Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN

PENELITIAN OPERASI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dan Kelulusan Mata Kuliah
Metode Deterministik

Dosen Pengampu:
Ir. Ujang Cahyadi, MT

Oleh:
Ashri Lutfianti 1603038
Dewi Mulyani 1603074

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI GARUT
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Kami Panjatkan ke Hadirat Allah SWT karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun Tugas ini .
shalawat serta salam semoga selalu tercurah dan terlimpahkan kepada jungjungan
kita , nabi Muhammad SAW kepada para keluarganya, sahabatnya,dan semoga
sampai kepada kita selaku umatnya ,Amin laporan ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah penelitian operasional .
Dalam penyusunan tugas besar kami banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas besar ini,
semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa,
Kami menyadari bahwa masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan laporan selanjutnya.

Garut, Januari 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1. Latar Belakang..........................................................................................1

1.2. Profil Konsultan........................................................................................2

1.3. Profil Objek Kajian...................................................................................3

1.4. Rumusan Masalah.....................................................................................4

1.5. Tujuan Masalah.........................................................................................4

1.6. Batasan Masalah........................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................5

2.1 Konsultan...................................................................................................5

2.2 Sentra Usaha Makanan..............................................................................5

2.3 Penelitian Operasi......................................................................................6

2.4 Linier Programming..................................................................................6

2.4.1 Pembentukan Model Matematik........................................................8

2.4.2 Asumsi Linear programming..........................................................10

2.4.3 Syarat Linear Programming............................................................11

2.4.4 Metode-Metode Linear Programming.............................................11

2.5 Software LINDO.....................................................................................13

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................15

3.1. Umum......................................................................................................15

3.2. Prosedur Pelaksanaan..............................................................................16

BAB IV PENGOLAHAN DATA........................................................................17

ii
4.1. Pengumpulan Data..................................................................................17

4.1.1 Metode Pengambilan Data...............................................................17

4.1.2 Pengambilan Data Penelitian...........................................................17

4.2. Penentuan Model Matematika.................................................................18

4.3. Pencarian Solusi......................................................................................19

4.4 Perhitungan dengan Software Lindo.......................................................20

BAB V ANALISIS................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22

iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab I menjelaskan mengenai latar belakang, profil konsultan, profil
objek kajian, rumusan masalah, tujuan masalah serta batasan masalah. Berikut
adalah penjelasan mengenai beberapa hal tersebut:
1.1. Latar Belakang
Istilah Riset Operasional (Operation Reseach) pertama kali digunakan pada
tahun 1940 oleh Mc Closky dan Trefthen di suatu kota kecil Bowdsey Inggris.
Riset Operasional adalah suatu metode pengambilan keputusan yang
dikembangkan dari studi operasional-operasional militer selama Perang Dunia II.
Pada masa awal perang 1939, pemimpin militer Inggris memanggil sekelompok
ahli-ahli sipil dari berbagai disiplin dan mengkoordinasi mereka ke dalam suatu
kelompok yang diserahi tugas mencari cara-cara yang efisien untuk menggunakan
alat yang baru ditemukan yang dinamakan radar dalam suatu sistem peringatan
dini menghadapi serangan udara. Kelompok ahli Inggris ini dan kelompok-
kelompok lain berikutnya melakukan penelitian (research) pada operasional-
operasional (operations) militer.
Setelah kesuksesan tim riset operasional ini, militer Inggris dan Amerika
Serikat melanjutkan mengaktifkan tim riset operasional. Sebagai hasilnya, tim
riset operasional semakin banyak yang disebut dengan “peneliti operasional
militer” yang mengaplikasikan pendekatan riset operasional pada permasalahan
pertahanan nasional. Beberapa teknik yang mereka kembangkan memasukkan
ilmu politik, matematik, ekonomi, teori probabilitas dan statistik.
Setelah perang, keberhasilan kelompok-kelompok penelitian operasional-
operasional dibidang militer menarik perhatian para industriawan dalam dunia
usaha yang berkembang semakin kompleks. Perkembangan dunia usaha ini sangat
terlihat dengan jelas setelah revolusi industri. Industri semakin kompleks, sumber
daya yang dimiliki digunakan untuk berbagai kegiatan atau aktivitas, organisasi
industri semakin besar, dan semua itu sering menggunakan sumber daya yang
terbatas. Keterbatasan sumber daya menyebabkan kepentingan masing-masing
aktivitas atau bagian saling bentrok.

