Anda di halaman 1dari 25

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS

PERATURAN DIREKTUR RSUD AJI MUHAMMAD PARIKESIT


NOMOR 178 TAHUN 2016

PANDUAN
MANAJEMEN RISIKO FASILITAS

Kini Lebih Baik

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AJI MUHAMMAD PARIKESIT


Jalan Ratu Agung No. 1 Tenggarong Seberang Kab. Kutai Kartanegara
Website : www.rsamp.id E-mail : rsudamparikesit@yahoo.com

2016
PERATURAN DIREKTUR RSUD AJI MUHAMMAD PARIKESIT
NOMOR 178 TAHUN 2016
TENTANG
PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS

Disusun Oleh:
Sekretaris Komite K3,

Suwoko Tya Wicaksono, S.Kep. Ns

Disetujui:
Ketua Komite K3,

dr. Suherman .A. Tambunan, M.Ked (Neu)., Sp.S

Ditetapkan Oleh:
Direktur,

dr. Martina Yulianti, Sp.PD., FINASIM

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS III


TIM PENYUSUN

Suwoko Tya Wicaksono, S.Kep. Ns


Akhmad Basori, SKM
Anindita Tyas Salindri, SKM
Entje Achmad Riko Arizky Kasmal, SKM
Sony Santoso, SKM
Asri Sumarti,SKM

KONTRIBUTOR

dr. Mauritz Silalahi, Sp.P


dr. Suherman .A. Tambunan, M.Ked (Neu)., Sp.S

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS IV


KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Buku Panduan
Keselamatan dan Keselamatan Kerja ini dapat terselesaikan dengan baik.
Buku panduan ini merupakan tuntunan bagi seluruh staf RSUD Aji Muhammad
Parikesit dalam melakukan implementasi prinsip-prinsip kesehatan dan keselamatan
kerja. Dengan buku panduan ini, diharapkan semua staf RSUD Aji Muhammad
Parikesit mendapat kemudahan dalam menjalankan aktifitas yang selalu berorientasi
pada keselamatan pasien.
Namun demikian, demi perubahan ke arah yang lebih baik, kami menyadari masih
terdapat kekurangan dalam penyusunan panduan ini. Oleh karena itu, kami
mengharap saran dan kritik perbaikan atas panduan yang telah tersusun ini.
Semoga Buku Panduan Manajemen Risiko Fasilitas ini bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan, serta tidak lupa ucapan terima kasih kami sampaikan
kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan buku panduan ini.

Tenggarong, Agustus 2016

Tim Penyusun

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS V


SAMBUTAN DIREKTUR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karuniaNya kita dapat menyelesaikan penyusunan salah satu dokumen regulasi
RSUD Aji Muhammad Parikesit yaitu Panduan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di
RSUD Aji Muhammad Parikesit
Memahami dan mengimplementasikan isi yang ada pada dokumen regulasi yang
telah disusun dan ditetapkan berdasarkan aturan serta standar akreditasi rumah
sakit, merupakan langkah awal bagi setiap unit kerja di RSUD Aji Muhammad
Parikesit dalam membentuk sistem dan budaya kerja yang terstandar, efektif dan
dapat dipertanggungjawabkan. Semoga dokumen regulasi ini bermanfaat dan
menjadi tuntunan bagi pihak-pihak yang membutuhkan di RSUD Aji Muhammad
Parikesit.
Akhirnya, berbekal motto “Kini Lebih Baik” kami mengajak semua pihak di RSUD Aji
Muhammad Parikesit untuk dapat membawa nilai-nilai yang menjadi dasar RSUD Aji
Muhammad Parikesit dalam memberikan pelayanan yakni Ramah, Peduli,
Profesional, Rendah Hati, dan Integritas dalam implementasi standar-standar
akreditasi di RSUD Aji Muhammad Parikesit.

Tenggarong, Agustus 2016


Direktur RSUD Aji Muhammad Parikesit,

dr. Martina Yulianti, Sp.PD., FINASIM

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS VI


DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................... i


Halaman Judul Bagian Dalam ............................................................. ii
Halaman Pengesahan......................................................................... iii
Tim Penyusun ..................................................................................... iv
Kata Pengantar ................................................................................... v
Sambutan Direktur .............................................................................. vi
Daftar Isi ............................................................................................ vii

BAB I DEFINISI MANAJEMEN RISIKO ....................................................... 1


A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Pengertian ................................................................................... 2
C. Tujuan .......................................................................................... 2
D. Peran dan tanggung jawab dalam manajemen resiko ............... 2

