KESEHATAN KERJA
ALMUSA, SH
PEGAWAI PENGAWAS KETENAGAKERJAAN
PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL
SEJARAH PERKEMBANGAN K3
1700 SM, raja Hamurabi dari Babylonia dalam
kitab undang-undangnya menyatakan “seorang
ahli bangunan pembuat rumah
bertanggungjawab apabila rumah tersebut
roboh dan menimpa pemilik rumah hingga
mati, maka ahli bangunan tersebut dihukum
mati”.
Zaman Mozai, 5 abad setelah Hamurabi, para
ahli bangunan harus bertanggungjawab atas
keselamatan pekerjanya dengan memasang
pagar pengaman pada setiap sisi luar atap
rumah
Sekitar 80 th SM, para pekerja tambang
diwajibkan memakai penutup hidung
Tahun 1450, Dominico Fontana, pembangun
obelisk mewajibkan pekerjanya memakai topi
baja
Tahun 1825, di Inggris terjadi revolusi industri.
Banyak terjadi kecelakaan kerja yang
memakan korban. Para pekerja mendesak
agar adanya pelanggulangan terhadap
kecelakaan kerja, memberi perawatan kepada
korban, dan pemberian kompensasi
kecelakaan kerja bagi korban.
Pada tahun 1931 di Amerika Serikat
diberlakukan Works Compensation Law,
yaitu Undang- Undang yang mengatur bahwa
apabila terjadi kecelakaan kerja,tidak
memandang apakah kecelakaan tersebut
terjadi akibat kesalahan si korban atau tidak,
yang bersangkutan berhak atas ganti rugi .
Undang-undang ini menandai pemulaan
usaha pencegahan kecelakaan yang lebih
terarah
DEFINISI K3
Menurut Filosofi (Mangkunegara)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah
suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun
rohani tenaga kerja khususnya dan manusia
pada umumnya serta hasil karya dan budaya
menuju masyarakat adil dan makmur.
Menurut Keilmuan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah
semua Ilmu dan Penerapannya untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat
kerja, kebakaran, peledakan dan pencemaran
lingkungan.
Bahan/Material/Cairan/Gas/Debu/Uap
Berbahaya.
Beracun.
Reaktif.
Radioaktif.
Mudah Meledak.
Mudah Terbakar/Menyala.
Iritan.
Korosif.
FAKTOR BAHAYA FISIK/MEKANIK
Ketinggian.
Konstruksi (Infrastruktur).
Mesin/Alat/Kendaraan/Alat Berat.
Ruangan Terbatas (Terkurung).
Tekanan.
Kebisingan.
Suhu.
Cahaya.
Listrik.
Getaran.
Radiasi.
FAKTOR BAHAYA BIOMEKANIK
Gerakan Berulang.
Postur/Posisi Kerja.
Pengangkutan Manual.
Desain tempat kerja/alat/mesin.
FAKTOR BAHAYA SOSIAL-
PSIKOLOGIS
Stress.
Kekerasan.
Pelecehan.
Pengucilan.
Intimidasi.
Emosi Negatif.
Teori domino effect
Menurut H.W Heinrich kecelakaan terjadi
melalui hubungan mata-rantai sebab-akibat dari
beberapa faktor penyebab kecelakaan kerja yang
saling berhubungan sehingga menimbulkan
kecelakaan kerja, cedera ataupun penyakit akibat
kerja (PAK) serta beberapa kerugian lainnya.
PENYEBAB KECELAKAAN
TEORI DOMINO
CEDERA / KERUSAKAN
BIAYA
KURANGNYA PENGAWASAN
TEORI DOMINO
PROGRAM K3
CEDERA / KERUSAKAN
BIAYA
PENYEBAB KECELAKAAN
PENYEBAB KECELAKAAN KERJA :
• penyebab dasar
• penyebab langsung
PENYEBAB DASAR
Termasuk dalam faktor penyebab dasar
kecelakaan kerja ialah lemahnya
manajemen dan pengendaliannya,
kurangnya sarana dan prasarana,
kurangnya sumber daya, kurangnya
komitmen, dsb.
