Anda di halaman 1dari 39

BUKU SAKU SERI ERGONOMI FASYANKES

Kontributor
Ali Syahrul Chairuman, SKM, M.KKK
dr. Astri Mulyantini, Sp.OK
dr. Astuti, M.KKK
Ben Fauzi Ramadhan, SKM, MKM
Dara Puspita Dewi, SKM
Fitri Arman, S.Si, Apt, MM
Hendra, SKM, M.KKK
Imarsan, ST
M. Randy Candra Nugroho, S.Or
Nurfatayani, S.Pd, MKM
dr. Nia Widyanti
Pengarah Nurfatayani, S.Pd, MKM
drg. Kartini Rustandi, M.Kes dr. Puspita Tri Utami
dr. Rizkiyana Sukandhi Putra M.Kes Retno Juli Siswantari, SKM, MKM
Tasripin, SKM, MKM
Tim Penyusun dr. Yulia Renniaty Febrina Saat
dr. Erna Tresnaningsih, MOH, PhD
Indri Hapsari Susilowati, SKM, MKKK, PhD Editor
dr. Suryo Wibowo, Sp.OK Winda Kusuma Ningrum, S.Si, MKKK
Ika Ratnawati, SKM, MKKK
Winda Kusuma Ningrum, S.Si, MKKK Diterbitkan oleh:
dr. Ari Setyaningrum, Sp.KO Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga
Kementerian Kesehatan
2021

ii BUKU SAKU SERI ERGONOMI FASYANKES


KATA PENGANTAR

Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) merupakan salah satu tempat kerja yang sarat potensi
risiko ergonomi. Penanganan mobilisasi pasien di Fasyankes merupakan salah satu proses kerja
yang berisiko tinggi terhadap potensi bahaya ergonomi. Penanganan mobilisasi pasien di Fasyankes
sebaiknya menggunakan alat bantu, namun bila tidak tersedia alat bantu, maka dalam mobilisasi
pasien dapat mengikuti kaidah ergonomi sebagaimana yang dijelaskan dalam pedoman ini. Mobiliasi
pasien yang tidak sesuai dengan kaidah ergonomi, dapat menyebabkan sakit/ cedera otot dan tulang
rangka baik bersifat sementara maupun permanen.
Dalam rangka meningkatkan penerapan ergonomi di Fasyankes, serta melengkapi Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit
dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga menyusun buku saku sebagai
panduan praktis dalam menerapkan prinsip ergonomi di Fasyankes khususnya penanganan mobilisasi
pasien.
Semoga buku saku ini dapat memberikan informasi praktis prinsip ergonomi dalam penanganan
mobilisasi pasien di fasyankes.

Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga

dr. Riizkiyana Sukandhi Putra, M.Kes


BUKU SAKU SERI ERGONOMI FASYANKES iii
DAFTAR ISI

PENGANTAR PENDAHULUAN FAKTOR RISIKO


Hal iii Hal 1-3 ERGONOMI
DAN GOTRAK
Hal 4-6

MOBILISASI PEREGANGAN PENUTUP


PASIEN YANG DAN PENGUATAN
ERGONOMIS OTOT

Hal 7-22 Hal 23-30 Hal 31

iv BUKU SAKU SERI ERGONOMI FASYANKES


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kondisi kesehatan pekerja akan mempengaruhi produktifitas dan daya saing. Pekerja sakit, akan
meningkat angka absensi dan menurun produktifitas kerjanya.
Pekerja sehat, bugar, dan produktif berperan penting menggerakkan roda perekonomian bangsa,
investasi tempat kerja, tulang punggung keluarga dan pencetak generasi penerus bangsa.
Seorang pekerja berpotensi terpapar bahaya di lingkungan tempat kerja akibat proses kerja yang
tidak memenuhi kaidah kesehatan. Pekerja di fasilitas layanan kesehatan rentan mengalami Musculo
Sceletal Disorders (MSDs) terutama pada proses pemindahan pasien.
Data keluhan gangguan otot dan tulang rangka akibat kerja pada tenaga kesehatan di rumah sakit
sebagai berikut:

Kajian kesehatan pekerja oleh Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga


pada Tahun 2018 pada tenga kesehatan di Rumah Sakit diperoleh
permasalahan kesehatan meliputi: musculoskeletal (36,7%), insomnia
(43,7%), kelelahan (49,3%), dan stress (50%).

