NORMA K3
LINGKUNGAN KERJA
Armunanda, SH.
3
TUJUAN PEMBELAJARAN
Indikator Keberhasilan :
Peserta dapat :
• Menjelaskan dasar hukum dan pengertian istilah
lingkungan kerja
• Menjelaskan ruang lingkup objek pengawasan norma K3
lingkungan kerja
• Menjelaskan pengetahuan objek pengawasan norma K3
lingkungan kerja
• Memahami syarat-syarat penerapan dan tata cara
pemeriksaan norma K3 lingkungan kerja
4
MATERI POKOK
Dasar hukum dan pengertian istilah
lingkungan kerja
Ruang lingkup objek pengawasan
norma K3 lingkungan kerja
Pengetahuan objek pengawasan norma
K3 lingkungan kerja
Syarat-syarat penerapan dan tata cara
pemeriksaan norma K3 lingkungan kerja
5
DASAR HUKUM
6
Pasal 1
- K3 - IPB
- Higiene - Faktor Fisika
- Sanitasi - Faktor Kimia
- Lingkungan Kerja - Faktor Biologi
- NAB - Faktor Ergonomi
- PSD - Iklim Kerja
- KTD - ISBB
7
- Kebisingan
- Getaran
- Radiasi
- Pencahayaan
- Toilet
- Intensitas Cahaya
8
Pasal 2
• Pengusaha dan/atau Pengurus wajib
melaksanakan syarat- syarat K3 Lingkungan
Kerja.
9
Pasal 3
Syarat-syarat K3 Lingkungan Kerja :
• pengendalian Faktor Fisika dan Faktor Kimia agar berada di
bawah NAB
• pengendalian Faktor Biologi, Faktor Ergonomi, dan Faktor
Psikologi Kerja agar memenuhi standar
• penyediaan fasilita Kebersihan dan sarana Higiene di Tempat
Kerja yg bersih dan sehat
• penyediaan personil K3 yg memiliki kompetensi dan
kewenangan K3 di bidang Lingkungan Kerja.
10
OBJEK OBJEK PENGAWASAN
NORMA K3 LINGKUNGAN KERJA
Faktor-faktor bahaya
lingkungan kerja
Bekerja di Ruang
Terbatas
Bekerja pada
Ketinggian
11
HIERARKI
PENGENDALIAN
Eliminasi
Subtitusi
Engineering
Control
Administration
Control
APD (Alat
Pelindung Diri)
12
Faktor
fisik
Faktor
FAKTOR-
kimia
FAKTOR Faktor
BAHAYA
LINGKUNGAN biologi
KERJA
Faktor
ergonomi
Faktor
psikologi
13
FAKTOR FISIK
Kebisingan
Iklim Kerja
Getaran
Gelombang Mikro
Radiasi Sinar UV
Medan Magnet
14
KEBISINGAN
Didefinisikan sebagai :
Semua suara yang tidak dikehendaki yang
bersumber dari alat-alat proses produksi
dan/atau alat-alat kerja yang pada tingkat
tertentu dapat menimbulkan gangguan
pendengaran.
15
KEBISINGAN
NAB Kebisingan :
16
SOUND
LEVEL
METER
17
NORMA KEBISINGAN
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.5 tahun
2018 tentang K3 Lingkungan Kerja.
Pasal 10
NAB kebisingan sebesar 85 dB
Kebisingan yang melampaui NAB, waktu
pemajanannya sebagai berikut :
18
NILAI AMBANG BATAS
KEBISINGAN Waktu pemajanan per hari Intensitas kebisingan (dB)
8 jam 85
4 88
2 91
1 94
30 menit 97
15 100
7,5 103
3,75 106
1,88 109
0,94 112
28,12 detik 115
14,06 118
7,03 121
3,52 124
1,76 127
0,88 130
0,44 133
0,22 136
0,11 139
19
Formula Menghitung Waktu Pajan
20
EAR PLUG
EAR MUFF
21
Contoh Kasus
Kebisingan perusahaan A setelah dilakukan
pemeriksaan oleh PJK3/Balai Hyperkes adalah 94 dB
dari suara genset yang dekat dengan ruang produksi.
24
IKLIM KERJA
Adalah :
Hasil perpaduan antara suhu, kelembaban,
kecepatan gerakan udara dan panas radiasi
dengan tingkat pengeluaran panas dari tubuh
tenaga kerja sebagai akibat pekerjaannya,
yang dimaksudkan dalam peraturan ini adalah
iklim kerja panas.
25
HEAT
STRESS
METER
• Dry temperature
• Wet temperature
…. oC
• Globe
temperature
26
NORMA IKLIM KERJA
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.5 tahun
2018 tentang K3 Lingkungan Kerja.
