Anda di halaman 1dari 44

HIPERKES

dr. H. Rudi Ruhdiat, MM, M.KKK


MATERI
Data Kecelakan Kerja di Indonesia

Tujuan Penerapan Keselamatan kerja

Pengertian Kecelakaan Kerja

Penyebab Kecelakaan Kerja

Pencegahan Terhadap Kecelakaan Kerja

Tujuan Penyelengaraan Kesehatan Kerja

Hubungan Lingkungan Kerja dan Kesehatan Kerja

Penyakit Akibat Kerja

Jenis Penyakit Akibat Kerja

Pencegahan Penyakit Akibat Kerja

Prinsip – prinsip Program Pencegahan


Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Data
Kecelakaan
Kerja
Data Kecelakaan kerja Di Indonesia
Tujuan K3
Tujuan K3 Dalam instansi

- Setiap pekerjaan/aktifitas selalu ada risiko kegagalan


- Salah satu risiko pekerjaan adalah kecelakaan kerja (work accident), yang berakibat
kerugian (loss).
- Untuk itu perlu K3 yang harus terpadu semua orang yang ada dalam lingkungan perusahaan
/pekerjaan.
- Degradasi keselamatan terjadi akibat transisi dari masyarakat agraris (low risk society)
menuju masyarakat industri (high risk society).
- Kecelakaan berdampak pada daya saing tingkat global.
Menurut Undang-Undang
No. Kep. 463/MEN/1993

tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah


mewujudkan masyarakat dan lingkungan kerja yang
aman, sehat dan sejahtera, sehingga akan tercapai ;
suasana lingkungan kerja yang aman, sehat, dan nyaman
dengan keadaan tenaga kerja yang sehat fisik, mental,
sosial, dan bebas kecelakaan.”
Dasar Penerapan K3

Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah melindungi keselamatan dan kesehatan
para pekerja dalam menjalankan pekerjaannya, melalui upaya-upaya pengendalian semua
bentuk potensi bahaya yang ada di lingkungan tempat kerjanya.

Bila semua potensi bahaya telah dikendalikan dan memenuhi batas standar aman, maka
akan memberikan kontribusi terciptanya kondisi lingkungan kerja yang aman, sehat, dan
proses produksi menjadi lancar, yang pada akhirnya akan dapat menekan risiko
kerugian dan berdampak terhadap peningkatan produktivitas.
Tujuan Penerapan Keselamatan Kerja

Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) memiliki 3 (tiga) tujuan dalam


pelaksanaannya berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. 3
(tiga) tujuan utama penerapan K3 berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tersebut
antara lain :

1. Melindungi dan menjamin


keselamatan setiap tenaga 3. Meningkatkan
kerja dan orang lain di tempat kesejahteraan
2. Menjamin setiap sum
kerja dan produktivitas
ber produksi dapat digu
Nasional.
nakan secara aman dan
efisien.
Pengertian
Kecelakaan
Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak di
Nomor 03/Men/98 duga semula yang dapat menimbulkan korban manusia
dan atau harta benda

Pengertian
Kecelakaan Pemerintah Departemen
Tenaga Kerja RI
arti kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tiba - tiba
atau yang tidak disangka-sangka dan tidak terjadi dengan
sendirinya akan tetapi ada penyebabnya.
Kerja

Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan


Depnaker, 1999:4 tidak dikehendaki yang mengacaukan proses yang telah diatur
dari suatu aktivitas dan dapat menimbulkan kerugian baik korban
manusia dan atau harta benda
Menurut OHSAS 18001 : 2007
Kecelakaan kerja di definisikan sebagai kejadian yang berhubungan dengan pekerjaan yang
dapat menyebabkan cedera atau kesakitan (tergantung dari keparahannya) kejadian kematian
atau kejadian yang dapat menyebabkan kematian. Pengertian ini juga digunakan untuk kejadian
yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan atau yang berpotensi menyebabkan merusak
lingkungan
Kecelakaan Kerja Menurut Teori

Teori Heinrich et al., 1980 Teori Domino


kecelakaan kerja atau kecelakaan akibat kerja adalah suatu
kejadian yang tidak terencana dan tidak terkendali akibat dari Widnerdan Bird dan Loftus mengembangkan teori Domino
suatu tindakan atau reaksi suatu objek, bahan, orang, atau Heinrich untuk memperlihatkan pengaruh manajemen dalam
radiasi yang mengakibatkan cidera atau kemungkinan akibat mengakibatkan terjadinya kecelakaan.
lainnya.

