Anda di halaman 1dari 9

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 06.04.

02
RUMAH SAKIT TK. III DR. R. SOEHARSONO

HASIL LAPORAN PEMERIKSAAN FASILITAS


TAHUN 2017

TIM MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN


RUMAH SAKIT TK III DR.R.SOEHARSONO

Jl. Sutoyo S. No. 408 Banjarmasin


Telp.(0511) 4368422 Faks. (0511) 3365860
email : pers_rumkitsoeharsono@yahoo.com
DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 06.04.02
RUMAH SAKIT TK. III DR. R. SOEHARSONO

LAPORAN PEMERIKSAAN FASILITAS


RUMAH SAKIT TK. III DR. R. SOEHARSONO
TAHUN 2017

1. Pendahuluan.
Rumah sakit sebagai tempat pelayanan kesehatan modern adalah
suatu organisasi yang sangat komplek karena padat modal, padat
tehnologi, padat karya, padat profesi, padat sistem, dan padat mutu
serta padat resiko sehingga tidak mengejutkan bila kejadian tidak
diinginkan (KTD = adverse event) akan sering terjadi dan akan
berakibat pada terjadinya injuri atau kematian pada pasien.

Fungsi utama rumah sakit adalah merawat pasien yang sakit


dengan tujuan agar pasien segera sembuh dari sakitnya dan sehat
kembali. Pelayanan kesehatan di rumah sakit tak dapat dipisahkan
dari manajemen dan keamanan fasilitas. Upaya menjamin
keamanan dan keselamatan bagi staf, pasien dan pengunjung di
Rumah Sakit Tk. III Dr. R. Soeharsono memeriksa, memperbaiki
atau mengganti fasilitas rumah sakit. Pemeriksaan ini bertujuan
untuk mengetahui manajemen dan keamanan fasilitas di bangunan
perawatan Rumah Sakit Tk. III Dr. R. Soeharsono. Hasil
pemeriksaan selanjutnya dibandingkan dengan standar
keselamatan dan keamanan pasien, staf dan pengunjung rumah
sakit.
Pemeriksaan meliputi bangunan Rawat Inap dan Gedung Rawat
jalan, kuantitas dan kualitas fasilitas yang ada ini baik untuk
perawatan pasien maupun kepentingan staf dan pengunjung.

2. Latar belakang.
Kebakaran merupakan salah satu faktor yang sangat merugikan
masyarakat baik dalam segi korban jiwa dan harta benda serta
asset yang tidak ternilai harganya. Penanganan kebakaran di
gedung-gedung masih mengandalkan kesigapan dan peralatan dari
pemadam kebakaran setempat. Kesiagaan dari Pemadam
kebakaran gedung pun terkadang masih kurang memadai.
Rumah sakit merupakan salah satu tempat yang juga tidak lepas
dari berbagai kemungkinan bahaya kecelakaan ataupun
kebakaran, oleh karena itu perlu juga dibuat suatu sistem
rancangan tanggap darurat terhadap bahaya kebakaran yang baik
untuk dilakukan identifikasi dan penyediaan peralatan tanggap
darurat yang sesuai, serta melakukan uji coba secara periodik.
Gedung rawat jalan dan rawat jalan yang menjadi tempat
perawatan bagi pasien perlu mendapatkan perhatiaan khusus
untuk kemungkinan terjadinya gangguan. Implementasi prosedur
tanggap darurat di rumah sakit ini tentu berbeda dengan gedung
bangunan lain, untuk itu perlu dibuat suatu upaya atau prosedur
rancangan tanggap darurat khusus karena harus berisikan
informasi yang memungkinkan siapa saja dapat menguasai
keadaan darurat, seperti membunyikan alarm.

Sehubungan hal tersebut maka peralatan sarana untuk tanggap


darurat untuk menjaga keselamatan pasien harus tersedia selalu
siap, untuk itu dilakukan pemeriksaan terhadap peralatan tersebut.
3. Tujuan.
Tujuan pemeriksaan ini untuk memperoleh gambaran tentang
keadaan sarana prasarana/peralatan tanggap darurat terhadap
keselamatan pasien di bangunan perawatan rawat inap dan rawat
jalan Rumah Sakit Tk. III Dr. R. Soeharsono Banjarmasin.

4. Metode Pemeriksaan.
Pemeriksaan dilakukan dengan cara observasi yaitu menggunakan
perangkat daftar periksa (checklist), observasi, pengumpulan
dokumen, peralatan tanggap darurat. Dokumen yang dikumpulkan
meliputi inventarisasi tata letak (lay out) gedung, titik penempatan
APAR, alarm, smoke detector dll. Observasi dilakukan dengan
melakukan pengamatan langsung di lokasi dan pengambilan foto.
Data yang terkumpul selanjutnya dibandingkan terhadap ketentuan
teknis pengamanan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan
gedung dan lingkungan Kep.MenPU.No 10/KPTS/2000 dan
ketentuan teknis manajemen penanggulangan kebakaran di
perkotaan Kep.Men.PU.No. 11/KPTS/2000.

5. Hasil dan Pembahasan.


a. Fasilitas perawatan di bangunan Perawatan yang terdiri dari
14 Ruangan adalah sebagai berikut:
Tabel 1.
Fasilitas Perawatan di Gedung Rawat Inap Rumah Sakit Tk. III Dr. R.
Soeharsono Banjarmasin

No Fasilitas Keterangan

1 Tempat Tidur Pasien Baik


2 KM Pasien Baik
3 Pegangan KM Mandi Pasien Belum Ada
4 Bel R. Perawatan Pasien Belum Ada
5 Bel KM Mandi Pasien Belum Ada
Klasifikasi Gedung berdasarkan pada Kep Meneg PU nomor : 10
KPKTS/2000 tentang Ketentuan teknis pengamanan terhadap
bahaya kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungan Kelas
bangunan Gedung Perawatan adalah Kelas 9a yang merupakan
bangunan perawatan kesehatan, termasuk bagian-bagian dari
bangunan tersebut yaitu laboratorium, radiologi, dll.
Sedangkan spesifikasi bangunan Bangunan Gedung Rawat inap
dan rawat jalan dapat dilihat pada Tabel 2. di bawah ini.

Tabel 2.
Struktur Bangunan
No Struktur Beton Bertulang Keterangan
Bangunan
1 Lantai Keramik Baik
2 Atap Kontruksi kayu,kayu penutup seng Baik
3 Dinding Bata dengan finishing plester dan cat Baik
4 Jendela Jendela kaca dengan kusen dari Baik
kayu,kayu.
5 Pintu Pintu Kayu dengan kusen dari kayu, Baik
kayu.

b. Sarana Prasarana pencegahan Kebakaran


1) Pada bangunan ini belum dilakukan pengujian api
terhadap material bangunan atau T.K.A (Tingkat
Ketahanan Api) yang berguna untuk menentukan
sifat bahan bangunan dan tingkat ketahanan api.
Namun secara seluruh bangunan merupakan
konstruksi beton bertulang.
2) Sarana dan Prasarana Pencegahan Kebakaran
bangunan Perawatan Sarana Penanggulangan
Kebakaran yang harus dipenuhi pada suatu
bangunan berdasarkan standar nasional maupun
internasional adalah sebagai berikut:
a) Sistem deteksi dan alarm kebakaran
Sistem deteksi dan alarm kebakaran yang digunakan
mengacu pada ketentuan/SNI yang berlaku.
b) Sistem Pemadam Kebakaran
Sistem pemadam kebakaran dalam bangunan terdiri
dari Alat Pemadam Api Portabe, sistem pengendalian
asap, dan lain-lain. Perencanaan, pemasangan dan
pengoperasiannya mengacu pada ketentuan/SNI yang
berlaku.
c) Sistem pengendali kebakaran juga tidak
tersedia pada seluruh ruangan.
Organisasi penanggulangan kebakaran dibentuk oleh
Kepala Rumah sakit (dengan surat
perintah/keputusan). Klasifikasi resiko kebakaran yang
dimiliki oleh bangunan perawatan ini sesuai dengan
Kep.Men.PU No.11/KPTS/2000 untuk manajemen
penanggulangan kebakaran gedung adalah bangunan
dengan angka klasifikasi resiko bahaya kebakaran 7.
Belum ada organisasi penganggulangan kebakaran di
gedung ini. Tidak tersedia sistem komunikasi dan
peringatan darurat jika terjadi kebakaran.

Tabel 3
Sarana dan prasarana penanggulangan bahaya kebakaran
No Fasilitas Keterangan

1 APAR Baik
2 Detektor Asap Belum Ada
3 Alarm kebakaran Belum Ada
4 Sprinkle Air Belum Ada
5 Hydrant Belum Ada

d) Kondisi sarana prasarana di Gedung


Perawatan APAR terakhir diisi/diganti/diperiksa
secara periodik. Detektor asap dan alarm dilakukan
permeriksaan dan ujicoba 6 bulan sekali.

e) Secara keseluruhan dari semua lantai tidak


terdapat sistem pengendalian udara yang berguna
untuk mengendalikan ruangan yang terbakar
terhadap asap hasil pembakaran. Tenaga listrik yang
ada bersumber dari PLN dan ditunjang oleh
penyediaan tenaga listrik cadangan (genset).

f) Lorong dan koridor sudah tersedia sarana jalur


evakuasi korban/pasien. Dengan adanya sistem
penanganan dan penanggulangan kebakaran akan
mempermudah keadaan untuk melakukan
pencegahan dan penanggulangan kebakaran.

g) Untuk memastikan penghuni aman keluar


gedung maka jalur keluar harus bebas tanpa
halangan atau tidak membuat penghuni terjebak
didalam gedung. Tangga dan anak tangga anti slip
dan licin, ada pegangan anak tangga, setiap tangga
ada lantai datar untuk istirahat guna mencegah
kecapaian, dan keamanan terhadap jalur lintasan.
h) Untuk melindungi penghuni dari bahaya
kebakaran maka jalur keluar harus dilindungi
terhadap kebakaran, dengan jalur yang sesuai
kebutuhan dan terhubung dengan jalur keluar
bangunan serta memudahkan intervensi dari
pemadam kebakaran.
Sistem Tanggap Darurat di bangunan ini, belum
tersedia. Sistem Tanggap Darurat yang sebaiknya
dipenuhi antara lain adalah:
a) Metode dan prosedur evakuasi untuk
pengosongan gedung dalam keadaan kebakaran.
b) Sistem komunikasi dan peringatan darurat
kebakaran untuk gedung Rawat inap dan Rawat jalan
sudah tersedia..
c) Penyediaan Listrik untuk keadaan darurat
sudah tersedia.
d) Rambu-rambu kebakaran sudah tersedia.
e) Lampu untuk keadaan darurat belum tersedia
pada seluruh bangunan.
f) Tempat berkumpul (assembly point) pada
keadaan darurat sudah tersedia terletak pada lokasi
yang aman.
g) Organisasi keadaan darurat sudah terbentuk
h) Simulasi keadaan darurat perlu dilakukan
untuk melatih penghuni bangunan pada keadaan
darurat.

6. Kesimpulan.
a. Dari hasil pemeriksaan sarana prasarana pencegahan dan
penanggulangan kebakaran serta sistem tanggap darurat di
bangunan Perawatan Rumah Sakit Tk III Dr. R. Soeharsono
menggunakan standar Kep. Men. PU 10/KPTS/2000, dan
11/KPTS/2000 ini, maka dapat diambil kesimpulan bahwa jalan
keluar memenuhi syarat.
b. Struktur bangunan dan bagian bangunan belum dilakukan uji
TKA (Tahan Kebakaran Api), namun demikian dapat dikatakan
memenuhi persyaratan karena merupakan konstruksi beton
bertulang. APAR sudah tersedia pada semua bangunan. Dari hasil
pemeriksaan ini diperoleh kesimpulan bahwa sarana dan prasarana
penanggulangan kebakaran pada rumah sakit ini masih perlu
ditingkatkan.

Banjarmasin, 14 Maret 2017


Mengetahui
Kepala Rumah Sakit Ketua Tim MFK

dr. Komang Agus Wirawan, Sp.B Darminto


Letkol Ckm NRP 11990004540271 Kapten Ckm NRP. 21960273420474

Anda mungkin juga menyukai