BUKU SAKU SERI ERGONOMI FASYANKES 1


Dari 144 responden perawat di instalasi rawat inap RS. Abdul Moeloek
39,6% mengeluhkan MSDS dan terdapat hubungan bermakna antara postur
kerja dengan keluhan musculoskeletal disorder (Fitria dan Desindah, 2017)

Hasil penelitian pada tenaga kesehatan pada Perawat di UGD dan ruang rawat
inap di tiga RS di Jakarta, diperoleh hasil prevalensi LBP pada perawat UGD di
RSUD Tarakan tahun 2013 61,1% dan perawat rawat inap di RS Bhayangkara
tahun 2012 31.8% dengan aktivitas yang dominan menimbulkan LBP adalah
membungkuk dan angkat angkut pasien.

Agar pekerja sehat, bugar, dan produktif perlu dilakukan upaya kesehatan kerja untuk mengendalikan
berbagai potensi bahaya termasuk potensi bahaya ergonomi yang banyak terjadi pada petugas
kesehatan. Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga menyusun seri buku saku Ergonomi Fasyankes
sebagai panduan bagi petugas kesehatan.

2 BUKU SAKU SERI ERGONOMI FASYANKES


Tujuan
Mencegah gangguan otot dan tulang rangka akibat
kerja (GOTRAK) pada petugas di Fasyankes akibat
postur yang tidak ergonomis dalam mobilisasi pasien.

Pimpinan Petugas Sasaran


kesehatan
• Tenaga kesehatan
Sasaran • Pengelola K3
• Pimpinan di Fasyankes
• Tenaga lainnya (petugas keamanan, supir
ambulans, dll)

Lingkup
Pengelola K3
• Memindahkan pasien
- dengan kursi roda
- dari tempat tidur ke brankar
- menggunakan brankar
• Mengangkat pasien
• Peregangan

BUKU SAKU SERI ERGONOMI FASYANKES 3


FAKTOR RISIKO ERGONOMI DAN GOTRAK

Pengertian Ergonomi
• Ilmu dan seni penerapan teknologi untuk menyesuaikan tuntutan pekerjaan (yang meliputi
alat, cara, proses, dan lingkungan pekerjaan) dengan kapabilitas manusia pekerja (kemampuan
dan keterbatasan baik fisik maupun mental) agar dapat memberi kenyamanan kerja, mencegah
cedera, dan meningkatkan produktivitas kerja. (E. Tresnaningsih, 2000)

• Ergonomi “fit the job to the man” menyesuaikan alat/tempat/lingkungan kerja dengan kondisi
pekerja

4 BUKU SAKU SERI ERGONOMI FASYANKES


Manfaat Penerapan Ergonomi Dalam Mobilisasi Pasien

1. Mengurangi risiko 1. Mengurangi biaya


cedera pada mobilisasi kompensasi medis.

tan
pasien. 2. Mengurangi angka

ha

Pim
2. Menjaga kebugaran absensi karena

ese
sakit.

pin
selama kerja.

sK
3. Meningkatkan

an
3. Mengurangi kelelahan
kerja. ga
tu citra dan kualitas
Pe
ERGONOMI

Pasien

1. Meningkatkan keselamatan dan kenyamanan pasien.


2. Mengurangi risiko terjatuh, dislokasi dan patah tulang

BUKU SAKU SERI ERGONOMI FASYANKES 5


Gangguan Otot dan Tulang Rangka Akibat
Penanganan Mobilisasi Pasien Yang Salah

Menurut Grieve dan Pheasant (1982),


gangguan otot dan tulang rangka akibat
mobilisasi pasien yang salah antara lain:
1. Otot dan ligamen punggung
ketegangan yang berlebihan.
2. Diskus intervertebralis dapat
mengalami herniasi karena kompresi
nukleus diekstrusi secara berlebihan.

Selain itu juga dapat meningkatkan


tekanan intra-abdominal yang berlebihan.

