Anda di halaman 1dari 81

BIODATA

Nama : Armunanda, SH.


Unit Kerja : Disnaker Provinsi Riau
Hp : 0812 7525 5091
Email : stonebara22@gmail.com
PENGAWAS KETENAGAKERJAAN

NORMA K3
LINGKUNGAN KERJA

Armunanda, SH.

DINAS TENAGA KERJA DAN


TRANSMIGRASI PROVINSI RIAU
2
TUJUAN PEMBELAJARAN
Kompetensi Dasar :
Peserta mampu memahami pengawasan
terhadap penerapan peraturan perundang-
undangan tentang pengawasan norma K3
lingkungan kerja

3
TUJUAN PEMBELAJARAN
Indikator Keberhasilan :
Peserta dapat :
• Menjelaskan dasar hukum dan pengertian istilah
lingkungan kerja
• Menjelaskan ruang lingkup objek pengawasan norma K3
lingkungan kerja
• Menjelaskan pengetahuan objek pengawasan norma K3
lingkungan kerja
• Memahami syarat-syarat penerapan dan tata cara
pemeriksaan norma K3 lingkungan kerja

4
MATERI POKOK
Dasar hukum dan pengertian istilah
lingkungan kerja
Ruang lingkup objek pengawasan
norma K3 lingkungan kerja
Pengetahuan objek pengawasan norma
K3 lingkungan kerja
Syarat-syarat penerapan dan tata cara
pemeriksaan norma K3 lingkungan kerja
5
DASAR HUKUM

 Undang – undang No.1 tahun 1970


tentang Keselamatan Kerja.

 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.5


tahun 2018 tentang K3 Lingkungan
Kerja.

6
Pasal 1
- K3 - IPB
- Higiene - Faktor Fisika
- Sanitasi - Faktor Kimia
- Lingkungan Kerja - Faktor Biologi
- NAB - Faktor Ergonomi
- PSD - Iklim Kerja
- KTD - ISBB

7
- Kebisingan
- Getaran
- Radiasi
- Pencahayaan
- Toilet
- Intensitas Cahaya

8
Pasal 2
• Pengusaha dan/atau Pengurus wajib
melaksanakan syarat- syarat K3 Lingkungan
Kerja.

9
Pasal 3
Syarat-syarat K3 Lingkungan Kerja :
• pengendalian Faktor Fisika dan Faktor Kimia agar berada di
bawah NAB
• pengendalian Faktor Biologi, Faktor Ergonomi, dan Faktor
Psikologi Kerja agar memenuhi standar
• penyediaan fasilita Kebersihan dan sarana Higiene di Tempat
Kerja yg bersih dan sehat
• penyediaan personil K3 yg memiliki kompetensi dan
kewenangan K3 di bidang Lingkungan Kerja.

10
OBJEK OBJEK PENGAWASAN
NORMA K3 LINGKUNGAN KERJA

Faktor-faktor bahaya
lingkungan kerja

Bekerja di Ruang
Terbatas

Bekerja pada
Ketinggian

11
HIERARKI
PENGENDALIAN

Eliminasi
Subtitusi
Engineering
Control
Administration
Control
APD (Alat
Pelindung Diri)
12
Faktor
fisik
Faktor
FAKTOR-
kimia
FAKTOR Faktor
BAHAYA
LINGKUNGAN biologi
KERJA
Faktor
ergonomi
Faktor
psikologi
13
FAKTOR FISIK

Kebisingan

Iklim Kerja
Getaran
Gelombang Mikro
Radiasi Sinar UV
Medan Magnet
14
KEBISINGAN

Didefinisikan sebagai :
Semua suara yang tidak dikehendaki yang
bersumber dari alat-alat proses produksi
dan/atau alat-alat kerja yang pada tingkat
tertentu dapat menimbulkan gangguan
pendengaran.