BAB II RUANG LINGKUP MANAJEMEN RISIKO ...................................... 4


A. Risiko terkait Pelayanan Pasien ................................................. 4
B. Risiko terkait Staf Medis ............................................................. 4
C. Risiko terkait Karyawan .............................................................. 4
D. Risiko yang berhubungan dengan Property .............................. . 4
E. Risiko Keuangan ........................................................................ 4
F. Risiko Lainnya ............................................................................ 5

BAB III TATA LAKSANA MANAJEMENRISIKO ....................................... .... 6


A. Alur Proses Manajemen Risiko ................................................... . 6
B. Pengkajian Risiko ......................................................................... 7
C. Pengelolaan Risiko ...................................................................... 16

BAB IV DOKUMENTASI MANAJEMEN RISIKO........................................ ... 18


A. Pelaporan Risiko ............................................................................ 18
B. Alur Pencatatan dan pelaporan Risiko .......................................... 19

Lampiran ........................................................................................................ 20

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS VII


BAB I
DEFINISI MANAJEMEN RISIKO

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan risiko dapat terjadi sewaktu-waktu. Risiko merupakan
kemungkinan-kemungkinan apa yang terjadi pada waktu mendatang. Risiko dapat
juga terjadi pada lingkungan rumah sakit, pasien dan keluarga serta pegawai rumah
sakit. Mengingat risiko dapat timbul secara tiba-tiba,maka kita senantiasa belajar
bagaimana menghadapi apa yang akan terjadi pada masa mendatang.
Sesungguhnya risiko hampir tidak dapat dicegah atau disingkirkan, sehingga
diperlukan pengelolaan (manajemen) risiko agar tidak menimbulkan kerugian lebih
banyak dan dipergunakan untuk perbaikan mutu dan keselamatan pasien dan
pegawai rumah sakit. Sehingga dapat dikatakan bahwa manajemen risiko merupakan
suatu kegiatan untuk mengantisipasi, mengurangi dan atau mencegah terulangnya
kejadian pada pelanggan internal dan eksternal rumah sakit.
Manajemen risiko melekat pada masing-masing unit kerja yang ada di rumah
sakit, dikarenakan pada setiap unit disadari atau tidak terdapat risiko-risiko yang dapat
berpengaruh pada keselamatan pasien maupun petugas. Diperlukan ketajaman untuk
dapat mengenali risiko di masing-masing unit dan inovasi untuk dapat memitigasi hal-
hal tersebut sehingga tidak berakibat buruk bagi kelangsungan pelayanan.
Proses manajemen risiko merupakan proses dengan sistematika yang
terstruktur dan berkeseinambungan yang dapat diolah melalui elemen-elemen
manajemen risiko (pengelolaan risiko) seperti :
a. Identifikasi risiko (inventarisasi risiko-risiko)
b. Analisa risiko
c. Evaluasi risiko
d. Penanganan risiko
e. Monitoring dan review
Melakukan monitoring dampak risiko, melakukan review efektifitas kegiatan dan
melakukan perubahan prioritas risiko
f. Komunikasi dan konsultasi
Apabila terjadi risiko atau dampak dari risiko, maka kita harus melakukan
komunikasi pada yang terkait dan berkonsultasi dengan yang berwenang
B. Pengertian
1. Risiko adalah potensi terjadinya kerugian yang dapat timbul dari proses kegiatan
saat sekarang atau kejadian di masa mendatang
2. Risiko klinis adalah semua isu yang dapat berdampak terhadap pencapaian
pelayanan pasien yang bermutu tinggi, aman dan efektif
3. Risiko non klinis adalah semua isu yang dapat berdampak terhadap tercapainya
tugas pokok dan kewajiban hukum dari rumah sakit sebagai korporasi
4. Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi, menilai dan
menyusun prioritas risiko, dengan tujuan untuk menghilangkan atau
meminimalkan dampaknya
5. Pengkajian risiko adalah proses untuk membantu organisasi menilai tentang luas
dan besarnya risiko yang dihadapi, kemampuan untuk mengontrol frekuensi dan
dampak risiko

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS 1


6. Manajemen risiko terintegrasi adalah proses identifikasi, analisis, penilaian dan
pengelolaan semua risiko yang potensial dan diterapkan terhadap semua jenis
pelayanan di rumah sakit pada setiap level

