Anda di halaman 1dari 128

ESTU PRAYOGI,Ir,MKKK

Jurusan Mesin, FTUP

UTAMAKAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
4 10/13/2018
8 10/13/2018
 Manusia telah diciptakan dengan sempurna, memiliki
sistem perlindungan mendasar sejak masih dalam
kandungan hingga wafat.
 Memiliki keinginan untuk tetap selamat dan sehat
 Memiliki perasaan takut terhadap bahaya
 Memiliki naluri yang dapat mendeteksi adanya bahaya
 Memiliki gerak refleks
 Memiliki akal yang selalu menimbang benar atau salah
 Memiliki Ibu yang melindungi & Ayah yang membimbing ke
jalan selamat
 Sebagai hak yang asasi maka setiap manusia harus
dilindungi terhadap bahaya-bahaya yang dikenakan
kepadanya.
Kita selalu sadar keselamatan
Tindakan aman yang mungkin telah
dilakukan hari ini
• Selalu berusaha melihat kearah mana kita
hendak melangkah
• Minum teh panas dengan berhati-hati
• Menjaga jarak kendaraan saat beriringan
dgn kendaraan lain
• Mengurangi kecepatan bila ada hambatan
didepan jalan
• selalu menjaga diri dari bahaya yang kita
ketahui agar tetap selamat.
Sebelum era industri Revolusi Industri
Bahaya pekerjaan masih Peralatan berubah secara Sekarang
terbatas pada bahaya peng drastis. Pada masa ini mesin- Perkembangan teknologi
gunaan alat-alat sederhana. mesin bertenaga besar mulai semakin pesat, peralatan di
Perlindungan keselamatan diciptakan. Tentu saja disain dengan tingkat bahaya
masih sangat kurang. perkembangan ini berakibat yang semakin tinggi, namun
Perlindungan hanya diberi meningkatnya bahaya- tingkat keamanan juga tinggi.
kan kepada kelompok bahaya pekerjaan. Tidak Pekerjaan diatur agar aman
bangsawan atau raja-raja hanya bahaya yang bagi pekerja. Perlindungan
dimana pekerjaan kasar atau mengancam keselamatan hak asasi semakin diperhati
berbahaya dilakukan oleh tetapi juga bahaya kan, keselamatan menjadi
para budak. Kematian atau lingkungan. Revolusi industri perhatian yang utama.
kecelakaan dianggap sebagai menuju kemajuan atau Sumber energi ramah
bagian dari nasib para budak. kehancuran ? linkungan mulai dikembang
kan. dstnya
 Masyarakat global semakin kritis terhadap keselamatan di
semua aspek kehidupan
 Larangan terbang maskapai penerbangan Indonesia
(Aviation Safety)
 Larangan terhadap produk berbahaya dari Indonesia dan
China (Product Safety dan Food Safety)
 Dampak kebakaran hutan di Indonesia (Safe Air -Pollution)
 Keamanan dan keselamatan gedung/hotel di Indonesia
(Public Safety)
 Keamanan dan keselamatan arena bermain
 Era Globalisasi membawa pengaruh terhadap sistem
perdagangan dunia.
 Persaingan semakin ketat, arus barang antar kawasan
meningkat.
 Konsumen semakin kritis.
 Kesadarann mengenai K3L meningkat
 Standar dan norma-norma global menjadi persyaratan utama
bisnis antar negara.
 Setiap perusahaan harus mampu meningkatkan daya saing,
menciptakan nilai -nilai unggul, meningkatkan efesiensi dan
menekan biaya produksi.
 Tahun 2012. (data Jamsostek)
 103,074 Kasus kecelakaan kerja
 91% kembali sembuh
 3,8 % cacat fungsi sebagian
 2419 kasus meninggal dunia
 37 cacat total tetap
Data ILO.
99,000 kasus per tahun
Data Kerugian Rp. 280 T/tahun.
 Kecelakaan dan penyakit akibat kerja
menimbulkan kerugian 4 % dari biaya produksi
berupa pemborosan terselubung (hidden cost).
 Tingkat kecelakaan mempengaruhi daya saing
suatu negara, tingkat keselamatan yang rendah
membuat daya saing rendah pula.
 Kurangnya kesadaran dan pemahaman kalangan
usaha tentang pentingnya aspek keselamatan dan
kesehatan kerja sebagai salah satu unsur untuk
meningkatkan daya saing.
Masalah Keselamatan Kerja dikenal dan dimulai pada tahun 1800an
bersamaan dengan revolusi industri di Inggris.
Manusia berubah menjadi sekadar alat produksi seperti mesin atau
lainnya yang mudah diganti.
Kondisi perburuhan yang buruk dan angka kecelakaan yang tinggi telah
mendorong berbagai kalangan untuk berupaya meningkatkan perlindungan bagi
tenaga kerja walaupun masih terbatas pada kegiatan inspeksi.
Pada tahun 1930 H.W Heinrich seorang ahli K3 dengan teori dominonya
mengawali pendekatan K3 dan mengemukakan teori tentang penyebab kecelakaan
yang dikenal sebagai unsafe act dan unsafe condition.
Pada tahun 1950 berkembang konsep safety management (SMK3), yang
dimotori ahli keselamatan kerja, Dan Petersen, Frank Bird, dan James Tye. Aspek
keselamatan dan kesehatan merupakan bagian integral dari sistem manajemen
dalam organisasi.
Perkembangan konsep SMK3 tersebut mendorong timbulnya kebutuhan
untuk menetapkan standart SMK3 yang dapat digunakan sebagai acuan bersama
yang kemudian melahirkan OHSAS 18001.
ERA SEBELUM REV. SESUDAH REV.
KET ZAMAN MODERN
INDUSTRI INDUSTRI

