Oleh
Aldi Purnama
BBA 117025
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Manajemen
Bidang Konsentrasi Manajemen Operasional
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memahami pelaksanaan quality control untuk
meningkatkan kualitas produk pada Pabrik roti citra carina Palangka Raya Alat analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Statistical Quality Control (SQC),
pengumpulan data dilakukan melalui obsevasi, wawancara, dan dokumentasi.Data
dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder dan diperoleh dari hasil
observasi selama 1 Bulan. Data yang terkumpul dianalisa menggunakan program Microsoft
Office 2013 dan Microsoft Excel 2013.
Adapun hasil analisis menyimpulkan bahwa, bahwa rata-rata masalah keenceran
atau kekentalan 191 unit (12,93 %), kurang matang atau gosong 213 unit (14,47 %), dan
masalah bahan perasa sebanyak 287 unit (19,37 %), ada beberapa yang melebihi batas
toleransi (5 %) dan ada pula yang masih dibawah batas toleransi. Namun rata-rata
adalah 4,10 %. Ini disebabkan adanya kecerobohan pekerja, tidak adanya standar yang
dapat dijadikan pedoman hanya hati nurani (kata hati) yang dijadikan ukuran, tidak
mengecek kembali sehingga salah perhitungan, kurangnya koordinasi kepada orang
yang lebih berpengalaman (pimpinan misalnya), ruang kerja terasa pengap (panas)
meskipun dipasang kipas angin, mesin oven tidak beraturan panasnya beserta ruangan agak
panas, dan mesin oven tidak bersih.
Berdasarkan analisis, pabrik dapat melakukan perbaikan kualitas dengan
memfokuskan perbaikan pada jenis kerusakan yang memiliki jumlah besar atau
dominan dalam produksi.
vi
IMPLEMENTATION OF EFFECTIVE QUALITY CONTROL TO IMPROVE
PRODUCT QUALITY IN CITRA CARINA BAKERY,
PALANGKARAYA CITY
ABSTRACT
vii
RIWAYAT HIDUP
Skripsi ini ditulis oleh seorang Putra Dayak dari Kota Palangka
pendidikan di bangku Sekolah Dasar Negeri 13 Palangka Raya, lulus tahun 2011.
Negeri 4 Palangka Raya, lulus tahun 2017. Pada tahun 2017, penulis diterima di
Desa Tewang Pajangan, Kecamatan Kurun, Kabupaten Gunung Mas pada tahun
2020.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya lah Skripsi ini dapat diselesaikan dengan waktu yang dikehendaki.
Skripsi ini diberi judul Pelaksanaan Quality Control Yang Efektif Untuk Meningkatkan
Kualitas Produk Pada Pabrik Roti Citra Carina Palangka Raya.
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Sarjana (S-1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Palangka
Raya.
Penulisan menyadari Skripsi ini masih banyak kekurangan baik dari segi materi
maupun sistematika penulisan. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengharapkan
adanya koreksi dan saran yang sifatnya memperbaiki dari semua pihak guna
menyempurnakan tulisan ini.
Penulis menyadari tanpa bantuan semua pihak maka Skripsi ini tidak akan
selesai dengan waktu yang diharapkan. Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan
banyak terima kasih, terutama kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Danes Jaya Negara, SE, M.Si, C.EIA Selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Palangka Raya
2. Ibu Dr. Meitiana, MM Selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Palangka Raya.
3. Bapak Dr. Bambang Mantikei, M.Si Selaku Pembimbing Akademik yang membimbing
saya dari awal perkuliahan hingga sekarang.
4. Bapak Drs. Noorjaya, M.Si dan Bapak Drs. Harjoni, M.Si selaku dosen pembimbing I
dan II yang telah banyak membimbing dan mengarahkan dalam menyelesaikan skripsi
ini.
5. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Staf Karyawan Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Palangka Raya beserta jajaranya yang telah memberi
ilmu serta bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.
ix
6. Pimpinan pabrik roti Citra Carina Palangka Raya, yang telah memberikan fasilitas
selama pengumpulan data dilapangan dalam penyelesaian skripsi ini
7. Orang tua dan saudari tercinta serta orang spesial yang tidak pernah henti-hentinya
memberikan semangat, dukungan , motivasi , serta doa kepada saya.
8. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan sumbangan pemikiran dan
motivasi untuk menyelesaikan Skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh karena itu, Penulis
mengharapkan kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis
berharap skripsi ini dapat memberi manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama
dibidang Manajemen Operasional, baik dimasa sekarang maupun dimasa yang akan dating
Akhir kata, semoga Skripsi ini dapat berguna bagi kita semua dalam menimba ilmu
pengetahuan dan menerapkan pada dunia nyata.
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR SAMPUL LUAR ............................................................................ i
LEMBAR SAMPUL DALAM……………………………………………………... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………… iv
LEMBAR PERNYATAAN………………………………………………………… v
ABSTRAK..................................................................................................... vi
ABSTRACT ......................................................................................................... vii
RIWAYAT HIDUP…………………………………………………………………. viii
KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH...................................... ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ xv
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
1.2. Perumusan Masalah ............................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................... 6
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................. 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................
2.1. Penelitian Terdahulu .............................................................. 7
2.2. Pengertian Manajemen .......................................................... 11
2.2.1. Mutu Produk (Kualitas Produk) ................................ 12
2.2.2. Faktor-faktor dan Klasifikasi Kualitas Produk .......... 20
2.2.3. Dimensi Kualitas Produk ........................................... 22
2.2.4. Dimensi Kualitas ....................................................... 26
2.2.5. Rancangan Produk dan Klasifikasi Produk ............... 28
2.2.6. Alat Bantu Statistik Pengendalian Kualitas ............... 30
2.2.6.1. Lembar Pemeriksaan (Check Sheet ) .......... 32
2.2.6.2. Diagram Sebar (Scatter Diagram) .............. 32
2.2.6.3. Diagram Sebab-akibat (Cause and Effect
Diagram) .................................................... 35
2.2.6.4. Diagram Pareto (Pareto Analysis) .............. 37
2.2.6.5. Diagram Alir/Diagram Proses (Process
Flow Chart) ................................................. 41
2.2.6.6. Histogram ................................................... 42
xi
2.2.6.7. Peta Kendali (Control Chart)……………… 44
2.3. Kerangka Konseptual…………………………………………. 51
2.4 Hipotesis………………………………………………………. 53
BAB III. METODE PENELITIAN ...................................................................... 54
3.1. Jenis Penelitian ...................................................................... 54
3.2. Sumber informasi .................................................................. 54
3.3. Instrumen penelitian ............................................................. 55
3.4. Teknik atau Metode Pengumpulan Data ............................... 55
3.5. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ............................. 56
3.6. Prosedur Pengumpulan Data ................................................. 56
3.7. Metode Analisis Data ........................................................... 57
3.7.1. Metode Deskripsi ....................................................... 57
3.7.2. Metode Tabulasi ........................................................ 57
3.7.3. Pengendalian Kualitas Dengan Statistik .................... 57
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 60
4.1. Hasil Penelitian ...................................................................... 60
4.1.1. Sejarah Singkat Berdirinya ........................................ 60
4.1.2. Struktur Organisasi dan Personalia ............................ 61
4.1.3. Sarana dan Fasilitas Kegiatan Produksi ..................... 63
4.1.4. Bahan Baku dan Bahan Penolong ............................. 64
4.1.5. Produk Yang Dihasilkan ............................................ 65
4.1.6. Proses Produksi .......................................................... 66
4.1.7. Kebijakan Penetapan Harga Jual ............................... 68
4.1.8. Kebijakan Pemasaran ................................................ 69
4.1.9. Volume Produksi dan Kerusakan .............................. 70
4.2. Pembahasan ........................................................................... 71
4.2.1. Faktor-faktor Dipertimbangkan dalam Melaksanakan
Pengendalian ............................................................. 71
4.2.2. Jenis-jenis Kerusakan ................................................. 75
4.2.3. Analisis dan Pembahasan Pengendalian Kualitas
Statistik ...................................................................... 76
4.2.4. Pengumpulan Data ..................................................... 76
4.3. Pembahasan .......................................................................... 91
4.4. Implikasi Hasil Penelitian ..................................................... 95
4.5. Keterbatasan Penelitian ......................................................... 96
xii
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………….... 98
5.1. Kesimpulan…………………………………………………… 98
5.2S Saran………………………………………………………….. 99
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….. 101
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel. 1.1. Volume Produksi dan Kerusakan ................................................ 4
Tabel. 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu .......................................................... 7
Tabel. 2.2. Perbandingan Apilikasi Konsep Kualitas Berdasarkan
Pandangan Tradisional dan Modern ............................................ 28
Tabel. 3.1. Defenisi Operasional Variabel Penelitian .................................... 56
Tabel. 4.1. Alat Perlengkapan Kegiatan Produksi Pada Perusahaan Roti
Citra Carina Palangka Raya ......................................................... 64
Tabel 4.2. Bahan Baku dan Bahan Penolong Produk Roti Pada Perusahaan
Roti Citra Carina Palangka Raya ................................................. 65
Tabel. 4.3. Volume Produksi dan Kerusakan ................................................ 70
Tabel. 4.4. Laporan Produksi (Check Sheet) Pabrik Roti Citra Carina
Palangka Raya Periode Bulan Januari 2020 - Mei 2021 .............. 77
Tabel. 4.5. Perhitungan Batas Kendali Periode Bulan Januari 2020 - Mei
2021 (dalam satuan Unit) ............................................................ 83
Tabel. 4.6. Jumlah Jenis Produk Roti Periode Bulan Januari 2020 - Mei
2021 .............................................................................................. 85
Tabel. 4.7. Jumlah Frekuensi Produk Roti (berdasarkan urutan jumlahnya)
Periode Bulan Januari 2020 - Mei 2021 .................................... 85
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar. 1.1. Grafik Trend ......................................................................... 5
Gambar. 2.1. Kegiatan Manajemen ............................................................. 12
Gambar. 2.2. Alat Analisis Statistik ............................................................ 31
Gambar. 2.3. Check Sheet ............................................................................ 32
Gambar. 2.4. Diagram Sebar ....................................................................... 34
Gambar. 2.5. Struktur Diagram Sebab-Akibat ............................................ 37
Gambar. 2.6. Diagram Pareto (Pareto Diagram) ........................................ 41
Gambar. 2.7. Diagram Alir .......................................................................... 42
Gambar. 2.8. Histogram .............................................................................. 44
Gambar. 2.9. Control Chart ........................................................................ 46
Gambar. 2.10. Bentuk-bentuk penyimpangan ............................................... 48
Gambar. 2.11. Kerangka Konseptual ............................................................ 52
Gambar. 4.1. Struktur Organisasi Perusahaan Roti Citra Carina Palangka
Raya ........................................................................................ 61
Gambar. 4.2. Proses Produksi Perusahaan Roti Citra Carina Palangka
Raya ....................................................................................... 67
Gambar. 4.3. Tingkat Harga Ditingkat Pasar ............................................... 69
Gambar. 4.4. Histogram Jenis Produk Roti Pabrik Roti Citra Carina
Palangka Raya Bulan Januari 2020 - Mei 2021 ..................... 78
Gambar. 4.5. Diagram Scatter Bulan Januari 2020 - Mei 2021 ................... 79
Gambar. 4.6. Peta Kendali Proporsi Produk Roti Bulan Januari 2020 - Mei
2021 ........................................................................................ 84
Gambar. 4.7. Diagram Pareto Bulan Januari 2020 - Mei 2021 .................... 86
Gambar. 4.8. Diagram Sebab Akibat Untuk Jenis Produk Roti Kurang
Matang/Gosong ..................................................................... 88
Gambar. 4.9. Diagram Sebab Akibat Untuk Jenis Produk Roti
Keenceran/Kekentalan ........................................................... 89
Gambar. 4.10. Diagram Sebab Akibat Untuk Jenis Produk Roti Bahan
Penolong Rasa ....................................................................... 90
Gambar. 4.11. Diagram Alir .......................................................................... 91
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
pembelian, salah satunya adalah menginginkan kualitas produk yang baik. Untuk itu
konsumen selalu membandingkan produk yang satu dengan yang lainnya dari masing-
masing merek perusahaan. Oleh karena itu, bagi produsen selalu berupaya menawarkan
produk dengan kualitas yang prima. Dengan kualitas prima tersebut perusahaan telah
satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pengawasan produksi. Dalam hal ini
kualitas yang dimaksudkan adalah suatu proses untuk mengukur output secara relatif
hasil produksi (output) yang tidak memenuhi standar, maka harus dilakukan suatu
tindakan perbaikan (koreksi), agar perusahaan telah berupaya menawarkan produk yang
berkualitas yang baik, sehingga perusahaan telah memberikan jaminan kualitas atas
hasil produksi (output) yang dihasilkan. Proses pengendalian kualitas (quality control)
tidak hanya terjadi pada hasil akhir, melainkan juga dimulai pada saat bahan baku
terhadap kualitas produk yang merupakan bagian dari pengawasan produksi. Oleh
1
2
rencana atau suatu tujuan yang telah ditentukan, maka pengawasan didalamnya
mempunyai unsur bimbingan atau petunjuk atau instruksi serta rencana atau tujuan yang
Pengendalian kualitas yang dimaksudkan adalah suatu proses untuk mengukur output
secara relatif terhadap suatu standar, dan melakukan tindakan koreksi. Oleh karena itu,
jika output tidak memenuhi standar maka harus dilakukan suatu tindakan koreksi.
tidak dapat dipisahkan dari rencana atau tujuan tertentu. Oleh karenanya maka
Semua tindakan ini dilakukan untuk memberikan jaminan kualitas terhadap output
yang dihasilkan dari proses. Proses pengendalian kualitas (quality control) tidak hanya
berlangsung pada hasil akhir (produk jadi) melainkan juga dimulai pada saat bahan baku
masuk gudang, proses produksi sampai proses akhir produk tersebut. Proses produksi
terjadi karena adanya interaksi antara berbagai faktor produksi seperti input (bahan
baku, tenaga kerja, mesin) bersatu padu untuk menciptakan barang yang mempunyai
nilai tambah dan nilai guna yang lebih tinggi yang diperlukan konsumen.