C. Tujuan
1. Mengembangkan pelaksanaan manajemen risiko untuk menunjang terwujudnya
tata kelola yang baik
2. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RSUD Aji Muhammad Parikesit
3. Mengawasi dan memonitor risiko terkait fasilitas / aset dan lingkungan di RSUD Aji
Muhammad Parikesit Tenggarong.
4. Meningkatkan keamanan dan keselamatan fungsi fasilitas / aset yang ada di
RSUD Aji Muhammad Parikesit Tenggarong bagi karyawan, pasien dan
pengunjung.
5. Meningkatakan kepercayaan mitra atau stakeholder akan kapasitas manajemen
RSUD Aji Muhammad Parikesit Tenggarong

D. Peran dan tanggung jawab dalam manajemen risiko


1. Dewan Pengawas
Bertanggung jawab dalam hal monitoring pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola
organisasi yang baik termasuk mengembangkan proses dan sistem pengendalian
keuangan, pengendalian organisasi, tata kelola klinis dan manajemen risiko dan
berperan untuk mengarahkan, mendukung, memonitor, persetujuan pembiayaan
dan legalisasi kebijakan dan strategi
2. Direktur
 Menetapkan kebijakan tentang manajemen risiko rumah sakit
 Memastikan bahwa tanggung jawab dan koordinasi dalam manajemen risiko
dilaksanakan dengan baik dan dalam hal pengembangan strategi manajemen
risiko ini
 Direktur mendelegasikan tanggung jawabnya kepada Komite Kesehatan dan
Keselamatan Kerja Rumah Sakit
3. Wadir Pelayanan
 Bertanggung jawab kepada Direktur dalam hal implementasi dan
pengembangan manajemen risiko klinis, fasilitas, keselamatan dan keamanan
pasien, pengunjung dan petugas
 Identifikasi risiko pada fasilitas keamanan dan keselamatan di area klinis dan
non klinis
 Merencanakan pelaksanaan manajemen risiko pada fasilitas keamanan dan
keselamatan di area klinis dan non klinis
 Monitor pelaksanaan manajemen risiko pada fasilitas keamanan dan
keselamatan di area klinis dan non klinis Monitor pelaksanaan pelaporan
insiden
 Melakukan pemantauan dan evaluasi manajemen risiko pada fasilitas
keamanan dan keselamatan di area klinis dan non klinis
 Melakukan peninjauan dan peningkatan kinerja manajemen risiko pada
fasilitas keamanan dan keselamatan di area klinis dan non klinis
4. Wadir Umum dan Keuangan

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS 2


 Bertanggung jawab kepada Direktur dalam hal implementasi dan
pengembangan manajemen risiko di Bagian Umum dan Keuangan
 Identifikasi risiko pada fasilitas keamanan dan keselamatan di di Bagian Umum
dan Keuangan
 Merencanakan pelaksanaan manajemen risiko pada fasilitas keamanan dan
keselamatan di Bagian Umum dan Keuangan
 Monitor pelaksanaan manajemen risiko pada fasilitas keamanan dan
keselamatan di Bagian Umum dan Keuangan
 Melakukan pemantauan dan evaluasi manajemen risiko pada fasilitas
keamanan dan keselamatan di Bagian Umum dan Keuangan
 Melakukan peninjauan dan peningkatan kinerja manajemen risiko pada
fasilitas keamanan dan keselamatan di Bagian Umum dan Keuangan
5. Bidang / Bagian, Instalasi dan Tim
 Mengusulkan risiko yang ada pada unit kerja masing-masing
 Melaksanakan manajemen pada unit kerja
 Melaporkan hasil pemantauan manajemen risiko kepada Komite Kesehatan
dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit
6. Seluruh staf memiliki tanggung jawab pribadi dalam hal pelaksanaan manajemen
risiko dan seluruh tingkatan manajemen harus mengerti dan mengimplementasikan
strategi dan kebijakan manajemen risiko