1
Melihat kesuksesan tim riset operasional pada militer, industri secara
bertahap mengaplikasi penggunaan riset operasional. Sejak tahun 1951, riset
operasional diaplikasikan di dunia industry dan bisnis di Inggris dan juga di
Amerika Serikat. Sejak itu riset operasional memberikan dampak besar pada
organisasi manajemen. Baik jumlah maupun variasi aplikasinya bertumbuh sangat
cepat.
1.2. Profil Konsultan
CV. PPDK Consultant merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
dalam  jasa konsultansi  bidang konsultan manajemen, perencanaan umum dan
pengembangan sumber daya manusia. Perusahaan ini mulai didirikan sejak tahun
2018 yang merupakan perusahaan komanditer dengan skala usaha yang tidak
terlalu besar. Dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman, PPDK
Consultant telah beberapa kali melakukan metamorfosa menjadi perusahaan
konsultan yang mandiri dan professional serta didukung oleh sumber daya yang
memadai.
PT. PPDK Consultant mempunyai tenaga ahli yang profesional dengan
pengalaman kerja International expert yang cukup memadai, terutama yang sudah
bekerja dengan badan-badan nasional dan internasional. Dengan demikian
kemampuan perusahaan yang tinggi sangat dimungkinkan karena dedikasi yang
ditunjukkan oleh tenag-tenaga profesional dan tenaga-tenaga pendukung yang
dinamis, memiliki pengalaman kerja yang luas dan berpengalaman dalam
pengambilan keputusan. Untuk mencapai hasil yang berkualitas tinggi, PT PPDK
Consultant selalu berusaha menangani setiap pekerjaan dengan bersungguh-
sungguh dan menghasilkan keluaran yang baik dengan mengerahkan sumberdaya
yang tersedia. Kebijaksanaan ini merupakan prinsip dasar bagi seluruh personil
perusahaan kami dan menjadi pedoman para karyawan perusahaan dalam
bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan baik lokal maupun asing.
Sesuai dengan Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003 tentang ”Pedoman
Pengadaan Barang dan Jasa di Lingkungan Instansi Pemerintah” beserta
perubahan-perubahannya termasuk Keppres 54 Tahun 2010, maka tata cara
pelaksanaan dalam setiap pengadaan barang dan jasa di Instansi pemerintah, baik
pengadaan yang bersumber dari dana APBN maupun APBD, harus senantiasa

2
mengacu kepada ketentuan, persyaratan dan rambu-rambu yang telah digariskan
secara jelas dalam Keppres tersebut.
Dalam rangka mempersiapkan dan memenuhi persyaratan-persyaratan
dalam pengadaan barang dan jasa sebagimana tersebut di atas, PT. PPDK
Consultant sebagai salah satu perusahaan penyedia jasa konsultansi, telah
mempersiapkan segala kelengkapan perusahaan dan dokumen perijinan lainnya
beserta dan sarana dan prasarana penunjangnya.
Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak pengguna jasa yang hendak
memanfaatkan jasa-jasa PT. PPDK Consultant, kami telah menyajikan secara
komprehensif profil perusahaan sebagaimana disajikan dalam Company Profil PT.
PPDK Consultant.
Garut, 22 Mei 2018
PT. PPDK Consultant
Kim Jong UnDirektur

1.3. Profil Objek Kajian


Martabak Dua Poetri
Mencari Martabak bangka tidaklah sulit di Kota Garut ataupun daerah
lainnya. Yang sulit adalah mencari jenis martabak yang unik, aneh dan tetap
nikmat dan ringan di kantong tentunya. Martabak Dua Poetri ini terletak di Jalan
Raya Samarang dekat pasar Samarang Garut. Lalu apa sih uniknya Martabak dan
Bolu Dua Poetri ini dibandingkan dengan martabak atau bolu yang lain? Baik itu
martabak manisnya atau bolunya ?