15
KEBISINGAN

 NAB Kebisingan :

angka dB yang dianggap aman untuk sebagian


besar tenaga kerja bila bekerja 8 jam/hari atau
40 jam/minggu
 Alat Ukur yang digunakan :

Sound Level Meter

16
SOUND
LEVEL
METER

17
NORMA KEBISINGAN
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.5 tahun
2018 tentang K3 Lingkungan Kerja.

Pasal 10
NAB kebisingan sebesar 85 dB
Kebisingan yang melampaui NAB, waktu
pemajanannya sebagai berikut :

18
NILAI AMBANG BATAS
KEBISINGAN Waktu pemajanan per hari Intensitas kebisingan (dB)
8 jam 85
4 88
2 91
1 94

30 menit 97
15 100
7,5 103
3,75 106
1,88 109
0,94 112
28,12 detik 115
14,06 118
7,03 121
3,52 124
1,76 127
0,88 130
0,44 133
0,22 136
0,11 139
19
Formula Menghitung Waktu Pajan

Te= waktu pemajanan


SPL = Sound Presure Limit (kebisingan)

20
EAR PLUG

EAR MUFF
21
Contoh Kasus
Kebisingan perusahaan A setelah dilakukan
pemeriksaan oleh PJK3/Balai Hyperkes adalah 94 dB
dari suara genset yang dekat dengan ruang produksi.

 Apakah melebihi NAB?


NAB = 85 dB < 94 dB (melebihi NAB)

Berapa maksimum pemajanannya?


94 dB = 1 jam (maks)
22
Contoh Kasus

 Setelah dilakukan Engineering Control (hierarki


ke I), berupa pemasangan muffler tambahan
dan isolasi dinding ruang genset kebisingan jadi
90 dB.
Dengan hierarki ke II (Administrasi Control)
berupa rotasi kerja.
Waktu pemajanan untuk 90 dB = 2,52 jam
23
Contoh Kasus
Perusahaan berkeberatan.

Hierarki ke III, memakai ear muff atau ear plug ?

Dengan menggunakan ear plug dapat mereduksi


kebisingan antara 7,5 – 15 dB.

90 dB – 7,5 dB = 82,5 dB (sudah dibawah NAB)

Ear muff dapat meredam kebisingan hingga 30 dB

24
IKLIM KERJA

Adalah :
Hasil perpaduan antara suhu, kelembaban,
kecepatan gerakan udara dan panas radiasi
dengan tingkat pengeluaran panas dari tubuh
tenaga kerja sebagai akibat pekerjaannya,
yang dimaksudkan dalam peraturan ini adalah
iklim kerja panas.

25
HEAT
STRESS
METER

• Dry temperature
• Wet temperature
…. oC
• Globe
temperature
26
NORMA IKLIM KERJA
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.5 tahun
2018 tentang K3 Lingkungan Kerja.

Pasal 9
NAB iklim kerja menggunakan parameter
ISBB sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Peraturan Menteri ini.

27
NAB
IKLIM KERJA

ISBB (oC)
Pengaturan waktu kerja Beban Kerja
setiap jam
Ringan Sedang Berat

75% - 100% 31,0 28,0 -


50% - 75% 31,0 29,0 27,5
25% - 50% 32,0 30,0 29,0
0% - 25% 32,2 31,1 30,5
ISBB untuk di luar ruangan dengan panas radiasi :
ISBB = 0,7 Suhu basah alami + 0,2 Suhu bola + 0,1 Suhu kering.

ISBB untuk di dalam atau di luar ruangan tanpa panas radiasi :


ISBB = 0,7 Suhu basah alami + 0,3 Suhu bola.

28
Catatan (Iklim Kerja)

 Beban kerja ringan membutuhkan kalori sampai


dengan 200 Kilo kalori/jam.

 Beban kerja sedang membutuhkan kalori lebih dari


200 sampai dengan kurang dari 350 Kilo kalori/jam.

 Beban kerja berat membutuhkan kalori lebih dari


350 sampai dengan kurang dari 500 Kilo kalori/jam.

29
GETARAN

Adalah :
Gerakan yang teratur dari benda atau media
dengan arah bolak-balik dari kedudukan
keseimbangannya.

30
NORMA GETARAN
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.5 tahun
2018 tentang K3 Lingkungan Kerja.

Pasal 11
NAB getaran alat kerja yang kontak langsung maupun tidak
langsung pada lengan dan tangan tenaga kerja ditetapkan
sebesar 4 meter per detik kuadrat (m/det2).

Getaran yang melampaui NAB, waktu pemaparan ditetapkan


sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri
ini.
31
NAB GETARAN

NAB Getaran Untuk Pemaparan Lengan dan Tangan


Nilai percepatan pada frekuensi dominan
Jumlah waktu pemaparan
Meter per detik kuadrat
Per hari kerja Gravitasi
( m/det2)
4 jam dan kurang dari 8
4 0,40
jam
2 jam dan kurang dari 4 jam 6 0,61
1 jam dan kurang dari 2 jam 8 0,81
Kurang dari 1 jam 12 1,22

NAB getaran yang kontak langsung maupun tidak langsung pada


seluruh tubuh ditetapkan sebesar 0,5 meter per detik kuadrat (m/det2)

32
VIBRATION
METER

33
GELOMBANG MIKRO

Radiasi frekuensi radio dan gelombang mikro


(Microwave) adalah :
radiasi elektromagnetik dengan frekuensi 30
Kilo Hertz sampai 300 Giga Herzt.