3
Hal ini karena konsumen sekarang dalam kehidupan yang lebih baik, sehingga
mereka akan lebih memilih barang dengan kualitas tinggi. Untuk menghasilkan produk
yang berkualitas baik, maka diperlukan proses produksi yang mendukung sehingga
dapat menjamin tingkat kualitas dari produk yang dihasilkan lebih baik, untuk itu
diperlukan atau dibutuhkan kegiatan manajemen dan pengendalian kualitas yang efektif.
(pembedaan), strategi biaya murah dan strategi cepat tanggap terhadap keinginan
Dengan semakin majunya dunia industri maka konsumen akan lebih sensitif atau
peka terhadap kualitas suatu barang. Kualitas barang yang dihasilkan merupakan faktor
yang sangat penting, karena ditentukan berdasarkan pada pengukuran atau penilaian
karakteristik tertentu. Pabrik Roti Citra Carina Palangka Raya adalah pabrik yang
terhadap kualitas produk, bagi perusahaan adalah dalam rangka mempertahankan atau
Adapun fenomena yang dihadapi perusahaan ini, menurut pihak pimpinan bahwa
ada kecenderungan memburuknya kualitas produk baik dalam adonan maupun hasil
4
Mungkin ini disebabkan bahan baku yang kurang baik, faktor pekerja dengan
kelalaianya atau faktor lainnya. Ini adalah faktor manusia sebagai pekerja, misalnya
penyebab hangus (gosong) disebabkan kelalaian atau faktor pembakaran (api) atau
masih mentah, bahkan kurangnya kekentalan adonan bahan baku dengan air.
Tabel. 1.1.
Volume Produksi dan Kerusakan
Rusak Per Bulan
Bulan 2020/2021 Produksi Per Hari
Biji %
1 2 3 4 5 6
Jan,20 1 15.344 511 386 0,025 2,52
Feb,20 2 15.212 507 323 0,021 2,12
Mar,20 3 15.213 507 363 0,024 2,39
Apr,20 4 15.366 512 834 0,054 5,43
Mei,20 5 16.843 561 427 0,025 2,54
Jun,20 6 16.234 541 678 0,042 4,18
Jul,20 7 16.842 561 941 0,056 5,59
Agus,20 8 16.324 544 432 0,026 2,65
Sep,20 9 17.857 595 434 0,024 2,43
Okt,20 10 17.334 578 1.034 0,060 5,97
Nop,20 11 17.552 585 1.002 0,057 5,71
Des,20 12 17.952 598 983 0,055 5,48
Jan,21 13 17.543 585 992 0,057 5,65
Feb,21 14 17.359 579 1.040 0,060 5,99
Mar,21 15 18.934 631 365 0,019 1,93
Apr,21 16 18.445 615 1.102 0,060 5,97
Mei21 17 18.652 622 431 0,023 2,31
Total 289.006 9.634 11.767 0,688 68,84
Rata-2 17000 567 692 0.040 4.05
Sumber : Pabrik Roti Citra Carina Palangka Raya.
5
Gambar. 1.1.
Grafik Trend
Grafik Trend
1200
1000
Produk rusak
800
600 Series1
400 Linear (Series1)
200
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
perbulan adalah 30 hari, maka volume produksi per hari dapat dilihat kolom 4, dan
kerusakan perbulan (kolom 6) yang tertinggi 5,99 % (bulan Februari tahun 2021) dan
terendah 1,93 % (Maret tahun 2021). Memang kerusakan yang dihasilkan berfluktuasi
(tidak menentu), tetapi tingkat kerusakan sudah ada yang melebihi batas toleransi yang
ditetapkan oleh Pabrik yaitu 5 %. Oleh karena itu judul penelitian ini adalah
“Pelaksanaan Quality Control Yang Efektif Untuk Meningkatkan Kualitas Produk Pada
Memahami uraian diatas didalam latar belakang masalah diatas, maka perumusan
kualitas (quality control) pada pabrik Roti Citra Carina Palangka Raya berada dalam
batas kendali ?
6
(quality control) pada pabrik Roti Citra Carina Palangka Raya berada dalam batas
kendali?
Manfaat yang dapat dipetik dalam penelitian ini adalah untuk pihak manajemen
Manfaat hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak manajemen
pabrik dalam rangka meningkatkan kualitas produk roti agar mampu meningkatkan
b. Bagi peneliti
Manfaat hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti dalam
Manfaat hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti lainnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kajian teoritis dibawah ini adalah kajian yang berhubungan dengan penelitian ini
yaitu analisis penjualan dan produksi, dan didukung teori pendukung yang berhubungan
Tabel. 2.1.
Hasil Penelitian Terdahulu
Nama
Judul Variabel Alat
No Peneliti dan Hasil Penelitian
Penelitian Yang Diteliti Analisis
Tahun
1. Faiz Al Analisis Faktor Statistical Hasil analisis peta
Fakhri Pengendalian manusia, Quality kendala p
(2010) Kualitas mesin dan Control menunjukkan bahwa
Produksi metode kerja proses berada dalam
Di PT. keadaan tidak
Masscom terkendali atau masih
Grahpy Dalam mengalami
Upaya penyimpangan. Hal ini
Mengendalikan dapat dilihat pada
Tingkat grafik kendali dimana
Kerusakan titik berfluktuasi
Produk sangat tinggi dan tidak
Menggunakan beraturan, serta
Alat Bantu banyak yang keluar
Statistik dari batas kendali.
Berdasarkan diagram
pareto, prioritas
perbaikan yang perlu
dilakukan adalah
untuk jenis kerusakan
yang dominan yaitu
warna kabur (28,31%),
7
8
Nama
Judul Variabel Alat
No Peneliti dan Hasil Penelitian
Penelitian Yang Diteliti Analisis
Tahun
tidak register
(19,79%) dan
terpotong (19,50 %).
Dari analisis diagram
sebab akibat dapat
diketahui faktor
penyebab misdruk
berasal dari faktor
manusia/pekerja,
mesin produksi,
metode kerja,
material/ bahan baku
dan lingkungan kerja,
sehingga perusahaan
dapat mengambil
tindakan pencegahan
serta perbaikan untuk
menekan tingkat
misdruk dan
meningkatkan kualitas
produk.
2. Sandra Analisis Patah dan Statistical Hasil analisis dari
Aprilia Pengendalian remuk, tidak Quality sampel yang diambil
Harahap Kualitas renyah dan Control selama 20 hari masa
(2016) Produk Keripik gosong. produksi ditahun 2015
Pisang pada bulan November
Puri Jaya Pada dan Desember
Pd. Puri Jaya menunjukan bahwa
Di Bandar proses produksi masih
Lampung dalam batas toleransi.
Dari produksi
1.000.000 gram
dengan rata-rata
produksi 50.000 gram,
yang rusak 63.823
gram dengan rata-rata
kerusakan sebesar
3.191,15 gram atau
sebesar 6.38%.
Diperoleh rata-rata
proporsi kerusakannya
adalah
0.063823, UCL
9
Nama
Judul Variabel Alat
No Peneliti dan Hasil Penelitian
Penelitian Yang Diteliti Analisis
Tahun
sebesar 0.067102, dan
LCL sebesar
0.060544.
Berdasarkan
histogram dapat dilihat
jenis kerusakannya
yaitu, rusak karena
patah remuk dengan
jumlah kerusakan
sebanyak 37.650 gr
(59%), rusak karena
keripik tidak renyah
sebanyak 12.925 gr
(20,3%). Kerusakan
karena getir dan
gosong adalah 5.110
gr (8%) dan 8.138 gr
(12,8%). Dari
persentase kerusakan
yang dialami dalam
proses produksi masih
memiliki tingkat
kerusakan yang cukup
tinggi.
3. Ayu Tiara Analisis Faktor Statistical Diperoleh hasil bahwa
Meriza Pengendalian manusia, Quality tingkat kerusakan
(2017) Kualitas Pada mesin dan Control. masih berada dalam
Dunkin’ metode kerja batas toleransi
Donuts dengan standar
Di Bandar kerusakan sebesar 4-
Lampung 5%. Faktor utama
kerusakan paling
dominan
dilihat dari diagram
sebab akibat yakni
dari manusia, mesin
dan metode kerja.
Kerusakan produk
paling dominan yaitu
gosong, ukuran tidak
sesuai dan topping
rusak dengan
demikian diharapkan
10
Nama
Judul Variabel Alat
No Peneliti dan Hasil Penelitian
Penelitian Yang Diteliti Analisis
Tahun
agar pengendalian
kualitas ditingkatkan
lagi dan melakukan
perawatan mesin
secara rutin ini untuk
menjaga kualitas
produk agar tetap baik.
4. Afri Peran Quality Penerapan Kualitatif Hasil penelitian
Maialim Control Dalam quality melalui menunjukkan PT
Bakti Meningkatkan control dalam proses Majapura menerapkan
(2019) Kualitas meningkatkan wawancara, quality control pada
Produk kualitas observasi tiga tahap. Pertama
Perusahaan produk dan quality control pada
Lunch Box perusahaan dokumenta bahan baku. Kedua
(Studi Kasus si. quality control pada
PT Majapura proses produksi dan
Bobotsari ketiga yaitu quality
Purbalingga control pada tahap pra
Jawa Tengah) ekspor.
Nama
Judul Variabel Alat
No Peneliti dan Hasil Penelitian
Penelitian Yang Diteliti Analisis
Tahun
kedatangan bahan
baku, proses
produksi/pengolahan
dan proses produk
jadi. Dan dapat
mengurangi nilai
kerusakan/cacat pada
produk dan
mempertahankan
kualitas produk yang
dihasilkan telah sesuai
dengan spesifikasi dan
Standar Operasional
Perusahaan. Dan
kandungan cita rasa
yang gurih sehingga
menghasilkan rasa
yang lebih lezat.
keinginan konsumen
agar para konsumen
puas dengan produk
yang perusahaan
ciptakan dan dapat
meningkatkan daya
beli serta kesetiaan
pada produk tersebut.
pengendalian yang diarahkan pada sumber daya organisasi (manusia, financial, fisik,
dan informasi) dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
Dari kedua literature diatas penulis menyimpulkan bahwa manajemen ialah proses
organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Gambar. 2.1.
Kegiatan Manajemen
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
Anggota
3. Penyusunan Per- Tujuan
Manajemen Organisasi
sonalia Organisasi
4. Pengarahan (Bawahan)
5. Pengawasan
melalui perintah, dan mengawasinya agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan
Mutu merupakan suatu faktor yang sangat menentukan keberhasilan suatu produk
menembus pasarnya, disamping faktor utama yang lain seperti harga dan pelayanan.
Produk yang bermutu akan memiliki daya saing yang besar dan tingkat keberterimaan
yang tinggi. Mutu menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan suatu perusahaan. Mutu
13
bukan semata-mata menjadi tanggung jawab bagian produksi namun menjadi perhatian
Menurut Kotler (2010), kualitas produk adalah kemampuan suatu barang untuk
memberikan hasil atau kinerja yang sesuai atau melebihi dari apa yang diinginkan
adalah konsumen merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk
pemasaran juga menjadi sarana yang tidak kalah pentingnya dari proses pelaksanaan
luas.
persyaratan, dan mengambil tindakan penyehatan yang sesuai apabila ada perbedaan
antara penampilan yang sebenarnya dan yang standar. Tujuan dari pengendalian kualitas
adalah mengendalikan kualitas produk atau jasa yang dapat memuaskan konsumen.
