Anda di halaman 1dari 61

ACCIDENT

INVESTIGATION
(INVESTIGASI KECELAKAAN)
TRAINING OUTLINE

Pengertian Kecelakaan Kerja.


Pengertian Investigasi Kecelakaan Kerja.
Tujuan Investigasi Kecelakaan Kerja.
Piramida Kecelakaan Kerja.
ILCI LOSS CAUSATION MODEL.
Tahapan Investigasi Kecelakaan Kerja.
APA ITU KECELAKAAN KERJA ?

Terjadi dalam Hubungan Kerja yang Menimbulkan Korban Jiwa ,


dak di rencanakan cacat, cedera, luka, kesakitan
kerugian Material
KASUS-1
PT. X
RUMAH

ce la kaan
Ke

Tempat kerja
KASUS-2
PT. X
RUMAH

laka an
Kece

Tempat kerja
KASUS
PT. X
RUMAH

e la kaan
Kec
KECELAKAAN
1. Kec. Hubungan kerja
laka an
Ke ce
2. Kec. Perjalanan Pulang – Pergi
tempat tinggal – tempat kerja
kaa n
ce l a
3. Kecelakaan di tempat kerja Ke
Tempat kerja

4. Penyakit Akibat Kerja


APA ITU INVESTIGASI KECELAKAAN KERJA ?

PENYEBAB
Rangkaian UTAMA
Kegiatan KECELAKAAN

Perbaikan
TUJUAN INVESTIGASI
KECELAKAAN
MENCARI FAKTA-FAKTA DAN PENYEBAB
KECELAKAAN

TINDAKAN PENCEGAHAN

KECELAKAAN TIDAK TERULANG KEMBALI


Piramida Kecelakaan
Kematian/ Kec.Serius
Data dilaporkan dan 1
tercatat 10 Kecelakaan Ringan
30 Kerusakan Properti

600 Nyaris Celaka

• Perbuatan &
Tidak dilaporkan dan Kondisi Tidak
tercatat 10.000 Aman
• Bahaya
DASAR HUKUM
Peraturan Menteri Tenaga Kerja
No. 03/Men/1998
Sesuai permenakertrans no. 03/Men/1998 tentang tata cara
pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan, ruang lingkup
kecelakaan adalah :
a. Kecelakaan kerja
b. Kebakaran / peledakan / pembuangan limbah
c. kejadian berbahaya lainnya / nearmiss
DEFINISI KECELAKAAN KERJA
• Menurut Frank Bird, an accident is undesired event that result in physical harm
to a person or damage to property. It is usually the result of a contact with a
source of energy (kine c, electrical, chemical, thermal, etc).
• Menurut Heinrich, Petersen dan Roos, 1980 “Kecelakaan kerja atau kecelakaan
akibat kerja adalah suatu kejadian yang dak terencana dan dak terkendali
akibat dari suatu ndakan atau reaksi suatu objek, bahan, orang atau radiasi
yang mengakibatkan cidera atau kemungkinan akibat lainnya”.
• Mengacu pada Standar AS/NZS 4801:2001 "Kecelakaan adalah semua kejadian
yang dak direncanakan yang menyebabkan atau berpotensial menyebabkan
cidera, kesakitan, kerusakan, atau kerugian lainnya".
• Mengacu pada standar OHSAS 18001:2007 "Kecelakaan Kerja didefinisikan
sebagai kejadian yang berhubungan dengan pekerjaan yang dapat
menyebabkan cidera atau kesakitan (tergantung dari keparahannya) kejadian
kema an atau kejadian yang dapat menyebabkan kema an".
• Mengacu pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.3/1998 Kecelakaan
kerja adalah suatu kejadian yang dak dikehendaki dan dak diduga semula
yang adapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda
• Menurut teori domino effect kecelakaan kerja H.W Heinrich, kecelakaan terjadi
melalui hubungan mata-rantai sebab-akibat dari beberapa faktor penyebab
kecelakaan kerja yang saling berhubungan (Sequen al) sehingga menimbulkan
kecelakaan kerja ataupun (Penyakit akibat Kerja/PAK) serta kerugian lainnya
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang
dak dikehendaki dan dak diduga semula yang
adapat menimbulkan korban manusia dan atau
harta benda.
KLASIFIKASI KECELAKAAN KERJA ADALAH :

1. Kecelakaan Fatal yang berakibat pada kema an


2. Kecelakaan berat yang berakibat pada PHK karena dak
mampu lagi bekerja atau kehilangan sebagian fungsi
anggota tubuhnya / cacat.
3. Kecelakaan sedang yang berakibat pada kehilangan hari
kerja atau sementara dak ampu bekerja.
4. Kecelaakaan ringan, membutuhkan perawatan medis / P3K.
• Inves gasi kecelakaan kerja adalah suatu cara
untuk mencari data dan fakta yang
berhubungan dengan kecelakaan kerja yang
mengakibatkan korban jiwa atau kerugian harta
benda.
• Inves gasi kecelakaan dilakukan guna mencari
akar penyebab dari kecelakaan agar kejadian
serupa dak terulang kembali.

