Di Susun Oleh :
Dede Sugistiar,Amd,Kep
Petugas Pengawas K3 RS. Kartini
NIK.2018.07.0229
1
HALAMAN PERSETUJUAN
Laporan Bulanan
Kegiatan Pengawasan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
Di Rumah Sakit Amanda Mitra Keluarga
Disusun Oleh:
Telah disetujui dan disahkan Oleh Direktur RS. Amanda Mitra Keluarga
Tanggal :
Mengetahui,
Kata Pengantar
2
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan laporan Bulanan dengan judul “Kegiatan Pengawasan
Pelaksanaan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di Rumah Sakit Amanda Mitra
Keluarga”.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu dalam kegiatan pengawasan kesehatan dan keselamatan kerja di
Rumah Sakit Amanda Mitra Keluarga dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan pembaca. Amien.
Penulis,
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan suatu instansi yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan berupa tindakan kuratif dan rehabilitative, dengan tidak
mengesampingkan aspek promotif dan preventif baik terhadap pasien, pengunjung
maupun tenaga kerja di lingkungan rumah sakit.
Kegiatan yang dilakukan merupakan kegiatan yang komplek dengan
melibatkan berbagai tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu seperti tenaga
administrasi, accounting, tenaga teknisi listrik, tenaga jasa, tenaga medis dan
paramedic maupun tenaga – tenaga lainnya yang didalam proses pelaksanaan
terdapat berbagai factor bahaya yang mungkin setiap saat akan dihadapi dan dapat
mengancam keselamatan tenaga kerja maupun pengunjung.
Faktor bahaya yang dihadapi berbeda pada setiap unit kerja tergantung dari
jenis pekerjaan yang dilakukan, intensitas pekerjaan, beban kerja dan kondisi
pekerja maupun kesesuaian antara lingkungan kerja dengan pekerja.
Suatu langkah dan kebijakan yang tepat diperlukan untuk mengendalikan
lingkungan kerja yang memiliki potensi bahaya menjadi kondusif dan aman untuk
pekerja, menghindari terjadinya kecelakaan akibat kerja (KAK) maupun penyakit
akibat kerja (PAK).
Penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja berdampak pada munurunnya
produktivitas, jumlah hari yang hilang akibat kesakitan, dan terganggunya proses
pelayanan. Dengan demikian, diperlukan adanya kegiatan monitoring atau
pengawasan yang berkelanjutan terkait pelaksanaan kesehatan dan keselamatan
kerja di Rumah Sakit.
Kegiatan pengawasan kesehatan dan keselamatan kerja dilaksanakan
berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan melalui
4
Keputusan Menteri Kesehatan no. 1087 tahun 2010 tentang Standar Pedoman
Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis merasa perlu untuk
membuat suatu laporan kegiatan berdasarkan hasil monitoring pelaksanaan
kesehatan dan keselamatan kerja di Rumah Sakit Amanda Mitra Keluarga.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka
yang menjadi permasalahan dalam kegiatan pemantauan adalah “Bagaimana
Pelaksanaan Pemantauan Dan Pengawasan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di
Rumah Sakit Kartini Rangkasbitung
C. Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh petugas pengawas K3 dari kegiatan ini
adalah:
1. Mengetahui ketersediaan kelengkapan keselamatan dan kesehatan kerja dalam
kegiatan pelayanan terhadap pasien atau pengunjung
2. Mengetahui kesenjangan dalam pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja
di lapangan
3. Menerapkan program kerja kesehatan dan keselamatan kerja rumah sakit
periode aktif 2023
D. Manfaat
Dari hasil pengawasan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Rumah Sakit
Diharapkan dapat memberikan saran dan masukan terhadap pelaksanaan
kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja agar dapat mencegah dan
meminimalkan kejadian bencana atau bahaya yang tidak diharapkan.
