Anda di halaman 1dari 91

EDISI KEDUA

HOSPITAL SAFETY INDEX


(INDEX KEAMANAN RUMAH SAKIT)

PANDUAN
UNTUK PARA PENILAI/EVALUATOR
DAFTAR ISI

1. Pendahuluan ..........................................................................................................
2. Tujuan, sasaran dan isi dari panduan ini ................................................................
3. Aspek konseptual untuk keadaan darurat dan manajemen risiko bencana ............
4. Keamanan rumah sakit ...........................................................................................
5. Indeks Keamanan Rumah Sakit .............................................................................
6. Prosedur dan rekomendasi untuk mengevaluasi rumah sakit dan menerapkan
Indeks Keselamatan Rumah Sakit ..........................................................................
7. Penjelasan singkat tentang bentuk evaluasi ...........................................................
8. Menghitung skor modul dan indeks keamanan rumah sakit ....................................
9. Menyajikan hasil untuk indeks keamanan rumah sakit ...........................................
10. Melengkapi checklist ...............................................................................................
11. Daftar Istilah ...........................................................................................................
12. Daftar Pustaka ........................................................................................................
13. Lampiran 1: Formulir 1 - Informasi umum tentang rumah sakit ..............................
14. Lampiran 2: Formulir 2 - Checklist Keamanan Rumah Sakit ..................................
BAB I
Pendahuluan

Indeks Keamanan Rumah Sakit menempati tempat utama dalam upaya lokal, nasional
dan global untuk memperbaiki fungsi rumah sakit dalam keadaan darurat dan bencana. Ini
merupakan area yang telah dipromosikan dan didukung oleh Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) selama lebih dari 25 tahun. Setelah Pan American Health Organization (PAHO) dan
WHO merilis versi pertama dari Indeks Keamanan Rumah Sakit pada tahun 2008, kementerian
kesehatan dan entitas kesehatan lainnya, kementerian dan lembaga pemerintah lainnya, dan
rumah sakit umum dan swasta di enam wilayah WHO, telah bergabung dengan mitra mereka di
Amerika dalam menerapkan dan menyesuaikan Indeks Keamanan Rumah Sakit. Meningkatnya
kepentingan akan rumah sakit yang aman mengakibatkan seruan untuk merevisi Keamanan
Rumah Sakit dari negara-negara dan pemangku kepentingan lainnya, untuk menjadi alat
penilaian global yang benar-benar dapat digunakan di semua konteks di seluruh dunia.
Dalam keadaan darurat, bencana dan krisis lainnya, masyarakat harus dapat melindungi
kehidupan dan kesejahteraan penduduk yang terkena dampaknya, terutama dalam hitungan
menit dan jam segera setelah dampak atau keterpaparan tersebut. Kemampuan pelayanan
kesehatan untuk berfungsi tanpa gangguan dalam situasi ini adalah masalah antara hidup dan
mati. Kelanjutan fungsi layanan kesehatan bergantung pada sejumlah faktor kunci, yaitu: bahwa
layanan ditempatkan di struktur (seperti rumah sakit atau fasilitas) yang dapat menahan
paparan dan kekuatan dari semua jenis bahaya; Peralatan medis dalam keadaan baik dan
terlindung dari kerusakan, infrastruktur masyarakat dan layanan penting (seperti air, listrik, dll.)
tersedia bagi layanan kesehatan; dan petugas kesehatan dapat memberikan bantuan medis
dalam situasi aman saat mereka sangat dibutuhkan.
Pada tahun 2005, pada Konferensi Dunia Kedua tentang Pengurangan Resiko Bencana
di Jepang, 168 negara menyetujui Kerangka Aksi Hyogo dan dengan demikian setuju untuk:
"Mempromosikan sasaran 'rumah sakit yang aman dari bencana' dengan memastikan bahwa
semua rumah sakit baru dibangun dengan tingkat keamanan yang memungkinkan mereka
untuk tetap berfungsi dalam situasi bencana dan menerapkan langkah-langkah mitigasi untuk
memperkuat fasilitas kesehatan yang ada, terutama yang menyediakan layanan kesehatan
primer. "1
Mendefinisikan istilah "rumah sakit yang aman" akan membantu dalam memberikan
panduan pendekatan untuk menilai keamanan rumah sakit. Rumah sakit yang aman adalah
fasilitas yang layanannya tetap dapat diakses dan berfungsi pada kapasitas maksimum, dan
dengan infrastruktur yang sama, sebelum, selama dan segera setelah adanya dampak dari
keadaan darurat dan bencana. Fungsi rumah sakit yang terus berlanjut bergantung pada
berbagai faktor, termasuk keamanan bangunan, sistem dan peralatan pentingnya, ketersediaan
persediaan, dan kapasitas penanganan darurat dan bencana di rumah sakit, terutama untuk
tanggapan dan pemulihan dari bahaya atau kejadian yang mungkin terjadi
Unsur kunci dari pengembangan menuju rumah sakit yang aman adalah pengembangan
dan penerapan Indeks Keamanan Rumah Sakit – alat diagnostik cepat dan murah untuk menilai
kemungkinan bahwa rumah sakit akan tetap beroperasi dalam keadaan darurat dan bencana.
Evaluasi tersebut menghasilkan informasi yang berguna mengenai kekuatan dan kelemahan
rumah sakit dan akan menunjukkan tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki kapasitas dari
manajemen dan keamanan kerja dalam keadaan darurat dan bencana di rumah sakit.
Penerapan diagnostik cepat dari Indeks Keamanan Rumah Sakit memberikan, sebagai
perbandingan, gambaran singkat tentang rumah sakit: ini menunjukkan cukup banyak fitur dasar
yang memungkinkan evaluator untuk mengonfirmasi atau menyanggah adanya resiko asli
terhadap keamanan Rumah Sakit, dan tingkat kesiapan rumah sakit dalam keadaan darurat dan
bencana yang diharapkan dapat tetap memberikan layanan kesehatan dalam tanggap darurat.
Indeks Keamanan Rumah Sakit juga mempertimbangkan lingkungan rumah sakit dan jaringan
layanan kesehatan di tempat asalnya.
Panduan untuk evaluator untuk Indeks Keamanan Rumah Sakit ini memberikan
penjelasan tahap demi tahap tentang bagaimana menggunakan Daftar Periksa Rumah Sakit
Aman, dan evaluasinya dapat digunakan untuk memperoleh penilaian keamanan struktural dan

1 Kerangka Aksi Hyogo 2005-2015: membangun ketahanan bangsa dan masyarakat untuk bencana. Jenewa: Strategi
Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengurangan Resiko, 2007
(http://www.unisdr.org/2005/wcdr/intergover/official-doc/L-docs/Hyogo-framework-for-action-english.pdf, diakses pada 4
November 2014.
nonstruktural, dan kapasitas dari manajemen darurat dan penanganan bencana dari rumah sakit.
Hasil dari evaluasi memungkinkan indeks keamanan rumah sakit untuk dihitung.
Alat Indeks Keamanan Rumah Sakit dapat diterapkan di rumah sakit secara individu atau
di banyak rumah sakit dalam jaringan rumah sakit umum atau swasta, atau di wilayah
administratif atau geografis. Di beberapa negara, seperti Moldova, semua rumah sakit
pemerintah telah dievaluasi menggunakan Indeks Keamanan Rumah Sakit. Dalam hal ini,
Indeks Keamanan Rumah Sakit memberikan metode yang berguna untuk membandingkan
keamanan relatif rumah sakit di suatu negara atau wilayah, yang menunjukkan rumah sakit
mana yang memerlukan investasi sumber daya untuk memperbaiki fungsi sistem kesehatan.
Setelah evaluasi selesai, tim evaluasi menyajikan temuannya ke manajemen senior dan
staf rumah sakit. Laporan dari rumah sakit individu biasanya diintegrasikan ke dalam laporan
sekelompok rumah sakit kepada pembuat kebijakan di bidang kesehatan, keuangan atau
kementerian lainnya. Di sektor swasta, hasil dapat dilaporkan ke masing-masing dewan direksi.
Dalam lingkup dan skala sumber daya yang ada, manajemen dan staf rumah sakit akan
bertanggung jawab untuk membuat perubahan yang diperlukan untuk memperbaiki tingkat
keamanan di rumah sakit, terutama yang berkaitan dengan penanganan tindakan-tindakan
nonstruktural dan penguatan kapasitas dalam keadaan darurat dan bencana. Namun,
perubahan skala besar seperti penguatan struktur rumah sakit untuk memastikan keamanannya
mungkin memerlukan investasi besar dari sumber di luar rumah sakit. (Misalnya kementerian
keuangan, pendidikan atau jaminan sosial, atau dewan pengatur institusi publik, swasta atau
nonpemerintah).

Revisi Indeks Keamanan Rumah Sakit dan panduan untuk evaluator


Indeks Keamanan Rumah Sakit yang asli dikembangkan oleh PAHO dan WHO dengan
kontribusi dari para ahli nasional di berbagai bidang dan dirilis pada tahun 2008. Selanjutnya,
alat Indeks Keamanan Rumah Sakit telah digunakan untuk menilai keamanan dari lebih dari
3500 fasilitas dan telah diadopsi dan dilaksanakan oleh banyak negara. Namun, beberapa
negara-negara menganggap bahwa Indeks Keamanan Rumah Sakit asli memerlukan beberapa
penyesuaian untuk memenuhi pertimbangan spesifik di wilayah mereka. Misalnya, bagian
tentang penilaian ketersediaan dan pelatihan tenaga kesehatan dan keamanan fasilitas
kesehatan, staf dan pasien, diajukan. Pengalaman dari seluruh dunia ini mengakibatkan
permintaan revisi Indeks agar alat tersebut sesuai dan dapat diaplikasikan dengan semua
bahaya dan semua konteks dari negara. Setelah dilakukan diskusi intensif dan masa konsultasi
yang ekstensif, revisi dari Indeks Keamanan Rumah Sakit telah dicapai dengan persetujuan
umum dari banyak profesional dari berbagai disiplin ilmu dengan keahlian dan pengalaman
dalam keamanan di rumah sakit dan penerapan Indeks di negara-negara di seluruh dunia.
Daftar Periksa Indeks Keamanan Rumah Sakit yang direvisi sekarang mensyaratkan 151
butir dalam modul manajemen struktural, nonstruktural dan manajemen keadaan darurat dan
bencana. Modul ini dievaluasi oleh para ahli independen yang terlatih dan berpengalaman.
Bobot dari daftar periksa asli tetap dipertahankan dalam revisi. Namun demikian, ada beberapa
perubahan, seperti berikut ini:
 Butir telah ditambahkan untuk memberikan penekanan lebih besar pada keamanan,
ketersediaan staf, sistem proteksi kebakaran dan sistem penekanan untuk kebakaran
internal, pemeliharaan sistem penting, dan sistem untuk koordinasi operasi darurat di
rumah sakit.
 Butir telah dimodifikasi untuk menangani semua jenis bahaya yang dapat mempengaruhi
keamanan di rumah sakit atau menyebabkan keadaan darurat atau bencana dimana
rumah sakit harus dipersiapkan untuk dapat menanggapinya.
 Beberapa butir telah dipindahkan di antara modul (misalnya modul keamanan struktural
telah diperkuat oleh unsur dari modul nonstruktural).
 Bagian tentang perlindungan dan akses infrastruktur telah ditambahkan.
 Rincian persediaan dan peralatan telah dimasukan ke dalam submodul yang sama.
 Penjelasan dan referensi untuk setiap butir telah diperluas.
Selain itu, panduan lebih lanjut telah diberikan untuk memberikan tim evaluasi dan
pengambil keputusan pilihan yang lebih banyak untuk penyajian hasil dan perhitungan Indeks
Keamanan Rumah Sakit, dengan tujuan untuk mencerminkan konteks politik, resiko dan sumber
daya yang berbeda di seluruh dunia.
Penting untuk dicatat bahwa Indeks Keamanan Rumah Sakit melibatkan unsur
subjektivitas dari spesialis yang menggunakannya, sehingga memperkuat pentingnya panduan
dan referensi dalam Panduan untuk evaluator dan nilai dari pelatihan tim evaluasi dalam
penggunaan Indeks Keamanan Rumah Sakit sebelum dilakukan evaluasi. Karena pengalaman
dalam menerapkan alat dari versi ini meluas, kemungkinan besar perlu direvisi untuk
mencerminkan perbaikan berkelanjutan, penerapan yang lebih luas dan tantangan yang baru
dan spesifik seperti ancaman keamanan dan perubahan iklim.
Yang penting, Indeks Keamanan Rumah Sakit telah terbukti menjadi alat yang paling
berharga untuk meningkatkan keamanan dan fungsi rumah sakit, seperti layanan kesehatan
yang menyelamatkan jiwa dan layanan kesehatan lainnya dapat disediakan dalam keadaan
darurat dan bencana. Indeks diharapkan akan terus memainkan peran penting dalam tindakan-
tindakan di rumah sakit yang aman di tingkat lokal dan nasional, dan melalui komitmen
internasional untuk mendukung program rumah sakit aman nasional dan kerangka kerja global
selanjutnya dalam pengurangan resiko bencana yang diharapkan dapat disepakati oleh Negara-
negara Anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa di Konferensi Dunia Ketiga tentang Pengurangan
Resiko Bencana di Sendai pada Maret 2015.
BAB II
TUJUAN, SASARAN DAN ISI DARI PANDUAN INI

Tujuan dari Panduan untuk evaluator ini adalah untuk memberikan panduan kepada
evaluator mengenai penerapan daftar periksa, menilai keamanan rumah sakit dan menghitung
Indeks Keamanandi rumah sakit. Evaluasi tersebut akan memfasilitasi penentuan kapasitas
rumah sakit untuk terus memberikan layanan setelah terjadinya kejadian buruk, dan akan
memandu tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan keamanan dan kesiapan rumah sakit
dalam menanggapi dan pemulihan jika terjadi keadaan darurat dan bencana. Sepanjang
dokumen ini, istilah "aman" atau "keamanan" mencakup keamanan struktural dan nonstruktural
dan kapasitas dari manajemen keaddan darurat dan bencana di rumah sakit.
Indeks Keamanan Rumah Sakit adalah alat yang digunakan untuk menilai keamanan dan
kerentanan rumah sakit, membuat rekomendasi mengenai tindakan yang diperlukan, dan
mempromosikan tindakan berbiaya rendah / berdampak tinggi untuk meningkatkan keamanan
dan memperkuat kesiapsiagaan darurat. Evaluasi tersebut memberikan arahan tentang
bagaimana mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk meningkatkan keamanan dan
memastikan berfungsinya rumah sakit dalam keadaan darurat dan bencana. Hasil evaluasi akan
membantu manajer dan staf rumah sakit, serta manajer sistem kesehatan dan pengambil
keputusan di kementrian atau organisasi terkait lainnya dalam memprioritaskan dan
mengalokasikan sumber daya terbatas untuk memperkuat keamanan rumah sakit di jaringan
layanan kesehatan yang kompleks. Ini adalah alat untuk membimbing otoritas nasional dan
mitra kerja sama internasional dalam perencanaan dan pengalokasian sumber daya mereka
untuk mendukung peningkatan keamanan dan penyampaian layanan kesehatan setelah
keadaan darurat dan bencana.
Tujuan dari Panduan untuk evaluator ini adalah:
 Memberikan evaluator pendekatan yang obyektif dan terstandar dalam menerapkan
Daftar Periksa Rumah Sakit Aman, sehingga mereka dapat memberikan penentuan awal
apakah rumah sakit tersebut dapat berfungsi dengan segera setelah terjadinya keadaan
darurat dan bencana;
 memberikan kriteria standar untuk unsur yang akan dievaluasi dalam konteks yang
berbeda sehingga ada dasar umum untuk meninjau keamanan dan kebutuhan sejumlah
rumah sakit;
 menyederhanakan pencatatan dan klasifikasi informasi tentang kekuatan dan kelemahan
yang ditemukan di rumah sakit, baik secara individu maupun sebagai bagian dari jaringan
layanan kesehatan, dan kapasitas masyarakat untuk mengelola keadaan darurat dan
bencana;
 merekomendasikan kegiatan dan tindakan untuk memperbaiki keamanan dan kesiapan
rumah sakit.
Panduan untuk evaluator ini juga memberikan panduan kepada kelompok ahli dari
berbagai disiplin ilmu yang berkomitmen untuk mengurangi resiko terhadap keamanan di rumah
sakit dan memperkuat kesiapan, tanggap bencana serta pemulihan rumah sakit.
Panduan ini mencakup bagian metodologi, dua formulir yang harus dilengkapi, bagian
pada sistem penilaian dan indeks keamanan, dan daftar istilah dasar, sebagai berikut.
 Bagian metodologi memberikan evaluator gambaran umum mengenai proses dan apa
yang harus dipertimbangkan saat menggunakan daftar periksa.
 Formulir 1 "Informasi umum tentang rumah sakit" (Lampiran l) harus dilengkapi sesuai
dengan fasilitas yang dievaluasi.
 Formulir 2 "Daftar Periksa Rumah Sakit Aman" (Lampiran 2) harus dilengkapi oleh tim
evaluasi.
 Ada penjelasan mengenai bagaimana menyajikan temuan evaluasi dan cara menghitung
indeks keamanan rumah sakit.
 Glosarium menyediakan kosakata standar untuk semua pihak yang terlibat dalam proses
tersebut.
Dokumen ini dikembangkan untuk rumah sakit tingkat tersier, namun dapat juga
diterapkan untuk evaluasi fasilitas kesehatan lainnya dan dapat digunakan sebagai referensi
untuk mengevaluasi layanan dan fasilitas publik lainnya, sesuai dengan adaptasi teknis yang
dibuat dan standar nasional dan internasional yang diperhitungkan.
BAB III
ASPEK KONSEPTUAL DARI
MANAJEMEN RESIKO BENCANA DAN DARURAT

Hampir semua masyarakat terkena fenomena buruk, entah berasal dari alam atau yang
disebabkan oleh bahaya teknologi atau masyarakat. Di antaranya badai, banjir, gempa bumi,
kebakaran, kekeringan, letusan gunung berapi, insiden kimia, serangan teroris, kekerasan
terhadap petugas kesehatan, pasien dan fasilitas, dan wabah penyakit. Semua kejadian buruk
ini mengganggu kehidupan rutin masyarakat dan memiliki berbagai konsekuensi untuk manusia
dan material. Rumah-rumah hancur, masyarakat terisolasi, dan layanan dasar rusak. Orang
kehilangan pekerjaan dan bisnis mereka, panen hancur dan produksi pertanian macet. Orang
hilang, terluka atau terbunuh, dan mengalami berbagai efek kesehatan lainnya, termasuk
penyakit, gangguan terhadap pengobatan penyakit kronis, efek psikososial dan kecacatan.
Resiko bencana didefinisikan sebagai kemungkinan bahwa kerusakan yang terjadi akan
membuat masyarakat yang terkena dampaknya menjadi kewalahan. Keadaaan bahaya, yang
merupakan fenomena yang berpotensi menyebabkan kerusakan terhadap unsur dan aset
masyarakat (termasuk kesehatan masyarakat), mempengaruhi kerentanan unsur-unsur tersebut;
Interaksi ini menentukan apakah, dan seberapa banyak, masyarakat akan terpengaruh oleh
keadaan bahaya tersebut. Kerentanan adalah keterpaparan dan kelemahan dari unsur
masyarakat. Faktor utama yang mempengaruhi resiko bencana adalah: kerentanan manusia
yang terutama ditunjukkan oleh tingkat kemiskinan dan ketidaksetaraan sosial; status kesehatan
penduduk yang beresiko; pertumbuhan populasi yang cepat, terutama di antara orang miskin
yang menetap di daerah yang menyajikan berbagai bahaya alam (misalnya di palung, bantaran
sungai, lereng curam); meningkatkan degradasi lingkungan, terutama karena praktik
penggunaan lahan yang buruk dan dampaknya terhadap perubahan iklim; perencanaan yang
buruk; konstruksi yang buruk dan kurangnya sistem peringatan dini.
Masyarakat memiliki ketahanan lebih atau kurang terhadap keadaan darurat dan
bencana yang terjadi di lokasi mereka atau yang mempengaruhi mereka. Jangkauan dan tingkat
keparahan dari kerusakan yang disebabkan oleh kejadian buruk berbanding terbalik dengan
tingkat ketahanan masyarakat: semakin tangguh, semakin sedikit kerusakan. Akhirnya,
kapasitas untuk merespon menentukan apakah kejadian buruk akan menjadi darurat atau akan
berkembang menjadi bencana.
Akibatnya, keadaan bahaya, keadaan darurat dan bencana mempengaruhi orang dengan
cara yang berbeda sesuai kondisi kesehatan, sosial, ekonomi dan lingkungan mereka. Bencana
menyebabkan kerusakan lebih proporsional terhadap negara berkembang dan masyarakat
termiskin. Angin topan atau badai dapat menabrak dua negara atau dua komunitas dengan
kecepatan angin dan hujan yang sama, namun tingkat kerusakan pada kehidupan, infrastruktur
dan layanan kesehatan akan sangat berbeda karena berbagai tingkat kerentanan dan kapasitas
dari kedua masyarakat tersebut.
BAB IV
KEAMANAN RUMAH SAKIT

Fasilitas kesehatan sangat penting dalam menyelamatkan nyawa, memberikan


perawatan selama terjadinya keadaan darurat, dan membantu pemulihan masyarakat. Di
banyak negara, rumah sakit merupakan tempat penampungan terakhir bagi korban bencana
yang mencari perlindungan dan perawatan yang sangat mereka butuhkan. Sistem rumah sakit
juga merupakan investasi besar - sampai 70% dari anggaran pelayanan kesehatan - dan
merupakan ikon kesejahteraan sosial. Kehilangan rumah sakit dapat mengakibatkan hilangnya
keamanan, konektivitas dan kepercayaan pada pemerintah daerah. Namun catatan
menunjukkan bahwa fasilitas kesehatan dan petugas kesehatan termasuk di antara korban
utama keadaan darurat, bencana dan krisis.
Instansi pemerintah (termasuk kementerian kesehatan dan organisasi manajemen
bencana nasional), rumah sakit umum dan swasta dan mitranya telah mengambil tindakan
untuk memastikan keamanan dan kesiagaan rumah sakit, sehingga mereka dapat terus
memberikan layanan penting dalam keadaan darurat dan bencana. Dalam hal ini, WHO telah
mempromosikan program rumah sakit yang aman selama lebih dari 25 tahun, menghasilkan
komitmen, bimbingan teknis, dan kebijakan global, regional dan nasional yang diberikan kepada
negara-negara dan organisasi mitra di enam wilayah WHO. Tujuh puluh tujuh negara di seluruh
dunia telah melaporkan kepada WHO bahwa mereka melaksanakan kegiatan Rumah Sakit
Aman.
Alat Indeks Keamanan Rumah Sakit telah digunakan untuk menilai keamanan dan
kesiapan dari lebih dari 3500 fasilitas kesehatan, dan tindakan untuk menerapkan rekomendasi
penilaian untuk membuat rumah sakit lebih aman dan siap menghadapi keadaan darurat telah
dilakukan. Banyak program pelatihan telah dilakukan oleh berbagai organisasi untuk
meningkatkan kapasitas staf rumah sakit dalam mempersiapkan dan menanggapi keadaan
darurat internal dan eksternal. Dalam beberapa tahun terakhir, peningkatan perhatian telah
diberikan terhadap keamanan petugas kesehatan dan terhadap fasilitas, serta terhadap
kelestarian dan efisiensi rumah sakit "cerdas" atau "hijau".
Banyak rumah sakit yang berada di daerah yang memiliki bahaya alam atau terkena
bahaya yang dapat mempengaruhi keamanan dan fungsinya 2. Diperkirakan sebuah rumah sakit
yang tidak berfungsi meninggalkan sekitar 200.000 orang tanpa perawatan kesehatan.
Hilangnya layanan darurat selama keadaan darurat dan bencana sangat mengurangi
kemungkinan dalam penyelamatan nyawa dan mengurangi konsekuensi kesehatan lainnya.
Miliaran dolar atas kerusakan infrastruktur disebabkan oleh bencana di seluruh dunia 3. Ketika
kita memperhitungkan biaya kesehatan bagi jutaan orang tanpa layanan kesehatan selama
periode yang diperpanjang, kerugian yang tidak langsung jauh lebih tinggi.
Kerusakan dari kapasitas rumah sakit untuk menanggapi keadaan darurat dan bencana
merupakan penyebab utama gangguan layanan di rumah sakit dalam kejadian semacam itu:
hanya sebagian kecil rumah sakit yang ditutup karena kerusakan struktural. Langkah-langkah
untuk mencegah terganggunya fungsi rumah sakit, termasuk sistem penting, persediaan, dan
kapasitas dari manajemen darurat dan bencana, memerlukan investasi yang jauh lebih sedikit
daripada mencegah keruntuhan bangunan. Namun, teknologi, kebijakan dan manajemen kinerja
bangunan rumah sakit dalam bencana terus menjadi tantangan utama.
Banyak rumah sakit dibangun tanpa memperhitungkan keadaan bahaya. Selain itu, saat
perawatan terbengkalai, sistem yang sangat penting untuk fungsi rumah sakit memburuk seiring
berjalannya waktu. Namun, kerentanan fasilitas kesehatan dapat dibalikkan melalui dukungan
politik dan keuangan yang berkelanjutan, seperti yang telah ditunjukkan dalam berbagai proyek
di banyak negara.
Dalam merancang rumah sakit baru yang aman atau mengambil tindakan untuk
memperbaiki keamanan rumah sakit yang ada, ada empat tujuan:
1. Memungkinkan rumah sakit untuk terus berfungsi dan menyediakan tingkat kesehatan
yang sesuai dan berkelanjutan selama dan setelah terjadinya keadaan darurat dan
bencana;
2. Melindungi petugas kesehatan, pasien dan keluarga;
2
Di Negara-negara Anggota dari Wilayah WHO di Amerika saja, 67% dari sekitar 18.000 rumah sakit di wilayah ini terletak di
daerah-daerah di mana ada bahaya yang dapat menyebabkan bencana.
3 Menurut sebuah laporan yang disiapkan oleh Komisi Ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Amerika Latin dan Karibia
(ECLAC), kerusakan infrastruktur kesehatan yang disebabkan oleh bencana di Wilayah Amerika mencapai lebih dari US $ 7,82
miliar selama periode 1972-2011
3. Melindungi integritas fisik bangunan rumah sakit, peralatan dan sistem rumah sakit yang
penting; dan
4. Membuat rumah sakit aman dan tahan terhadap resiko masa depan, termasuk
perubahan iklim.
Tujuan program Rumah Sakit Aman adalah untuk memastikan bahwa fasilitas kesehatan
tidak hanya akan tetap berdiri jika terjadi keadaan darurat dan bencana, namun berfungsi efektif
dan tanpa gangguan. Keadaan darurat dan bencana memerlukan peningkatan kapasitas
pengobatan, dan rumah sakit harus siap untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang
ada. Rumah sakit juga harus memastikan bahwa petugas terlatih tersedia untuk memberikan
perawatan berkualitas tinggi, penuh kasih sayang dan setara untuk korban dan orang yang
selamat dari keadaan darurat, bencana dan krisis lainnya.
BAB V
INDEKS KEAMANAN RUMAH SAKIT

Sementara program Rumah Sakit Aman bertujuan untuk memperkuat keamanan dan
memastikan fungsionalitas semua fasilitas kesehatan untuk keadaan darurat dan bencana,
Indeks Keamanan Rumah Sakit adalah alat yang dirancang untuk menilai keamanan dari rumah
sakit rujukan, tersier, atau universitas karena rumah sakit tersebut memiliki peran paling penting
dalam menanggapi keadaan darurat dan bencana. Rumah sakit tesebut juga mewakili tingkat
perawatan tertinggi untuk kota atau wilayah di suatu negara, dan seringkali mewakili investasi
yang signifikan dari sektor publik, swasta dan nonpemerintah dalam perawatan kesehatan. Alat
khusus telah dikembangkan oleh PAHO untuk sarana kesehatan kecil dan menengah.
Memastikan fungsi rumah sakit dan membuatnya aman jika terjadi bencana merupakan
tantangan besar, tidak hanya karena tingginya jumlah rumah sakit dan biaya yang tinggi, tetapi
karena ada keterbatasan informasi tentang tingkat keamanan dan penanganan darurat dan
bencana di rumah sakit saat ini.
Rumah sakit mewakili lebih dari 70% anggaran belanja untuk kesehatan di banyak
negara. Sebagian besar pengeluaran ini untuk petugas kesehatan ahli dan peralatan yang
mahal dan moderen. Sangat penting bahwa rumah sakit terus bekerja selama keadaan darurat
terjadi karena masyarakat akan langsung pergi ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan
bantuan medis ketika terjadinya keadaan darurat, tanpa mempertimbangkan kemungkinan
bahwa fasilitas tersebut mungkin tidak berfungsi. Akibatnya, sangat penting untuk
mengidentifikasi tingkat keamanan dan fungsi yang akan dimiliki rumah sakit jika terjadi
keadaan darurat atau bencana. Evaluasi di rumah sakit bertujuan untuk mengidentifikasi unsur-
unsur yang memerlukan perbaikan di rumah sakit atau jaringan rumah sakit yang spesifik, dan
untuk memprioritaskan intervensi di rumah sakit bahwa, dikarenakan jenis atau lokasinya,
sangat penting untuk mengurangi angka kematian, morbiditas, kecacatan dan biaya sosial dan
ekonomi lainnya yang terkait dengan keadaan darurat dan bencana.
Studi kerentanan yang terperinci biasanya mencakup analisis bahaya yang mendalam
dan kerentanan struktural, nonstruktural, sistem kesehatan dan kerentanan rumah sakit.
Masing-masing aspek ini memerlukan masukan dari spesialis yang berpengalaman dalam
pengurangan bencana. Studi kerentanan umumnya memakan waktu beberapa bulan dan dapat
membebankan rumah sakit biaya sebesar puluhan ribu dolar.
Oleh karena itu, Indeks Keamanan Rumah Sakit adalah alat yang sangat penting untuk
mendekati tujuan rumah sakit yang tidak terlalu rentan namun lebih aman dan siap menghadapi
keadaan darurat dan bencana. Indeks Keamanan Rumah Sakit dirancang dan direvisi oleh para
ahli nasional untuk memberikan wewenang dan pemangku kepentingan rumah sakit lainnya,
metode untuk melakukan evaluasi rumah sakit yang cepat dan murah. Daftar periksa membantu
dalam penilaian butir dan peringkat keamanan yang berbeda untuk rumah sakit. Sistem
penilaian memberikan kepentingan relatif dari setiap butir yang, apabila dihitung, memberikan
nilai numerik pada kemungkinan bahwa rumah sakit dapat bertahan dan terus berfungsi dalam
keadaan darurat atau bencana.
Indeks Keamanan Rumah Sakit tidak hanya memperkirakan kapasitas operasional rumah
sakit selama dan setelah keadaan darurat, namun memberikan rentang yang membantu pihak
berwenang menentukan rumah sakit mana yang paling membutuhkan tindakan untuk
memperbaiki keamanan dan fungsinya. Prioritas mungkin diberikan ke rumah sakit yang
memiliki tingkat keamanan yang buruk yang akan membahayakan penghuninya dalam keadaan
darurat atau bencana.
Indeks Keamanan Rumah Sakit bukan hanya alat yang melakukan penilaian teknis,
namun juga memberikan pendekatan penting terhadap manajemen resiko darurat dan bencana
untuk sektor kesehatan, dengan fokus pada pencegahan, mitigasi dan kesiapan untuk tanggap
darurat dan pemulihan. Ini bukanlah pendekatan "semua atau tidak sama sekali" untuk
keamanan di rumah sakit, namun memungkinkan perbaikan di rumah sakit dari waktu ke waktu.
Indeks tersebut tidak menggantikan penilaian kerentanan atau penelitian lainnya yang
mendalam, namun membantu pihak berwenang untuk menentukan dengan cepat tindakan apa
yang dapat meningkatkan keamanan dan kapasitas apa yang harus ditanggapi rumah sakit
untuk menghadapi keadaan darurat dan bencana.4

1 Indice de seguridad hospitalaria: Guia para la evaluatcion de establecimientos de salud de mediana y baja complejidad.
Washington (DC): Organizacion Panamericana de la Salud (Pan American Health Organization): 2010.
2 Laporan Komisi Karibia mengenai Kesehatan dan Pembangunan. Washington (DC): Pan American Health Organization: 2006.
BAB VI
PROSEDUR DAN REKOMENDASI UNTUK MENGEVALUASI RUMAH SAKIT
DAN MENERAPKAN INDEKS KESELAMATAN RUMAH SAKIT

Koordinasi umum
Kelompok yang bertanggung jawab atas koordinasi umum (entitas yang berwenang) dan
pengawasan evaluasi rumah sakit terdiri dari para manajer dan profesional di tingkat
pengambilan keputusan dari organisasi terkait (misalnya kementerian kesehatan, jaminan sosial
atau keuangan, komite manajemen bencana nasional, jaringan rumah sakit swasta). Entitas
yang berwenang harus mencakup organisasi dan orang-orang yang bertanggung jawab atas
pengambilan keputusan strategis, pengembangan kebijakan, program, dan rencana, dan alokasi
sumber daya untuk keamanan dan fungsi jaringan layanan kesehatan jika terjadi keadaan
darurat dan bencana. Evaluasi rumah sakit juga dapat disahkan oleh manajemen senior sebuah
rumah sakit tertentu.
Entitas yang berwenang akan memulai proses evaluasi di setiap rumah sakit. Entitas ini
juga bertanggung jawab untuk memilih dan melatih evaluator, membentuk tim evaluasi, dan
memfasilitasi kontak pertama antara tim evaluasi dan perwakilan rumah sakit yang dievaluasi.
Entitas akan mengumpulkan dan meninjau hasil evaluasi, menghitung nilai untuk setiap modul
dan Indeks Keamanan di rumah sakit, dan mengembangkan serta memelihara database, di
antara tugas lainnya. Entitas yang berwenang memiliki tanggung jawab keseluruhan untuk
meninjau rekomendasi dari tim evaluasi dan melaksanakan tindakan yang disepakati untuk
memperbaiki kapasitas dari manajemen keamanan dan darurat dan penanganan bencana di
rumah sakit.

Catatan: Entitas yang berwenang dan tim evaluasi harus memperlakukan laporan evaluasi
sebagai laporan yang rahasia. Evaluator tidak dapat mendiskusikan hasil evaluasi dengan pihak
luar.

Keanggotaan dan tanggung jawab tim evaluasi


Evaluator harus merupakan para profesional yang bekerja di bidang konstruksi rumah
sakit, menyediakan layanan kesehatan, administrasi, atau kegiatan dukungan rumah sakit
(misalnya sistem penting, pemeliharaan). Jika memungkinkan, evaluator harus memiliki
setidaknya lima tahun pengalaman dalam desain struktural, konstruksi, sistem penting, dan
manajemen darurat dan bencana rumah sakit. Bila orang dengan latar belakang ini tidak
tersedia, para profesional dengan sedikit pengalaman atau siswa pada tingkat lanjutan di bidang
studi setara dapat dipilih. Dalam hal ini, evaluator dengan sedikit pengalaman harus diawasi
oleh ahli nasional dan/atau internasional. Dalam hal tersebut, tujuannya adalah pengamatan ahli
dalam mengevaluasi unsur rumah sakit.
Evaluasi dilakukan oleh tim multidisiplin, sebaiknya termasuk:
 insinyur dengan pelatihan teknik struktural;
 arsitek dengan pelatihan desain;
 spesialis di sistem penting rumah sakit, teknik dan peralatan biomedis, dan / atau
pemeliharaan listrik dan mekanik;
 layanan kesehatan profesional (dokter, perawat, dll;
 spesialis dalam penanganan darurat dan bencana, termasuk perencanaan dan / atau
administrasi dan logistik; dan
 lainnya (spesialis keamanan, pemeriksa kota dll.).
Penting untuk mempertimbangkan kebutuhan rumah sakit dan posisinya di jaringan
rumah sakit saat membentuk tim evaluasi. Misalnya, insinyur geoteknik atau insinyur yang
mengkhususkan diri dalam ketahanan seismik harus menjadi bagian dari tim yang
mengevaluasi fasilitas kesehatan yang berada di zona gempa.
Ukuran dan jumlah tim bisa bervariasi sesuai dengan kompleksitas rumah sakit. Tim
harus meminta saran dari spesialis nasional dan internasional bila diperlukan.
Semua profesional yang terlibat dalam proses ini harus menerima pelatihan mengenai
tujuan dan metodologi evaluasi rumah sakit yang aman, mengisi Daftar Periksa Rumah Sakit
Aman, interpretasi hasil, dan penyusunan laporan evaluasi akhir. Namun, perhitungan indeks
keamanan rumah sakit tidak harus menjadi bagian dari tanggung jawab tim evaluasi; sebaliknya
perhitungan biasanya merupakan tanggung jawab entitas yang memberikan otorisasi.

Organisasi tim evaluasi


Begitu rumah sakit dipilih, tim evaluasi dibentuk oleh entitas yang berwenang, dengan
mempertimbangkan fitur lingkungan sekitar rumah sakit. Setiap tim harus memiliki kordinator.
Selain identifikasi resmi mereka sendiri, semua evaluator harus memiliki bentuk identifikasi yang
mengakreditasi mereka sebagai bagian dari tim evaluasi - misalnya sertifikasi bahwa mereka
telah menyelesaikan kursus pelatihan untuk alat Indeks Keamanan Rumah Sakit, atau mereka
telah memenuhi persyaratan lain yang ditetapkan oleh kelompok kordinasi umum atau entitas
yang berwenang.
Tim kordinator ditunjuk oleh otoritas yang tepat atau dipilih oleh tim evaluasi. Idealnya,
kordinator tim akan memiliki pengalaman sebelumnya dalam penanganan darurat dan bencana
serta pengalaman dalam menilai rumah sakit untuk keamanan dalam keadaan darurat dan
bencana, lebih bagus apabila pernah menggunakan metodologi alat Indeks Keamanan Rumah
Sakit.
Tanggung jawab tim kordinator adalah sebagai berikut:
 mengatur wawancara pra-evaluasi dengan personil rumah sakit untuk menyelesaikan
pengaturan evaluasi;
 jika perlu, mengatur transportasi tim, penginapan dan keamanan, dan pengadaan bahan
dan alat yang dibutuhkan untuk evaluasi;
 menyediakan dokumentasi dari rumah sakit lain yang berkaitan dengan evaluasi,
mengatur wawancara dengan staf dari berbagai divisi di rumah sakit, dan mengatur
kelompok-kelompok, jika perlu, untuk evaluasi;
 menyediakan salinan Daftar Periksa Rumah Sakit Aman untuk anggota tim evaluasi dan
mengumpulkannya saat ada komentar dan rekomendasi yang dibuat;
 mengelola proses sampai presentasi formal dari evaluasi selesai dibuat untuk entitas
yang berwenang; dan
 melakukan kontak dengan ahli nasional dan / atau internasional jika tim membutuhkan
bantuan.

Tanggung jawab evaluator adalah:


 mengevaluasi keamanan rumah sakit sesuai dengan empat modul daftar periksa Indeks
Keamanan Rumah Sakit;
 mengumpulkan dan menganalisis dokumentasi yang relevan dan berkolaborasi dalam
mengisi dan menandatangani formulir; dan
 memberikan masukan teknis sebagai rekomendasi akhir.

Setiap evaluator bertanggung jawab untuk melengkapi formulir evaluasi. Bila sebuah
kelompok membuat penilaian, evaluator di kelompok tersebut akan menyelesaikan hanya
bagian dari formulir yang sesuai dengan tugas mereka. Evaluator bertanggung jawab untuk
mengkonsolidasikan informasi dan memodifikasinya sesuai dengan hasil pertemuan pertama
setelah evaluasi.
Perilaku etis dan hormat diharapkan dari anggota tim.
Catatan: Hasil laporan evaluasi harus diperlakukan sebagai laporan yang rahasia.
Evaluator tidak dapat mendiskusikan hasil evaluasi dengan pihak luar dalam keadaan apapun.
Evaluator tidak boleh ikut campur dalam operasi harian rumah sakit. Mereka tidak boleh
menangani peralatan atau memberikan saran kepada staf mengenai hal-hal yang menyangkut
operasi rumah sakit. Evaluator harus mengambil tindakan pengamanan selama evaluasi dan
harus memakai alat pelindung diri jika diperlukan.
Diharapkan semua evaluator akan mendedikasikan dirinya pada waktu yang dibutuhkan.
Bergantung pada kompleksitas rumah sakit dan pengalaman evaluator, evaluasi di tempat tidak
boleh memakan waktu lebih dari 8 jam, namun dalam kasus rumah sakit yang sangat kompleks
dan besar, mungkin memerlukan sampai tiga hari untuk evaluasi.

Peralatan dan bahan


Peralatan dan bahan berikut akan dibutuhkan selama evaluasi:
1. Panduan untuk evaluator dari Indeks Keamanan Rumah Sakit (dokumen ini);
2. Peta daerah sekitar rumah sakit;
3. Peta bahaya lokal dan regional dan informasi terkait bahaya lainnya;
4. Rencana lokasi rumah sakit yang menunjukkan bangunan dan distribusi layanan;
5. Formulir (Formulir 1: Informasi umum; Formulir 2: Daftar Periksa Rumah Sakit Aman);
6. Buku tulis, pensil, bolpen;
7. Radio dua arah atau ponsel;
8. Direktori dari personil kunci yang terlibat dalam evaluasi;
9. Senter dengan baterai yang terisi;
10. Kamera, perekam video, perekam suara (opsional);
11. Alat ringan (alat ukur, alat pahat dll. (Opsional):
12. Kalkulator (opsional); dan
13. Alat lain yang dianggap perlu untuk penilaian teknis.

Anggota tim evaluasi harus membawa serta:


1. Identifikasi personal;
2. Akreditasi tim evaluasi;
3. Pakaian kerja yang nyaman dan sesuai; dan
4. Barang pelindung yang diperlukan (helm, kacamata pelindung dll.).

Peran Komite Darurat/Bencana Rumah Sakit dalam melakukan evaluasi


Anggota Komite Darurat/Bencana Rumah Sakit harus hadir sepanjang proses evaluasi,
sama halnya dengan otoritas rumah sakit dan personil yang terlibat dalam pengambilan
keputusan atau yang memiliki informasi penting mengenai unsur yang sedang dievaluasi.
Dalam hal evaluasi, tanggung jawab utama Komite Darurat/Bencana Rumah Sakit adalah:
1. Menyediakan semua dokumentasi yang diperlukan untuk melaksanakan evaluasi;
2. Bekerja sama dalam memeriksa struktur dengan menunjukkan atau menjelaskan situasi
aktual untuk memudahkan diagnosis yang akurat;
3. Mendukung proses diagnosis dengan komentar dan bukti; dan
4. Memfasilitasi partisipasi personil kunci rumah sakit dalam wawancara dan/atau
pertemuan tentang evaluasi. Setiap orang harus mengingat bahwa tujuan dari proses
evaluasi adalah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi resiko,
mitigasi kerusakan akibat bencana, menciptakan kesadaran tentang pencegahan
bencana, dan meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam menanggapi keadaaan darurat
dan bencana.

Komite Darurat/Bencana Rumah Sakit (juga dikenal sebagai Komite Manajemen Resiko
Darurat) adalah entitas rumah sakit yang bertanggung jawab untuk mengartikulasikan,
mengarahkan, menilai dan mengkordinasikan kegiatan rumah sakit untuk periode sebelum,
selama dan setelah terjadinya keadaan darurat/bencana, memastikan partisipasi semua pekerja
rumah sakit. Struktur komite ini harus mencerminkan fasilitas tertentu, namun secara umum
harus memiliki keanggotaan sebagai berikut:
1. Direktur rumah sakit;
2. Direktur administrasi;
3. Kepala Unit Gawat Darurat (Kordinator);
4. Kepala keperawatan;
5. Direktur medis;
6. Kepala operasi;
7. Kepala laboratorium;
8. Kepala pemeliharaan;
9. Kepala transportasi;
10. Kepala keamanan;
11. Kepala layanan dukungan; dan, untuk evaluasi:
12. Perwakilan serikat buruh;
13. Perwakilan masyarakat;
14. Personil rumah sakit lainnya yang dianggap perlu.

Tugas utama komite ini adalah membimbing pengembangan dan pelaksanaan kebijakan,
program dan rencana yang mengintegrasikan manajemen resiko, keamanan rumah sakit,
tanggap darurat dan tanngap bencana serta pemulihan. Di antara tanggung jawab lainnya,
komite menentukan standar dan fungsi tanggap bencana internal rumah sakit, mengawasi
pelatihan permanen dan pendidikan staf, dan mempromosikan kerja sama dan integrasi dengan
sistem kesehatan dan masyarakat yang dilayaninya. Kerangka acuan untuk evaluasi dan
kebijakan yang berkaitan dengan peran Komite Darurat/Bencana Rumah Sakit harus
diformalkan sebelum proses evaluasi dimulai.

Pemeriksaan awal lingkungan sekitar


Pertama, evaluator melakukan inspeksi awal terhadap kota atau wilayah di mana rumah
sakit berada. Ini memberikan gambaran umum tentang fitur arsitektur dan konstruksi kota, jenis
kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh bahaya, dan area kota dan rumah sakit yang mungkin
paling terpengaruh. Para evaluator akan terbiasa dengan jalur utama dan alternatif untuk
mengakses rumah sakit.
Selama pemeriksaan awal, tim mengumpulkan dokumentasi terkait dari berbagai sumber,
termasuk layanan pemadam kebakaran, polisi, pemasok air, listrik dan telekomunikasi, dan
layanan masyarakat lainnya. Semua informasi ini termasuk dalam laporan akhir.
Selanjutnya ada pemeriksaan eksterior rumah sakit. Ini melibatkan pengisian formulir
yang menggambarkan bangunan dan jenis struktur, kualitas konstruksi, penyimpangan dan
kondisi umum, termasuk kondisi celah vertikal, balkon, tepian dll. Kondisi struktur dari bangunan
disampingnya juga didokumentasikan, dan evaluator menentukan apakah daerah evakuasi di
luar cukup aman.
Tim mengidentifikasi fasilitas berbahaya di dekat rumah sakit dan penyimpangan di tanah
(misalnya apakah ada lereng curam di dekatnya), dan semua sumber air (laut, sungai, danau)
yang dapat meningkatkan tingkat air tanah.

