Anda di halaman 1dari 14

M.

K Agroindustri

PROCUREMENT
(PENGADAAN BARANG DAN JASA)

Oleh :
Alma Christine Febriani

19031105015

Dosen Pengampuh :

Jolanda Ch. E. Lamaega, S.TP

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan penyertaan-
Nya, atas segala karunia dan nikmat-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini
dengan sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul “PROCUREMENT (PENGADAAN
BARANG DAN JASA” disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Agroindustri yang diampuh oleh Ibu Jolanda Ch. E. Lamaega, S.TP.

Makalah ini berisi penjelasan mengenai pengertian Procurement dan bagaimana


tahapannya. Dalam penyusunannya kami menggunakan referensi berupa jurnal-jurnal
penelitian dari internet. Oleh sebab itu kami mengucapkan banyak terima kasih atas segala
kontribusi berbagai pihak dalam membantu penyusunan makalah ini. Meski telah disusun
secara maksimal, namun kami sebagai manusia biasa menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca sekalian, terutama dosen yang bersangkutan.

Besar harapan kami makalah ini dapat menjadi sarana untuk membantu dalam
memahami apa itu procurement dan bagaimana detailnya.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga pembaca dapat mengambil manfaat dari
karya ini.

ii
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

A. Latar Belakang. ..................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah. ................................................................................................ 1
C. Tujuan. ................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3

A. Pengertian Procurement ........................................................................................ 3


B. Tujuan Procurement ............................................................................................. 4
C. Etika dalam Procurement..........................................................................................5
D. Prinsip dalam Procurement.......................................................................................5
E. Metode procurement ................................................................................................6
F. Proses dan Pelaksanaan Procurement.......................................................................8

BAB III PENUTUP .................................................................................................... 9

Kesimpulan................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengadaan barang/jasa atau kegiatan lelang yang biasa dikenal dengan sebutan
procurement yang dapat diartikan sebagai sebuah proses lelang dari barang dan/atau jasa
dalam biaya total yang ditentukan oleh pemilik, ketepatan kuantitas dan kualitas, ditempat dan
waktu yang pasti dan terencana serta sumber yang tepat untuk tujuan mendapatkan
keuntungan langsung dari sebuah korporasi atau individu dan biasanya melalui sebuah kontrak
(Wikipedia,2008).
Keputusan Presiden no. 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah beberapa kali mengalami penyempurnaan terakhir
dengan PP no. 95 tahun 2007 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku sejak tanggal 1 Juni 2011,
hal ini terdapat pada pasal 135 Peraturan Presiden no. 54 tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah. Peraturan Presiden no. 54 tahun 2010 Bab XIII tentang pengadaan
secara elektronik bertujuan untuk :
1. Meningkatkan tranparansi dan akuntabilitas
2. Meningkatkan akses pasar dan persaingan usaha yang sehat
3. Memperbaiki tingkat efesiensi proses pengadaan
4. Mendukung proses monitoring dan audit, dan
5. Memenuhi akses informasi yang real time.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan procurement?
2. Apa tujuan dari procurement?
3. Etika apa saja yang berlaku dalam procurement?
4. Prinsip-prinsip apa yang digunakan dalam procurement?
5. Metode apa saja yang digunakan dalam procurement?
6. Bagaimana proses procurement?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa dan bagaimana procurement itu.

2. Untuh mengetahui tujuan dari procurement.

3. Untuk mengetahui etika apa saja yang perlu diterapkan dalam procurement.

4. Untuk mengetahui prinsip apa saja yang digunakan dalam procurement.

5. Untuk mengetahui metode apa saja yang digunakan dalam procurement.


6. Untuk mengetahui proses procurement.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Procurement
Pengertian pengadaan (procurement) adalah proses aktivitas pemenuhan dan persediaan
barang/jasa dalam kontrak atau pembelian langsung guna mencukupi segala kebutuhan bisnis.
Proses pengadaan bisa berpengaruh pada semua proses arus barang. Pengadaan juga diartikan
sebagai segala aktivitas untuk memperoleh barang/jasa yang diperlukan dari penyuplai dengan
logis dan terstruktur mengikuti etika dan juga norma yang diterapkan dari proses tawar
menawar, pembelian, pengangkutan dan juga penyimpanan yang efisien dan efektif seperti apa
yang dibutuhkan.
Pengadaan barang atau jasa adalah cara memperoleh barang/jasa yang kemungkinan keluaran
terbaik, memiliki mutu dan nilai yang sesuai, waktu yang sesuai dan lokasi yang sesuai untuk
menciptakan laba bagi pribadi, perusahaan atau pemerintah secara langsung lewat kontrak.
Berikut Pengertian Pengadaan Menurut Para Ahli :

