DRAFT PROPOSAL
YUNIKA WULANDARI
170304137
DRAFT PROPOSAL
YUNIKA WULANDARI
170304137
Puji syukur saya persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pengaruh Disiplin, Locus of Control dan Lingkungan Kerja Terhadap
Kinerja Pegawai Dinas Pangan Tanaman Pangan Dan Hortikultura Provinsi
Riau” penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen pada Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Riau.
Yunika Wulandari
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang........................................................................1
1.2 Perumusan Masalah................................................................8
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................8
1.4 Manfaat Penelitian..................................................................8
1.5 Sistematika Laporan...............................................................9
BAB IITINJAUAN PUSTAKA..........................................................................10
2.1 Tinjauan Pustaka......................................................................10
2.1.1 Kinerja..............................................................................10
2.1.2 Disiplin...................................................................................14
2.1.3 Locus of Control.....................................................................20
2.1.4 Lingkungan Kerja...................................................................22
2.2 Penelitian Terdahulu...............................................................26
2.3 Pengembangan Hipotesis........................................................27
2.3.1 Pengaruh Disiplin terhadap Kinerja.......................................27
3.3.2 Pengaruh Locus of Control terhadap Kinerja.........................28
2.3.3 Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kinerja.......................28
2.3.4 Pengaruh Disiplin, Locus of Control dan Lingkungan Kerja
terhadap Kinerja.....................................................................29
2.4 Kerangka Berpikir..................................................................30
BAB III METODE PENELITIAN31
3.1 Jenis Penelitian.......................................................................32
3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian..................................................32
3.3 Populasi dan Sampel...............................................................32
3.4 Definisi Operasional Variabel.................................................34
3.5 Jenis dan Sumber Data............................................................35
3.6 Teknik Pengumpulan Data......................................................35
3.7 Teknik Analisis Data..............................................................36
3.7.1 Uji Kualitas Data....................................................................36
3.7.2 Analisis Regresi Linier Berganda...........................................38
3.7.3 Pengujian Hipotesis................................................................39
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................41
LAMPIRAN..........................................................................................................46
i
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tabel Absensi Pegawai Dinas Pangan, Tanaman Pangan Dan
Hortikultura Provinsi Riau..........................................................3
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu....................................................................26
Tabel 3.1 Operasional Variabel...................................................................34
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran.................................................................30
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
fungsi dan tugasnya yang diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah.
30
25
20
15
10 Laporan Ketidakhadiran
Pegawai Negri Sipil Pada Dinas Pangan, Tanaman P
5
0
2
Laporan Kehadiran Pegawai Negri Sipil Pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Riau
Tahun 2017-2020
No Nama Bidang
sakit izin alfa cuti Sakit izin alfa cuti sakit izin alfa cuti sakit izin alfa cuti
1 Kepegawaian Umum 7 10 3 8 12 13 5 4 8 8 3 14 9 12 2 9
2 Perencanaan Program 12 10 5 10 10 11 3 8 7 6 5 13 3 7 7 8
5 Hortikultura 10 12 1 8 7 10 3 12 26 5 2 4 55 14 3 21
3
Dapat dilihat dari tabel grafik 1.1 tentang laporan kehadiran Dinas Pangan
Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Riau bahwa ada peningkatan
kehadiran pegawai dari tahun 2017-2020 dimana ketidakhadiran tanpa keterangan
pada 2018 meningkat, di tahun 2019 ketidakhadiran meningkat kembali dan di
akhir tahun 2020 ketidakhadiran pegawai menurun. Tentu saja ini salah satu
menjadi masalah yang dapat mempengaruhi kinerja para pegawai.
4
Organisasi akan menyadari pentingnya memelihara kinerja pegawai dan
selalu memerhatikan faktor-faktor yang dapat meningkatkan semangat kerja
pegawai. Untuk membantu pegawai mencapai kinerja yang efektif organisasi
dapat memperhatikan dalam hal disiplin. Menurut Sugiyono (2016) Kedisiplinan
adalah kesadaran dan kesedian seseorang mentaati semua peraturan dan norma-
norma yang berlaku. Menurut Lasmaya (2016) mengemukakan dua pendekatan
dalam disiplin, yakni Pendekatan Disiplin Positif dan Pendekatan Disiplin
Progresif. (1) Disiplin positif didasarkan pada filosofi bahwa pelanggaran
merupakan tindakan yang bisa dikoreksi secara konstruktif tanpa perlu hukuman,
seperti penemuan fakta dan bimbingan untuk mendorong kearah perilaku yang
diharapkan. (2) Disiplin Progresif. Pendekatan yang melembagakan sejumlah
langkah dalam mendisiplinkan pegawai. Langkah yang dimaksud dimulai dengan
peringatan verbal, dan peringatan tertulis.
