Anda di halaman 1dari 13

PROGRAM MANAJEMEN RISIKO

SISTEM UTILITAS LISTRIK


RSUD RAA SOEWONDO PATI
TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN

Manajemen risiko merupakan disiplin ilmu yang luas. Seluruh


bidang pekerjaan di dunia ini pasti menerapkan sebagai suatu
yang sangat penting. Makin besar risiko suatu pekerjaan, makin
besar pula perhatian yang diberikan kepada aspek manajemen
risiko ini tak terkecuali di Rumah Sakit, Rumah Sakit sebagai
sebuah institusi dengan aktifitas yang penuh dengan berbagai
risiko keselamatan, juga sudah selayaknya menerapkan hal ini.

Pemahaman manajemen risiko sangat tergantung kepada dari


sudut pandang mana seseorang melihatnya. Dalam bidang
kesehatan dan keselamatan lebih diartikan sebagai pengendalian
risiko salah satu pihak (pasien atau masyarakat) oleh pihak yang
lain (pemberi layanan). Sementara di dalam suatu komunitas
pemberi layanan kesehatan itu sendiri, yaitu pengelolaan Rumah
Sakit dan para tenaga kesehatannya, harus diartikan sebagai
suatu upaya kerjasama berbagai pihak untuk mengendalikan
risiko bersama.

Manajemen risiko yang akan dibahas pada kali ini akan dibatasi
pada sistem utilitas listrik.

II. LATAR BELAKANG

Bahwa rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat


berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat
menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan
terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan.

IPSRS adalah unit pelayanan tehnis fungsional yang melakukan


kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana di Rumah Sakit.

Salah satu kebutuhan sarana dan prasarana yang harus dipenuhi


untuk dapat dilangsungkannya operasional rumah sakit adalah

1
tersedianya daya listrik yang mencukupi. Dan IPSRS memjamin
ketersediaan kebutuhan listrik tersebut secara terus menerus .

III. TUJUAN

A. Tujuan Umum

Menjamin ketersediaan listrik selama 24 jam sehari dan 7 hari


seminggu dalam rangka menjamin mutu dan keselamatan
pasien di RSUD RAA Sewondo Pati.

B. Tujuan Khusus

1. Menjadi acuan petugas IPSRS dalam rangka memenuhi


ketersediaan listrik tanpa putus 24 jam sehari 7 hari
seminggu.

2. Menjadi acuan para petugas IPSRS dalam rangka menjamin


terpeliharanya sarana dan prasarana Rumah sakit
khususnya ketersediaan listrik di Rumah Sakit.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


A. Kegiatan pokok
Kegiatan pokok pada program manajemen risiko utilitas
listrik sebagai berikut :

1. Menyediakan listrik tanpa putus 24 jam sehari 7 hari


seminggu

3. Mengupayakan seluruh sarana dan prasarana Rumah


sakit dalam kondisi siap pakai dan aman khususnya
tersedianya listrik tanpa putus.

B. Rincian Kegiatan

1. Terpenuhinya ketersediaan listrik tanpa putus 24 jam


sehari 7 hari seminggu

a. Penambahan daya dari 197 KVA menjadi 345 KVA


pada salah satu travo di RSUD RAA Soewondo Pati

b. Penyediaan sumber listrik pengganti PLN berupa


genset dengan kapasitas 2 x 500 KVA.

2
c. Penyediaan sumber listrik pengganti PLN tanpa jeda
(UPS) di ruangan khusus seperti di IBS, IGD, ICU,
Hemodialisa dan Perinatal.

d. Uji Beban aliran listrik dari genset.

