Tulang-rangka Akibat
Kerja (GOTRAK)
1
Pokok Bahasan
• Pengertian Gangguan Otot Tulang-Rangka
Akibat Kerja (GOTRAK)
• Permasalahan Gangguan Otot Tulang-
Rangka Akibat Kerja (GOTRAK)
• Faktor Risiko GOTRAK di tempat kerja
• Contoh dan gejala GOTRAK
• Pencegahan GOTRAK
• Manajemen pengendalian GOTRAK
2
Pendahuluan (1)
• Setiap hari pekerja menggunakan otot, ligament,
tulang dan sendi mereka untuk bergerak,
bekerja, berjalan, duduk, mengangkat,
menurunkan, menjinjing, menarik dan
mendorong barang-barang sesuai tugas
kerjanya masing-masing.
3
(2)
• Jenis pekerjaan dan cara kerja terlalu
membebani tubuh pekerja tersebut hingga
menyebabkan pegal linu dan nyeri otot yg pada
akhirnya dapat mengakibatkan terjadinya
cedera/Gangguan Otot Tulang-Rangka Akibat
Kerja (GOTRAK)/atau Work-related Musculo
Sceletal Disorders (WMSDs).
4
Pengertian
• Semua ggn kesehatan dan cedera yg mengenai
sistem gerak tubuh (otot, tendon, selaput tendon,
ligamen, tulang-rangka, sendi, tulang rawan,
bursa, spinal discs, pembuluh darah dan syaraf)
yg disebabkan atau diperberat oleh berbagai
faktor risiko pekerjaan dan/atau lingkungan kerja.
• Tidak termasuk dampak langsung dari jatuh,
terpukul, tabrakan, perkelahian dll.
5
6
MENGAPA GOTR
MERUPAKAN MASALAH ? (1)
7
(2)
• Merupakan masalah kesehatan kerja yg paling mahal.
– Satu kasus GOTR/MSDs : $12.000
– Biaya rata-rata untuk satu kasus tindakan operasi,
GOTR/MSDs : $43.000.
– Total biaya utk kompensasi pekerja yg menderita
GOTR/MSDs: $ 45 - $ 60M/thn
• Ada di hampir setiap tempat kerja.
• Menyebabkan penderitaan dan nyeri pada para pekerja.
• Menurunkan produktivitas dan kualitas produk maupun
kualitas pelayanan.
8
Gejala umum GOTR:
10
(1)
11
12
(2)
• Repetitive movement
– Adalah melakukan kegiatan yg berulang ulang
dlm waktu yg cukup lama.
13
(3)
• Kerja fisik berat
– Mengangkat/ menarik/ mendorong beban
berat
– Kerja Otot Tulang-rangka akan bertambah
berat bila kegiatan tersebut dilakukan
dengan postur kerja yg janggal/tidak netral.
• Temperatur dingin
– Suhu dingin menyebabkan fleksibilitas otot
dan sendi berkurang
– Meningkatkan kemungkinan terjadinya cedera
otot dan sendi 14
(4)
• Vibrasi
– Getaran menyebabkan kelelahan otot dan
sirkulasi pembuluh darah terkena raynaud’s
phenomenon
• Bekerja secara statis
– Posisi kerja dimana tungkai kaki / tangan dan
persendian tidak bergerak/ bertahan dlm
posisi yg tetap dlm waktu lama.
15
• Tingkatan atau besarnya risiko yg dialami
pekerja tergantung dari intensitas, frekuensi,
dan durasi/lamanya dari pemaparan pekerja
tersebut terhadap faktor risiko ditempat kerjanya
serta kemampuan fungsional dari kondisi fisik
pekerja tersebut dlm melaksanakan beban
tugasnya.
16
Faktor risiko lainnya
• Adanya faktor predisposisi untuk GOTRAK/
WMSDs lain:
– Merokok
– Riwayat penyakit spt : DM, obesitas, defisiensi
vitamin B6, dan rheumatoid arthritis
pada pekerja dapat mempercepat timbulnya atau
memperberat kejadian GOTRAK.
17
• Kegiatan lain diluar pekerjaan rutin seperti:
– Hobi dan aktivitas fisik di rumah
– Merajut
– Bermain alat musik dll
yang menggunakan otot yg sama dengan otot yg
digunakannya pada saat bekerja di tempat kerja
dapat memperberat atau memberikan kontribusi
untuk terjadinya GOTRAK/WMSDs.
18
Bagaimana Mekanisme GOTRAK terjadi ?
•Muscle injury
•Tendon injury
•Nerve injury
19
Muscle injury
Kontraksi otot yang terus menerus
dan recovery time yang sempit
menyebabkan produksi asam laktat
meningkat dan terjadi penurunan
aliran darah menurunkan eliminasi
asam laktat penumpukan asam
laktat iritasi inflamasi pain
20
Tendon injury
Gangguan tendon yang diakibatkan
oleh repetitive atau awkward postures
tergantung 2 jenis tendon:
- Tendon dengan sheath (sarung) ,
ditemukan pada tangan dan jari
- Tendon tanpa sheath, umumnya pada
bahu, siku dan lengan.
21
Tendon dengan sheath
• Bagian dalam sheath memproduksi cairan pelumas
tendon
• Gerakan repetitif dan berlebihan menyebabkan produksi
cairan pelumas terganggu.
• Kegagalan pelumasan semakin menyebabkan gesekan
antara tendon dan sheath yang pada akhirnya
menimbulkan inflamasi, pembengkakan dan penebalan
tendon, ini menghambat gerakan tendon.
• Inflamasi tendon sheath ini dikenal dengan
tenosynovitis
22
Tendon tanpa sheath
23
Nerve injury
• Syaraf berada di sekitar otot, tendon dan
ligamen.
• Dengan gerakan repetitif dan postur janggal ,
jaringan otot, tendon dan ligamen yang menebal
akan menekan syaraf.
24
Contoh GOTRAK
REGIO GOTRAK
LEHER Tension Neck Syndrom
BAHU Rotator Cuff Syndrom
Thoracic Outlet Syndrom
SIKU Medial Epicondilitis
Lateral Tendinitis
TANGAN DAN De Quervain Diseiase
PERGELANGAN Triger finger Syndrom
Raynaud’s Syndrome
PUNGGUNG Low back pain
HNP
25
GOTRAK Bahu & Ekstrimitas Atas
Bicipital Tenosynovitis
Radial Nerve
Lateral Epicondylitis
Median Nerve
Cubital Tunnel
Syndrome Carpal Tunnel Syndrome
Ulnar Nerve
27
28
Rotator Cuff Syndrom
• Otot Rotator cuff adalah 4 otot yang mengelilingi
caput humerus :
- otot subskapularis,
- otot supraspinatus,
- otot infraspinatus,
- otor teres minor
29
Rotator cuff syndrom
GEJALA :
- Nyeri sekitar bahu
- Nyeri bertambah bila bahu digerakkan terutama mengangat
lengan ke atas atau mengangkat beban.
- Nyeri tekan sekitar sendi bahu
- Kekuatan lengan berkurang
- Gerakan bahu terbatas, khususnya ke belakang (spt saat
menggaruk punggung, memasukan dompet ke saku belakang)
- Ada bunyi krepitasi saat menggerakan lengan
30
Rotator tendinitis
31
32
Rotator cuff syndrom
Faktor risiko pekerjaan :
-Gerakan bahu memutar berulang ulang
-Gerakan mengangkat beban berat berulang
-Gerakan lengan menjangkau ke atas berulang ulang
Contoh :
• Perenang
•Tukang cat
• Pemetik buah / kelapa sawit
• Kuli panggul
•dll
33
Thoracic Outlet Syndrom
(TOS)
Adalah kumpulan gejala yang disebabkan oleh
penekanan pleksus brachialis oleh otot scaleneus, otot
pectoralis minor, ligament costocoracoid, otot
subclavius, membrane costoclavicula pada outlet
thorax superior.
