Anda di halaman 1dari 43

JABATAN FUNGSIONAL

PENYULUH KESEHATAN MASYARAKAT


Disajikan pada acara Pelatihan jafung Kesehatan Masyarakat
BALAI PELATIHAN KESHATAN
31 Januari 2017

Drs. Rusdi 081273171864


BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN
Jl. Kapten P. Tendean No. 06 Palembang
Telp. 0711-356094 Website : www.bkd.sumselprov.go.id
NAMA : Drs. RUSDI
NIP : 19640416 198903 1 012

1 LATARPEMBINA
PANGKAT/GOL: BELAKANG
TK.I, IV/b
JABATAN : KABID MUTASI DAN PROMOSI
(12-11-2008)
UNIT KERJA : BKD PROV. SUMSEL
INSTANSI : PEMPROV. SUMSEL
STATUS : MENIKAH (3 PUTRA, 1 PUTRI)
ALAMAT : Jl. Guru Harun Lrg Puncak Permai III
KM 14 Banyuasin
PERSETUJUAN RUU ASN OLEH DPR RI 19 DESEMBER 2013

UU NO. 5 THN 2014 TTG ASN


TGL 15 JANUARI 2014
TUJUAN UTAMA UU ASN
a. Independensi dan Netralitas e. Kesejahteraan
b. Kompetensi f. Kualitas Pelayanan Publik
c. Kinerja/Produktivitas Kerja g. Pengawasan & Akuntabilitas
d. Integritas

setkab.go.id
ASN SEBAGAI PROFESI
BERLANDASKAN PADA PRINSIP:
a. nilai dasar;
b. kode etik dan kode perilaku;
c. komitmen, integritas moral,
dan tanggung jawab pada
pelayanan publik;
d. kompetensi yang diperlukan
sesuai dengan bidang tugas;
e. kualifikasi akademik;
f. jaminan perlindungan hukum
dalam melaksanakan tugas;
dan
g. Profesionalitas jabatan http://sinyo19.blogspot.com
JENIS, STATUS &
KEDUDUKAN
JENIS ASN
STATUS KEDUDUKAN

1. Berstatus pegawai
PNS tetap dan Memiliki NIP
• Berkedudukan sebagai
Pasal 1 butir 3 & secara Nasional;
2. Menduduki jabatan unsur aparatur negara
Pasal 7
pemerintahan. • Melaksanakan
kebijakan yang
ditetapkan oleh
pimpinan
1. Diangkat dengan • Harus bebas dari
perjanjian kerja sesuai
PPPK kebutuhan instansi dan
pengaruh/intervensi
Pasal 1 butir 4 & golongan & partai
ketentuan UU. politik
Pasal 7
2. Melaksanakan tugas
pemerintahan.
FUNGSI DAN PERAN PEGAWAI ASN

Fungsi:
1. pelaksana kebijakan publik;
2. pelayan publik; dan
3. perekat dan pemersatu bangsa

Peran Pegawai ASN:


Sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas
penyelenggaraan tugas umum pemerintahan
dan pembangunan nasional melalui
pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik
yang profesional, bebas dari intervensi politik,
serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme
HAK DAN KEWAJIBAN ASN
JENIS HAK KEWAJIBAN
• setia dan taat pada
1. gaji, tunjangan, dan Pancasila, UUD NRI 1945,
fasilitas; NKRI, dan pemerintah yang
2. cuti; sah;
PNS 3. jaminan pensiun & • menjaga persatuan dan
Pasal 1 butir 3 & jaminan hari tua; kesatuan bangsa;
Pasal 7 4. perlindungan; dan • melaksanakan kebijakan
5. pengembangan pemerintah;
kompetensi. • menaati ketentuan
peraturan perundang-
undangan;
1. gaji, tunjangan, dan
• melaksanakan tugas
fasilitas;
PPPK 2. cuti;
kedinasan;
Pasal 1 butir 4 & • menunjukkan integritas dan
3. perlindungan; dan
Pasal 7 keteladanan;
4. pengembangan
• menyimpan rahasia jabatan
kompetensi.
• bersedia ditempatkan di
seluruh wilayah NKRI
JABATAN ASN
Jabatan Administrator Jabatan Pengawas Jabatan Pelaksana
memimpin pelaksanaan mengendalikan melaksanakan kegiatan
Jabatan pelaksanaan
DIISI DARI PEGAWAI ASN

seluruh kegiatan pelayanan pelayanan publik serta


Administras publik serta administrasi kegiatan yang administrasi
i pemerintahan dan dilakukan oleh pemerintahan dan
pembangunan pejabat pelaksana pembangunan