34
NORMA
GELOMBANG MIKRO
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.5 tahun
2018 tentang K3 Lingkungan Kerja.

Pasal 12
NAB radiasi frekuensi radio dan gelombang mikro
ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Peraturan Menteri ini.

35
NAB
GELOMBANG MIKRO

Kekuatan Kekuatan
Power Waktu
Medan medan
Frekuensi Density pemaparan
listrik magnit
( mW/cm2 ) ( menit )
( V/m ) ( A/m )
30 kHz – 100 kHz 1842 163 6
100 kHz – 1 MHz 1842 16,3/f 6
1 MHz – 30 MHz 1842/f 16,3/f 6
30 MHz – 100 MHz 61,4 16,3/f 6
100 MHz – 300 MHz 10 61,4 0,163 6
300 MHz – 3 GHz f/30 6
3 GHz – 30 GHz 100 33.878,2/f1,079
30 GHz – 300 GHz 100 67,62/f 0,476

36
Alat ukur : Radiometer

Alat ukur : microwivemeter


RADIASI SINAR UV

Radiasi ultra ungu (ultraviolet) adalah :


Radiasi elektromagnetik dengan panjang
gelombang 180 nano meter sampai 400 nano
meter (nm).

38
NORMA RADIASI
SINAR UV
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.5 tahun
2018 tentang K3 Lingkungan Kerja.

Pasal 13
NAB radiasi sinar ultra ungu ditetapkan sebesar 0,0001 milliWatt
per sentimeter persegi (mW/cm2).

Radiasi sinar ultra ungu yang melampaui NAB waktu


pemaparan ditetapkan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Peraturan Menteri ini.
39
NAB
RADIASI SINAR UV

Masa pemaparan per hari Iradiasi Efektif ( IEff ) mW / cm2


8 jam 0,0001
4 jam 0,0002
2 jam 0,0004
1 jam 0,0008
30 menit 0,0017
15 menit 0,0033
10 menit 0,005
5 menit 0,01
1 menit 0,05
30 detik 0,1
10 detik 0,3
1 detik 3
0,5 detik 6
0,1 detik 30
40
UV
RADIOMETE
R

41
MEDAN MAGNET

Medan magnet statis adalah :


Suatu medan atau area yang ditimbulkan oleh
pergerakan arus listrik.

42
NORMA MEDAN MAGNET
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.5 tahun
2018 tentang K3 Lingkungan Kerja.

Pasal 14
NAB medan magnit statis untuk seluruh tubuh ditetapkan
sebesar 2 Tesla.

NAB medan magnit statis untuk bagian anggota tubuh (kaki dan
tangan) ditetapkan sebesar 600 milli tesla (mT). NAB medan
magnit untuk masing-masing anggota badan tercantum dalam
Lampiran I nomor 6 Peraturan Menteri ini.
43
NAB
MEDAN MAGNET

NAB Pemaparan Medan Magnet Statis Yang


Diperkenankan
Kadar Tertinggi Diperkenankan
No. Bagian Tubuh
(Ceiling )
Seluruh Tubuh (tempat
1 2T
kerja umum)
Seluruh Tubuh (pekerja
2 khusus dan lingkungan 8T
kerja yang terkendali)
2 Anggota gerak (Limbs) 20 T
Pengguna peralatan medis
3 0,5 mT
elektronik
Keterangan: mT ( milli Tesla)

44
NAB
MEDAN MAGNET

NAB medan magnet untuk frekwensi 1 - 30 kHz

Rentang
No. Bagian Tubuh NAB (TWA)
Frekuensi
1 Seluruh tubuh 60/f mT 1 – 300 Hz
Lengan dan
2 300/f mT 1 – 300 Hz
paha
Tangan dan
3 600/f mT 1 – 300 Hz
kaki
Anggota tubuh
4 dan seluruh 0,2 mT 300Hz – 30KHz
tubuh
Keterangan: f adalah frekuensi dalam Hz

45
6. Radiasi ultra ungu

Alat ukur : UV A Light Meter


NORMA TEKANAN UDARA
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.5 tahun
2018 tentang K3 Lingkungan Kerja.

