Anda di halaman 1dari 33

MANAJEMEN

FASILITAS
DAN
KESELAMATAN
(MFK)
Pre Test

https://bit.ly/3wxH2X2
Program Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan
1. Keselamatan
2. Keamanan
3. Bahan berbahaya dan beracun (B3) dan limbah B3
4. Penanggulangan Bahaya Kebakaran
5. Pengelolaan peralatan medik
6. Sistem utilitas
7. Penanggulangan bencana
8. Pre Contruction Risk Assessment (PCRA)
KESELAMATAN
• Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja RS (SMK3RS) adalah bagian dari sistem
manajemen RS secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko oleh sekelompok profesional
yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya lingkungan kerja RS yang sehat, aman,
selamat dan nyaman bagi pasien, SDM RS dan lingkungan sekitar RS.

• Kegiatan pelayanan di rumah sakit bersifat kompleksitas sehingga mengakibatkan meningkatnya


tingkat risiko yang dihadapi di rumah sakit terkait fasilitas dan lingkungan. Rumah sakit dalam
kegiatannya harus menyediakan fasilitas yang aman, berfungsi dan suportif bagi pasien, keluarga,
pengunjung maupun karyawan.

• Melakukan asesmen risiko secara komprehensif & pro aktif utk mengidentifikasi bangunan,
ruangan/area, peralatan, perabotan & fasilitas lainnya yg berpotensi menimbulkan cedera.

Regulasi:
1. UU No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
2. PERMENKES RI No.66 Tahun 2016 Tentang Keselamatan dan Kerja Rumah Sakit
3. Standar Akreditasi RS Program Kerja Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
Bahaya Listrik
Bahaya listrik adalah bahaya yang timbul sebagai akibat adanya energi listrik. Listrik dapat menimbulkan bahaya berupa
hubungan pendek, kebakaran dan sengatan listrik.
Tegangan listrik di rumah sakit di bagi menjadi 3 tegangan yaitu :
1. Tegangan 220v
Tegangan 220v di gunakan untk alat-alat seperti alat kebutuhan rumah tangga
contohnya : lampu,computer, ac ,kulkas,dispenser.
2. Tegangan 380v
Tegangan 380v di gunakan pada alat2 di rumah sakit
contohnya : panel listrik, motor listrik, alat x-ray ,autoclave. Pekerja yang memungkinkan mempunyai resiko terhadap
tegangan 380v adalah pegawai IPSRS, ATEM, Radiology dan CSSD.
3. Tegangan tinggi 20.000v
Tegangan 20.000v di rumah sakit hanya terdapat pada ruang trafo sehingga orang yang mempunyai resiko pada
tegangan 20.000v adalah petugas IPSRS

Bagaimana listrik menjadi aman ?


• Listrik menjadi aman karena Pemasangan yang sudah sesuai standar PUIL 2011
• Ukuran kabel yang standar dan merk yang memiliki spesifikasi kabel 4 besar SNI yaitu kabel Tranka, supreme, metal&kabel indo
• Terdapat grounding pada kabel instalasi listrik di rumah sakit
• Petugas professional yang menangani penambahan/pemasangan instalasi listrik baru atau tambahan
• Mempunyai mcb pengaman listrik yang sesuai dengan daya yang digunakan
• Terpasangnya penyalur petir pada bangunan rumah sakit
Bagaimana jika ada orang yang tersengat
listrik??

1. Memutus aliran utama arus listrik dengan cara


m e n c a b u t ka b e l t e rd e ka t p a d a a r e a t e rs e b u t ,
mematikan sakelar lampu, menurunkan sikring/ MCB

2. Jangan langsung menyentuh korban kecuali menggunakan alat isolator contoh : kayu,
karet, kaca, plastic

3. Bawa ke rumah sakit terdekat agar mendapat pertolongan medis


KEAMANAN
Ruang Lingkup:
1. Melakukan patroli seluruh area RS.
2. Melakukan pemantauan area2 berisiko gangguan keamanan, kekerasan, pencurian, pelecehan, penculikan bayi.
3. Melakukan pemantauan kawasan dilarang merokok diarea RS setiap shift.
4. Melakukan pemantauan CCTV setiap shift.
5. Memberikan tanda-tanda bahaya/keadaan darurat, melalui alat alarm/kode-kode emergency tertentu bila terjadi
kebakaran, bencana alam/keadaan lain yang membahayakan jiwa, badan/harta benda maupun aset RSUD Tebet.
6. Menerima dan menyeleksi setiap barang kiriman atau paket.
7. Menerima dan mengarahkan tamu untuk mengisi buku tamu, dan memberikan kartu visitor.
8. Menjaga barang milik pasien IGD.
9. Membantu dan mengarahkan mobil ambulance masuk dan keluar area rumah sakit.
10. Mengambil langkah-langkah dan tindakan sementara bila terjadi suatu pelanggaran hukum seperti mengamankan tempat
kejadian perkara dan barang bukti, menolong korban, melakukan penyelidikan, melaporkan keatasan/pimpinan, serta
melaporkan ke pos Polisi terdekat.
11. Mengisi papan petugas tanggap darurat disetiap lantai sesuai dengan petugas yang sedang berdinas di hari tersebut.
12. Mencatat seluruh kegiatan pengamanan di buku operan (hasil patroli, hasil pengawasan area dilarang merokok, dsb)
Bahan berbahaya dan beracun (B3) dan
limbah B3
Kegiatan...
1. Identifikasi jenis, lokasi dan jumlah B3 serta inventarisasi B3 di RS
2. Menyiapkan dan memiliki lembar data keselamatan bahan (MSDS)
3. Menyiapkan sarana keselamatan Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) (Ketersediaan dan penggunaan APD yang benar pada waktu
menangani (handling) B3 dan limbahnya)
4. Pembuatan pedoman dan standar prosedur operasional pengelolaan
B3 yang aman (Label/simbol B3)
5. Penanganan keadaan darurat Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
(Tumpahan atau pajanan B3/LB3)
Alur Pengelolaan Limbah RSUD Tebet
SIMBOL LIMBAH B3