- LOSS - ANALISA
CONTROL SISTEM
PERANAN AHLI TIDAK ADA INSPEKTUR K3 INSPEKTUR K3 ADV/ - ANALISA
K3 MANAGER RESIKO
- SAFETY ENG. - ANALISA
- AHLI ERG BAHAYA

- DIKLAT - LOSS - PENAKARAN


- MACHINE KELOMPOK CONTROL & RESIKO
PROGRAM & BELUM GUARDING (1920-1950) SAFETY - SAFETY ENG.
- SAFETY - DIKLAT INDIV. MGT - FTA, HAZOPS
TEKNIK K3 TERORGANISIR - LOS PREV.
DEVICES (1950-1960)
- SATNDAR KK - SYSTEM
- PERAT. &
SAFETY
PENGAWASAN - HUMAN
FACT

KONSEP LACK OF
- SEBAB NASIB UNSAFE UNSAFE LACK OF
CONTROL
- INSIDEN (ACT OF GOD) CONDITION ACTS SYSTEM
MGT

1900
WORK
COMPESATION LAW
(EROPA & AS)
REV. 1930 1960 1980
INDUSTRI HEINRICH
TEORI DOMINO
1910 AUDIT K3
VR … UU NO 1 TH 1970 20
Jika kebutuhan fisik atau physiological need (lapar,
haus, sandang, papan) belum terpenuhi manusia
belum membutuhkan atau memikirkan kebutuhan
SELF
keselamatan (security need). Jika kebutuhan ACTUALIZA
TION
keselamatan sudah terpenuhi manusia meningkatkan
kebutuhannya yaitu kebutuhan sosial (social need), EGO NEED

misalnya memiliki teman, memiliki keluarga,


SOCIAL NEED
kebutuhan cinta dari lawan jenis, dll. Selanjutnya baru
meningkat ke kebutuhan penghargaan dan ego diri
SECURITY NEED
(ego need) seperti penghargaan, rasa dihargai. Tingkat
tertinggi adalah kebutuhan aktualisasi diri (self PHYSIOLOGICALI
actualization), adalah kebutuhan dan keinginan untuk
bertindak sesuka hati sesuai bakat dan minat.
Mengapa keselamatan kerja diperlukan dan
manfaat apa yang diperoleh dari program
K3?
1. Aspek Hukum
Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan ketentuan
perundangan dan memiliki landasan hukum yang wajib dipatuhi
semua pihak, baik pekerja, pengusaha atau pihak terkait lainnya.
2. Perlindungan Tenaga Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja mengandung nilai
perlindungan tenaga kerja dari kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.
Perlindungan tenaga kerja ini menyangkut berbagai aspek
seperti jaminan sosial, jam kerja, upah minimum, hak berserikat
dan berkumpul dan yang paling penting adalah Keselamatan.
3. Aspek Ekonomi
 K3 dan Produktifitas
Produktifitas perusahaan akan tercapai jika 3 Unsur terpenuhi, yaitu :
1. Quantity (Kuantitas)
2. Quality (Kualitas) Keselamatan
3. Safety (Keselamatan)

Produktivitas

Kualitas Kuantitas

Keselamatan dan Kesehatan Kerja berperan menjamin keamanan


proses produksi sehingga produktivitas dapat tercapai.
 K3 dan Pengendalian Kerugian
Objektif K3 adalah untuk mencegah dan mengendalikan kerugian
yang berasal dari kecelakaan baik cidera pada manusia, kebakaran,
dan kerusakan material.
 Kecelakaan mengakibatkan kerugian
 Kecelakaan dapat mengurangi

Produktivitas, meningkatkan biaya produksi


 Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencegah
kerugian (loss control)
1. Kerugian langsung
Kerugian langsung adalah kerugian akibat kecelakaan yang
langsung dirasakan dan membawa dampak terhadap organisasi seperti
berikut :
a. Biaya Pengobatan dan Kompensasi.
b. Kerusakan Sarana Produksi
2. Kerugian Tidak Langsung
a. Kerugian Jam Kerja
b. Kerugian waktu produksi
c. Kerugian Sosial
d. Citra dan Kepercayaan Konsumen

“Keselamatan bukan hanya sekedar urusan pekerja di tempat kerja


tetapi juga menyangkut kepentingan pengusaha, perusahaan, dan
masyarakat luas. “
Kerugian bagi Karyawan :