1) Bastian (2010) : Pengertian pengadaan (procurement) ialah akusisi barang, jasa dan
pekerjaan publik menggunakan cara dan waktu tertentu, yang menciptakan nilai paling
baik untuk masyarakat.
2) Turban (2010) : Definisi pengadaan (procurement) merupakan segala kegiatan yang
menyertakan proses perolehan barang dari penyuplay, hal ini mencakup pembelian dan
kegiatan logistik ke dalam seperti pengangkutan, barang masuk dan penyimpanan di
gudang sebelum barang tersebut dipakai.
3) Marbun (2010) : Pengadaan (procurement) yakni penyediaan barang dan jasa sebagai
upaya memperoleh barang dan jasa yang dikehendaki dikerjakan atas dasar pemikiran
yang rasional dan analitis, mematuhi norma juga etika yang telah disahkan, menurut
cara dan proses penyediaan yang sesuai standar.
4) Siahaya (2013) : Pengadaan (procurement) diartikan sebagai usaha memperoleh barang
dan jasa yang diperlukan berdasarkan pemikiran logis dan sistematis serta mamtuhi
norma dan etika yang diberlakukan yang tepat dengan cara menyediakan barang dan
jasa.
5) Novitaningrum (2014) : Pengertian pengadaan (procurement) yakni kegiatan untuk

3
6) mendapatkan barang atau jasa secara transparan, efektif dan efisien sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan penggunanya.
7) Gunawan (1996:135) : Pengertian pengadaan sarana dan prasarana merupakan semua
aktivitas untuk mempersiapkan segala kebutuhan barang benda dan jasa bagi kebutuhan
pengerjaan tugas.
8) Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 : Pengadaan barang atau jasa ialah aktivitas
untuk mendapatkan barang dan/atau jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja
Perangkat Daerah/Institusi yang prosesnya diawai dengan perencanaan kebutuhan
hingga diselesaikan semua aktivitas untuk mendapatkan barang/jasa.

B. Tujuan Procurement
Utamanya tujuan procurement bagi perusahaan adalah memastikan proses pengadaan barang,
berjalan tepat waktu, jumlah sesuai dengan pesanan dan juga memeriksa kualitas dari barang
itu sendiri.
 Memilih Vendor dengan Kriteria Tertentu : Procurement diharapkan mampu menilai
dan memilih calon penyedia barang dan jasa berdasarkan kriteria tertentu. Kegiatan ini
disebut proses kualifikasi supplier yang bertujuan mendapat penyedia barang dan jasa
yang memenuhi standar.
 Membuat Strategi untuk Mencapai Tujuan Perusahaan : Tujuan procurement bagi
perusahaan selanjutnya adalah Melakukan strategi tepat untuk mencapai goal
perusahaan dan juga sesuai dengan rencana bisnis perusahaan, konsep strategi inilah
yang harus dimiliki oleh procurement departemen.
 Mengawasi Proses Vendor : Melakukan pengawasan terhadap kualitas penyedia barang
dan jasa, seperti melakukan sistem scoring, sertifikasi dan pinalti. Hal tersebut
bertujuan sebagai pengembangan penyedia barang dan jasa.
 Mengawasi Pertumbuhan Bisnis Perusahaan : Procurement menjadikan penyedia
barang dan jasa sebagai bagian dari pertumbuhan bisnis perusahaan. Semakin tinggi
tingkat penerimaan perusahaan, berbanding lurus dengan kemampuan penyedia barang
dan jasa yang mendukungnya.
 Mempersiapkan Proses Kerja Sama : Dari penjelasan di atas, terlihat bahwa tujuan
procurement bagi perusahaan tidak hanya penyediaan barang dan jasa tetapi ada
aktivitas lain yang akan terus berjalan untuk menunjang operasional perusahaan.