6
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, keadaan lingkungan
kerja yang ada di Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikulra Provinsi Riau
ini belum mendukung pegawai bekerja dengan nyaman. Hal ini terlihat adannya
beberapa permasalahan yang terjadi yaitu kurangnya pencahayaan di beberapa
tempat, ruangan yang kurang luas di beberapa bidang, suhu udara di beberapa
bagian tidak sama dengan bagian lain dikarenakan kurangnya jumlah pengatur
suhu ruangan. Sehingga membuat pegawai kurang nyaman dalam bekerja dan jika
tidak dilakukan dengan baik maka akan menurunkan tingkat prestasi kerja
pegawai.
7
1.2 Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
dapat dirumuskan suatu masalah yaitu sebagai berikut:
1. Apakah disiplin berpengaruh terhadap kinerja pegawai Dinas Pangan
Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Riau ?
2. Apakah locus of control berpengaruh terhadap kinerja pegawai Dinas
Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Riau ?
3. Apakah lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai Dinas
Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Riau ?
4. Apakah disiplin, locus of control dan lingkungan kerja berpengaruh
terhadap kinerja pegawai Dinas Pangan Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provinsi Riau ?
8
Disiplin, Locus of Control dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja
Pegawai
2. Manfaat Praktis
Sebagai masukan dan pertimbangan yang membutuhkan infomasi,
sebagai dasar perbandingan untuk menganalisis Pengaruh Disiplin
Locus of Control dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai,
sehingga nantinya bisa menambah dan juga meningkatkan kinerja
pegawai.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1
berbeda beda dalam mengerjakan tugasnya. Pihak perusahaan dapat mengukur
karyawan atas kerjanya berdasarkan kinerja masing – masing pegawai.
1
adalah sebuah sistem yang formal digunakan dalam beberapa periode waktu
tertentu untuk menilai prestasi kerja seorang pegawai. Selain itu, penilaian kinerja
dapat berfungsi untuk mengidentifikasi, mengobservasi, mengukur, mendata,
serta melihat kekuatan dan kelemahan dari pegawai dalam melakukan pekerjaan.
Menurut Setiobudi (2017) agar penilaian kinerja dapat berjalan secara efektif
maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Relevance
Hal ini menunjukkan bahwa harus ada keterkaitan atau hubungan yang
jelas antar standar kinerja dengan tujuan organisasi, selain itu juga harus
ada hubungan yang jelas antara unsur-unsur pekerjaan kritis yang
diidentifikasi melalui analisis pekerjaan dan dimensi yang akan dinilai
pada formulir penilaian.
2. Sensitivity
Menunjukkan bahwa sistem penilaian kinerja mampu membedakan
pegawai yang efektif dan tidak.
3. Reliability
Untuk menghasilkan data yang dapat diandalkan, maka masing-masing
penilai harus memiliki kesempatan yang cukup untuk mengamati apa saja
yang telah dilakukan oleh seorang pekerja. Apabila tidak, maka seorang
peneliti akan bingung dalam memberikan nilai nilai, karena tidak biasa
dengan keadaan tersebut.
4. Acceptability
Dalam prakteknya, acceptability adalah bagian yang paling penting.
Program sumber daya manusia harus mendapatkan persetujuan dari orang-
orang yang menggunakannya. Apabila tidak, maka dapat terjadi
kecerdikan manusia akan digunakan untuk menggagalkan mereka.
5. Practicality
Ini berarti bahwa instrumen dalam penilaian kinerja harus mudah untuk
dipahami baik bagi atasan ataupun bagi pegawai.
1
Menurut Robbi (2020) unsur-unsur penilaian kineja adalah sebagai
berikut:
1. Prestasi
Penilaian hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dapat dihasilkan
pegawai.
2. Kedisiplinan
Penilaian disiplin dalam mematuhi peraturan-peraturan yang ada dan
melakukan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang diberikan kepadanya.
3. Kreatifitas
Penialaian kemampuan pegawai dalam mengembangakn kreatifitas untuk
menyelesaikan pekerjaannya sehingga dapat bekerja lebih berdaya guna
dan berhasil guna.
4. Bekerja sama.
Penialaian kesediaan pegawai berpartisipasi dan bekerja sama dengan
pegawai lain secara vertikal dan horizontal di dalam maupun di luar
sehingga hasil pekerjaannya lebih baik.