• Inves gasi kecelakaan bisa dikatakan efek f bila dapat mendeskripsikan kejadian
sebenarnya, menentukan akar penyebab kecelakaan, menentukan risiko dan mampu
mengembangkan ndakan pengendalian.
TUJUAN INVESTIGASI KECELAKAAN:

1. Mengiden fikasi dan mendeskripsikan kejadian sebenarnya (apa,


di mana, dan kapan)
2. Mengiden fikasi penyebab langsung dan akar/ faktor penyebab
kecelakaan (mengapa)
3. Membantu manajemen untuk mengiden fikasi ndakan
perbaikan yang efek f dan prak s
MANFAAT INVESTIGASI KECELAKAAN:

1. Memperbaiki sistem manajemen K3


2. Mencegah kecelakaan kerja yang sama terulang kembali,
dan
3. Menciptakan lingkungan kerja yang aman bagi pekerja.
KECELAKAAN KERJA MANAKAH YANG PERLU DI
INVESTIGASI ?
Semua kecelakaan kerja yang diketahui atau
dilaporkan yang mengakibatkan :
• Kerugian harta benda mulai dari yang kecil hingga besar
• Korban manusia mulai dari cidera ringan hingga fatality
(termasuk akibat keracunan pes sida pada manusia)
• Korban manusia dari penyakit akibat kerja.
• Kerugian harta benda atau cidera / penyakit pada korban
manusia,
Formulir P-25
Laporan Kecelakaan Kerja PT. Madubaru

Sesuai Permenaker No 3/MEN/1998


FORMULIR BENTUK 3 - Hal 6
ANGGOTA TIM INVESTIGASI KECELAKAAN
MENCAKUP:
• Pekerja yang memiliki pengetahuan tentang proses kerja
• Supervisor/mandor di area tempat terjadinya kecelakaan
• Safety officer / P2K3
• Pimpinan departemen K3 perusahaan
• Para ahli di luar perusahaan (sesuai kebutuhan)
• Perwakilan dari pemerintah daerah atau polisi setempat.
SEORANG PENYELIDIK HARUS MEMILIKI
KOMPETENSI SEBAGAI BERIKUT:
• Memahami inves gasi kecelakaan dengan model sebab akibat
• Memahami teknik inves gasi
• Mengetahui persyaratan hukum atau organisasi terkait kecelakaan kerja
• Memiliki pengetahuan dasar tentang K3
• Mampu melakukan wawancara dan teknik pengumpulan data dan fakta secara efek f
• Mengetahui persyaratan untuk dokumen, pengumpulan data, dokumentasi terkait inves gasi
• Mampu menganalisa data yang dikumpulkan untuk menentukan hasil temuan dan ndakan perbaikan
yang harus dilakukan.
HARUSKAH INVESTIGASI KECELAKAAN KERJA PERLU
MELIBATKAN POSISI  JABATAN SEBAGAI SUPERVISOR  ATAU
HEAD DEPARTMENT ?

• Supervisor atau Head Departemen mengetahui orangnya dan proses kerjanya


• Secara dak langsung juga terlibat dalam kejadian tersebut atau terlibat pada proses pengambilan
ndakan perbaikan
• Dapat mengambil nilai posi f dari inves gasi ini
• Tahu dimana mendapatkan informasi yang yang dibutuhkan
METODE DALAM INVESTIGASI

1. Root Cause Analysis


2. The "5 Why" method
3. Cause & Effect (Fishbone/Ishikawa) Diagram
4. Systema c Cause Analysis Technique (SCAT)
SYSTEMATIC CAUSE ANALYSIS TECHNIQUE
(SCAT)

• Metode SCAT diperkenalkan pertama kali Internal onal Loss Control Ins tute (ILCI) yang mengambil
model dari F.Bird & German (1982)