• Kematian, cacat, cedera ringan


• Masalah kejiwaan yang diakibatkan oleh
cacat, kerusakan anggota tubuh atau
kehilangan harta benda.
• Kesedihan dan penderitaan keluarga.
• Beban masa depan
• Kehilangan hobby dlsb.
Kerugian bagi Perusahaan :
• Biaya pengobatan dan pertolongan pertama
• Biaya ganti rugi / kompensasi
• Upah yang dibayarkan kepada korban selama
tidak bekerja
• Biaya penerimaan pegawai baru dan biaya
pelatihan karyawan baru
• Kerusakan peralatan produksi dan material
• Kelambatan produksi (kerugian waktu &
penurunan produktivitas)
• Tuntutan Hukum
Kerugian bagi
Masyarakat / Lingkungan :
• Kerugian jiwa / cacat masal
• Kerusakan lingkungan
• Kerusakan harta benda
1. K3 adalah tanggung jawab moral/etik.
K3 hendaknya dilihat sebagai tanggung jawab moral untuk
melindungi keselamatan sesama manusia. Bukan sekedar pemenuhan
perundangan atau kewajiban tetapi memiliki dimensi kemanusiaan
yang lebih luas.
2. K3 adalah budaya bukan sekedar program.
K3 tidak hanya untuk memperoleh penghargaan / sertifikat tetapi K3
adalah cerminan dari budaya atau kultur dalam organisasi. K3 harus
menjadi nilai-nilai yang dianut dan menjadi landasan dalam
pengembangan bisnis.
3. K3 adalah tanggung jawab manajemen.
Tanggung jawab Keselamatan dan Kesehatan Kerja terletak ditangan
pemilik atau pengusaha (manajemen puncak) dalam wujud kebijakan,
kepedulian, kepemimpinan, dan dukungan penuh terhadap upaya
keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan.
4. Pekerja harus dididik dengan aman.
Pekerja memerlukan pembinaan dan pelatihan agar pekerja berbudaya
K3.
5. K3 adalah cerminan kondisi ketenagakerjaan
Jika kinerja K3 baik, dapat dipastikan bahwa kondisi ketenagakerjaan
dalam perusahaan tersebut juga berjalan baik begitu juga sebaliknya.
Sistem pembinaan, pengawasan, kepedulian manajemen dan
pengupahan yang baik akan mendorong meningkatnya kondisi
keselamatan dalam organisasi.
6. Semua kecelakaan dapat dicegah
Semua kecelakaan dapat dicegah karena semua kecelakaan ada
sebabnya.
7. Program K3 bersifat spesifik.
Program K3 harus berdasarkan kondisi dan kebutuhan nyata sesuai
dengan potensi bahaya, sifat kegiatan, kultur, kemampuan finansial,
dan lainnya.
8. K3 baik untuk bisnis.
K3 adalah bagian integral dari aktivitas perusahaan. Kinerja K3 yang
baik akan memberikan manfaat terhadap bisnis perusahaan.
TENAGA
KERJA

KESEHATAN KESELAMATAN
PROSES

BAHAN ALAT

LINGKUNGAN

32
--- ANALISA KECELAKAAN ---
Management Safety Policy & Decisions
BASIC Personal Factors
CAUSES Environmental Factors

INDIRECT
CAUSES Unsafe act Unsafe Condition
(SYMPTOMS)

Unplanned Release of Energy


DIRECT and/or
CAUSES Hazardous Material

ACCIDENT
Personal Injury
Property Damage
PERKEMBANGAN

1949 : GORDON
1967 : HADDON
1970 : Frank Bird JR
1972 : Wigglesworth
1976 : Bird and Loftus
1978 : Petersen
1980 : Johnson
1985 : Bird and German

34
Logika terjadinya kecelakaan
Setiap kejadian kecelakaan, ada hubungan
mata rantai sebab-akibat (Domino Squen)

BASIC
LACK OF CAUSES INSIDENT
IMMIDIATE
CONTROL CAUSES LOSSES

35
( H.W. HEINRICH, 1931)

ENVIRON
PERSON HAZARD ACCIDENT INJURY
MENT

SOCIAL
ENVIRON FAULT UNSAFE
MENT OF ACT/
PERSON UNSAFE
CONDITIO
N

36
( FRANK BIRD JR, 1970 )

Lack of SYMPTOM
ORIGIN CONTACT Loss
Control

LACK OF
CONTROL BASIC IMMEDIATED
INCIDENT INJURY /
CAUSES CAUSES / ACCIDEN
DAMAGE

37
( ILCI model - Bird & German, 1985 )

Lack of Basic Immediate


Incident Loss
Control Causes Causes

Inadequate
Program Personal Substandard Contact People
Factors Acts With
Inadequate Property
Standard Job Substandard Energy or Process
Conditions Substance
Inadequate Factors (Profit)
Compliance

38
LEMAHNYA SEBAB PENYEBAB INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG (Kontak)
PROGRAM
TAK SESUAI FAKTOR PERBUATAN <KEJADIAN> KECELAKAAN
PERORANGAN TAK AMAN KONTAK
STANDAR DENGAN ATAU
&
TAK SESUAI FAKTOR KONDISI ENERGI KERUSAKAN
KERJA TAK AMAN ATAU YANG TAK
KEPATUHAN BAHAN/ ZAT
PELAKSANAAN DIHARAPKAN

THE ILCI LOSS CAUSATION MODEL


Bird & German, 1985

39
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

KERUGIAN

40
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 STRUCK AGAINST  menabrak/bentur benda diam/bergerak


 STRUCK BY  terpukul/tabrak oleh benda bergerak
 FALL TO  jatuh dari tempat yang lebih tinggi
 FALL ON  jatuh di tempat yang datar
 CAUGHT IN  tusuk, jepit, cubit benda runcing
 CAUGHT ON  terjepit,tangkap,jebak diantara obyek besar
INSIDEN

 CAUGHT BETWEEN  terpotong, hancur, remuk


 CONTACT WITH  listrik, kimia, radiasi, panas, dingin
 OVERSTRESS  terlalu berat, cepat, tinggi, besar
 EQUIPMENT FAILURE  kegagalan mesin, peralatan
 EVIRONMENTAL RELEASE  masalah pencemaran
41
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 OPERASI TANPA OTORISASI  PELINDUNG/PEMBATAS TIDAK LAYAK