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS 3


BAB II
RUANG LINGKUP MANAJEMEN RISIKO

Manajemen risiko dibagi dalam 2 bagian, yaitu manajemen risiko klinis dan
manajemen risiko non klinis.
Dalam proses pengobatan terhadap pasien itu sendiri, risiko akan selalu melekat.
Secara umum, risiko-risiko yang ada di lingkungan rumah sakit dapat dikelompokkan
menjadi 6 (enam) kategori, antara lain:
A. Risiko yang terkait dengan perawatan pasien (patient care-related risks)
1. Terkait langsung dengan asuhan pasien
2. Kerahasiaan (confidentiality)
3. Informasi kepada pasien tentang risiko
4. Nondiskriminasi
5. Pasien terkait dengan penelitian
6. Kepulangan pasien
B. Risiko yang terkait dengan tenaga medis (medical staff-related risks)
1. Kredensial
2. Kompetensi dan prosedur baku
3. Tenaga kesehatan yang terlatih
C. Risiko yang terkait dengan karyawan (employee-related risks)
1. Risiko keselamatan dan kecelakaan kerja
2. Lingkungan yang aman:
 Mengurangi risiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat pekerjaan
 Kompensasi untuk kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
D. Risiko yang berhubungan dengan properti (property-related risks)
1. Kebakaran, gempa, bajir
3. Berkas-berkas (catatan medik, arsip administrasi lainnya)
4. Penanganan barang-barang berharga
5. Asuransi
E. Risiko keuangan (financial risks)
1. Bad Debt
2. Meningkatnya suku bunga
3. Krisis keuangan global
F. Risiko lain (other risks)
1. Manajemen bahan berbahaya: limbah kimia, radioaktif, infeksius
2. Peraturan dan perundangan (legal & regulatory risks)
3. Risiko reputasi

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS 4


BAB III
TATA LAKSANA MANAJEMEN RISIKO

A. Alur Proses Manajemen Risiko


MEMBANGUN KONTEKS :
- Faktor Yang Mendukung Dan Yang
menghambat
- Tentukan Tujuan Dan Sasaran
- Struktur Organisasi Manajemen Risiko

IDENTIFIKASI RISIKO :
- Apa yang bisa terjadi
- Bagaimana kejadiannya
- Mengapa hal itu bisa terjadi
- Kapan hal itu bisa terjadi
- Dimana hal itu bisa terjadi
- Siapa yang bisa tertimpa
kejadian tersebut

ANALISA RISIKO
- Dampak & probabilitas
- Siapa yang terlibat
- Tingkat risiko
- Kendali yang sudah ada
dan
yang diperlukan
KOMUNIKASI MONITOR

EVALUASI RISIKO
- Bandingkan tingkat risiko
dengan kriteria
DAN - Analisa untung rugi AUDIT
- Risiko diterima atau tidak

KONSULTASI REVIEW
Resiko
tidak Risiko diterima
diterima

PENGELOLAAN RISIKO
- Tetapkan alternatif / pilihan
- analisa untung rugi
- pilih tindakan yeng paling
sesuai
- perencanaan tindakan &
implementasi

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS 5


B. PENGKAJIAN RISIKO
Pengkajian risiko terdiri dari identifikasi risiko, analisa risiko dan evaluasi / penilaian
risiko
1. Identifikasi Risiko
Adalah Proses untuk mengidentifikasi apa yang bisa terjadi, mengapa dan
bagaimana hal tersebut terjadi.
Instrumen identifikasi dapat berupa:
a. Laporan insiden
b. Komplain dan litigasi
c. Risk profiling
d. Survei / audit
e. Tuntutan dan insiden yang belum terjadi
Pada proses ini peran staf untuk berpartisipasi dalam mengidentifikasi / invnetarisasi
risiko-risiko sangat diharapkan.
Identifikasi risiko yang mungkin dapat terjadi di RSUD Aji Muhammad Parikesit, yaitu :
a. Risiko yang berkaitan pengelolaan klinis
b. Risiko yang berkaitan dengan administrasi dan manajemen rumah sakit
c. Risiko yang berkaitan dengan sarana dan prasarana rumah sakit
d. Risiko yang berkaitan dengan Staf medis
Area / unit kerja yang memiliki risiko adalah semua area pelayanan yang melibatkan
sumber daya baik tenaga maupun peralatan penunjang yang mempunyai dampak
baik langsung maupun tidak langsung terhadap pasien, karyawan, dan lain-lain
Berikut adalah risiko yang diidentifikasi :
Area Jenis Risiko
1. Risiko terkait perawatan pasien
Pengelolaan Klinis  Salah asesmen klinis / pemeriksaan tidak lengkap / in
adekuat (misassessment)
 Salah diagnosis (misdiagnosis)
 Salah penatalaksanaan / tindakan
 Gagal monitoring dan kajian selama perawatan
 Penghentian yang tidak patut atas asuhan pasien /
abandonment
 Terlambat melakukan tindakan
 Gagal mengontrol sehingga tertinggal benda asing
 Persiapan tindakan tidak adekuat terjadi reaksi yang tidak
dapat diprediksi
 Persiapan tindakan adekuat tapi terjadi reaksi yang tidak
dapat diprediksi
 Salah mengambil keputusan / kesimpulan untuk
melakukan penatalaksanaan / tindakan (misjudgement)
 Melakukan tindakan tidak sesuai prosedur / indikasi
 Melakukan tindakan diluar kewenangan
 Salah melakukan tindakan / salah bagian yang dioperasi /
terpotong
 Terlambat / gagal memperkirakan akibat yang tidak
diharapkan dalam perawatan

