Anda di halaman 1dari 69

Keselematan dan Kesehatan

Kerja

Undang - Undang No. 1 tahun 1970 28/11/2023


APA ITU K3 MENURUT
KAMU?

Undang - Undang No. 1 tahun 1970 12/29/23


DASAR HUKUM
• UU No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
• PP Nomor 50 Tahun 2012 Tentang SMK3
• Permen No.04/Men/1980 Tentang APAR
• Permen no.08/Men/2010 Tentang APD
• Permenaker no.09/Men/ 2016 Tentang K3 bekerja di
Ketinggian
• Permenaker no.05/Men/2018 Tentang K3 Lingkungan
Kerja
• Permenaker no 15/Men/2008 Tentang P3K
Undang - Undang No. 1 tahun 1970 12/29/23
Latar Belakang K3 Perlu?

 Keselamatan dan Kesehatan Kerja tidak dapat dipisahkan dengan


faktor produksi dan jasa.
 Meningkatnya resiko bahaya di tempat kerja.
 Meningkatnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
 Komitmen pimpinan perusahaan di bidang K3 rendah.
 K3 belum mendapatkan perhatian yang memadai oleh semua pihak.
 Perlu perlindungan terhadap tenaga kerja dan masyarakat.
Pengertian Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
1. Filosofi : “ Upaya dan pemikiran untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmani maupun rohaniah diri manusia pada
umumnya dan tenaga kerja pada khususnya berserta hasil karyanya
dalam rangka menuju masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera ”
2. Keilmuan : “ Ilmu dan penerapannya secara teknis dan teknologis
untuk melakukan pencegahan terhadap munculnya Kecelakaan Kerja
dan Penyakit Akibat Kerja dari setiap pekerjaan “
Sehingga Bisa Disimpulkan Bahwa
Peran K3 antara lain
a.Setiap Tenaga Kerja Berhak Mendapat Perlindungan atas
Keselamatannya dalam Melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup
dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional
b.Setiap Orang yang berada di tempat kerja perlu terjamin
keselamatannya
c.Setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman
dan efisien.
d.Untuk mengurangi biaya perusahaan jika terjadi kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja maupun akibat hubungan kerja.
JENIS KESELAMATAN KERJA
1. Keselamatan Kerja Mekanik : meliputi
keselamatan kerja Pesawat Angkat Angkut dan
Pesawat Tenaga Produksi.
2. Keselamatan Kerja Uap dan Bejana Tekan
3. Keselamatan Kerja Konstruksi Bangunan
4. Keselamatan Kerja Listrik
5. Keselamatan Kerja Kebakaran
6. Keselamatan Kerja BahanKimia,Beracun
dan Berbahaya
7. Keselamatan Lingkungan Kerja
KESEHATAN KERJA

1. Kesehatan Kerja adalah sebagai suatu aspek atau unsur kesehatan yang
berkaitan erat dengan lingkungan kerja dan pekerjaan yang dapat
mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja.
2. Kesehatan Kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan/kedokteran yang
mempelajari bagaimana melakukan usaha preventif dankuratif serta
rehabilatatif terhadap penyakit/gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
faktor pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum dengan
tujuan agar pekerja memperoleh derajat kesehatan setingginya baik
fisik,mental maupun sosial.
PENYAKIT AKIBAT KERJA & PENYAKIT
KARENA HUBUNGAN KERJA
1. Penyakit Akibat Kerja (Occupational Disease) :
a. Berkaitan antara penyebab dan efek / antara potensi bahaya
dengan penyakit (Tuli Sementara)
b. Faktor penyebab murni dari pekerjaan dan lingkungan kerja
2. Penyakit Karena Hubungan Kerja ( Work Related Disease) :
a. Faktor pekerjaan berinteraksi dg faktor lain sehingga timbul
penyakit (Asma, Penyakit Paru Kronis)
b. Faktor penyebab merupakan penyebab ganda/kompleks.
FAKTOR PENYEBAB PENYAKIT
AKIBAT KERJA
• Faktor biologis (infeksi
hewan ,virus,bakteri,jamur,cacing)
• Faktor kimia(debu,gas,uap,cairan )
• Faktor fisika(kebisingan,getaran,suhu)
• Faktor fisiologi kerja(Sikap/cara kerja,konstruksi mesin)
• Faktor psikologis(rutinitas/suasana kerja/hubungan kerja
tdk nyaman)
• Faktor mekanis (mesin/alat2berat)
KECELAKAAN KERJA
KECELAKAAN KERJA
1. Permenaker No.Per.03/M/1998 “Suatu kejadian yang
tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yg dapat
menimbulkan Korban Manusia dan atau Harta Benda.