4
C. Etika Dalam Procurement
Dalam procurement terdapat etika atau perilaku yang baik untuk dilakukan segala pihak yang
ikut serta dalam kegiatan penyediaan barang, perilaku baik dalam pengadaan barang/jasa yaitu
saling menghormati tugas dan fungsi setiap pihak yang bersangkutan, bersikap profesional dan
tidak mencela serta merugikan pihak lain.
Sedangkan menurut Kepres Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah, etika procurement diantaranya yaitu:
 Menjalankan tugas dengan tertib dan tanggung jawab untuk memperoleh target
kemudahan dan akurasi pencapaian tujuan procurement.
 Bekerja dengan profesional dan mandiri berasas kejujuran dan menjaga rahasia
dokumen procurement guna melakukan pencegahan terhadap penyimpangan dalam
proses procurement.
 Tak saling memberikan pengaruh secara langsung ataupun pengaruh secara tak
langsung guna menekan terjadinya kompetisi yang tak baik.
 Menampung dan bertanggung jawab dengan semua ketetapan sesuai dengan apa yang
telah disepakati.
 Mencegah perbedaan kepentingan terjadi antar pihak yang bersangkutan baik itu secara
langsung maupun tak langsung dalam proses procurement.
 Mencegah penghamburan uang negara terjadi dalam proses procurement.
 Mencegah terjadinya penyalahgunaan wewenang untuk tujuan pihak tertentu yang
membuat kerugian keuangan negara secara langsung maupun tak langsung.
 Tidak ada praktik gratifikasi ke siapapun yang diduga berhubungan dengan proses
procurement.

D. Prinsip Dalam Procurement


Ada sejumlah prinsip yang diterapkan dalam proses procurement, diantaranya yaitu:
→ Efisiensi
Ini maksudnya dengan sumber daya yang ada didapatkan barang/jasa dengan jumlah
yang sesuai, mutu yang dikehendaki dan dalam waktu ideal.
→ Efektif
Ini maksudnya dengan sumber daya yang ada didapatkan barang/jasa yang bernilai
manfaat lebih.
→ Kompetisi yang sehat
Kompetisi yang sehat dalam procurement terjadi antara calon penyedia berdasar pada

5
norma dan etika yang berlaku, tidak ada manipulasi dan praktek KKN.
→ Terbuka
Dengan memberi peluang pada semua pihak yang kompeten dalam proses
procurement.
→ Transparansi
Maksudnya memberi informasi yang jelas mengenai pelaksanaan procurement kepada
semua calon penyedia yang berniat dan juga masyarakat.
→ Tidak diskriminatif
Maksudnya semua calon penyedia diberikan perlakuan yang sama.
→ Akuntabilitas
Pemberian tanggung jawab dalam pelaksanaan procurement pada pikat yang berkaitan
dan juga masyarakat atas dasar etika, norma dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

E. Metode Procurement

Metode procurement sangat penting diperhatikan karena erat kaitannya dengan kegiatan
produksi dan operasional perusahaan. Efektivitas nilai perusahaan bisa ditentukan lewat
pengadaan barang atau jasa dalam perusahaan. Untuk itu, berbagai metode di bawah ini bisa
menjadi alternatif pilihan memperoleh barang atau jasa untuk produktivitas perusahaan.

1) Pengadaan Langsung

Terdapat berbagai metode pengadaan yang dapat diterapkan perusahaan sesuai dengan
kebutuhannya. Setiap perusahaan diharapkan memilih salah satu cara yang paling tepat
untuk melakukan pengadaan agar sesuai dengan kondisi perusahaan. Metode pertama
yang mudah dan sering dilakukan adalah pengadaan langsung atau direct procurement.

Pengadaan langsung ini merupakan pembelian bahan baku ataupun barang jadi yang
berakibat pada operasional serta keberlanjutan proses produksi. Biaya yang diperlukan
untuk pembelian dengan prinsip pengadaan langsung ini memang tergolong besar dan
harus rutin dilakukan. Pengontrolannya juga harus lebih ketat karena harus memastikan
semua hal.