Menggunakan daftar periksa


Ketika proses menggunakan Daftar Periksa Rumah Sakit Aman dimulai, penting untuk
mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan evaluasi, ketersediaan semua
pihak yang berkepentingan (tim evaluasi, anggota Komite Darurat / Bencana Rumah Sakit,
pihak lain), dan setiap persyaratan rumah sakit. (shift, jam perawatan, pasien dll). Evaluasi
harus bersifat interaktif dan dinamis dan harus mendapat masukan dari anggota Komite Darurat
/ Bencana Rumah Sakit, anggota tim evaluasi, dan pihak luar (pemerintah kota dan kesehatan)
yang dianggap perlu.
Butir yang dievaluasi dikelompokkan ke dalam modul. Setiap butir dan modul diberikan
bobot berbeda sesuai dengan pentingnya keamanan dari keseluruhan rumah sakit. Modul dapat
dievaluasi secara individual (untuk menghasilkan indeks keamanan khusus modul) atau
bersama-sama (untuk mendapatkan indeks keamanan rumah sakit secara keseluruhan dimana
nilai dari masing-masing modul diintegrasikan untuk memberikan pengukuran tunggal). (Lihat
Bab 8: Menghitung nilai modul dan indeks keamanan rumah sakit; dan Bab 9: Menyajikan hasil
untuk Indeks Keamanan Rumah sakit)
Organisasi evaluasi harus mempertimbangkan kompleksitasnya; peran dan aspek lain
dari fasilitas yang dievaluasi dan sekitarnya, sehingga tim evaluasi dapat digabungkan,
termasuk jumlah spesialisasi para ahli yang dibutuhkan.
Tim evaluasi dibagi menjadi kelompok-kelompok, masing-masing memiliki fokus yang
berbeda seperti keamanan struktural atau non-struktural atau manajemen darurat dan
penanggulangan bencana. Komposisi kelompok ditentukan oleh ciri-ciri rumah sakit dan
sekitarnya. Setiap kelompok harus memiliki setidaknya dua orang, masing-masing memiliki
keahlian di bidang evaluasi tertentu.
Waktu harus dijadwalkan untuk rapat organisasi sebelum evaluasi disamping waktu yang
dibutuhkan untuk evaluasi di tempat fasilitas. Rapat organisasi ini harus diatur untuk
memasukkan anggota tim evaluasi, perwakilan dari entitas yang berwenang dan organisasi
yang bertanggung jawab atas rumah sakit (misalnya kementerian atau kesehatan atau jaminan
sosial, entitas sektor swasta, organisasi nonpemerintah), staf manajemen dari rumah sakit, dan
anggota masyarakat.
Dianjurkan untuk mengambil foto untuk mendapatkan dokumentasi sebanyak mungkin
selama evaluasi dan, dengan wewenang dari administrasi rumah sakit, menggunakan perekam
video dan perekam suara. Namun, peralatan ini tidak boleh digunakan jika mengintimidasi orang
yang diwawancarai dengan cara apa pun atau mengurangi tingkat kepercayaan antara
evaluator dan staf rumah sakit.
Setiap item dalam daftar periksa harus dijawab kecuali ada indikasi bahwa jawaban
dapat dibiarkan kosong. Pertanyaan contoh tidak diperbolehkan. Jika ada keraguan mengenai
peringkat butir. Lebih baik memberi peringkat keamanan lebih rendah daripada yang lebih tinggi.
Setiap butir yang tergolong memiliki tingkat keamanan yang rendah akan direkomendasikan
untuk mendapat prioritas perhatian.
Selama proses menyelesaikan daftar periksa, evaluator tidak boleh memberi komentar
tentang operasi di rumah sakit kecuali jika ditangani secara khusus dalam evaluasi. Penilaian
nilai yang diungkapkan oleh evaluator individual atau oleh kelompok tidak dianggap sebagai
bagian dari evaluasi.
Evaluator harus membuat catatan tentang pengamatan mereka di kolom yang disediakan
untuk komentar di daftar periksa, di baris yang berkaitan dengan butir tertentu. Komentar ini
sangat membantu saat menyusun laporan evaluasi. Meskipun tidak membentuk bagian
perhitungan numerik modul atau indeks keamanan. Komentar disertakan dalam rekomendasi
yang dibuat oleh evaluator. Di bagian komentar, seorang evaluator dapat membenarkan
penilaian positif atau negatif, termasuk pertanyaan yang diajukan oleh rumah sakit tentang
tanggapan di daftar periksa, atau menekankan langkah-langkah mendesak yang harus diambil
untuk memperbaiki keamanan rumah sakit. Bagian komentar juga dapat menyertakan referensi
umum ke fasilitas yang tidak termasuk dalam modul evaluasi atau yang mungkin memerlukan
pendapat lain.
Evaluasi dan komentar harus dilakukan dalam bahasa lokal. Setiap terjemahan materi
harus sama dengan makna konten asli.
Setelah tim evaluasi selesai melakukan evaluasi, rumah sakit yang dievaluasi memiliki
kesempatan untuk menambahkan komentar umum mengenai proses dan tim evaluasi. Umpan
balik ini penting untuk memperbaiki proses evaluasi.

Menyelesaikan evaluasi
Setelah evaluasi di tempat selesai, anggota tim evaluasi bertemu untuk berbagi,
mengkonsolidasikan dan mendiskusikan temuan mereka. Setelah ini, sebuah rapat
diselenggarakan yang mencakup semua pihak yang berkepentingan dari rumah sakit dan rekan
kerja, baik terlibat langsung dalam evaluasi atau tidak. Anggota bkelompok tim akan melakukan
pengamatan umum tentang data yang dikumpulkan pada rapat ini. Diskusi dan saran
selanjutnya akan digunakan untuk membuat perubahan pada dokumen evaluasi, atau komentar
dapat dicatat.
Jika ada ketidaksepakatan antara tim evaluasi dan Komite Darurat / Bencana Rumah
Sakit atau administrasi rumah sakit, hal tersebut harus dicatat sebagai pengamatan terhadap
evaluasi.
Dokumen yang dikoreksi ditandatangani dan diberi tanggal oleh anggota tim evaluasi,
dan salinannya dikirimkan ke direktur rumah sakit. Laporan evaluasi dengan dokumentasi
tambahan (foto, dokumen, rekaman dll) juga disampaikan ke entitas yang berwenang atau
kelompok kordinasi umum.
Entitas yang berwenang bertanggung jawab untuk mengarsipkan semua dokumentasi,
memperbarui database hasil tabulasi penilaian rumah sakit, dan menghitung skor untuk setiap
modul dan indeks keamanan. Kelompok ini menyiapkan laporan akhir yang mencakup
rekomendasi yang dibuat oleh tim evaluasi.
Laporan akhir harus dipresentasikan pada rapat akhir dengan pihak yang berkepentingan,
termasuk Komite Darurat / Bencana Rumah Sakit. Pada pertemuan tersebut, umpan balik dari
lembaga yang dievaluasi mengenai proses evaluasi umum diharapkan, sehingga perbaikan
dapat dilakukan terhadap evaluasi di masa mendatang.
Setelah presentasi laporan akhir ke rumah sakit, tugas dan tanggung jawab berikutnya
akan muncul untuk kedua kelompok. Entitas yang berwenang atau kelompok kordinasi umum
harus rajin menindaklanjuti dengan mengorganisir inspeksi (dan studi yang lebih terperinci)
mengenai tindakan yang dianggap perlu untuk memperbaiki keamanan dan manajemen darurat
dan bencana di rumah sakit. Perbaikan langsung yang berada di bawah tanggung jawab rumah
sakit harus dilakukan dalam waktu yang direkomendasikan. Rumah sakit kemudian harus
menginformasikan pihak yang berwenang atau kelompok kordinasi umum dan melanjutkan ke
pemeriksaan akhir, jika langkah ini telah disepakati.
Salinan laporan akhir akan diajukan oleh entitas yang berwenang atau kelompok
kordinasi beserta dokumentasi pendukungnya dalam file yang diidentifikasi dengan nama rumah
sakit dan dibagi ke dalam tanggal evaluasi. Database akan diperbarui dan tanggal akan
disepakati dalam proses tindak lanjut.
BAB VII
PENJELASAN SINGKAT TENTANG BENTUK EVALUASI

Formulir 1. Informasi umum tentang rumah sakit


Formulir ini mencakup informasi umum tentang rumah sakit yang dievaluasi dan perawatan
dan kapasitas operasinya:
1. Informasi umum: nama dan alamat rumah sakit; rincian kontak; nama staf manajemen
senior dan manajemen darurat/penanggulangan bencana; jumlah tempat tidur: tingkat
hunian tempat tidur rumah sakit: jumlah personil; diagram fasilitas dan lingkungan
sekitarnya; peran dalam jaringan layanan kesehatan dll.
2. Perawatan di rumah sakit dan kapasitas operasi: jumlah tempat tidur dengan layanan
(misalnya obat-obatan, operasi, perawatan intensif); staf medis, staf bedah dan nonklinis;
ruang operasi; operasi darurat dan bencana; kapasitas ekspansi jika terjadi keadaan
darurat dan bencana.

Formulir ini harus dilengkapi oleh komite darurat atau bencana rumah sakit sebelum
dievaluasi. Jika memungkinkan, disertai dengan diagram dan peta rumah sakit, pengaturan lokal
dan distribusi layanan di dalam rumah sakit, dengan sebuah judul yang menggambarkannya.

Formulir 2. Daftar Periksa Rumah Sakit Aman


Daftar periksa digunakan untuk membuat diagnosis pendahuluan tentang keamanan dan
kapasitas rumah sakit untuk memberikan layanan jika terjadi keadaan darurat dan bencana.
Berisi 151 butir, masing-masing memiliki tiga tingkat penilaian keamanan: rendah, rata-rata dan
tinggi.

Daftar periksa dibagi menjadi beberapa bagian atau modul:


I. Modul 1 : Bahaya yang mempengaruhi keamanan rumah sakit dan peran rumah
sakit dalam penanganan darurat dan penanggulangan bencana
II. Modul 2 : Keamanan struktural
III. Modul 3 : Keamanan nonstruktural
IV. Modul 4 : Penanganan darurat dan bencana

Hal yang perlu diingat saat menggunakan daftar periksa adalah sebagai berikut:
1. Isi dari daftar periksa dan unsur yang dievaluasi diformulasikan untuk aplikasi di rumah
sakit kompleks yang besar. Yang juga dapat digambarkan sebagai rumah sakit umum,
rumah sakit universitas, rujukan tersier atau rumah sakit khusus.
2. Modul 1 digunakan untuk menentukan bahaya yang secara langsung dapat
mempengaruhi keamanan rumah sakit dan rumah sakit mana yang diharapkan dapat
memberikan layanan kesehatan sebagai tanggapan terhadap keadaan darurat dan
bencana. Modul 1 dan bahaya yang diidentifikasi tidak termasuk dalam perhitungan
indeks keamanan rumah sakit.
3. Tim evaluasi harus mengevaluasi rumah sakit berdasarkan butir dalam modul 2, 3 dan 4,
dengan mengacu pada kedua bahaya yang diidentifikasi dalam Modul 1 dan kapasitas
maksimum rumah sakit untuk keadaan darurat dan bencana yang diidentifikasi dalam
Formulir I (Informasi Umum tentang Rumah Sakit).
4. Setiap butir dalam modul 2, 3 dan 4 memiliki nilai yang mencerminkan kepentingannya
sehubungan dengan butir lainnya dalam modul yang sama. Butir yang paling relevan
ditandai atau disorot dan berbobot lebih berat daripada butir lainnya. Hasil evaluasi
menghasilkan skor untuk setiap modul.
5. Nilai yang ditetapkan untuk setiap butir sesuai dengan standar yang ada (misalnya
panduan WHO, regional, atau nasional, kode konstruksi lokal, dan standar dan peraturan
kelembagaan).
6. Evaluasi dari butir diterapkan paling ketat di daerah penting di rumah sakit adalah
permintaan pengobatan paling banyak dalam keadaan darurat dan bencana.
7. Perhitungan Indeks Keamanan masing-masing rumah sakit didasarkan pada bobotan
masing-masing modul. Dua model direkomendasikan untuk menghitung indeks. Untuk
memudahkan perbandingan antara rumah sakit, sangatlah penting agar model yang
sama diterapkan pada semua rumah sakit yang tercakup dalam evaluasi.
a. Model 1: Nilai komponen struktural mewakili 50% dari total nilai dalam indeks,
komponen nonstruktural mewakili 30%, dan kapasitas fungsional mewakili 20%.
Model ini diusulkan untuk negara atau wilayah di mana ada resiko kegagalan
struktural dan nonstruktur yang lebih tinggi, seperti pada daerah rawan gempa atau
tinggi.
b. Model 2: Semua tiga modul diberi bobot sama: yaitu setiap modul menyumbang 33,3%
pada perhitungan indeks keamanan. Model ini diusulkan untuk negara atau wilayah di
mana gempa bumi dan angin kencang tidak dianggap sebagai bahaya yang mungkin
terjadi.
8. Agar proses evaluasi dianggap selesai, semua butir harus dianalisis. Apabila ditunjukkan
pada masing-masing modul, membiarkan butir tersebut kosong diperbolehkan selama
tidak dianggap relevan dengan rumah sakit yang bersangkutan. Namun, komentar harus
selalu diberikan untuk menunjukkan bahwa item tersebut dipertimbangkan.
9. Daftar periksa mencakup instruksi untuk mengisi setiap butir. Hanya satu kotak untuk
setiap butir yang dievaluasi yang harus ditandai dengan tanda "X" (rendah, rata-rata, atau
tinggi).

Empat modul daftar periksa

Modul 1. Bahaya yang mempengaruhi keamanan rumah sakit dan peran rumah sakit dalam
penanganan darurat dan penanggulangan bencana

Modul pertama memungkinkan penjelasan cepat tentang bahaya eksternal dan internal atau
bahaya dan sifat geoteknik tanah di lokasi rumah sakit yang dapat mempengaruhi keamanan
atau fungsi rumah sakit. Modul ini juga mengidentifikasi bahaya yang dapat menyebabkan
keadaan darurat dan bencana dimana rumah sakit diharapkan menyediakan layanan kesehatan
dalam kondisi tanggap darurat. Peristiwa ini mungkin tidak secara langsung mempengaruhi
keamanan rumah sakit; Namun, rumah sakit harus disiapkan untuk kejadian semacam itu.

Modul 2. Keamanan struktural


1. Kejadian dan bahaya sebelumnya yang mempengaruhi keamanan struktural
2. Membangun integritas
Mengevaluasi keamanan struktural rumah sakit melibatkan penilaian jenis struktur dan
bahan, dan paparan sebelumnya terhadap bahaya alam dan lainnya. Tujuannya adalah untuk
menentukan apakah struktur tersebut memenuhi standar untuk memberikan layanan kepada
masyarakat bahkan dalam kasus-kasus darurat atau bencana besar, atau apakah hal itu dapat
terpengaruh dengan cara yang akan membahayakan integritas struktural dan kapasitas
fungsional.
Keamanan dalam hal kejadian sebelumnya melibatkan dua unsur. Yang pertama adalah
apakah fasilitas tersebut telah terkena bahaya di masa lalu, dan kerentanan relatifnya terhadap
bahaya. Yang kedua adalah apakah fasilitas tersebut terkena atau rusak di masa lalu dan
bagaimana kerusakannya diperbaiki.
Para evaluator mencoba untuk mengidentifikasi potensi resiko dalam hal jenis desain,
struktur, bahan bangunan, komponen penting dari struktur dan ukuran pengurangan resiko
struktural.
Sistem struktural dan kualitas dan kuantitas bahan bangunan memberikan stabilitas dan
ketahanan bangunan terhadap kekuatan alam. Membuat penyesuaian dalam struktur untuk
rentang bahaya yang mungkin mempengaruhi rumah sakit sangatlah penting, karena solusi
struktural dapat berlaku untuk satu bahaya namun tidak untuk yang lain (misalnya untuk gempa
bumi namun tidak untuk angina topan atau banjir).

Modul 3. Keamanan nonstruktural


1. Keamanan arsitektur
2. Perlindungan, aksesibilitas dan keamanan fisik
3. Sistem penting
4. Peralatan dan perlengkapan
Unsur-unsur nonstruktural sangat penting untuk fungsi rumah sakit. Unsur arsitektur berbeda
dari unsur struktur karena tidak membentuk bagian dari sistem bantalan beban bangunan rumah
sakit. Mereka juga memasukkan akses darurat dan rute keluar dari dan ke rumah sakit, sistem
penting (misalnya listrik, persediaan air, pengelolaan limbah, proteksi kebakaran), peralatan
medis, laboratorium dan peralatan (baik yang dipasang atau tidak), persediaan yang digunakan
untuk analisis dan perawatan, dan sebagainya.
Modul 4. Penanganan darurat dan bencana
1. Koordinasi kegiatan darurat dan penanganan bencana
2. Perencanaan tanggap darurat dan bencana di rumah sakit dan perencanaan pemulihan
3. Manajemen komunikasi dan informasi
4. Sumber daya manusia
5. Logistik dan keuangan
6. Layanan perawatan pasien dan dukungan
7. Evakuasi, dekontaminasi dan keamanan
Modul ini mempertimbangkan tingkat kesiapsiagaan sebuah organisasi rumah sakit,
personil dan operasi penting untuk memberikan layanan terhadap pasien sebagai tanggapan
terhadap keadaan darurat atau bencana.
Bagaimana rumah sakit disiapkan dan diatur untuk menanggapi situasi darurat/bencana
sangat penting untuk mengevaluasi kapasitas rumah sakit untuk berfungsi saat terjadinya
bencana. Dalam modul ini, evaluator memeriksa tingkat organisasi untuk kordinasi tanggapan
rumah sakit terhadap keadaan darurat dan bencana, rencana dan kapasitas yang tersedia untuk
evakuasi dan tanggapan (termasuk layanan perawatan pasien, manajemen korban massal,
triase dan dekontaminasi), sumber daya manusia, keuangan dan logistik untuk kesiagaan dan
tanggap bencana, manajemen komunikasi dan informasi, ketersediaan staf, keselamatan dan
keamanan staf.
Administrator rumah sakit harus memberikan evaluator dokumentasi yang relevan
dengan kapasitas dari manajemen darurat / bencana rumah sakit.
BAB 8
MENGKALKULASI NILAI MODUL
DAN INDEKS KEAMANAN RUMAH SAKIT

Modul dan kalkulator indeks keamanan


Sebelum melakukan evaluasi keamanan rumah sakit atau jaringan rumah sakit,
kelompok kordinasi atau entitas yang berwenang harus menentukan model apa yang akan
digunakan untuk menghitung indeks keamanan. Model yang sama harus digunakan untuk
menghitung indeks keamanan semua rumah sakit di wilayah atau negara untuk memungkinkan
standar umum untuk membandingkan keamanan relatif semua rumah sakit dan kebutuhan akan
perbaikan keamanan.
Langkah pertama dalam menghitung indeks keamanan rumah sakit adalah agar tim
evaluasi melakukan evaluasi dan menyelesaikan proses daftar periksa mengenai keempat
modul tersebut.
Tingkat bahaya yang diberikan ke lokasi rumah sakit, termasuk tingkat bahaya karena
karakteristik tanah, tidak dihitung saat menghitung indeks keamanan rumah sakit.
Langkah kedua dari evaluasi, yang harus dilakukan oleh entitas yang berwenang atau
kelompok koordinasi secara independen dari tim evaluasi, adalah memasukkan hasil dari daftar
periksa ke kalkulator indeks keamanan rumah sakit, yang merupakan halaman yang memiliki
serangkaian formula Yang menetapkan nilai spesifik untuk setiap butir. Perhitungan didasarkan
pada bagaimana evaluator menilai setiap butir dan kepentingan relatif dari butir tersebut di
setiap modul dan terhadap keseluruhan keamanan di rumah sakit jika terjadi keadaan darurat
dan bencana.

Bobot relatif dan standarisasi butir, bagian, submodul dan modul


Butir dikelompokkan ke dalam submodul, dengan kelompok submodul yang merupakan
satu modul. Dalam beberapa, tapi tidak semua, submodul terdapat beberapa bagian.
Nilai setiap butir dikalikan dengan berat relatifnya pada bagian dan / atau submodul. Total
nilai dari semua butir submodul memberikan 100% submodul tersebut.
Setiap submodule memiliki bobot dalam kaitannya dengan submodul lainnya dalam
modul yang sama. Jumlah nilai bobot dari submodul memberikan 100% untuk masing-masing
modul.
Karena memungkinkan untuk membedakan hasil dari bagian, submodul dan modul, lebih
mudah untuk mengidentifikasi area di rumah sakit dengan tingkat rendah dan memerlukan
perhatian untuk memperbaiki keamanan rumah sakit.
Seperti disebutkan di atas, ada dua model untuk pembobotan modul untuk menghitung indeks
keamanan:

Model 1: (dimana ada resiko gempa dan/atau angin topan yang lebih tinggi)
- Keamanan struktural memiliki bobot nilai 50% dari indeks;
- Modul nonstruktural memiliki bobot nilai 30%; dan
- Manajemen darurat dan penanggulangan bencana memiliki bobot sebesar 20%.

Model 2: semua modul diberikan bobot yang sama, sehingga


- Keamanan struktural memiliki bobot nilai 33,3% dari indeks;
- Modul nonstruktural memiliki bobot nilai 33,3%; dan
- Penanganan darurat dan penanggulangan bencana memiliki bobot sebesar 33,3%.
Total dari hasil bobot dari ketiga modul tersebut memberikan penilaian keamanan di
rumah sakit yang dinyatakan sebagai probabilitas (persentase) bahwa fasilitas akan dapat
berfungsi dalam situasi darurat atau bencana.
Mengingat setiap butir memiliki tiga tingkat keamanan (tinggi, rata-rata dan rendah), dan
untuk menghindari distorsi pada saat evaluasi, nilai konstan diterapkan pada setiap tingkat
keamanan. Nilai standar untuk memungkinkan perbandingan antara rumah sakit untuk setiap
modul dan untuk indeks keamanan keseluruhan rumah sakit. Indeks keamanan memiliki nilai
maksimum 1 (satu) dan minimum O (nol).
Nilai bobot, standarisasi dan perhitungan memperhitungkan bahwa sangatlah sulit bagi
rumah sakit untuk tetap aman atau beroperasi dengan baik, sehingga jarang ada fasilitas yang
diberi indeks keamanan 1.
Memasukkan data ke dalam kalkulator indeks pengaman
Ketika formula diterapkan pada data dari daftar periksa, kalkulator akan menetapkan
bobot nilai dari setiap butir, bagian, submodul dan modul. Rumus untuk menghitung nilai dan
indeks spesifik untuk masing-masing modul manajemen struktural, nonstruktural, manajemen
darurat dan bencana, dan menghitung indeks keamanan keseluruhan rumah sakit.
Hasil daftar periksa dimasukkan sebagai nomor 1 pada sel yang sesuai dan halaman
perhitungan secara otomatis menerapkan serangkaian rumus untuk melakukan langkah-langkah
berikut:
- Secara otomatis memperbaiki kesalahan masukan;
- Menjelaskan pertanyaan yang sengaja dikosongkan dengan menyesuaikan penyebut untuk
perhitungan;
- Memberikan bobot nilai untuk keamanan dari setiap butir, bagian, submodul dan modul
(manajemen struktural, nonstruktural, dan manajemen darurat dan bencana);
- Menghitung dan mencatat keamanan relatif dan indeks keamanan khusus untuk setiap
modul;
- Secara otomatis mengklasifikasikan indeks spesifik modul sebagai "a", "b" atau "c" ("c"
sesuai dengan skor dari O sampai 0,35, "b" dari 0,36 sampai 0,65, dan "a" dari O.66 sampai
1). (Catatan: rekomendasi umum pada Tabel 1 juga berlaku pada indeks khusus modul);
- Menghitung dan membuat grafik indeks keamanan keseluruhan rumah sakit (berdasarkan
pembobotan ketiga modul);
- Secara otomatis mengklasifikasikan rumah sakit sebagai "A", "B" atau "C" (lihat Tabel 1);
dan
- Menurut klasifikasi keamanan di rumah sakit, memberikan rekomendasi umum tentang
bagaimana memperbaiki kekurangan yang ada.

Tabel 1: Rekomendasi umum untuk intervensi


Indeks
Klasifikasi Apa yang harus dilakukan?
Keamanan
Langkah intervensi yang mendesak sangat
dibutuhkan. Rumah sakit tidak mungkin berfungsi
selama dan setelah keadaan darurat dan bencana,
0 – 0.35 C dan tingkat keamanan dan manajemen darurat dan
bencana saat ini tidak memadai untuk melindungi
kehidupan pasien dan staf rumah sakit selama dan
setelah keadaan darurat atau bencana.
Langkah-langkah intervensi dibutuhkan dalam jangka
pendek. Tingkat keamanan dan penanganan darurat
dan manajemen rumah sakit saat ini adalah
0.36 – 0.65 B sedemikian rupa sehingga keamanan pasien dan staf
rumah sakit, dan kemampuan rumah sakit untuk
berfungsi selama dan setelah bencana darurat
berpotensi beresiko.
Besar kemungkinan rumah sakit akan berfungsi
dalam keadaan darurat dan bencana. Namun,
direkomendasikan untuk melanjutkan langkah-
langkah untuk memperbaiki kapasitas penanganan
0.66 - 1 A
darurat dan penanganan bencana dan untuk
melakukan langkah-langkah dalam jangka menengah
dan panjang untuk memperbaiki tingkat keamanan
jika terjadi keadaan darurat dan bencana.

Evaluator harus menafsirkan hasil dalam konteks fasilitas kesehatan lainnya di jaringan
layanan kesehatan di daerah tersebut, lokasi fasilitas, dan faktor demografi dan faktor resiko
kesehatan untuk populasi yang dilayaninya.
BAB 9
MEMPRESENTASIKAN HASIL
UNTUK INDEKS KEAMANAN RUMAH SAKIT

Bila semua data telah dimasukkan ke dalam kalkulator, hasil yang tersedia akan meliputi:
1. Indeks keamanan khusus modul untuk setiap modul (antara 0 dan 1) dengan klasifikasi
yang ditetapkan: "a", "b" atau "c";
2. Indeks keamanan rumah sakit keseluruhan (antara 0 dan 1) dengan klasifikasi "A", "B"
atau "C" yang ditetapkan.

Ada beberapa cara untuk menyajikan hasil evaluasi dalam laporan akhir yang bergantung
pada persyaratan entitas yang berwenang. Hasilnya dapat disajikan sebagai berikut:
1. dengan klasifikasi indeks keamanan rumah sakit (alfa): A, B C. Keuntungan dari indeks
keamanan adalah bahwa ia memberikan klasifikasi untuk rumah sakit yang mudah
berkomunikasi dan dapat melaporkan hasil gabungan dari sekelompok rumah sakit.
2. dengan indeks keamanan keseluruhan rumah sakit (numerik): misalnya 0,73, 0,52, 0,27.
Keuntungan dari jumlah tersebut adalah menunjukkan skor indeks untuk rumah sakit dan
karena itu dapat menunjukkan apakah berada di tengah rentang klasifikasi atau
mendekati titik ekstrem.
3. dengan tiga huruf yang sesuai dengan klasifikasi untuk setiap modul (alfa): misalnya bca,
cbc, aab. Keuntungan dari penyajian ini adalah dapat menunjuk langsung ke modul yang
memiliki klasifikasi lebih tinggi atau lebih rendah dan kontribusi relatifnya terhadap
keseluruhan indeks.
4. dengan kombinasi indeks keamanan rumah sakit dan modul masing-masing: misalnya A
(abb), B (bca), C (cbc); atau dengan alfanumerik. misalnya 0,73 (abb), 0,52 (bca), 0,27
(cbc). Meskipun ini memberikan penyajian yang lebih kompleks, namun cara ini
menggabungkan hasil untuk modul individual dengan klasifikasi keseluruhan rumah sakit
atau skor indeks.

Ketika sekelompok rumah sakit sedang dievaluasi, entitas yang berwenang untuk
evaluasi mungkin tertarik untuk meninjau semua rumah sakit baik dengan keseluruhan indeks
atau dengan masing-masing modul. Ini mungkin berguna untuk memprioritaskan dan
mengalokasikan sumber daya karena seringkali terdapat perbedaan yang signifikan dalam biaya
untuk memperbaiki keamanan struktural, keamanan nonstruktural dan manajemen
darurat/bencana. Karena evaluasi menggunakan alat Indeks Keamanan Rumah Sakit berfungsi
sebagai diagnosis pendahuluan, studi yang lebih bertarget dan terperinci (misalnya studi teknik
rumah sakit) direkomendasikan guna mendapatkan penilaian yang lebih pasti tentang
keamanan rumah sakit dan sebagai dasar untuk merencanakan investasi besar.
BAB 10
MENYELESAIKAN CHECKLIST

Sebelum menggunakan daftar periksa, pastikan bahwa langkah-langkah sebelumnya


yang dijelaskan dalam tindakan dan rekomendasi untuk evaluasi rumah sakit telah selesai.
Pada bagian ini masing-masing dari 151 butir yang akan dievaluasi dijelaskan dan panduan
diberikan mengenai cara terbaik untuk menetapkan tingkat keamanan yang sesuai. Tinggi (H),
Rata-rata (A) atau Rendah (L). Semua butir perlu dievaluasi dan dinilai dan hasil evaluasi harus
dicatat dalam daftar periksa.
Tingkat keamanan akan dievaluasi sesuai dengan peringkat yang ditetapkan untuk setiap
butir dan pengalaman individu dan kolektif dari kelompok evaluator. Disarankan agar informasi
tambahan atau komentar pada butir yang dinilai harus dicatat di kolom observasi. Perhatikan
bahwa beberapa butir memiliki catatan dalam huruf besar yang menunjukkan bahwa hal
tersebut mungkin saja butir tersebut tidak perlu dievaluasi, karenanya, kolom dapat dibiarkan
kosong tanpa jawaban. Namun, penjelasan harus selalu diberikan untuk menjelaskan mengapa
kolom tersebut dibiarkan kosong. Bahkan dalam kasus ini, analisis yang cermat dianjurkan
untuk menegaskan kembali bahwa kondisi yang dijelaskan dalam huruf besar terpenuhi
sebelum meninggalkan kolom kosong dan melanjutkan ke butir berikutnya. Kalkulator Indeks
Keamanan akan menyesuaikan rumus perhitungan dengan memperhitungkan setiap tanggapan
kosong.
Setelah menyelesaikan setiap modul dalam daftar periksa, komentar lebih lanjut atau
pengamatan umum harus dicatat bersamaan dengan nama dan tanda tangan evaluator.
Kalkulator Indeks Keamanan memiliki rumus khusus untuk menghitung butir yang tidak
sesuai untuk rumah sakit. Saat peringkat dari daftar periksa dimasukkan, hanya butir yang telah
dievaluasi yang dihitung. Dalam beberapa kasus, sebuah pertanyaan mungkin tidak berlaku
untuk rumah sakit tertentu karena butir tersebut tidak relevan dengan struktur dan fungsi rumah
sakit. Hanya dalam kasus seperti itu, dan bila ada instruksi untuk membiarkan kolom kosong jika
butir tersebut tidak berlaku, sebaiknya pertanyaannya tidak dijawab.
Seperti disebutkan di atas, butir yang disorot dalam daftar periksa sangat penting untuk
evaluasi dan memberikan lebih banyak nilai dalam penilaian bagian, submodul, modul dan
keseluruhan keamanan di rumah sakit.

Modul 1: Bahaya yang mempengaruhi keamanan rumah sakit dan peran rumah sakit
dalam penanganan darurat dan penanggulangan bencana
Banyak rumah sakit berada di daerah rawan bahaya (misalnya daerah dataran banjir,
wilayah pesisir yang terkena gelombang badai dan tsunami, atau dekat dari patahan seismik
atau fasilitas berbahaya) yang dapat mempengaruhi keamanan struktural dan nonstruktural
rumah sakit. Peran dari menajemen darurat dan bencana di rumah sakit dapat melampaui
bahaya yang secara langsung dapat mempengaruhi keamanan rumah sakit (misalnya rumah
sakit mungkin perlu dipersiapkan untuk menerima dan merawat pasien banjir walaupun rumah
sakit tidak terkena atau rusak sebagai akibat dari banjir tersebut). Analisis lokasi geografis
rumah sakit memungkinkan bahaya untuk dinilai sehubungan dengan keadaan darurat dan
bencana sebelumnya di zona tersebut, bahaya yang dapat mempengaruhi rumah sakit, dan
lokasi dan jenis lahan dimana rumah sakit telah dibangun.
Penekanan juga harus ditempatkan pada bahaya internal, seperti kebakaran di rumah
sakit, kegagalan sistem penting (misalnya air, listrik) dan ancaman keamanan yang dapat
mempengaruhi keamanan bangunan, pasien, pengunjung dan staf, dan berfungsinya rumah
sakit. Evaluator harus menggunakan pengetahuan dan keahlian mereka untuk menilai
bagaimana bahaya dan kemungkinannya membuat rumah sakit kurang aman dan kurang siap
untuk menanggapi keadaan darurat atau bencana.

Modul ini terbagi menjadi dua bagian:


1. Keadaan Bahaya (terdiri dari bahaya alam, termasuk bahaya geologi, hidrometeorologi dan
biologi, dan keadaan bahaya buatan manusia, termasuk bahaya teknologi dan masyarakat)
2. Sifat geoteknik tanah

Komite Darurat/Bencana Rumah Sakit harus diminta untuk menyediakan terlebih dahulu
peta yang menunjukkan bahaya yang dapat mempengaruhi rumah sakit dan kejadian dimana
rumah sakit diharapkan dapat memberikan tindakan. Entitas lain yang harus didekati antara lain
adalah Kementerian Kesehatan, pemerintah daerah, komite manajemen resiko atau bencana
multi sektoral, organisasi manajemen bencana, lembaga perlindungan sipil, dan badan-badan
meteorologi dan geologi.
Informasi ini penting untuk evaluasi keamanan rumah sakit. Tim evaluasi dan komite
rumah sakit akan menggunakan informasi ini untuk mengatur konteks dan batasan evaluasi
sehubungan dengan bahaya saat ini dan masa depan dimana rumah sakit harus tetap aman
dan jenis keadaan darurat atau bencana yang harus disiapkan oleh rumah sakit untuk mampu
memberikan tanggapan. Informasi yang dikumpulkan akan memungkinkan tim evaluasi untuk
memastikan hal berikut:
- Frekuensi, magnitude dan intensitas bahaya dari semua sumber yang dapat menyebabkan
kerusakan atau mempengaruhi keamanan rumah sakit;
- Resiko peristiwa, geologi dan hidrometerologi yang harus disiapkan oleh rumah sakit;
- Bahaya biologis dan resiko kejadian biologis, seperti wabah epidemik, dimana rumah sakit
harus siap untuk menanggapi;
- Bahaya teknologi (misalnya bahaya industri kimia dan industri lainnya, hancurnya
transportasi utama) dan resiko peristiwa teknologi yang harus disiapkan oleh rumah sakit;
- Bahaya sosial seperti kekerasan, pemindahan dan perkumpulan massa, dan resiko kejadian
semacam itu yang harus disiapkan oleh rumah sakit; dan
- Sifat geoteknik tanah.

Pertimbangan juga harus diberikan pada bahaya dari perubahan alam, termasuk
kenaikan permukaan air laut dan faktor jangka panjang lainnya yang mungkin timbul akibat
perubahan iklim. Bahaya ini dapat mempengaruhi keamanan rumah sakit pada suatu titik
selama siklus hidupnya yang mungkin berlangsung selama beberapa dekade.
Modul 1 tidak memberikan pengukuran; Juga tidak merupakan bagian dari perhitungan
indeks keamanan rumah sakit. Namun, penilaian setiap butir dalam daftar periksa harus
mengacu pada bahaya di lingkungan rumah sakit atau kejadian dimana rumah sakit harus siap
untuk menanggapi. Informasi ini akan memberikan indikasi dari jumlah dan tipe pasien yang
diantisipasi dan harus disiapkan oleh rumah sakit untuk memberikan layanan dalam situasi
darurat atau bencana.

1. Keadaan Bahaya
Tim evaluasi harus meminta Komite Darurat / Bencana Rumah Sakit untuk menyediakan
peta wilayah atau lokasi yang menunjukkan potensi bahaya bagi lokasi rumah sakit dan daerah
tangkapan air di rumah sakit, yaitu wilayah geografis dan populasi yang dimana rumah sakit
diharapkan untuk menyedikan layanan kesehatan selama keajdian darurat dan bencana.
Bergantung pada peran dan kapasitas rumah sakit, daerah tangkapan air mungkin lokal, atau
mungkin di seluruh negara jika merupakan satu-satunya rumah sakit atau jika menyediakan
layanan khusus.
Tim evaluasi akan mendapatkan keuntungan dari ketersediaan peta bahaya atau
informasi bahaya lainnya yang memungkinkan mereka menilai tingkat bahaya dengan mudah.
Jika tidak ada peta bahaya, evaluator tidak boleh menghentikan prosesnya; sebagai gantinya
mereka harus mengandalkan informasi terbaik tentang bahaya dari sumber informasi dan
informasi ini untuk memperkirakan tingkat bahaya.
Pemaparan rumah sakit diukur (atau diperkirakan) dengan menggabungkan kemungkinan
terjadinya dan besarnya bahaya tertentu. Dengan cara ini, bahaya dapat diklasifikasikan
sebagai tinggi (menunjukkan tingginya kemungkinan terjadi bahaya atau bahaya berkekuatan
tinggi, atau keduanya), sedang (tingginya kemungkinan bahaya tingkat sedang) dan rendah
(rendahnya kemungkinan terjadi bahaya atau bahaya dengan tingkat rendah).
Memperhitungkan riwayat bahaya yang mempengaruhi rumah sakit saat menilai tingkat
bahaya sangatlah membantu. Namun, evaluator perlu mempertimbangkan ancaman potensial
dari semua bahaya yang diidentifikasi, termasuk yang belum terjadi namun mungkin akan terjadi
di masa depan.

1.1. Bahaya alam


1.1.1. Bahaya geologi
- Gempa bumi
Mengacu pada peta bahaya regional dan lokal atau informasi bahaya
lainnya, dan tingkat bahaya gempa untuk lokasi rumah sakit (termasuk daerah
tangkapan air) dalam hal analisis geoteknik. Tentukan apakah rumah sakit harus
siap untuk menanggapi keadaan darurat atau bencana karena gempa bumi
(berdasarkan populasi tangkapan atau peran khusus rumah sakit untuk perawatan
pasien yang cedera).
- Aktivitas vulkanik dan erupsi
Mengacu pada peta bahaya regional dan local atau informasi bahaya
lainnya, dan tingkat bahaya vulkanik untuk lokasi rumah sakit. Harus
diperhitungkan kedekatannya dengan gunung berapi, aktivitas gunung berapi, jalur
aliran lava, aliran piroklastik dan abu. Tentukan apakah rumah sakit harus siap
untuk menanggapi keadaan darurat atau bencana akibat aktivitas gunung berapi
dan letusan (berdasarkan populasi tangkapan atau peran khusus).
- Tanah longsor
Mengacu pada peta bahaya regional dan local atau informasi bahaya
lainnya, dan tingkat bahaya longsor untuk lokasi rumah sakit. Perhatikan bahwa
tanah longsor mungkin disebabkan oleh tanah yang tidak stabil. Tentukan apakah
rumah sakit harus siap untuk menanggapi keadaan darurat atau bencana akibat
tanah longsor (berdasarkan populasi tangkapan).
- Tsunami
Mengacu peta bahaya regional atau informasi bahaya lainnya, dan tingkat
bahaya tsunami sebagai akibat dari aktivitas seismik atau vulkanik untuk lokasi
rumah sakit. Tentukan apakah rumah sakit harus siap untuk menanggapi keadaan
darurat atau bencana akibat tsunami (berdasarkan populasi tangkapan).
- Bahaya geologi lainnya (misalnya batu jatuh, penurunan batu, puing-
puing, dan lumpur)
Mengacu pada peta bahaya regional dan lokal atau informasi bahaya
lainnya untuk mengidentifikasi fenomena geologi lainnya. Tentukan bahaya dan
tingkat bahaya yang sesuai untuk rumah sakit. Tentukan apakah rumah sakit
harus dipersiapkan untuk menanggapi keadaan darurat atau bencana karena
bahaya geologi yang diidentifikasi (berdasarkan populasi tangkapan).

1.1.2. Bahaya hidro-meteorologi


1.1.2.1. Bahaya meteorologi
- Angin topan / badai / puting beliung
Mengacu pada peta bahaya regional dan local atau informasi bahaya
lainnya, dan tingkat bahaya di lokasi rumah sakit dalam hal angin topan, badai dan
puting beliung. Tentukan apakah rumah sakit harus siap untuk menanggapi
keadaan darurat atau bencana akibat angin topan, badai atau puting beliung
(berdasarkan populasi tangkapan).
- Tornado
Mengacu pada peta bahaya regional dan local atau informasi bahaya
lainnya, dan tingkat bahaya tornado untuk lokasi rumah sakit. Tentukan apakah
rumah sakit harus siap untuk menanggapi keadaan darurat atau bencana karena
tornado (berdasarkan populasi tangkapan).
- Badai lokal
Beri peringkat tingkat bahaya untuk rumah sakit sehubungan dengan banjir
dan kerusakan lainnya karena curah hujan intensif (atau deras) dari badai lokal
berdasarkan riwayat kejadian tersebut. Tentukan apakah rumah sakit harus siap
untuk menanggapi keadaan darurat atau bencana karena badai lokal (berdasarkan
populasi tangkapan).
- Bahaya meteorologi lainnya (misalnya badai pasir, hembusan angin)
Beri peringkat tingkat bahaya untuk rumah sakit sehubungan dengan resiko
bahaya meteorologi lainnya berdasarkan riwayat kejadian tersebut. Tentukan
apakah rumah sakit harus siap untuk menanggapi keadaan darurat atau bencana
karena bahaya meteorologi lainnya (berdasarkan populasi tangkapan).

1.1.2.2. Bahaya hidrologi


- Banjir sungai
Mengacu pada peta bahaya regional dan local atau informasi bahaya
lainnya, dan tingkat bahaya banjir di lokasi rumah sakit (termasuk daerah
tangkapan air) dalam hal banjir sungai (dan aliran air lainnya, seperti anak sungai).
Tentukan apakah rumah sakit harus siap untuk menanggapi keadaan darurat atau
bencana akibat sungai (berdasarkan populasi tangkapan).
- Banjir bandang
Mengacu pada peta bahaya regional dan lokal, informasi bahaya lainnya
dan insiden masa lalu, dan tingkat bahaya banjir bandang di lokasi rumah sakit.
Tentukan apakah rumah sakit harus siap untuk menanggapi keadaan darurat atau
bencana karena banjir bandang (berdasarkan populasi tangkapan).
- Gelombang badai
Mengacu pada peta bahaya regional dan local atau informasi bahaya
lainnya, dan tingkat bahaya gelombang badai terkait dengan resiko angin topan,
badai, puting beliung dan badai lainnya untuk lokasi rumah sakit. Tentukan apakah
rumah sakit harus siap untuk menanggapi keadaan darurat atau bencana akibat
gelombang badai dan banjir terkait (berdasarkan populasi tangkapan).
- Tanah longsor
Mengacu pada peta bahaya regional dan local atau informasi bahaya
lainnya, dan tingkat bahaya akibat tanah longsor yang disebabkan oleh tanah
jenuh untuk lokasi rumah sakit. Tentukan apakah rumah sakit harus siap untuk
menanggapi keadaan darurat atau bencana akibat longsoran tanah yang
disebabkan oleh tanah jenuh (berdasarkan populasi tangkapan).
- Bahaya hidrologi lainnya (misalnya pasang surut air laut, longsor, banjir
pesisir)
Mengacu pada peta bahaya regional dan lokal atau informasi bahaya
lainnya untuk mengidentifikasi bahaya hidrometeorologi lainnya yang tidak
tercantum di atas. Tentukan bahaya dan tingkatkan tingkat bahaya yang sesuai
untuk lokasi rumah sakit. Tentukan apakah rumah sakit harus siap untuk
menanggapi keadaan darurat atau bencana karena bahaya hidrologi lainnya
(berdasarkan populasi tangkapan).

1.1.2.3. Bahaya klimatologis


- Suhu ekstrim (misalnya gelombang panas, gelombang dingin, kondisi
musim dingin yang ekstrem)
Mengacu pada peta bahaya regional dan lokal atau informasi bahaya
lainnya, dan tingkat bahaya karena suhu ekstrim atau kondisi cuaca. Tentukan
bahaya dan tingkatkan tingkat bahaya yang sesuai untuk lokasi rumah sakit.
Tentukan apakah rumah sakit harus siap untuk menanggapi keadaan darurat atau
bencana karena suhu ekstrim (berdasarkan populasi tangkapan).
- Kebakaran (misalnya kebakaran hutan, lahan pertanian, daerah
berpenduduk)
Mengacu pada peta bahaya regional dan local atau informasi bahaya
lainnya, dan tingkat bahaya kebakaran di lokasi rumah sakit. Tentukan apakah
rumah sakit harus siap untuk menanggapi keadaan darurat atau bencana akibat
kebakaran hutan (berdasarkan populasi tangkapan atau peran khusus rumah sakit
untuk pengobatan pasien luka bakar).
- Kekeringan
Mengacu pada peta bahaya regional dan local atau informasi bahaya
lainnya, dan tingkat bahaya kekeringan di lokasi rumah sakit. Tentukan apakah
rumah sakit harus siap untuk menanggapi keadaan darurat atau bencana karena
kekeringan (berdasarkan populasi tangkapan atau peran khusus rumah sakit untuk
pengobatan kekurangan gizi).
- Bahaya iklim klimatologis lainnya, termasuk yang terkait dengan
perubahan iklim (misalnya kenaikan permukaan air laut)
Beri peringkat tingkat bahaya untuk rumah sakit sehubungan dengan resiko
bahaya klimatologis lainnya berdasarkan peta bahaya, sejarah kejadian dan
pemodelan bahaya. Tentukan apakah rumah sakit harus siap untuk menanggapi
keadaan darurat atau bencana karena bahaya klimatologis (berdasarkan populasi
tangkapan).

1.1.3. Bahaya biologi


- Epidemi, pandemik dan penyakit yang muncul
Dengan mengacu pada penilaian resiko, insiden masa lalu di rumah sakit
dan patogen tertentu, menilai tingkat bahaya rumah sakit terkait dengan epidemi,
pandemi dan penyakit yang muncul. Tentukan apakah rumah sakit harus siap
untuk menanggapi keadaan darurat atau bencana karena epidemi, pandemik dan
penyakit yang muncul (berdasarkan populasi tangkapan atau peran rumah sakit
untuk pengobatan pasien dengan penyakit menular).
- Wabah makanan
Dengan mengacu pada penilaian resiko kejadian masa lalu di lokasi rumah
sakit (termasuk daerah tangkapan air), tingkatan tingkat bahaya rumah sakit terkait
dengan wabah makanan. Tentukan apakah rumah sakit harus siap untuk
menanggapi keadaan darurat atau bencana karena wabah bawaan makanan
(berdasarkan populasi tangkapan).
- Serangan hama (misalnya infestasi)
Dengan mengacu pada penilaian resiko dan insiden masa lalu di rumah
sakit, tingkatan eksposur rumah sakit terhadap bahaya dari serangan hama atau
infestasi (lalat, kutu, tikus, dll.). Tentukan apakah rumah sakit harus siap untuk
menanggapi keadaan darurat atau bencana karena serangan hama atau infestasi
(berdasarkan populasi tangkapan).
- Bahaya biologi lainnya
Dengan mengacu pada penilaian resiko, tingkat bahaya untuk rumah sakit
sehubungan dengan bahaya biologis lainnya. Tentukan apakah rumah sakit harus
siap untuk menanggapi keadaan darurat atau bencana karena bahaya biologis
lainnya (berdasarkan populasi tangkapan atau peran khusus rumah sakit untuk
pengobatan pasien yang terpapar bahaya biologis).

Bahaya buatan manusia


1.1.4. Bahaya teknologi
- Bahaya industri (misalnya bahan kimia, radiologi)
Merujuk pada peta bahaya regional dan lokal mengenai fasilitas industri
atau informasi bahaya lainnya dan insiden masa lalu yang melibatkan bahaya
industri, dan tingkat bahaya industri untuk lokasi rumah sakit dan potensi
pencemaran sistem rumah sakit. Tentukan apakah rumah sakit harus siap untuk
menanggapi keadaan darurat atau bencana karena bahaya industri (berdasarkan
populasi tangkapan atau peran khusus rumah sakit untuk perawatan pasien yang
terpapar bahaya industri).
- Kebakaran (misalnya bangunan)
Merujuk pada peta bahaya lokal atau informasi bahaya lainnya untuk
membangun kebakaran di dalam dan di luar rumah sakit dan insiden masa lalu
yang melibatkan kebakaran bangunan, dan tingkat bahaya kebakaran di rumah
sakit. Tentukan apakah rumah sakit harus siap untuk menanggapi keadaan
darurat atau bencana karena kebakaran bangunan (berdasarkan populasi
tangkapan atau peran khusus rumah sakit untuk perawatan pasien luka bakar).
- Bahan berbahaya (misalnya bahan kimia, biologi, radiologi)
Mengacu pada peta bahaya lokal atau informasi bahaya lainnya mengenai
bahan berbahaya (insiden dan tumpahan) di dalam dan di luar rumah sakit dan
insiden masa lalu yang melibatkan tumpahan atau kebocoran bahan berbahaya,
dan tingkat bahaya bahan berbahaya untuk rumah sakit dan potensi kontaminasi
sistemnya. Tentukan apakah rumah sakit harus siap untuk menanggapi keadaan
darurat atau bencana karena bahan berbahaya (berdasarkan populasi tangkapan
atau peran rumah sakit untuk perawatan pasien yang terpapar bahan berbahaya).
- Listrik padam
Mengacu pada insiden masa lalu yang melibatkan pemadaman untuk lokasi
rumah sakit, dan tingkatan bahaya listrik untuk rumah sakit. Tentukan apakah
rumah sakit harus siap untuk menanggapi keadaan darurat atau bencana karena
pemadaman listrik.
- Gangguan pasokan air
Mengacu pada insiden masa lalu yang melibatkan gangguan pasokan air
untuk lokasi rumah sakit, dan tingkatan bahaya untuk rumah sakit. Tentukan
apakah rumah sakit harus siap untuk menanggapi keadaan darurat atau bencana
akibat terganggunya pasokan air.
- Insiden transportasi (misalnya transaportasi udara, jalan raya, kereta api,
air)
Mengacu pada catatan kejadian transportasi utama yang lalu, dan tentukan
apakah rumah sakit harus siap untuk menanggapi keadaan darurat atau bencana
karena insiden transportasi (berdasarkan populasi tangkapan).
- Bahaya lain (misalnya polusi udara, bangunan runtuh, kontaminasi
makanan / air, nuklir)
Mengacu pada peta daerah dan bahaya atau informasi bahaya lainnya dan
insiden masa lalu untuk mengidentifikasi bahaya teknologi lainnya untuk rumah
sakit. Tentukan bahaya dan tingkat bahaya yang sesuai untuk lokasi rumah sakit.
Tentukan apakah rumah sakit harus siap untuk menanggapi keadaan darurat atau
bencana karena bahaya teknologi lainnya (berdasarkan populasi tangkapan atau
peran khusus rumah sakit untuk pengobatan pasien yang terpapar bahaya
teknologi lainnya).