2. Permenaker No.11/2016 “Kecelakaan yg terjadi dalam


hubungan kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam
perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau sebalik-
nya dan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.
Data Kasus Kecelakaan Kerja BPJS
Ketenagakerjaan Tahun 2019-2021
ISTILAH YANG SERING
MUNCUL PADA KECELAKAAN
KERJA
1. Danger / Tingkat bahaya
2. Hazard/ Sumber Bahaya
3. Nearmis /Hampir Celaka
4. Incident
5. Accident
6. Harm/ Kerusakan
7. Aman/Selamat
Undang - Undang No. 1 tahun 1970 12/29/23
Merupakan tingkat bahaya dari
suatu kondisi dimana atau
kapan muncul sumber bahaya.
Danger adalah lawan dari aman
atau selamat.

15
HAZARD/ SUMBER BAHAYA
Adalah sumber bahaya potensial
yang dapat menyebabkan
kerusakan (harm).

Hazard dapat berupa bahan-


bahan kimia, bagian-bagian
mesin, bentuk energi, metode
kerja atau situasi kerja.
DEFINISI INCIDENT
Suatu kejadian yang
tidak diinginkan,
bilamana pada saat itu
sedikit saja ada
perubahan maka dapat
mengakibatkan
terjadinya accident.
17
DEFINISI ACCIDENT

Suatu kejadian yang


tidak direncanakan, tidak
diinginkan, gangguan
terhadap pekerjaan
berakibat cedera pada
manusia, kerusakan
barang, dan pencemaran
lingkungan. 18
Adalah kerusakan atau bentuk kerugian
berupa kematian, cidera, sakit fisik atau
mental, kerusakan properti, kerugian
produksi, kerusakan lingkungan atau
kombinasi dari kerugian-kerugian tadi.
Aman (selamat) adalah
suatu kondisi dimana
atau kapan munculnya
sumber bahaya telah
dapat dikendalikan ke
tingkat yang memadai,
dan ini adalah lawan dari
berbahaya (danger).
20
Adalah pelaksanaan metode-metode untuk
menganalisa tingkat resiko, mempertimbang-
kan resiko tersebut dalam tingkat bahaya dan
mengevaluasi apakah sumber bahaya itu
dapat dikendalikan secara memadai serta
mengambil langkah-langkah yang tepat.
“RISK”
Resiko adalah ukuran kemungkinan
kerugian yang akan timbul dari
sumber bahaya (hazard) tertentu
yang terjadi.

Untuk menentukan resiko


membutuhkan perhitungan antara
konsekuensi/ dampak yang mungkin
timbul dan probabilitas, yang
biasanya disebut sebagai tingkat
resiko (level of risk).
LEMAHNYA SEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG
(Kontak)
PROGRAM
TAK SESUAI FAKTOR PERBUATAN <KEJADIAN>
KECELAKAAN
PERORANGAN TAK AMAN KONTAK
STANDAR DENGAN ATAU
&
TAK SESUAI FAKTOR KONDISI ENERGI KERUSAKAN
KERJA TAK AMAN ATAU YANG TAK
KEPATUHAN BAHAN/ ZAT
PELAKSANAAN DIHARAPKAN

THE ILCI LOSS CAUSATION MODEL


Bird & German, 1985
24
Tujuan
• Melindungi para pekerja dan orang
lain di tempat kerja
• Menjamin agar setiap sumber
produksi dapat dipakai secara aman
dan efisien
• Menjamin proses produksi berjalan
lancar

25
PERATURAN MENTERI TENAGA
KERJA DAN TRANSMIGRASI No.
Per.02/MEN/1980
TENTANG PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA
KERJA DALAM PENYELENGGARAAN
KESELAMATAN KERJA.