Teori Multiple Causation Teori Reason

Teori ini berdasarkan pada kenyataan bahwa kemungkinan ada


Reason (1995,1997) menggambarkan kecelakaan kerja terjadi
lebih dari satu penyebab terjadinya kecelakaan. Penyebab ini
akibat terdapat “lubang” dalam sistem pertahanan. Sistem
mewakili perbuatan, kondisi atau situasi yang tidak aman.
pertahanan ini dapat berupa pelatihan-pelatihan, prosedur
Kemungkinan-kemungkinan penyebab terjadinya kecelakaan kerja
atau peraturan mengenai keselamatan kerja.
tersebut perlu diteliti.

Teori Gordon Teori Frank E. Bird Petersen


Penelusuran sumber yang mengakibatkan kecelakaan :
kecelakaan merupakan akibat dari interaksi antara korban - Manajemen kurang control & Sumber penyebab utama
kecelakaan, perantara terjadinya kecelakaan, dan lingkungan yang - Gejala penyebab langsung (praktek di bawah standar)
kompleks, yang tidak dapat dijelaskan hanya dengan - Kontak peristiwa (kondisi di bawah standar)
mempertimbangkan salah satudari 3 faktor yang terlibat. - Kerugian gangguan (tubuh maupun harta benda)
Ada 3 hal pokok yang
perlu diperhatikan :

1. Kecelakaan merupakan peristiwa yang


tidak dikehendaki
2. Kecelakaan mengakibatkan kerugian jiwa
dan kerusakan harta benda
3. Kecelakaan biasanya terjadi akibat
adanya kontak dengan sumber energi yang
melebihi ambang batas tubuh atau struktur.
Penyebab
Kecelakaan
kerja
Penyebab Kecelakaan Kerja
Faktor
Faktor Faktor Sumber
Manusia Material Bahaya

yang memiliki sifat a. Perbuatan berbahaya, hal ini terjadi


di pengaruhi oleh dapat memunculkan misalnya karena metode kerja yang salah,
pengetahuan, ketrampilan, kesehatan atau keletihan/kecapekan, sikap kerja yang
dan sikap keselamatan pekerja. tidak sesuai dan sebagainya;
b. Kondisi/keadaan bahaya, yaitu keadaan
yang tidak aman dari keberadaan mesin
atau peralatan, lingkungan, proses, sifat
pekerjaan
Penyebab Kecelakaan Kerja digolongkan berdasarkan
Situasi Kerja Tindakan Tidak Aman
1. Pengendalian manajemen yang kurang.
2. Standar kerja yang minim. 1. Tidak mengikuti metode kerja yang telah disetujui.
3. Tidak memenuhi standar. 2. Mengambil jalan pintas.
4. Perlengakap yang gagal atau tempat kerja yang tidak mencukupi. 3. Menyingkirkan atau tidak menggunakan perlengkapan keselamatan
kerja.