• Canadian Centre for Occupa onal Health and Safety (CCOHS) merekomendasikan agar inves gasi
dilakukan secara bersama-sama, baik manajemen maupun perwakilan dari tenaga kerja atau pihak-pihak
yang relevan.
TAHAPAN METODE SCAT MELIPUTI:

1. Deskripsi atau gambaran suatu kejadian. Misalnya, keracunan gas, defisiensi oksigen, terjepit mesin
bergerak, atau jatuh dari ke nggian.
2. Faktor pemicu mbulnya kecelakaan atau berbagai hal yang menyebabkan kecelakaan. Misalnya,
pekerja (korban) kontak dengan gas beracun atau kontak dengan peralatan bertenaga.
3. Penyebab langsung, terdiri dari perilaku dak aman (unsafe ac on) dan kondisi dak aman (unsafe
condi on).
Unsave Ac on Unsave Condi on

• Bekerja tanpa disertai izin kerja • Pengaman/ pembatas di area kerja dak
• Tidak peduli pada peringatan memadai
• Kegagalan untuk bekerja dengan aman
• APD dak memadai/ dak sesuai dengan
jenis pekerjaan
• Mengoperasikan peralatan melebihi kecepatan yang
ditentukan • Peralatan rusak/ cacat
• Tidak menggunakan perangkat keselamatan • Ruang kerja sempit/ terbatas
• Menggunakan peralatan yang rusak/ dak layak • Tanda peringatan/ rambu K3 dak memadai
• Penggunaan peralatan dak tepat • Bahaya kebakaran dan ledakan
• Menggunakan APD yang dak layak/ dak memakai APD • Tata graha (housekeeping) dak memadai
• Cara memuat material dak tepat • Paparan bahan kimia berbahaya dan
• Penempatan material/ alat bukan di tempat semes nya
beracun
• Teknik pengangkatan dak tepat
• Paparan kebisingan
• Posisi kerja dak ergonomis
• Paparan radiasi

• Paparan suhu ekstrem
Mengoperasikan peralatan yang sedang diperbaiki/
dipelihara • Kurangnya pencahayaan dan ven lasi
• Di bawah pengaruh alkohol/ obat-obatan terlarang
• Bercanda ke ka kerja
4. PENYEBAB DASAR, TERDIRI DARI FAKTOR INDIVIDU, FAKTOR
PEKERJAAN, DAN FAKTOR MANAJEMEN.
Faktor Individu Faktor Pekerjaan Faktor Manajemen

• Kurangnya pengawasan/ • Program K3 dak


kepemimpinan yang lemah memadai/ dak efek f
• Rekayasa teknik dak • Standar operasional
memadai prosedur (SOP) dak
• • Peralatan kerja dak sesuai
Kemampuan fisik dan
mental pekerja dak memadai • Kurangnya pela han
memadai • Perawatan peralatan yang • Tidak ada inspeksi dan
dak memadai evaluasi atau audit.
• Kurangnya pengetahuan
• Prosedur bekerja aman • Budaya keselamatan yang
• Kurangnya keterampilan dak memadai apa s
• Stres akibat kerja • Peralatan yang rusak/ aus • Manajemen bersikap acuh
tetap digunakan tak acuh
• Kurangnya mo vasi kerja • Penyalahgunaan peralatan • Komunikasi K3 yang buruk
• Inves gasi kecelakaan
yang buruk dan dangkal
BAGAN METODE SCAT
Potensial / Aktual Potensial / Aktual Aktual

Immedi a te Acci dent /


La ck of Control Ba s i c Ca us es Los t
Ca us es Nea r Hi t

Ina dequa te of 1. Pers ona l Subs ta nda rt : Conta cs wi th : 1. Peopl e


1. Progra ms Fa ctor 1. Acts 1. Energy 2. Property
2. Sta nda r Of 2. Job Fa ctor 2. Condi ons 2. Subs ta nces 3. Product
Opera on /Thi ngs 4. Envi ronmnt
(SOP) 3. Peopl e
3. Penca pa i a
n thd
Sta nda r

Pre contact stage Contact Post contact


• Dari meodel diatas, akibat dari kecelakaan adalah kerugian dari manusia, proper
perusahaan, berkurangnya produk fitas dan kerugian lingkungan.
• Penyebab langsung terdiri dari yaitu substandart condi on dan substandart ac on
yang bisanya pada teori safety yang lain disebut unsafe ac on and unsafe condi on.
• Dalam teori inves gasi yang dikemukakan oleh ILCI, se ap faktor penyebab
kecelakaan dibuat ceklist sebagai panduan untuk memudahkan rootcause-nya.
PEKERJAAN : MENGGERINDA
LOKASI : WORKSHOP / MESIN GERINDA
KECELAKAAN KERJA : JARI TANGAN TERGORES GERINDA
DISKRIPSI : PEKERJA MENGALAMI LUKA PADA TANGAN
KANAN

