Anda di halaman 1dari 95

363.

1
In
ds

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 1087/MENKES/SK/VIII/2010

STANDAR
KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA DI RUMAH SAKIT

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT BINA KESEHATAN KERJA
TAHUN 2010
Katalog Dalam Terbitan. Departemen Kesehatan RI

363.1

Ind Indonesia. Kementerian Kesehatan. Direktorat Jenderal


Bina Kesehatan Masyarakat.
Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah
Sakit (K3RS)
Jakarta : Kementerian Kesehatan RI, 2010.

I. Judul 1. OCCUPATIONAL HEALTH SERVICES


2. ACCIDENT PREVENTION 3. ACCIDENT OCCUPATIONAL

Buku ini diterbitkan oleh


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Jalan HR. Rasuna Said Blok X-5 Kav 4-9, Jakarta 12950
Telepon no : 62-21-5275256, 5214875
Fax no : 62-21-5275256, 5214875
Website : www.kesehatankerja.depkes.go.id
78 | P a g e P a g e |i

KATA PENGANTAR

MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA Perkembangan Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan
Keterangan : kesehatan rujukan di Indonesia akhir-akhir ini sangat pesat, baik
 Dilaporkan 6 bulan sekali: dari jumlah maupun pemanfaatan teknologi kedokteran. Rumah
Sakit sebagai
- Periode Januari - Juni dilaporkan pada bulan Juli
- Periode Juli - Desember dilaporkan pada bulan Januari fasilitas pelayanan kesehatan tetap harus mengedepankan
 Baris ke-4 pada kolom jumlah diisi “berapa kali diadakan”, pada kolom keterangan peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat dengan tanpa
diisi “jenis pelatihan dll, serta infromasi lain yang diperlukan. mengabaikan upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) bagi
 Baris ke-5 pada kolom jumlah diisi “berapa kali diadakan”, pada kolom keterangan
diisi “tempat pemantauan dll, serta informasi lain yang diperlukan. seluruh pekerja Rumah Sakit.
 Baris ke-6 pada kolom jumlah diisi “berapa kali diadakan”, pada kolom keterangan
diisi “sasarannya siapa dll, serta informasi lain yang diperlukan.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit perlu
 Baris ke-7 pada kolom jumlah diisi “berapa kali diadakan”, pada kolom keterangan
diisi “tempat pemantauan dll, serta informasi lain yang diperlukan. mendapat perhatian serius dalam upaya melindungi
 Baris ke-8 pada kolom jumlah diisi “berapa kali diadakan”, pada kolom keterangan kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh proses
diisi “tempat pemantauannya” dan informasi lain yang diperlukan.
pelayanan kesehatan, maupun keberadaan sarana, prasarana,
 Baris ke-9 pada kolom jumlah diisi “berapa kali diadakan”, pada kolom keterangan
diisi “bentuk pembinaannya, pengawasannya dimana dll, serta informasi lain yang obat-obatan dan logistik lainnya yang ada di lingkungan Rumah
diperlukan. Sakit sehingga tidak menimbulkan kecelakaan kerja, penyakit
akibat kerja dan kedaruratan termasuk kebakaran dan bencana
Mengetahui ......................., ................................20...... yang berdampak pada pekerja Rumah Sakit, pasien,
Direktur.................................................... Pengelola Program Kesehatan dan
.................................................................... Keselamatan Kerja pengunjung dan masyarakat di sekitarnya.

Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di RS (K3RS)


.................................................................... .................................................................. ini merupakan pedoman yang dipakai sebagai acuan dalam
Nip............................................................. Nip.......................................................... pelaksanaan pengelolaan K3RS dan dapat menggantikan peran
standar K3RS terdahulu yang di kenal dengan Kebakaran,
Keselamatan Kerja dan Kewaspadaan Bancana. Standar K3RS
sebagai acuan lebih komprehensif karena didalamnya terdapat
Standar Kesehatan Kerja dan Standar Keselamatan Kerja yang
mencakup standar penanggulangan kebakaran dan
kewaspadaan terhadap bencana.

Standar K3RS yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri


Kesehatan RI No.1087/MENKES/SK/VIII/2010 diharapkan dapat
diterapkan di seluruh Rumah Sakit sebagai bagian dalam
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
78 | P a g e P a g e |i
pengelolaan Rumah Sakit dan sebagai salah satu
parameter

Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :


1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
ii | P a g e P a g e | 77

penilaian Akreditasi Rumah Sakit yang diamanatkan oleh


Undang undang no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

Semoga kehadiran buku Standar K3RS ini dapat bermanfaat MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
bagi kita semua dalam mewujudkan pekerja sehat dan
meningkat produktivitasnya. 2. Formulir laporan rekapitulasi semester (6 bulan) kesehatan kerja

FORMULIR LAPORAN REKAPITULASI SEMESTER (6 BULAN)


PELAYANAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
(Form LS4-Untuk Rumah Sakit)
Jakarta, September 2010 =================================================
Nama Rumah Sakit : ................................................
Direktur Bina Kesehatan Kerja
Alamat Lokasi : ................................................
Kabupaten/Kota : ..............................................., Propinsi : ..............................................
Periode Bulan : ......................s.d.................... Tahun : .........................

No Uraian Jumlah Keterangan


dr. Kuwat Sri Hudoyo, MS 1 SDM Rumah Sakit ................
2 SDM Rumah Sakit yang :
a. Berpendidikan formal Kesehatan dan Keselamatan
Kerja ................
b. Sudah dilatih tentang Kesehatan dan Keselamatan
Kerja ................
c. Sudah dilatih tentang Diagnosis PAK ................
3 Kasus kebakaran/peledakan akibat bahan kimia, dll ................
4 Pelatihan internal K3 yang dilaksanakan ................
5 Pemantauan keselamatan kerja ................
6 Promosi kesehatan dan keselamatan kerja bagi SDM
Rumah Sakit, pasien dan pengunjung/pengantar pasien ................
7 Pemantauan kesehatan lingkungan kerja dan
pengendalian bahaya di tempat kerja (setiap unit kerja
di Rumah Sakit) ................
8 Pemantauan APD (jenis, jumlah, kondisi dan
penggunaannya) ................
9 Pembinaan dan pengawasan terhadap kantin dan
pengelolaan makanan di Rumah Sakit (dapur) ................

Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :


1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
76 | P a g e P a g e | iii

DAFTAR ISI

MENTERI KESEHATAN Halaman


REPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR ............................................................ i


No. Uraian Jumlah Keterangan
5 Kasus penyakit akibat kerja pada : DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
a. SDM-RS .....................
b. Pekerja Luar RS ..................... TIM PENYUSUN DAN KONTRIBUTOR ...................................... v
6 Kasus kecelakaan akibat kerja pada : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI.................................... 1
a. SDM-RS .....................
b. Pekerja Luar RS ..................... STANDAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI RUMAH
7 Kasus kejadian nyaris celaka (near miss) dan ....................
celaka
SAKIT....................................................................................... 7
8 Angka absensi SDM-RS (orang) .................... I. PENDAHULUAN .......................................................................... 7
9 Pemeriksaan kesehatan SDM-RS :* A. Latar belakang....................................................................... 7
a. Pemeriksaan awal ......................
b. Pemeriksaan berkala .....................
B. Keadaan dan Masalah di Rumah Sakit..........................14
c. Pemeriksaan khusus ...................... C. Tujuan, Sasaran dan Ruang Lingkup..............................16
10 Cakupan pemeriksaan kesehatan ((MCU) ..................... D. Pengertian.........................................................................17
SDM-RS (%)
II. PRINSIP, PROGRAM, DAN KEBIJAKAN PELAKSA-
Keterangan : NAAN K3RS.......................................................................20
 SDM-RS : Sumber Daya Manusia-Rumah Sakit
 Pelaporan dari Rumah Sakit yang bersangkutan. A. Prinsip K3RS......................................................................20
 Pelaporan sekali sebulan, di awal bulan.
B. Program K3RS...................................................................21
 *= diisi jika ada, pada kolom keterangan agar diisi hasil pemeriksaan : tidak ada
kelainan atau ada kelainan. Selanjutnya jika ada yang menderita penyakit akibat C. Kebijakan Pelaksanaan K3RS..........................................28
kerja atau diduga menderita penyakit akibat kerja supaya disebutkan jumlahnya dan
jenisnya penyakit akibat kerja tersebut. III. STANDAR PELAYANAN K3RS..........................................30
 Baris 10 (Sepuluh), agar diisi dalam bentuk persentase, yakni jumlah SDM-RS yang A. Standar Pelayanan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit 30
diperiksa dibagi dengan jumlah seluruh SDM-RS, dan dikali 100%.
B. Standar Pelayanan Keselamatan Kerja di Rumah
Mengetahui ........................., ..................................20......
Sakit...................................................................................34
Direktur............................................. Pengelola Program Kesehatan dan
............................................................. Keselamatan Kerja IV. STANDAR K3 PERBEKALAN KESEHATAN DI
RUMAH SAKIT...................................................................39
A. Standar Manajemen.........................................................40
............................................................. ..................................................................
B. Standar Teknis..................................................................44
Nip...................................................... Nip..........................................................

Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :


1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
iv | P a g e P a g e | 75
Daya g
V. PENGELOLAAN BARANG BERBAHAYA DAN racun e
BERACUN...........................................................................57 dinyataka
n dengan n
A. Kategori B3.......................................................................58 d
MENTERI KESEHATAN
satuan
B. Faktor yang mendukung timbulnya situasi REPUBLIK INDONESIA
LD50 atau a
berbahaya/tingkat bahaya dipengaruhi oleh LAMPIRAN : LC50, l
dimana a
makin n
kecil nilai
LD50 atau
B
LC50 B3
3
menunjuk
kan makin
tinggi 6
daya 1
racunnya. D. P
.......................................e
61 n
C. Pr g
in a
si d
p a
D a
as n
ar
Pe J
nc a
e s
ga a
ha d
n a
da n
n
Pe B
n a
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
han N SDM-RS ====
1. Formulir PEKERJA ====
Berbahaya laporan (Form LBKP-4 ====
64 bulanan Rumah Sakit) ====
E. Penangana kesehata ==== ====
n SDM ==== ====
n Bahan ====
Rumah ====
Berbahaya Sakit dan ==== =
dan Pekerja ====
N
Beracun Luar VI. STANDAR SUMBER
66 Rumah A. Kriteria Tenaga
Sakit B. Program Pendidikan,
F SDM K3 ...................................................................................
No. Uraian Jumlah Keterangan
O
R VII. PEMBINAAN,
1 SDM-RS dan Pekerja PENGAWASAN,
Luar RS yang sakit yangPENCATATAN DAN
M dilayani :
PELAPORAN
a. SDM-RS .....................
U
. Pekerja Luar RS
b. .....................
L
I A. penyakit
2 Kasus Pembinaan umum pada :
R a.B. SDM-RS
Pencatatan .....................
b. Pekerja Luar RS .....................

L VIII.
3 5PENUTUP ........................................................................................
(lima) jenis penyakit yang terbanyak pada :
a. SDM-RS
A
 ..................................... .....................
P LAMPIRAN ..............................................................................................
 ..................................... .....................
O  ..................................... .....................
R  ..................................... .....................
A  ..................................... .....................
N b. Pekerja Luar RS
 ..................................... .....................
B  ..................................... .....................
U  ..................................... .....................
L  ..................................... .....................
A  ..................................... .....................
N 4 Kasus di duga penyakit akibat kerja pada :
A a. SDM-RS ....................
N b. Pekerja Luar RS ....................

K
E
S
E
H
A
T
A
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
74 | P a g e P a g e |v

TIM PENYUSUN DAN KONTRIBUTOR MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA

S
R
VIII. P
D

Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :


1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
g a RA
L h H SED
Abd T t a G
ul h y rt
Riva o u o
l m
d n
Agu a
i o
ng s
Nu P M
gro a E
ho tr N
Aziz ia T
ah T E
Azhar ri R
Jaya H I
Dina a
Daria s K
na t E
Edi u S
Dhar ti E
ma T H
Ek ri A
o o T
Bu H A
di a N
Pri rt ,
ya o
nt n
o o E
Elis W
N
ab
D
eth
A
L
N
To
G
bin
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
P a g e | 73

MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Tujuan kegiatan pencatatan dan pelaporan kegiatan K3


adalah menghimpun dan menyediakan data dan informasi
kegiatan K3, mendokumentasikan hasil-hasil pelaksanaan
kegiatan K3; mencatat dan melaporkan setiap
kejadian/kasus K3, dan menyusun dan melaksanakan
pelaporan kegiatan K3.

Sasaran kegiatan pencatatan dan pelaporan kegiatan K3


adalah mencatat dan melaporkan pelaksanaan seluruh
kegiatan K3, yang tercakup di dalam :
1. Program K3, termasuk penanggulangan kebakaran dan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit;
2. Kejadian/kasus yang berkaitan dengan K3 serta upaya
penanggulangan dan tindak lanjutnya.

Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan untuk masing-


masing aspek K3, dilaksanakan dengan membuat atau
menggunakan formulir-formulir yang telah ada atau yang
telah ditetapkan sesuai dengan aturan yang berlaku serta
formulir-formulir seperti terlampir di dalam standar K3RS
ini.

Pencatatan dan pendokumentasian pelaksanaan kegiatan


K3 dilakukan setiap waktu, sesuai dengan jadual
pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan, dan atau pada
saat terjadi kejadian/kasus (tidak terjadual).

Pelaporan terdiri dari; pelaporan berkala (bulanan,


semester, dan tahunan) dilakukan sesuai dengan jadual
yang telah ditetapkan dan pelaporan sesaat/insidentil, yaitu
pelaporan yang dilakukan sewaktu-waktu pada saat kejadian
Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
atau terjadi kasus yang berkaitan dengan K3.