2. Terpeliharanya kondisi instalasi dan peralatan listrik di


Rumah sakit, antara lain;

a. Pemeliharaan rutin instalasi listrik di seluruh


Rumah Sakit.

b. Pemeliharaan mesin genset

3. Ketersediaan peralatan listrik (lampu, saklar, stop kontak,


MCB dll.sesuai kebutuhan

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

A. Identifikasi risiko

Berdasarkan beberapa pengalaman yang pernah terjadi dan


potensi yang mungkin terjadi risiko yang terkait dengan
kegagalan sistem utilitas listrik adalah sebagai berikut;

1. Daya listrik kurang

2. Instalasi listrik mengalami kerusakan.

3. Peralatan Listrik tidak tersedia.

4. Kurangnya petugas pelaksana tehnis.

B. Analisa risiko

Analisa risiko adalah proses untuk memahami sifat risiko dan


menentukan peringkat risiko (ISO 31000:2009), analisa risiko
dilakukan dengan cara menilai seberapa sering peluang risiko
itu muncul, serta berat ringannya dampak yang ditimbulkan,
makin besar angka, peluang makin sering atau dampak makin
berat.

3
DISKRIPSI SKOR PELUANG

NILAI
NO PELUANG
1 2 3 4 5

1 Daya listrik kurang V

2 Instalasi listrik mengalami V


kerusakan

3 Peralatan Listrik tidak tersedia V

4 Kurangnya petugas pelaksana V


tehnis.

Keterangan:

Nilai 1 (Rare); Tidak bisa percaya kejadian ini akan terjadi hanya
akan terjadi dalam keadaan luar biasa (f= 5-10 th, p=
1%)

Nilai 2 (Unlikely); Tidak diharapkan terjadi, tetapi ada potensi –


tidak mungkin terjadi (f= 2-5 th,= p=10%)

Nilai 3 (Possible); Kadang-kadang dapat terjadi, telah terjadi


sebelumnya - kemungkinan yang wajar untuk terjadi
(f=tahunan, p = 50%)

Nilai 4 (Likely); Kuat kemungkinan bahwa hal ini dapat terjadi –


mungkin terjadi (f=triwulan, p = 75%)

Nilai 5 (Almost Certain); ini diperkirakan sering terjadi / dalam


banyak keadaan – lebih mungkin terjadi dari pada
tidak (f=bulanan,p=99%)

DESKRIPSI DAMPAK / KONSEKUENSI

DAMPAK

4
1(tdk 4 (besar) 5
berma
N 2(kecil) 3 (sedang) (ben
kna)
O PELUANG cana
)

1 Daya Terjadi
hambatan
listrik
operasional
kurang di ruang yg
tdk ada
pasokan
2 Instalasi Terjadi
listrik hambatan
mengalami operasional
kerusakan di ruang yg
mengalami
kerusakan

3 Peralatan Terjadi
Listrik hambatan
tidak operasional
tersedia di ruang
tersebut.
4 Kurangnya Mengganggu
petugas kelancaran
pelaksana pelaksanaan
tehnis. tugas

Setelah skor peluang dan dampak / konsekuensi kita dapat,


kedua angka dikalikan, tujuannya untuk mendapatkan peringkat
karena risiko perlu diberi peringkat untuk mendapatkan prioritas
penanganannya, makin tinggi angkanya, makin tinggi peringkat
dan prioritasnya.

DISKRIPSI PEMBERIAN PERINGKAT RESIKO

NO PELUANG NxD HASIL

1 Daya listrik kurang 5x4 20

2 Instalasi listrik mengalami 3x4 12


kerusakan

5
3 Peralatan Listrik tidak tersedia 2x3 6

4 Kurangnya petugas pelaksana 5X2 10


tehnis.

KETERANGAN :

Ekstrem : 15 - 25

Tinggi : 8 - 12

Sedang : 4-6

Rendah : 1 - 3

Klasifikasi Ruang.