Potensial / Aktual Potensial / Aktual Aktual

Immedi a te Acci dent /


La ck of Control Ba s i c Ca us es Los t
Ca us es Nea r Hi t

Pers ya ra ta n Pers ona l Pekerja Conta cs wi th : 1. Peopl e,


1. Tdk a da Fa ctor mel a kuka n Ta nga n ka na n cedera
penga wa s Pekerja tdk pekerja a n (ja ri -ja ri ) ta nga n
2. Sta nda r Of pa ka i APD da n s a mbi l bers entuha n 2. Property
meremehka n berbi ca ra da n dega n ma ta 3. Product,
Opera on
APD berca nda dgn geri nda yg produk
(SOP) da k
pekerja l a i n s edda ng rus a k
a da
berputa r 4. Envi ronmnt
3. JSA / IKA Job Fa ctor norma l
da k a da Tdk a da
penga wa s
l a pa na ga n di
a rea

Pre contact stage Contact Post contact


KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN METODE SCAT:

1. Metode yang tepat dan sederhana untuk memeriksa efek vitas inves gasi kecelakaan
2. Sebuah sistem untuk menganalisis dan mengevaluasi penyebab kecelakaan
3. Sebuah sistem untuk mengembangkan efek vitas pengendalian kecelakaan
4. Sebagai pengingat akan penyebab dan pengendalian terhadap kecelakaan.
TAHAP MENANGANI KECELAKAAN SECARA
SCAT :

1. Mengamankan lokasi
2. Melaporkan Kecelakaan
3. Melakukan penyelidikan
4. Menganalisis penyebab kecelakaan
5. Membuat rekomendasi, laporan penyelidikan dan pengesahan oleh manajemen
6. Dokumentasi dan ndak lanjut.
HAL PENTING SAAT MELAKUKAN INVESTIGASI
KECELAKAAN:

1. Membentuk m inves gasi, yang terdiri dari ketua, sekretasi dan anggota. Agar inves gasi berjalan
dengan efek f usahakan ketua inves gasi dari bagian yang mengalami kecelakaan, sekretaris bisa dari
departemen HSE dan anggota dari m ahli pada bidangnya.
2. Lakukan inves gasi secara berurutan sesuai model dari ILCI dimulai dari Kerugiannya (manusia,
kerusakan peralatan, dll), Tipe kecelkaannya (terbentur, tertabrak terjatuh, kontak bahan kimia, dll),
Penyebab langsung, Penyebab dasar dan lemahnya kontrol.
HAL PENTING SAAT MELAKUKAN
INVESTIGASI KECELAKAAN:

3. Setelah ditemukan masing-masing faktor penyebab jadikan sebagai dasar ndak lanjut /
countermeassure dengan tujuna kecelakaan yang serupa dak terjadi lagi dikemudian hari. Hindari
untuk menyalahkan korban karena pada dasarnya kecelakaan terjadi karena mul ple cause, dak
hanya dari faktor perilaku orang tapi juga dipengaruhi kondisi berbahaya, faktor pekerjaan, faktor
personal serta lemahnya kontrol.
HAL PENTING SAAT MELAKUKAN
INVESTIGASI KECELAKAAN:

4. Buat laporan yang terstruktur diawali dari tanggal, tempat, kejadian, data korban, keadaan korban,
kronologi peris wa, ndakan darurat, analisis kecelakaan serta ndak lanjut yang dilakukan.
5. Pas kan ndak lanjut yang dilakukan diimplementasikan. HSE departemen bertanggung jawab untuk
memas kan follow up telah dilakukan oleh departemen terkait.
6. Dokumentasikan dengan baik dan lakukan analisis faktor penyebab celaka untuk mengukur
performance dari K3 dalam perusahaan.
THE ILCI LOSS CAUSATION MODEL
( Modified from Bird & Germain,1985)

