Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS

IBUKOTA JAKARTA

PROSEDUR BAKU PELAKSANANAN KEGIATAN


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PENATALAKSANAAN PAJANAN BAHAN
INFEKSIUS
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TEBET
Nomor SOP : 18/SOP/PPI/I/2023

Tanggal Pembuatan : 02 Januari 2023

Tanggal Revisi :

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH


KHUSUS IBUKOTA JAKARTA Tanggal Pengesahan : 10 Januari 2023
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
TEBET Disahkan Oleh Direktur RSUD Tebet

drg. Endang Murdiati, MPH


NIP. 196505051992022001
Nama SOP Penatalaksanaan Pajanan
Bahan Infeksius

Dasar Hukum Kualifikasi Pelaksana


1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Seluruh Pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Tebet
Indonesia No 27 tahun 2017 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
2. Surat Keterangan Direktur Rumah Sakit
Umum Daerah Tebet No 48 tahun 2023
tentang Pedoman Pelayanan Komite
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Keterkaitan Peralatan/Perlengkapan
1. Instalasi Gawat Darurat 1. Air Mengalir
2. Instalasi Rawat Inap 2. Sabun Antiseptik
3. Instalasi Rawat Intensif
4. Instalasi Rawat Jalan
5. Ruang Bersalin
6. Kamar Operasi

Pengertian Pencatatan dan Pendataan


SOP ini merupakan prosedur baku yang wajib Setiap pajanan dicatat dan dilaporkan kepada yang
dilaksanakan dalam meminimalisir atau berwenang yaitu atasan langsung dan Komite PPI dan K3.
mencegah terjadinya infeksi pada pasien,
petugas, pengunjung, dan masyarakat sekitar
rumah sakit.
I. PROSEDUR PENATALAKSANAAN PAJANAN BAHAN INFEKSIUS

Pelaksana Mutu Baku

Uraian Prosedur Ket


Seluruh Pegawai RSUD Tebet Kelengkapan Waktu Ouput

1 2 3 4 5 6 7
1. Tindakan darurat
Tertusuk Darah / Darah / Darah / Darah /
jarum cairan
yang dilakukan pada tubuh
cairan cairan cairan
tubuh tubuh tubuh
pasien pasien pasien pasien
bagian yang terpajan mengenai mengenai mengenai mengenai
kulit mulut mata hidung
adalah sebagai
berikut :

Bilas bahan pajanan Mengurangi


Bilas Bilas Ludahkan Bilas mata Hembus resiko
dengan dengan dan dengan keluar terjadinya
air air kumur air dan paparan
mengalir mengalir dengan mengalir bersihkan 6 bulan
kemudian kemudian air (irigasi) dengan kepada petugas
cuci cuci beberapa dengan air dan
dengan dengan kali posisi pengunjung
sabun / sabun kepala
cairan miring
rumah sakit
antiseptic kearah
hingga mata
bersih yang
terpercik

Bagian
tubuh yang
tertusuk
tidak boleh
ditekan /
dihisap
2. Catat Pajanan dan Dilaporkan kepada
yang berwenang yaitu
Laporkan atasan langsung dan
Komite PPI dan K3
3. Telaah Pajanan
a) Pajanan yang
memiliki resiko
infeksi :
 Perlukaan kulit
Pajanan HIV dan
 Pajanan pada Hepatitis B Negatif
selaput mukosa
 Pajanan melalui
kulit yang luka
b) Bahan yang
memberikan risiko
penularan infeksi
adalah : Pajanan HIV Positif
 Darah
 Cairan bercampur
darah yang kasat Pajanan Hep B
mata Positif
 Cairan yang
potensial terinfeksi
(semen, cairan
vagina, cairan
serebrospinal,
cairan pleura,
cairan peritoneal,
cairan pericardial)
 Virus yang
terkonsentrasi
c) Tentukan status
infeksi sumber
pajanan (bila belum
diketahui), dilakukan
pemeriksaan :
 HbsAg
 Anti HCV
 Anti HIV
d) Tentukan
kerentanan orang
yang terpajan
dengan cara :
 Pernahkan
mendapat vaksinasi
Hepatitis B
 Status serologi
terhadap HBV (titer
Anti HBs) bila
pernah
mendapatkan
vaksin
 Pemeriksaan Anti
HCV
 Pemeriksaan Anti
HIV
4. Konsultasikan ke Poli  Penanganan efek

Karyawan untuk samping dapat berupa


obat (misalnya anti
diberikan Profilaksis
mual) atau untuk
Pasca Pajanan mengurangi efek
(PPP) oleh Spesialis samping.
Penyakit Dalam  Orang terpajan dan
mendapat PPP harus
dilakukan follow-up
dan pemantauan
klinis, dengan maksud
untuk memantau
adherence dan
mengetahui efek
samping obat
 Menyarankan orang
terpajan sejak
terjadinya pajanan
sampai 6 bulan
kedepan, tidak
melakukan perilaku
berisiko
5. Memberikan Follow  Melakukan tes HIV 3 –

Up dan Dukungan 6 bulan setelah


pajanan dan anti HBs
1-2 bulan setelah
dosis vaksin terakhir.

Anda mungkin juga menyukai