Kesalahan Orang lain Kecelakaan


1. Keterampilan dan pengetahuan yang minim.
1. Kejadian yang tidak terduga.
2. Masalah fisik atau mental.
2. Akibat kontak dengan mesin atau listrik yang berbahaya.
3. Motivasi yang minim atau salah penempatan.
3. Terjatuh.
4. Perhatian yang kurang
4. Terhantam mesin atau material yang jatuh dan sebagainya.
Sebab-sebab suatu kecelakaan kerja terjadi

a. Direct Cause

Direct Cause sangat dekat hubungannya dengan kejadian kecelakaan


yang menimbulkan kerugian atau cidera pada saat kecelakaan
tersebut terjadi. Kebanyakan proses investigasi lebih konsentrasi
kepada penyebab langsung terjadinya suatu kecelakaan dan
bagaimana mencegah penyebab langsung tersebut.

b. Latent Cause

Tetapi ada hal lain yang lebih penting yang perlu di identifikasi yakni
“Latent Cause”. Latent cause adalah suatu kondisi yang sudah terlihat
jelas sebelumnya dimana suatu kondisi menunggu terjadinya suatu
kecelakaan.
Berdasarkan Penyebab
kecelakaan kerja oleh peralatan lain
Mesin
yang dapat menjadi penyebab kecelakaan, diantaranya: Diklasifikasikan menjadi :
1. Pembangkit tenaga terkecuali motor listrik 1. Alat bertekanan tinggi
2. Mesin penyalur (transmisi) 2. Tanur, tungku dan kilang
3. Mesin-mesin untuk mengerjakan logam 3. Alat instalasi pendingin
4. Mesin pengolah kayu atau penggergaji kayu 4. Instalasi listrik, termasuk motor listrik tetapi
5. Mesin pertanian dikecualikan alat listrik (tangan)
6. Mesin pertambangan 5. Perkakas tangan bertenaga listrik
7. Mesin lain yang tak terkelompokkan 6. Perkakas, instrumen dan peralatan, diluar peralatan
tangan bertenaga listrik
7. Tangga, tangga berjalan
Alat angkutan dan peralatan terkelompokkan 8. Perancah (Scaffolding)
9. Peralatan lain yang tidak terklasifikasikan.
Klasifikasi ini terdiri dari:
1. Mesin pengangkat dan peralatannya
2. Alat angkutan yang menggunakan rel
3. Alat angkutan lain yang beroda Perantara lain yang
4. Alat angkutan udara tidak terkelompakkan
5. Alat angkutan air 1. Hewan
6. Alat angkutan lain. 2. Penyebab lain.
Berdasarkan Penyebab
Lingkungan Kerja
1. Di luar bangunan
2. Di dalam bangunan
3. Di bawah tanah.

Material, Bahan-bahan dan radiasi

1. Bahan peledak
2. Debu, gas, cairan, dan zat kimia, diluar peledak
3. Kepingan terbang
4. Radiasi
5. Material dan bahan lainnya yang tak terkelompokkan.
Klasifikasi
Kecelakaan Kerja

1. Kecelakaan industri (industrial accident) yaitu kecelakaa nyang terjadi di tempat kerja karena
adanya sumber bahaya atau bahaya kerja.
2. Kecelakaan dalam perjalanan (commuty accident) yaitu kecelakaan yang terjadi di luar tempat
kerja dalam kaitannya dengan adanya hubungan kerja.
Pencegahan
Kecelakaan
Kerja
Pencegahan Kecelakaan Kerja :

Faktor Lingkungan
1. Memenuhi syarat aman meliputi higiene umum, sanitasi, ventilasi udara, pencahayaan dan penerangan ditempat kerja dan pengaturan suhu udara dari ruang kerja.
2. Memenuhi syarat keselamatan, meliputi kondisi gedung dan tempat kerja yang dapat menjamin keselamatan.
3. Memenuhi penyelenggaraan ketata rumah tanggaan meliputi pengaturan penyimpanan barang, penempatan dan pemasangan mesin, penggunaan tempat dan ruangan.

Mesin dan Peralatan Kerja


Mesin dan peralatan kerja harus didasarkan pada perencanaan yang baik dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.
Perencanaan yang baik terlihat dari baiknya pagar atau tutup pengaman pada bagian-bagian mesin atau perkakas yang bergerak antara lain bagian yang berputar.

