Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN TAHUNAN

KEGIATAN PENGAWASAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


DI RUMAH SAKIT TK IV 01.07.01

KESEHATAN DAERAH MILITER I/BUKIT BARISAN


RUMAH SAKIT TK IV 01.07.01
Jln.Gunung Simanuk-manuk No.6 P.Siantar Telp. (0622) 435252 - 21071
Email : rumkit_siantar@yahoo.co.id
Fax : (0622) 21071

1
Kata Pengantar

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah memberikan rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan laporan Bulanan dengan judul “Kegiatan
Pengawasan Pelaksanaan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di Rumah
SakiT Tk IV 01.07.01”.
Dalam pelaksanaan pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
di Rumah sakit, tentunya melibatkan berbagai unsur atau objek pengawasan
diantaranya petugas ruangan baik petugas medis, paramedic maupun tenaga
non medis lainnya seperti petugas cleaning servis, maintenance, teknisi dan
lainnya. Karena pada dasarnya pelaksanaan keselamatan bukan sekedar
menjadi suatu keterpaksaan bagi tiap individu atau siapapun didalam lingkup
rumah sakit tetapi adalah suatu kebutuhan bahwa setiap orang harus
selamat, baik selamat jiwa / fisik, selamat psikis maupun harta dan benda.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah membantu dalam kegiatan pengawasan kesehatan dan
keselamatan kerja di Rumah Sakit Amanda Mitra Keluarga dan semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Amien.

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan suatu instansi yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan berupa tindakan kuratif dan rehabilitative, dengan
tidak mengesampingkan aspek promotif dan preventif baik terhadap
pasien, pengunjung maupun tenaga kerja di lingkungan rumah sakit.
Kegiatan yang dilakukan merupakan kegiatan yang komplek
dengan melibatkan berbagai tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu seperti
tenaga administrasi, accounting, tenaga teknisi listrik, tenaga jasa, tenaga
medis dan paramedic maupun tenaga – tenaga lainnya yang didalam
proses pelaksanaan terdapat berbagai factor bahaya yang mungkin setiap
saat akan dihadapi dan dapat mengancam keselamatan tenaga kerja
maupun pengunjung.
Faktor bahaya yang dihadapi berbeda pada setiap unit kerja
tergantung dari jenis pekerjaan yang dilakukan, intensitas pekerjaan,
beban kerja dan kondisi pekerja maupun kesesuaian antara lingkungan
kerja dengan pekerja.
Suatu langkah dan kebijakan yang tepat diperlukan untuk
mengendalikan lingkungan kerja yang memiliki potensi bahaya menjadi
kondusif dan aman untuk pekerja, menghindari terjadinya kecelakaan
akibat kerja (KAK) maupun penyakit akibat kerja (PAK).
Penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja berdampak pada
munurunnya produktivitas, jumlah hari yang hilang akibat kesakitan, dan
terganggunya proses pelayanan. Dengan demikian, diperlukan adanya
kegiatan monitoring atau pengawasan yang berkelanjutan terkait
pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja di Rumah Sakit.
Kegiatan pengawasan kesehatan dan keselamatan kerja
dilaksanakan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Kementerian
Kesehatan melalui Keputusan Menteri Kesehatan no. 1087 tahun 2010

3
tentang Standar Pedoman Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah
Sakit.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis merasa perlu
untuk membuat suatu laporan kegiatan berdasarkan hasil monitoring
pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja di Rumah Sakit TK IV
01.07.01.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas
maka yang menjadi permasalahan dalam kegiatan pemantauan adalah
“Bagaimana Pelaksanaan Pemantauan Dan Pengawasan Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja Di Rumah Sakit TK IV 01.07.01

C. Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh petugas pengawas K3 dari
kegiatan ini adalah:
1. Mengetahui ketersediaan kelengkapan keselamatan dan kesehatan
kerja dalam kegiatan pelayanan terhadap pasien atau pengunjung
2. Mengetahui kesenjangan dalam pelaksanaan kesehatan dan
keselamatan kerja di lapangan
3. Menerapkan program kerja kesehatan dan keselamatan kerja rumah
sakit

D. Manfaat
Dari hasil pengawasan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Rumah Sakit
Diharapkan dapat memberikan saran dan masukan terhadap
pelaksanaan kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja agar dapat
mencegah dan meminimalkan kejadian bencana atau bahaya yang
tidak diharapkan.

4
2. Pegawai, pasien dan pengunjung
a. Pegawai
Meningkatnya kesadaran akan pentingnya pelaksanaan prosedur
kerja agar tetap aman dan terhindar dari sakit dan kecelakaan
b. Pasien
Dapat memberikan jaminan keselamatan pada pasien dalam
setiap tindakan dan menjamin keselamatan pengunjung atau setiap
orang yang berada di lingkungan rumah sakit

3. Petugas pengawas K3 RS
Mengetahui ketersediaan standar operasional prosedur dan kepatuhan
dalam melaksanakan serta di integrasikan dengan program Kesehatan
dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit sehingga program K3 dan
program Manajemen berjalan dengan sinergis.

