Anda di halaman 1dari 8

PT PLN (Persero)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pencegahan Kecelakaan

3. PENCEGAHAN KECELAKAAN

3.1. PENGERTIAN KECELAKAAN

Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan / tidak diharapkan .yang
dapat menimbulkan berbagai kerugian ,baik kerugian harta benda (rusaknya
peralatan ) maupun kehilangan jiwa manusia. Kecelakaan kerja tidak selalu diukur
dari adanya korban manusia cidera atau mati.

Upaya pencegahan kecelakaan ditujukan untuk menjamin keutuhan dan


kesempurnaan baik jasmani maupun rohani setiap tenaga kerja pada khususnya
dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya, untuk meningkatkan
kesejahteraan tenaga kerja.

3.2. PENYEBAB TERJADINYA KECELAKAAN

Suatu kecelakaan dapat terjadi disebabkan oleh 2 (dua) hal,yaitu:

a. Unsafe action
Unsafe Action adalah Sikap atau tingkah laku manusia yang tidak aman
(berbahaya).
Contoh-contoh Unsafe Act diantaranya adalah:
- lalai, ceroboh
- bergurau ditempat kerja
- menggunakan alat yang rusak
- bekerja dengan cara yang salah
- bekerja tanpa wewenang
- tidak memakai alat pelindung diri (APD)
- dan lain-lain

b. Unsafe Condition
Unsafe Condition adalah Kondisi / keadaan tempat kerja atau peralatan kerja
yang tidak aman (berbahaya).
Contoh Unsafe Condition diantaranya adalah:
- tempat kerja licin, bau, dan pengap
- perlatan rusak / tidak laik pakai

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


26
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pencegahan Kecelakaan

- peralatan listrik yang masih bertegangan


- peralatan / mesin tanpa pelindung
- terdapatbahaya kebakaran / ledakan
- dan lain-lain

Prosentase perbandingan penyebab kecelakaan

Unsafe Act (Kesalahan Manusia) : 80 %


Unsafe Condition ( Kerusakan alat / lingkungan) : 18 %
Lain – lain : 2%

3.3. KERUGIAN-KERUGIAN AKIBAT KECELAKAAN

 Terhadap karyawan :
a. Luka ringan, luka berat, cacat atau bahkan tewas
b. Penderitaan dan kesedihan
c. Beban masa depan
d. Dan sebagainya

 Terhadap perusahaan :
a. Kehilangan jam kerja
b. Timbulnya biaya pengobatan
c. Kerusakan instalasi
d. Merusak nama baik perusahaan
e. Kelambatan produksi
f. Dan sebagainya

 Terhadap masyarakat :
a. Kerusakan lingkungan
b. Kerusakan harta benda
c. Kehilangan jiwa
d. Dan sebagainya

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


27
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pencegahan Kecelakaan

3.4. JENIS - JENIS KECELAKAAN

Kecelakaan yang terjadi pada perusahaan dapat berupa :

a. Near miss (kejadian hampir celaka)


b. Kecelakaan kerja (ringan, berat)
c. Kerusakan harta dan kerugian proses
d. Musibah (bencana alam) dan kehilangan
e. Penyakit akibat kerja.

3.5. PIRAMIDA PERBANDINGAN KECELAKAAN

Berdasarkan hasil penelitian /data yang dikumpulkan, piramida perbandingan


kecelakaan dapat digambarkan sebagai berikut :

14.15 Piramida Kecelakaan


Kematian/ Kec.Serius
Data dilaporkan 1
dan tercatat 10 Kecelakaan Ringan
30 Kerusakan Properti

600 Nyaris Celaka

• Perbuatan &
10.000
Kondisi
Berbahaya
(tidak aman)

PERBANDINGAN TERSEBUT MENGUNGKAPKAN BAHWA PERHATIAN YANG


HANYA DI TUJUKAN KEPADA KECELAKAAN FATAL TIDAK SEBANDING
DENGAN KERUGIAN – KERUGIAN YANG MENGAWALINYA..

Perbandingan tersebut mengungkapkan bahwa perhatian yang hanya di tujukan


kepada kecelakaan fatal tidak sebanding dengan kerugian – kerugian yang
mengawalinya.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


28
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pencegahan Kecelakaan

3.6. HAK DAN KEWAJIBAN SETIAP TENAGA KERJA DALAM K3 (BAB VIII,
PASAL 12 UU NO : 1 TAHUN 1970)

Berdasarkan Undang-Undang Keselamatan Kerja No: 1 tahun 1970 pasal 12, maka
hak dan kewajiban setiap tenaga kerja adalah sebagai berikut :

a. Memberikan keterangan yang benar tentang K3, bila diminta oleh pengawas /
Ahli K3

b. Memakai alat-alat pelindung diri yang diwajibkan

c. Mematuhi dan mentaati semua syarat K3

d. Minta kepada pengurus agar dilaksanakan semua syarat K3 yang di wajibkan

e. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat K3 dan alat


pelindung diri yang diwajibkan diragukan olehnya, kecuali dalam hal-hal khusus
ditentukan lain oleh pengawas dalam batas-batas yang masih dapat di
pertanggung jawabkan

f. Memberikan keterangan yang bener tentang K3, bila diminta oleh pengawas /
Ahli K3

g. Memakai alat-alat pelindung diri yang diwajibkan

h. Mematuhi dan mentaati semua syarat K3

i. Minta kepada pengurus agar dilaksanakan semua syarat K3 yang di wajibkan

j. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat K3 dan alat


pelindung diri yang diwajibkan diragukan olehnya, kecuali dalam hal-hal khusus
yang ditentukan oleh pengawas dalam batas-batas yang masih dapat di
pertanggung jawabkan.