Pasal 15

47
NORMA PENCAHAYAAN
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.5 tahun
2018 tentang K3 Lingkungan Kerja.

Pasal 16-19

PENCAHAYAAN ALAMI
PENCAHAYAAN BUATAN

SARANA PENCAHAYAAN DARURAT

48
FAKTOR KIMIA
• Faktor fisik bahan kimia dikelompokkan :
– Padat, seperti debu, serat atau partikel yang dapat berasal
dari debu rokok, debu logam, debu mineral, serat kapas
dan kain.
– Cair misalnya cairan semprotan pembasmi serangga,
solvent dan lain-lain
– Gas dan Uap, seperti O2, N2, CO2, SO2,NH3, NO2, H2S yang
berbentuk gas, sedangkan dalam bentuk uap misalnya
pelarut cat atau tinner yang mengandung benzene,
toluene, xylene dan derifat-derifatnya, uap pelarut atau
pembersih gemuk, uap pencuci dipercetakan/printing, uap
pelarut, perekat dan sebagainya
49
Prosedur pengawasan objek faktor kimia di lingkungan kerja :

Pengukuran dilakukan oleh


Balai hyperkes, PJK3 riksa
uji lingkungan,
universitas/balai penelitian
yg memiliki peralatan ukur

Mengidentifikasi Terdapat Membuat nota


bahaya faktor potensi bahaya pemeriksaan agar
Pengukuran faktor
kimia lingkungan perusahaan melakukan
kimia lingkungan
di tempat kerja pengukuran faktor kimia
lingkungan tersebut
Hasil Hasil
Tidak terdapat pengukuran pengukuran
potensi bahaya melebihi tidak melebihi
Membuat nota pemeriksaan NAB/NAK NAB/NAK
agar perusahaan melakukan
pengendalian terhadap bahaya
Pemeriksaan lingkungan tersebut
selesai Pemeriksaan
selesai

50
FAKTOR BIOLOGI
• Merupakan faktor lingkungan kerja yang berkaitan dengan makhluk hidup seperti :

a. Mikro organisma dan atau toksinnya

b. Arthopoda dan atau toksinnya

c. Hewan invertebrata dan atau toksinnya

d. Alergen dan toksin dari tumbuhan

e. Binatang berbisa

f. Binatang buas

g. Produk binatang dan tumbuhan yang berbahaya.


• Penyakit akibat kerja yang ditimbulkan seperti tabakosis, bagasosis, grain asma
sporotrichisis, dll.

51
FAKTOR ERGONOMI
• Ergonomi adalah keserasian dan kesesuaian alat kerja,
tempat kerja, posisi kerja dengan bentuk bagian tubuh
manusia
• Dampak yang dihasilkan adalah kelelahan, penyakit
akibat kerja yang berkaitan dengan otot dan tulang
• Dalam bekerja diharapkan didapatkan hasil sebesar-
besarnya dengan usaha yang sekecil-kecilnya

52
FAKTOR PSIKOLOGI
• Terkait dengan Pasal 86 ayat 1 huruf (b) UU No.13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan , menyebutkan bahwa setiap
pekerja mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan
atas moral dan kesusilaan.
• Terkait dengan Pasal 8 UU no.1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja, salah satu poinnya menyebutkan adanya
pemeriksaan kondisi mental pekerja

53
FAKTOR PSIKOLOGI
• ketidakjelasan / ketaksaan peran;
• konflik peran
• beban kerja berlebih secara kualitatif;
• beban kerja berlebih secara kuantitatif;

• pengembangan karir;
• tanggung jawab terhadap orang lain

54
HIGIENE DAN SANITASI
• Halaman
• Gedung
• Bangunan bawah tanah

55
FASILITAS KEBERSIHAN
• Toilet dan kelengkapannya
• Loker dan ruang ganti pakaian
• Tempat sampah
• Peralatan kebersihan

56
KEBUTUHAN UDARA
• KUDR
• Ventilasi
• Ruang Udara

57
PERSONIL K3
• Ahli K3 Muda Lingkungan Kerja
• Ahli K3 Madya Lingkungan Kerja
• Ahli K3 Utama Lingkungan Kerja

58
BEKERJA PADA KETINGGIAN
• Berdasarkan Permenaker No. KEP. 9 Tahun 2016 tentang K3
dalam pekerjaan Ketinggian
• Tenaga kerja :

Tenaga kerja bangunan Tinggi (TKBT) 1 dan 2.