5
BAB II
PROGRAM STANDAR K3 RS

A. Standar Pelayanan K3 RS (secara garis besar)


1. Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Rumah Sakit
a. Berkoordinasi dalam pemeriksaan kesehatan para pekerja baik awal,
berkala dan khusus
b. Melaksanakan pendidikan dan penyuluhan/ pelatihan tentang kesehatan
kerja
c. Berkoordinasi dalam pemeliharaan kesehatan badan, kondisi mental para
pekerja melalui pemberian makanan dengan gizi seimbang dan cukup,
imunisasi, olah raga dan pembinaan rohani.
d. Berkoordinasi dengan bidang SDM untuk menanganan pekerja sakit dan
tindak lanjut rawat inap bila diperlukan
e. Melakukan koordinasi dengan TIM Panitia Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi mengenai penularan penyakit infeksi pada SDM
f. Melaksanakan kegiatan surveilans kesehatan kerja
g. Melaksanakan pemantauan lingkungan kerja dan evaluasi resiko
berbahaya

2. Standar Pelayanan Keselamatan Kerja Rumah Sakit


a. Melakukan pembinaan dan pengawasan kesehatan dan keselamatan
sarana, prasarana dan peralatan kesehatan
b. Pembinaan dan pengawasan atau penyesuaian peralatan kerja terhadap
SDM (prinsif ergonomic)
c. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja seperti syarat
lingkungan secara fisik, kimia, biologi, ergonomic dan psikososial
d. Pembinaan dan pengawasan terhadap sanitair dan petugas kebersihan
lainnya
e. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan keselamatan kerja
f. Pelatihan atau promosi penyuluhan keselamatan kerja, pencegahan
kebakaran dan pelatihan tenaga ahli K3
g. Memberi rekomendasi mengenai perencanaan, desain / lay out pembuatan
tempat kerja dan pemilihan alat serta pengadaan nya terkait keselamatan
kerja
h. Membuat system pelaporan kejadian dan tindak lanjut
i. Pembinaan dan pengawasan terhadap manajemen pencegahan dan
penanggulangan kebakaran
j. Membuat evaluasi, pencatatan dan dokumentasi

B. Standar K3 Perbekalan Kesehatan di Rumah Sakit


1. Standar Manajemen
a. Setiap bahan dan peralatan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan di
rumah sakit harus dilengkapi dengan kebijakan tertulis tentang
pengelolaan K3RS yang mengacu pada peraturan pemerintah, pembuatan
Pedoman standar prosedur operasional K3, pemenuhan Perijinan sesuai
dengan peraturan yang berlaku, pembuatan System komunikasi baik
internal maupun eksternal, pengajuan Sertifikasi peralatan, pembuatan
Program pemeliharaan
b. Setiap bahan dan peralatan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan
rumah sakit menggunakan bahan berbahaya dan beracun maka
pengirimannya harus dilengkapi dengan MSDS.
c. Setiap petugas sarana, prasarana dan peralatan harus dilakukan
pemeriksaan kesehatan secara berkala
d. Setiap lingkungan kerja harus dilakukan pemantauan atau monitoring
kualitas lingkungan kerja secara berkala dan berkesinambungan
e. Sarana dan prasarana rumah sakit harus dikelola dan dilakukan oleh
petugas yang mempunyai kompetensi dibidangnya.
f. Daerah yang dianggap berisiko dan berbahaya dengan dilengkapi symbol-
simbol khusus
g. Kalibrasi internal dan kalibrasi legal secara berkala terhadap sarana /
peralatan sesuai dengan jenis fungsinya.
2. Standar teknis
a. Standar teknis sarana
Meliputi ; lokasi dan bangunan rumah sakit, ukuran ruang perawatan
sesuai dengan standar kementerian, standar lantai, dinding, pintu dan
jendela, plafond, ventilasi, atap, sanitasi, air bersih, pemipaan, saluran,
jalur yang melandai/ lereng, tangga, jalur pejalan kaki, area parkir, dan
pemandangan
b. Standar teknis prasarana
Meliputi ; penyediaan listrik, pemasangan instalasi penangkal petir,
pencegahan dan penanggulangan kebakaran, system komunikasi, gas
medis, limbah cair, pengelolaan limbah padat.
c. Standar peralatan rumah sakit
Meliputi ; memiliki perijinan, diuji dan dikalibrasi, tersertifikasi badan atau
lembaga terkait, pengawasan pada peralatan yang menggunakan sinar
pengion, penggunaan peralatan medis dan non medis dilakukan sesuai
indikasi medis pasien, pengoperasian dan pemeliharaan rumah sakit
dilakukan oleh petugas yang kompeten, setiap kegiatan harus
terdokumentasi dan tercatat.

