Anda di halaman 1dari 104

KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA (K3)


RUMAH SAKIT
RS RISIKO K3

KESELAMATAN &
TEMPAT KERJA KESEHATAN KERJA WAJIB
MELAKSANAKAN
K3

Mewujudkan RS K3RS
yang sehat, aman,
dan nyaman demi
terwujudnya AKREDITASI
karyawan sehat,
selamat, bugar,
K3 RS KEBIJAKAN K3RS
berkinerja, dan
produktif
PP No.
50/2012 ttg
AMANDEMEN UUD
Permenkes No. 48 UU NO. 36/2009 Penerapan
1945
Pasal 28H (1) Setiap orang tahun 2016 ttg TENTANG KESEHATAN SMK3
berhak hidup sejahtera lahir STANDAR K3 BAB XII KESEHATAN
dan batin, bertempat tinggal, PERKANTORAN KERJA
dan mendapatkan lingkungan PASAL 164 – 166:
hidup yang baik dan sehat serta
Menegaskan bahwa Upaya
berhak memperoleh
kesehatan kerja ditujukan
pelayanan kesehatan. bagi pekerja di sektor PEMENKES
UU NO. 1 TAHUN formal dan informal
34/2017
1970 TENTANG AKREDITASI
KESELAMATAN KERJA PERMENKES RS
Setiap orang lainnya
NO 56 TTG
yang berada di tempat
PENYELENG-
kerja perlu terjamin
AMANDEMEN UUD pula keselamatannya
GARAAN PAK
1945 PERMENKES NO.
Pasal 34: Negara 70 TAHUN 2016
bertanggung jawab atas TTG STANDAR DAN PEMENKES
penyediaan fasilitas PERSYARATAN 66/2016
pelayanan kesehatan LINGKUNGAN K3 RS
dan fasilitas pelayanan KERJA INDUSTRI
umum yang layak.
UNDANG-UNDANG
NO. 13/2003
TENTANG
KETENAGAKERJAAN
Setiap pekerja/buruh
mempunyai hak untuk PEMENKES
memperoleh perlindungan 48/2016
atas : a. keselamatan dan STANDART K3
UNDANG-UNDANG NO. UU 36/2014 PERKANTORAN
kesehatan kerja
44/2009 TENTANG RS TENTANG
PASAL 7 – 17, 40 TENAGA

KESELAMATAN DAN
Persyaratan lokasi, bangunan, KESEHATAN
prasarana ....... dan peralatan Rumah
Sakit harus memenuhi standar
pelayanan, persyaratan
mutu,keamanan, keselamatan dan
KESEHATAN ADALAH
kesehatan kerja penyelenggaraan
Rumah Sakit dan laik pakai.
HAK PEKERJA
Peraturan berhubungan dengan
pelaksanaan K3RS
 Undang2 no 1 tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja
 UU no 23 tahun 1993 pasal 23
 PP No 50 tahun 2012 ttg penerapan SMK3
 Kepmenkes no 1204 th 2004 ttg Persyaratan kes
lingk RS
 KepMenKes RI no 1087/Menkes/SK/VIII/2010
tentang Standar Kesehatan dan keselamatan Kerja
di RS
 Peraturan Menteri Kesehatan RI No 66 tahun 2016
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja RS
Kepmenkes RI no 1204/ Menkes/ SK/X/2004
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
RS
1. PENYEHATAN RUANG BANGUNAN DAN HALAMAN RUMAH
SAKIT
2. PENYEHATAN HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN MINUMAN
3. PENYEHATAN AIR
4. PENGELOLAAN LIMBAH
5. PENGELOLAAN TEMPAT PENCUCIAN LINEN (LAUNDRY)
6. PENGENDALIAN SERANGGA, TIKUS DAN BINATANG
PENGGANGGU LAINNYA
7. DISINFEKSI DAN STERILISASI
8. PENEGELOLAAN RADIASI
9. UPAYA PROMOSI KESEHATAN DARI ASPEK KESEHATAN
LINGKUNGAN
Permenkes no 66 tahun 2016
BAB II Pasal 7 Pelaksanaan rencana K3RS meliputi :
 Manajemen Risiko K3RS

