TENTANG
Menimbang :
Mengingat :
a.
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
b.
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
c.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 432 tahun 2007 tentang Pedoman
manajemen K(3) Rumah Sakit;
d.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1087 tahun 2010 tentang Standar
K(3) di Rumah Sakit;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Ditetapkan di : Bangko
Pada tanggal : 12 Desember 2016
Direktur,
Rumah Sakit Raudhah,
BAB I
PENDAHULUAN
Hal ini mudah terjadi karena rumah sakit mempunyai sarana dan prasarana
yang bila tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan gangguan lingkungan
maupun bencana terhadap orang-orang yang ada di dalam maupun sekitarnya.
Demikian pula sistem dan fungsi rumah sakit serta produk dan limbahnya bila tidak
ditangani dengan baik dapat berakibat buruk bagi manusia yang ada di sekitarnya.
Terciptanya lingkungan kerja dan cara kerja yang aman, sehat, nyaman dan sesuai
dengan standar kesehatan kerja
b. Manfaat
b. Meningkatkan Citra RS
2. Bagi Karyawan RS
Manajemen K3 RS
Suatu proses kegiatan yang dimulai dengan tahap perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengendalian yang bertujuan untuk membudayakan K3 di RS
B. Upaya K3 di RS
Upaya K3 di RS menyangkut tenaga kerja, cara atau metode kerja, alat kerja, proses
kerja dan lingkungan kerja. Upaya ini meliputi peningkatan, pencegahan,
pengobatan dan pemulihan. Kinerja setiap petugas kesehatan dan non kesehatan
merupakan resultante dari tiga komponen K3 yaitu kapasitas kerja, beban kerja dan
lingkungan kerja, yang dimaksud dengan :
1. Kapasitas kerja adalah kemampuan seseorang pekerja untuk menyelesaikan
pekerjaannya dengan baik pada suatu tempat kerja dalam waktu tertentu.
2. Beban kerja adalah suatu kondisi yang membebani pekerja baik secara fisik
maupun non fisik dalam menyelesaikan pekerjaannya, kondisi tersebut dapat
diperberat oleh kondisi lingkungan yang tidak mendukung secara fisik atau non
fisik
3. Lingkungan kerja adalah kondisi lingkungan tenpat kerja yang meliputi faktor
fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikososial yang mempengaruhi pekerja
dalam melaksanakan pekerjaannya.
C. Bahaya Potensial di RS
Bahaya potensial yang mungkin terjadi di RS dan dapat menyebabkan kecelakaan,
diantaranya adalah mikrobiologik, desain/fisik, kebakaran, mekanik,
kimia/gas/karsinogen, radiasi dan risiko hukum atau keamanan, yang dapat
mengakibatkan penyakit dan kecelakaan akibat kerja. Hal tersebut disebabkan oleh
faktor biologi (virus, bakteri, jamur dan hewan pengerat), faktor kimia (antiseptik,
gas anestesi dan bahan desinfektan), faktor ergonomi (tata cara kerja yang salah),
faktor fisik (suhu, cahaya, bising, listrik, getaran dan radiasi), faktor psikososial
(hubungan antar karyawan/atasan)
Bahaya potensial lainnya yang dapat menyebabkan penyakit akibat kerja (PAK)
yang terjadi di RS, umumnya berkaitan dengan faktor biologik (kuman pathogen
yang berasal umumnya dari pasien), faktor kimia (pemaparan dalam dosis kecil
namun terus menerus seperti antiseptik pada kulit, gas anestesi pada hati), faktor
ergonomi (tata cara duduk, tata cara mengangkat pasien), faktor fisik dalam dosis
kecil yang terus menerus (suhu udara panas, listrik tegangan tinggi, dan radiasi),
faktor psikologis (hubungan kerja antar karyawan atau atasan serta tata cara kerja di
kamar bedah, dibagian penerimaan pasien, di unit gawat darurat dan ruang
perawatan).
D. Respon Kegawatdaruratan di RS
Kegawatdaruratan merupakan suatu kejadian yang dapat menimbulkan keracunan,
kematian, luka serius bagi pekerja, pengunjung ataupun masyarakat, sehingga dapat
mengganggu operasional yang berakibat kegiatan usaha berhenti sebagian atau
seluruhnya. Hal lain akibat dari kegawatdaruratan adalah kerusakan fisik
lingkungan ataupun mengancam finansial dan citra, sehingga muntal mempunyai
sistem tanggap darurat sebagai bagian dari Manajemen K3RS.
1.5 Landasan Hukum
Landasan hukum dalam implementasi K3RS di RS Raudhah adalah sebagai berikut :
A. Undang-undang
1. UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
2. UU No. 13 tahun 2003 Ketenagakerjaan
3. UU No. 36 Tahun 2009 Kesehatan
4. UU No. 44 tahun 2009 Rumah sakit
B. Peraturan Pemerintah
1. Peraturan Pemerintah RI Persyaratan Kesehatan Konstruksi ruang di RS,
No.11 Tahun 1975 Persyaratan & Petunjuk Teknis tata cara
penyehatan lingkungan RS
2. Peraturan Pemerintah RI Keselamatan kerja terhadap radiasi
No.12 Tahun 1975
3. Peraturan Pemerintah RI Ijin pemakaian zat radioaktif dan atau sumber
No.13 Tahun 1975 radiasi lainnya.
4. Peraturan Pemerintah No. 50 Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Tahun 2012 Kesehatan Kerja
C. Menakertran
1. Permenaker RI No. Per Syarat-syarat K3 dalam pemakaian lift listrik
05/Men/1978 untuk pengangkutan orang & barang
2. Permenaker RI No. Per Keselamatan dan kesehatan kerja pada
01/Men/1980 konstruksi bangunan
3. Permenaker RI No. Per Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam
02/Men/1980 penyelenggraan keselamatan kerja
4. Permenaker RI No. Per Syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan
04/Men 1980 alat pemadam api ringan
5. Permenaker RI No. Per Kewajiban melapor penyakit akibat kerja
02/Men/1983
6. Permenaker RI No. Per Instalasi kebakaran Automatik
02/Men/1983
7. Permenaker RI No. Per Pelayanan Kesehatan tenaga kerja
DASAR HUKUM TENTANG
03/Men/!983
8. Permenaker RI No. Per Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
02/Men/1989
9. Permenaker RI No. Per Sistim Manajemen keselamatan dan kesehatan
05/Men/1996 kerja (SMK3)
10.Permenaker RI No. 18 Tahun Alat Pelindung Diri
2010
11. Permenaker RI No.13 Tahun Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor
2011 Kimia di Tempat Kerja
12. Kepmenaker RI No. 186 Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat
Tahun 1999 Kerja
C. Menteri Kesehatan
1. SK Menkes RI Komite K3
No.852 /Menkes/SK/X/1993
2. Per Menkes RI Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
No.1204/ Menkes/Per/XI/2004 Sakit
3. Kep. Menkes RI Pedoman Keamanan
No.1244 Laboratorium~Mikrobiologi dan Biomedis
/Menkes/SK/XII/1994 Standard Kesehatan dan Keselamatan Kerja Di
4. Kep.Menkes RI Rumah sakit
d. Semua Karyawan
1. Melakukan tugas sesuai yang diinstruksikan seperti menyusun manajemen risiko
terkait dengan pekerjaan yang dilakukan
2. Mematuhi peraturan dan ketetapan rumah sakit terkait keselamatan.
3. Menjaga sarana, lingkungan dan aktifitas kerja yang aman dan selamat serta
menjaga kebersihan lingkungan
4. Melaporkan setiap adanya insiden dan potensial bahaya di area kerja dan area lain
yang ditemuinya.
4.1 Logistik K3
Logistik yang dimiliki oleh RS Raudhah terkait dengan upaya peningkatan kinerja K3RS
dalam mencegah terjadinya kebakaran yaitu :
1. APAR
Alat pemadam api ringan (APAR) yang dimiliki oleh RS Raudhah sebayak 10 buah.
Upaya penyediaan peralatan keselamatan kerja di RS Raudhah yang dilakukan dalam
rangka mencegah terjadinya kecelakaan kerja yaitu dengan penggunaan alat pelindung
diri, dengan jenis APD sebagai berikut :
1. Sarung tangan (hand gloves)
2. Masker
3. Google
4. Aprron
5. Earmuff
6. Safety shoes
7. Helmet
8. Face shiled
Direktur,
Rumah Sakit Raudhah,
TABUNG WAJIB
DIIKAT RANTAI
SIMBOL-SIMBOL B3
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 03 Tahun 2008 tentang Tata Cara
pemberian Simbol dan Label Bahan Berbahaya & Beracun
SIMBOL LIMBAH B3 (Standard Kep Bapedal No. 5 Tahun 1995)