1.1.5. Bahaya sosial


- Ancaman keamanan bagi gedung dan staf rumah sakit
Mengacu pada penilaian resiko / ancaman dan insiden keamanan di masa
lalu yang mempengaruhi rumah sakit dan staf, dan tingkat bahaya keamanan ke
rumah sakit dan staf. Tentukan apakah rumah sakit harus siap untuk menanggapi
keadaan darurat atau bencana karena ancaman keamanan terhadap bangunan
rumah sakit dan staf.
- Konflik bersenjata
Mengacu pada penilaian resiko konflik bersenjata dan insiden di masa lalu
yang mempengaruhi rumah sakit, dan tingkat bahaya di rumah sakit sehubungan
dengan konflik bersenjata. Tentukan apakah rumah sakit harus siap untuk
menanggapi keadaan darurat atau bencana karena konflik bersenjata
(berdasarkan populasi tangkapan).
- Kerusuhan sipil (termasuk demonstrasi)
Mengacu pada penilaian resiko dan insiden kerusuhan sipil yang telah
mempengaruhi rumah sakit, dan tingkat bahaya di rumah sakit sehubungan
dengan demonstrasi dan kerusuhan sipil. Tentukan apakah rumah sakit harus siap
untuk menanggapi keadaan darurat atau bencana karena demonstrasi dan
kerusuhan sipil (berdasarkan pemaparan populasi tangkapan).
- Pengumpulan massa
Tentukan apakah rumah sakit harus siap untuk menanggapi keadaan
darurat atau bencana karena pengumpulan massa (berdasarkan populasi daerah
tangkapan).
- Penduduk yang mengungsi
Mengacu pada penilaian resiko dan tingkat bahaya di rumah sakit dalam hal
orang-orang yang telah mengungsi akibat konflik, kerusuhan masyarakat dan
keadaan sosiopolitik lainnya, atau karena tingginya tingkat imigrasi. Tentukan
apakah rumah sakit harus siap untuk menanggapi keadaan darurat atau bencana
akibat populasi pengungsi.
- Bahaya sosial lainnya (misalnya ledakan, terorisme)
Mengacu pada penilaian resiko, informasi bahaya regional dan bahaya
lainnya dan insiden masa lalu untuk mengidentifikasi bahaya masyarakat lainnya.
Tentukan bahaya dan tingkat bahaya yang sesuai untuk lokasi rumah sakit.
Tentukan apakah rumah sakit harus siap untuk menanggapi keadaan darurat atau
bencana karena bahaya masyarakat lainnya (berdasarkan populasi tangkapan
atau peran khusus rumah sakit dalam pengobatan pasien terhadap bahaya sosial).

1.2. Sifat geoteknik tanah


Pada titik ini, tujuannya adalah untuk memiliki gagasan umum tentang mekanika
tanah dan parameter geoteknik lokasi rumah sakit, serta tingkat stabilitas (yaitu ketebalan
lapisan) jenis tanah.
- Pencairan
Mengacu pada analisis tanah geoteknik di lokasi rumah sakit, tingkat keterpaparan
fasilitas terhadap bahaya dari lapisan tanah yang jenuh dan longgar.
- Tanah liat
Mengacu pada peta tanah atau informasi bahaya lainnya, tingkat eksposur rumah
sakit terhadap bahaya dari tanah liat.
- Lereng tidak stabil
Mengacu pada peta geologi atau informasi bahaya lainnya dan tentukan paparan
rumah sakit terhadap bahaya dari adanya lereng.

Evaluator juga dapat memperoleh akses ke laporan tanah atau geoteknik yang dapat
memberi tahu analisis mereka. Jika tidak ada peta tanah atau bahaya atau laporan geoteknik,
evaluator tidak boleh menghentikan prosesnya; sebagai gantinya mereka harus
mengandalkan informasi terbaik tentang potensi pencairan, tanah dan lereng dari sumber
informasi dan menggunakan informasi ini untuk memperkirakan tingkat bahaya.

Modul 2: Keamanan struktural


Modul ini membahas unsur struktural yang diperhitungkan untuk menghitung indeks
keamanan rumah sakit. Pilar, balok, dinding, pelat lantai, fondasi, dll. merupakan unsur
struktural yang merupakan bagian dari sistem bantalan beban bangunan. Hal yang dibahas
dalam modul struktural ini harus dinilai oleh insinyur struktural. Evaluator harus menilai
keamanan struktural semua bangunan rumah sakit, termasuk tempat tinggal staf di lokasi terkait,
dan harus menggabungkan penilaian ke dalam satu penilaian terhadap setiap butir untuk
keseluruhan rumah sakit. Evaluator harus mencatat kunci pengamatan yang berkaitan dengan
keamanan struktural bangunan tertentu. Perhatian khusus harus diberikan pada bangunan yang
diduduki dan yang paling banyak memberikan layanan perawatan akut dalam keadaan darurat
atau bencana.

Modul keamanan struktural dibagi menjadi dua submodul, yaitu:


2.1. Peristiwa sebelumnya yang mempengaruhi keamanan bangunan
2.2. Integritas Bangunan
Modul ini terdiri dari 18 butir sebagai berikut:
1) Kerusakan struktural utama sebelumnya atau kegagalan bangunan rumah sakit
2) Rumah sakit dibangun dan / atau diperbaiki dengan menggunakan standar
keamanan saat ini
3) Efek pemodelan ulang atau modifikasi pada struktural rumah sakit
4) Desain sistem struktural
5) Kondisi bangunan
6) Kondisi bahan bangunan
7) Interaksi unsur nonstruktural dengan struktur
8) Kemungkinan bangunan (terhadap gempa)
9) Kemungkinan bangunan (efek angin dan api)
10) Redundansi struktural
11) Detail struktural, termasuk persambungan
12) Rasio kekuatan pilar terhadap kekuatan balok
13) Keamanan fondasi
14) Penyimpangan dalam rencana struktur bangunan (kekerasan, beban, daya tahan)
15) Penyimpangan pada elevasi bangunan
16) Penyimpangan ketinggian lantai
17) Integritas struktural atap
18) Ketahanan struktural terhadap bahaya selain gempa bumi dan angin kencang.
Banyak rumah sakit berada di daerah rawan bahaya (misalnya daerah dataran
banjir, wilayah pesisir yang terkena gelombang badai dan tsunami, atau dekat dengan
patahan seismik atau fasilitas berbahaya). Evaluator harus mengacu pada Modul 1 untuk
penilaian bahaya yang dapat mempengaruhi rumah sakit. Evaluator perlu menggunakan
pengetahuan dan keahlian mereka untuk menilai bahaya yang dimunculkan oleh
keadaan bahaya pada unsur struktural rumah sakit, termasuk bagaimana
kemungkinannya dengan bahaya yang membuat unsur struktural kurang aman.
Disarankan agar evaluator selalu mengacu pada standar nasional dan lokal yang
berlaku dan kode bangunan yang terkait dengan keamanan struktural ketika
mengevaluasi fasilitas. Referensi lebih lanjut untuk Modul 2 diindikasikan terhadap butir
yang sesuai dan tercantum di bagian akhir modul ini. Bila sesuai, butir tersebut termasuk
panduan mengenai metode evaluasi yang direkomendasikan - wawancara, observasi,
tinjauan dokumentasi, dan inspeksi.

2.1. Peristiwa sebelumnya yang mempengaruhi keamanan bangunan


Submodul 2.1 terdiri dari 3 butir (1-3)
1. Kerusakan struktural utama sebelumnya atau kegagalan bangunan rumah sakit
Metode evaluasi yang disarankan: wawancara, tinjauan dokumentasi dan inspeksi.
Evaluator harus menentukan apakah laporan struktural menunjukkan bahwa
tingkat keamanan pernah terkompromi di masa lalu oleh bahaya alam, teknis atau
masyarakat atau oleh faktor lainnya. Evaluasi harus didasarkan pada kejadian yang
setara dengan tingkat keparahan yang setingkat dengan keamanan struktural terkini
yang dimaksudkan untuk melindungi bangunan.
Untuk mendapatkan catatan riwayat kerusakan pada sebuah fasilitas, penting
untuk mewawancarai personil yang telah bekerja di rumah sakit untuk waktu yang
lama, terlepas dari posisi mereka di dalam organisasi (misalnya, mencakup petugas
kebersihan, staf dapur, dan staf administrasi dan staf pendukung), karena hal ini
dapat menghubungkan pengalaman mereka tentang kejadian atau bencana di masa
lalu. Evaluator harus bertanya secara spesifik tentang kerusakan struktural yang
mungkin pernah diamati oleh personil tersebut. Evaluator juga harus meminta untuk
melihat publikasi / akun (misalnya laporan formal / jumpa pers / internet atau foto).
Laporan tertentu mungkin dapat diakses di internet atau melalui catatan publik
(misalnya perpustakaan). Evaluator harus menentukan apakah keamanan struktural
pernah terkompromi dengan menggunakan bukti yang dikumpulkan dari staf, laporan,
foto atau inspeksi visual. (Referensi: 2).

JIKA PERISTIWA SEMACAM ITU TIDAK PERNAH TERJADI DI SEKITAR RUMAH


SAKIT, KOSONGKAN KOLOM DAN BERIKAN KOMENTAR.

Peringkat keamanan untuk butir No. l: Rendah = Kerusakan besar dan tidak
ada perbaikan; Rata-rata = Kerusakan sedang dan hanya sebagian bangunan
diperbaiki; Tinggi = Kerusakan kecil atau tidak rusak, atau bangunan diperbaiki
sepenuhnya.

2. Rumah sakit dibangun dan / atau diperbaiki dengan menggunakan standar


keamanan saat ini
Metode evaluasi yang disarankan: wawancara, observasi dan inspeksi.
Evaluator harus membuat penilaian terhadap pekerjaan konstruksi sebelumnya
di fasilitas dan standar yang diterapkan. Penilaian harus menggunakan standar
keamanan saat ini (yang mungkin berbeda dari standar lama). Evaluator mencari
bukti dari kontrak, atau informasi yang dikumpulkan dari wawancara, antara lain, staf
pengadaan dan pemeliharaan dan, jika mungkin, personil konstruksi (misalnya
insinyur desain, arsitek dan / atau kontraktor).
Evaluator harus memverifikasi apakah bangunan telah diperbaiki, tanggal
perbaikan, dan apakah perbaikan dilakukan dengan menggunakan standar yang
sesuai untuk bangunan yang aman pada saat perbaikan. Evaluator harus memeriksa
apakah standar yang digunakan saat perbaikan berbeda dari standar keamanan saat
ini yang merupakan acuan yang menilai butir ini. (Referensi: 17).

Peringkat keamanan untuk butir No. 2: Rendah = Standar keamanan saat ini
tidak diterapkan; Rata-rata = standar keamanan saat ini hanya diterapkan sebagian;
Tinggi = standar keamanan terkini diterapkan sepenuhnya.

3. Efek pemodelan ulang atau modifikasi pada struktural rumah sakit


Metode evaluasi yang disarankan: wawancara, observasi dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi apakah modifikasi dilakukan dengan
menggunakan standar terkini untuk bangunan yang aman. Pemodelan ulang dan
modifikasi dapat dilakukan dengan menggunakan kontrol struktural - yaitu evaluasi
struktural dan rehabilitasi atau modifikasi yang tepat yang menjamin kinerja struktur
yang baik. Tidak cukup baik menilai rendah struktur yang dimodifikasi yang memenuhi
persyaratan penggunaan desain struktural yang memadai. Seringkali, rumah sakit
menjalani modifikasi yang dibutuhkan oleh departemen dan layanan yang berbeda
namun tanpa pertimbangan menyeluruh mengenai dampak yang mereka hadapi
terhadap ketahanan struktur terhadap bahaya atau kejadian di masa depan, sehingga
meningkatkan kerentanan fasilitas dan penghuninya. Misalnya, mengisi ruang terbuka
antara dua pilar dengan dinding bata dan mendistribusikan kembali bangunan,
modifikasi seperti ini bisa menyebabkan pilar gagal. Evaluator harus memeriksa bukti
yang terdokumentasi seperti gambar gambar atau desain. (Referensi: 12, 13, 14, 15,
24).
Peringkat keamanan untuk butir No. 3: Rendah = Pemodelan ulang atau
modifikasi utama telah dilakukan dengan efek kompromi yang besar terhadap kinerja
struktur; Rata-rata = Pemodelan ulang dan / atau modifikasi sedang dengan efek kecil
pada kinerja struktur; Tinggi = Pemodelan ulang dan / atau modifikasi kecil; Tidak ada
modifikasi yang dilakukan; Atau pemodelan ulang dan / atau modifikasi utama yang
meningkatkan perilaku struktural atau tidak memiliki efek negatif.

2.2. Integritas Bangunan


Submodul 2.2 terdiri dari 15 butir (4-18).
1. Desain sistem struktural
Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Evaluator harus memeriksa secara visual, dan / atau melalui gambar teknik,
perancangan sistem struktural bangunan untuk semua jenis bahaya. Perhatikan
bahwa istilah "desain" juga menyiratkan penerapan disain dalam konstruksi bangunan.
Evaluator harus menilai keseluruhan kualitas rancangan sistem struktural bangunan
rumah sakit, karena adanya perbedaan antara kinerja bangunan berdasarkan desain
dan standar yang telah mereka bangun. Perhatian khusus harus diberikan pada
bangunan di zona rawan gempa dan daerah angin kencang. Desain struktur yang
buruk menunjukkan bahwa kerusakan dari bahaya pada struktur rumah sakit dapat
menyebabkan kegagalan bangunan dan keruntuhan. Misalnya, jika tidak ada bukti
penguatan ditemukan untuk sistem beton atau batu, maka rancangan sistem
struktural harus dinilai "rendah". Desain struktural sedang memberikan perlindungan
sebagian dan akan mencakup situasi dimana efek bahaya dapat menyebabkan
kerusakan namun kerusakan ini diperkirakan tidak menyebabkan keruntuhan
bangunan. Peringkat yang baik menunjukkan bahwa bangunan tidak akan runtuh saat
terkena bahaya. (Referensi: 3, 12. 13, 14).
Peringkat keamanan untuk butir No. 4: Rendah = Desain sistem struktural yang
buruk; Rata-rata = Desain sistem struktur sedang; Tinggi = Desain sistem struktur
yang baik.

2. Kondisi bangunan
Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Evaluator harus memeriksa bangunan, baik internal maupun eksternal, untuk
tanda-tanda kerusakan seperti lapisan yang pecah, retakan atau unsur struktur yang
tenggelam, dan harus menentukan penyebabnya. Evaluator harus mengakses lokasi
celah dan sudutnya untuk mengetahui kondisi bangunan. Ketika menilai unsur struktur
yang rusak, evaluator harus menentukan fungsinya dalam menjaga stabilitas
struktural dan kekuatan keseluruhan. Misalnya, resiko yang ditimbulkan oleh pilar
yang rusak di lantai dasar tidak sama dengan resiko yang ditimbulkan oleh pilar yang
rusak serupa di lantai paling atas. (Kondisi bangunan berhubungan erat dengan jenis
bahan bangunan yang digunakan untuk unsur struktur.) Pecahan dapat terjadi karena
berbagai alasan; Beberapa menunjukkan adanya masalah serius (desain, kelebihan
beban) dan lainnya tidak menunjukan apapun (perubahan volume). Jika bangunan itu
baru saja dicat baru-baru ini, periksa apakah celah tersebut tidak tersembunyi.
Penting untuk berbicara dengan staf pemeliharaan rumah sakit saat melakukan
penyelidikan ini. (Referensi; 12, 13, 14. 18, 24).
Peringkat keamanan untuk barang No. 5: Rendah = Retak di lantai dasar dan
lantai pertama; kemunduran utama yang disebabkan oleh pelapukan atau penuaan
normal; Rata-rata = Beberapa kemunduran hanya disebabkan oleh pelapukan atau
penuaan normal; Tinggi = Tidak ada kerusakan atau retakan yang teramati.

3. Kondisi bahan bangunan


Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Butir ini terkait erat dengan burir 5. Bila struktur dibangun terutama dengan
beton yang diperkuat, kehadiran retak dan karat dapat menunjukkan bahwa jumlah
komponen beton yang tidak digunakan (semen, batu, pasir dan air) dengan benar. Ini
juga bisa menjadi bukti rembesan air ke dalam lempengan beton. Akibatnya,
penyerapan air mungkin tinggi dan daya tahan bahan bangunan rendah, yang
meningkatkan kerentanan dari unsur ini dan menempatkan struktur pada resiko.
Berkenaan dengan besi dan retakan yang berkarat dalam beton, salah satu atau
kedua kondisi ini mungkin ada. Misalnya, bentuk beton mungkin menunjukkan tanda-
tanda karat, tapi retak mungkin atau mungkin bukan merupakan bukti oksidasi.
Evaluator harus menunjukkan apakah unsur-unsur dalam kondisi buruk memiliki nilai
struktural pada bangunan rumah sakit. Bangunan mungkin memiliki indikator untuk
mengukur pergerakan yang dapat digunakan oleh evaluator. Evaluator mungkin perlu
menggunakan penggaris untuk mengukur ukuran celah. (Referensi: 12, 13, 14, 18,
24).
Peringkat keamanan untuk butir No. 6: Rendah = Karat dengan pengelupasan;
Retak lebih besar dari 3 mm (beton), deformasi yang berlebihan (baja dan kayu);
Rata-rata = Terdapat retak antara 1 dan 3 mm (beton), deformasi terlihat sedang (baja
dan kayu) atau karat tanpa pengelupasan; Tinggi = Retak kurang dari 1 mm (beton),
tidak ada deformasi yang terlihat; Tidak ada karat

4. Interaksi unsur nonstruktural dengan struktur


Metode evaluasi yang disarankan: observasi.
Dalam kondisi ekstrim, unsur nonstruktural - karena bobot dan kekerasannya -
dapat mempengaruhi unsur struktur, sehingga stabilitas struktur menjadi beresiko.
Evaluator harus menentukan apakah unsur nonstruktural benar-benar terkait dengan
struktur - yaitu jika adanya "pilar pendek", jika sambungan fleksibel dan jika
sambungan ekspansi telah digunakan. Contoh interaksi nonstruktural / struktural
adalah, misalnya, jika dinding pemisah nonstruktural jatuh saat gempa karena pasak
yang buruk dan dinding jatuh ke balok tangga, menghalangi tangga dan, dalam kasus
terburuk, menghancurkannya. Penting untuk berbicara dengan staf perawatan rumah
sakit selama penyelidikan ini dan untuk melihat rekaman, rencana dan gambar.
(Referensi: 12, 13, 15).
Peringkat keamanan untuk butir No. 7: Rendah = Dinding partisi yang
terpasang secara keras pada struktur, plafon gantung atau bagian muka bangunan
yang berinteraksi dengan struktur, kerusakan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap struktur; Rata-rata = Beberapa unsur nonstruktur sebelumnya yang
berinteraksi dengan struktur, kerusakan tidak akan mempengaruhi struktur; Tinggi =
Tidak ada unsur nonstruktural yang mempengaruhi struktur.

5. Kemungkinan bangunan (terhadap gempa)


Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Dalam kasus gempa, bangunan yang terlalu dekat jaraknya, tergantung pada
tinggi dan kedekatannya, bisa saling menabrak dan menimbulkan kerusakan
berkelanjutan. Evaluator harus memeriksa bagian luar rumah sakit untuk menentukan
apakah hal tersebut mungkin terjadi. Sebagian besar kode bangunan gempa
mempertimbangkan pemisahan minimal 10 cm apabila dua bangunan yang
berdekatan lebih pendek 10 m, yaitu 1,0% dari ketinggian bangunan. Evaluator harus
memeriksa apakah pelat lantai sejajar. Pada bangunan di mana lantai tidak sejajar,
menumpuk lempengan lantai pada pilar atau dinding struktural yang berdekatan dapat
menyebabkan kerusakan serius sehingga pada kasus yang parah dapat
menyebabkan keruntuhan. Evaluator juga harus memasukkan penilaian terhadap
sendi pemisah dalam bangunan dengan beberapa sayap atau bagian yang berbeda
yang dimaksudkan untuk digunakan sebagai struktur terpisah. (Referensi: 12, 13, 15).

JIKA RUMAH SAKIT INI TIDAK BERADA DI ZONA SEISMIK TINGGI / SEDANG,
KOSONGKAN KOLOM DAN BERIKAN KOMENTAR

Peringkat keamanan untuk butir No. 8: Rendah = Pemisahan kurang dari 0,5%
dari tinggi bangunan dari dua bangunan yang lebih pendek; Rata-rata = Pemisahan
antara 0,5% dan 1,5% dari tinggi bangunan dari dua bangunan berdekatan yang lebih
pendek; Tinggi = Pemisahan lebih dari 1,5% dari tinggi bangunan yang lebih pendek
dari dua bangunan yang berdekatan.

6. Kemungkinan bangunan (efek angin dan api)


Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Dalam kasus kejadian angin kencang dan kebakaran, dapat terjadi efek angin
antara bangunan dengan jarak dekat. Tekanan dari angin dapat terjadi di sekitar
struktur tertentu, menempatkan kekuatan yang jauh lebih besar daripada beban
bangunan bertingkat yang dirancang. Pemisahan bangunan juga bisa mengurangi
penyebaran api dari satu gedung ke bangunan lainnya. Evaluator harus memeriksa
bagian luar rumah sakit untuk menentukan apakah hal tersebut mungkin terjadi.
Penting untuk berbicara dengan staf rumah sakit karena mungkin ada dampak nyata
saat angin kencang terjadi secara berkala. (Referensi: 6, 12, 13, 15, 26, 27).
Peringkat keamanan untuk butir No. 9: Rendah = Pemisahan kurang dari 5 m;
Rata-rata = Pemisahan antara 5 m dan 15 m; Tinggi = Pemisahan lebih dari 15 m.

7. Redundansi struktural
Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Redundansi adalah bagian normal dari sistem struktural dan sangat penting
untuk keamanan bangunan, terutama terhadap angin kencang dan gempa bumi.
Evaluasi tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa bangunan rumah sakit dapat
menahan kekuatan lateral yang disebabkan oleh keadaan bahaya, seperti angin
kencang dan gempa bumi, di dua arah ortogonal utama bangunan tersebut.
Evaluator harus meninjau rencana struktural (yaitu gambar teknik) bangunan
rumah sakit dan harus memverifikasi di lokasi apakah struktur tersebut memenuhi
kriteria desain dalam dua arah ortogonal utama. Bangunan dengan kurang dari tiga
garis atau sumbu perlawanan di salah satu arah utama rentan terhadap tuntutan yang
besar dari daya tahan dan kekerasan.
Tiga garis daya tahan tidak menjamin redundansi struktural pada bangunan
berbingkai kaku, dengan balok struktural dan / atau dinding, dan dengan koneksi
balok-pilar yang bagus. Dalam sistem struktur lainnya, penting untuk mengevaluasi
keamanan struktural lainnya seperti lempengan datar dengan balok datar dan untuk
mencatat tingkat keamanan. Di daerah rawan gempa, sistem struktur lempengan
datar tidak dapat diijinkan. Akibatnya, sistem semacam itu harus mendapatkan rating
"rendah" dalam keadaan seperti ini (Referensi: 12, 13, 15).
Peringkat keamanan untuk butir No. 10: Rendah = Kurang dari tiga garis daya
tahan di setiap arah; Rata-rata = Tiga garis daya tahan di setiap arah atau garis tanpa
orientasi ortogonal; Tinggi = Lebih dari tiga garis daya tahan pada setiap arah
ortogonal bangunan.

8. Detail struktural, termasuk persambungan


Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Sendi untuk komponen struktural adalah salah satu unsur desain yang paling
penting untuk beban lateral. Sendi ini digunakan dalam struktur semua bangunan, dan
sangat penting bagi rumah sakit di daerah rawan gempa. Terlepas dari tahun
konstruksi bangunan, evaluator harus menentukan karakteristik sendi baik melalui
observasi di tempat dan dengan meninjau rencana struktural (yaitu gambar teknik),
dan harus menerapkan kriteria yang jelas terhadapnya; Apabila bangunan tersebut
berada di zona seismik sedang atau tinggi, penekanan lebih harus diberikan untuk
merinci evaluasi. Saat menangani konstruksi prefabrikasi, evaluator harus melakukan
pemeriksaan menyeluruh terhadap persendian; akan terdapa banyak, tidak monolitik,
dan dalam kebanyakan kasus akan dilas. Evaluator harus melakukan penilaian visual
dan harus memeriksa gambar. Sendi harus dinilai untuk retakan atau patahan, yang
akan membuat sendi, dan akhirnya strukturnya, beresiko. Bangunan prefabrikasi yang
rentan terhadap kerusakan akibat guncangan gempa harus diberi peringkat
keamanan "rendah" di daerah rawan gempa. (Referensi: 12, 13, 14, 15, 18, 24).
Peringkat keamanan untuk butir No. 11: Rendah = Tidak ada bukti catatan
bangunan, atau dibuat sesuai dengan standar desain lama; Rata-rata = Bangunan
sesuai dengan standar desain sebelumnya dan tidak ada penguatan bangunan
dengan standar saat ini; Tinggi = Dibangun sesuai standar saat ini.

9. Rasio kekuatan pilar terhadap kekuatan balok


Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Pilar merupakan unsur penting untuk stabilitas struktur. Pilar menerima beban
yang didistribusikan oleh balok dan meneruskannya ke fondasi. Bahkan jika balok
rusak parah, pilar harus menahan beban untuk mencegah keruntuhan total dari
bangunan. Karenanya pilar harus selalu lebih kuat dari balok. (Referensi: 12, 13, 14,
18, 24).
Peringkat keamanan untuk butir No. 12: Rendah = Kekuatan balok jelas lebih
besar dari pada kekuatan pilar; Rata-rata = Kekuatan balok sama dengan kekuatan
pilar; Tinggi = Kekuatan pilar lebih besar dari pada kekuatan balok.

10. Keamanan fondasi


Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Fondasi adalah unsur struktur yang paling sulit untuk dievaluasi karena tidak
dapat diakses atau tidak terlihat. Seakan menambah kesulitan ini, rencana fondasi
seringkali tidak tersedia. Jika fasilitas sudah tua, rencana mungkin tidak diarsipkan di
administrasi, departemen pemeliharaan atau catatan publik. Dalam beberapa kasus,
rencana tersebut mungkin ada di perusahaan konstruksi yang telah melakukan studi
untuk tujuan perluasan, pemodelan ulang atau perbaikan.
Penting untuk melakukan segala upaya untuk mengakses rencana untuk
menentukan tipe fondasi (misalnya dangkal, dalam, terisolasi dan, jika digabungkan,
apakah bersatu atau terisolasi). Bangunan lebih rentan terhadap kekuatan seismik
saat bangunan tersebut tidak memiliki balok yang terhubung dengan fondasi.
Saat mengevaluasi butir ini, penting untuk mempertimbangkan informasi
tentang tanah di lokasi dari submodul pada "bahaya geologi" dalam Modul 1 untuk
menentukan interaksi struktur tanah. Tingkat air tanah dan jenis tanah di lokasi
bangunan memainkan peran penting dalam menentukan kerentanan fasilitas terhadap
banjir dan penyelesaian diferensial fondasi, dan efek yang terkait pada unsur struktur
vertikal. Di daerah rawan gempa, pencairan dapat terjadi jika bangunan berada pada
tanah jenuh dan tidak terkonsolidasi, seperti halnya pasir, lumpur jenuh atau isi yang
tidak terpadatkan. Pencairan menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur, dan
evaluator harus secara hati-hati membuktikan apakah kondisi tersebut ada di lokasi
rumah sakit. (Referensi: 12, 13, 14, 15, 18, 24).
Peringkat keamanan untuk butir No No. 13: Rendah = Tidak ada bukti bahwa
fondasi dirancang sesuai standar (ukuran fondasi, survei tanah) dan / atau ada bukti
kerusakan; Tidak ada rencana yang tersedia; Rata-rata = Sedikit bukti (gambar, survei
tanah) bahwa fondasi dirancang sesuai standar; Dan / atau ada bukti kerusakan
sedang; Tinggi = Bukti kuat bahwa fondasi dirancang sesuai standar dengan bukti
kuat tidak adanya kerusakan.

11. Penyimpangan dalam rencana struktur bangunan (kekerasan, beban, daya


tahan)
Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Penyimpangan struktur dapat dinyatakan dalam bentuknya, konfigurasi dan
eksentrisitas torsional (yaitu jarak antara pusat beban dan pusat kekerasan).
Sementara evaluator memeriksa eksterior dan interior rumah sakit, mereka harus
melihat inkonsistensi dalam rencana rumah sakit dari perspektif kekerasan (bentuk
dan jenis bahan yang digunakan untuk unsur vertikal tahan) serta distribusi beban
(terkonsentrasi dan terdistribusi). Evaluator harus mencoba untuk mengidentifikasi di
lokasi dan dengan menggunakan diagram apakah sendi seismik membagi struktur ke
bagian biasa atau apakah ada konfigurasi yang tidak beraturan, seperti rencana
berbentuk T, berbentuk U atau rencana silang, atau konfigurasi yang lebih rumit.
Aspek lain yang harus diperiksa evaluator adalah posisi relatif dari kerangka
(kerangka balok dan pilar) dan dinding geser karena ini akan menentukan respon
diafragma horizontal (lembaran) dalam hal perpindahan dan putaran. Adanya bukaan
besar diafragma horizontal karena interior teras atau untuk akses ke tangga dan lift
membuat struktur lebih rentan terhadap beban lateral yang disebabkan oleh gempa
bumi dan badai yang hebat. Selama fenomena ekstrem seperti gempa atau angin
kencang, beban yang terdistribusi dengan buruk dapat menyebabkan beban berlebih
di beberapa area struktur, dan mengakibatkan keruntuhan. Evaluator harus
menentukan apakah kondisi ini ada dan apakah ada unsur struktural yang dirancang
untuk menguranginya. (Referensi: 12, 13, 14, 25).
Peringkat keamanan untuk butir No. 14: Rendah = Bentuk tidak beraturan dan
struktur tidak seragam; Rata-rata = Bentuk pada rencana tidak beraturan namun
strukturnya seragam; Tinggi = Bentuk pada rencana bersifat reguler dan struktur
memiliki rencana yang seragam, dan tidak ada unsur yang menyebabkan torsi
signifikan.
Bentuk sederhana dan kompleks dalam kerangka
Sederhana Kompleks

12. Penyimpangan pada elevasi bangunan


Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi masing-masing
bangunan.
Seperti butir 14 dan 16, evaluator harus mencatat perubahan mendadak pada
elevasi setiap bangunan. Kesempitan bangunan (rasio tinggi terhadap lebar) terhadap
arah ortogonal utama dapat memberi gambaran tentang kemampuan bangunan untuk
menahan getaran yang dihasilkan oleh beban lateral yang disebabkan oleh kekuatan
gempa dan angin.
Selain penyimpangan pada elevasi bangunan, variasi jenis - serta beban dan
kekerasan - material dapat mengubah daya tahan terhadap beban yang
mempengaruhi bangunan. Evaluator harus menentukan apakah unsur (seperti pilar
dan dinding) terdistribusi secara simetris terhadap ketinggian, sudut, dan memberikan
kekerasan rotasi.
Evaluator harus memperhatikan konsentrasi tinggi beban di lantai atas sebuah
rumah sakit, mengingat penempatan barang-barang berat seperti mesin, peralatan
dan tangki air di lantai atas. Hal ini dapat meningkatkan kekuatan inersia dan
menyebabkan perpindahan yang berlebihan. (Referensi: 12, 13, 14, 15, 25).
Peringkat keamanan untuk butir No. 15: Rendah = Unsur tidak kontinyu atau
tidak teratur, variasi signifikan pada elevasi bangunan; Rata-rata = Beberapa unsur
terputus-putus atau tidak beraturan, beberapa variasi pada elevasi bangunan; Tinggi
= Tidak ada unsur yang terputus secara signifikan atau tidak beraturan, sedikit atau
tidak ada variasi elevasi bangunan.
Bentuk sederhana dan kompleks dengan ketinggian
Sederhana Kompleks

13. Penyimpangan ketinggian lantai


Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Seperti pada butir 14 dan 15, evaluator harus mencatat perubahan mendadak
pada tinggi lantai.
Evaluator harus memeriksa perbedaan ketinggian antara lantai (sering terjadi
di lobi dan lantai bawah rumah sakit) yang dapat menyebabkan konsentrasi
ketegangan dalam perubahan tingkat. Yang disebut "lantai lembut", fitur yang tidak
diinginkan di zona rawan gempa, dapat hadir karena perubahan kekerasan yang
signifikan karena variasi ketinggian. Evaluator harus menyadari bahwa dinding in-fill
dapat mengubah pilar yang dirancang untuk mendapatkan dukungan sepanjang
ketinggiannya menjadi pilar "pendek". Pilar pendek dapat menyebabkan runtuhnya
bangunan yang seharusnya tahan terhadap kekuatan seismik. (Referensi: 12, 13, 14,
15, 25).
Peringkat keamanan untuk butir No. 16: Rendah = Tinggi lantai berbeda lebih
dari 20%; Rata-rata = Lantai memiliki ketinggian yang sama (keduanya berbeda
kurang dari 20% tetapi lebih dari 5%); Tinggi = Lantai memiliki ketinggian yang sama
(berbeda kurang dari 5%).

14. Integritas struktural atap


Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Evaluator harus menilai kemiringan atap, serambi atap dan koneksi dek atap
untuk menahan beban pengangkatan. Tujuan dari butir ini adalah untuk memastikan
bahwa atap terpasang dengan benar dan kencang, dilas, dipaku atau disemen.
Evaluator harus mencari serambi atap dengan besar lebih dari 50 cm di daerah angin
kencang. Mereka juga harus memeriksa bahwa adanya cor untuk memperkuat yang
dilakukan sehingga dek atap beton memiliki kinerja angin yang sangat baik.
Sambungan yang memuaskan mencakup frekuensi pengencang yang tinggi.
Untuk atap baja, harus ada sekrup lampiran daripada hanya genangan las atau pin;
Untuk dek beton pracetak, harus ada pelat pasak dan mur: dan untuk dek atap
berselubung kayu, harus ada sekrup dan fiksasi di daerah sudut atap. (Referensi: 3,
12, 13, 14, 15).
Peringkat keamanan untuk butir No. 17: Rendah = Atap mono atau atap ringan
datar, dan / atau serambi atap besar; Rata-rata = Atap beton, atap pelana dengan
kemiringan lembut, terhubung dengan baik, tidak ada atap besar yang menggantung;
Tinggi = Diperkuat ditempatkan di dek atap beton atau atap ringan, koneksi yang
memuaskan, tidak ada serambi atap yang besar.

15. Ketahanan struktural terhadap bahaya selain gempa bumi dan angin kencang
Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Butir ini fokus pada keamanan struktural untuk beberapa bahaya atau selain
gempa dan angin kencang. Rumah sakit mungkin telah mengambil tindakan untuk
meningkatkan keamanannya sehubungan dengan bahaya tertentu, namun tidak
sampai bahaya penuh yang dapat mempengaruhi fasilitas tersebut, sehingga
membuat rumah sakit beresiko tinggi. Sehubungan dengan bahaya yang ada di
wilayah di mana rumah sakit berada, keahlian struktural diperlukan untuk menilai
apakah bangunan secara keseluruhan memiliki tingkat keamanan struktural yang
diperlukan agar dapat terus memberikan layanan kesehatan dalam keadaan darurat
dan bencana. Evaluator harus mengacu pada bahaya yang dapat mempengaruhi
lokasi rumah sakit (lihat Modul 1)
Evaluator harus mengakses kinerja struktural global dan ketahanan struktur
bangunan untuk bahaya tunggal atau ganda selain angin kencang (berkelanjutan atau
periodik) dan gempa bumi (misalnya bahaya meteorologi lainnya, banjir dan bahaya
hidrologi lainnya, tanah longsor dan bahaya geologi lainnya). Evaluator harus
menggunakan pengetahuan dan keahlian mereka untuk menilai bahaya yang dapat
terjadi pada unsur struktural rumah sakit. Evaluator harus menilai bagaimana bahaya,
dan kemungkinan rumah sakit terhadap bahaya ini, membuat unsur struktural rumah
sakit menjadi kurang aman.
Evaluator harus memverifikasi apakah rumah sakit dirancang secara memadai
- dari sudut pandang struktural - untuk menahan fenomena lain (misalnya tanah
longsor, batu jatuh, letusan gunung berapi, banjir, kebakaran dan ledakan), dan
apakah tindakan pencegahan atau perbaikan yang diperlukan untuk memperbaiki
tingkat keamanan telah diimplementasikan. Evaluator harus mengidentifikasi tindakan
yang telah diadopsi untuk mengurangi resiko terhadap keamanan struktural (misalnya
gerbang anti-banjir). Evaluator harus menilai kemungkinan bangunan yang lengkap
berdasarkan semua bahaya lainnya di daerah tersebut. Misalnya, rumah sakit
mungkin terletak pada lereng yang "tidak stabil" dan memiliki resiko longsor atau,
sebagai alternatif, ukuran ketahanan seperti dinding penahan mungkin telah dibangun
untuk menstabilkan lereng dan bangunan. Perlu dicatat bahwa sebuah bangunan
dapat dirancang secara memadai untuk menahan gempa dan angin topan namun
masih dapat sangat rentan terhadap banjir atau letusan gunung berapi.
Peringkat keamanan untuk butir No. 18: Rendah = Ketahanan struktural rendah
terhadap bahaya yang ada di lokasi rumah sakit; Rata-rata = Ketahanan struktural
yang memuaskan (dengan mempertimbangkan ukuran pengurangan resiko struktural);
Tinggi = ketahanan struktural yang baik (dengan mempertimbangkan langkah-langkah
pengurangan resiko di tempat).

Modul 3: Keamanan nonstruktural


Modul ini memungkinkan evaluator untuk melakukan penilaian terhadap unsur
nonstruktural rumah sakit. Hasilnya berkontribusi terhadap keseluruhan perhitungan indeks
keamanan rumah sakit. Terdapat empat submodul, sebagai berikut:
3.1 Keamanan arsitektur
3.2 Perlindungan infrastruktur, akses dan keamanan fisik
3.3 Sistem penting
3.4 Peralatan dan perlengkapan.
Unsur-unsur nonstruktural sangat penting untuk fungsi rumah sakit namun berbeda
dengan unsur struktur karena tidak membentuk bagian dari sistem bantalan beban bangunan
rumah sakit. Unsur nonstruktural meliputi unsur arsitektural, akses darurat dan rute keluar dari
dan ke rumah sakit, sistem penting (misalnya listrik, persediaan air, pengelolaan limbah,
proteksi kebakaran), peralatan medis, peralatan laboratorium dan peralatan kantor (baik yang
permanen maupun dapat dipindahkan), persediaan yang digunakan untuk analisis dan
pengobatan, dan sebagainya. Disarankan agar submodul keamanan arsitektur dinilai oleh
seorang insinyur struktural, arsitek atau profesional bangunan yang berkualitas, sementara
submodul lainnya dapat dinilai oleh orang-orang yang memiliki keahlian dan pengalaman di
bidang teknik kesehatan rumah sakit, manajemen fasilitas dan / atau operasi rumah sakit.
Penilaian unsur nonstruktural harus mempertimbangkan meningkatnya permintaan akan
layanan rumah sakit dalam menanggapi situasi darurat dan bencana. Evaluator harus menilai
keamanan nonstruktural dari semua bangunan rumah sakit, termasuk tempat tinggal staf di
lokasi terkait, dan harus menggabungkan penilaian ke dalam satu penilaian terhadap setiap
butir untuk keseluruhan rumah sakit. Evaluator harus mencatat setiap pengamatan penting yang
berkaitan dengan keamanan bangunan yang tidak struktural. Perhatian khusus harus diberikan
pada bangunan yang diduduki dan yang paling banyak memberikan layanan perawatan akut
dalam keadaan darurat atau bencana. Penilaian harus lebih ketat di area yang sangat penting
untuk menyediakan perawatan kesehatan dan layanan terkait dalam keadaan darurat atau
bencana.
Modul ini terdiri dari 93 butir berikut ini:
19. Kerusakan dan perbaikan unsur nonstruktural
20. Kondisi dan keamanan pintu, pintu keluar dan pintu masuk
21. Kondisi dan keamanan jendela dan penutup jendela
22. Kondisi dan keamanan unsur lain dari selubung bangunan (misal: dinding luar, bangunan
muka)
23. Kondisi dan keamanan atap
24. Kondisi dan keamanan pagar dan sandaran
25. Kondisi dan keamanan dinding perimeter dan pagar
26. Kondisi dan keamanan unsur arsitektural lainnya (misalnya penghias, ornamen, cerobong
asap, tanda)
27. Kondisi aman untuk bergerak di luar gedung rumah sakit
28. Kondisi aman untuk bergerak di dalam gedung (misalnya koridor, tangga)
29. Kondisi dan keamanan dinding dan partisi internal
30. Kondisi dan keamanan plafon gantung
31. Kondisi dan keamanan sistem lift
32. Kondisi dan keamanan tangga dan tangga landai
33. Kondisi dan keamanan penutup lantai
34. Lokasi layanan dan peralatan penting rumah sakit sehubungan dengan bahaya lokal
35. Jalur akses rumah sakit
36. Rute keluar dan evakuasi darurat
37. Keamanan fisik bangunan, peralatan, staf dan pasien
38. Kapasitas sumber listrik alternatif (misalnya generator)
39. Tes rutin sumber listrik pengganti di daerah penting
40. Kondisi dan keamanan sumber listrik alternatif
41. Kondisi dan keamanan peralatan listrik, kabel dan saluran kabel
42. Sistem redundan untuk listrik lokal
43. Kondisi dan keamanan panel kontrol, saklar pemutus beban berlebih dan kabel
44. Sistem pencahayaan untuk area penting di rumah sakit
45. Kondisi dan keamanan sistem pencahayaan internal dan eksternal
46. Sistem listrik eksternal untuk keperluan rumah sakit
47. Pemeliharaan dan pemulihan darurat atas pasokan tenaga listrik dan sumber alternatif
48. Kondisi dan keamanan antena
49. Kondisi dan keamanan sistem tegangan rendah dan ekstra rendah (internet dan telepon)
50. Sistem komunikasi alternatif
51. Kondisi dan keamanan peralatan dan kabel telekomunikasi
52. Pengaruh sistem telekomunikasi luar terhadap komunikasi rumah sakit
53. Keamanan lokasi untuk sistem telekomunikasi
54. Kondisi dan keamanan sistem komunikasi internal
55. Pemeliharaan dan pemulihan darurat atas sistem komunikasi standar dan alternatif
56. Cadangan air untuk rumah sakit dan fungsinya
57. Lokasi tangki penyimpanan air
58. Keamanan sistem distribusi air
59. Pasokan air alternatif ke persediaan air biasa
60. Sistem pemompaan tambahan
61. Pemeliharaan dan pemulihan darurat atas sistem penyediaan air bersih
62. Kondisi dan keamanan sistem proteksi kebakaran (pasif)
63. Sistem deteksi kebakaran / asap
64. Sistem penekanan api (otomatis dan manual)
65. Pasokan air untuk pemadaman kebakaran
66. Pemeliharaan dan pemulihan darurat atas sistem proteksi kebakaran
67. Keamanan sistem air limbah yang tidak berbahaya
68. Keamanan limbah berbahaya dan limbah cair
69. Keamanan sistem limbah padat yang tidak berbahaya
70. Keamanan sistem limbah padat berbahaya
71. Pemeliharaan dan pemulihan darurat atas semua jenis sistem pengelolaan limbah rumah
sakit
72. Cadangan bahan bakar
73. Kondisi dan tangki dan / atau silinder bahan bakar
74. Lokasi penyimpanan bahan bakar yang aman jauh dari gedung rumah sakit
75. Kondisi dan keamanan sistem distribusi bahan bakar (katup, selang, sambungan)
76. Pemeliharaan dan pemulihan darurat atas cadangan bahan bakar
77. Lokasi area penyimpanan untuk gas medis
78. Keamanan area penyimpanan untuk tangki dan / atau silinder gas medis
79. Kondisi dan keamanan sistem distribusi gas medis (misalnya katup, pipa, sambungan)
80. Kondisi dan keamanan tabung gas medis dan peralatan terkait di rumah sakit
81. Ketersediaan sumber alternatif gas medis
82. Pemeliharaan dan pemulihan darurat ats sistem gas medis
83. Lokasi pemasangan peralatan HVAC yang memadai
84. Keamanan selungkup untuk peralatan HVAC
85. Kondisi keamanan dan pengoperasian peralatan HVAC (misalnya boiler, pipa asap)
86. Dukungan yang memadai untuk saluran dan tinjauan fleksibilitas saluran dan perpipaan yang
melintasi sendi ekspansi
87. Kondisi dan keamanan pipa, sambungan dan katup
88. Kondisi dan keamanan peralatan AC
89. Pengoperasian sistem pendingin udara (termasuk daerah tekanan negatif)
90. Pemeliharaan dan pemulihan darurat atas sistem HVAC
91. Keamanan rak dan isi rak
92. Keamanan komputer dan printer
93. Keamanan peralatan medis di ruang operasi dan ruang pemulihan
94. Kondisi dan keamanan peralatan radiologi dan gambar
95. Kondisi dan keamanan peralatan dan perlengkapan laboratorium
96. Kondisi dan keamanan peralatan medis di unit layanan perawatan darurat
97. Kondisi dan keamanan peralatan medis di unit perawatan intensif atau menengah
98. Kondisi dan keamanan peralatan dan perabot di apotek
99. Kondisi dan keamanan peralatan dan perlengkapan dalam layanan sterilisasi
100. Kondisi dan keamanan peralatan medis untuk keadaan darurat kebidanan dan perawatan
neonatal
101. Kondisi dan keamanan peralatan medis dan persediaan untuk keadaan darurat
perawatan luka bakar
102. Kondisi dan keamanan peralatan medis untuk pengobatan nuklir dan terapi radiasi
103. Kondisi dan keamanan peralatan medis dalam pelayanan lainnya
104. Obat-obatan dan persediaan
105. Instrumen steril dan bahan lainnya
106. Peralatan medis khusus yang digunakan dalam keadaan darurat dan bencana
107. Pasokan gas medis
108. Ventilator volume mekanis
109. Peralatan medis elektro
110. Perlengkapan pendukung kehidupan
111. Persediaan, peralatan atau troli untuk gagal jantung dan paru.
Banyak rumah sakit berada di daerah rawan bahaya (misalnya daerah dataran banjir,
wilayah pesisir yang terkena gelombang badai dan tsunami, atau dekat dengan patahan seismik
atau fasilitas berbahaya). Evaluator harus mengacu pada Modul 1 untuk penilaian bahaya yang
dapat mempengaruhi rumah sakit. Evaluator perlu menggunakan pengetahuan dan keahlian
mereka untuk menilai bahaya yang ditimbulkan terhadap unsur nonstruktural rumah sakit,
termasuk bagaimana jarak dengan bahaya membuat unsur nonstruktur kurang aman.
Disarankan agar evaluator harus selalu mengacu pada standar nasional dan lokal yang
berlaku dan kode bangunan yang terkait dengan keamanan nonstruktur saat mengevaluasi
fasilitas. Referensi lebih lanjut untuk Modul 3 ditunjukkan terhadap butir yang sesuai dan
tercantum di bagian akhir modul ini. Butir tersebut sudah termasuk panduan mengenai metode
evaluasi yang direkomendasikan - wawancara, observasi, tinjauan dokumentasi, dan inspeksi.

3.1 Keamanan arsitektur


Submodul 3.1 terdiri dari 15 butir (19-33)
Unsur arsitektural sangat penting untuk kinerja bangunan namun tidak membentuk
bagian dari sistem bantalan beban. Unsur arsitektur dievaluasi untuk menentukan kerentanan
terhadap bahaya internal dan eksternal. Keamanan arsitektur meliputi: pintu, jendela, dinding
internal dan eksterior, bangunan muka, atap, plafon gantung, penutup lantai dan lift, serta jalur
untuk staf dan pasien di dalam dan di luar gedung, seperti koridor, tangga dan tangga landai.
Evaluator harus memverifikasi kondisi dan keamanan unsur dan apakah ada potensi kerusakan
pada unsur yang akan menghambat kinerja operasi rumah sakit. Unsur-unsur ini harus
dievaluasi oleh insinyur struktural, arsitek atau profesional bangunan yang berkualitas.