6 BUKU SAKU SERI ERGONOMI FASYANKES


MOBILISASI PASIEN YANG ERGONOMIS
Ketentuan Umum dalam Mobilisasi Pasien

1. Kaji dan cari tahu dulu tentang kebutuhan khususnya pasien untuk dapat menentukan metode
yang akan Anda gunakan untuk memindahkannya.
2. Pastikan prasarana saat mobilisasi pasien (brankar, kursi roda, bed sheet) dalam kondisi baik.
Lakukan mobilisasi pasien menggunakan alat bantu atau dengan petugas lainnya.
3. JELASKAN apa yang akan Anda lakukan pada pasien dan mintakan persetujuan dan kerjasama
dari pasien.
4. Lakukan koordinasi dengan pasien ketika pasien sadar, komunikatif dan punya kekuatan.
5. Jangan MEMUTAR pasien Anda saat mengangkat. Relakskan lutut Anda dan angkat kepala
sedikit saat Anda mengangkat untuk mempertahankan tulang belakang yang tegak secara
alami.
6. Saat akan mengangkat dan memindahkan pasien, selalu berkomunikasi dengan sejawat yang
membantu, gunakan instruksi yang jelas, lakukan dengan aba-aba : Siap – angkat/ geser ki/ka/
depan/ belakang pada hitungan ke 3 - satu,dua, tiga!.

BUKU SAKU SERI ERGONOMI FASYANKES 7


Memindahkan Pasien Dengan Kursi Roda

Postur yang tidak ergonomis pada saat mendorong pasien dengan kursi
roda seperti pada gambar “Salah” yaitu tulang belakang membungkuk dan
posisi lengan menjauhi badan berisiko menimbulkan gangguan kesehatan.

Jika tulang belakang membungkuk maka tekanan pada otot punggung


bekerja lebih berat saat mendorong ditambah lagi dengan beban (berat
pasien).

Risiko gangguan kesehatan:


Posisi ini berisiko menyebabkan cedera tulang belakang, otot punggung
bawah serta kelelahan pada bagian otot bahu dan lengan atas. Dampak
kesehatan pada postur ini tergantung pada berat pasien, frekuensi dan
durasi mendorong.

Solusi:
Selama mendorong pasien atur agar tubuh sedekat mungkin dengan kursi
roda, sehingga sikap tubuh dan leher tetap tegak, postur lengan dalam
posisi siku-siku dan dekat dengan tubuh.

8 BUKU SAKU SERI ERGONOMI FASYANKES


Mobilisasi Mendorong

Postur yang tidak ergonomis pada saat mendorong pasien dengan


kursi roda seperti pada gambar “Salah” yaitu Posisi pinggang yang
berputar ditambah lagi dengan beban (berat pasien), menyebabkan
tulang belakang dan otot punggung terpelintir (twisting).

Risiko gangguan kesehatan:


Posisi ini berisiko menyebabkan cedera tulang belakang dan otot
punggung bawah. Dampak kesehatan pada postur ini tergantung
pada berat pasien, frekuensi dan durasi mendorong.

Solusi:
Pada saat memutar kursi roda, pastikan kaki bergerak lebih dahulu
kearah tujuan belok kiri atau kanan, diikuti seluruh badan ikut
berputar tidak hanya tubuh bagian atas, bagian pinggang tetap
tegak lurus

BUKU SAKU SERI ERGONOMI FASYANKES 9


Proses Memutar Arah Kursi Roda

• Sesaat sebelum memutar kursi roda hentikan pergerakan kursi, kaki diputar sesuai
arah tujuan belok kanan atau kiri sedikit-demi sedikit diikuti kursi roda diputar
secara perlahan-lahan.
• Saat petugas memutar kursi roda, jaga agar tubuh dan pinggang tetap tegak (tidak
memutar) dan posisikan kedua kaki tetap berpijak dengan stabil.

10 BUKU SAKU SERI ERGONOMI FASYANKES


Mobilisasi Menahan Kursi Roda Saat Menaiki Tangga
Postur yang tidak ergonomis pada saat menahan kursi roda saat
menaiki tangga pada gambar “Salah” yaitu tubuh membungkuk
dan bekerja sendirian, menyebabkan otot-otot punggung bawah
tertekan berlebih dan membahayakan pasien.

Risiko gangguan kesehatan:


Dampak postur ini dapat menyebabkan ketegangan pada otot
punggung bawah dan tekanan pada diskus. Dampaknya cedera
tulang belakang dan otot punggung bawah.