Jafung keahlian: Jafung keterampilan:


Jabatan a) ahli utama; a)penyelia;
b) ahli madya; b)mahir;
Fungsional c) ahli muda; dan c) terampil; dan
d) ahli pertama. d) pemula

Jabatan • Jabatan pimpinan tinggi utama;


Pimpinan • Jabatan pimpinan tinggi madya; dan
Tinggi • Jabatan pimpinan tinggi pratama
DAN POLRI
DIISI TNI

Jabatan
ASN
tertentu
MANAJEMEN ASN
Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK)
Presiden selaku pemegang kekuasaan tertinggi pembinaan ASN dapat mendelegasikan
kewenangan MENETAPKAN pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian pejabat
selain pejabat pimpinan tinggi utama dan madya, dan pejabat fungsional keahlian
utama kepada:
 Menteri di kementerian;
 Pimpinan lembaga di LPNK;
 sekretaris jenderal di sekretariat lembaga negara dan LNS;
 gubernur, di provinsi; dan
 bupati/walikota, di kabupaten/kota.

Pejabat yang Berwenang (PyB)


Presiden dapat mendelegasikan kewenangan PEMBINAAN Manajemen ASN kepada
Pejabat yang Berwenang di kementerian, sekretaris jenderal/sekretariat lembaga
negara, sekretariat lembaga nonstruktural, sekretaris daerah provinsi dan
kabupaten/kota.
MANAJEMEN ASN
Manajemen PNS meliputi: Manajemen PPPK meliputi:
a. penyusunan dan penetapan a. penetapan kebutuhan;
kebutuhan; b. pengadaan;
b. pengadaan; c. penilaian kinerja;
c. pangkat dan jabatan; d. penggajian dan tunjangan;
d. pengembangan karier;
e. pola karier; e. pengembangan kompetensi;
f. promosi; f. pemberian penghargaan;
g. mutasi; g. disiplin;
h. Penilaian kinerja h. pemutusan hubungan perjanjian
i. penggajian dan tunjangan; kerja; dan
j. penghargaan;
k. disiplin; i. perlindungan.
l. pemberhentian;
m. pensiun & tabungan hari tua; &
n. perlindungan.
MANAJEMEN PPPK
 Tahapan: perencanaan, pengumuman lowongan, pelamaran, seleksi,
pengumuman hasil seleksi, dan pengangkatan.
Pengadaan  Berdasarkan kompetensi, kualifikasi, dan kebutuhan.
 Pengangkatan oleh Keputusan PPK.
 Perjanjian kerja minimal 1 tahun dan dapat diperpanjang.
 PPPK tidak dapat diangkat secara otomatis menjadi calon PNS

 Perjanjian kerja di tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi.


Penilaian  Sebagai dasar perpanjangan perjanjian kerja, pemberian tunjangan, dan
Kinerja pengembangan kompetensi.
 Pemberhentian jika tidak mencapai target kinerja.

PPPK wajib mematuhi disiplin dan akan dijatuhi hukuman


Disiplin disiplin jika melanggarnya

 Mendapatkan gaji serta tunjangan yang dibebankan kpd APBN/APBD.


 Diberikan kesempatan untuk pengembangan kompetensi.
Hak  Dapat diberikan penghargaan.
 Mendapatkan perlindungan berupa jaminan (hari tua, kesehatan,
kecelakaan kerja, kematian) dan bantuan hukum
PEGAWAI ASN YANG MENJADI PEJABAT
NEGARA
Pegawai ASN dari PNS yang diangkat menjadi ketua, wakil ketua, dan anggota
MK; BPK; KY; KPK; Menteri dan jabatan setingkat menteri; Kepala
perwakilan RI di Luar Negeri yang berkedudukan sebagai Dubes Luar Biasa
dan Berkuasa Penuh DIBERHENTIKAN SEMENTARA DARI JABATANNYA
DAN TIDAK KEHILANGAN STATUS SEBAGAI PNS.
Pegawai ASN dari PNS yang mencalonkan diri atau dicalonkan menjadi
Presiden dan Wakil Presiden; ketua, wakil ketua, dan anggota DPR; DPD;
gubernur dan wakil gubernur; bupati/walikota dan wakil bupati/wakil
walikota WAJIB MENYATAKAN PENGUNDURAN DIRI SECARA
TERTULIS SEBAGAI PNS sejak mendaftar sebagai calon.
ORGANISASI
ASN
KEDUDUKAN: Wadah Korps Profesi Pegawai ASN RI
untuk menyalurkan aspirasinya.
TUJUAN :
a. Menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan
profesi ASN; dan
b. Mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu
bangsa.