5. Kecakapan
Penialaian dalam menyatukan dan menyelaraskan bermacam-macam
elemen yang terlibat dalam menyusun kebijaksanaan dan dalam situasi
manajemen.
1
3. Ketepatan waktu
Ketepatan waktu merupakan tingkat aktivitas yang diselesaikan pada awal
waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output
serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.
4. Efektifitas
Efektivitas merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi
(tenaga, uang, teknologi, dan bahan baku) yang dimaksimalkan dengan
maksud menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya.
5. Kemandirian
Kemandirian merupakan tingkat seorang pegawai yang nantinya akan
dapat menjalankan fungsi kerjanya sesuai komitmen kerja. Kemandirian
juga merupakan suatu tingkat dimana pegawai mempunyai komitmen kerja
dengan organisasi dan tanggung jawab pegawai terhadap kantor.
6. Komitmen Kerja
Merupakan Suatu tingkat dimana pegawai mempunyai komitmen kerja
dengan instansi dan tanggung jawab pegawai terhadap kantor.
2.1.2 Disiplin
2.1.2.1 Definisi Disiplin
Kedisiplinan merupakan subfungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
(MSDM) yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan, karena tanpa disiplin
yang baik sulit terwujud tujuan yang maksimal (Aprizal dan Kurniaty, 2020).
Disiplin pegawai itu sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi, menjalankan
segala aturan yang ditetapkan dengan tingkah laku, sikap yang baik serta
menyikapi aturan tersebut dengan baik. Tujuan utama disiplin adalah untuk
meningkatkan efisiensi semaksimal mungkin dengan cara mencegah pemborosan
waktu dan energy. Disiplin mencoba mengatasi kesalahan dan keteledoran yang
disebabkan karena kurang perhatian, ketidakmampuan, dan keterlambatan.
1
petunjuk kerja masih saja ada yang dikerjakan sekehendak hati tanpa
memperhatikan aspek-aspek teknis dalam prosedur dan petunjuk kerja. Menurut
Hepiana Patmarina (2018) Disiplin kerja adalah suatu sikap, tingkah laku dan
perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari perusahaan baik yang tertulis
maupun yang tidak tertulis. Disiplin kerja sangat penting dalam usaha untuk
menjamin terpeliharanya tata tertib serta kelancaran pelaksanaan setiap tugas.
Tanpa adanya disiplin kerja yang tinggi sulit bagi organisasi untuk berhasil
mecapai tujuannya.
1
2.1.2.3 Macam Macam Disiplin
Kedisiplinan dapat diartikan bilamana pegawai selalu datang dan pulang
tepat waktunya, mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik, mematuhi semua
peraturan perusahaan. Menurut Ibrahim (2015) membagi 3 disiplin kerja yaitu :
1. Disiplin Preventif yaitu kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung
para pegawai agar mengikuti berbagai standar dan aturan sehingga
penyelewengan dapat dicegah.
2. Disiplin Korektif yaitu kegiatan yang diambil untuk menangani
pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif sering berupa
suatu bentuk hukuman dan disebut tindakan disiplin.
3. Disiplin Progresif yaitu kegiatan yang memberikan hukuman- hukuman
yang lebih berat terhadap pelanggaran-pelanggaran yang berulang. Tujuan
dari disiplin progresif ini agar karyawan untuk mengambil tindakan-
tindakankorektif sebelum mendapat hukuman yang lebih serius.
1
b. Harus dilaksanakan segera
Berlalunya waktu, orang memiliki tendensi meyakinkan mereka sendiri
bahwa dirinya tidak salah yang cenderung sebagian menghapuskan
efek disipliner yang terdahulu.
c. Memberi peringatan
Hal ini penting untuk memberikan peringatan sebelumnya bahwa
hukuman akan mengikuti perilaku yang tidak dapat diterima. Pada saat
seseorang bergerak semakin dekat dengan tungku panas, mereka
diperingatkan oleh panasnya tungku tersebut bahwa mereka akan
terbakar jika mereka menyentuhnya, oleh karena itu ada kesempatan
menghindari terbakar jika mereka memilih demikian.
d. Memberikan hukuman yang konsisten.
Tindakan disiplin harus konsisten ketika setiap orang melakukan
tindakan yang sama akan dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku.
Seperti pada tungku panas, setiap orang yang menyentuhnya dengan
tingkat tekanan yang sama, dan pada periode waktu yang sama akan
terbakar pada tingkat yang sama pula.
e. Membakar tanpa membeda-bedakan
Tindakan disipliner harusnya tidak membeda-bedakan. Tungku panas
akan membakar setiap orang yang menyentuhnya, tanpa memilih
milih.
