KESELAMATAN KERJA
ANGGOTA KELOMPOK :
Anggara Aprinata W
Ariel Ardinda
Bangun Said S
Difa Pradana P
Rahim
Onny Hernik S
Suci Wulandari
PENDAHULUAN
kerja
Pabrik yang telah didirikan di Indonesia sejak tahun 1989 silam ini
memulai produksinya setahun kemudian. Pada tahun 1992, Yamaha Music
Manufacturing Indonesia telah mengirimkan 100.000 unit gitar akustik ke beberapa
negara. Tak disangka produk rakitan dalam negeri ini kian digemari dan tahun 1995
Yamaha Music Manufacturing Indonesia berhasil mengekspor produk yang sama
dengan jumlah yang lebih banyak, yaitu 500.000 unit. Enam tahun kemudian,
tepatnya tahun 2001, YMMI mengekspor sekitar 2 juta unit gitar akustik.
- Alamat Perusahaan : Jl. Pulobuaran Raya No. 1, KIP, Jakarta Timur 13930
- Jumlah Pegawai Perusahaan : Jumlah total pegawai perusahaan adalah
2211 orang karyawan (Agustus), yang terdiri dari 443 karyawan wanita dan
810 karyawan pria.
- Jam Kerja: Pukul 07.00 – 16.00 (Senin – Jumat).
- Asuransi Pegawai : PT. Yamaha Music Manufacturing Indonesia memiliki
asuransi kesehatan swasta berupa BNI Blife, dan asuransi kesehatan
Pemerintah berupa BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan.
- Kelembagaan P2K3 : Perusahaan ini memiliki kelembagaan P2K3
- Dokter Perusahaan : Perusahaan memiliki satu dokter perusahaan, dua
orang perawat, bekerja 2 kali seminggu (Selasa dan Jumat)
a. Input
Berupa store material yang meliputi pengopenan kayu (Kiln Dry Room),
penerimaan material dari vendor, penyimpanan material sementara, dan
pengiriman material ke produksi.
b. Proses
Produksi Meliputi proses produksi bagian wooden parts, wood working,
painting, dan assembly.
c. Output
Berupa penerimaan finished good dari produksi, penyimpanan finished good
sementara, dan pengiriman finished good sesuai dengan tujuannya
masingmasing. Untuk detilnya alur proses produksi dapat dilihat pada lampiran
A Secara sederhana, sebuah gitar terdiri dari dua bagian yaitu neck dan body.
Neck terdiri dari dua bagian yaitu finger dan bridge, sedangkan body terdiri
dari tiga bagian yaitu top board, back board, dan side board. Pembuatan neck,
termasuk dua bagiannya, finger dan bridge, dilakukan pada bagian wooden
part. Untuk pembuatan body, hanya top board yang dibuat pada wooden part,
untuk bagian side board dan back board YMMI melakukan outsourcing dari
KTI.
Yang membedakan satu model gitar dengan yang lainnya terletak pada bentuk
neck dan body, serta warna dan aksesoris yang diberikan. BOM diatas berlaku sama
untuk gitar akustik maupun gitar elektrik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 ERGONOMI
Tujuan dari ergonomi adalah efisiensi dan kesejahteraan yang berkaitan erat
dengan produktivitas dan kepuasan kerja. Adapun sasaran dari ergonomi adalah
seluruh tenaga kerja baik sektor formal, informal dan tradisional.
2.5 HIV/AIDS
HIV/AIDS saat ini di bukan hanya menjadi masalah kesehatan akan tetapi juga
menjadi masalah di bidang dunia kerja yang berdampak pada produktivitas dan
profitabilitas perusahaan. Kementrian Ketenagakerjaan RI telah mengeluarkan
Keputusan Menteri No. 68/Men/IV/2004 mengenai pencegahan dan Penaggulangan
HIV/AIDS di tempat kerja, di mana dalam Keputusan Menteru Tenaga Kerja dan
Transmigrasi terdapat kewajiban pengusaha untuk melakukan upaya pencegahan dan
penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja melalui:
HIV/ AIDS adalah isu tempat kerja, karena dia mempengaruhi angkatan
kerja, dan karena tempat kerja dapat memainkan peran vital dalam membatasi
penularan dan dampak epideminya.
2. Nondiskriminasi
Tidak ada diskriminasi terhadap pekerja berdasarkan status HIV yang nyata
atau dicurigai.
3. Kesetaraan gender
Hubungan gender yang lebih setara dan pemberdayaan wanita adalah
penting untuk mencegah penularan HIV dan membantu masyarakat mengelola
dampaknya.
4. Lingkungan kerja yang sehat
Tempat kerja harus meminimalkan risiko pekerjaan, dan disesuaikan
dengan kesehatan dan kemampuan pekerja.
5. Dialog Sosial
Kebijakan dan program HIV/AIDS yang sukses membutuhkan kerjasama
dan saling percaya antara pengusaha, pekerja dan pemerintah
6. Tidak boleh melakukan skrining untuk tujuan rekrutmen
Tes HIV di tempat kerja harus dilaksanakan secara sukarela dan rahasia,
tidak boleh digunakan untuk menskrining pelamar atau pekerja.
7. Kerahasiaan
Akses kepada data perseorangan, termasuk status HIV pekerja, harus
dibatasi oleh aturan dan kerahasiaan.
