Anda di halaman 1dari 65

DASAR-DASAR K3 DAN

MANAJEMEN K3
RUMAH SAKIT DAN LAYANAN
KESEHATAN LAINNYA
TUJUAN PEMBAHASAN

Diharapkan peserta seminar dapat memahami:


Peraturan dan perundangan terkait dengan
persyaratan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Rumah sakit dan fasilitas layanan kesehatan
Dasar-dasar K3 Rumah Sakit dan Ketenagakerjaan/
umum serta usaha pencegahan penyakit dan
kecelakaan akibat kerja
Persyaratan Sistem Manajemen K3 Rumah Sakit dan
kontribusinya dalam pembangunan SMK3
UU & PERATURAN K-3 PEKERJA
Di RS RS

PERLINDUNGAN
KES & KESELAMATAN
PEKERJA,
PASIEN,PENGUNJUNG,MASY
SEKITAR
SDM BERKUALITAS &
PRODUKTIF
DASAR HUKUM

Dasar hukum yang terkait dengan pelaksanaan K3 RS :


UU No.1 tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
UU No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan
UU No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit berisi
akreditasi RS dan syarat fisik RS
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan
PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
Permenkes Nomor 432/Menkes/ SK/IV/2007 tentang
pedoman Manajemen K3 Rumah Sakit
Permenkes Nomor 432/Menkes/ SK/VIII/2010
tentang Standar K3 Rumah Sakit
UU No 1 tahun 1970
Keselamatan Kerja:

Dasar Keilmuannya adalah Ilmu Teknik


Memerlukan kajian profesi penjabarannya.
Perlu individu yg mempunyai kompetensi
dalam pelaksanaannya
UU No 39 tahun 2009
Kesehatan Kerja:

Dasar Keilmuannya adalah Ilmu Medis


Memerlukan kajian profesi penjabarannya
Perlu individu yg mempunyai kompetensi dalam
pelaksanaannya.
UU 36/2009 TTG KESEHATAN
(PASAL 165 : KESEHATAN KERJA )

UU KESEHATAN PENJELASAN

Pasal 165
Pengelola tempat kerja Rumah Sakit mempunyai kewajiban
wajib melakukan segala untuk menyehatkan mempunyai
bentuk upaya kesehatan kewajiban untuk menyehatkan para
melalui upaya pencegahan, tenaga kerjanya. Salah satunya adalah
peningkatan, melalui upaya kesehatan kerja
pengobatan dan pemulihan disamping keselamatan kerja.
bagi tenaga kerja.
UU 36/2009 TTG KESEHATAN
(PASAL 165 : KESEHATAN KERJA )

Rumah Sakit harus menjamin kesehatan dan keselamatan


baik terhadap pasien, penyedia layanan atau pekerja maupun
masyarakat sekitar dari berbagai potensi bahaya di Rumah
Sakit. Oleh karena itu, Rumah Sakit dituntut untuk
melaksanakan Upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
yang dilaksanakan secara terintegrasi dan menyeluruh
sehingga risiko terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan
Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) di Rumah Sakit dapat
dihindari.
PEMAHAMAN HSE (K3L)

H: Health = Kesehatan Kerja


DEFINISI K3

Kesehatan(health): pencegahan penyakit,sakit


atau ketidak-nyamanan yang parah sehubungan
dengan pekerjaan yang dapat mengganggu
kondisi fisik dan mental pekerja ataupun
anggota masyarakat
Keselamatan(safety): pencegahan terjadinya
kecelakaan untuk menghindari cedera bagi
orang (manusia) atau kerusakan terhadap
fasilitas kerja(mesin peralatan, dll)atau tempat
lingkungan kerja
Kecelakaan(accident): terjadi bila suatu
kejadian yang tidak direncanakan muncul,baik
yang berakibat cedera(ringan maupun
berat)atau kerusakan maupun tidak
PERMASALAHAN

Data WHO (1995):

40 50 % Pddk Dunia punya risiko thd PAK & PAHK.