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS 6


 Gagal monitor / observasi setelah tindakan
 Perpanjangan waktu perawatan / LOS
 Tidak melakukan monitor / observasi selama perawatan
Dokumentasi  Salah menulis identitas pasien / no rekam medik pasien
 Informed consent tidak dilakukan / tidak ada
 Pelanggaran kerahasiaan
 Catatan medis tidak diisi / tidak lengkap (termasuk
instruksi dokter)
 Catatan medis tidak terbaca / salah baca
 Catatan medis hilang
 Catatan medis tertukar
 Salah menulis hasil test / pemeriksaan diagnostik
 Tidak menulis hasil test / pemeriksaan diagnostik
 Tidak menulis instruksi yang diterima melalui telpone
 Tidak menulis assessment pasien
Infeksi Terkait  Flebitis
Layanan Kesehatan  Gagal dalam sterilisasi / kontaminasi alat
 Infeksi silang
 Pembuangan limbah infeksius

Medikasi  Salah obat


 Salah dosis
 Salah label
 Salah orang
 Salah rute / cara pemberian
 Pemberian obat yang menjadi kontraindikasi
 Reaksi obat yang tidak diharapkan / alergi
 Proses medikasi (Medication Process)
 Peresepan obat
 Persiapan / peracikan obat
 Monitoring pemberian obat
 Kualitas dan penyimpanan obat
 Pemberian informasi obat
 Penulisan resep tidak terbaca
Darah / Produk Darah  Pemeriksaan pre-transfusi
 Penulisan permintaan transfusi
 Penyiapan transfusi
 Pemberian transfusi
 Kualitas dan penyimpanan kantong darah
 Monitoring efek samping pemberian transfusi
 Salah menuliskan identitas pasien pd produk darah
 Permintaan produk darah yang berlebih
Pemeriksaan  Salah pemeriksaan / interpretasi hasil
penunjang  Sampel hilang

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS 7


 Sampel tertukar
 Sampel tidak dapat diperiksa karena salah cara
pengambilan
 Sampel rusak / pecah karena salah penyimpanan
 Pemeriksaan tidak sesuai dengan indikasi / berlebihan
 Order tertukar
 Hasil pemeriksaan melewati standar waktu

Kecelakaan Pasien  Pasien jatuh


 Kekerasan terhadap pasien
 Terpeleset
 Terpapar / eksposur (radiasi, luka bakar, bahan kimia dll)
Komunikasi  Salah informasi saat komunikasi lewat telephon
 Salah informasi saat serah terima / operan
 Salah interpretasi informasi lisan / salah dengar
 Tidak ada serah terima
2. Risiko yang terkait dengan staf medis / karyawan
Infeksi Terkait  Tertusuk jarum
Layanan Kesehatan  Terkena infeksi
 Infeksi silang
Petugas  Jumlah petugas tidak sesuai dengan beban kerja
(kuantitas)
 Kompetensi petugas kurang (kualitas)
 Kecelakaan kerja (terpapar bahan berbahaya)
3. Risiko yang terkait dengan sarana dan prasarana RS
Bencana  Kebakaran
 Kebanjiran
 Gempa Bumi
Alat medis  Alat tidak tersedia
 Alat rusak
 User / operator error
 Alat tidak steril
Infrastruktur/banguna  Kerusakan bangunan
n  Kualitas/design bangunan tidak standar
 Keterbatasan ruangan
4. Risiko yang terkait dengan keuangan
 Piutang tak terbayar
 Cost recovery rate negtif
 Kelebihan bayar dari pasien

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS 8


2. Analisa Risiko
Alat / tools yang dapat digunakan untuk melakukan analisa risiko antara lain:
a. Non statistical tools: untuk mengembangkan ide, mengelompokkan,
memprioritaskan dan memberikan arah dalam pengambilan keputusan. Alat-
alat tersebut meliputi Fish bone, Bagan alur, RCA, FMEA, risk grading matrix
b. Statistical tools seperti Diagram parato, lembar periksa (check sheet)

Root Causes Analysis (RCA)