3.7. PRINSIP PENCEGAHAN KECELAKAAN

Pencegahan Kecelakaan dapat dilakukan dengan penerapan Safety Engineering,


yaitu ;

• Penerepan “ safety engineering “ pada saat perencanaan dan pelaksanaan


• Penerapan safety engineering pada waktu berlangsungnya proses produksi

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


29
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pencegahan Kecelakaan

Pencegahan Kecelakaan diarahkan terhadap ;

• Lingkungan kerja
• Instalasi, Msin, Pralatan kerja dan Mterial
• Tenaga Kerja
• Cara kerja

3.7.1. Filosopi Dasar

Filosofi Dasar dalam mengelola kegiatan K3 diibaratkan dengan orang naik


sepeda di jalan tanjakan, bila berhenti mengayuh maka sepeda akan terjatuh.

Harus selalu ada aktifitas K3 agar tidak terjadi kecelakaan kerja. K3 harus
melibatkan seluruh unsur yang ada diperusahaan tanpa kecuali (Safety By All)

3.7.2. Tujuan Undang-Undang Keselamatan Kerja ( Undang – Undang


NO 1 tahun 1970 )

Undang – undang keselamatan kerja No 1 tahun 1970 diberlakukan untuk setiap


tempat kerja yang di dalamnya terdapat tiga unsur , yaitu :

a. Adanya suatu usaha, baik usaha yang bersifat ekonomi maupun sosial
b. Adanya tenaga kerja yang bekerja di dalamnya, baik secara terus menerus
atau hanya sewaktu-waktu
c. Adanya sumber bahaya

Tujuan / sasaran dari Undang – undang No 1 tahun 1970 adalah;

a. Agar tenaga kerja dan setiap orang lain yang berada ditempat kerja selalu
dalam keadaan selamat dan sehat.
b. Agar sumber – sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara aman
dan efisien
c. Agar proses produksi dapat berjalan secara aman dan efisien

3.7.3 Doktrin K3

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


30
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pencegahan Kecelakaan

Pencegahan Kecelakaan atau Pemeliharaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


bertitik tolak dari “Konsep Pengendalian Kerugian Menyeluruh“,dimana cara
menanggulangi kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan cara ;
• Meniadakan unsur penyebab kecelakaan dan atau
• Mengadakan pengawasan yang ketat.

3.7.4. Langkah Pencegahan Kecelakaan Kerja Menurut ILO ( International


Labour Organization )

Langkah Penanggulangan kecelakaan kerja menurut ILO dapat dijelaskan sebagai


berikut :

a. Adanya peraturan perundang-undangan


• Ketentuan & syarat K3 mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
Teknologi.
• Penerapan ketentuan & syarat K3 sejak tahap rekayasa
• Pengawasan / pemantauan pelaksanaan K3

b. Standarisasi
Standar K3 yang up to date akan menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan
K3

c. Inspeksi / pemeriksaan
Suatu kegiatan pembuktian sejauh mana kondisi tempat kerja masih
memenuhi ketentuan & persyaratan K3.

d. Riset teknis, medis, psikologis & statistik


Riset/penelitian untuk menunjang tingkat kemajuan bidang K3 sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan, teknik & teknologi

e. Pendidikan & Pelatihan


Peningkatan kesadaran, kualitas pengetahuan & ketrampilan (Kompetensi)
K3 bagi tenaga kerja

f. Persuasi
Cara penyuluhan & pendekatan di bidang K3, bukan melalui penerapan &
pemaksaan melalui sanksi-sanksi

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


31
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pencegahan Kecelakaan

g. Asuransi
Insentif finansial untuk meningkatkan pencegahan kecelakaan dengan
pembayaran premi yang lebih rendah terhadap perusahaan yang memenuhi
syarat K3.

h. Penerapan K3 di tempat kerja


Langkah-langkah pengaplikasikan di tempat kerja dalam upaya memenuhi
syarat-syarat K3 di tempat kerja

3.8. ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

3.8.1. Fungsi Alat Pelindung Diri (APD)

Alat Pelindung Diri berfungsi untuk mengurangi akibat / resiko dari suatu
kecelakaan. Alat Pelindung Diri bukan untuk mencegah kecelakaan.

Pemakaian APD tidak menjamin pemakainya bebas dari kecelakaan, karena :

- Kecelakaan ada sebabnya, pencegahan kecelakaan hanya bisa


dilaksanakan jika sebab-sebab kecelakaan dihilangkan
- Adanya gerakan tak sadar / reflek dari pemakainya
- APD mempunyai batas kemampuan

3.8.2. Jenis - Jenis Alat Pelindung Diri

Terdiri dari ;
a. Alat pelindung wajah
b. Alat pelindung mata
c. Alat pelindung pernafasan
d. Alat pelindung telinga
e. Alat pelindung badan
f. Alat pelindung tangan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


32
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Pencegahan Kecelakaan

g. Alat pelindung kaki


h. Alat pelindung jatuh
i. Alat pelindung tenggelam
j. Alat Pelindung kepala
3.8.3. Hambatan dalam pemakaian APD

Dalam praktek sehari – hari ditempat kerja terdapat beberapa hambatan dalam
pemakaian APD. Hambatan – hambatan tersebut dapat dikelompokkan menjadi;

• Hambatan dari Manajemen


• Hambatan tingkah laku / sikap tenaga kerja
• Hambatan dalam penyediaan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan


33

Anda mungkin juga menyukai