INDUCTION
PEKERJAAN KONSTRUKSI_JARIS & K
https://jarisnk.com
Revisi : 0.1
MATERI Safety Induction
01 Definisi
02 Tujuan
03 Regulasi
04 Infografik K3
05 Panduan Kerja
Aman
DEFINISI
Safety Induction adalah pengenalan dasar-
dasar Keselamatan kerja dan Kesehatan
Kerja (K3) kepada karyawan baru atau visitor
(tamu) dan dilakukan oleh karyawan dengan
jabatan setingkat supervisory (dari divisi
QHSE / Safety) dan bisa juga bisa dilakukan
oleh yang paham tentang K3 dengan level
jabatan minimum seperti tersebut diatas
(minimal Foreman, dan supervisor up).
TUJUAN SAFETY INDUCTION
1. Memberikan pemahaman tentang pentingnya K3 di dalam pekerjaan konstruksi.
2. Memberikan informasi terbaru tentang kondisi dalam pekerjaan konstruksi sebab
kondisi dalam pekerjaan konstruksi bisa berubah setiap hari.
3. Memberikan pemahaman tentang peraturan yang berlaku dan sanksi apa yang
diberikan jika melanggar peraturan di pekerjaan konstruksi tersebut.
4. Memberikan informasi tentang prosedur kerja yang ada di wilayah pekerjaan
konstruksi tersebut.
5. Dan masih banyak lagi yang lainnya. Intinya induksi safety dilakukan untuk
menghindarkan seseorang dari kecelakan saat memasuki wilayah pekerjaan
konstruksi.
UU NO. 1 TAHUN 1970
Pasal 8
1. Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang :
a) Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerja;
b) Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerja;
c) Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan;
d) Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya.
2. Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang bersangkutan setelah ia yakin bahwa
tenaga kerja tersebut telah memahami syarat-syarat tersebut di atas.
3. Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja yang berada di bawah
pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta peningkatan
keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan.
4. Pengurus diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang
berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang dijalankan.
KEBIJAKAN K3 PT JIP
Standar Warna
Helm
Standar APD
yang digunakan
Infografik Kecelakaan Kerja
2019
Meninggal = jiwa
Kecelakaan = 85.108 Kasus
2015
Meninggal = 2.308 jiwa
Kecelakaan = 105.383 Kasus 2020 (5 Sep 2020)
Meninggal = jiwa
2016 Kecelakaan = 108.573 Kasus
Meninggal = 2.382 jiwa
Kecelakaan = 101.367 Kasus
2017
Meninggal = 3.000 jiwa
Kecelakaan = 123.000 Kasus
2018
01
Meninggal = 2.575 jiwa
Kecelakaan = 114.148Kasus
02
03
04
Sumber : BPJS Ketenagakerjaan
Sumber : BPJS Naker
Allppt.com
Infografik
Kecelakaan
Kerja
INFOGRAPHIC
Dari kasus-kasus di atas ada beberapa faktor penyebab
terjadinya kecelakaan kerja konstruksi adalah akibat dari
beberapa hal berikut:
Tidak dilibatkannya tenaga Ahli K3 Konstruksi dan penggunaan metode
pelaksanaan yang kurang tepat.
Lemahnya pengawasan K3
Kurang memadainya kualitas dan kuantitas ketersediaan peralatan pelindung
diri
Kurang disiplinnya para tenaga kerja dalam mematuhi ketentuan mengenai K3.
Kondisi tersebut mengakibatkan sering terjadi kecelakaan kerja yang pada
umumnya disebabkan oleh kesalahan manusia atau human error baik aspek
kompetensi para pelaksana maupun pemahaman arti penting penyelenggaraan
K3.