19. Kerusakan dan perbaikan unsur nonstruktural


Metode evaluasi yang disarankan: wawancara, observasi dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi apakah unsur-unsur nonstruktural rumah sakit dipengaruhi
oleh bahaya (alami, biologis, teknologi, sosial) atau faktor lainnya, dan apakah perbaikan
telah dilakukan. Untuk mendapatkan riwayat catatan mengenai kerusakan pada fasilitas,
evaluator harus meminta laporan tentang tingkat kerusakan dan perbaikan nonstruktural,
dan harus berbicara dengan personil yang telah bekerja paling lama di rumah sakit (terlepas
dari posisi mereka di dalam organisasi, misalnya staf kebersihan, staf dapur, administrasi,
dan staf pendukung). Mereka harus meminta untuk melihat publikasi / akun (misalnya
laporan formal / jumpa pers / internet, foto). Laporan tertentu mungkin dapat diakses di
internet atau melalui catatan publik (misalnya perpustakaan). Fokusnya harus pada
kerusakan yang mungkin mempengaruhi keamanan dan fungsi unsur nonstruktural tertentu.
Evaluator harus menentukan apakah keamanan nonstruktural pernah terkompromi dengan
menggunakan bukti yang dikumpulkan atau dari inspeksi visual terhadap kerusakan dan
perbaikan. Evaluator harus memverifikasi apakah unsur nonstruktural telah diperbaiki,
tanggal perbaikannya, dan apakah perbaikan dilakukan dengan menggunakan standar yang
sesuai dengan unsur nonstruktural pada saat perbaikan. (Referensi: 2, 12, 13, 15).

JIKA HAL TERSEBUT TIDAK TERJADI DI SEKITAR RUMAH SAKIT KOSONGKAN KOLOM
DAN BERIKAN KOMENTAR.

Peringkat keamanan untuk butir No. 19: Rendah = Kerusakan besar dan tidak ada perbaikan
yang dilakukan; Rata-rata = Kerusakan sedang, bangunan hanya sebagian diperbaiki; Tinggi
= Kerusakan kecil atau tidak ada kerusakan, atau bangunan diperbaiki sepenuhnya.

20. Kondisi dan keamanan pintu, pintu keluar dan pintu masuk
Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Evaluator harus memeriksa kondisi pintu rumah sakit, pintu keluar dan pintu masuk dan
kemampuan pintu-pintu tersebut dalam melawan tenaga angin, api, dan seismik dan lainnya.
Pintu harus benar-benar menempel pada bingkai tanpa celah yang terlihat jelas (antara pintu
dan bingkai, atau antara bingkai dan dinding). Pintu dan kusen pintu merupakan indikasi
yang baik apakah struktur yang berdekatan telah bergeser, terutama jika ada celah, jika
pintu sulit dibuka, atau jika ada keausan yang berlebihan. Dalam kasus pintu otomatis,
evaluator harus memeriksa apakah ada ketentuan untuk membuka pintu dengan aman dan
apakah ada operasi manual alternatif. Pintu, pintu keluar dan pintu masuk harus bebas dari
rintangan dan cukup lebar untuk memungkinkan pergerakan pasien dan staf rumah sakit
dengan cepat dalam situasi darurat. Evaluator harus memberi perhatian khusus pada pintu,
pintu keluar dan pintu masuk ke area penting untuk situasi darurat, seperti gawat darurat,
unit perawatan intensif, ruang operasi, dll. (Referensi: 2, 8, 1l, 17, 18, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 20: Rendah = Pintu, pintu keluar dan pintu masuk dalam
kondisi buruk, terganggu oleh kerusakan yang akan menghambat fungsi unsur dan sistem,
atau operasi ini; Lebar pintu masuk kurang dari 115 cm; Rata-rata = Dalam kondisi yang
cukup, ada kerusakan tapi kerusakan tidak menghalangi fungsi dari unsur dan sistem, atau
operasi lainnya; Atau lebar pintu masuk kurang dari 115; Tinggi = Dalam kondisi baik, tidak
ada atau sedikit potensi kerusakan yang akan menghambat fungsi unsur dan sistem, atau
operasi ini; Dan lebar pintu masuk sama dengan atau lebih besar dari 115 cm.

21. Kondisi dan keamanan jendela dan penutup jendela


Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Jendela, penutup jendela dan bingkai harus dapat menahan kekuatan dengan baik seperti
angin atau kerusakan akibat benturan, terutama di daerah penting di rumah sakit (misalnya,
gawat darurat, ruang operasi, unit perawatan intensif, unit sterilisasi, apotek, dll.). Evaluator
harus memeriksa ketebalan dan jenis kaca di jendela dan integritas bingkai dengan dinding.
Dianjurkan untuk menggunakan jendela dengan kaca laminasi atau kaca polikarbonat di
area penting, terutama untuk rumah sakit dengan resiko tinggi gempa bumi yang sering
menyebabkan kerusakan kaca karena getaran bangunan yang signifikan.
Bila bingkai kayu dan penutup jendela digunakan, harus diperiksa sehubungan dengan
pembusukan, kelembaban dan kerusakan rayap. Jika bingkai tidak aman, angin dan hujan
bisa masuk ke dalam gedung, merusak peralatan medis, yang mungkin berdampak pada
perawatan pasien dan keamanan staf dan pasien. (Referensi: 8, 1l, 17, 18. 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 21: Rendah = Jendela dan penutup jendela dalam
kondisi buruk, dapat rusak, yang akan menghambat fungsi unsur dan sistem, atau
pengoperasian lainnya (misalnya kaca pelindung lemah); Rata-rata = Dalam kondisi yang
cukup, ada kerusakan tapi kerusakan tidak menghalangi fungsi unsur dan sistem, operasi
atau sistem ini. Tinggi = Dalam kondisi baik, tidak ada atau sedikit potensi kerusakan yang
akan menghambat fungsi unsur dan sistem, atau operasi ini; Kaca pelindung (misalnya kaca
polikarbonat, film tambahan) telah ditambahkan di bangsal penting.

22. Kondisi dan keamanan unsur lain dari selubung bangunan (misal: dinding luar,
bangunan muka)
Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Evaluator harus meninjau status teknis dan konstruksi dari selubung bangunan, termasuk
dinding luar dan bangunan muka, yang dapat dibuat dari bahan yang berbeda seperti batu
bata, kaca, kayu dan aluminium serta material komposit. Unsur-unsur harus ditinjau kembali
untuk memastikan tidak ada retak, cacat atau longgar. Disarankan agar, di zona rawan
gempa, bangunan muka tidak boleh dilapisi tetapi harus diintegrasikan ke dalam dinding. Di
zona rawan gempa atau daerah angin kencang, dinding ini harus disesuaikan dengan unsur
struktur sehingga dapat tetap bertahan dari kekuatan seismik dan angin. Jika sebuah
selubung bangunan memiliki bagian kaca atau kayu yang permanen, evaluator harus
menerapkan kriteria yang sama seperti untuk jendela dan penutup jendela yang terbuat dari
bahan ini. Analisis harus lebih ketat di pintu masuk rumah sakit dan di area penting yang
bertanggung jawab untuk menyediakan layanan kesehatan dan asosiasinya dalam keadaan
darurat dan bencana.
Peringkat keamanan untuk butir No. 22: Rendah = Selubung bangunan dalam kondisi buruk,
terkena kerusakan yang akan menghambat fungsi unsur dan sistem, atau operasi ini; Rata-
rata = Dalam kondisi yang cukup, tergantung kerusakan tapi kerusakan tidak menghalangi
fungsi unsur dan sistem, operasi atau sistem ini. Tinggi = Dalam kondisi baik, tidak ada atau
sedikit potensi kerusakan yang akan menghambat fungsi unsur dan sistem, atau operasi ini;

23. Kondisi dan keamanan atap


Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Evaluator harus melakukan penilaian menyeluruh terhadap atap dengan mendatangi atau
mengamati. Evaluator harus memeriksa ketidakmampuan atap, keamanan dan kondisi
peralatan yang berada di atap, dan drainase. Kebocoran dari sistem air di atap bisa
membuat rumah sakit, atau bagian dari rumah sakit, tidak beroperasi. Lokasi, berat dan
keamanan peralatan di atap dapat mempengaruhi kerentanan atap terhadap kekuatan alam
yang berbeda. (Referensi: 13, 15, 17, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 23: Rendah = Atap dalam kondisi buruk, terkena
kerusakan yang akan menghambat fungsi unsur dan sistem, atau operasi ini; Rata-rata =
Dalam kondisi yang cukup, tergantung kerusakan tapi kerusakan tidak menghalangi fungsi
unsur dan sistem, operasi atau sistem ini. Tinggi = Dalam kondisi baik, tidak ada atau sedikit
potensi kerusakan yang akan menghambat fungsi unsur dan sistem, atau operasi ini;

24. Kondisi dan keamanan pagar dan sandaran


Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Butir ini sebanding dengan butir No. 22 secara signifikan, dan kriteria yang sama harus
digunakan untuk meninjau unsur-unsur ini. Evaluator harus menilai keamanan dan tingkat
perlindungan yang diberikan oleh pagar dan sandaran terhadap tangga, koridor dan jalan
setapak di dalam dan di luar rumah sakit, serta akses atap dan perimeter atap, mengingat
apakah kegagalan dari hal tersebut dapat membahayakan penghuni dan operasi rumah sakit.
Evaluator harus mengingat pentingnya unsur-unsur ini dalam mencegah cedera akibat jatuh
terhadap pasien, staf dan pengunjung. Sandaran yang tidak terikat pernah diketahui terjatuh
saat gempa terjadi, dan membunuh orang-orang di bawah dan juga menghalangi akses
(Referensi: 13, 15, 17, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 24: Rendah = Pagar dan sandaran dalam kondisi buruk,
terkena kerusakan yang akan menghambat fungsi unsur dan sistem, atau operasi ini; Rata-
rata = Dalam kondisi yang cukup, tergantung kerusakan tapi kerusakan tidak menghalangi
fungsi unsur dan sistem, operasi atau sistem ini. Tinggi = Dalam kondisi baik, tidak ada atau
sedikit potensi kerusakan yang akan menghambat fungsi unsur dan sistem, atau operasi ini;

25. Kondisi dan keamanan dinding perimeter dan pagar


Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Keamanan dan fungsionalitas rumah sakit dapat dipengaruhi oleh kondisi dinding dan pagar
sekitarnya yang menentukan dasar rumah sakit. Tanpa alat pengendali di dinding perimeter,
kondisi darurat dan bencana dapat membuat masuknya orang ke rumah sakit yang dapat
membahayakan fungsi rumah sakit. Para evaluator harus memeriksa aspek ini secara rinci
saat mensurvei lahan di rumah sakit dan daerah sekitarnya. Evaluator mungkin bisa
mendapatkan perspektif yang baik mengenai hal ini dari posisi yang tinggi (misalnya lantai
atas bangunan) atau dari foto udara. (Referensi: 13, 15, 17, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 25: Rendah = Dinding perimeter dan pagar dalam
kondisi buruk, terkena kerusakan yang akan menghambat fungsi unsur dan sistem, atau
operasi ini; Rata-rata = Dalam kondisi yang cukup, tergantung kerusakan tapi kerusakan
tidak menghalangi fungsi unsur dan sistem, operasi atau sistem ini. Tinggi = Dalam kondisi
baik, tidak ada atau sedikit potensi kerusakan yang akan menghambat fungsi unsur dan
sistem, atau operasi ini;

26. Kondisi dan keamanan unsur arsitektural lainnya (misalnya penghias, ornamen,
cerobong asap, tanda)
Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Kriteria yang dijelaskan untuk butir 22, 23 dan 24 juga dapat digunakan untuk mengevaluasi
unsur arsitektur lainnya. Evaluator harus memverifikasi unsur arsitektur lain dari rumah sakit
yang belum diperhitungkan berdasarkan butir sebelumnya. Perhatian khusus harus diberikan
pada kondisi pasak dan dukungan unsur arsitektur eksterior. Misalnya, cerobong asap
secara struktur harus berfungsi, mampu menahan beban seismik atau angin dan memiliki
stabilitas yang dibutuhkan untuk ketinggiannya, apakah berdiri sendiri atau diperkuat.
Getaran seismik dapat menyebabkan cerobong asap jatuh, mengakibatkan kerusakan yang
cukup besar dan bahkan kematian. Tidak disarankan untuk menggunakan kusen jendela
atau hiasan serupa lainnya pada eksterior bangunan karena, selain resiko yang ditimbulkan
jika jatuh, unsur ini dapat meningkatkan beban bangunan dan seismik. Evaluator harus
memeriksa keamanan papan bangunan di dalam dan di luar rumah sakit karena dapat jatuh
dan membahayakan penghuni atau merusak fasilitas.
Peringkat keamanan untuk butir No. 26: Rendah = Unsur arsitektural lainnya dalam kondisi
buruk, terkena kerusakan yang akan menghambat fungsi unsur dan sistem, atau operasi ini;
Rata-rata = Dalam kondisi yang cukup, tergantung kerusakan tapi kerusakan tidak
menghalangi fungsi unsur dan sistem, operasi atau sistem ini. Tinggi = Dalam kondisi baik,
tidak ada atau sedikit potensi kerusakan yang akan menghambat fungsi unsur dan sistem,
atau operasi ini;

27. Kondisi aman untuk bergerak di luar gedung rumah sakit


Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Pergerakan di rumah sakit di luar gedung harus dipastikan sehingga pejalan kaki, ambulans
dan transportasi dapet mengakses fasilitas dengan kecepatan yang dibutuhkan saat
keadaan darurat dan bencana. Butir ini juga melengkapi butir 35 pada jalur akses, yang
berfokus pada jalan di luar rumah sakit, dan butir 36 yang berfokus pada jalur keluar darurat
dan rute evakuasi. Hambatan eksternal untuk mengakses dapat sangat mengganggu fungsi
fasilitas. Evaluator harus mengamati apakah ada pohon, tiang lampu dan monumen dan
desain arsitektural yang dapat jatuh karena kekuatan alam dan menghalangi akses pejalan
kaki dan kendaraan ke fasilitas tersebut. Dampak pada akses orang-orang dengan
gangguan mobilitas dan kursi roda harus dipertimbangkan dan diuji. Jalan aspal di dalam
halaman rumah sakit harus diperiksa apakah terdapat lubang, undakan atau rintangan
lainnya yang dapat mengganggu lalu lintas pejalan kaki dan kendaraan. (Referensi: 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 27: Rendah = Hambatan atau kerusakan pada struktur
atau jalan dan jalan setapak menghalangi akses kendaraan dan pejalan kaki ke bangunan
atau membahayakan pejalan kaki; Rata-rata = Hambatan atau kerusakan pada struktur atau
jalan dan jalan setapak tidak akan menghalangi akses pejalan kaki, namun akan
menghalangi akses kendaraan; Tinggi = Tidak ada hambatan, atau hanya sedikit potensi
atau tidak ada kerusakan yang tidak menghalangi akses pejalan kaki atau kendaraan;

28. Kondisi aman untuk pergerakan di dalam gedung (misalnya koridor, tangga)
Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi bahwa kondisi aman untuk pergerakan di seluruh fasilitas.
Koridor interior harus luas dan bebas dari hambatan untuk memastikan kemudahan
pergerakan personil, tandu dan peralatan medis. Perhatian khusus harus diberikan pada
tangga dan pintu keluar dari karena sangat penting jika evakuasi terjadi saat gempa atau
keadaan darurat lainnya. Akses untuk orang-orang dengan mobilitas atau gangguan
sensorik, serta akses untuk kursi roda, harus dipertimbangkan. Penanda yang memadai
harus tersedia untuk memudahkan pergerakan staf, pasien dan pengunjung. Area dengan
akses terbatas harus berada di bawah pengawasan petugas keamanan rumah sakit.
(Referensi: 8, 11, 17, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 28: Rendah = Hambatan atau kerusakan pada unsur
akan menghalangi pergerakan di dalam bangunan dan membahayakan penghuni; Rata-rata
= Hambatan atau kerusakan pada unsur tidak akan menghalangi pergerakan orang, tapi
akan menghambat pergerakan tandu, peralatan beroda; Tinggi = Tidak ada hambatan, tidak
ada potensi atau tidak ada atau hanya kerusakan ringan yang tidak akan menghalangi
pergerakan orang atau peralatan beroda;

29. Kondisi dan keamanan dinding dan partisi internal


Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Dinding dan partisi internal dapat terbuat dari batu, kaca, kayu, aluminium dan lain-lain, dan
mungkin merupakan kombinasi dari bahan-bahan ini. Evaluator harus meninjau aspek teknis
dan konstruksi dari unsur-unsur ini untuk memastikan tidak adanya retak, cacat atau longgar.
Evaluator harus menilai rumah sakit berdasarkan kondisi bahan dan tingkat penguatan
terhadap bahaya yang diidentifikasi berpotensi mempengaruhi rumah sakit. Di daerah rawan
gempa dan angin kencang, dinding interior harus diperkuat secara memadai oleh unsur
struktural sehingga bisa menahan getaran dan kekuatan angin. Evaluasi dinding internal
harus lebih ketat di area penting seperti unit perawatan intensif, gawat darurat, ruang operasi,
laboratorium dan lain-lain. (Referensi: l, 8, 1l, 17, 18, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 29: Rendah = Dinding dan partisi internal dalam kondisi
buruk, terkena kerusakan yang akan menghambat fungsi unsur dan sistem, atau operasi ini;
Rata-rata = Dalam kondisi yang cukup, tergantung kerusakan tapi kerusakan tidak
menghalangi fungsi unsur dan sistem, operasi atau sistem ini. Tinggi = Dalam kondisi baik,
tidak ada atau sedikit potensi kerusakan yang akan menghambat fungsi unsur dan sistem,
atau operasi ini;

30. Kondisi dan keamanan plafon gantung


Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi
Ada berbagai macam plafon gantung yang digunakan pada bangunan. Yang terbuat dari
logam adalah yang terberat dan menyebabkan kerusakan terbesar jika jatuh. Tingkat
penguatan adalah penentu utama peringkat keamanan untuk rumah sakit. Karena penguat
biasanya tidak terlihat, evaluator harus meminta personil yang relevan (misalnya staf
pemeliharaan) untuk mengambil beberapa bagian plafon terpisah sehingga kondisi langit-
langit dan pasang, dan berat dan stabilitas ubin langit-langit, dapat diperiksa. Di zona rawan
gempa baik penyangga tegak dan vertikal harus digunakan untuk menguatkan langit-langit
dari gaya seismik horisontal. Di daerah di mana unsur-unsur ini dapat terkena angin kencang,
plafon tersebut dapat jatuh, menjadi proyektil, bertabrakan dengan benda lain dan, dalam
kasus terburuk, melukai orang. Jika jatuh, dapat menghalangi area penting dan lorong di
rumah sakit, sehingga mempengaruhi kapasitas fungsionalnya. (Referensi: 1, 8, 15, 17, 18,
19).

JIKA RUMAH SAKIT TIDAK MEMILIKI PLAFON GANTUNG, KOSONGKAN KOLOM DAN
BERIKAN KOMENTAR.

Peringkat keamanan untuk butir No. 30: Rendah = Plafon gantung dalam kondisi buruk,
terkena kerusakan yang akan menghambat fungsi unsur dan sistem, atau operasi ini; Rata-
rata = Dalam kondisi yang cukup, tergantung kerusakan tapi kerusakan tidak menghalangi
fungsi unsur dan sistem, operasi atau sistem ini. Tinggi = Dalam kondisi baik, tidak ada atau
sedikit potensi kerusakan yang akan menghambat fungsi unsur dan sistem, atau operasi ini;

31. Kondisi dan keamanan sistem lift


Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi
Sementara lift tidak boleh digunakan saat terjadi keadaan darurat atau bencana internal atau
eksternal, namun lift tetap memainkan peran penting setelah kejadian tersebut terjadi.
Evaluator harus memverifikasi bahwa lift (termasuk semua jenis lift) berfungsi dengan baik
dan dapat memenuhi kapasitas lokalnya.
Evaluator harus mempertimbangkan bahwa lift adalah alat transportasi utama bagi banyak
pasien, orang tua dan orang cacat. Bila lebih dari satu lift tidak beroperasi, terutama pada
struktur dengan banyak lantai, kapasitas fungsional fasilitas mungkin sangat terpengaruh.
Inspeksi visual lift dan kabel (yang mungkin terbelit dalam situasi bencana) dapat dilengkapi
dengan informasi dari catatan pemeliharaan dan inspeksi untuk lift. (Referensi: 15, 16, 19).

JIKA ADA TIDAK ADA LIFT, KOSONGKAN KOLOM DAN BERIKAN KOMENTAR.

Peringkat keamanan untuk butir No. 31: Rendah = Sistem lift dalam kondisi buruk, terkena
kerusakan yang akan menghambat fungsi unsur dan sistem, atau operasi ini; Rata-rata =
Dalam kondisi yang cukup, tergantung kerusakan tapi kerusakan tidak menghalangi fungsi
unsur dan sistem, operasi atau sistem ini. Tinggi = Dalam kondisi baik, tidak ada atau sedikit
potensi kerusakan yang akan menghambat fungsi unsur dan sistem, atau operasi ini;

32. Kondisi dan keamanan tangga dan tangga landai


Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi
Perhatian khusus harus diberikan pada keamanan tangga dan tangga landai karena
pentingnya evakuasi. Evaluator memastikan bahwa tangga dan tangga landau bebas dari
hambatan atau barang yang bisa jatuh dan menghalanginya. Tangga dan tangga landau
harus memiliki pagar sehingga bisa digunakan dengan aman pada kapasitas maksimalnya,
tangga bebas dari kerusakan dan memiliki tepi yang jelas mengingat pasien di rumah sakit
akan lebih rentan daripada pengguna biasa. Evaluator harus mempertimbangkan apakah
kerusakan atau kegagalan fungsi tangga dan tannga landai dapat membahayakan penghuni
rumah sakit. Perhatian tambahan harus difokuskan pada area dimana ada konsentrasi orang
dan penggunaan tertinggi. (Referensi: 16, 19).

JIKA ADA TIDAK ADA TANGGA DAN TANGGA LANDAI. KOSONGKAN KOLOM DAN
BERIKAN KOMENTAR

Peringkat keamanan untuk butir No. 32: Rendah = Dalam kondisi buruk, terkena kerusakan
yang akan menghambat fungsi unsur dan sistem, atau operasi ini; Rata-rata = Dalam kondisi
yang cukup, tergantung kerusakan tapi kerusakan tidak menghalangi fungsi unsur dan
sistem, operasi atau sistem ini. Tinggi = Dalam kondisi baik, tidak ada atau sedikit potensi
kerusakan yang akan menghambat fungsi unsur dan sistem, atau operasi ini;

33. Kondisi dan keamanan penutup lantai


Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi
Lantai dapat dibuat dari berbagai bahan, termasuk terrazzo, keramik atau tanah liat, linoleum,
kayu dll. Lantai dapat dilekatkan dengan perekat, diletakkan di atas membran (seperti lantai
yang mengambang), atau ditangguhkan. Evaluator harus memverifikasi bahwa lantai itu
kedap air, anti selip, bebas dari retak atau bagian yang longgar, terutama di daerah dengan
lalu lintas penting dan lalu lintas tinggi. Seharusnya tidak ada bagian yang tidak merata yang
bisa menyebabkan orang jatuh atau menyebabkan troli dan peralatan jatuh. Di daerah di
mana ada sejumlah besar saluran, kabel dan lantai yang tergantung, evaluator harus
memastikan bahwa lantai diperkuat untuk menahan beban seismik lateral. (Referensi: 17, 18,
19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 33: Rendah = Penutup lantai dalam kondisi buruk,
terkena kerusakan yang akan menghambat fungsi unsur dan sistem, atau operasi ini; Rata-
rata = Dalam kondisi yang cukup, tergantung kerusakan tapi kerusakan tidak menghalangi
fungsi unsur dan sistem, operasi atau sistem ini. Tinggi = Dalam kondisi baik, tidak ada atau
sedikit potensi kerusakan yang akan menghambat fungsi unsur dan sistem, atau operasi ini;

3.2 Perlindungan infrastruktur, akses dan keamanan fisik


Submodul 3.2 terdiri dari 4 item (34-37).
Submodul ini berfokus untuk memeriksa kemungkinan bangunan rumah sakit dalam
bahaya lokal dan bagaimana tata letak keseluruhan rumah sakit melindungi layanan penting dari
bahaya ini dan dari ancaman keamanan. Rumah sakit juga harus memiliki akses jalan dan
akses pejalan kaki yang baik dan rute keluar yang beroperasi secara efektif selama keadaan
darurat dan bencana.

34. Lokasi layanan dan peralatan penting rumah sakit sehubungan dengan bahaya lokal
Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Banyak fasilitas kehilangan layanan penting (misalnya perawatan darurat), sistem dan
peralatan (misalnya catatan pasien atau pembangkit listrik) yang mana layanan kesehatan
bergantung karena memposisikan layanan dan peralatan ini di lokasi yang rentan terhadap
bahaya lokal. Misalnya, rumah sakit yang menyimpan catatan pasien dan generator listrik
darurat di ruang bawah tanah mungkin menempatkan benda tersebut pada resiko banjir
yang akan menghancurkan catatan dan menenggelamkan generator, sehingga
mempengaruhi fungsi normal dan darurat. Evaluator harus meninjau keamanan lokasi
layanan dan peralatan penting dan memverifikasi tindakan yang diambil untuk melindungi
persediaan penting seperti listrik darurat, obat-obatan dan catatan pasien. Keamanan dan
lokasi beberapa sistem dan persediaan penting sehubungan dengan bahaya lokal dibahas
dalam butir lain dalam modul ini dan tidak boleh diduplikasi di sini.
Peringkat keamanan untuk butir No. 34: Rendah = Tidak ada tindakan perlindungan yang
diambil; ada kerusakan, kegagalan dan gangguan layanan penting terhadap operasi rumah
sakit dalam keadaan darurat dan bencana; Rata-rata = Tindakan untuk melindungi sebagian
layanan penting dari bahaya lokal diambil; Terkena kerusakan dengan beberapa gangguan
layanan penting terhadap operasi rumah sakit dalam keadaan darurat atau bencana. Tinggi
= Banyak tindakan diambil untuk melindungi layanan penting; Kemungkinan besar layanan
penting dan rumah sakit akan beroperasi tanpa gangguan atau terbatas pada keadaan
darurat dan bencana.

35. Jalur akses rumah sakit


Metode evaluasi yang disarankan: wawancara, observasi, tinjauan dokumentasi
(termasuk peta) dan inspeksi.
Akses sangat penting jika rumah sakit berfungsi dengan baik. Penekanan pada item ini
adalah pada jalur akses di luar halaman rumah sakit. Evaluator harus meninjau rute akses
utama ke rumah sakit. Peta yang menunjukkan lokasi mikro dan makro di rumah sakit sangat
membantu. Evaluator harus menentukan keefektifan sistem keamanan dan perlindungan
rumah sakit melalui akses kendaraan dan akses pejalan kaki. Akses untuk orang-orang
dengan gangguan mobilitas juga harus ditinjau ulang. Wawancara dengan pegawai rumah
sakit, pasien dan, jika mungkin, orang yang tinggal di dekat fasilitas tersebut, dapat
memberikan informasi mengenai jenis rute dan pada saat seperti apa rute tersebut macet.
Evaluator harus memperhatikan keberadaan dan kondisi saluran air (misalnya anak sungai,
sungai) dan saluran air hujan di daerah tersebut, dan harus menentukan apakah banjir atau
badai akan membanjiri jalur akses tertentu, sehingga tidak dapat dilalui. Evaluator harus
mencatat struktur dan pepohonan di sepanjang jalur akses yang akan menghambat lalu
lintas jika jatuh saat keadaan darurat atau bencana seperti gempa bumi, atau dalam
peristiwa angin kencang seperti angin topan.
Rute alternatif harus diidentifikasi jika jalur akses utama terhambat. Penting untuk
menentukan apakah rute alternatif diperhitungkan dalam program manajemen resiko darurat
dan bencana di rumah sakit, termasuk rencana tanggapan. (Referensi: 1, 8, 19)
Peringkat keamanan untuk butir No. 35: Rendah = Terdapat rintangan dan kerusakan di rute
akses yang akan menghalangi fungsi unsur, sistem atau operasi lainnya; Rata-rata = Rute
akses terkena hambatan dan kerusakan yang tidak menghalangi akses dan fungsi. Tinggi =
Tidak ada atau sedikit potensi hambatan dan kerusakan yang akan menghalangi akses dan
fungsi unsur, sistem atau operasi lainnya;

36. Rute keluar dan evakuasi darurat


Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi
Evaluator harus memverifikasi bahwa jalan keluar dan evakuasi rumah sakit ditandai dengan
jelas dan bebas dari hambatan untuk memungkinkan evakuasi darurat. Evaluator harus
mengkonfirmasi bahwa rute evakuasi ditandai baik di dalam maupun di luar rumah sakit.
Mereka harus memeriksa bahwa pintu darurat tidak terkunci dari dalam sehingga tidak
menghalangi evakuasi darurat. Jika rumah sakit mengandalkan pintu otomatis, periksa
apakah pintu tersebut dapat dibuka secara manual atau ada alternatif titik keluar. (Referensi:
1, 8, 11, 17, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 36: Rendah = Rute keluar dan evakuasi tidak ditandai
dengan jelas dan banyak diblokir; Rata-rata = Beberapa rute keluar dan evakuasi ditandai
dan sebagian besar bebas dari hambatan; Tinggi = Semua rute keluar dan evakuasi ditandai
dengan jelas dan bebas dari hambatan.

37. Keamanan fisik bangunan, peralatan, staf dan pasien


Metode evaluasi yang disarankan: wawancara, observasi, tinjauan dokumentasi, dan
inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi bahwa ada tindakan pengamanan fisik untuk:
- Mencegah akses yang tidak sah
- Mencegah kekerasan dan penculikan (terutama di area bayi baru lahir dan anak)
- Mengurangi vandalisme
- Mengamankan peralatan dan persediaan dari pencurian.
Keamanan fisik rumah sakit sangat penting untuk memberikan rasa aman kepada pasien
dan masyarakat.
Hal utama yang harus diamankan adalah:
- Perimeter
- Kasir
- File personil dan pasien
- Apotek
- Unit kejiwaan
- Keperawatan
- Penyimpanan alat.
Ukuran keamanan meliputi:
- Desain dan tata letak fisik (misalnya dinding, pagar)
- Kontrol akses (misalnya kartu pengaman)
- Kunci dan alarm
- Sistem televisi sirkuit tertutup (CCTV) dan sistem video sirkuit tertutup (CCDV)
- Pelacakan aset dan control persediaan
- Papan nama yang jelas
Semua hal di atas harus didukung oleh kebijakan rumah sakit, prosedur dan kesadaran dan
pelatihan staf. (Referensi: l, 8, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 37: Rendah = Tidak ada tindakan yang dilakukan; Rata-
rata = Beberapa perlindungan keamanan fisik dilakukan (misalnya penyimpanan yang
terkunci untuk persediaan dan peralatan, pelacakan aset dan pengendalian persediaan;
Tinggi = Ada beragam ukuran keamanan (misalnya desain dan tata letak, penghalang fisik,
kontrol akses dan sistem keamanan pintu, penyimpanan yang terkunci untuk persediaan dan
peralatan).

3.3 Sistem penting


Submodul 3.3 dibagi menjadi 8 bagian dari 3.3.1 sampai 3.3.8 dan terdiri dari 53 butir (38-90).
3.3.1 Sistem kelistrikan
3.3.2 Sistem telekomunikasi
3.3.3 Sistem penyediaan air bersih
3.3.4 Sistem perlindungan kebakaran
3.3.5 Sistem pengelolaan limbah
3.3.6 Sistem penyimpanan bahan bakar (misalnya gas, bensin dan solar)
3.3.7 Sistem-sistem gas medis
3.3.8 Sistem pemanasan, ventilasi dan pendingin udara (HVAC).
Submodul ini berfokus pada keamanan, manajemen operasional, pemeliharaan preventif dan
pemulihan sistem penting demi berfungsinya rumah sakit. Sistem penting meliputi listrik,
telekomunikasi, pasokan air, perlindungan kebakaran, pengelolaan limbah, penyimpanan bahan
bakar, gas medis, dan sistem pemanas, ventilasi dan pendingin udara (HVAC). Kegagalan atau
gangguan sistem penting dapat menghentikan atau menghambat berfungsinya rumah sakit.
Kegagalan biasanya tidak menempatkan stabilitas struktural bangunan pada resiko tetapi dapat
membahayakan orang dan isi bangunan. Evaluator harus menentukan kondisi, keamanan dan
stabilitas sistem penting (termasuk peralatan, koneksi dan jaringan) dan apakah peralatan
sistem dapat berfungsi selama dan setelah bencana (misalnya apakah ada tangki air cadangan,
sistem cadangan dll). Para evaluator harus memusatkan perhatian pada sistem untuk area
penting di rumah sakit dimana ada permintaan terbesar untuk perawatan kesehatan dalam
keadaan darurat dan bencana, termasuk pengaturan staf. Staf yang bertanggung jawab atas
sistem penting juga harus dilatih dalam kesiapan dan tanggap darurat, dan harus dapat
berkomunikasi secara efektif dalam situasi darurat.
Sejumlah butir pemeliharaan umum ditujukan untuk mengukur tingkat ketersediaan dan akses
terhadap dokumen dan tingkat pelatihan personil yang penting saat menanggapi keadaan
darurat. Untuk pemeliharaan, rumah sakit harus mengikuti kerangka hukum yang ditetapkan di
setiap negara oleh Kementerian Kesehatan atau otoritas terkait lainnya. Secara umum,
pemeliharaan melibatkan perencanaan, pemrograman dan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan
dalam jangka waktu yang sesuai dengan persyaratan teknis (sesuai dokumen teknis). Prosedur
pemeliharaan juga mencakup pengawasan dan verifikasi bahwa kegiatan disesuaikan dengan
rencana dan memadai untuk jenis sistem, infrastruktur dan lingkungan sekitar. Kegiatan
pemeliharaan dapat diverifikasi dengan kombinasi inspeksi visual dan pemeriksaan catatan
pemeliharaan dengan tanggal, lokasi, jumlah persediaan, frekuensi perawatan, nama petugas
yang bertanggung jawab, dan tindakan yang dilakukan. Sebagai aturan umum, biaya kegiatan
pemeliharaan tidak boleh kurang dari 5% dari total anggaran.

3.3.1 Sistem kelistrikan


Bagian 3.3.1 terdiri dari 10 butir (38-47).

38. Kapasitas sumber listrik alternatif (misalnya generator)


Metode evaluasi yang disarankan: wawancara, observasi, tinjauan dokumentasi
(termasuk catatan), dan inspeksi.
Butir ini membahas kapasitas sumber alternatif dan lamanya penundaan dalam memulai
sumber daya alternatif untuk area penting rumah sakit dalam situasi darurat dan bencana.
Evaluator harus memastikan bahwa sumber tenaga alternatif mulai beroperasi dalam
hitungan detik di dalam rumah sakit ketika kehilangan daya dan dapat terus beroperasi untuk
memenuhi kebutuhan akan layanan kritis di seluruh rumah sakit - terutama di bagian gawat
darurat, unit perawatan intensif, unit sterilisasi, ruang operasi dan unit persalinan (yaitu area
rumah sakit yang paling penting untuk memenuhi tuntutan layanan pada saat darurat. Butir
39 mencakup tes rutin terhadap sumber listrik alternatif. Catu daya tak terputus (UPS) dan
baterai cadangan dapat memberikan tindakan sementara sebelum generator memberikan
tenaga listrik ke area yang penting. Evaluator harus memastikan bahwa operator pembangkit
listrik di rumah sakit memiliki pelatihan dalam kesiapsiagaan dan tanggap darurat. Semua
area kerja harus diperiksa untuk melihat bahwa ada senter dan peralatan komunikasi dasar
yang tersedia.
Di daerah rawan gempa, harus dipastikan bahwa baterai untuk UPS dan / atau untuk
menghidupkan generator tidak akan jatuh dan rusak, dan daya cadangan tersedia. Jika
baterai cenderung terjatuh dalam gempa bumi, sumber alternatif daya dapat diberikan
peringkat rendah. Evaluator harus memeriksa apakah generator dan perangkat tambahan
berisiko terkena kerusakan air di daerah rawan banjir.
Baterai harus disimpan dengan aman agar tidak menimbulkan bahaya, sebagai berikut:
- Tempat penyimpanan harus diberi ventilasi secara terpisah.
- Baterai harus diberi skala.
Untuk pertimbangan keamanan lebih lanjut mengenai jenis baterai lainnya (misalnya baterai
yang tidak disegel), lihat butir 53. (Referensi: 2, 17)
Peringkat keamanan untuk butir No. 38: Rendah = Sumber alternatif hilang, atau mencakup
kurang dari 30% permintaan di area penting, atau hanya dapat dimulai secara manual; Rata-
rata = Sumber alternatif mencakup 31 – 70% dari permintaan di area penting dan dimulai
secara otomatis dalam waktu kurang dari 10 detik di area penting; Tinggi = Sumber alternatif
mulai secara otomatis dalam waktu kurang dari 10 detik dan mencakup lebih dari 70% dari
permintaan di area penting.

39. Tes rutin sumber listrik pengganti di daerah penting


Metode evaluasi yang disarankan: wawancara, observasi, tinjauan dokumentasi
(termasuk catatan), dan inspeksi.
Evaluator harus menentukan seberapa sering uji kinerja generator dengan hasil yang
memuaskan dilakukan. Hal ini dapat dicapai dengan memeriksa catatan pemeliharaan dan
pengujian. Hal ini memungkinkan adanya potensi kegagalan dalam sistem yang akan
diantisipasi dan dapat mengindikasikan tindakan yang perlu dilakukan jika terjadi kegagalan.
Evaluator juga dapat menentukan masalah di fungsi generator, perbaikan dan potensi
kegagalan dikomunikasikan ke unit yang bertanggung jawab untuk perawatan.
Peringkat keamanan untuk butir No. 39: Rendah = Diuji pada beban penuh setiap 3 bulan
atau lebih; Rata-rata = Diuji pada beban penuh setiap 1 sampai 3 bulan; Tinggi = Diuji pada
beban penuh setidaknya bulanan.

40. Kondisi dan keamanan sumber listrik alternatif


Metode evaluasi yang disarankan: observasi, tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan), dan inspeksi.
Evaluator harus menentukan apakah generator dapat digunakan di dalam atau di luar
ruangan, dan berdasarkan hal ini, menentukan lokasi yang paling sesuai. Untuk generator
luar ruangan, evaluator harus memeriksa penutup dan segala bentuk pelindung. Tergantung
pada lokasi, potensi kerusakan akibat banjir, vandalisme atau pencurian generator, harus
dievaluasi. Kerentanan generator terhadap angin kencang, kekuatan seismik atau
kemungkinan jatuhnya struktur yang berdekatan menyebabkan kerusakan juga harus
dievaluasi. Drainase di lokasi generator harus dievaluasi (yaitu bagaimana aliran dikelola jika
peralatan berada di luar dan, jika ditempatkan di dalam ruangan, dan ada tidaknya saluran
pembuangan atau bukaan. Inspeksi visual dapat dilengkapi dengan informasi dari catatan
pemeliharaan dan inspeksi.
Untuk rumah sakit di daerah yang rawan angin kencang atau gempa, evaluator harus
memastikan apakah generator terpasang dengan baik dan tahan lama, tanpa adanya
kemungkinan jatuh atau bergeser. Ini melibatkan pemeriksaan dukungan untuk generator di
tanah atau lantai dan kondisi serta jenis koneksinya (yaitu memeriksa korosi atau kerusakan
lainnya). Jika mata air digunakan untuk menghindari getaran dan kebisingan, maka harus
terpasang dengan baik karena akan memperkuat gelombang seismik. Sambungan untuk
jalur bahan bakar dan kabel listrik harus fleksibel untuk menghindari kerusakan seandainya
generator bergeser atau jatuh. Semakin rendah peralatan berat ini ditempatkan dalam
struktur, semakin kecil kemungkinannya akan terjatuh, namun masih mungkin bergerser.
Harus ada akses yang mudah dan aman ke peralatan ini. Kemungkinan pintu atau pintu
keluar lainnya terhalang oleh kabel atau saluran bahan bakar jika peralatan bergeser atau
jatuh, juga harus dipertimbangkan.
Evaluator harus memeriksa ketersediaan dan penyimpanan bahan bakar, memastikan
bahwa tangki tambahan selalu penuh dan ditempatkan sedemikian rupa sehingga bahan
bakar dapat mencapai generator dengan mengandalkan gaya gravitasi daripada
mengandalkan pemompaan pada saat darurat. Evaluator harus memeriksa kondisi fisik
tangki bahan bakar dan koneksi listrik dan selang. Baterai bisa sangat berbahaya, terutama
saat mengisi daya, dan rentan terhadap risiko yang serius dalam hal terjadinya gempa, angin,
banjir atau kebakaran. Kondisi baterai dan baterai pengganti untuk starter juga harus
diperiksa agar tidak rusak. Evaluator harus memeriksa perlindungan terhadap debit listrik
yang disebabkan oleh perubahan atmosfir - yaitu pengaturan petir. (Referensi: 2, 7, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 40: Rendah = Tidak ada sumber alternatif; Generator
dalam kondisi buruk; Tidak ada tindakan perlindungan; Rata-rata = Generator berada dalam
kondisi yang cukup baik; Beberapa tindakan mampu memberikan sebagian perlindungan
dan keamanan; Tinggi = Generator berada dalam kondisi baik, aman dan siap bekerja dalam
keadaan darurat.

41. Kondisi dan keamanan peralatan listrik, kabel dan saluran kabel
Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Evaluator harus memeriksa kondisi jaringan listrik di seluruh rumah sakit. Hal ini harus
terlindungi dari banjir dan kebakaran, dan di zona rawan gempa dan daerah angin kencang,
harus benar-benar terpasang dengan kuat. Peralatan ini harus disalurkan melalui rak kabel
atau saluran yang mampu melindungi dari lilitan, pecah atau dari kerusakan umum. Ketika
kabel disalurkan di sepanjang atap yang kosong melalui saluran pembuangan atau gargoyle,
kabel harus diposisikan di atas tingkat aliran. Bila bangunan memiliki ruang bawah tanah
atau area lain yang cenderung banjir, evaluator harus memeriksa lokasi soket, perlengkapan
saklar besar atau isolator dan apakah perlu dinaikkan. Di daerah rawan gempa, ketika
saluran listrik melewati bangunan gedung atau melewati bagian atas sendi ekspansi di
gedung yang sama, persendian ini harus memiliki fleksibilitas yang cukup untuk
mengakomodasi pergerakan yang relatif selama gempa bumi.
Elemen penting adalah pemisahan jaringan listrik dari yang lainnya yang mungkin dapat
mempengaruhi listrik - seperti persediaan air atau sistem pembuangan limbah. Jika berada
dekat dekat sistem pelindung untuk pembuangan listrik di udara, perisai logam dan
penambahan ikatan listrik tambahan perlu dipertimbangkan.
Evaluator harus memeriksa posisi dari saluran listrik bagian luar dengan kaitannya dengan
fitur di halaman rumah sakit. Semua kabel listrik di rumah sakit harus ditempatkan di bawah
tanah untuk melindungi mereka dari kerusakan dan puing-puing terbang saat angin kencang.
Jika tiang listrik berada di halaman rumah sakit, evaluator harus memastikan bahwa trafo
dipasang dengan baik. Kemungkinan tiang dapat jatuh karena pergerakan tanah, angin atau
bahaya lainnya harus dipertimbangkan. Cabang pohon dapat mematahkan atau
mengganggu jalur listrik di bagian atas; Demikian juga, akar pohon yang dapat mengganggu
jalur listrik yang terkubur. (Referensi: 2, 7, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 41: Rendah = Peralatan listrik, kabel listrik, kabel dan
saluran dalam kondisi buruk, tidak ada tindakan perlindungan; Rata-rata = Peralatan listrik,
kabel listrik, kabel dan saluran berada dalam kondisi yang cukup baik; Beberapa tindakan
mampu memberikan sebagian perlindungan dan keamanan; Tinggi = Peralatan listrik, kabel
listrik, kabel dan saluran dalam kondisi baik, aman dan dalam berfungsi dengan baik.

42. Sistem redundan untuk listrik lokal


Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Kegagalan pasokan listrik lokal dapat menyebabkan efek “domino” di rumah sakit sehingga
pemadaman berturut-turut dapat terjadi. Evaluator harus memastikan bahwa ada redundansi
pada catu daya, tanpa mengandalkan sistem pembangkit tenaga darurat di rumah sakit. Jika
memungkinkan, harus ada lebih dari satu pintu masuk catu daya di rumah sakit dari catu
daya lokal, dan pintu masuk tambahan harus berasal dari sirkuit lain yang tidak bergantung
pada sistem gawat darurat internal.
Peringkat keamanan untuk butir No. 42: Rendah = Hanya ada satu pintu masuk untuk catu
daya lokal; Rata-rata = Ada dua pintu masuk untuk catu daya lokal; Tinggi = Ada lebih dari
dua pintu masuk untuk catu daya lokal.
43. Kondisi dan keamanan panel kontrol, saklar pemutus beban berlebih dan kabel
Metode evaluasi yang disarankan: observasi, tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan), dan inspeksi.
Evaluator harus memeriksa aksesibilitas, kondisi dan pengoperasian dari papan distribusi,
isolator, perlengkapan saklar, dan panel kontrol di seluruh fasilitas. Lokasinya harus
diperiksa untuk memastikan bahwa akses tidak dapat diblokir, pintu dan jendela masih utuh,
terdapat tindakan untuk pencegahan kebakaran dan drainase yang cukup untuk menghindari
banjir.
Fungsi papan distribusi, kapasitas pemutus, koneksi ke sistem, dan penyangga atau pasak
yang digunakan untuk semua panel dan peralatan yang sesuai harus diperiksa. Hal ini dapat
dilakukan dengan kombinasi pemeriksaan catatan pemeliharaan dan inspeksi visual. Papan
distribusi atau panel harus diberi label untuk menunjukkan perangkat kontrol dan
perlindungan yang melayani setiap rangkaian di area yang berbeda. Evaluator juga harus
memeriksa apakah panel kontrol terlindungi dari risiko kebakaran, kelebihan beban dan
kerusakan mekanis (misalnya pemutusan arus kebocoran, pemutusan muatan listrik, uji
beban dan penggantian otomatis ke generator).
Koneksi ke sistem cadangan darurat, sistem pencahayaan darurat dan sistem alarm harus
diperiksa. Jika koneksi ini terletak dekat dengan generator darurat, semua kabel harus
disalurkan dengan tepat, dalam kondisi baik dan dapat dikenali (Referensi: 2, 7, 19)
Peringkat keamanan untuk butir No. 43: Rendah = Panel kontrol atau elemen lainnya dalam
kondisi buruk, tidak ada tindakan perlindungan; Rata-rata = Panel kontrol atau elemen
lainnya dalam kondisi yang cukup baik; Beberapa tindakan mampu memberikan sebagian
perlindungan; Tinggi = Panel kontrol atau elemen lainnya dalam kondisi baik, terlindungi
dengan baik dan berfungsi dengan baik.

44. Sistem pencahayaan untuk area penting di rumah sakit


Metode evaluasi yang disarankan: observasi, tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan), dan inspeksi.
Evaluator harus meninjau pencahayaan di area penting di rumah sakit, termasuk di unit
gawat darurat, unit perawatan intensif, ruang operasi, dll. Evaluator harus menguji tingkat
pencahayaan di ruangan, fungsi perlengkapan pencahayaan, dan keamanan penyangga
atau sistem penguatnya. Beberapa lampu digantungkan dari langit-langit, yang lain
dilekatkan pada struktur. Dalam kasus pencahayaan yang digunakan dalam pembedahan
atau kebidanan, petunjuk instalasi dari pabrik pada umumnya menyarankan agar dibaut ke
balok. Evaluator harus memastikan bahwa perlengkapan pencahayaan tidak didukung oleh
langit-langit gantung, terutama bila ada bahaya gempa. Yang mana apabila terjadi rembesan
air dari lantai atas, kebocoran dapat menyebabkan korsleting di lampu. Area ini juga harus
memiliki lampu yang dapat isi ulang. Evaluator harus memastikan bahwa penerangan
terhubung ke sistem tenaga darurat atau UPS. Inspeksi visual dapat dilengkapi dengan
informasi dari catatan pemeliharaan dan inspeksi. (Referensi: 2, 7, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 44: Rendah = Tingkat pencahayaan yang buruk; Tidak
ada tindakan perlindungan; Rata-rata = Pencahayaan memuaskan di daerah penting;
Beberapa tindakan mampu memberikan sebagian perlindungan; Tinggi = Tingkat
pencahayaan yang baik dan terdapat tindakan perlindungan.