Keputusan Menteri Kesehatan RI No :


1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
72 | P a g e P a g e |1

MENTERI KESEHATAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

VII. PEMBINAAN, PENGAWASAN, PENCATATAN DAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PELAPORAN NOMOR : 1087/MENKES/SK/VIII/2010

A. Pembinaan dan Pengawasan TENTANG


STANDAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Pembinaan dan pengawasan dilakukan melalui sistem DI RUMAH SAKIT
berjenjang. Pembinaan dan pengawasan tertinggi
dilakukan oleh Departemen Kesehatan. Pembinaan dapat MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
dilaksanakan antara lain dengan melalui pelatihan,
penyuluhan, bimbingan teknis dan temu konsultasi dan
lain-lain. Menimbang : a. bahwa bahaya potensial di Rumah Sakit
yang disebabkan oleh faktor biologi, faktor
Pengawasan pelaksanaan Standar Kesehatan dan kimia, faktor ergonomi, faktor fisik, faktor
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dibedakan dalam psikososial dapat mengakibatkan penyakit
dua macam, yakni pengawasan internal, yang dilakukan dan kecelakaan akibat kerja bagi pekerja,
oleh pimpinan langsung Rumah Sakit yang bersangkutan, pengunjung, pasien dan masyarakat di
dan pengawasan eksternal, yang dilakukan oleh Menteri lingkungan sekitarnya;
Kesehatan dan Dinas Kesehatan setempat, sesuai dengan
fungsi dan tugasnya masing-masing. b. bahwa pekerja Rumah Sakit mempunyai
risiko lebih tinggi dibanding pekerja indutri
B. Pencatatan dan Pelaporan lain untuk terjadinya Penyakit Akibat Kerja
(PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK),
Pencatatan dan pelaporan adalah pendokumentasian
sehingga perlu dibuat standar
kegiatan K3 secara tertulis dari masing-masing unit kerja
perlindungan bagi pekerja yang ada di
Rumah Sakit dan kegiatan K3RS secara keseluruhan yang
Rumah Sakit;
dilakukan oleh organisasi K3RS, yang dikumpulkan dan
dilaporkan/diinformasikan oleh organisasi K3RS, ke c. bahwa be rd a s a rk a n p e rtim b a ng a n
Direktur Rumah Sakit dan unit teknis terkait di wilayah sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
Rumah Sakit (Dinas Kesehatan setempat, cq. Penanggung b, perlu ditetapkan Standar Kesehatan dan
jawab/Pengelola Program Kesehatan Kerja). Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
dengan Keputusan Menteri Kesehatan;
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
2|P a g e P a g e | 71

MENTERI KESEHATAN Indonesia Nomor 4844);


REPUBLIK INDONESIA

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970


tentang Keselamatan Kerja (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1970
Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2918);

2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003


tentang Ketenagakerjaan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 39, Tambahan Lembaran negara
Nomor 4729);

3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004


tentang Praktik Kedokteran (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1997
Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4431);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004


tentang Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Ind ones ia Tahun
2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
59, Tambahan Lembaran Negara Republik

Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :


1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
2|P a g e P a g e | 71

MENTERI
KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA

Identifikasi pengetahuan, kompetensi dan keahlian yang


diperlukan dalam mencapai tujuan dilakukan mulai dari
proses: rekruitmen, seleksi, penempatan, orientasi,
pengkajian, pelatihan dan pengembangan
kompetensi/keahlian lainnya, rotasi dan mutasi, serta
hukuman & penghargaan (reward & punishment).

Program pelatihan yang dikembangkan untuk SDM Rumah


Sakit setidaknya mempunyai unsur :
1. Identifikasi kebutuhan pelatihan SDM Rumah Sakit
yang dituangkan dalam matriks pelatihan.
2. Pengembangan rencana pelatihan untuk memenuhi
kebutuhan tertentu.
3. Ditetapkannya program dan jadwal pelatihan di bidang K3.
4. Ditetapkannya program simulasi atau latihan praktek
untuk semua SDM Rumah Sakit di bidang K3.
5. Harus ada kegiatan keterampilan melalui seminar,
workshop, pertemuan ilmiah, pendidikan lanjutan
yang dibuktikan dengan sertifikat.
6. Verifikasi kesesuaian program pelatihan dengan
persyaratan organisasi atau perundang-undangan.
7. Pelatihan untuk sekelompok SDM Rumah Sakit yang
menjadi sasaran.
8. Pendokumentasian pelatihan yang telah diterima.
9. Evaluasi pelatihan yang telah diterima.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
70 | P a g e P a g e |3

MENTERI KESEHATAN merupakan komitmen bersama.


REPUBLIK INDONESIA

g. Tenaga teknis lainnya yang mendapatkan pelatihan


khusus yang terakreditasi mengenai K3RS minimal
1 orang.

3. Rumah Sakit Umum kelas C dan Rumah Sakit


Khusus kelas C
a. Tenaga Kesehatan Masyarakat K3 Diploma III dan
S1 minimal 1 orang dan mendapatkan pelatihan
khusus yang terakreditasi mengenai K3RS;
b. Dokter/dokter gigi Spesialis dan dokter umum/
dokter gigi minimal 1 orang dengan sertifikasi
dalam bidang K3 dan mendapatkan pelatihan
khusus yang terakreditasi mengenai K3RS;
c. Tenaga paramedis yang mendapatkan pelatihan
khusus yang terakreditasi mengenai K3RS minimal
1 orang;
d. Tenaga teknis lainnya yang mendapatkan pelatihan
khusus yang terakreditasi mengenai K3RS minimal
1 orang.

B. Program Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan SDM


K3

Program pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)


K3RS merupakan hal pokok yang tidak bisa
dikesampingkan. Direktur memegang peranan penting
dalam membangun kepedulian dan memotivasi pekerja
dengan menjelaskan nilai-nilai organisasi dan
mengkomunikasikan komitmennya pada kebijakan yang
telah dibuat. Selanjutnya transformasi sistem manajemen
K3 dari prosedur tertulis menjadi proses yang efektif
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
70 | P a g e P a g e |3

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK


INDONESIA

5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

6. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang


Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5072);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2000 tentang


Keselamatan Dan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan
Radiasi Pengion (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2000 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3992);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang


Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

9. Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang


Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja;

Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :


1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
4|P a g e P a g e | 69

MENTERI KESEHATAN Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan;


REPUBLIK INDONESIA

10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor


02/ MEN/1980 tentang Pemeriksaan
Kesehatan Tenaga Kerja Dalam
Penyelenggaraan Keselamatan Kerja;

11. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor


5/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja;

12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor


1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit;

13. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor


1075/ Menkes/SK/2003 tentang Sistem
Informasi Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3);

14. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor


1204/ Menkes/SK/X/2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit;

15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor :


1575/ Menkes/Per/XI/2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen
Kesehatan sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 439/
Menkes/Per/VI/2009 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
4|P a g e P a g e | 69

M Rumah Sakit Khusus kelas B


E
N
T a. S2 kesehatan minimal 1 orang, yang mendapatkan
E
R pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai
I
K3RS;
K
E
b. Tenaga Kesehatan Masyarakat K3 Diploma III dan
S
E
S1 minimal 1 orang dan mendapatkan pelatihan
H
A
khusus yang terakreditasi mengenai K3RS;
T
A c. Dokter/dokter gigi Spesialis dan dokter umum/
N
dokter gigi minimal 1 orang dengan sertifikasi
R
dalam bidang K3 dan mendapatkan pelatihan
E
P
khusus yang terakreditasi mengenai K3RS;
d. Tenaga paramedis dengan sertifikasi dalam bidang
U
B

K3 yang mendapatkan pelatihan khusus yang


L
I
K
terakreditasi mengenai K3RS minimal 1 orang;
I e. Tenaga paramedis yang mendapatkan pelatihan
N
D khusus yang terakreditasi mengenai K3RS minimal
1 orang;
O
N
E
S f. Tenaga teknis lainnya dengan sertifikasi dalam
I
A bidang K3 yang mendapatkan pelatihan khusus
h. Tenaga teknis lainnya dengan yang terakreditasi mengenai K3RS minimal 1
sertifikasi dalam bidang K3 yang orang;
mendapatkan pelatihan khusus
yang terakreditasi mengenai
K3RS minimal 1 orang;
i. Tenaga teknis lainnya yang
mendapatkan pelatihan khusus
yang terakreditasi mengenai
K3RS minimal 2 orang.

2. Rumah Sakit Umum kelas B dan


Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
68 | P a g e P a g e |5

MENTERI KESEHATAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

VI. STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA K3RS 16. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 432/
Menkes/SK/IV/2007 tentang Pedoman
A. Kriteria Tenaga K3 Manajemen Kesehatan dan Keselamatan
1. Rumah Sakit Umum kelas A dan Rumah Sakit Kerja (K3) di Rumah Sakit;
Khusus kelas A 17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 147/
a. S3/S2 K3 minimal 1 orang dan mendapatkan Menkes/Per/I/2010 tentang Perizinan
pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai Rumah Sakit;
K3RS;
b. S2 kesehatan minimal 1 orang, yang mendapatkan MEMUTUSKAN :
pelatihan tambahan yang berkaitan dengan K3 Menetapkan : yan Okupasi
secara umum serta mendapatkan pelatihan khusus g (SpOk)
tera dan S2
kred Kedokter
itasi an
men Okupasi
gen minimal
ai 1 orang.
K3R (optional
S; );
c. Dok d. Tenaga
ter Kesehata
Spe n
siali Masyara
s kat K3
Ked Diploma
okt III dan S1
era minimal
n 2 orang
dan
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
68 | P a g e P a g e |5

mendap itasi mengenai KESATU : KEPUTUSAN Keputus d an


atkan K3RS; MENTERI an al Kesela
pelatiha f. Tenaga KESEHAT a matan
n khusus paramedis KETIGA : m Kerja.
AN
yang dengan Standar
TENTAN KEEMPAT : Setiap
terakred sertifikasi K3RS m
G Rumah
itasi dalam bidang sebagai el
STANDA Sakit
mengen K3 (informal) mana a
R harus
ai K3RS; yang dimaks k
KESEHA meme
e. Dokter/ mendapatkan ud s
TAN nuhi
dokter pelatihan pada a
DAN kualifik
gigi khusus yang Diktum n
KESELA asi
Spesialis terakreditasi Kedua a
MATAN sesuai
dan mengenai harus k
KERJA denga
dokter K3RS minimal dijadika a
DI n
umum/ 1 orang; n n
RUMAH Standa
dokter bagi U
g. Tenaga SAKIT. r K3RS
gigi Pengelo p
paramedis dan/at
minimal KEDUA : Standar la a
yang au
1 orang Kesehata Kesehat y
mendapatkan memili
dengan n dan an dan a
pelatihan ki
sertifikas Keselama Kesela K
khusus yang sertifi
i dalam tan Kerja matan e
terakreditasi kasi
bidang di Rumah Kerja di s
mengenai dalam
K3 dan Sakit Rumah e
K3RS minimal bidan
mendap (K3RS) Sakit h
2 orang; g
atkan sebagaim (K3RS) a
ana dan Keseh
pelatiha t
tercantu Pekerja atan
n khusus a
m dalam Rumah dan
yang n
Lampiran Sakit Kesela
terakred d
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
68 | P a g e P a g e |5

matan
Kerja.

Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :


1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
6|P a g e P a g e | 67

MENTERI KESEHATAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

KELIMA : Pelaksanaan Standar K3RSharusdidokumentasikan g. Jangan menyimpan bahan melebihi pandangan mata.
dan dilaporkan secara berkala sebagai salah h. Pastikan kerja aman sesuai prosedur dalam
satu indikator dalam penilaian akreditasi pengambilan dan penempatan bahan, hindari
Rumah Sakit. terjadinya tumpahan/kebocoran.
KEENAM : Pembinaan dan pengawasan terhadap i. Laporkan segera bila terjadi kebocoran bahan
pelaksanaan Standar K3RS sebagaimana kimia atau gas.
dimaksud pada Diktum Kelima dilakukan oleh j. Laporkan setiap kejadian atau kemungkinan
Menteri Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, kejadian yang menimbulkan bahaya/ kecelakaan
dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai atau nyaris celaka (accident atau near miss) melalui
dengan fungsi dan tugasnya masing-masing. formulir yang telah disediakan dan alur yang telah
ditetapkan.
KETUJUH : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan. 2. Penanganan berdasarkan lokasi
Daerah-daerah yang berisiko (laboratorium, radiologi,
farmasi dan tempat penyimpanan, penggunaaan dan
Ditetapkan di Jakarta pengelolaan B3 yang ada di Rumah Sakit harus di
Pada tanggal 10 Agustus 2010 tetapkan sebagai daerah berbahaya dengan
menggunakan kode warna di area bersangkutan, serta
MENTERI KESEHATAN, dibuat dalam denah Rumah Sakit dan
disebarluaskan/disosialisasikan kepada seluruh
penghuni Rumah Sakit.

3. Penanganan administratif
ENDANG RAHAYU SEDYANINGSIH
Di setiap te mpat penyimpanan, penggunaan dan
pengelolaan B3 harus diberi tanda sesuai potensi
bahaya yang ada, dan di lokasi tersebut tersedia SOP
untuk menangani B3 antara lain :
a. Cara pananggulangan bila terjadi kontaminasi.
b. Cara penanggulangan apabila terjadi kedaruratan.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
6|P a g e P a g e | 67

c. Cara penanganan B3 dll.

Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :


1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
66 | P a g e P a g e |7

MENTERI KESEHATAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

5. Pelayanan Lampiran :
a. K n
e kon
s trak
e yan
s g
u ada
ai .
a b. Pe
n nd
w ek
a ata
k n
t ya
u ng
p dil
el ak
a uk
y an
a su
n ppl
a ier
n dal
d am
e me
n lak
g san
a aka

Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :


1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
66 | P a g e P a g e |7

n h ni telah eni
tugas a tump ditetapka s
nya. y ahan, n. ba
c. Pena a meng ha
guna 1. Pena n
ngan ngan
an d kan, ya
dll) an ng
setiap a
B3, untu aka
masal n
setiap k n
ah
staf pers dig
yang B
wajib onil un
timbu E. Pe meng a. K aka
l er etahu e n
pada na i n ata
saat ac betul a u
pelak nu jenis li disi
sanaa gn baha d mp
n. a
Dala n dan e an.
d. Mem nm cara n b. Bac
berik apena pena g a
an nngan ngan a pet
layan Ban anny n unj
an a(men a
purna uk
hyimp deng s
jual yan
aan, an e
yang g
nme melih k
mem tert
Bmin at s
adai era
edahk SOP a
dan pad
ran, dan m
duku MSD a
bmen a
ngan S ke
aanga j
teknis yang ma
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
66 | P a g e P a g e |7

san. Keputusan D fas aan


c. Letak Kesehatan A ilit prog
kan Nomor H as ram
: U pe Kese
baha
1087/MENKES/SK/V lay hata
n f. L
III/2010 an n
sesua U
Tanggal
i A an dan
Agustus
keten N ke Kesel
tuan. se amat
A. L ha an
d. Temp KES
EHA a ta Kerja
atkan t
TAN n di
baha a
DAN ol Rum
n
KES r eh ah
pada ELA b m Sakit
ruang MAT e as (K3R
penyi AN l ya S)
mpan KER a ra sema
an JA
yang k ka kin
DI
sesua RU a t tingg
i MA n m i
deng H g ak kare
an SAKI a na
T Deng
petun tu Sum
an
juk. nt ber
I meni ut Daya
e. Perha ngkat
. an Man
tikan nya
batas pe usia
P pema
waktu ng (SD
E nfaat
pema el M)
N an
kaian ol Rum
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
66 | P a g e P a g e |7

ah dan
Sakit abad pe kese
Sakit, kecela
yang 18), lay hata
peng kaan
tidak kecua an n
unjun kerja,
me li di an yang
g/pen baik
men sekto ba dian
ganta sebag
uhi r gi ggap
r aistan keseh pa pasti
pasie damp
dar. atan. sie telah
n, ak Perke n, meli
Di
pasie prose mban te ndun
duni
n dan s gan na gi
a
masy kegiat K3RS ga diri
Inter
araka an tertin pr dala
nasi
t pemb ggal of m
onal,
sekita erian dikar esi beke
prog
r pelay enaka di rja.
ram
Ruma anan n bi
K3
h maup fokus da
telah
Sakit un pada ng
lama
ingin karen kegia K3
diter
mend a tan m
apka
apatk kondi kurati asi
n di
an si f, h
berb
perlin saran buka ter
agai
dung a dan n ba
sekt
an prasar preve tas
or
dari ana ntif. ,
indu
gang yang Fokus or
stri
guan ada di pada ga
(akhi
keseh Ruma kualit nis
r
atan h as asi
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
8|P a g e P a g e | 65

MENTERI KESEHATAN (KAK) di Rumah Sakit dapat dihindari.


REPUBLIK INDONESIA

Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan bagi


masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi
oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan,
kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi
masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan
pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh
masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya. Selain dituntut mampu memberikan pelayanan
dan pengobatan yang bermutu, Rumah Sakit juga dituntut
harus melaksanakan dan mengembangkan program K3 di
Rumah Sakit (K3RS) seperti yang tercantum dalam buku
Standar Pelayanan Rumah Sakit dan terdapat dalam
instrumen akreditasi Rumah Sakit.

Dalam Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang


Kesehatan, khususnya pasal 165 : ”Pengelola tempat kerja
wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui
upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan
pemulihan bagi tenaga kerja”. Berdasarkan pasal di atas
maka pengelola tempat kerja di Rumah Sakit mempunyai
kewajiban untuk menyehatkan para tenaga kerjanya. Salah
satunya adalah melalui upaya kesehatan kerja disamping
keselamatan kerja. Rumah Sakit harus menjamin kesehatan
dan keselamatan baik terhadap pasien, penyedia layanan
atau pekerja maupun masyarakat sekitar dari berbagai
potensi bahaya di Rumah Sakit. Oleh karena itu, Rumah
Sakit dituntut untuk melaksanakan Upaya Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) yang dilaksanakan secara
terintegrasi dan menyeluruh sehingga risiko terjadinya
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
8|P a g e P a g e | 65

MENTERI a. Metodologi bagus.


KESEHATA
N
REPUBLIK
b. Dokumen sistem mutu lengkap.
INDONESIA c. Sudah sertifikasi ISO 9000.
Untuk memudahkan melakukan proses seleksi, dibuat
formulir seleksi yang memuat kriteria wajib yang
harus dipenuhi oleh rekanan serta sistem penilaian
untuk masing-masing kriteria yang ditentukan. Hal-
hal yang menjadi kriteria penilaian :

1. Kapabilitas

Kemampuan dan kompetensi rekanan dalam


memenuhi apa yang tertulis dalam kontrak
kerjasama.

2. Kualitas dan garansi

Kualitas barang yang diberikan memuaskan dan


sudah sesuai dengan spesifikasi yang sudah
disepakati. Jaminan garansi yang disediakan baik
waktu maupun jenis garansi yang diberikan.

3. Persyaratan K3 dan lingkungan


a. Menyertakan MSDS.
b. Melaksanakan Sistem Manajemen
Lingkungan atau ISO 14001.
c. Kemasan produk memenuhi persyaratan K3
dan lingkungan.
d. Mengikuti ketentuan K3 yang berlaku di
Rumah Sakit.

4. Sistem mutu

Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :


1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
64 | P a g e P a g e |9

MENTERI KESEHATAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

g. Upayakan agar penyimpanan bahan-bahan K3RS merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
berbahaya sesuai prosedur dan petunjuk teknis mutu pelayanan Rumah Sakit, khususnya dalam hal
yang ada dan memberikan tanda-tanda peringatan kesehatan dan keselamatan bagi SDM Rumah Sakit, pasien,
yang sesuai dan jelas. pengunjung/ pengantar pasien, masyarakat sekitar Rumah
Sakit. Hal ini secara tegas dinyatakan di dalam Undang-
h. Upayakan agar sistem izin kerja diterapkan dalam
undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, pasal 40
penanganan bahan-bahan berbahaya.
ayat 1 yakni “Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan
i. Tempat penyimpanan bahan-bahan berbahaya Rumah Sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala
harus dalam keadaan aman, bersih, dan terpelihara menimal 3 (tiga) tahun sekali”. K3 termasuk sebagai salah
dengan baik. satu standar pelayanan yang dinilai di dalam akreditasi
j. Upayakan agar limbah yang dihasilkan sekecil Rumah Sakit, disamping standar pelayanan lainnya.
mungkin dengan cara memelihara instalasi
Selain itu seperti yang tercantum dalam pasal 7 ayat 1
menggunakan teknologi yang tepat dan upaya
Undang-undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit,
pemanfaatan kembali atau daur ulang.
bahwa “Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi,
D. Pengadaan Jasa dan Bahan Berbahaya bangunan, prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian,
dan peralatan”, yang mana persyaratan-persyaratan tersebut
Rumah sakit harus melakukan seleksi rekanan berdasarkan salah satunya harus memenuhi unsur K3 di dalamnya. Dan
barang yang diperlukan. Rekanan yang akan diseleksi bagi Rumah Sakit yang tidak memenuhi persyaratan-
diminta memberikan proposal berikut profil perusahaan persyaratan tersebut tidak diberikan izin mendirikan,
(company profile). Informasi yang diperlukan menyangkut dicabut atau tidak diperpanjang izin operasional Rumah
spesifikasi lengkap dari material atau produk, kapabilitas Sakit (pasal 17).
rekanan, harga, pelayanan, persyaratan K3 dan lingkungan
serta informasi lain yang dibutuhkan oleh Rumah Sakit. 1. Data dan fakta K3RS :

Setiap unit kerja/Instalasi/satker yang menggunakan, a. Secara Global :


menyimpan, mengelola B3 harus menginformasikan WHO : Dari 35 juta pekerja kesehatan :
kepada Instalasi Logistik sebagai unit pengadaan barang  3 juta terpajan patogen darah (2 juta terpajan
setiap kali mengajukan permintaan bahwa barang yang virus HBV, 0,9 juta terpajan virus HBC dan
diminta termasuk jenis B3. 170,000 terpajan virus HIV/AIDS).
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
10 | P a g e P a g e | 63

MENTERI KESEHATAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

 Dapat terjadi : 15,000 HBC, 70,000 HBB & 1000 b. Upayakan menggunakan atau menyimpan bahan
kasus HIV. berbahaya sedikit mungkin dengan cara memilih
 Lebih dari 90% terjadi di negara berkembang. proses kontinyu yang menggunakan bahan setiap
saat lebih sedikit. Dalam hal ini bahan dapat
 8–12% pekerja Rumah Sakit, sensitif terhadap
dipesan sesuai kebutuhan sehingga risiko dalam
lateks.
penyimpanan kecil.
ILO (2000); Kematian akibat penyakit menular yang
c. Upayakan untuk mendapatkan informasi terlebih
berhubungan dengan pekerjaan : Laki-laki 108, 256
dahulu tentang bahan berbahaya yang
dan perempuan 517, 404.
menyangkut sifat berbahaya, cara penanganan, cara
b. Di luar negeri : penyimpanan, cara pembuangan dan penanganan
 USA : (per tahun) 5000 petugas kesehatan sisa atau bocoran/ tumpahan, cara pengobatan bila
terinfeksi Hepatitis B 47 positif HIV dan Setiap terjadi kecelakaan dan sebagainya. Informasi
tahun 600.000–1.000.000 luka tusuk jarum tersebut dapat diminta kepada penyalur atau
dilaporkan (diperkirakan lebih dari 60% tidak produsen bahan berbahaya yang bersangkutan.
dilaporkan). d. Upayakan proses dilakukan secara tertutup atau
 SC-Amerika (1998) mencatat frekuensi angka mengendalikan kontaminan bahan berbahaya
KAK di Rumah Sakit lebih tinggi 41% dibanding dengan sistem ventilasi dan dipantau secara
pekerja lain dengan angka KAK terbesar adalah berkala agar kontaminan tidak melampaui nilai
cedera jarum suntik (NSI-Needle Stick injuries). ambang batas yang ditetapkan.
 Staf wanita Rumah Sakit yang terpajan gas
e. Upayakan agar pekerja tidak mengalami paparan
anestesi, secara signifikan meningkatkan yang terlalu lama dengan mengurangi waktu kerja
abortus spontan, anak yang dilahirkan
atau sistem shift kerja serta mengikuti prosedur
mengalami kelainan kongenital (studi kerja yang aman.
restrospektif di Rumah Sakit Ontario terhadap
8.032 orang, tahun 1981-1985). f. Upayakan agar pekerja memakai alat pelindung diri
yang sesuai atau tepat melalui pengujian, pelatihan
 41% perawat Rumah Sakit mengalami cedera
dan pengawasan.
tulang belakang akibat kerja (occupational low
back pain), (Harber P et al,1985).
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
62 | P a g e P a g e | 11

MENTERI KESEHATAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

di n
yang ditunjuk sebagai penanggung jawab. Hasil c. Indonesia :
b sa
identifikasi
er tu
i sa
la m
b a
el lai
at nn
a ya.
u Su
k m
o be
d r
e inf
u or
nt m
u asi
k di
d da
a pa
p tk
at an
m da
e ri
m M
b S
e D
d S.
ak
2. E
a
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
62 | P a g e P a g e | 11

valuasi, in oper ru ha
untuk terjadi asio a n.
menent apabil nal, n c. In
ukan a sepe g, sp
langkah kecela rti p ek
- kaan elimi e si
langkah terjadi. nasi, m da
atau subs a n
3. Penge
tindaka titusi nt pe
ndalia
n yang , a m
n
diperlu venti u eli
sebaga
kan lasi, a ha
i
sesuai pen n ra
alterna
sifat ggu ru an
tif
dan naan ti sa
berdas
karekte alat n ra
arkan
ristik perli d na
identifi
dari ndu a ,
kasi
bahan nga n pr
dan
atau n p os
evalua
instalasi diri, e ed
si yang
yang dan n ur
dilakuk
ditanga men di da
an
ni jaga di n
melipu
sekalig hygi ka pr
ti:
us ene n os
mempr a. Pe pero at es
ediksi ng rang a ke
risiko en an. u rja
yang dal la
b. Pen ya
mungk ian ti
gen ng
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
62 | P a g e P a g e | 11

am anan aya e .
an. bahan den r
d. Pe berbah gan j K
mb aya yang a e
ata antara kura l
san lain : ng r u
keb a. Up berb a h
era ay ahay t a
daa ak a. a n
n an -
B3 su r s
di bst a u
te itu t b
mp si, a y
at yai e
kerj tu l k
a me e t
ses ng b i
uai ga i f
jum nti h
lah pe l
am ng d o
ban gu a w
g. na r
an i b
4. Untuk a
ba
mengur 2 c
ha
angi 0 k
n
resiko
be
karena k p
rb
penang g a
ah
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
62 | P a g e P a g e | 11

i r s i
n i %
d t . p J
i a ( e a
d i m k
a t n b a
p e s e r
a r t r t
t b a s a
p a l i
a n a h m
d y s e
a a i s n
8 k b u d
3 e a e
. u d t r
3 s a u i
% i h t
a R a
p s u
e 3 e m D
k 0 n a e
e - t h r
rj 4 r m
a 9 a S a
. l a t
P : d k i
e 6 i i t
n 3 R t i
d . S s
e 3 U d
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
62 | P a g e P a g e | 11

K n 0 s n
o e 0
n l 7 k m
t i e e
a t m s n
k i e e t
Ir a n h a
it n c a l
a a t
n d t a e
K r a n m
r t . o
o J b s
 P
n o a i
r
i s h o
e
k e w n
v
T p a a
a
a h l
l
n a
e
g t n 1
n
a a g 7
s
n h k ,
i
( u a 7
2 n %
g
0 K
a
0 2 A p
n
4 0 K a
g
). 0 d
g
5 N a
 P u
- S
e a
2 I p
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
62 | P a g e P a g e | 11

e b e a n
r e s d g
a r s a k
w h o a
a u r P n
t b k e
d u e k d
i n r e e
s g j r n
u a a j g
a n . a a
t n
 I
u b R
n
R e u s
s
u r m e
i
m m a l
d
a a h u
e
h k r
n
S n S u
a a a h
a
k k
k
it d i p
u
d e t e
t
i n k
s
J g d e
e
a a i r
c
k n b j
a
a a a
r
r s n
a
t t d d
a r i i
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
62 | P a g e P a g e | 11

u 3 e
s r ) r b
e d . j e
m a a s
Berd
u n a
asar
a R r
kan
k s S
data
a t d
-
t a b a
data
e t e r
yang
g u r i
ada
o s i
Insid
ri s g
en
(j p i o
akut
e e k l
seca
n k o o
ra
i e n
signi
s r 1 g
fikan
k j , a
lebih
e a 5 n
besa
l a
r
a n k p
terja
m . a e
di
i ( l k
pad
n G i e
a
, u r
Peke
r n l j
rja
a e a
RS
s, 1 b
diba
u 9 i l
ndin
m 8 h a
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
62 | P a g e P a g e | 11

in.
Prob
abilit
as
penu
laran
HIV
setel
ah
luka
tusuk
jaru
m
sunti
k
yang

Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :


1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
12 | P a g e P a g e | 61

MENTERI KESEHATAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

terkontaminasi HIV 4: 1000. Risiko penularan HBV B. Faktor yang mendukung timbulnya situasi berbahaya/
setelah luka tusuk jarum suntik yang tingkat bahaya dipengaruhi oleh Daya racun
terkontaminasi HBV 27 - 37: 100. Risiko penularan dinyatakan dengan satuan LD50 atau LC50, dimana
HCV setelah luka tusuk jarum suntik yang makin kecil nilai LD50 atau LC50 B3 menunjukkan makin
mengandung HCV 3 - 10 : 100. tinggi daya racunnya.
2. Perlunya pelaksanaan K3RS : 1. Cara B3 masuk ke dalam tubuh yaitu melalui saluran
a. Kebijakan pemerintah tentang Rumah Sakit di pernapasan, saluran pencernaan dan penyerapan
Indonesia; meningkatkan akses, keterjangkauan melalui kulit. Diantaranya yang sangat berbahaya
dan kualitas pelayanan kesehatan yang aman di adalah yang melalui saluran pernapasan karena tanpa
Rumah Sakit. disadari B3 akan masuk ke dalam tubuh bersama udara
yang dihirup yang diperkirakan sekitar 8,3 M2 selama 8
b. Perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan jam kerja dan sulit dikeluarkan kembali dari dalam
evaluasi K3 Rumah Sakit serta tindak lanjut, yang tubuh.
merujuk pada SK Menkes
No.432/Menkes/SK/IV/2007 tentang Pedoman 2. Konsentrasi dan lama paparan.
Manajemen K3 di Rumah Sakit dan OHSAS 18001
3. Efek kombinasi bahan kimia, yaitu paparan bermacam-
tentang Standar Sistem Manajemen K3.
macam B3 dengan sifat dan daya racun yang berbeda,
c. Sistem manajemen K3 Rumah Sakit adalah bagian menyulitkan tindakan-tindakan pertolongan atau
dari sistem manajemen Rumah Sakit. pengobatan.
d. Rumah Sakit kompetitif di era global; tuntutan 4. Kerentanan calon korban paparan B3, karena masing-
pengelolaan program K3 di Rumah Sakit (K3RS) masing individu mempunyai daya tahan yang berbeda
semakin tinggi karena pekerja, pengunjung, terhadap pengaruh bahan kimia.
pasien dan masyarakat sekitar Rumah Sakit ingin
mendapatkan perlindungan dari gangguan C. Prinsip Dasar Pencegahan dan Pengendalian B3
kesehatan dan kecelakaan kerja, baik sebagai
1. Identifikasi semua B3 dan instalasi yang akan ditangani
dampak proses kegiatan pemberian pelayanan
untuk mengenal ciri-ciri dan karakteristiknya.
maupun karena kondisi sarana dan prasarana yang
Diperlukan penataan yang rapi dan teratur, dilakukan
ada di Rumah Sakit yang tidak memenuhi standar.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
12 | P a g e P a g e | 61

oleh petugas

Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :


1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
60 | P a g e P a g e | 13

MENTERI KESEHATAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

6. Korosif e. Tuntutan hukum terhadap mutu pelayanan Rumah

Bahan sama atau


yang kurang
dapat dari 2
menyeba (asam),
bkan dan sama
iritasi atau lebih
pada dari 12,5
kulit, (basa).
menyeba
7. Karsinoge
bkan
proses nik
pengkarat Sifat bahan
an pada penyebab
lempeng sel kanker,
baja (SAE yakni sel
1020) luar yang
dengan dapat
laju korosi merusak
lebih jaringan
besar dari tubuh.
6,35 mm/
tahun 8. Iritasi
dengan
Bahan
temperat
yang dapat
ur uji
0
mengakiba
55 C, tkan
mempuny peradanga
ai pH
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
60 | P a g e P a g e | 13

n pada Sakit a Sak yak


kulit semaki it. tena
dan n d ga
g. Kar
selapu mening a kerja
akt
t kat; n (lab
eris
lendir. Tuntuta or
tik
n k inte
9. Te Ru
masyar e nsiv
ra ma
akat l e),
to h
menda a pad
ge Sak
patkan n at
ni it;
pelayan g mod
k pel
an s al,
aya
Sifat kesehat u pad
nan
bahan an n at
kes
yang yang g tekn
eha
dapat terbaik. a olog
tan
memp n i,
Pel me
engar dan
aks rup
uhi h pad
an aka
pembe i at
aa n
ntukan d paka
n ind
dan 11.K3, u r,
ustr
pertu p bida
ber i
mbuh ng
kai yan
an R peke
tan g
embri u rjaa
de ter
o. m n
ng diri
a den
an dari
10. M h gan
citr ban
ut ting
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
60 | P a g e P a g e | 13

ka ber p ban dan


t apa e gun kese
ke isu t an lama
ter K3 u dan tan
lib yan g per lingk
at g a alat ung
an pen s an an
m tin di yang
an g k Ru berd
usi di e ma amp
a Ru s h ak
ya ma e Sak terh
ng h h it ada
tin Sak a yan p
gg it; t g penc
i, Kes a ber ema
ter ela n da ran
bu ma , mp lingk
ka tan ak ung
ny pas k ter an.
a ien e had
i. Rum
ak dan s ap
ah
se pen e kes
Saki
s gu l ela
t
ba nju a mat
seb
gi ng, m an
agai
bu K3 a pas
siste
ka pek t ien
m
n erja a dan
pela
pe ata n pek
h. yan
ke u erja
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
60 | P a g e P a g e | 13

an an
ya raw
ng at
ter jala
int n
eg dan
ras raw
i at
m ina
eli p
pu (in
ti : an
 In d
pu out
t : pat
ke ien
bij t),
ak inst
an, ala
SD si
M, ga
fas wat
ilit dar
as, ura
sis t
te (IG
m D),
inf
or
m
asi
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
14 | P a g e P a g e | 59

MENTERI KESEHATAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

pelayanan kamar operasi, pemulihan, yang dilaluinya, misalnya: Ir192, I131, Tc99, Sa153, sinar X, sinar
dilaksanakan dengan baik dan benar dan lain- alfa, sinar beta, sinar gamma, dll.
lain.
2. Mudah meledak
 Keluaran (output) : pelayanan dan pengobatan
prima (excellence medicine and services). Bahan yang mudah membebaskan panas dengan cepat
 Lingkungan. tanpa disertai pengimbangan kehilangan panas,
sehingga kecepatan reaksi, peningkatan suhu dan
B. Keadaan dan Masalah di Rumah Sakit tekanan meningkat pesat dan dapat menimbulkan
peledakan. Bahan mudah meledak apabila terkena
Bahaya-bahaya potensial di Rumah Sakit yang disebabkan
panas, gesekan atau bantingan dapat menimbulkan
oleh faktor biologi (virus, bakteri,jamur,parasit); faktor ledakan.
kimia (antiseptik, reagent, gas anestesi); faktor ergonomi
(lingkungan kerja,cara kerja, dan posisi kerja yang salah); 3. Mudah menyala atau terbakar
faktor fisik (suhu, cahaya, bising, listrik, getaran dan radiasi);
Bahan yang mudah membebaskan panas dengan cepat
faktor psikososial (kerja bergilir, beban kerja, hubungan
disertai dengan pengimbangan kehilangan panas,
sesama pekerja/atasan) dapat mengakibatkan penyakit dan
sehingga tercapai kecepatan reaksi yang menimbulkan
kecelakaan akibat kerja.
nyala. Bahan mudah menyala atau terbakar mempunyai
PAK di Rumah Sakit, umumnya berkaitan dengan faktor titik nyala (flash point) rendah (210C).
biologi (kuman patogen yang berasal umumnya dari
pasien); faktor kimia (pemaparan dalam dosis kecil yang 4. Oksidator
terus menerus seperti antiseptik pada kulit, gas anestesi Bahan yang mempunyai sifat aktif mengoksidasikan
pada hati); faktor ergonomi (cara duduk salah, cara sehingga terjadi reaksi oksidasi, mengakibatkan reaksi
mengangkat pasien salah); faktor fisik (panas pada kulit, keluar panas (eksothermis).
tegangan tinggi pada sistem reproduksi, radiasi pada
sistem produksi sel darah); faktor psikologis (ketegangan di 5. Racun
kamar bedah, penerimaan pasien gawat darurat, bangsal
Bahan yang bersifat beracun bagi manusia atau
penyakit jiwa, dan lain-lain).
lingkungan yang dapat menyebabkan kematian atau
sakit yang serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
14 | P a g e P a g e | 59

pernapasan kulit atau mulut.

Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :


1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
58 | P a g e P a g e | 15

MENTERI KESEHATAN atau partikel radioaktif yang mampu mengionkan secara


REPUBLIK INDONESIA
langsung atau tidak langsung materi bahan yang
(hepatitis, diare, campak, AIDS, influenza), bahaya radiasi
(kanker, kelainan organ genetik) dan risiko bahaya kimia.

Beberapa peraturan yang mengatur tentang pengelolaan


lingkungan Rumah Sakit antara lain diatur dalam :
 Permenkes 1204/Menkes/PerXI/2004, mengatur tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit;
 Kepmen KLH 58/1995, mengatur tentang Baku Mutu
Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit;
 PP18 tahun 1999 jo PP 85 tahun 1999, mengatur
tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan
Beracun (B3);
 Kepdal 01- 05 tahun 1995 tentang pengelolaan limbah
B3.

Limbah medis termasuk dalam kategori limbah berbahaya


dan beracun (LB3) sesuai dengan PP 18 thn 1999 jo PP 85
thn 1999 lampiran I daftar limbah spesifik dengan kode
limbah D 227. Dalam kode limbah D227 tersebut
disebutkan bahwa limbah rumah sakit dan limbah klinis
yang termasuk limbah B3 adalah limbah klinis, produk
farmasi kadaluarsa, peralatan laboratorium terkontaminasi,
kemasan produk farmasi, limbah laboratorium, dan residu
dari proses insinerasi.

A. Kategori B3

1. Memancarkan radiasi

Bahan yang memancarkan gelombang elektromagnetik


Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
58 | P a g e P a g e | 15

MENTERI Limbah RS Diantaranya limbah medis (jarum suntik,vial obat,


KESEHATAN
REPUBLIK nanah, darah) limbah non medis, limbah cairan tubuh
INDONESIA
manusia (misal : droplet, liur, sputum)
Sumber bahaya yang ada di Rumah Sakit harus
diidentifikasi dan dinilai untuk menentukan tingkat risiko,
yang merupakan tolok ukur kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan PAK.

Bahaya-bahaya potensial di Rumah Sakit dapat


dikelompokkan, seperti dalam tabel berikut :

Bahaya Diantaranya : radiasi pengion, radiasi non-pengion,


Fisik suhu panas, suhu dingin, bising, getaran, pencahayaan
Bahaya Diantaranya Ethylene Oxide, Formaldehyde,
Kimia Glutaraldehyde, Ether, Halothane, Etrane,Mercury,
Chlorine
Bahaya Diantaranya Virus (misal : Hepatitis B, Hepatitis C,
Biologi Influenza, HIV), Bakteri (misal : S. Saphrophyticus,
Bacillus sp., Porionibacterium sp., H.Influenzae,
S.Pneumoniae, N.Meningitidis, B.Streptococcus,
Pseudomonas), Jamur (misal : Candida) dan Parasit
(misal : S. Scabiei)
Bahaya Cara kerja yang salah, diantaranya posisi kerja statis,
Ergonomi angkat angkut pasien, membungkuk, menarik,
mendorong
Bahaya Diantaranya kerja shift, stress beban kerja, hubungan
Psikososial kerja, post traumatic
Bahaya Diantaranya terjepit, terpotong, terpukul, tergulung,
Mekanik tersayat, tertusuk benda tajam
Bahaya Diantaranya sengatan listrik, hubungan arus pendek,
Listrik kebakaran, petir, listrik statis
Kecelakaan Diantaranya kecelakaan benda tajam

Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :


1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
16 | P a g e P a g e | 57

MENTERI KESEHATAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

C. Tujuan, Sasaran dan Ruang Lingkup f. Pengoperasian dan pemeliharaan peralatan Rumah
Sakit harus dilakukan oleh petugas yang
1. Tujuan umum mempunyai kompetensi di bidangnya.
Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan g. Pemeliharaan peralatan harus didokumentasi dan
produktif untuk SDM Rumah Sakit, aman dan sehat dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan.
bagi pasien, pengunjung/pengantar pasien, masyarakat
dan lingkungan sekitar Rumah Sakit sehingga proses V. PENGELOLAAN BARANG BERBAHAYA DAN BERACUN
pelayanan Rumah Sakit berjalan baik dan lancar.
Limbah medis Rumah Sakit termasuk kedalam kategori
2. Tujuan khusus limbah berbahaya dan beracun yang sangat penting untuk
a. Terwujudnya organisasi kerja yang menunjang dikelola secara benar. Sebagian limbah medis termasuk
tercapainya K3RS. kedalam kategori limbah berbahaya dan sebagian lagi
termasuk kategori infeksius.
b. Meningkatnya profesionalisme dalam hal K3 bagi
manajemen, pelaksana dan pendukung program. Limbah medis berbahaya yang berupa limbah kimiawi,
c. Terpenuhi syarat-syarat K3 di setiap unit kerja. limbah farmasi, logam berat, limbah genotoxic dan wadah
d. Terlindunginya pekerja dan mencegah terjadinya bertekanan masih banyak yang belum dikelola dengan baik.
PAK dan KAK. Sedangkan limbah infeksius merupakan limbah yang bisa
menjadi sumber penyebaran penyakit baik kepada SDM
e. Terselenggaranya program K3RS secara optimal
Rumah Sakit, pasien, pengunjung/pengantar pasien
dan menyeluruh.
ataupun masyarakat di sekitar lingkungan Rumah Sakit.
f. Peningkatan mutu, citra dan produktivitas Rumah
Limbah infeksius biasanya berupa jaringan tubuh pasien,
Sakit.
jarum suntik, darah, perban, biakan kultur, bahan atau
3. Sasaran perlengkapan yang bersentuhan dengan penyakit menular
atau media lainnya yang diperkirakan tercemari oleh
a. Pengelola Rumah Sakit. penyakit pasien. Pengelolaan lingkungan yang tidak tepat
b. SDM Rumah Sakit. akan berisiko terhadap penularan penyakit. Beberapa risiko
kesehatan yang mungkin ditimbulkan akibat keberadaan
rumah sakit antara lain: penyakit menular

Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :


1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
56 | P a g e P a g e | 17

MENTERI KESEHATAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

kebut g
 Kapasitas central gas medis telah sesuai 4. Ruang Lingkup
uhan. e
dengan
 K n
el (
e O
n 2
g ),
k g
a a
p s
a n
n i
s t
e r
n o
tr u
al s
g o
a x
s i
b d
er a
u (
p N
a O
g 2
a ),
s g
o a
xi s
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
56 | P a g e P a g e | 17

tek at/kont ar an a a
an ainer a, Ru n s
da penam ter ma di il
n pungan tut h k i
vac limbah up Sak al t
um sesuai da it ib a
. dengan n ra s
a. M
kriteria be si K
f. Limbah e
limbah. rfu se e
cair : m
 Tersedi ng c s
Tersedi i
a si ar e
anya l
inciner de a h
Instalasi i
ator ng b a
Pengol k
atau an er t
ahan i
yang ba k a
Air p
sejenis ik. al n
Limbah e
nya, a
(IPAL) 3. S r
terpelih ol d
dengan t i
ara dan e a
perizina a z
berfung h n
nnya. n
si i B /
g. Pengol dengan d n al a
ahan baik. a a ai t
limbah  Tersedi r n P a
padat : a p . e u
 Ter tempat e n i
b. D
sed pembu r g n
i
ian angan a uj s
u
ya limbah l ia t
j
te padat a n i
i
mp sement t F t
d
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
56 | P a g e P a g e | 17

usi oleh a ,
Standar daya
penguji lembaga n
K3RS man
an yang K
mencak usia
fasilitas berwenang. K e
up; K3RS
keseha e. Penggunaa e s
prinsip, ,
tan n peralatan r e
progra pem
yang medis dan j h
m dan bina
berwen nonmedis a a
kebijak an,
ang. di Rumah t
an peng
c. Terserti Sakit harus M a
pelaksa awas
fikasi dilakukan e n
naan an,
badan sesuai n
K3RS, penc
atau dengan u K
standar atata
lembag indikasi r e
pelaya n
a medis u r
nan dan
terkait. pasien. t j
K3RS, pela
a
d. Peralat standar pora
W
an sarana, n.
H b
yang prasara
D. Pe O e
mengg na dan
ng / r
unakan peralat
erti I t
sinar an
an L u
pengio K3RS,
O j
n harus pengel 1. K
u
memen olaan e
( a
uhi barang s
1 n
ketentu berbah e
9
an dan aya, h
9 u
harus standar a
5 n
diawasi sumber t
) t
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
56 | P a g e P a g e | 17

u dera da n n a
k jat p g y n
kese ga a a g
p hata ng n
e n gu d m
n fisik, an b a e
i ment kes a r r
n al eh g i u
g dan ata i g
k sosia n p r i
a l pe e i k
t yang ker k s a
a setin ja e i n
n ggi- yan r k
ting g j o k
d giny dis a e
a a eb d a s
n bagi abk a k e
peke an l i h
p rja ole a b a
e di h m a t
m sem ko t a
e ua ndi p n
l jenis si e f ;
i peke pe k a
h rjaa ker e k d
a n, jaa r t a
r penc n; j o n
a egah per a r
a an lin a p
n terha du n y e
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
56 | P a g e P a g e | 17

n erja esu n m
e dala aia n K e
m m n y e m
p suat pe a r b
a u ker . j e
t lingk jaa a r
2. K
a unga n i
e
n n ke ( k
s
kerja pa K a
e
s yang da 3 n
h
e dises ma )
a
r uaik nus j
t
t an ia a a
a
a deng da d m
n
an n a i
p kond seti l n
d
e isi ap a a
a
m fisiol ma h n
n
e ogi nus
l dan ia u k
K
i psik ke p e
e
h ologi pa a s
s
a snya. da y e
e
r Seca pe a l
l
a ra ker a
a
a ringk jaa u m
m
n as n n a
a
meru ata t t
t
p paka u u a
a
e n jab k n
n
k peny ata
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
56 | P a g e P a g e | 17

d tan kes
a peke eh
n rja ata
deng n,
m an pe
e cara ng
n penc ob
i egah ata
n an n
g kecel da
k akaa n
a n reh
t dan abil
k Peny itas
a akit i.
n Akib
at
d Kerja
e (PAK
r ),
a peng
j enda
a lian
t baha
ya di
k tem
e pat
s kerja
e ,
h pro
a mosi
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
18 | P a g e P a g e | 55

MENTERI KESEHATAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

3. Konsep dasar K3RS adalah upaya terpadu seluruh d. Sistem komunikasi :


pekerja Rumah Sakit, pasien, pengunjung/pengantar  Tersedia saluran telepon internal dan eksternal
orang sakit untuk menciptakan lingkungan kerja, tempat dan berfungsi dengan baik.
kerja Rumah Sakit yang sehat, aman dan nyaman baik  Tersedia saluran telepon khusus untuk keadaan
bagi pekerja Rumah Sakit, pasien, darurat (untuk UGD, sentral telepon dan posko
pengunjung/pengantar orang sakit maupun bagi tanggap darurat).
masyarakat dan lingkungan sekitar Rumah Sakit.  Instalasi kabel telah terpasang rapi, aman dan
berfungsi dengan baik.
4. Sumber Daya Manusia (SDM) Rumah Sakit adalah
 Tersedia komunikasi lain (HT, paging sistem
orang yang bekerja di Rumah Sakit yang meliputi
dan alarm) untuk mendukung komunikasi
tenaga tetap yakni tenaga medis dan penunjang medis,
tanggap darurat.
tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga
manajemen Rumah Sakit, dan tenaga nonkesehatan  Tersedia sistem panggilan perawat (nurse call)
serta tenaga tidak tetap dan konsultan. (UU No.44 yang terpasang dan berfungsi dengan baik.
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Pasal 12 ayat 1 dan  Tersedia sistem tata suara pusat (central sound
ayat 4). system).
 Tersedia peralatan pemantau keamanan/CCTV
5. Pengelola K3RS adalah organisasi yang (Close circuit television)
menyelenggarakan program kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) secara menyeluruh di Rumah e. Gas medis :
Sakit.  Tersedianya gas medis dengan sistem sentral
atau tabung.
6. Sertifikasi dalam bidang K3 adalah pengetahuan dan  Sentral gas medis dengan sistem jaringan
keahlian yang didapat baik secara formal melalui dan outlet terpasang, berfungsi dengan baik
jenjang pendidikan resmi di perguruan tinggi maupun dilengkapi dengan ALARM untuk menunjukkan
secara informal melalui pelatihan yang disertifikasi oleh kondisi sentral gas medis dalam keadaan
Kementerian Kesehatan. rusak/ ketersediaan gas tidak cukup.
7. Pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3RS  Tersedia pengisap (suction pump) pada
adalah pelatihan tentang K3 Rumah Sakit yang jaringan sentral gas medik.
diakreditasi oleh Kementerian Kesehatan (Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan).
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
54 | P a g e P a g e | 19

MENTERI KESEHATAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

 Kapasitas UPS disesuaikan dengan kebutuhan. 8. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja adalah
 Kapasitas generator (Gen set) disediakan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter
minimal 40% dari daya terpasang dan sebelum seorang tenaga kerja diterima untuk
dilengkapi AMF dan ATS system. melakukan pekerjaan, yang ditujukan agar tenaga kerja
 Grounding System harus terpisah antara yang diterima berada dalam kondisi kesehatan yang
grounding panel gedung dan panel alat. Nilai setinggi-tingginya, tidak mempunyai penyakit menular
grounding peralatan tidak boleh kurang dari yang akan mengenai tenaga kerja lainnya dan cocok
0,2 Ohm. untuk pekerjaan yang akan dilakukan sehingga
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja yang
b. Instalasi penangkal petir :
bersangkutan dan tenaga kerja lain- lainnya yang
Pengawasan instalasi penangkal petir sesuai
dapat dijamin.
dengan ketentuan Permenaker No.2 tahun 1989.
9. Pemeriksaan kesehatan berkala adalah pemeriksaan
c. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran :
kesehatan pada waktu-waktu tertentu terhadap tenaga
 Tersedia APAR sesuai dengan Norma Standar
kerja yang dilakukan oleh dokter, yang dimaksudkan
Pedoman dan Manual (NSPM) kebakaran
untuk mempertahankan derajat kesehatan tenaga kerja
seperti yang diatur oleh Permenaker No.4
sesudah berada dalam pekerjaannya, serta menilai
tahun 1980.
kemungkinan adanya pengaruh-pengaruh dari
 HIDRAN terpasang dan berfungsi dengan baik
pekerjaan seawal mungkin yang perlu dikendalikan
dan tersedia air yang cukup, sesuai dengan
dengan usaha- usaha pencegahan.
aturan yang telah ditetapkan.
 Tersedia alat penyemprot air (sprinkler) dengan 10. Pemeriksaan kesehatan khusus adalah pemeriksaan
jumlah yang memenuhi kebutuhan luas area. kesehatan yang dilakukan oleh dokter secara khusus
 Tersedia koneksi siamese. terhadap tenaga kerja tertentu, yang dimaksudkan
 Tersedia pompa HIDRAN dengan generator untuk menilai adanya pengaruh-pengaruh dari
cadangan. pekerjaan tertentu terhadap tenaga kerja atau
 Tersedia dan tercukupi air untuk pemadaman golongan-golongan tenaga kerja tertentu.
kebakaran.
 Tersedia instalasi alarm kebakaran automatik
sesuai dengan Permenaker No.2 Tahun 1983.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
20 | P a g e P a g e | 53

MENTERI KESEHATAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

II. PRINSIP, PROGRAM, DAN KEBIJAKAN PELAKSANAAN  Pintu gerbang untuk masuk dan keluar
K3RS berbeda dan dilengkapi dengan gardu jaga.
 Papan nama Rumah Sakit dibuat rapi, kuat,
Pembahasan di fokuskan pada prinsip K3RS, program K3RS
jelas atau mudah dibaca untuk umum,
dan kebijakan pelaksanaan K3RS, yang dibagi dalam 3
terpampang di bagian depan Rumah Sakit.
(tiga) bagian yakni :
 Taman tertata rapi, terpelihara dan berfungsi
A. Prinsip K3RS memberikan keindahan, kesejukan,
kenyamanan bagi pengunjung maupun pekerja
Agar K3RS dapat dipahami secara utuh, perlu diketahui dan pasien Rumah Sakit.
pengertian 3 (tiga) komponen yang saling berinteraksi, yaitu
: 2. Standar teknis prasarana

1. Kapasitas kerja adalah status kesehatan kerja dan gizi a. Penyediaan listrik :
kerja yang baik serta kemampuan fisik yang prima  Untuk rumah sakit yang memiliki kapasitas
setiap pekerja agar dapat melakukan pekerjaannya daya listrik tersambung dari PLN minimal 200
dengan baik. Contoh; bila seorang pekerja kekurangan KVA disarankan agar sudah memiliki sistem
zat besi yang menyebab kan anemia, maka kapasitas jaringan listrik Tegangan Menengah 20 KV
kerja akan menurun karena pengaruh kondisi lemah (jaringan listrik TM 20 KV), sesuai pedoman
dan lesu. bahwa rumah sakit kelas B mempunyai
Kapasitas daya listrik ± 1 MVA (1000 KVA)
2. Beban kerja adalah beban fisik dan mental yang harus
 Kapasitas dan instalasi listrik terpasang
di tanggung oleh pekerja dalam melaksanakan
memenuhi standar PUIL.
tugasnya. Contoh; pekerja yang bekerja melebihi waktu
 Untuk kamar bedah, ICU, ICCU menggunakan
kerja maksimum dll.
catu daya khusus dengan sistem catu daya
3. Lingkungan kerja adalah lingkungan terdekat dari cadangan otomatis dua lapis (generator dan
seorang pekerja. Contoh; seorang yang bekerja di UPS/Uninteruptable Power Supply).
instalasi radiologi, maka lingkungan kerjanya adalah  Harus tersedia ruang UPS minimal 2 x 3 m 2
ruangan- ruangan yang berkaitan dengan proses (sesuai kebutuhan) terletak di gedung COT,
pekerjaannya di instalasi radiologi (kamar X Ray, kamar ICU, ICCU, dan diberi pendingin ruangan.
gelap, kedokteran nuklir dan lain-lain).
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
52 | P a g e P a g e | 21

