Anda di halaman 1dari 10

PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA MANAJEMEN K3

Bahan Kuliah Fakultas Program Studi Tahun Akademik Kode Mata Kuliah Nama Mata Kuliah Pertemuan Dosen : : : : : : : Teknik Teknik Industri Ganjil 2012/2013 TIN211 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri 5 (On-Line) Taufiqur Rachman, ST., MT

UNIVERSITAS ESA UNGGUL Jl. Arjuna Utara No.9, Tol Tomang, Kebon Jeruk Jakarta Barat 11510, Telepon: 021 5674223

Materi #5 EMA302 Manajemen Operasional

6623 Taufiqur Rachman

Pengelolaan Sumber Daya Manusia Pada Manajemen K3


Istilah pengelolaan sumber daya manusia adalah kata lain untuk manajemen personalia, manajemen sumber daya manusia, atau manajemen tenaga kerja. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan pengelolaan sumber daya manusia, perhatikan pendapat pakar berikut ini. 1) Edwin B. Flippo (1984) memberi batasan manajemen personalia sebagai berikut: Manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja dengan sumberdaya manusia untuk mencapai sasaran perorangan, organisasi, dan masyarakat. 2) Syafaruddin Alwi (2001) mendefinisikan manajemen sumberdaya manusia sebagai: cara pengelolaan sumberdaya insani dalam organisasi dan lingkungan yang mempengaruhinya agar mampu memberikan konstribusi secara optimal bagi pencapaian tujuan organisasi. 3) Siswanto (2002) memberi batasan manajemen tenaga kerja tenaga sebagai berikut: Manajemen tenaga kerja dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu dalam fungsi pokok manajemen dalam hubungannya dengan pelaksanaan fungsi administratif dan fungsi operasional terhadap tenaga kerja dalam rangka mencapai daya guna dan hasil guna sebesar-besarnya. Berdasarkan ketiga definisi di atas, dapat dikemukakan batasan pengelolaan tenaga kerja sebagai berikut: pengelolaan tenaga kerja adalah upaya untuk meningkatkan konstribusi produktif tenaga kerja terhadap perusahaan yang dilakukan dengan berpegang pada prinsip dan melaksanakan fungsi administratif serta fungsi operasional. Dari definisi tersebut, teridentifikasi tujuan, prinsip dan fungsi utama pengelolaan tenaga kerja. Tujuan Pengelolaan Sumber Daya Manusia Telah diutarakan sebelumnya bahwa tujuan pengelolaan tenaga kerja adalah meningkatkan konstribusi atau sumbangan produktifnya terhadap perusahaan. Konstribusi yang dimaksud meliputi hal -hal sebagai berikut: 1. Meningkatkan komitmen, yaitu kesetiaan dan ketaatan terhadap perusahaan. Kesetiaan adalah tekad dan kesangggupan menaati, melaksanakan, dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Tekad dan kesanggupan ini ditunjukkan oleh sikap, perilaku sehari-hari dan perbuatan dalam melaksanakan tugas sebagaimana diharapkan perusahaan. Ketaatan menunjukkan kesanggupan individu untuk menaati peraturan, baik secara tertulis maupun tidak tertulis sesuai dengan serta kesanggupan untuk tidak melanggar. 2. Menghasilkan tenaga kerja yang berproduktivitas tinggi.

Universitas Esa Unggul Jakarta, 2012

2 / 10

Materi #5 EMA302 Manajemen Operasional

6623 Taufiqur Rachman

3. Meningkatkan kompetensi, yaitu motivasi, kepercayaan diri, pengetahuan, dan keterampilan tenaga kerja. 4. Mewujudkan iklim kerja yang kondusif. Iklim kerja adalah kondisi, situasi, dan keadaan lingkungan kerja di perusahaan. Iklim kerja bersama-sama dengan motivasi dan kompetensi adalah penentu kinerja individu tenaga kerja. Iklim kerja yang kondusif adalah faktor pendukung atau pendorong yang menyediakan peluang bagi setiap individu tenaga kerja untuk mewujudkan semua potensi yang dimilikinya secara optimal. Iklim kerja yang kondusif ditandai oleh terciptanya semangat dan gairah kerja yang tinggi dari tenaga kerja. Prinsip Pengelolaan Tenaga Kerja Agar pengelolaan tenaga kerja mencapai tujuannya, maka ada beberapa prinsip pengelolaan tenaga kerja yang harus dipegang. 1. Tenaga kerja dikelola bukan sebagai biaya tetapi sebagai aset atau kekayaan perusahaan yang utama. 2. Tenaga kerja dikelola sebagai individu yang memiliki integritas dan keinginan untuk berbakti pada perusahaan dan masyarakat lingkungannya . 3. Tenaga kerja dikelola dalam rangka peningkatan komitmennya pada pekerjaan dan pada perusahaannya. kompetensi dan