PERMEN LH NO 14 TH 2013
Penanggulangan Bahaya Kebakaran
Pencegahan dan pengendalian kebakaran dilakukan melalui :
1. Identifikasi dan pemetaan area berisiko bahaya kebakaran dengan FSRA
2. Pengurangan risiko bahaya kebakaran dengan cara:
• Sistim peringatan dini
• Tanda-tanda dan/ atau rambu evakuasi
• Akses keluar, akses evakuasi, dan area tempat titik kumpul aman
• Penyediaan alat evakuasi untuk gedung bertingkat
• Penempatan bahan mudah terbakar aman dari api dan panas
• Pengaturan konstruksi gedung sesuai dengan prinsip keselamatan dan
Kesehatan Kerja
• Penyimpanan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang mudah terbakar
dan gas medis
• Larangan merokok.
• Inspeksi fasilitas/area berisiko kebakaran secara berkala
• Menyusun kebijakan, pedoman dan SPO terkait keselamatan kebakaran
3. Simulasi kebakaran
CARA PENGGUNAAN APAR

1. Tarik/Lepas Pin pengunci


tuas APAR / Tabung
Pemadam.
2. Arahkan selang ke titik
pusat api.
3. Tekan tuas untuk
mengeluarkan isi APAR /
Tabung Pemadam.
4. Sapukan secara merata
sampai api padam.
FSRA (Fire Safety Risk Assesment)
Pengelolaan peralatan medik
Tujuan pengelolaan peralatan medis yaitu melindungi sumber daya manusia Rumah
Sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit
dari potensi bahaya peralatan medis.
Untuk menjamin peralatan medis dapat digunakan dan layak pakai maka rumah sakit
perlu melakukan :
1. Melakukan inventarisasi peralatan medis yang meliputi peralatan medis yang
dimiliki oleh RS, peralatan medis kerja sama operasional (KSO) milik pihak lain
2. Melakukan pemeriksaan peralatan medis secara teratur
3. Melakukan uji fungsi peralatan medis sesuai penggunaan ketentuan pabrik
4. Melaksanakan pemeliharaan preventif dan kalibrasi
Sistem utilitas
Kegiatan...
1. Memastikan adanya daftar inventaris komponen-komponen sistem utilitasnya
2. Memastikan dilakukan kegiatan pemeriksaan dan pemeliharaan terhadap
semua komponen-komponen sistem utilitas yang beroperasi, semua
komponennya ditingkatkan bila perlu.
3. Memberikan label pada tuas-tuas kontrol sistem utilitas untuk membantu
pemadaman darurat secara keseluruhan atau sebagian.
4. Pengujian sumber air bersih alternatif dan listrik
5. Pengujian air bersih minimal setiap 6 bulan sekali
6. Pengujian air limbah setiap 1 bulan sekali
SISTEM KOMPONEN AIR UTAMA
Penanggulangan bencana
Bencana adalah Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
dan/atau non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban
jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian Harta benda, dan dampak psikologis. (UU
No.24 tahun 2007)

Upaya kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana meliputi:


a. Identifikasi risiko, penilaian analisa risiko dan pemetaan risiko kondisi darurat atau
bencana.
b. Pengendalian kondisi darurat atau bencana dengan cara menyusun pedoman tanggap
darurat atau bencana, membentuk Tim Tanggap Darurat atau Bencana, serta
menyediakan alat/sarana dan prosedur keadaan darurat
c. Simulasi dan pelatihan kondisi darurat atau bencana
Setelah Terjadi Gempa:
1. Jika Anda Berada di dalam bangunan
Keluarlah dari bangunan itu dengan Tertib, jangan
menggunakan Lift, Gunakan Tangga biasa atau tangga
darurat.
2. Ikuti rambu-rambu dan perintah Floor Captain menuju
Assembly Point.
3. Periksa apa ada yang terluka, Lakukan Pertolongan P3K
jika memungkinkan.
4. Telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka
parah pada anda atau disekitar anda. Update informasi.
KODE-KODE EMERGENCY
Petugas Tanggap Darurat Bencana

BAGIAN BERKAS

BAGIAN PENGAMANAN
BERKAS DAN ALKES
TUPOKSI PETUGAS TANGGAP DARURAT BENCANA

Mengkoordinir upaya pemadaman dan menyiapkan petugas evakuasi

1. Memimpin evakuasi penghuni dari lantai tersebut ke tempat berkumpul yang telah ditentukan
2. Koordinasi dengan peugas security untuk kelancaran pelaksanaan evakuasi
3. Mencatat penghuni yang ada di lantai bersangkutan

Menangani penghuni lantai jika terjadi luka atau keluhan medis. Bila petugas
helm kuning bukan SDM medis, maka tugasnya dalah menghubungi bagian IGD
atau petugas medis terkait

Memimpin usaha penyelamatan dokumen penting dan peralatan medis yang penting
BAGIAN
PENGAMANAN
BERKAS DAN ALKES

1 Memimpin usaha pemadam kebakaran den menggunakan peralatan yang ada di lantai tersebut.
2. Melapor ke koordinator lantai bila kebakaran semakin besar
Pre Contruction Risk Assessment (PCRA)
Pre Contruction Risk Assessment (PCRA)
Pre Contruction Risk Assessment (PCRA)
Pre Contruction Risk Assessment (PCRA)
Post Test
https://bit.ly/3XzuEBL

Anda mungkin juga menyukai