6
Dalam pengadaan langsung ini, perusahaan juga harus memastikan ketersediaan barang
yang akan dibeli. Karenanya, kondisi supplier atau pemasok harus diperhatikan secara
berkala. Pemilihan pemasok juga harus dilakukan dengan tepat agar benar-benar
mendapatkan barang atau jasa yang terbaik.

2) Tender

Metode kedua dalam pengadaan barang atau jasa adalah dengan membuka tender. Cara
ini juga terbilang sering dilakukan oleh perusahaan. Kegiatan membuka tender ini
bertujuan untuk mengumpulkan vendor demi pengajuan penawaran barang atau jasa.
Dengan cara ini, vendor yang memenangka tender adalah yang menjadi mitra bisnis
dalam upaya pengadaan.

Saat ini, sudah tersedia juga sistem e-tendering yang lebih modern dibandingkan
dengan pembukaan tender pada umumnya. Secara alur, sistem e-tendering sama dengan
alur pada tender manual. Hanya saja, perbedaannya adalah sistem tidak langsung dalam
e-tendering karena menggunakan perantara internet untuk pendataan dan
operasionalnya.

Dalam sistem e-tendering, vendor harus mengirimkan barang atau jasa yang dimiliki
secara detail kepada perusahaan yang membuka tender, kemudian perusahaan yang
bersangkutan memilih vendor yang sesuai kriteria yang ditetapkan.

3) Request for Proposal

Metode procurement berikutnya adalah request for proposal. Cara ini juga dapat
diterapkan oleh sebuah perusahaan jika sesuai dengan kondisi perusahaan. Permintaan
proposal ini merupakan sebuah permintaan formal dalam pengajuan proposal. Pada
umumnya, pengajuan proposal ini berkaitan dengan pekerjaan jasa.

Proposal ini ditujukan kepada berbagai vendor yang sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan oleh perusahaan sebagai pihak yang mengajukan proposal. Dari sekian
banyak proposal yang disebar, apabila vendor tersebut tertarik untuk bekerja sama,
maka diminta untuk melakukan penawaran secara detail.

7
Setelah beberapa vendor yang tertarik bekerja sama tersebut melakukan penawaran,
pihak perusahaan menentukan pilihan kepada vendor terbaik. Setelah itu, dilakukanlah
penandatanganan kontrak kerja sama untuk pengadaan.

4) Request for Quotation

Cara berikutnya adalah request for quotation. Metode ini adalah yang termudah
dilakukan. Pengajuan ini tidak menggunakan proposal resmi. Perusahaan tinggal
memilih tiga vendor terbaik untuk menerima penawaran. Dengan demikian, tentu
vendor yang mempunyai penawaran murah dengan kualitas terbaik adalah pihak yang
terpilih.

5) Vendor Tunggal

Metode pengadaan yang terakhir adalah vendor tunggal. Tidak ada kompetisi untuk
memenangkan tender, namun cara ini hanya dapat dilakukan dalam kondisi dan situasi
tertentu. Berbagai kondisi tertentu yang dimaksud adalah keadaan darurat, jika hanya
satu vendor yang memenuhi persyaratan teknis, jika ada keuntungan dari segi harga,
dan jika perusahaan hanya mampu mendapatkan barang yang dibutuhkan dari vendor
tersebut. Karenanya, harus ada persetujuan dari pihak manajemen, mengingat perlunya
pentingnya pertimbangan.

F. Proses dan Pelaksanaan Procurement


Proses pengadaan barang dan jasa sederhana diawali dari konsumen memerlukan barang/jasa
lalu akan membuat permintaan material, kemudian harus memperoleh izin dari supervisor.
Setelah itu cek ketersediaan barang/jasa, jika barang atau jasa tersedia maka siapkan material,
apabila ketersediaan barang tak bisa terpenuhi maka buat permintaan pembelian atau purchase
requisition (PR).
Proses purchase requisition harus memperoleh izin sebelum menentukan penyuplai. Apabila
diizinkan, maka segmen pembelian akan menentukan penyuplai dengan quotation yang
diharapkan dan akan membuat pemesanan pembelian yang paling tepat antara penawaran yang
diberi para penyuplai.
Pemesanan pembelian tersebut akan dipakai saat menerima barang/jasa, apabila barang/jasa
tak sesuai maka bisa mengembalikannya pada penyuplai dan apabila sesuai maka akan