Pasal 9
NAB iklim kerja menggunakan parameter
ISBB sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Peraturan Menteri ini.
27
NAB
IKLIM KERJA
ISBB (oC)
Pengaturan waktu kerja Beban Kerja
setiap jam
Ringan Sedang Berat
28
Catatan (Iklim Kerja)
29
GETARAN
Adalah :
Gerakan yang teratur dari benda atau media
dengan arah bolak-balik dari kedudukan
keseimbangannya.
30
NORMA GETARAN
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.5 tahun
2018 tentang K3 Lingkungan Kerja.
Pasal 11
NAB getaran alat kerja yang kontak langsung maupun tidak
langsung pada lengan dan tangan tenaga kerja ditetapkan
sebesar 4 meter per detik kuadrat (m/det2).
32
VIBRATION
METER
33
GELOMBANG MIKRO
34
NORMA
GELOMBANG MIKRO
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.5 tahun
2018 tentang K3 Lingkungan Kerja.
Pasal 12
NAB radiasi frekuensi radio dan gelombang mikro
ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Peraturan Menteri ini.
35
NAB
GELOMBANG MIKRO
Kekuatan Kekuatan
Power Waktu
Medan medan
Frekuensi Density pemaparan
listrik magnit
( mW/cm2 ) ( menit )
( V/m ) ( A/m )
30 kHz – 100 kHz 1842 163 6
100 kHz – 1 MHz 1842 16,3/f 6
1 MHz – 30 MHz 1842/f 16,3/f 6
30 MHz – 100 MHz 61,4 16,3/f 6
100 MHz – 300 MHz 10 61,4 0,163 6
300 MHz – 3 GHz f/30 6
3 GHz – 30 GHz 100 33.878,2/f1,079
30 GHz – 300 GHz 100 67,62/f 0,476
36
Alat ukur : Radiometer
38
NORMA RADIASI
SINAR UV
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.5 tahun
2018 tentang K3 Lingkungan Kerja.
Pasal 13
NAB radiasi sinar ultra ungu ditetapkan sebesar 0,0001 milliWatt
per sentimeter persegi (mW/cm2).
41
MEDAN MAGNET
42
NORMA MEDAN MAGNET
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.5 tahun
2018 tentang K3 Lingkungan Kerja.
Pasal 14
NAB medan magnit statis untuk seluruh tubuh ditetapkan
sebesar 2 Tesla.
NAB medan magnit statis untuk bagian anggota tubuh (kaki dan
tangan) ditetapkan sebesar 600 milli tesla (mT). NAB medan
magnit untuk masing-masing anggota badan tercantum dalam
Lampiran I nomor 6 Peraturan Menteri ini.
43
NAB
MEDAN MAGNET
44
NAB
MEDAN MAGNET
Rentang
No. Bagian Tubuh NAB (TWA)
Frekuensi
1 Seluruh tubuh 60/f mT 1 – 300 Hz
Lengan dan
2 300/f mT 1 – 300 Hz
paha
Tangan dan
3 600/f mT 1 – 300 Hz
kaki
Anggota tubuh
4 dan seluruh 0,2 mT 300Hz – 30KHz
tubuh
Keterangan: f adalah frekuensi dalam Hz
45
6. Radiasi ultra ungu
Pasal 15
47
NORMA PENCAHAYAAN
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.5 tahun
2018 tentang K3 Lingkungan Kerja.
Pasal 16-19
PENCAHAYAAN ALAMI
PENCAHAYAAN BUATAN
48
FAKTOR KIMIA
• Faktor fisik bahan kimia dikelompokkan :
– Padat, seperti debu, serat atau partikel yang dapat berasal
dari debu rokok, debu logam, debu mineral, serat kapas
dan kain.
– Cair misalnya cairan semprotan pembasmi serangga,
solvent dan lain-lain
– Gas dan Uap, seperti O2, N2, CO2, SO2,NH3, NO2, H2S yang
berbentuk gas, sedangkan dalam bentuk uap misalnya
pelarut cat atau tinner yang mengandung benzene,
toluene, xylene dan derifat-derifatnya, uap pelarut atau
pembersih gemuk, uap pencuci dipercetakan/printing, uap
pelarut, perekat dan sebagainya
49
Prosedur pengawasan objek faktor kimia di lingkungan kerja :
50
FAKTOR BIOLOGI
• Merupakan faktor lingkungan kerja yang berkaitan dengan makhluk hidup seperti :
e. Binatang berbisa
f. Binatang buas
51
FAKTOR ERGONOMI
• Ergonomi adalah keserasian dan kesesuaian alat kerja,
tempat kerja, posisi kerja dengan bentuk bagian tubuh
manusia
• Dampak yang dihasilkan adalah kelelahan, penyakit
akibat kerja yang berkaitan dengan otot dan tulang
• Dalam bekerja diharapkan didapatkan hasil sebesar-
besarnya dengan usaha yang sekecil-kecilnya
52
FAKTOR PSIKOLOGI
• Terkait dengan Pasal 86 ayat 1 huruf (b) UU No.13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan , menyebutkan bahwa setiap
pekerja mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan
atas moral dan kesusilaan.