Undang - Undang No. 1 tahun 1970 12/29/23


PENYELENGGARAAN PEMERIKSAAN
KESEHATAN KERJA
1. Pemeriksaan Kesehatan Awal :
Pemeriksaan kesehatan yg dilakukan sebelum tenaga
kerja diterima bekerja atau pada saat rekruitmen.
2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala :
Pemeriksaan terhadap tenaga kerja dalam jangka waktu tertentu secara
periodik selama bekerja ( 6 bulan/
1tahun).
3. Pemeriksaan Kesehatan Khusus :
Pemeriksaan kesehatan untuk menilai adanya pengaruh dari pekerjaan
tertentu terhadap tenaga kerja.
NEARMISS

Undang - Undang No. 1 tahun 1970 12/29/23


Near miss

near miss (hampir celaka atau nyaris celaka)


adalah suatu peristiwa yang tidak
direncanakan, tidak mengakibatkan cedera,
penyakit, atau kerusakan properti tetapi
memiliki potensi untuk mengakibatkan
kerugian-kerugian tersebut

Undang - Undang No. 1 tahun 1970 12/29/23


Near miss bukan suatu kejadian kebetulan, ada
tiga faktor penyebab terjadinya near miss di
tempat kerja, yakni

1. Tindakan tidak aman (unsafe act)


2. Kondisi tidak aman (unsafe condition), dan
3. Terburu-buru atau nekat melakukan short
cut (jalan pintas) dalam menyelesaikan
pekerjaan tanpa memperhatikan aspek
keselamatan.

Undang - Undang No. 1 tahun 1970 12/29/23


Mengapa Melaporkan Nearmiss
Sangat Penting?
1.Mencegah terjadi insiden
Dilaporkan!
2. Meningkatkan
Keselamatan pekerja

3. Meningkatkan Budaya K3

Dibuat 4. Mengidentifikasi
pelaporan kelemahan prosedur
yang semudah
mungkin
operasional

Undang - Undang No. 1 tahun 1970 12/29/23


Hirearki Pengendalian Potensi Bahaya
Kecelakaan Kereja

1. Eliminasi
2. Substitusi
3. Engineering Control
4. Administrasi
5. APD
APD
Permenakertrans No. 08/Men/VII/2010
APD adalah suatu alat yang mempunyai
kemampuan untuk melindungi seseorang
yang fungsinya mengisolasi sebagian atau
seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat
kerja.

Undang - Undang No. 1 tahun 1970 12/29/23


JENIS-JENIS APD
Sesuai dengan Permenakertrans No.
08/Men/VII/2010 Pasal 3
(1) APD meliputi:
a. pelindung kepala;
b. pelindung mata dan muka;
c. pelindung telinga;
d. pelindung pernapasan beserta perlengkapannya;
e. pelindung tangan; dan/atau
f. pelindung kaki.
(2) Selain APD tersebut di atas Alat yang termasuk
APD meliputi :
a. pakaian pelindung;
b. alat pelindung jatuh perorangan; dan/atau
c. pelampung.
Alat Pelindung Diri

EN
397:1995 PSB mark
CE mark (Singapore
(European Standard)
Standard BS
BRITIS STANDARD

Sirim –
Batch tested
(Malaysia
OSHA Standard)
3151-12R.2003
Ocupational Safety ISO
and Health International
Adminstration standard
Organisaion
Manajemen APD :
• Identifikasi kebutuhan/ potensi
bahaya & syarat APD
• Pemilihan yang tepat/sesuai jenis
bahaya & kebutuhan/kenyamanan
tk.
• Pelatihan,
• Penggunaan,Pemeliharaan,penyim
panan
• Penatalaksanaan
pembuangan/pemusnahan
• Pembinaan Manajemen & pekerja
• Inspeksi dan Evlap.
HAL YANG PERLU DILAKUKAN
SEBELUM PEKERJAAN DIKERJAKAN

1.Membuat JSA dan Hiradc


2.Membuat Izin Kerja
3.Melakukan Briefing
4.Pengechekan area kerja
5.Cleaning area kerja

