UTAMAKAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
4 10/13/2018
8 10/13/2018
Manusia telah diciptakan dengan sempurna, memiliki
sistem perlindungan mendasar sejak masih dalam
kandungan hingga wafat.
Memiliki keinginan untuk tetap selamat dan sehat
Memiliki perasaan takut terhadap bahaya
Memiliki naluri yang dapat mendeteksi adanya bahaya
Memiliki gerak refleks
Memiliki akal yang selalu menimbang benar atau salah
Memiliki Ibu yang melindungi & Ayah yang membimbing ke
jalan selamat
Sebagai hak yang asasi maka setiap manusia harus
dilindungi terhadap bahaya-bahaya yang dikenakan
kepadanya.
Kita selalu sadar keselamatan
Tindakan aman yang mungkin telah
dilakukan hari ini
• Selalu berusaha melihat kearah mana kita
hendak melangkah
• Minum teh panas dengan berhati-hati
• Menjaga jarak kendaraan saat beriringan
dgn kendaraan lain
• Mengurangi kecepatan bila ada hambatan
didepan jalan
• selalu menjaga diri dari bahaya yang kita
ketahui agar tetap selamat.
Sebelum era industri Revolusi Industri
Bahaya pekerjaan masih Peralatan berubah secara Sekarang
terbatas pada bahaya peng drastis. Pada masa ini mesin- Perkembangan teknologi
gunaan alat-alat sederhana. mesin bertenaga besar mulai semakin pesat, peralatan di
Perlindungan keselamatan diciptakan. Tentu saja disain dengan tingkat bahaya
masih sangat kurang. perkembangan ini berakibat yang semakin tinggi, namun
Perlindungan hanya diberi meningkatnya bahaya- tingkat keamanan juga tinggi.
kan kepada kelompok bahaya pekerjaan. Tidak Pekerjaan diatur agar aman
bangsawan atau raja-raja hanya bahaya yang bagi pekerja. Perlindungan
dimana pekerjaan kasar atau mengancam keselamatan hak asasi semakin diperhati
berbahaya dilakukan oleh tetapi juga bahaya kan, keselamatan menjadi
para budak. Kematian atau lingkungan. Revolusi industri perhatian yang utama.
kecelakaan dianggap sebagai menuju kemajuan atau Sumber energi ramah
bagian dari nasib para budak. kehancuran ? linkungan mulai dikembang
kan. dstnya
Masyarakat global semakin kritis terhadap keselamatan di
semua aspek kehidupan
Larangan terbang maskapai penerbangan Indonesia
(Aviation Safety)
Larangan terhadap produk berbahaya dari Indonesia dan
China (Product Safety dan Food Safety)
Dampak kebakaran hutan di Indonesia (Safe Air -Pollution)
Keamanan dan keselamatan gedung/hotel di Indonesia
(Public Safety)
Keamanan dan keselamatan arena bermain
Era Globalisasi membawa pengaruh terhadap sistem
perdagangan dunia.
Persaingan semakin ketat, arus barang antar kawasan
meningkat.
Konsumen semakin kritis.
Kesadarann mengenai K3L meningkat
Standar dan norma-norma global menjadi persyaratan utama
bisnis antar negara.
Setiap perusahaan harus mampu meningkatkan daya saing,
menciptakan nilai -nilai unggul, meningkatkan efesiensi dan
menekan biaya produksi.
Tahun 2012. (data Jamsostek)
103,074 Kasus kecelakaan kerja
91% kembali sembuh
3,8 % cacat fungsi sebagian
2419 kasus meninggal dunia
37 cacat total tetap
Data ILO.
99,000 kasus per tahun
Data Kerugian Rp. 280 T/tahun.
Kecelakaan dan penyakit akibat kerja
menimbulkan kerugian 4 % dari biaya produksi
berupa pemborosan terselubung (hidden cost).
Tingkat kecelakaan mempengaruhi daya saing
suatu negara, tingkat keselamatan yang rendah
membuat daya saing rendah pula.