Solusi:
• Utamakan menggunakan ramp untuk menaikkan atau
menurunkan kursi roda. Jika harus melewati tangga
sebaiknya proses dilakukan oleh minimal 2 orang petugas
• Jaga agar posisi tulang belakang tetap tegak saat menahan
beban, dan tekuk lutut sehingga berat beban yang ditahan
terdistribusi ke paha dan kaki.
• Prinsip naik/turun tangga sambal mendorong kursi roda
seharusnya posisi pasien membelakangi arah tujuan

BUKU SAKU SERI ERGONOMI FASYANKES 11


Mobilisasi Menahan Kursi Roda Saat Menuruni Tangga

Postur yang tidak ergonomis pada saat menahan kursi roda saat
menaiki tangga pada gambar “Salah” yaitu tubuh membungkuk dan
bekerja sendirian, menyebabkan otot-otot punggung bawah tertekan
berlebih dan membahayakan pasien.

Risiko gangguan kesehatan:


Dampak postur ini dapat menyebabkan ketegangan pada otot
punggung bawah dan tekanan pada diskus. Dampaknya cedera tulang
belakang dan otot punggung bawah.

Solusi:
• Utamakan menggunakan ramp untuk menaikkan atau menurunkan
kursi roda. Jika harus melewati tangga sebaiknya proses dilakukan
oleh minimal 2 orang petugas
• Jaga agar posisi tulang belakang tetap tegak saat menahan beban,
dan tekuk lutut sehingga berat beban yang ditahan terdistribusi
ke paha dan kaki.
• Prinsip naik/turun tangga sambal mendorong kursi roda
seharusnya posisi pasien membelakangi arah tujuan

12 BUKU SAKU SERI ERGONOMI FASYANKES


Proses Memindahkan Pasien Dari Mobil Ke Kursi Roda
(Menahan)

• Siapkan kursi roda berhadapan dengan arah keluar pasien. Pastikan roda sudah terfiksasi.
• Petugas membantu pasien keluar mobil dengan terlebih dahulu mengeluarkan kaki
• Setelah pasien memijakkan ke dua kakinya di luar mobil, posisi pasien tetap dalam posisi duduk,
Petugas memasang alat bantu sabuk pengangkat pada tubuh pasien.
• Kedua tangan pasien merangkul di belakang leher petugas, tangan petugas memegang sabuk
pengangkat.
• Untuk membantu pasien berdiri petugas memberi aba-aba, pada hitungan ketiga petugas
membantu pasien untuk berdiri.
• Ingatkan pasien untuk menundukan kepala agar tidak terantuk kap mobil.

BUKU SAKU SERI ERGONOMI FASYANKES 13


• Pastikan pasien berdiri dengan stabil. • Petugas membantu pasien duduk di kursi
• Perhatikan agar selama mobilisasi pasien roda, pada posisi ini jaga agar tulang
postur tubuh pasien dan petugas tidak belakang tetap lurus dan lutut sedikit
twisting di tekuk sehingga berat badan pasien di
• Secara bersama-sama dengan aba-aba transfer ke otot paha dan kaki petugas
Petugas bergerak maju ke arah kursi,
sedangkan pasien mundur dan duduk. Pada
saat mobilisasi petugas tetap memegang
sabuk pengangkat.

14 BUKU SAKU SERI ERGONOMI FASYANKES


Sebelum pemindahan
pasien pastikan roda Memindahkan Pasien dari
brankar dan tempat Tempat Tidur ke Brankar
tidur terkunci

Atur ketinggian brankar Pasang alat bantu easy move • Lakukan koordinasi dengan
sejajar dengan tempat atau seprai untuk memudahkan rekan kerja pada saat
tidur pemindahan pasien pemindahan pasien dan pastikan
Pasien diposisikan sedekat easy move ditarik dengan tidak
mungkin dengan tepi sisi tempat terlalu menjangkau.
tidur yang akan dilakukan • Lakukan aba-aba pada saat
pemindahan memindahkan pasien secara
bersama -sama
BUKU SAKU SERI ERGONOMI FASYANKES 15
Memindahkan Pasien Dari Tempat Tidur Ke Brankar
Postur yang tidak ergonomis saat memindahkan pasien dari tempat
tidur ke brankar pada gambar “Salah” yaitu membungkuk dan posisi
lengan yang menjulur ke depan serta dilakukan sendirian, berisiko
menimbulkan gangguan kesehatan. Posisi ini menyebabkan
seluruh berat badan pasien yang dipindahkan bertumpu pada
tulang belakang, bahu dan lengan. Lebih buruknya lagi apabila
berat badan pasien hanya ditopang oleh 1 orang petugas.