Pengendalian kualitas statistic merupakan suatu alat tangguh yang dapat digunakan
konsumen. Quality Control adalah suatu kegiatan untuk memastikan apakah kebijakan
14
dalam hal mutu atau ukuran seberapa dekat sebuah barang atau jasa memiliki
kesesuaian dengan standar-standar yang dicantumkan yang dapat tercermin dalam hasil
akhir atau pengendalian kualitas dapat dikatakan juga sebagai usaha untuk
mempertahankan mutu dan kualitas dari barang yang dihasilkan agar sesuai dengan
c. Mengambil tindakan bila terdapat penyimpangan yang cukup signifikan, dan jika
berikut :
b. Kemampuan produk
c. Peningkatan tekanan biaya pada tenaga kerja, energy dan bahan baku.
e. Kemajuan yang luar biasa dalam produktivitas melalui program keteknikan kualitas
yang efektif.
spesifikasi.
15
d. Mengetahui apakah kelemahan dan kesulitan serta menjaga jangan sampai terjadi
kesalahan lagi.
e. Mengetahui apakah segala sesuatunya berjalan dengan efisien dan apakah mungkin
Adapun tugas dan tanggung jawab dari quality control antara lain :
perusahaannya.
e. Bertanggung jawab untuk dokumentasi inspeksi dan tes yang dilakukan pada
Fungsi dan peranan quality control adalah suatu fungsi yang membebankan biaya,
baik itu biaya operasional dari gaji karyawan maupun hambatan dari proses operasional
itu sendiri. Lalu bagaimana cara yang paling tepat dalam memastikan proses dan fungsi
quality control dijalankan sesuai dengan standar persyaratan yang telah ditetapkan.
Dalam penetapan bisnis, fungsi masuk kedalam bagian quality cost artinya biaya
dapat dijalankan sesuai dengan standar persyaratan yang ada. Fungsi Quality
16
pengambilan posisi pelanggan, yang mana tahapan ini merupakan suatu aplikasi
Fungsi Quality Control itu sendiri merupakan suatu bentuk langkah strategis yang
Peranan Quality Control yang memaksa produksi untuk konsisten dapat membantu
sesuai standar persyaratan yang telah ditetapkan. Kualitas barang atau jasa dapat
spesifikasinya.
17
Adapun pengertian kualitas menurut American Society for Quality dari buku
Render (2010), “Kualitas adalah keseluruhan fitur dan karakteristik produk atau jasa
yang mampu memuaskan kebutuhan yang terlihat atau yang tersamar”. Menurut
Prawirosentono (2010), pengertian kualitas suatu produk adalah “Keadaan fisik, fungsi,
dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan
konsumen dengan memuaskan sesuai dengan nilai uang yang telah dikeluarkan.”
Kualitas tidak bisa dipandang sebagai suatu ukuran yang sempit, yaitu kualitas produk
semata-mata. Hal itu bisa dilihat dari beberapa pengertian tersebut diatas, dimana
kualitas tidak hanya kualitas produk saja akan tetapi sangat kompleks karena melibatkan
seluruh aspek dalam organisasi serta diluar organisasi. Meskipun tidak ada definisi
mengenai kualitas yang diterima secara universal, namun dari beberapa definisi kualitas
menurut para ahli diatas terdapat beberapa persamaan, yaitu dalam elemen-elemen
c. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang dianggap
merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa
mendatang.
kemampuan dari suatu merk atau produk tertentu dalam melaksanakan fungsi yang
diharapkan. Sedangkan menurut Tjiptono (2017), bahwa kualitas produk yang dirasakan
pelanggan akan menentukan persepsi pelanggan terhadap kinerja yang pada gilirannya
satu teknik yang perlu dilakukan mulai dari sebelum proses produksi berjalan, pada saat
proses produksi, hingga proses produksi berakhir dengan menghasilkan produk akhir.
atau jasa yang sesuai dengan standar yang diinginkan dan direncanakan, serta
memperbaiki kualitas produk yang belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
dilakukan untuk menjamin agar kepastian produksi dan operasi yang dilaksanakan
sesuai dengan apa yang direncanakan dan apabila terjadi penyimpangan, maka
penyimpangan tersebut dapat dikoreksi sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai”.
usaha untuk mempertahankan mutu/kualitas barang yang dihasilkan, agar sesuai dengan
perusahaan”.
a. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar kualitas yang telah ditetapkan.
c. Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan menggunakan
kualitas produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas yang telah
kemampuan proyek yang ada. Tidak ada gunanya mengendalikan suatu proses
dalam batas-batas yang melebihi kemampuan atau kesanggupan proses yang ada.
b. Spesifikasi yang berlaku, spesifikasi hasil produksi yang ingin dicapai harus dapat
berlaku, bila ditinjau dari segi kemampuan proses dan keinginan atau kebutuhan
konsumen yang ingin dicapai dari hasil produksi tersebut. Dalam hal ini haruslah
dapat dipastikan dahulu apakah spesifikasi tersebut dapat berlaku dari kedua segi
yang telah disebutkan diatas sebelum pengendalian kualitas pada poses dapat
dimulai.
suatu proses adalah dapat mengurangi produk yang berada dibawah standar
Berdasarkan perspektif kualitas menurut David Gardin yang dikutip oleh Yamit
berikut :
e. Durability (daya tahan) yaitu berapa lama produk dapat terus digunakan.
h. Perceived yaitu menyangkut citra dan reputasi produk serta tanggung jawab
perusahaan terhadapnya.
Menurut Assauri (2013), ada empat faktor kualitas pada suatu produk, yaitu:
a. Fungsi suatu
Fungsi suatu barang yang dihasilkan harus memperhatikan fungsi tujuannya yaitu
b. Wujud
21
Para konsumen selalu memperhatikan pertama kalinya ialah kualitas pada produk
tersebut yaitu wujud luar dari produk tersebut. Wujud luar suatu produk tersebut
tidak hanya dilihat dari bentuk tetapi juga warna, pembungkusan, dll.
c. Biaya barang
Biaya atau harga dari suatu produk akan dapat menentukan kualitas dari barang
tersebut. Hal ini terlihat bahwa barang-barang yang mempunyai barang mahal dapat
a. Pada wujudnya
Produk pada wujudnya dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok utama, yaitu :
1) Barang, barang adalah produk yang berbentuk fisik, sehingga dapat disentuh,
2) Jasa, jasa adalah aktivitas. Manfaat yang diperoleh dan penawaran penjualan
1) Barang tidak tahan lama. Barang tidak tahan lama adalah barang yang
wujudnya akan habis jika dikonsumsi beberapa kali pemakaian dalam kondisi
2) Barang tahan lama. Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang
pasar, dimensi kualitas yang sering digunakan oleh pembeli umtuk membedakan produk
yang dijual oleh perusahaan tersebut dengan perusahaan lain harus dimengerti oleh
yaitu :
barang tersebut.
b. Daya tahan, artinya ukuran ketahanan usia pada produk sebelum produk diganti
c. Kesesuaian dan spesifikasi, ialah tingkatan dasar pada suatu produk dalam
d. Fitur, yaitu suatu produk yang dibuat sesempurna mungkin guna meyempurnakan
fungsi produk dan untuk penambahan kepuasan pembeli pada produk tersebut.
kerusakan pada suatu produk maka produk tersebut sangat dapat diandalkan untuk
dipasarkan.
f. Estetika, wujud pada produk yang dapat dilihat dari bau, rasa, tampak dan wujud
g. Kesan pada kualitas, adalah hasil pada pengukuran yang dilakukan secara tidak
atau kurang mengerti informasi pada produk tersebut (Walker, dkk., 2015).
Dari penjelasan diatas tentang kualitas produk, kualitas produk terdiri dari dua
kalimat yaitu “kualitas” dan “produk”, yaitu dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Kualitas
Kata “kualitas” memiliki arti yang berbeda dalam situasi yang berbeda.
tersebut jika dipakai akan sesuai dengan harapan dan kebutuhan dari
suatu yang unik untuk orang yang berbeda tergantung pada tempat dan waktu
tertentu. Namun pada ISO 8402 dan SNI (Standar Nasional Indoneisa),
kebutuhan, baik yang dinyatakan secara tegas maupun tersamar (Ariani, 2014).
Penjeasan Garvin (dalam Tjiptono dan Diana, 2013) mengenai lima alternative
a) Transcendental Approach
manajemen kualitas.
b) User-based Approach
c) Manufacturing-based Approach
d) Value-based Approach
Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan harga. Maka produk
yang memiliki kualitas baik belum tentu produk tersebut adalah produk
yang paling bernilai namun produk yang memiliki nilai yaitu produk yang
tepat dibeli.
b. Produk
suatu sifat komples, baik dapat diraba maupun tidak diraba, termasuk bungkus,
Menurut Kotler dan Armstrong (2011), ada beberapa aspek yang melengkapi
a) Merek (Brand)
strategi produk. Memberikan nama pada merek itu mahal dan memakan
waktu dan dapat membuat produk tersebut berhasil atau tidak. Maka dari
b) Pengemasan (Packing)
c. Kesesuaian spesifikasi adalah sejauh mana operasi dan pola desain mengenai
produk-produknya.
karakteristik yang digunakan oleh para pembeli dalam mengevaluasi kualitas ada lima,
yaitu:
e. Empati, meliputi menjalin komunikasi yang baik dan mampu memahami kebutuhan
para pelanggan.
28
Tabel. 2.2.
Perbandingan Aplikasi Konsep Kualitas Berdasarkan
Pandangan Tradisional dan Modern
Pandangan Tradisional Pandangan Modern
Memandang kualitas sebagai isu teknis Memandang kualitas sebagai isu bisnis
Usaha perbaikan kualitas dikoordinasikan Usaha perbaikan kualitas diarahkan oleh
oleh manajer kualitas manajemen puncak
Produktivitas dan kualitas pada fungsi atau Produktivitas dan kualitas merupakan
departemen produksi sasaran yang bersesuaian, karena hasil-
hasil produktivitas dicapai melalui
peningkatan atau perbaikan kualitas
Kualitas didefinisikan sebagai non Kualitas secara tepat didefinisikan
formansi (nonformance) terhadap sebagai pernyataan untuk memuaskan
pesifikasi atau standar. Membandingkan kebutuhan pengguna produk atau
produk dengan spesifikasi pelanggan. Membandingkan produk
terhadap kompetisi dan terhadap produk
terbaik di pasar
Kualitas diukur melalui derajat non Kualitas diukur melalui perbaikan
konformasi (nonconformance), proses/produk dan kepuasan pengguna
menggunakan ukuran-ukuran kualitas produk atau pelanggan secara terus
internal menerus, dengan menggunakan ukuran-
ukuran kualitas berdasarkan pelanggan
Kualitas dicapai melalui inspeksi secara Kualitas ditentukan melalui desain
intensif terhadap produk produk dan dicapai melalui teknik
pengendalin yang efektif
Sumber : Wahyuni, dkk., 2015.
dapat diketahui mengubah rancangan diakibatkan peningkatan pada sisi penjualan dan
b. Biaya. Pada saat perancangan produk tentu saja akan ada pertimbangan tentang
c. Hukum dan Peraturan. Hukum dan peraturan sangat penting diperhatikan karena
e. Kesesuaian. Produk tersebut harus ada pada lingkungan yang tepat (Tjiptono,
2017).
Produk adalah sebuah penciptaan yang dihasilkan oleh perusahaan, mulai dari
program pemasaran, iklan, mengarahkan tenaga penjual untuk menjual produk tersebut.
Kotler dan Armstrong (2011), berpendapat bahwa perencanaan penawaran suatu produk
a. Produk Utama, suatu produk yang memiliki manfaat pada saat dan akan dikonsunsi
b. Produk Generik, produk yang mampu memenuhi fungsi pokok yang paling dasar.
c. Produk Harapan, produk yang memiliki kelebihan dan keunggulan yang menarik
dan dilengkapi dengan atribut yang baik pula sehingga produk tersebut sangat
tertentu sehingga memberikan manfaat dan layanan yang baik kepada pembeli,
sehingga keunggulan pada produk tersebut akan sangat memuaskan jika dimiliki.
e. Produk Potensial, produk yang memang diberi kelengkapan tambahan atau akan
dirubah dengan tujuan pengembangan produk pada masa yang akan datang.
30
diantaranya :
secara luas untuk memastikan bahwa proses memenuhi standard, yang merupakan
sebuah proses yang digunakan untuk mengawasi standar, membuat pengukuran dan
mengambil tindakan perbaikan selagi sebuah produk atau jasa sedang diproduksi.
Analisis mempunyai 7 (tujuh) alat statistik utama yang dapat digunakan sebagai
alat bantu untuk mengendalikan kualitas sebagaimana disebutkan juga oleh Heizer dan
e. Diagram Pareto,
f. Histogram
Adapun maksud dan tujuan penggunaan seven tools adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui masalah.