Faktor Perlengkapan Kerja


Alat pelindung diri merupakan perlengkapan kerja yang harus terpenuhi bagi pekerja.
Alat pelindung diri berupa pakaian kerja, kacamata, sarung tangan, yang kesemuanya harus cocok ukurannya sehingga
menimbulkan kenyamanan dalam penggunaannya.

Faktor Manusia
Pencegahan kecelakaan terhadap faktor manusia meliputi peraturan kerja, mempertimbangkan batas kemampuan dan ketrampilan pekerja,
meniadakan hal-hal yang mengurangi konsentrasi kerja, menegakkan disiplin kerja,
menghindari perbuatan yang mendatangkan kecelakaan serta menghilangkan adanya ketidakcocokan fisik dan mental.
Pengendalian
Pencegahan
1. Pengendalian bahaya
Terjadinya
2. Pembinaan Pengawasan
di Tempat Kerja Kecelakaan
Kerja a. Pelatihan dan Pendidikan K3 terhadap tenaga
Pemantauan dan Pengendalian Kondisi dan kerja
Tindakan Tidak Aman di tempat kerja. b. Konseling dan Konsultasi mengenai penerapan
K3 bersama tenaga kerja
c. Pengembangan Sumber Daya ataupun
3. Sistem Manajemen Teknologi yang berkaitan dengan peningkatan
a. Prosedur dan Aturan K3 di tempat kerja. penerapan K3 di tempat kerja.
b. Penyediaan Sarana dan Prasarana K3 dan
pendukungnya di tempat kerja.
c. Penghargaan dan Sanksi terhadap penerapan
K3 di tempat kerja kepada tenaga kerja.
Cara mengatasi Kecelakaan Kerja :
Tata ruang kerja yang baik adalah tata ruang kerja yang dapat mencegah timbulnya gangguan keamanan dan keselamatan kerja bagi semua orang di dalamnya. Barang-barang dalam
ruang kerja harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat dihindarkan dari gangguan yang ditimbulkan oleh orang- orang yang berlalu lalang di sekitarnya. Jalan-jalan yang
dipergunakan untuk lalu lalang juga harus diberi tanda, misalnya dengan garis putih atau kuning dan tidak boleh dipergunakan untuk meletakkan barang-barang yang tidak pada

Kaleng-kaleng yang mudah bocor atau terbakar harus ditempatkan di tempat yang tidak beresiko kebocoran.
Jika perusahaan yang bersangkutan mengeluarkan sisa produksi berupa uap, maka faktor penglihatan dan sirkulasi udara di ruang kerja juga harus diperhatikan

Alat pelindung diri dapat berupa kaca mata, masker, sepatu atau sarung tangan.
Alat pelindung diri ini sangat penting untuk menghindari atau mengurangi resiko kecelakaan kerja.
Tapi sayangnya, para pekerja terkadang enggan memakai alat pelindung diri karena terkesan merepotkan atau justru mengganggu aktivitas kerja.
Dapat juga karena perusahaan memang tidak menyediakan alat pelindung diri

Pakaian kerja sebaiknya tidak terlalu ketat dan tidak pula terlalu longgar.
Pakaian yang terlalu longgar dapat mengganggu pekerja melakukan penyesuaian diri dengan mesin atau lingkungan yang dihadapi.
Pakaian yang terlalu sempit juga akan sangat membatasi aktivitas Sepatu dan hak yang terlalu tinggi juga akan beresiko menimbulkan kecelakaan.
Memakai cincin di dekat mesin yang bermagnet juga sebaiknya dihindari.