Kurangnya kesadaran dan pemahaman kalangan
usaha tentang pentingnya aspek keselamatan dan
kesehatan kerja sebagai salah satu unsur untuk
meningkatkan daya saing.
Masalah Keselamatan Kerja dikenal dan dimulai pada tahun 1800an
bersamaan dengan revolusi industri di Inggris.
Manusia berubah menjadi sekadar alat produksi seperti mesin atau
lainnya yang mudah diganti.
Kondisi perburuhan yang buruk dan angka kecelakaan yang tinggi telah
mendorong berbagai kalangan untuk berupaya meningkatkan perlindungan bagi
tenaga kerja walaupun masih terbatas pada kegiatan inspeksi.
Pada tahun 1930 H.W Heinrich seorang ahli K3 dengan teori dominonya
mengawali pendekatan K3 dan mengemukakan teori tentang penyebab kecelakaan
yang dikenal sebagai unsafe act dan unsafe condition.
Pada tahun 1950 berkembang konsep safety management (SMK3), yang
dimotori ahli keselamatan kerja, Dan Petersen, Frank Bird, dan James Tye. Aspek
keselamatan dan kesehatan merupakan bagian integral dari sistem manajemen
dalam organisasi.
Perkembangan konsep SMK3 tersebut mendorong timbulnya kebutuhan
untuk menetapkan standart SMK3 yang dapat digunakan sebagai acuan bersama
yang kemudian melahirkan OHSAS 18001.
ERA SEBELUM REV. SESUDAH REV.
KET ZAMAN MODERN
INDUSTRI INDUSTRI
- LOSS - ANALISA
CONTROL SISTEM
PERANAN AHLI TIDAK ADA INSPEKTUR K3 INSPEKTUR K3 ADV/ - ANALISA
K3 MANAGER RESIKO
- SAFETY ENG. - ANALISA
- AHLI ERG BAHAYA
KONSEP LACK OF
- SEBAB NASIB UNSAFE UNSAFE LACK OF
CONTROL
- INSIDEN (ACT OF GOD) CONDITION ACTS SYSTEM
MGT
1900
WORK
COMPESATION LAW
(EROPA & AS)
REV. 1930 1960 1980
INDUSTRI HEINRICH
TEORI DOMINO
1910 AUDIT K3
VR … UU NO 1 TH 1970 20
Jika kebutuhan fisik atau physiological need (lapar,
haus, sandang, papan) belum terpenuhi manusia
belum membutuhkan atau memikirkan kebutuhan
SELF
keselamatan (security need). Jika kebutuhan ACTUALIZA
TION
keselamatan sudah terpenuhi manusia meningkatkan
kebutuhannya yaitu kebutuhan sosial (social need), EGO NEED
Produktivitas
Kualitas Kuantitas
KESEHATAN KESELAMATAN
PROSES
BAHAN ALAT
LINGKUNGAN
32
--- ANALISA KECELAKAAN ---
Management Safety Policy & Decisions
BASIC Personal Factors
CAUSES Environmental Factors
INDIRECT
CAUSES Unsafe act Unsafe Condition
(SYMPTOMS)
ACCIDENT
Personal Injury
Property Damage
PERKEMBANGAN
1949 : GORDON
1967 : HADDON
1970 : Frank Bird JR
1972 : Wigglesworth
1976 : Bird and Loftus
1978 : Petersen
1980 : Johnson
1985 : Bird and German
34
Logika terjadinya kecelakaan
Setiap kejadian kecelakaan, ada hubungan
mata rantai sebab-akibat (Domino Squen)
BASIC
LACK OF CAUSES INSIDENT
IMMIDIATE
CONTROL CAUSES LOSSES
35
( H.W. HEINRICH, 1931)
ENVIRON
PERSON HAZARD ACCIDENT INJURY
MENT
SOCIAL
ENVIRON FAULT UNSAFE
MENT OF ACT/
PERSON UNSAFE
CONDITIO
N
36
( FRANK BIRD JR, 1970 )
Lack of SYMPTOM
ORIGIN CONTACT Loss
Control
LACK OF
CONTROL BASIC IMMEDIATED
INCIDENT INJURY /
CAUSES CAUSES / ACCIDEN