PAK/PAHK GLOBAL: 37% Backpain,16% Hearing


loss,13% peny.paru obstruksi kronis,
11% asthma, 10% kecelakaan, 9% kanker paru,
2% leukemia

KECELAKAAN akibat KERJA : +/- 120 juta/tahun,


200.000 kasus berakibat fatal,
68 157 juta kasus baru akibat pemajanan
ILMU KESEHATAN KERJA

Bagian dari Ilmu Kesehatan


Masyarakat yang khusus
mempelajari secara luas
dan mendalam
permasalahan kesehatan
yang berkaitan dengan
pekerjaan
DEFINISI
Penyakit akibat kerja Occupational Disease:
Penyakit yg mempunyai penyebab yg spesifik atau
asosiasi kuat dgn pekerjaan, yg pada umumnya terdiri
dari satu agen penyebab yg sudah diakui

Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan


Work Related Disease:
Penyakit yang mempunyai beberapa agen
penyebab, dimana faktor pada pekerjaan
memegang peranan bersama dengan faktor
risiko lainnya dalam berkembangnya penyakit
yang mempunyai etiologi yang kompleks
DEFINISI

ILO (1983):
Pengertian Occupational Disease & Work Related Disease masih
dipisah
Gagasan WHO & ILO (1987)- adopsi (1989):
Work related disease dapat digunakan untuk penyakit akibat
kerja yg sudah diakui & gangg. Kesehatan dimana lingkungan
kerja dan proses kerja merupakan salah satu faktor penyebab
yang bermakna
KECELAKAAN KERJA

Kecelakaan adalah kejadian yg tiba-tiba, tidak


terduga dan tidak diharapkan.
Dapat menyebabkan proses pekerjaan yang telah
direncanakan menjadi kacau/terhambat
Biasanya kecelakaan menimbulkan kerugian
material dan penderitaan dari yang paling ringan
sampai kepada yang paling berat
Kerugian-kerugian :
People : Luka, cacat, meninggal
Properti : Kerusakan bangunan & peralatan
Profit : Rupiah, $, dll
LEMAH KONTROL

SEBAB DASAR

PENYEBAB
SEBAB LANGSUNG

INSIDEN
KEJADIAN

KOMSEKUENSI KERUGIAN
K3 Konstruksi K3 transportasi Kesja.Perkantoran
K3 Maritim
K3 RS/Sarkes
K3 pariwisata

K3 pertambangan \ K3 Pertanian
& K3 Perkebunan

Kes.Industri Formal & Kes. Matra D/L/U


informal KESEHATAN &
KESELAMATANKERJA
Faktor-faktor yg mempengaruhi
kesehatan tenaga kerja
Beban Lingkungan
kerja kerja
-Fisik
-Fisik
-Mental
-Kimia
-Biologi
-Ergonomi
Kapasitas kerja -Psikologi

- Ketrampilan
- Kesegaran jasmani & rohani
- Status kesehatan/gizi
- usia
- Jenis kelamin
- Ukuran tubuh
RS Menurut Pasien
Sebagai Sistem Pelayanan
Pasien
Petugas
Tukang parkir Satpam Pendaftaran

Kasier

Dokter

Perawat
Petugas
Apotik

Lab.
Petugas Rontgent
Human Resources
Facility
Inform. System
In and out patient
Management
Emergency
Finance
Surgery
etc
Supporting System
Good Governance
Good Clin .Govern. Excellence medicine
etc Excellence service
K3 dan Manajemen Fasilitas dan
Keselamatan (MKF)
Sebagai sebuah tempat kerja, Rumah Sakit menjadi sebuah lingkungan
kerja dengan komponen fisik dan non-fisiknya

RS dibangun dilengkapi dengan peralatan yang dijalankan dan harus


dipelihara sedemikian rupa untuk menjaga dan mencegah terjadinya
bencana dan kecelakaan. Untuk itulah maka RS seperti perusahaan
ataupun pabrik penghasil barang memerlukan tim K3 (kesehatan dan
keselamatan kerja). Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) berkaitan
dengan kesehatan dan keselamatan tenaga kerja, pekerjaan dan
lingkungan kerja, yang meliputi segala upaya untuk mencegah dan
menanggulangi segala sakit dan kecelakaan akibat kerja.