MENTERI KESEHATAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

 Tepi jalur pasang pengaman. B. Program K3RS o. A s


r tert
e ata
a den
gan
p bai
a k.
r  Me
k mp
i uny
r ai
rua
: ng
 A be
r bas
e dis
a ekit
arn
p ya.
a  Un
r tuk
k pe
i ny
r an
da
h ng
a cac
r at
u dis
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
52 | P a g e P a g e | 21

e u n g k
d p un a me
i e tu n ng
a n k hil
k y me e an
a a m x gk
n n pe h an
d rm a ud
r a ud u ara
a n ah s ter
m g da t ce
p c n e ma
a me r r di
t c mb dal
r at ed y am
o y ak a rua
t a an n ng
o n de g das
a g ng ar
r bi an m (ba
. s fasi e se
 D a lita m me
i m s a nt),
b e par d dil
e m kir a en
r b ba i gk
i e gi api
r d um u pe
a a um n tu
m k . t nju
b a  Par u k
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
52 | P a g e P a g e | 21

a h ma utu
r y nd y p
a a an a de
h n ga n ng
g n g an
d m (La bai
a e nd m k
n m sc e da
a ap l n
d d e) : e tid
i ai Jal w ak
s s an, a me
e er Ta t ni
d ta ma  i mb
i p n ulk
a e  Ak j an
k m ses a ba
a a jal l u.
n d an a  Ta
a har n na
t m us m-
e k lan h tan
m e car a am
p b de r an
a a ng u ter
t k an s tat
s ar ra a
a a mb t de
m n. u- e ng
p ra r an
p. Pe
a mb t bai
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
52 | P a g e P a g e | 21

k a du
P e
d n a
r l
a g bel
o i
n a ah
g n
d tep
r d
t a. iny
a u
i  Ja a
m n
d la dil
g
a n en
K i
k d gk
3 k
m al api
R e
e a de
S s
n m ng
e
u ar an
b l
t e ka
e a
u a nst (public
r m
p R en corner)
t a
i u da
u t
r m n
j a
a a dir
u n
m h aw
a
b S at.
n d
u a  Ha
a
- ki rus
u n
r t ter
n
a p se
t k
m a dia
u e
b d are
k s
u a a
e
k un
m h
y e tuk
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
52 | P a g e P a g e | 21

a i ngi R g
t f pa u a m
a i sie m s e
n t n, a r
a pe h k u
s s ng e p
e unj S s a
r S un a e k
t D g/ k h a
a M pe i a n
ng t t
m R ant . a r
e u ar K n e
n m pa i s
i a sie n d u
n h n e a l
g da r n t
k S n j a
a a ma a n n
t k sya o t
k i rak s n e
a t at e
n , ser t k d
ta i e a
p m lin a s r
r e gk p e i
o l un h t
d i ga p a i
u n n e t g
k d sek t a a
t u itar u n
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
52 | P a g e P a g e | 21

k rja. c. Promosi K3 pada setiap pekerja yang beke


o b RS dan pada para pasien serta para pen
Pr pengunjung Rumah Sakit.
m e
p b og
3 Pengembangan SDM K3RS
o a ra
a. Pelatihan umum K3RS;
n n m
e K3
n k RS
e ya
y r ng
a j har
i a us
t , dit
u era
d pk
k a an
a n ad
p ala
a l h:
s i
1 Pengembangan kebijakan
i n
t g a. Pembentukan atau revitalisasi
a k b. Merencanakan program K3RS selama 3 tahun ke depan.
s u (setiap 3 tahun dapat
kebutuhan).
n
k g 2 Pembudayaan perilaku
e a a. Advokasi sosialisasi K3 pada seluruh jajaran Rumah Sakit,
baik bagi SDM Rumah Sakit, pasien maupun pengantar
r n
pasien/pengunjung Rumah
j
b. Penyebaran media komunikasi
a k film, leaflet, poster, pamflet dll;
, e
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
22 | P a g e P a g e | 51

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

 Setiap ramp dilengkapi lampu penerangan


b. Pelatihan intern Rumah Sakit, khususnya SDM Rumah Sakit darurat, khusus ramp evakuasi dilengkapi
per unit Rumah Sakit; dengan pressure fan untuk membuat tekanan
c. Pengiriman SDM Rumah Sakit untuk pendidikan formal, udara positif.
pelatihan lanjutan, seminar dan workshop yang berkaitan
dengan K3. m. Tangga :
4 Pengembangan Pedoman, Petunjuk Teknis dan  Lebar tangga minimum 120 cm jalan searah
Standard Operational Procedure (SOP) K3RS dan 160 cm jalan dua arah.
a. Penyusunan pedoman praktis ergonomi di Rumah Sakit;  Lebar injakan minimum 28 cm.
 Tinggi injakan maksimum 21 cm.
b. Penyusunan pedoman pelaksanaan pelayanan kesehatan
kerja;  Tidak berbentuk bulat/spiral.
c. Penyusunan pedoman pelaksanaan pelayanan keselamatan  Memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang
kerja ; seragam.
d. Penyusunan pedoman pelaksanaan tanggap darurat di RS;  Memiliki kemiringan injakan < 90 derajat.
 Dilengkapi pegangan, minimum pada salah
e. Penyusunan pedoman pelaksanaan pencegahan dan
penanggulangan kebakaran; satu sisinya. Pegangan rambat mudah
f. Penyusunan pedoman pengelolaan penyehatan lingkungan
dipegang, ketinggian 60–80 cm dari lantai,
Rumah Sakit; bebas dari segala instalasi.
g. Penyusunan pedoman pengelolaan faktor risiko dan  Tangga diluar bangunan dirancang ada
pengelolaan limbah Rumah Sakit; penutup tidak kena air hujan.
h. Penyusunan petunjuk teknis pencegahan kecelakaan dan n. Jalur pejalan kaki (pedestrian track):
penanggulangan bencana;
 Tersedia jalur kursi roda dengan permukaan
i. Penyusunan kontrol terhadap penyakit infeksi; keras/stabil, kuat, dan tidak licin.
j. Penyusunan SOP angkat angkut pasien di Rumah Sakit;  Hindari sambungan atau gundukan permukaan.
k. Penyusunan SOP terhadap Bahan Beracun dan Berbahaya
 Kemiringan 7 derajat, setiap jarak 9 meter ada
(B3); border.
l. Penyusunan SOP kerja dan peralatan di masing-masing unit  Drainase searah jalur.
kerja Rumah Sakit.  Ukuran minimum 120 cm (jalur searah), 160
(jalur 2 arah).

Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :


1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
50 | P a g e P a g e | 23

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA
j. Pemipaan (plumbing ):
 Sistem pemipaan menggunakan kode warna : 5 Pemantauan dan evaluasi kesehatan lingkungan tempat
biru untuk pemipaan air bersih dan merah kerja
untuk pemipaan kebakaran. a. Mapping lingkungan tempat kerja (area atau tempat kerja
yang dianggap berisiko dan berbahaya, area/tempat kerja
 Pipa air bersih tidak boleh bersilangan dengan
yang belum melaksanakan program K3RS, area/tempat
pipa air kotor. kerja yang sudah melaksanakan program K3RS,
 Instalasi pemipaan tidak boleh berdekatan atau area/tempat kerja yang sudah melaksanakan dan
berdampingan dengan instalasi listrik. mendokumentasikan pelaksanaan program K3RS);
k. Saluran (drainase): b. Evaluasi lingkungan tempat kerja (walk through dan
observasi, wawancara SDM Rumah Sakit, survei dan
 Saluran keliling bangunan drainage dari bahan kuesioner, checklist dan evaluasi lingkungan tempat kerja
yang kuat, kedap air dan berkualitas baik secara rinci).
dengan dasar mempunyai kemiringan yang
6 Pelayanan kesehatan kerja
cukup ke arah aliran pembuangan.
 Saluran air hujan tertutup telah dilengkapi bak a. Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja,
pemeriksaan kesehatan berkala, dan pemeriksaan
kontrol dalam jarak tertentu, dan ditiap sudut kesehatan khusus bagi SDM Rumah Sakit;
pertemuan, bak kontrol dilengkapi penutup
b. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi
yang mudah di buka/ditutup memenuhi syarat bagi SDM Rumah Sakit yang menderita sakit;
teknis, serta berfungsi dengan baik.
c. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani)
l. Jalur yang melandai/lereng (ramp): dan kemampuan fisik SDM Rumah Sakit;
 Kemiringan rata-rata 10-15 derajat. d. Perlindungan spesifik dengan pemberian imunisasi pada
 Ramp untuk evakuasi harus satu arah dengan SDM Rumah Sakit yang bekerja pada area/tempat kerja
lebar minimum 140 cm, khusus ramp koridor yang berisiko dan berbahaya;
dapat dibuat dua arah dengan lebar minimal e. Melaksanakan kegiatan surveilans kesehatan kerja.
240 cm, kedua ramp tersebut dilengkapi 7 Pelayanan keselamatan kerja
pegangan rambatan, kuat, ketinggian 80 cm.
a. Pembinaan dan pengawasan keselamatan/keamanan
 Area awal dan akhir ramp harus bebas dan sarana, prasarana dan peralatan kesehatan di Rumah Sakit;
datar, mudah untuk berputar, tidak licin. b. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan keselamatan
kerja di Rumah Sakit;

Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :


1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
24 | P a g e P a g e | 49

MENTERI KESEHATAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA
c. Pengelolaan, pemeliharaan dan sertifikasi sarana, prasarana
dan peralatan Rumah Sakit; h. Sanitasi :  Closet, urinoir, wastafel dan bak
d. Pengadaan peralatan K3RS. mandi dari bahan kualitas baik, utuh
dan tidak cacat, serta mudah
8 Pengembangan program pemeliharaan pengelolaan
dibersihkan.
limbah padat, cair dan gas
 Urinoir dipasang/ditempel pada
a. Penyediaan fasilitas untuk penanganan dan pengelolaan
limbah padat, cair dan gas; dinding, kuat, berfungsi dengan baik.
 W
b. Pengelolaan limbah medis dan nonmedis.
t
9 Pengelolaan jasa, bahan beracun berbahaya dan barang d
berbahaya
(
a. Inventarisasi jasa, bahan beracun berbahaya dan barang  B
berbahaya (Permenkes No.472 tahun 1996); s
b. Membuat kebijakan dan prosedur pengadaan,  I
penyimpanan dan penanggulangan bila terjadi d
kontaminasi dengan acuan Lembar Data Keselamatan  I
Bahan (MSDS-Material Safety Data Sheet) atau Lembar j
Data Pengaman (LDP); lembar informasi dari pabrik
 A
tentang sifat khusus (fisik/ kimia) dari bahan, cara
penyimpanan, risiko pajanan dan cara penanggulangan u
bila terjadi kontaminasi. j
10 Pengembangan manajemen tanggap darurat i. A
a. Menyusun rencana tanggap darurat (survey bahaya,  K
membentuk tim tanggap darurat, menetapkan prosedur R
pengendalian, pelatihan dll);
 S
b. Pembentukan organisasi/tim kewaspadaan bencana; j
c. Pelatihan dan uji coba terhadap kesiapan petugas tanggap  A
darurat;
b
 S
s
k
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
48 | P a g e P a g e | 25

MENTERI KESEHATAN MENTERI KESEHATAN

d. Inventarisasi tempat-tempat yang berisiko dan berbahaya


REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

e. Plafond : Rangka
serta membuat plafon kuat
denahnya dan anti rontgen,
(laboratorium, rayap. farmasi,
CSSD,
 P kamar operasi, genset, kamar isolasi penyakit
menular
e dll);
e. Menyiapkan
r sarana dan prasarana tanggap darurat/
bencana;
m
f. Membuat
u kebijakan dan prosedur kewaspadaan, upaya
pencegahan dan pengendalian bencana pada tempat-
k yang berisiko tersebut;
tempat
a
g. Membuat rambu-rambu/tanda khusus jalan keluar untuk
a
evakuasi apabila terjadi bencana;
n
h. Memberikan Alat Pelindung Diri (APD) pada petugas di
tempat-tempat yang berisiko (masker, apron, kaca mata,
p
sarung tangan dll);
l
i. Sosialisasi
a dan penyuluhan ke seluruh SDM Rumah Sakit;
f
j. Pembentukan sistem komunikasi internal dan eksternal
o darurat Rumah Sakit;
tanggap
n sistem tanggap darurat.
k. Evaluasi
d
11 Pengumpulan, pengolahan, dokumentasi data dan
pelaporan kegiatan K3
b
a. Menyusun prosedur pencatatan dan pelaporan serta
e
penanggulangan kecelakaan kerja, PAK, kebakaran dan
r (termasuk format pencatatan dan pelaporan yang
bencana
sesuaiwdengan kebutuhan);
a
b. Pembuatan sistem pelaporan kejadian dan tindak lanjutnya
(alur rpelaporan kejadian nyaris celaka dan celaka serta
SOP pelaporan,
n penanganan dan tindak lanjut kejadian
nyaris celaka (near miss) dan celaka);
a

t
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
48 | P a g e P a g e | 25

e m i
r e t
a n -
n g l
g g a
, u n
n g
m a i
u k t
d a
a n d
h e
b n
d e g
i r a
b b n
e a
r h k
s a e
i n t
h i
k a n
a s g
n b g
e i
t s a
i . n
d  L
a a m
k n i
g n
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
48 | P a g e P a g e | 25

 Lan i f. Ventilasi :
git- ,  P
lang e
it h m
men a a
ggu r s
naka u a
n s n
cat g
anti d a
jam i n
ur. s
 K e v
h d e
u i n
s a t
u k i
s a l
n a
r s
u g i
a e
n l a
g a l
g a
o a m
p r i
e a
r ( h
a g
s a d
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
48 | P a g e P a g e | 25

a a
p y r
a a i
t n
g l
m u
e c a
m u s
b k
e u l
r p a
i , n
k t
a l a
n u i
a .
s s  V
i e
r m n
k i t
u n i
l i l
a m a
s u s
i m i

u 1 m
d 5 e
a % k
r a
a d n
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
48 | P a g e P a g e | 25

i n k
k o
r m
d u b
i a i
s n n
e g a
s a s
u n i
a ,
i a
k u n
a n t
n t a
u r
d k a
e
n r f
g u a
a a n
n n ,
g
p e
e o x
r p h
u e a
n r u
t a s
u s t
k i e
a r
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
48 | P a g e P a g e | 25

s p
d i o
a r s
n k i
u t
A l i
C a f
s .
h i  Ventilasi AC dilengkapi dengan filter
a bakteri.
r u g. Atap :
u d
 A
s a
t
r
a
d a
p
a
p d
k
a e
u
t n
a
g
t
m a
,
e n
m
t
b t
i
e e
d
r k
a
i a
k
k n
a a
b
n n
o
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
48 | P a g e P a g e | 25

c e g
o r g
r a a
, n n
g g
t g g
i a u
d ,
a l
k t a
i i
m k n
e u .
n s  A
j t
a d a
d a p
i n
d
p b e
e i n
r n g
i a a
n t n
d a
u n k
k g e
a t
n p i
e n
s n g
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
48 | P a g e P a g e | 25

g m
i e
a n
n g
g
l u
e n
b a
i k
h a
n
d
a p
r e
i n
a
1 n
0 g
k
m a
e l
t
e p
r e
t
h i
a r
r .
u
s

Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :


1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
26 | P a g e P a g e | 47

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

 Khusus ruang radiologi dinding dilapis Pb


c. Pendokumentasian data; minimal 2 mm atau setara dinding bata
 Data seluruh SDM Rumah Sakit; ketebalan 30 cm serta dilengkapi jendela kaca
 Data SDM Rumah Sakit yang sakit yang dilayani;
 Data pekerja luar Rumah Sakit yang sakit yang dilayani; anti radiasi.
 Data pemeriksaan kesehatan SDM Rumah Sakit :  Dinding ruang laboratorium dibuat dari
- Sebelum bekerja (awal) (orang) porselin atau keramik setinggi 1,5 m dari
- Berkala (orang) lantai.
- Khusus (orang)
 Cakupan MCU bagi SDM Rumah Sakit; d. Pintu/jendela :
 Angka absensi SDM Rumah Sakit;  Pintu harus cukup tinggi minimal 270 cm dan
 Kasus penyakit umum pada SDM Rumah Sakit;
lebar minimal 120 cm.
 Kasus penyakit umum pada pekerja luar Rumah Sakit;
 Jenis penyakit yang terbanyak di kalangan pekerja  Pintu dapat dibuka dari luar.
Rumah Sakit;  Khusus pintu darurat menggunakan pegangan
 Jenis penyakit yang terbanyak di kalangan pekerja Luar panik (panic handle), penutup pintu otomatis
Rumah Sakit; (automatic door closer) dan membuka ke arah
 Kasus penyakit akibat kerja (SDM Rumah Sakit);
tangga darurat/arah evakuasi dengan bahan
 Kasus penyakit akibat kerja (pekerja Luar Rumah Sakit);
 Kasus diduga penyakit akibat kerja (SDM Rumah Sakit); tahan api minimal 2 jam.
 Kasus diduga penyakit akibat kerja (pekerja luar Rumah  Ambang bawah jendela minimal 1 m dari
Sakit); lantai.
 Kasus kecelakaan akibat kerja (SDM Rumah Sakit);  Khusus jendela yang berhubungan langsung
 Kasus kecelakaan akibat kerja (pekerja luar Rumah
keluar memakai jeruji.
Sakit);
 Kasus kebakaran/peledakan akibat bahan kimia;  Khusus ruang operasi, pintu terdiri dari dua
 Data kejadian nyaris celaka (near miss) dan celaka; daun, mudah dibuka tetapi harus dapat
 Data sarana, prasarana dan peralatan keselamatan menutup sendiri (dipasang penutup pintu
kerja; (door close)).
 Data perizinan;
 Khusus ruang radiologi, pintu terdiri dari dua
 Data kegiatan pemantauan keselamatan kerja;
 Data pelatihan dan sertifikasi; daun pintu dan dilapisi Pb minimal 2 mm atau
 Data pembinaan dan pengawasan terhadap kantin dan setara dinding bata ketebalan 30 cm dilengkapi
pengelolaan makanan di Rumah Sakit (dapur); dengan lampu merah tanda bahaya radiasi
serta dilengkapi jendela kaca anti radiasi.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
46 | P a g e P a g e | 27

MENTERI KESEHATAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

 Kelembaban 40–50% (dengan AC) kelembaban  Data promosi kesehatan dan keselamatan kerja bagi
udara ambient (tanpa AC) SDM Rumah Sakit, pasien dan pengunjung/pengantar
 Kebisingan <45 dBA pasien;
 Data petugas kesehatan RS yang berpendidikan
b. Lantai : formal kesehatan kerja, sudah dilatih Kesehatan dan
 Lantai ruangan dari bahan yang kuat, kedap Keselamatan Kerja dan sudah dilatih tentang Diagnosis
PAK;
air, rata, tidak licin dan mudah dibersihkan dan
 Data kegiatan pemantauan APD (jenis, jumlah, kondisi
berwarna terang. dan penggunaannya);
 Lantai KM/WC dari bahan yang kuat, kedap  Data kegiatan pemantauan kesehatan lingkungan kerja
air, tidak licin, mudah dibersihkan mempunyai dan pengendalian bahaya di tempat kerja (unit kerja
kemiringan yang cukup dan tidak ada Rumah Sakit).
genangan air. 12 Review program tahunan
 Khusus ruang operasi lantai rata, tidak a. Melakukan internal audit K3 dengan menggunakan
mempunyai pori atau lubang untuk instrumen self assessment akreditasi Rumah Sakit;
berkembang biaknya bakteri, menggunakan b. Umpan balik SDM Rumah Sakit melalui wawancara
bahan vynil anti elektrostatik dan tidak mudah langsung, observasi singkat, survey tertulis dan kuesioner,
terbakar. dan evaluasi ulang;
c. Analisis biaya terhadap SDM Rumah Sakit atas kejadian
c. Dinding (Mengacu Kepmenkes No.1204 tahun penyakit dan kecelakaan akibat kerja;
2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan d. Mengikuti akreditasi Rumah Sakit.
Rumah Sakit) :
 Dinding berwarna terang, rata, cat tidak luntur
dan tidak mengandung logam berat.
 Sudut dinding dengan dinding, dinding
dengan lantai, dinding dengan langit-langit,
membentuk konus (tidak membentuk siku).
 Dinding KM/WC dari bahan kuat dan kedap air.
 Permukaan dinding keramik rata, rapih, sisa
permukaan kramik dibagi sama ke kanan dan
ke kiri.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
28 | P a g e P a g e | 45

MENTERI KESEHATAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

C. Kebijakan Pelaksanaan K3RS Luas bangunan disesuaikan dengan jumlah tempat


tidur (TT) dan klasifikasi rumah sakit. Bangunan
Agar penerapan K3RS dapat dilaksanakan sesuai peraturan
minimal adalah 50 m2 per tempat tidur.
yang berlaku, maka perlu disusun hal-hal berikut ini :
Perbandingan jumlah tempat tidur dengan luas
1. Kebijakan Pelaksanaan K3RS lantai untuk ruang perawatan dan ruang isolasi
adalah :
Rumah Sakit merupakan tempat kerja yang padat
 Ruang bayi :
karya, pakar, modal, dan teknologi, namun keberadaan
- Ruang perawatan minimal 2 m2/TT
Rumah Sakit juga memiliki dampak negatif terhadap
- Ruang isolasi minimal 3,5 m2/TT
timbulnya penyakit dan kecelakaan akibat kerja, bila
Rumah Sakit tersebut tidak melaksanakan prosedur K3.  Ruang dewasa/anak :
Oleh sebab itu perlu dilaksanakan regulasi sebagai - Ruang perawatan minimal 4,5 m2/TT
berikut : - Ruang isolasi minimal 6 m2/TT
 Persyaratan luas ruangan sebaiknya berukuran
a. Membuat kebijakan tertulis dari pimpinan Rumah
minimal :
Sakit;
- Ruang periksa 3 x 3 m2
b. Menyediakan Organisasi K3RS sesuai dengan - Ruang tindakan 3 x 4 m2
Kepmenkes Nomor 432/Menkes/SK/IV/2007 tentang - Ruang tunggu 6 x 6 m2
Pedoman Manajemen K3 di Rumah Sakit; - Ruang utility 3 x 3 m2
c. Melakukan sosialisasi K3RS pada seluruh jajaran Ruang bangunan yang digunakan untuk ruang
Rumah Sakit; perawatan mempunyai :
d. Membudayakan perilaku K3RS;  Rasio tempat tidur dengan kamar mandi 10 TT : 1
e. Meningkatkan SDM yang profesional dalam bidang  Bebas serangga dan tikus
K3 di masing-masing unit kerja di Rumah Sakit;  Kadar debu maksimal 150 µg/m3 udara dalam
pengukuran rata-rata 24 jam
f. Meningkatkan Sistem Informasi K3RS.
 Tidak berbau (terutama H2S dan atau NH3)
 Pencahayaan 100–200 lux
 Suhu 26– 27oC (dengan AC) atau suhu kamar
(tanpa AC) dengan sirkulasi udara yang baik
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
44 | P a g e P a g e | 29

MENTERI KESEHATAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

B. Standar Teknis 2. Tujuan Kebijakan Pelaksanaan K3RS

1. Standar berdekat
teknis an
sarana dengan
rel kereta
a. Lokasi
api,
dan
tempat
bangu
bongkar
nan :
muat
Secara
barang,
umum
tempat
lokasi
bermain
rumah
anak,
sakit
pabrik
henda
industri,
knya
dan
mudah
limbah
dijang
pabrik.
kau
Didalam
oleh
UU No.44
masyar
Tahun
akat,
2009
bebas
tentang
dari
Rumah
pence
Sakit
maran,
khususny
banjir,
a pasal 8
dan
disebutk
tidak
an
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
44 | P a g e P a g e | 29

bahwa danorang Saki asi


Mencip
persyaratan persyaratan
termasuk t ke
takan
lokasi Rumah teknis
penyandan sehi pi
lingkun
Sakit harus bangunan
g cacat, ngg mp
gan
memenuhi gedung
anak-anak,
pada a ina
kerja
ketentuan umumnya,
dan orang pros n
yang
mengenai sesuai
usia lanjut. es Ru
aman,
kesehatan, dengan pela ma
Luas lahan sehat
keselamatan ketentuan yana h
untuk dan
lingkungan, peraturan n Sa
bangunan produkt
dan perundang- Rum kit,
tidak if untuk
ruang, serta undangan. ah So
bertingkat SDM
sesuai dengan Untuk Saki sial
minimal Rumah
hasil kajian persyaratan t isa
kali luas Sakit,
kebutuhan teknis berj si
bangunan. aman
dan kelayakan bangunan alan da
Luas lahan dan
penyelenggara Rumah Sakit, baik n
untuk sehat
an Rumah harus dan pe
bangunan bagi
Sakit. dengan lanc mb
bertingkat pasien,
Sedangkan fungsi, ar. ud
minimal pengun
untuk kenyamanan aya
kali jung/pe 3. Langkah
persyaratan dan an
bangunan ngantar dan
bangunan kemudahan K3
lantai pasien, Strategi
diatur pada dalam RS;
dasar. masyar Pelaksana
pasal 9 yakni pemberian b. Me
akat an K3RS
bangunan pelayanan ny
dan
Rumah Sakit serta a. A us
lingkun
harus perlindungan d un
gan
memenuhi; dan v ke
sekitar
persyaratan keselamatan o bij
Rumah
administratif bagi k aka
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
44 | P a g e P a g e | 29

n f. M (K3 Progra ra
K3RS ela RS) m m
yang ks yan K3RS; K3
diteta e. an g h. M RS
pkan ak tert e de
oleh an era l ng
Pimpi 12 pad a an
nan Pr a k me
Ruma og poi u ng
h ra n k gu
Sakit; m II.B a na
c. Memb Ke pad n ka
entuk se a n
Organ ha buk I ins
isasi ta u n tru
K3RS; n sta t me
da nda e n
d. Perenc
n r r pe
anaan
Ke K3R n nil
K3
sel S a aia
sesuai
am ini; l n
Stand
ata g. Mel A sen
ar
n aku u diri
K3RS
Ker kan d (se
yang
ja Eval i lf
diteta
di uasi t ass
pkan
Ru Pel ess
oleh
ma aks P me
Keme
h ana r nt)
nteria
Sa o akr
n an
kit g edi
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
44 | P a g e P a g e | 29

tasi
Ruma
h
Sakit
yang
berlak
u;\
i. Mengi
kuti
Akredi
tasi
Ruma
h
Sakit.

Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :


1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
30 | P a g e P a g e | 43

MENTERI KESEHATAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

III. STANDAR PELAYANAN K3RS 6. Peta/denah lokasi/ruang/alat yang dianggap berisiko


dan berbahaya dengan dilengkapi simbol-simbol
Rumah Sakit merupakan salah satu tempat kerja, yang
khusus untuk daerah/tempat/area yang berisiko dan
wajib melaksanakan Program K3RS yang bermanfaat baik
berbahaya, terutama laboratorium, radiologi, farmasi,
bagi SDM Rumah Sakit, pasien, pengunjung/pengantar
sterilisasi sentral, kamar operasi, genset, kamar isolasi
pasien, maupun bagi masyarakat di lingkungan sekitar
penyakit menular, pengolahan limbah dan laundry.
Rumah Sakit.
7. Khusus sarana bangunan yang menggunakan
Pelayanan K3RS harus dilaksanakan secara terpadu
bahan beracun berbahaya harus dilengkapi fasilitas
melibatkan berbagai komponen yang ada di Rumah Sakit.
dekontaminasi bahan beracun berbahaya.
Pelayanan K3RS sampai saat ini dirasakan belum maksimal.
Hal ini dikarenakan masih banyak Rumah Sakit yang belum 8. Program penyehatan lingkungan Rumah Sakit meliputi;
menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan penyehatan ruangan, bangunan dan fasilitas sanitasi
Keselamatan Kerja (SMK3). termasuk pencahayaan, penghawaan dan kebisingan,
penyehatan makanan dan minuman, penyehatan air,
A. Standar Pelayanan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit penanganan limbah, penyehatan tempat pencucian
Bentuk pelayanan kesehatan kerja yang perlu dilakukan, umum termasuk laundry, pengendalian serangga, tikus
sebagai berikut : dan binatang pengganggu lain, pemantauan sterilisasi
dan desinfeksi, pengawasan perlindungan radiasi dan
1. Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja promosi kesehatan lingkungan.
bagi SDM Rumah Sakit :
9. Evaluasi, pencatatan dan pelaporan program pelaksanaan
 Pemeriksaan fisik lengkap;
K3 sarana, prasarana dan peralatan Rumah Sakit.
 Kesegaran jasmani;
10. Kalibrasi internal dan kalibrasi legal secara berkala
 Rontgen paru-paru (bilamana mungkin);
terhadap sarana, prasarana dan peralatan yang
 Laboratorium rutin; disesuaikan dengan jenisnya.
 Pemeriksaan lain yang dianggap perlu;
 Pemeriksaan yang sesuai kebutuhan guna
mencegah bahaya yang diperkirakan timbul,
khususnya untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
42 | P a g e P a g e | 31