2. Tindakan disiplin progresif
Tindakan disiplin progresif dimaksudkan untuk memastikan bahwa
terdapat hukuman minimal yang tepat terhadap setiap pelanggaran. Tujuan
tindakan ini adalah membentuk program disiplin yang berkembang, mulai
dari hukuman yang ringan hingga yang sangat keras. Disiplin progresif
dirancang untuk memotivasi pegawai agar mengoreksi kekeliruannya
secara sukarela. Penggunaan tindakan ini meliputi serangkaian pertanyaan
mengenai kerasnya pelanggaran. Pedoman yang dianjurkan untuk tindakan
disiplin bagi pelanggaran yang membutuhkan yaitu pertama suatu
peringatan lisan, kedua suatu peringatan tertulis dan ketiga terminasi.
1
a. Kelalaian dalam pelaksanaan tugas-tugas.
b. Ketidakhadiran kerja tanpa izin.
c. Inefisiensi dalam pelaksanaan pekerjaan
1
2. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan.
Pembinaan disiplin tidak akan dapat terlaksana dalam perusahaan, jika
tidak ada aturan yang tertulis yang pasti untuk dapat dijadikn pegangan
bersama. Disiplin tidak mungkin ditegakkan jika peraturan yang dibuat
hanya berdasarkan intruksi lisan yang dapat berubah-ubah sesuai dengan
kondisi dan situasi
3. Keberanian pimpinan dapat mengambil tindakan.
Keberanian pimpinan untuk mengambil tindakan sangat diperlukan ketika
ada seorang pegawai yang melanggat disiplin, uang sesuai dengan tingkat
pelanggaran yang dibuatnya. Tindakan tegas yang diambil oleh seseorang
pimpina akan membuat pegawai merasa terlindungi dan membuat pegawai
berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang telah dilakukan.
4. Ada tidaknya pengawasan pimpinan.
Orang yang paling tepat melaksanakan pengawasan terhadap disiplin ini
tentulah atasan langsung ke para pegawai yang bersangkutan. Hal ini
disebabkan para atasan langsung itulah yang paling tahu dan paling dekat
dengan para pegawaiyang ada dibawahnya. Seorang pimpinan
bertanggung jawab melaksanakan pengawasan melekat ini pada tingkat
manapun, sehingga tugas-tugas kepada bawahan tidak menyimpang dari
apa yang telah ditetapkan.
1
3. Ketaatan pada standar kerja
Hal ini dapat dilihat besarnya taggung jawab pegawai terhadap tugas yang
diamanahkan kepadanya.
4. Tingkat kewaspadaan tinggi
Pegawai yang memiliki kewaspadaan tingggi akan selalu berhati-hati,
penuh perhitungan dan ketelitian dalam bekerja, serta selalu menggunakan
sesuatu secara efektif dan efisien.
2
banyak khawatir akan faktor- faktor di luar dirinya yang akan menghambat
dirinya dalam bekerja maupun karirnya.
2
2.1.4 Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang menentukan kinerja
karyawan. Lingkungan kerja yang mendukung adalah yang memiliki kemampuan
dalam melibatkan pegawai dengan kinerjanya. Menurut Rahmawati et al (2014)
keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada disekitar pegawai yang sedang
melaksanakan pekerjaan yang dapat mempengaruhi pekerjaan itu sendiri. Menurut
Harmon (2017) menyatakan ada dua jenis Lingkungan kerja yaitu:
1. Lingkungan Kerja Fisik
Lingkungan fisik di tempat kerja sangat penting bagi kinerja, kepuasan,
hubungan sosial pegawai dan kesehatan pegawai. Lingkungan kerja fisik
adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja
yang dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun secara
tidak langsung.
2. Lingkungan Kerja Non Fisik
Lingkungan kerja non fisik adalah keadaan lingkungan kerja pegawai yang
berupa suasana kerja yang harmonis dimana terjadi hubungan atau
komunikasi antara bawahan dengan atasan atau hubungan vertikal serta
hubungan antar sesama pegawai atau hubungan horizontal.
2
e. Distribusi cahaya yang merata
f. Warna yang sesuai
b) Suhu Udara
Suhu adalah suatu variabel dimana terdapat perbedaan individual yang
besar. Suhu memainkan peran penting dalam lingkungan tempat kerja,
terutama bagaimana tubuh manusia mencoba untuk mempertahankan suhu
yang ideal. Temperatur atau suhu udara harus diperhatikan karena dapat
mempengaruhi suhu tubuh dari pegawai yang sedang bekerja.
c) Kelembaban.