Menurut jenis tindakan proteksi terhadap bahaya gangguan

listrik, ruang fasilitas pelayanan kesehatan dibagi dalam ruang

kelompok 1, kelompok 1E dan kelompok 2E.

a. Ruang kelompok 1

Dalam ruangan ini, terputusnya aliran listrik karena

gangguan, tidak berbahaya, baik bagi penderita maupun

bagi tenaga kerja. Pemeriksaan dan pengobatan pada

umumnya dapat dihentikan atau diulangi.

b. Ruang kelompok 1E

Ruang ini menggantikan perlengkapan elektromedik yang

dayanya diperoleh dari jaringan listrik umum. Jika listrik

terputus karena gangguan, perlengkapan harus berjalan

terus dengan bantuan Catu Daya Pengganti Khusus ( CPDK

) yang dalam tempo beberapa detik telah mengambil alih

fungsi jaringan umum listrik. Pemeriksaan dan pengobatan

6
dapat berhenti beberapa detik tanpa membahayakan

penderita.

c. Ruang kelompok 2E

Ruang ini juga menggunakan peralatan elektromedik yang

dayanya diperoleh dari jaringan listrik umum. Aliran listrik

di ruangan ini tidak boleh terputus karena pemeriksaaan

dan pengobatan penderita harus tetap berlangsung. Jika

terjadi gangguan pada jaringan listrik umum. Catu Daya

Pengganti Khusus ( CDPK ) ambil alih tugas jaringan listrik.

TABEL . KLASIFIKASI RUANG MEDIS

Kelom Jenis Ruangan Jenis penggunaan


Contoh
pok Sesuai penggunaan Secara kedokteran
1 Ruang perawatan Tanpa pemasukan Penggunaan
Ruang fisiotherapy bagian dari pesawat pesawat listrik

Ruang praktek dokter pembedahan, pada atau di

Gigi bedah kecil namun dalam tubuh


tanpa tindakan melalui lubang
Ruang pemeriksaan
terhadap organ alamiah
endoscopy
dalam tubuh
Ruang Hemodialisa
Ruang pemeriksaan
intensif

Ruang penunjang
Ruang sterilisasi Substerilisasi
untuk ruang bedah
Desinfeksi
di dalam kelompok
2E
1E Ruang praktek Dengan Kateter dalam
kedokteran umum memasukkan pembuluh
Ruang bersalin bagian dari pesawat darah besar,

Ruang endoscopy secara namun tidak


pembedahan, kateter
Ruang bedah rawat jalan
bedah kecil juga jantung
Ruang pemeriksaan
dengan tindakan
7
intensif terhadap organ
tubuh
2E Ruang persiapan bedah Dengan Bedah organ
Ruang bedah memasukkan segala jenis,
Ruang pemulihan bagian dari pesawat kateter dalam

Ruang bedah gips secara pembuluh


pembedahan. darah besar
Ruang bedah rawat jalan
Bedah besar,
Ruang pemeriksaan
tindakan ke dalam
intensif
jantung atau
Ruangan pengamatan
terhadap jantung
intensif
yang dibebaskan,
Ruangan pengobatan
atau memperoleh
intensif
fungsi vital dari
Ruang endoskopi
pesawat listrik
Ruang bersalin klinis kedokteran

C. Evaluasi risiko

Evaluasi risiko adalah proses membandingkan antara hasil


analisa risiko dengan kriteria resiko untuk menentukan
apakah risiko dan/atau besarnya dapat diterima atau
ditoleransi (ISO 31000:2009)

Katagori Risiko Warna Tinjauan Frekuensi


Risiko Penilaian Risiko Tinjauan
Oleh

Ekstrim (15- Merah Direktur Bulanan


25)

Tinggi (8-12) Jingga Kabid Tiap 2


bulan

Sedang (4-6) Kuning Kasubbid Tiap 3


bulan

Rendah (1-3) hijau Kepala unit Tiap 6


bulan

8
Dengan evaluasi risiko ini, setiap risiko dikelola oleh orang
yang bertanggung jawab sesuai dengan peringkatnya.

D. Tata kelola risiko

1. Daya listrik kurang

Diinventarisasi kekurangan daya listrik yang ada di Rumah


Sakit . Kondisi daya listrik yang tersedia saat ini yaitu 2 X
197 KVA tidak mencukupi apalagi dengan perkembangan
penambahan gedung dan sarana yang lain. Dibutuhkan
penambahan daya untuk bisa memenuhi kebutuhan listrik
Rumah Sakit.