 Keselamatan dan Keamanan di RS

 Pelayanan Kesehatan Kerja

 Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun dari

aspek K3
 Pencegahan dan pengendalian kebakaran

 Pengelolaan prasarana RS dari aspek K3

 Pengelolaan peralatan medis dari aspek K3

 Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau

bencana
BAB V pasal 23
 RS wajib melakukan pencatatan dan
pelaporan penyelenggaraan K3RS yang
terintegrasi dengan sistem informasi
manajemen RS
 Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan

secara bulanan dan tahunan


 Laporan bulanan meliputi : insiden penyakit

menular,insiden penyakit tidak menular,


insiden kecelakaan kerja dan insiden Penyakit
Akibat Kerja
Bab VI pasal 24 tentang
Organisasi
 RS membentuk satu unit kerja fungsional
yang mempunyai tanggung jawab dalam
menyelenggarakan K3RS
 Unit Kerja Fungsional tadi dapat berbentuk

komite tersendiri atau terintegrasi dengan


komite lainnya dan atau instalasi K3RS
Pasal 26
 Pimpinan unit kerja fungsional K3RS harus
tenaga kesehatan dengan kualifikasi paling
rendah S1 bidang keselamatan dan kesehatan
kerja atau tenaga kesehatan lain paling
rendah S1 yang memiliki kompetensi di
bidang K3 RS
BAB VIII Penilaian Keselamatan dan
Kesehatan Kerja RS
 Penilaian K3RS dilakukan secara internal dan
eksternal
 Penilaian internal K3RS dilakukan paling

sedikit 6 bulan sekali oleh Unit Kerja


Fungsional K3RS
 Penilaian eksternal K3RS terintegrasi dengan

akreditasi RS
STANDAR AKREDITASI RS
DALAM IMPLEMENTASI K3RS
Apa Peran K3 dalam Akreditasi??
MANAJEMEN RISIKO K3RS
Pengelolaan Bahan
Berbahaya
dan Beracun di Rumah Sakit
Bahan Berbahaya dan Beracun

• adalah bahan yang karena sifat dan atau


konsentrasinya dan atau jumlahnya,
• baik secara langsung maupun tidak

langsung,
• dapat mencemarkan dan atau merusak

lingkungan hidup,
 dan atau dapat membahayakan lingkungan

hidup, kesehatan, kelangsungan hidup


manusia serta makhluk hidup lainnya;
Peraturan Menteri Kesehatan No. 472 Tahun 1996 Tentang : Pengamanan
Bahan Berbahaya BagiKesehatan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001
Tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya Dan Beracun
REGULASI
1. PP NO. 74 Tahun 2001 ttg Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun
2. Permen LH No. 03 Tahun 2008 Ttg Tata cara pemberian
label dan simbol pada Bahan Berbahaya dan Beracun
3. PP no. 33 Tahun 2007 ttg Keselamatan Radiasi Pengion
dan Keamanan Sumber Radioaktif
4. Peraturan Menteri Kesehatan No. 472 Tahun 1996
Tentang : Pengamanan Bahan Berbahaya Bagi
Kesehatan
5. Kepmenaker no : Kep.187/Men/1999 ttg Pengendalian
Bahan Kimia Berbahaya Di Tempat Kerja
6. Surat Edaran Menaker No. SE‐01/MEN/1997 Tentang
Nilai Ambang Batas Faktor Kimia Di Udara Lingkungan
Kerja
Bahan Berbahaya dan Beracun
Klasifikasi B3
a. mudah meledak h. beracun (moderately
(explosive); toxic);
b. pengoksidasi i. berbahaya (harmful);
(oxidizing);
j. korosif (corrosive);
c. sangat mudah sekali
menyala (extremely k. bersifat iritasi (irritant);
flammable); l. berbahaya bagi
d. sangat mudah lingkungan (dangerous
menyala (highly to the environment);
flammable); m.karsinogenik
e. mudah menyala (carcinogenic);
(flammable);
n. teratogenik
f. amat sangat beracun (teratogenic);
(extremely toxic);
g. sangat beracun
o. mutagenik (mutagenic).
(highly toxic);
SIMBOL B3
 Pengertian : Gambar klasifikasi B3 (10
jenis simbol)
 Dipasang di kemasan
 Ukuran disesuaikan kemasan
 Bentuk Bujur sangkar diputar 45 derajat,
warna dasar putih, garis tepat belah
ketupat tebal warna merah
 Bahan tahan air, goresan dan bahan
kimia
SIMBOL B3 DI INDONESIA
SIMBOL B3
PELABELAN YANG
label CONTOCH SALAH
tidak standar
Contoh pelabelan
Penyimpanan B 3