45. Kondisi dan keamanan sistem pencahayaan internal dan eksternal


Metode evaluasi yang disarankan: observasi, tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan), dan inspeksi.
Sistem pencahayaan adalah salah satu elemen nonstruktural utama di rumah sakit. Jika
pencahayaan tidak berfungsi dengan baik, terutama di daerah penting, akan berpengaruh
besar terhadap fungsi rumah sakit. Evaluator harus memastikan bahwa pencahayaan
internal dan eksternal beroperasi dan terbagi dengan baik sehingga area yang
membutuhkan penerangan dapat memilikinya. Evaluator harus bekerja sama dengan staf
pemeliharaan untuk menentukan apakah persediaan pencahayaan cukup memadai
(misalnya lampu senter, senter kepala, baterai dan bola lampu jika terjadi mati lampu dalam
kedaan bencana). Evaluator harus memastikan bahwa sistem pencahayaan darurat
memadai untuk tingkat dan jenis penggunaan dari suatu area, terutama di tangga dan jalan,
di koridor dan di area medis dan nonmedis yang penting di rumah sakit. Pencahayaan harus
terbebas dari bayangan tanaman atau lainnya yang dapat menimbulkan resiko atau
mempengaruhi kinerja. Inspeksi visual dapat dilengkapi dengan formulir informasi catatan
pemeliharaan dan inspeksi.
Peringkat keamanan untuk butir No. 45: Rendah = Sistem pencahayaan internal dan
eksternal dalam kondisi buruk, tidak ada tindakan perlindungan; Rata-rata = dalam kondisi
cukup baik; Beberapa tindakan mampu memberikan sebagian perlindungan; Tinggi = dalam
kondisi baik, terlindungi dengan baik dan berfungsi dengan baik.

46. Sistem listrik eksternal untuk keperluan rumah sakit


Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi keberadaan dan kapasitas gardu induk atau trafo eksternal
yang memberikan tenaga ke rumah sakit baik di halaman rumah sakit di sekitar lokasi.
Sistem ini harus benar-benar tertutup dan harus ada label dan tanda yang secara jelas
menunjukkan bahwa benda tersebut adalah sumber listrik. Mereka harus diisolasi dari tangki
bahan bakar. Gardu induk tidak boleh terkena kerusakan akibat banjir atau hujan lebat.
Pasak atau penguat harus cukup untuk mencegahnya dari kejatuhan atau pergeseran.
Evaluator harus mempertimbangkan kemungkinan kebocoran minyak dalam kasus trafo dan
kerusakan di kabel listrik. Trafo atau gardu induk tidak boleh ditempatkan dekat dengan
vegetasi - terutama pohon - karena cabangnya dapat merusak atau mengganggu saluran
listrik di permukaan tanah. Begitupun, akar pohon yang dapat mengganggu saluran yang
terkubur. Sumber daya harus terlindungi dari petir dan aliran listrik lain di udara.
Peringkat keamanan untuk butir No. 46: Rendah = Tidak ada gardu listrik yang dipasang
untuk keperluan rumah sakit; Rata-rata = Gardu induk dipasang; Beberapa tindakan mampu
memberikan sebgian perlindungan, namun rentan terhadap kerusakan atau gangguan, tidak
memberikan cukup listrik ke rumah sakit; Tinggi = gardu listrik terpasang, terlindungi dengan
baik, dan memberi cukup listrik ke rumah sakit dalam keadaan darurat atau bencana.

47. Pemeliharaan dan pemulihan darurat atas pasokan tenaga listrik dan sumber alternatif
Metode evaluasi yang disarankan: wawancara, tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan), dan inspeksi.
Divisi pemeliharaan harus menyediakan pandual operasi untuk sistem ketenagaan listrik,
serta catatan pemeliharaan pencegahan. Evaluator harus memverifikasi bahwa ada
prosedur darurat untuk memelihara sistem dalam situasi darurat / bencana. Evaluator harus
memeriksa bahwa personel telah dilatih dengan standar yang sesuai untuk menjaga tingkat
keamanan yang benar dari pasokan listrik dan sumber alternatif (misalnya generator) rumah
sakit, baik dalam situasi rutin maupun darurat / bencana.
Peringkat keamanan untuk butir No. 47: Rendah = Tidak ada prosedur terdokumentasi dan
catatan pemeliharaan / inspeksi; Rata-rata = Ada prosedur yang terdokumentasi, catatan
pemeliharaan / inspeksi merupakan yang terkini, personil telah dilatih, namun sumber daya
tidak tersedia, Tinggi = Ada prosedur yang terdokumentasi, catatan pemeliharaan / inspeksi
merupakan yang terkini, personil telah dilatih, dan sumber daya tersedia untuk
melaksanakan perawatan darurat dan pemulihan.

3.3.2 Sistem telekomunikasi


Bagian 3.3.2 terdiri dari 8 butir (48-55).
48. Kondisi dan keamanan antenna
Metode evaluasi yang disarankan: observasi, tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan), dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi kondisi antena, piringan satelit, kontrol eksternal dan
pemasangan dari atap, penguat dan penyangganya. Antena dan penangkal petir terpasang
dan menempel pada bagian struktur yang paling tinggi dan karenamua rentan terhadap
angin kencang dan badai. Harus ada setidaknya tiga ikatan pada interval 120o; Empat ikatan
harus dilakukan pada interval 900. Perangkat untuk penangkal petir harus dipasang dengan
benar dan tidak boleh digunakan untuk sistem lain. Akses jalan ke antena dan peralatan
terkait harus aman dan terlindungi dengan baik dari fenomena berbahaya. Inspeksi visual
dapat dilengkapi dengan informasi dari catatan pemeliharaan dan inspeksi. (Referensi: 2, 19).

JIKA TIDAK ADA ANTENA, KOSONGKAN KOLOM DAN BERIKAN KOMENTAR

Peringkat keamanan untuk butir No. 48: Rendah = Antena dan penyangga dalam kondisi
buruk, tidak ada tindakan perlindungan; Rata-rata = Antena dan penyangga berada dalam
kondisi yang cukup baik, beberapa tindakan mampu memberikan sebagian perlindungan;
Tinggi = Antena dan penyangga dalam kondisi baik, aman dan ada tindakan perlindungan.
49. Kondisi dan keamanan sistem tegangan rendah dan ekstra rendah (internet dan
telepon)
Metode evaluasi yang disarankan: observasi, tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan), dan inspeksi.
Sistem tegangan rendah dan tegangan ekstra rendah mungkin memiliki mekanisme antena,
peralatan transmisi, pengontrol aliran dan tegangan, receiver, kabel dan grounding sehingga
evaluator harus memverifikasi status dari setiap bagian. Evaluator harus memverifikasi
bahwa kabel terhubung dengan benar di area strategis untuk menghindari kelebihan sistem.
Kabel untuk komputer dan jaringan telepon harus terlindungi dari kejadian seperti angin
kencang dan banjir, sehingga sistem dapat berfungsi dalam kondisi terburuk sekalipun.
Komponen utama dari sistem tegangan rendah dan tegangan ekstra rendah, seperti server
dan jaringan, harus berada di kawasan terlindungi yang bebas dari bend-benda yang
berpotensi memblokir akses masuknya.
Untuk menghubungkan saluran telepon ke masing-masing ekstensi atau telepon di sebuah
bangunan, ada sistem kabel yang harus dipisahkan dari sumber listrik lain agar tidak
membebani sistem dan untuk melindungi agar tidak rusak akibat daya yang berbeda.
Demikian juga dengan kabel komunikasi yang internal harus dipisahkan. Kabel harus
dilindungi sesuai dengan standar dan undang-undang yang tepat - misalnya, perlindungan di
tabung atau kotak listrik, dan penempatan di permukaan lantai (misalnya pada ketinggian 0,5
meter). Inspeksi visual dapat dilengkapi dengan informasi dari catatan pemeliharaan dan
inspeksi. (Referensi: 2, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 49: Rendah = Sistem tegangan rendah dalam kondisi
buruk, tidak ada tindakan perlindungan; Rata-rata = Sistem tegangan rendah dalam kondisi
cukup baik, beberapa tindakan mampu memberikan sebagian perlindungan; Tinggi = Kondisi
bagus, aman dan terlindungi.

50. Sistem komunikasi alternatif


Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi kondisi sistem komunikasi independen alternatif di rumah
sakit (termasuk radio komunikasi, telepon satelit, internet, telepon genggam, pager) untuk
menjaga kontak internal maupun eksternal jika terjadi keadaan darurat atau bencana.
Komponen jaringan internal harus ditinjau ulang untuk memastikan bahwa kerentanan
terhadap berbagai titik sistem telah dihilangkan. Penting untuk diingat bahwa komunikasi
internal dan eksternal bergantung pada pengoperasian sistem pembangkit listrik darurat jika
terjadi keadaan darurat atau bencana (lihat butir 38-40) dan komunikasi internal dan
eksternal pada Modul 4 (lihat butir 125).
Peringkat keamanan untuk butir No. 50: Rendah = Sistem komunikasi alternatif tidak ada,
berada dalam kondisi buruk, atau tidak berfungsi; Rata-rata = Sistem komunikasi alternatif di
seluruh rumah dalam kondisi yang cukup baik, namun tidak diuji setiap tahun; Tinggi =
Sistem komunikasi alternatif dalam kondisi baik dan teruji minimal setiap tahun.

51. Kondisi dan keamanan peralatan dan kabel telekomunikasi


Metode evaluasi yang disarankan: observasi, tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan), dan inspeksi.
Persyaratan dan fungsi peralatan telekomunikasi dan kabel di rumah sakit harus diperiksa.
Di zona seismik atau daerah angin kencang. Evaluator harus memverifikasi bahwa peralatan
telekomunikasi (radio, telepon satelit, sistem konferensi video, panel, rak server dll.)
dilindungi dengan baik dan terpasang dengan kuat untuk meningkatkan keamanan. Kabel di
luar rumah sakit harus berada di saluran bawah tanah untuk melindungi mereka dari
kerusakan saat angin kencang dan bahaya lainnya. Konsol saluran telepon, komputer dan
server harus memiliki penguat dan penyangga juga harus dinilai. Seharusnya ada pipa
saluran yang memadai untuk kabel agar tidak memperburuk kondisi. Menara telepon seluler
di sekitar rumah sakit harus dilengkapi generator cadangan. Inspeksi visual dapat dilengkapi
dengan informasi dari catatan pemeliharaan dan inspeksi.
Peringkat keamanan untuk butir No. 51: Rendah = Peralatan dan kabel telekomunikasi
dalam kondisi buruk; Tidak ada tindakan perlindungan; Rata-rata = Peralatan dan kabel
berada dalam kondisi yang cukup baik; Beberapa tindakan mampu memberikan sebagian
perlindungan; Tinggi = Dalam kondisi baik, aman dan terlindungi dari bahaya.

52. Pengaruh sistem telekomunikasi luar terhadap komunikasi rumah sakit


Metode evaluasi yang disarankan: wawancara, tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan), dan inspeksi.
Sistem telekomunikasi eksternal, pemancar radio dan sistem serupa yang ditempatkan di
dekat rumah sakit dapat menyebabkan gangguan pada jaringan komunikasi rumah sakit.
Evaluator harus memverifikasi bahwa sistem telekomunikasi eksternal tidak mengganggu
komunikasi rumah sakit. Hal ini dapat dilakukan dengan memeriksa catatan pemeliharaan,
rencana lokasi dan gambar, dan dengan berbicara dengan staf
Peringkat keamanan untuk butir No. 52: Rendah = Sistem telekomunikasi eksternal
menyebabkan gangguan besar pada komunikasi rumah sakit; Rata-rata = Sistem
telekomunikasi eksternal menyebabkan gangguan sedang pada komunikasi rumah sakit;
Tinggi = Telekomunikasi eksternal tidak menimbulkan gangguan pada komunikasi rumah
sakit;

53. Keamanan lokasi untuk sistem telekomunikasi


Metode evaluasi yang disarankan: observasi, tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan), dan inspeksi.
Evaluator harus memeriksa kondisi dan keamanan lokasi untuk server jaringan telepon dan
komputer. Tergantung pada jenis dan ukurannya, ruangan tersebut harus mengakomodasi
peralatan pertukaran, catu daya, penyimpanan baterai dan peralatan kontrol iklim. Juga
harus ada ruang bagi operator dan pekerja pemeliharaan untuk melakukan fungsi
pemeliharaan.
Saluran masuk harus memiliki lima penghalang, pintu harus terbuka sepenuhnya dan jauh
dari ruangan, plafon gantung yang dapata jatuh dengan mudah harus dihindari, dan tidak
ada jaringan pipa yang ditempatkan bersama-sama di sini. Pintu dan jendela harus ditutup
rapat untuk mencegah angin dan air, dan pintu harus tahan lama. Pencahayaan harus
memadai agar personil bisa bekerja dengan baik, namun peralatan harus terlindungi dari
sinar matahari langsung. Untuk menghindari kerusakan air, aparatus penyaringan air, toilet
dan kamar mandi jangan sampai berada di lantai di atas peralatan.
Di daerah yang rentan terhadap angin kencang (termasuk angin topan, badai dan tornado),
pusat telekomunikasi harus ditempatkan jauh dari bangunan muka. Kabel harus terbungkus
dalam tabung saluran untuk mencegah kerusakan. Di zona rawan gempa dan daerah angin
kencang, semua peralatan harus terpansang dengan kuat sesuai dengan berat dan
dimensinya. Evaluator harus memverifikasi bahwa tidak akan terjadi ledakan di instalasi jika
terjadi percikan api.
Tempat ini harus berjarak minimal 4 meter dari sumber gangguan elektromagnetik seperti
peralatan pengambil gambar, trafo, mesin dan sistem transmisi radio.
Akses ke pusat telekomunikasi harus dibatasi dan dikendalikan. Inspeksi visual dapat
dilengkapi dengan informasi dari catatan inspeksi pemeliharaan.
Tempat penyimpanan baterai harus memiliki ventilasi terpisah. Baterai harus disegel. Jika
jenis baterai lain yang digunakan (baterai yang tidak disegel) untuk alasan ekonomi,
sebaiknya tidak ditempatkan di lokasi yang sama dengan papan tombol telepon, dan
lokasinya harus memiliki spesifikasi sebagai berikut:
- Harus jauh dari peralatan dan operator, dan perawatan penetralan asam harus
diaplikasikan ke lantai dan dinding sampai 1500 mm di atas permukaan lantai.
- Seharusnya tidak ada stopkontak atau alat pemutus yang ditempatkan di dalamnya,
dilengkapi dengan lampu, dan pintu harus tahan lama. Baterai harus terlindungi dari sinar
matahari langsung.
- Harus ada wastafel dengan baterai air garam. (Referensi: 2, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 53: Rendah = Lokasi untuk sistem telekomunikasi dalam
kondisi buruk, berisiko tinggi terkena bahaya; Rata-rata = Lokasi dalam kondisi cukup baik;
Beberapa tindakan mampu memberikan sebagian perlindungan; Tinggi = Kondisi bagus,
aman dan terlindungi.

54. Kondisi dan keamanan sistem komunikasi internal


Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Evaluasi harus memverifikasi kondisi pengeras suara, sistem pemanggilan publik, sistem
speaker, interkom dan sistem serupa yang berfungsi untuk memfasilitasi komunikasi dengan
personil, pasien dan pengunjung ke rumah sakit. Evaluator juga harus mengkonfirmasi
adanya sistem yang dapat didengar seperti lonceng dan bel yang digunakan sebagai alarm
atau evaluasi peringatan. Adanya sistem redundan dan alternatif untuk komunikasi internal
menjamin bahwa personil, pasien dan pengunjung mendapatkan pengumuman dengan
cepat dan jelas dalam keadaan darurat dan bencana. Para evaluator harus meminta agar
sistem komunikasi internal diuji dan harus memastikan bahwa pesan diterima dengan baik.
(Referensi: 2, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 54: Rendah = Sistem komunikasi internal tidak ada atau
berada dalam kondisi buruk; Rata-rata = Sistem komunikasi internal berada dalam kondisi
yang cukup baik namun tidak ada sistem alternatif; Tinggi = Komunikasi internal dan sistem
cadangan berada dalam keadaan baik.

55. Pemeliharaan dan pemulihan darurat atas sistem komunikasi standar


Metode evaluasi yang disarankan: wawancara, tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan), dan inspeksi.
Divisi perawatan harus menyediakan panduan operasi dan catatan pemeliharaan pencgahan
untuk sistem ketenagaan listrik. Evaluator harus memverifikasi bahwa ada prosedur darurat
untuk memelihara sistem komunikasi standar dan alternatif dalam situasi darurat / bencana.
Evaluator harus memeriksa bahwa personel telah dilatih dengan standar yang sesuai untuk
menjaga tingkat keselamatan sistem komunikasi yang benar dan sumber komunikasi
alternatif di rumah sakit baik dalam situasi rutin maupun darurat dan bencana.
Peringkat keamanan untuk butir No. 55: Rendah = Tidak ada prosedur terdokumentasi dan
catatan pemeliharaan / inspeksi; Rata-rata = Ada prosedur yang terdokumentasi, catatan
pemeliharaan / inspeksi merupakan yang terkini, personil telah dilatih, namun sumber daya
tidak tersedia, Tinggi = Ada prosedur yang terdokumentasi, catatan pemeliharaan / inspeksi
merupakan yang terkini, personil telah dilatih, dan sumber daya tersedia untuk
melaksanakan perawatan darurat dan pemulihan.

3.3.3 Sistem penyediaan air bersih


Bagian 3.3.3 terdiri dari 6 butir (56-61).

56. Cadangan air untuk rumah sakit dan fungsinya


Metode evaluasi yang disarankan: observasi, tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan), dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi bahwa tangki air memiliki cadangan permanen yang cukup
untuk menyediakan air minimal selama 72 jam sesuai dengan panduan nasional resmi,
selain cadangan air untuk kebakaran (disarankan untuk menyediakan setidaknya 300 liter
per hari, per tempat tidur). Evaluator juga harus memverifikasi bahwa penyimpanan air
cukup untuk memenuhi layanan penting. Ini bisa dipastikan dari catatan perbaikan dan
pemeliharan.
Biasanya, penyimpanan air untuk rumah sakit ada di tangki air atau tangki cadangan di lantai
dasar dan tangki yang tinggi. Penting untuk memeriksa lokasi di rumah sakit yang tidak
dilayani oleh sistem air utama dan untuk memastikan bahwa cadangan mereka cukup untuk
72 jam. Jika sumur, lubang bor atau akuifer ada di halaman rumah sakit, perlu dipastikan
juga persentase pasokan air yang mereka berikan dan apakah penggunaannya secara
teratur atau hanya sebagai cadangan. (Referensi: 2, 7, 17).
Peringkat keamanan untuk butir No. 56: Rendah = Cukup untuk 24 jam atau kurang, atau
tangki air tidak ada; Rata-rata = Cukup untuk lebih dari 24 jam tapi kurang dari 72 jam: Tinggi
= Cukup untuk paling tidak selama 72 jam.

57. Lokasi tangki penyimpanan air


Metode evaluasi yang disarankan: observasi, tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan), dan inspeksi.
Evaluator harus mengunjungi semua tangki air, baik yang ditinggikan di menara terpisah, di
atas gedung atau di dalam gedung, atau sistem hidropneumatik bertekanan, untuk
menentukan keamanan instalasi dan lokasi. Tangki air seharusnya tidak berada di daerah
yang rentan terkena banjir, karena adanya risiko kontaminasi, dan tidak boleh ditempatkan di
daerah dengan bahaya longsor. Di daerah rawan gempa, tangki air harus cukup untuk
menahan goncangan. Pecahnya saluran dapat mengakibatkan keseluruhan penyimpanan air
cadangan habis dan juga masuknya air yang tidak diinginkan/banjir di beberapa bagian
rumah sakit.
Tangki penyimpanan air harus memiliki penutup yang sesuai untuk mencegah akses oleh
petugas yang tidak berwenang dan untuk mencegah barang terjatuh ke dalamnya. Tangki
seharusnya tidak memiliki retak, kerusakan, korosi atau adanya vegetasi / alergen. Penting
untuk menentukan apakah kegagalan tangki air akan membanjiri daerah penting di rumah
sakit, dan harus ada ketentuan untuk mengarahkan aliran air ke luar dengan aman dalam
kejadian semacam itu. Inspeksi visual dapat dilengkapi dengan informasi dari catatan
pemeliharaan dan inspeksi.
Tangki yang ditinggikan harus memenuhi kriteria, selain didukung oleh elemen atap
struktural. Perhatian khusus harus diberikan pada sarana dimana tangki plastik dipasang
dan diperkuat. Di angin kencang dapat mengakibatkan jatuh jika tangka kosong, yang akan
mempengaruhi pipa-pipa yang terpasang. Katup udara yang melebar di atas permukaan
penutup tangki harus diperkuat agar dapat menghindari pergeseran atau kerusakan saat
angin kencang. Setiap komponen jaringan hidrolik di atap harus dipasang dengan kuat.
(Referensi: 2, 7, 17).

JIKA RUMAH SAKIT TIDAK MEMILIKI TEMPAT PENYIMPANAN AIR. KOSONGKAN


KOLOM DAN BERIKAN KOMENTAR

Peringkat keamanan untuk butir No. 57: Rendah = Lokasinya rentan dengan resiko
kegagalan yang tinggi (misalnya kerentanan struktural, arsitektur dan / atau sistem); Rata-
rata = Lokasi memiliki resiko kegagalan sedang (misalnya kerentanan struktural, arsitektur
dan / atau sistem); Tinggi = Lokasinya tidak memiliki resiko yang dapat ditemukan secara
visual (misalnya kerentanan struktural, arsitektur dan / atau sistem);

58. Keamanan sistem distribusi air


Metode evaluasi yang disarankan: observasi, tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan), dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi kondisi dan fungsi yang tepat dari semua unsur sistem
distribusi air, termasuk tangki penyimpanan, katup, pipa dan sambungan. Komponen yang
menghubungkan aliran air setempat ke tangki air merupakan bagian yang penting. Katup
pelampung tangki mengendalikan jumlah air yang masuk ke tangki dan menutup aliran saat
tangki air sudah penuh. Jika katup tidak berfungsi yang benar, air akan terbuang tanpa
mengisi tangki air, dan pelepasannya dapat mengikis unsur struktural.
Evaluator harus memeriksa kondisi umum jaringan distribusi air rumah sakit untuk
memastikan bahwa air mencapai setiap layanan yang diperlukan. Pipa bocor dapat
menyebabkan kerusakan pada area dimana pipa tersebut berada: di sepanjang plafon
gantung, di belakang dinding dan bawah tanah. Sambungan pipa yang rentan dan harus
diperiksa adanya tanda-tanda kerusakan. Penting untuk memeriksa apakah sambungan
fleksibel digunakan, misalnya antara tangki eksterior dan titik di mana pipa masuk ke
bangunan dan di antara pompa dan pipa impuls. Sambungan fleksibel harus digunakan di
mana komponen berada bersama dengan unsur struktural, dan harus dilekatkan dengan
kuat sehingga struktur dan pipa air bergerak bersama jika terjadi guncangan seismik.
Di daerah dengan cuaca yang sangat dingin, evaluator juga harus mempertimbangkan
langkah-langkah untuk melindungi aliran air dari suhu beku yang dapat mempengaruhi
fungsi sistem distribusi air. Evaluator juga harus memeriksa bahwa pipa berada di tempat
yang seharusnya dan pipa terlindungi dari suhu dingin dan panas untuk menjaga suhu air
sesuai sistem.
Sistem air harus sesuai dengan standar peraturan air untuk konsumsi manusia saat ini.
Harus ada rencana keselamatan air yang ditujukan untuk menilai dan mengelola sistem air
bersih, termasuk pengujian dan pemeliharaan kualitas air reguler. Bahan yang akan
digunakan untuk memasok air harus memenuhi persyaratan berikut:
- Harus dapat berfungsi secara efektif untuk menyediakan air yang diperlukan termasuk
dalam situasi bahaya.
- Semua peralatan yang dipasang harus menggunkan konsumsi air yang rendah.
Di daerah yang berisiko mengalami letusan gunung berapi, penutup harus dirancang agar
kedap air dan harus mampu melindungi air dari kontaminasi, serta mempertahankan berat
deposit; Sebaiknya penutup didesain dengan memiliki kemiringan tertentu.
Di daerah dimana ada pasien dengan kondisi kesehatan mental atau ada tahanan, alat
kelengkapan pipa harus terlindung dari kemungkinan vandalisme, pengrusakan dan bunuh
diri.
Inspeksi visual dapat dilengkapi dengan informasi dari catatan pemeliharaan dan inspeksi.
(Referensi: 2, 7, 17).
Peringkat keamanan untuk butir No. 58: Rendah = Kurang dari 60% berada dalam kondisi
operasional yang baik; Rata-rata = Antara 60% dan 80% dalam kondisi baik; Tinggi = Di atas
80% berada dalam kondisi baik.

59. Pasokan air alternatif ke persediaan air biasa


Metode evaluasi yang disarankan: wawancara dan inspeksi.
Evaluator harus mengidentifikasi lembaga atau mekanisme untuk memasok atau
mendapatkan layanan air di rumah sakit jika persediaan air reguler yang ada (misalnya
sistem induk umum) gagal.
Harus ada redundansi di semua sistem jalur penting, dan disarankan agar fasilitas tangki
utama dipasok oleh dinas lokal di dua tempat yang dapat mempertahankan kapasitas
cadangan yang diperlukan. Pilihan lainnya adalah menggunakan sumur pribadi atau lubang
bor untuk memasok fasilitas; Karenya, ketersediaan mereka harus dikonfirmasi. Penilai
harus mengidentifikasi lembaga yang bertanggung jawab untuk memulihkan persediaan air
setempat jika gagal, dan harus memeriksa akses fasilitas tersebut dengan truk tangki yang
memasok tangki penyimpanan air. (Referensi: 2, 7, 17).
Peringkat keamanan untuk butir No. 59: Rendah = Menyediakan kurang dari 30%
permintaan harian dalam skenario darurat atau bencana; Rata-rata = Menyediakan 30% - 80%
permintaan harian dalam skenario darurat atau bencana; Tinggi = Menyediakan lebih dari 80%
permintaan harian dalam skenario darurat atau bencana;

60. Sistem pemompaan tambahan


Metode evaluasi yang disarankan: observasi
Seperti disebutkan di bagian lain, sistem penting harus redundan, dimulai dengan sistem di
dalam rumah sakit. Evaluator harus mengidentifikasi keberadaan dan pengoperasian sistem
pemompaan tambahan atau cadangan jika persediaan air terganggu. Jumlah pompa akan
tergantung pada aliran air dan variasinya, serta kebutuhan untuk memiliki peralatan
cadangan untuk menghadapi situasi darurat. Setidaknya ada dua pompa yang harus
dipasang (untuk memastikan ada cadangan jika satu pompa gagal) untuk memindahkan air
antara tangki cadangan dan tangki tambahan jika sistem utama gagal dalam keadaan
darurat. Pompa tersebut harus digunakan sebagai alternatif, tapi jika terlalu besar, lebih
banyak unit harus dipasang, yang menghasilkan faktor keamanan yang lebih rendah dengan
sumber yang lebih banyak dan biaya operasi yang lebih rendah. Cara terbaik adalah jika
semua pompa identik. Jika tidak, peralatan cadangan harus serupa dengan pompa dengan
kapasitas tertinggi. Evaluator harus mengidentifikasi keberadaan dan pengoperasian daya
tambahan dan koneksi ke tenaga listrik cadangan (untuk pemompaan) dan pompa tambahan
(jika terjadi kegagalan pompa), pompa tambahan harus memenuhi kebutuhan minimum
kebutuhan air di rumah sakit. Persyaratan yang sama berlaku untuk distribusi air dan
pengaturan pompa di fasilitas yang independen dari sistem pemompaan utama.
Peringkat keamanan untuk butir No. 60: Rendah = Tidak ada cadangan dan kapasitas
operasional tidak memenuhi permintaan minimum harian; Rata-rata = Pompa tambahan
berada dalam kondisi yang cukup baik namun tidak memenuhi permintaan air minimum
harian; Tinggi = Semua pompa tambahan dan sistem cadangan berfungsi dan akan
memenuhi permintaan minimum air.

61. Pemeliharaan dan pemulihan darurat atas sistem penyediaan air bersih
Metode evaluasi yang disarankan: wawancara dan tinjauan dokumentasi (termasuk
catatan).
Evaluator harus memverifikasi apakah personil pemeliharaan telah dilatih dengan standar
yang sesuai untuk menjaga tingkat keamanan dengan benar dari kualitas air, persediaan
dan fasilitas sumber air pengganti. Divisi pemeliharaan harus menyediakan panduan operasi
dan catatan pemeliharaan pencegahan untuk sistem pasokan air. Evaluator harus
memverifikasi bahwa ada prosedur darurat untuk memelihara sistem pasokan air dalam
situasi darurat / bencana. Evaluator harus memeriksa bahwa personel telah dilatih dengan
standar yang sesuai untuk menjaga tingkat keamanan dengan benar dari kontrol kualitas air,
persediaan dan sumber alternatif ke rumah sakit baik dalam situasi regular maupun dalam
keadaan bencana dan darurat.
Peringkat keamanan untuk butir No. 61: Rendah = Tidak ada prosedur terdokumentasi dan
catatan pemeliharaan / inspeksi; Rata-rata = Ada prosedur yang terdokumentasi, catatan
pemeliharaan / inspeksi merupakan yang terkini, personil telah dilatih, namun sumber daya
tidak tersedia, Tinggi = Ada prosedur yang terdokumentasi, catatan pemeliharaan / inspeksi
merupakan yang terkini, personil telah dilatih, dan sumber daya tersedia untuk
melaksanakan perawatan darurat dan pemulihan.

3.3.4 Sistem perlindungan kebakaran


Bagian 3.3.1 terdiri dari 5 butir (62-66).

62. Kondisi dan keamanan sistem proteksi kebakaran (pasif)


Metode evaluasi yang disarankan: observasi, tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan), dan inspeksi.
Rumah sakit harus benar-benar terlindungi dari kebakaran, karena jenis bahaya ini dapat
menghentikan layanan di rumah sakit ketika sangat dibutuhkan. Rumah sakit dianggap
sebagai bangunan yang sangat sulit untuk dievakuasi: oleh karena itu, aspek terpenting dari
keselamatan kebakaran adalah memiliki sarana pencegahan dan perlindungan terbaik.
Perlindungan pasien dan staf saat terjadinya kebakaran bangunan merupakan perhatian
utama. Tindakan perlindungan dari kebakaran pasif akan didasarkan pada tingkat yang
mudah terbakar dari setiap area, tingkat kompartementalisasi, penggunaan material yang
tidak dapat terbakar, pintu tahan api, dinding pelindung api, dan lokasi pintu dan jendela
terkait dengan bangunan lain dan area lainnya.
Tujuan utamanya adalah mencegah kebakaran dimulai dan, jika terjadi kebakaran, untuk
mencegah penyebarannya agar tidak perlu melakukan evakuasi bangunan total.
Evaluator harus menentukan apakah desain rumah sakit menggabungkan dinding pelindung
api, pintu dan jalur pelarian, yang memberikan tingkat keamanan tinggi. Mereka juga harus
meninjau tindakan perlindungan kebakaran di daerah yang memiliki risiko kebakaran paling
tinggi, termasuk ruang boiler, penyimpanan tangki bahan bakar, gas medis, panel listrik,
ruang sakelar listrik, apotek dll. Evaluator dapat menemukan informasi ini dalam catatan
pemeliharaan, rencana fasilitas kebakaran, dan kebijakan dan prosedur.
Evakuasi sebagian harus diprioritaskan, sebaiknya ke daerah pada tingkat yang sama
(evakuasi horisontal), dan sebagai upaya terakhir ke lantai lainnya (evakuasi vertikal). Untuk
memungkinkan hal ini, penting untuk memiliki struktur bangunan yang membatasi risiko
kebakaran untuk menyebar baik di dalam maupun di luar unit yang terkena dampak,
mengelompokkan api dengan sektor-sektor melalui bangunan tahanan api. Lantai harus
dibagi menjadi bagian-bagian api dan setiap bagian harus memiliki cukup ruang untuk
menahan semua pasien dari satu bagian lainnya. Dalam bagian tersebut harus tersedia
sarana evakuasi yang memadai, termasuk rute keluar dan pintu keluar langsung ke area
aman eksternal, sehingga penghuninya dapat dengan aman meninggalkan bangunan atau
mencapai lokasi yang aman di dalam gedung. (Referensi: l, 2, 4, 6, 7, 8, 11, 19)
Peringkat keamanan untuk butir No. 62: Rendah = Unsur dalam kondisi buruk, terkena
kerusakan yang akan menghambat fungsi unsur dan sistem, atau operasi ini; Rata-rata =
Dalam kondisi yang cukup, tergantung kerusakan tapi kerusakan tidak menghalangi fungsi
unsur dan sistem, operasi atau sistem ini. Tinggi = Dalam kondisi baik, tidak ada atau sedikit
potensi kerusakan yang akan menghambat fungsi unsur dan sistem, atau operasi ini;

63. Sistem deteksi kebakaran / asap


Metode evaluasi yang disarankan: wawancara, tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan), dan inspeksi.
Deteksi dini kebakaran dan / atau asap merupakan garis pertahanan yang penting terhadap
kebakaran di rumah sakit. Evaluator harus meninjau instalasi, perawatan dan pengujian
sistem deteksi kebakaran dan asap di seluruh rumah sakit. Harus ada detektor dan alarm
kebakaran yang dapat dilihat dan dapat didengar. Sistem ini harus memungkinkan transmisi
alarm lokal, alarm umum dan instruksi lisan. Mereka juga harus meninjau langkah-langkah
perlindungan kebakaran di daerah dengan risiko kebakaran yang lebih tinggi, termasuk
ruang boiler, penyimpanan tangki bahan bakar, gas medis, panel listrik, ruang sakelar listrik,
apotek, laboratorium, penyimpanan untuk baterai yang tidak disegel, dll. Personil yang
bertanggun jawab untuk menguji dan memverifikasi catatan pemeliharaan dan dokumen
teknis dari pihak pemasang harus diwawancarai. Evaluator dapat memeriksa fungsi salah
satu alarm kebakaran di bagian rumah sakit yang tanpa staf dimana deteksi dini terhadap api
dapat tertunda dan dapat menyebabkan kerugian besar.
Evaluator dapat mengkonfirmasi informasi ini melalui catatan pemeliharaan layanan, desain
perlindungan api dan rencana untuk fasilitas ini. (Referensi: l, 6, 7, 8, 10, 1l).
Peringkat keamanan untuk butir No. 63: Rendah = Tidak ada sistem yang terpasang; Rata-
rata = Sistem terpasang sebagian, atau jarang dipelihara dan diuji; Tinggi = Sistem
terpasang dan terpelihara dengan baik dan sering diuji.

64. Sistem penekanan api (otomatis dan manual)


Metode evaluasi yang disarankan: wawancara, tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan), dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi bahwa pemeriksaan formal oleh otoritas yang tepat dilakukan
secara rutin untuk menilai risiko kebakaran dan bahaya lainnya. Alat pemadam kebakaran
portabel harus dapat diakses, ditandai dengan jelas dan diberi label, dan dalam kondisi yang
dapat digunakan. Tanggal kedaluwarsa dari alat pemadam harus diperiksa. Sistem pemercik
air harus diuji dan diperiksa melalui catatan layanan pemeliharaan dan catatan yang
menyatakan berfungsi dengan baik. Jika kepala pemercik air jatuh dari langit-langit yang
digantung, evaluator harus memastikan bahwa sistem pemercik air memiliki fleksibilitas dan /
atau ruang gerak yang cukup dan tidak mungkin dipecah karena pergerakan diferensial
antara sistem perpipaan pemercik air dan plafon.
Harus ada sejumlah hidran air fungsional atau penampung air yang tersedia atau terhubung
ke pasokan air secara permanen. Evaluator harus memastikan bahwa semua aspek sistem
pemadam diuji secara teratur dan bahwa personil yang bertanggung jawab untuk
menggunakan peralatan telah mendapakan pelatihan praktis dan telah mengerti bagaimana
menggunakannya pada saat dibutuhkan. Perhatikan tanggal kedaluwarsa dan / atau tanggal
pengisian ulang alat pemadam kebakaran dan uji aliran untuk hidran kebakaran. Periksa
buku catatan dan catatan layanan dan pemeliharaan dari uji peralatan dan tanggal
pemeriksaan oleh petugas darurat / pemadam kebakaran.
Rumah sakit harus memiliki peralatan dan pemasangan yang memadai untuk
mengendalikan dan memadamkan api melalui kombinasi alat pemadam portabel di area
yang berisiko tinggi (penyimpanan obat-obatan dan peralatan medis, unit sterilisasi,
laboratorium klinis, dan lain-lain); Alat pemadam yang dapat dipindahkan; Dan hidran
fungsional atau pipa kering.
Evaluator harus memeriksa bahwa tindakan yang ditugaskan ke tim pengaman kebakaran
untuk mencegah dan menekan kebakaran dilakukan sesuai dengan rencana. Tim pengaman
kebakaran harus terdiri dari 10 orang dengan shift yang berbeda. Tim ini menyusun buletin
dengan rekomendasi dasar untuk menghindari kebakaran, melakukan kunjungan ke area
yang beriesiko dan mengidentifikasi rute evakuasi.
Rumah sakit harus memiliki sambungan telepon langsung ke stasiun pemadam kebakaran
terdekat. Petugas pemadam kebakaran setempat harus mengetahui tata letak rumah sakit
yang paling baru dan harus melakukan latihan di lokasi. Saat alarm berbunyi, petugas yang
bertugas harus mengarahkan petugas pemadam kebakaran ke sumbernya dan memastikan
mereka memiliki akses yang diperlukan untuk memberikan tanggapan yang cepat dan efektif.
Harus terdapat lift darurat (untuk digunakan secara eksklusif oleh petugas pemadam
kebakaran) di daerah rawat inap dan unit perawatan intensif bila area tersebut berada 15
meter di atas permukaan tanah. (Referensi: l, 6, 7, 8, 9, 10, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 64: Rendah = Tidak ada sistem yang terpasang; tidak
ada inspeksi; Rata-rata = Sistem terpasang sebagian, atau sistem terpasang, namun tidak
ada pemeliharaan atau pengujian; Inspeksi tidak lengkap atau ketinggalan jaman; Tinggi =
Sistem terpasang sempurna dan sering dipelihara dan diuji; Inspeksi sudah lengkap dan
terkini.

65. Pasokan air untuk pemadaman kebakaran


Metode evaluasi yang disarankan: observasi, tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan), dan inspeksi.
Evaluator harus memastikan bahwa ada sumber pasokan air permanen yang dapat
digunakan secara efektif jika terjadi kebakaran. Pasokan ini merupakan tambahan untuk
persediaan air yang digunakan untuk fungsi umum rumah sakit dan layanan rumah sakit.
Sumbernya bisa dibuat ulang sebagai sumber air atau sumber air untuk api - seperti waduk
air, danau atau sungai terdekat, atau hidran kebakaran eksternal yang dipelihara dengan
baik dan diperbaiki. Pompa air (menggunakan listrik atau solar) yang terhubung ke sistem
pemadam kebakaran harus diuji secara teratur. Evaluator dapat menemukan informasi ini
dengan meninjau gambar, rencana, dan kebijakan dan prosedur fasilitas. (Referensi: 6, 7, 8,
10, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 65: Rendah = Tidak ada sumber pasokan permanen
yang dapat digunakan untuk pemadaman kebakaran; Rata-rata = Sumber pasokan air
tersedia untuk pemadaman api; Tersedia dengan kapasitas yang terbatas, dan tidak ada
perawatan dan pengujian yang dilakukan; Tinggi = Tersedia sumber pasokan air permanen
dengan kapasitas yang signifikan untuk pemadaman kebakaran, dirawat secara teratur dan
sering diuji.

66. Pemeliharaan dan pemulihan darurat atas sistem proteksi kebakaran


Metode evaluasi yang disarankan: wawancara, tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan), dan inspeksi.
Divisi perawatan harus menyediakan panduan operasi untuk sistem perlindungan kebakaran,
serta catatan yang menunjukkan perawatan pencegahan alat pemadam kebakaran dan
hidran kebakaran. Evaluator harus memverifikasi bahwa:
- Tersedia panduan beserta pelatihan tentang pengelolaan sistem proteksi kebakaran.
- Ada catatan pemeliharaan pencegahan alat pemadam dan hidran.
- Peralatannya berada di tempat yang tepat dan dapat diakses dengan bebas.
- Jaringan pipa, pompa dan aksesori secara eksklusif tersedia untuk hidran.
- Selang disambungkan dengan tepat ke katup pada lemari untuk hidran.
- Jaringan hidran memiliki tangki air sendiri.
- Tim petugas keamanan kebakaran (pengawas) di rumah sakit telah dibentuk.
- Personil dilatih dan latihan telah dilakukan.
- Tersedia rencana tindakan dan prosedur untuk penanganan kebakaran.
- Bahan dan cairan yang mudah terbakar disimpan di tempat yang aman dan disimpan
khusus untuk substansi ini. (Referensi: 1, 6, 7, 8, 9, 10, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 66: Rendah = Tidak ada prosedur terdokumentasi dan
catatan pemeliharaan / inspeksi; Rata-rata = Ada prosedur yang terdokumentasi, catatan
pemeliharaan / inspeksi merupakan yang terkini, personil telah dilatih, namun sumber daya
tidak tersedia, Tinggi = Ada prosedur yang terdokumentasi, catatan pemeliharaan / inspeksi
merupakan yang terkini, personil telah dilatih, dan sumber daya tersedia untuk
melaksanakan perawatan darurat dan pemulihan.

3.3.5 Sistem pengelolaan limbah


Bagian 3.3.1 terdiri dari 5 butir (67-71).

67. Keamanan sistem air limbah yang tidak berbahaya


Metode evaluasi yang disarankan: observasi, tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan), dan inspeksi.
Sistem pembuangan limbah atau saluran pembuangan yang tidak berbahaya terdiri dari
jaringan pipa yang membawa air limbah dari rumah sakit ke unit saluran pembuangan atau
ke sistem yang terpisah. Termasuk sistem khusus seperti septik tank, sumur infiltrasi dan
kolam oksidasi, serta filter, perangkap hidrolik atau sifon. Sistem ini merawat dan membuang
residu, mencegah masuknya bau atau serangga, atau membuang dan membersihkan isi
pipa.
Sistem ventilasi menjaga atmosfer dalam sistem air limbah. Pelumas, pelapis, lumpur dan
pasir harus disaring untuk memungkinkan kinerja sistem pengobatan dan pembuangan yang
efektif.
Oleh karena itu, evaluator harus memverifikasi kondisi fisik dan fungsional peralatan,
penjepit dan penahan, sarana pembuangan atau evakuasi, kebocoran karena perangkat
keras yang rusak atau hilang, dan keadaan limbah di tempat pembuangan. Evaluator harus
mencari kebocoran dalam sistem dan harus menilai keadaan registri (adanya masalah feses).
Mereka harus memeriksa kelebihan deposit, lokasi tangki pengolahan, lubang, dan septik
tank, perkolasi sumur, gemuk, pelapis atau perangkap lumpur dan sebagainya, dan
kedekatan sistem air limbah dengan sistem air minum, yang memverifikasi bahwa sistem
sanitasi memiliki hilir dari sistem air minum.
Evaluator harus memastikan bahwa fasilitas untuk pembuangan limbah rumah sakit tidak
memiliki kemungkinan untuk mencemari air minum yang dapat diperbaiki secara lokal.
Evaluator harus memverifikasi jenis sistem independen atau gabungan untuk asupan air
melalui sistem (saluran air, hujan, dan lainnya) akibat hujan atau banjir. Mereka harus
memeriksa pengoperasian katup yang mencegah air limbah keluar kembali ke bak air, dan
juga lokasi sistem pemeliharaan sehubungan dengan sistem pengelolaan air minum.
Inspeksi visual dapat dilengkapi dengan informasi dari gambar, rencana dan catatan lokasi.
Evaluator harus memastikan ada toilet yang cukup (setidaknya 1 per 15 pasien dan staf)
yang berfungsi dan mudah dijangkau dan dengan aman memisahkan penggunanya dari
kotoran. (Referensi: 2, 5, 7, 19, 22).
Peringkat keamanan untuk butir No. 67: Rendah = Sistem pembuangan limbah cair yang
tidak berbahaya tidak ada atau dalam kondisi buruk; Rata-rata = Sistem dalam kondisi cukup
baik, tapi sedikit atau tidak ada bukti kepatuhan dan pemeliharaan; Tinggi = Sistem
pembuangan air limbah dalam kondisi baik dengan kapasitas dan bukti kepatuhan dan
pemeliharaan yang baik.

68. Keamanan limbah berbahaya dan limbah cair


Metode evaluasi yang disarankan: wawancara, observasi, tinjauan dokumentasi
(rencana dan catatan), dan inspeksi.
Karakteristik masing-masing sistem air limbah menentukan bentuk pembuangan dan apakah
limbahnya berada dalam bentuk konvensional atau dalam bentuk yang dapat dikeluarkan
oleh lembaga yang berwenang. Bagian yang bertanggung jawab atas rumah sakit (misalnya
teknisi atau pemeliharaan) harus memastikan bahwa air limbah berbahaya tidak mengalir ke
sistem pembuangan limbah publik dan mencemari air minum.
Cairan residu berbahaya dapat dibagi menjadi dua kelompok: yang telah diolah sebelumnya
dan kemudian dapat dibuang ke sistem sanitasi, dan yang tidak dapat diolah dan perlu
dihilangkan secara manual oleh lembaga yang berwenang. Dalam kedua kasus, rumah sakit
harus memastikan standarnya, dan sistem harus dinilai sesuai dengan standar yang
ditetapkan di negara ini.
Cairan yang bisa masuk ke sistem sanitasi melalui pra perawatan meliputi minyak dan lemak,
campuran eksplosif, pewarna, limbah korosif dan beberapa hal radioaktif, tergantung pada
tingkat konsentrasi.
Limbah cair dari ruang operasi mungkin berbahasa jika telah bersentuhan dengan cairan
atau cairan semi cair seperti darah, air mani, sekresi vagina, sekresi purulen dan cairan
plasenta atau cairan otak, sinovial, pleura, peritoneal atau amniotik. Cairan lain yang
mengandung konsentrasi obat atau zat radioaktif dapat ditangani sebagai cairan yang tidak
berbahaya dan dapat dibuang ke sistem saluran pembuangan masyarakat.
Sistem sanitasi rumah sakit akan melacak di mana zat-zat tersebut dibuang untuk
mendapatkan sampel untuk dianalisis untuk memverifikasi keamanan bahan terhadap
lingkungan atau untuk menentukan tindakan yang mungkin dilakukan untuk menjamin
keamanan lingkungan.
Evaluator dapat menemukan informasi ini dengan memeriksa catatan pemeliharaan dan
layanan, gambar dan rencana lokasi. (Referensi: 7, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 68: Rendah = Sistem pembuangan air limbah
berbahaya tidak ada atau dalam kondisi buruk; Rata-rata = Sistem dalam kondisi cukup baik,
tapi sedikit atau tidak ada bukti kepatuhan dan pemeliharaan; Tinggi = Sistem pembuangan
air limbah dalam kondisi baik dengan kapasitas dan bukti kepatuhan dan pemeliharaan yang
baik.

69. Keamanan sistem limbah padat yang tidak berbahaya


Metode evaluasi yang disarankan: wawancara, observasi dan inspeksi.
Bagian yang bertanggung jawab atas rumah sakit (misalnya teknisi atau pemeliharaan)
harus memastikan bahwa limbah padat tidak mencemari lingkungan dan tidak menimbulkan
risiko terhadap kesehatan.
Seperti limbah cair, limbah padat tergolong berbahaya atau tidak berbahaya dengan masing-
masing jenis dan dengan perlakuan berbeda. Ada tiga langkah penting dalam pengelolaan
limbah yang harus diperiksa oleh evaluator, yaitu:
- Pemisahan atau klasifikasi limbah. Ini adalah sebuah kunci sebagai klasifikasi yang salah
sehingga bisa menimbulkan masalah nantinya dan mengakibatkan hilangnya waktu.
Tingkat kesiapsiagaan personil dan pembentukan protokol biosekuriti harus diperiksa,
termasuk wadah yang sesuai untuk berbagai jenis limbah - seperti kantong polipropilena
yang tahan untuk bahan berbahaya, wadah tajam, wadah untuk elemen khusus, dan tas
hitam untuk limbah yang tidak berbahaya.
- Penanganan dan penyimpanan. Personil yang menangani penanganan harus
mengetahui berbagai jenis limbah dan pengelolaan yang benar. Mereka harus
mengenakan pakaian dan peralatan pelindung pribadi dan harus mematuhi rute dan
terjadwal. Bahan yang tidak berbahaya dapat ditempatkan di area yang dilayani oleh
layanan kota, terpisah dari bahan berbahaya.
- Pengambilan dan transportasi. Transportasi ke tempat akhir atau pembuangan akan
berada dalam kendaraan khusus dan tertutup dengan dalam suatu kurun waktu tertentu,
sehingga area koleksi sangat bersih.
Limbah padat harus dibuang dengan cara yang aman dan tepat sesuai dengan peraturan
dan panduan yang tepat. (Referensi: 7, 19, 23).
Peringkat keamanan untuk butir No. 69: Rendah = Sistem pembuangan limbah padat tidak
ada atau dalam kondisi buruk; Rata-rata = Sistem dalam kondisi cukup baik, tapi sedikit atau
tidak ada bukti kepatuhan dan perawatan; Tinggi = Sistem pembuangan air limbah dalam
kondisi baik dengan kapasitas dan bukti kepatuhan dan perawatan yang baik.