Hambatan pelaksanaan K3, antara lain:
Terbatasnya persepsi tentang K3
Kurang perhatian dan pengawasan
Ada anggapan K3 menambah biaya
Tanggung jawab K3 hanya pada kontraktor saja
Kurang aktifnya perusahaan asuransi terhadap K3
PENYEBAB KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK
KONSTRUKSI DAPAT DITINJAU DARI 3 ASPEK:
1. Manusia 2. Lingkungan dan alat kerja
Mengingat semakin meningkatnya Lingkungan dan alat kerja. Kondisi lingkungan juga perlu
persyaratan kerja dan kerumitan hidup, diperhatikan dalam mencegah kecelakaan kerja, terutama
manusia harus meningkatkan efisiensinya, yangdisebabkan oleh:
dengan bantuan peralatan dan
perlengkapan, semakin canggih peralatan Gangguan-gangguan dalam bekerja, misalnya: suara
yang digunakan manusia, semakin besar bisingyang berlebihan yang dapat mengakibatkan
bahaya yang mengancamnya. Hal-hal yang terganggunya konsentrasi pekerja
berpengaruh terhadap tindakan manusia Debu dan material beracun, mengganggu kesehatan
yang tidakaman (kecerobohan) serta kerja,sehingga menurunkan efektivitas kerja
kondisi lingkungan yang berbahaya di Cuaca (panas, hujan)
lokasi proyek:
Pembawaan diri
Persoalan pribadi
Usia dan pengalaman kerja
Perasaan bebas dalam melaksanakan
tugas
Keletihan fisik para pekerja
3. Peralatan keselamatan kerja
Peralatan keselamatan kerjaBerfungsi untuk mencegah dan melindungi pekerja dari
kemungkinan mendapatkan kecelakaan kerja. Macam-macam dan jenis
peralatankeselamatam kerja dapat berupa:
Faktor lingkungan
Lingkungan kerja bisa menjadi tempat kerja yang tidak aman, sumpek dan terlalu penuh, penerangan dan
ventilasinya yang tidak memadai.
Selain hal diatas menurut penyebab terjadi
kecelakaan yaitu:
1) Berkaitan dengan system kerja yang merupakan penyebab utama dan kebanyakan
kecelakaan yang terjadi pada suatu organisasi. Diantaranya tempat kerja yang tidak baik, alat
atau mesin-mesin yang tidak mempunyai system pengamanan yang tidak sempurna, kondisi
penerangan yang kurang mendukung, saluran udara yang tidak baik dan lain-lain.
2) Berkaitan dengan pekerjaannya selaku manusia bisa yang dalam hal akibat dan sistem kerja,
tetapi biasa juga bukan dari kelalaian manusianya selaku pekerja. Seperti malas, ceroboh,
menggunakan peralatan yang tidak aman dan lain-lain.
Pekerjaan Penggalian
Pekerjaan penggalian merupakan suatu kegiatan penggalian material (tanah)
yang akan digunakan atau akan dibuang. Pekerjaan penggalian adalah salah satu
pekerjaan yang memiliki resiko yang cukup tinggi, karena mempunyai resiko tanah
longsor, rusaknya fasilitas akibat penggalian dan lain-lain.
Pekerjaan Ketinggian
Bekerja di ketinggian adalah bekerja pada suatu tempat yang memiliki potensi
pekerja terjatuh karena perbedaan ketinggian yang dapat menyebabkan cidera
atau kematian
Faktor Penyebab Kegagalan Pengangkatan yaitu : Faktor luar yang harus diperhatikan dalam menentukan
1. Perencanaan yang kurang baik kapasitas alat adalah :
2. Kegagalan dari peralatan 1. Kekuatan angin terhadap alat
3. SDM yang tidak memenuhi persyaratan 2. Ayunan beban pada saat dipindahkan.
4. Faktor alam (cuaca, bencana alam dll) 3. Kecepatan pemindahan material.
4. Pengereman mesin dalam pergerakannya
Panduan Pekerjaan Angkat Angkut
Hal-hal Penyebab Gagalnya Proses Pengangkatan :
1. Buruknya kondisi mesin / crane
2. Konfigurasi mesin tidak sesuai dengan spesifikasi
3. Penggunaan / pemasangan outriggers yang tidak tepat
4. Lantai / tanah pijakan yang lembut / berlumpur
5. Crane tidak sesuai dengan beban yang akan diangkat (dari segi SWL,
jenis dan kapasitas angkat)
6. Pengangkutan dari sisi samping
7. Pengayunan berulang – ulang
8. Dampak dari naik – turunnya akselerasi saat pengangkatan dalam waktu
yang singkat dan cepat.
9. Tinggi nya kecepatan angin
Panduan Pekerjaan Angkat Angkut
Upaya Pencegahan :
1) Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pengendalian Bahaya Di Tempat Kerja :
Pemantauan dan Pengendalian Kondisi Tidak Aman di tempat kerja.
Pemantauan dan Pengendalian Tindakan Tidak Aman di tempat kerja.
2) Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pembinaan dan Pengawasan :
Pelatihan dan Pendidikan K3 terhadap tenaga kerja.
Konseling dan Konsultasi mengenai penerapan K3 bersama tenaga kerja.
Pengembangan Sumber Daya ataupun Teknologi yang berkaitan dengan peningkatan penerapan K3 di tempat
kerja.
3) Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Sistem Manajemen :
Prosedur dan Aturan K3 di tempat kerja.
Penyediaan Sarana dan Prasarana K3 dan pendukungnya di tempat kerja.
Penghargaan dan Sanksi terhadap penerapan K3 di tempat kerja kepada tenaga kerja.
Panduan Pekerjaan Angkat Manual
1) Anda harus selalu melindungi tangan dan kaki Anda 6) Pastikan berat beban sesuai dengan kemampuan
dengan mengenakan Alat Pelindung Diri yang sesuai. Anda dan membuat Anda nyaman saat
2) Selalu gunakan otot perut Anda untuk membantu pinggang membawanya. Minta bantuan rekan jika beban
di saat mengangkat. terlalu besar atau terasa berat untuk diangkat oleh
3) Periksa bawaan Anda dan pastikan sudah didistribusikan satu orang.
secara merata serta tidak menonjol atau memiliki tonjolan 7) Angkat dengan benar dan pastikan pijakan Anda
tajam. kuat. Jaga punggung tetap lurus, tanpa melengkung
4) Periksa lajur yang akan Anda lewati untuk memastikan atau membungkuk. Pusatkan tubuh Anda di atas
bahwa tidak ada benda-benda yang akan membuat anda kaki, dapatkan pegangan yang baik pada objek dan
tersandung dan jatuh. tarik hingga dekat dengan Anda. Angkat dengan kaki
5) Gunakan lutut sebagai tumpuan, baik dalam mengambil Anda, bukan punggung.
maupun menurunkan benda. Jangan membungkuk atau 8) Jika Anda perlu untuk mengubah jalur, putar badan
memutar tubuh Anda sambil membawa benda. beserta kaki Anda dan jangan hanya memutar
punggung Anda saja.
9) Untuk benda yang berada di tempat tinggi, gunakan
tangga yang kokoh untuk mencapai beban tersebut.
Dekatkan rak ke tubuh Anda, geser, dan ambil.
Lakukan semua pekerjaan dengan lengan dan kaki,
bukan punggung.
10) Benda yang berada di bawah rak dan lemari
membutuhkan perawatan ekstra. Tarik benda ke
arah Anda sebelum Anda mengangkat. Gunakan
kaki Anda untuk menambah daya angkat.
Panduan Aman Pekerjaan Listrik
1) Hindari kontak dengan sirkuit listrik berenergi. Mungkin anda 10) Jika ada kasus seseorang terkena arus listrik / tersetrum, jangan
berpikir ini adalah hal yang lumrah dan siapapun mengetahui itu. sentuh peralatan, kabel atau orang. Lepaskan / matikan sumber
Tapi ingat bahwa jika sesuatu yang buruk terjadi - Anda mungkin listrik dan Anda harus sangat tenang agar tidak membuat situasi
tidak akan memiliki kesempatan kedua. lebih buruk.
2) Perlakukan semua perangkat listrik seolah-olah dalam keadaan 11) Jangan mengandalkan landasan untuk menutupi sirkuit yang rusak
menyala. Karena anda tidak akan pernah tahu jika terjadi hal-hal atau mencoba untuk memperbaiki kesalahan dengan memasukkan
yang tidak diinginkan. sekering lain atau pemutus, terutama salah satu dari kapasitas
3) Matikan sumber listrik sebelum memperbaiki peralatan listrik. yang lebih besar.
Anda harus memastikan hal tersebut. 12) Keringkan kapasitor sebelum bekerja di dekat mereka dan menjaga
4) Gunakan hanya alat dan peralatan dengan non-konsuktor ketika hubungan pendek pada terminal selama bekerja untuk mencegah
menangani perangkat listrik. sengatan listrik.
5) Jangan gunakan pensil logam, cincin atau watchbands logam 13) Jangan pernah menyentuh peralatan atau kontrol listrik perangkat
ketika bekerja dengan peralatan listrik. Prinsip ini sangat mudah orang lain kecuali diperintahkan untuk melakukannya.
terlupakan. Anda haru selalu waspada. 14) Tutupi semua kontak listrik dan konduktor untuk menghindari
6) Bila diperlukan untuk menangani peralatan yang terpasang, ketidaksengajaan pekerja ketika bersentuhan dengan kontak listrik
pastikan tangan yang kering dan, bila mungkin, memakai sarung & konsuktor.
tangan nonconductive, pakaian pelindung dan sepatu dengan sol 15) Jangan pernah pernah menangani peralatan listrik ketika tangan,
terisolasi. kaki, atau badan dalam kondisi basah atau berkeringat, atau ketika
7) Jika aman untuk melakukannya, bekerja dengan hanya satu berdiri di lantai basah.