3
Menurut pemilik usaha Martabak dan Kue Bolu yang baru baru berdiri
belum lama ini, dia memulai usaha ini dengan bekerja dengan orang lain yang asli
pengusaha martabak yang sudah lama melintang dalam usaha ini. Menurutnya
untuk membuat martabak dan bolu yang lezat kuncinya adalah di bahan baku
martabak ataupun bolu dan bumbu olahan.
Mengenai masalah kualitas produk dan layanan, itulah sebabnya pemilik
melengkapi usahanya dengan mesin pengolah dan perlatan yang jauh lebih
modern. Termasuk masalah packaging, ia mencoba berdiskusi dengan seorang
pelanggannya yang kemudian menjadi mitra usahanya untuk pengembangan
strategi pemasaran. Karena di samping harus selalu meningkatan kapasitas
produksi, dalam hal ini penyediaan bahan baku tepung yang berkualitas otomatis
pemilik harus menggunakan tepung terigu merk lokal yang terkenal akan
kualitasnya, kemudian mesin pengolah adonan yang mampu memenuhi
permintaan setiap cabang dengan kecepatan tinggi.
1.4. Rumusan Masalah
Dari penjelasan yang telah disampaikan di atas, kemudian dapat dirumuskan
permasalahan tersebut mengenai Berapa produksi yang harus dibuat dalam sehari
agar mendapat keuntungan maksimal.
1.5. Tujuan Masalah
Tujuan permasalahan dari peneliti ini yaitu untuk mengetahui dan
menganalisis jumlah produksi yang dibuat
1.6. Batasan Masalah
Berikut merupakan batasan masalah pada kasus yang telah diamati:
a. Proses penelitian yang akan diteliti berkisar pada proses perhitungan
dengan menggunakan metode simpleks pada software Lindo;
b. Pencarian solusi yang dirancang akan menghasilkan jumlah variable
dan fungsi tujuan maksimum.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab II menjelaskan tinjauan pustaka yang digunakan pada penelitian
operasional. Berikut adalah penjelasan mengenai teori-teori tersebut:
2.1 Konsultan
konsultan itu adalah sparring partner untuk pembuat keputusan (decision
maker) dalam menjalankan tugas-tugasnya. Sparring partner ini bisa berarti si
konsultan memberikan pertimbangan atas berbagai alternatif tindakan (seperti
pertimbangan risiko), atau memberikan suatu analisis yang mendalam atas suatu
fenomena untuk diberikan kepada si pembuat keputusan, dan bisa juga
menjabarkan suatu keputusan ke dalam bentuk yang lebih konkrit atau detail
sesuai dengan kebutuhan.
Jadi, seorang konsultan itu memberikan analisis atau kajian, opini atau
pendapat, serta penjabaran (detail) atas suatu fenomena yang menjadi fokus
perhatian seorang pembuat keputusan atau sebuah organisasi. Satu hal yang pasti,
konsultan tidak pernah membuat keputusan untuk klien, dia hanya memberikan
analisis, opini, dan penjabaran. Keputusan tetap di tangan si klien.
2.2 Sentra Usaha Makanan
Menurut Tegus S Pamudi, Pengertian Industri adalah sekelompok
perusahaan yang menghasilkan suatu produk yang bisa saling menggantikan satu
sama lainnya.
Pengertian Industri menurut I Made Sandi adalah suatu bentuk usaha guna
memproduksi barang jadi melalui proses produksi penggarapan di dalam jumlah
yang besar, sehingga barang produksi tersebut dapat diperoleh dengan harga yang
rendah namun dengan kualitas yang setinggi-tingginya.
Menurut UU No. 3 Tahun 2014, Pengertian Industri adalah seluruh bentuk
dari kegiatan ekonomi yang mengelolah bahan baku dan atau memanfaatkan
sumber daya industri, sehingga dapat menghasilkan barang yang memiliki nilai
tambah atau manfaat yang lebih tinggi, termasuk juga jasa industri.
Hinsa Sahaan mengatakan bahwa, Pengertian Industri adalah bagian dari suatu
proses yang mengelolah bahan mentah menjadi bahan baku atau bahan baku

5
menjadi barang jadi, sehingga menjadi suatu barang yang memiliki nilai bagi
masyarakat luas.
Dari definisi industri yang diungkapkan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa Pengertian Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengelolaan bahan
mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah
guna mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga
reparasi merupakan bagian dari industri. Hasil dari industri ini tidak hanya berupa
barang, akan tetapi juga dalam bentuk jasa.
2.3 Penelitian Operasi
Penelitian Operasional/Operational Research (OR) adalah penelitian yang
bertujuan memberikan solusi terhadap masalah-masalah operasional dalam
pelaksanaan program atau kegiatan yang hasilnya dipergunakan untuk membantu
pemecahan masalah tersebut dengan tetap menggunakan metode ilmiah. OR
didasarkan kepada permasalahan yang ditemukan di lapangan yang memang
memerlukan penelitian untuk memecahkannya.
Ada 2 jenis OR yaitu penelitian observasional (tidak ada manipulasi
variabel bebas) dan penelitian eksperimental (diikuti tindakan/intervensi variabel
bebas). Penelitian OR observasional bertujuan menentukan status atau tingkat
masalah, tindakan atau intervensi pemecahan masalah serta membuat hipotesis
peningkatan kinerja program sedangkan penelitian eksperimen melakukan
intervensi terhadap input dan proses guna meningkatkan kinerja program.
2.4 Linier Programming
Menurut Wikipedia (2009), Linear Programming merupakan suatu model
umum yang dapat digunakan dalam pengalokasian sumber-sumber yang terbatas
secara optimal. Masalah tersebut timbul apabila seseorang diharuskan untuk
memilih atau menentukan tingkat setiap kegiatan yang akan dilakukan, dimana
masing-masing kegiatan membutuhkan sumber yang sama sedangkan jumlahnya
terbatas.
Sedangkan Menurut Siringoringo (2005), linear programming merupakan
metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk
mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan
biaya. Linear programming banyak diterapkan dalam masalah ekonomi, industri,

6
militer, sosial dan lain-lain. Linear programming berkaitan dengan penjelasan
suatu kasus dalam dunia nyata sebagai suatu model matematik yang terdiri dari
sebuah fungsi tujuan linier dengan beberapa kendala linier.
Langkah pertama dalam model linear programming adalah formulasi
masalah, yang meliputi proses pengidentifikasi dan penentuan batasan serta fungsi
tujuan. Langkah kedua adalah memecahkan masalah yang dialami. Jika terdapat
hanya dua variabel keputusan, maka masalah tersebut dapat diselesaikan dengan
menggunakan metode grafik. Semua permasalahan linear programming juga dapat
dipecahkan dengan metode simpleks apabila terdapat tiga variabel keputusan atau
lebih. Metode tersebut menghasilkan informasi yang berharga seperti harga
bayangan atau harga berganda dan menyediakan analisis sensitivitas lengkap pada
input lain dari permasalahan yang dipakai (Heizer, 2005).