Kelembaban adalah banyaknya jumlah air yang terkandung dalam udara
dan dinyatakan dalam bentuk persentase. Kelembaban memiliki hubungan
dan dipengaruhi oleh temperatur udara, dan secara bersama- sama antara
temperatur, kelembaban, kecepatan udara bergerak dan radiasi panas dari
udara tersebut akan mempengaruhi keadaan tubuh manusia pada saat
menerima atau melepaskan panas dari tubuhnya. Berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan No. 1077/Menkes/PER/V/2011, tingkatan kelembaban
yang dibutuhkan dalam suatu ruangan adalah sebesar 40%-60% Rh.
d) Sirkulasi Udara.
Sirkulasi udara merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan dalam
suatu organisasi karena sebagian besar waktu dihabiskan oleh pegawai di
dalam area kerjanya. Pertukaran udara sangat menentukan kesegaran fisik
pegawai. Di dalam ruangan kerja diperlukan suatu pertukaran udara yang
cukup, apabila didalam ruangan kerja tersebut tidak seimbang antara luas
ruangan kerja dengan pegawai yaitu ruangan kerja yang sempit tetapi
jumlah pegawai yang cukup banyak.
e) Tingkat Kebisingan
Kebisingan menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 adalah terjadinya bunyi yang tidak
dikehendaki sehingga menggangu atau membahayakan kesehatan. Tata
cara untuk menghilangkan kebisingan tesebut menurut Keputusan di atas
yaitu dengan cara meredam, menyekat, memindahkan, pemeliharaan,
2
penanaman pohon, membuat bukit buatan, dan lain-lain. Berdasarkan
peraturan tersebut tingkatan kebisingan dalam
b) Lingkungan kerja Non fisik
a) Hubungan pegawai dengan atasan.
Sikap atasan terhadap bawahan memberikan pengaruh bagi pegawai dalam
melaksanakan aktivitasnya sikap yang bersahabat, saling menghormati dan
menghargai perlu dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan. Sikap
bersahabat yang diciptakan atasan akan menjadikan pegawai lebih betah
untuk bekerja dan dapat menimbulkan semangat kerja bagi pegawai.
b) Hubungan Kerja dengan Sesama pegawai.
Hubungan kerja antar pegawai sangat diperlukan untuk melakukan
pekerjaan, terutama bagi pegawai yang bekerja secara kelompok. Apabila
terjadi konflik maka akan memperkeruh suasana kerja dan akan
menurunkan semangat kerja pegawai. Hubungan kerja yang baik antara
pegawai yang satu dengan pegawai yang lainnya maka akan meningkatkan
semangat kerja bagi pegawai, di mana mereka saling bekerjasama atau
saling membantu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
2
d) Penggunaan warna.
Penggunaan warna adalah pemilihan warna ruangan yang dipakai untuk
bekerja.
e) Ruang gerak yang di perlukan.
Ruang gerak adalah posisi kerja antara satu pegawai dengan pegawai
lainya, juga termasuk alat bantu kerja seperti: meja, kursi lemari, dan
sebagainya.
f) Kemampuan bekerja.
Kemampuan bekerja adalah suatu kondisi yang dapat membuat rasa aman
dan tenang dalam melakukan pekerjaan.
g) Hubungan pegawai dengan pegawai lainya harus harmonis karena untuk
mencapai tujuan instansi akan cepat jika adanya kebersamaan dalam
menjalankan tugas – tugas yang di kembangkannya.
2
2.2 Penelitian Terdahulu
7 Parmin Pengaruh Disiplin Kerja, Internal Locus of Maka Hasil Penelitian dapat disimpulkan variable disiplin berpengaruh signifikan terhadap kinerja
2014 Control Dan Motivasi terhadap Kinerja pegawai pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Kebumen, variable
Pegawai Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan internal locus of control tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai pada Dinas
Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Pendapatan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Kebumen, variable motivasi
Kebumen berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
Dan Aset Daerah Kabupaten Kebumen.
2
2.3 Pengembangan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Berdasarkan penelitian terdahulu yang ada maka hipotesis dirumuskan
dengan melihat hubungan antar variabel yang ada sebagai berikut :
2
H1 : Disiplin berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas
Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Riau.
2
apabila lingkungan kerja baik dan efektif maka kinerja pegawai juga tinggi.
Keadaan tersebut mendorong semangat bekerja pegawai sehingga pekerjaan dapat
selesai tepat waktu dan target yang ditetapkan oleh organisasi terpenuhi.