LEMAHNYA SEBAB PENYEBAB INSIDEN KERUGIAN


KONTROL DASAR LANGSUNG (Kontak)
PROGRAM
PROGRAM
TAK
TAKSESUAI
SESUAI FAKTOR KONTAK
PERBUATAN KECELAKAAN
PERORANGAN TAK AMAN DENGAN ATAU
STANDAR
STANDAR ENERGI
TAK & KERUSAKAN
TAKSESUAI
SESUAI FAKTOR KONDISI ATAU YANG TAK
KERJA TAK AMAN BAHAN/ ZAT DIHARAPKAN
KEPATUHAN
KEPATUHAN
PELAKSANAAN
PELAKSANAAN
THE ILCI LOSS CAUSATION MODEL
( Modified from Bird & Germain,1985)
LEMAHNYA SEBAB PENYEBAB
KONTROL DASAR INSIDEN KERUGIAN
LANGSUNG
(Kontak)

PROGRAM
TAK SESUAI KONTAK
FAKTOR PERBUATAN KECELAKAAN
PERORANGAN TAK AMAN DENGAN ATAU
STANDAR ENERGI
TAK SESUAI & KERUSAKAN
FAKTOR KONDISI ATAU YANG TAK
KERJA TAK AMAN BAHAN/ ZAT DIHARAPKAN
KEPATUHAN
PELAKSANAAN

MANUSIA
PERALATAN

KERUGIAN
MATERIAL
LINGKUNGAN
THE ILCI LOSS CAUSATION MODEL
( Modified from Bird & Germain,1985)
LEMAHNYA SEBAB PENYEBAB
KONTROL DASAR INSIDEN KERUGIAN
LANGSUNG
(Kontak)

PROGRAM
TAK SESUAI KONTAK
FAKTOR PERBUATAN KECELAKAAN
PERORANGAN TAK AMAN DENGAN ATAU
STANDAR ENERGI
TAK SESUAI & KERUSAKAN
FAKTOR KONDISI ATAU YANG TAK
KERJA TAK AMAN BAHAN/ ZAT DIHARAPKAN
KEPATUHAN
PELAKSANAAN

 STRUCK AGAINST  menabrak/bentur benda diam/bergerak


 STRUCK BY  terpukul/tabrak oleh benda bergerak
KONTAK  FALL TO  jatuh dari tempat yang lebih nggi
 FALL ON  jatuh di tempat yang datar
 CAUGHT IN  tusuk, jepit, cubit benda runcing
 CAUGHT ON  terjepit,tangkap,jebak diantara obyek besar
INSIDEN

 CAUGHT BETWEEN  terpotong, hancur, remuk


 CONTACT WITH  listrik, kimia, radiasi, panas, dingin
 OVERSTRESS  terlalu berat, cepat, nggi, besar
 EQUIPMENT FAILURE  kegagalan mesin, peralatan
 EVIRONMENTAL RELEASE  masalah pencemaran
THE ILCI LOSS CAUSATION MODEL
( Modified from Bird & Germain,1985)
LEMAHNYA SEBAB PENYEBAB
KONTROL DASAR INSIDEN KERUGIAN
LANGSUNG
(Kontak)

PROGRAM
TAK SESUAI KONTAK
FAKTOR PERBUATAN KECELAKAAN
PERORANGAN TAK AMAN DENGAN ATAU
STANDAR ENERGI
TAK SESUAI & KERUSAKAN
FAKTOR KONDISI ATAU YANG TAK
KERJA TAK AMAN BAHAN/ ZAT DIHARAPKAN
KEPATUHAN
PELAKSANAAN

PERBUATAN TAK AMAN KONDISI TAK AMAN


● OPERASI TANPA OTORISASI ● PELINDUNG/PEMBATAS TIDAK LAYAK
● GAGAL MEMPERINGATKAN ● APD KURANG, TIDAK LAYAK
● GAGAL MENGAMANKAN ● PERALATAN RUSAK
● KECEPATAN TIDAK LAYAK ● RUANG KERJA SEMPIT/TERBATAS
● MEMBUAT ALAT PENGAMAN TIDAK BERFUNGSI

SEBAB LANGSUNG
● ● SISTEM PERINGATAN KURANG
PAKAI ALAT RUSAK
● PAKAI APD TIDAK LAYAK ● BAHAYA KEBAKARAN
● PEMUATAN TIDAK LAYAK ● KEBERSIHAN KERAPIAN KURANG
● PENEMPATAN TIDAK LAYAK ● KEBISINGAN
● MENGANGKAT TIDAK LAYAK ● TERPAPAR RADIASI
● POSISI TIDAK AMAN
● ● TEMPERATUR EXTRIM
SERVIS ALAT BEROPERASI
● BERCANDA, MAIN-MAIN ● PENERANGAN TIDAK LAYAK
● MABOK ALKOHOL, OBAT ● VENTILASI TIDAK LAYAK
● GAGAL MENGIKUTI PROSEDUR ● LINGKUNGAN TIDAK AMAN
THE ILCI LOSS CAUSATION MODEL
( Modified from Bird & Germain,1985)
LEMAHNYA SEBAB PENYEBAB
KONTROL DASAR INSIDEN KERUGIAN
LANGSUNG
(Kontak)

