Disusun Oleh :
Kelompok 9
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
kelompok ini denganbaik dan tanpa kendala apapun.
Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu sekaligus memberi dukungan dalam penyusunan makalah ini, terutama dosen
pengajarBapak Achmad Bajuri, SE., M.Si, A.kt dan teman-teman seperjuangan.
Penulis memohon maaf bila masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah
ini, baik secara materi maupun penyampaian dalam karya tulis ini. Penulis juga menerima
kritik serta saran dari pembaca agar dapat membuat makalah dengan lebih baik di kesempatan
berikutnya.
Penulis berharap makalah ini memberikan manfaat dan dampak besar sehingga dapat
menjadi inspirasi bagi pembaca.
Kelompok 9
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah.........................................................................................................................
Tujuan Penyusunan.......................................................................................................................
Manfaat Penyusunan.....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Audit forensik merupakan pemeriksaan dan evaluasi catatan keuangan perusahaan atau
personal guna mendapatkan bukti pada saat di pengadilan atau saat proses hukum berlangsung.
Dalam rangka melakukan audit forensik, dibutuhkan prosedur akuntansi untuk mengaudit dan
pengetahuan ahli tentang hukum audit itu sendiri. Dalam hal ini, audit forensik mencakup berbagai
kegiatan investigasi yang kerap dilakukan untuk menuntut suatu pihak atas penipuan, penggelapan,
atau kejahatan yang berkaitan dengan keuangan lainnya.
Pengadaan barang dan jasa merujuk pada proses perolehan barang atau jasa oleh suatu
entitas, seperti perusahaan, organisasi pemerintah, atau lembaga lainnya. Pengadaan ini melibatkan
proses pemesanan, pembelian, atau kontrak dengan pihak ketiga untuk memenuhi kebutuhan dan
tujuan yang spesifik.
Pengadaan barang mencakup semua jenis barang fisik yang dibutuhkan, mulai dari
peralatan, bahan baku, produk jadi, hingga perlengkapan kantor. Sementara itu, pengadaan jasa
mencakup berbagai jenis layanan yang diperlukan, seperti jasa konsultasi, jasa konstruksi, jasa
perawatan, atau jasa profesional lainnya.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Pengadaan Barang Dan Jasa?
2. Apa Tujuan Adanya Pengadaan Barang Dan jasa?
3. Apa Prinsip-Prinsip Pengadaan Barang Dan Jasa?
4. Apa Manfaat Adanya Pengadaan Barang Dan Jasa?
5. Apa Dasar Hukum Pengadaan Barang Dan Jasa?
6. Mengapa Terjadi Kecurangan Pengadaan Barang Dan Jasa?
7. Apa Saja Bentu-Bentuk Kecurangan Pengadaan Barang Dan Jasa?
8. Apa Hahapan Dan Proses Pendahuluan Pengadaan Barang Dan Jasa?
9. Apa Kasus Kecurangan Pengadaan Barang Dan Jasa?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui Definisi Pengadaan Barang Dan Jasa
2. Mengetahui Tujuan Adanya Pengadaan Barang Dan jasa
3. Mengetahui Prinsip-Prinsip Pengadaan Barang Dan Jasa
4. Mengetahui Manfaat Adanya Pengadaan Barang Dan Jasa
5. Mengetahui Dasar Hukum Pengadaan Barang Dan Jasa
6. Mengetahui Mengapa Terjadi Kecurangan Pengadaan Barang Dan Jasa
7. Mengetahui Apa saja Bentu-Bentuk Kecurangan Pengadaan Barang Dan Jasa
8. Mengetahui Tahapan Dan Proses Pendahuluan Pengadaan Barang Dan Jasa
9. Melihat Contoh Kasus Kecurangan Pengadaan Barang Dan Jasa
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi pengadaan barjas
Barang adalah produk fisik yang bisa dibeli oleh pelanggan dengan harga
tertentu. Sedangkan jasa adalah fasilitas atau manfaat yang diberikan ke konsumen.
Barang adalah produk yang memiliki wujud fisik (bisa dilihat dan disentuh). Sedangkan
jasa adalah layanan atau fasilitas yang tidak memiliki wujud fisik.
Pengadaan barang/jasa (procurement) adalah adalah proses suatu organisasi
memperoleh barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan internal dan/atau eksternal
organisasi.
Pengadaan barang dan jasa adalah suatu kegiatan untuk memperoleh barang atau
jasa yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh
kegiatan untuk memperoleh barang atau jasa. Pengadaan barang dan jasa sendiri dapat
dibagi menjadi dua, yakni pengadaan barang dan jasa pada sektor pemerintah serta
pengadaan barang dan jasa swasta atau perusahaan.
Serta juga dibahas dalam KBBI, bahwa Pengadaan barang dan jasa berarti
tawaran untuk mengajukan harga serta memborong pekerjaan atas penyediaan barang
dan/jasa.