2. Pegawai, pasien dan pengunjung
a. Pegawai
Meningkatnya kesadaran akan pentingnya pelaksanaan prosedur kerja agar
tetap aman dan terhindar dari sakit dan kecelakaan
5
b. Pasien
Dapat memberikan jaminan keselamatan pada pasien dalam setiap
tindakan dan menjamin keselamatan pengunjung atau setiap orang yang
berada di lingkungan rumah sakit
3. Petugas pengawas K3 RS
Mengetahui ketersediaan standar operasional prosedur dan kepatuhan dalam
melaksanakan serta di integrasikan dengan program Kesehatan dan
Keselamatan Kerja Rumah Sakit sehingga program K3 dan program
Manajemen berjalan dengan sinergis.
6
BAB II
PROGRAM STANDAR K3 RS
7
f. Pelatihan atau promosi penyuluhan keselamatan kerja, pencegahan
kebakaran dan pelatihan tenaga ahli K3
g. Memberi rekomendasi mengenai perencanaan, desain / lay out pembuatan
tempat kerja dan pemilihan alat serta pengadaan nya terkait keselamatan
kerja
h. Membuat system pelaporan kejadian dan tindak lanjut
i. Pembinaan dan pengawasan terhadap manajemen pencegahan dan
penanggulangan kebakaran
j. Membuat evaluasi, pencatatan dan dokumentasi
10
5. Penanganan Bahan Berbahaya dan Beracun
a. Penanganan untuk personil
1) Kenali jenis bahan yang digunakan
2) Baca petunjuk pada kemasan
3) Letakan bahan sesuai aturan
4) Simpan pada tempat penyimpana yang sesuai standar
5) Perhatikan batas waktu pemakaian
6) Jauhkan bahan yang mudah meledak dan bereaksi dengan bahan kimia
lain
7) Pastikan kerja aman dan ikuti prosedur kerja
8) Laporkan bila terjadi kecelakaan kerja akibat bahan kimia.
c. Penanganan administrative
Perlu dibuatkan suatu SOP mengenai ;
1) Cara penanggulangan bila terjadi kontaminasi
2) Cara penanggulangan apabila terjadi kedaruratan
3) Cara penanganan B3 dll.
11
2) S2 Kesehatan Minimal 1 orang yang mendapatkan pelatihan tambahan
yang berkaitan dengan K3 secara umum serta mendapatkan pelatihan
khusus yang terakreditasi mengenai K3RS
3) Dokter spesialis Okupasi dan S2 Kedokteran Okupasi minimal 1 orang
4) Tenaga kesehatan masyarakat minimal K3 diploma III dan S1 minimal
2 orang dan mendapatkan pelatihan khusus yang terakreditasi
mengenai K3 RS
5) DOkter atau dokter gigi spesialis dan dokter umum/ dokter gigi
minimal 1 orang dengan sertifikasi dalam bidang K3 dan mendapatkan
pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3
6) Tenaga Paramedis dengan sertifikasi dalam bidang K3 yang
mendapatkan pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3RS
minimal 1 orang.
7) Tenaga Paramedis yang mendapatkan pelatihan khusus yang
terakreditasi mengenai K3 RS minimal 2 orang.
b. Rumah Sakit Umum Kelas B Dan Rumah Sakit Khusus Kelas B
1) S2 kesehatan minimal 1 orang, yang mendapatkan pelatihan khusus
yang terakreditasi mengenai K3RS
2) Tenaga kesehatan masyarakat K3 diploma III dan S1 minimal 1 orang
dan mendapatkan pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3RS
3) Dokter/ dokter gigi spesialis dan dokter umum / dokter gigi minimal 1
orang dengan sertifikasi dalam bidang K3 dan mendapatkan pelatihan
khusus yang terakreditasi mengenai K3RS
4) Tenaga paramedic dengan sertifikasi dalam bidang K3 yang
mendapatkan pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3RS
minimal 1 orang
5) Tenaga paramedic yang mendapatkan pelatihan khusus yang
terakreditasi mengenai K3RS minimal 1 orang
6) Tenaga teknis lainnya dengan sertifikasi dalam bidang K3 yang
mendapatkan pelatihan khusus yang terakrediatasi mengenai K3RS
minimal 1 orang
12
7) Tenaga teknis lainnya yang mendapatkan pelatihan khusus yang
terakreditasi mengtenai K3RS minimal 1 orang
c. Rumah Sakit Umum Kelas C Dan Rumah Sakit Khusus Kelas C
1) Tenaga kesehatan masyarakat K3 diploma III dan S1 minimal 1 orang
dan mendapatkan pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3RS
2) Dokter / dokter gigi spesialis dan dokter umum / dokter gigi minimal 1
orang dengan sertifikasi dalam bidang K3 dan mendapatkan pelatihan
khusus yang terakreditasi mengenai K3RS
3) Tenaga paramedic yang mendapatkan pelatihan khusus yang
terakreditasi mengenai K3RS minimal 1 orang
4) Tenaga teknis lainnya yang mendapatkan pelatihan khusus yang
terakreditasi mengenai K3RS minimal 1 orang.