DAMAGE
37
( ILCI model - Bird & German, 1985 )
Inadequate
Program Personal Substandard Contact People
Factors Acts With
Inadequate Property
Standard Job Substandard Energy or Process
Conditions Substance
Inadequate Factors (Profit)
Compliance
38
LEMAHNYA SEBAB PENYEBAB INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG (Kontak)
PROGRAM
TAK SESUAI FAKTOR PERBUATAN <KEJADIAN> KECELAKAAN
PERORANGAN TAK AMAN KONTAK
STANDAR DENGAN ATAU
&
TAK SESUAI FAKTOR KONDISI ENERGI KERUSAKAN
KERJA TAK AMAN ATAU YANG TAK
KEPATUHAN BAHAN/ ZAT
PELAKSANAAN DIHARAPKAN
39
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG
KERUGIAN
40
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG
43
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG
KEPATUHAN TERHADAP
STANDAR
44
Mencegah kerugian fisik dan finansial yang
bisa diderita karyawan.
Mencegah terjadinya gangguan terhadap
produktivitas perusahaan.
Menghemat biaya premi asuransi.
Menghindari tuntutan hukum.
Program keselamatan kerja difokuskan pada dua
aspek:
Perilaku Kerja:
Membentuk sikap karyawan yang pro-keselamatan kerja
Mendorong upaya seluruh karyawan untuk mewujudkan
keselamatan kerja, mulai dari manajemen puncak hingga
karyawan level terendah
Menekankan tanggung jawab para manajer dalam
melaksanakan program keselamatan kerja
Kondisi Kerja:
Mengembangkan dan memelihara lingkungan kerja fisik
yang aman, misalnya dengan penyediaan alat-alat
pengaman
Piramida Kecelakaan
Kematian/ Kec.Serius
Data dilaporkan dan
tercatat Kecelakaan Ringan
Kerusakan Properti
Nyaris Celaka
• Perbuatan &
Kondisi Tidak
Aman
• Bahaya
47
GUNUNG ES - BIAYA
KECELAKAAN
48
GUNUNG ES - BIAYA KECELAKAAN
BIAYA KECELAKAAN DAN PENYAKIT
• Pengobatan/ Perawatan
• Gaji (Biaya Diasuransikan)
$1
• Kerusakan gangguan
• Kerusakan peralatan dan perkakas
• Kerusakan produk dan material
$5 $50
• Terlambat dan ganguan produksi
HINGGA • Biaya legal hukum
BIAYA DALAM PEMBUKUAN: • Pengeluaran biaya untuk penyediaan
KERUSAKAN PROPERTI fasilitas dan peralatan gawat darurat
(BIAYA YANG TAK • Sewa peralatan
DIASURANSIKAN) • Waktu untuk penyelidikan
$1 $3
• Gaji terusdibayar untuk waktu yang hilang
HINGGA • Biaya pemakaian pekerja pengganti dan/ atau
BIAYA LAIN YANG biaya melatih
TAK DIASURANSIKAN • Upah lembur
• Ekstra waktu untuk kerja administrasi
• Berkurangnya hasil produksi akibat dari
sikorban
• Hilangnya bisnis dan nama baik
49
Stop.......!
You don’t need to watch this slides show if you are not confortable to
watch it
untuk
54
Undang undang No 1 tahun 1970
Pendekatan K3
• Pendekatan Hukum
• K3 merupakan ketentuan perundangan .
Keselamatan Kerja
• K3 wajib dilaksanakan
• Pelanggaran thd K3 dpt dikenakan
sangsi pidana (denda/kurungan)
• Tujuan :
• Melindungi TK dan orang lain, asset dan
lingkungan hidup
55
Pendekatan K3
• Pendekatan Kemanusiaan
• Kecelakaan menimbulkan
penderitaan bagi sikorban/
keluarganya.