Undang - Undang No. 1 tahun 1970 12/29/23


JSA dan HIRAC
1. JSA kepanjangan dari Job Safety Analisys
• JSA adalah teknik manajemen keselamatan yang
fokusnya pada identifikasi bahaya yang berhubungan
dengan rangkaian pekerjaan atau tugas yang dilakukan.
1. HIRAC Kepanjangan dari Hazard Indentification Risk
Assesment and Control
• HIRAC (Hazard Identification Risk Assessment and
Control) merupakan proses mengidentifikasi bahaya yang
dapat terjadi dalam aktivitas rutin ataupun non rutin
dalam perusahaan, untuk selanjutnya dilakukan penilaian
risiko dan control dari bahaya tersebut.
JSA dan HIRAC
• 1. JSA 2. HIRADC
• Obyek yang dinilai adalah •Obyek yang dinilai adalah bahaya
langkah-langkah dari dan risiko dari suatu pekerjaan.
sebelum dimulai pekerjaan •Fokus yang ditinjau dari
hingga pekerjaan selesai. probabilitas dan dampak dari
bahaya pekerjaan tersebut.
• Subyek yang dinilai adalah
pekerja (person). •Subyek tidak ke personal, namun
ke bahaya yang ditimbulkan dan
• Langkah pengendalian dikendalikan hingga dapat diterima
bahaya sifatnya ke personal oleh perusahaan.
yang melakukan pekerjaan. •Pengendalian tidak hanya dengan
• JSA berfokus pada APD, namun mengikuti hirarki
pengendalian bahaya dengan kontrol, yaitu eliminasi,
APD dan alat keselamatan. substitusi, engineering
control, administrative control,
• JSA berfokus juga dan APD, mitigasi, dan prosedur
pada unsafe act. kerja.
JSA dan HIRAC
• Contoh JSA
JSA dan HIRAC
• Contoh HIRADC
JSA dan HIRAC
• Dalam proses kerja K3 di suatu organisasi, metode
HIRADC tidak terlepas dari proses identifikasi
hingga penyusunan target K3 organisasi. HIRADC
membantu dalam identifikasi bahaya, penilaian
tingkat risiko dari suatu potensi bahaya, dan
pengendalian terhadap bahaya yang memiliki
tingkat keparahan tinggi. HIRADC dan JSA tidak
bisa dilepas dari SMK3 karena untuk menjalankan
SMK3 harus memiliki dokumen-dokumen ini
untuk penentuan target K3 ke depannya
IZIN KERJA
Work permit/ Izin Kerja adalah dokumen
izin kerja yang mengacu pada Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) untuk memastikan bahwa
pekerjaan dilakukan dengan aman dan
efisien

Work permit/ Izin Kerja terbagi menjadi


2:
1. Izin kerja panas (Pekerjaan Listrik, Grinda,
Cutting torch, las)
2. Izin kerja aman (Bekerja diatas ketinggian,
confined space)
Melakukan Briefing/ Safety Talk

Safety talk (disebut


juga safety morning talk atau to
olbox meeting) adalah
pertemuan yang dilakukan rutin
antara supervisor dengan para
pekerja atau karyawan untuk
membicarakan hal-hal mengenai
K3, entah tentang isu terbaru,
regulasi, prosedur kerja, alat
pelindung diri, potensi bahaya,
dll.
Undang - Undang No. 1 tahun 1970 12/29/23
Pengechekan area kerja

• Inspeksi K3 adalah suatu


upaya untuk memeriksa atau
mendeteksi semua faktor
(peralatan, proses kerja,
material, area kerja, prosedur)
yang berpotensi menimbulkan
cedera atau PAK, sehingga
kecelakaan kerja ataupun
kerugian dapat dicegah atau
diminimalkan.
Undang - Undang No. 1 tahun 1970 12/29/23
Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang
K3 Lingkungan Kerja

5 Lingkungan Kerja
1. Lingkungan Fisik
2. Lingkungan Kimia
3. Lingkungan Biologi
4. Lingkungan Ergonomi
5. Lingkungan Psikologi