C. Pengelolaan Barang Berbahaya dan Beracun


1. Kategori B3
B3 memiliki cirri –ciri sebagai berikut ; memancarkan radiasi, mudah meledak,
mudah menyala dan terbakar, oksidator, racun, korosif, karsinogenik, iritasi,
teratogenik, mutagenic, arus listrik
2. Faktor yang mendukung timbulnya situasi berbahaya/ tingkat bahaya
dipengaruhi oleh daya racun dinyatakan dengan satuan LD 50 atau LC50 diman
semakin kecil nilai LD50 atau LC50 B3 menunjukan makin tinggi daya racunnya.
a. Cara B3 masuk ke dalam tubuh
b. Konsentrasi dan lama paparan
c. Efek kombinasi bahan kimia
d. Kerentanan calon korban
3. Prinsip dasar pencegahan dan pengendalian B3
a. Identifikasi semua bahan B3 dan instalasi yang akan ditanganiuntuk
mengenal cirri-ciri dan karakteristiknya. Diperlukan penataan yang rapid an
teratur.
b. Evaluasi. Diperlukan sebagai langkah atau tindakan yang diperlukan
sesuai dengan sifat dan karakteristik dari bahan atau instalasi yang
ditangani sekaligus memprediksi risiko yang mungkin terjadi apabila
kecelakaan terjadi
c. Pengendalian sebagai alternative berdasarkan identifikasi dan evaluasi
d. Diperlukan beberapa pendekatan seperti upaya subtitusi atau mengganti
bahan berbahaya dengan bahan yang kurang atau tidak berbahaya,
menyimpan bahan berbahaya sedikit mungkin dengan memilih proses
kontinyu yang menggunakan bahan setiap saat lebih sedikit.
e. Dapatkan informasi tentang bahan yang dipesan
f. Menghindari paparan langsung dengan bahan berbahaya
g. Himbauan agar APD digunakan disaat yang tepat.
h. Upayakan menyimpan bahan B3 sesuai prosedur
i. Pemberian ijin kerja saat menangani bahan
j. Upayakan agar limbah yang dihasilkan sedikit mungkin

4. Pengadaan jasa dan bahan berbahaya


Sebelum melakukan pengadaan bahan atau jasa sebaiknya dipertimbangkan :
a. Kapabilitas atau kemampuan rekanan untuk memenuhi pesanan
b. Kualitas dan garansi
c. Barang atau jasa memenuhi standar pesyaratan K3 dan lingkungan yaitu
meliputi ; MSDS, Melaksanakan system manajemen lingkungan ISO
14001, kemasan produk memenuhi persyaratan K3 dan lingkungan,
Mengikuti ketentuan K3 yang berlaku di rumah sakit.
d. System mutu
e. Pelayanan meliputi ; ketepatan waktu order, penanganan masalah dalam
orderan, dan mampu memberikan layanan purna jual yang memadai.

5. Penanganan Bahan Berbahaya dan Beracun


a. Penanganan untuk personil
1) Kenali jenis bahan yang digunakan
2) Baca petunjuk pada kemasan
3) Letakan bahan sesuai aturan
4) Simpan pada tempat penyimpana yang sesuai standar
5) Perhatikan batas waktu pemakaian
6) Jauhkan bahan yang mudah meledak dan bereaksi dengan bahan
kimia lain
7) Pastikan kerja aman dan ikuti prosedur kerja
8) Laporkan bila terjadi kecelakaan kerja akibat bahan kimia.

b. Penanganan berdasarkan lokasi


Daerah yang berisiko seperti laboratorium, radiologi, farmasi dan tempat
penyimpanan, penggunaan dan pengelolaan B3 yang ada di rumah sakit
harus ditetapkan sebagai daerah berbahaya dengan menggunakan kode
warna di area bersangkutan, serta dibuat dalam denah rumah sakit serta
disosialisasikan kepada seluruh penghuni rumah sakit

c. Penanganan administrative
Perlu dibuatkan suatu SOP mengenai ;
1) Cara penanggulangan bila terjadi kontaminasi
2) Cara penanggulangan apabila terjadi kedaruratan
3) Cara penanganan B3 dll.