Lingkungan kerja tidak dapat dipisahkan dari kinerja pegawai. Apabila organisasi
mampu menyediakan hal tersebut tentunya para pegawai bersemangat dalam
bekerja, mempunyai gairah kerja dan tanggung jawab yang tinggi terhadap
penyelesaian tugas-tugasnya yang mempunyai kualitas handal dan terpercaya
sehingga apabila hal-hal tersebut terjadi maka kinerja pegawai tersebut dalam
bekerja bisa dikatakan tinggi. Kinerja pegawai akan tercipta apabila lingkungan
kerja perusahaan terjaga dengan baik.
2
dipengaruhi oleh karakteristik internal Locus of Controlnya dimana Locus of
Control internal adalah cara pandang bahwa segala hasil yang didapat baik atau
buruk adalah karena tindakan kapasitas dan faktor - faktor dalam diri mereka
sendiri. Oleh karena itulah maka dapat disimpulkan kinerja juga dipengaruhi oleh
tipe personalitas individu-individu dengan Locus of Control Iinternal lebih banyak
berorientasi pada tugas yang dihadapinya sehingga akan meningkatkan kinerja
mereka. Lingkungan kerja yang nyaman menyebabkan tingkat konsentrasi
pegawai dalam bekerja meningkat, dan kondisi tersebut menyebabkan tingkat
produktivitas kerja pegawai meningkat. Akmalia (2020) menyatakan bahwa
lingkungan kerja dalam sebuah perusahaan diharapkan memberikan dukungan
terhadap kinerja pegawai. Upaya untuk memastikan bahwa lingkungan kerja yang
mendukung maka model dari tempat kerja yang fleksibel lebih disarankan, artinya
tempat kerja yang disesuaikan dengan kondisi yang situasional berhubungan
dengan pegawai maupun karakteristik dari pekerjaan yang ditangani pegawai. Hal
ini didukung oleh penelitan lain dari Ferawati (2017) lingkungan kerja dan
disiplin mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja pegawai. Kemudian pada
penelitian Ruscahyono (2014) terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan
antara variabel independen yang terdiri dari: locus of control, lingkungan kerja
terhadap kinerja.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian sebelumnya maka dirumuskan hipotesis
sebagai berikut :
H3 : Disiplin, Locus of Control dan Lingkungan Kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provinsi Riau.
3
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Disiplin (X1)
3
BAB 3
METODE PENELITIAN
3
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Erdiansyah, 2016). Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan sampel jenuh atau sering disebut total sampling.
Menurut Sugiyono (2017) Sampel jenuh yaitu teknik penentuan sampel dengan
cara mengambil semua populasi untuk dijadikan sebagai sampel. Berdasarkan
jenis masalah yang diteliti sehingga sampel dalam penelitian ini adalah seluruh
pegawai Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Riau.
3
3.4 Definisi operasional variable
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Variabel Definisi Indikator Skala
Kinerja Kinjerja merupakan sistem yang digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah 1. Kualitas kerja Likert
seorang karyawan telah melaksanakan pekerjaannya secara keseluruhan, atau merupakan 2. Kuantitas kerja
perpaduan dari hasil kerja (apa yang harus diacapai seseorang) dan kompetensi 3. Pelaksanaan tugas jawab
(bagaimana seseorang mencapainya). Fungsi kinerja yaitu untuk melakukan yang (Julita, 2020)
berkaitan dengan derajat hubungan proses dalam individu antara tugas dengan keahlian,
kemampuan, pengetahuan dan pengalaman serta untuk melakukan yang berkaitan
dengan ketersediaan teknologi (M. Rafiz Hafiz , Sri Hastari, 2019)
Disiplin Disiplin kerja merupakan bagian/ variabel yang sangat penting dalam pengembangan 1. Kehadiran Likert
sumber daya manusia, karena itu disiplin diperlukan dalam suatu organisasi agar tidak 2. Ketaatan pada peraturan kerja
terjadi keteledoran, penyimpangan atau kelalaian dan akhirnya pemborosan dalam 3. Ketaatan pada standar kerja
melakukan pekerjaan. Fungsi disiplin yaitu untuk mengarahkan tingkah laku pada realita 4. Tingkat kewaspadaan tinggi
yang harmonis. Untuk menciptakan kondisi tersebut, terlebih dahulu harus di wujudkan (Hasibuan, 2018)
keselerasan antara hak dan kewajiban pegawai/pegawai.
(Ferawati, 2017)
Locus of Locus of control adalah sejauh mana seseorang percaya bahwa suatu hal yang terjadi 1. Internal Locus of control Likert
berada dalam kendali dirinya. Locus of control diartikan sebagai sejauh mana seorang a. Suka bekerja keras Memiliki inisiatif.