PROGRAM
TAK SESUAI KONTAK
FAKTOR PERBUATAN KECELAKAAN
PERORANGAN TAK AMAN DENGAN ATAU
STANDAR ENERGI
TAK SESUAI & KERUSAKAN
FAKTOR KONDISI ATAU YANG TAK
KERJA TAK AMAN BAHAN/ ZAT DIHARAPKAN
KEPATUHAN
PELAKSANAAN

FAKTOR PRIBADI FAKTOR KERJA


● KEMAMPUAN FISIK ATAU PHISIOLOGI TIDAK ● PENGAWASAN / KEPEMIMPINAN
● ENGINEERING
SEBAB DASAR
LAYAK
● KEMAMPUAN MENTAL TIDAK LAYAK ● PENGADAAN (PURCHASING)
● STRESS FISIK ATAU PHISIOLOGI ● KURANG PERALATAN
● STRESS MENTAL ● MAINTENANCE
● KURANG PENGETAHUAN ● STANDAR KERJA
● KURANG KEAHLIAN ● SALAH PAKAI/SALAH MENGGUNAKAN
● MOTIVASI TIDAK LAYAK
THE ILCI LOSS CAUSATION MODEL
( Modified from Bird & Germain,1985)
LEMAHNYA SEBAB PENYEBAB
KONTROL DASAR INSIDEN KERUGIAN
LANGSUNG
(Kontak)

PROGRAM
TAK SESUAI KONTAK
FAKTOR PERBUATAN KECELAKAAN
PERORANGAN TAK AMAN DENGAN ATAU
STANDAR ENERGI
TAK SESUAI & KERUSAKAN
FAKTOR KONDISI ATAU YANG TAK
KERJA TAK AMAN BAHAN/ ZAT DIHARAPKAN
KEPATUHAN
PELAKSANAAN

LEMAHNYA PENGENDALIAN
PERAN MANAJEMEN TERKAIT :
LACK OF CONTROL

 PROGRAM TIDAK SESUAI


 STANDARD TIDAK SESUAI
 KETIDAKPATUHAN TERHADAP STANDAR
ACCIDENT INVESTIGATION STEP

Step 1 - First and foremost, provide first aid/medical care to the injured party.

Step 2 - Secure the accident scene

Step 3 - Collect facts about what happened

Step 4 - Determine the causes

Step 5 - Recommended improvements

Step 6 - Write the report


Step 1 - First and foremost, provide first aid/medical care to
the injured party.

1. Berikan pertolongan kepada korban dari kecelakaan yang terjadi, baik


itu tindakan pertolongan pertama/P3K/first aid ataupun tindakan medis
yang diperlukan.
2. Identifikasi pihak internal yang diperlukan untuk menolong korban
dengan segera, seperti First Aider Team/ Team P3K/, paramedic/dokter
perusahaan.
3. Jika diperlukan bantuan medis dari pihak external, segera hubungi untuk
segera datang. Misal : Mobil Ambulance untuk membawa korban ke unit
pelayanan kesehatan/RS terdekat.
4. Berikan tindakan pertolongan yang terbaik untuk korban.
Step 2 - Secure the accident scene
1. Segera mengamankan tempat kejadian kecelakaan kerja, misal dengan
memberi batas pembatas ( police line ) di sekitar tempat kejadian untuk
mencegah kecelakaan lebih lanjut atau hilangnya/berubahnya bukti.
2. Melarang selain Team Investigasi yang berkepentingan untuk memasuki
area yang telah diberikan tanda pembatas.
3. Tidak memindahkan apapun baik peralatan kerja, material ataupun yang lain
dari tempat kejadian.
4. Menginformasikan kepada tenaga kerja disekitar tempat kejadian proses
investigasi yang dilakukan.
Step 3 - Collect facts about what happened

1. Kumpulkan sebanyak mungkin data-data dari kecelakaan kerja yang terjadi.


Semakin banyak informasi yang dimiliki, semakin mudah untuk melihat
gambaran dari terjadinya kecelakaan kerja tersebut.

Wawancarai tenaga kerja/personel yang terlibat dalam kecelakaan itu,


termasuk semua saksi.
Dokumentasikan lokasi kejadian. Misalnya dengan mengambil foto atau video.