Undang - Undang No. 1 tahun 1970 12/29/23


Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang
K3 Lingkungan Kerja

1. Lingkungan Fisik
Contoh:
Iklim kerja, Kebisingan,
Getaran, Pencahayaan, Sinar
Ultraviolet, Tekanan Udara.

Undang - Undang No. 1 tahun 1970 12/29/23


Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang
K3 Lingkungan Kerja

2. Lingkungan Kimia
Contoh:
Senyawa kimia seperti. Gas CO,
H2S, Gas Metan dll

Undang - Undang No. 1 tahun 1970 12/29/23


Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang
K3 Lingkungan Kerja

3. Lingkungan Biologi
Contoh:
Mikro organisme, Atropoda ,
Hewan Invertebrata, Binatang
Berbisa, Binatang Buas

Undang - Undang No. 1 tahun 1970 12/29/23


Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang
K3 Lingkungan Kerja

4. Lingkungan Ergonomi
Contoh:
1. Cara Kerja, Posisi Kerja,
Postur Tubuh yang tidak sesuai
saat melakukan pekerjaan
2. Pengangkatan beban kerja
yang melebihi standar.

Undang - Undang No. 1 tahun 1970 12/29/23


Permenaker No. 5 Tahun 2018 Tentang
K3 Lingkungan Kerja

5. Lingkungan Psikologi
Contoh:
1. Konflik Peran
2. Tanggung jawab terhadap
orang lain dll

Undang - Undang No. 1 tahun 1970 12/29/23


Baricade

• Baricade adalah Digunakan dalam zona


konstruksi untuk memberitahu orang-orang
tentang pembangunan berkelanjutan dan
bahwa ada kemungkinan bahaya dalam wilayah
batas-batasnya.
• berfungsi untuk menutup suatu area dan tidak
boleh ada yang melintasi selain petugas yang
berwenang.
Undang - Undang No. 1 tahun 1970 12/29/23
• Warna
• Kuning Hitam :
• Digunakan dalam zona konstruksi untuk
memberitahu orang-orang tentang pembangunan
atau perbaikan berkelanjutan dan bahwa ada
kemungkinan bahaya dalam wilayah tersebut.

Undang - Undang No. 1 tahun 1970 12/29/23


Rambu K3

Rambu K3 merupakan salah satu cara yang menginformasikan


kepada para pekerja tentang bahaya-bahaya keselamatan dan
kesehatan kerja dari sesuatu aktivitas, area atau peralatan kerja
tertentu.
Safety sign dikategorikan berdasarkan warnanya.
Warna Oranye (Warning/Awas/Peringatan)
Warna Kuning (Caution/Waspada)
Warna Biru (Notice/ Perhatian)
Warna Merah (Danger/ Bahaya)
Warna Hijau (Emergency/Safety
Undang - Undang No. 1 tahun 1970 12/29/23
1. Warna ORANYE menunjukkan WARNING/ PERINGATAN/
AWAS. Digunakan untuk menunjukkan situasi bahaya yang bisa
menyebabkan kematian atau cedera serius. Biasanya sering dipasang di
dekat peralatan kerja berbahaya, seperti benda tajam, pisau berputar,
mesin gerinda, dll.

2. Warna KUNING menunjukkan CAUTION/ WASPADA.


Digunakan untuk menunjukkan situasi bahaya (seperti tersandung,
terpeleset, terjatuh, atau di area penyimpanan bahan yang mudah
terbakar) yang bisa menyebabkan luka ringan atau sedang.

Undang - Undang No. 1 tahun 1970 12/29/23


3. Warna BIRU menunjukkan NOTICE/ PERHATIAN. Digunakan
untuk menunjukkan instruksi tindakan/ informasi keselamatan (bukan
bahaya), seperti penggunaan APD atau kebijakan perusahaan.

4. Warna MERAH mengidentifikasi DANGER/ BAHAYA, FIRE/


KEBAKARAN, dan STOP. Paling sering digunakan untuk identifikasi
bahan kimia cair mudah terbakar, emergency stop, dan alat pemadam
kebakaran. Sedangkan warna merah yang mengindikasikan bahaya
digunakan untuk menunjukkan adanya situasi bahaya yang dapat
menyebabkan kematian atau cedera serius.

Undang - Undang No. 1 tahun 1970 12/29/23


5. Warna HIJAU menunjukkan EMERGENCY/ SAFETY. Digunakan
untuk menunjukkan lokasi penyimpanan peralatan keselamatan, Material
Safety Data Sheet (MSDS), dan peralatan P3K. Serta, instruksi-instruksi
umum yang berhubungan dengan praktik kerja yang aman.