K3 di rumah sakit termasuk dalam Manajemen Fasilitas dan Keselamatan


(MFK) dalam standar akreditasi rumah sakit.
6 Fokus area MFK

a. Keselamatan dan Keamanan


1. Keselamatansuatu tingkatan keadaan tertentu di mana gedung, halaman/ ground dan
peralatan rumah sakit tidak menimbulkan bahaya atau risiko bagi pasien, staf dan pengunjung.
2. Keamanan-proteksi dari kehilangan, perusakan dan kerusakan, atau akses serta
penggunaan oleh mereka yang tidak berwenang.
b. Bahan berbahaya
penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan radioaktif dan bahan berbahaya
lainnya harus dikendalikan dan limbah bahan berbahaya dibuang secara aman.
c. Manajemen emergensi
tanggapan terhadap wabah, bencana dan keadaan emergensi direncanakan dan
efektif
d. Pengamanan kebakaran
properti dan penghuninya dilindungi dari kebakaran dan asap.
e. Peralatan medis
peralatan dipilih, dipelihara dan digunakan sedemikian rupa untuk mengurangi
risiko.
f. Sistem utilitas
listrik, air dan sistem pendukung lainnya dipelihara untuk meminimalkan risiko
kegagalan pengoperasian.
K3 RUMAH SAKIT

Upaya untuk memberikan jaminan


keselamatan dan meningkatkan derajat
kesehatan para pekerja/buruh dengan
cara pencegahan kecelakaan dan penyakit
akibat kerja, pengendalian bahaya di
tempat kerja, promosi kesehatan,
pengobatan dan rehabilitasi.
Kebijakan K3 di Rumah Sakit

1. Meningkatkan system informasi K3 di Rumah


Sakit
2. Menyediakan wadah fungsional terstruktur K3 RS
dalam organisasi Rumah Sakit
3. Meningkatkan sosialisasi K3 RS di seluruh
kegiatan Rumah Sakit
4. Meningkatkan pengendalian system kerja &
perilaku selamat di Rumah Sakit
5. Meningkatkan sumber daya manusia yang
professional di setiap unit kerja mengenai K3
Rumah Sakit
Tujuan kebijakan K3

Tujuan Umum:
Untuk meningkatkan kemampuan hidup
sehat,keselamatan pekerja, pasien,
pengunjung dan pihak ketiga di Rumah
Sakit
Tujuan Khusus:

1. Terciptanya lingkungan kerja Rumah Sakit yang


aman dan nyaman
2. Terpenuhinya syarat2 kesehatan kerja di setiap
unit
3. Meningkatnya kemmpuan hidup sehat pekerja
4. Meningkatnya profesionalisme dalam hal
kesehatan dan keselamatan kerja bagi para
Pembina, pelaksana, penggerak, dan pendukung
program
5. Terwujudnya organisasi kerja yang menunjang
tercapainya kesehatan dan keselamatan kerja di
Rumah Sakit
Jenis Kecelakaan Kerja di RS

Kecelakaan medis, jika yang menjadi


korban adalah pasien
Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban
adalah pekerja di Rumah Sakit itu sendiri
PEMBUDAYAAN K3 DI RS
Beliefs
Philosophies
Values

Thought
Feeling

Attitude

Behavior/Action
Antecedent
Setting Goal

Behavior
Performance

Consequences
Reinforce/Punishment
Positive Reinf.
Negative Reinf
Punishment
Extraction
METODE SOSIALISASI PENERAPAN
BUDAYA K3-RUMAH SAKIT

Pengenalan (awareness)
Sosialisasi Kebijakan K3 pada setiap pertemuan
(rapat, upacara, dll)
Spanduk dengan pesan K3 (bulan K3, Kegiatan
Ilmiah)
Poster-poster pesan K3
Buku saku yang berisi kebijakan K3
Safety talk sebelum melaksanakan tugas
Contoh langsung di lapangan
METODE SOSIALISASI PENERAPAN
BUDAYA K3-RUMAH SAKIT

Pemahaman
Kursus/Pelatihan
Seminar
Study banding
Pelibatan dalam organisasi K3
Praktek lapangan K3