Tenaga kerja pada ketinggian (TKPK) 1, 2 dan 3

59
BEKERJA DI RUANG TERBATAS
• Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan
Pengawasan Ketenagakerjaan No. KEP. 113/DJPPK/IX/2006
tentang Pedoman K3 Bekerja pada Ruang Terbatas.
• Pengurus wajib melakukan identifikasi dan evaluasi terhadap
tempat kerja untuk menentukan apakah terdapat ruang
terbatas dengan ijin khusus.

60
BEKERJA DI RUANG TERBATAS
Peryaratan yang wajib dilakukan untuk memasuki ruang
terbatas dengan ijin khusus :
• Jika penutup akses/pintu masuk dibuka, pada jalur tersebut
harus dipasang selusur, penutup sementara atau penghalang
sementara lainnya untuk menghindari masuknya benda asing
ke dalam ruangan.
• Sebelum pekerja memasuki ruangan, udara di dalam ruangan
harus diuji terlebih dahulu, berturut- turut untuk kadar
oksigen, gas dan uap yang mudah terbakar dan kontaminan
udara yang berpotensi berbahaya.
• Tidak boleh ada udara berbahaya dalam ruangan tersebut jika
terdapat pekerja di dalamnya
61
1. Identifikasi Ruang Terbatas – Perlu ijin
dan yang tidak memerlukan ijin
Ruang yang memiliki karakter:
Cukup luas dan memiliki konfigurasi untuk
dimasuki oleh pekerja dan melakukan
pekerjaan di dalamnya;
Terlarang atau terbatas akses untuk masuk
dan keluar ruang tersebut;
Tidak dirancang untuk tempat kerja secara
berkelanjutan/terus-menerus
Tangki
Vaults/bunker
Manholes
Boilers Pipes/pipa
Furnaces/lorong
api/dapur
Trenches/selokan
Sewers
Silos/gudang gandum Tunnels/
Hoppers
terowongan
Ducts/saluran pipa
Bins/peti
Pits/lubang
Terdapat kandungan atau potensial
mengandung gas atmosfir berbahaya;
Ijin memasuki Terdapat kandungan/bahan yang
ruang terbatas potensial menyebabkan
tertutupnya/terliputinya akses masuk;
dibutuhkan apabila
Memiliki konfigurasi akses masuk yang
memiliki salah satu dapat menjadi jebakan seperti sesak
dari beberapa napas; atau;
karakter berikut: Terdapat kandungan bahan lain yang
dapat menyebabkan bahaya serius
lain terhadap keselamatan dan
kesehatan
Ruang terbatas yang tidak mengandung atau
terdapat bahaya dari gas atmosfer, berpotensi
untuk mengandung bahaya lain yang dapat
menyebabkan kematian ataupun bahaya terhadap
fisik yang serius lainnya