2. Fokus pada pencarian penyebab kecelakaan yang terjadi daripada alih-alih


mencari kesalahan ( mencari kambing hitam).
Collecting Data

Look for the following information: Information sources:


• Who was involved, including all witnesses • Witness accounts
• The time, date, and location of the accident • Photos and evidence collected
at the scene
• The activities being performed when the accident
occurred • Surveillance videos
• All equipment being used when the accident • Maintenance records, work
occurred orders, training records, or any
other documentation regarding
• Existing safety policies/SOP including JSA, HIRAC,
the personnel or equipment
etc for the activities and equipment
involved
METODE 5 W 1 H
 Dengan mengajukan pertanyaan 5W + 1H :
 WHAT - Apa ?
 WHY - Mengapa ?
 WHO - Siapa ?
 WHEN - Kapan ?
 WHERE - Dimana ?

 HOW - Bagaimana ?
WHAT - Apa ?
WHY - Mengapa ?
WHO - Siapa ?
 WHEN - Kapan ?
 WHERE - Dimana ?

HOW - Bagaimana ?

Contoh Kasus :

Ada pekerja yang jatuh


ketika menaiki tangga
Ishikawa (Fishbone) Diagrams
Ishikawa or fishbone diagrams help to identify
potential factors contributing to the incident.
The diagram allows you to break down your
organization into different categories, including
equipment used and procedures followed. Then you
can brainstorm possible causes for the incident for
each category.

For example, if machine failure was involved in the


incident:
• Was the operator sufficiently trained to use the
machine correctly?
• Was the maintenance schedule for the machine
correctly followed?
• Was the operator or machine negatively affected
by environmental factors?
Root
Possible Root Cause Discussion
Cause?
MAN
Kemampuan karyawan melakukan tugas Cedera personil teridentifikasi saat briefing K3*.
(cedera lama, fisik) Pelaksanaan tugas tidak tergantung pada fisik. N

Tidak tahu prosedur K3 Awareness training di OJT sudah disediakan


N

Tidak mengikuti prosedur K3 Karyawan baru di-briefing K3 dan sistem penalti


N

Tidak menghadiri training K3 Pelatihan K3 diberikan dalam orientasi dan OJT


N

MACHINE / TOOLS
Tinggi tempat kerja rendah Bukan akar masalah jika metode dapat diubah
N

Part sudah usang Tidak ada part usang menyebabkan insiden


N

Tidak ada tanda bahaya Tanda bahaya sudah ada


N
Root
Possible Root Cause Discussion
Cause?
METHOD
Prosedur tidak diperbaharui Review prosedur rutin setahun sekali N
Tidak ada prosedur K3 Prosedur meliputi prosedur K3 untuk semua kegiatan N
Prosedur K3 salah Prosedur sudah ditinjau oleh supervisor, manajer, dept. head N
Prosedur K3 membingungkan Prosedur sudah ditinjau oleh supervisor, manajer, dept. head N
Prosedur terlalu manual Bag dipegang operator, perlu memastikan tidak ada
Y
kebocoran oli, dll.
Tidak ada komunikasi K3 Disertakan dalam OJT N
MATERIAL
APD yang salah Verifikasi dengan vendor sebelum membeli N
Material yang tidak bisa diandalkan Bag plastik rentan robek bila menyentuh objek tajam
Y
bahan (bag kimia)
Kualitas rendah (pipa, APD, bagkimia) Verifikasi dengan vendor sebelum membeli N
Material yang digunakan salah (pipa, APD, Verifikasi dengan vendor sebelum membeli
N
 bag kimia)
Tidak ada APD yang disediakan APD sudah disediakan untuk semua aktivitas berbahaya N
Step 5 - Recommended improvements/Corrective Actions
Corrective Actions
Recommendations for corrective actions should address
each root cause that was identified in the analysis.
• Be specific in your instructions for what the action entails
and how it should be implemented.
• Keep your recommendations constructive and objective.
• In situations where human error is determined to be a
cause, clearly point it out in your findings, but avoid
recommending disciplinary actions, which should be
handled via normal Human Resources proceedings.
Next Steps
After determining the appropriate corrective actions,
outline a follow-up plan to assure that the actions are
implemented correctly and work as planned.
• Specify the responsible parties for implementation and
for assuring the effectiveness of the corrections.
• If hazards or risks are not corrected, review the
prescribed corrective actions to assure that everything
has been implemented as planned and revise the
actions as necessary to address any remaining issues.
• Once the issues have been verified as adequately
resolved, share your results with other departments that
may be subject to similar issues.
Step 6 - Write the report

• Incidents need to be reported immediately after


occurrence ( also please see the regulatory
requirement) !