Karakteristik yang biasa digunakan dalam persoalan linear programming


adalah sebagai berikut (Siringoringo, 2005):
1. Sifat linearitas suatu kasus dapat ditentukan dengan menggunakan
beberapa cara. Secara statistik, kita dapat memeriksa kelinearan
menggunakan grafik (diagram pencar) ataupun menggunakan uji hipotesa.
Secara teknis, linearitas ditunjukkan oleh adanya sifat proporsionalitas,
additivitas, divisibilitas dan kepastian fungsi tujuan dan pembatas.
2. Sifat proporsional dipenuhi jika kontribusi setiap variabel pada fungsi
tujuan atau penggunaan sumber daya yang membatasi proporsional
terhadap level nilai variabel. Jika harga per unit produk misalnya adalah
sama berapapun jumlah yang dibeli, maka sifat proporsional dipenuhi.
Atau dengan kata lain, jika pembelian dalam jumlah besar mendapatkan
diskon, maka sifat proporsional tidak dipenuhi. Jika penggunaan sumber
daya per unitnya tergantung dari jumlah yang diproduksi, maka sifat
proporsionalitas tidak dipenuhi.
3. Sifat additivitas mengasumsikan bahwa tidak ada bentuk perkalian silang
diantara berbagai aktivitas, sehingga tidak akan ditemukan bentuk
perkalian silang pada model. Sifat additivitas berlaku baik bagi fungsi
tujuan maupun pembatas (kendala). Sifat additivitas dipenuhi jika fungsi

7
tujuan merupakan penambahan langsung kontribusi masing-masing
variabel keputusan. Untuk fungsi kendala, sifat additivitas dipenuhi jika
nilai kanan merupakan total penggunaaan masing-masing variabel
keputusan. Jika dua variabel keputusan misalnya merepresentasikan dua
produk substitusi, dimana peningkatan volume penjualan salah satu
produk akan mengurangi volume penjualan produk lainnya dalam pasar
yang sama, maka sifat additivitas tidak terpenuhi.
4. Sifat divisibilitas berarti unit aktivitas dapat dibagi ke dalam sembarang
level fraksional, sehingga nilai variabel keputusan non integer
dimungkinkan.
5. Sifat kepastian menunjukkan bahwa semua parameter model berupa
konstanta. Artinya koefisien fungsi tujuan maupun fungsi pembatas
merupakan suatu nilai pasti, bukan merupakan nilai dengan peluang
tertentu.
2.4.1 Pembentukan Model Matematik
Tahap berikutnya yang harus dilakukan setelah memahami permasalahan
optimasi adalah membuat model yang sesuai untuk analisis. Pendekatan
konvensional riset operasional untuk pemodelan adalah membangun model
matematik yang menggambarkan inti permasalahan. Kasus dari bentuk cerita
diterjemahkan ke model matematik. Model matematik merupakan representasi
kuantitatif tujuan dan sumber daya yang membatasi sebagai fungsi variabel
keputusan. Model matematika permasalahan optimal terdiri dari dua bagian.
Bagian pertama memodelkan tujuan optimasi. Model matematik tujuan selalu
menggunakan bentuk persamaan. Bentuk persamaan digunakan karena kita ingin
mendapatkan solusi optimum pada satu titik. Fungsi tujuan yang akan
dioptimalkan hanya satu. Bukan berarti bahwa permasalahan optimasi hanya
dihadapkan pada satu tujuan. Tujuan dari suatu usaha bisa lebih dari satu. Tetapi
pada bagian ini kita hanya akan tertarik dengan permasalahan optimal dengan satu
tujuan.
Bagian kedua merupakan model matematik yang merepresentasikan sumber
daya yang membatasi. Fungsi pembatas bisa berbentuk persamaan (=) atau
pertidaksamaan (≤ atau ≥). Fungsi pembatas disebut juga sebagai konstrain.

8
Konstanta (baik sebagai koefisien maupun nilai kanan) dalam fungsi pembatas
maupun pada tujuan dikatakan sebagai parameter model. Model matematika
mempunyai beberapa keuntungan dibandingakan pendeskripsian permasalahan
secara verbal. Salah satu keuntungan yang paling jelas adala model matematik
menggambarkan permasalahan secara lebih ringkas. Hal ini cenderung membuat
struktur keseluruhan permasalahan lebih mudah dipahami, dan membantu
mengungkapkan relasi sebab akibat penting. Model matematik juga memfasilitasi
yang berhubungan dengan permasalahan dan keseluruhannya dan
mempertimbangkan semua keterhubungannya secara simultan. Terakhir, model
matematik membentuk jembatan ke penggunaan teknik matematik dan komputer
kemampuan tinggi untuk menganalisis permasalahan.
Model matematik mempunyai kelemahan. Tidak semua karakteristik sistem
dapat dengan mudah dimodelkan menggunakan fungsi matematik. Meskipun
dapat dimodelkan dengan fungsi matematik, kadang-kadang penyelesaiannya sulit
diperoleh karena kompleksitas fungsi dan teknik yang dibutuhkan. Bentuk umum
linear programming adalah sebagai berikut:
Fungsi tujuan :
Maksimumkan atau minimumkan z = c1x1 + c2x2 + ... + cnxn
Sumber daya yang membatasi :
a11x1 + a12x2 + ... + a1nxn = /≤ / ≥ b1
a21x1 + a22x2 + … + a2nxn = /≤ / ≥ b2

