tentang
1
tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 374/Menkes/SK/V/2009
tentang Sistem Kesehatan Nasional (SKN);
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1087/Menkes/SK/VIII/2010
tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit;
10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : PER.05/MEN/1996 tanggal 12
Desember 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja;
11. Keputusan Gubernur Kalimantan Barat Nomor : 188/438/KPTS/013/2008
tentang Penetapan RS Bhayangkara Tk.III Anton Soedjarwo Pontianak
Sebagai Badan Layanan Umum (BLU);
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan tanggal ditetapkan dan diadakan
peninjauan kembali setelah 3 (tiga) tahun;
Ketiga : Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dan kekurangan akan diadakan
perbaikan dan perubahan sebagaimana mestinya ;
Ditetapkan di : Pontianak.
Pada tanggal : Desember 2016
KARUMKIT BHAYANGKARA
TK. III ANTON SOEDJARWO
PONTIANAK
2
drg. SUGIYATO
AKBP NRP 66050671
TEMBUSAN :
Keputusan ini disampaikan kepada :
Yth. : 1. Para Wakil Karumkit
2. Ketua Komite K3RS
3. Para Kepala Bidang/Bagian/Instalasi
4. Para Ketua SMF
5. Para Ketua Komite
RSUD Dr.Soetomo Surabaya.
3
BAB I PENDAHULUAN
Rumah Sakit sebagai salah satu tempat pelayanan masyarakat, di Bidang kesehatan
adalah rawan terhadap kejadian gangguan kesehatan, terjadinya kecelakaan waktu bekerja,
gangguan dari lingkungan dan terjadinya bermacam-macam bencana karena api, listrik, gas,
air, ledakan, kimia maupun rusaknya bangunan.
Hal ini mudah terjadi karena rumah sakit mempunyai sarana dan prasarana yang bila
tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan gangguan lingkungan maupun bencana
terhadap orang-orang yang ada di dalam maupun sekitarnya. Demikian pula sistem dan
fungsi rumah sakit serta produk dan limbahnya bila tidak ditangani dengan baik dapat
berakibat buruk bagi manusia yang ada di sekitarnya.
Penghuni rumah sakit, selain manusia (penderita, keluarganya, petugas medis dan non
medis serta tamu) juga mungkin terdapat hewan~hewan seperti kucing, tikus, kecoak, lalat
dan nyamuk dapat juga berupa hewan bakteri, virus yang berasal dari penderita.
Interaksi antar bangunan, penghuni, sarana prasarana, fungsi, sistem dan limbanhnya
mempunyai potensi terjadinya bahaya~bahaya dari segi biologi, kimia, fisika (panas, radiasi,
suara), ergometri dan psikososial. Pada akhirnya akan mengurangi produktivitas, kinerja dan
efektifitas pelayanan akibat penurunan mutu sumberdaya manusia beserta alatnya.
Oleh karena itu perlu selalu diupayakan sejak dari perencanaan sampai pelaksanaan
pelayanan ini agar selalu dicegah dan ditekan potensi risiko terjadinya bahaya-bahaya yang
disebut di atas serta kita terjadi agar ditanggunhkan dengan cepat dan tepat sehingga
deampaknya tidak terlalu merugikan bagi semua pihak.
Tujuan
Terciptanya lingkungan kerja dan cara kerja yang aman, sehat, nyaman dan sesuai
dengan standar kesehatan kerja
Manfaat
4
a. Meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan standard akreditasi RS
b. Meningkatkan Citra RS
2. Bagi Karyawan RS
5
pekerja dalam suatu lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi
dan psikologisnya, secara ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada
manusia dan setiap manusia kepada pekerjaan atau jabatannya.
Manajemen K3 RS
Suatu proses kegiatan yang dimulai dengan tahap perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengendalian yang bertujuan untuk membudayakan K3 di RS
B. Upaya K3 di RS
Upaya K3 di RS menyangkut tenaga kerja, cara atau metode kerja, alat kerja,
proses kerja dan lingkungan kerja. Upaya ini meliputi peningkatan, pencegahan,
pengobatan dan pemulihan. Kinerja setiap petugas kesehatan dan non kesehatan
merupakan resultante dari tiga komponen K3 yaitu kapasitas kerja, beban kerja dan
lingkungan kerja, yang dimaksud dengan :
1. Kapasitas kerja adalah kemampuan seseorang pekerja untuk menyelesaikan
pekerjaannya dengan baik pada suatu tempat kerja dalam waktu tertentu.
2. Beban kerja adalah suatu kondisi yang membebani pekerja baik secara fisik
maupun non fisik dalam menyelesaikan pekerjaannya, kondisi tersebut dapat
diperberat oleh kondisi lingkungan yang tidak mendukung secara fisik atau non
fisik
3. Lingkungan kerja adalah kondisi lingkungan tenpat kerja yang meliputi faktor
fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikososial yang mempengaruhi pekerja
dalam melaksanakan pekerjaannya.
C. Bahaya Potensial di RS
Bahaya potensial yang mungkin terjadi di RS dan dapat menyebabkan kecelakaan,
diantaranya adalah mikrobiologik, desain/fisik, kebakaran, mekanik,
kimia/gas/karsinogen, radiasi dan risiko hukum atau keamanan, yang dapat
6
mengakibatkan penyakit dan kecelakaan akibat kerja. Hal tersebut disebabkan oleh
faktor biologi (virus, bakteri, jamur dan hewan pengerat), faktor kimia (antiseptik,
gas anestesi dan bahan desinfektan), faktor ergonomi (tata cara kerja yang salah),
faktor fisik (suhu, cahaya, bising, listrik, getaran dan radiasi), faktor psikososial
(hubungan antar karyawan/atasan)
Bahaya potensial lainnya yang dapat menyebabkan penyakit akibat kerja (PAK)
yang terjadi di RS, umunya berkaitan dengan faktor biologik (kuman pathogen
yang berasal umumnya dari pasien), faktor kimia (pemaparan dalam dosis kecil
namun terus menerus seperti antiseptik pada kulit, gas anestesi pada hati), faktor
ergonomi (tata cara duduk, tata cara mengangkat pasien), faktor fisik dalam dosis
kecil yang terus menerus (suhu udara panas, listrik tegangan tinggi, dan radiasi),
faktor psikologis (hubungan kerja antar karyawan atau atasan serta tata cara kerja
di kamar bedah, dibagian penerimaan pasien, di unit gawat darurat dan ruang
perawatan).
D. Respon Kegawatdaruratan di RS
Kegawatdaruratan merupakan suatu kejadian yang dapat menimbulkan keracunan,
kematian, luka serius bagi pekerja, pengunjung ataupun masyarakat, sehingga
dapat mengganggu operasional yang berakibat kegiatan usaha berhenti sebagian
atau seluruhnya. Hal lain akibat dari kegawatdaruratan adalah kerusakan fisik
lingkungan ataupun mengancam finansial dan citra, sehingga muntal mempunyai
sistem tanggap darurat sebagai bagian dari Manajemen K3RS
7
DASAR HUKUM TENTANG
A. Undang-undang
1. UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
2. UU No. 13 tahun 2003 Ketenagakerjaan
3. UU No. 36 Tahun 2009 Kesehatan
4. UU No. 44 tahun 2009 Rumah sakit
B. Peraturan Pemerintah
1. Peraturan Pemerintah RI Persyaratan Kesehatan Konstruksi ruang di
No.11 Tahun 1975 RS, Persyaratan & Petunjuk Teknis tata cara
penyehatan lingkungan RS
2. Peraturan Pemerintah RI Keselamatan kerja terhadap radiasi
No.12 Tahun 1975
3. Peraturan Pemerintah RI Ijin pemakaian zat radioaktif dan atau sumber
No.13 Tahun 1975 radiasi lainnya.
4. Peraturan Pemerintah No. 50 Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
Tahun 2012 dan Kesehatan Kerja
C. Menakertran
1. Permenaker RI No. Per Syarat-syarat K3 dalam pemakaian lift listrik
05/Men/1978 untuk pengangkutan orang & barang
2. Permenaker RI No. Per Keselamatan dan kesehatan kerja pada
01/Men/1980 konstruksi bangunan
3. Permenaker RI No. Per Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam
02/Men/1980 penyelenggraan keselamatan kerja
4. Permenaker RI No. Per Syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan
04/Men 1980 alat pemadam api ringan
5. Permenaker RI No. Per Kewajiban melapor penyakit akibat kerja
02/Men/1983
6. Permenaker RI No. Per Instalasi kebakaran Automatik
02/Men/1983
8
DASAR HUKUM TENTANG
9
DASAR HUKUM TENTANG
D. Keputusan Dirjen
1. Keputusan Dirjen P.PM & PLP Persyaratan Kesehatan lingkungan ruang &
No.HK 00.06.64.44 bangunan serta fasilitas sanitasi RS
2. Keputusan Dirjen Batan Pengangkutan Zat Radioaktif Ketentuan
No.03/160/DI/1989 Keselamatan kerja terhadap radiasi.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
10
Susunan Komite K3RS terdiri dari :
a. Ketua Komite K3
Membuat target keselamatan dan menjamin efektifitas pencapaiannya
Membuat rencana kerja Keselamatan.
Memastikan semua karyawan, pasien, pengunjung dan pihak ketiga memahami
kebijakan terkait keselamatan
Memastikan dilakukan identifikasi terhadap aspek keselamatan dan memastikan
penilaian tingkat pentingnya serta mekanisme pengendaliannya
Memastikan implementasi dari pengendalian aspek keselamatan di Rumah Sakit
Bhayangkara Tk.III Anton Soedjarwo PontianakSurabaya.
Mampu memberikan contoh tindakan dan memberikan briefing terkait
keselamatan.
d. Semua Pegawai
11
Melakukan tugas sesuai yang diinstruksikan seperti menyusun manajemen risiko
terkait dengan pekerjaan yang dilakukan
Mematuhi peraturan dan ketetapan rumah sakit terkait keselamatan.
Menjaga sarana, lingkungan dan aktifitas kerja yang aman dan selamat serta
menjaga kebersihan lingkungan
Melaporkan setiap adanya insiden dan potensial bahaya di area kerja dan area lain
yang ditemuinya.
12
Melaporkan pelaksanaan dan hasil monitoring dan evaluasi tiap kejadian, maupun
berkala tiap bulan dan tahunan kepada Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Tk.III
Anton Soedjarwo Pontianak
Komite bertanggung jawab kepada Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Tk.III Anton
Soedjarwo Pontianak
b. Fungsi
Pengolahan data dan informasi yang berhubungan dengan K3RS
Membantu Kepala dalam upaya manajemen K3, promosi K3, pelatihan dan
penelitian K3 di RS
Pengawasan pelaksanaan program kerja K3RS
Memberikan saran dan pertimbangan berkaitan dengan tindakan korektif
Koordinasi dengan unit-unit lain yang menjadi anggota K3RS
Investigator dalam kejadian PAK dan KAK
13
BAB III
STANDAR FASILITAS
14
C
O
N
T
O
Gambar 2 Peta Lokasi RSUD Dr. Soetomo Surabaya
H
!
!
!
!
!
15
Standar penggunaan APD di masing-masing unit kerja sebagai berikut:
C
O
N
T
O
H
!
!
!
!
!
b. Standard Pengamanan dari Kebakaran
Rumah Sakit Bhayangkara Tk.III Anton Soedjarwo PontianakSurabaya telah memiliki
fasilitas untuk pengamanan dari bahaya kebakaran dengan melengkapi hydran dan
16
APAR. Lokasi Hydran dan APAR di Rumah Sakit Bhayangkara Tk.III Anton
Soedjarwo PontianakSurabaya sebagai berikut :
C
O
N
T
O
H
!
!
!
!
!
17
Lokasi APAR dan Jumlahnya di RSUD Dr. Soetomo Surabaya
18
C
O
N
T
O
H
!
!
!
!
!
19
C
O
N
T
O
H
!
!
!
!
!
20
C
O
N
T
O
H
!
Lokasi Smoke Detektor, Springkel, Fire Alarm dan Jumlahnya
Di RSUD Dr. Soetomo Surabaya
!
!
!
!
21
BAB IV
4.1 Logistik K3
Logistik yang dimiliki oleh Rumah Sakit Bhayangkara Tk.III Anton Soedjarwo
Pontianak terkait dengan upaya peningkatan kinerja K3RS dalam mencegah terjadinya
kebakaran yaitu :
1. Hydran
Hydran yang dimiliki oleh Rumah Sakit Bhayangkara Tk.III Anton Soedjarwo
Pontianak sebayak 26 titik dalam kondisi baik atau masih berfungsi
2. APAR
Alat pemadam api ringan (APAR) yang dimiliki oleh Rumah Sakit Bhayangkara
Tk.III Anton Soedjarwo Pontianak sebayak 349 buah
22
C
3. Smoke Detektor
Smoke detektor yang dimiliki Rumah Sakit Bhayangkara Tk.III Anton Soedjarwo
Pontianak Sebanyak 643 buah
O
4. Springkel
Springkel yang dimiliki Rumah Sakit Bhayangkara Tk.III Anton Soedjarwo
N
Pontianak sebanyak 791 buah
5. Fire Alarm
T
Fire alarm yang dimiliki Rumah Sakit Bhayangkara Tk.III Anton Soedjarwo
Pontianak sebanyak 33 buah
O
Upaya penyediaan peralatan keselamatan kerja di Rumah Sakit Bhayangkara Tk.III
Anton Soedjarwo Pontianak yang dilakukan dalam rangka mencegah terjadinya
H
kecelakaan kerja yaitu dengan penggunaan alat pelindung diri, dengan jenis APD sebagai
berikut :
!
1. Sarung tangan (hand gloves) !
2. Masker
3. Google
!
4. Aprron !
5. Earmuff
6. Safety shoes
!
7. Helmet
8. Face shiled
23
Gambar 1 Sistem Manajemen K3RS Rumah Sakit Bhayangkara Tk.III Anton
Soedjarwo Pontianak
C
4.2.1 Tahap Persiapan
a. Penetapan komitmen
O
Komitmen dimulai dari Kepala. Pernyataan komitmen di susun dalam bentuk
dokumen tertulis yang dinyatakan dalam tindakan nyata, agar dapat diketahui, N
dipelajari, di hayati dan dilaksanakan oleh seluruh staf dan petugas rumah
sakit. T
O
b. Penetapan SK organisasi K3RS
c. Pembentukan organisasi/unit pelaksana K3RS
H
d. Penetapan sumberdaya
!
4.2.2 Tahap Pelaksanaan
a. Penyuluhan K3 untuk petugas rumah sakit
b. Pelatihan K3RS yang disesuiakan dengan kebutuhan individu dan kelompok di
dalam organisasi rumah sakit. Fungsinya memproses individu dengan perilaku
tertentu agar berperilaku sesuai dengan yang telah ditentukan sebelumnya
!
sebagai produk akhir dari pelatihan
c. Melaksanakan program K3RS sesuai dengan peraturan yang berlaku
!
diantaranya:
- Pemeriksaan kesehatan petugas (berkala dan khusus)
!
!
24
- Penyediaan APD
- Penyiapan pedoman pencegahan dan penanggulangan keadaan darurat
- Penempatan pekerja pada pekerjaan yang sesuai kondisi kesehatannya
- Pengobatan pekerja yang menderita sakit
- Menciptakan lingkungan kerja yang hygienis secara teratur, melalui
monitoring lingkungan kerja dari hazard yang ada
- Melaksanakan biological monitoring
25
d. Perbaikan dan pencegahan hasil temuan audit diidentifikasi dan dinilai
resikonya untuk direkomendasikan kepada manajemen
e. Secara berkesinambungan manajemen melakukan tinjauan ulang dan
peningkatan perencanaan untuk menjamin kesesuaian serta efektifitas
pencapaian kebijakan dan tujuan K3
4.3. Penutup
Pelaksanaan panduan K3RS Rumah Sakit Bhayangkara Tk.III Anton Soedjarwo
Pontianakadalah seluruh jajaran di lingkungan kerja Rumah Sakit Bhayangkara Tk.III Anton
Soedjarwo Pontianak. Penanggung jawab di tingkat unit kerja adalah Kepala Instansi pada
Kepala Bagian yang bertanggung jawab kepada Wakil Kepala Pelayanan Medik dan
selanjutnya kepada Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Tk.III Anton Soedjarwo Pontianak.
Komite K3RS Rumah Sakit Bhayangkara Tk.III Anton Soedjarwo Pontianakmembuat
perencanaan, koordinasi pelaksanaan, membantu pengawasan, melaksanakan evaluasi dan
memberikan rekomendasi untuk tindak lanjut program berikutnya. C
LAMPIRAN : RAMBU-RAMBU K3 O
N
T
O
H
!
!
!
!
!
26
27
C
O
N
T
O
H
!
!
!
!
!
28
C
O
N
T
O
H
!
STANDARD RAMBU K3 LISTRIK DAN INSTALASI LISTRIK
!
!
!
!
29
C
O
N
T
O
H
!
!
!
!
!
30
STANDARD PENEMPATAN BOTOL OXYGEN
C
O
N
T
O
H
!
!
!
TABUNG WAJIB
DIIKAT RANTAI
!
!
31
C
O
SIMBOL-SIMBOL B3 N
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 03 Tahun 2008 tentang
pemberian Simbol dan Label Bahan Berbahaya & Beracun
Tata Cara T
O
H
!
!
!
!
!
32
33
C
O
N
T
O
H
!
!
!
!
!
34
C
O
N
T
O
H
!
!
!
!
!
35
SIMBOL LIMBAH B3 (Standard Kep Bapedal No. 5 Tahun 1995)
C
O
N
T
O
H
!
!
!
!
!
36
C
O
N
T
O
H
!
!
!
!
!
37
C
O
N
T
O
H
!
!
!
!
!
38
39