4. Tenaga kerja dikelola dengan orientasi pada pencapaian hasil yang dapat dipertanggungjawabkan. 5. Tenaga kerja dikelola dengan fokus peningkatan kerjasama sebagai suatu tim kerja untuk mencapai kepentingan bersama. 6. Tenaga kerja dikelola dalam rangka penciptaan dan/atau peningkatan jaringan kerja (networking). 7. Tenaga kerja dikelola dalam rangka memacu terciptanya inovatorinovator yang mampu memberikan nilai tambah bagi kemajuan perusahaan. Fungsi Administratif Pengelolaan Tenaga Kerja Fungsi administratif merupakan serangkaian kegiatan dalam pengelolaan tenaga kerja yang sejalan dengan sistem administrasi ketenagakerjaan yang berlaku di Indonesia. Fungsi ini meliputi beberapa hal, yaitu: (Siswanto, 2002) 1. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, 2. Penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan tenaga kerja, 3. Pendirian organisasi pekerja dan hubungan industrial, 4. Pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan, serta 5. Penyelenggaraan jaminan sosial tenaga kerja.

Universitas Esa Unggul Jakarta, 2012

3 / 10

Materi #5 EMA302 Manajemen Operasional

6623 Taufiqur Rachman

Sumber Daya Manusia dan Sistem Manajemen K3 Berdasarkan peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: PER.05/MEN/1996, yang dimaksud dengan sistem manajemen K3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses, dan sumber daya. Sistem manajemen K3 ini dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pecapaian pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna menciptakan tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Tujuan dan sasaran sistem manajemen K3 ini adalah menciptakan sistem keselamatan dan kesatuan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. Setiap perusahaan yang memperkerjakan lebih dari 100 orang tenaga kerja mempunyai potensi bahaya atau dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran, dan penyakit akibat kerja. Oleh karena itu, perusahaan wajib melaksanakan sistem manajemen K3 ini. Sistem manajemen K3 wajib dilaksanakan oleh pengusaha. Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait pengelolaan sumber daya manusia pada manajemen K3, antara lain: Struktur Organisasi Job Description (Wewenang dan Tanggung Jawab) Mekanisme Sistem Organisasi Reward and Punishment (Penghargaan dan Hukuman) Penjadwalan Penugasan Key Performance Index (Penilaian Kinerja) Elemen Dasar Kepemimpinan Sistem Manajemen K3 Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Kepemimpinan mempunyai kaitan yang erat dengan motivasi. Hal tersebut dapat dilihat dari keberhasilan seorang pemimpin dalam menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan, dan juga pimpinan itu dalam menciptakan motivasi dalam diri setiap orang bawahan, kolega, maupun atasan pimpinan itu sendiri. Dalam sistem manajemen K3, elemen dasar kepemimpinan yang harus tercermin dalam organisasi, antara lain: 1. Dikomunikasikan secara jelas, sederhana/simple, dan terdapat pembagian visi.
Universitas Esa Unggul Jakarta, 2012 4 / 10

Materi #5 EMA302 Manajemen Operasional

6623 Taufiqur Rachman

2. Rencana yang ringkas, jelas untuk mencapai visi. 3. Dapat dibayangkan dan secara aktif mendukung pencapaian program. 4. Keamanan (safety) dapat di pertanggung jawabkan pada semua level di organisasi. 5. Integrasi K3 ke dalam fungsi inti pengelolaan bisnis. 6. Komitmen pada K3 sebagai prioritas. 7. Fokus pada perbaikan berkelanjutan dari sistem manajemen K3 Struktur Organisasi dan Job Description Struktur organisasi adalah suatu bagian yang menunjukkan hubungan antara fungsi dan tugas dari tiap-tiap bagian dalam suatu organisasi. Struktur organisasi K3 dapat dikategorikan sebagai berikut: 1. Departemen berdiri sendiri dan berada langsung dibawah general manager. 2. Departemen berada dibawah pengewasan departemen produksi. 3. Departemen berada dibawah pengawasan departemen maintenance. 4. Berdiri secara independent, dan langsung berada dibawah pengawasan direktur. Secara umum struktur organisasi departemen K3 dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 1. Struktur Organisasi K3