RS memastikan bahwa seluruh staf yang terkait mampu melakukan analisis akar
masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa masalah tersebut terjadi untuk
kemudian menyusun rencana tindak lanjutnya. Analisis akar masalah (RCA)
dilakukan untuk melakukan identifikasi apabila ditemukan permasalahan dalam
pemenuhan indikator mutu dan manajerial serta pengelolaan insiden.
Langkah-langkah melakukan RCA :
a. Investigasi kejadian
b. Rekonstruksi kejadian
c. Analisis sebab :mengidentifikasi penyebab masalah
d. Menyusun rencana tindakan
e. Melaporkan proses analisis dan temuan

Bagan alur / diagram alur / flow chart :


Digunakan untuk menggambarkan urutan langkah dari suatu proses spesifik yang
dipakai untuk mengidentifikasi masalah, menganalisis masalah serta menentukan
“ideal path” dalam perencanaan perbaikan.
Simbol-simbol yang digunakan pada Bagan Alur ditunjukan pada gambar dibawah
ini:

No Simbol Maksud
1 Lingkaran atau oval untuk menggambarkan
informasi atau kegiatan (input) untuk
memulai atau proses (start) atau
mengakhiri proses (finish), suatu terminal
2 Kotak atau segiempat untuk indikasi proses
kerja, laporan untuk dipersiapkan atau riset
yang dikerjakan
3 Simbol belah ketupat, indikasi keputusan.
Biasanya isinya sebuah pertanyaan yang
perlu dijawab Ya / Tidak
4 Gambar segitiga terbalik, untuk meyimpan
suatu obyek yang dijaga atau dilindungi
terhadap penghapusan, pemindahan atau
pemusnahan oleh yang tidak berwenang

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS 9


5 Penyimpanan dokumen, untuk review,
penelitian dan lain-lain
6 Panah, menunjukkan arah aliran proses
dari satu kegiatan atau keputusan ke
kegiatan atau keputusan lain
7 Lingkaran dengan huruf atau angka
didalamnya, identifikasi suatu rincian dari
A flowchart atau dilanjutkan ke berikutnya
atau kolom berikutnya
8 Setengah lingkaran atau huruf D dalam
Flowchart adalah untuk identifikasi tempat
dalam proses dimana kegiatan ditunda atau
ditunggu untuk kegiatan lainnya

FMEA (Failure Mode and Cause Analysis)


Suatu alat mutu untuk mengkaji suatu prosedur secara rinci dan mengenali model-
model adanya kegagalan / kesalahan pada suatu prosedur, melakukan penilaian
terhadap tiap model kesalahan / kegagalan dan mencari solusi dengan melakukan
perubahan disain / prosedur.
Proses mengurangi risiko dilakukan paling sedikit satu kali dalam setahun dan
dibuat dokumentasinya, dengan menggunakan FMEA (Failure Mode and Effect
Analysis). Proses yang dipilih adalah proses dengan risiko tinggi.
Delapan tahap FMEA (JCAHO, 2005)
a. Memilih proses yang berisiko tinggi dan membentuk tim
b. Membuat diagram proses atau alur proses dengan flow chart yang rinci
c. Menentukan dampak / effects
d. Memprioritaskan modus kegagalan
e. Mengidentifikasi penyebab
f. Desain ulang proses
g. Analisa dan ujicobakan proses yang baru
h. Implementasi dan monitor proses yang sudah didesain ulang/proses baru
Catatan: Risk Priority Numbers (RPN)
 Severity (Keparahan) : 1. (Minor), 2 (Moderate), 3 (Minor Injury), 4 (Mayor
Injury), 5 ( Terminal injury/death)
 O = Occurence (Keseringan) : 1 (Hampir tidak pernah terjadi), 2 (jarang), 3
(kadang-kadang), 4 (sering), 5 (sangat sering dan pasti)
 D = Detectable (Terdeteksi) : 1 (selalu terdeteksi), 2 (sangat mungkin
terdeteksi), 3 (Mungkin terdeteksi), 4 (Kemungkinan kecil terdeteksi),5 (Tidak
mungkin terdeteksi)

3. Evaluasi / penilaian risiko


Kegiatan yang dapat dilakukan saat evaluasi risiko-risiko yang telah dikaji adalah:

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS 10


 Risk ranking
 Prioritas risiko
 Cost benefit analysis
Dengan cara-cara ini, tindakan pencegahan / meminimalkan risiko dapat dilaksanakan
dengan baik dan terstruktur dengan tetap memperhatikan skala prioritas kegiatan
yang harus didahulukan.
Perhitungan besarnya risiko dapat menggunakan rumus:
Probabilitas / Frekuensi X Dampak / tingkat keparahan

Probabilitas / kemungkinan:
LEVEL FREKUENSI KEJADIAN AKTUAL

1 Sangat jarang Dapat terjadi dalam lebih dari 5 tahun

2 Jarang Dapat terjadi dalam 2 – 5 tahun

3 Mungkin Dapat terjadi tiap 1 – 2 tahun

4 Sering Dapat terjadi beberapa kali dalam setahun

5 Sangat sering Terjadi dalam minggu / bulan

Dampak / tingkat keparahan


LEVEL DESKRIPSI CONTOH DESKRIPSI

1 Insignificant Tidak ada cedera, kerugian keuangan kecil

2 Minor  Cidera ringan, dapat diatasi dengan pertolongan


pertama,
 kerugian keuangan sedang

3 Moderate Cidera yang memerlukan perawatan lanjutan dan


kehilangan waktu kerja

4 Major  Cedera serius dan memerlukan perawatan di


rumah sakit (Rawat Inap), tidak menimbulkan
kecacatan permanen
 Kerugian keuangan besar

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS 11


5 Cathastropic  Cedera serius yang menyebabkan kecatatan
permanen atau kematian
 Kerugian keuangan sangat besar.

DAMPAK
FREKUENSI /
PROBABILITAS Insignificant Minor Moderate Major Catastropic
1 2 3 4 5
Sangat Sering Terjadi
(Tiap minggu /bulan) Moderate Moderate High Extreme Extreme
5
Sering terjadi
(Beberapa kali /tahun) low Moderate Moderate High Extreme
4
Mungkin terjadi
(1-2 tahun/kali) Low Moderate Moderate Moderate High
3
Jarang terjadi
(2-5 tahun/kali) Low Low Moderate Moderate Moderate
2

Sangat jarang sekali


(>5 tahun/kali) Low Low Low Low Moderate
1

Pengendalian risiko Pengedalian risiko Pengendalian risiko


Dapat diatasi harus dilakukan paling dilakukan dilakukan harus dialkukan
dengan mengikuti lambat 1 minggu untuk dalam waktu 1 – 2 hari segera oleh Wakil
prosedur yang ada menghilangakan atau untuk menghilangakan Direktur terkait,
oleh Kepala Ruang meminimalkan risiko atau meminimalkan sepengetahuan
/ Instalasi yang oleh Kepala Ruang / risiko oleh Kepala Direktur
tidak memiliki Instalasi yang tidak Instalasi / Kepala
Kepala Ruang memiliki Kepala Ruang Bidang / Bagian

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS 12


C. PENGELOLAAN RISIKO
1. Pengendalian risiko
a. Pengendalian risiko Level 1  Eliminasi potensi bahaya
Pengendalian potensi bahaya yang paling efektif adalah dengan cara
mengeliminasinya. Hal ini dapat dilakukan dengan menghilangkan atau
mengganti dengan alternatif produk / peralatan lain. Jika potensi bahaya
tersebut tidak bisa dihilangkan / dieliminasi, maka dapat diminimalisir dengan
pengendalian risiko yang lebih rendah.
b. Pengendalian Risiko Level 2
Pengendalian Risiko Level 2 digunakan untuk meminimalkan risiko dengan
menggunakan salah satu atau kombinasi dari beberapa cara pengendalian
berikut ini :
- Subtitusi  mengganti bahan atau metode, untuk mengurasi risiko
- Isolasi  membatasi kontak potensi bahaya dari tempat kerja atau pekerja,
seperti Gudang B3, dikunci dan hanya orang yang memiliki kompetensi
yang boleh memasukinya
- Engginering control  Rekayasa/ Engineering merupakan upaya
menurunkan tingkat risiko dengan mengubah desain tempat kerja, mesin,
peralatan atau proses kerja menjadi lebih aman
c. Pengendalian Level 3
Pengendalian ini merupakan pilihan terakhir. karena tidak dapat
mengendalikan sumber bahaya tetapi hanya mengandalkan perilaku manusia /
pekerja atau supervise dan hal ini kurang efektif.
- Administrasi
Mengembangkan metode atau prosedur kerja untuk menurunkan kondisi
yang berisiko, contohnya pembuatan SPO, sitem shift kerja dan pelatihan
karyawan untuk pelaksanaan SPO yang benar
- Alat Pelindung Diri (APD) dan Pelatihan Penggunaanya
Merupakan tingkatan proteksi paling rendah, dan hanya digunakan sebagai
usaha terakhir dalam pengendalian potensi bahaya yang tidak dapat
dihilangkan atau dikurangi dengan pengendalian yang lain, contohnya :
memegang bahan kimia dengan sarung tangan, kacamata pelindung dan
aprons.