am1x1 + am2x2 + … + amnxn = /≤ / ≥ bm
x1, x2, …, xn ≥ 0
Simbol x1, x2, ..., xn (xi) menunjukkan variabel keputusan. Jumlah variabel
keputusan (xi) oleh karenanya tergantung dari jumlah kegiatan atau aktivitas yang
dilakukan untuk mencapai tujuan. Simbol c1,c2,...,cn merupakan kontribusi
masing-masing variabel keputusan terhadap tujuan, disebut juga koefisien fungsi
tujuan pada model matematiknya.Simbol a11, ...,a1n,...,amn merupakan
penggunaan per unit variabel keputusan akan sumber daya yang membatasi, atau
disebut juga sebagai koefisien fungsi kendala pada model matematiknya. Simbol

9
b1,b2,...,bm menunjukkan jumlah masing-masing sumber daya yang ada. Jumlah
fungsi kendala akan tergantung dari banyaknya sumber daya yang terbatas.
Pertidaksamaan terakhir (x1, x2, …, xn ≥ 0) menunjukkan batasan non
negatif. Membuat model matematik dari suatu permasalahan bukan hanya
menuntut kemampuan matematik tapi juga menuntut seni permodelan.
Menggunakan seni akan membuat permodelan lebih mudah dan menarik.
Kasus linear programming sangat beragam. Dalam setiap kasus, hal yang
penting adalah memahami setiap kasus dan memahami konsep permodelannya.
Meskipun fungsi tujuan misalnya hanya mempunyai kemungkinan bentuk
maksimisasi atau minimisasi, keputusan untuk memilih salah satunya bukan
pekerjaan mudah. Tujuan pada suatu kasus bisa menjadi batasan pada kasus yang
lain. Harus hati-hati dalam menentukan tujuan, koefisien fungsi tujuan, batasan
dan koefisien pada fungsi pembatas.
Masalah keputusan yang biasa dihadapi para analis adalah alokasi optimum
sumber daya yang langka. Sumber daya dapat berupa modal, tenaga kerja, bahan
mentah, kapasitas mesin, waktu, ruangan atau teknologi (Heizer, 2005).
2.4.2 Asumsi Linear programming
Model linear programming mengandung asumsi-asumsi tertentu yang
harus dipenuhi agar definisinya sebagai suatu masalah linear programming
menjadi absah (Ayu, 1996). Membentuk suatu model linear programming perlu
diterapkan asumsi-asumsi sebagai berikut.
1. Liniearity
Fungsi obyektif dan kendala haruslah merupakan fungsi linier dan
variabel keputusan. Tingkat peubah atau kemiringan hubungan fungsional
adalah konstan.
2. Divisibility
Solusi tidak harus bilangan bulat atau bilangan pecahan dengan
demikian variabel keputusan merupakan variabel kontinu sebagai lawan dari
variabel diskrit atau bilangan bulat
3. Deterministik
Mencerminkan kondisi masa depan maupun sekarang dan keadaan
masa depan sangat sulit untuk diketahui.

10
4. Homogeneity
Memiliki arti yaitu sumber daya yang digunakan dalam proses harus
sama
5. Non negativity
Nilai variabel keputusan harus > 0.
6. Semua konstanta Cj Aj Bj diasumsikan memiliki nilai yang pasti.
2.4.3 Syarat Linear Programming
Menurut Ayu (1996), linear programming dilakukan dengan syarat yang
berlaku. Syarat tersebut ditentukan agar dalam penyelesaian persoalan dapat
ditempuh dengan linear programming, berikut syarat linear programming.
1. Tujuan harus jelas
2. Ada benda alternatif yang akan dibandingkan
3. Sumber daya terbatas
4. Bisa dirumuskan secara kuantitatif
5. Adanya keterkaitan peubah (kendala harus sama, bahan baku harus
sama atau keterkaitan)
2.4.4 Metode-Metode Linear Programming
Linear programming dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa
macam metode sesuai dengan tingkat persoalannya (Siringoringo, 2005). Metode-
metode tersebut sama-sama dapat memecahkan persoalan yang mengandung
beberapa permasalahan. Berikut ini metode yang dapat dilakukan dalam
memecahkan persoalan linear programming.
1. Metode aljabar yaitu mempunyai bentuk perhitungan formulasi
standard dengan mengkombinasi dua variabel yang nilainya dianggap
nol hingga diperoleh nilai z terbesar.
2. Metode grafik yaitu metode yang digunakan untuk memecahkan
persoalan yang mengandung dua permasalahan.
3. Metode simpleks dapat digunakan untuk memecahkan persoalan yang
mengandung tiga atau lebih permasalahan dan didasarkan pada proses
perhitungan ulang supaya mendapat hasil yang optimal.