TERMOHYGRO

SIMBOL

PALET MSDS

Gudang Bahan B3 di Farmasi


GUDANG B3
PENYIMPANAN TABUNG GAS
di RS...........?
ALMARI B3
Almari B3

ALMARI ASAM

ALMARI REAGEN ALMARI REAGEN


Suhu kamar Suhu 2-8°C
Monitoring Suhu dan Kelembaban
Ruangan Penyimpanan Obat
Fasilitas Penanganan B3
APD petugas

P3K

Eye wash dan


shower untuk
Spill Kit Tumpahan Dekontaminasi B3 di
Mercury ICC dan ILK

Eye
wash
Alternatife
di Unit
Pelayanan
Penggunaan Eye wash
SPILL KIT mercury
Spill kit berisi : Gambar Spill kitt
1. Apron
2. Kacamata
3. Masker
4. Sarung tangan disposibl
5. Kertas karton tebal (2
lembar)
6. Plastik Medis (2 lembar)
7. Tisue
8. Lakban
9. Botol 1
10. Botol 2
11. Pengki dan kertas tebal
12. Senter
13. Spuit
14. Chlorin 0,5%
15. Gelas ukur
16. Sprayer
SPILL KIT Cairan Tubuh
Spill Kit berisi : Gambar Spill kitt
1. Apron
2. Kacamata
3. Masker
4. Sarung tangan
disposibel
5. Tanda peringatan
6. Plastik Medis (2
lembar)
7. Tisu
8. Chlorin 0,5%
9. Gelas ukur
10. Sprayer
APD
SESUAI STANDAR
K3
Tujuan Penggunaan APD

 Menghindari kontak dengan bahaya


 Melindungi pekerja dari pajanan bahaya yang

berlebihan
 Mengurangi tingkat keparahan akibat pajanan

yang berbahaya
 Membatasi intake dan dosis pajanan

berbahaya
Regulasi
 Undang-undang No 1 tahun 1970 ttg
Keselamatan kerja
 Pasal 3 ttg syarat keselamatan kerja (memberi
alat-alat perlindungan diri pada para pekerja)
 Pasal 13 Kewajiban dan/atau hak tenaga kerja
(memakai alat-alat perlindungan diri yang
diwajibkan)
 Pasal 14 Kewajiban Pengurus (menyediakan
Cuma-Cuma APD yg diwajibkan)
Fungsi Alat Pelindung Diri
 Hanya digunakan untuk melindungi Pekerja
 Tidak untuk mengendalikan bahaya tapi

untuk menurunkan tingkat pajanan/risiko


dan dampak
 Dalam hierarki pengendalian sebagai

alternatif terakhir dalam mengendalikan


pajanan berbahaya di tempat kerja
Kapan APD digunakan?
 Selama bekerja
 Apabila di tempat kerja terdapat bahaya atau

risiko yang dapat menimbulkan cidera atau


penyakit akibat kerja
 Apabila pengendalian lainnya (engineering

dan administrative) sudah dilakukan tapi


belum bisa mencegah kemungkinan
terjadinya cidera atau penyakit akibat kerja
Jenis APD
Pelindung seluruh tubuh misalnya
baju anti bahan kimia

Pelindung bagian tubuh


- Pelindung kepala (helmet)
- Pelindung muka dan atau mata
(googles, face shield)
- Pelindung pernafasan
(respirator, masker dll)
Jenis APD

 Pelindung telinga (ear muff, ear plug)


 Pelindung tangan (gloves)
 Pelindung badan (pakaian, apron dll)
 Pelindung kaki (safety shoes)
Alat Pelindung Kepala

Class A
didesign utk:
- lindungi dari benda jatuh
- sengatan listrik sd 2.200 V
- untuk berbagai pekerjaan
Alat Pelindung Kepala
Class B,
didesign untuk:
 Melindungi dari benda jatuh
 Sengatan listrik sd 2000 V
Alat Pelindung Kepala
Class C
Didesign untuk:
 TIDAK melindungi dari sengatan listrik
 TIDAK melindungi dari bahan kimia yang

korosif
Alat Pelindung Kepala
Class D
Helm yang mempunyai perlindungan dari listrik
yang terbatas dan hanya digunakan oleh
petugas pemadam kebakaran
Kacamata keselamatan
Goggles
Alat Pelindung Mata dan Muka