34
Thoracic Outlet Syndrom
(TOS)
GEJALA :
- Nyeri dan kesemutan pada leher dan bahu, lengan dan jari
- Tanda tanda memburuknya sirkulasi pada lengan bawah
atau tangan (kebiruan, dingin, bengkak)
- Kelemahan pada otot otot tangan
35
Thoracic Outlet Syndrom
(TOS)
Addson’s manuver +
36
Thoracic Outlet Syndrom
(TOS)
pada saat hyperabduksi terjadi penurunan
kekuatan genggaman
37
LATERAL EPICONDILITIS
(Tenis Elbow)
Adalah nyeri pada bagian
lateral siku yang disebabkan
gerakan ekstensi berulang
ulang pada sendi siku yang
menyebabkan inflamasi tendon
extensor carpi radialis brevis
38
LATERAL EPICONDILITIS
(Tenis Elbow)
GEJALA :
-Nyeri di lateral siku
-Nyeri tekan di sekitar siku lateral
-Nyeri saat mengenggam dan menggerakan siku
39
MEDIAL EPICONDILITIS
(Golfer’s Elbow)
Adalah nyeri pada bagian medial siku yang disebabkan
gerakan fleksor atau pronasi berulang ulang dengan
kekuatan pada sendi siku yang menyebabkan inflamasi
tendon flexor carpi ulnaris dan pronator teres
40
MEDIAL EPICONDILITIS
(Golfer’s Elbow)
GEJALA :
-Nyeri di siku medial saat bergerak fleksi dan
pronasi
-Nyerti tekan di siku medial
42
43
Cross-sectional anatomy of the carpal tunnel
The tunnel contains the median nerve and nine flexor tendons. The transverse carpal
ligament forms the palmar surface of the carpal tunnel and the dorsal boundary of
the distal ulnar tunnel. The palmar carpal ligament forms the volar boundary of the
distal ulnar tunnel. (Based on von Schroeder H P, Botte M J 1996 Carpal tunnel 44
syndrome. Hans Clinics 12(4): 643 – 655; Fig. 1, p. 645.)
45
Faktor predisposisi
• Pekerjaan forceful repetitive hand movement, vibration
• Usia
• Jenis kelamin
• Diabetes mellitus
• Amiloidosis (Collagen disease)
• Kehamilan
• Deformitas tulang
46
Jenis pekerjaan berisiko
• Garmen penjahit
• Petugas pengemasan, pengepakan
• Pekerja manufaktur
• Juru tulis, juru ketik, penyortir surat
• Tukang kayu
• Tukang cuci pakaian
• Pengecor logam
• Operator komputer
• dll
47
GEJALA KLINIS
• Gangguan sensasi rasa (parestesia, numbness,
tingling pada ibu jari, telunjuk, jari tengah dan
sebagian jari manis).
• Nyeri bertambah pada malam hari ( Nocturnal
pain).
• Pergelangan tangan terasa ketat (tightness)
• Kaku gerak (clumsiness)
• Atrofi tenar
48
Cont’d (lanjutan…)
• Px neurologis
– Phalen
– Tinnel
– Finkelstein
– Luthy
– Motorik dan sensorik
• Elektrodiagnostik Test (EMG)
49
Phalen’s test :
The patient’s wrist is flexed to its maximum & held for at least one
minute.
50
Tinel’s test
51
Finkelstein’s test.
Pain is when the extensor policis longus is on the
strecth when tenosynovitis is present 52
Tanda dari Luthy (Lüthy’s sign)
/ tanda Botol (Bottle’s sign)
53
De’ QUERVAIN DISEASE
(Triger Tumb)
Adalah suatu tenosinovitis pada otot ibu
jari dimana terjadi inflamasi tendon dan
sinovial kedua otot ibu jari (abductor
pollicis longus dan abductor pollicis brevis)
akibat abduksi dan ekstensi serta fleksi
dari ibu jari berulang dalam waktu yang
lama serta menggenggam dengan
kekuatan.
54
55
De’ Quervain Disease
GEJALA
• Nyeri tajam pada pangkal ibu jari. Nyeri dapat menjalar
sampai ke lengan bawah atau ke ujung ibu jari
• Terjadi kelemahan otot dan kemampuan menggenggam
dengan ibu jari berkurang.
• Pembengkakan pada pangkal ibu jari
Tes finkelstain (+) positif
56
De’ Quervain Disease
Faktor risiko pekerjaan :
- Pekerjaan yang menggunakan ibu jari
berulang ulang
- Penekanan dengan ibu jari berulang ulang
Contoh : pekerja penghitung kertas, pekerja
yang menekan tombol berulang
57
TRIGER FINGER
Adalah suatu tenosinovitis pada otot jari
tangan yang terjadi akibat dari
penggunaan jari tangan dengan kekuatan
yang terus menerus dan berulang
sehingga menyebabkan pelumas yang
terdapat dalam selaput sinovial tendon
semakin berkurang dan menyebabkan
gesekan yang menimbulkan inflamasi
tendon dan sinovial.