Berdasarkan penjelasan diatas bahwa penggunaan seven tools dapat membuat proses
Gambar. 2.2.
Alat Analisis Statistik
32
penganalisis data yang disajikan dalam bentuk tabel yang berisi data jumlah barang
yang diproduksi dan jenis ketidaksesuaian beserta dengan jumlah yang dihasilkannya.
mengetahui area permasalahan berdasarkan frekuensi dari jenis atau penyebab dan
karakteristik suatu produk yang berkenaan dengan kualitasnya. Data tersebut digunakan
sebagai dasar untuk mengadakan analisis masalah kualitas. Check Sheet adalah suatu
formulir dimana item-item yang akan diperiksa telah dicetak dalam formulir dengan
maksud agar data dapat dikumpulkan secara mudah dan ringkas (Montgomery,
Gambar 2.3.
Check Sheet
Scatter diagram disebut juga peta korelasi adalah grafik yang menampilkan
hubungan antara dua variabel apakah hubungan tersebut kuat atau tidak yaitu antara
33
faktor proses yang mempengaruhi proses dengan kualitas produk. Pada dasarnya adalah
suatu alat interpretasi data yang digunakan untuk menguji bagaimana kuatnya hubungan
antara dua variabel, apakah positif, negatif, atau tidak ada hubungan. Dua variabel yang
ditunjukkan dalam diagram sebar dapat berupa karakteristik kuat dan faktor yang
mempengaruhinya.
titik tersebut dapat diketahui antara variabel x dan variabel y, apakah terjadi hubungan
Pada dasarnya diagram sebar (Scatter Diagram) merupakan suatu alat interpretasi data
b. Menentukan jenis penjualan dari dua variabel itu, apakah positif, negatif, atau tidak
(Wignjosoebroto, 2006:276):
a. Kumpulkan 20 sampai 100 pasang sampel data yang hubungannya akan kita teliti
b. Gambarkan dua buah sumbu secara vertikal (sumbu y) dan horizontal (sumbu x)
beserta skala dan keterangan. Sumbu y dan sumbu x sebaiknya sama panjangnya
Dari penyebaran titik-titik (scatter) dapat dianalisis apakah ada hubungan dari kedua
variabel.
34
a. Korelasi positif
Nilai y akan naik apabila nilai x juga naik. Apabila nilai x terkendali maka nilai y
Bila x naik maka y cenderung naik, tetapi dapat pula disebabkan oleh faktor selain
x.
5. Korelasi negatif
Gambar 2.4.
Diagram Sebar
Diagram ini disebut juga diagram tulang ikan (fishbone chart) dan berguna
mempunyai akibat pada masalah yang kita pelajari. Selain itu kita juga dapat melihat
faktor-faktor yang lebih terperinci yang berpengaruh dan mempunyai akibat pada faktor
utama tersebut yang dapat kita lihat dari panah-panah yang berbentuk tulang ikan pada
simbol-simbol yang menunjukan hubungan antara penyebab dan akibat suatu masalah,
2009:81). Diagram sebab akibat ini pertama kali dikembangkan pada tahun 1950 oleh
seorang pakar kualitas dari Jepang yaitu Dr. Kaoru Ishikawa yang menggunakan uraian
Diagram sebab akibat akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu
efek atau masalah, dan menganalisis masalah tersebut melalui sesi brainstorming.
Masalah akan dipecah menjadi sejumlah kategori yang berkaitan, mencakup manusia,
b. Mengidentifikasi akibat.
sesungguhnya.
b. Gambarlah sebuah garis horizontal dengan suatu tanda panah pada ujung sebelah
kanan dan kotak di depannya. Akibat atau masalah yang ingin dianalisis
c. Tulislah penyebab utama (manusia, bahan baku, mesin, lingkungan kerja dan
metode) dalam kotak yang ditempatkan sejajar dan agak jauh dari garis panah
utama. Hubungan kotak tersebut dengan garis panah yang miring ke arah garis
37
panah utama. Kadang mungkin diperlukan untuk menambahkan lebih dari empat
d. Tulislah penyebab kecil pada diagram tersebut di sekitar penyebab utama, yang
penyebab kecil tersebut dengan sebuah garis panah dari penyebab utama yang
bersangkutan.
Gambar 2.5.
Struktur Diagram Sebab-Akibat
Sumber: Besterfield(2009)
maka dapat diketahui penyebab penyebab terjadinya kecacatan atau kerusakan pada
produk secara lebih jelas, jadi suatu perusahaan mikro ataupun makro bisa menganalisa
lebih dalam mengenai kecacatan yang terjadi serta memperbaiki faktor-faktor yang
Diagram pareto pertama kali diperkenalkan oleh Alfredo Pareto dan digunakan
pertama kali oleh Joseph Juran. Diagram pareto adalah grafik balok dan grafik baris
Dengan memakai diagram Pareto, dapat terlihat masalah mana yang dominan sehingga
dapat mengetahui prioritas penyelesaian masalah. Fungsi diagram pareto adalah untuk
mengidentifikasi atau menyeleksi masalah utama untuk peningkatan kualitas dari yang
banyaknya kejadian. Masalah yang paling banyak terjadi ditunjukkan oleh grafik batang
pertama yang tertinggi serta ditempatkan pada sisi paling kiri dan seterusnya sampai
masalah yang paling sedikit terjadi ditunjukan oleh grafik batang terakhir yang terendah
data dari kiri ke kanan menurut urutan ranking tertinggi hingga terendah. Ini dapat
(ranking tertinggi) sampai dengan masalah yang tidak harus segera diselesaikan
(ranking terendah), diagram pareto juga dapat mengidentifikasikan masalah yang paling
terbatas.
perbaikan.
39
yang penting, untuk mencari cacat yang terbesar dan yang paling berpengaruh,
Diagram pareto adalah kombinasi dua macam bentuk grafik yaitu grafik kolom
b. Tentukan periode waktu yang diperlukan untuk mempelajari dan buat lembar isian
(Check Sheet) yang mencakup periode waktu dari semua klasifikasi data yang
c. Untuk tiap kelompok hitunglah data untuk seluruh periode waktu dan catatlah
jumlah totalnya.
d. Gambarlah sumbu horizontal dan vertikal pada kertas grafik. Bagilah sumbu
horizontal ke dalam bagian yang sama, satu bagian untuk tiap kelompok. Skala
sumbu vertikal dibuat sedemikian rupa sehingga titik puncak sumbu vertikal
tersebut menggambarkan suatu jumlah yang sama dengan jumlah total dari semua
kelompok.
e. Gambar data ke dalam bentuk kolom. Mulailah dari sisi sebelah kiri dari grafik
tersebut dengan kelompok yang semakin kecil. Bilamana ada kelompok yang
40
disebut “lain-lain” gambarkanlah kelompok itu pada bagian yang paling akhir
memotong kolom yang pertama, dengan dimulai dari dasar pada sudut kiri (titik
nol). Dari bagian atas sudut kanan pada kolom pertama, lanjutkan garis ini ke arah
yang baru dengan menggerakkannya ke arah kanan yang jaraknya sama tinggi
kolom kedua, dari titik tersebut tariklah garis lurus untuk ruas berikutnya, teruskan
ke arah kanan dengan jarak yang sama dengan lebar kolom dan menuju ke atas
dengan jarak yang sama dengan tingginya kolom ketiga. Ulangi terus sampai ujung
sudut kanan paling atas dari grafik tercapai. Tingginya garis kumulatif pada titik ini
g. Buat sumbu vertikal yang lain disebelah kanan grafik dan buat skala dari 0 sampai
100%. Akhir dari garis kumulatif adalah pada titik yang bertuliskan 100%.
h. Tambahkan keterangan pada diagram pareto tersebut. Jelaskan siapa yang telah
mengumpulkan data tersebut, kapan dan di mana, serta tambahan informasi apa
d. Merangkum data dan membuat ranking kategori data tersebut dari yang terbesar
perhatian.
Gambar 2.6.
Diagram Pareto (Pareto Diagram)
20 120.00%
1.00 100.00%
15
82.35% 80.00%
40.00% Series2
5 35.29%
20.00%
0 0.00%
Sampul Lem Potong li[atan
Diagram Alir secara grafis menyajikan sebuah proses atau sistem dengan
menggunakan kotak dan garis yang saling berhubungan. Diagram ini cukup sederhana,
tetapi merupakan alat yang sangat baik untuk mencoba memahami sebuah proses atau
mengidentifikasi urutan aktivitas atau aliran berbagai bahan baku dan informasi didalam
suatu proses. Diagram alir dapat membantu orang-orang yang terlibat dalam proses
42
tersebut untuk memahaminya secara lebih baik dan lebih objektif dengan cara
mengindikasikan bahwa perusahaan dapat menunjukkan kinerja yang baik dari proses
c. Menunjukkan apa yang sedang terjadi dalam situasi tertentu sepanjang waktu.
5. Membandingkan dari data periode yang satu dengan periode lain, juga memeriksa
Gambar. 2.7.
Diagram Alir
2.2.6.6. Histogram
Histogram adalah suatu alat yang membantu untuk menentukan variasi dalam
proses. Berbentuk diagram batang yang menunjukkan tabulasi dari data yang diatur
berdasarkan ukurannya. Tabulasi data ini umumnya dikenal sebagai distribusi frekuensi.
kelas-kelas. Histogram dapat berbentuk “normal” atau berbentuk seperti lonceng yang
menunjukkan bahwa banyak data yang terdapat pada nilai rata-ratanya. Bentuk
histogram yang miring atau tidak simetris menunjukkan bahwa banyak data yang tidak
berada pada nilai rata-ratanya tetap kebanyakan datanya berada pada batas atas atau
bawah.
Histogram merupakan salah satu alat yang membantu untuk menemukan variasi.
Histogram menunjukkan cakupan nilai sebuah perhitungan dan frekuensi dari setiap
nilai yang muncul. Histogram dapat dipergunakan sebagai suatu alat untuk
Histogram adalah alat seperti diagram batang (bars graph) yang digunakan
seberapa sering setiap nilai yang berbeda dalam satu set data terjadi. Data dalam
histogram dibagi-bagi ke dalam kelas - kelas, nilai pengamatan dari tiap kelas
terkecil.
√n.
44
yang sama. Lebar kelas ditentukan dengan membagi range dengan banyaknya
kelas.
kelas dan yakinkan bahwa kelas-kelas tersebut tidak saling tumpang tindih.
biasanya dilihat secara kelompok dan kelompok-kelompok dari data tersebut akan
bertebaran mulai dari kelas rendah sampai yang tinggi, namun apabila data yang ada
bersifat kualitatif, pengelompokannya dapat dilakukan secara bebas seperti terlihat pada
Gambar 2.8.
Histogram
50
40
30
20 Series1
10
0
1 2 3 4 5
Peta kendali adalah suatu alat yang secara grafis digunakan untuk memonitor
secara statistika atau tidak sehingga dapat memecahkan masalah dan menghasilkan
45
perbaikan kualitas. Peta kendali menunjukkan adanya perubahan data dari waktu ke
Peta kendali merupakan sebuah alat grafik yang digunakan untuk melakukan
pengawasan dari sebuah proses yang sedang berjalan. Nilai dari karakteristik kualitas
diplot sepanjang garis vertikal, dan garis horizontal mewakili sampel atau subgrup
2009:89).
Control chart atau peta kendali adalah peta yang digunakan untuk mempelajari
bagaimana proses perubahan dari waktu ke waktu (Besterfield, 2009:89). Data di-plot
dalam urutan waktu. Control chart selalu terdiri dari tiga garis horizontal. Peta kendali
batas-batas kendali:
Merupakan garis batas atas untuk suatu penyimpangan yang masih diijinkan. Upper
control limit (UCL), garis di atas garis pusat yang menunjukkan batas kendali atas.
karakteristik sampel. Garis pusat (center line), garis yang menunjukkan nilai tengah
(mean) atau nilai rata-rata dari karakteristik kualitas yang di-plot-kan pada peta
kendali.
Merupakan garis batas bawah untuk suatu penyimpangan dari karakteristik sampel.
Lower control limit (LCL), garis di bawah garis pusat yang menunjukkan batas
kendali bawah.
Garis-garis tersebut ditentukan dari data historis, terkadang besarnya UCL dan
LCL ditentukan oleh confidence interval dari kurva normal. Menggunakan control
chart, kita dapat menarik kesimpulan tentang apakah variasi proses konsisten (dalam
batas kendali) atau tidak dapat diprediksi (di luar batas kendali karena dipengaruhi oleh
Gambar 2.9.