Lingkungan kerja meliputi faktor udara, suara, cahaya dan Udara yang baik dalam suatu ruangan kerja juga akan berpengaruh pada aktivitas kerja.
Kadar udara tidak boleh terlalu banyak mengandung CO2, ventilasi dan AC juga harus diperhatikan termasuk sirkulasi pegawai dan banyaknya pegawai dalam suatu ruang kerja.
Untuk mesin-mesin yang menimbulkan kebisingan, tempatkan di ruangan yang dilengkapi dengan peredam suara.
Pencahayaan disesuaikan dengan kebutuhan dan warna ruang kerja disesuaikan dengan macam dan sifat pekerjaan.
Ada 6 langkah yang bisa kita lakukan
untuk mencegah kecelakaan kerja terjadi yaitu :

2. Laporkan bila menemukan hal yang tidak 3. Hindari bersenda gurau ditempat kerja
1. Buat kegiatan pencegahan kecelakaan sebagai
aman ke supervisor / atasan terdekat
bagian dari kegiatan kita sehari-hari
Jangan menggunakan peralatan kerja sebagai
Agar segera diperbaiki atau segera perbaiki se bahan lelucon !!
Sebelum bekerja pastikan peralatan kerja dalam
ndiri bila anda mampu, bila tidak dilaporkan hali ini terkadang membahayakan bagi kita
keadaan baik, juga alat pelindung diri yang dipakai
maupun orang lain

6. Good housekeeping
5. Buat saran perbaikan
4. Ikuti Instruksi/Petunjuk kerja/Prosedur
Tempat kerja yang tidak rapih dengan barang-
Bilamana kita menemukan cara yang lebih cepat barang yang berserakan merupakan sumber
Tidak mengikuti petunjuk kerja yang aman merupakan
efisien dalam menyelesaikan suatu tuga mari kecelakaan segera rapihkan tempat kerja anda
bom waktu buat anda, setiap instruksi yang dibuat
kita diskusikan, sehingga bisa digunakan oleh setelah selesai bekerja. Rapi ditempat kerja
adalah semata-mata demi keselamatan anda
yang lain juga selama hal tersebut aman Pakaian atau alat-alat kerja yang kita bawa
dapat mencelakai kita.
Pelayanan
Kesehatan
Kerja
Pengertian Sehat

kondisi fisik, mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas
penyakit atau gangguan kesehatan melainkan juga menunjukkan
kemampuan untuk berinteraksi dengan
lingkungan dan pekerjaannya.

World Health Organization (WHO) membuat defenisi universal yang menyatakan


bahwa pengertian sehat adalah suatu keadaan kondisi fisik, mental, dan
kesejahteraan sosial yang merupakan satu kesatuan dan bukan hanya bebas
dari penyakit atau kecacatan.
Kesehatan Dan Kinerja Seorang
Tenaga Kerja Dipengaruhi Oleh

-Beban kerja, berupa beban fisik, mental dan sosial, sehingga upaya penempatan tenaga kerja sesuai
dengan kemampuannya perlu diperhatikan
-Kapasitas kerja yang banyak bergantunng pada pendidikan, keterampilan,
kesegaran jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya
- Beban Tambahan/Lingkungan kerja (fisik,kimia,biologik,ergonomik& psikososial)
Tujuan Sistem Pelayanan Kesehatan Kerja

- Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian diri baik fisik maupun
mental terutama dalam penyesuaian pekerjaan dengan tenaga kerja
- Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul dari
pekerjaan atau lingkungan kerja.
- Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik tenaga kerja.
- Memberi pengobatan, perawatan dan rehabilitasi bagi tenaga kerja
TUJUAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

Menurut Permen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. 03/MEN/1982 Tentang Pelayanan di
perusahaan adalah usaha kesehatan yang dilaksanakan dengan tujuan

Memberikan bantuan kepada Meningkatkan kesehatandan


Melindungi tenaga kerja
tenaga kerja dalam Memberikan pengobatan dan
terhadap setiap gangguan
penyesuaian diri baik fisik perawatan serta rehabilitasi
kesehatan yang timbul dari
maupun mental, terutama bagi tenaga kerja yang
pekerjaan atau lingkungan
dalam penyesuaian menderita sakit
kerja.
pekerjaan tenaga kerja
Tugas Pokok Pelayanan Kesehatan Kerja

- Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, berkala dan khusus.


- Pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan dan tenaga kerja
- Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja.
- Pembinaan dan pengawasan terhadap perlengkapan sanitasi.
- Pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk kesehatan kerja
- Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan penyakit akibat kerja.
- P3K
- Pendidikan untuk tenaga kerja & Latihan Petugas P3K
- Memberi nasehat mengenai perencanaan & Pembuatan tempat kerja, alat pelindung diri, gizi, penyelenggaraan makanan
di tempat kerja
- Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan & Penyakit Akibat Kerja
-Pembinaan & Pengawasan Tenaga Kerja Yang mempunyai kelainan tertentu terhadap kesehatan.
-Memberi laporan berkala tentang pelayanan kesehatan kerja kepada pengurus
- Memberikan nasihat mengenai perencanaan tempat kerja, pemilihan APD, gizi serta penyelenggaraan makanan
- Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan kerja & PAK
- Memberi laporan secara berkala ttg pelayanan kesehatan kerja kepada pengurus
Program Minimal kesehatan kerja

1. Mentaati semua peraturan perundang-undangan.


2. Melakukan tindakan yang mampu menjamin semua operasi dan produk perusahaan
agar tidak membahayakan tenaga kerja, konsumen dan masyarakat umum.
3. Mampu memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan bagi mereka yang kesehatann
ya terganggu akibat pekerjaan, lingkungan kerja, hasil produksi
Komponen Pelayanan Kesehatan

1. Komponen pokok (essential component) 2. Komponen Pilihan ( Elective Component)

- Pemeriksaan kesehatan pekerja pada awal, berkala dan khusus - Penvediaan fasilitas kesehatan sederhana dan non occupational
- Diagnosis dan pengobatan penyakit atau kecelakaan akibat kerja, termasuk rehabilitasinya. -Pengobatan berulang dan non occupational yang disediakan untuk mencegah
- Pertolongan pertama dan pengobatan kecelakaan yang bukan akibat kerja. hilangnya waktu kerja
- Program konsultasi untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan
- Pendidikan akan bahaya potensial akibat kerja.
kesehatan
- Program pemilihan dan penggunaan alat pelindung diri. - Pendidikan kesehatan yang lebih mendalam
- Inspeksi berkala dan evaluasi lingkungan dan tempat kerja. - Pemantauan angka absen karena sakit.
- Studi tentang toksikologi bahan kimia. - Imunisasi penyakit infeksi yang lebih lengkap.
- Studi epidemiologik pengaruh lingkungan kerja. - Koordinasi dengan unit lain di luar perusahaan
- Imunisasi penyakit infeksi.
- Pencatatan medik kesehatan kerja.
- Ikut serta dalam penentuan dan evaluasi asuransi kesehatan dalam perusahaan.
- Evaluasi efektivitas program kesehatan kerja
Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan

- Perusahaan dengan tenaga kerja lebih dari 500 orang.


- Pelayanan kesehatan berbentuk klinik dengan 1 orang dokter yang setiap hari.
- Perusahaan dengan tenaga kerja 200 - 500 orang dan tingkat bahaya rendah.
-Pelayanan kesehatan berbentuk klinik dokter berpraktek tiap 2 hari sekali; tenaga paramedis melayani tiap hari.

- Perusahaan dengan tenaga kerja berjumlah 200 - 500 orang dengan tingkat bahaya tinggi seperti point
1. Perusahaan dengan tenaga kerja berjumlah 100-200 orang dengan tingkat bahaya rendah.
Pelayanan - kesehatan berbentuk klinik dokter berpraktek 3 hari sekali dan pelayanan paramedis tiap hari.
- Perusahaan dengan tenaga kerja berjumlah 100-200 orang dengan tingkat bahaya tinggi.
pelayanan kesehatan seperti point
2. Perusahaan dengan tenaga kerja berjumlah kurang dari 100 orang.
Pelayanan kesehatan diselenggarakan bersama pengurus perusahaan lain.
Lingkungan
Kerja dan
Kesehatan Kerja
Hubungan Lingkungan Kerja
dan Kesehatan Kerja