Control b. Selalu berusaha menemukan pemecahan masalah.
karyawan percaya bahwa kualitas kinerja yang dihasilkannya berada dalam kendali
c. Selalu mencoba untuk berpikir seefektif mungkin.
dirinya. Locus of control dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu: internal dan d. Selalu mempunyai persepsi bahwa usaha harus dilakukan jika
eksternal. Locus of control sangat diperlukan bagi pegawai karena locus of control ingin berhasil
merupakan keyakinan seseorang tentang sejauh mana seseorang merasakan ada atau 2. External Locus of
tidaknya hubungan antara usaha yang dilakukan dengan hasil yang diterima (baik positif control
maupun negative) a. Kurang memiliki inisiatif.
(Dan dan Kaban, 2014) b. Mempunyai harapan bahwa ada sedikit korelasi antarausaha dan
kesuksesan.
c. Kurang berusaha karena percaya faktor luar mengontrol.
d. Kurang mencari informasi dalam memecahkan
masalah (Susanto, 2020)
Lingkungan Lingkungan kerja merupakan suatu tempat yang terdapat sejumlah kelompok dimana di 1. Penerangan Likert
dalamnya terdapat beberapa fasilitas pendukung untuk mencapai tujuan perusahaan 2. Suhu udara
Kerja 3. Suara bising
sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Fungsi lingkungan kerja yaitu menumbuhkan
4. Penggunaan warna
semangat kerja yang tinggi bagi pegawai, sehingga diperoleh hasil yang lebih meningkat. 5. Ruang gerak yang di perlukan
Tumbuhnya semangat kerja maka dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik, artinya 6. Kemampuan bekerja
pekerjaan dikerjakan sesuai standar dan tepat waktu 7. Hubungan pegawai dengan pegawai
(Harmon, 2017) lainya (Katini, 2015)
3
3.5 Jenis dan Sumber Data
3.5.1 Data Primer
Di penelitian ini, pengumpulan data dilakukan menggunakan data primer
dengan kuesioner. Data primer menurut Sugiyono (2016) adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data yang akan terjawab
menggunakan kuesioner yang telah disebarkan. Data primer dalam penelitian ini
diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada responden, yaitu pegawai Dinas
Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Riau.
3
3.7 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data
dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis
data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,
mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data
tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang
telah diajukan
3
kesimpulan yang sama) dan jika koefisien Cronbach Alpha yang < 0,60
menunjukkan kurang handalnya instrumen (bila variabel-variabel tersebut
dilakukan penelitian ulang dengan waktu dan dimensi yang berbeda akan
menghasilkan kesimpulan yang berbeda). Selain itu, Cronbach Alpha yang
semakin mendekati menunjukkan semakin tinggi konsistensi internal
reliabilitasnya (Julita, 2020)
3. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Mardalena (2017) Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jikaa
berbeda disebut Heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung
situasi heteroskesdastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili
berbagai ukuran kecil, sedang dan besar. Jika probabilitas signifikan diatas tingkat
kepercayaan 5% (0,05) dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah pada
heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi yang disusun
menurut waktu atau tempat.Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
autokorelasi. Metode pengujian menggunakan uji Durbin-Waston (DW test)
(Harahap, 2021). Ukuran pengambilan keputusan dalam menentukan ada tidaknya
masalah autokorelasi dengan uji durbin waston (DW), dengan ketentuan sebagai
berikut:
a) Angka DW dibawah -2 berarti tidak ada autokorelasi positif.
b) Angka DW diantara -2 dan +2 berarti tidak ada autokorelasi.
c) Angka DW diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
3
variabel dependen adalah Kinerja. Adapun persamaan umum regresi linier
berganda adalah sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e
Dimana :
Y = Kinerja
a = Nilai Konstanta atau tetap
b1 = Koefisien Regresi Parsial
b2 = Koefisien Regresi Parsial X1
= Disiplin
X2 = Locus of Control
X3 = Lingkungan Kerja
e = Standar Error
3
Kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
1. Jika probabilitas < 0.05, maka Ha diterima dan Ho ditolak.
2. Jika probabilitas > 0.05, maka Ha ditolak dan Ho diterima.
4
DAFTAR PUSTAKA
Cleopatra, Lie, D., Efendi, & Wijaya, A. (2015). Pengaruh Disiplin Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pabrik Kerupuk Naga Mas
Pematangsiantar. Sultanist: Jurnal Manajemen Dan Keuangan.
Dan, F. H., & Kaban, D. F. (2014). Pengaruh Locus Of Control Terhadap Kinerja
Karyawan (Studi Pada Karyawan Di Pt X). Jurnal Manajemen Bisnis.