Face shield
Welding Helmet
Alat Pelindung Telinga

Untuk melindungi alat pendengaran


terhadap kebisingan dan tekanan
Alat Pelindung Pernafasan
Berfungsi utk lindungi organ pernafasan dg cara
menyalurkan udara bersih dan sehat dan/atau
menyaring cemaran bahan kimia, mikro organism,
partikel yg berupa debu, kabut
(aerosol),uap,asap,gas/fume, dsb
Alat Pelindung Pernafasan
Alat Pelindung Tangan
Alat Pelindung Tangan

Metal Mesh Gloves: tahan thd


benda tajamdan mencegah
tangan/jari terpotong
Leather gloves: melindungi tangan
dari permukaan yang kasar. Sarung
tangan kerja dari kulit

Vinyl and Neoprene gloves:


melindungi tangan dari bahan
kimia berbahaya
Alat Pelindung Tangan

Rubber gloves: melindungi


tangan saat bekerja dengan
peralatan yang mengandung
bahaya listrik

Padded cloth gloves:


melindungi tangan dari benda
tajam, runcing, permukaan
kasar dan getaran
Alat Pelindung Tangan

Heat resistant gloves


melindungi tangan dari panas
dan nyala api

Latex disposable gloves:


banyak digunakan untuk
melindungi tangan dari
bakteri dan kuman
Alat Pelindung Kaki
Steel toe footwear melindungi jari-jari
pekerja dari kejatuhan atau tertimpa
benda berat dan dampak akibat
tersandung

Metatarsal footwear mempunyai pelindung


khusus dari tumit sampai bagian jari-jari
dan melindungi seluruh bagian kaki

Reinforced sole footwear dilengkapi


dengan logam yang akan melindungi kaki
dari bahaya tertusuk
Alat Pelindung Kaki

PVC footwear melindungi kaki dari


basah,dan lembab

Butyl footwear melindungi terhadap


sebagian besar keton, aldehid,
alkohol, asam, garam, dan alkali.

Vinyl footwear tahan


pelarut,asam,alkali,garam,air,lemak,da
n darah.
Alat Pelindung Kaki
Electrostatic dissipating footwear
melindungi kaki dari listrik statis dan
mampu mengalirkan listrik ke bumi.

Electrical hazard footwear terisolasi


dengan karet sulit untuk mencegah
guncangan dan luka bakar dari
listrik.

Disposable footwear seperti sandal


shower,polyethylene bening dan
sepatu non woven digunakan dalam
area kerja bebas debu.
Pelampung
Pelatihan keselamatan dan
kesehatan kerja rumah sakit

Kesiapan menghadapi kondisi darurat dan


bencana di rumah sakit
BENCANA ALAM
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa
yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempabumi, tsunami,
gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
BENCANA NON ALAM
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa
nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi,
epidemi, dan wabah penyakit Gagal teknologi, kebakaran, epidemi dll
BENCANA SOSIAL
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau
antarkomunitas masyarakat, dan teror
PRABENCANA

FAKTOR ALAM

FAKTOR MANUSIA

BAHAYA

MANAJEMEN
KERENTANAN RESIKO
MITIGASI

KESIAPSIAGAAN
25 tahun komitmen global dalam Pengurangan Risiko
 Pergeseran dari apa yang akan
Bencana
dilakukan? ke bagaimana?
from “what to do?” to “how to do?”
 Pergeseran dari pengelolaan
bencana ke pengelolaan risiko
bencana

Source: 2015
Identifikasi potensi kondisi
darurat bencana
 BENCANA EKSTERNAL RUMAH SAKIT
1. Kecelakaan masal, mobil, kereta
2. Kecelakaan pesawat terbang
3. Huru-hara
4. Bencana alam
 BENCANA DI INTERNAL RUMAH SAKIT

1. Kebakaran
2. Gempa bumi/banjir
3. Kecelakaan oleh chemical berbahaya
4. Kejadian luar biasa penyakit
HVA
KATEGORI UNTUK PENILAIAN HVA
1. Kategori untuk menentukan Probabilitas
2. Kategori untuk menentukan Dampak / Impact :
a. Pada Manusia / Human impact
b. Pada Properti / Property Impact
c. Pada Bisnis /Business Impact
3. Kategori untuk menentukan Kesiapan /
Preparedness
4. Kategori untuk menentukan Respon
a. Kategori untuk menentukan Sumber Internal
b. Kategori untuk menentukan Sumber Eksternal
Penyusunan rencana tanggap
darurat bencana

1. Menyediakan Surge Capacity & Surge Capability


2. Melakukan evakuasi sekunder (rujukan ke RS lain)
3. Menyediaan obat dan BMHP
4. Integritas infrastruktur
5. Kekuatan infrastruktur
6. Staf terlatih HOSPITAL
7. PREPAREDNESS
Kesiapan rencana penanggulangan (disaster plan)
8. Menjamin RS dapat berfungsi saat bencana
SISTEM KOMANDO
PENANGANAN BENCANA
Simulasi kondisi darurat bencana

SIMULASI TABLE TOP EXERCISE


Simulasi kondisi darurat bencana

SIMULASI GLADI LAPANG


PRINSIP
PEMADAMAN UDARA Diurai

Smotherin
g

Starving
Coolin
g

API
BAHAN PANAS
BAKAR

SEGITIGA API
PERATURAN DAN STANDAR TEKNIS
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
•KEPMENAKER 75/2002 K3 LISTRIK
Pengendalian •PERMENAKER 02/89 Prot. Petir
ENERGI •KEP. MENAKER KEP. 187/MEN/1999 (B3)
•PER. KHUSUS “EE” (BH. MUDAH TERBAKAR)
•PER. KHUSUS “K” (BH. MUDAH MELEDAK)

SARANA
•PERMENAKER 04/80 APAR
PROTEKSI
KEBAKARAN •PERMENAKER 02/83 ALARM
•INST. MENAKER INS. 11/MEN/1997

• PERMENAKER 04/87 P2K3


MANAJEMEN • PERMENAKER 05/96 SMK3
K3 • KEP. MENAKER KEP. 186/MEN/1999
UNIT PENANGG. KEB. DI TEMPAT KERJA

87
Code Red (Merah)

Mengumumkan adanya ancaman kebakaran di


lingkungan rumah sakit (api maupun asap),
sekaligus mengaktifkan tim siaga bencana rumah
sakit untuk kasus kebakaran. Dimana tim ini terdiri
dari seluruh personel rumah sakit, yang masing-
masing memiliki peran spesifik yang harus
dikerjakan sesuai panduan tanggap darurat bencana
rumah sakit. Misalnya; petugas teknik segera
mematikan listrik di area kebakaran, perawat segera
memobilisasi pasien ke titik-titik evakuasi, dan
sebagainya.
SARANA EVAKUASI

JALUR EVAKUASI
EMERGENCY
EXIT
ALAT PEMADAM API RINGAN
Pert. Menaker No Per-04/Men/1980

 JENIS DAN UKURANNYA SESUAI


 MUDAH DILIHAT DAN MUDAH DIAMBIL
 KONDISI BAIK
 SETIAP ORANG DAPAT MENGOPERASIKAN
DENGAN BENAR, TIDAK MEMBAHAYAKAN
DIRINYA.
 HARUS SIAP PAKAI PADA WAKTUNYA

90
Tipe konstruksi

CO2
STORED
PRESSURE CARTRIDGE
( N2 )

91
JENIS MEDIA PEMADAM

JENIS BASAH JENIS KERING


- AIR - DRY POWDER
- BUSA - CO2
- CLEANT AGENT
WATER
FOAM

POWDER

POWDER
HALON

POWDER
HALON

POWDER
HALON

92
STANDAR APAR

APAR
Dirancang dengan tekanan > 14kg/cm2
dapat mendorong seluruh medianya
(sisa mak 15%) dalam waktu min. 8 detik

Syarat :
- Angka keamanan min 4,13 x WP (65 oC)
- Test pressure 1,5 x WP(65 oC)
- Pengujian ulang tiap 5 tahun

APAR
Sebagai sarana K3 (Safety Equipment)
Pengandung Potensi Bahaya
93
TANDA PEMASANGAN

APAR APAR

94

Anda mungkin juga menyukai