lingkungan kerja yang aman, tenang dan tentram, menciptakan orang yang bekerja akan
bersemangat dan bekerja secara baik sehingga hasil kerjanya pun memuaskan.
Demikian pula dengan masalah kesehatan kerja, kesehatan kerja yang baik akan
membuat karyawan bekerja dengan baik karena karyawan merasa nyaman dalam
menjalankan tugasnya, sebaliknya apabila lingkungan kerja kurang baik misalnya
penerangan kurang, kebersihan yang tidak terjaga dan suhu sangat panasakan
mengakibatkan semangat kerja yang menurun. Keselamatan, kesehatan dan lingkungan
kerja yang baik menimbulkan rasa senang bagi karyawan dan dapat
mempengaruhi karyawan agar dapat bekerja lebih giat dan semangat.
Dan semangat kerja yang tinggi diharapkan produktivitas kerja dalam melaksanakan
tugas-tugas pekerjaan akan meningkat
Penyakit Akibat Kerja

Penyakit Akibat Kerja (PAK) (Occupational Diseases)


adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan
atau lingkungan kerja (Permennaker No. Per. 01/Me
n/1981) yang akan berakibat cacat sebagian maupu
n cacat total. Cacat Sebagian adalah hilangnya atau
tidak fungsinya sebagian anggota tubuh tenaga
kerja untuk selama-lamanya. Sedangkan Cacat Total
adalah keadaan tenaga kerja tidak mampu bekerja
sama sekali untuk selama-lamanya
Jenis Penyakit
Akibat Kerja
a. Penyakit Silikosis
b. Penyakit Asbestosis
c. Penyakit Bisnosis
d. Penyakit Antrakosis
e. Penyakit Beriliosis
f. Penyakit Saluran Pernafasan
g. Penyakit Kulit
h. Kerusakan Pendengaran
i. Gejala pada Punggung dan Sendi
j. Kanker
k. Coronary Artery
l. Penyakit Liver
m. Masalah Neuropsikiatrik
n. Penyakit yang Tidak Diketahui Sebabnya
c. Penyakit bisnosis adalah
b. Penyakit asbestosis adalah
yang disebabkan oleh
a. Penyakit silikosis disebabkan yang disebabkan oleh debu atau e. Penyakit Beriliosis
pencemaran debu kapas atau
oleh pencemaran debu silika serat asbes yang mencemari d. Penyakit antrakosis adalah Udara yang tercemar oleh debu
serat kapas di udara yang
bebas, berupa SiO2, yang udara. Asbes adalah campuran penyakit saluran pernapasan logam berilium, baik yang
kemudian terhisap kedalam paru-
terhisap masuk ke dalam paru- dari berbagai macam silikat, yang disebabkan oleh debu batu berupa logam murni, oksida,
paru. Pencemaran ini dapat
paru dan kemudian mengendap. namun yang paling utama adalah bara. Penyakit ini biasanya sulfat, maupun dalam bentuk
dijumpai pada pabrik pemintalan
Debu silika bebas ini banyak magnesium silikat. Debu asbes dijumpai pada pekerja-pekerja halogenida, dapat menyebabkan
kapas, pabrik tekstil, perusahaan,
terdapat di pabrik besi dan baja, banyak dijumpai pada pabrik tambang batubara batubara. penyakit saliran pernafasan
atau pergudangan kapas. Masa
keramik, pengecoran beton, dll. dan industri yang menggunakan yang disebut beriliosis.
inkubasi penyakit bisnosis cukup
asbes.
lama, yaitu sekitar 5 tahun.