58
59
TRIGER FINGER
Gejala
– Awalnya terasa baal dan kesemutan pada jari tangan
– Nyeri pada pangkal jari tangan yang bertambah saat digerakan
– Pada lokasi inflamasi terasa panas , ada pembengkakan dan
nyeri tekan
– Nyeri dapat menjalar sampai ke pergelangan tangan dan siku
– Selanjutnya dapat meyebabkan kelemahan otot jari yang terkena
61
Klasifikasi NPB
• Akut: ada perbaikan dan sembuh dengan
pengobatan, istirahat kerja dan latihan otot
punggung bawah dalam waktu kurang dari 6
minggu
• Sub-akut: ada perbaikan dan sembuh dalam 6-
12 minggu
• Kronis: tidak ada perbaikan lebih dari 12 minggu
62
NPB
FAKTOR RISIKO PEKERJAAN :
• Posisi statis (prolong standing, sitting)
• Postur janggal (bending, twisting)
• Repetitif
63
Cont’d (lanjutan….)
• Px neurologis mengetahui adakah
kelainan neurologis yang berperan dalam
kejadian NPB
– Tanda rangsangan saraf
• SLR, walking on the toes, walking on the
heels, Squatting
– Pemeriksaan motorik dan sensorik
– Pemeriksaan refleks
64
Pemeriksaan SLR
65
Fabere test
(Patrick test) :
a. normal,
b. abnormal findings
with painful
restriction of
abduction
FKKUI, 22-11-08 66
Intepretasi hasil pemeriksaan
• Penegakan D/ NPB:
– NPB sederhana
• Nyeri tanpa penjalaran
• Derajat nyeri bervariasi, tergantung aktivitas fisik
– NPB dengan keterlibatan neurologis
• Adanya 1 atau lebih tanda atau gejala
keterlibatan neurologis
– Gejala: penjalaran nyeri
– Tanda: tanda iritasi radiks, gangguan
motorik/sensorik/refleks
– Red Flags
• Kecurigaan cedera atau kondisi patologis yang berat pada 67
spinal
68
Penegakan Diagnosis GOTRAK
• Anamnesis
– Saat timbulnya nyeri, sifat nyeri, lokalisasi,
serta penjalarannya
– Anamnesis pekerjaan
– Body discomfort map
– Riwayat penyakit dahulu
– Riwayat penyakit keluarga
– Riwayat kebiasaan
69
BODY DISCOMFORT
MAP
70
Pemeriksaan Fisik
• Perhatikan cara berjalan / sikap saat masuk ruang
periksa
• Posisi berdiri
• Posisi duduk
• Posisi berbaring
• Pemeriksaan ROM & neurologis
– SLR
– Patrick Test
– Tinnel sign
– Phalen test
– Finkelstein test
71
Pemeriksaan penunjang
• Tidak spesifik
• X-ray, atau pemeriksaan imaging lainnya dapat
dilakukan sesuai dengan indikasi
• Tidak berkorelasi dengan keluhan dan gejala
pada pasien
72
TUJUH LANGKAH DIAGNOSIS
PAK (Diagnosis Okupasi)
1. Tentukan Diagnosis Klinis
2. Menentukan Pajanan di Tempat Kerja
3. Menentukan Adanya Hubungan Pajanan
dengan Diagnosis Klinis
4. Besaran Pajanan
5. Peranan Faktor Individu
6. Faktor Risiko di Luar Pekerjaan
7. Diagnosis PAK
73
Prinsip utama tatalaksana
• Istirahat yang cukup / pembatasan gerak
sementara
• Pengobatan simptomatis untuk mengatasi nyeri
• Aktifitas normal secepat mungkin
• Konseling
74
PENATALAKSANAAN MEDIKAMENTOSA
• Analgetik
• Anti inflamasi
• Vitamin neurotropik
75
Tatalaksana non medis
81
GOOD AND BAD DESIGNS FOR CONTAINERS
82
83
84
Pengendalian GOTRAK
I. Pengendalian Melalui Perundang-undangan
(Legislative Control) antara lain :
– UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
• UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
• Peraturan Menteri Kesehatan tentang higiene dan
sanitasi lingkungan
• Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang
Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Rumah Sakit
• Kebijakan, dll
85
(2)
II. Pengendalian melalui Administrasi
Organisasi (Administrative Control)