Risiko gangguan kesehatan:


Posisi ini berisiko menyebabkan cedera tulang belakang, cedera
otot punggung bawah dan bahu. Dampak kesehatan pada postur
ini tergantung berat pasien dan frekuensi.

Solusi:
• Gunakan alat bantu untuk memindahkan pasien, apabila tidak
ada alat bantu beberapa alternatif dapat dilakukan:
• Hindari memindahkan pasien sendirian. Mintalah pertolongan
rekan kerja agar berat badan pasien dapat di topang bersama
-sama.
• Gunakan alat bantu easy move atau seprai untuk memudahkan
pemindahan pasien dan mempercepat durasi proses
pemindahan pasien

16 BUKU SAKU SERI ERGONOMI FASYANKES


Memindahkan Pasien Menggunakan Brankar
Mobilisasi Menarik dan Mendorong
Posisi tubuh membungkuk sambil menarik dan mendorong brankar, serta posisi lengan menjauhi
tubuh saat menarik brankar dari depan seperti pada gambar “Salah” menyebabkan otot punggung,
leher, dan bahu bekerja lebih berat.
Risiko gangguan kesehatan:
Posisi ini berisiko menyebabkan cedera pada otot punggung bahwah,
leher, bahu, dan lengan atas. Dampak kesehatan pada postur ini
tergantung frekuensi dan durasi.

Solusi:
• Prinsip mendorong brankar lebih aman bagi petugas dibandingkan
dengan menarik brankar.
• Apabila brankar dapat diatur ketinggiannya, atur ketinggian
brankar (pegangan brankar) minimal setinggi pinggang petugas
yang mendorong brankar sehingga dapat didorong tanpa
membungkuk.
• Apabila brankar tidak bisa diatur ketinggiannya maka minimalkan
frekuensi dan durasi kegiatan.
• Posisi menarik lebih baik dilakukan dari samping brankar, lengan
yang lebih kuat sedekat mungkin dengan brankar sehingga dapat
mengurangi risiko cedera pada lengan.
• Arah kepala saat menanjak terlebih dahulu dibandingkan kaki.
BUKU SAKU SERI ERGONOMI FASYANKES 17
Mobilisasi Menarik dan Mendorong

18 BUKU SAKU SERI ERGONOMI FASYANKES


Mobilisasi Menarik dan Mendorong

BUKU SAKU SERI ERGONOMI FASYANKES 19


Mengangkat Pasien
Mobilisasi Mengangkat
Posisi tubuh membungkuk pada saat mengangkat
pasien seperti pada gambar “salah” menyebabkan tulang
belakang tertekuk dan otot punggung berkontraksi
karena seluruh beban bertumpu pada tulang belakang
dan otot punggung.

Risiko gangguan kesehatan:


Posisi ini berisiko menyebabkan cedera tulang belakang
dan cedera pada otot punggung bawah. Dampak
kesehatan pada postur ini tergantung berat pasien,
frekuensi dan durasi.

Solusi:
• Hindari mengangkat pasien sendirian. Minta
bantuan rekan kerja sehingga berat badan pasien
yang diangkat tidak hanya terdistribusi pada 1
orang.
• Pada saat mengambil pasien dari lantai jaga agar
tulang belakang tetap tegak dan lutut ditekuk.
• Saat mengangkat pasien dari lantai gunakan otot
paha dan kaki untuk mendorong ke atas (bukan
otot punggung).
• Dekatkan tubuh pasien dengan tubuh petugas.

20 BUKU SAKU SERI ERGONOMI FASYANKES


• Aba-aba pertama tangan kiri sama sama
mendorong tubuh pasien ke sisi kiri atau
depan langsung masukan tangan kanan
sama-sama, Aba-ba ke dua masukan
tangan kiri sama-sama.
• Aba-aba ke tiga angkat pasien dekatkan
dengan

BUKU SAKU SERI ERGONOMI FASYANKES 21


Membawa Pasien Menggunakan Tandu
Mobilisasi Membawa
Posisi tubuh membungkuk pada saat mengangkat pasien seperti
pada gambar “salah” menyebabkan tulang belakang tertekuk dan otot
punggung berkontraksi karena seluruh beban bertumpu pada tulang
belakang dan otot punggung.