Pengadaaan barang/jasa pada sektor pemerintahan memiliki proses yang lebih
rumit dibandingkan dengan pengadaan barang/jasa pada sektor lainnya, hal ini
dikarenakan pembiayaannya berkaitan dengan APBN atau APBD sehingga segala proses
yang terjadi harus dapat di pertanggungjawabkan dengan sejelas-jelasnya.
Sedangkan Pengadaan barang dan jasa pada sektor perusahaan atau swasta,
prosesnya lebih sederhana dan lebih mudah dibandingkan pada pengadaan barang/jasa
pemerintah. Pada pengadaan di sektor swasta, aturan-aturan pengadaan barang dan jasa
cenderung mengacu pada kebijakan instansi atau perusahaan masing-masing.
3. Meningkatkan peran serta usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah.
1) EFISIEN
Efisien maksudnya adalah pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan
menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan
dalam waktu sesingkat-singkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan istilah
lain, efisien artinya dengan menggunakan sumber daya yang optimal dapat diperoleh
barang/jasa dalam jumlah, kualitas, waktu sebagaimana yang direncanakan.
Istilah efisiensi dalam pelaksanaannya tidak selalu diwujudkan dengan
memperoleh harga barang/jasa yang termurah, karena di samping harga murah, perlu
dipertimbangkan ketersediaan suku cadang, panjang umur dari barang yang dibeli
serta besarnya biaya operasional dan biaya pemeliharaan yang harus disediakan di
kemudian hari.
2) EFEKTIF
Kegiatan pengadaan harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan. Efektif
artinya dengan sumber daya yang tersedia diperoleh barang/jasa yang mempunyai
nilai manfaat setinggi-tingginya. Manfaat setinggi-tingginya dalam uraian di atas
dapat berupa:
Kualitas terbaik;
Penyerahan tepat waktu;
Kuantiutas terpenuhi;
Mampu bersinergi dengan barang/jasa lainnya; dan
Terwujudnya dampak optimal terhadap keseluruhan pencapaian kebijakan atau
program.
3) TRANSPARAN
Peluang dan kesempatan untuk ikut serta dalam proses pengadaan barang/jasa
harus transparan;
Kriteria dan tata cara evaluasi, tata cara penentuan pemenang harus transparan
kepada seluruh calon peserta.
Siapapun dapat mengikuti proses lelang yang berlangsung sebagai calon penyedia
dengan memenuhi syarat yang telah ditentukan. Penentuan penyedia yang akan
dipilih ditentukan dengan persaingan lelang sehat antar penyedia.
Terbuka dan bersaing artinya pengadaan barang/jasa harus terbuka bagi penyedia
barang/jasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang
sehat di antara penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat/kriteria
tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan.
Persaingan sehat merupakan prinsip dasar yang paling pokok karena pada
dasarnya seluruh pengadaan barang dan jasa harus dilakukan berlandaskan
persaingan yang sehat. Beberapa persyaratan agar persaingan sehat dapat
diberlakukan:
PBJ harus transparan dan dapat diakses oleh seluruh calon peserta;
Memberikan perlakuan yang sama terhadap semua calon penyedia tanpa menuju
untuk memberikan keuntungan pada pihak tertentu. Adil/tidak diskriminatif
maksudnya adalah pemberian perlakuan yang sama terhadap semua calon yang
berminat sehingga terwujud adanya persaingan yang sehat dan tidak mengarah untuk
memberikan keuntungan kepada pihak tertentu dengan dan atau alasan apapun.
Hal-hal yang harus diperhatikan supaya pengadaan barang/jasa berlaku adil dan
tidak diskriminatif adalah:
Informasi yang diberikan harus akurat dan tidak boleh dimanfaatkan untuk
keperluan pribadi;
6) AKUNTABEL
Kegiatan pengadaan dapat ditelusuri dari segi keuangan dengan jelas dan dapat
dipertanggung jawabkan pada berbagai pihak. Akuntabel berarti harus mencapai
sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi kelancaran pelaksanaan tugas
umum pemerintahan dan pelayanan masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip serta
ketentuan yang berlaku dalam pengadaan barang dan jasa. Akuntabel merupakan
pertanggungjawaban pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa kepada para pihak yang
terkait dan masyarakat berdasarkan etika, norma dan ketentuan peraturan yang
berlaku.
Efisiensi dan Efektivitas Penggunaan Sumber Daya: Pengadaan barang dan jasa
yang terorganisir dengan baik memungkinkan penggunaan sumber daya yang efisien.
Dengan melibatkan proses yang terstruktur, pengadaan memungkinkan pemerintah atau
bisnis untuk memperoleh barang dan jasa yang diperlukan dengan biaya dan waktu yang
optimal.