FUNGSI :
a. Pembinaan dan pengembangan profesi ASN;
b. Memberikan perlindungan hukum dan advokasi terhadap dugaan
pelanggaran sistem merit dan masalah hukum dalam
melaksanakan tugas;
c. Memberikan rekomendasi kepada majelis kode etik instansi
terhadap pelanggaran kode etik profesi dan kode perilaku profesi;
d. Menyelenggarakan usaha-usaha untuk peningkatan kesejahteraan
anggota korps profesi ASN RI sesuai dengan peraturan perudang-
undangan
PENYELESAIAN SENGKETA
Sengketa
Pegawai ASN

Administratif

Banding
Keberatan
administratif

diajukan secara tertulis kepada atasan diajukan kepada badan


pejabat yang berwenang menghukum pertimbangan ASN
dengan memuat alasan keberatan dan
tembusannya disampaikan kepada
pejabat yang berwenang menghukum
KETENTUAN PERALIHAN
PENYETARAAN JABATAN
UNDANG-UNDANG UNDANG UNDANG
APARATUR SIPIL NEGARA POKOK KEPEGAWAIAN

 Jabatan eselon Ia
Jabatan Pimpinan Tinggi Utama  Kepala lembaga pemerintah non
kementerian
Jabatan Pimpinan Tinggi Madya Jabatan eselon Ia dan eselon Ib

Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Jabatan eselon II

Jabatan Administrator Jabatan eselon III

Jabatan Pengawas Jabatan eselon IV

Jabatan Pelaksana Jabatan eselon V dan fungsional


umum
LAIN-LAIN

Pada saat UU No. 5 Tahun 2014 berlaku,


semua peraturan perundang-undangan
yang merupakan pelaksanaan dari UU
No.8 Tahun 1974 sebagaimana telah
diubah dengan UU No. 43 tahun 1999,
dinyatakan masih tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan dan belum
diganti berdasarkan UU ini.

17
KEBIJAKSANAAN MANAJEMEN PNS
s.d. Saat ini (psl 139)

PENSIUN PNS
UU. 11 TAHUN 1969 FORMASI PNS
PEMBERHENTIAN PP. 32 TAHUN 1979 WEWENANG
PP 21 TAHUN 2014 PP.97/2000, PP. 54/2003
PP 9/2003
PENGADAAN PNS
PEMBERHENTIAN PP.98/2000, PP. 11/2002, PP. 48/2005
SEMENTARA Dan perubahannya
PP. 4 TAHUN 1966
LARANGAN PNS MENJADI GAJI PNS
ANGGOTA PARPOL
PP 37/2004
PP. 7/1977 jo. PP. 30/2015
PENGHARGAAN PRAJABATAN
PP. 25 TAHUN 1994 KEPPRES. 30/1981
PROFESI UNTUK TES KESEHATAN
JAMINAN KECELAKAAN
MEWUJUDKAN TUJUAN PP. 26 TAHUN 1977
KERJA/KEMATIAN
PP. 70 TAHUN 2015 NEGARA PKP
IZIN PERKAWINAN DAN PP. 46 TAHUN 2011
PERCERAIAN PNS
PP. 10/1983, PP. 45/1990 SUMPAH PNS
PP. 21 TAHUN 1975
DISIPLIN PNS
CUTI
PP. 53 TAHUN 2010
PP. 24 TAHUN 1976
RUMPUN PENGANGKATAN
JAFUNG DLM JAB. PP 16/1994, DIKLAT DUK KENAIKAN PANGKAT PNS
KEPPRES 87/99 PP. 100/2000, PP. PP. 101 TAHUN 2000 PP. 15 TAHUN PP. 99/2000, PP. 12/2002
13/2002 1979 KEP. KA. BKN 12/2002