Risiko gangguan kesehatan:


Posisi ini berisiko menyebabkan cedera tulang belakang, cedera pada
diskus tulang belakang, dan cedera pada otot punggung bawah. Dampak
kesehatan pada postur ini tergantung berat pasien, frekuensi dan durasi.

Solusi:
• Jaga agar postur tubuh tetap tegak saat mengangkat pasien
menggunakan tandu.
• Pada saat mengangkat lengan diluruskan sehingga berat pasien
bertumpu pada kekuatan otot lengan (bukan pada tulang belakang)
• Dalam mengangkat pasien usahakan ketinggian tandu sama,
bila tinggi badan petugas berbeda maka mengikuti tinggi dari
genggaman tangan petugas yang dibelakang, karena beban petugas
yang dibelakang lebih berat. Petugas yang didepan tandu bertugas
mengarahkan, mengecek kondisi jalan dan memberi aba-aba.

22 BUKU SAKU SERI ERGONOMI FASYANKES


PEREGANGAN & LATIHAN PENGUATAN OTOT
Untuk mengurangi pegal pada leher, bahu, lengan, punggung, dan kaki
dianjurkan untuk melakukan peregangan setiap 2 jam sekali.

Tengokkan kepala ke samping kanan tahan 5 – 10 detik, kemudian ke samping kiri.


Lanjutkan dengan gerak menekukkan leher ke samping kanan tahan 5 – 10 detik dan
tekuk ke sisi lainnya.

Angkat bahu ke arah telinga Perlahan putar bahu ke


sampai Anda merasakan belakang sebanyak 5 kali
ketegangan di leher dan dengan gerakan melingkar,
bahu. Tahan 5 – 10 detik. selanjutnya putar bahu
Perlahan turunkan bahu ke depan lima kali dalam
Anda ke bawah ke posisi gerakan melingkar
normal lagi. Ulangi 3-5 kali.
BUKU SAKU SERI ERGONOMI FASYANKES 23
Jalin jari ke dua tangan Anda dan tarik ke dua lengan Pegang siku kanan dengan tangak kiri di
ke atas, kemudian ke depan, dan kemudian ke belakng kepala. tahan 5-10 detik. Ulangi 3
belakang, masing-masing untuk gerakan tahan 5-10 -5 kali, untuk tangan sebaliknya.
detik. Ulangi 3 -5 kali.

24 BUKU SAKU SERI ERGONOMI FASYANKES


Berdiri tegak, kedua tangan
di punggung bawah, dorong
perlahan ke dua telapak
tangan ke depan, sehingga
pinggang ke depan tahan
5 – 10 detik. Ulangi 3-5 kali.

Jalin jari ke dua tangan, kemudian


tarik ke dua lengan ke atas dan
miringkan badan ke kanan dan
ke kiri dengan menahan selama
5 – 10 detik. Ulangi 3-5 kali
untuk setiap gerakan.

BUKU SAKU SERI ERGONOMI FASYANKES 25


Posisi tubuh tegak, rentangkan salah satu kaki ke depan Berdiri berhadapan dengan dinding,
dengan bertumpu pada bangku, kedua tangan lurus salah satu kaki ditekuk dan di teruh
disamping tubuh kemudian usahakan pinggang ditekuk ke depan kaki lainnya. Jaga agar kaki
depan sehingga Anda merasakan peregangan di belakang tetap lurus dengan tumit di tanah,
paha. Tahan 5 – 10 detik. Ulangi 3 – 5 kali. condongkan tubuh ke arah dinding
sampai anda merasakan ketegangan
pada kaki yang ada di posisi belakang.
Tahan 5 – 10 detik. Ulangi 3- 5 kali.

26 BUKU SAKU SERI ERGONOMI FASYANKES


Latihan Kelenturan
Dalam rangka pencegahan gangguan otot dan tulang rangka perlu dilakukan
senam, berikut ini contoh latihan kelenturan dan penguatan otot (otot pinggang,
otot perut, otot bokong/gluteus) yang dapat dilakukan rumah

Latihan kelenturan otot punggung (child pose) Latihan kelenturan otot perut (cobra pose)
Tahan posisi selama 30 detik Tahan posisi selama 30 detik

Latihan kelenturan otot perut dan punggung (cat & camel stretch). Tahan masing – masing
posisi selama 30 detik
BUKU SAKU SERI ERGONOMI FASYANKES 27
Latihan Kelenturan