Peningkatan Layanan Publik: Di sektor pemerintah, pengadaan barang dan jasa
dapat mendukung penyediaan layanan publik yang lebih baik. Misalnya, pengadaan yang
tepat dapat memastikan tersedianya obat-obatan, peralatan medis, infrastruktur, atau
layanan teknologi informasi yang diperlukan untuk mendukung pelayanan kesehatan,
pendidikan, transportasi, dan sektor lainnya.
Stimulasi Ekonomi dan Pembangunan: Melalui pengadaan barang dan jasa,
pemerintah dan bisnis dapat memberikan stimulus bagi ekonomi lokal dan nasional.
Proyek konstruksi, pembelian peralatan, dan jasa konsultasi adalah beberapa contoh
pengadaan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja.
Penciptaan Persaingan Sehat: Proses pengadaan yang terbuka dan adil
memungkinkan partisipasi pemasok yang berbeda, mendorong persaingan yang sehat. Hal
ini dapat memperbaiki kualitas barang dan jasa yang ditawarkan serta menawarkan harga
yang lebih baik. Persaingan yang sehat juga mendorong inovasi dan peningkatan kualitas
di pasar.
Transparansi dan Akuntabilitas: Pengadaan yang transparan dapat memastikan
akuntabilitas dan menghindari penyelewengan. Dengan melibatkan proses yang terbuka,
keputusan pengadaan dapat dipertanggungjawabkan secara publik, dan informasi tentang
proses tersebut dapat diakses oleh pemangku kepentingan yang relevan.
Perlindungan Hukum: Melalui pengadaan yang teratur dan sesuai dengan hukum,
entitas pemerintah dan bisnis dapat memperoleh perlindungan hukum dalam hal
pelaksanaan kontrak dan pemenuhan hak dan kewajiban.
Keberlanjutan dan Tanggung Jawab Sosial: Dalam pengadaan, ada semakin banyak
perhatian terhadap aspek keberlanjutan dan tanggung jawab sosial. Dengan memilih
pemasok yang memperhatikan praktik bisnis yang berkelanjutan, seperti ramah lingkungan
dan perlakuan yang adil terhadap pekerja, pengadaan dapat memberikan dampak positif
pada lingkungan dan masyarakat.
Pengadaan barang dan jasa memiliki peran penting dalam mendukung operasional
pemerintah dan bisnis yang efisien, serta memberikan manfaat bagi masyarakat luas.
Penting untuk menyadari bahwa dasar hukum pengadaan barang dan jasa dapat mengalami
perubahan seiring waktu. Oleh karena itu, selalu penting untuk merujuk pada peraturan dan
undang-undang yang berlaku di negara atau daerah tempat pengadaan barang dan jasa
dilakukan.
SS
2.6 Mengapa terjadi kecurangan pada barjas menggunakan teori flot
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya kecurangan (fraud) dalam
pengadaan barang/jasa pemerintah. Berikut ini adalah beberapa faktor yang umumnya
diidentifikasi:
Modus Kecurangan Pengadaan Barang Dan Jasa dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
A. Fraud Perencanaan
1. Initially
Melakukan Perencanaan Pengadaan tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dengan memasukkan dan menetapkan Jenis Pengadaan Barang, Jasa & Konstruksi
Tertentu, yang sebenarnya tidak dibutuhkan
3. Conspiracy / Persengkokolan
Beberapa Penyedia melakukan kerjasama dengan menciptakan persaingan usaha
tidak sehat dan/atau terjadi pengaturan bersama, antar peserta dengan tujuan untuk
memenangkan salah satu peserta
C. Fraud Pelaksanaan
5. No Ticket
Melakukan kecurangan dengan membuat addendum kontrak tanpa alasan yang
dibenarkan oleh ketentuan yang berlaku, untuk menghindarkan pengenaan denda
kepada penyedia.
Sanksi yang diberikan kepada seseorang yang melakukan kecurangan dalam pengadaan
barang atau jasa dapat bervariasi tergantung pada hukum dan peraturan yang berlaku di
negara atau yurisdiksi tertentu. Di banyak negara, pelanggaran dalam pengadaan barang
atau jasa diatur oleh undang-undang yang spesifik dan memiliki sanksi yang sesuai.
Berikut beberapa contoh sanksi umum yang dapat diberikan:
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia Procurement Watch. 2005. Tool Kit Anti Korupsi Bidang Pengadaan
Barang Dan Jasa Pemerintah. Jakarta
Marbun, Rocky. 2010. Tanya Jawab seputar Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah. Purwosusilo. Jakarta: Visimedia 2014.
Aspek Hukum Pengadaan Barang & Jasa. Jakarta: Kencana Ramli, Samsul. 2014.
Bacaan Wajib Mengatasi Aneka Masalah Teknis Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah.
Jakarta: Visimedia Pustaka Spian,
Abu. 2014. Dasar – Dasar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Bogor : In Media
Sutedi, Adrian. 2012. Pengadaan Barang & Jasa dan Berbagai Permasalahannya.
Jakarta: Sinar Grafika