8
menerima faktur pembelian. Sebelum membayar, pemesanan pembelian, penerimaan barang
dan faktur pembelian dicocokan.
Ada sejumlah model pelelangandalam proses procurement, antara lain:
 Pelelangan umum, yaitu penentuan penyuplai dilakukakan secara terbuka dengan
pengumuman secara luas.
 Pelelangan terbatas, yaitu pelelangan yang dilakukan jika jumlah penyuplai yang dapat
melakukan dipercaya terbatas.
 Pemilihan Langsung, yaitu penentuan penyuplai denga membandingkan sebanyak
 mungkin penawar minimal 3 yang lulus prakualifikasi.
 Penunjukan Langsung , yaitu pelelangan yang dilakukan dalam kondisi tertentu atau
khusus pada 1 penyuplai.
 Swakelola, yaitu pengerjaan tugas yang sudah dirancang, digarap dan dikawal
menggunakan tukang dan alat sendiri atau upah borongan.

9
BAB III

KESIMPULAN

1. Pengertian pengadaan (procurement) adalah proses aktivitas pemenuhan dan


persediaan barang/jasa dalam kontrak atau pembelian langsung guna mencukupi segala
kebutuhan bisnis. Proses pengadaan bisa berpengaruh pada semua proses arus barang.
Pengadaan juga diartikan sebagai segala aktivitas untuk memperoleh barang/jasa yang
diperlukan dari penyuplai dengan logis dan terstruktur mengikuti etika dan juga norma
yang diterapkan dari proses tawar menawar, pembelian, pengangkutan dan juga
penyimpanan yang efisien dan efektif seperti apa yang dibutuhkan.
2. Utamanya tujuan procurement bagi perusahaan adalah memastikan proses pengadaan
barang, berjalan tepat waktu, jumlah sesuai dengan pesanan dan juga memeriksa
kualitas dari barang itu sendiri.
3. Dalam procurement terdapat etika atau perilaku yang baik untuk dilakukan segala pihak
yang ikut serta dalam kegiatan penyediaan barang, perilaku baik dalam pengadaan
barang/jasa yaitu saling menghormati tugas dan fungsi setiap pihak yang bersangkutan,
bersikap profesional dan tidak mencela serta merugikan pihak lain.
4. Ada sejumlah prinsip yang diterapkan dalam proses procurement, diantaranya yaitu,
efisiensi, efektif, kompetisi yang sehat, terbuka, transparansi, tidak diskriminatif, dan
akuntabilitas.
5. Metode procurement sangat penting diperhatikan karena erat kaitannya dengan
kegiatan produksi dan operasional perusahaan. Berikut metode yang digunakan dalam
procurement, yaitu pemilihan langsung, tender, request of proposal, request of
quotation, dan vendor tunggal.
6. Proses pengadaan barang dan jasa sederhana diawali dari konsumen memerlukan
barang/jasa lalu akan membuat permintaan material, kemudian harus memperoleh izin
dari supervisor. Setelah itu cek ketersediaan barang/jasa, jika barang atau jasa tersedia
maka siapkan material, apabila ketersediaan barang tak bisa terpenuhi maka buat
permintaan pembelian atau purchase requisition (PR).

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.pelajaran.co.id/2020/31/pengertian-procurement.html
http://e-journal.uajy.ac.id/336/2/1MTS01737.pdf
http://repository.unpas.ac.id/27540/4/BAB%201-2.pdf
https://idtesis.com/pembahasan-lengkap-teori-pengadaan-barang-dan-jasa-menurut-
para-ahli/
https://promise.co.id/procurement-adalah-e-procurement-adalah-pembahasan-
terlengkap-di-internet/
https://ofiskita.com/articles/detail/procurement-proses-utama-kelangsungan-bisnis
https://insight.mbiz.co.id/2019/03/04/metode-procurement/

11

Anda mungkin juga menyukai