Pengembangan (Development)
Keterlibatan dalam tim K3
Sebagai Fasilitator K3
ISU-ISU K3 RS

Beberapa isu K3 RS yang penting adalah:


Keselamatan pasien dan pengunjung
Keselamatan dan kesehatan petugas kesehatan
Keselamatan bangunan
Keselamatan lingkungan
KESELAMATAN PASIEN

Suatu proses pelayanan pasien yang aman terdiri dari:


1. Asesmen risiko
2. Identifikasi dan manajemen risiko
3. Pelaporan dan analisis insiden
4. Tindak lanjut dan solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko
is a new healthcare discipline that emphasizes the reporting,
analysis, and prevention of medical error that often leads to
adverse healthcare events, medical error adverse healthcare
events
Model 5 Prinsip Penerapan SMK3
Peningkatan
Berkelanjutan

Peninjauan &
Peningkatan Kebijakan
Kinerja
Kinerja SMK3
SMK3

Pantauan &
Perencanaan
Evaluasi
K3
Kinerja K3

Pelaksanaan
Rencana K3
Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja

PP No. 50/ 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja - Umum
Adalah bagian dari sistem manajemen
perusahaan secara keseluruhan yang
dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan,
pencapaian, pengkajian dan pemeliharan
kewajiban K3, dalam rangka pengendalian
resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja
guna terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien dan produkatif.
Manajemen K3 RS
Kepmenkes No. 432/MENKES/SK/IV/2007
Tentang Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan
Kerja di Rumah Sakit
Suatu proses kegiatan yang dimulai
dengan tahap persiapan, perencanaan,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi,
serta tahap tinjauan ulang dan
peningkatan oleh pihak manajemen.
Penerapan Sistem Manajemen
K3RS
Kepmenkes No. 432/MENKES/SK/IV/2007
Tentang Pedoman Manajemen Kesehatan dan Keselamatan
Kerja di Rumah Sakit

SMK3RS bertujuan menciptakan suatu


sistem kesehatan dan keselamatan kerja di
Rumah sakit dengan melibatkan unsur
manajemen, karyawan, kondisi dan
lingkungan kerja yang terintegrasi dalam
rangka mencegah dan mengurangi
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Tahapan Penerapan Sistem Manajemen
K3 di RS

Tahap Persiapan
Tahap Perencanaan
Tahap Pelaksanaan/Penerapan
Tahap Monitoring dan Evaluasi
Tahap Tinjauan Ulang dan Peningkatan oleh Pihak
Manajemen
Tahap Persiapan

Mengacu pada SK Menkes 432/Menkes/SK/IV/2007,


pelaksanaan harus dimulai dari direktur utama/direktur RS
(manajemen puncak) dengan tindakan nyata, agar dapat
diketahui, dipelajari, dihayati dan dilaksanakan oleh seluruh
staf dan petugas RS. Menetapkan cara penerapan K3 di RS.
RS memiliki personil yang cukup mampu untuk
mengorganisasikan dan mengarahkan orang.
Membentuk kelompok kerja penerapan K3; wakil dari setiap
unit kerja (Manajer unit kerja). Penetapan peran, tanggung
jawab dan tugas anggota kelompok kerja. Kualifikasi dan
jumlah anggota kelompok kerja disesuaikan dengan
kebutuhan RS. Menetapkan sumber daya yang diperlukan,
sumber daya disini mencakup orang (mempunyai tenaga K3),
sarana, waktu dan dana.
Tahap Perencanaan

RS harus membuat perencanaan yang efektif agar


tercapai keberhasilan penerapan SMK3 dengan sasaran
yang jelas dan dapat diukur. Perencanaan dilakukan
melalui self assesment akreditasi K3RS dan SMK3.
Perencanaan meliputi identifikasi sumber bahaya,
penilaian dan pengendalian faktor risiko. RS harus
melakukan kajian dan identifikasi sumber bahaya,
penilaian serta pengendalian faktor risiko. Identifikasi
sumber bahaya dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan kondisi dan kejadian yang dapat
menimbulkan potensi bahaya, jenis kecelakaan dan PAK
yang mungkin dapat terjadi.
4 tingkatan pengendalian risiko;
Menghilangkan bahaya
Menggantikan sumber risiko dengan sarana/
peralatan lain yang tingkat risikonya lebih rendah/
tidak ada
Pengendalian engineering/ rekayasa
Pengendalian Administrasi
Alat Pelindung Diri
Lingkup Kegiatan K3RS