• Terkait dengan Pasal 8 UU no.1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja, salah satu poinnya menyebutkan adanya
pemeriksaan kondisi mental pekerja
53
FAKTOR PSIKOLOGI
• ketidakjelasan / ketaksaan peran;
• konflik peran
• beban kerja berlebih secara kualitatif;
• beban kerja berlebih secara kuantitatif;
• pengembangan karir;
• tanggung jawab terhadap orang lain
54
HIGIENE DAN SANITASI
• Halaman
• Gedung
• Bangunan bawah tanah
55
FASILITAS KEBERSIHAN
• Toilet dan kelengkapannya
• Loker dan ruang ganti pakaian
• Tempat sampah
• Peralatan kebersihan
56
KEBUTUHAN UDARA
• KUDR
• Ventilasi
• Ruang Udara
57
PERSONIL K3
• Ahli K3 Muda Lingkungan Kerja
• Ahli K3 Madya Lingkungan Kerja
• Ahli K3 Utama Lingkungan Kerja
58
BEKERJA PADA KETINGGIAN
• Berdasarkan Permenaker No. KEP. 9 Tahun 2016 tentang K3
dalam pekerjaan Ketinggian
• Tenaga kerja :
59
BEKERJA DI RUANG TERBATAS
• Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan
Pengawasan Ketenagakerjaan No. KEP. 113/DJPPK/IX/2006
tentang Pedoman K3 Bekerja pada Ruang Terbatas.
• Pengurus wajib melakukan identifikasi dan evaluasi terhadap
tempat kerja untuk menentukan apakah terdapat ruang
terbatas dengan ijin khusus.
60
BEKERJA DI RUANG TERBATAS
Peryaratan yang wajib dilakukan untuk memasuki ruang
terbatas dengan ijin khusus :
• Jika penutup akses/pintu masuk dibuka, pada jalur tersebut
harus dipasang selusur, penutup sementara atau penghalang
sementara lainnya untuk menghindari masuknya benda asing
ke dalam ruangan.
• Sebelum pekerja memasuki ruangan, udara di dalam ruangan
harus diuji terlebih dahulu, berturut- turut untuk kadar
oksigen, gas dan uap yang mudah terbakar dan kontaminan
udara yang berpotensi berbahaya.
• Tidak boleh ada udara berbahaya dalam ruangan tersebut jika
terdapat pekerja di dalamnya
61
1. Identifikasi Ruang Terbatas – Perlu ijin
dan yang tidak memerlukan ijin
Ruang yang memiliki karakter:
Cukup luas dan memiliki konfigurasi untuk
dimasuki oleh pekerja dan melakukan
pekerjaan di dalamnya;
Terlarang atau terbatas akses untuk masuk
dan keluar ruang tersebut;
Tidak dirancang untuk tempat kerja secara
berkelanjutan/terus-menerus
Tangki
Vaults/bunker
Manholes
Boilers Pipes/pipa
Furnaces/lorong
api/dapur
Trenches/selokan
Sewers
Silos/gudang gandum Tunnels/
Hoppers
terowongan
Ducts/saluran pipa
Bins/peti
Pits/lubang
Terdapat kandungan atau potensial
mengandung gas atmosfir berbahaya;
Ijin memasuki Terdapat kandungan/bahan yang
ruang terbatas potensial menyebabkan
tertutupnya/terliputinya akses masuk;
dibutuhkan apabila
Memiliki konfigurasi akses masuk yang
memiliki salah satu dapat menjadi jebakan seperti sesak
dari beberapa napas; atau;
karakter berikut: Terdapat kandungan bahan lain yang
dapat menyebabkan bahaya serius
lain terhadap keselamatan dan
kesehatan
Ruang terbatas yang tidak mengandung atau
terdapat bahaya dari gas atmosfer, berpotensi
untuk mengandung bahaya lain yang dapat
menyebabkan kematian ataupun bahaya terhadap
fisik yang serius lainnya
80
Love Your Environment
… Be Proud of It
81