Latihan kelenturan otot bokong (single knee Latihan kelenturan otot bokong
to chest). Tahan posisi selama 15-20 detik (double knee to chest)
pada masing masing kaki Tahan posisi selama 30 detik

Latihan kelenturan otot pinggang


dan bokong (Hip rotation). Tahan
posisi selama 15-20 detik pada
masing masing sisi

28 BUKU SAKU SERI ERGONOMI FASYANKES


Latihan Kekuatan Otot

Level 1
Latihan plank dan side plank dilakukan
dengan menahan posisi tubuh, dimulai
dengan durasi 15 detik, diulang 2 kali
dan dinaikkan secara bertahap sampai
dapat bertahan selama 60 detik per level.
Level 2 Latihan ini dilakukan secara bertahap
(level 1 sampai level 3) sesuai dengan
kemampuan tubuh. Pada latihan plank dan
side plank, terdapat beberapa tingkatan
kesulitan yang dapat dilakukan secara
bertahap sesuai dengan peningkatan
Level 3 kekuatan otot core seseorang
Bila seseorang dapat menahan posisi
tersebut selama setidaknya 60 detik,
dapat disimpulkan bahwa orang tersebut
memiliki kekuatan core yang baik.

BUKU SAKU SERI ERGONOMI FASYANKES 29


Latihan Kekuatan Otot

Latihan kekuatan otot bokong dan paha Latihan kekuatan otot punggung dan paha
belakang (hamstring bridge). Tahan posisi belakang (squats).
30 detik. Kaki dibuka selebar bahu, serta kedua lutut
ditekuk seperti akan duduk (lutut tidak boleh
maju ke depan melebihi ujung jari-jari kaki)
Gerakan dilakukan sebanyak 8-12 repetisi
(diulang) dalam 1-3 set

30 BUKU SAKU SERI ERGONOMI FASYANKES


PENUTUP

Pekerja Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) merupakan salah satu tempat kerja yang
memiliki faktor risiko ergonomi yang dapat berdampak pada kesehatan pegawai Fasyankes.
Penerapan ergonomi di Fasyankes sangat penting, disamping dapat meminimalisir gangguan
otot dan tulang rangka akibat kerja, penerapan ergonomi juga menunjang kenyamanan dalam
bekerja dan meningkatkan produktifitas pegawai Fasyankes.
Keberhasilan penerapan ergonomi di Fasyankes tidak terlepas dari dukungan dan komitmen
pimpinan Fasyankes untuk memenuhi sarana dan prasarana, serta partisipasi seluruh pegawai
Fasyankes untuk membudayakan ergonomi di lingkungan Fasyankes.
Kami mengharapkan buku saku ini dapat menjadi panduan praktis penerapan ergonomi yang
dapat diimplementasikan baik pada tingkat pengelola dan pelaksana program, maupun bagi
setiap pegawai Fasyankes.

BUKU SAKU SERI ERGONOMI FASYANKES 31


DAFTAR REFERENSI

Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga, Kementerian Kesehatan RI (2016). Peraturan


Menteri Kesehatan Nomor 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Rumah Sakit.
Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga, Kementerian Kesehatan RI (2018). Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Bridger Robert, Para Barbara, Daniella Y Angelo, Introduction to Ergonomics. Second Edition.
Taylor and francis e library. 2003.
Ergoplus. 8 Fundamental Ergonomic Principles for Better Work Performance. https://ergo-
plus.com/
Saftarina Fitria dan Desindah L. SImanjuntak, Postur Kerja dan Keluhan Musculoskeletal
Disorder Pada Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Abdul Moeloek. JK Unila. 2017.
Aghilinejad Mashallah, Ali Asghar, Atefeh Talebi, Jalil Koohpayehzadeh, Naser Dehghan,
Ergonomic risk factors and musculoskeletal symptoms in surgeons with three types of
surgery: Open, laparoscopic, and microsurgery. Med J Islam Repub Iran. 2016.

32 BUKU SAKU SERI ERGONOMI FASYANKES


Wheel - Industrial Design and Ergonomic Research on Behance
Wheelchair Transfer to Car: How to Do It Safely – HealthXchange
https://pascohh.com

BUKU SAKU SERI ERGONOMI FASYANKES 33


34 BUKU SAKU SERI ERGONOMI FASYANKES

Anda mungkin juga menyukai