KECELAKAAN KERJA
ANASTASYA HANNIE
PENGUJI K3 AHLI PERTAMA / DIREKTORAT BINA K3
KEMNAKER
Apa itu
K3 ??
Kematian/ Kec.Serius
1
Data dilaporkan
10 Kecelakaan Ringan
dan tercatat
30 Kerusakan Properti
P T
TOP
Teknis : segala hal yang berkaitan dengan perangkat keras seperti mesin, alat,
transportasi, dan lain-lain
Organisasi : segala hal yang berkaitan dengan sistem manajemen seperti prosedur,
instruksi kerja, rambu-rambu, dan lain-lain
UNSAFE ACT
SMK3 Kurang
Perusahaan masih belum menganggap K3 sebagai
kebutuhan dalam aktivitas proses produksi
UNSAFE CONDITION
Kondisi Fisik dan Mental TK kurang
Kesadaran K3 yang kurang
Tidak mau melakukan koordinasi dan kooperasi dalam pelaksanaan K3
Memiliki sikap dan kebiasaan-kebiasaan buruk
Kesehatan tenaga kerja yang tidak memenuhi syarat
Memiliki penyakit turunan
TEORI KECELAKAAN KERJA
Menurut OHS Body of Knowledge dalam seri Model of Causation : Safety , 8 teori penyebab kecelakaan kerja
SEBAB LANGSUNG
SEBAB DASAR
KERUGIAN
INSIDEN
PRE CONTACT CONTACT POST
CONTROL CONTROL CONTACT
Subsitusi &
CONTROL
minimisasi Menerapkan
Pengembangan dan peninjauan sistem energi, Rencana
manajemen, pelatihan, penetapan barricade, Penanggulangan
program dan memeliharanya perbaikan Darurat
permukaan objek
penyebab
TEORI KECELAKAAN KERJA
Menurut OHS Body of Knowledge dalam seri Model of Causation : Safety , 8 teori penyebab kecelakaan kerja
Model energy – damage
3 Damage ( luka) merupakan hasil dari energi kecelakaan yang menuju penerima
(pekerja) dengan daya rusak yang tidak bisa diterima oleh penerima energi.
“the hazard” = sumber energi potensial yang dapat merusak dan menimbulkan
kecelakaan yang merupakan hasil dari ketidakmampuan untuk mengendalikan
energi. Pengendalian energi ini dapat saja berupa penghalang fisik atau
struktural, pengaman, proses dan prosedur.
“space transfer mechanism” = sarana dimana energi dan penerima dibawa
bersama dengan asumsi bahwa mereka pada awalnya jauh dari satu sama lain.
“Recipient boundary” = permukaan yang terpapar dan rawan terhadap energi.
Model Epidemiological
5 pendekatan ini menganggap bahwa kecelakaan disebabkan oleh kombinasi dari
3 sumber: manusia, agen, dan lingkungan.
Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan oleh pegawai dimaksud dalam ayat
(1) diatur dgn peraturan perundangan.
Dasar PELAPORAN KECELAKAAN KERJA
Permenaker No. 03/Men/1998 ttg Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan
KK/Agust.Doc
2. Nama Tenaga Kerja No. KPA
Alamat dan No. Telp Kode Pos No. Telp.
Tmp dan tgl lahir L: P:
Jenis Pekerjaan/Jab
Unit/Bag Perusahaan
3. a. Tempat Kecelakaan
b. Tanggal Kecelakaan Jam :
4. Uraian Kejadian Kec. F*)
1. Bagaimana terjadinya kecelakaan G*)
KK/Agust.Doc
5. Akibat Kecelakaan
a. Akibat yg diderita korban Meninggal Dunia Sakit Luka-luka
b. Sebutkan bagian tubuh yg sakit
c. Sebutkan jenis PAK
- Jabatan / Pekerjaan
- Lama bekerja
d. Keadaan penderita setelah pemeriksaan
pertama
1 Berobat jalan Sambil bekerja Tidak bekerja
2 Dirawat di : Alamat: Rumah sakit Puskesmas Poliklinik
6. Nama dan alamat dokter/ tenaga medik yg
memberikan pertolongan pertama (dlm hal
penyakit yg timbul karena hubungan kerja,
nama dokter yg pertama kali mendiagnosa)
7. Kejadian di tempat kerja yg membahayakan
K3 (misal: kebakaran, peledakan, rubuhnya
bagian konstruksi bangunan, dll)
KK/Agust.Doc
8. Perkiraan kerugian :
a. waktu (dlm hari – orang)
b. material
9. Upah Tenaga Kerja
a. Upah (upah pokok dan tunjangan) Rp.
2 PEMERIKSAAN KECELAKAAN
Pasal 6
Setelah menerima laporan Kadisnaker memerintahkan pegawai pengawas untuk melakukan pemeriksaan dan pengkajian kecelakaan.
terhadap setiap kecelakaan yang dilaporkan dan pelaksanaan sesuai peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan
Pasal 7
Jenis form pelaporan pemeriksaan oleh pengawas : lampiran II utk kecelakaan kerja, lampiran III utk PAK, lampiran IV untuk peledakan,
kebakaran dan bahaya pembuangan sebagaimanadimaksud dalam pasal 6 limbah dan lampiran V untuk bahaya lainnya.
Pasal 8
menyusun analisis laporan kecelakaan dalam daerah hukumnya dengan menggunakan formulir sebagaimana lampiran VI dan dilaporkan
max 5 bulan setelah pemeriksaan
Pasal 9, 10, 11
Kantor wilayah akan membuat analisis dgn menggunakan lamp VII dan mengirimkan ke pusat
Pusat akan menyusun analisis lap FR & SR tkt nasional
PELAPORAN KECELAKAAN KERJA
Permenaker No. 03/Men/1998 ttg Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan
3 Sanksi
Pasal 12
Pengurus atau pengusaha yang melanggar ketentuan Pasal 2, Pasal 4 ayat (1), diancam dengan hukuman sesuai dengan ketentuan Pasal
15 ayat (2) UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Ancaman pidana atas pelanggaran peraturannya dengan hukuman kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-
tingginya Rp. 100.000,-
4 Pengawasan
Pasal 13
Pengawasan terhadap ditaatinya Peraturan Menteri ini dilakukan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan
PELAPORAN KECELAKAAN KERJA
Permenaker No 05 Tahun 1993 - Petunjuk Teknis Penaftaran Kepesertaan, Pembayaran Iuran,
Pembayaran Santunan dan Pelayanan Jamsostek
Pengusaha wajib melaporkan setiap kecelakaan kerja yang menimpa tenaga kerjanya kpd Kantor Depnaker/Disnaker dan Badan
7
Penyelenggara setempat sebagai laporan kecelakaan kerja tahap I dalam waktu tidak lebih dari 2 X 24 jam terhitung sejak terjadinya
kecelakaan dengan mengisi formulir BPJS Ketenagakerjaan 3
2) Pengusaha wajib mengirimkan Laporan Kecelakaan Kerja Tahap II kpd Depnaker/Disnaker dan Badan Penyelenggara setempat dengan
mengisi formulir Jamsostek 3a dalam waktu tidak lebih dari 2 X 24 jam setelah tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berdasarkan
surat keterangan dokter yang menerangkan :
a. Keadaan sementara idak mampu bekerja telah berakhir; atau
b. Keadaan cacat sebagian untuk selama-lamanya; atau
c. Keadaan cacat total untuk selama-lamanya baik fisik maupun mental;
atau
d. Meninggal dunia.
3) Surat keterangan dokter dimaksud menggunakan Formulir BPJS Ketenaga kerjaan 3b.
PELAPORAN KECELAKAAN KERJA
Permenaker No 05 Tahun 1993 - Petunjuk Teknis Penaftaran Kepesertaan, Pembayaran Iuran,
Pembayaran Santunan dan Pelayanan Jamsostek
Pengusaha wajib melaporkan penyakit yang timbul karena hubungan kerja dalam waktu tidak lebih dari
8
2 X 24 jam terhitung sejak terjadinya kecelakaan dengan mengisi formulir BPJS Ketenagakerjaan sejak
menerima diagnosis dari Dokter Pemeriksa
2) Dalam hal penyakit yang timbul karena hubungan kerja, surat keterangan dokter sebagaimana
dimaksud dalam ayat 1 menggunakan Formulir BPJS Ketenagakerjaan 3c .
PELAPORAN KECELAKAAN KERJA
Permenaker No 04 Tahun 1993 - Tentang Jaminan Kecelakaan Kerja (non peserta)
Pengusaha wajib melaporkan secara tertulis kecelakaan kerja yang menimpa tenaga kerjanya kpd Kantor
8 Depnaker/Disnaker setempat dalam waktu tidak lebih dari 2 X 24 jam.
2) Pelaporan dapat dilakukan secara lisan sebelum secara tertulis
3) Dalam hal PAK, laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2) disampaikan dalam waktu tidak lebih
dari 2 X 24 jam setelah didiagnosis oleh dokter pemeriksa.
4) Laporan tertulis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (3) dilakukan dengan mengisi Laporan Kecelakaan
Kerja Tahap I sesuai dg bentuk KK 2
PELAPORAN KECELAKAAN KERJA
Permenaker No 04 Tahun 1993 - Tentang Jaminan Kecelakaan Kerja (non peserta)
1) Pengusaha wajib mengirim Laporan Kecelakaan Kerja Tahap II kpd Kantor Depnaker/Disnaker setempat
9 dengan mengisi Bentuk KK. 3 dalam waktu tidak lebih dari 2 X 24 jam setelah tenaga kerja yang tertimpa
kecelakaan berdasarkan surat keterangan dokter dinyatakan :
a. Keadaan sementara tidak mampu bekerja telah berakhir
b. Keadaan cacat sebagian untuk selama-lamanya
c. Keadaan cacat total untuk selama-lamanya
d. Meninggal dunia
2) Surat keterangan dokter sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) menggunakan Bentuk KK. 4
3) Dalam hal PAK, surat keterangan dokter sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) menggunakan Bentuk KK. 5
4) Dalam KK. 4 atau KK. 5 sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (3) harus disampaikan oleh pengusaha kpd
Kantor Depnaker/Disnaker setempat
PELAPORAN KECELAKAAN KERJA
PP No. 44 tahun 2015 PP 82 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja
dan Jaminan Kematian
Pasal 43
Pemberi Kerja wajib melaporkan Kecelakaan Kerja atau penyakit akibat kerja yang menimpa Pekerja kepada BPJS Ketenagakerjaan dan disnaker
(laporan tahap I) paling lama 2 x 24 jam sejak terjadi Kecelakaan Kerja atau sejak didiagnosis penyakit akibat kerja dengan menggunakan formulir Kecelakaan
Kerja tahap I
Pemberi Kerja wajib melaporkan akibat Kecelakaan Kerja atau penyakit akibat kerja kepada BPJS Ketenagakerjaan dan disnaker (laporan tahap II) paling lama 2 x
24 jam sejak Pekerja dinyatakan sembuh, Cacat, atau meninggal dunia berdasarkan surat keterangan dokter yang menerangkan bahwa:
a. keadaan sementara tidak mampu bekerja telah berakhir;
b. Cacat total tetap untuk selamanya;
c. Cacat sebagian anatomis;
d. Cacat sebagian fungsi; atau
e. meninggal dunia.
Laporan II sekaligus merupakan pengajuan manfaat JKK kepada BPJS Ketenagakerjaan dengan melampirkan :
f. Kartu Peserta BPJS Ketenagakerjaan;
g. Kartu Tanda Penduduk;
h. surat keterangan dokter yang memeriksa/merawat dan/atau dokter penasehat;
i. kuitansi biaya pengangkutan;
j. kuitansi biaya pengobatan dan/atau perawatan, bila fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan belum bekerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan;
k. dokumen pendukung lainnya apabila diperlukan