Undang - Undang No. 1 tahun 1970 12/29/23


P3K
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

Undang - Undang No. 1 tahun 1970 12/29/23


PER.15/MEN/VIII/2008 TENTANG PERTOLONGAN
PERTAMA PADA KECELAKAAN DI TEMPAT KERJA
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di tempat kerja adalah
upaya memberikan pertolongan pertama secara cepat dan
tepat kepada pekerja/buruh dan/atau orang lain yang berada
di tempat kerja, yang mengalami sakit atau cidera di tempat
kerja.
Petugas P3K di tempat kerja harus memiliki lisensi dan buku
kegiatan P3K dari Kepala Instansi yang bertanggung jawab di
bidang ketenagakerjaan setempat.

Fasilitas P3K meliputi:


a.ruang P3K;
b. kotak P3K dan isi;
c. alat evakuasi dan alat transportasi; dan
d. fasilitas tambahan berupa alat pelindung diri dan/atau
peralatan khusus di tempat kerja yang memiliki potensi
bahaya yang bersifat khusus.
Lanjutan
Kotak P3K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf b
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. terbuat dari
bahan yang kuat dan mudah dibawa, berwarna dasar putih dengan
lambang P3K berwarna hijau;

Undang - Undang No. 1 tahun 1970 12/29/23


LANJUTAN

Undang - Undang No. 1 tahun 1970 12/29/23


APAR

Undang - Undang No. 1 tahun 1970 12/29/23


APAR
: PER.04/MEN/1980
SYARAT-SYARAT PEMASANGAN DAN PEMELIHARAN
ALAT PEMADAM API RINGAN.
Kebakaran dapat digolongkan:
a.Kebakaran bahan padat kecuali logam (Golongan A);
b.Kebakaran bahan cair atau gas yang mudah terbakar
(Golongan B);
c.Kebakaran instalasi listrik bertegangan (Golongan C);
d.Kebakaran logam (Golongan D).
(2) Jenis alat pemadam api ringan terdiri:
a.Jenis cairan (air);
b.Jenis busa;
c.Jenis tepung kering;
d.Jenis gas (hydrocarbon berhalogen dan sebagainya);
(3) Penggolongan kebakaran dan jenis pemadam api ringan
tersebut dapat diperluas sesuai dengan perkembangan
tehnologi. .
APAR
: PER.04/MEN/1980
SYARAT-SYARAT PEMASANGAN DAN PEMELIHARAN
ALAT PEMADAM API RINGAN.
Tinggi pemberian tanda pemasangan APAR adalah 125 cm dari
dasar lantai tepat diatas satu atau kelompok alat pemadam api
ringan bersangkutan.

Setiap alat pemadam api ringan harus dipasang (ditempatkan)


menggantung pada dinding dengan penguatan sengkang atau
dengan konstruksi penguat lainnya atau ditempatkan dalam
lemari atau peti (box) yang tidak dikunci.

Setiap alat pemadam api ringan harus diperiksa 2 (dua) kali


dalam setahun, yaitu: a. pemeriksaan dalam jangka 6 (enam)
bulan; b. pemeriksaan dalam jangka 12 (dua belas) bulan;
SYARAT TANDA APAR
A = Pemeriksaan 6 bulan sekali
B = Adalah pemeriksaan 12 bulan
Safety Induction

• Pasal 13. Barangsiapa akan memasuki sesuatu


tempat kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk
keselamatan kerja dan memakai alat-alat
perlindungan diri yang diwajibkan.

Undang - Undang No. 1 tahun 1970 12/29/23


Safety induction terbagi kedalam Safety Induction Visitor,
Vendor, Pegawai baru, Pegawai yang pindah lokasi kerja.

Isi safety Induction beriti tentang informasi2 terkait area kerja


dan Resiko/ Bahaya k3 di Lingkungan Kerja

Undang - Undang No. 1 tahun 1970 12/29/23


Terima kasih,
semoga
bermanfaat ! ! !

Undang - Undang No. 1 tahun 1970 12/29/23

Anda mungkin juga menyukai