4
Muhammadiyah Sumatera Utara.
Gulo, F. (2019). Pegawai Pada Perusahaan Daerah Air Minum Skripsi Oleh :
Ferisman Gulo Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Medan
Area Medan Skripsi Gelar Sarajana Di Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Medan Area Oleh : Ferisman Gulo.
Hasibuan, Z. H. (2018). Pengaruh Disiplin Kerja, Stres Kerja Dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Tenaga Kerja Padang Lawas. Pekan Ilmiah
Dosen.
4
Katini, dan A. (2015). Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
Pada Pt Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Sbu Distribusi Wilayah I
Jakarta. Parameter.
Lie, T. F., & Dr. Ir. Hotlan Siagia, M. S. (2018). Pengaruh Kepuasan Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Motivasi Kerja Pada Cv. Union Event
Planner.
Nurul, I. (2017). Pengaruh Locus Of Control Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt.
Pln (Persero) Upt Wilayah Sulselrabar.
Parmin. (2014). Pengaruh Disiplin Kerja, Internal Locus Of Control Dan Motivasi
Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
Dan Aset Daerah Kabupaten Kebumen. Fokus Bisnis : Media Pengkajian
Manajemen Dan Akuntansi.
4
Prayogi, M. A., Lesmana, M. T., & Siregar, L. H. (2019). Pengaruh Kompetensi
Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai. Jurnal Manajemen Bisnis
Krisnadwipayana.
Rahmawati, N. P., Swasto, B., & Prasetyo, A. (2014). ( Studi Pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara ).
Setiobudi, E. (2017). Analisis Sistem Penilaian Kinerja Karyawan Studi Pada Pt.
Tridharma Kencana. Jabe (Journal Of Applied Business And Economic).
Sriathi (2017). Pengaruh Self Efficacy Dan Locus Of Control Terhadap Kinerja
Karyawan (Studi Pada Ramayana Mal Bali). E-Jurnal Manajemen
Universitas Udayana.
4
Susanto, H. (2020). Pengaruh Stres Kerja Dan Locus Of Control Terhadap Kinerja
Karyawan Cv. Naga Mas Mitra Sentosa.
Zahara, R. N., & Hidayat, H. (2017). Pengaruh Kepuasan Dan Disiplin Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Bank Di Kota Batam. Journal Of Applied
Managerial Accounting.
4
LAMPIRAN
No. Responden :
N
KUESIONER PENELITIAN
Kepada :
Dengan hormat,
Saya Yunika Wulandari mahasiswa Program Studi Manajemen Universitas
Muhammadiyah Riau dimana saat ini saya sedang melakukan penelitian guna
menyusun skripsi dengan judul “Pengaruh Disiplin, Locus of Control dan
Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pangan, Tanaman
Pangan Dan Hortikultura Provinsi Riau”. Untuk itu peneliti memohon
kesediaan Saudara/i untuk dapat mengisi dan menjawab kuesioner penelitian ini
dengan memberi tanda (√) pada kolom yang tersedia. Jawaban yang Saudara/i
berikan sangat besar manfaatnya bagi keberhasilan penelitian ini. Seluruh jawaban
hanya akan digunakan untuk penelitian ini dan peneliti menjamin semua
kerahasiaan dan data responden beserta jawabannya.
Atas bantuan dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya
Yunika Wulandari
NIM : 170304137
4
IDENTITAS RESPONDEN
Beri tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang paling sesuai
dengan pilihan Anda.
1. Nama Responden : ………………..
2. Jenis Kelamin : ( ) Pria ; ( ) Wanita
3. Usia Responden : ………………..
4. Alamat Sekarang : .................
5. Jenjang Pendidikan :
a. SMP
b. SMA
c. S1
d. S2
6. Jenis Pekerjaan :
a. PNS / TNI / POLRI
b. Pengusaha / pedagang
c. Karyawan swasta
d. Pelajar / Mahasiswa
e. Lainnya………….
7. Pendapatan per bulan :
a. < Rp. 1.000.000
b. Rp. 1.000.000 - <Rp. 2.000.000
c. Rp. 2.000.000 - < Rp. 4.000.000
d. ≥ Rp. 4.000.000
4
KUESIONER
Berikan tanda centang (√) pada pilihan jawaban yang anda anggap sesuai dengan
kondisi atau pendapat anda yang sebenarnya.
Keterangan jawaban:
4
1. Disiplin (X1)
4
2. Locus of Control (X2)
5
3. Lingkungan Kerja (X3)
5
4. Kinerja (Y)