Tunnels/terowongan adalah contoh ruang


terbatas yang normal, dimana prosedur
kerja ruang terbatas tidak diperlukan disini;
hanya ditekankan untuk tidak bekerja
sendiri dan menggunakan alat komunikasi
dua arah
a. Petugas Utama/Entrant adalah orang yang masuk dan
melakukan pekerjaan di dalam ruang terbatas;
b. Petugas Pendamping/Attendant adalah orang yang ikut
bersama/mendampingi pekerja utama dan hanya menunggu di
luar, bertugas untuk membantu pekerja yang ada di dalam
ruang terbatas dan untuk menghubungi bantuan darurat jika
diperlukan;
c. Ahli K3/Safety representatives adalah orang yang bertugas
mengevaluasi bahaya-bahaya, menetapkan tanda atau
peringatan dan membuat/memberikan ijin masuk ruang terbatas
…..dimulai dengan
melakukan pengujian gas
atmosfir untuk kemudian
mendapatkan ijin kerja
Ijin tertulis di ajukan oleh unit teknis terkait dan
ditandatangani bersama oleh Departemen K3
Ijin tertulis harus di tempel pada akses masuk ruang
terbatas
Apabila terdapat bahaya spesifik harus terlebih dahulu
dilakukan tindakan perbaikan sebelum masuk ke
dalam ruang terbatas meskipun ijin telah dikeluarkan
Semua persyaratan harus terpenuhi setiap kali
pekerjaan telah dinyatakan selesai, akan
diperpanjang ataupun ketika terjadi perubahan
kondisi apapun
Memuat :
a. Tanggal, lokasi dan nama/kode ruang terbatas
b. Tujuan memasuki ruang terbatas dan bahaya yang
terdapat di dalamnya
c. Jangka waktu berlakunya ijin kerja
d. Nama Petugas utama, pendamping dan supervisor yang
bertugas
e. Hasil Pengujian gas atmosfir/udara dan tandatangan
petugas penguji
f. Alat perlindungan yang diperlukan: sistem ventilasi,
isolasi, flushing, lockout/tagout dan purging
Harus memuat juga:
a. Nama dan nomor telepon tim
penyelamat dan keadaan darurat
b. Prosedur komunikasi
c. Prosedur dan peralatan khusus
seperti:
Alat pelindung diri, peralatan penyelamatan
dan darurat, alat pernapasan, Breathing
Apparatus maupun Air breathing standard
First option to correct problems
Must be aware of hazards you are trying to
correct in the confined space
Continuous ventilation whenever possible
Retest the confined space before entry
Locking and tagging out semua peralatan yang
teraliri dan menjadi sumber arus listrik
Blanking and bleeding pneumatic and hydraulic lines
Disconnecting mechanical drives and shafts
Securing mechanical parts
Blanking sewer and water flow
Locking and tagging out shutoff valves
Air-Purifying Respirators
Filter dangerous substances from the air.
Must know the type and amount of hazardous
substance present in the confined space.
NEVER use with oxygen deficiency!
Air-Supplying Respirators
Deliver a safe supply of breathing air from a tank
or an uncontaminated area nearby.
Must be adequately monitored.
Harus selalu tersedia:
Tripod dengan hoist, life lines dan body
harness yang siap digunakan serta tangga
untuk jalan masuk dan keluar dalam
keadaan darurat
Petugas pendamping harus selalu menyiapkan
tripod, hoist dan life lines untuk petugas utama
yang akan masuk ruang terbatas.
Petugas pendamping tidak masuk ke dalam ruang
terbatas. Bahaya kematian dapat terdapat dalam
ruang terbatas. Hanya peralatan yang tepat dan
personil yang terlatih dalam keadaan darurat yang
boleh memasuki ruang terbatas untuk melakukan
penyelamatan.
Buatlah penghalang untuk mencegah orang
yang lewat dan tidak berkepentingan dari
kejatuhan atau bahaya lain di dalam ruang
terbatas harus di tempatkan pada tempatnya.
Semua lubang dan Akses masuk harus dalam
keadaan tertutup atau dijaga ketika tidak ada
petugas yang memasuki ruang terbatas
Harus dipasang tanda peringatan disekitar ruang
terbatas yang dapat terlihat dengan jelas
Harus dibangun suatu sistem yang mengatur
saat dibutuhkan penyelamatan darurat, dan
petugas yang berada di dalam ruang
terbatas tidak dapat keluar, petugas
pendamping harus meminta bantuan
darurat.
Oleh karena sumber bahaya di dalam ruang terbatas memerlukan
tindakan spesifik maka harus dilalukan pelatihan untuk:

a. Semua tenaga kerja yang akan masuk dan bekerja di dalam


ruang terbatas (Petugas Utama)
b. Semua tenaga kerja dan anggota tim penyelamat
c. Memahami setiap pekerjaan dan resiko yang dapat terjadi di
dalam ruang terbatas
d. Dipastikan fit untuk melakukan pekerjaan di dalam ruang
terbatas
e. Pelatihan penyegaran/retraining diperlukan setiap kali terjadi
perubahan pekerjaan, perubahan dalam sistem ijin kerja dan
diduga adanya sumber bahaya baru di dalam ruang terbatas
SYARAT-SYARAT PENERAPAN PEMERIKSAAN
NORMA LINGKUNGAN KERJA
• Setiap perusahaan wajib melakukan penilaian risiko, agar diketahui
ruang/area kerja yang memiliki potensi pemajanan faktor fisika, kimia,
biologi, psikologi dan fisiologi
• Setelah dilakukan identifikasi, pengusaha wajib melakukan pemeriksaan
dan pengujian lingkungan kerja.
• Pengujian lingkungan kerja dilakukan pemantauan lingkungan kerja secara
periodik / bertahap
• Pemantauan lingkungan kerja dilaksanakan oleh petugas K3 pemantauan
lingkungan kerja yang telah ditunjuk atau Balai K3 atau PJK3 bidang
pemantauan lingkungan kerja
• Dokumen hasil pemantaun lingkungan kerja dilaporkan ke Dinas Tenaga
Kerja yang membidangi ketenagakerjaan.

80
Love Your Environment
… Be Proud of It

81

Anda mungkin juga menyukai