MENTERI KESEHATAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

g. Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai, siap dan  Jika 3 (tiga) bulan sebelumnya telah dilakukan
layak pakai. pemeriksaan kesehatan oleh dokter (pemeriksaan
h. Manual operasional yang jelas. berkala), tidak ada keragu-raguan maka tidak perlu
dilakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja.
i. Sistem alarm, sistem pendeteksi api/kebakaran dan
penyediaan alat pemadam api/kebakaran. 2. Melakukan pemeriksaan kesehatan berkala bagi SDM
j. Rambu-rambu K3 seperti rambu larangan dan Rumah Sakit :
rambu penunjuk arah.  Pemeriksaan berkala meliputi pemeriksaan fisik
k. Fasilitas sanitasi yang memadai dan memenuhi lengkap, kesegaran jasmani, rontgen paru-paru
persyaratan kesehatan. (bilamana mungkin) dan laboratorium rutin, serta
l. Fasilitas penanganan limbah padat, cair dan gas. pemeriksaan-pemeriksaan lain yang dianggap
perlu;
2. Setiap bahan dan peralatan dalam penyelenggaraan
 Pemeriksaan kesehatan berkala bagi SDM Rumah
upaya kesehatan di Rumah Sakit yang menggunakan
Sakit sekurang-kurangnya 1 tahun.
bahan beracun berbahaya maka pengirimannya harus
dilengkapi dengan MSDS, dan disediakan ruang atau 3. Melakukan pemeriksaan kesehatan khusus pada :
tempat penyimpanan khusus bahan beracun
 SDM Rumah Sakit yang telah mengalami
berbahaya yang aman.
kecelakaan atau penyakit yang memerlukan
3. Setiap operator/petugas sarana, prasarana dan perawatan yang lebih dari 2 (dua) minggu;
peralatan, harus dilakukan pemeriksaan kesehatan  SDM Rumah Sakit yang berusia di atas 40 (empat
secara berkala. puluh) tahun atau SDM Rumah Sakit yang wanita
4. Setiap lingkungan kerja harus dilakukan pemantauan dan SDM Rumah Sakit yang cacat serta SDM Rumah
atau monitoring kualitas lingkungan kerja secara Sakit yang berusia muda yang mana melakukan
berkala dan berkesinambungan. pekerjaan tertentu;
 SDM Rumah Sakit yang terdapat dugaan-dugaan
5. Sarana, prasarana dan peralatan Rumah Sakit, harus
tertentu mengenai gangguan-gangguan kesehatan
dikelola dan dilakukan oleh petugas yang mempunyai
perlu dilakukan pemeriksaan khusus sesuai dengan
komptensi di bidangnya.
kebutuhan;
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
32 | P a g e P a g e | 41

MENTERI KESEHATAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

 Pemeriksaan kesehatan kesehatan khusus diadakan  Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik
pula apabila terdapat keluhan-keluhan diantara SDM Indonesia No. 432/Menkes/IV/2007 tentang
Rumah Sakit, atau atas pengamatan dari Organisasi Pedoma n M a na j e m e n Ke se ha ta n dan
Pelaksana K3RS. Keselamatan Kerja di Rumah Sakit.

4. Melaksanakan pendidikan dan penyuluhan/pelatihan b. Pedoman dan standar prosedur operasional K3.
tentang kesehatan kerja dan memberikan bantuan c. Perizinan sesuai dengan peraturan yang berlaku
kepada SDM Rumah Sakit dalam penyesuaian diri baik meliputi :
fisik maupun mental.
 Izin Mendirikan Bangunan.
Yang diperlukan antara lain:
 Izin Penggunaan Bangunan khusus untuk DKI
 Informasi umum Rumah Sakit dan fasilitas atau Jakarta Raya.
sarana yang terkait dengan K3;  Izin berdasarkan Undang-undang Gangguan.
 Informasi tentang risiko dan bahaya khusus di  Rekomendasi Dinas Pemadam Kebakaran.
tempat kerjanya;  Izin Deepwell khusus untuk DKI Jakarta Raya.
 Izin Operasional Rumah Sakit untuk Rumah
 SOP kerja, SOP peralatan, SOP penggunaan alat Sakit Swasta dan BUMN.
pelindung diri dan kewajibannya;  Izin Pemakaian Lift.
 Orientasi K3 di tempat kerja;  Izin Instalasi Listrik.
 Izin Pemakaian Diesel.
 Melaksanakan pendidikan, pelatihan ataupun
 Izin Instalasi Petir.
promosi/penyuluhan kesehatan kerja secara
 Izin Pemakaian Boiler.
berkala dan berkesinambungan sesuai kebutuhan
 Penggunaan Radiasi.
dalam rangka menciptakan budaya K3.
 Izin Bejana Tekan.
5. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental  Izin Pengolahan Limbah Padat, Cair dan Gas.
(rohani) dan kemampuan fisik SDM Rumah Sakit : d. Sistem komunikasi baik internal maupun eksternal.
 Pemberian makanan tambahan dengan gizi yang e. Sertifikasi.
mencukupi untuk SDM Rumah Sakit yang dinas f. Program pemeliharaan.

Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :


1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
40 | P a g e P a g e | 33

MENTERI KESEHATAN  Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


REPUBLIK INDONESIA
No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan
A. Standar Manajemen Kesehatan lingkungan Rumah Sakit;
Standar manajemen perbekalan kesehatan Rumah Sakit
meliputi :

1. Setiap bahan dan peralatan dalam penyelenggaraan


upaya kesehatan di Rumah Sakit harus dilengkapi
dengan :
a. Kebijakan tertulis tentang pengelolaan K3RS yang
mengacu minimal pada peraturan sebagai berikut :
 Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja;
 Undang-undang No. 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
 Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan;
 Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
 Peraturan Menaker RI No. 5/MENAKER/1996
tentang Sistem Manajemen K3.
 Keputusan Menkes No.
876/Menkes/SK/VIII/2001 tentang Pedoman
Teknis Analisis Dampak Kesehatan
Lingkungan;
 Keputusan Menkes No.
1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan
Industri;
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
40 | P a g e P a g e | 33

MENTERI  Melakukan pemetaan (mapping) tempat kerja


KESEHATAN
REPUBLIK untuk mengidentifikasi jenis bahaya dan besarnya
INDONESIA
risiko;
malam, petugas radiologi, petugas lab, petugas
kesling dll;
 Pemberian imunisasi bagi SDM Rumah Sakit;
 Olah raga, senam kesehatan dan rekreasi;
 Pembinaan mental/rohani.

6. Memberikan pengobatan dan perawatan serta


rehabilitasi bagi SDM Rumah Sakit yang menderita
sakit :
 Memberikan pengobatan dasar secara gratis
kepada seluruh SDM Rumah Sakit;
 Memberikan pengobatan dan menanggung
biaya pengobatan untuk SDM Rumah Sakit yang
terkena Penyakit Akibat Kerja (PAK);
 Menindak lanjuti hasil pemeriksaan kesehatan
berkala dan pemeriksaan kesehatan khusus;
 Melakukan upaya rehabilitasi sesuai penyakit
terkait.

7. Melakukan koordinasi dengan tim Panitia


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi mengenai
penularan infeksi terhadap SDM Rumah Sakit dan
pasien :
 Pertemuan koordinasi;
 Pembahasan kasus;
 Penanggulangan kejadian infeksi nosokomial.

8. Melaksanakan kegiatan surveilans kesehatan kerja :


Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
34 | P a g e P a g e | 39

MENTERI KESEHATAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

 Melakukan identifikasi SDM Rumah Sakit  Manajemen menyediakan sarana dan prasarana
berdasarkan jenis pekerjaannya, lama pajanan pencegahan dan penanggulangan kebakaran;
dan dosis pajanan;  Membentuk tim penanggulangan kebakaran;
 Melakukan analisa hasil pemeriksaan kesehatan  Membuat SOP;
berkala dan khusus;
 Melakukan sosialisasi dan pelatihan pencegahan
 Melakukan tindak lanjut analisa pemeriksaan dan penanggulangan kebakaran;
kesehatan berkala dan khusus. (dirujuk ke spesialis
 Melakukan audit internal terhadap sistem
terkait, rotasi kerja, merekomendasikan pemberian
pencegahan dan penggulangan kebakaran.
istirahat kerja);
 Melakukan pemantauan perkembangan kesehatan 10. Membuat evaluasi, pencatatan dan pelaporan kegiatan
SDM Rumah Sakit. pelayanan keselamatan kerja yang disampaikan kepada
Direktur Rumah Sakit dan Unit teknis terkait di wilayah
9. Melaksanakan pemantauan lingkungan kerja dan kerja Rumah Sakit.
ergonomi yang berkaitan dengan kesehatan kerja
(Pemantauan/pengukuran terhadap faktor fisik, kimia, IV. STANDAR K3 PERBEKALAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT
biologi, psikososial dan ergonomi).
Perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan
10. Membuat evaluasi, pencatatan dan pelaporan kegiatan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan
K3RS yang disampaikan kepada Direktur Rumah Sakit upaya kesehatan. Alat kesehatan adalah instrumen,
dan Unit teknis terkait di wilayah kerja Rumah Sakit. aparatus, mesin dan/atau implan yang tidak
B. Standar Pelayanan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit mengandung obat yang digunakan untuk
mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan
Pada prinsipnya pelayanan keselamatan kerja berkaitan meringankan penyakit, merawat orang sakit,
erat dengan sarana, prasarana, dan peralatan kerja. Bentuk memulihkan kesehatan pada manusia, dan/atau
pelayanan keselamatan kerja yang dilakukan : membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
1. Pembinaan dan pengawasan kesehatan dan Standar K3 perbekalan kesehatan di Rumah Sakit
keselamatan sarana, prasarana dan peralatan harus meliputi :
kesehatan :

Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :


1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
38 | P a g e P a g e | 35

MENTERI KESEHATAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

 Sosialisasi dan penyuluhan keselamatan kerja bagi  Lokasi Rumah Sakit harus memenuhi ketentuan
seluruh SDM Rumah Sakit; mengenai kesehatan, keselamatan lingkungan, dan
 Melaksanakan pelatihan dan sertifikasi K3 Rumah tata ruang, serta sesuai dengan hasil kajian
Sakit kepada petugas K3 Rumah Sakit. kebutuhan dan kelayakan penyelenggaraan Rumah
Sakit;
7. Memberi rekomendasi/masukan mengenai perencanaan,
 Teknis bangunan Rumah Sakit, sesuai dengan
desain/lay out pembuatan tempat kerja dan pemilihan
fungsi, kenyamanan dan kemudahan dalam
alat serta pengadaannya terkait keselamatan dan
pemberian pelayanan serta perlindungan dan
keamanan :
keselamatan bagi semua orang termasuk
 Melibatkan petugas K3 Rumah Sakit di dalam
penyandang cacat, anak- anak, dan orang usia
perencanaan, desain/lay out pembuatan tempat
lanjut;
kerja dan pemilihan serta pengadaan sarana,
prasarana dan peralatan keselamatan kerja;  Prasarana harus memenuhi standar pelayanan,
keamanan, serta keselamatan dan kesehatan kerja
 Mengevaluasi dan mendokumentasikan kondisi
penyelenggaraan Rumah Sakit;
sarana, prasarana dan peralatan keselamatan
kerja dan membuat rekomendasi sesuai dengan  Pengoperasian dan pemeliharaan sarana, prasarana
persyaratan yang berlaku dan standar keamanan dan peralatan Rumah Sakit harus dilakukan oleh
dan keselamatan. petugas yang mempunyai kompetensi di
bidangnya (sertifikasi personil petugas/operator
8. Membuat sistem pelaporan kejadian dan tindak
sarana dan prasarana serta peralatan kesehatan
lanjutnya.
Rumah Sakit);
 Membuat alur pelaporan kejadian nyaris celaka
 Membuat program pengoperasian, perbaikan,
dan celaka.
dan pemeliharaan rutin dan berkala sarana dan
 Membuat SOP pelaporan, penanganan dan tindak
prasarana serta peralatan kesehatan dan
lanjut kejadian nyaris celaka (near miss) dan celaka.
selanjutnya didokumentasikan dan dievaluasi secara
9. Pembinaan dan pengawasan terhadap Manajemen berkala dan berkesinambungan;
Sistem Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran  Peralatan kesehatan meliputi peralatan medis dan
(MSPK). nonmedis dan harus memenuhi standar pelayanan,
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
38 | P a g e P a g e | 35

persyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan


laik pakai;

Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :


1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
36 | P a g e P a g e | 37

MENTERI KESEHATAN untuk perbaikan lingkungan kerja.


REPUBLIK INDONESIA

 Membuat program pengujian dan kalibrasi


peralatan kesehatan, peralatan kesehatan harus
diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai
Pengujian Fasilitas Kesehatan dan/atau institusi
pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang;
 Peralatan kesehatan yang menggunakan sinar
pengion harus memenuhi ketentuan dan harus
diawasi oleh lembaga yang berwenang;
 Melengkapi perizinan dan sertifikasi sarana dan
prasarana serta peralatan kesehatan;

2. Pembinaan dan pengawasan atau penyesuaian


peralatan kerja terhadap SDM Rumah Sakit :
 Melakukan identifikasi dan penilaian risiko
ergonomi terhadap peralatan kerja dan SDM
Rumah Sakit;
 Membuat program pelaksanaan kegiatan,
mengevaluasi dan mengendalikan risiko ergonomi.

3. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja


:
 Manajemen harus menyediakan dan menyiapkan
lingkungan kerja yang memenuhi syarat fisik, kimia,
biologi, ergonomi dan psikososial;
 Pemantauan/pengukuran terhadap faktor fisik,
kimia, biologi, ergonomi dan psikososial secara
rutin dan berkala;
 Melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :
1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)
36 | P a g e P a g e | 37

MENTERI Sakit :
KESEHATA
N
REPUBLIK
INDONESIA

4. Pembinaan dan pengawasan terhadap sanitair :


Manajemen harus menyediakan, memelihara,
mengawasi sarana dan prasarana sanitair, yang
memenuhi syarat, meliputi :
 Penyehatan makanan dan minuman;
 Penyehatan air;
 Penyehatan tempat pencucian;
 Penanganan sampah dan limbah;
 Pengendalian serangga dan tikus;
 Sterilisasi/desinfeksi;
 Perlindungan radiasi;
 Upaya penyuluhan kesehatan lingkungan.

5. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan


keselamatan kerja :
 Pembuatan rambu-rambu arah dan tanda-
tanda keselamatan;
 Penyediaan peralatan keselamatan kerja
dan Alat Pelindung Diri (APD);
 Membuat SOP peralatan keselamatan kerja
dan APD;
 Melakukan pembinaan dan pemantauan
terhadap kepatuhan penggunaan peralatan
keselamatan dan APD.

6. Pelatihan dan promosi/penyuluhan


keselamatan kerja untuk semua SDM Rumah

Keputusan Menteri Kesehatan RI No : Keputusan Menteri Kesehatan RI No :


1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan 1087/MENKES/SK/VIII/2010 Tentang Standar Kesehatan
dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS) dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (K3RS)

Anda mungkin juga menyukai