 GAGAL MEMPERINGATKAN  APD KURANG, TIDAK LAYAK
 GAGAL MENGAMANKAN  PERALATAN RUSAK
 KECEPATAN TIDAK LAYAK
 RUANG KERJA SEMPIT/TERBATAS
 MEMBUAT ALAT PENGAMAN
SEBAB LANGSUNG

TIDAK BERFUNGSI  SISTEM PERINGATAN KURANG


 PAKAI ALAT RUSAK  BAHAYA KEBAKARAN
 PAKAI APD TIDAK LAYAK  KEBERSIHAN KERAPIAN KURANG
 PEMUATAN TIDAK LAYAK  KEBISINGAN
 PENEMPATAN TIDAK LAYAK
 TERPAPAR RADIASI
 MENGANGKAT TIDAK LAYAK
 POSISI TIDAK AMAN  TEMPERATUR EXTRIM
 SERVIS ALAT BEROPERASI  PENERANGAN TIDAK LAYAK
 BERCANDA, MAIN-MAIN  VENTILASI TIDAK LAYAK
 MABOK ALKOHOL, OBAT  LINGKUNGAN TIDAK AMAN
 GAGAL MENGIKUTI PROSEDUR
42
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 KEMAMPUAN FISIK ATAU  PENGAWASAN / KEPEMIMPINAN


PHISIOLOGI TIDAK LAYAK  ENGINEERING
SEBAB DASAR
 KEMAMPUAN MENTAL TIDAK LAYAK  PENGADAAN (PURCHASING)
 STRESS FISIK ATAU PHISIOLOGI  KURANG PERALATAN
 STRESS MENTAL  MAINTENANCE
 KURANG PENGETAHUAN  STANDAR KERJA
 KURANG KEAHLIAN  SALAH PAKAI/SALAH
 MOTIVASI TIDAK LAYAK MENGGUNAKAN

43
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 PROGRAM TIDAK SESUAI


 STANDARD TIDAK SESUAI
LACK OF CONTROL

 KEPATUHAN TERHADAP
STANDAR

44
 Mencegah kerugian fisik dan finansial yang
bisa diderita karyawan.
 Mencegah terjadinya gangguan terhadap
produktivitas perusahaan.
 Menghemat biaya premi asuransi.
 Menghindari tuntutan hukum.
 Program keselamatan kerja difokuskan pada dua
aspek:
 Perilaku Kerja:
 Membentuk sikap karyawan yang pro-keselamatan kerja
 Mendorong upaya seluruh karyawan untuk mewujudkan
keselamatan kerja, mulai dari manajemen puncak hingga
karyawan level terendah
 Menekankan tanggung jawab para manajer dalam
melaksanakan program keselamatan kerja
 Kondisi Kerja:
 Mengembangkan dan memelihara lingkungan kerja fisik
yang aman, misalnya dengan penyediaan alat-alat
pengaman
Piramida Kecelakaan
Kematian/ Kec.Serius
Data dilaporkan dan
tercatat Kecelakaan Ringan
Kerusakan Properti

Nyaris Celaka

• Perbuatan &
Kondisi Tidak
Aman
• Bahaya

47
GUNUNG ES - BIAYA
KECELAKAAN

48
GUNUNG ES - BIAYA KECELAKAAN
BIAYA KECELAKAAN DAN PENYAKIT
• Pengobatan/ Perawatan
• Gaji (Biaya Diasuransikan)
$1
• Kerusakan gangguan
• Kerusakan peralatan dan perkakas
• Kerusakan produk dan material

$5 $50
• Terlambat dan ganguan produksi
HINGGA • Biaya legal hukum
BIAYA DALAM PEMBUKUAN: • Pengeluaran biaya untuk penyediaan
KERUSAKAN PROPERTI fasilitas dan peralatan gawat darurat
(BIAYA YANG TAK • Sewa peralatan
DIASURANSIKAN) • Waktu untuk penyelidikan

$1 $3
• Gaji terusdibayar untuk waktu yang hilang
HINGGA • Biaya pemakaian pekerja pengganti dan/ atau
BIAYA LAIN YANG biaya melatih
TAK DIASURANSIKAN • Upah lembur
• Ekstra waktu untuk kerja administrasi
• Berkurangnya hasil produksi akibat dari
sikorban
• Hilangnya bisnis dan nama baik

49
Stop.......!
You don’t need to watch this slides show if you are not confortable to
watch it

Anda berhak untuk


tidak menikmatinya
“ Tingkatkanpembinaan
penerapan K3

untuk

menumbuhkan kesadaran akan


pentingnya budaya
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja”
 Keselamatan kerja adalah sebuah kondisi
dimana para karyawan terlindungi dari
cedera yang disebabkan oleh berbagai
kecelakaan yang berhubungan dengan
pekerjaan.
 Kesehatan kerja adalah sebuah kondisi
dimana para karyawan terbebas dari berbagai
penyakit fisik dan emosional yang
disebabkan oleh pekerjaan.
Pendekatan K3
• Hukum
• Kemanusiaan
• Ekonomi
• Philosophy
UTAMAKAN KESELAMATAN • Keilmuan
DAN KESEHATAN KERJA

54
Undang undang No 1 tahun 1970
Pendekatan K3
• Pendekatan Hukum
• K3 merupakan ketentuan perundangan .
Keselamatan Kerja

• K3 wajib dilaksanakan
• Pelanggaran thd K3 dpt dikenakan
sangsi pidana (denda/kurungan)
• Tujuan :
• Melindungi TK dan orang lain, asset dan
lingkungan hidup