13
E. Pembinaan, Pengawasan, Pencatatan Dan Pelaporan
1. Pembinaan dan pengawasan
Dilakukan melalui system berjenjang. Pembinaan dan pengawasan
tertinggi dilakukan oleh departemen kesehatan. Pembinaan dilakukan antara
lain melalui pelatihan, penyuluhan, bimbingan teknis dan pertemuan
konsultasi.
Pengawasan pelaksanaan standar kesehatan dan keselamatan rumah
sakit dilakukan dengan dua cara ;
Pertama melalui pengawasan internal yang dilakukan oleh pimpinan
langsung rumah sakit yang bersangkutan, dan pengawasan eksternal yang
dilakukan oleh menteri kesehatan dan dinas kesehatan setempat, sesuai dengan
fungsi dan tugasnya masing-masing.
2. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan dilakukan dengan pendokumentasian kegaiatn K3
secara tertulis dari masing-masing unit kerja rumah sakit dan kegiatan K3RS
secara keseluruhan yang dilakukan oleh organisasi K3RS, yang dikumpulkan
dan dilaporkan / diinfomrasikan oleh organisasi K3RS, ke direktur rumah sakit
dan unit teknis terkait di wilayah rumah sakit (dinas kesehatan setempat, cq.
Penanggung jawab / pengelola program kesehatan kerja).
Sasaran kegiatan pencatatan dan pelaporan kegiatan K3 adalah mencatat dan
melaporkan pelaksanaan seluruh kegiatan K3 yang tercakup di dalam :
a. Program K3 termasuk penanggulangan kebakaran dan kesehatan
lingkungan rumah sakit
b. Kejadian / kasus yang berkaitan dengan K3 serta upaya penanggulangan
dan tindak lanjutnya.
14
BAB III
PELAKSANAAN PENGAWASAN K3 RS
18
4. Penyediaan Peralatan kerja lapangan
No Nama Peralatan Jumlah difasilitasi
1 Rompi security 4 unit
2 Senter Lalin 8 Unit
3 Sepatu safety plat baja 6 pasang
4 Helm safety kuning 5 unit
5 Sarung tangan latek cleaning service 30 pasang
6 Sarung tangan listrik 15.000 volt 1 pasang
7 Walky talky Radio HT 15 Unit
8 Keset Serabut Kelapa 2 unit
9 Timbangan Kerja TPS 1 unit
10 Lux Meter 1 unit
11 Sound Level Meter digital 1 unit
12 Wearpack kerja lapangan 2 unit
13 Body Harness (full body double) 2 unit
14 TOA columns 3 Unit
19
B. Temuan Kesenjangan di Lapangan
1. Ketersediaan SOP dan pelaksanaan dilapangan terkait K3 RS
No Nama SPO tersedia Pelaksanaan Kendala
1 Pengamanan pasien Pada unit tertentu, masing ditemukan a. Belum tegasnya aturan
petugas tidak memasang pengaman untuk meningkatkan
tempat tidur / bedside, walaupun stiker kesadaran pegawai;
“pengaman pasien” telah terpasang reward, funishmen,
sangsi bulanan dll
b. Evaluasi jumlah SDM
atau kompetensi SDM di
unit terkait
2 Pengamanan Beberapa pengunjung yang berkunjung di a. Pelaksanaan SPO / SOP
pengunjung diluar luar jam besuk khususnya pengunjung pengamanan pengunjung
jam kunjungan istimewa belum dilaksanakan
secara optimal
b. Kewenangan pengusaha
adalah kewenangan
prerogratif, tanpa ada
pihak yang dapat
mengubah atau
membatalkan kebijakan
tersebut.
3 Pengaturan / tata Lokasi parkir pengunjung menggunakan a. Perlu pendekatan untuk
letak parkir lokasi parkir belakang samping mushola, menjalankan aturan yang
tetapi kenyataan dilapangan menunjukan telah tersedia baik
pengunjung parkir di akses jalan keluar- melalui teguran, atau
masuk motor atau di depan mushola. hukuman bagi yang
melanggar aturan
tersebut
b. Belum optimalnya peran
pimpinan dalam
mengendalikan anggota
atau tim kerjanya.
20
4 Kerapihan dalam a. Hasil pemantauan menunjukan masih Belum tegasnya aturan
berpakaian ditemukan petugas baik perawat maupun manajemen terkait
pegawai lainnya yang bekerja tanpa kerapihan pakaian dan
menggunakan kelengkapan identitas diri kurangnya monitoring
(papan nama) manajemen atau kepala
b. Petugas menggunakan sandal/ sepatu bagian terkait.
sandal/ sepatu hight hill di luar unit kerja.
c. Pakaian kerja khusus seperti pakaian R.
ICU pakaian HD dan OK masih sering
digunakan di luar area kerja tersebut, atau
dengan leluasa digunakan di area luar
(sifat steril atau hygiens)
5 Pemilahan sampah Ketersediaan tempat sampah sudah Belum adanya kesadaran
medis mencukupi, plastic kantong sesuai criteria dari beberapa petugas
telah tersedia tetapi kenyataan dilapangan tentang pentingnya
dan pada beberapa ruang kerja belum adanya memilah sampah sesuai
kesadaran untuk memilah sampah sesuai dengan karakteristiknya.
dengan aturan pemilahan yang disediakan
disetiap tempat sampah.
6 Penanganan ancaman Operator tidak mengetahui bagaimana cara Belum tersedia SOP / SPO
dan terror BOM menangani adanya ancaman bom atau terror terkait penanganan
dari pihak luar ancaman bom
21
3 Kelengkapan petugas security
a. Rompi Tersedia Dilakukan perawatan
b. Senter Lalu lintas Tersedia Dilakukan perawatan
c. Mantel hujan (rain coat) Tersedia Dilakukan perawatan
d. Radio HT Tersedia 15 Unit Dilakukan perawatan
e. Sepatu security Belum tersedia Upayakan Difasilitasi
4 Kelengkapan Petugas Maintenance
a. Sarung tangan listrik Tersedia Dilakukan perawatan
b. Body harness double hook standar Tersedia Dilakukan perawatan
ISO 9001 Tersedia Dilakukan perawatan
c. Sepatu safety standar kulit pelat baja Tersedia Dilakukan perawatan
d. Helmet safety Tersedia Dilakukan perawatan
e. Wearpack Tersedia Dilakukan perawatan
f. Radio HT Belum tersedia Upayakan Difasilitasi
5 Kelengkapan petugas kebersihan / CS
a. Sarung tangan karet cuke (cuci Tersedia Dilakukan perawatan
pakai)
b. Keset Serabut untuk lobi Tersedia Dilakukan perawatan
c. Radio HT Difasilitasi oleh Kebijakan
Manajemen MCM manajemen MCM
6 Kelengkapan petugas bangunan
a. Body harness Tersedia Dilakukan perawatan
b. Helmet safety kuning Tersedia Dilakukan perawatan
7 Kelengkapan petugas K3 RS
a. Helmet safety putih Tersedia Dilakukan perawatan
b. Kacamata safety Tersedia Dilakukan perawatan
8 Kelengkapan petugas kesling
a. Sepatu safety Tersedia Dilakukan perawatan
b. Sarung tangan karet cuke Tersedia Dilakukan perawatan
9 Kelengkapan dalam pengendalian
tikus dan hama lainnya
a. Perangkap tikus Tersedia Dilakukan perawatan
22
b. Lem tikus Tersedia Dilakukan perawatan
c. Pengusir Tikus/ kecoa Ultrasonik Belum Tersedia Upayakan Difasilitasi
d. Alat pendeteksi bangkai Belum Tersedia Upayakan Difasilitasi
10 Fasilitas penyaluran air got rumah Tersedia dan terbuka a. Sebaiknya
sakit menggunakan
system tutup non
permanen
b. Perlu perbaikan
dibeberapa titik
selokan air
11 Fasilitas akses pintu masuk lobi Kondisi kaca bagian a. Perlu perbaikan
depan engsel atas pecah dan penggantian
kaca
b. Pintu berfungsi
dan dapat ditutup
dapat mencegah
akses masuk tikus
ke dalam ruangan /
gedung
23
2. Bidang Kesehatan Kerja
a. Belum terlihat adanya sinergis antara program kesehatan kerja dari
manajemen dengan program kesehatan kerja dari komite P2K3 (koordinasi
vaksinasi-imunisasi petugas, pemeriksaan kesehatan pra-berkala-khusus,
rekapitulasi atau data terkait SDM sakit dsb)
b. Belum optimalnya kegiatan pendidikan kesehatan kepada pegawai seperti
senam / bersama, olah raga yang di prakarsai oleh pimpinan dsb
c. Perlunya optimalisasi sosialisasi terkait area yang mengharuskan
penggunaan alat pelindung diri seperti efisiensi penggunaan masker,
penggunaan sarung tangan
25
BAB IV
REKOMENDASI TINDAK LANJUT
A. Berdasarkan temuan
1. Diperlukan adanya komitmen dari seluruh petugas Rumah Sakit untuk bekerja
sesuai dengan prosedur dan aturan yang ada terlebih dari top manajemen atau
pimpinan rumah sakit
2. Perlunya ditetapkan suatu kebijakan tentang penghargaan atas kapatuhan dan
kedisiplinan serta tindak lanjut atas pelanggaran dan ketidakpatuhan petugas
3. Perlu direncanakan suatu Standar terkait kejadian adanya ancaman atau terror
bom yang ditujukan kepada pihak rumah sakit
4. Perlu dilakukan adanya pelatihan pencegahan penaggunalangan bencana
terpadu (disaster bencana) untuk menilai kesiapan seluruh petugas rumah sakit
dalam menghadapi suatu keadaan bencana atau kebakaran
5. Diperlukan adanya pembenahan atau perbaikan system kerja terpadu dengan
pihak terkait
6. Diperlukan adanya penambahan lokasi CCTV dan pengawasan terhadap hasil
rekaman selama 24 jam oleh petugas yang ditunjuk.
7. Perlu dilakukan perbaikan jaringan pembuangan saluran air AC yang
terhubung langsung ke selokan atau got rumah sakit
8. Perlu pembenahan dan perbaikan gudang penyimpanan agar tidak menjadi
akses atau tempat berkembangbiaknya binatang atau hama.
B. Berdasarkan kebutuhan
1. Perlu dilakukan pembenahan lokasi Tempat Penampungan Sampah Sementara
dan penyimpanan limbah medis B3
2. Perlu pendekatan komprehensif yang didukung doa dan ikhtiar untuk
pengadaan IPAL baru
3. Perlu difasilitasi beberapa kelengkapan petugas lapangan untuk
mempermudah koordinasi (penambahan HT dan sepatu safety)
4. Perlu adanya pelatihan terpadu guna penghadapi suatu keadaan bencana atau
kebakaran
26