
11)Tekan “READ”.
12)Pembacaan nilai total Fe akan muncul pada display.
13)Hasil pembacaan DR 2700 ditetapkan sebagai Total Fe.
6. Nilai chloriede
a. Peralatan :
1) Pipete 10 mL
2) Erlenmeyer3. DR 2700
b. Peralatan Safety :
1) Masker
d. Prosedur Analisa :
1) Ambil 10 ml sampel dan dimasukkan dalam kuvet.
2) Tambahkan 1 pillow DPD Free Chlorine Powder Pillow ke
dalam sampel.
3) Aduk selama 20 detik sampai homogen.
4) Lakukan pembacaan nilai residual clorine menggunakan
spectrofotometer DR 2700 program 80 dengan langkah sebagai
berikut :
5) Tekan Tombol “ON” pada Spectrophotometer DR 2700, lalu
6) tekan “SELECT PROGRAM”.
7) Masukkan Program dengan tekan “80”, lalu tekan “ENTER”.
8) Masukkan Kuvet 10 ml yang berisi air sampel sebagai larutan
blanko, tekan “ZERO” dan akan muncul angka 0.00pada display.
9) Keluarkan kuvet blanko, masukkan kuvet 10ml berisi sampel yang
akan dianalisa.
10)Tekan “READ”.
11)Pembacaan nilai residual clorine akan muncul pada display.
12)Hasil pembacaan DR 2700 ditetapkan sebagaim residual
clorin.
7. Nilai phospate
a. Peralatan:
1) Pemanas
2) Erlenmeyer3. DR 2700
3) Gelas Ukur
4) Pipet
b. Peralatan safety:
1) Masker
pemberian chemical
Pengambilan sempel Analisa chloride
pada cooling water
air keluar cooling pada cooling water
towertower