PENYEBAB TIDAK LANGSUNG
faktor pekerjaan antara lain :
pekerjaan tidak sesuai dengan tenaga kerja,
pekerjaan tidak sesuai sesuai dengan kondisi
sebenarnya, pekerjaan beresiko tinggi namun
belum ada upaya pengendalian di dalamnya,
beban kerja yang tidak sesuai, dsb.
faktor pribadi :
mental/kepribadian tenaga kerja tidak sesuai
dengan pekerjaan, konflik, stress, keahlian
yang tidak sesuai, dsj.
PENYEBAB LANGSUNG
kondisi tidak aman/berbahaya (unsafe
condition)
tindakan tidak aman/berbahaya (unsafe
action).
Kondisi tidak aman (unsafe condition)
tidak dipasang (terpasangnya) pengaman
(safeguard) pada bagian mesin yang
berputar, tajam ataupun panas,
terdapat instalasi kabel listrik yang
kurang standar (isolasi terkelupas, tidak
rapi),
alat kerja/mesin/kendaraan yang kurang
layak pakai,
tidak terdapat label pada kemasan bahan
(material) berbahaya, dsb
Tindakan tidak aman (unsafe action)
Kecerobohan
meninggalkan prosedur kerja
tidak menggunakan alat pelindung diri (APD)
bekerja tanpa perintah
mengabaikan instruksi kerja
tidak mematuhi rambu-rambu di tempat
kerja
tidak melaporkan adanya kerusakan
alat/mesin ataupun APD
tidak mengurus izin kerja berbahaya sebelum
memulai pekerjaan dengan resiko/bahaya
tinggi.
Menurut teori efek domino H.W Heinrich
juga bahwa kontribusi terbesar penyebab
kasus kecelakaan kerja adalah berasal dari
faktor kelalaian manusia yaitu sebesar
88%. Sedangkan 10% lainnya adalah dari
faktor ketidaklayakan properti/aset/barang
dan 2% faktor lain-lain.
UPAYA
PENCEGAHAN
Pasal 5
Pengusaha atau pengurus wajib mengumumkan
secara tertulis dan memasang rambu-rambu
mengenai kewajiban penggunaan APD di
tempat kerja.
Kewajiban Pekerja
Pasal 6
1. Pekerja/buruh dan orang lain yang
memasuki tempat kerja wajib memakai
atau menggunakan APD sesuai dengan
bahaya dan resiko.
2. Pekerja/buruh berhak menyatakan
keberatan untuk melakukan pekerjaan
apabila APD yang disediakan tidak
memenuhi ketentuan dan persyaratan.
1)Safety Boot
Gunanya untuk melindungi kaki supaya tidak cedera.
Dengan syarat safety boot terlindung metal bagian depan,
dengan daya tahan terhadap tekanan sampai 2500 pounds
tahan panas, anti minyak dan bahan kimia serta non
conductif, dapat menahan benturan 450 kg dari ketinggian
30 cm.
Pilar Hidran
Perlengkapan Nozzl
Hidran e
Gas Bertekanan.
Bahan Beracun.
Bahan Korosif.
PENTINGNYA K3
Menyelamatkan karyawan, dari :
sakit, kesedihan, kehilangan masa depan,
kehilangan gaji/nafkah
Menyelamatkan keluarga, dari :
kesedihan, masa depan yg tak menentu, kehilangan
pendapatan
Menyelamatkan perusahaan, dari :
kehilangan tenaga kerja, pengelauaran biaya akibat
kecelakaan, kehilangan waktu karena terhenti kegiatan,
melatih atau mengganti karyawan yang celaka, bahkan
bisa sampai terhentinya produksi
PRESS HERE