11
4. Metode big-m biasanya dipakai untuk memecahkan persoalan yang
memiliki pembatas “=” atau “>”
Pengolahan data yang dibuat hanya menggunakan dua metode yaitu
menggunakan metode grafik dan simpleks. Berikut ini penjelasan untuk metode
grafik dan metode simpleks.
A. Metode Grafik
Metode grafik adalah suatu metode yang ada dalam linear programming
yang digunakan untuk memecahkan persoalan yang mengandung dua
permasalahan. Prosedur umumnya adalah untuk mengubah suatu deskriptif
kedalam bentuk masalah linear programming dengan menentukan variabel,
konstanta, fungsi objektif dan batasan kendala. Pada metode grafik
dilakukan beberapa tahapan, yaitu (Ayu, 1996):
1. Indetifikasi variabel keputusan.
2. Identifikasi fungsi objektif.
3. Identifikasi kendala-kendala.
4. Menggambarkan bentuk grafik dari semua kendala.
5. Indentifikasi daerah solusi yang layak pada grafik.
6. Menggambarkan bentuk grafik dari fungsi objektif dan menentukan
titik yang memberikan nilai objektif optimal pada daerah solusi yang
layak.
7. Mengartikan solusi yang diperoleh.

B. Metode Simpleks
Metode simpleks adalah salah satu metode yang ada dalam linear
programming yang digunakan untuk memecahkan persoalan yang
mengandung tiga permasalahan atau lebih dan didasarkan pada proses
perhitungan ulang supaya mendapat hasil yang optimal. Tahap paling awal
yang diperhatikan dalam metode simpleks ini adalah tiga tahap yang
dilakukan pada linear programming yaitu:
1. Masalah harus dapat diidentifikasi sebagai sesuatu yang dapat
diselesaikan dengan linear programming.
2. Masalah yang tidak terstruktur harua dapat dirumuskan dalam model
matematika, sehingga menjadi terstruktur.

12
3. Model harus diselesaikan dengan teknik matematika yang dibuat

Tahap selanjutnya merupakan tahap teknis yang secara umum ada dalam
linear programming (Ayu, 1996). Tahap tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Menentukan variabel keputusan, dimana maksud dari variabel
keputusan ini merupakan simbol matematika yang menggambarkan
tingkatan aktivitas perusahaan. Tahap ini sebenarnya untuk
mempermudah dalam menggunakan metode matematik, dengan
memutuskan memakai simbol matematik untuk hal yang ingin dihitung.
2. Membuat fungsi tujuan, yang dimaksudkan dari fungsi tujuan ini adalah
hubungan matematika linier yang menjelaskan tujuan perusahaan dalam
terminologi variabel keputusan. Setelah ditentukan variabel keputusan,
kemudian digunakan dalam membuat fungsi (persamaan matematika)
dari tujuan yang ingin dicapai perusahaan.
3. Membuat batasan (kendala) model, maksud dari fungsi batasan adalah
hubungan linier dari variabel keputusan yang menunjukkan
keterbatasan perusahaan dalam lingungan operasi perusahaan.
2.5 Software LINDO
Lindo (Linear Ineraktive Discrete Optimizer) adalah software yang dapat
digunakan untuk mencari penyelesaian dari masalah pemrograman linear. Dengan
menggunakan software ini memungkinkan perhitungan masalah pemrograman
linear dengan n variabel. Prinsip kerja utama Lindo adalah memasukkan data,
menyelesaikan, serta menaksirkan kebenaran dan kelayakan data berdasarkan
penyelesaiannya. Menurut Linus Scharge (1991), Perhitungan yang digunakan
pada Lindo pada dasarnya menggunakan metode simpleks. Sedangkan untuk
menyelesaikan masalah pemrograman linear integer nol-satu software Lindo
menggunakan Metode Branch and Bound (metode Cabang dan Batas) menurut
Mark Wiley (2010). Untuk menentukan nilai optimal dengan menggunakan Lindo
diperlukan beberapa tahapan yaitu:
1. Menentukan model matematika berdasarkan data real
2. Menentukan formulasi program untuk Lindo
3. Membaca hasil report yang dihasilkan oleh Lindo.

13
Perintah yang biasa digunakan untuk menjalankan program Lindo adalah:
1. MAX digunakan untuk memulai data dalam masalah maksimasi;
2. MIN digunakan untuk memulai data dalam masalah minimasi;
3. END digunakan untuk mengakhiri data;
4. GO digunakan untuk pemecahan dan penyelesaian masalah;
5. LOOK digunakan untuk mencetak bagian yang dipilih dari data yang ada;
6. GIN digunakan untuk variabel keputusan agar bernilai bulat;
7. INTE digunakan untuk menentukan solusi dari masalah biner;
8. INT sama dengan INTE;
9. SUB digunakan untuk membatasi nilai maksimumnya;
10. SLB digunakan untuk membatasi nilai minimumnya;
11. FREE digunakan agar solusinya berupa bilangan real.