Control Chart
UCL
CL
LCL
alami dari nilai-nilai variasi yang diplot pada peta kendali memiliki pola:
Beberapa titik pada peta kendali yang membentuk grafik, memiliki berbagai
macam bentuk yang dapat memberitahukan kapan proses dalam keadaan tidak
proses berikutnya.
a. Deret. Apabila terdapat 7 titik berturut-turut pada peta kendali yang selalu berada di
bawah garis tengah atau membentuk sekumpulan titik yang membentuk garis yang
c. Perulangan. Dari sekumpulan titik terdapat titik yang menunjukkan pola yang
d. Terjepit dalam batas kendali. Apabila dari sekelompok titik terdapat beberapa titik
pada peta kendali cenderung selalu jatuh dekat garis tengah atau batas kendali atas
Limit).
e. Pelompatan. Apabila beberapa titik yang jatuh dekat batas kendali tertentu secara
Gambar 2.10.
Bentuk-bentuk penyimpangan
Salah satu pola teknik untuk mengetahui pola yang tidak umum adalah dengan
membagi peta kendali ke dalam enam bagian yang sama dengan garis khayalan. Tiga
bagian di antara garis tengah dan batas kendali atas sedangkan tiga bagian lagi di antara
a. Kira-kira 34% dari titik-titik jatuh berada di antara kedua garis khayalan yang
pertama, yang dihitung mulai dari garis tengah sampai dengan batas garis khayalan
kedua.
b. Kira-kira 13,5% dari titik-titik jatuh berada di antara kedua garis khayalan kedua.
c. Kira-kira 2,5% dari titik-titik jatuh di antara kedua garis khayalan ketiga.
proses produksi yang bersifat variabel dan dapat diukur. Seperti: berat, ketebalan,
Peta kendali atribut digunakan untuk mengendalikan kualitas produk selama proses
produksi yang tidak dapat diukur tetapi dapat dihitung sehingga kualitas produk
dapat dibedakan dalam karakteristik baik atau buruk, berhasil atau gagal.
diperiksa.
Peta kendali untuk jenis atribut ini memilik perbedaan dalam penggunaannya.
produk yang mengalami kerusakan dan tidak dapat diperbaiki lagi, sedangkan peta
kendali c dan u digunakan untuk menganalisis produk yang mengalami cacat atau
𝑛𝑝
𝑃=
𝑛
Sumber :Besterfield(2009)
Keterangan :
np : Jumlah gagal dalam sub grup
n : jumlah yang diperiksa dalam sub grup
𝛴𝑛𝑝
𝐶𝐿 = ṕ =
𝛴𝑝
Sumber : Besterfield (2009)
Keterangan :
Σnp = Jumlah total yang rusak
Σp = jumlah total yang diperiksa
Untuk menghitung batas kendali atas (Upper Control Limit atau UCL)
ṕ (1 − ṕ)
𝑈𝐶𝐿 = ṕ + 3 √
𝑛
Sumber : Besterfield (2009)
51
Keterangan :
ṕ = rata-rata kerusakan produk
n = total grup / sampel
Untuk menghitung batas kendali bawah atau LCL dilakukan dengan rumus :
ṗ (1 − ṗ)
𝑈𝐶𝐿 = ṗ − 3 √
𝑛
Sumber : Besterfield (2009)
Keterangan :
ṕ = rata-rata kerusakan produk
n = jumlah produksi
Apabila data yang diperoleh tidak seluruhnya berada dalam batas kendali yang
ditetapkan. Hal tersebut menyatakan bahwa pengendalian kualitas yang dilakukan masih
perlu perbaikan. Hal tersebut dapat dilihat pada grafik p chart, apabila ada titik yang
berfluktuasi secara tidak beraturan yang menunjukkan bahwa proses produksi masih
haknya dalam transaksi pembelian, salah satunya adalah menginginkan kualitas produk
yang baik. Untuk itu konsumen selalu membandingkan produk yang satu dengan yang
menawarkan produk dengan kualitas yang prima, maka perusahaan telah memberikan
merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pengawasan produksi.
yaitu suatu proses untuk mengukur output secara relatif terhadap suatu standar, dan
melakukan tindakan koreksi. Proses pengendalian kualitas (quality control) tidak hanya
terjadi pada hasil akhir, melainkan juga dimulai pada saat bahan baku masuk gudang,
(pembedaan), strategi biaya murah dan strategi cepat tanggap terhadap keinginan
(profitabilitas).
Gambar. 2.11.
Kerangka Konseptual
Pengendalian Kualitas
Biaya Lebih
Efesiensi dan Efektivitas Kualitas baik
Laba Meningkat
53
2.4. Hipotesis
kualitas (quality control) pada pabrik Roti Citra Carina Palangka Raya berada dalam
batas kendali”.
54
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif
data-data. Menurut Surakhmad (2015), adalah suatu penelitian yang tertuju pada
a. Memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang pada
masalah-masalah aktual.
Menurut Malo, dkk., (2015) adalah suatu penelitian yang bermaksud memberikan
gambaran suatu gejala sosial tertentu; sudah ada informasi mengenai gejala sosial
seperti yang dimaksud dalam permasalahan penelitian, namun dirasa belum memadai.
Sumber informasi dalam penelitian ini adalah pihak manajemen perusahaan Roti
54
8
55
antara proses produksi dari bahan baku sampai produk jadi yang siap dikirim pada
a. Wawancara
Teknik ini adalah tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang
b. Observasi
kondisi perusahaan dan sistem kerja atau operasional, kondisi sarana dan fasilitas
Dalam penelitisn ini ada beberapa variabel yang diungkapkan berdasarkan definisi
Tabel. 3.1.
Defenisi Operasional Variabel Penelitian
No Variabel Definisi
1. Bahan baku Tepung terigu, bahan yang diolah dalam bentuk adonan
2. Bahan perasa Bahan campuran perasa seperti durian, kelapa parut, keju, dsb.
3. Pembakaran Diopen dalam panas
4. Penyeleksian Penalaahan produk yang memenuhi kriteria baik/Standar
5. Pembungkusan Pengepakan
6. Produk siap Didistribusikan ke pengecer.
dipasarkan
Sumber : Kajian teoritis.
a. Data primer, adalah data yang dicari dan diolah sendiri oleh peneliti tentang proses
observasi langsung terhadap proses produksi dengan sarana dan fasilitas yang
digunakan.
b. Data sekunder, adalah data yang sudah berbentuk publikasi, yaitu data yang sudah
ada baik dalam gamran atau tabel. Menurut Manasse Malo, dkk. (2015), suatu penelitian
yang bermaksud memberikan gambaran suatu gejala sosial tertentu; sudah ada informasi
mengenai gejala sosial seperti yang dimaksud dalam permasalahan penelitian, namun
Teknik analisis dalam penelitian ini adalah teknik tabulasi. Menurut Nazir (2013),
adalah termasuk dalam kerja memproses data; memasukan data kedalam tabel-tabel,
dan mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagai
kategori.
b. Menjumlahkan frekuensi
dengan menerapkan 7 (tujuh) alat statistik utama yang dapat digunakan sebagai alat
e. Diagram Pareto,
f. Histogram
g. Diagam Sebar.
𝑛𝑝
𝑃=
𝑛
Sumber :Besterfield(2009)
Keterangan :
np : Jumlah gagal dalam sub grup
n : jumlah yang diperiksa dalam sub grup
𝛴𝑛𝑝
𝐶𝐿 = ṕ =
𝛴𝑝
Sumber : Besterfield (2009)
Keterangan :
Σnp = Jumlah total yang rusak
Σp = jumlah total yang diperiksa
Untuk menghitung batas kendali atas (Upper Control Limit atau UCL) dilakukan
dengan rumus :
59
ṕ (1 − ṕ)
𝑈𝐶𝐿 = ṕ + 2 √
𝑛
Sumber : Besterfield (2009)
Keterangan :
ṕ = rata-rata kerusakan produk
n = total grup / sampel
Untuk menghitung batas kendali bawah atau LCL dilakukan dengan rumus :
ṗ (1 − ṗ)
𝑈𝐶𝐿 = ṗ − 2 √
𝑛
Sumber : Besterfield (2009)
Keterangan :
ṕ = rata-rata kerusakan produk
n = jumlah produksi
________
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Perusahaan Roti Citra Carina Palangka Raya berdiri di Palangka Raya pada awal
tahun 2005 tepat pada bulan Januari tahun 2005, alamat pabrik komplek Marina No.13
Palangka Raya. Selain seorang pendiri Bapak Rama Effendi juga sekaligus sebagai
pemilik perusahaan dan bertindak sebagai pimpinan. Pada mulanya usaha ini hanya
merupakan usaha kreatifitas keluarga yang produksinya hanya untuk konsumsi sendiri,
namun setelah dicobakan kepada beberapa tetangga yang kesemuanya mengakui adanya
rasa enak, ditambah lagi ada yang mulai memesan untuk berbagai keperluan keluarga
maka usaha ini dikembangkan sebagaimana mestinya usaha tetapi masih dalam skala
kecil, yaitu yang ditawarkan kepada beberapa pertokoan disekitar kompleks perumahan
Dengan berlalunya waktu, dan adanya kemajuan yang dirasakan yang dilihat
dari meningkatnya permintaan langganan (tetangga dan toko tempat penitipan), maka
usaha ini mulai dibenahi dan ditingkatkan kapasitas produksi serta diberi merek atau
label, serta ijin kesehatan dan Balai POM. Adapun modal yang didapat adalah modal
pinjaman dari Kantor Pos Indonesia sebagai program kemitraan usaha binaan.
Kemajuan yang dirasakan saat ini, terutama dapat dilihat luasnya pasar dan
sistem pemasaran yang dilaksanakan. Artinya dalam sistem pemasaran tidak saja
dijajakan oleh beberapa orang penjaja roti keliling melainkan juga dititipkan pada
60
61
beberapa pertokoan besar untuk melayani penjualan eceran seperti dipasar besar Baru
Palangka Raya. Para langganan tidak perlu lagi datang ke perusahaan bisa membeli
dibeberapa toko yang tersebar dikota Palangka Raya dengan harga sama pada
perusahaan. Disamping itu luas pasar yang dijangkau meliputi Kabupaten Katingan
misalnya Kasongan, Kereng Pangi dan Pundu, Kabupaten Pulang Pisau meliputi
Struktur organisasi pada hakekatnya adalah pembagian kerja, yaitu tentang tugas
dan tanggung jawab. Bagi perusahaan kecil, maka sudah tentu pembagian tugas dan
tanggung jawab bagi setiap bagian dengan karyawannya tidak terlalu rumit, yang pada
umumnya menggunakan struktur garis. Namun struktur organisasi yang baik bukan saja
masalah kerumitannya melainkan dibuat sederhana mungkin agar semua anggota dapat
Gambar. 4.1.
Struktur Organisasi
Perusahaan Roti Citra Carina Palangka Raya.
PIMPINAN
Bagian Bagian
Produksi Pemasaran
Keterangan :
1. Pimpinan
dipasaran.
kepada karyawan atas keselamatan kerja dan balas jasa yang diberikan.
2. Bagian Produksi
pimpinan perusahaan.
roti dari bahan baku sampai menjadi produk jadi roti siap dipasarkan.
63
3. Bagian Pemasaran
mencari pengecer baru atau pedagang baru sampai pada konsumen baru.
perusahaan).
dilengkapi dengan berbagai jenis sarana dan fasilitas produksi. Banyak dan jenisnya
sarana dan fasilitas produksi tersebut sangat tergantung banyaknya volume produksi
dan jenis produk yang dihasilkan. Bagi perusahaan Roti Citra Carina Palangka Raya,
alat-alat perlengkapan dalam kegiatan produksinya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
64
Tabel. 4.1.
Alat Perlengkapan Kegiatan Produksi
Pada Perusahaan Roti Citra Carina Palangka Raya
No. Jenis Jumlah Fungsinya
1. Mesin Mixer 3 buah - Pengaduk adonan tepung dan bahan
penolong
2. Oven bakar 3 buah - Alat untuk membakar roti
3. Meja 3 buah - Tempat mencetak roti dan membungkus
roti
4. Lemari 2 buah - Tempat menampung roti masak dan
bahan-bahan
5. Lemari Box 1 buah - Tempat menampung roti masak siap
dipasarkan
6. Baskom 5 buah - Tempat adonan
7. Ember 4 buah - Tempat air
8. Dapur/Tungku 2 buah - Membakar roti
9. Plastik pembungkus - - Membungkus roti
Sumber : Perusahaan Roti Citra Carina Palangka Raya, Maret 2021.
kombinasi dari berbagai input. Baik itu bahan baku, bahan penolong, maupun faktor
produksi lainnya. Bahan baku dan bahan penolong produk roti pada perusahaan Roti
Tabel 4.2.