18
PANGKAT DAN JABATAN
a. PNS diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu pada
Instansi Pemerintah.
b. Pengangkatan PNS dalam jabatan tertentu ditentukan
berdasarkan : perbandingan objektif antara kompetensi,
kualifikasi dan persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan
dengan kompetensi, kualifikasi dan persyaratan yang dimiliki
oleh pegawai.
c. PNS dapat berpindah antar dan antara JPT, JA dan JF di
instansi pusat dan instansi daerah berdasarkan kualifikasi,
kompetensi dan penilaian kinerja.
d. PNS dapat diangkat dalam jabatan tertentu pada lingkungan
instansi TNI dan POLRI.
LAMPIRAN PP 13 TAHUN 2002 TANGGAL 17 APRIL 2002

JENJANG PANGKAT, GOLONGAN/RUANG


ESE- TERENDAH TERTINGGI
NO
LON
PANGKAT GOL/RG PANGKAT GOL/RG

1 Ia Pemb. Utama Madya IV/d Pembina Utama IV/e


2 Ib Pemb. Utama Muda IV/c Pembina Utama IV/e
3 II a Pemb. Utama Muda IV/c Pemb. Utama Madya IV/d
4 II b Pemb. Tk. I IV/b Pemb. Utama Muda IV/c
5 III a Pembina IV/a Pembina Tk. I IV/b

6 III b Penata Tk. I III/d Pembina IV/a

7 IV a Penata III/c Penata Tk. I III/d

8 IV b Penata Muda Tk. I III/b Penata III/c

9 Va Penata Muda III/a Penata Muda Tk I III/b


LAMPIRAN LAMPIRAN
PERATURAN PRESIDEN RI PERATURAN PRESIDEN RI
NOMOR : 3 TAHUN 2006 NOMOR : 26 TAHUN 2007
TANGGAL : 11 JANUARI 2006 TANGGAL : 19 JUNI 2007

ESE- ESE-
NO BESAR TUNJANGAN NO BESAR TUNJANGAN
LON LON

1 IA Rp 4.500.000,00 1 IA Rp 5.500.000,00

2 IB Rp 3.500.000,00 2 IB Rp 4.375.000,00

3 II A Rp 2.500.000,00 3 II A Rp 3.250.000,00

4 II B Rp 1.500.000,00 4 II B Rp 2.025.000,00

5 III A Rp 900.000,00 5 III A Rp 1.260.000,00

6 III B Rp 675.000,00 6 III B Rp 980.000,00

7 IV A Rp 360.000,00 7 IV A Rp 540.000,00

8 IV B Rp 315.000,00 8 IV B Rp 490.000,00

9 VA Rp 225.000,00 9 VA Rp 360.000,00
 Setiap ASN memiliki hak dan kesempatan untuk
mengembangkan kompetensi.
 Pengembangan kompetensi antara lain melalui diklat,
seminar, kursus dan penataran.
 Evaluasi pengembangan kompetensi oleh pejabat yg
berwenang digunakan sebagai salah satu dasar dalam
pengangkatan jabatan dan pengembangan karier.
 Dalam mengembangan kompetensi, PNS diberikan
kesempatan untuk melakukan praktek kerja di instansi
lain paling lama 1 tahun yang pelaksanaannya di
koordinasikan oleh LAN dan BKN, termasuk melalui
pertukaran PNS dan pegawai swasta.
Berdasarkan perbandingan
objektif antara kompetensi, kualifikasi,
& persyaratan yang dibutuhkan oleh
jabatan, penilaian atas pk, kepemimpinan,
kerjasama, kretivitas, dan pertimbangan
dari TIM PENILAI KINERJA PNS instansi tanpa
membedakan jender, suku, agama, ras,
dan golongan.