70. Keamanan sistem limbah padat berbahaya


Metode evaluasi yang disarankan: wawancara, observasi, tinjauan dokumentasi
(rencana dan catatan), dan inspeksi.
Para evaluator harus memastikan bahwa limbah padat berbahaya tidak mencemari
lingkungan dan tidak menimbulkan risiko terhadap kesehatan. Limbah padat harus dikelola
dan dibuang dengan cara yang aman dan tepat sesuai dengan peraturan dan pedoman yang
tepat. Beberapa limbah berbahaya tertentu (misalnya, benda tajam, benda tidak tajam,
sampel infeksi, obat-obatan) memerlukan pertimbangan khusus. Ada tiga langkah penting
dalam pengelolaan limbah berbahaya yang harus diperiksa oleh evaluator, yaitu:
- Pemisahan atau klasifikasi limbah. Tingkat kesiapsiagaan personil dan pembentukan
protokol biosekuriti harus diperiksa, termasuk wadah yang sesuai untuk berbagai jenis
limbah - seperti kantong polipropilena yang tahan terhadap bahan berbahaya, wadah
tajam, wadah untuk elemen khusus, dan tas hitam untuk limbah yang tidak berbahaya.
- Penanganan dan penyimpanan. Bahan berbahaya harus disimpan dengan aman dalam
kantong tertutup. Area tersebut harus terletak jauh dari area rawat inap (di area layanan)
dan ditutup agar mencegah terjadinya gangguan. Lokasi harus ditutupi namun dapat
diakses untuk dibersihkan, dilindungi untuk menghindari banjir atau kebocoran di luar
daerah, ditandai dengan simbol universal, dapat diakses oleh tim transportasi, dan
dengan ruang penyimpanan yang cukup untuk menampung jumlah limbah yang
terakumulasi di antara limbah yang diambil.
- Pengambilan dan transportasi. Transportasi ke tempat akhir atau pembuangan akan
berada dalam kendaraan khusus dan tertutup sesuai dengan kurun waktu tertentu,
sehingga area koleksi sangat bersih. Wadah yang digunakan untuk bahan berbahaya
harus ditempatkan jauh dari area lalu lintas, harus ditempelkan ke dinding sehingga tidak
mudah dipindahkan, dan harus memiliki penutup keselamatan.
Inspeksi visual dapat dilengkapi dengan informasi dari catatan pemeliharaan dan inspeksi.
(Referensi: 7, 19, 23).
Peringkat keamanan untuk butir No. 70: Rendah = Sistem pembuangan limbah berbahaya
tidak ada atau dalam kondisi buruk; Rata-rata = Sistem dalam kondisi cukup baik, tapi sedikit
atau tidak ada bukti kepatuhan dan perawatan; Tinggi = Sistem pembuangan air limbah
dalam kondisi baik dengan kapasitas dan bukti kepatuhan dan perawatan yang baik.

71. Pemeliharaan dan pemulihan darurat atas semua jenis sistem pengelolaan limbah
rumah sakit
Metode evaluasi yang disarankan: wawancara dan tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan).
Divisi pemeliharaan harus menyediakan panduan operasi dan catatan pemeliharaan
pencegahan untuk sistem pengelolaan limbah padat yang berbahaya. Evaluator harus
memverifikasi bahwa ada prosedur darurat untuk memelihara sistem limbah padat yang
berbahaya dalam situasi darurat / bencana. Evaluator harus memeriksa bahwa personel
telah dilatih dengan standar yang sesuai untuk menjaga tingkat keamanan sistem
pengelolaan limbah rumah sakit yang benar dalam situasi rutin dan darurat / bencana.
Peringkat keamanan untuk butir No. 71: Rendah = Tidak ada prosedur terdokumentasi dan
catatan pemeliharaan / inspeksi; Rata-rata = Ada prosedur yang terdokumentasi, catatan
pemeliharaan / inspeksi merupakan yang terkini, personil telah dilatih, namun sumber daya
tidak tersedia, Tinggi = Ada prosedur yang terdokumentasi, catatan pemeliharaan / inspeksi
merupakan yang terkini, personil telah dilatih, dan sumber daya tersedia untuk
melaksanakan perawatan darurat dan pemulihan.

3.3.6 Sistem penyimpanan bahan bakar (misalnya gas, bensin dan solar)
Bagian 3.3.1 terdiri dari 5 butir (72-76).

72. Cadangan bahan bakar


Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi bahwa rumah sakit memiliki persediaan bahan bakar atau
tangki penyimpanan dengan ukuran dan keamanan yang memadai. Evaluator harus
memverifikasi tingkat permintaan bahan bakar pada kapasitas maksimum rumah sakit,
dengan mempertimbangkan kapasitas tambahan yang diperlukan untuk menanggapi
keadaan darurat dan bencana. Para evaluator harus memeriksa ukuran tangki cadangan
untuk memastikan bahwa cadangan tersebut cukup untuk memenuhi permintaan setiap jenis
bahan bakar pada kapasitas maksimum rumah sakit selama setidaknya 72 jam (mengingat
mungkin ada peningkatan permintaan layanan yang tinggi) untuk memungkinkan rumah sakit
menanggapi keadaan darurat dan bencana. Evaluator harus mengamati berapa banyak
bahan bakar yang tersedia pada saat penilaian. Mereka juga harus menentukan seberapa
sering bahan bakar dikirim dan apakah persediaan dapat diberikan secara efektif selama
keadaan darurat atau setelah bencana, terutama jika akses dan jaringan jalan terganggu.
Rumah sakit yang tidak memiliki cadangan bahan bakar atau tangki bahan bakar dan
dilengkapi dengan bahan bakar dari SPBU secara kontraktual, misalnya, harus diberi rating
rendah. Di daerah rawan gempa, hubungan bahan bakar antara generator dan tangki harus
fleksibel. (Referensi: 2, 7, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 72: Rendah = Cukup untuk 24 jam atau kurang, atau
tangki air tidak ada; Rata-rata = Cukup untuk lebih dari 24 jam tapi kurang dari 72 jam: Tinggi
= Cukup untuk paling tidak selama 72 jam.

73. Kondisi dan tangki dan / atau silinder bahan bakar


Metode evaluasi yang disarankan: observasi, tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan), dan inspeksi.
Bahan bakar yang digunakan untuk generator, boiler rumah sakit dan layanan lainnya
mungkin berbeda, jadi penting agar semua tangki bahan bakar diberi label yang sangat jelas
dan, jika mungkin, disimpan di daerah yang berbeda. Di zona rawan gempa dan daerah
angin kencang, tangki bahan bakar tersebut harus dilapisi dengan baik untuk mencegahnya
dari pergeseran. Evaluator harus mengunjungi tangki bahan bakar dan silinder untuk
menentukan keamanan dan keamanan instalasi dari tangki / silinder, dan harus memastikan
bahwa tangki / silindernya aman dari bahaya (misalnya adanya penguatan, selungkup, dan
aman dari api). Tangki bahan bakar harus ditempatkan paling tidak 2 meter dari saluran
listrik dan dari elemen yang mudah terbakar seperti gulma atau rumput kering, dalam radius
3 meter. Jika tanki berada di tempat yang dapat diakses oleh publik, tanki tersebut harus
dilindungi oleh gerbang keamanan dengan kunci atau gembok.
Apbila tangki / silinder didukung oleh dinding beton atau bata, dinding harus diperiksa terkait
retakan dan penyangga atau penguat harus diperiksa dalam hal mencari tanda-tanda
tenggelam atau kerusakan umum. Tangki horisontal besar bisa jatuh dan mematahkan
selang sambungan, jadi di daerah seismik tanki tersebut harus didukung dengan penyangga
atau sambungan yang fleksibel. Evaluator harus memeriksa apakah ada katup isolasi yang
tepat untuk memastikan tangki bahan bakar dapat diisolasi jika terdapat pipa yang rusak.
Penting untuk diingat bahwa semakin berat tangki / silinder dan semakin tinggi pusat
gravitasinya, dan semakin tinggi kemungkinan akan tergelincir. Silinder yang diposisikan
vertikal harus dipasang dengan kuat / disokong dari setidaknya tiga arah.
Inspeksi visual dapat dilengkapi dengan informasi dari catatan pemeliharaan dan inspeksi.
(Referensi: 7, 19).

JIKA TIDAK ADA TANKI BAHAN BAKAR. KOSONGKAN KOLOM DAN BERIKAN
KOMENTAR.

Peringkat keamanan untuk butir No. 73: Rendah = Tanki berada dalam kondisi buruk; Tidak
ada penguat atau penyangga tangki; Tanki tidak tersimpan dengan aman sehubungan
dengan terjadinya bahaya; Rata-rata = Tanki berada dalam kondisi yang cukup baik;
Penguat dan penyangga tidak memadai untuk bahaya besar; Penyokong tangki memiliki
beberapa prosedur keamanan; Tinggi = Tanki berada dalam kondisi baik; Penyangga dan
penguat berada dalam kondisi yang baik untuk bahaya besar; Penyokong tangki memiliki
beberapa prosedur keamanan yang memadai.

74. Lokasi penyimpanan bahan bakar yang aman jauh dari gedung rumah sakit
Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi bahwa tangki yang mengandung cairan mudah terbakar dapat
diakses dan ditandai dan diberi label dengan jelas dan memiliki jarak yang aman dari fasilitas
klinis dan nonklinis utama (misalnya unit dengan ketergantungan tinggi, ruangan, tempat
listrik, boiler, dapur) jika terjadi kebakaran atau kerusakan. Bila tangki tertutup, lokasinya
harus dibangun dari bahan yang tidak mudah terbakar dan harus berventilasi baik, ditandai
dengan baik dan memiliki penerangan yang baik, berada di belakang pagar yang aman, dan
di bawah pengawasan (jika mungkin), serta harus memiliki alarm keamanan. Pada saat yang
sama, harus mudah dijangkau untuk pemeliharaan dan agar petugas penanganan
kebakaran mampu menghadapi potensi keadaan darurat.
Area penyimpanan tangki bahan bakar harus memiliki drainase yang baik dan harus berada
di lokasi yang tidak rentan terhadap banjir, tanah longsor atau pencairan tanah. Dalam kasus
angin kencang, tanki tersebut harus terlindungi dari benda-benda terbang. Tempat bahan
bakar harus terlindung dari konstruksi dan kegiatan lain yang berpotensi menyebabkan
kerusakan terhadapnya. Selain meninjau lokasi, evaluator harus memeriksa bahwa
peralatan perlindungan kebakaran yang terkait dengan penyimpanan bahan bakar berfungsi.
(Referensi: 7, 19).
JIKA TIDAK ADA TANKI BAHAN BAKAR. KOSONGKAN KOLOM DAN BERIKAN
KOMENTAR.
Peringkat keamanan untuk butir No. 74: Rendah = Penyimpanan bahan bakar tidak dapat
diakses dan tidak berada di tempat yang aman; Rata-rata = Berada di lokasi yang cukup baik
sehubungan dengan bahaya, beberapa tindakan mampu memberikan sebagian
perlindungan; Tinggi = Dalam kondisi baik dan lokasi yang baik, memliki tindakan
perlindungan yang aman; Tangki bahan bakar dapat diakses.

75. Kondisi dan keamanan sistem distribusi bahan bakar (katup, selang, sambungan)
Metode evaluasi yang disarankan: observasi, tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan), dan inspeksi.
Kebocoran bahan bakar sangat berbahaya dan penting untuk dikendalikan dengan hati-hati.
Hal ini menyiratkan kinerja yang baik dari semua katup, selang dan sambungan. Evaluator
harus memastikan bahwa sambungan fleksibel melekat pada peralatan dan melewati insur
struktural. Namun, sambungan yang tergabung ke unsur struktural harus keras, dengan
asumsi tidak ada kemungkinan dipindahkan.
Inspeksi visual dapat dilengkapi dengan informasi dari catatan pemeliharaan dan inspeksi.

JIKA TIDAK ADA TANGKI DISTRIBUSI BAHAN BAKAR,KOSONGKAN KOLOM DAN


BERIKAN KOMENTAR.

Peringkat keamanan untuk butir No. 75: Rendah = sistem berada Kurang dari 60% dalam
kondisi operasional yang aman; Rata-rata = sistem berada antara 60% dan 90% dalam
kondisi operasional yang baik dan memiliki katup pemutus otomatis; Tinggi = sistem berada
lebih dari 90% dalam kondisi operasional yang baik dan memiliki katup pemutus otomatis;

76. Pemeliharaan dan pemulihan darurat atas cadangan bahan bakar


Metode evaluasi yang disarankan: wawancara dan tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan).
Divisi pemeliharaan harus menyediakan panduan operasi dan catatan pemeliharaan
pencegahan untuk persediaan bahan bakar. Evaluator harus memverifikasi bahwa ada
prosedur darurat untuk pemeliharaan sistem pasokan bahan bakar. Evaluator juga harus
memverifikasi bahwa personil telah dilatih dengan standar yang sesuai untuk menjaga
tingkat keselamatan, jumlah pasokan bahan bakar dan sumber alternatif yang tepat ke
rumah sakit baik dalam situasi regular maupun keadaan darurat dan bencana.
Peringkat keamanan untuk butir No. 76: Rendah = Tidak ada prosedur terdokumentasi dan
catatan pemeliharaan / inspeksi; Rata-rata = Ada prosedur yang terdokumentasi, catatan
pemeliharaan / inspeksi merupakan yang terkini, personil telah dilatih, namun sumber daya
tidak tersedia, Tinggi = Ada prosedur yang terdokumentasi, catatan pemeliharaan / inspeksi
merupakan yang terkini, personil telah dilatih, dan sumber daya tersedia untuk
melaksanakan perawatan darurat dan pemulihan.

3.3.7 Sistem-sistem gas medis


Bagian 3.3.1 terdiri dari 6 butir (77-82).

77. Lokasi area penyimpanan untuk gas medis


Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Pasokan oksigen, serta tangki penyimpanan gas medis, harus ditempatkan di luar gedung
rumah sakit karena adanya resiko ledakan dan pengeluran dari tangki. Evaluator harus
memverifikasi bahwa ada lokasi yang ditujukan hanya untuk penyimpanan tangki dan / atau
silinder dan peralatan terkait untuk gas medis, dan hanya peralatan ini yang menempati area
yang ditentukan. Area ini harus berventilasi baik, mendapatkan penerangan dengan baik dan
ditandai dengan jelas dan diberi label. Harus ada tempat yang aman di sekitar lokasi,
dengan papan pengumuman yang menunjukkan bahwa gas dan peralatannya berbahaya.
Lokasi harus di daerah yang tidak mungkin banjir, memiliki jarak dari sumber panas, dan
terlindungi dari benda-benda terbang atau jatuh. Lokasi ini harus mudah diakses oleh
petugas pemadam kebakaran, pemeliharaan dan pemadam kebakaran. (Referensi: 2, 7).
Peringkat keamanan untuk butir No. 77: Rendah = Tidak ada lokasi yang disediakan untuk
gas medis, atau lokasi untuk gas medis berisiko tinggi mengalami kegagalan karena
keadaan bahaya; Tidak ada tindakan perlindungan, dan penyimpanan tidak dapat diakses;
Rata-rata = Area penyimpnaan dalam kondisi yang cukup baik dan berada di lokasi yang
cukup baik; Beberapa tindakan mampu memberikan sebagian perlindungan; Tinggi = Dalam
kondisi baik, memiliki tindakan perlindungan aman yang diterapkan; Penyimpanan dapat
diakses.

78. Keamanan area penyimpanan untuk tangki dan / atau silinder gas medis
Metode evaluasi yang disarankan: observasi, tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan), dan inspeksi.
Evaluator harus mengunjungi daerah tempat botol gas medis, tangki dan silinder disimpan
untuk memastikan keamanannya dan aman dari kejatuhan dan terlindungi dari bahaya
(misalnya penghalang api, penyangga, penguat). Ukuran area penyimpanan juga harus
memadai untuk penanganan botol, tangki dan silinder yang benar dari pengiriman. Setiap
silinder yang mengandung gas harus memiliki tanda permanen yang menunjukkan apakah ia
berisi gas murni atau campuran gas di dalamnya. Area penyimpanan juga harus
menunjukkan jenis risiko dan tindakan pengamanan yang harus dilakukan, sehingga
tindakan pengendalian yang diperlukan dapat diterapkan saat memanipulasi silinder. Silinder
tidak boleh dicat.
Di zona rawan gempa dan daerah angin kencang, tangki gas medis di tempat penyimpanan
harus dipasang dengan baik atau diperkuat. Jika tangki atau silinder ini disimpan di bagian
rumah sakit yang tidak memadai, seperti koridor, peringkatnya harus “rendah”. Evaluator
harus memastikan bahwa personil yang bertanggung jawab untuk mengelola gas medis
mengetahui semua prosedur keselamatan dan persyaratan isolasi untuk setiap jenis gas
yang digunakan. Peralatan pemadam kebakaran harus tersedia, dan personil harus dilatih
penggunaannya.
Inspeksi visual dapat dilengkapi dengan informasi dari catatan pemeliharaan dan inspeksi.
(Referensi: 7).
Peringkat keamanan untuk butir No. 78: Rendah = Tangki gas medis dan silinder di area
penyimpanan berada dalam kondisi buruk; Tidak ada tindakan perlindungan, tidak
diamankan; Personil tidak dilatih untuk mengoperasikan peralatan medis gas dan pemadam
kebakaran; Rata-rata = Tangki gas medis dan silinder di area penyimpanan berada dalam
kondisi yang cukup baik; Beberapa tindakan mampu memberikan sebagian perlindungan;
Kualitas penyangga dan penguat kurang memadai; Personil dilatih untuk mengoperasikan
peralatan; Tinggi = Kondisi baik, aman dan terlindungi, penguat berkualitas baik untuk
bahaya besar.

79. Kondisi dan keamanan sistem distribusi gas medis (misalnya katup, pipa, sambungan)
Metode evaluasi yang disarankan: observasi, tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan), dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi bahwa perangkat penyimpanan dan jaringan distribusi
menggunakan pengkodean dan pelabelan warna untuk mengidentifikasi berbagai jenis gas
medis. Selain warna yang berbeda, botol atau silinder untuk setiap jenis gas menggunakan
konfigurasi katup yang berbeda, sehingga menghilangkan bahaya sambungan jenis gas
yang salah dengan pasokan.
Bahaya utama jika tangki gas jatuh adalah katup akan pecah dan akan ada aliran gas
bertekanan yang tidak terkendali yang mengalir di udara dengan konsekuensi berbahaya.
Evaluator harus memeriksa operasi katup penahan di bank silinder, katup pengeluaran dan
titik asupan; Mereka harus memastikan bahwa kopling fleksibel, dan ada cukup banyak cara
untuk menoleransi gerakan kecil, namun tanki itu tidak dapat jatuh atau saling mengetuk
saat terhubung ke bank pasokan. Tabung harus dilindungi dan dilekatkan dengan benar
pada unsur struktur kopling fleksibel dan harus digunakan bila pipa melintasi sendi struktural.
Penting untuk memeriksa kebocoran jaringan. Sistem alarm perlu diperiksa, kapasitas
operator dan sistem pemeliharaan, seperti yang tercatat dalam catatan pemeliharaan.
Inspeksi visual dapat dilengkapi dengan informasi dari catatan pemeliharaan dan inspeksi.
(Referensi: 7).
Peringkat keamanan untuk butir No. 79: sistem berada Kurang dari 60% dalam kondisi
operasional yang aman; Rata-rata = sistem berada antara 60% dan 80% dalam kondisi
operasional yang baik dan memiliki katup pemutus otomatis; Tinggi = sistem berada lebih
dari 80% dalam kondisi operasional yang baik dan memiliki katup pemutus otomatis;

80. Kondisi dan keamanan tabung gas medis dan peralatan terkait di rumah sakit
Metode evaluasi yang disarankan: wawancara, observasi, tinjauan dokumentasi
(rencana dan catatan), dan inspeksi.
Botol gas, tangki dan silinder berada di area dimana mereka digunakan. Mengandung
berbagai gas yang berada di bawah tekanan tinggi; Ada yang beracun, yang lainnya mudah
terbakar. Secara umum, wadah gas harus berventilasi baik, terdapat penyangga atau
penguat untuk menghindari kerusakan pada katupnya jika jatuh, dan untuk menghindari
kemungkinan melukai pasien dan staf atau merusak peralatan lainnya. Setiap saluran
pengeluaran oksigen harus memiliki katup yang bisa menutup pasokan. Akses yang cepat
ke lokasi ini diperlukan dan lokasi harus ditandai dengan jelas agar petugas yang berwenang
dapat menggunakannya.
Di zona rawan gempa dan daerah angin kencang, tangki oksigen vertikal harus dilubangi
dengan tiga atau empat arah dengan sambungan las, baut atau ikatan yang rata; Tangki
horizontal harus ditempekan ke dinding sehingga tidak bisa tergelincir akibat getaran saat
terjadi gempa. Pipa distribusi gas medis harus memiliki sambungan yang fleksibel saat
dipindahkan dari gedung ke bangunan atau melintasi perluasan / sendi seismik di daerah
rawan gempa.
Inspeksi visual dapat dibantu dengan informasi dari catatan pemeliharaan dan inspeksi.
(Referensi: 7).
Peringkat keamanan untuk butir No. 80: Rendah = Tangki gas medis dan silinder di daerah
rumah sakit dalam kondisi buruk, tidak ada tindakan perlindungan; Tidak aman; Rata-rata =
Tangki gas medis dan silinder berada dalam kondisi yang cukup baik; Kualitas penguat dan
penyangga tidak memadai; Beberapa tindakan mampu memberikan sebagian perlindungan;
Tinggi = kondisi bagus, aman dan terlindungi; Penguat berkualitas baik untuk bahaya besar.

81. Ketersediaan sumber alternatif gas medis


Metode evaluasi yang disarankan: wawancara, tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan), dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi bahwa sumber alternatif atau persediaan untuk gas medis
memiliki bank pasokan oksigen dengan kapasitas cadangan yang diperlukan dan cadangan
silinder atau botol tersedia. Juga harus dikonfirmasikan apakah pemasok gas medis ada di
sekitar dan memiliki cadangan yang tersedia untuk memungkinkan rantai pasokan yang
sesuai dalam keadaan darurat. Evaluator dapat memperoleh informasi ini melalui rincian
kontrak pemasok dan kebijakan dan prosedur organisasi.
Peringkat keamanan untuk butir No. 81: Rendah = Sumber alternatif tidak tersedia; Rata-rata
= Sumber alternatif tersedia tapi pengiriman persediaan membutuhkan waktu lebih lama dari
15 hari; Tinggi = Sumber alternatif dapat tersedia dalam waktu singkat.

82. Pemeliharaan dan pemulihan darurat ats sistem gas medis


Metode evaluasi yang disarankan: wawancara, tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan), dan inspeksi.
Divisi pemeliharaan harus menyediakan catatan pemeliharaan manual dan pencegahan
untuk sistem gas medis. Evaluator harus memverifikasi bahwa ada prosedur darurat untuk
memelihara sistem gas medis dalam keadaan darurat / bencana. Evaluator harus memeriksa
bahwa personel telah dilatih dengan standar yang sesuai untuk menjaga tingkat
keselamatan sistem medis rumah sakit yang benar baik dalam situasi rutin maupun keadaan
darurat / bencana.
Peringkat keamanan untuk butir No. 76: Rendah = Tidak ada prosedur terdokumentasi dan
catatan pemeliharaan / inspeksi; Rata-rata = Ada prosedur yang terdokumentasi, catatan
pemeliharaan / inspeksi merupakan yang terkini, personil telah dilatih, namun sumber daya
tidak tersedia, Tinggi = Ada prosedur yang terdokumentasi, catatan pemeliharaan / inspeksi
merupakan yang terkini, personil telah dilatih, dan sumber daya tersedia untuk
melaksanakan perawatan darurat dan pemulihan

3.3.8 Sistem pemanasan, ventilasi dan pendingin udara (HVAC).


Bagian 3.3.1 terdiri dari 8 butir (83-90).

83. Lokasi pemasangan peralatan HVAC yang memadai


Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Lokasi untuk boiler harus ditempatkan jauh dari bangunan rumah sakit. Sebaiknya,
ditempatkan di instalasi dengan penutup atap, diisolasi dari penyimpanan bahan bakar, di
daerah yang mudah diakses dan sulit untuk terhalang atau terkena banjir. Bila unit pendingin
ruangan sentral berada di atap bangunan, maka harus terlindungi dari cuaca. Peralatan
HVAC apapun harus mudah diakses (hambatan akses harus dibersihkan) dan diposisikan di
lokasi yang terlindungi dari banjir. (Referensi: 2, 7, 17, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 76: Rendah = Tidak ada prosedur terdokumentasi dan
catatan pemeliharaan / 83: Rendah = HVAC tidak dapat diakses dan tidak berada di tempat
yang aman; Tidak ada tindakan perlindungan; Rata-rata = HVAC dapat diakses, terletak di
lokasi yang aman; Beberapa tindakan mampu memberikan sebagian perlindungan dari
bahaya; Tinggi = HVAC dapat diakses, di lokasi yang aman dan terlindung dari bahaya

84. Keamanan selungkup untuk peralatan HVAC


Metode evaluasi yang disarankan: wawancara, observasi dan inspeksi.
Evaluator harus memastikan bahwa selungkup untuk peralatan HVAC selalu dapat diakses
dan cukup besar sehingga memungkinkan operator bekerja dengan nyaman. Ekstraktor
untuk uap harus memberikan ventilasi di ruang boiler. Evaluator harus memastikan terdapat
penerangan yang memadai untuk melihat kontrol dan drainase air yang cukup untuk
mengalirkan air. Panel kontrol harus tahan uap dan terlindungi dari suhu boiler. Selungkup
harus dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran dan penerangan darurat alternatif.
Informasi berikut harus ditandai dengan jelas di ruang boiler:
- Instruksi untuk menghentikan sistem dengan alarm darurat dan mekanisme penghentian
segera;
- Nama, nomor telepon dan alamat orang atau lembaga yang bertanggung jawab atas
pemeliharaan bangunan;
- Alamat dan nomor telepon stasiun pemadam kebakaran terdekat dan orang yang
bertanggung jawab atas bangunan tersebut;
- Lokasi pemadam kebakaran di ruangan dan tanda-tanda alat pemadam api lainnya;
- Tanda-tanda saluran keluarnya api;
- Peta rute keluar darurat. (Referensi: 7, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 84: Rendah = Peralatan HVAC tidak dapat diakses;
Tidak ada tindakan perlindungan untuk operasi dan pemeliharaan yang aman; Rata-rata =
HVAC dapat diakses; Beberapa tindakan memberikan sebagian perlindungan; Peralatan
HVAC yang tinggi dapat diakses, berbagai ukuran perlindungan di tempat.

85. Kondisi keamanan dan pengoperasian peralatan HVAC (misalnya boiler, pipa asap)
Metode evaluasi yang disarankan: observasi, tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan), dan inspeksi.
Area utama rumah sakit bergantung pada pengoperasian peralatan HVAC yang tepat. Area
ini meliputi dapur, pusat sterilisasi, lemari es, tempat penyimpanan obat, binatu, ruang
operasi dan unit perawatan intensif.
Boiler dan peralatan HVAC lainnya dapat menimbulkan risiko besar dalam keadaan bencana.
Mereka dapat bergeser karena getaaran seismik, pipa air putus dan menyebabkan banjir.
Pasokan air untuk sistem pemadam kebakaran dapat beresiko bila sambungan air rusak. Di
daerah rawan gempa, semua pipa harus memiliki sambungan yang fleksibel. Bahaya
kebakaran meningkat jika kabel atau selang gas dipotong atau adanya tumpahan bahan
bakar cair. Evaluator harus memastikan bahwa boiler terpasang kuat ke fondasi. Pemanas
air individu harus dihubungkan di bagian atas dan bawah ke dinding yang kokoh. Pemanas
surya biasanya terletak di atap dan rentan terhadap angin kencang serta kekuatan seismik.
Evaluator harus memastikan bahwa unsur-unsur ini terhubung dengan baik ke struktur atap.
Evaluator harus melakukan pemeriksaan dasar terhadap kondisi kontrol dan tampilan
eksterior ketel, dan harus meninjau analisis laboratorium air dan memeriksa pengoperasian
alarm. Rumah sakit harus memiliki setidaknya dua boiler sehingga, jika yang satu sedang
dijalankan pemeliharaan, atau mengalami gagal, yang lain akan berfungsi. Air yang
digunakan dalam boiler dapat menyebabkan kerusakan, sehingga pelembut air harus
digunakan. Skala akan terlihat jelas jika pelembut airnya tidak memadai; Endapan ini
mengurangi efisiensi dan menimbulkan korosi pada logam. Kegagalan yang paling umum
terjadi pada peralatan ini terjadi karena adanya kendali. Jika terlalu panas atau variasi
tekanan bertepatan dengan kegagalan katup pengaman, bisa terjadi ledakan. Evaluator
harus melihat bahwa ekstraktor berfungsi dengan benar untuk menghilangkan uap dari
ruang boiler, dari dapur dan dari ruang operasi.
Evaluator harus menanyakan apakah operator memiliki salinan manual operasi dan
pemeliharaan (untuk pembersihan sehari-hari) dan seberapa sering pemeliharaan
pencegahan dilakukan oleh spesialis. (Referensi: 7, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 85: Peralatan HVAC rendah dalam kondisi buruk, tidak
dipelihara; Rata-rata = peralatan HVAC dalam kondisi wajar; Beberapa tindakan memberikan
sebagian perlindungan, namun tidak ada perawatan rutin; Tinggi = Kondisi baik, terlindungi
dengan baik dan terlindungi dari bahaya (misalnya jangkar yang berkualitas baik);
Perawatan rutin dan pengujian kontrol dan adanya alarm

86. Dukungan yang memadai untuk saluran dan tinjauan fleksibilitas saluran dan
perpipaan yang melintasi sendi ekspansi
Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Semua pipa saluran pembuangan pemanas, ventilasi dan pendingin udara (HVAC) harus
dalam kondisi baik dan harus didukung oleh struktur bangunan. Di daerah rawan gempa,
seharusnya tidak ada kemungkinan pergerakan horisontal. Sambungan harus fleksibel,
penguat harus kaku tapi juga harus memungkinkan saluran air bergerak dalam tiga arah. Di
daerah angin kencang, saluran air yang melintasi atap harus dipasang dengan kuat, dan
harus ditempatkan di atas permukaan saluran atap.
Evaluator harus memeriksa jarak antara bangunan penyokong untuk memastikan tidak ada
defleksi yang disebabkan oleh berat saluran, yang dapat menyebabkannya jatuh. Bila
saluran internal disembunyikan di plafon gantung, langit-langit harus dilepas untuk
memeriksa saluran. Saluran harus fleksibel di seluruh sendi perpanjangan. Saluran yang
melintasi di antara unit bangunan harus diperiksa untuk memastikan tidak adanay kerusakan
dan korosi belum mulai terjadi di sekitar saluran yang berdekatan dengan setiap blok atau
bangunan. (Referensi: 7, 17, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 86: Rendah = Kurangnya penyangga dan sambungan
yang kaku; Rata-rata = Penyangga dalam kondisi yang cukup baik atau sambungan yang
fleksibel; Tinggi = Penyangga dalam kondisi baik dan sambungan yang fleksibel.

87. Kondisi dan keamanan pipa, sambungan dan katup


Metode evaluasi yang disarankan: observasi, tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan), dan inspeksi.
Pipa harus berjalan melalui saluran yang terlindung dari kelembaban dan korosi yang ketika
melewati dinding atau patahan atau ketika menerobos kompartemen api. Evaluator harus
memeriksa apakah katup beroperasi dan harus meninjau kondisi pipa di dapur, boiler atau
area lain dimana ada uap untuk memastikan pelapis atau perpipaan terlindungi. Evaluator
harus memeriksa bahwa kondensasi tidak akan mempengaruhi isolasi pipa dan kebocoran
dari lantai atas tidak akan mempengaruhi unsur dan layanan di bawahnya. Kelembaban bisa
merusak plafon gantung dan unsru rumah sakit lainnya atau peralatan yang berhubungan
dengan perpipaan.
Pipa harus memiliki sambungan yang fleksibel ketika melintasi sendi perpanjangan
bangunan, dan membentang dari bangunan ke bangunan di daerah rawan gempa atau di
mana ia terhubung ke peralatan yang keras. Pipa harus didukung dari jarak jauh dengan
panel listrik atau kabel. Katup pengaman atau katup udara untuk uap atau untuk air panas
atau suhu ruangan dapat menanggapi amplifikasi seismik seperti gerakan pendulum,
sehingga harus memiliki pendukung lateral.
Inspeksi visual dapat dilengkapi dengan informasi dari catatan pemeliharaan dan inspeksi.
Peringkat keamanan untuk butir No. 87: sistem berada kurang dari 60% dalam kondisi
operasional yang aman; Rata-rata = sistem berada antara 60% dan 80% dalam kondisi
operasional yang baik dan memiliki katup pemutus otomatis; Tinggi = sistem berada lebih
dari 80% dalam kondisi operasional yang baik dan terlindung dari bahaya.

88. Kondisi dan keamanan peralatan AC


Metode evaluasi yang disarankan: observasi, tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan), dan inspeksi.
Evaluator harus memeriksa kondisi dan keamanan unit pendingin ruangan lokal atau pusat,
padat atau tidak. Unit pendingin udara pusat dapat dipadatkan atau dipisah dengan koil
kipas. Karena tidak semua sistem pendingin udara dapat mengakomodasi semua
persyaratan area dengan persyaratan sanitasi yang sangat tinggi (misalnya ruang operasi,
unit perawatan intensif) dan area rumah sakit lainnya, evaluator harus memeriksa kondisi
fisik dan teknis peralatan, termasuk kesesuaian untuk perbaikan area dimana peralatan
tersebut dipasang.
Unit pendingin ruangan sangat berat dan umumnya berada di daerah dengan ventilasi,
seperti di atap, lantai atas rumah sakit, atau lantai yang didedikasikan untuk membangun
mesin dan peralatan. Karena beratnya, unit pendingin ruangan bisa secara signifikan
mengubah perilaku struktur. Apabila tidak diamankan dengan baik atau diperkuat, unit dapat
bergerak atau terbalik dan, akibatnya, dapat menyebabkan keruntuhan sebagian atau
keseluruhan bangunan.
Sistem perpisahan yang lebih kecil memiliki evaporator di dalam dan kompresor serta
kondensor di luar, di atap, teras atau tempat lain. Peralatan luar yang rentan terhadap angin
kencang dan banjir harus diperkuat dengan baik dan berada di luar jangkauan air yang akan
merusak sistem kelistrikan. Unit dalam ruangan harus dilekatkan pada unsur struktur; karena
apabila jatuh, dapat melukai orang atau merusak peralatan lainnya. Kondisi dan keamanan
unit jendela atau unit portabel kecil juga harus diperiksa.
Inspeksi visual dapat dilengkapi dengan informasi dari catatan pemeliharaan dan inspeksi.
(Referensi: 7, 15, 19)
Peringkat keamanan untuk butir No. 88: Rendah = Unit pendingin ruangan dalam kondisi
buruk, tidak diamankan; Rata-rata = Unit pendingin ruangan berada dalam kondisi yang
cukup baik; Beberapa tindakan memberikan sebagian perlindungan (misalnya kualitas
penyangga dan penguat tidak memadai); Tinggi = Kondisi bagus, aman dan dilindungi dari
bahaya (misalnya penguat berkualitas baik).

89. Pengoperasian sistem pendingin udara (termasuk daerah tekanan negatif)


Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Evaluator harus memeriksa kemampuan rumah sakit di zona yang telah ditetapkan untuk
sistem pendingin udara untuk mengurangi penyebaran penyakit menular atau kebakaran.
Jika ada tekanan negatif di daerah berisiko tinggi untuk penyakit menular, evaluator harus
memeriksa bahwa zona ini dapat diisolasi dari sistem pendingin udara. (Referensi: 7, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 89: Rendah = Sistem pendingin ruangan tidak memiliki
kemampuan untuk membangun zona rumah sakit; Rata-rata = Sistem pendingin ruangan
dapat membentuk zona, namun tidak memiliki kapasitas untuk memisahkan udara yang
beredar di antara daerah berisiko tinggi dan daerah lain di rumah sakit; Tinggi = Sistem
pendingin udara dapat mengisolasi udara dari area berisiko tinggi; tersedia kamar
bertekanan negatif.

90. Pemeliharaan dan pemulihan darurat atas sistem HVAC


Metode evaluasi yang disarankan: wawancara dan tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan).
Divisi pemeliharaan rumah sakit harus menyediakan panduan operasi dan catatan
pemeliharaan untuk sistem HVAC. Evaluator harus memverifikasi bahwa ada prosedur
darurat untuk menjaga sistem HVAC dalam situasi darurat / bencana. Evaluator harus
memeriksa bahwa personil telah dilatih dengan standar yang tepat untuk mempertahankan
tingkat yang keamanan sistem HVAC rumah sakit dengan benar baik dalam situasi rutin
maupun keadaan darurat / bencana.
Peringkat keamanan untuk butir No. 90: Rendah = Tidak ada prosedur terdokumentasi dan
catatan pemeliharaan / inspeksi; Rata-rata = Ada prosedur yang terdokumentasi, catatan
pemeliharaan / inspeksi merupakan yang terkini, personil telah dilatih, namun sumber daya
tidak tersedia, Tinggi = Ada prosedur yang terdokumentasi, catatan pemeliharaan / inspeksi
merupakan yang terkini, personil telah dilatih, dan sumber daya tersedia untuk
melaksanakan perawatan darurat dan pemulihan

3.3 Peralatan dan perlengkapan


Submodul 3.4 terbagi menjadi dua bagian dari 3.4.1 sampai 3.4.2 dan terdiri dari 23 butir (91-
111).
Ini adalah submodul keempat pada unsur nonstruktural. Terdapat dua bagian:
3.4.1 Perabot kantor, peralatan dan perlengkapan (permanen dan dapat dipidahkan)
3.4.2 Peralatan dan perlengkapan medis dan laboratorium yang digunakan untuk diagnosis
dan perawatan.
Semua staf menggunakan berbagai peralatan (peralatan medis, diagnostik dan kantor),
layanan nonklinis dan perlengkapan untuk memberikan perawatan kepada pasien dan
memenuhi peran penting lainnya di rumah sakit. Evaluator harus menentukan kondisi,
keamanan dan stabilitas dari semua peralatan dan perlindungan dari kerusakan yang berpotensi
menyebabkan luka pada penghuni bangunan dan mengganggu fungsi layanan rumah sakit.
Modul ini juga mencakup evaluasi terhadap lokasi ruang operasi untuk memastikan bahwa
ruang tersebut aman dari bahaya, juga kapasitas untuk menyediakan layanan tambahan, dan
ketersediaan pasokan untuk memberikan layanan kesehatan lanjutan. Secara umum, terutama
di rumah sakit yang rentan terhadap gempa bumi dan angin kencang, benda-benda yang
tergantung di dinding dan di atas meja (jam, gambar-gambar, televisi, dll.) Tidak boleh
tergantung langsung di atas meja kerja atau pintu, dan harus terpasang dengan baik atau
terpasan langsung ke dinding. Terutama di zona rawan gempa, lemari arsip yang beroda harus
memiliki pengganjal atau harus dilekatkan pada dinding agar tidak tergelincir; Laci juga harus
memiliki kait agar tidak terguling jatuh. Evaluator harus mempertimbangkan potensi kerusakan
yang disebabkan oleh banjir, api atau angin kencang: kekuatan bahaya ini dapat memecahkan
jendela besar, merusak perabot dan isi dari ruangan.

3.4.1 Perabot kantor, peralatan dan perlengkapan (permanen dan dapat dipidahkan)
Bagian 3.4.1 terdiri dari 2 butir (91-92).

91. Keamanan rak dan isi rak


Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi bahwa rak (baik sebagai satuan unit rak atau tertempel
dinding) dan isinya harus diamankan dari terjatuh. Rak tidak boleh menimbulkan bahaya
pekerjaan atau berisiko terjatuh dalam bahaya. Evaluator harus memeriksa bahwa rak
tersebut tersedia dan tidak akan menghalangi akses darurat, rute evakuasi atau pintu keluar
darurat. Semua rak medis harus memiliki bibir laci atau penghalang untuk mencegah botol
atau bahan lainnya jatuh.
Di rumah sakit yang rentan terhadap gempa bumi dan angin kencang, evaluator harus
memastikan bahwa rak menempel ke dinding dan / atau diperkuat dan isinya aman. Area
klinis, kantor, perpustakaan dan arsip-arsip klinis umumnya memiliki unit rak dengan kaca. Di
mana ada deretan rak yang berdiri tinggi, harus benar-benar menempel ke lantai, dan saling
terhubung satu sama lain dengan ikatan yang melintangi ruangan dan menempel di dinding
di setiap ujung deretan rak. Dengan menghubungkan rak, meningkatkan stabilitas lateral,
sehingga mengurangi kemungkinan jatuh. Untuk rak tinggi yang terbuat dari bahan yang
mudah terbakar, kondisi perlengkapan pencahayaan dan kabel di dekat rak harus diperiksa
(Referensi: 2, 7, 15, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 91: Rendah = Rak tidak terletak dengan aman (atau di
daerah rawan gempa dan rawan angin yang tidak menempel pada dinding di lebih dari 20%
kasus); Rata-rata = Rak terletak dengan aman (dan menempel pada dinding di daerah
seismik dan rawan angin) dan isinya aman dalam 20 - 80% kasus; Tinggi = Lebih dari 80%
rak dan isi rak berada dalam posisi aman, menempel pada dinding, dan isinya aman.
92. Keamanan komputer dan printer
Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Sebagian besar informasi rumah sakit ditemukan di komputer. Untuk memastikan bahwa
fasilitas terus berfungsi, komputer dan isinya harus diamankan dari kerusakan yang
disebabkan oleh bahaya alam.
Evaluator harus memverifikasi bahwa komputer aman dan tidak akan bergerak. Jika meja
berada di atas roda, roda harus berada dalam posisi terkunci. Bila ada lantai akses yang
terangkat yang memungkinkan pemasangan kabel komputer di bawah lantai, evaluator
harus memeriksa penguat pada pelat struktural dan penyangga vertikal dan horizontal.
Di rumah sakit yang berisiko banjir atau hujan deras, pusat komputer, terutama server, harus
ditempatkan di tempat yang tidak berisiko mengalami kerusakan air. Ruang bawah tanah
dan lantai dasar sangat rentan terhadap banjir. Sistem pemercik air untuk sistem pemadam
kebakaran juga dapat merusak komputer dan peralatan elektronik lainnya. (Referensi: 15, 19)
Peringkat keamanan untuk butir No. 92: Rendah = Tidak ada tindakan untuk melindungi
komputer dari bahaya yang ada; Rata-rata = Komputer berada di lokasi yang aman,
beberapa tindakan menawarkan perlindungan sebagian dari bahaya; Tinggi = Komputer ada
di lokasi yang aman, terhadap langkah perlindungan yang aman.

3.4.2 Peralatan dan perlengkapan medis dan laboratorium yang digunakan untuk
diagnosis dan perawatan.
Bagian 3.4.4 terdiri dari 21 butir (93-111).

93. Keamanan peralatan medis di ruang operasi dan ruang pemulihan


Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi bahwa peralatan medis diamankan sehubungan dengan
bahaya alam dan bahaya lainnya. Ruang operasi dan ruang pemulihan tidak boleh terletak di
tempat yang paling rentan terkena dampak bahaya alam, termasuk banjir, gempa dan angin.
Di rumah sakit di zona rawan gempa atau berisiko angin kencang, evaluator harus
memverifikasi bahwa lampu, peralatan untuk anestesi dan meja operasi beroperasi dan
semua roda meja atau roda lainnya, dalam keadaan terkunci, dan pada saatnya, ketika
digunakan harus diamankan ke meja operasi. Lampu langit-langit pada ruang operasi harus
berfungsi, engsel pada lengan ekstensi harus disesuaikan dengan benar, dan perlengkapan
harus dilapisi dengan baik untuk balok agar tidak berayun. Penyangga, kait dan rem pada
semua peralatan harus diperiksa.
Peralatan pendukung kehidupan harus benar-benar terpasang dengan kuat, menghilangkan
kemungkinan alat tersebut terlepas dari pasien. Selang dan tabung yang fleksibel dengan
sambungan putar dan katup yang tertutup otomatis harus digunakan untuk menghubungkan
peralatan ke gas medis, air atau uap. Kabel yang menghubungkan peralatan ke sumber
listrik harus melewati saluran yang tidak bisa terlilit selama gerakan rotasi. Peralatan tidak
boleh ditempatkan di atas pasien. Bila tidak digunakan, peralatan harus dipasang di dinding,
dengan rem terpasang pada troli dan meja beroda. (Referensi: 2, 7, 15, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 93: Rendah = Ruang operasi berada di lokasi yang tidak
aman, peralatan kurang atau dalam kondisi buruk atau tidak ada tindakan perlindungan;
Rata-rata = Ruang operasi berada di lokasi yang aman, peralatan dalam kondisi normal, dan
beberapa tindakan memberikan sebagian perlindungan; Tinggi = Ruang operasi berada di
lokasi yang aman, peralatan dalam kondisi baik, aman dan terdapat langkah-langkah
perlindungan.

94. Kondisi dan keamanan peralatan radiologi dan gambar


Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi
Evaluator harus memverifikasi bahwa peralatan radiologi dan pembuat gambar aman dari
bahaya alam. Peralatan tersebut harus berada di lokasi dimana banjir tidak dapat
merusaknya. Di rumah sakit di zona rawan gempa atau daerah dengan angin tinggi,
evaluator harus memverifikasi bahwa kondisi peralatan sinar-X dan troli yang tersimpan
peralatan dalam kondisi dan aman; Rem untuk roda troli harus berfungsi. Bila pemindai
tomografi aksial terkomputerisasi (CAT) digunakan, evaluator harus memverifikasi bahwa
alat tersebut berfungsi dan terdapat tindakan pengaman. Operator harus terbiasa dengan
semua protokol keselamatan dalam menggunakan peralatan. Kriteria yang digunakan pada
butir ini (94) dapat diterapkan pada peralatan lain yang harus dipasang dengan kuat.
Di daerah rawan gempa, penguat yang memadai untuk alat berat ini diperlukan untuk
mencegahnya dari terjatuh atau dari pergerakan. Semakin tinggi pusat gravitasi barang-
barang ini, semakin besar kemungkinan akan terjatuh. Sambungan listrik dan sambungan
lainnya harus fleksibel, aliran kabel sebaiknya dimatikan daripada diputus. Peralatan rumah
sakit sangat sensitif terhadap perubahan voltase mendadak (misalnya pemindai tomografi
aksisal terkomputerisasi, peralatan mamografi, laser, pemindai gambar resonansi magnetik)
sehingga evaluator harus memastikan bahwa peralatan ini memiliki regulator tegangan untuk
melindungi peralatan dari kerusakan. (Rujukan: 7, 15, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 94: Rendah = Peralatan radiologi dan pengambil
gambar tidak berada di lokasi yang aman, peralatan kurang atau dalam kondisi buruk atau
tidak ada tindakan perlindungan; Rata-rata = Peralatan berada di lokasi yang aman,
peralatan dalam kondisi yang baik, dan beberapa tindakan memberikan perlindungan parsial;
Tinggi = Peralatan berada di lokasi yang aman, peralatan dalam kondisi baik, aman dan
terdapat langkah-langkahnya perlindungan.