j. Kanker Adanya presentase


h. Kerusakan Pendengaran i. Gejala pada Punggung dan
yang signifikan menunjukan
g. Penyakit Kulit Pada umumnya Banyak kasus gangguan Sendi Tidak ada tes atau
f. Penyakit Saluran Pernafasan Kanker yang disebabkan oleh
tidak spesifik, menyusahkan, pendengaran menunjukan akibat prosedur yang dapat
PAK pada saluran pernafasan pajanan di tempat kerja. Bukti
tidak mengancam kehidupan, dan pajanan kebisingan yang lama, membedakan penyakit pada
dapat bersifat akut maupun bahwa bahan di tempat kerja
kadang sembuh sendiri. ada beberapa kasus bukan punggung yang berhubungan
kronis. Akut misalnya asma (karsinogen) sering kali didapat
Dermatitis kontak yang karena pekerjaan. Riwayat dengan pekerjaan daripada yang
akibat kerja. Sering didiagnosis dari laporan klinis individu dari
dilaporkan, 90% merupakan pekerjaan secara detail tidak berhubungan dengan
sebagai tracheobronchitis akut pada studi epidemiologi. Pada
penyakit kulit yang berhubungan sebaiknya didapatkan dari setiap pekerjaan. Penentuan
atau karena virus kronis. Kanker pajanan untuk terjadinya
dengan pekerjaan. orang dengan gangguan kemungkinan bergantung pada
karsinogen mulai>20 tahun
pendengaran. riwayat pekerjaan.
sebelum diagnosis.
n. Penyakit yang Tidak
m. Neuropsikiatrik yang
Diketahui Sebabnya Alergi dan
l. Penyekit Liver Sering berhubungan dengan tempat
gangguan kecemasan mungkin
didiagnosis sebagai penyakit kerja sering diabaikan.
k. Coronary Artery Penyakit ini berhubungan dengan bahan kimia
liver oleh karena hepatitis virus Neuropatiperifer, sering
disebabkan oleh karena stres atau lingkungan sick building
atau sirosis karena alkohol. dikaitkan dengan diabet,
atau Carbon Monoksida dan syndrome.Multiple Chemical
Penting riwayat tentang pemakaian alkohol, atau tidak
bahan kimia lain di tempat kerja. Sensitivities(MCS), misal:
pekerjaan, serta bahan toksik diketahui penyebabnya. Depresi
parfum, derivate petroleum,
yang ada. oleh karena penyalahgunaan zat-
rokok.
zat atau masalah psikiatri.
.
Pencegahan PAK
Pencegahan Pimer
Healt Promotion Pencegahan Tersier

-Perilaku kesehatan -Pemeriksaan kesehatan pra-kerja


Pencegahan Skunder
- Faktor bahaya ditempat kerja Specifict Protection -Pemeriksaan kesehatan berkala
-Perilaku kerja yang baik - Pemeriksaan lingkungan secara berkala
-Olahraga Pengendalian melalui - Surveilans
-Gizi perundang-undangan -Pengobatan segera bila ditemukan
gangguan pada pekerja
-Pengendalian administratif/organisasi : - Pengendalian segera ditempat kerja
rotasi/pembatas jam kerja
- Pengendalian teknis : subtitusi, isolasi,
alat pelindung diri (APD)
- Pengendalian jalur kesehatan imunisasi
Dasar Prinsip Pencegahan K3 :
Pencegahan kecelakaan dalam kaitannya dengan 1. Peraturan perundangan
masalah keselamatan dan kesehatan kerja harus 2. Standardisasi
mengacu dan bertitik tolak pada konsep sebab 3. Pengawasan
akibat kecelakaan, yaitu dengan mengendalikan 4. Penelitian bersifat teknik
sebab dan mengurangi akibat kecelakaan. Prinsip-prinsip 5. Penelitian tentang bahan-bahan dan desain
6. Riset medis
7. Penelitian psikologis
Berdasarkan prinsip pencegahan kecelakaan
tersebut, maka fungsi dasar manajemen keselama
Program 8. Penelitian secara statistik
9. Pendidikan
tan dan kesehatan kerja memegang peranan 10. Latihan-latihan, yaitu latihan praktek bagi tenaga
penting terhadap upaya pengendalian kecelakaan Pencegahan K3 kerja, khusunya tenaga kerja yang baru, dalam
sesuai dengan program yang telah ditetapkan. keselamatan kerja.
11. Penggarahan
12. Asuransi
13. Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan,
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai