Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang
diselenggarakan oleh pemerintahan dan atau masyarakat yang berfungsi untuk
melakukan upaya kesehatan dasar atau kesehatan rujukan dan upaya kesehatan
penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai dengan adanya
mutu pelayanan prima dari rumah sakit. Mutu pelayanan rumah sakit sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yang paling dominan adalah sumber
daya manusia (Iii et al., 2016)
Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Jambi memiliki tenaga profesi perawat
sebanyak 224 yang tersebar di Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap,
Instalasi Gawat Darurat, dan Instalasi Rehabilitasi Narkoba. Telah diketahui bahwa
Klasifikasi pasien gangguan jiwa secara garis besar dikelompokkan berdasarkan
kondisi psikis pasien dalam tingkat kegawatan gejalanya yaitu Kelompok gaduh
gelisah (Depressed Agresif), Kelompok emosional pasif (Semi Depressed) dan
Kelompok Co– operatif (Sumber : Suplemen PPDGJ-III, DepKes RI Direktorat
Kesehatan Jiwa) yang setiap kelompok memiliki tingkat pengawasan dan
keamanan yang berbeda-beda sehingga ditempatkan di ruang rawat inap sesuai
kelompoknya serta memiliki tugas dan tanggung jawab perawat yang berbeda pula.
Perawat ruang rawat inap pasien memiliki tugas dan tanggung jawab
cukup berat yang membuat beban kerja perawat menjadi berat. Beban kerja
perawat yang berat di ruang rawat inap dapat menimbulkan kelelahan kerja
perawat. Kelelahan kerja perawat dapat menyebabkan rasa kantuk, kesulitan
konsentrasi dan kelelahan fisik seperti pusing yang dapat berdampak pada
pelayanan terhadap pasien. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian
besar perawat ruang rawat inap RSU Haji Surabaya memiliki beban kerja fisik
sedang dan mengalami kelelahan kerja tingkat sedang. Selain itu hasil
menunjukkan bahwa beban kerja fisik dan kelelahan kerja memiliki hubungan
searah dan kuat serta terdapat perbedaan tingkat kelelahan kerja berdasarkan
beban kerja fisik (maharja Kimia Farma Tbk Watudakon, 2015)
RSJD Prov. Jambi memiliki Klasifikasi pasien gangguan jiwa secara garis
besar berdasarkan kondisi psikis pasien dalam tingkat kegawatan gejalanya yaitu
Kelompok gaduh gelisah (Depressed Agresif), Kelompok emosional pasif (Semi
Depressed) dan Kelompok Co– operatif (Sumber : Suplemen PPDGJ-III, DepKes RI
Direktorat Kesehatan Jiwa) yang setiap kelompok memiliki tingkat pengawasan dan
keamanan yang berbeda-beda sehingga ditempatkan di ruang rawat inap sesuai
kelompoknya dan memiliki tingkat kelelahan kerja yang berbeda pula.
Ruang Rawat
Inap Depressed
Agresif
Faktor Yang Mempengaruhi
Kelelahan Kerja
Kelelahan
1. Faktor Individu Ruang Rawat
2. Faktor Organisasi Kerja Inap Semi
3. Faktor Lingkungan Kerja
Depressed
Perawat
Febriandini, et al (2016)
Ruang Rawat
Inap Co-operatif
Karakteristik Perawat
1. Tingkat Pendidikan
2. Status Perkawinan
3. Pengalaman Kerja
4. Kesadaran Diri
5. Sosioekonomi
6. Jenis Kelamin
7. Usia
Depkes RI (1997)
1.4. KERANGKA KONSEP
Andini, d., pratiwi, d., & setyawan, d. (2017). Gambaran tingkat kelelahan kerja
perawat di ruang perawatan intenif, 1–8.diakses pada aplikasi mendeley
desktop tanggal 20 oktober 2017
Fatona, l., tarwaka, & werdani, k. (2015). Perbeedaan tingkat kelelahan antara shift
pagi, sore dan malam pada perawat rawat inap di rs pku aisyiyah boyolali
naskah publikasi, 1–14. Diakses pada aplikasi mendeley desktop tanggal 20
oktober 2017
Iii, k., koesnadi, r. S. U. H., bondowoso, k., febriandini, e. A., ma, i., & hartanti, r. I.
(2016). Analisis faktor individu , faktor organisasi dan kelelahan kerja terhadap
stres kerja pada perawat ( studi di ruang rawat inap inpatient unit 3rd grade at
general hospitals dr . H koesnadi , bondowoso district ), 4(1), 175–180. Diakses
pada aplikasi mendeley desktop tanggal 20 oktober 2017
Maharja kimia farma tbk watudakon, r. P. (2015). Analisis tingkat kelelahan kerja
berdasarkan beban kerja fisik perawat di instalasi rawat inap rsu haji surabaya.
The indonesian journal of occupational safety and health, 4(1), 93–102.
Diakses pada aplikasi mendeley desktop tanggal 30 oktober 2017
Patmoko, b., hardjanto, d., & astuti, d. (2014). Perbedaan tingkat kelelahankerja
perawat antara shift pagi, sore dan malam di rsui yakssi gemolong. Diakses
pada aplikasi mendeley desktop tanggal 28 november 2017
Rifqi, a. A., handajani, r. P., & as, n. S. (2011). Elemen ruang dalam pada fasilitas
rawat inap pasien gangguan jiwa berdasarkan aspek keamanan. Diakses pada
aplikasi mendeley desktop tanggal 28 november 2017
10 PENELITIAN SEJENIS
6 Gambaran tingkat Perawat ruang perawatan intensif Variabel Penilitian ini Hasil penelitian
kelelahan kerja memiliki tugas dan tanggung Bebas : merupakan menunjukkan bahwa
perawat di ruang jawab cukup berat yang membuat Perawat di penelitian mayoritas responden
perawatan intensif beban kerja perawat menjadi Ruang kuantitatif (63,0%) mengalami
berat. Beban kerja perawat yang Perawatan descriptif kelelahan kerja dalam
Andini, dita berat di ruang perawatan intensif Intensif survey, kategori sedang, 23,5%
Pratiwi, dwisetyawan, dapat menimbulkan kelelahan dengan mengalami kelelahan
dody (2017 kerja perawat. Kelelahan kerja Variabel instrumen berat, dan 13,6%
perawat dapat menyebabkan rasa Terikat: penelitian mengalami kelelahan
kantuk, kesulitan konsentrasi dan tingkat berupa ringan.
kelelahan fisik seperti pusing yang kelelahan kuesioner
dapat berdampak pada pelayanan kerja subjective self
terhadap pasien rating test dari
industrial
fatigue
research
committee
Jepang.
7 Analisis tingkat Pekerjaan sebagai perawat Variabel Metode Hasil penelitian
kelelahan kerja memiliki tuntutan kerja yang Bebas : observasional menunjukkan bahwa
berdasarkan beban tinggi, khususnya perawat yang BEBAN deskriptif sebagian besar
kerja fisik perawat di bertugas di Instalasi Rawat Inap. KERJA FISIK dengan responden berumur 30
instalasi rawat inap Hal ini disebabkan di Instalasi PERAWAT rancang s.d 49 tahun, berjenis
rsu haji surabaya Rawat Inap dilakukan asuhan penelitian kelamin perempuan,
keperawatan 24 jam selama 7 Variabel cross memiliki masa kerja
Maharja kimia farma hari. Tuntutan kerja yang tinggi Terikat: sectional. selama lebih dari 5
tbk watudakon, rizky dapat menyebabkan kelelahan tingkat tahun, sudah menikah,
pt (2015) kerja. Kelelahan kerja merupakan kelelahan dan memiliki status gizi
suatu keadaan pelemahan kerja kategori normal, dan
kegiatan, motivasi, dan aktivitas memiliki asupan kalori
fisik. Apabila tidak dilakukan kategori kurang. Hasil
istirahat, kelelahan kerja akan penelitian juga
terakumulasi dan mempengaruhi menunjukkan bahwa
derajat kesehatan perawat. sebagian besar
Penelitian responden memiliki
beban kerja fisik
sedang dan mengalami
kelelahan kerja tingkat
sedang. Selain itu hasil
menunjukkan bahwa
beban kerja fisik dan
kelelahan kerja memiliki
hubungan searah dan
kuat serta terdapat
perbedaan tingkat
kelelahan kerja
berdasarkan beban
kerja fisik
8 Tingkat Kelelahan Kelelahan kerja perawat yang Variabel Penelitian ini Terdapat perbedaan
Perawat di Ruang tidak dapat diatasi akan Bebas : dengan antara Tingkat
ICU RSD Idaman menimbulkan berbagai Kelelahan rancangan kelelahan perawat di
Banjarbaru dan permasalahan kerja yang fatal Kerja Perawat penelitian ICU RSD Idaman
RSUD Ratu Zalecha dan mengakibatkan kecelakaan ICU komparatif Banjarbaru dengan
Martapura Hammad kerja sehingga rumah sakit wajib mayoritas ringan
mengetahui tingkat kinerja dan hal Variabel sedangkan RSUD Ratu
Hammad , Khairir yang dapat menimbulkan Terikat: Zalecha Martapura
Rizani , Rinne Agisti permasalahan dalam bekerja, tingkat dengan mayoritas
salah satunya kelelahan kerja kelelahan sedang dengan P Value
pada perawat kerja 0.015
9 Hubungan kelelahan Kelelahan merupakan masalah yang Variabel Jenis Penelitian Hubungan kelelahan kerja
kerja dan kepuasan harus mendapat perhatian. Semua Bebas : ini adalah survei dan kepuasan kerja
kerja dengan jenis pekerjaan baik formal dan Kelelahan analitik dengan dengan produktivitas
produktivitas kerja informal menimbulkan kelelahan Kerja dan rancangan cross kerja menunjukkan hasil
perawat di ruang rawat kerja. Kelelahan kerja akan Kepuasan sectional yang signifikan (p < 0,05)
inap rsu dr. Tengku menurunkan kinerja dan menambah Kerja Perawat
mansyur tanjungbalai kesalahan kerja. Menurunnya kinerja Inap
tahun 2010 sama artinya dengan menurunnya
Variabel
produktivitas kerja.
Terikat:
Hasibuan, Yusdarli
Produktivitas
2010
Kerja Perawat
10 Analisis Faktor yang Perawat merupakan kelompok Variabel Metode Hasil penelitian
Berhubungan dengan tenaga kesehatan yang berisiko Bebas : observasional menunjukkan 56%
Burnout pada Perawat mengalami burnout. Faktor-fakor Faktor deskriptif perawat di RS AH
Kesehatan Jiwa yang memengaruhi kejadian Burnout dengan Samarinda mengalami
burnoutpada perawat masih perlu rancang burnout, variabel jenis
Ramdan, Iwan . M diteliti lebih lanjut karena Variabel penelitian kelamin (p=0.000), status
Fadly, Oktavian Nursan karakteristik perawat dan lingkungan Terikat: cross kepegawaian (p=0.034),
2010 Burnout sectional.
kerjanya di setiap negara tidak sama. beban kerja, (p=0.022),
Perawat Jiwa dukungan keluarga
(p=0.000), dan
kepemimpinan (p=0.000)
berhubungan dengan
burnout, sedangkan umur
tidak berhubungan
dengan burnout(p=0.426).