55
Pendekatan K3
• Pendekatan Kemanusiaan
• Kecelakaan menimbulkan
penderitaan bagi sikorban/
keluarganya.
• K3 melindungi pekerja dan
masyarakat
• K3 bagian dari HAM

56
Pendekatan K3
• Pendekatan Ekonomi
• K3 mencegah kerugian
• Meningkatkan produktivitas

57
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Philosophy
Upaya atau pemikiran dan penerapannya yang
ditujukan untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah
tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya, untuk
meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja

58
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Suatu ilmu pengetahuan dan

Keilmuan
penerapannya dalam upaya mencegah
kecelakaan, kebakaran, peledakan,
pencemaran, penyakit akibat kerja , dll

“ACCIDENT PREVENTION”
59
“RISK”
Resiko adalah ukuran
kemungkinan kerugian yang akan
timbul dari sumber bahaya
(hazard) tertentu yang terjadi.

60
61
If you don’t have inspections done…

“RISK”

You might go to a jobsite


some day and find this!!
62
63
SAFE/AMAN adalah suatu kondisi
sumber bahaya telah ter-identifikasi
dan telah dikendalikan
ke tingkat yang memadai

64
Keselamatan (Safety)

1. Mengendalikan kerugian dari kecelakaan (control of accident


loss)

2. Kemampuan untuk mengidentifikasikan dan menghilangkan


(mengontrol) resiko yang tidak bisa diterima (the ability to
identify and eliminate unacceptable risks)

65 6
Tujuan safety
1. Mengamankan suatu sistem kegiatan /
pekerjaan mulai dari input, proses maupun
output. Kegiatan yang dimaksud bisa berupa
kegiatan produksi di dalam industri maupun
diluar industri seperti di sektor public dan
yang lainnya.
2. Selain itu penerapan program safety juga
diharapkan dapat meningkatkan
kesejahteraan (well-being)

66 8
Merupakan tingkat bahaya dari
suatu kondisi dimana atau kapan
muncul sumber bahaya.
Danger adalah lawan dari aman
atau selamat.

67
“HAZARD” (potensi bahaya)
Adalah suatu kondisi yang dapat
minimbulkan / menyebabkan
gangguan/ kegagalan
kecelakaan/kerusakan

Hazard dapat berupa :


 bahan-bahan , peralatan, cara kerja,
proses kerja sifat pekerjaan dan
lingkungan kerja.
68
(Hazard)
 Physical
 Chemical
 Electrical
 Mechanical
 Physiological
 Biological
 Ergonomic
69
 Hazard Somatik
 Hazard Lingkungan Kerja (Fisik, Kimia,
Biologi)
 Hazard Perilaku (Behaviour)
 Hazard Ergonomi
 Hazard Pengorganisasian Pekerjaan
 Hazard Budaya Kerja
 Hazard yang (sudah) ada pada tubuh
pekerja
 Lazim disebut “Faktor risiko”
 Hipertensi
 Diabetes Mellitus
 Obesitas
 Dyslipidemia (gangguan lipid/lemak darah)
 Asthma
 Pengendalian
 Pola hidup sehat (diet seimbang, olah raga, tidak
merokok, cek up teratur, dll)
 Radiasi non pengion: UV light, infra merah,
microwave (gelombang mikro)
 Efek kesehatan: gangguan mata (sementara-permanen),
gangguan pada kulit
 Radiasi pengion: sinar X, sinar α, sinar β, dll
 Efek akut: syndrom SSP, gangguan pencernaan, gangguan
hemopoetik
 Efek kronis: karsinogenesis, kerusakan genetik
 Pengendalian:
 Tempatkan sumber radiasi secara benar (mis: ruang
isolasi)
 Lindungi operator dgn APD
 Bising: suara yg tidak dikehendaki
 Efek terhadap pekerja
 Gangguan Fisiologis
 Gangguan Psikologis
 Gangguan Patologis Organis
 Pengendalian
 Substitusi
 Eliminasi
 Administrasi
 Suhu/Temperatur
 Suhu tinggi: heat stroke & heat cramps
 Pengendalian: air minum, asupan garam,
istirahat, tidur, pakaian, aklimatisasi
 Pencahayaan
 Mengakibatkan kelelahan pada mata;
 Iritasi, mata berair, mata merah, sakit kepala, viskositas
menurun, contrast sensitivity, akomodasi menurun
 Pengendalian, harus diperhatikan hal2 sbb:
 Sumber pencahayaan: intensitas, sumber cahaya,
efisiensi & efektivitasnya
 Keadaan lingkungan tempat kerja: luas, jendela,
langit2/dinding
 Tenaga kerja: kemampuan penglihatannya, kondisi
kesehatan
 Frosbite, akibat suhu sangat rendah di bawah
titik beku
 Chilblain, akibat bekerja di tempat cukup
dingin untuk waktu yang lama
 Trenchfoot, akibat terendam air dingin cukup
lama
 Hiperbarik
 Getaran, akibat terpajan terhadap getaran
dapat menimbulkan Raynaud Syndrome
 Inorganic, mis: lead, arsenic, silica
 Organic mis: solvent, vapours & gases
 Efek Kesehatan:
 Asbes  Asbestosis (preparasi tekstil terbuat dari asbes)
 Silica  Silikosis (perusahaan granit,keramik)
 Byssinosis (industri tekstil)
 Anthracosis (tambang batu bara)
 Larutan korosif (menimbulkan kerusakan kulit)
 Gas sianida, asam sulfida dan karbon monoksida
 Uap logam (menimbulkan ‘demam uap logam’, dermatitis)
 Merokok
 Pola makan
 Minum2an beralkohol
 Workaholic
 Efek Kesehatan: PJK, DM, Stroke, Stress
 Pengendalian: Pola hidup sehat
DEFINISI INCIDENT
Suatu kejadian yang tidak
diinginkan, bilamana pada
saat itu sedikit saja ada
perubahan maka dapat
mengakibatkan terjadinya
accident.

79 3
DEFINISI ACCIDENT
Suatu kejadian yang tidak
diinginkan berakibat cedera
pada manusia, kerusakan
barang, gangguan terhadap
pekerjaan dan pencemaran
lingkungan.

80 4
DANGER
hampir putus
putus INSIDENT

ACCIDENT

81
Kesehatan (Health)

Derajat/tingkat keadaan fisik dan


psikologi individu (the degree of
physiological and psychological well
being of the individual)

82
Prinsip dasar penerapan K3

Tindakan
Risk assessment
identifikasi & analisa Pengendalian
potensi bahaya bahaya

HAZARD CONTROL

83 10/13/2018
HIRARKI PENGENDALIAN
ELIMINASI
1

2
SUBSTITUSI

3 REKAYASA/
ENGINEERING

4 PENGENDALIAN
ADMINISTRATIF

APD
5

84
Hirarki Pengendalian Risiko K3
☻ Eliminasi
Menghilangkan suatu bahan/tahapan proses berbahaya
☻ Substitusi
 Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk
pasta
 Proses menyapu diganti dengan vakum
 Bahan solvent diganti dengan bahan deterjen
 Proses pengecatan spray diganti dengan
pencelupan
☻ Rekayasa Teknik
 Pemasangan alat pelindung mesin
 Pemasangan general dan local ventilation
 Pemasangan alat sensor otomatis

85
Hirarki Pengendalian Risiko K3

☻ Pengendalian Administratif
 Pemisahan lokasi
 Pergantian shift kerja
 Pembentukan sistem kerja
 Pelatihan karyawan
☻ Alat Pelindung Diri
 Helmet
 Safety Shoes
 Ear plug/muff
 Safety goggles

86
Setiap kecelakaan ada sebabnya, jika faktor
penyebab tersebut dihilangkan maka dengan
sendirinya kecelakaan dapat dicegah atau
dihilangkan.

Setiap Kecelakaan Dapat Dicegah

87
10 Aksioma Heinrich
1. Kecelakaan merupakan rangkaian proses sebab akibat.
2. Sebagian besar kecelakaan disebabkan oleh manusia.
3. Kondisi tidak aman dapat membahayakan dan
menimbulkan kecelakaan.
4. Tindakan tidak aman dari seseorang dipengaruhi oleh
tingkah laku, kondisi fisik, pengetahuan, dan keahlian.
5. Pencegahan kecelakaan harus mencakup berbagai usaha.
6. Keparahan suatu kecelakaan berbeda satu dengan lainnya.
7. Program pencegahan kecelakaan harus sejalan dengan
program lainnya dalam organisasi.
8. Pencegahan kecelakaan atau program keselamatan dalam
organisasi tidak akan berhasil tanpa dukungan dan peran
serta manajemen puncak.
9. Pengawasan merupakan unsur kunci dalam program K3.
10. Usaha keselamatan menyangkut aspek ekonomi. 88
a) Pendekatan Energi
 Pengendalian pada sumber bahaya. (contoh :
membenahi mesin/ alat)
 Pengendalian pada jalan energi. (contoh :
memberi dinding kedap udara untuk
mengurangi kebisingan)
 Pengendalian pada penerima. (contoh :
melindungi dari kebisingan dengan
menggunakan earplug)

Sumber
Sumber Penerima

Pengendalian pada Pengendalian pada


Pengendalian jalan
sumber energi penerima energi
energi 89
85% kecelakaan
disebabkan oleh
b) Pendekatan manusia tindakan tidak aman
manusia
Dengan pendekatan dan program,
antara lain :
 Pembinaan dan pelatihan.
 Promosi K3 dan kampanye K3.
 Pembinaan Perilaku Aman.
 Pengawasan dan inspeksi K3.
 Audit K3.
 Komunikasi K3.
 Pengembangan prosedur kerja aman (Safe
Working Practices).

90
c) Pendekatan Teknis
Untuk mencegah kecelakaan yang bersifat teknis dilakukan upaya
keselamatan antara lain :
 Rancang bangun yang aman yang disesuaikan dengan
persyaratan teknis dan standart yang berlaku.
 Sistem pengaman pada alat atau instalasi untuk mencegah
kecelakaan. (sistem interlock, sistem alarm, dst)
d) Pendekatan Administratif
Pendekatan administratif dapat dilakukan dengan cara :
 Pengaturan waktu dan jam kerja (tingkat paparan dan kelelahan)

 Penyediaan alat keselamatan kerja.

 Mengembangkan dan menetapkan prosedur dan peraturan K3.

 Mengatur pola kerja, sistem produksi dan proses kerja.

91
e) Pendekatan manajemen.
Banyak kecelakaan ya ng disebabkan faktor
manajemen yang tidak kondusif.
Upaya pencegahan yang bisa dilakukan antara
lain :
 Menerapkan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja (SMK3).
 Mengembangkan organisasi K3 yang efektif.
 Mengembangkan komitmen dan kepemimpinan
dalam K3, khususnya untuk manajemen tingkat
atas.

92
 Bahwa upaya pencegahan kecelakaan atau
upaya keselamatan harus dilakukan secara
terpadu dengan memadukan semua unsur dan
aspek keselamatan agar memperoleh hasil
yang diharapkan.

93
 Hazard Somatik
 Hazard Lingkungan Kerja (Fisik, Kimia,
Biologi)
 Hazard Perilaku (Behaviour)
 Hazard Ergonomi
 Hazard Pengorganisasian Pekerjaan
 Hazard Budaya Kerja
 Hazard yang (sudah) ada pada tubuh
pekerja
 Lazim disebut “Faktor risiko”
 Hipertensi
 Diabetes Mellitus
 Obesitas
 Dyslipidemia
 Asthma
 Pengendalian
 Pola hidup sehat (diet seimbang, olah raga, tidak
merokok, cek up teratur, dll)
 Radiasi non pengion: UV light, infra merah,
microwave (gelombang mikro)
 Efek kesehatan: gangguan mata (sementara-permanen),
gangguan pada kulit
 Radiasi pengion: sinar X, sinar α, sinar β, dll
 Efek akut: syndrom SSP, gangguan pencernaan, gangguan
hemopoetik
 Efek kronis: karsinogenesis, kerusakan genetik
 Pengendalian:
 Tempatkan sumber radiasi secara benar (mis: ruang
isolasi)
 Lindungi operator dgn APD
 Bising: suara yg tidak dikehendaki
 Efek terhadap pekerja
 Gangguan Fisiologis
 Gangguan Psikologis
 Gangguan Patologis Organis
 Pengendalian
 Substitusi
 Eliminasi
 Administrasi
 Suhu/Temperatur
 Suhu tinggi: heat stroke & heat cramps
 Pengendalian: air minum, asupan garam,
istirahat, tidur, pakaian, aklimatisasi
 Pencahayaan
 Mengakibatkan kelelahan pada mata;
 Iritasi, mata berair, mata merah, sakit kepala, viskositas
menurun, contrast sensitivity, akomodasi menurun
 Pengendalian, harus diperhatikan hal2 sbb:
 Sumber pencahayaan: intensitas, sumber cahaya,
efisiensi & efektivitasnya
 Keadaan lingkungan tempat kerja: luas, jendela,
langit2/dinding
 Tenaga kerja: kemampuan penglihatannya, kondisi
kesehatan
 Frosbite, akibat suhu sangat rendah di bawah
titik beku
 Chilblain, akibat bekerja di tempat cukup
dingin untuk waktu yang lama
 Trenchfoot, akibat terendam air dingin cukup
lama
 Hiperbarik
 Getaran, akibat terpajan terhadap getaran
dapat menimbulkan Raynaud Syndrome
 Inorganic, mis: lead, arsenic, silica
 Organic mis: solvent, vapours & gases
 Efek Kesehatan:
 Asbes  Asbestosis (preparasi tekstil terbuat dari asbes)
 Silica  Silikosis (perusahaan granit,keramik)
 Byssinosis (industri tekstil)
 Anthracosis (tambang batu bara)
 Larutan korosif (menimbulkan kerusakan kulit)
 Gas sianida, asam sulfida dan karbon monoksida
 Uap logam (menimbulkan ‘demam uap logam’, dermatitis)
 Merokok
 Pola makan
 Minum2an beralkohol
 Workaholic
 Efek Kesehatan: PJK, DM, Stroke, Stress
 Pengendalian: Pola hidup sehat
Sosialisasi :
Kebijakan telah tersosialisasi
dengan baik, kepada karyawan,
tamu, dan supplier
Unsafe Action :
•Memaksimalkan keterlibatan aktif setiap unit kerja dalam program K3
•Meningkatkan tanggung jawab setiap unit kerja dalam K3
•Meningkatkan pengetahuan dan Awareness K3

Unsafe Condition :
. Meningkatkan pengendalian terhadap resiko bahaya
C
1
PEMENUHAN NORMA K3

2
PROGRA MENUJU
M ZERO ACCIDENT

3
PENANAMAN BUDAYA K3
Siklus P-D-C-A

Pengelolaan K3 merupakan suatu upaya yang SISTEMATIS dan berkesinambungan


mulai dari Perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, hingga partisipasi Management
dalam mempertimbangkan keberlanjutan dari Kinerja K3.
Cakupan Program

1 2 3
Tempa Dalam
t perjalanan Tempat Kerja
Tingga
l
Pembinaan

Control
Realisasi Pencapaian Program K3

1 Pemenuhan Norma K3
a) Pemenuhan Peraturan & Persyaratan K3
• Direview secara berkala oleh Management (6 bulan sekali)
• Level Kepatuhan : 100% Patuh
b) Sarana dan Prasarana K3 yang memadai
• Pengadaan Fasilitas K3 yang memadai sesuai standar K3

Fasilitas Proteksi Kebakaran Sarana Pejalan Kaki Ambulance Klinik


Sarana Lokasi
P W T A Log E C Parts HO VLC

1. Green Line

Green Line for Pedestrian

2. Three Point Finger Tips & Cross Area

Finger
Picture
Campaign by Management
Sarana Lokasi

P W T A Log E C Parts HO VLC

3. Safety Fence - -
Sarana Lokasi
P W T A Log E C Parts HO VLC

4. Parking Guider for Truck

5. Tire Stopper

Film 2

6. Special Forklift Activity -


a. Reduce Quantity Forklift
Note :
- Driver forklift must pass from logistic dojo
and have license from government

b. Reduce Area (Limitation Operation


-
Forklift Area)
Pemantauan dan Pengukuran LK3

ITEM PEMANTAUAN dan PENGUKURAN

LINGKUNGAN K3

UDARA AMBIEN UDARA LINGKUNGAN KERJA


SO2, NO2, CO, Ox, HC, Pb, Debu Benzene, Toluene, Xylene, Pb, Debu
(PM 2,5) , Debu (PM 10)
Debu (TSP) IKLIM KERJA
EMISI CEROBONG Suhu, Kelembaban Udara, Angin dan
WBGT
SO2 , NO2, H2S, NH3, HCL, Cl2
HF, Partikel, Opasitas, Pb, Cd,
Zn, Hg, As, Sb, Laju Alir Udara FAKTOR FISIKA LAINNYA
EMISI KENDARAAN Intensitas Penerangan, Kebisingan,
Forklift (Opasitas) & Kendara- Tingkat Geteran Lengan dan Tangan
an Perusahaan (CO-HC)
PERALATAN K3
LIMBAH CAIR INDUSTRI
COD, TSS, Hg, Zn, Pb, Cr, Cr+6 Bejana Tekan, Boiler, Lift, Forklift,
Cd, Fe, Minyak & Lemak, pH, Proteksi Kebekaran, Crane, Penyalur
PO4, KMnO4 Petir, Genset & Instalasi Listrik

LIMBAH CAIR DOMESTIK


KMnO4, TSS, pH, Ammonia,
Minyak & Lemak, Senyawa
Aktif Biru Metilen, COD, BOD
B. Training dan Pelatihan LK3

Proses Training dan Platihan LK3


A Masuk ke masing-masing shop
START
Fundamental Skill Dojo masing - masing shop
Karyawan baru masuk (termasuk materi safety yg spesifik
berdasarkan area kerja)

Orientasi umum HRD


Spesial pelatihan keahlian:
(termasuk orientasi bidang EHS)
KYT 1. Forklift

WORK
(general & 2. Towing
traffic)+ 3. Mobil Proses
Training Safety Dojo 4. Crane & Hoist
KYM 5. Lock Out System
6. Juru Las

OHSAS 18001 & ISO 14001


Tanggap Darurat
Untuk safety officer

END
Training EHS pada Orientasi Umum
untuk Karyawan Baru

Peserta training duduk Peserta mendengarkan Pengajar memberikan arahan


dengan rapi presentasi dari pengajar cara ber-KYT (Duga Bahaya)

Ketua Kelompok mengecek


Berdiskusi untuk menduga
kondisi kesehatan sebelum Yosh…. Ikrar nol kecelakaan
bahaya
ber - KYT
SAFETY DOJO FACILITY SIMULATION Film 3 Film 4

1 2 3 4

Conveyor Simulation Lock Out Tag Out Electrical Shock Simulation Pinch Simulation

5 6 7 8

Electrical Short Simulation Hot Simulation Cut Wound Simulation Bleeding by Wire

9 10 11 12

Fall Simulation Drill Simulation Safety Shoes Simulation Clamping Pinch Simulation
C. Safety Contractor

Safety Briefing Shutdown Activity:


Film 5
- Refresh safety rule
D. Kiken Yoochi (Duga Bahaya)

- Kemampuan KY (Duga Bahaya) :


1.Ketajaman
2.Kecepatan
3.Ketepatan
4.Teknik
G. Safety Rules Enforcement

- Sanksi Normatif: Sanksi Administratif:


1. Laporan Accident 1. Surat Teguran
2. Pemakaian Jaket Biru selama 1 bulan 2. Surat Peringatan (I,II,III)
3. Activity Plan 6 bulan 3. PHK
4. Announce di Internal Briefing (morning
briefing dan morning meeting)
5. Presentasi Safety Meeting
3 Penanaman Budaya K3
A. Rishou Campaign

Item Campaign :
Bekerja mengikuti SOP,
berfikir safety,
penggunaan APD, zero
accident

B. Safety Riding (Kedisiplinan berkendara)

a. Patrol Helmet Sepeda


Motor (setiap hari):
b.Safety Traffic
Awareness

Patrol Helmet & Campaign Safety TrafficAwareness


F. Clean Day Activity

Memberikan
Memberikan Contoh
Memberikan contoh
PELAKSANAAN: Jumat 06:30 – 07:00
kepedulian terhadap
PESERTA : Dept. Head Up kebersihan dan ke disiplin
membuang sampah
3 AGC Award

24 Februari 2012, PT Astra Daihatsu Motor Engine Plant


Memperoleh penghargaan AGC Award
Kategori Occupational Health & Safety Program
“Meraih Zero Accident & Incident dengan Pendekatan Scary Dojo Safety yang
Berbasis Norma dan Budaya K3”
Sistem Dunia Kerja yang Menjunjung Nilai
Keselamatan dan Kesehatan
Peraturan
perundang2an Customer
Pemerintah Kantor Pusat
(corporate) Pengawasan
& support

Healthy
Proses Produksi
Work Hazard Management
Safe
Worker Product
Resources

Selection Safe Workforce


material project
&
completion
Training Safe
Environ meet goal
equipmt Works profit
ment
Safe fit and healthy
Subcon workforce
safe waste First aid and safe works and safe
medical environment
treatment free injury and illness
Project

Lingkungan Health care


provider
Process Safety Involve
People

INITIATING
INCIDENT
EVENT

ENGINEERED /
ADMINISTRATIVE INDIVIDUAL
PHYSICAL
Ir. Estu Prayogi,MKKK
Email: estupray05@gmail.com
Hp: 085811119984.

Anda mungkin juga menyukai