1. Emergency Response Plan (Rencana Tanggap Darurat):


pelatihan evakuasi dan tanggap darurat secara periodik.
2. Fire safety (Keamanan dari ancaman bahaya kebakaran): pasif
diinstal pada bangunan sebagai insulator dan aktif seperti
sprinkel, APAR, Hydran, alat komunikasi, perangkat security.
3. Patient Safety (Jaminan keamanan pasien: no INOS, no worry,
easy access, system fiendly).
4. Workers Health (Kesehatan Pekerja dengan menjamin
lingkungan-peralatan-metode perilaku kerja sehat dan aman).
5. Pengelolaan bahan berbahaya
6. Sanitasi lingkungan
7. Pengendalian dan penangananan limbah
8. Pendidikan, pelatihan dan promosi
9. Pencatatan dan pelaporan
TEMPAT KERJA
TERMASUK RUMAH SAKIT

MEMPUNYAI RISIKO
BAHAYA KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA

WAJIB MELAKSANAKAN K-3

AKREDITASI K-3
SASARAN KESELAMATAN PASIEN
RUMAH SAKIT

a. Ketepatan identifikasi pasien;


b. Peningkatan komunikasi yang efektif;
c. Peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai;
d. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-
pasien operasi;
e. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan; dan
f. Pengurangan risiko pasien jatuh.

4
5
Standar Keselamatan Pasien

a. Hak pasien;
b. Mendidik pasien dan keluarga;
c. Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan;
d. Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk
melakukan evaluasi dan program peningkatan
keselamatan pasien;
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan
keselamatan pasien;
f. Mendidik staf tentang keselamatan pasien; dan
g. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk
mencapai keselamatan pasien. Pengurangan risiko
pasien jatuh.
4
6
KEPMENKES

No. 351/Menkes/SK/III/2003
tentang Komite Keselamatan
dan Kesehatan Kerja sektor
Kesehatan
No. 1074/Menkes/SK/VII/
2003 tentang Pembentukan
Kelompok Kerja Teknis
Kesehatan kerja
PANITIA PEMBINA K3 (P2K3)
Sektor Ketenagakerjaan

UU NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG


KESELAMATAN KERJA (Ps. 10)
PERMENNAKER NO. 4 TAHUN 1987
TENTANG P2K3 SERTA TATA CARA
PENUNJUKAN AHLI K3
P2K3:

Badan Pembantu di Tempat Kerja

Merupakan Wadah Kerjasama antara


Pengusaha/Pengurus dan Pekerja, untuk
Mengembangkan :

saling pengertian dan


partisipasi efektif

dalam penerapan K3 di tempat kerja


PENGUSAHA ATAU PENGURUS WAJIB
MEMBENTUK P2K3
50

DENGAN KETENTUAN :

Mempekerjakan 100 orang atau lebih

Mempekerjakan kurang dari 100 orang


dengan resiko tinggi (peledakan, kebakaran,
keracunan dan penyinaran radio aktif)
Tahapan Penerapan Sistem Manajemen
K3 di RS

Tahap Persiapan
Tahap Perencanaan
Tahap Pelaksanaan/Penerapan
Tahap Monitoring dan Evaluasi
Tahap Tinjauan Ulang dan Peningkatan oleh
Pihak Manajemen
Penerapan Program 5S/ 5R
S1 Sort (Sortir) Seiri Ringkas
Ringkas barang-barang yang tidak diperlukan di area
tempat anda bekerja
S2 Systemize/Set in order (Sistematisasi) Seiton Rapi
Tempat untuk segala sesuatu dan segala sesuatu di
tempatnya(Place for Everthing and Everything in its Place
PEEP)
S3 Sanitize (Sanitasi) Seiso Resik
Bersihkan di dalam dan di luar
S4 Standardize (Standarisasi) Seiketsu Rawat
Metode digunakan untuk mempertahankan pencapaian,
tidak hanya sekedar prosedur operasional, praktek yang
terbaik dan penggunaan ISO secara aktif diperlukan
S5 Sustain (Dukung) Shitsuke Rajin
Pastikan bahwa target dilaksanakan secara terus menerus
Pentingnya 5S
Mencegah kecelakaan, kebakaran,
K3
ketegangan, dan sebagainya