D. Standar Sumber Daya Manusia K3RS


1. Kriteria tenaga K3
a. Rumah Sakit Umum Kelas A Dan Rumah Sakit Khusus Kelas A
Kreteria ;
1) S3/ S2 K3 minimal 1 orang dan mendapatkan pelatihan khusus yang
terakreditasi mengenai K3RS
2) S2 Kesehatan Minimal 1 orang yang mendapatkan pelatihan tambahan
yang berkaitan dengan K3 secara umum serta mendapatkan pelatihan
khusus yang terakreditasi mengenai K3RS
3) Dokter spesialis Okupasi dan S2 Kedokteran Okupasi minimal 1 orang
4) Tenaga kesehatan masyarakat minimal K3 diploma III dan S1 minimal
2 orang dan mendapatkan pelatihan khusus yang terakreditasi
mengenai K3 RS
5) DOkter atau dokter gigi spesialis dan dokter umum/ dokter gigi minimal
1 orang dengan sertifikasi dalam bidang K3 dan mendapatkan
pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3
6) Tenaga Paramedis dengan sertifikasi dalam bidang K3 yang
mendapatkan pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3RS
minimal 1 orang.
7) Tenaga Paramedis yang mendapatkan pelatihan khusus yang
terakreditasi mengenai K3 RS minimal 2 orang.
b. Rumah Sakit Umum Kelas B Dan Rumah Sakit Khusus Kelas B
1) S2 kesehatan minimal 1 orang, yang mendapatkan pelatihan khusus
yang terakreditasi mengenai K3RS
2) Tenaga kesehatan masyarakat K3 diploma III dan S1 minimal 1 orang
dan mendapatkan pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3RS
3) Dokter/ dokter gigi spesialis dan dokter umum / dokter gigi minimal 1
orang dengan sertifikasi dalam bidang K3 dan mendapatkan pelatihan
khusus yang terakreditasi mengenai K3RS
4) Tenaga paramedic dengan sertifikasi dalam bidang K3 yang
mendapatkan pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3RS
minimal 1 orang
5) Tenaga paramedic yang mendapatkan pelatihan khusus yang
terakreditasi mengenai K3RS minimal 1 orang
6) Tenaga teknis lainnya dengan sertifikasi dalam bidang K3 yang
mendapatkan pelatihan khusus yang terakrediatasi mengenai K3RS
minimal 1 orang
7) Tenaga teknis lainnya yang mendapatkan pelatihan khusus yang
terakreditasi mengtenai K3RS minimal 1 orang
c. Rumah Sakit Umum Kelas C Dan Rumah Sakit Khusus Kelas C
1) Tenaga kesehatan masyarakat K3 diploma III dan S1 minimal 1 orang
dan mendapatkan pelatihan khusus yang terakreditasi mengenai K3RS
2) Dokter / dokter gigi spesialis dan dokter umum / dokter gigi minimal 1
orang dengan sertifikasi dalam bidang K3 dan mendapatkan pelatihan
khusus yang terakreditasi mengenai K3RS
3) Tenaga paramedic yang mendapatkan pelatihan khusus yang
terakreditasi mengenai K3RS minimal 1 orang
4) Tenaga teknis lainnya yang mendapatkan pelatihan khusus yang
terakreditasi mengenai K3RS minimal 1 orang.
2. Program pendidikan, pelatihan dan pengembangan SDM K3
Unsure – unsure yang harus dikembangkan untuk pelatihan SDM harus terdiri
dari :
a. Identifikasi kebutuhan pelatihan SDM rumah sakit dan dituangkan dalam
matriks pelatihan
b. Pengembangan rencana pelatihan untuk memenuhi kebutuhan tertentu
c. Diterapkannya program dan jadwal pelatihan di bidang K3
d. Ditetapkannya program simulasi atau latihan praktek untuk semua SDM
rumah sakit di Bidang K3
e. Harus ada kegiatan keterampilan melalui seminar, workshop, pertemuan
ilmiah, pendidikan lanjutan yang dibuktikan denga sertifikat
f. Verifikasi kesesuaian program pelatihan dengan persyaratan organisasi
atau undang-undang
g. Pelatihan untuk sekelompok SDM rumah sakit yang menjadai sasaran
h. Pendokumentasian pelatihan yang telah diterima
i. Evaluasi pelatihan yang telah diterima

E. Pembinaan, Pengawasan, Pencatatan Dan Pelaporan


1. Pembinaan dan pengawasan
Dilakukan melalui system berjenjang. Pembinaan dan pengawasan
tertinggi dilakukan oleh departemen kesehatan. Pembinaan dilakukan antara
lain melalui pelatihan, penyuluhan, bimbingan teknis dan pertemuan
konsultasi.
Pengawasan pelaksanaan standar kesehatan dan keselamatan rumah
sakit dilakukan dengan dua cara ;
Pertama melalui pengawasan internal yang dilakukan oleh pimpinan
langsung rumah sakit yang bersangkutan, dan pengawasan eksternal yang
dilakukan oleh menteri kesehatan dan dinas kesehatan setempat, sesuai
dengan fungsi dan tugasnya masing-masing.
2. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dan pelaporan dilakukan dengan pendokumentasian kegaiatn K3
secara tertulis dari masing-masing unit kerja rumah sakit dan kegiatan K3RS
secara keseluruhan yang dilakukan oleh organisasi K3RS, yang dikumpulkan
dan dilaporkan / diinfomrasikan oleh organisasi K3RS, ke direktur rumah sakit
dan unit teknis terkait di wilayah rumah sakit (dinas kesehatan setempat, cq.
Penanggung jawab / pengelola program kesehatan kerja).
Sasaran kegiatan pencatatan dan pelaporan kegiatan K3 adalah mencatat
dan melaporkan pelaksanaan seluruh kegiatan K3 yang tercakup di dalam :
a. Program K3 termasuk penanggulangan kebakaran dan kesehatan
lingkungan rumah sakit
b. Kejadian / kasus yang berkaitan dengan K3 serta upaya penanggulangan
dan tindak lanjutnya.
BAB III
PELAKSANAAN PENGAWASAN K3 RS