8. Melanjutkan hubungan pekerjaan
Pekerja dengan penyakit yang berkaitan dengan HIV harus dibolehkan
bekerja dalam kondisi yang sesuai selama dia mampu secara medik.
9. Pencegahan
Mitra sosial mempunyai posisi yang unik untuk mempromosikan upaya
pencegahan melalui informasi, pendidikan dan dukungan bagi perubahan
perilaku.
BAB III
PELAKSANAAN
HASIL PENGAMATAN
Penyakit terbanyak yang diderita oleh tenaga kerja PT. YMMI antara lain:
Penyakit terbanyak yang diderita oleh tenaga kerja PT. Yamaha Music
Manufacturing Indonesia antara lain:
a. ISPA
b. Faringitis
c. Commond cold
d. Dermatitis
e. Gastritis
f. Dyspepsia
g. Gastroenteritis akut
h. Myalgia
i. Lain-lain
`Namun berdasarkan pengkuan pegawai PT. Yamaha Music Manufacturing
Indonesia, penyakit yang paling sering dikeluhkan oleh perkerja adalah :
1. ISPA
2. Gastritis
3. Dyspepsia
Penyakit yang paling dominan diderita pegawai PT. Yamaha Music
berdasarkan data yang didapat pada bulan Juni 2018 adalah Dyspepsia dengan jumlah
penderita sebanyak 25 pekerja.
RUMUSAN MASALAH
4.1 Kesimpulan
Dari hasil walkthough survey yang kami lakukan, maka kesimpulan yang dapat ditarik
adalah:
Dari aspek ergonomis sikap dan posisi tubuh pada beberapa pekerja kurang
ergonomis karna rata – rata pekerjaan di lakukan dengan posisi berdiri dalam
waktu yang cukupo lama.
Dari aspek pemenuhan gizi pekerja, perusahaan menyediakan kantin dan makan
siang disediakan melalui catering dari vendor lain dengan dilakukan pengawasan
secara rutin sehingga kebersihan dan asupan gizi pekerja dapat terjaga.
Dari aspek pemeriksaan kesehatan sudah sesuai dengan aturan, pemeriksaan
kesehatan awal telah dilakukan pada semua calon tenaga kerja yang meliputi
wawancara dan pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang lainnya.
Pemeriksaan berkala dilakukan rutin setiap 1 tahun. Pemeriksaan kesehatan khusus
dilakukan bagi tenaga kerja tertentu sesuai dengan keluhan pekerja yang nantinya
akan dirujuk ke Rumah Sakit setempat yang lebih memadai.
Dari aspek program kesehatan, perusahaan sudah rutin mengadakan penyuluhan
berkala, patroli, simulasi dan pelatihan. Selain itu data mengenai program
preventif, kuratif dan rehabilitative juga sudah cukup baik.
Dari aspek pencegahan HIV, AIDS, dan narkoba belum dilakukan secara optimal
dan belum dilakukan penyuluhan dalam 2 tahun terakhir.
Ditinjau dari segi sarana P3K sudah baik, ada di setiap divisi atau bagian produksi,
jika terjadi kecelakan pertolongan pertama dilakukan oleh petugas P3K yang sudah
terlatih dan tersedianya kotak P3K di beberapa tempat.
Ditinjau dari segi personil kesehatan, PT. YMMI memiliki dokter yang melakukan
pelayanan kesehatan yang datang dua kali dalam seminggu, setiap membuka klinik
sesuai dengan jam kerja karyawan.
4.2 Saran
Dari hasil walkthrough survey yang kami lakukan, maka kami ajukan beberapa saran
yaitu :
Melakukan penyuluhan tentang penyakit yang ditimbulkan akibat posisi kerja yang
salah seperti posisi kerja berdiri selama 7 jam.
Peninjauan ulang jam praktik dokter karena belum memenuhi Permenaker
No.3/MEN/1982 tentang pelayanan Kesehatan Kerja dimana Perusahaan yang
memiliki tenaga kerja lebih dari 500 orang harus menyelenggarakan pelayanan
kesehatan kerja berbentuk klinik di pimpin oleh seorang dokter yang praktek setiap
hari kerja.
Melakukan sosialisasi dan pelatihan petugas kesehatan demi kelangsungan
program kesehatan (promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif)
Penyuluhan tentang penggunaan APD yang baik dan benar, posisi yang ergonomis
dalam melakukan pekerjaan, HIV-AIDS dan narkoba.
Membentuk kebijakan khusus mengenai calon pegawai/pegawai yang memiliki
keadaan khusus (HIV-AIDS)
Meningkatkan pengawasan dan sosialisasi penggunaan APD utk mengurangi ISPA
dan PAK lainnya.
Pengadaan penyuluhan gizi kerja bagi tenaga kerja
Perlu penelitian lebih lanjut mengenai ada hubungan penyakit ISPA dan penyakit
akibat kerja
Perusahaan seharusnya melaporkan setiap PAK yang terjadi.
Perusahaan seharusnya menyediakan tempat pembasahan tubuh cepat (shower)
Kotak P3K seharusnya terletak pada tempat yang mudah dilihat, diberi tanda arah
yang jelas, cukup cahaya serta mudah diangkat apabila digunakan.
DOKUMENTASI