• K3 melindungi pekerja dan
masyarakat
• K3 bagian dari HAM
56
Pendekatan K3
• Pendekatan Ekonomi
• K3 mencegah kerugian
• Meningkatkan produktivitas
57
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Philosophy
Upaya atau pemikiran dan penerapannya yang
ditujukan untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah
tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya, untuk
meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja
58
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Keilmuan
penerapannya dalam upaya mencegah
kecelakaan, kebakaran, peledakan,
pencemaran, penyakit akibat kerja , dll
“ACCIDENT PREVENTION”
59
“RISK”
Resiko adalah ukuran
kemungkinan kerugian yang akan
timbul dari sumber bahaya
(hazard) tertentu yang terjadi.
60
61
If you don’t have inspections done…
“RISK”
64
Keselamatan (Safety)
65 6
Tujuan safety
1. Mengamankan suatu sistem kegiatan /
pekerjaan mulai dari input, proses maupun
output. Kegiatan yang dimaksud bisa berupa
kegiatan produksi di dalam industri maupun
diluar industri seperti di sektor public dan
yang lainnya.
2. Selain itu penerapan program safety juga
diharapkan dapat meningkatkan
kesejahteraan (well-being)
66 8
Merupakan tingkat bahaya dari
suatu kondisi dimana atau kapan
muncul sumber bahaya.
Danger adalah lawan dari aman
atau selamat.
67
“HAZARD” (potensi bahaya)
Adalah suatu kondisi yang dapat
minimbulkan / menyebabkan
gangguan/ kegagalan
kecelakaan/kerusakan
79 3
DEFINISI ACCIDENT
Suatu kejadian yang tidak
diinginkan berakibat cedera
pada manusia, kerusakan
barang, gangguan terhadap
pekerjaan dan pencemaran
lingkungan.
80 4
DANGER
hampir putus
putus INSIDENT
ACCIDENT
81
Kesehatan (Health)
82
Prinsip dasar penerapan K3
Tindakan
Risk assessment
identifikasi & analisa Pengendalian
potensi bahaya bahaya
HAZARD CONTROL
83 10/13/2018
HIRARKI PENGENDALIAN
ELIMINASI
1
2
SUBSTITUSI
3 REKAYASA/
ENGINEERING
4 PENGENDALIAN
ADMINISTRATIF
APD
5
84
Hirarki Pengendalian Risiko K3
☻ Eliminasi
Menghilangkan suatu bahan/tahapan proses berbahaya
☻ Substitusi
Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk
pasta
Proses menyapu diganti dengan vakum
Bahan solvent diganti dengan bahan deterjen
Proses pengecatan spray diganti dengan
pencelupan
☻ Rekayasa Teknik
Pemasangan alat pelindung mesin
Pemasangan general dan local ventilation
Pemasangan alat sensor otomatis
85
Hirarki Pengendalian Risiko K3
☻ Pengendalian Administratif
Pemisahan lokasi
Pergantian shift kerja
Pembentukan sistem kerja
Pelatihan karyawan
☻ Alat Pelindung Diri
Helmet
Safety Shoes
Ear plug/muff
Safety goggles
86
Setiap kecelakaan ada sebabnya, jika faktor
penyebab tersebut dihilangkan maka dengan
sendirinya kecelakaan dapat dicegah atau
dihilangkan.
87
10 Aksioma Heinrich
1. Kecelakaan merupakan rangkaian proses sebab akibat.
2. Sebagian besar kecelakaan disebabkan oleh manusia.
3. Kondisi tidak aman dapat membahayakan dan
menimbulkan kecelakaan.
4. Tindakan tidak aman dari seseorang dipengaruhi oleh
tingkah laku, kondisi fisik, pengetahuan, dan keahlian.
5. Pencegahan kecelakaan harus mencakup berbagai usaha.
6. Keparahan suatu kecelakaan berbeda satu dengan lainnya.
7. Program pencegahan kecelakaan harus sejalan dengan
program lainnya dalam organisasi.
8. Pencegahan kecelakaan atau program keselamatan dalam
organisasi tidak akan berhasil tanpa dukungan dan peran
serta manajemen puncak.
9. Pengawasan merupakan unsur kunci dalam program K3.
10. Usaha keselamatan menyangkut aspek ekonomi. 88
a) Pendekatan Energi
Pengendalian pada sumber bahaya. (contoh :
membenahi mesin/ alat)
Pengendalian pada jalan energi. (contoh :
memberi dinding kedap udara untuk
mengurangi kebisingan)
Pengendalian pada penerima. (contoh :
melindungi dari kebisingan dengan
menggunakan earplug)
Sumber
Sumber Penerima
90
c) Pendekatan Teknis
Untuk mencegah kecelakaan yang bersifat teknis dilakukan upaya
keselamatan antara lain :
Rancang bangun yang aman yang disesuaikan dengan
persyaratan teknis dan standart yang berlaku.
Sistem pengaman pada alat atau instalasi untuk mencegah
kecelakaan. (sistem interlock, sistem alarm, dst)
d) Pendekatan Administratif
Pendekatan administratif dapat dilakukan dengan cara :
Pengaturan waktu dan jam kerja (tingkat paparan dan kelelahan)
91
e) Pendekatan manajemen.
Banyak kecelakaan ya ng disebabkan faktor
manajemen yang tidak kondusif.
Upaya pencegahan yang bisa dilakukan antara
lain :
Menerapkan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja (SMK3).
Mengembangkan organisasi K3 yang efektif.
Mengembangkan komitmen dan kepemimpinan
dalam K3, khususnya untuk manajemen tingkat
atas.
92
Bahwa upaya pencegahan kecelakaan atau
upaya keselamatan harus dilakukan secara
terpadu dengan memadukan semua unsur dan
aspek keselamatan agar memperoleh hasil
yang diharapkan.
93
Hazard Somatik
Hazard Lingkungan Kerja (Fisik, Kimia,
Biologi)
Hazard Perilaku (Behaviour)
Hazard Ergonomi
Hazard Pengorganisasian Pekerjaan
Hazard Budaya Kerja
Hazard yang (sudah) ada pada tubuh
pekerja
Lazim disebut “Faktor risiko”
Hipertensi
Diabetes Mellitus
Obesitas
Dyslipidemia
Asthma
Pengendalian
Pola hidup sehat (diet seimbang, olah raga, tidak
merokok, cek up teratur, dll)
Radiasi non pengion: UV light, infra merah,
microwave (gelombang mikro)
Efek kesehatan: gangguan mata (sementara-permanen),
gangguan pada kulit
Radiasi pengion: sinar X, sinar α, sinar β, dll
Efek akut: syndrom SSP, gangguan pencernaan, gangguan
hemopoetik
Efek kronis: karsinogenesis, kerusakan genetik
Pengendalian:
Tempatkan sumber radiasi secara benar (mis: ruang
isolasi)
Lindungi operator dgn APD
Bising: suara yg tidak dikehendaki
Efek terhadap pekerja
Gangguan Fisiologis
Gangguan Psikologis
Gangguan Patologis Organis
Pengendalian
Substitusi
Eliminasi
Administrasi
Suhu/Temperatur
Suhu tinggi: heat stroke & heat cramps
Pengendalian: air minum, asupan garam,
istirahat, tidur, pakaian, aklimatisasi
Pencahayaan
Mengakibatkan kelelahan pada mata;
Iritasi, mata berair, mata merah, sakit kepala, viskositas
menurun, contrast sensitivity, akomodasi menurun
Pengendalian, harus diperhatikan hal2 sbb:
Sumber pencahayaan: intensitas, sumber cahaya,
efisiensi & efektivitasnya
Keadaan lingkungan tempat kerja: luas, jendela,
langit2/dinding
Tenaga kerja: kemampuan penglihatannya, kondisi
kesehatan
Frosbite, akibat suhu sangat rendah di bawah
titik beku
Chilblain, akibat bekerja di tempat cukup
dingin untuk waktu yang lama
Trenchfoot, akibat terendam air dingin cukup
lama
Hiperbarik
Getaran, akibat terpajan terhadap getaran
dapat menimbulkan Raynaud Syndrome
Inorganic, mis: lead, arsenic, silica
Organic mis: solvent, vapours & gases
Efek Kesehatan:
Asbes Asbestosis (preparasi tekstil terbuat dari asbes)
Silica Silikosis (perusahaan granit,keramik)
Byssinosis (industri tekstil)
Anthracosis (tambang batu bara)
Larutan korosif (menimbulkan kerusakan kulit)
Gas sianida, asam sulfida dan karbon monoksida
Uap logam (menimbulkan ‘demam uap logam’, dermatitis)
Merokok
Pola makan
Minum2an beralkohol
Workaholic
Efek Kesehatan: PJK, DM, Stroke, Stress
Pengendalian: Pola hidup sehat
Sosialisasi :
Kebijakan telah tersosialisasi
dengan baik, kepada karyawan,
tamu, dan supplier
Unsafe Action :
•Memaksimalkan keterlibatan aktif setiap unit kerja dalam program K3
•Meningkatkan tanggung jawab setiap unit kerja dalam K3
•Meningkatkan pengetahuan dan Awareness K3
Unsafe Condition :
. Meningkatkan pengendalian terhadap resiko bahaya
C
1
PEMENUHAN NORMA K3
2
PROGRA MENUJU
M ZERO ACCIDENT
3
PENANAMAN BUDAYA K3
Siklus P-D-C-A
1 2 3
Tempa Dalam
t perjalanan Tempat Kerja
Tingga
l
Pembinaan
Control
Realisasi Pencapaian Program K3
1 Pemenuhan Norma K3
a) Pemenuhan Peraturan & Persyaratan K3
• Direview secara berkala oleh Management (6 bulan sekali)
• Level Kepatuhan : 100% Patuh
b) Sarana dan Prasarana K3 yang memadai
• Pengadaan Fasilitas K3 yang memadai sesuai standar K3
1. Green Line
Finger
Picture
Campaign by Management
Sarana Lokasi
3. Safety Fence - -
Sarana Lokasi
P W T A Log E C Parts HO VLC
5. Tire Stopper
Film 2
LINGKUNGAN K3
WORK
(general & 2. Towing
traffic)+ 3. Mobil Proses
Training Safety Dojo 4. Crane & Hoist
KYM 5. Lock Out System
6. Juru Las
END
Training EHS pada Orientasi Umum
untuk Karyawan Baru
1 2 3 4
Conveyor Simulation Lock Out Tag Out Electrical Shock Simulation Pinch Simulation
5 6 7 8
Electrical Short Simulation Hot Simulation Cut Wound Simulation Bleeding by Wire
9 10 11 12
Fall Simulation Drill Simulation Safety Shoes Simulation Clamping Pinch Simulation
C. Safety Contractor
Item Campaign :
Bekerja mengikuti SOP,
berfikir safety,
penggunaan APD, zero
accident
Memberikan
Memberikan Contoh
Memberikan contoh
PELAKSANAAN: Jumat 06:30 – 07:00
kepedulian terhadap
PESERTA : Dept. Head Up kebersihan dan ke disiplin
membuang sampah
3 AGC Award
Healthy
Proses Produksi
Work Hazard Management
Safe
Worker Product
Resources
INITIATING
INCIDENT
EVENT
ENGINEERED /
ADMINISTRATIVE INDIVIDUAL
PHYSICAL
Ir. Estu Prayogi,MKKK
Email: estupray05@gmail.com
Hp: 085811119984.