Promosi Pejabat Administrasi dan pejabat Fungsional dilakukan


oleh Pejabat Pembina Kepegawaian setelah mendapat
pertimbangan Tim Penilai Kinerja Instansi.
Copyright by ITTC Jakarta, 2006
JABATAN FUNGSIONAL
RUMPUN JABATAN FUNGSIONAL
 Jenis rumpun jabatan fungsional disusun dengan
menggunakan perpaduan pendekatan antara jabatan
dan bidang ilmu pengetahuan yang digunakan
sebagai dasar untuk melaksanakan tugas dan fungsi
jabatan dalam rangka pelaksanaan tugas umum
pemerintahan
 Jabatan-jabatan yang dihimpun dalam rumpun
jabatan fungsional dapat dikategorikan dalam
jabatan fungsional keahlian dan jabatan fungsional
keterampilan.
RUMPUN CONTOH

 Pranata Nuklir /Asisten ..


Fisika, Kimia dan yang  Pengawas Radiasi/Asisten..
1 berkaitan  Pengamat Meteorologi dan
Geofisika/Asisten ..

Matematika, Statistika dan  Statistisi


2 yang berkaitan  Asisten Statistisi

3 Kekomputeran Pranata Komputer/Asisten .


 Surveyor dan
Arsitek, Insinyur dan
4 yang berkaitan
Pemetaan/Asisten ..
 Penyidik Bumi
 Peneliti
Penelitian dan
5 Perekayasaan
 Perekyasaan
Teknisi Penelitian dan Perekayasaan
(Litkayasa)
 POPT/Asisten POPT
6 Ilmu Hayat Medik Veteriner /Para ...

 Dokter
 Dokter Pendidik Klinis
7 Kesehatan
 Apoteker/Asisten ..

Pendidikan Tingkat
8 Pendidikan Tinggi
Dosen

Pendidikan Tingkat TK,


9 SD, Lanjutan dan Sekolah
Khusus
Guru

 Pengawas sekolah
10 Pendidikan Lainnya  Widyiswara
 Pamong Belajar

11 Operator alat-alat  Pemantau frekuensi radio


optik dan elektronik Pengatur frekuensi radio
Teknisi, pengontrol  Teknisi Penerbangan
12 kapal dan pesawat  Teknisi Pelayaran

 Pengawas Ketenagakerjaan/As..
Pengawas kualitas
13  Penguji Mutu Barang/Asisten ...
dan keamanan  Penera/Asisten ..

Akuntan dan  Akuntan


14 Anggaran  Auditor

Asisten Profesional yang


Penilai pajak bumi dan
15 berhubungan dengan
bangunan/Asisten ..
keuangan dan penjualan

Imigrasi, pajak dan sistem  Pemeriksa bea dan


16 profesional yang berkaitan cukai/Asisten ..
 Pemeriksa pajak

 Analis Kepegawaian
17 Manajemen
Analis kebijakan publik
Hukum dan  Perancang peraturan perUU
18 Peradilan  Jaksa

Hak Cipta, Paten dan  Pemeriksa paten


19 Merek  Pemeriksa merek/Asisten ..

20 Penyidik dan Detektif  Agen

Arsiparis, Pustakawan  Arsiparis/Asisten ..


21 dan yang berkaitan  Pustakawan

Ilmu Sosial dan yang  Pekerja Sosial/Asisten ..


22 berkaitan  Peyuluh KB/Asisten ...

Penerangan dan Seni


23  Pamong Budaya
Budaya
24 Keagamaan  Penyuluh agama

Politik dan Hubungan


25  Diplomat/Asisten Analis Politik
Luar Negeri

KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 87 TAHUN 1999


JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KESEHATAN
MASYARAKAT (JAFUNG PKM)

PP Nomor 16 tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional PNS;


KEPPRES 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan
Fungsional PNS;
Keputusan MENPAN Nomor 58/KEP/MEN.PAN/8/ 2000
tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan
Masyarakat dan Angka kreditnya;
Keputusan Bersama MENKES-KESOS dan Kepala BKN
Nomor 1811/Menkes-Kesos/SKB/XII/2000 dan Nomor
164.A Tahun 2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat
JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KESEHATAN
MASYARAKAT

 Diperlukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat


akan kesehatan.

 PKM adalah PNS yang diberi tugas, tanggungjawab,


wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melakukan kegiatan penyuluhan
kesehatan masyarakat.

 Jafung PKM termasuk dalam rumpun kesehatan, dengan


kedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional
penyuluhan kesehatan pada unit kerja di lingkungan
kementerian kesehatan dan instansi kesehatan lainnya,
yang hanya dapat diduduki oleh PNS.
 Tugas pokok melaksanakan kegiatan advokasi, pembinaan
suasana dan gerakan pemberdayaan masyarakat, melakukan
penyebarluasan informasi, membuat rancangan media,
melakukan pengkajian/penelitian perilaku masyarakat yang
berhubungan dengan kesehatan serta merencanakan intervensi
dalam rangka mengembangkan perilaku masyarakat yang
mendukung kesehatan.