Bahan Baku dan Bahan Penolong Produk Roti
Pada Perusahaan Roti Citra Carina Palangka Raya
No Jenis Fungsi
1. Bahan baku
- Tepung terigu - Bahan baku adonan tepung
- Air - Bahan pencair adonan
2. Bahan penolong
- Gula pasir - Bahan perasa manis
- Mentega - Bahan pelemak rasa enak
- Telur - Bahan perasa enak dan gurih
- Obat his - Bahan perasa harum manis
- Garam - Bahan perasa asam/asin
- Sari rasa - Bahan perasa buah/gurih
- Vanili - Bahan perasa harum/gurih
- Kacang hijau - Bahan inti rasa roti
- Kelapa parut - Bahan inti rasa roti
- Coklat - Bahan inti rasa roti
- Strawberry - Bahan inti rasa roti
- Nanas - Bahan inti rasa roti
- Plastik pembungkus - Bahan pembngkus
- Label/merek - Merek atau label produksi
3. Bahan Lainnya
- Minyak tanah - Bahan bakar
- Arang/Kayu bakar - Bahan bakar
- Kompur gas - Alat memasak
Sumber : Perusahaan Roti Citra Carina Palangka Raya.
Roti yang dihasilkan oleh perusahaan ini bersifat standard, yaitu semua produk
roti yang dihasilkan mempunyai ukuran besar yang sama. Kebijaksanaan ini diambil
adalah untuk mempermudah perhitungan harga pokok produksi per unit, yang dasarnya
adalah banyaknya persediaan bahan baku dan bahan penolong yang terpakai pada
periode produksi. Dengan demikian, harga per unit dapat ditetapkan berdasarkan mark-
66
tersebut, dimana penggunaan bahan baku dan bahan penolong kuantitasnya sama untuk
setiap produk roti. Yang membedakan hanya, bentuk dan rasa. Bentuk roti yang
- Bulat,
- Lonjong, dan
- Melempeng.
- Kelapa parut,
- Kacang hijau,
- Coklat.
- Nenas
- Strawberry
Rasa khusus :
Setiap proses produksi, sudah pasti akan melalui beberapa tahapan, karena setiap
adonan, produk setengah jadi, dan produk jadi. Pada perusahaan Roti Citra Carina
Palangka Raya, proses produksinya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
67
Gambar. 4.2.
Proses Produksi Perusahaan Roti Citra Carina Palangka Raya
Adonan
Kacang hijau
Manis
Coklat
Hambar
Kelapa
Strawberry
Nenas
Oven
Pembakaran
Pembungkusan
Pemberian merek
Penortiran
Keterangan :
a. Pengadonan, yaitu pencampuran antara bahan baku tepung dengan air sesuai
takaran.
b. Adonan tadi, kemudian dicampur dengan rasa gula (manis dan hambar) dan bahan
c. Adonan setelah dicampur sesuai dengan spesifik atau jenis roti tadi, kemudian
dimasukan kedalam tuangan pencetak (bulat, lonjong dan melempeng) dan ditunggu
d. Adonan yang sudah dimasukan kedalam oven, kemudian dibakar dengan derajat
kepanasan tertentu.
e. Roti yang dianggap masak laku dibungkus dan diberi merek atau label perusahaan.
Harga yang ditetapkan oleh pabrik roti Citra Carina Palangka Raya adalah harga
ditingkat pedagang besar, pengecer dan konsumen akhir. Pihak manajemen pabrik Roti
Citra Carina Palangka Raya memperkirakan harga terakhir yang diterima konsumen
adalah sebesar Rp. 2.000,-. Berdasarkan pengalaman pihak manajemen bahwa harga
pokok produksi roti berkisar antara Rp. 1.450,00 sampai Rp. 1.500,00. Sehingga jika
dijual kepada pengecer sebesar Rp. 1.700,00 maka keuntungan antara Rp. 300,- bagi
pedagang. Jadi konsumen akhir penikmat Roti Citra Carina Palangka Raya membeli
Gambar. 4.3.
Tingkat Harga Ditingkat Pasar
Produsen
Perusahaan Roti Citra Carina Palangka Raya
Rp. 1.500,-
Pedagang Eceran
(Rp. 1.700,-)
Konsumen Akhir
(Rp. 2.000,-)
Wilayah pemasaran roti hasil produksi perusahaan Roti Citra Carina Palangka
Raya, meliputi Kota Palangka Raya dan sekitarnya yang disebar ke toko-toko
Pangi, Pelantaran, dan Pundu. Kabupaten Pulang Pisau, misalnya Jeberan, Pilang
Saluran distribusi yang digunakan antara pedagang besar dan pengecer, yaitu
pedagang yang melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pengecer, dan
Volume produksi dan kerusakan produk roti pada Pabrik Roti Citra Carina
Palangka Raya dari bulan Januari tahun 2020 sampai bulan Mei tahun 2021, dapat
Tabel. 4.3.
Volume Produksi dan Kerusakan
Rusak Per Bulan
Bulan 2020/2021 Produksi Per Hari
Biji %
1 2 3 4 5 6
Jan,20 1 15.344 511 386 0,025 2,52
Feb,20 2 15.212 507 323 0,021 2,12
Mar,20 3 15.213 507 363 0,024 2,39
Apr,20 4 15.366 512 834 0,054 5,43
Mei,20 5 16.843 561 427 0,025 2,54
Jun,20 6 16.234 541 678 0,042 4,18
Jul,20 7 16.842 561 941 0,056 5,59
Agus,20 8 16.324 544 432 0,026 2,65
Sep,20 9 17.857 595 434 0,024 2,43
Okt,20 10 17.334 578 1.034 0,060 5,97
Nop,20 11 17.552 585 1.002 0,057 5,71
Des,20 12 17.952 598 983 0,055 5,48
Jan,21 13 17.543 585 992 0,057 5,65
Feb,21 14 17.359 579 1.040 0,060 5,99
Mar,21 15 18.934 631 365 0,019 1,93
Apr,21 16 18.445 615 1.102 0,060 5,97
Mei21 17 18.652 622 431 0,023 2,31
Total 289.006 9.634 11.767 0,688 68,84
Rata-2 17000 567 692 0.040 4.05
Sumber : Pabrik Roti Citra Carina Palangka Raya.
71
4.2. Pembahasan
penyimpangan produk yang masih dapat diterima, untuk menentukan apakah suatu
produk dinyatakan baik atau tidak. Namun begitu, dalam usaha mencapai dan
produk yang dihasilkan, yang pada kenyataannya selalu saja ada perbedaan dengan
standar spesifikasi yang telah ditetapkan terutama terjadi produk roti yang cenderung
tinggi bahkan melebihi batas toleransi yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, untuk
mengatasi hal tersebut maka ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan pabrik agar
produk yang dihasilkan konsisten dan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan
a. Tenaga kerja
Berbeda dengan faktor teknis, unsur manusia sebagai tenaga kerja mempunyai sifat
yang kompleks. Faktor fisik dan psikis dalam setiap individu akan mempengaruhi
kemampuan atau kapasitas dan prestasi kerjanya. Faktor fisik adalah keadaan fisik
tenaga kerja yang bersangkutan, seperti jenis kelamin, umur dan kesehatannya yang
berhubungan kekuatan. Sedangkan faktor psikis adalah keadaan jiwa tenaga kerja
yang bersangkutan, motivasi, gairah kerja dan keadaan hidup pekerja sehari-hari.
Selain itu, pendidikan dan pengalaman kerja juga sangat mempengaruhi prestasi
kerja. Dengan demikian dalam hubungannya dengan kualitas hasil produksi, maka
72
kualitas produk yang dihasilkan, sehingga produk tersebut berkualitas baik dan
Untuk mengatasi hal tersebut, maka Pabrik Roti Citra Carina Palangka Raya telah
memberikan tunjangan hari raya (THR) dan pemberian bonus sesuai dengan
Bahan baku yang digunakan oleh pabrik sangat mempengaruhi kualitas produk
yang dihasilkan dan kelancaran proses produksi, baik mengenai kuantitas maupun
kualitasnya. Adapun bahan baku utama yang digunakan oleh pabrik adalah tepung
terigu dan bahan perasa seperti gula pasir, mentega atau margarine, telur, obat his,
garam, sari rasa, vanili, dan bahan perasa kelapa parut, keju, kacang hijau dan
sebagainya. Semakin baik kualitas bahan baku dan bahan penolong rasa yang
digunakan, maka akan semakin baik pula kualitas roti yang dihasilkan. Demikian
pula sebaliknya, apabila bahan baku dan penolong rasa yang digunakan kurang
baik, maka kualitas produk roti yang dihasilkan juga kurang baik.
Adapun pabrik ini menggunakan 2 (dua) jenis yaitu oven dengan api
digunakan untuk proses roti dan mesin mixer sebagai alat untuk mengaduk bahan
baku tepung terigu dengan air. Agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar,
73
maka pabrik melakukan perawatan mesin (oven dan api pembakaran), baik yang
pembersihan dari kotoran yang ada baik dengan cara mencuci dan memberikan
pelumas (minyak).
d. Metode kerja
Metode kerja yang digunakan pabrik sangat berpengaruh besar terhadap kelancaran
proses produksi. Berfungsinya metode kerja yang diterapkan dalam pabrik untuk
mengatur semua bagian yang terlibat dalam proses produksi akan mengurangi
jumlah produk rusak yang terjadi. Demikian juga sebaliknya apabila metode yang
rusak semakin besar. Metode untuk mengendalikan kualitas produk yang dilakukan
oleh pabrik Roti Citra Carina Palangka Raya ini adalah dengan mengumpulkan
itu sendiri dilakukan pada setiap tahapan proses produksi oleh bagian quality
Keadaan lingkungan dan suasana kerja yang baik akan mempengaruhi prestasi
kerja karyawan. Penerangan yang cukup, sirkulasi udara yang baik, tempat kerja
yang bersih, suhu udara, keamanan dan keselamatan kerja yang terjamin serta tata
letak (layout) yang baik akan membuat para pekerja merasa nyaman dan aman
74
meningkat.
Kondisi dan lingkungan kerja di Pabrik Roti Citra Carina Palangka Raya dirasakan
sudah cukup baik walaupun suhu di dalam ruang produksi ini cukup tinggi.
Kenaikan suhu ini selain disebabkan oleh cuaca kota Palangka Raya yang memang
panas, juga disebabkan oleh suhu yang berasal dari mesin-mesin (oven) produksi
sirkulasi udara dapat bekerja dengan baik melalui ventilasi-ventilasi udara yang
terdapat di dalam ruang produksi juga kipas angin yang dipasang di dalam ruang
produksi.
pada beberapa tempat cahaya matahari dapat masuk ke dalam pabrik. Selain itu
juga cahaya dari lampu-lampu yang dipasang disetiap tempat sudah memenuhi
Pabrik Roti Citra Carina Palangka Raya adalah Process Layout yang tersusun
Dengan tata letak tersebut diharapkan proses produksi dapat berjalan lancar dan
produk sesuai dengan tahapan yang berlangsung. Dengan demikian dapat tercipta
kondisi lingkungan kerja yang baik serta proses produksi dapat berjalan dengan
lancar.
75
Selain itu hal yang perlu diperhatikan adalah perlakuan dan penilaian hasil kerja
yang diterima karyawan, misalnya dalam hal pemberian penghargaan dan upah
yang adil serta sesuai dengan prestasi kerja yang dicapai karyawan. Dengan
demikian, maka pekerja akan merasa lebih dihargai dan termotivasi untuk bekerja
kerusakan pada roti hasil produksi pabrik yang cukup tinggi bahkan melebihi batas
toleransi kerusakan produk yang ditetapkan oleh pabrik. Kerusakan tersebut dapat
bersifat kompleks atau bersifat sederhana. Pihak pabrik harus berusaha untuk dapat
menyelesaikan masalah yang timbul dengan segera. Jenis-jenis kerusakan yang terjadi
a. Kurang Matang/Gosong
Roti yang dihasilkan kurang matang tetapi sudah diangkat dari oven, dan kalau
sudah diangkat maka sulih dikembalikan keoven apalagi sudah dingin, dan
kadangkala gosong karena terlalu masak, dapat terlihat dari kulit roti misalnya
b. Keenceran/Kekentalan
Roti yang dihasilkan bisa jelek karena keenceran antara campuran bahan baku
tepung terigu dengan air dan bahan perasa, atau kekentalan yaitu kelebihan tepung
terigu dari pada air. Ini berkaitan dengan konsentrasi pekerja, sehingga pekerja
tidak konsisten.
76
Roti yang dihasilkan juga bisa berlebihan atau kekurangan atas campuran rasa,
seperti gula pasir, mentega atau margarine, telur, obat his, garam, sari rasa, vanili
perasa seperti kacang hijau, kelapa parut, coklat, strawberry, dan nenas. Ini
Pada Pabrik Roti Citra Carina Palangka Raya mempunyai bagian Quaility
sebagai berikut:
b. Membuat histogram
akan dilakukan adalah membuat check sheet. Check sheet berguna untuk mempermudah
proses pengumpulan data serta analisis. Selain itu pula berguna untuk mengetahui area
77
permasalahan berdasarkan frekuensi dari jenis atau penyebab dan mengambil keputusan
Sebagai catatan bahwa pada satu periode hasil produksi, bisa saja terdapat tidak
hanya satu jenis kerusakan (roti), akan tetapi bisa lebih dari satu macam. Oleh karena
itu, jenis kerusakan yang dicatat oleh bagian produksi adalah jenis kerusakan yang
paling dominan.
a. Check sheet
Adapun hasil pengumpulan data melalui check sheet yang telah dilakukan dapat
Tabel. 4.4.
Laporan Produksi (Check sheet) Pabrik Roti Citra Carina Palangka Raya
Periode Bulan Januari 2020 - Mei 2021
2020/ Rusak Jumlah
Bulan Produksi Kurang Keenceran/ Bahan %
2021 Rusak
Matang/Gosong Kekentalan Perasa
Jan,20 1 15344 118 126 142 386 2,52
Feb,20 2 15212 98 111 114 323 2,12
Mar,20 3 15213 102 125 136 363 2,39
Apr,20 4 15366 278 287 269 834 5,43
Mei,20 5 16843 186 107 134 427 2,54
Jun,20 6 16234 254 193 231 678 4,18
Jul,20 7 16842 414 298 229 941 5,59
Agus,20 8 16324 147 139 146 432 2,65
Sep,20 9 17857 157 142 135 434 2,43
Okt,20 10 17334 90 155 789 1034 5,97
Nop,20 11 17552 176 155 671 1002 5,71
Des,20 12 17952 419 314 250 983 5,48
Jan,21 13 17543 421 320 251 992 5,65
Feb,21 14 17359 361 390 289 1040 5,99
Mar,21 15 18934 109 103 153 365 1,93
Apr,21 16 18445 164 156 782 1102 5,97
Mei21 17 18652 147 132 152 431 2,31
Total 289006 3641 3253 4873 11767 68,84
Rata-2 17000 214 191 287 692 4,05
Sumber : Pabrik Roti Citra Carina Palangka Raya.
78
Data tersebut menjelaskan bahwa rata-rata kurang matang atau gosong 213
unit, keenceran atau kekentalan 191 unit dan masalah bahan perasa sebanyak 287
terendah adalan 1,93 % pada bulan Maret 2021 dan yang tertinggi pada bulan
Februari 2021 sebanyak 5,99 %, dengan rata-rata 4,05 %. Memang masih dibawah
toleransi 5,00 % tetapi perlu diatasi secepatnya jangan sampai naik terus.
Untuk memudahkan dalam melihat lebih jelas produk roti yang terjadi sesuai
dengan tabel diatas, maka langkah selanjutnya adalah membuat histogram. Data
produk roti tersebut disajikan dalam bentuk grafik balok yang dibagi berdasarkan
Gambar 4.4.
Histogram Jenis Produk Roti Pabrik Roti Citra Carina Palangka Raya
Bulan Januari 2020 - Mei 2021
350
300 287
250 214
191
200
150
100
50 Series1
Dari histogram yang telah ditunjukkan pada gambar diatas dapat dilihat jenis
produk roti yang sering terjadi adalah faktor campuran bahan perasa, kemudian
kurang matang atau gosong, berikutnya keenceran atau kekentalan antara bahan
c. Diagram Scatter
Scatter diagram disebut juga peta korelasi adalah grafik yang menampilkan
hubungan antara dua variabel apakah hubungan tersebut kuat atau tidak yaitu antara
faktor proses yang mempengaruhi proses dengan kualitas produk. Pada dasarnya
adalah suatu alat interpretasi data yang digunakan untuk menguji bagaimana
kuatnya hubungan antara dua variabel, apakah positif, negatif, atau tidak ada
hubungan. Dua variabel yang ditunjukkan dalam diagram sebar dapat berupa
Gambar. 4.5.
Diagram Scatter Bulan Januari 2020 - Mei 2021
Sebaran data tersebut, dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara kurang
matang atau gosong dengan keenceran atau kekentalan, karena arahnya searah.
Sedangkan kurang matang atau gosong dengan bahan perasa tidak ada
hubungannya, begitu juga antara keenceran atau kekentalan dengan bahan perasa.
d. Peta Kendali p
Setelah melihat data pada tabel dan gambar diatas maka dapat dilihat jumlah
produk roti yang melebihi batas toleransi yang ditetapkan pabrik sebesar 5,00 %
dari total produksi. Oleh karena itu, akan dianalisis kembali untuk mengetahui
sejauhmana produk roti yang terjadi masih dalam batas kendala statistik melalui
kualitas produksi serta dapat memberikan informasi mengenai kapan dan dimana
𝑛𝑝
𝑃=
𝑛
Keterangan :
np : Jumlah gagal dalam sub grup
n : jumlah yang diperiksa dalam sub grup
Dimana :
386
P = ------- = 0.025 (2,50 %)
15344
323
P = ------- = 0.021 (2,10 %)
15212
363
P = ------- = 0.024 (2,40 %)
15213
81
Dan seterusnya dapat dilihat pada tabel ……..memang agak berbeda hasilnya
𝛴𝑛𝑝
𝐶𝐿 = ṕ =
𝛴𝑝
Keterangan :
Σnp = Jumlah total yang rusak
Σp = jumlah total yang diperiksa
Dimana :
11767
CL = ṕ = -------- = 0.041 (4,10 %)
289006
3). Menghitung batas kendali atas atau Upper Control Limit (UCL)
Untuk menghitung batas kendali atas (Upper Control Limit atau UCL)
ṕ (1 − ṕ)
𝑈𝐶𝐿 = ṕ + 3 √
𝑛
Keterangan :
ṕ = rata-rata kerusakan produk
n = total grup / sampel
Dimana :
0,041 (1 – 0,041)
UCL = 0,041 + 3 √---------------------- = 0.041
15344
0,041 (1 – 0,041)
UCL = 0,041 + 3 √---------------------- = 0.041
15212
Dan seterusnya……
82
4). Menghitung batas kendali bawah atau Lower Control Limit (LCL)
Untuk menghitung batas kendali bawah atau LCL dilakukan dengan rumus :
ṗ (1 − ṗ)
𝐿𝐶𝐿 = ṗ − 3 √
𝑛
Keterangan :
ṕ = rata-rata kerusakan produk
n = jumlah produksi
0,041 (1 – 0,041)
LCL = 0,041 – 3 √ ---------------------- = -0.041
15344
0,041 (1 – 0,041)
LCL = 0,041 – 3 √ ---------------------- = -0.041
15212
Untuk hasil perhitungan peta kendali p yang selengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut:
83
Tabel 4.5.
Perhitungan Batas Kendali
Periode Bulan Januari 2020 - Mei 2021
(dalam satuan Unit)
Dari hasil perhitungan di atas, maka selanjutnya dapat dibuat peta kendali p
Gambar 4.6.
Peta Kendali Proporsi Produk Roti
Bulan Januari 2020 - Mei 2021
7
6
5
4
3 Proporsi
2 CL
1
0
Berdasarkan gambar peta kendali p diatas dapat dilihat bahwa data yang
diperoleh tidak seluruhnya berada dalam batas kendali yang telah ditetapkan
bahkan banyak yang keluar dari batas kendali, hanya 8 (delapan) titik yang berada
didalam batas bawah kendali, sehingga bisa dikatakan bahwa proses tidak
memerlukan adanya perbaikan. Karena adanya titik berfluktuasi sangat tinggi dan
penyimpangan.
e. Diagram Pareto
permanen. Dengan diagram ini, maka dapat diketahui jenis roti yang paling
Pada tabel 4.5 dapat dilihat jenis-jenis produk roti yang sering terjadi pada produk
roti. Jenis-jenis produk roti tersebut terjadi pada saat proses produksi sedang
berlangsung dan langsung terdeteksi, sehingga bisa direject atau dipisahkan dari
produk yang baik agar tidak sampai ke tangan konsumen. Berikut ini merupakan
Tabel 4.6.
Jumlah Jenis Produk Roti
Periode Bulan Januari 2020 - Mei 2021
No. Jenis Kerusakan Produk Roti Total Jumlah Rata-rata
1. Bahan Penolong Rasa 4873 287
2. Kurang Matang/Gosong 3641 214
3. Keenceran/Kekentalan 3253 191
11767 692
Sumber : Pabrik Roti Citra Carina Palangka Raya.
Langkah selanjutnya yaitu data pada tabel 4.x harus diurutkan berdasarkan
jumlah kerusakan, mulai dari yang terbesar hingga yang terkecil dan dibuat
perbedaan yang ada dalam frekuensi atau jumlah kejadian diantara beberapa
Tabel 4.7.
Jumlah Frekuensi Produk Roti
(berdasarkan urutan jumlahnya)
Periode Bulan Januari 2020 - Mei 2021
Jenis Kerusakan Jumlah Kumulatif % % Kumulatif
Bahan Penolong Rasa 4,873 4,873 19.37 19.37
Kurang Matang/Gosong 3,641 8,514 14.47 33.84
Keenceran/Kekentalan 3,253 11,767 12.93 46.78
11,767 25,154 100.0
Sumber : Pabrik Roti Citra Carina Palangka Raya.
86
Berdasarkan data diatas maka dapat disusun sebuah diagram pareto seperti
Gambar 4.7.
Diagram Pareto
Bulan Januari 2020 - Mei 2021
50 6,000
45 4,873 46.78
40 5,000
35 3,64133.84 4,000
30 3,253
25 3,000
20 19.37
15 2,000
10 Jumlah
1,000
5 % Kumulatif
0 0
yang terjadi bulan Mei 2021 didominasi oleh 3 jenis kerusakan yaitu karena
Para pekerja yang melakukan pekerjaan yang terlibat dalam proses produksi,
Segala sesuatu yang dipergunakan oleh pabrik sebagai komponen produk yang
akan diproduksi tersebut, terdiri dari bahan baku utama dan bahan baku
kurang bersih.
Instruksi kerja atau perintah kerja yang harus diikuti dalam proses produksi,
Setelah diketahui jenis-jenis kerusakan yang terjadi, maka Pabrik Roti Citra
tersebut, digunakan diagram sebab akibat atau yang disebut fishbone chart.
Gambar 4.8.
Diagram Sebab Akibat
Untuk Jenis Produk Roti Kurang Matang/Gosong
Manusia Metode
Tidak mengecek
kembali Kurang Koordinasi
Ceroboh
Salah perhitungan
Kurang
Matang/Gosong
Panas tidak
Udara panas beraturan
Tidak bersih
Lingkungan Mesin
misalnya), ruang kerja terasa panas, mesin oven tidak beraturan panasnya, dan
2). Kenceran/Kekentalan
Gambar 4.9.
Diagram Sebab Akibat
Untuk Jenis Produk Roti Keenceran/Kekentalan
Manusia Metode
Tidak mengecak
kembali Kurang Koordinasi
Ceroboh
Salah perhitungan
Keeneceran/
Kekantalan
Tidak pakai
Udara panas pedoman
Coroboh
Lingkungan Mesin
disebabkan tidak adanya pedoman yang dijadikan standar, ini hanya karena
Disamping itu, adanya rasa pengab karena udara cukup panas meskipun
dipasang kipas angin, ini mungkin adanya faktor kelelahan fisik pekerja
Gambar 4.10.
Diagram Sebab Akibat
Untuk Jenis Produk Roti Bahan Penolong Rasa
Manusia Metode
Tidak mengecak
kembali Kurang Koordinasi
Ceroboh
Salah perhitungan
Bahan penolong
rasa
Tidak pakai
Udara panas pedoman
Coroboh
Asal-asalan
Lingkungan Mesin
mentega atau margarine, telur, obat his, garam, sari rasa, vanili perasa seperti
kacang hijau, kelapa parut, coklat, strawberry, dan nenas. Ini karena tidak ada
(oven).
91
g. Diagram Alir
Roti adalah makanan ringan baik untuk anak-anak maupun orang dewasa baik
untuk cemilan maupun pada saat lapar. Tahapan pembuatan roti, pertama-tama
adalah adonan tepung terigu dengan air matang , kemudian diaduk merata dengan
keketalan tertentu. Kedua, kemudian dicapur dengan perasa seperti gula pasir,
mentega atau margarine, telur, obat his, garam, sari rasa dan vanili, hasilnya
adalah adonan siap dicampur dengan perasa seperti kacang hijau, kelapa parut,
coklat, strawberry, dan nenas. Ketiga, campuran tersebut siap dimasak (dimasukan
pangangan atau oven). Keempat, Keempat, roti yang sudah masuk diangkat dari
Gambar. 4.11.
Diagram Alir
4.3. Pembahasan
Carina Palangka Raya maka dituntut untuk selalu menghasilkan produk yang
diditargetkan. Oleh karena itu pabrik harus menerapkan sistem produksi yang tepat dan
92
kerusakan produk, pabrik menetapkan standar kualitas produksi untuk target kumulatif
terhadap bahan baku, proses produksi dan produk jadi yang dilakukan oleh pimpinan
sebagai pelaksana Quality Control. Dari pengamatan dan pengumpulan data yang
dilakukan, diketahui bahwasannya kerusakan yang terjadi cukup tinggi dan bahkan
diantaranya ada yang melebihi batas toleransi yang ditetapkan oleh pabrik.
Tingginya angka kerusakan produk tentunya menjadi sebuah kerugian bagi pabrik
karena akan menciptakan pemborosan. Pabrik membutuhkan suatu tindakan yang dapat
mengatasi permasalahan tersebut. Statistik proses kontrol merupakan alat statistik yang
prioritas kerusakan yang paling besar, mencari penyebab kerusakan dan menentukan
batas kendala.
akan dilakukan adalah membuat check sheet. Check sheet berguna untuk mempermudah
proses pengumpulan data serta analisis. Selain itu pula berguna untuk mengetahui area
permasalahan berdasarkan frekuensi dari jenis atau penyebab dan mengambil keputusan
Sebagai catatan bahwa pada satu periode hasil produksi, bisa saja terdapat tidak
hanya satu jenis kerusakan (roti), akan tetapi bisa lebih dari satu macam. Oleh karena
93
itu, jenis kerusakan yang dicatat oleh bagian produksi adalah jenis kerusakan yang
paling dominan.
a. Check sheet
Adapun hasil pengumpulan data melalui check sheet yang telah dilakukan
menjelaskan bahwa rata-rata kurang matang atau gosong 213 unit, keenceran atau
kekentalan 191 unit dan masalah bahan perasa sebanyak 287 unit. Persentase
% dan yang tertinggi sebanyak 5,99 %, dengan rata-rata 4,05 %. Memang masih
dibawah toleransi 5,00 % tetapi perlu diatasi secepatnya jangan sampai naik terus.
Data produk roti tersebut disajikan dalam bentuk grafik balok yang dibagi
bahan perasa, kemudian kurang matang atau gosong, berikutnya keenceran atau
Sebaran data tersebut, dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara kurang
matang atau gosong dengan keenceran atau kekentalan, karena arahnya searah.
Sedangkan kurang matang atau gosong dengan bahan perasa tidak ada
hubungannya, begitu juga antara keenceran atau kekentalan dengan bahan perasa.
d. Peta Kendali p
Dilihat jumlah produk roti yang dihasilkan, ada beberapa yang melebihi batas
toleransi yang ditetapkan pabrik sebesar 5,00 %, ada pula yang masih dibawah
batas toleransi. Dengan rata-rata (garis pusat atau Central Line =CL) 4,10 %,
94
dengan batas kendali atas (Upper Control Limit atau UCL) dan batas kendali
Dalam gambar peta kendali p diatas hanya 8 (delapan) titik yang berada didalam
batas bawah kendala dan sisanya diatas batas kendali, ini menunjukkan terjadi
Roti Citra Carina Palangka Raya memerlukan adanya perbaikan. Karena adanya
titik berfluktuasi sangat tinggi dan tidak beraturan yang menunjukkan bahwa proses
e. Diagram Pareto
Berdasarkan jumlah kerusakan, mulai dari yang terbesar hingga yang terkecil dan
berapa perbedaan yang ada dalam frekuensi atau jumlah kejadian diantara beberapa
Terjadinya kegosongan atau kurang matang ini adanya kecerobohan pekerja, tidak
yang lebih berpengalaman (pimpinan misalnya), ruang kerja terasa pengap (panas),
mesin oven tidak beraturan panasnya berserta panas, dan mesin oven tidak bersih.
95
Adanya keenceran atau kekentalan antara bahan baku dan air disebabkan tidak
adanya pedoman yang dijadikan standar, ini hanya karena adanya perasaan (kata
atau kepada pimpinan yang lebih berpengalaman. Disamping itu, adanya rasa
pengab (panas) meskipun dipasang kipas angin, ini mungkin adanya faktor
dasar kata hati saja seperti gula pasir, mentega atau margarine, telur, obat his,
garam, sari rasa, vanili perasa seperti kacang hijau, kelapa parut, coklat,
strawberry, dan nenas. Hal ini karena tidak ada takaran (ukuran) yang konsisten,
Disamping itu udara terasa panas serta kurang bersih memahami kebersihan mesin
(oven).
g. Diagram Alir
a. Implikasi teori
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada tingkat kerusakan hasil produksi pada
Pabrik Roti Citra Carina Palangka Raya, terutama ada 3 jenis kerusakan yaitu
adanya kegosongan atau kurang matang, keenceran atau kekentalan, dan bahan
perasa. Oleh karena itu, pabrik roti ini perlu ditingkatkan lagi dalam masalah
b. Implikasi Empiris
Masalah yang terjadi pada pabrik roti Citra Carina Palangka Raya ini disebabkan
adanya faktor tenaga kerja, bisa karena kurangnya pengalaman kerja atau karena
kelelahan fisik para pekerja sehingga mereka bekerja kurang konsisten (tidak
bekerja dengan waktu yang full (penuh) dan kurangnya sirkulasi udara yang
c. Implikasi Manajerial
tetapi yang penting bagi perusahaan adalah memperhatikan kesanggupan para pekerja
97
dalam bekerja, terutama jumlah pekerja ada dan waktu jam kerja jangan sampai
melelahkan. Oleh karena itu perlunya diterapkan jam kerja yang cukup longgar.
98
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Proses pengendalian kualitas (quality control) pada Pabrik Roti Citra Carina
Palangka Raya tidak hanya berlangsung pada hasil akhir (produk jadi) melainkan juga
dimulai pada saat bahan baku masuk gudang, proses produksi sampai proses akhir
produk tersebut. Proses produksi terjadi karena adanya interaksi antara berbagai faktor
produksi seperti input (bahan baku, tenaga kerja, mesin) bersatu padu untuk
menciptakan barang yang mempunyai nilai tambah dan nilai guna (kualitas) yang lebih
tinggi yang diperlukan konsumen. Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah :
a. Check sheet, bahwa rata-rata masalah keenceran atau kekentalan 191 unit (12,93
%), kurang matang atau gosong 213 unit (14,47 %), dan masalah bahan perasa
b. Grafik balok (histogram), bahwa faktor yang terbesar sampai yang terkecil adalah
campuran bahan perasa, kurang matang atau gosong, berikutnya keenceran atau
c. Diagram scatter (sebaran data), bahwa ada hubungan antara kurang matang atau
kurang matang atau gosong dengan bahan perasa tidak ada hubungannya, begitu
d. Peta Kendali p, bahwa ada beberapa yang melebihi batas toleransi (5 %), ada pula
yang masih dibawah batas toleransi. Namun demikian rata-rata (garis pusat atau
Central Line =CL), batas kendali atas (Upper Control Limit atau UCL) dan batas
98
99
f. Diagram sebab akibat (fishbone chart ), bahwa terjadinya kegosongan atau kurang
matang, keenceran atau kekentalan antara bahan baku dan air dan pencampuran
pekerja, tidak adanya standar yang dapat dijadikan pedoman hanya hati nurani
(kata hati) yang dijadikan ukuran, tidak mengecek kembali sehingga salah
(pimpinan misalnya), ruang kerja terasa pengap (panas) meskipun dipasang kipas
angin, mesin oven tidak beraturan panasnya berserta ruangan agak panas, dan
roti.
5.2. Saran
pihak manajemen pabrik roti Citra Carina Palangka Raya, antara lain :
yang sering terjadi dan faktor-faktor yang menjadi penyebabnya, agar dapat segera
memfokuskan perbaikan pada jenis kerusakan yang memiliki jumlah besar atau
c. Secara umum penyebab utama terjadinya kerusakan berasal dari faktor manusia
3). Memotivasi para pekerja agar kegairahan kerja selalu meningkat. Dengan
motivasi kerja yang tinggi maka diharapkan mereka akan selalu melakukan
______
101
DAFTAR PUSTAKA
Adita Nurkholiq, Oyon Saryono, dan Iwan Setiawan, 2019. Analisis Pengendalian
Kualitas (Quality Control) Dalam Meningkatkan Kualitas Produk ,
Volume 6 Nomor 2 Oktober 2019 JEIM 393 P-ISSN : 2355-6099e-ISSN
: 2620-6188, Alumni Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Galuh
Ariani, Dorothea Wahu, 2014. Pengendalian Kualitas Statistik (Pendekatan
Kuantitatif dalam Manajemen Kualitas), CV. Andi Offset, Yogyakarta.
Assauri, Sofjan, 2013. Manajemen Operasi Produksi: Pencapaian Sasaran
Organisasi Berkesinambungan, Rajawali Press, Jakarta.
Bakti, Afri Maialim, 2019. Peran Quality Control Dalam Meningkatkan Kualitas
Produk Perusahaan Lunch Box (Studi Kasus PT Majapura Bobotsari
Purbalingga Jawa Tengah), Skripsi, Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (Iain)
Purwokerto.
Besterfield, D. H. 2009. Quality Control (8thedition). New Jersey: Pearson
PrenticeHall.
Fakhri, Faiz Al, 2010. Analisis Pengendalian Kualitas Produksi Di PT. Masscom
Grahpy Dalam Upaya Mengendalikan Tingkat Kerusakan Produk
Menggunakan Alat Bantu Statistik, Skripsi, Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro Semarang.
Gaspersz, Vincent, 2011. Total Quality Management, PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Griffin, Jill, 2013. Customer Loyalty, Menumbuhkan dan mempertahankan
Kesetiaan Pelanggan, Erlangga, Jarakta.
Harahap, Sandra Aprilia, 2016. Analisis Pengendalian Kualitas Produk Keripik
Pisang Puri Jaya Pada Pd. Puri Jaya Di Bandar Lampung, Skripsi,
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Lampung, Bandar Lampung.
Heizer, Jay and Barry Render, 2006. Operations Management (Manajemen
Operasi), Salemba Empat, Jakarta.
Kotler, P., dan Armstrong G., 2011. Prinsip-prinsip Pemasaran, Terjemahan
A.Sindro, PT. Prenhallindo, Jakarta.
Kotler, Philip (2010) Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan Kontrol, Edisi Bahasa Indonesia, Simon & Schuster
(Asia) Pte.Ltd., Jakarta.
Krajewski, Lee J. and Larry P. Ritzman. 1987. Operations Management : Strategy
and Analysis. Terjemahan, Addison-Wesley P:ublishing Company. Inc.
Lupiyoadi, Rambat, 2011. Pemasaran Jasa, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
102
Malo, Manasse, dkk., 2015. Metode Penelitian Sosial, Penerbit Ghalia Indonesia,
Jakarta.
Martoyo, Sosilo, 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, BPFE-
Yogyakarta.
Meriza, Ayu Tiara, 2017. Analisis Pengendalian Kualitas Pada ‘Dunkin’ Donuts
Di Bandar Lampung, Skripsi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Lampung Bandar Lampung.
Montgomery, Douglas C., 2001. Introduction to Statistical Quality Control. 4th
Edition. John Wiley & Sons, Inc. New York.
Nasution, M. Nur (2001) Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management),
Ghalia Indonesia, Jakarta.
Nazir, Moh., 2013. Metode Penelitian, Edisi Revisi, Penerbit Ghalia Indonesia,
Jakarta.
Prawirosentono, Suyadi, 2010. Manajemen Mutu Terpadu: Total Quality
Management Abad 21 Studi Kasus Dan Analisis. PT Bumi Aksara.
Jakarta.
Render, B., Heizer, 2010. Manajemen Operasi, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Ronohadiwidjojo dan Reksohadiprodjo, 2012. Perencanaan dan Pengawasan
Produksi, BPFE-Yogyakarta.
Surakhmad, Winarno, 2015. Pengantar Penelitian Ilmiah, Penerbit Tarsito,
Bandung.
Swastha, Basu DH., dan Irawan, 2013. Manajemen Pemasaran Modern,
Liberty Yogyakarta.
Tjiptono, Fandy dan Anastasia, Diana, 2013. Total Quality Management, CV.
Andi Offset, Yogyakarta.
Tjiptono, Fandy, 2017. Strategi Bisnis Pemasaran, CV. Andi Offset,
Yogyakarta.
Wahyuni, Hana Catur, dkk, 2015. Pengendalian Kualitas, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Walker, Orville C., dkk., 2015. Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan
Strategis dengan Orientasi Global, Erlangga, Jakarta.
Yamit, Zalian, 2010. Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. Penerbit Ekonisia,
Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta.
________