• To report an employee incident/injury, use the


appropriate incident/injury report form.

• Make sure the form is completely filled out with


all applicable information.
(Permenaker No. PER-03/MEN/1998)
Pasal 4
1. Di laporkan secara tertulis ke Kakandepnaker/ Kakadisnaker dlm
waktu  2 x 24 jam sejak kejadian dgn formulir bentuk 3 KK2 A.

2. Dpt dilaporkan secara lisan sblm


Kecelakaan dilaporkan scr tertulis

Pasal 5
1. Pengurus/pengusaha yg telah mengikut sertakan pekerjaannya dlm program
Jamsostek pelaporannya sesuai Permenaker No. PER-05/MEN/1993.
2. Pengurus/pengusaha yg belum mengikut sertakan pekerjaannya dlm program
Jamsostek pelaporannya sesuai Permenaker No. PER-04/MEN/1993.
Iden fikasi
Kecelakaan Kerja
menggunakan
Metode SCAT
Lampiran 1 : PERATURAN MENTERI
LAPORAN KECELAKAAN NOMOR : 03/MEN/1998
FORMULIR BENTUK 3 TANGGAL : 26 Pebruari 1998
KK2 A

Wajib dilaporkan dlm 2 x 24 jam BENTUK Nomor KLUI :


setelah terjadinya kecelakaan KK2 A No. Kecelakaan :
Diterima tanggal :
(Diisi oleh Petugas Kantor Depnaker)
Nomor Agenda Jamsostek :
1. Nama Perusahaan NPP
Alamat dan No. Telp Kode Pos No. Telp.
Jenis Usaha
No. Tenaga Kerja L P
No. Pendaftaran (Bentuk KKI)

No. Akta Pengawasan


2. Nama Tenaga Kerja No. KPA
Alamat dan No. Telp Kode Pos No. Telp.
Tmp dan tgl lahir L: P:
Jenis Pekerjaan/Jab
Unit/Bag Perusahaan
3. a. Tempat Kecelakaan
b. Tanggal Kecelakaan Jam :
4. Uraian Kejadian Kec. F*)
1. Bagaimana terjadinya kecelakaan G*)

2. Jenis Pekerjaan dan waktu kecelakaan

3. Saksi yg melihat Kec


4. a. Sebutkan : mesin, pesawat, instalasi, alat H*)
proses, cara kerja, bahan atau lingkung- an yg
menyebabkan kecelakaan

b. Sebutkan : bahan, proses, lingkungan cara E*)


kerja, atau sifat pekerjaan yg menyebabkan
PAK
5. Akibat Kecelakaan

a. Akibat yg diderita korban Meninggal Dunia Sakit Luka-luka

b. Sebutkan bagian tubuh yg sakit

c. Sebutkan jenis PAK

- Jabatan / Pekerjaan

- Lama bekerja

d. Keadaan penderita setelah pemeriksaan


pertama

1 Berobat jalan Sambil bekerja Tidak bekerja

2 Dirawat di : Alamat: Rumah sakit Puskesmas Poliklinik

6. Nama dan alamat dokter/ tenaga medik yg


memberikan pertolongan pertama (dlm hal
penyakit yg timbul karena hubungan kerja,
nama dokter yg pertama kali mendiagnosa)

7. Kejadian di tempat kerja yg membahayakan K3


(misal: kebakaran, peledakan, rubuhnya bagian
konstruksi bangunan, dll)
8. Perkiraan kerugian :
a. waktu (dlm hari – orang)
b. material
9. Upah Tenaga Kerja
a. Upah (upah pokok dan tunjangan) Rp.

b. Penerimaan lain-lain Rp.


c. Jumlah a + b Rp.
10. Kecelakaan dicatat dlm Buku Kecelakaan pada No. Unit

11. Kecelakaan lain-lain yg perlu

*) Jika perlu dapat ditambah Dibuat dengan


sesungguhnya

Nama dan tanda tangan pimpinan Jabatan


perusahaan Tanggal

 Warna Putih, Merah dan Merah Jambu ke Kandep Tenaga


Kerja Setempat
 Warna kuning untuk arsip perusahaan
 Warna Hijau dan Biru untuk Badan Penyelenggara / PT.
Jamsostek (Persero)

Anda mungkin juga menyukai