tangan, menjaga sisi lain di sisi Anda dari semua bahan 16) Bila diperlukan untuk menyentuh peralatan listrik (misalnya, ketika
konduktif. Tindakan pencegahan ini mengurangi kemungkinan memeriksa motor terlalu panas), menggunakan punggung tangan.
kecelakaan yang mengakibatkan arus yang melalui rongga dada. Jadi, jika syok tidak disengaja yang menyebabkan kontraksi otot,
8) Minimalisir penggunaan peralatan listrik di ruangan yang dingin Anda tidak akan dalam kondisi "beku" ketika tersengat listrik.
atau daerah lain dimana banyak terdapat bahan konduktor listrik. 17) Jangan menyimpan cairan mudah terbakar di dekat peralatan listrik
9) Jika air atau bahan kimia yang tumpah ke peralatan, matikan 18) Jangan memakai pakaian longgar ketika berada dekat dengan
listrik pada saklar atau sirkuit utama pemutus dan cabut peralatan listrik
peralatan
Studi Kasus Bila Terjadi Kecelakaan
Hasil Investigasi
Siapa Tersangka??
Kecelakaan Kerja
Kecelakaan yang terjadi
bisa berupa kecelakaan
ringan hingga dapat
menyebabkan kematian
Kewajiban Pengurus
Investigasi Menjelaskan kondisi &
bahaya di tempat kerja,
Investigasi dilakukan untuk alat pengaman, APD, cara
mengetahui apa sebab & sikap yang aman
terjadinya kecelakaan
tersebut Regulasi
UU NO 1 Tahun 1970
Pasal 9 menyebutkan :
Barang siapa akan
memasuki sesuatu tempat
kerja, diwajibkan mentaati
semua petunjuk
Keselamatan kerja dan
memakai alat-alat
perlindungan diri yang
diwajibkan.
18 Syarat Penerapan K3 di Tempat Kerja
1.Mencegah & mengurangi kecelakaan kerja.
2.Mencegah, mengurangi & memadamkan kebakaran.
3.Mencegah & mengurangi bahaya peledakan.
4.Memberi jalur evakuasi keadaan darurat.
5.Memberi P3K Kecelakaan Kerja.
6.Memberi APD (Alat Pelindung Diri) pada tenaga kerja.
7.Mencegah & mengendalikan timbulnya penyebaran suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap,
gas, radiasi, kebisingan & getaran.
8.Mencegah dan mengendalikan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan keracunan.
9.Penerangan yang cukup dan sesuai.
10.Suhu dan kelembaban udara yang baik.
11.Menyediakan ventilasi yang cukup.
12.Memelihara kebersihan, kesehatan & ketertiban.
13.Keserasian tenaga kerja, peralatan, lingkungan, cara & proses kerja.
14.Mengamankan & memperlancar pengangkutan manusia, binatang, tanaman & barang.
15.Mengamankan & memelihara segala jenis bangunan.
16.Mengamankan & memperlancar bongkar muat, perlakuan & penyimpanan barang
17.Mencegah tekena aliran listrik berbahaya.
18.Menyesuaikan & menyempurnakan keselamatan pekerjaan yang resikonya bertambah tinggi.
Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 3 (tiga)
RISIKO KECELAKAAN KERJA BIDANG KONSTRUKSI
Kelalaian manusia atau human error, yang mana hal ini disebabkan karena
minimnya pekerja yang mendapatkan sertifikasi K3. Pada tahun 2017, Kadin
Bidang Konstruksi dan Infrastruktur mencatat hanya terdapat 150 ribu tenaga
ahli tersertifikasi pada semua level, baik pengawas, perencana, dan juga
pelaksana proyek. Padahal, secara ideal, tenaga ahli yang mendapat
sertifikasi K3 sekitar 500 hingga 750 ribu orang.
Penggunaan material konstruksi yang belum memenuhi standar mutu.
Peralatan konstruksi yang digunakan belum tersertifikasi.
Metode pelaksanaan konstruksi pada lapangan belum memadai terutama pada
aspek K3 atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Adanya efisiensi anggaran.
Satgas Covid-19 di Area Konstruksi
FREE
PPT
TEMPLATES
www.allppt.com
Fully Editable Icon Sets: B
FREE
PPT
TEMPLATES
www.allppt.com
Fully Editable Icon Sets: C
FREE
PPT
TEMPLATES
www.allppt.com