2. Instalasi listrik mengalami kerusakan

Dicari kemungkinan terjadinya kerusakan instalasi listrik


atau fasilitas lainnya dan dilakukan pemeliharaan dan
perbaikan, selanjutnya dilakukan pengecekan ulang secara
rutin terhadap kondisi instalasi listrik.

3. Peralatan Listrik tidak tersedia

Diinventarisasi kemungkinan terjadinya ketidak


tersediaan peralatan listrik pengganti pada saat
dibutuhkan. Dilakukan pengecekan ke gudang dan
pemenuhan ketersediaan suku cadang peralatan listrik di
IPSRS.

4. Kurangnya petugas pelaksana tehnis.

Diinventarisasi kekurangan tenaga tehnis pelaksana di


IPSRS berkaitan dengan kegiatan pelayanan pemeliharaan
dan perbaikan listrik.

E. Pelaporan insiden

Pelaporan terhadap gangguan dari risiko utilitas listrik baik


akibat daya listrik kurang, instalasi listrik mengalami
kerusakan, peralatan listrik tidak tersedia dan
kurangnya petugas tehnis pelaksana listrik dilakukan oleh
9
petugas ruangan yang terkait ke bagian IPSRS (form laporan),
untuk selanjutnya IPSRS menindak lanjuti dengan melakukan
pengecekan dan melakukan perbaikan segera sampai
gangguan tertangani.

F. Monitoring dan review insiden dan kegiatan

Monitoring terhadap perbaikan sarana dan prasarana yang


mengalami gangguan listrik dilakukan sehari dan tiga hari
setelah adanya perbaikan , sedangkan monitoring terhadap
kondisi instalasi listrik Rumah Sakit dilakukan 1 ( satu ) kali
dalam satu tahun.

G.Edukasi Staf tentang Risk Register

Semua staf perlu mengetahui tentang Risk Register, antara lain

 Gambar instalasi listrik gedung Rumah Sakit

 Daftar peralatan listrik Rumah Sakit

 jenis-jenis risiko atau gangguan listrik di Rumah


Sakit .

NO RISIKO TINDAKAN PERINGKAT


TERIDENTIFIKASI PENGENDALIAN RISIKO
RISIKO YANG ADA

1 Daya listrik kurang Kebijakan dan SPO


penyediaan listrik 24
jam tanpa putus,
20
pengajuan usulan
penambahan daya
listrik

2 Instalasi listrik SPO pemeliharaan


mengalami dan perbaikan IPSRS 12
kerusakan

3 Peralatan Listrik Perencanaan 6


tidak tersedia kebutuhan peralatan
listrik

10
4 Kurangnya petugas SPO pemeliharaan
pelaksana tehnis. dan perbaikan IPSRS,
10
pengusulan
penambahan tenaga.

VI. SASARAN

No RISIKO TERIDENTIFIKASI TARGET

/SASARAN
1 Daya listrik terpenuhi 100 %

2 Instalasi listrik kondisi baik 100 %

3 Peralatan Listrik tersedia 100 %

4 Terpenuhinya petugas pelaksana tehnis. 100 %

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

BULAN K
NO URAIAN E
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
T

1 Daya listrik
terpenuhi

2 Instalasi listrik
kondisi baik

3 Peralatan Listrik
tersedia
4 Terpenuhinya
petugas
pelaksana
tehnis.

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

11
Evaluasi dilakukan setiap tiga bulan sekali. Hal-hal yang
dilaporkan sebagai tindak lanjut evaluasi adalah sebagai berikut:

a. Kesesuaian jadwal yang direncanakan

b. Hambatan dan gangguan dalam pelaksanaan kegiatan

c. Kebutuhan sarana dan prasarana

d. Kebutuhan tehnologi

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Pencatan kegiatan dibuat secara detail sesuai dengan apa


yang kita kerjakan dengan didukung dokumen-dokumen
pelaksanaan kegiatan dan dibuat laporan secara periodik tentang
pelaksanaan program tiap 3 (tiga) bulan secara berjenjang ke
Direktur.

12
13

Anda mungkin juga menyukai