14
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab III menjelaskan mengenai penelitian secara umum serta prosedur
pelaksanaan. Berikut adalah penjelasan mengenai beberapa hal tersebut:
3.1. Umum
Penelitian Operasional/Operational Research (OR) adalah penelitian yang
bertujuan memberikan solusi terhadap masalah-masalah operasional dalam
pelaksanaan program atau kegiatan yang hasilnya dipergunakan untuk membantu
pemecahan masalah tersebut dengan tetap menggunakan metode ilmiah. Dalam
operasional research kita akan belajar mengenai metode simpleks. Metode
simpleks dapat digunakan untuk memecahkan persoalan yang mengandung tiga
atau lebih permasalahan dan didasarkan pada proses perhitungan ulang supaya
mendapat hasil yang optimal. Dalam proses pengolahan data menggunakan
metode simpleks kita bisa menggunakan software Lindo untuk mempermudah
penelitian.
Lindo (Linear Ineraktive Discrete Optimizer) adalah software yang dapat
digunakan untuk mencari penyelesaian dari masalah pemrograman linear. Dengan
menggunakan software ini memungkinkan perhitungan masalah pemrograman
linear dengan n variabel. Prinsip kerja utama Lindo adalah memasukkan data,
menyelesaikan, serta menaksirkan kebenaran dan kelayakan data berdasarkan
penyelesaiannya. Menurut Linus Scharge (1991), Perhitungan yang digunakan
pada Lindo pada dasarnya menggunakan metode simpleks. Sedangkan untuk
menyelesaikan masalah pemrograman linear integer nol-satu software Lindo
menggunakan Metode Branch and Bound (metode Cabang dan Batas) menurut
Mark Wiley (2010).
Salah satu pengaplikasian operasion research adalah masalah yang dihadapi
oleh toko dua poetri, dimana mereka memiliki kendala dengan jumlah produk
yang harus diproduksi guna mendapatkan keuntungan yang maksimal dari bahan
produk yang tersedia. Sehingga mereka tidak mnegalami kerugian dalam
melakukan penjualan produk. Rumus yang digunakan dalam permasalahan ini

15
adalah rumus metode simplek dengan menggunakan software lindo seperti yang
telah dijelaskan diatas.
3.2. Prosedur Pelaksanaan
Pada prosedur pelaksanaan tugas ini, kelompok kami menggunakan teknik
pengambilan data survey. Teknik pengambilan data kali ini dengan metode survey
yaitu penelitian yang mengambil data menggunakan sesi interview sebagai cara
pengumpul data yang pokok. Survey ini kami lakukan dengan mengunjungi
langsung tempat produksi dan melakukan interview dengan pemilik perusahaan.
Secara diagram alir kegiatan penelitian operasional ini dapat dijelaskan
sebagai berikut :

START

OBSERVASI
LAPANGAN

PENGUMPULAN
DATA

PENGOLAHAN DATA
(METODE SIMPLEX
DAN LINDO)

ANALISIS DATA

FINISH

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

16
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
Pada bab IV menjelaskan mengenai pengumpulan data, penentuan model
matematika, pencarian solusi dan perhitungan menggunakan software LINDO.
Berikut penjelasan mengenai hal tersebut antara lain yaitu:
4.1. Pengumpulan Data
4.1.1 Metode Pengambilan Data
Metode pengambilan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara
langsung, menurut Sugiyono (2009:225) bahwa pengumpulan data dapat
dilakukan dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi, dan
gabungan/trianggulasi. Observasi adalah pengamatan yang dilakukan dengan
senganja dan sistematis terhadap aktivitas individua atau objek lain yang
diselidiki. Kusuma (1987:25) Menurut Nawawi dan Martini (1992:74),
“Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-
unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala pada objek penelitian”.
Menurut Sugiyono (2010:194), “Wawancara digunakan sebagai Teknik
pengumpulan data apabila peneliti akan melaksanakan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga peneliti ingin mengetahui
hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah reponden sedikit/kecil”.
4.1.2 Pengambilan Data Penelitian
Sebuah perusahaan roti rumahan dengan nama “Dua Poetri” akan membuat
dua jenis produk yaitu Roti Bolu dan Martabak. Setiap pembuatan Bolu
membutuhkan mentega 70 gr, tepung terigu 85gr dan gula pasir 25gr dan untuk
membuat Martabak membutuhkan mentega 80 gr tepung terigu 70gr dan gula
pasir 50gr. Total mentega yang tersedia adalah 10.000 gr, tepung terigu yang
tersedia adalah 10.000 gr serta kapasitas gula pasir yang tersedia 8.000 gr. Jika
Bolu akan dijual dengan harga Rp5.000 perbuah sementara Martabak Rp7.000.
Maka barapa banyak masing masing produk yang harus dibuat sehingga
keuntungan dapat mencapai maksimal dengan kapasitas bahan baku yang tersedia.