5 / 10

Universitas Esa Unggul Jakarta, 2012

Materi #5 EMA302 Manajemen Operasional

6623 Taufiqur Rachman

Bagianbagian yang terlibat langsung dalam manajemen K3 antara lain: Manajer, merupakan tingkat tertinggi dari masing-masing divisi yang mengelola dan mengambil keputusan yang tepat untuk meningkatkan produktivitas divisinya, khususnya dalam hal penanganan keselamatan dan kesehatan kerja. Supervisor, sebagai mengarahkan, membagi, mengawasi dan memberi penilaian setiap pekerjaan yang dibebankan kepada tiap pelaksana. Teknisi/Pelaksana, merupakan pekerja level terakhir yang bertugas menjalankan kegiatan untuk menjalankan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Perusahaan Tersebut.

Untuk memenuhi persyaratan K3, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam dalam menyusun uraian jabatan (job description), antara lain: 1. Struktur organisasi. 2. Hasil identifikasi bahaya potensial, penilaian dan pengendalian resiko. 3. Sasaran K3. Manajemen puncak. Tingkat manajemen pada level organisasi. Operator. Pengelola rekanan. Bagian HRD. semua 4. Persyaratan peraturan perundang-undangan. 5. Uraian jabatan yang ada. 6. Catatan kualifikasi personel. Penaggung jawab peralatan. Karyawan dengan K3. yang terkait dan

Dalam sistem manajemen K3, terdapat standar umum jabatan, yaitu:

Karyawan yang ditunjuk sebagai perwakilan K3 dalam asosiasi-asosiasi perusahaan.

Untuk hubungan tugas dan tanggung jawab dalam organisasi terkait sistem manajemen K3, digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2. Hubungan Tugas dan Tanggung Jawab K3 Dalam Organisasi

Universitas Esa Unggul Jakarta, 2012

6 / 10

Materi #5 EMA302 Manajemen Operasional

6623 Taufiqur Rachman

Kompetensi Sumber Daya Manusia Kompetensi adalah kemampuan individu untuk melakukan pekerjaan dengan benar. Selain itu kompetensi adalah seperangkat perilaku yang memberikan panduan terstruktur untuk identifikasi, evaluasi dan pengembangan perilaku dalam individu karyawan. Beberapa pertimbangan dalam penyusunan kompetensi terkait sistem manajemen K3, antara lain: 1. Definisi dari tanggung jawab dan wewenang masing-masing personel. 2. Uraian kerja. 3. Penilaian kinerja personel. 4. Hasil identifikasi bahaya potensial,penilaian dan pengendalian resiko. 5. Prosedur dan instruksi kerja. 6. Kebijakan dan sasaran K3. 7. Program K3 Untuk memenuhi kompetensi yang telah ditetapkan, terdapat beberapa tindakan yang dapat dilakukan, antara lain: 1. On-the-job training (magang). 2. Classroom training (pelatihan). 3. Pembelajaran mandiri. 4. Pendidikan. 5. Konseling (bimbingan). 6. Seminar/menghadiri konferensi. 7. Sebagai observer (pengamat) dalam suatu pekerjaan. 8. Role models (berperan sebagai pelaku pekerjaan). Keterlibatan Sumber Daya Manusia Untuk menjamin terlaksananya sistem manajemen K3 dalam organisasi, salah satunya adalah melibatkan karyawan. Terkait dokumentasi sistem manajemen K3, keterlibatan karyawan dimungkinkan dalam proses konsultasi, meliputi: Pengembangan dan tinjauan kebijakan. Pengembangan dan tinjauan sasaran. Keputusan pada penerapan proses & prosedur pengelolaan resiko. Identifikasi bahaya. Tinjauan penilaian pekerjaannya. dan pengendalian resiko yang terkait dengan

Universitas Esa Unggul Jakarta, 2012

7 / 10

Materi #5 EMA302 Manajemen Operasional

6623 Taufiqur Rachman

Untuk konsultasi yang meliputi perubahan yang mempengaruhi tempat kerja K3, seperti: Peralatan baru/hasil modifikasi. Perubahan material. Perubahan teknologi. Perubahan prosedur/instruksi kerja.

Beberapa bukti keterlibatan karyawan dalam penyusunan prosedur sistem manajemen K3, antara lain: Konsultasi formal antara pihak manajemen dengan karyawan tentang K3. Keterlibatan karyawan dalam melakukan identifikasi bahaya potensial, penilaian, dan pengendalian resiko. Inisiatif untuk mendorong karyawan dalam meninjau, memberi saran dan umpan balik masalah K3. Adanya definisi yang jelas tentang tanggung jawab dan wewenang serta mekanisme komunikasi dengan manajemen dari perwakilan karyawan mencangkup keterlibatan dalam investigasi kecelakaan dan insiden, inspeksi lapangan dari K3. Adanya briefing/pertemuan kecil tentang K3. Papan pengumuman yang menyajikan data kinerja K3, dan informasi lainnya yang berkaitan dengan K3. Poster program K3. Bulettin tentang K3. Kecelakaan Akibat Faktor Sumber Daya Manusia Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan, salah satunya adalah faktor dari sumber daya manusia (pekerja/karyawan) itu sendiri. Beberapa faktor penyebab kecelakaan karena faktor manusia, antara lain: Penggunaan peralatan yang tidak berizin. Menggunakan peralatan tidak sesuai dengan ketentuannya. Menghapus/menghilangkan perlengkapan keselamatan. Membiarkan perlengkapan keselamatan yang tidak beroperasi. Menggunakan perlengkapan dan peralatan yang menyebabkan efek negatif. Tidak menjalankan aturan keselamatan kerja dan prosedur kerja. Penilaian Kinerja Untuk mengevaluasi efektifitas sistem manajemen K3, banyak sekali perhitungan yang dapat digunakan. Sumber daya manusia merupakan salah
Universitas Esa Unggul Jakarta, 2012 8 / 10

Materi #5 EMA302 Manajemen Operasional

6623 Taufiqur Rachman

satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja dari sebuah organisasi, khusunya terkait K3. Berikut ini akan disajikan cara perhitungan untuk mengetahui sejauh mana tingkat efektifitas sebuah organisasi yang dihubungkan dengan sumber daya manusia, antara lain: Perhitungan untuk megetahui berapa besar karyawan yang tidak masuk kerja (mangkir), yang dinyatakan dalam persentase.

Perhitungan untuk megetahui berapa besar karyawan yang keluar/meninggalkan perusahaan (seperti: berhenti/resign, mengundurkan diri, pensiun, pemecatan, dll), yang dinyatakan dalam persentase.

Referensi Rudi Suardi. 2005. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Edisi I. PPM. Jakarta http://mufari.files.wordpress.com, M g l la aga K ja

Universitas Esa Unggul Jakarta, 2012

9 / 10

Materi #5 EMA302 Manajemen Operasional

6623 Taufiqur Rachman

Tugas On-Line 1
Soal 1. Cari sebuah artikel (jika memungkinkan sebuah jurnal) tentang pengelolaan sumber daya manusia pada sebuag organisasi/perusahaan terkait sistem manajemen K3. (catatan: artikel tidak boleh sama antar peserta mata kuliah) 2. Buat ringkasan/resume dari artikel/jurnal anda tersebut dalam MS. Power Point, minimal berisi: a) Sumber artikel/jurnal anda tersebut (dimana anda memperolehnya) yang terdiri dari nama penulis/peneliti, judul asli, media artikel/jurnal tersebut di publish atau di terbitkan, tahun terbit/publish. b) Latar belakang dan tujuan dari tulisan/penelitian tersebut. c) Metode/tools yang digunakan. d) Hasil dari tulisan/penelitian tersebut. e) Manfaat dari hasil tulisan/penelitian tersebut. Cara Menjawab 1. Kirimkan kedua file anda (artikel/jurnal dan ringkasannya) pada link Tugas On-Line 1 di Hybrid Learning TIN211Kesehatan dan Keselamatan Kerja Industri pertemuan ke-5. 2. Batas waktu penyerahan tugas paling lambat Sabtu, 3 November 2012, Pukul 23.00 wib. 3. Jika ada pertanyaan, silahkan hubungi saya. ### Terima Kasih dan Selamat Mengerjakan ###

Universitas Esa Unggul Jakarta, 2012

10 / 10

Anda mungkin juga menyukai