d. Pembiayaan risiko
Pembiayaan risiko di RSUD Aji Muhammad Parikesit dibebankan kepada rumah
sakit melalui Wakil Direktur Umum dan Keuangan

Pengendalian risiko (risk control) dapat dilakukan sebagai berikut:


Area Risiko Analisa / Risk control
Area terkait Risiko – risiko klinis yang telah diidentifikasi tersebut telah
pengelolaan Klinis dibuatkan SPO terkait atau Panduan Pelayanan Kedokteran /
Clinical Pathway untuk mengatur semua kegiatan sejak pasien
melakukan admisi, pada ruang perawatan hingga keluar dari
rumah sakit.

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS 13


 Terkait pengelolaan / perawatan pasien
 Dokumentasi pengelolaan pasien
 Pencegahan & pengendalian infeksi
 Tata laksana (medikasi, transfusi, dan lain-lain)
 Pemeriksaan penunjang
 Pencegahan kecelakaan pada pasien
 Komunikasi antar petugas, petugas-pasien
Area terkait petugas SPO terkait pencegahan dan pengendalian kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja
Pendidikan & pelatihan berkelanjutan bagi petugas
Rekruitmen petugas sesuai kebutuhan dan kompetensi
Area terkait sarana SPO terkait pencegahan & pengendalian bencana
prasarana SPO terkait pengadaan & pemeliharaan / kalibrasi peralatan medis
SPO terkait pemeliharaan infrastruktur / bangunan
SPO terkait sterilisasi peralatan / bahan medis
Adanya sistem evakuasi
Area terkait SPO terkait piutang
keuangan

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS 14


BAB IV
DOKUMENTASI MANAJEMEN RISIKO

A. Pelaporan Risiko
Mengkomunikasikan risiko dan hasil pengelolaannya, RSUD Aji Muhammad
Parikesit telah mengembangkan sistem informasi pencatatan dan pelaporan internal.
Laporan menggunakan formulir laporan Insiden Keselamatan Pasien dengan
memperhatikan SPO Pelaporan Insiden (terlampir).
Sistem informasi pencatatan dan pelaporan mencakup unit-unit sebagai
berikut : Bagian Pengadaan, Bagian SDM, Bagian Hukmas, Bagian Keuangan,
Instalasi Rekam Medis, Instalasi Farmasi, Instalasi Laboratorium, Instalasi Radiologi,
Instalasi Rehabilitasi Medik, Instalasi Gizi, Unit Transfusi Darah, IPSRS, Instalasi
Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Bedah Sentral, Instalasi Rawat Darurat,
Instalasi Rawat Intensif, Komite PPI, Tim Ponek, Komite PMKP dan Komite K3.

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS 15


B. Alur pencatatan dan pelaporan seperti dibawah ini:

Direktur
Analisa dan tindak lanjut
rekomendasi

Komite Kesehatan dan Keselamatan Kerja


1. Analisa laporan bulanan
2. Susun rencana tindak lanjut dan rekomendasi
3. Serahkan laporan ke Direktur

“LAPORAN BULANAN KOMITE K3RS“

Tim terkait
1. Analisa laporan bulanan
2. Susun rencana tindak lanjut dan rekomendasi
3. Serahkan laporan ke Direktur melalui Komite
K3RS

“LAPORAN BULANAN “

INSTALASI
1. Rekap laporan bulanan dan analisa
2. Serahkan laporan ke Tim terkait

Unit
Lakukan sensus harian terkait
risiko dan pengelolaannya

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO FASILITAS 16


mpiran 1
an Risiko
:

robabilitas Skor (D Tingkat Rangking Tindakan Rekomendasi Biaya Penanggung


X P) Risiko Risiko yang Tindakan Jawab
5 1 - 25 L M H E sudah Lain
ada (cantumkan
tanggal)

17
mpiran 2
GISTER

ampak Probabilitas Skor Tingkat Rangking Tindakan Biaya


(D X P) Risiko Risiko Pencegahan/Mitigasi
1 2 3 4 5 1 - 25 L M H E

18

Anda mungkin juga menyukai