17
4.2. Penentuan Model Matematika
Pada penentuan model matematika ini, permasalahan yang didapat
kemudian di sederhanakan dengan membuat model terlebih dahulu sebelum dicari
solusi terhadap permasalahan dalam bentuk formulasi. Adapun berikut formulasi
permasalahan tersebut:
Variable keputusan :
X1 : Jumlah Bolu yang harus diproduksi
X2 : Jumlah Martabak yang harus di produksi
Fungsi Tujuan : Z = 5000X1 + 7000X2
Kendala ; 70X1+80X2 ≤ 10000
85X1+75X2 ≤ 10000
25X1+50X2 ≤ 8000
X1,X2 ≥0
Jika disederhanakan dalam bentuk tabel, maka permasalahn tersebut dapat
dilihat sebagai beikut:
Tabel 4.1 Pengumpulan Data
Bahan yang di butuhkan Bahan yang tersedia
Bahan
Bolu (gr) Martabak (gr) (gr)
Mentega 70 80 10000
Terigu 85 75 10000
Gula Pasir 25 50 8000
Keuntungan 5000 7000

Jika di formulasikan dalam metode Simplex maka:

Maks : Z= 5000XI+7000X2+0S1+0S2
Kendala : 70X1+80X2+0S1 ≤ 10000
85X1+75X2+0S2 ≤ 10000
25X1+50X2+0S3 ≤ 8000
X1, X2, X3,S1, 0S2, S3 ≥ 0
Pada Metode Simplex karena nilai maks Z harus nol maka:
Z-5000XI-7000X2-0S1-0S2 = 0

Jika di formulasikan dalam Lindo maka:


Max 5000XI+7000X2

18
Subject to
70X1+80X2<=10000
85X1+75X2<=10000
25X1+50X2 <=8000
X1>=0
X2>=0
X3>=0
End
4.3. Pencarian Solusi
Pencarian solusi merupakan perhitungan atau pencarian solusi permasalahan
dengan menggunakan Metode Simplex pada program Excel. Adapun berikut
penyelesaian permasalahn dengan menggunakan Metode Simplex:
Tabel Awal
Basis X1 X2 S1 S2 S3 NK Rasio
Z -5000 -7000 0 0 0 0  
S1 70 80 1 0 0 10000 125
133.333
S2 85 75 0 1 0 10000 3
S3 25 50 0 0 1 8000 160

Iterasi Nol
Basis X1 X2 S1 S2 S3 NK Rasio
Z -5000 -7000 0 0 0 0  
S1 70 80 1 0 0 10000 125
133.333
S2 85 75 0 1 0 10000 3
S3 25 50 0 0 1 8000 160

Iterasi 1
Basis X1 X2 S1 S2 S3 NK
Z 1125 0 87.5 0 0 875000
X1 0 1 0.0125 0 0 125
S2 19.375 0 -0.9375 1 0 625
S3 -18.75 0 -0.625 0 1 1750

Zmax = 5000X1+7000X2
= 5000 (0)+7000(125)
= 0+875000

19
= 875000
4.4 Perhitungan dengan Software Lindo
Perhitungan lindo merupakn perhitungan pembanding atau perhitungan
yang digunakan untuk membantu menyelesaikan permasalahn programma linear.

Setelah dilakukan perhitungan dalam produksi kue bolu dan martabak


dihasilkan bahwa jumlah produksi untuk menghasilkan keuntungan yang
maksimal adalah jumlah produksi bolu (X1) adalah 0 buah sedangkan jumlah
produksi martabak (X2) sebanyak 125 buah dengan keuntungan maksimal
875000.

20
BAB V
ANALISIS
Dari permasalahan yang timbul dalam menentukan banyaknya kue bolu
dan martabak yang harus diproduksi oleh Toko Dua Poetri, kami mencari solusi
dengan menggunakan rumus metode simpleks dimana data yang dimasukan
adalah data mengenai banyaknya bahan yang tersedia dan harga setiap produk
yang telah ditetapkan oleh pemilik toko tersebut.
Untuk menentukan nilai dari sebuah penelitian yang dilakukan dengan
menggunakan rumus metode simpleks kami menggunakan software lindo untuk
mendapatkan solusi dari permasalahan diatas. Adapun salusi dari permasalahan
toko dua poetri diatas yaitu jumlah produksi untuk menghasilkan keuntungan
yang maksimal adalah jumlah produksi bolu (X1) adalah 0 buah sedangkan
jumlah produksi martabak (X2) sebanyak 125 buah dengan keuntungan maksimal
875000. Atau dapat disimpulkan bahwa toko dua poetry ini hanya memproduksi
martabak saja, karena dengan itu keuntungan yang didapatkan akan lebih
maksimal.

21
DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/konsultan,diakses pukul 13.01WIB


Dimyati, D. &. (1997). 17.
http://www.yarsi.ac.id/tb-care/pedoman-penelitian-operasionaloperational-
research/

22

Anda mungkin juga menyukai