A. Kegiatan Rutin Periode Oktober-November 2016


1. Maping daerah / area berisiko di tiap unit kerja
Pemantauan area berisiko di RS. Medirossa Cikarang di bagi dalam beberapa
zona pantau bahaya (fisik, mekanik, biologis, kimia, ergonomic);
a. Zona risiko bahaya rendah
Daerah di RS. Medirossa cikarang yang termasuk dalam wilayah pantau
dengan risiko ringan diantaranya ;
1) Ruang administrasi
2) Ruang auditorium
3) Ruang Kasir
b. Zona risiko bahaya sedang
Daerah di RS. Medirossa cikarang yang termasuk dalam wilayah pantau
dengan risiko sedang diantaranya ;
1) Ruang rawat inap umum
2) Ruang tunggu pasien
3) Ruang operator computer / EDP
4) Ruang Farmasi / obat
c. Zona risiko bahaya tinggi
Daerah di RS. Medirossa cikarang yang termasuk dalam wilayah pantau
dengan risiko tinggi diantaranya ;
1) Ruang isolasi penyakit menular
2) Ruang rawat intensif / ICU
3) Laboratorium
4) Ruang radiologi
5) Ruang penyimpanan gas medis
d. Zona risiko bahaya sangat tinggi
Daerah di RS. TK IV 01.07.01Vyang termasuk dalam wilayah pantau
dengan risiko sangat tinggi diantaranya ;
1) Ruang operasi
2) Ruang perawatan gigi
3) Ruang gawat darurat
4) Ruang bersalin
5) Ruang pantry / dapur
6) Area TPS RS.
2. Pemantauan lingkungan kerja
a. Pemantauan aspek kesehatan kerja
Pemantauan aspek / bidang kesehatan kerja di rumkit tk iv 01.07.01 yang
telah dilakukan diantaranya :
1) Pemantauan status kesehatan calon karyawan melalui koordinasi
dengan unit Medical Check Up (MCU)
2) Pemantauan keadaan SDM sakit setiap bulan berdasarkan data dari
bidang SDM RS.
3) Pemantauan tindak lanjut manajemen terkait status kesehatan calon
karyawan yang ditemukan kelainan atau non FIT.
4) Koordinasi dengan kepala bidang SDM terkait jumlah pegawai yang
divaksinasi dan unit kerja yang akan dilakukan vaksinasi
b. Pemantauan aspek keselamatan kerja
1) Melakukan pembinaan dan pengawasan pada petugas keamanan
Rumah Sakit Amanda Mitra Keluarga terkait pengamanan saran dan
prasarana, pembenahan lokasi parkir dan pelaksanaan rambu-rambu
keselamatan kerja.
2) Melakukan pemeriksaan rutin terkait kelengkapan sarana / alat
pencegahan kebakaran (APAR) pada setiap bulan
3) Pemeriksaan kelengkapan Alat Pelindung Diri (APD) petugas lapangan
(maintenance/ teknisi, cleaning service, petugas bangunan dan
security)
4) Melakukan pembinaan dan arahan pada petugas / perawat di seluruh
unit kerja untuk bekerja dengan hati-hati dan upayakan sesuai dengan
prosedur kerja yang telah disediakan agar terhindar dari kecelakaan
dan kejadian tidak diharafkan. (tertusuk jarum, terpeleset, terjatuh,
tertimpa, tersetrum aliran listrik, dan kecelakaan lain yang bisa
merugikan diri dan orang lain)
5) Membuat rencana pelatihan Pemadaman kebakaran untuk seluruh
petugas rumah sakit
6) Mengajukan dan memfasilitasi kelengkapan rumah sakit terkait
keselamatan kerja seperti program Paging Rokok dan Pemasangan
Speaker di beberapa lokasi strategis.
7) Pengadaan Perlengkapan K3RS.
c. Pemantauan aspek kesehatan lingkungan rumah sakit
1) Pembuatan program pembenahan sampah dan TPS rumah sakit
2) Pemasangan rambu-rambu terkait kesehatan lingkungan.
3) Pembinaan dan pengawasan kedisiplinan pegawai dalam memilah
sampah pada setiap unit kerja.
4) Pengawasan kinerja petugas cleaning service
5) Pengawasan kelengkapan alat pelindung diri petugas cleaning service
seperti sarung tangan dan masker
6) Pemantauan limbah cair rumah sakit dan tempat instalasi untuk tindak
lanjut rekomendasi
7) Koordinasi dengan manajemen MCM terkait pengadaan fasilitas
pendukung kegiatan kebersihan lingkungan rumah sakit seperti
penyediaan keset, sarung tangan, masker dan troli pengangkut
sampah.
8) Koordinasi dengan tim PPI atau IPS RS untuk pengadaan tempat
sampah di tiap unit kerja sesuai dengan standar akreditasi
9) Pembersihan dan house keeping tempat-tempat yang diduga menjadi
tempat berkembangnya binatang pengganggu seperti pembenahan
gudang, dapur / gizi, dan halaman rumah sakit
10)Koordinasi dengan bagian umum untuk perbaikan fasilitas
11)Pengajuan / pengadaan kelengkapan sanitasi RS.
d. Pemantauan aspek pencegahan kebakaran dan penanggulangan
bencana
1) Pemeriksaan APAR rutin pada setiap bulan
2) Penambahan jumlah APAR di ruang yang belum terpasang atau yang
memiliki risiko munculnya Api (ruang medical record dan ruang logistrik
obat)
3) Pembuatan program pelatihan kesiapsiagaan bencana dan teknik
evakuasi
4) Pemasangan rambu-rambu kawasan dilarang merokok di lingkungan
Rumkit Tk IV 01.07.01
5) Pengawasan dan pembinaan terhadap dilaksanakannya rambu-rambu
kawasan tanpa rokok
6) Pengawasan terhadap instalasi kabel atau jaringan listrik
7) Pengawasan terhadap instalasi perpipaan gas di ruang pengolahan
makanan/ dapur
8) Pengawasan terhadap system kerja dan kelengkapan kerja pekerja
bangunan
9) Pengawasan terhadap ditaatinya perturan rumah sakit dan standar
operasional prosedur (SOP)

3. Pemeriksaan ketersediaan inventaris / peralatan Alat Pelindung Diri


Matrik ketersediaan Peralatan atau kelengkapan Alat Pelindung Diri yang
dimiliki Rumkit TV 01.07.01 diantaranya :
No Nama peralatan / barang Jumlah dimiliki
1 Alat Pemadam Api Ringan (APAR) 34 Unit

4. Penyediaan Peralatan kerja lapangan


No Nama Peralatan Jumlah
difasilitasi
5 Sarung tangan latek cleaning service 10 pasang
6 Sarung tangan listrik 15.000 volt 1 pasang
7 Walky talky Radio HT 15 Unit
8 Keset Serabut Kelapa 2 unit
9 Timbangan Kerja TPS 1 unit
10 Lux Meter 1 unit
11 Sound Level Meter digital 1 unit
12 Wearpack kerja lapangan 2 unit
13 Body Harness (full body double) 2 unit
14 TOA columns 3 Unit
5. Kegiatan Pembenahan rumkit Tk IV 01.07.01
a. Pemasangan rambu-rambu parkir berkoordinasi dengan konstruksi
bangunan
b. Penambahan stiker/ arah evakuasi
c. Pemasangan APAR pada dinding
d. Pengajuan perbaikan dan pengecoran TPS RS.
e. Pengajuan perbaikan Instalasi Pengelolaan Air Limbah RS.
f. Peningkatan monitoring pemilahan sampah di tiap unit kerja

B. Temuan Kesenjangan di Lapangan


1. Ketersediaan SOP dan pelaksanaan dilapangan terkait K3 RS
No Nama SPO Pelaksanaan Kendala
tersedia
1 Pemilahan Ketersediaan tempat sampah sudah Belum adanya
sampah medis mencukupi, plastic kantong sesuai kesadaran dari
criteria telah tersedia tetapi beberapa petugas
kenyataan dilapangan dan pada tentang pentingnya
beberapa ruang kerja belum adanya memilah sampah
kesadaran untuk memilah sampah sesuai dengan
sesuai dengan aturan pemilahan karakteristiknya.
yang disediakan disetiap tempat
sampah.

2 Penanganan Operator tidak mengetahui Belum tersedia SOP /


ancaman dan bagaimana cara menangani adanya SPO terkait
terror BOM ancaman bom atau terror dari pihak penanganan ancaman
luar bom
2. Ketersediaan peralatan / fasilitas rumah sakit
No Peralatan / kelengkapan Status Rekomendasi
pendukung
1 Fasilitas pemilahan sampah / Mencukupi / tersedia Pertahankan dan
tempat sampah tiap unit kerja lakukan perawatan
rutin
2 Fasilitas penyimpanan bahan Tersedia Diperlukan tata letak
tidak terpakai (gudang) / housekeeping
yang baik agar
dapat digunakan
optimal
3 Kelengkapan petugas security
a. Rompi Tidak sesuai standar Dilakukan
b. Senter Lalu lintas Tersedia perawatan
c. Mantel hujan (rain coat) Tersedia Dilakukan
d. Radio HT Tersedia 15 Unit perawatan
e. Sepatu security Belum tersedia Dilakukan
perawatan
Dilakukan
perawatan
Upayakan
Difasilitasi
4 Kelengkapan Petugas
Maintenance Tidak tersedia Dilakukan
a. Sarung tangan listrik Tersedia perawatan
b. Helmet safety Tersedia Dilakukan
c. Wearpack Tersedia perawatan
d. Radio HT Tersedia Dilakukan
Tersedia perawatan
Belum tersedia Dilakukan
perawatan
Dilakukan
perawatan
Dilakukan
perawatan
Upayakan
Difasilitasi
5 Kelengkapan petugas
kebersihan / CS Tersedia Dilakukan
a. Sarung tangan karet cuke (cuci perawatan
pakai) Tersedia
b. Keset Serabut untuk lobi Dilakukan
c. Radio HT perawatan

6 Kelengkapan petugas kesling


a. Sepatu safety Tidak Tersedia
b. Sarung tangan karet cuke Tidak Tersedia

C. Kendala dalam pelaksanaan


1. Bidang Penanggulangan Bencana dan Kebakaran
a. Pemantauan APAR belum dapat dilakukan tepat waktu (rentang
keterlambatan 2-5 hari kerja)
b. Tidak seluruh dinding di lokasi APAR dapat di lakukan pemasangan APAR
(dinding terbuat dari marmer dan kayu))
c. Belum tersedianya Hydrant Outdoor
d. Belum adanya system deteksi kebakaran / alarm manual atau otomatis
e. Belum adanya pelatihan tanggap darurat terpadu (disaster bencana)
f. Belum adanya Pemantauan terhadap perbaikan CCTV dan hasil rekaman
kerja

2. Bidang Kesehatan Kerja


a. Belum terlihat adanya sinergis antara program kesehatan kerja dari
manajemen dengan program kesehatan kerja dari komite P2K3 (koordinasi
vaksinasi-imunisasi petugas, pemeriksaan kesehatan pra-berkala-khusus,
rekapitulasi atau data terkait SDM sakit dsb)
b. Belum optimalnya kegiatan pendidikan kesehatan kepada pegawai seperti
senam / bersama, olah raga yang di prakarsai oleh pimpinan dsb
c. Perlunya optimalisasi sosialisasi terkait area yang mengharuskan
penggunaan alat pelindung diri seperti efisiensi penggunaan masker,
penggunaan sarung tangan

3. Bidang Keselamatan Kerja


a. Pelaksanaan kegiatan perbaikan gedung, perbaikan instalasi jaringan oleh
teknisi belum terkoordinasi dengan petugas pengawas keselamatan kerja
terkait pemberian ijin kerja dan kelengkapan proteksi diri sebelum dimulai
suatu pekerjaan
b. Belum maksimalnya penggunaan APD yang telah difasilitasi untuk
kegiatan pencegahan keadaan bencana atau kecelakaan kerja
c. Rambu-rambu yang telah disiapkan belum optimal dalam pelaksanaan,
belum optimal untuk ditaati. Seperti stiker terkait pemilahan sampah sesuai
karakteristiknya
d. Kegiatan kontruksi tidak sesuai dengan aturan keselamatan kerja menurut
undang-undang keselamatan kerja kontruksi (tidak ada jaring pengaman,
petugas tanpa APD, pengendalian debu kontruksi dan kebisingan.

4. Bidang Penyehatan Lingkungan Kerja


a. Alur pemilahan sampah belum sesuai dengan keputusan kemenkes
b. Lokasi pemilahan dan penampungan sampah dan limbah B3 belum sesuai
dengan peraturan berdasarkan Keputusan Kemenkes dan Kemen LH.
c. Beberapa lokasi rumah sakit masih menjadi tempat genangan air dan
system irigasi selokan/got belum maksimal sehingga menjadi tempat
berkembangbiak serangga dan binatang pengerat
d. Instalasi pembuangan air AC dari lantai 2 dan lantai 3 tidak tersambung
langsung dengan selokan yang ada sehingga menimbulkan genangan dan
merusak keindahan
e. Sumber-sumber atau akses masuknya binatang pengganggu masih
terbuka lebar, seperti halnya pintu depan lobi yang seharusnya dapat
tertutup setiap saat dan mudah dibuka tetapi karna adanya keretakan pada
kaca penahan engsel sehingga dikhawatirkan akan memperparah
keadaan. Pintu lobi yang selalu terbuka khususnya ketika malam hari
menjadi akses masuknya binatang seperti kucing dan tikus.
f. Keadaan gudang penyimpanan masih belum dapat dikatakan layak (tidak
ada pintu, ruangan pengap, peruntukan tidak sesuai)
g. Lokasi taman belum dapat dioptimalkan untuk penghijauan, beberapa
lokasi yang disiapkan masih terlihat kosong tanpa tanaman.
h. Kegiatan penimbangan limbah medis B3 oleh pihak ke tiga tidak sesuai
dengan aturan penimbangan yang semestinya (beban dilepas bukan
dipegang)
i. Perlu suatu pendekatan yang komprehensif terkait pengadaan dan
perbaikan Instalasi Pengelolaan Air Limbah
BAB IV
REKOMENDASI TINDAK LANJUT

A. Berdasarkan temuan
1. Diperlukan adanya komitmen dari seluruh petugas Rumah Sakit untuk bekerja
sesuai dengan prosedur dan aturan yang ada terlebih dari top manajemen
atau pimpinan rumah sakit
2. Perlunya ditetapkan suatu kebijakan tentang penghargaan atas kapatuhan
dan kedisiplinan serta tindak lanjut atas pelanggaran dan ketidakpatuhan
petugas
3. Perlu direncanakan suatu Standar terkait kejadian adanya ancaman atau
terror bom yang ditujukan kepada pihak rumah sakit
4. Perlu dilakukan adanya pelatihan pencegahan penaggunalangan bencana
terpadu (disaster bencana) untuk menilai kesiapan seluruh petugas rumah
sakit dalam menghadapi suatu keadaan bencana atau kebakaran
5. Diperlukan adanya pembenahan atau perbaikan system kerja terpadu dengan
pihak terkait
6. Diperlukan adanya penambahan lokasi CCTV dan pengawasan terhadap hasil
rekaman selama 24 jam oleh petugas yang ditunjuk
7. Diperlukan perbaikan tiang penyangga/penskat pasien diruangan aster
dikarnakan pasien kejatuhan tiang penyangga pasien

B. Berdasarkan kebutuhan
1. Perlu dilakukan pembenahan lokasi Tempat Penampungan Sampah
Sementara dan penyimpanan limbah medis B3
2. Perlu adanya pelatihan terpadu guna penghadapi suatu keadaan bencana
atau kebakaran
No Ruangan November Desember Januari Februar Maret April Mei Juni Juli Agustus Septembe Oktober
2021 2021 2022 i 2022 2022 2022 2022 2022 2022 r 2022
2022 2022
1. Rawat Inap N N N N N L3 N N N N L3 N

2. Rawat Jalan N N N N N N N N N N N N

3. UGD N N N N N N N N N N N N

4. Laboratorium N N N N N N N N N N N N

5. Rontgen N N N N N N N N N N N N

6. Kamar N N N N N N N N N N N N
Bedah
7. ICU N N N N N N N N N N N N

8. Farmasi N N N N N N N N N N N N

9. Laundry N N N N N N N N N N N N

10. Peinatologi N N N N N N N N N N N N

11. Urdal N N N N N N N N N N N N
12. Kesling N N N N N N N N N N N N

13. Rekam N N N N N N N N N N N N
Medik

14. Hemodialisa N N N N N N N N N N N N

15. Ponek N N N N N N N N N N N N

16. CSSD N N N N N N N N N N N N

17. Rawat Inap N N N N N N N N N N N N

18. Rawat Jalan N N N N N N N N N N N N

19. UGD N N N N N N N N N N N N

20. Laboratorium N N N N N N N N N N N N

21. Rontgen N N N N N N N N N N N N

22. Kamar N N N N N N N N N N N N
Bedah

Keterangan :
N= Nihil
L1= Ada laporan
L2= Laporan ditindaklanjuti
L3= Laporan selesai
Daftar Bahaya yang dilakukan pengamatan selama 1 tahun di RS Tentara TK IV Pematang
Siantar
BAB V
PENUTUP

Rumah Sakit mempunyai risiko keselamatan dan Kesehatan Kerja yang spesifik sehingga perlu dikelola
dengan baik agar dapat menjadi tempat kerja yang sehat, aman dan nyaman. Oleh karena itu diperlukan
komitemen dari Kepala atau Direktur Rumah Sakit terhadap pelaksanaan K3RS. Pelaksanaan K3RS
dapat tercapai bila semua pihak yang berkepentingan yaitu pimpinan Rumah Sakit, manajemen,
karyawan, dan SDM Rumah Sakit lainnya berperan serta dalam menjalankan perannya masing-masing.
Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit merupakan bagian
dari usaha pemerintah yang ditujukan bagi semua pihak terkait agar seluruh Rumah Sakit dapat
menyelenggarakan K3RS dengan efektif, efisien, dan berkesinambungan. Demikianlah laporan ini
diperbuat agar dapat dipergunakan seperlunya dan meningkatkan perbaikan layanan di Rumah Sakit.

Paurtuud Ketua K3

Abjonner Silaban Dr.Rini Anggraini

Mengetahui,
Kepala Rumah Sakit 01.07.01

dr. Adi Sumanta Sembiring.G, M.Ked (PD), Sp.PD


Mayor Ckm NRP 11040008960779
Lampiran I

Anda mungkin juga menyukai