 Jenjang jabatan PKM :


 Terampil (Pelaksana, Pelaksana Lanjutan dan Mahir)
 Ahli (Pertama, Muda dan Madya).
AK adalah suatu angka yang diberikan berdasarkan penilaian
atas prestasi yg telah dicapai oleh PKM dlm melaksanakan butir
kegiatan dan digunakan sbg salah satu syarat utk pengangkatan
dan kenaikan jabatan/pangkat PKM.

PAK (PENETAPAN ANGKA KREDIT) adalah blanko yg


berisi keterangan perorangan PKM dan satuan nilai dari hasil
penilaian butir kegiatan dan atau akumulasi nilai-nilai butir
kegiatan yg telah dicapai oleh PKM yg telah ditetapkan oleh
pejabat penetap PAK.

36
PEJABAT YANG BERWENANG MENGANGKAT DAN
MEMBERHENTIKAN DALAM DAN DARI JABATAN PKM

 Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003


sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 63 tahun 2009, Pejabat yang berwenang mengangkat,
memindahkan dan memberhentikan PNS dari dan dalam
jabatan adalah Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK).
 PPK : Menteri, Kepala LPNK, Gubernur dan
Bupati/Walikota.
PENGANGKATAN DALAM JABATAN PKM

 Memenuhi AK kumulatif minimal yang ditentukan.


 Tersedia formasi.

Pengangkatan Pertama kali :


1. Berijazah DIII atau DIV kualifikasi yang ditentukan;
2. Pangkat minimal Pengatur Muda Tk.I (II/b) atau Penata Muda (III/a);
3. Telah mengikuti dan lulus serta memperoleh sertifikat diklat fungsional
bidang penyuluhan;
4. DP3 (SKP) bernilai baik dalam 1 tahun terakhir.

Utk menentukan jenjang jabatan PKM di gunakan AK yang telah


ditetapkan.
Pengangkatan dari jabatan Lain :

1. Memiliki AK minimal (PAK)


2. Tersedia formasi;
3. Berijazah DIII atau DIV kualifikasi yang ditentukan;
4. Pangkat minimal Pengatur Muda Tk.I atau Penata Muda;
5. Memiliki sertifikat diklat fungsional bidang penyuluhan;
6. DP3 (SKP) bernilai baik dalam 1 tahun terakhir;
7. Memiliki pengalaman dalam bidang penyuluhan kesehatan
masyarakat min 1 th.
8. Usia maksimal 5 tahun sebelum BUP dari jab terakhir.
PEMBEBASAN SEMENTARA

 5 tahun sejak diangkat dalam pangkat terakhir tidak dapat


mengumpulkan AK yg ditentukan (sd. gol.III/d & gol. IV/b).

 1 tahun sejak diangkat dalam pangkat terakhir tidak dapat


mengumpulkan AK 10 bagi penyelia, III/d dan 20 bagi madya, gol.
IV/c.

Ditugaskan secara penuh diluar jabatan PKM.


Tugas belajar lebih dari 6 bulan.
Dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat;
Diberhentikan sementara sebagai PNS;
Cuti diluar tanggungan negara.
PKM yang telah selesai menjalani pembebasan sementara
dapat diangkat kembali dalam jabatan semula.

Pengangkatan kembali tersebut menggunakan AK terakhir


yang dimiliki dan dan dari prestasi baru yang diperolah
selama tidak menduduki jabatan PKM setelah ditetapkan
oleh pejabat yang berwenang menetapkan PAK.
PEMBERHENTIAN

Penyuluh Kesehatan Masyarakat diberhentikan dari


jabatannya apabila :
Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan
sementara karena tidak dapat mengumpulkan AK yang
ditentukan tetap tidak dapat mengumpulkan AK yang
ditentukan
Dijatuhi hukuman disiplin PNS dengan tingkat
hukuman disiplin berat dan berkekuatan hukum tetap,
kecuali hukuman disiplin berat berupa penurunan
pangkat.
SEKIAN DAN TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai