Anda di halaman 1dari 38

TEORI DASAR

KECELAKAAN KERJA
ANASTASYA HANNIE
PENGUJI K3 AHLI PERTAMA / DIREKTORAT BINA K3
KEMNAKER
Apa itu
K3 ??

Segala kegiatan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan


pekerja melalui upaya pencegahan kecelakan kerja dan PAK
DIMANA ADA K3?
UU NO 1 TH 1970 PP NO 50 THN 2012
PASAL 1 PASAL 5
RUANGAN / LAPANGAN TK ≥ 100 ORANG
TERBUKA / TERTUTUP TEMPAT TKT RISIKO TINGGI
(dapat mengakibatkan kecelakaan yang
BERGERAK / TETAP KERJA merugikan jiwa manusia, terganggunya proses
produksi . dan pencemaran lingkungan)
PASAL 2
DARAT / AIR/ UDARA
DI DALAM TANAH
TUJUAN K3

LINGKUNGAN KERJA AMAN

TIDAK ADA KERUGIAN/KERUSAKAN TIDAK ADA


KARENA KECELAKAAN KERJA PENYAKIT AKIBAT KERJA
SAFETY VS HEALTH 1. Health Hazard
1. Safety Hazard
• Mechanic • Physic
• Electric • Chemical
• Kinetic • Biologic
• Substances  Flammable • Ergonomics
 Explosive Accidental • Psychosocial
 Combustible release
 Corrosive
2. Konsekuensi  Minor 2. Konsekuensi
• Accident  Injuries  Mayor • Terpapar  kontak  penyakit
 Fatal mendadak, menahun, kanker dan
 Assets  Damage dampak terhadap masyarakat umum
(Prolonged Reaction)
• Mendadak, dramatis, bencana
(Sudden Reaction)
3. Konsentrasi kepedulian 3. Konsentrasi kepedulian
• Pengendalian pada • Pengendalian dengan hirarki pengendalian bahaya
 Process • Titik berat pd bahaya tersembunyi, PAK
 Equipment, facilities, tools • Sepertinya kurang urgent (laten)
 Working practices • Prinsip pendekatan
• Titik berat pd kerusakan asset, fatality  Pengkajian kepaparan
• Sepertinya urgen (bahaya mendadak)  Utk memperkecil kepaparan
• Prinsip pendekatan
 Pengkajian resiko
 Utk memperkecil resiko
Piramida Kecelakaan Kerja

Kematian/ Kec.Serius
1
Data dilaporkan
10 Kecelakaan Ringan
dan tercatat
30 Kerusakan Properti

600 Nyaris Celaka


• Perbuatan &
Kondisi Tidak
10.000 Aman
• Bahaya
Definisi KECELAKAAN KERJA berdasar Peraturan

UU No. 40 Tahun 2004 Permenaker No. 03/MEN/1998


Sistem Jaminan Sosial Nasional Tata Cara Pelaporan dan
Pemeriksaan Kecelakaan
PP No. 44 Tahun 2004  PP 82 th
2019 Kecelakaan adalah suatu kejadian yang
tidak dikehendaki dan tidak diduga semula
Penyelenggaraan Program Jaminan yang dapat menimbulkan korban manusia
Kecelakaan Kerja dan Jaminan VS dan atau harta benda
Kematian
Kecelakaan sebagaimana dimaksud pada
Kecelakaan kerja adalah kecelakaaan yang terdiri dari :
terjadi dalam hubungan kerja, termasuk a. Kecelakaan Kerja;
kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan b. Kebakaran atau peledakan atau
dari rumah menuju tempat kerja atau . bahaya pembuangan limbah;
sebaliknya, dan penyakit yang disebabkan c. Kejadian berbahaya lainnya
oleh lingkungan kerja.
NEAR Insiden yg tidak menyebabkan cedera, PAK /
kefatalan
MISS

keadaan yang berbahaya yang


INSIDEN mungkin dapat langsung
UNSAFE mengakibatkan terjadinya kecelakaan
COND
ACCI-
Kejadian yg berkaitan dg DENT
pkerjan dimana cedera,
PAK / kefatalan dpt trjadi
Suatu kejadian yang
tidak diinginkan pelanggaran terhadap prosedur
berakibat cedera pada UNSAFE keselamatan yg memberikan peluang
manusia, kerusakan ACT terhadap terjadinya kecelakaan
barang, gangguan
terhadap pekerjaan dan
pencemaran lingkungan
Jenis Penyebab Kecelakaan Kerja
Berdasarkan asalnya, penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi menjadi 3, yaitu T-O-P (teknis, organisasional, dan personel).
Berikut adalah penjelasan T-O-P:

P T
TOP

Teknis : segala hal yang berkaitan dengan perangkat keras seperti mesin, alat,
transportasi, dan lain-lain

Organisasi : segala hal yang berkaitan dengan sistem manajemen seperti prosedur,
instruksi kerja, rambu-rambu, dan lain-lain

Personel : segala hal yang berkaitan dengan sifat manusia seperti


sifat tergesa-gesa, sifat pelupa, menegur ketika tidak aman,
dan lain-lain
Penyebab Kecelakaan Kerja
Berdasarkan strukturnya, penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi menjadi 2, yaitu penyebab utama dan pendukung

UNSAFE ACT

SMK3 Kurang
Perusahaan masih belum menganggap K3 sebagai
kebutuhan dalam aktivitas proses produksi

UNSAFE CONDITION
Kondisi Fisik dan Mental TK kurang
Kesadaran K3 yang kurang
Tidak mau melakukan koordinasi dan kooperasi dalam pelaksanaan K3
Memiliki sikap dan kebiasaan-kebiasaan buruk
Kesehatan tenaga kerja yang tidak memenuhi syarat
Memiliki penyakit turunan
TEORI KECELAKAAN KERJA
Menurut OHS Body of Knowledge dalam seri Model of Causation : Safety , 8 teori penyebab kecelakaan kerja

Teori Domino Heinrich


1 Faktor-faktor penyebab kecelakaan tersusun secara berurutan dalam satu garis
seperti domino. Menurut Heinrich, kecelakaan adalah salah satu faktor dari 5
faktor yang akan membawa kepada luka.
Berdasarkan teori domino, kecelakaan dapat dicegah dengan mencabut salah
satu domino sehingga mengganggu efek domino. Heinrich berpendapat bahwa
perilaku tidak aman dan bahaya mekanis menjadi faktor utama dalam urutan
kecelakaan sehingga pencabutan faktor utama ini membuat faktor yang lain
tidak akan efektif dalam membuat kecelakaan kerja.

Teori Bird and Germain’s Loss Causation


2 Memperbaharui teori domino yang ditambahkan dengan hubungan manajemen
kepada penyebab dan efek kecelakaan. Teori ini dilengkapi dengan tanda-tanda panah
untuk menjelaskan interaksi multi linear dari penyebab dan efek dari urutan.
LEMAHNYA SEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG
(Kontak)
PROGRAM
TAK SESUAI FAKTOR PERBUATAN <KEJADIAN>
KECELAKAAN
PERORANGAN TAK AMAN KONTAK
STANDAR DENGAN ATAU
&
TAK SESUAI FAKTOR KONDISI ENERGI KERUSAKAN
KERJA TAK AMAN ATAU YANG TAK
KEPATUHAN BAHAN/ ZAT
PELAKSANAAN DIHARAPKAN
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 KEMAMPUAN FISIK ATAU PHISIOLOGI TIDAK  PENGAWASAN / KEPEMIMPINAN


LAYAK
 ENGINEERING
 KEMAMPUAN MENTAL TIDAK LAYAK  PENGADAAN (PURCHASING)
 STRESS FISIK ATAU PHISIOLOGI  KURANG PERALATAN
 STRESS MENTAL  MAINTENANCE
 KURANG PENGETAHUAN  STANDAR KERJA
 KURANG KEAHLIAN  SALAH PAKAI/SALAH MENGGUNAKAN
 MOTIVASI TIDAK LAYAK
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 OPERASI TANPA OTORISASI  PELINDUNG/PEMBATAS TIDAK LAYAK


 GAGAL MEMPERINGATKAN  APD KURANG, TIDAK LAYAK
 GAGAL MENGAMANKAN  PERALATAN RUSAK
 KECEPATAN TIDAK LAYAK
 MEMBUAT ALAT PENGAMAN  RUANG KERJA SEMPIT/TERBATAS
TIDAK
BERFUNGSI  SISTEM PERINGATAN KURANG
 PAKAI ALAT RUSAK  BAHAYA KEBAKARAN
 PAKAI APD TIDAK LAYAK  KEBERSIHAN KERAPIAN KURANG
 PEMUATAN TIDAK LAYAK  KEBISINGAN
 PENEMPATAN TIDAK LAYAK
 MENGANGKAT TIDAK LAYAK  TERPAPAR RADIASI
 POSISI TIDAK AMAN  TEMPERATUR EXTRIM
 SERVIS ALAT BEROPERASI  PENERANGAN TIDAK LAYAK
 BERCANDA, MAIN-MAIN  VENTILASI TIDAK LAYAK
 MABOK ALKOHOL, OBAT  LINGKUNGAN TIDAK AMAN
 GAGAL MENGIKUTI PROSEDUR
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 STRUCK AGAINST  menabrak/bentur benda diam/bergerak


 STRUCK BY  terpukul/tabrak oleh benda bergerak
 FALL TO  jatuh dari tempat yang lebih tinggi
 FALL ON  jatuh di tempat yang datar
 CAUGHT IN  tusuk, jepit, cubit benda runcing
 CAUGHT ON  terjepit,tangkap,jebak diantara obyek besar
 CAUGHT BETWEEN  terpotong, hancur, remuk
 CONTACT WITH  listrik, kimia, radiasi, panas, dingin
 OVERSTRESS  terlalu berat, cepat, tinggi, besar
 EQUIPMENT FAILURE  kegagalan mesin, peralatan
 EVIRONMENTAL RELEASE  masalah pencemaran
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG
PENGENDALIAN KERUGIAN
LEMAH KONTROL

SEBAB LANGSUNG
SEBAB DASAR

KERUGIAN
INSIDEN
PRE CONTACT CONTACT POST
CONTROL CONTROL CONTACT
Subsitusi &
CONTROL
minimisasi Menerapkan
Pengembangan dan peninjauan sistem energi, Rencana
manajemen, pelatihan, penetapan barricade, Penanggulangan
program dan memeliharanya perbaikan Darurat
permukaan objek
penyebab
TEORI KECELAKAAN KERJA
Menurut OHS Body of Knowledge dalam seri Model of Causation : Safety , 8 teori penyebab kecelakaan kerja

Model energy – damage
3 Damage ( luka) merupakan hasil dari energi kecelakaan yang menuju penerima
(pekerja) dengan daya rusak yang tidak bisa diterima oleh penerima energi.
“the hazard” = sumber energi potensial yang dapat merusak dan menimbulkan
kecelakaan yang merupakan hasil dari ketidakmampuan untuk mengendalikan
energi. Pengendalian energi ini dapat saja berupa penghalang fisik atau
struktural, pengaman, proses dan prosedur.
“space transfer mechanism” = sarana dimana energi dan penerima dibawa
bersama dengan asumsi bahwa mereka pada awalnya jauh dari satu sama lain.
“Recipient boundary” = permukaan yang terpapar dan rawan terhadap energi.

Time Sequential Model


4  (1) menetapkan awal dan akhir dari kecelakaan;
(2) menjelaskan kejadian yang terjadi pada urutan waktu;
(3) metode yang terstruktur untuk menjelaskan faktor-faktor relevan yang
terlibat; dan
(4) metode pemetaan untuk menjelaskan kejadian dan kondisi.
TEORI KECELAKAAN KERJA
Menurut OHS Body of Knowledge dalam seri Model of Causation : Safety , 8 teori penyebab kecelakaan kerja

Model Epidemiological
5 pendekatan ini menganggap bahwa kecelakaan disebabkan oleh kombinasi dari
3 sumber: manusia, agen, dan lingkungan.

Time Sequential Model


6 James Reason (1990) menerima bahwa kecelakaan tidak melulu disebabkan oleh kesalahan
individu (active errors) tetapi  juga terletak pada faktor organisasional yang sistemik dan
lebih luas (latent condition). Reason mengeluarkan model yang disebut Swiss Cheese Model.
TEORI KECELAKAAN KERJA
Menurut OHS Body of Knowledge dalam seri Model of Causation : Safety , 8 teori penyebab kecelakaan kerja

STAMP (System Theoretic Accident Model and Process)


7 Model ini fokus terhadap penyebab pengendalian risiko gagal untuk mendeteksi atau mencegah perubahan yang kemudian
membawa kepada kecelakaan.
Model ini menggunakan pendekatan barriers dan defences kepada pencegahan kecelakaan dan didesain sebagai indikator
performa keselamatan kerja yang proaktif dan leading.

FRAM (Functional Resonance Accident Model)


8 RAM merupakan model investigasi kecelakaan pertama yang mengggunakan 3 dimensi,
bergerak menjauh dari model linear yang berurutan. Model ini menyadari bahwa faktor-
faktor yang ada seperti manusia, tekhnologi, kondisi laten dan penghalang tidak dengan
sederhana berkontribusi terhadap kecelakaan.
Fungsi dalam FRAM dikategorisasi dalam inputs, outputs, preconditions,
resources, time dan control. Variasi dalam sebuah fungsi dapat berdampak pula pada
fungsi lain.
JENIS KECELAKAAN KERJA

Jenis Kecelakaan Media Penyebab Jenis Cedera Bagian Tubuh Cedera


• Jatuh, a. Mesin : • patah tulang,
• tertimpa benda jatuh, Mesin pembangkit tenaga • kepala,
• dislokasi/keseleo,
• terantuk atau terkena mesin transmisi, mesin • leher,
regang otot,
benda kec benda
pengolah, mesin pertanian, • badan,
mesin pertambangan dll • memar dan luka dalam
jatuh, • anggota atas,
b. Alat Angkat dan Angkut : lain,
• terjepit atau terhimpit, c.Peralatan lain : • anggota bawah,
• amputasi,
• gerakan berlebihan, Bejana bertekanan, dapur • dll
pembakar, dan pemanas, • luka permukaan,
• terpapar suhu tinggi, instalasi pendingin, alat-alat • luka bakar,
• kontak aliran listrik, listrik, alat kerja dan • Keracunan akut
• kontak bahan perlengkapannya • pengaruh cuaca,
berbahaya atau radiasi d. Bahan , Substansi dan Radiasi: • mati lemas,
dan Bahan peledak, debu, gas, zat
kimia, partikel, radiasi, dan • pengaruh aliran listrik,
• jenis kecelakaan lain • pengaruh radiasi,
bahan substansi lain.
e.Lingkungan Kerja: • cedera ganda/banyak,
Di dalam ruangan, di dalam dan cedera lainnya
ruangan, di bawah tanah.
f.Penyebab Lain :
Hewan dan penyebab lain yang
belum masuk klasifikasi di atas.
Tujuan Pelaporan Kecelakaan Kerja
1. Perlindungan keselamatan dan kesehatan tenaga kerja beserta Kompensasinya
2. Diperoleh data kecelakaan dan PAK
3. Memudahkan identifikasi & analisis guna menemukan faktor penyebab
4. Dapat memberikan syarat perbaikan agar kecelakaan tidak terulang kembali (Perencanaan)
5. Mengendalikan kerugian dari kecelakaan (control of accident loss)
Dasar Keengganan melaporkan Kecelakaan Kerja
1. Menjaga image perusahaan.
2. Takut tindakan disiplin
3. Khawatir catatan penilaian negatif
4. Khawatir akan reputasi
5. Takut diobati
6. Tidak menyukai petugas medik
7. Menghindari terhentinya pekerjaan
8. Ingin menjaga catatan pribadi yang bersih
9. Menghindari pertanyaan
10. Melindungi tingkah laku orang lain
11. Tidak memahami pentingnya laporan kecelakaan.
Dasar PELAPORAN KECELAKAAN KERJA
UU No.1 Tahun 1970

11 Pengurus diwajibkan melaporkan setiap kecelakaan yg terjadi dalam tempat kerja yg


dipimpinnya, kpd pejabat yg ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.

Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan oleh pegawai dimaksud dalam ayat
(1) diatur dgn peraturan perundangan.
Dasar PELAPORAN KECELAKAAN KERJA
Permenaker No. 03/Men/1998 ttg Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan

1 Pelaporan oleh Perusahaan


Pasal 2
wajib melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi di tempat kerja (Kecelakaan Kerja, Kebakaran atau peledakan atau bahaya
pembuangan limbah; Kejadian berbahaya lainnya)
Pasal 3
berlaku bagi pengusaha yang telah dan yang belum mengikutsertakan pekerjaannya kedalam program jaminan sosial tenaga kerja
Pasal 4
melaporkan secara tertulis kecelakaan kepada Kepala Disnaker setempat max 2 x 24 jam terhitung sejak terjadinya kecelakaan --> dengan
menggunakan formulir bentuk 3 KK2 A.
Pasal 5
Pengusaha yang telah mengikutsertakan pekerjaannya dalam program jaminan sosial tenaga kerja pelaporan dengan tatacara pelaporan sesuai
Permenaker No. PER.05/MEN/1993.
Pengusaha yang belum mengikutsertakan pekerjaannya dalam program jaminan sosial tenaga kerja, pelaporan dengan tatacara pelaporan sesuai
permenaker No. PER.04/MEN/1993.
Lampiran 1 : PERATURAN MENTERI
NOMOR : 03/MEN/1998
TANGGAL : 26 Pebruari 1998
LAPORAN KECELAKAAN
FORMULIR BENTUK 3
KK2 A
Wajib dilaporkan dlm 2 x 24 jam BENTUK Nomor KLUI :
setelah terjadinya kecelakaan KK2 A No. Kecelakaan :
Diterima tanggal :
(Diisi oleh Petugas Kantor Depnaker)
Nomor Agenda Jamsostek :

1. Nama Perusahaan NPP


Alamat dan No. Telp Kode Pos No. Telp.
Jenis Usaha
No. Tenaga Kerja L P
No. Pendaftaran (Bentuk KKI)

No. Akta Pengawasan

KK/Agust.Doc
2. Nama Tenaga Kerja No. KPA
Alamat dan No. Telp Kode Pos No. Telp.
Tmp dan tgl lahir L: P:
Jenis Pekerjaan/Jab
Unit/Bag Perusahaan
3. a. Tempat Kecelakaan
b. Tanggal Kecelakaan Jam :
4. Uraian Kejadian Kec. F*)
1. Bagaimana terjadinya kecelakaan G*)

2. Jenis Pekerjaan dan waktu kecelakaan

3. Saksi yg melihat Kec


4. a. Sebutkan : mesin, pesawat, instalasi, H*)
alat proses, cara kerja, bahan atau
lingkung- an yg menyebabkan
kecelakaan

b. Sebutkan : bahan, proses, lingkungan E*)


cara kerja, atau sifat pekerjaan yg
menyebabkan PAK

KK/Agust.Doc
5. Akibat Kecelakaan
a. Akibat yg diderita korban Meninggal Dunia Sakit Luka-luka
b. Sebutkan bagian tubuh yg sakit
c. Sebutkan jenis PAK
- Jabatan / Pekerjaan
- Lama bekerja
d. Keadaan penderita setelah pemeriksaan
pertama
1 Berobat jalan Sambil bekerja Tidak bekerja
2 Dirawat di : Alamat: Rumah sakit Puskesmas Poliklinik
6. Nama dan alamat dokter/ tenaga medik yg
memberikan pertolongan pertama (dlm hal
penyakit yg timbul karena hubungan kerja,
nama dokter yg pertama kali mendiagnosa)
7. Kejadian di tempat kerja yg membahayakan
K3 (misal: kebakaran, peledakan, rubuhnya
bagian konstruksi bangunan, dll)

KK/Agust.Doc
8. Perkiraan kerugian :
a. waktu (dlm hari – orang)
b. material
9. Upah Tenaga Kerja
a. Upah (upah pokok dan tunjangan) Rp.

b. Penerimaan lain-lain Rp.


c. Jumlah a + b Rp.
10. Kecelakaan dicatat dlm Buku Kecelakaan
pada No. Unit
11. Kecelakaan lain-lain yg perlu

*) Jika perlu dapat ditambah Dibuat dengan


sesungguhnya

Nama dan tanda tangan pimpinan Jabatan Tanggal


perusahaan

 Warna Putih, Merah dan Merah Jambu ke Kandep Tenaga


Kerja Setempat
 Warna kuning untuk arsip perusahaan
 Warna Hijau dan Biru untuk Badan Penyelenggara / PT.
Jamsostek (Persero)
PELAPORAN KECELAKAAN KERJA
Permenaker No. 03/Men/1998 ttg Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan

2 PEMERIKSAAN KECELAKAAN
Pasal 6
Setelah menerima laporan Kadisnaker memerintahkan pegawai pengawas untuk melakukan pemeriksaan dan pengkajian kecelakaan.
terhadap setiap kecelakaan yang dilaporkan dan pelaksanaan sesuai peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan
Pasal 7
Jenis form pelaporan pemeriksaan oleh pengawas : lampiran II utk kecelakaan kerja, lampiran III utk PAK, lampiran IV untuk peledakan,
kebakaran dan bahaya pembuangan sebagaimanadimaksud dalam pasal 6 limbah dan lampiran V untuk bahaya lainnya.
Pasal 8
menyusun analisis laporan kecelakaan dalam daerah hukumnya dengan menggunakan formulir sebagaimana lampiran VI dan dilaporkan
max 5 bulan setelah pemeriksaan
Pasal 9, 10, 11
Kantor wilayah akan membuat analisis dgn menggunakan lamp VII dan mengirimkan ke pusat
Pusat akan menyusun analisis lap FR & SR tkt nasional
PELAPORAN KECELAKAAN KERJA
Permenaker No. 03/Men/1998 ttg Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan

3 Sanksi
Pasal 12
Pengurus atau pengusaha yang melanggar ketentuan Pasal 2, Pasal 4 ayat (1), diancam dengan hukuman sesuai dengan ketentuan Pasal
15 ayat (2) UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Ancaman pidana atas pelanggaran peraturannya dengan hukuman kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-
tingginya Rp. 100.000,-

4 Pengawasan
Pasal 13
Pengawasan terhadap ditaatinya Peraturan Menteri ini dilakukan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan
PELAPORAN KECELAKAAN KERJA
Permenaker No 05 Tahun 1993 - Petunjuk Teknis Penaftaran Kepesertaan, Pembayaran Iuran,
Pembayaran Santunan dan Pelayanan Jamsostek

Pengusaha wajib melaporkan setiap kecelakaan kerja yang menimpa tenaga kerjanya kpd Kantor Depnaker/Disnaker dan Badan
7
Penyelenggara setempat sebagai laporan kecelakaan kerja tahap I dalam waktu tidak lebih dari 2 X 24 jam terhitung sejak terjadinya
kecelakaan dengan mengisi formulir BPJS Ketenagakerjaan 3
2) Pengusaha wajib mengirimkan Laporan Kecelakaan Kerja Tahap II kpd Depnaker/Disnaker dan Badan Penyelenggara setempat dengan
mengisi formulir Jamsostek 3a dalam waktu tidak lebih dari 2 X 24 jam setelah tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berdasarkan
surat keterangan dokter yang menerangkan :
a. Keadaan sementara idak mampu bekerja telah berakhir; atau
b. Keadaan cacat sebagian untuk selama-lamanya; atau
c. Keadaan cacat total untuk selama-lamanya baik fisik maupun mental;
atau
d. Meninggal dunia.
3) Surat keterangan dokter dimaksud menggunakan Formulir BPJS Ketenaga kerjaan 3b.
PELAPORAN KECELAKAAN KERJA
Permenaker No 05 Tahun 1993 - Petunjuk Teknis Penaftaran Kepesertaan, Pembayaran Iuran,
Pembayaran Santunan dan Pelayanan Jamsostek

Pengusaha wajib melaporkan penyakit yang timbul karena hubungan kerja dalam waktu tidak lebih dari
8
2 X 24 jam terhitung sejak terjadinya kecelakaan dengan mengisi formulir BPJS Ketenagakerjaan sejak
menerima diagnosis dari Dokter Pemeriksa
2) Dalam hal penyakit yang timbul karena hubungan kerja, surat keterangan dokter sebagaimana
dimaksud dalam ayat 1 menggunakan Formulir BPJS Ketenagakerjaan 3c .
PELAPORAN KECELAKAAN KERJA
Permenaker No 04 Tahun 1993 - Tentang Jaminan Kecelakaan Kerja (non peserta)

Pengusaha wajib melaporkan secara tertulis kecelakaan kerja yang menimpa tenaga kerjanya kpd Kantor
8 Depnaker/Disnaker setempat dalam waktu tidak lebih dari 2 X 24 jam.
2) Pelaporan dapat dilakukan secara lisan sebelum secara tertulis
3) Dalam hal PAK, laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2) disampaikan dalam waktu tidak lebih
dari 2 X 24 jam setelah didiagnosis oleh dokter pemeriksa.
4) Laporan tertulis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (3) dilakukan dengan mengisi Laporan Kecelakaan
Kerja Tahap I sesuai dg bentuk KK 2
PELAPORAN KECELAKAAN KERJA
Permenaker No 04 Tahun 1993 - Tentang Jaminan Kecelakaan Kerja (non peserta)

1) Pengusaha wajib mengirim Laporan Kecelakaan Kerja Tahap II kpd Kantor Depnaker/Disnaker setempat
9 dengan mengisi Bentuk KK. 3 dalam waktu tidak lebih dari 2 X 24 jam setelah tenaga kerja yang tertimpa
kecelakaan berdasarkan surat keterangan dokter dinyatakan :
a. Keadaan sementara tidak mampu bekerja telah berakhir
b. Keadaan cacat sebagian untuk selama-lamanya
c. Keadaan cacat total untuk selama-lamanya
d. Meninggal dunia
2) Surat keterangan dokter sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) menggunakan Bentuk KK. 4
3) Dalam hal PAK, surat keterangan dokter sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) menggunakan Bentuk KK. 5
4) Dalam KK. 4 atau KK. 5 sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (3) harus disampaikan oleh pengusaha kpd
Kantor Depnaker/Disnaker setempat
PELAPORAN KECELAKAAN KERJA
PP No. 44 tahun 2015  PP 82 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja
dan Jaminan Kematian
Pasal 43
Pemberi Kerja wajib melaporkan Kecelakaan Kerja atau penyakit akibat kerja yang menimpa Pekerja kepada BPJS Ketenagakerjaan dan disnaker
(laporan tahap I) paling lama 2 x 24 jam sejak terjadi Kecelakaan Kerja atau sejak didiagnosis penyakit akibat kerja dengan menggunakan formulir Kecelakaan
Kerja tahap I

Pemberi Kerja wajib melaporkan akibat Kecelakaan Kerja atau penyakit akibat kerja kepada BPJS Ketenagakerjaan dan disnaker (laporan tahap II) paling lama 2 x
24 jam sejak Pekerja dinyatakan sembuh, Cacat, atau meninggal dunia berdasarkan surat keterangan dokter yang menerangkan bahwa:
a. keadaan sementara tidak mampu bekerja telah berakhir;
b. Cacat total tetap untuk selamanya;
c. Cacat sebagian anatomis;
d. Cacat sebagian fungsi; atau
e. meninggal dunia.

Laporan II sekaligus merupakan pengajuan manfaat JKK kepada BPJS Ketenagakerjaan dengan melampirkan :
f. Kartu Peserta BPJS Ketenagakerjaan;
g. Kartu Tanda Penduduk;
h. surat keterangan dokter yang memeriksa/merawat dan/atau dokter penasehat;
i. kuitansi biaya pengangkutan;
j. kuitansi biaya pengobatan dan/atau perawatan, bila fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan belum bekerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan;
k. dokumen pendukung lainnya apabila diperlukan

Anda mungkin juga menyukai