Mutu Mengurangi kesalahan/cacat

Pekerjaan Visual (bisa dilihat


Komunikasi langsung)
Mengurangi pemeriksaan, tumpukan
Produktivitas (stock-out); ruang lantai; dll

Mengurangi kemacetan mesin


OE Keandalan
Kotak pajangan fasilitas; menambah
Lingkungan Kerja ruang kerja bagi karyawan;

Pemberdayaan; disiplin dasar; moral


Lain-lain karyawan; dan sebagainya
Lingkup Kegiatan K3RS

1. Emergency Response Plan (Rencana Tanggap Darurat): pelatihan


evakuasi dan tanggap darurat secara periodik.
2. Fire safety (Keamanan dari ancaman bahaya kebakaran): pasif
diinstal pada bangunan sebagai insulator dan aktif seperti sprinkel,
APAR, Hydrant, alat komunikasi, perangkat security.
3. Patient Safety (Jaminan keamanan pasien: no worry, easy access,
system friendly).
4. Workers Health (Kesehatan Pekerja dengan menjamin lingkungan-
peralatan-metode perilaku kerja sehat dan aman).
5. Pengelolaan bahan berbahaya
6. Sanitasi lingkungan
7. Pengendalian dan penangananan limbah
8. Pendidikan, pelatihan dan promosi
9. Pencatatan dan pelaporan
Apakah Akreditasi..?

TUJUAN AKREDITASI RS

AKREDITASI RS
Menentukan apakah RS
tersebut memenuhi standar
yg direncanakan untk
Suatu proses dimana memperbaiki keselamatan
suatu lembaga, yang mutu pelayanan
Independen,
melakukan asesmen STANDAR AKREDITASI
terhadap rumah Suatu pernyataan yg
sakit mendifinisikan harapan
terhadap kinerja, struktur
proses yg harus dimiliki RS
utk memberikan pelayanan
& asuhan bermutu & aman
ak
me
ak MUTU
d KESELAMAT
pa AN/KEAMA
NAN
ak
ASUHAN
me PASIEN
seb
Ak
Kes
Sen
15 KRITERIA YANG DINILAI
1. Sasaran keselamatan Pasien
2. Hak Pasien & Keluarga (HPK)
3. Pendidikan Pasien & Keluarga (PPK)
4. Peningkatan mutu & Keselamatan Pasien (PMKP)
5. Melinium Development Goals (MDGS)
6. Akses pelayanan & Kontinuitas pelayanan (APK)
7. Asesmen Pasien (AP)
8. Pelayanan Pasien (PP)
9. Pelayanan Anastesi & Bedah (PAB)
10. Manajemen Penggunaan Obat (MPO)
11. Manajemen Komunikasi & Informasi (MKI)
12. Kualifikaasi & Pendidikan Staff (KPS)
13. Pencegahan & Pengendalian Infeksi (PPI)
14. Tata kelola, Kepemimpinan & Pengarahan (TKP)
15. Manajemen Fasilitas & Keselamatan (MFK)
TINGKATAN KELULUSAN & KRITERIA

a. Tingkat Dasar
Apabila kriteria no 1-4, nilai minimum 80%, dan kriteria
no 5-15 nilai minimum 20 %.

b. Tingkat Madya
Apabila kriteria no 1-8, nilai minimum 80% dan kriteria
9-15, nilai minimum 20%

c. Tingkat Utama
Apabila kriteria no1-12, nilai minimum 80% dan
kriteria 13-15, nilai mimimum 20%

d. Tingkat Paripurna
Seluruh kriteria 1-15, nilai minimum 80%

Anda mungkin juga menyukai