95. Kondisi dan keamanan peralatan dan perlengkapan laboratorium


Metode evaluasi yang disarankan: wawancara, observasi dan inspeksi
Instruksi kepada evaluator pada butir 93 dan 94 harus dipertimbangkan saat mengevaluasi
kondisi dan keamanan peralatan laboratorium. Saat memeriksa laboratorium, evaluator
harus memberikan perhatian khusus pada penanganan dan pengamanan sampel biologis.
Langkah keamanan harus ada. Jika wadah biologis dan kimia terputus atau bocor kapan
saja, teknisi, pasien atau laboratorium itu sendiri dapat terkontaminasi. Tindakan
keselamatan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk melindungi peralatan laboratorium dan
pasokan dari gerakan atau kerusakan karena fenomena berbahaya. Unit pendinginan untuk
persediaan laboratorium harus diperiksa untuk memastikan bahwa mereka dalam keadaan
baik dan isinya aman. Di rumah sakit di zona rawan gempa atau daerah dengan angin tinggi,
rak yang digunakan untuk penyimpanan persediaan laboratorium, termasuk wadah biologis
dan kimiawi, harus dilapisi dengan baik (lihat butir 93). Harus ada alat atau sistem proteksi
kebakaran yang memadai (alat pemadam, sistem pipa tegak dll.) Dan petugas laboratorium
harus dilatih untuk mengoperasikan peralatan ini. (Rujukan: 7, 15, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 95: Rendah = Tindakan keamanan buruk, peralatan
laboratorium kurang atau dalam kondisi buruk atau tidak ada tindakan perlindungan; Rata-
rata = Tindakan keamanan sudah ada, peralatan dalam kondisi baik, dan beberapa tindakan
memberikan sebagian perlindungan; Tinggi = Terdapat tindakan keamanan, peralatan dalam
kondisi baik, aman dan terdapat langkah-langkah memberikan perlindungan.

96. Kondisi dan keamanan peralatan medis di unit layanan perawatan darurat
Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi
Instruksi untuk evaluator pada butir 93 dan 94 harus dipertimbangkan saat menilai kondisi
dan keamanan peralatan di unit layanan perawatan darurat. Evaluator harus memeriksa
apakah peralatan ini - termasuk troli, tangki oksigen, monitor, dll – berfungsi dan dalam
kondisi aman. (Rujukan: 7, 15, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 96: Rendah = Peralatan medis kurang atau dalam
kondisi buruk, atau tidak ada tindakan perlindungan; Rata-rata = Peralatan dalam kondisi
normal dan beberapa tindakan memberikan sebagian perlindungan; Tinggi = Peralatan
dalam kondisi baik, aman dan terdapat langkah-langkah perlindungan yang baik.

97. Kondisi dan keamanan peralatan medis di unit perawatan intensif atau menengah
Metode evaluasi yang disarankan: wawancara, observasi dan inspeksi
Instruksi untuk evaluator pada butir 93 dan 94 harus dipertimbangkan saat menilai kondisi
dan keamanan peralatan di unit layanan perawatan darurat. Evaluator harus memeriksa
apakah peralatan perawatan intensif dasar dan khusus ada dalam keadaan baik dan aman.
Peralatan ini mencakup sistem pendukung kehidupan, ventilator, peralatan resusitasi, tangki
oksigen, monitor dll. Inspeksi yang paling ketat harus dilakukan di unit karantina rumah sakit
karena adanya bahaya kontaminasi atau infeksi tambahan. (Referensi: 7, 15, 19)
Peringkat keamanan untuk butir No. 97: Rendah =Peralatan medis kurang atau dalam
kondisi buruk, atau tidak ada tindakan perlindungan; Rata-rata = Peralatan dalam kondisi
normal dan beberapa tindakan memberikan sebagian perlindungan; Tinggi = Peralatan
dalam kondisi baik, aman dan terdapat langkah-langkah perlindungan yang baik.

98. Kondisi dan keamanan peralatan dan perabot di apotek


Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi
Instruksi untuk evaluator pada butir 93 dan 94 harus dipertimbangkan saat menilai kondisi
dan keamanan peralatan di apotek. Unit pendinginan untuk obat-obatan dan perlengkapan
lainnya harus diperiksa untuk memastikan bahwa mereka dalam keadaan baik dan isinya
aman. Di rumah sakit di zona rawan gempa atau daerah dengan angin tinggi, rak yang
digunakan untuk penyimpanan obat harus dipasang dengan baik (lihat butir 93). Karena
beberapa bahan di apotek mudah terbakar, harus ada barang atau sistem proteksi
kebakaran yang memadai (alat pemadam, sistem pipa tegak dll.) Dan petugas farmasi harus
terlatih dalam mengoperasikan peralatan ini. Tindakan harus dilakukan untuk memastikan
bahwa apotek terjamin aman dari tindakan pencurian. (Rujukan: 7, 15, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 98: Rendah =Peralatan apotek kurang atau dalam
kondisi buruk, atau tidak ada tindakan perlindungan; Rata-rata = Peralatan dalam kondisi
normal dan beberapa tindakan memberikan sebagian perlindungan; Tinggi = Peralatan
dalam kondisi baik, aman dan terdapat langkah-langkah perlindungan yang baik.

99. Kondisi dan keamanan peralatan dan perlengkapan dalam layanan sterilisasi
Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi
Instruksi untuk evaluator pada butir 93 dan 94 harus dipertimbangkan saat menilai kondisi
dan keamanan peralatan di layanan sterilisasi rumah sakit (dalam unit atau lainnya).
Evaluator harus memeriksa kondisi autoklaf dan harus meninjau ulang pelatihan operator
dalam mengaturnya jika terjadi keadaan darurat. Kebocoran air yang berasal dari luar unit
dan kemungkinan kontaminasi barang yang tersimpan merupakah masalah pada unit
sterilisasi, evaluator harus menentukan apakah ada sistem penyaringan air di lantai atas,
saluran air atau, dalam kasus terburuk, toilet yang dapat mencemari barang-barang yang
tersimpan. Pelabelan yang tepat untuk perutean peralatan steril dan terkontaminasi harus
diperiksa. Evaluator harus memastikan bahwa tindakan pengamanan digunakan untuk rak
dan troli dimana bahan disterilkan disimpan (butir 92); Bahan dapat terkontaminasi jika rak
atau troli terjatuh selama kejadian seismik terjadi.
Autoklaf berat dan harus benar-benar terpasang dengan kuat di zona rawan gempa.
Pasokan air ke autoklaf harus memiliki sambungan yang fleksibel di daerah rawan gempa.
Evaluator juga harus memastikan apakah ada benda atau sistem proteksi kebakaran
(termasuk alat pemadam, sistem pipa tegak dll.) Dan apakah staf tersebut memenuhi syarat
untuk menggunakannya. Kedekatan pintu dan jendela dengan bahan yang disterilkan harus
diperiksa, begitu pula bahan yang digunakan untuk pintu dan jendela. (Rujukan: 7, 15, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 99: Rendah =Peralatan kurang atau dalam kondisi
buruk, atau tidak ada tindakan perlindungan; Rata-rata = Peralatan dalam kondisi normal
dan beberapa tindakan memberikan sebagian perlindungan; Tinggi = Peralatan dalam
kondisi baik, aman dan terdapat langkah-langkah perlindungan yang baik.

100. Kondisi dan keamanan peralatan medis untuk keadaan darurat kebidanan dan
perawatan neonatal
Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi
Instruksi untuk evaluator pada butir 93 dan 94 harus dipertimbangkan saat menilai kondisi
dan keamanan peralatan untuk keadaan darurat kebidanan dan perawatan neonatal. Apabila
rumah sakit mungkin tidak memiliki layanan khusus untuk perawatan neonatal, evaluator
harus memeriksa apakah peralatan dan perlengkapan tersedia untuk perawatan darurat
tingkat dasar untuk keadaan darurat kebidanan dan perawatan neonatal. Evaluator harus
memeriksa apakah peralatan dalam keadaan baik dan aman. Peralatan neonatal khusus
meliputi inkubator, peralatan resusitasi, tangki oksigen, monitor, dll. Sanitasi dan kebersihan
harus ditinjau ulang secara ketat di unit ini, terutama di kamar persalinan, karena kondisi
bayi yang rentan. Pintu dan jendela harus bisa menahan angin kencang: jika air menembus
area, peralatan khusus dapat rusak atau hancur. Sulit untuk memindahkan bayi baru lahir ke
daerah lain di rumah sakit karena mereka masih sangat rentan. (Rujukan: 7, 15, 19).
Peringkat keamanan untuk butir No. 100: Rendah =Peralatan kurang atau dalam kondisi
buruk, atau tidak ada tindakan perlindungan; Rata-rata = Peralatan dalam kondisi normal
dan beberapa tindakan memberikan sebagian perlindungan; Tinggi = Peralatan dalam
kondisi baik, aman dan terdapat langkah-langkah perlindungan yang baik.

101. Kondisi dan keamanan peralatan medis dan persediaan untuk keadaan darurat
perawatan luka bakar
Metode evaluasi yang disarankan: observasi dan inspeksi
Instruksi untuk evaluator pada butir 93 dan 94 harus dipertimbangkan saat menilai kondisi
dan keamanan peralatan untuk perawatan darurat untuk luka bakar. Apabila rumah sakit
mungkin tidak memiliki layanan khusus untuk pasien luka bakar, evaluator harus memeriksa
apakah peralatan dan perlengkapan tersedia untuk perawatan darurat tingkat dasar untuk
luka bakar. Evaluator harus memeriksa apakah ada peralatan perawatan dan perbekalan
dasar dan / atau khusus dalam keadaan baik dan aman. Peralatan ini mencakup sistem
pendukung kehidupan, ventilator, tangki oksigen, monitor, troli dll. (Referensi: 7, 15, 19)
Peringkat keamanan untuk butir No. 101: Rendah =Peralatan kurang atau dalam kondisi
buruk, atau tidak ada tindakan perlindungan; Rata-rata = Peralatan dalam kondisi normal
dan beberapa tindakan memberikan sebagian perlindungan; Tinggi = Peralatan dalam
kondisi baik, aman dan terdapat langkah-langkah perlindungan yang baik.

102. Kondisi dan keamanan peralatan medis untuk pengobatan nuklir dan terapi radiasi
Metode evaluasi yang disarankan: wawancara, observasi dan inspeksi
Instruksi untuk evaluator pada butir 93 dan 94 harus dipertimbangkan saat menilai kondisi
dan keamanan peralatan untuk pengobatan nuklir dan terapi radiasi. Evaluator harus
memeriksa penanganan, kondisi dan keamanan sampel. Persediaan harus disimpan di
daerah di mana mereka tidak dapat jatuh atau terkena benda lain. Jika kontainer putus,
teknisi dan pasien dapat terkontaminasi. Langkah-langkah keselamatan lebih lanjut mungkin
diperlukan untuk melindungi peralatan dari gerakan atau kerusakan akibat fenomena
berbahaya. Drum yang digunakan untuk limbah radioaktif harus berada di lokasi yang aman
dan memiliki penutup. Penting untuk memastikan bahwa radiasi dan bilik untuk menangani
sampel berfungsi dengan baik, dan terdapat tanda-tanda yang mengindikasikan daerah
terlarang. Seperti di area lain di rumah sakit, peralatan pemadam kebakaran harus diperiksa
dan evaluator harus memastikan bahwa staf mengetahui cara mengoperasikannya.
(Referensi: 7, 15, 19)

JIKA RUMAH SAKIT TIDAK MEMILIKI LAYANAN INI, KOSONGKAN KOLOM DAN
BERIKAN KOMENTAR.

Peringkat keamanan untuk butir No. 102: Rendah =Peralatan kurang atau dalam kondisi
buruk, atau tidak ada tindakan perlindungan; Rata-rata = Peralatan dalam kondisi normal
dan beberapa tindakan memberikan sebagian perlindungan; Tinggi = Peralatan dalam
kondisi baik, aman dan terdapat langkah-langkah perlindungan yang baik.

103. Kondisi dan keamanan peralatan medis dalam pelayanan lainnya


Metode evaluasi yang disarankan: wawancara, observasi dan inspeksi
Banyak unsur yang ditangani dalam butir 93 dan 94 akan berlaku untuk layanan lain di
rumah sakit yang belum ditangani. Dapat termasuk layanan penyakit menular, kardiologi,
ortopedi, anak-anak, bersalin, fisioterapi, dll. Evaluator harus melakukan peninjauan
terhadap area yang tersisa, memberikan bobot paling besar ke area yang akan
mempengaruhi keseluruhan fungsi rumah sakit (Referensi: 7, 15, 19)
Peringkat keamanan untuk butir No. 103: Rendah = Lebih dari 30% peralatan beresiko gagal
baik secara material dan fungsional dan / atau peralatan menempatkan keseluruhan operasi
layanan pada risiko langsung atau tidak langsung; Rata-rata = Antara 10% dan 30%
peralatan berisiko mengalami kegagalan; Tinggi = Kurang dari 10% peralatan beresiko
mengalami kegagalan.

104. Obat-obatan dan persediaan


Metode evaluasi yang disarankan: wawancara dan tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan) dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi tingkat permintaan obat-obatan dan persediaan pada
kapasitas maksimum yang direncanakan atau rumah sakit, dengan mempertimbangkan jenis
layanan yang diberikan oleh rumah sakit dan kapasitas tambahan yang diperlukan untuk
menangggapi keadaan darurat dan bencana. Evaluator harus memeriksa apakah
ketersediaan obat-obatan akan memenuhi permintaan maksimum ini setidaknya selama 72
jam untuk memastikan bahwa rumah sakit dapat mempertahankan penyediaan layanan
dalam keadaan darurat atau bencana. Daftar Obat Esensial WHO dapat digunakan sebagai
referensi. (Referensi: 20).
Peringkat keamanan untuk butir No. 104: Rendah = tidak ada; Rata-rata = Pasokan kurang
dari 72 jam pada kapasitas maksimum; Tinggi = Pasokan dijamin minimal selama 72 jam
dengan kapasitas maksimal rumah sakit.

105. Instrumen steril dan bahan lainnya


Metode evaluasi yang disarankan: wawancara dan tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan) dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi tingkat permintaan instrumen steril di rumah sakit, dengan
mempertimbangkan jenis layanan yang diberikan oleh rumah sakit dan kapasitas tambahan
yang diperlukan untuk merespons keadaan darurat dan bencana. Evaluator harus
memeriksa apakah ketersediaan obat-obatan akan memenuhi permintaan maksimum ini
setidaknya selama 72 jam untuk memastikan bahwa rumah sakit dapat mempertahankan
penyediaan layanan dalam keadaan darurat atau bencana. Evaluator harus memastikan
bahwa rumah sakit memiliki persediaan bahan yang telah disterilkan untuk digunakan dalam
keadaan darurat (evaluator dapat memeriksa persediaan yang disiapkan keesokan harinya),
dan memiliki alat dengan fungsi mensterilkan dan menyediakan bahan yang disterilkan
dengan permintaan selama setidaknya 72 jam. (Referensi: 20).
Peringkat keamanan untuk butir No. 105: Rendah = tidak ada; Rata-rata = Pasokan kurang
dari 72 jam pada kapasitas maksimum; Tinggi = Pasokan dijamin minimal selama 72 jam
dengan kapasitas maksimal rumah sakit.

106. Peralatan medis khusus yang digunakan dalam keadaan darurat dan bencana
Metode evaluasi yang disarankan: wawancara dan tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan) dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi keberadaan dan pemeliharaan peralatan medis dan
instrumen yang digunakan di rumah sakit secara khusus dalam keadaan darurat - seperti kit
intubasi endotrakeal, set drain dada, set bedah, kerah leher, papan belakang dan pengikat
pelvis, set infus / transfusi, kit obstetrik darurat, Nebulizer, masker oksigen dll. Evaluator
harus memverifikasi tingkat permintaan alat medis pada kapasitas maksimum rumah sakit,
dengan menggunakan jenis layanan yang diberikan dan kapasitas tambahan yang
diperlukan untuk merespons keadaan darurat dan bencana. Evaluator harus memeriksa
apakah ketersediaan instrumen akan memenuhi permintaan maksimum minimal selama 72
jam. (Referensi: 20).
Peringkat keamanan untuk butir No. 106: Rendah = tidak ada; Rata-rata = Pasokan kurang
dari 72 jam pada kapasitas maksimum; Tinggi = Pasokan dijamin minimal selama 72 jam
dengan kapasitas maksimal rumah sakit.

107. Pasokan gas medis


Metode evaluasi yang disarankan: wawancara dan tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan) dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi tingkat permintaan gas medis dengan kapasitas maksimum
rumah sakit, dengan mempertimbangkan jenis layanan yang diberikan oleh rumah sakit dan
kapasitas tambahan yang diperlukan untuk merespons keadaan darurat dan bencana.
Mereka juga harus memeriksa apakah ketersediaan gas medis akan mencakup permintaan
maksimum setidaknya 15 hari untuk memastikan bahwa rumah sakit dapat memberikan
layanan dalam keadaan darurat. Evaluator harus memeriksa kapasitas cadangan masing-
masing jenis gas medis yang digunakan di rumah sakit, dengan memperhitungkan bank
pasokan utama dan silinder atau botol di area layanan. Standar pasokan 15 hari digunakan
karena sejumlah besar gas medis diperlukan dan pengiriman gas-gas ini cenderung jarang
terjadi. Evaluator harus meverifikasi kebenaran dari adanya rincian kontak darurat terkini
(misalnya nomor telepon, alamat) pemasok gas medis. Hal ini juga penting untuk
mengkonfirmasi frekuensi pengiriman gas
Peringkat keamanan untuk butir No. 107: Rendah = Kurang dari 10 hari persediaan; Rata-
rata = Persediaan antara 10 dan 15 hari; Tinggi = Persediaan paling sedikit 15 hari.

108. Ventilator volume mekanis


Metode evaluasi yang disarankan: wawancara dan tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan) dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi bahwa persediaan jumlah, kondisi dan protokol untuk
penggunaan peralatan ini tersedia (biasanya dari Komite Darurat / Bencana Rumah Sakit).
Evaluator harus memverifikasi tingkat permintaan ventilator volume mekanik pada kapasitas
maksimum rumah sakit, dengan mempertimbangkan jenis layanan yang diberikan oleh
rumah sakit dan kapasitas tambahan yang diperlukan untuk menanggapi keadaan darurat
dan bencana. Evaluator harus memeriksa apakah ventilator yang tersedia akan memenuhi
permintaan maksimum ini setidaknya selama 72 jam untuk memastikan bahwa rumah sakit
dapat mempertahankan penyediaan layanan dalam keadaan darurat atau bencana.
Peringkat keamanan untuk butir No. 108: Rendah = tidak ada; Rata-rata = Pasokan kurang
dari 72 jam pada kapasitas maksimum; Tinggi = Pasokan dijamin minimal selama 72 jam
dengan kapasitas maksimal rumah sakit.

109. Peralatan medis elektro


Metode evaluasi yang disarankan: wawancara dan tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan) dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi bahwa persediaan jumlah, kondisi dan protokol untuk
penggunaan peralatan teknik medis atau medis elektro tersedia (biasanya dari Komite
Darurat / Bencana Rumah Sakit). Evaluator harus memverifikasi tingkat permintaan
peralatan medis elektro (misalnya elektrokardiograf portabel, monitor gas darah, peralatan
kauterisasi bedah, pompa jarum suntik, mesin ultrasound) dengan kapasitas maksimum
rumah sakit, dengan mempertimbangkan jenis layanan yang diberikan oleh rumah sakit dan
Kapasitas tambahan yang dibutuhkan untuk merespon keadaan darurat dan bencana.
Evaluator harus memeriksa apakah ketersediaan peralatan medis elektro akan memenuhi
permintaan maksimum ini setidaknya selama 72 jam untuk memastikan bahwa rumah sakit
dapat mempertahankan penyediaan layanan dalam keadaan darurat atau bencana.
Peringkat keamanan untuk butir No. 109: Rendah = tidak ada; Rata-rata = Pasokan kurang
dari 72 jam pada kapasitas maksimum; Tinggi = Pasokan dijamin minimal selama 72 jam
dengan kapasitas maksimal rumah sakit.

110. Perlengkapan pendukung kehidupan


Metode evaluasi yang disarankan: wawancara dan tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan) dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi bahwa persediaan jumlah, kondisi dan protokol untuk
penggunaan peralatan ini (misalnya defibrillator, ventilator) tersedia (biasanya dari Komite
Darurat / Bencana Rumah Sakit). Evaluator harus memverifikasi tingkat permintaan
peralatan pendukung kehidupan pada kapasitas maksimum rumah sakit, dengan
mempertimbangkan jenis layanan yang diberikan oleh rumah sakit dan kapasitas tambahan
yang diperlukan untuk menanggapi keadaan darurat dan bencana. Evaluator harus
memeriksa apakah ketersediaan peralatan pendukung kehidupan akan memenuhi
permintaan maksimum ini setidaknya selama 72 jam untuk memastikan bahwa rumah sakit
dapat mempertahankan penyediaan layanan dalam keadaan darurat atau bencana.
Peringkat keamanan untuk butir No. 110: Rendah = tidak ada; Rata-rata = Pasokan kurang
dari 72 jam pada kapasitas maksimum; Tinggi = Pasokan dijamin minimal selama 72 jam
dengan kapasitas maksimal rumah sakit.

111. Persediaan, peralatan atau troli untuk gagal jantung dan paru.
Metode evaluasi yang disarankan: wawancara dan tinjauan dokumentasi (rencana dan
catatan) dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi bahwa persediaan jumlah, kondisi dan protokol untuk
penggunaan peralatan dan persediaan untuk penanganan penangkapan kardiopulmoner
tersedia (biasanya dari Komite Darurat / Bencana Rumah Sakit). Evaluator harus
memverifikasi tingkat permintaan penangkapan kardiopulmoner pada kapasitas maksimum
rumah sakit, dengan mempertimbangkan jenis layanan yang diberikan oleh rumah sakit dan
kapasitas tambahan yang diperlukan untuk menanggapi keadaan darurat dan bencana.
Evaluator harus memastikan ketersediaan perlengkapan dan perlengkapan ini akan
mencakup kapasitas maksimum yang direncanakan ini setidaknya 72 jam untuk memastikan
bahwa rumah sakit dapat mempertahankan penyediaan layanan dalam keadaan darurat
atau bencana.
Peringkat keamanan untuk butir No. 111: Rendah = tidak ada; Rata-rata = Perlengkapan dan
perlengkapan untuk keadaan darurat kardiopulmoner (atau troli) dalam kondisi baik namun
kurang dari 72 jam pada kapasitas rumah sakit maksimum; Tinggi = Perlengkapan dan
perlengkapan untuk keadaan darurat kardiopulmoner (atau troli) terjamin dalam kondisi baik
dan persediaan yang memadai paling sedikit 72 jam pada kapasitas rumah sakit maksimum;
Modul 4: Penanganan darurat dan bencana

Modul ini mempertimbangkan tingkat kesiapan organisasi dan personil rumah sakit, dan
operasi penting untuk memberikan layanan pasien sebagai tanggapan terhadap keadaan
darurat atau bencana. Meskipun direkomendasikan agar semua rumah sakit memiliki program
manajemen risiko darurat dan bencana yang menangani pengelolaan risiko, bahaya dan
pengurangan kerentanan, kesiapsiagaan, respons dan pemulihan, fokus dari modul khusus dari
Indeks Keselamatan Rumah Sakit ini adalah kesiapan rumah sakit dalam menanggapi keadaan
darurat dan bencana. Program pengelolaan risiko darurat dan bencana rumah sakit harus
didukung oleh kebijakan atau arahan dari sektor kesehatan rumah sakit dan kesehatan yang
memberikan wewenang yang diperlukan bagi Komite Darurat/Bencana Rumah Sakit dan
kordinator manajemen darurat yang ditunjuk untuk merencanakan, mengkordinasikan dan
melaksanakan siap siaga darurat dan bencana di rumah sakit. Program pengelolaan risiko
darurat dan penanganan bencana juga harus dikaitkan dengan kebijakan dan program rumah
sakit lain yang relevan seperti manajemen risiko korporasi rumah sakit dan pengelolaan
kesinambungan bisnis rumah sakit.

Tujuan dari evaluasi di modul ini adalah untuk menentukan:


- Aspek organisasi, personil dan operasional rumah sakit yang harus dipertimbangkan untuk
penanganan darurat dan bencana;
- Rencana dan kapasitas yang tersedia sehingga rumah sakit siap menanggapi secara efektif
keadaan darurat dan bencana yang besar, dan untuk mengelola korban jiwa;
- Tanggapan, penilaian dan skor yang relevan untuk modul Indeks Keselamatan Rumah Sakit
ini.

Sebelum melakukan evaluasi, disarankan bagi rumah sakit untuk melakukan evaluasi diri
menggunakan Daftar Periksa Rumah Sakit Aman.

Modul ini memiliki 7 submodul, sebagai berikut:


4.1 Koordinasi kegiatan darurat dan penanganan bencana
4.2 Perencanaan tanggap darurat dan bencana di rumah sakit dan perencanaan pemulihan
4.3 Manajemen komunikasi dan informasi
4.4 Sumber daya manusia
4.5 Logistik dan keuangan
4.6 Layanan perawatan dan dukungan pasien
4.7 Evakuasi, dekontaminasi dan keamanan

Modul ini terdiri dari 40 butir, sebagai berikut:


112. Komite darurat / bencana rumah sakit
113. Tanggung jawab dan pelatihan anggota komite
114. Koordinator manajemen darurat dan manajemen
115. Program persiapan untuk penguatan tanggap darurat dan bencana serta pemulihan
116. Sistem manajemen insiden rumah sakit
117. Pusat Operasi Darurat (EOC)
118. Mekanisme koordinasi dan pengaturan kooperatif dengan badan penanganan
darurat/bencana setempat
119. Mekanisme koordinasi dan pengaturan kooperatif dengan jaringan layanan kesehatan
120. Rencana tanggap darurat atau bencana rumah sakit
121. Rencana spesifik keadaan bahaya rumah sakit
122. Prosedur untuk mengaktifkan dan menonaktifkan rencana
123. Latihan rencana, evaluasi dan tindakan perbaikan darurat
124. Rencana pemulihan rumah sakit
125. Komunikasi internal dan eksternal darurat
126. Direktori pemangku kepentingan eksternal
127. Prosedur untuk berkomunikasi dengan publik dan media
128. Pengelolaan informasi pasien
129. Daftar kontak staf
130. Ketersediaan staf
131. Mobilisasi dan perekrutan personil dalam keadaan darurat atau bencana
132. Tugas yang ditugaskan kepada personil untuk tanggap darurat dan tanggap bencana
serta pemulihan
133. Kesejahteraan personil rumah sakit selama keadaan darurat atau bencana
134. Kesepakatan dengan pemasok dan vendor lokal dalam keadaan darurat dan bencana
135. Transportasi dalam keadaan darurat
136. Makanan dan air minum dalam keadaan darurat
137. Sumber keuangan untuk keadaan darurat dan bencana
138. Kontinuitas pelayanan darurat dan perawatan kritis
139. Kontinuitas layanan klinis esensial
140. Perluasan ruang yang dapat digunakan untuk insiden korban massal
141. Triase untuk bencana darurat besar
142. Label triase dan persediaan logistik lainnya untuk insiden korban massal
143. Sistem rujukan, pengalihan dan penerimaan pasien
144. Prosedur pengawasan, pencegahan dan pengendalian infeksi
145. Layanan psikososial
146. Prosedur post-mortem dalam insiden fasilitas massal
147. Rencana evakuasi
148. Dekontaminasi bahaya kimia dan radiologi
149. Peralatan perlindungan pribadi dan isolasi penyakit menular dan epidemi
150. Prosedur keamanan darurat
151. Sistem komputer keamanan jaringan

Evaluator harus mengacu pada Modul 1 untuk penilaian bahaya atau kejadian dimana
rumah sakit harus dipersiapkan untuk memberikan tanggap darurat atau tanggap bencana.
Perhatikan bahwa rentang kejadian mungkin melampaui bahaya yang secara langsung dapat
mempengaruhi keamanan rumah sakit. Misalnya, rumah sakit mungkin perlu dipersiapkan untuk
menerima dan mengobati pasien banjir saat rumah sakit tidak terkena atau rusak akibat banjir
itu sendiri. Rumah sakit juga harus siap untuk menanggapi bahaya internal, seperti kebakaran di
rumah sakit, kegagalan sistem penting (misalnya air, listrik) dan ancaman keamanan yang dapat
mempengaruhi keamanan bangunan, pasien, pengunjung dan staf, dan fungsi dari rumah sakit.
Evaluator harus menggunakan pengetahuan dan keahlian mereka untuk menilai kesiapan
rumah sakit dalam menanggapi keadaan darurat dan bencana.
Disarankan agar evaluator harus selalu mengacu pada standar dan kode nasional dan
lokal yang berlaku terkait dengan manajemen darurat dan bencana rumah sakit saat
mengevaluasi fasilitas. Referensi lebih lanjut untuk Modul 4 tercantum di bagian akhir modul ini.
Bila sesuai, butir-butir sudah termasuk panduan mengenai metode evaluasi yang
direkomendasikan - wawancara, observasi, tinjauan dokumentasi, dan inspeksi.

4.1 Koordinasi kegiatan darurat dan penanganan bencana


Submodul 4.1 terdiri dari 8 butir (112-119).
Submodul 4.1 menilai organisasi rumah sakit dan kapasitas personil rumah sakit utama
yang diperlukan untuk koordinasi yang efektif dalam penanganan darurat dan manajemen
darurat rumah sakit, dengan fokus pada kesiapan dan tanggapan yang akan diberikan.
Komite Darurat / Bencana Rumah Sakit, yang bisa juga dikenal sebagai Komite
Manajemen Darurat / Bencana Rumah Sakit atau Komite Manajemen Risiko Darurat / Bencana,
harus didirikan sebagai entitas multi departemen dan multi disipliner. Komite ini memiliki peran
kepemimpinan dan koordinasi organisasi secara keseluruhan mengenai fungsi darurat dan
manajemen bencana di rumah sakit, juga manajemen kesehatan, manajemen darurat dan
pelakon lainnya di tingkat lokal dan nasional. Komite Darurat / Bencana Rumah Sakit
mendefinisikan tingkat kewenangan, peran dan tanggung jawab di dalam rumah sakit sehingga
kegiatan dan layanan yang diberikan sesuai dengan tujuan dan peran keseluruhan rumah sakit
dalam sistem perawatan kesehatan dan dalam pengaturan darurat dan penanganan bencana
lokal atau nasional. Keanggotaan komite diambil dari berbagai departemen rumah sakit dan
bertujuan untuk berkolaborasi dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas komunikasi di
seluruh rumah sakit sebelum, selama dan setelah keadaan darurat dan bencana. Meskipun
bukan fokus dari penilaian ini, Komite Darurat / Bencana Rumah Sakit juga dapat memiliki
tanggung jawab untuk melakukan penilaian risiko (termasuk penilaian keselamatan),
memberikan pengawasan atas tindakan yang diberikan untuk mengurangi bahaya dan
kerentanan, dan memperbaiki keseluruhan keselamatan dan keamanan dari fasilitas kesehatan.
Komite mungkin memiliki tanggung jawab untuk menetapkan, dan memberikan arahan kepada
anggota staf untuk melaksanakan tanggung jawab sehari-hari, mengkoordinasikan kegiatan
darurat dan manajemen bencana, terutama untuk memperkuat kesiapan rumah sakit.

112. Komite darurat / bencana rumah sakit


Metode evaluasi yang disarankan: wawancara dan tinjauan dokumentasi (termasuk
daftar istilah).
Evaluator harus memverifikasi bahwa sebuah komite telah dibentuk secara formal (dengan
arahan kebijakan) untuk mengkordinasikan tanggap darurat rumah sakit dan operasi
pemulihan. Tanggung jawab juga mencakup koordinasi terkait langkah-langkah kesiapan
untuk mengembangkan kesiapan rumah sakit dalam menanggapi bencana dan pemulihan.
Evaluator harus memverifikasi bahwa posisi Komite Darurat / Bencana Rumah Sakit
diduduki oleh personil senior dari berbagai departemen / disiplin ilmu yang berbeda dan
penting (misalnya direktur rumah sakit, direktur administrasi, kepala keperawatan, direktur
medis, kepala bedah, kepala laboratorium, kepala pemeliharaan, kepala keadaan darurat,
kepala transportasi, kepala keamanan dan kepala layanan pendukung). Kepemimpinan dan
komitmen para eksekutif senior adalah memberikan dukungan penting untuk manajemen
darurat dan bencana, termasuk untuk kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan.
Evaluator harus mendapatkan salinan dari komite dan memastikan bahwa daftar anggota
sesuai dengan personil saat ini. Evaluator harus menentukan apakah komite berfungsi
secara efektif dengan mengadakan pertemuan secara teratur dan mengambil tindakan untuk
memenuhi tanggung jawabnya melalui kepemimpinan dan koordinasi yang efektif.
Peringkat keamanan untuk butir No. 112: Rendah = Komite tidak ada, atau diwakili oleh 1-3
departemen atau disiplin; Rata-rata = Komite ada dengan diwakili oleh 4-5 departemen atau
disiplin, namun tidak memenuhi fungsi secara efektif; Tinggi = Komite ada dengan diwakili
oleh 6 atau lebih departemen atau disiplin dan memenuhi fungsinya secara efektif.

113. Tanggung jawab dan pelatihan anggota komite


Metode evaluasi yang disarankan: wawancara dan tinjauan dokumentasi.
Evaluator harus menentukan apakah anggota komite memenuhi tanggung jawab kolektif dan
individual mereka terkait penanganan darurat dan bencana (yaitu dalam kesiapan,
tanggapan dan operasi pemulihan). Anggota harus mengikuti pelatihan internal atau
eksternal yang memungkinkan mereka memahami peran komite sehubungan dengan
penanganan darurat dan bencana di rumah sakit dan peran masing-masing. Evaluator harus
mencari bukti partisipasi aktif anggota dalam rapat koordinasi, penilaian kolektif,
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan dalam kesiapsiagaan, tindakan dan pemulihan.
Peringkat keamanan untuk butir No. 113: Rendah = Komite tidak ada atau anggota tidak
terlatih dan tidak melaksanakan tanggung jawab; Rata-rata = Anggota telah menerima
pelatihan dan telah ditugaskan secara resmi; Tinggi = Semua anggota dilatih dan secara
aktif memenuhi peran dan tanggung jawab mereka.

114. Koordinator manajemen darurat dan manajemen


Metode evaluasi yang disarankan: wawancara dan tinjauan dokumentasi (termasuk
daftar istilah).
Evaluator harus memverifikasi apakah anggota staf telah ditunjuk sebagai kordinator
manajemen darurat / bencana rumah sakit, dan berapa banyak waktu yang didedikasikan
orang yang ditujuk tersebut untuk manajemen darurat dan penanggulangan bencana.
Evaluator harus memeriksa apakah manajemen darurat dan penanggulangan bencana
adalah tanggung jawab utama dari seseorang. Jika tanggung jawab ini diberikan kepada
anggota staf tapi bukan merupakan tugas utamanya, ada risiko bahwa tanggung jawab
manajemen darurat (misalnya berkaitan dengan kesiapsiagaan, tanggpan dan pemulihan)
tidak akan memiliki cukup waktu atau sumber daya keuangan dan sumber daya manusia
yang memungkinkan untuk diimplementasikan
Peringkat keamanan untuk butir No. 114: Rendah = Tidak ada anggota staf yang diberi
tanggung jawab sebagai koordinator manajemen darurat / bencana; Rata-rata = Tugas
koordinasi manajemen darurat / bencana ditugaskan kepada anggota staf, namun bukan
tugas utamanya; Tinggi = Seorang anggota staf diberi tanggung jawab koordinasi
penanganan darurat dan manajemen bencana sebagai tugas utamanya, dan memenuhi
peran pelaksanaan program kesiapsiagaan rumah sakit.

115. Program persiapan untuk penguatan tanggap darurat dan bencana serta pemulihan
Metode evaluasi yang disarankan: wawancara dan tinjauan dokumentasi (termasuk
rencana tindakan dan laporan tindakan).
Evaluator harus memverifikasi bahwa Komite Darurat / Bencana Rumah Sakit memiliki
rencana program atau tindakan untuk memperkuat kesiapan rumah sakit dan dapat
memberikan tanggapan dan melakukan pemulihan terhadap keadaan darurat dan bencana.
Kegiatan kesiapan harus didukung oleh anggaran dan dimasukkan sebagai bagian dari
program kerja tahunan rumah sakit. Evaluator harus menentukan apakah kegiatan kesiapan
dilaksanakan sesuai dengan program atau rencana tindakan. Tindakan untuk memperkuat
kesiapsiagaan dapat disertakan bersamaan dengan langkah-langkah untuk mengatasi
penilaian risiko fasilitas, pencegahan bahaya dan pengurangan kerentanan sebagai bagian
dari keseluruhan program risiko.
Peringkat keamanan untuk butir No. 115: Rendah = Tidak ada program untuk memperkuat
kesiapan, tanggapan dan pemulihan atau, jika ada, tidak ada kegiatan persiapan yang
dilaksanakan; Rata-rata = Ada program untuk memperkuat kesiapan, tanggpan dan
pemulihan dan beberapa kegiatan dilaksanakan; Tinggi = Program untuk memperkuat
kesiapan, tanggapan dan pemulihan dilaksanakan sepenuhnya di bawah kepemimpinan
Komite Darurat / Bencana Rumah Sakit.

116. Sistem manajemen insiden rumah sakit


Metode evaluasi yang disarankan: wawancara dan tinjauan dokumentasi (termasuk
rencana dan laporan).
Evaluator harus memverifikasi apakah ada pengaturan manajemen insiden untuk komando,
kontrol dan koordinasi di berbagai departemen rumah sakit dalam tanggap darurat dan
bencana di rumah sakit. Ini juga mencakup koordinasi dengan lembaga eksternal untuk
mendukung tanggap darurat lokal dari rumah sakit. Evaluator harus mempertimbangkan
ketersediaan struktur manajemen insiden rumah sakit dengan identifikasi personil kunci dan
lembar tindakan kerja (JAS) yang sesuai, staf koordinasi terlatih dengan baik, rencana
aktivasi, pengembangan rencana tindakan insiden, kumpulan badan intelijen, pemantauan
tindakan, briefing / pembekalan dan demobilisasi. Prosedur seharusnya telah diuji sebagai
bagian dari latihan skala penuh atau secara terpisah sebagai latihan fungsional pos
komando yang dilaksanakan setidaknya setiap tahun.
Peringkat keamanan untuk butir No. 116: Rendah = Tidak ada pengaturan untuk manajemen
insiden rumah sakit yang ada; Rata-rata = Staf ditugaskan ke posisi manajemen insiden
utama di rumah sakit namun tanpa prosedur tertulis untuk mengoperasionalkan fungsinya;
Tinggi = Ada prosedur pengelolaan insiden di rumah sakit dan sepenuhnya beroperasi
dengan personil terlatih yang mengambil peran dan tanggung jawab koordinasi.

117. Pusat Operasi Darurat (EOC)


Metode evaluasi yang disarankan: wawancara dan tinjauan dokumentasi (rencana dan
laporan) dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi bahwa EOC telah ditunjuk di lokasi yang aman. EOC
seharusnya sudah dilengkapi atau harus ada pengaturan untuk secara cepat melengkapi
ruang pertemuan yang telah diubah untuk pengaturan dan operasi sesegera mungkin.
Evaluator harus menentukan bahwa peralatan dan perlengkapan minimum tersedia untuk
menyiapkan komunikasi EOC, manajemen informasi (dokumentasi, papan pemantauan /
monitor), identifikasi, keamanan, dan kesejahteraan staf EOC. EOC harus didukung oleh
sistem manajemen informasi yang mendukung operasi darurat dan dapat menghubungkan
ke data dari sistem manajemen informasi rumah sakit. Harus ada prosedur untuk
menyiapkan dan mengelola EOC, termasuk menunjuk orang yang bertanggung jawab untuk
mengatur dan memastikan kelancaran aspek logistik pusat. Harus ada alternatif EOC
dengan karakteristik yang sama.
Peringkat keamanan untuk butir No. 117: Rendah = EOC tidak ditunjuk atau berada dalam
lokasi yang tidak aman; Rata-rata = EOC yang ditunjuk berada di lokasi yang aman dan
mudah diakses, namun hanya memiliki kapasitas operasional yang terbatas dalam keadaan
darurat; Tinggi = EOC berada di lokasi yang aman dan mudah diakses dengan kapasitas
operasional yang segera.

118. Mekanisme koordinasi dan pengaturan kooperatif dengan badan penanganan


darurat / bencana setempat
Metode evaluasi yang disarankan: wawancara dan tinjauan dokumentasi (termasuk
penyusunan dan laporan).
Evaluator harus memverifikasi bahwa mekanisme koordinasi formal dan pengaturan
kooperatif ada antara pihak rumah sakit dan lembaga manajemen darurat / penanganan
bencana setempat (misalnya komite koordinasi manajemen darurat setempat, layanan
darurat, perlindungan warga, kebakaran, polisi) untuk mendukung fungsi rumah sakit pada
saat keadaan darurat atau bencana. Pengaturannya bisa termasuk bantuan untuk
mengalihkan pasien keluar dan pengalihan pasien masuk lainnya, pengalihan lalu lintas,
keamanan, komunikasi, logistik, dekontaminasi, pemadaman kebakaran, dll. Pengaturan ini
seharusnya diuji secara rutin (setidaknya setiap tahun).
Peringkat keamanan untuk butir No. 118: Rendah = Tidak ada pengaturan; Rata-rata =
Pengaturan ada tapi tidak beroperasi penuh; Tinggi = Pengaturan ada dan beroperasi penuh.

119. Mekanisme koordinasi dan pengaturan kooperatif dengan jaringan layanan


kesehatan
Metode evaluasi yang disarankan: wawancara dan tinjauan dokumentasi (termasuk
penyusunan dan laporan).
Evaluator harus memverifikasi bahwa mekanisme koordinasi formal dan pengaturan
kooperatif ada antara pihak rumah sakit dan otoritas kesehatan, rumah sakit pemerintah,
umum, swasta dan lainnya (terutama rumah sakit yang berdekatan), praktisi dan kelompok
sukarelawan untuk memastikan penyediaan layanan kesehatan esensial di masyarakat
selama keadaan darurat atau bencana. Seharusnya diuji secara rutin.
Peringkat keamanan untuk butir No. 119: Rendah = Tidak ada pengaturan; Rata-rata =
Pengaturan ada tapi tidak beroperasi penuh; Tinggi = Pengaturan ada dan beroperasi penuh.

4.2 Perencanaan tanggap darurat dan bencana di rumah sakit dan perencanaan
pemulihan
Submodul 4.2 terdiri dari 5 butir (120-124).
Submodul ini mengevaluasi perencanaan operasional rumah sakit untuk kejadian darurat
dan bencana internal dan eksternal. Tujuan perencanaan darurat dan bencana adalah untuk
mengidentifikasi tindakan yang harus dipraktekkan sebelum, selama dan setelah keadaan
darurat atau bencana sehingga rumah sakit siap untuk menanggapi dan layanan rumah sakit
penting terus berfungsi. Rencana dan prosedur rumah sakit untuk tanggap darurat atau
bencana harus didokumentasikan dan dirinci dalam rencana tanggap darurat rumah sakit atau
bencana yang ada yang:
- Mengintegrasikan rencana tanggap darurat rumah sakit dengan rencana tanggap darurat
masyarakat atau lokal, dan dengan rencana kesehatan di tingkat lain;
- Menyediakan kerjasama dengan layanan dan institusi lainnya;
- Mencakup rujukan dan rujukan balik pasien (ke dan dari fasilitas lainnya);
- Mempertimbangkan dukungan teknis dan logistik, sesuai dengan jenis organisasi dan
kompleksitas fasilitas.
Evaluator harus memastikan bahwa respon dan perencanaan pemulihan di rumah sakit
akan memungkinkan rumah sakit melakukan tindakan berikut:
- Sebelum: Mengantisipasi kejadian yang diperkirakan akan mempengaruhi rumah sakit dan
operasinya, dan mungkin memerlukan penanganan darurat atau bencana.
- Selama: Mengaktifkan dan menerapkan rencana dan prosedur tanggapan, termasuk
rencana pengelolaan insiden rumah sakit.
- Setelah: Kembali ke kegiatan dan operasi normal di rumah sakit. Evaluasi keefektifan
tindakan kesiapan dan tanggapan yang dilakukan, seperti dengan tinjauan pasca tindakan
(AAR), yang mengarah pada perencanaan tindakan perbaikan. Rencana dan prosedur untuk
melanjutkan fungsi normal dan memperbaiki kerusakan harus ditangani dalam rencana
pemulihan yang mungkin terpisah atau mungkin merupakan bagian dari rencana tanggapan.

120. Rencana tanggap darurat atau bencana rumah sakit


Metode evaluasi yang disarankan: wawancara dan tinjauan dokumentasi (rencana).
Evaluator harus memverifikasi bahwa rumah sakit memiliki rencana tindak tanggap darurat
atau tanggap bencana yang terdokumentasi, rutin dan diperbarui syang mendefinisikan
tindakan yang harus diambil sebagai langkai antisipasi, selama dan setelah setiap jenis
keadaan darurat atau bencana yang ditanggung oleh rumah sakit. Evaluator harus meninjau
ulang rencana tersebut dan memastikan apakah rumah sakit memiliki sumber daya yang
diperlukan untuk menerapkannya.
Evaluator harus memeriksa isi rencana tindak tanggap darurat. Paling tidak, isi dari semua
rencana bahaya mencakup bagian-bagian mengenai sistem manajemen insiden, koordinasi,
logistik, peran dan tanggung jawab staf kunci dan departemen, sumber daya manusia dan
keuangan, penerimaan pasien dan manajemen, termasuk triase dan dekontaminasi,
komunikasi, kesejahteraan dan keamanan staf seminimal mungkin.
Rencana tanggapan dan pemulihan juga harus ditinjau ulang setelah latihan (lihat butir 123)
dan setelah kejadian besar. Evaluator harus memverifikasi apakah AAR dilakukan setelah
kejadian besar yang mempengaruhi rumah sakit, termasuk identifikasi pelajaran yang didapt
untuk merencanakan tindakan perbaikan. Ini harus menjadi bagian utama dari rencana
tindakan dan harus dimasukkan sebagai salah satu tugas utama dari Komite Darurat /
Bencana Rumah Sakit dan staf yang mengkoordinasikan kegiatan penanganan darurat di
rumah sakit. Dapat berupa pembekalan personil rumah sakit yang terlibat dalam tindak
tanggap kejadian. Hasilnya disusun dan dipresentasikan kepada komite untuk tindakan lebih
lanjut, termasuk perbaikan dan pembaharuan rencana.
Peringkat keamanan untuk butir No. 120: Rendah = Rencana tidak didokumentasikan; Rata-
rata = Rencana terdokumentasi, namun tidak mudah diakses, tidak terkini (lebih dari 12
bulan sejak pengkinian terakhir); Tinggi = Rencana terdoumentasi, mudah diakses, ditinjau /
diperbarui setidaknya setiap tahun, dan sumber daya tersedia untuk melaksanakan rencana
tersebut.

121. Rencana spesifik keadaan bahaya rumah sakit


Metode evaluasi yang disarankan: wawancara dan tinjauan dokumentasi (rencana).
Evaluator harus mengacu pada Modul 1 untuk penilaian bahaya yang dapat mempengaruhi
rumah sakit. Evaluator harus memverifikasi bahwa rencana tanggapan bahaya spesifik
(kadang-kadang disebut rencana kontingensi) ditetapkan untuk skenario darurat eksternal
dan internal yang paling mungkin terjadi (misalnya terkait dengan bahaya geologi, hidro
meteorologi, biologi, teknologi dan sosial). Evaluator harus meninjau rencana bahaya
spesifik (misalnya banjir, kebakaran bangunan, epidemi, kecelakaan pesawat terbang,
insiden teroris) dan konfirmasikan apakah rumah sakit memiliki sumber daya yang
diperlukan untuk melaksanakan rencana tersebut. Bila rencana tanggap darurat rumah sakit
(lihat butir 120) telah memenuhi semua persyaratan untuk menanggapi bahaya tertentu,
maka rumah sakit harus diberi nilai "tinggi" untuk butir 121.
Peringkat keamanan untuk butir No. 121: Rendah = Rencana tanggapan bahaya spesifik
tidak didokumentasikan; Rata-rata = Rencana terdokumentasi tapi tidak mudah diakses,
tidak terkini (lebih dari 12 bulan sejak ditinjau / pengkinian terakhir); Tinggi = Rencana
terdokumentasi, ditinjau / diperbaharui setidaknya setiap tahun, dan sumber daya tersedia
untuk melaksanakan rencana tersebut.

122. Prosedur untuk mengaktifkan dan menonaktifkan rencana


Metode evaluasi yang disarankan: wawancara dan tinjauan dokumentasi (termasuk
prosedur).
Evaluator harus memverifikasi bahwa ada prosedur terkati bagaimana, kapan dan oleh siapa
rencana tanggap darurat, rencana spesifik dan rencana kontinjensi diaktifkan dan
dinonaktifkan, termasuk mekanisme pemicu dan peringatan dini. Secara khusus, evaluator
harus menentukan:
- Jenis sinyal yang digunakan dan kriteria untuk mengaktifkan rencana untuk kejadian
internal atau eksternal;
- Siapa yang memiliki tanggung jawab untuk mengaktifkan dan menonaktifkan rencana
tanggap darurat atau tanggap darurat di rumah sakit;
- Apakah staf rumah sakit telah terlatih untuk prosedur aktivasi;
- Seberapa sering prosedur aktivasi diuji;
- Prosedur aktivasi di luar jam kantor, di akhir pekan dan saat liburan.
Aktivasi dapat dipicu atau diminta oleh pihak berwenang, organisasi pertahanan sipil, dinas
darurat, agen keselamatan publik, lembaga pusat yang bertanggung jawab atas keadaan
darurat kesehatan / medis, atau entitas luar lainnya. Entitas yang meminta hal ini dapat
memberikan informasi tentang korban yang mungkin diharapkan rumah sakit - seperti jenis
kejadian, jumlah korban, sifat luka atau efek kesehatan lainnya, perkiraan waktu kedatangan
di rumah sakit, dll.
Peringkat keamanan untuk butir No. 122: Rendah = Prosedur tidak ada atau hanya ada
sebagai dokumen; Rata-rata = Prosedur ada, personil telah dilatih, namun prosedurnya tidak
diperbarui atau diuji setiap tahun; Tinggi = Terdapat prosedur yang terkini, personil telah
dilatih, dan prosedur diuji setidaknya setiap tahunnya.

123. Latihan rencana, evaluasi dan tindakan perbaikan darurat


Metode evaluasi yang disarankan: wawancara dan tinjauan dokumentasi (termasuk
rencana latihan dan laporan).
Evaluator harus memverifikasi bahwa rencana tanggap darurat / bencana (termasuk
rencana bahaya spesifik) diuji secara teratur melalui simulasi dan latihan dan dievaluasi
dan diubah sesuai kebutuhan. Latihan rencana tanggap darurat / bencana rumah sakit
harus diadakan setidaknya setiap tahun. Latihan rencana bahaya spesifik harus
dimasukan ke dalam program latihan tahunan.
Evaluator harus menentukan proses pengelolaan tindak lanjut - termasuk pengembangan,
pelaksanaan dan evaluasi. Prosesnya seharusnya mencakup cara untuk mengidentifikasi
tindakan perbaikan, seperti latihan setelah peninjauan kembali, dan untuk mengatasi
kesenjangan yang dicatat dalam latihan ini, termasuk ukuran kesiapsiagaan dan
kebutuhan pelatihan tambahan, dan revisi rencana tanggap darurat.
Peringkat keamanan untuk butir No. 123: Rendah = Rencana tanggapan dan rencana
lainnya belum diuji; Rata-rata = Rencana tanggapan atau rencana lainnya diuji, namun
tidak diuji setidaknya setiap tahun; Tinggi = Rencana tanggapan atau rencana lainnya
diuji setidaknya setiap tahun dan diperbarui sesuai hasil latihan

124. Rencana pemulihan rumah sakit


Metode evaluasi yang disarankan: wawancara dan tinjauan dokumentasi (rencana).
Evaluator harus memverifikasi bahwa rumah sakit memiliki dokumen yang terdokumentasi,
ditinjau rutin dan memperbarui semua rencana pemulihan kesehatan bahaya yang
mendefinisikan tindakan yang harus diambil untuk memulihkan fungsi normal rumah sakit
setelah keadaan darurat atau bencana. Dalam beberapa rencana tanggapan, unsur
pemulihan dapat disertakan. Rencana pemulihan harus menyediakan kesinambungan
pemulihan dan rehabilitasi layanan pasien. Kebutuhan pemulihan personil, penambahan
persediaan dan penggantian peralatan, dan prosedur untuk menentukan prioritas penilaian
dan rehabilitasi unsur struktural dan nonstruktural rumah sakit yang mungkin telah rusak.
Rencana pemulihan, serta rencana tanggapan, juga harus dikaitkan dengan rencana
kesinambungan bisnis untuk rumah sakit.
Peringkat keamanan untuk butir No. 124: Rendah = Rencana pemulihan tidak
didokumentasikan; Rata-rata = Rencana terdokumentasi tapi tidak mudah diakses, tidak
terkini (lebih dari 12 bulan sejak ditinjau / pengkinian terakhir); Tinggi = Rencana
terdokumentasi, mudah diakses, dan ditinjau / diperbarui setidaknya setiap tahunnya.

4.3Manajemen komunikasi dan informasi


Submodule 4.3 terdiri dari 4 item (125-128).

125. Komunikasi internal dan eksternal dalama keadaan darurat


Rekomendasi metode evaluasi: wawancara, pengamatan, tinjauan dokumentasi
(rencana dan catatan) dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi bahwapanel rumah sakit (pusat layanan bertanggung jawab
untuk panggilanrouting) memiliki sistem komunikasi internal dan eksternal yang fungsional
(misalnya paging, layanan telepon) dan bahwa panel operator memahami kode darurat dan
bagaimana penggunaannya. Evaluator juga harus mempertimbangkan langkah cadangan,
seperti pengiriman pesan, apabila sistem utama tidak dapat digunakan. Peralatan dan
prosedur juga harus diuji secara berkala (setidaknya setiap tahun).
Tingkat keamanan untuk item No. 125: Rendah: Sistem pusat komunikasi internal dan
eksternal berfungsi secara tidak konsisten atau tidak sempurna; operator tidak terlatih dalam
komunikasi darurat; Sedang = Sistem bekerja dengan tepat, operator telah mendapatkan
pelatihan dalam komunikasi darurat, tetapi tes tidak dilakukan minimal setahun sekali; Tinggi
= Sistemberfungsi sepenuhnya dan seluruh operator terlatih dalam darurat, dan tes
dilakukan minimal setahun sekali.

126. Direktori stakeholdereksternal


Rekomendasi metode evaluasi: wawancara, tinjauan dokumentasi dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi bahwa direktori telah diperbarui dengan informasi kontak
terbaru daristakeholder eksternal dan layanan pendukung kondisidarurat tersedia bagi
Komite Darurat/Bencana Rumah Sakit, staf EOC, staf darurat dan administrasi rumah sakit
lainnya, termasuk panel operator.Seorang staf yang ditunjuk harus bertanggung jawab untuk
untuk menjaga dan secara teratur memperbarui direktori. Evaluator harus memeriksa secara
acak perangkat nomor telepon, berfokus pada stakeholdereksternal.
Tingkat keamanan untuk item No.126: Rendah =Tidak ada; Sedang = Direktori ada tapi tidak
diperbarui dengan data terbaru(lebih dari 3 bulan sejak diperbarui); Tinggi = Direktori
tersedia, telah diperbarui dan dipegang oleh staf tanggap darurat.

127. Prosedur untuk berkomunikasi dengan publik dan media


Rekomendasi metode evaluasi: wawancara dan tinjauan dokumentasi (termasuk
prosedur dan laporan).
Evaluator harus memverifikasi bahwa prosedur untuk berkomunikasi dengan publik dan
media dalam keadaan darurat atau bencana, dan bahwa telah ada juru bicara yang ditunjuk.
Evaluator harus menentukan jika juru bicara tersebut telah menerima pelatihan khusus
media dan latihan telah dilakukan untuk menguji keterampilannya.
Tingkat keamanan untuk item No.127:Rendah = Tidak terdapat prosedur, juru bicara tidak
ada; Sedang = Terdapat prosedur dan juru bicara telah dilatih; Tinggi = Terdapat prosedur,
juru bicara telah dilatih dan prosedur telah diuji setidaknya setiap tahun.

128. Pengelolaan informasi pasien


Rekomendasi metode evaluasi: wawancara dan tinjauan dokumentasi (termasuk
prosedur dan laporan).
Evaluator harus memeriksa bagaimana rumah sakit dan rencana menghadapi penyimpanan
dan gerakan medis serta catatan pasien kritis dan harus memverifikasi prosedur yang
diterapkan untuk menjamin kelangsungan pencatatan medis, tepat waktu sampai ke data
pasien, dan penyimpanan yang aman untuk menjaga kerahasiaan informasi. Perhatian
khusus harus ditujukan untuk keamanan data elektronik dari akses yang tidak sah. Catatan
medis biasanya memiliki status hukum dan dapat digunakan dalam perkara hukum.
Prosedur cadangan sistem elektronik harus ada jika terjadi kondisi darurat dan bencana.
Tingkat keamanan untuk item No.128: Rendah = Prosedur untuk situasi darurat tidak ada;
Sedang = Prosedur untuk situasi darurat ada dan personil telah dilatih tetapi tidak ada
sumber daya yang tersedia; Tinggi = Prosedur untuk situasi daruratada, personil telah dilatih
dan sumber daya tersedia untuk digunakan.

4.4 Sumber daya manusia


Submodule 4.4 terdiri dari 5 item (129-133).

129. Daftar kontakstaf


Rekomendasi metode evaluasi: wawancara, tinjauan dokumentasi dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi bahwa daftar kontak telah diperbarui sesuai dengan
datasemua personil rumah sakit dan dapat diakses oleh staf administratorEOC dan staf
rumah sakit. Evaluator harus memeriksa seperangkat nomor teleponsecara acak untuk
mengecek akurasi daftarnya.
Tingkat keamanan untuk item No. 129: Rendah =Daftar kontak tidak ada; Sedang = Daftar
ada, tetapi tidak diperbarui sesuai data terkini (lebih dari 3 bulan sejak diperbarui); Tinggi =
Daftar tersedia dan telah diperbarui sesuai data terbaru.

130. Ketersediaan staf


Rekomendasi metode evaluasi: wawancara, tinjauan dokumentasi dan inspeksi.
Level aktual staf rumah sakit selama fungsi normal dapat lebih rendah daripada tingkat staf
yang direncanakan dikarenakan oleh berbagai alasan - termasuk kekurangandana,
keamanan, ketidakhadiranstaf, dan lain-lain. Ketersediaan staf memiliki efek signifikan pada
kapasitas rumah sakit untuk memberikan layanan dalam menanggapi kondisi darurat atau
bencana.
Evaluator harus menentukan ketersediaan tenaga kerja saat ini yang dibandingkan dengan
persyaratan layanan pengiriman ke semua departemen utama (misalnya obat darurat, bedah,
penyakit, ortopedi, layanan pendukung, keamanan) dalam kondisi normal (tidak darurat).
Sebagai contoh, jika sebuah departemen harus memiliki tingkat kepegawaian 10 staf dan
hanya 4 staf tersedia, ketersediaan staf adalah 40%.
Tingkat keamanan untuk item No.130:Rendah = Kurang dari 50% staf tersedia untuk
menjalankan tugas masing-masing departemen; Sedang= 50-80% dari staf tersedia; Tinggi =
80-100% dari staf tersedia.

131. Mobilisasi dan perekrutan personil selama kondisi darurat atau bencana
Rekomendasi metode evaluasi: wawancara dantinjauan dokumentasi (termasuk
prosedur).
Evaluator harus memverifikasi prosedur yang diterapkan untuk mobilisasi staf yang sedang
bertugas maupuntidak sedang bertugas serta perekrutan dan pelatihan personil yang
dipekerjakan dan relawan untuk memenuhi permintaan klinis yang tinggi dan pelayanan
dukungan (misalnya departemen darurat, operasi, unit perawatan intensif, keamanan,
dukungan manajerial dan administratif). Evaluator harus memverifikasi jika daftar staf darurat
ada dan diperbarui terus. Sehingga dapat cepat melihat staf yang bertugas pada saat itu
agardapatmenanggani keadaan darurat dan bencana secepatnya, dan staf lainnya yang
dimobilisasi sesuai dengan kondisi yang ada. Strategi untukstaf agar bekerja di malam hari,
akhir pekan dan hari libur, serta insentif yang diperlukan (misalnya upah lembur), harus
dipertimbangkan.
Tingkat keamanan untuk item No.131: Rendah = Tidak terdapat prosedur atau hanya ada
dalam bentuk dokumen; Sedang = Terdapat prosedur dan personil telah dilatih, tetapi
sumber daya manusia untuk keadaan darurat tidak tersedia; Tinggi = Terdapat prosedur,
personil telah dilatih dan sumber daya manusia tersedia untuk memenuhi kebutuhan dalam
keadaan darurat.

132. Tugas-tugas yang diberikan kepada personil untuk mengatasi keadaan darurat atau
bencana
Rekomendasi metode evaluasi: wawancara dan tinjauan dokumentasi (termasuk
prosedur).
Rencana menanggani kondisi darurat/bencana berisi petunjuk khusus denganmembagi
tugas kepada staf yang ada dan personil eksternal ke rumah sakit yang bekerja selama
keadaan darurat. Evaluator harus memverifikasi bahwa semua staf telah, atau akan
menerima, petunjuk tertulis (misalnya kartu tindakan, lembar tindakan pekerjaan) dan
pelatihan dan/atau latihan sesuai tugas yang dilakukan selama kondisi darurat.
Dikarenakan oleh pergantian staf di rumah sakit terjadi dengan cepat, rencana pelatihan
menghadapi kondisi darurat/bencana juga harus dilakukanrumah sakit secara terus-menerus.
Pelatihan staf untuk keadaan darurat dan bencana juga harus menjadi bagian rutin dari
orientasi untuk staf baru.
Tingkat keamanan untuk item No.132: Rendah = Tidak terdapat pembagian tugas dalam
kondisi darurat atau tidak didokumentasikan; Sedang = Tugas diidentifikasi, beberapa (tetapi
tidak semua) personil menerima tugas atau pelatihansecara tertulis; Tinggi = Terdapat tugas
yang diberikan secara tertulis, dan pelatihan dilakukan untuk semua personil setidaknya
setiap tahun.

133. Kesejahteraan personil rumah sakit selama kondisi darurat atau bencana
Rekomendasi metode evaluasi: wawancara, tinjauan dokumentasidan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi jika telah terdapat ruang yang telah ditetapkan dan ruang
tersedia sehingga staf rumah sakit dapat beristirahat, tidur, makan, minum, beribadah dan
memenuhi kebutuhan lainnya selama keadaan darurat.
Dalam keadaan darurat berskala besar di mana anggota keluarga dari staf terkena
dampaknya, harus terdapat pertimbangkan akan bantuan (misalnya penitipan anak atau
orang tua) yang dapat diberikan rumah sakit kepada anggota keluarga untuk mendorong staf
tetap fokus bekerja. Jika rumah sakit tidak dapat memberikan fasilitas seperti ini, maka harus
memiliki kerjasama dengan kelompok kesejahteraan sosial setempat yang dapat
memberikan prioritas pelayanan kepada anggota keluarga dari staf rumah sakit.
Tingkat keamanan untuk item No.133: Rendah = Tidak terdapat ruang untuk kondisi
darurat/bencana; Sedang = Ruang telah ditetapkan, tetapi menampung kurang dari 72 jam;
Tinggi = Dijamin setidaknya selama 72 jam.

4.5 Logistik dan keuangan


Submodule 4.5 terdiri dari 4 item (134-137).
134. Perjanjian dengan pemasok lokal dan vendor untuk kondisi darurat dan bencana
Rekomendasi metode evaluasi: wawancara, tinjauan dokumentasi (termasuk
perjanjian dan prosedur) dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi bahwa perjanjian (misalnya nota kesepahaman, perjanjian
saling membantu) dengan pemasok lokal, vendor dan perusahaan/lembaga utilitas yang
berada di area setempat untuk memastikan pengadaan dan pengiriman obat penting,
peralatan dan perlengkapan selama masa kekurangan atau peningkatan permintaan, seperti
dalam kasus keadaan darurat dan bencana. Evaluator harus meminta staf rumah sakit
apakah terdapat daftar pemasok dan vendor, dan jika mereka telah memeriksa pemasok dan
vendor memiliki pengaturan operasional dalam situasi darurat.Evaluator dapat
mempertimbangkan nilai rata-rata jika ada keraguan tentang kemampuan operasional
vendor atau pemasok utama dalam situasi darurat.
Tingkat keamanan untuk item No.134: Rendah = Tidak adapengaturan; Sedang = Terdapat
pengaturan, tetapi tidak sepenuhnya dilaksanakan; Tinggi = Terdapat pengaturan dan
sepenuhnya bekerja.

135. Transportasi selama keadaan darurat


Rekomendasi metode evaluasi: wawancara, tinjauan dokumentasi (termasuk prosedur)
dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi bahwa terdapat prosedur untuk memastikan ketersediaan dan
akses ke ambulans dan kendaraan serta metode transportasi penting lainnya selama
pemindahan pasien, staf, peralatan dan pasokan dalam kondisi darurat atau bencana. Selain
itu, juga harus mempertimbangkan komunikasi antara rumah sakit, kendaraan dan personil
di area darurat, serta koordinasi distribusi dan transfer pasien. Keamanan dan keselamatan
prosedur harus berlaku selama penggunaan, pada tempat penyimpanan dan pemeliharaan
kendaraan. Evaluator harus mengetahui bahwa transportasi dapat melalui darat, laut dan
udara.
Tingkat keamanan untuk item No.135: Rendah = Tidak terdapat ambulans dan kendaraan
atau metode transportasi lainnya; Sedang = Terdapat beberapa kendaraan, tetapi tidak
cukup untuk keadaan darurat atau bencana; Tinggi = Jumlah kendaraan yang cukup selama
keadaan darurat/bencana.

136. Makanan dan minuman selama keadaan darurat


Rekomendasi metode evaluasi: wawancara dan tinjauan dokumentasi (termasuk
prosedur).
Evaluator harus memverifikasi bahwa terdapat makanan dan minuman yang cukup untuk
pasien dan staf rumah sakit selama keadaan darurat. Evaluator harus memastikan bahwa
terdapat pasokan dan stok makanan serta minuman selama keadaan darurat dan anggaran
untuk makanan. Evaluator harus mempertimbangkan kebutuhan makanan dan minuman
yang melebihi perkiraan kepada staf rumah sakit, pasien dan relawan yang ada selama
keadaan darurat atau bencana.
Tingkat keamanan untuk item No.136: Rendah = Tidak terdapat persediaan makanan dan
minuman yang cukup selama kondisi darurat; Sedang = Makanan dan minuman terjamin
tetapi kurang dari 72 jam; Tinggi = Makanan dan minuman tersedia untuk minimal 72 jam.

137. Sumber keuangan selama keadaan darurat dan bencana


Rekomendasi metode evaluasi: wawancara dan tinjauan dokumentasi.
Evaluator harus memverifikasi bahwa rumah sakit memiliki anggaran tertentu dan akses
terhadap dana yang dapat digunakan selama kondisi darurat dan bencana, demikian juga
untuk situasi pemulihan.
Evaluator harus mengkonfirmasi bahwa:
- Anggaran cukup untuk implementasi sesuai rencana yang ada;
- Uang tunai tersedia untuk pembelian yang mendesak, dan terdapat daftar pemasok yang
dapat memberikan layanan kredit kepada rumah sakit;
- Jumlah dan ketersediaan peralatan medis dan lainnya jelas terdata.
Rumah sakit harus mempunyai sumber keuangan tambahan yang dikalkulasikan setiap
tahun untuk seluruh program manajemen risiko darurat dan bencana, termasuk langkah
persiapannya.
Tingkat keamanan untuk item No.137: Rendah = Tidak terdapat anggaran atau akses dana
selama keadaan darurat; Sedang = Terdapat dana dan anggaran untuk keadaan darurat
tetapi tidak lebih dari 72 jam; Tinggi = Dana yang cukup untuk minimal 72 jam atau lebih.

4.6 Perawatan pasien dan layanan dukungan


Submodule 4.6 terdiri dari 9 item (138-146).

138. Pelayanan yang berkelanjutan selama kondisi darurat dan kritis


Rekomendasi metode evaluasi: wawancara dantinjauan dokumentasi (termasuk
prosedur dan laporan).
Evaluator harus memverifikasi apakah terdapat prosedur untuk memastikan pelayanan yang
berkelanjutan selama kondisi darurat dan kritis pada malam hari, akhir pekan dan hari libur
(misalnya ruang darurat, unit pelayanan insentif, ruang operasi dan pelayanan lainnya) untuk
situasi darurat dan bencana. Evaluator harus menentukan apakah staf telah dilatih sesuai
prosedur dan apakah sumber daya tersedia setiap saat. Rumah sakit harus memastikan
terlebih dahulu layanan rumah sakit lain yang dapat ditunda untuk memaksimalkan
pendistribusian sumber daya (misalnya staf, pendukung klinis, keuangan) untuk pelayanan
kritis selama kondisi darurat dan bencana.
Tingkat keamanan untuk item No. 138: Rendah = Tidak terdapat prosedur atau hanya dalam
bentuk dokumen; Sedang = Terdapat prosedur, personil telah dilatih tetapi tidak tersedia
setiap saat; Tinggi = Terdapat prosedur, personil telah dilatih, dan sumber daya tersedia
setiap saat untuk implementasi prosedur sesuai kapasitas maksimum rumah sakit untuk
situasi darurat dan bencana.

139. Layanan dukungan klinis penting yang berkelanjutan


Rekomendasi metode evaluasi: wawancara dan tinjauan dokumentasi (termasuk
prosedur dan laporan).
Evaluator harus memverifikasi bahwa terdapat prosedur untuk memastikan opersional yang
berkelanjutan untuk dukungan klinis penting atau layanan tambahan lainnya (misalnya
laboratorium, radiologi, farmasi) selama kondisi darurat. Evaluator harus memutuskan
apakah staf rumah sakit telah dilatih sesuai prosedur dan sumber daya tersedia setiap saat.
Tingkat keamanan untuk item No. 139: Rendah = Tidak terdapat prosedur atau hanya dalam
bentuk dokumen; Sedang = Terdapat prosedur, personil telah dilatih tetapi tidak tersedia
setiap saat; Tinggi = Terdapat prosedur, personil telah dilatih, dan sumber daya tersedia
setiap saat untuk implementasi prosedur sesuai kapasitas maksimum rumah sakit untuk
situasi darurat dan bencana.

140. Perluasan ruang yang dapat digunakan untuk korban insiden massal
Rekomendasi metode evaluasi: wawancara, tinjauan dokumentasi (termasuk prosedur)
dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi bahwa terdapat prosedur untuk memperluas ruang dan
menyediakan akses ke tempat tidur tambahan untuk insiden massal yaitu ketika jumlah
pasien melebihi kapasitas normal. Perluasan area harus diidentifikasi sebelum terjadi dan
ruang tersebut harus diberi tanda yang jelas. Evaluator harus memverifikasi bahwa staf telah
dilatih, prosedur untuk memperluas ruang telah diuji dan sumber daya yang memadai
tersedia untuk implementasi. Prosedur untuk perluasan kapasitas harus menjadi bagian dari
pekerjaan rumah sakit.
Tingkat keamanan untuk item No. 140: Rendah = Ruang untuk ekspansi belum ditentukan;
Sedang = Ruang telah diidentifikasi; peralatan, perlengkapan, dan prosedur tersedia untuk
melaksanakan perluasan area dan staf telah dilatih, tetapi pengujian tidak dilaksanakan;
Tinggi = Prosedur ada dan telah diuji, personil telah dilatih dan peralatan, perlengkapan,
serta sumber daya lainnya tersedia untuk melaksanakan perluasan ruang.

141. Triase untuk keadaan darurat dan bencana besar


Rekomendasi metode evaluasi: wawancara, tinjauan dokumentasi (termasuk prosedur)
dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi bahwa ruang telah ditentukan dan personil telah dilatih untuk
melaksanakan triase dalam situasi darurat/bencana besar. Prosedur triase dalam keadaan
darurat atau bencana besar harus diuji dan harus ada sumber daya (misalnya staf, bahan)
yang tersedia untuk melakukan triase. Jika terdapat bahan-bahan kimia atau bahan
radioaktif, triase harus dilakukan di luar rumah sakit dan sebelum pasien memasuki ruang
gawat darurat.
Tingkat keamanan untuk item No. 141: Rendah = Lokasi triase belum ditentukan; Sedang =
Lokasi triase dan prosedur telah ada dan personil telah dilatih, tetapi pengujian tidak
dilaksanakan; Tinggi = Lokasi dan prosedur ada dan telah diuji, personil telah dilatih, serta
sumber daya lainnya tersedia untuk implementasi sesuai kapasitas maksimum rumah sakit
pada situasi darurat dan bencana.

142. Triase tag dan perlengkapan logistik lain untuk korban insiden massal
Rekomendasi metode evaluasi: wawancara dan inspeksi.
Departemen gawat darurat rumah sakit memerlukan berbagai macam perlengkapan untuk
menangani sebuah insiden massal. Hal ini termasuk triase tag, grafik, rompi dan tanda-tanda
untuk area triase. Evaluator harus memverifikasi bahwa departemen gawat darurat
mendistribusikan dan menggunakan triase tag pada korban. Evaluator harus memverifikasi
tingkat permintaan dengan persediaannyasesuai kapasitas maksimum rumah sakit, juga
harus mempertimbangkan jenis layanan yang disediakan oleh rumah sakit dan kapasitas
tambahan yang diperlukan untuk menghadapi situasi darurat dan bencana. Evaluator harus
memeriksa ketersediaan pasokan agar mencakup kapasitas maksimum yang direncanakan
setidaknya selama 72 jam untuk memastikan bahwa rumah sakit dapat mempertahankan
penyediaan layanan gawat darurat atau bencana.
Tingkat keamanan untuk item No. 142: Rendah = Tidak ada; Sedang = Kurang dari 72 jam
dari kapasitas maksimum rumah sakit; Tinggi = Minimal selama 72 jam dari kapasitas
maksimum rumah sakit.

143. Sistem tambahan, transfer dan penerimaan pasien


Rekomendasi metode evaluasi: wawancara dan tinjauan dokumentasi (termasuk
prosedur dan laporan).
Evaluator harus memverifikasi bahwa rumah sakit memiliki dokumen kriteria untuk menerima
dan merujuk pasien selama kondisi darurat atau bencana. Rencana mencakup prosedur
khusus pentransferan dan penerimaan pasien untuk dan dari fasilitas kesehatan lainnya di
dalam dan di luar wilayah geografis dimana rumah sakit berada.
Tingkat keamanan untuk item No. 143: Rendah = Prosedur tidak ada, hanya sebagai
dokumen; Sedang: Terdapat prosedur dan personil telah dilatih, tetapi prosedur belum diuji
untuk kondisi darurat atau bencana; Tinggi = Terdapat prosedur dan telah diuji, personil telah
dilatih dan sumber daya tersedia untuk menerapkan langkah-langkah sesuai kapasitas
maksimum rumah sakit dalam situasi darurat atau bencana.

144. Pengawasan infeksi, pencegahan dan pengendalian prosedur


Rekomendasi metode evaluasi: wawancara, tinjauan dokumentasi (termasuk prosedur
dan laporan) dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi adanyapencegahan infeksi dan pengendalian program –
termasuk kebijakan, prosedur dan tindakan yang terkait. Program harus memenuhi standar
pencegahan, pengawasan berbasis rumah sakit dan langkah untuk penyakit yang mudah
menular. Harus ada program aktif pelatihan staf mengenai pencegahan infeksi dan prosedur
pengendalian. Sumber daya tambahan harus mencakup ketersediaan pasokan untuk situasi
darurat, termasuk epidemi dan pandemi, serta tambahan staf kebersihan.
Tingkat keamanan untuk item nomor 144: Rendah = Kebijakan dan prosedur tidak ada;
standar pencegahan danpenanggulangan infeksi tidak diikuti secara rutin; Sedang =
Terdapat kebijakan dan prosedur, tindakan standar pencegahan rutin diikuti, personil telah
dilatih, tetapi sumber daya yang diperlukan untuk darurat dan situasi bencana, termasuk
epidemi, tidak tersedia; Tinggi = Terdapat kebijakan dan prosedur, terdapat langkah-langkah
pencegahan dan pengendalian infeksi, personil telah dilatih, dan sumber daya tersedia untuk
implementasisesuai kapasitas maksimum rumah sakit dalam situasi darurat dan bencana.

145. Layanan psikososial


Rekomendasi metode evaluasi: wawancara dan tinjauan dokumentasi (termasuk
prosedur).
Evaluator harus memverifikasi bahwa prosedur telah diterapkan untuk pengiriman dukungan
psikososial,penilaian dan layanan pengobatan untuk pasien, keluarga dan staf selama
situasi darurat dan bencana. Evaluatorharus meninjau sesuai rencana dan menentukan jika
staf telah menerima pelatihan dan jika rumah sakit memiliki sumber daya yang diperlukan
untuk pelaksanaannya.
Tingkat keamanan untuk item No. 145: Rendah = Tidak terdapat prosedur atau ada hanya
dalam bentuk dokumen; Sedang = Terdapat prosedur dan personil telah dilatih, tetapi
sumber daya yang dibutuhkan untuk situasi darurat dan bencana tersebut tidak tersedia;
Tinggi = Terdapat prosedur, personil telah dilatih dan sumber daya tersedia untuk
pelaksanaan prosedur sesuai kapasitas maksimum rumah sakit dalam situasi darurat dan
bencana.

146. Prosedur post-mortem dalam insiden kematianmassal


Rekomendasi metode evaluasi: wawancara, tinjauan dokumen (termasuk prosedur)
dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi bahwa prosedur diterapkan secara tepat pada manajemen
jenazah, termasuk penyimpanan sementara, selama kejadian korban kematian massal.
Prosedur mungkin termasuk fasilitas atau pengaturan secara tidak langsung untuk
meningkatkan kapasitas jenazah, fasilitas tempat penyimpanan dan tingkat staf dan keahlian
(misalnya identifikasi korban bencana). Upaya harus dilakukan untuk memastikan
penanganan yang tepat terhadap korban yang meninggal dengan perhatian khusus sesuai
agama dan budaya. Staf harus dilatih untuk pelaksanaan prosedur ini.
Tingkat keamanan untuk item No. 146: Rendah = Tidak terdapat prosedur untuk insiden
kematian massal atau ada hanya dalam bentuk dokumen; Sedang = Terdapat prosedur dan
personil telah dilatih, tetapi sumber daya yang dibutuhkan untuk situasi darurat dan bencana
tersebut tidak tersedia; Tinggi = Terdapat prosedur, personil telah dilatih dan sumber daya
tersedia untuk implementasi sesuai dengankapasitas maksimum rumah sakit dalam situasi
darurat dan bencana.

4.7 Evakuasi, dekontaminasi dan keamanan


Submodul 4.7 terdiri dari 5 item (147-151).

147. Rencana evakuasi


Rekomendasi metode evaluasi: wawancara, tinjauan dokumentasi (rencana) dan
inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi kriteria dan prosedur secara vertikal, horizontal dan sebagian
pasien, pengunjung dan staf ke lokasi yang aman dengan dukungan medis, logistik dan
administratif yang diperlukan. Kriteria harus mengaktifkan triase untuk evakuasi pasien.
Pelatihan staf dan aturan untuk latihan pengungsian harus dievaluasi.
Tingkat keamanan untuk item No.147: Rendah = Tidak adarencana atau hanya dalam
bentuk dokumen; Sedang = Terdapat rencana dan personil telah dilatih, tetapi pengujian
tidak dilakukan secara teratur; Tinggi = Terdapat rencana, personil telah dilatih dan latihan
pengungsian diadakan setidaknya setiap tahun.

148. Dekontaminasi untuk bahan kimia dan bahaya radiologis


Rekomendasi metode evaluasi: wawancara, tinjauan dokumentasi dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi bahwa rumah sakit memiliki kapasitas untuk dekontaminasi
kimia dan radioaktif. Evaluator harus memeriksa apakah terdapat dekontaminasi area.
Fasilitas dekontaminasi mengaktifkan dekontaminasi pasien sebelum mereka memasuki
rumah sakit. Rumah sakit yang melakukan dekontaminasi di dalam rumah sakit
meningkatkan risiko kontaminasi fasilitas dan menghambat operasi. Peralatan pelindung
personil harus tersedia untuk staf dalam keadaan darurat dalam hal adanya bahan kimia
atau radiologis yang sengaja atau tidak disengaja dikeluarkan. Rumah sakit juga harus
mengidentifikasi sumber daya lain yang dapat menambah dekontaminasi bahan berbahaya
(Hazmat) dan isolasi korban yang diperkirakan terlibat, seperti badan perlindungan
lingkungan, pusat kontrolracun, tim Hazmat khusus, dan lain-lain. Staf harus dilatih secara
teratur (misalnya melalui kursus atau latihan) untuk memelihara dan memperbarui
keterampilan dalam menerapkan perlindungan pribadi dan melakukan dekontaminasi korban.
Tingkat keamanan untuk item No. 148: Rendah = Tidak ada peralatan pelindung personil
yang dapat segera digunakan oleh staf rumah sakit, atau tidak ada area dekontaminasi yang
tersedia; Sedang = Peralatan pelindung personil tersedia dan dapat digunakan setiap saat,
area dekontaminasi dibentuk, pelatihan staf tidak dilaksanakan setiap tahun; Tinggi =
Peralatan pelindung pribadi tersedia untuk digunakan, dekontaminasi daerah didirikan dan
personil terlatih dan diuji setidaknya setiap tahun.
149. Peralatan pelindung personil dan isolasi untuk penyakit menular dan epidemi
Rekomendasai metode evaluasi: wawancara, tinjauan dokumentasi dan inspeksi.
Evaluator harus memverifikasi ketersediaan peralatan pelindung pribadi untuk staf yang
bekerja di daerah berisiko tinggi terkena penyakit menular. Evaluator harus memeriksa
apakah terdapatdaerah isolasi. Evaluator juga harus memverifikasi tingkat permintaan untuk
peralatan pelindung pada kapasitas maksimum rumah sakit, mempertimbangkan jenis
layanan yang disediakan oleh rumah sakit dan kapasitas tambahan diperlukan untuk
menanggapi situasi darurat dan bencana. Evaluator harus memeriksa bahwa ketersediaan
peralatan pelindung pribadi sudah cukup untuk permintaan maksimum setidaknya selama 72
jam untuk memastikan bahwa rumah sakit dapat mempertahankan penyediaan layanan
darurat atau bencana. Evaluator harus memeriksa pengaturan dan waktu untuk memasok
peralatan perlindungan pribadi. Staf harus telah dilatih secara teratur untuk memelihara dan
memperbarui keterampilan dalam menerapkan perlindungan pribadi dan prosedur untuk
melakukan isolasi pasien.
Tingkat keamanan untuk item No. 149: Rendah = Tidak terdapat peralatan pelindung pribadi
untuk digunakan oleh staf rumah sakit, atau daerah isolasi tidak ada; Sedang = Pasokan
tersedia yang dapat segera digunakan, tapi hanya cukup untuk kurang dari 72 jam sesuai
kapasitas maksimum rumah sakit, isolasi daerah didirikan, pelatihanstaf dan pengujian
prosedur tidak diadakan setiap tahun, Tinggi = Dijaminsetidaknya selama 72 jam sesuai
kapasitas maksimum rumah sakit dan sumberalternatif lainnya untuk area isolasitelah
didirikan, pelatihanstaf dan pengujian prosedur dilakukan minimal setahun sekali.

150. Prosedur keamanan dalam keadaan darurat


Rekomentasi metode evaluasi: wawancara dan tinjauan dokumentasi (termasuk
prosedur dan laporan).
Evaluator harus memverifikasi bahwa prosedur gawat darurat dapat memastikan
keselamatan pasien, personil dan fasilitas (misalnya kontrol awal akses poin, situs triase,
area arus lalu lintas, parkir, pusat koordinasi darurat/bencana) dalam keadaan darurat, dan
untuk suara pengingat dan respon ancaman keamanan. Ini mencakup ancaman kekerasan
atau serangan langsung pada saat kerusuhan rumah sakit atau masyarakat di sekitarnya
yang dapat mempengaruhi fasilitas rumah sakit, staf, akses pasien dan fungsi rumah sakit.
Evaluator harus menentukan apakah personil keamanan dan staf terlatih dalam prosedur
darurat dan seberapa sering prosedurnya diuji.
Tingkat keamanan untuk item No. 150: Rendah = Tidak ada prosedur keamanan gawat
darurat atau hanya sebagai dokumen; Sedang = Terdapat dokumen dan personil telah dilatih
sesuai prosedur keamanan darurat tetapi pengujian tidak dilakukan minimal setahun sekali;
Tinggi = Personil terlatih dan tes prosedur yang didokumentasikan diadakan setidaknya
setiap tahun.

151. Keamanan jaringansistem komputer


Rekomendasi metode evaluasi: wawancara dan tinjauan dokumentasi (termasuk
prosedur dan laporan).
Evaluator harus memverifikasi sistem dan prosedur yang ada untuk memastikanjaringan
komputer rumah sakit terhadap programer liar dan terhadap serangan internal dan eksternal.
Harus fokus melindungi data, termasuk catatan pasien, dan peralatan yang penting untuk
fungsi normal dari rumah sakit. Orang yang bertanggung jawab dari layanan informasi
teknologi harus memastikan bahwa selalu ada pengawasan teratur terhadap ancaman cyber
saat ini dan kegiatan untuk meminimalkan risiko dan merespon ancaman apapun.
Evaluator harus memverifikasi rencana rumah sakit untuk menghadapiserangan atau
kegagalan sistem cyber komputer. Harus terdapat data cadangan prosedur, pengaturan
untuk restorasi atau penggantian hardware dan softwarekomputer, dan rencana pemulihan
informasiteknologi.
Terdapat insiden yang dilaporkan mengenai peralatan medis yang terhubung ke jaringan
setelah terinfeksi oleh program yang salah sehingga dapat mengancam jiwa pasien jika
peralatan menghasilkan informasi yang salah.
Tingkat keamanan untuk item No. 151:Rendah = Rumah sakit tidak memiliki rencana sistem
komputer dan prosedur; Sedang = Rumah sakit memiliki rencana dasar keamanan cyber tapi
tidak dipantau dan diperbarui secara teratur; Tinggi = Rumah sakit memiliki rencana
keamanan cyber dan diperbarui secara teratur.

Referensi untuk Module 4: Pengelolaan Darurat dan bencana


Catatan: meskipun tidak secara spesifik dijelaskan disini, direkomendasikan evaluator
untuk selalu mengacu pada standard an undang-undang setempat dan nasional yang
diterapkan yang berhubungan dengan modul 4: pengelolaan darurat dan bencana kteika
mengevaluasi sebuah fasilitas.

1. NFPA 5000: konstruksi bangunan dan undang-undang keselamatan. Quincy (MA): Asosiasi
Perlindungan Kebakaran Nasional; 2012
2. NFPA 101: Undang-undang keselamatan hidup. Quincy (MA): Asosiasi Perlindungan
Kebakaran Nasional; 2006.
3. Codigo Tecnico de la Edificacion. Partes I y II. Madrid: Instituto Nacional de la Vivienda de
Espana; 2006.
4. NFPA 80: Standar untuk pintu kebakaran dan pembukaan untuk pelindungan lainnya.
Quincy (MA): Asosiasi Perlindungan Kebakaran Nasional; 2012
5. NFPA 99: undang-undang fasilitas perawatan kesehatan. Quincy (MA): Asosiasi
Perlindungan Kebakaran Nasional; 2012
6. Neufert E. Arte de proyectar en arquitecture (edisi akhir). Barcelona: Galaxia Gutemberg;
2010.
7. Hospitales Seguros: sistematizacion de experiencias en la Republica Dominicana.
Washington (DC): Organizacion Panamericana de la Salud (Organisasi Kesehatan Pan
America); 2013.
BAB 115
DAFTAR ISTILAH

Kejadian yang tidak diharapkan


Perubahan di masyarakat, ekonomi, sistem sosial dan lingkungan, disebabkan oleh
fenomena alam, dihasilkan melalui aktivitas manusia atau kombinasi dari keduanya,
menuntutuntuk tanggapan langsung dari masyarakat yang terkena dampak darinya. Hal ini
dapat menjadi situasi darurat atau bencana tergantung pada besarnya kerusakan yang terjadi
dan kemampuan menyelesaikannya.

Siklus kejadian yang tidak diharapkan:


Pencegahan : risiko = 0
Mitigasi : risiko = menurun
Persiapan : memperkuat kemampuan penanganan dan pemulihan bencana
Respon : layanan darurat dan bantuan umum
Rehabilitasi : pemulihan sementara
Rekonstruksi : pemulihan lengkap

Kapasitas
Kombinasi dari semua kekuatan,atribut dan sumber daya yang tersedia dalam masyarakat atau
organisasi dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang telah disepakati.

Pengembangan kapasitas
Proses dimana orang, organisasi dan masyarakat secara sistematis merangsang dan
mengembangkan kapasitas mereka dari waktu ke waktu untuk mencapai tujuan sosial dan
ekonomi, termasuk melalui perluasan pengetahuan, keterampilan, sistem dan institusi.

Fasilitas yang penting


Struktur fisik utama, fasilitas teknis dan sistem yang secara sosial, ekonomi atau operasional
penting untuk fungsi dari suatu masyarakat atau komunitas, baik dalam keadaan rutin maupun
dalam situasi gawat darurat.

Sistem kritis (di rumah sakit)


Di dalam rumah sakit; sistem kritis termasuk listrik, telekomunikasi, pasokan air, proteksi
kebakaran, pengelolaan limbah, penyimpanan bahan bakar, gas medis, pemanas, ventilasi, dan
sistem AC (HVAC). Kegagalan atau gangguan sistem kritis dapat menghentikan atau
menghambat fungsi operasional rumah sakit.

Pengembangan
Kumulatif dan peningkatan berkelanjutan untuk kuantitas dan kualitas barang, layanan dan
sumber daya komunitas, bersamaan dengan perubahan sosial yang bertujuan untuk
mempertahankan atau meningkatkan keselamatan dan kualitas hidup manusia tanpa
mengorbankan sumber daya dari generasi masa depan.

Bencana
Gangguan serius dari fungsi suatu komunitas atau masyarakat yang melibatkan manusialuas,
bahan, kerugian ekonomi atau lingkungan dan akibat yang melebihi kemampuan masyarakat
atau komunitasuntuk menangani sumber dayanya sendiri.

Manajemen risiko bencana


Proses sistematis menggunakan arahan administratif, organisasi, keterampilan operasional dan
kapasitas untuk melaksanakan strategi, kebijakan dan mengatasi peningkatan kapasitas dalam
rangka atau mengurangi dampak yang merugikan dari bahaya dan kemungkinan bencana.

Pengurangan risiko pada kondisi darurat/bencana

1
1. Terminologi dalam daftar istilah telah memenuhi beberapa sumber, termasuk terminologi pengurangan risiko bencana dari
United Nations International Strategy for Disaster Reduction (UNISDR) dan Indeks Keselamatan Rumah Sakit asli dari
PAHO/WHO, dan telah diadaptasi untuk tujuan dari Guide for evaluation ini.
Konsep dan praktek untuk mengurangi risiko bencana alam melalui usahasistematis untuk
menganalisis dan mengelola faktor budaya dari bencana, termasuk melalui lampiran ynag
dikurangi terhadap bahaya, mengurangi rentang masyarakat dan properti, manajemen tanah
dan lingkungan yang baik, dan persiapana lebih untuk kejadian bencana alam.

Darurat
Suatu peristiwa aktual atau segera mungkin atau mengancam kondisi yang diperlukan
penanggulangan cepat.

Manajemen kondisi gawat darurat dan bencana


Organisasi dan manajemen sumber daya dan tanggung jawab menangani semua aspek gawat
darurat dan bencana, termasuk pencegahan, persiapan, penanganan dan pemulihan bencana.

Bahaya
Fenomena berbahaya seperti zat, aktivitas manusia atau kondisi yang dapat menyebabkan
hilangnya kehidupan, atau dampak kesehatan, kerusakan properti, kematian, layanan,
gangguan sosial dan ekonomi, atau kerusakan lingkungan.

Mitigasi
Mengurangi atau pembatasan dampak yang merugikan dari bahaya dan bencana yang terkait.
Komponen nonstruktural
Unsur-unsur yang bukan merupakan bagian dari sistem beban bangunan. Termasuk unsur-
unsur arsitektur, peralatan dan sistem yang diperlukan untuk mengoperasikan fasilitas.
Komponen nonstruktural yang paling penting adalah elemnt arsitektur seperti fasad,
partisiinterior, struktur atap dan pelengkap. Sistem dan komponen nonstuktural termasuklifeline,
industri, peralatan medis dan laboratorium; perabotan; sistem distribusi listrik; pemanas ruangan,
ventilasi dan sistem pendingin udara (HVAC); serta sistem lift/eskalator.

Rincian nonstuktural
Serangkaian langkah-langkah berdasarkan teori, empiris dan eksperimental dari berbagai
negara, bertujuan untuk melindungi dan meningkatkan kinerja komponen nonstruktural.

Persiapan
Pengetahuan dan kapasitas yang dikembangkan oleh pemerintah, profesional dan organisasi
pemulihan, masyarakat dan individu untuk mengantisipasi, menanggapi, dan memulihkan dari
dampak kemungkinan arus kejadian atau kondisibahayasecara efektif.

Pencegahan
Menghindari langsung dampak bahaya dan bencana yang terkait.

Rekonstruksi
Proses penyelesaian kerusakan fisik, sosial dan ekonomi ditujukan pada tingkat perlindungan
yang lebih tinggi daripada yang ada sebelumnya. Rekonstruksi dicapai dengan menggabungkan
jumlah risiko bencana ketika pemulihan kerusakan atas infrastruktur, sistem dan jasa.

Pemulihan
Pemulihan dan peningkatan kualitas fasilitas, kehidupan, dan kondisi kehidupan masyarakat
yang terkena dampak bencana, termasuk upaya untuk mengurangi faktor risiko bencana.

Rehabilitasi
Pemulihan sebagian atau beberapa layanan penting dari masyarakat. Rehabilitasi dicapai
dengan menyediakan layanan pra-bencana.

Pertahanan
Kemampuan dari suatu sistem, komunitas atau masyarakat yang terkena bencana untuk
melawan, menyerap, mengakomodasi dan pulih dari dampak bahaya secara tepat waktu dan
efisien, termasuk melalui pelestarian dan pemulihan struktur dasar dan fungsinya.

Respon
Penyediaan layanan darurat dan bantuan umum selama atausegera setelah bencana guna
menyelamatkan nyawa,mengurangi dampak kesehatan, memastikan keamanan publik dan
memenuhi kebutuhan subsistensi dasar orang yang terkena bencana.

Risiko (terkait dengan probabilitas dan akibat negatif)


Gabungan antara prohabilitas dengan akibat negatif. Hal ini termasuk potensi kehilangan nyawa,
kesehatan, kehidupan, aset dan layanan, yang dapat terjadi selama beberapa waktu tertentu di
masa depan. (Catatan; Organisasi Internasional untuk Standardisasi manajemen risiko (ISO
31000:2009) mendefinisikan risiko sebagai "efek ketidakpastian pada suatu tujuan" dimana
"efek adalah sebuah penyimpangan dari yang diharapkan-positif dan/atau negatif").

Risiko (berhubungan dengan bahaya, kerentanan dan kapasitas)


Risiko adalah hasil interaksi antara bahaya, kerentanan dan kapasitas. Hal ini adalah hubungan
yang dinamis dan kompleks yang dimodifikasi dari waktu ke waktu berdasarkan kemungkinan
perubahan bahwa fenomena tertentu mungkin terjadi pada tempat dan waktu tertentu dengan
intensitas yang dapat diidentifikasi, durasi, paparan dan kerentanan, infrastruktur, layanan dan
barang-barang yang dapat dipengaruhi oleh fenomena tersebut. Kapasitas tersedia untuk
mengurangi bahaya dan kerentanan serta respon terhadap sisa risiko (dengan potensi yang
dapat menyebabkan kejadiaan tidak diinginkan seperti keadaan darurat dan bencana).
Hubungan sederhana antara tiga faktor ini dinyatakan dalam rumus berikut:

Risiko sebanding dengan : bahaya x kerentanan


kapasitas

Manajemen risiko
Pendekatan yang sistematis dan praktek mengelola ketidakpastian untuk meminimalkan potensi
kerusakan dan kerugian.

Keamanan rumah sakit


Fasilitas kesehatan dimana jasanya tetap dapat diakses dan berfungsi pada kapasitas
maksimum dan dengan infrastruktur yang sama, sebelum, selama dan setelah dampak keadaan
darurat dan bencana.

Komponen struktural
Unsur-unsur yang merupakan bagian dari sistem tahan struktur, seperti kolom, balok, dinding,
fondasi dan lempengan.

Kerentanan
Karakteristik dan keadaan masyarakat, sistem, atau aset yang membuatnya rentan terhadap
efek kerusakan atas bahaya yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai