Ditetapkan di : Bandung
Pada tanggal : 23 Oktober 2015
I
s:P$
984 r02001
Lampiran
Keputusan Direkttrr Utama
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Nomor : HK.O2.O4/EOls/l7OrO/x/2015
Tanggal : 23 Oktober 2015
Tentang
Panduan Tenis Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Ke{a (K3)
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
1
pelayanan maupun karena kondisi sarana dan prasarana yang ada
di Rumah
Sakit yang tida-k memenuhi standard.
e. Tuntutan hukum terhadap mutu pelayanan Rumah Sakit semakin meningkat;
Tuntutan masyakarat mendapa.tkan pelayanan kesehatan yang terbaik.
f. Pelaksanaan K-3, berkaitan dengan citra dan kelangsungan hidup Rumah Sakit.
g. Karaheristik Rumah Sakit; pelayanan kesehatan merupakan industri yang "ldbor
intensiue", padat moda], pa.dat teknologi, dan padat pakar, bidang karyawanan
dengan tingkat keterlibatan manusia yang tinggl, terbukanya akses bagi bukan
ka5rawan Rumah Sakit dengan leluasa serta keeiatan yang terus menerus setiap
hari-
h. Beberapa isu K-3 yang penting di Rumah Sakit; Keselamatan pasien dan
pengunjung, K-3 karyawan atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan
peralatan di Rumah Sakit yang berdampak terhadap keselamatan pasien dan
karyawan dan keselamatan lingkungan yang berdampak terhadap pencemaran
lingkungan.
i. Rumah Sakit sebagai sistem peLayanan yang terintegrasi metputi :
a. Input : kebljalan, SDM, fasilitas, sistem informasi, logistik
obat/ reagensia/ peralatan, keuangan dan lain-lain.
b. Pros€s : pelayanan rawat jalan dan rawat inap (in and. out patienfl, IGD
(emergencgll, pelayanan kamar operasi, pemulihan, yang dilaksana-kan dengan
baik dan benar dan lain-lain.
c. Output : pelayanan prina (excellence medicine and seruicel.
2. Tqluaa
A. Tujuan Umum
Terciptanya lingkungan ke{a yang aman, sehat dan produktif untuk karyawan,
aman dan sehat bag: pasien, pengunjung, masyarakat dan lingkungan s€kitar
Rumah Sakit sehinega proses pelayanan Rumah Sakit berjalan baik dan lancar.
B. Tujuan Ktrusus
1. Terwujudnya organisasi ketja yang menunjang tercapainya K-3 di Rumah Sakit
(K-3 RS).
2. Meningkatnya profesionalisme dalam hal K-3 bagi manajemen, pelaksana dan
pendukung program.
3. Terpenuhi syarat-syarat K-3 di setiap unit keq'a.
4. Terlindunginya karyawan dan mencegah te{adinya PAK dan KAK.
5. Terselenggaranya program K-3 di Rumah Sakit (K-3 RS) secara optimal dan
menyeluruh.
6. Peningkatan mutu, citra dan produldivitas Rumah Sakit.
3. Sarara!
A. Pimpinan dan Manajemen RS
B. Karyawan Rumah Sakit
C. Pasien
D. Pengunjung/ pengantar pasien
E. Masyarakat sekitar
4 Ruang Ltoglup
Standar K-3 Rumah Sakit (K-3 RS) mencakup;
1) kinsip, kebiiakan pelaksanaan dan program K-3 Rumah Sakit (K-3 RS),
2) standar pelayanan K-3 di Rumah Sakit,
3) standar Keselamatan dan Keamanan,
4) Pengelolaan Bahan Berbahaya,
5) Kesiapsiagaan menghadapibencana,
6) pengarnanan kebakaran,
7) Standar K3 Sarala Prasarana dan Peralatan,
8) standar sumber daya manusia K-3 di Rumah Sakit,
9) Pendidikan Staf,
10) pembinaan, pengawasan,
11) pencatatan dan pelaporan.
3
5. B.taraa Opcnrload
b. K-3 RS adalah upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan
derajat kesehatan karyawan dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit
akibat (PAK), pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan
dan rehabilitasi, Penanggulangan Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana
c. Konsep dasar K-3RS adalah upa.ya terpadu seluruh karyawan Rumah Sakit, pasien,
pengunjung / pengantar orang sakit untuk menciptakan lingkungan keda, tempat
ke{a Rumah sakit, pasien, pengunjung / pengantar orang sakit maupun bagi
masyarakat dan lingkungan sekitar Rumah sakit.
d. Pengelol,a K-3 Rumah Sakit (K-3 RS) adalah organisasi yang menyelenggarakan
Program K-3 RS secara menyeluruh di Rumah Sakit.
e. Sertifikasi dalam bidang K-3 adalah pengetahuan dan keahlian yang didapat baik
secara formal melalui jenjang pendidikan resmi di perguruan tinggi maupun secara
informal melalui pelatihan, uorkslop, seminar, pertemuan ilmiah dll.
f. Pel,atihan khusus mengenai K-3 Rumah Sakit adalah pelatihan tentang K-3 Rumah
Sakit yang diselenggarakan secara terstruktur melalui Bagian Pendidikan dan
Pelatihan di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung. Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Rumah Sakit adalah bagian dari manajemen RS secara
keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan aktilitas
proses kerja di RS guna terciptanya lingkungan keia yang sehat, selamat, aman dan
nyaman bagi karyawan, pa.sien, pengunjung, masyarakat dan lingkungan sekitar.
g. Keselamatan dan Kesehatan Keda yang selanjutnya disingkat K3 adalah segal6
bentuk upa.ya/kegiatan yang bertujuan memberikan jaminan keselamatan dan
meningkatl€n derajat kesehatan kar5rawan dengan cara pencegahan Penyakit Akibat
Ke4'a (PAX) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK), pengendalian bahaya di tempat
kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.
h. Kesehatan Kerja adalah segala kegiatan yang bertujuan untuk peningkatan dan
pemeliharaan derajat kesehatan lisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi
karyawan di semua jenis kaqrawanan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan
karyawan yang disebabkan oleh kondisi kar;rawanan; perlindungan bagi karyawan
dalam karyawanannya dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan; dan
p€nempatan serta pemeliharaan karyawan dalam suatu lingkungan kerja yang
disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya. Secara ringkas merupakan
penyesuaian karJrawanan kepada manusia dan setiap manusia kepada karyawanan
atau jabatannya.
j. Pimpinan Rumah Sakit adalah setiap orang yang memegang pucuk pimpinan
tertinggi di lingkungan manajemen Rumah Sakit.
k. Karyawan adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imba-lan
dalam bentuk lain.
Sumber Daya Manusia (SDM) Rumah Sakit adalah orang yang bekerja di Rumah
Sakit yang meliputi tenaga tetap yakni tenaga medis dan penunjang medis, tenaga
keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga manajemen Rumah Sakit, dan tenaga
4
nonkesehatan s€rta tenaga tidak tetap dan konsultan. (UU No.44 Tahun 2OO9
tentang Rumah Sakit, Pasal 12 ayat I dan ayat 4).
o. Sertifikasi da.lam bidang K3RS adalah pengetahuan dan keahlian yang didapat baik
secara formal melalui jenjang pendidikan resmi di perguruan tinggi maupun secara
informal melalui pelatihan yang disertifikasi oleh Kementerian Kesehatan.
r. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang diperlukan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan.
s. Penyakit Akibat KerJ'a yang selanjutnya disingkat PAK adalah setiap penyakit yang
disebabkan oleh karyawanan dan/ atau lingkungan.
t. Kecelakaan Akibat Ke{a yang selanjutnya disingkat KAK adalah suatu kejadian atau
peristiwa dengan unsur-unsur tidak diduga, tidak dikehendaki, tidak disengaja,
te{adi dalam hubungan kerja, menimbulkan trauma/ruda paksa, kecacatan, dan
kematian disamping itu menimbulkan kerugian dalr/atau kerusakan properti.
u. Audit SMK3 di Rumah Sakit adalah pemeriksaan secara sistematis dan independen
terhadap pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan untuk mengukur suatu hasil
kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan dalam p€nyelenggaraan SMK3
Rumah Sakit.
5
karyawanan seawal mungkin yang perlu dikendalikan dengan usaha-usaha
pencegahan.
6. Landaraa Hulua
Agar Penyelenggaraan K,3 Rumah Sakit (K-3 RS) lebih efektif, efisien, terpadu dan
menyeluruh maka diperlukan peraturan perundang-undangan sebagai dasar hukum
dalam pelaksanaan K-3 di Rumah Sakit (K-3 RS) adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 20O9 Tentang Rumah Sakit
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
5. Undang-Undang Republik lndonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
6. Keputusan Menteri Kesehatan No.876/ Menkes/SK/VIII/2001 Tentang Pedoman
Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan
7. Keputusan Menteri Kesehatan No.1405/ Menkes/SK/XI/ 2002 Tentang Persyaratan
Kesehatan Liagkungan Ke{a Perkantoran dan Industri
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1204/MenkeslSKlX/2OOa
Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
9. Keputusan Menteri Kesehatan No.9o7/Menkes /SK/V l2OO2 Tentang Syarat-Syarat
dan Pengawasan Kualitas Air Minum
10. Keputusan Menteri Kesehatan No.1335/Menkes/ SK/X/2002 Tentang Standar
Operasional Pengambilan dan Pengukuran Sampel Kualitas Udara Ruangan Rumah
Sakit
11. Peratural Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.02/Men/ 1980 Tentalg
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Ke4'a
12. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per-04/Men/ 1980 Tentang
Syarat-Syarat Pemasangan dal Pemeiiharaan Alat Pemadam Api Ringan
13. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Per/02/Men/19a3 Tentang Instalasi Alarm
Kebakaran Otomatik
14. Peraturan Menteri Kesehatan No.472 / Menkes/ Per/V/ 1996 Tanggal 9 Mei 1996
Tentang Pengamanan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan
15. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Per-01/Men/ 1981 Tentang Kewajiban
Melaporkan Penyakit Akibat Ke{a Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun
20 l2tentangPenerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Keda
16. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2O14 tentangKesehatan Lingkungan
17. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2015 tentang Pedoman Organisasi Rumah
Sakit
18. Keputusal Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul Karena
Hubungan Kerja
6
19. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Akreditasi Rumah
Sakit.
20. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 Tentang Klasilikasi dan
Ferizinan Rumah Sakit
21. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/ Menkes/ SK/XII/ 1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit;
22. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 72041 Menkes/SK/X/2O04 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
23. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : l29/Menkes/Sk llll2OOS tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit
7
4 Pengembangan Pedoman dan Standar Prosedur Operasional (SPO) K-3 RS
a. Pen1rusunan pedoman praktis ergonomic di Rumah Sakit
b. Penyusunan pedoman pelaksanaan pelayanan kesehatan keda
c. Penyusunan pedoman pelalsanaan pelayanan keselamatan keq'a
d. Penyusunan pedoman pelaksanaan tanggap darurat di RS
e. Penyusunan pedoman pelaksanaan penanggulangan kebakaran
f. Peny'usunan pedoman pengelolaan penyehatan lingkungan Rumah Sakit
g. Penyusunan pedoman pengelolaan factor risiko dan pengelolaan limbah
Rumah Sakit
h. Penyusunan kontrol terhadap penyakit infeksi
i. Penyusunan kontrol terhadap Bahan Beracun dan Berbahaya (B3)
j. Penyusunan SPO kerja dan peralatan di masing-masing unit kerja Rumah
Sakit
5 Pemantauan dan elaluasi kesehatan lingkungan tempat kerjt-r
a. Mapping lingkungan tempat kerja
b. Evaluasi lingkungan tempat keq'a (ualk throughdan observasi, wawarcara
karyawan, survey dan kuesioner, checklist dan evaluasi lingkungan tempat
kerja secara rinci)
6 Pela-r'anarr kesehatan kerja
a. Merencanakan kegiatan pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan
berkala dan pemeriksaan khusus bagi karlrawan sesuai dengan pajanan di
Rumah Sakit
b. Merencanakan kegiatan pemeriksaan kesehatan khusus pada karya*'an
Rumah Sakit yang akan pensiun atau pindah kerja
Merekomendasikan untuk memberikan pengobatan dan perawatan serta
rehabilitasi bagi karyawan yang menderita sakit
c. Merencanakan kegiatan kebugaran bagi karyawan meliputi peningkatan
kes€hatan badan jasmani , kondisi mental (rohani) dan kemampuan fisik
karyawan
d. Melaksanakan kegiatan surveilans kesehatan ke4'a
7 Pela.r'anarr kcsclamatalr keriar
a. Pembinaan dan pengawasan keseLamatan / keamanan sarana prasarana dan
peralatar kesehatan di Rumah Sakit
b. Pembinaan dan pengawasan prerlengkapaa keselamatan keq'a di Rumah Sakit
c. Pembinaan dan pengawasan pemeliharaan dan sertifikasi sarana, prasarana
dan peralatan Rumah Sakit
d. Pengadaan peralatan K-3 RS
8 Penga$ asan pro€iram pemeliharaan pengelolaan limbah pa(lal, cair r.lan gas
a. Penyediaan fasilitas keselamatan untuk penanganan dan pengelolaan limbah
padat, cair dan gas
b. Pengawasan terhadap kepatuhan petugas dalam menggunakan APD
9 f,engelolaan jasa, bahan beractrr.r berbaha.ra dan barang berbahala
a. Inventarisasi jasa, bahan beracun berbahaya dan barang berbahaya
(Permenkes No.472 tahun 1996)
b. Membuat kebdakan dan prosedur pengadaan, penyimpanan dan
penangguLangan bila tedadi kontaminasi dengan acuan Material Safety Data
Sheet (MSDS) atau l€mbar Data Pengaman (LDP); lembar informasi dari
pabrik tentang sifat khusus (fisik/kimia) dari bahan, cara penyimpanan,
9
risiko pa,janan dan cara penanggulangan bila terjadi kontaminasi
10 Perrgt'mbangan manajemen tanS,gap dartlral
a. Menyusun rencana tanggap darurat (survey bahaya, membentu k tim tangsaP
darurat, menetapkan prosedur pengendalian, pelatihan dll)
b. Pembentukan organisasi / tim kewaspadaan bencana
c. Pelatihan dan uji coba terhadap kesiapan petugas tanggap da-rurat
d. Inventarisasi tempat-tempat yang berisiko dan membuat denahnya
(laboratorium, nontgen, farmasi, CSSD, kamar operasi, genset, kamar isolasi
penyakit menul,ar dll)
e. Menyiapkan sarana dan prasarana tanggap darurat / bencana
f. Membuat kebijakan dan prosedur kewaspadaan, upaya pencegahan dan
pengendalian bencana pada tempat-tempat yang b€risiko tersebut
g. Membuat rambu-rambu / tanda khusus jalan keluar untuk evakuasi apabila
terjadi bencana
h. Memberikan Alat Pelindung Diri (APD) pada petugas di tempat-tempat yang
berisiko (masker, apron, kaca mata, sarung tangan dU)
1 Sosialisasi dan penlrrluhan ke seluruh karyawan Rumah Sakit
j. Pembentukan system komunikasi intemal dan eksternal tanggap darurat
Rumah Sakit
k. Evaluasi system tanggap darurat
11 Pengumpulan, pengolahan, dokumentasi data clan pelaporan kegiatan K 3
a. Menyusun prosedur pencatatan dan pelaporan serta penanggulangan
kecelakaan keda, PAK, kebakaran dan bencana (termasuk format pencatatan
dan pelaporan yang sesuai dengan kebutuhan)
b. Pembuatan sistem pelaporan kejadian dan tindak lanjutnya (alur pelaporan
kejadian nyaris celaka dan celaka serta SPO pelaporan, penanganan dan
tindak lanjut kejadian nyaris celaka (near miss) dan celaka)
c. Pendokumentasian data ;
1. Data seluruh karyawan Rumah Sakit
2. Data karyawan Rumah Sakit yang sakit yang dilayani
3. Data karyawan luar Rumah Sakit yang sakit yang dilayani
4. Cakupan MCU bagi karyawan di Rumah Sakit
5. Angka absensi karyawan Rumah Sakit karena sakit
6. Kasus penyakit umum di kalangan karyawan Rumah Sakit
7. Kasus penyakit umum di kalangan luar Rumah Sakit
8. Jenis penyakit yang terbanyak di kalangan karyawan Rumah Sakit
9. Jenis penyakit yang terbanyak di kalangan karyawan luar Rumah Sakit
10. Kasus penyakit yang berkaitan dengan kaqrawanan (karyawan Rumah
Sakit)
I l'
Kasus penyakit yang berkaitan dengan karyawanan (karyawan luar
Rumah Sakit)
12. Kasus kecelakaan yang berkaitan dengan karyawanan ftaryawan Rumah
Sakit)
13. Kasus kecelakaaa yang berkaitan dengan kaqrawanan (karyawan Rumah
Sakit)
14. Data sarana, prasarana dan peralatan keselamatan kerja
15. Data perizinan
16. Data kegiatan pemantauan keselamatan kerja
10
17. Data pelatihan dan sertifikasi
18. Data petugas kesehatan RS yang berpendidikan formal kesehatan kerja,
sudah dilatih Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan sudah dilatih
tentang Diagnosis PAK
19. Data kejadian nyaris celaka (near miss) dan celaka
20. Data kegiatan pemantauan kes€hatan lingkungan kerja
L2 Ilevicrl prograrn tahul)an
a. Melakukan internal audit K-3 dengan menggunakan instrument self
assessment alceditasi Rumah Sakit
b. Umpan balik karyawan melalui wawancara langsung, observasi singkat,
survey tertulis dan kuesioner, dan evaluasi ulang
c. Analisis biaya terhadap karyawan atas kejadian penyakit dan kecelakaan
akibat ke{a
d. Mengikuti akreditasi Rumah Sakit
11
C. Langkah dan Strategi Pelaksanaan K-3 Rumah Sakit (K-3 RS) :
l. Advokasi ke pimpinan Rumah Sakit, Sosialisasi dan pembudayaan K-g RSUP dr.
Hasan Sadikin Bandung
2. Menyusun Kebljalan K-3 Rumah Sakit yang ditetapkan oleh Direktur Utama
RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung
3. Membentuk Organisasi K-3 RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung
4. Perencanaan K-3 sesuai Standar K-3 RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung yang
6llstaf kan oleh Kemenkes
5. MenJrusun pedoman dan Prosedur Tetap K-3 RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung
diantaranya :
a. Pedoman Praktis Ergonomi di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung
b. Pedoman p€laksanaan pelayanan kesehatan kerja
c. Pedoman pelaksanaan pelayanan keselamatan ke{a
d. Pedoman pelaksanaan penanggulangan kebal<aran
e. Pedoman pelaksanaan tanggap darurat di Rumah Sakit
f. Pedoman pengelolaan p€nyehatan lingkungan Rumah Sakit
g. Pedoman pengelolaan faktor risiko di Rumah Sakit
h. Pedoman pengelolaan limbah Rumah Sakit
i. Pedomafl kontrol terhadap penyakit infeksi
j. Pedoman kontrol terhadap Bahan Beracun dan Berbahaya (B3)
k. Penyusunan PROSEDUR TETAP ke{a dan peralatan di masing-masing unit
kerja Rumah Sakit
6. Melaksanakan 12 Program K-3 Rumah Sakit (K-3 RS) yang tertera pada Bab 2.U
pada standard K-3 Rumah Sakit ini
7. Melakukan Evaluasi Pelaksanaan Program K-3 Rumah Sakit (K-3 RS)
8. Metakukan Internal Audit Program K-3 Rumah Sakit (K-3 RS) dengan
menggunakan instrumen self assessment akreditasi Rumah Sakit yang berlaku
9. Mengikuti Akreditasi Rumah Sakit
L2
BAA III
STAIIDAR PEL.IIYAXAIY K.3
(faxarEfEr FASILITAa DAX XTSEL/rfA'rAlq
RsT'P DR. HAAAII SADIXIIY BAIIIDTIITG
Rumah Sakit merupakan salah satu tempat kerja, yang wajib melaksanakan program K-3
RS yang b€rmanfaat baik bagi kar5rawan, pasien, pengunjung, maupun bagi masyarakat di
lingkungan sekitar Rumah Sakit. Pelayanan K-3 RS harus dilaksanakan secara terpadu
melibatkan berbagai komponen yang ada di Rumah Sakit.
Atender Pcl,e5raaan KG..brtat! KctJa dt Ruraeh Selft (X-g RSI
Setiap Rumah Sakit wajib melaksanakan pelayanan kesehatan ke{a seperti tercantum
pada pasal 23 dalam UU Kesehatan No.23 tahun 1992 dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi RI No.O3/men/ 1982 tentang pelayanan kesehatan kerja. Adapun bentuk
pelayanan kesehatan kerja yang perlu dilakukan s€bagai berikut :
A. Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum keda bagi kar5rawan :
l. Pemeriksaan fisik
2. Pemeriksaan penunjang dasar (foto thorax, laboratorium rutin, EKG)
3. Pemeriksaan khusus sesuai dengan jenis kaqrawanannya
B. MeLaksanakan pendidikan dan penyuluhan/pelatihan tentang kesehatan kerja dan
memberikan bantuan kepada karyawan di Rumah Sakit dalarn penyesuaian diri baik
fisik maupun mental terhadap karyawannya.
Yang diperlukan antara lain :
l' lnformasi umum Rumah Sakit dan fasilitas atau sarana yang terkait dengan K-3
2. Informasi tentang risiko dal bahaya khusus di tempat keianya
3. Prosedur Tetap Pelaksanaan Kerja, Prosedur Tetap Peralatan, Prosedur Tetap
Penggunaan Alat Pelindung Diri dan kervajibannya
4. Orientasi K-3 di tempat ke{a
5. Melaksanakan pendidikan, pelatihan ataupun promosi/ penyuluhan kesehatan kerja
secara berkala dan berkesinambungan sesuai kebutuhan dalam rangka menciptakan
Budaya K-3.
C. Melakukan pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus sesuai dengan pajanaa di
Rumah Sakit :
1. Setiap karyawan Rumah Sakit wajib mendapat pemeriksaan berkala minimal setahun
sekali
2. Sedangkan untuk pemeriksaan khusus disesuaikan dengan jenis dan besar pajanan
serta umur dari karJrawan tersebut
3. Adapun jenis pemeriksaan khusus yang perlu dilakukan antara lain sebagai berikut :
a. Pemeriksaan audiometri untuk karyawan yang terpajan bising seperti IPSRS,
operator telepon dll
b. Pemeriksaan gambaran darah tepi untuk kaq/avr'an radiologi
c. Melakukan upaya preventif (vaksinasi Hepatitis B pada karyawan yang terpajan
produk tubuh manusia)
d. Pemeriksaan HbsAG dan HIV untuk karJrawan yang berhubungan dengan darah
dan produk tubuh manusia (dokter, dolder gigi, perawat, laboratorium, petugas
kesling dll)
e. Pemeriksaan fungsi paru untuk karyawan yang terpajan debu seperti petugas
incinerator
13
D. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan kemampuan fisik kaqrawan
1. Pemb€rian makanan tambahan dengan gizi yang mencukupi untuk kaqrawan dinas
malam, petugas radiologi, petugas lab, petugas kesling dll
2. Olah raga, senam kesehatan dan rekreasi
3. Pembinaan mental / rohani
E. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabittasi bagi karyawan yang menderita
sakit :
1. Memberikan pengobatan dasar secara gratis kepada seluruh karyawan
2. Memberikan pengobatan dan menanggung biaya pengobatan untuk kar5rawan yang
terkena Penyakit Akibat Kerja (PAK)
3. Menindaklanjuti hasil pemeriksaan kesehatan berkala dan pemeriksaan kesehatan
khusus
4. Melakukan upaya rehabilitasi sesuai penyakit terkait
L4
2. Membuat program dan melaksanakan pemetharaan rutin dan berkala sarana dan
prasarana serta peralatan kesehatan
3. Melakukan peneraan/ kalibrasi peralatan kesehatan
4. Pembuatan Prosedur Tetap untuk pengoperasian, pemeliharaan, perbaikan dan
ka-librasi terhadap peralatan kesehatan
5. Sertifikasi personil petugas/ operator sarana dan prasarana serta peralatan
kesehatan
b. Pembinaan dan pengawasan atau p€nyesuaian peralatan keda terhadap kar5rawan :
1. Melakukan identifikasi dan penilaian risiko ergonomi terhadap peralatan keg'a dan
karyawan
2. Membuat program, melaksanakan kegiatan, evaluasi dan pengendalian risiko
ergonomi
c. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja :
1. Manajemen harus menyediakan dan menyiapkan lingkungan keda yang
memenuhi sya.rat frsik, kimia, biologi, ergonomi dan psikososial
2. Pemantauan/ pengukuran terhadap faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi dan
psikososial secara rutin dan berkala
3. Melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi untuk memperbaiki
Iingkungan ke{a
d. Pembinaan dan pengawasan terhadap sanitasi :
Manajemen harus menyediakan, memelihara, mengawasi sarana dan prasarana
sanitair, yang memenuhi syarat, meliputi :
'l
. Penyehatan mak.rnan dan minuman
2. Penyehatan air
3. Penyehatan tempat pencucian
4. Penanganan sampah dan limbah
5. Pengendalian serangga dan tikus
6. Sterilisasi / desinfeksi
7. Perlindungan radiasi
8. Upaya pen)'uluhan kesehatan lingkungan
15
2. Membuat Prosedur Tetap Pelaporan, penanganan dan tindak lanjut kejadian nyaris
celaka (near miss) dan celaka
i. Pembinaan dan pengawasan Manajemen Sistem Penanggulangan Kebakaran
1 Manajemen menyediakan sarana dan prasarana p€ncegahan dan penanggulangan
kebakaran
2. Membentuk Tim Penanggulangan kebakaran
3. Membuat Prosedur Tetap
4. Melakukan sosialisasi dan pelatihan pencegahan dan penanggulangan kebakaran
5. Melakukan audit internal terhadap sistem pencegahan dan penanggulangan
kebakaran
j. Membuat evaluasi, pencatatan dan peLaporan kegiatan pelayanan keselamatan kerja
yang disampaikan kepada Direkhrr Rumah Sakit dan Unit teknis di wilayah ke{a
Rumah Sakit :
1. Data sarana, prasarana dan peralatan keselamatan kerja
2. Data perizinan
3. Data kegiatan pemantauan keseLamatan kerja
4. Data pelatihan dan sertifrkasi
5. Data petugas kesehatan RS yang berpendidikan formal kesehatan kerja, sudah
dilatih Kesehat€n dan Keselamatan Kerja dan sudah dilatih tentang Diagnosis PAK
6. Data kejadian nyaris celala (near miss) dan celaka
7. Data kegiatan pemantauan kesehatan lingkungan kerja
15
BAB IV
TAJTDAR IIESELAf,A'TAIT DAIT IiEAIAJTAII
(IAXILIEIEIY FAAILITAA DAX I(F,SELATATAITI
DI RSI'P DR. I AA.tr SA.DIrIIY BAIYDI'IIIG
Keselamatan adalah suatu tingkat keadaan tertentu dimana gedung, halaman/ ground dan
peralatan rumah sakit tidak menimbulkan bahaya atau risiko bagi pasien, sta.f dan
pengunjung, sedangkan Keamanan adalah merupakan proteksi dari kejadian kehilangal,
pengrusakan dan kerusakan, atau akses serta penggunaan oleh mereka yang tidak
berwenang.
Standar keselamatan RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung meliputi :
1. \luaa
a. Mencegah terjadinya kecelakaan dan cidera.
b. Mencegah terjadinya tindak kejahatan di lingkungan Rumah Sakit dan menciptakan
kondisi yang menjamin kesalamatan dan keamanan pasien, keluarga pasien, sta-ff/
karyav/an, pengunjung, dan mengurangi/ mengendalikan bahaya dan resiko.
c. Menciptakan kondisi yang menjamin keselamatan dan keamanan bagi pasien,
keluarga, karyawan, pengunjung, vendor dan lainnya
d. Mengurangi dan meminimalisasi bahaya dan risiko
2. Sasaran
Sasaran dalam program Keselamatan adalah seluruh masyarakat yang berada di Rumah
Sakit yaitu ; pasien, pengunjung , karyawan, vendor dan Lainnya. yang terdiri dari :
a. Terpantaunya daerah potensial bahaya diseluruh lokasi RSUP dr. Hasan Sadikin
Bandung 10O% dalam setahun
b. Terciptanya situasi keamanan dan ketertiban yang kondusif di setiap gedung da.rt
bagi pasien, keluarga pasien, stalI dan pengunjung, sehingga mengurangi te{adinya
insiden kecelakaan dan cidera.
c. Tidak te4'adinya pencurian, perampokan, penipuan dan kejahatan lainnya di area
Rumah Sakit,
3. Ruang Lingkup
1.1. Ruang lingkup pada manajemen keselamatan di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung
adalah:
2, NSI (Needlestick Injury), kasus tertusuk jarum bekas pakai/ infeksius merupakan
kejadian yang perlu perhatian kusus, mengingat rumah sakit merupakan potensi
terhadap hazard biologis
3. Cidera Punggung, banyaknya aktivitas mengangkat secara manual (manual
handling) merupakan penyebab utama gangguan pada ergonomi karyawan di
rumah sakit
4. Terpapar Kuman, salah satu potensial hazard yang paling besar dan perlu
perhatian adalah paparan kuman di area pelayanan rumah sakit.
5. SLIP (Terpleset), : insiden yang disebabkan oleh lingkungan tidak aman/ licin
6. TRIP (Tersandung) : jenis kecelakaan karena terantuk/ terhalang sesuatu yang
menyebabkan cidera
7. Jatuh : salah satu jenis kecelakaan yang mengakibatkan cidera ringan sampai
berat karena terlepas/ turun/ meluncur sesuai dengan gaya grafitasi bumi.
8. Tersengat Listrik : Hampir semua area rumah sakit menggunakan listrik dalam
operasional pelaksanaan pelayanan
9. Terbakar : Potensi terjadinya bahaya kebakaran di ruma}l sakit antara lain berasal
dari : Listrik, Api, Ledakan, Bahan Kimia.
10- Bising : Berdasarkan persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit,
tingkat kebisingan di b€dakan berdasarkan ruangan atau unit pelayanan.
11. Radiasi : Potensi bahaya radiasi di rumah sakit pada sarana penunjang yang
menggunakan sinar x/ sinar gama
17
B. Ruang lingkup pada manajemen keamanan di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung
adalah :
a. Pencurian : gangguan keamanan yang te{adi dikarena oleh pihak yang tidak
bertanggung jawab menggambil benda yang bukan miliknya
b. Kekerasal : gangguanm kemanan yang brupa perbuatan seseorang/ kelompok
orang yang mengakibatkan cidera/ kematian bersifat paksaan dengan ciri
kekerasan
c. Penculikan : gangguan keamana berupa melarikan orang lain dengan maksud
tertentu (dibunuh/ dijadikan sandra/ maksud lain yang merugikan)
d. Terorisme : gangguan keamanan dengan cara mengunakan kekerasan untuk
menimbulkan ketakutan dalam mencapai tujuan
18
BAB V
STAITDAR K.3 SARAXA, PRAAANANA DAIT PERALATAN
Dt RAI'P DR HASAI{ SADIKIII BATDI'NG
Sarana didefrnisikan sebagai segala sesuatu benda fisik yang dapat tervisualisasi oleh mata
maupun teraba panca indera dan dengan mudah dapat dikenali oleh pa.sien dan umumnya
merupakan bagian dari suatu bangunan gedung (pintu, lantai, dinding, tiang kolong
gedung, jendela) ataupun bangunan itu sendiri. Sedangkan prasarana adalah seluruh
jaringan / instalasi yang membuat suatu sarana bisa berfungsi sesuai dengan tujuan yang
diharapkan, antara lain; instalasi air bersih dan air kotor, instalasi listrik, gas medis,
komunikasi, dan pengkondisian udara dan Lainlain.
I. Stiadlr Llqr.trc!
Standar manajemen sarana, prasarana dan peralatan Rumah Sakit meliputi :
A. Setiap sarana dan prasarana serta peralatan Rumah Sakit harus dilengkapi dengan :
l. Kebiiakan tertulis tentang pengelolaan K-3 yang mengacu minimal pada peraturan
sebagai berikut :
a. Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Ket]'a
b. Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
c. Keputusan Menkes No.432/MENKES/SKIN l2OO7 tentang Pedoman
Mabajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit
d. Keputusan Menkes No.876/Menkes/ SK/VIII/ 2001 tentang Pedoman Teknis
Analisis Dampak Kes€hatan Lingkungan
e. Keputusan Menkes No.1405/Menkes/SK/N/2OO2 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.
f. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1204 / Menkes / SK / X
/ 2OO4 tentang Persyaratan Kesehatan lingkungan Rumah Sakit.
g. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.432 I Menkes / IV /
2007 tentang Pedoman Manajemen K-3 Rumah Sakit.
2. Pedoman dan standar prosedur operasional K-3
3. Perizinan sesuai dengan peraturan yang berlaku meliputi :
a. Izin mendirikan bangunan
b. Izin penggunaan Bangunankhusus untuk DKI Jakarta Raya
c. Izin berdasarkan Undang-Undang Gangguan
d. Rekomendasi Dinas pemadam Kebakaran
e. Izin Deepwell khusus untuk DKI Jakarta Raya
f. Izin Op€rasionalRumah Sakit untuk Rumah sakit Swasta a BUMN
g. Izin Pemakaian Lift
h. lzin Instalasi Listrik
i. Izin pemakaian Diesel
j. Izin Instalasi Petir
k. Izin Pemakaian Boiler
L Penggunaan Radiasi
19
m. Izin B€jana Tekan
n. lzin Pengolahan limbah padat, Cair dan Gas
4. Sistem Komunikasi baik internal maupun eksternal
5. Sertifikasi
6. Proglam Pemeliharaan
7. Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai, siap dan layak pakai
8. Manual operasional yang jelas
9. Sistem alarm, sistem pendeteksi api / kebakaran dan penyediaan alat pemadam
api / kebalaran
10. Rambu-rambu K-3 seperti rambu larangan dan rambu penunjuk arah
11. Fasilitas sanitasi yang memadai dan memenuhi persyaratan kesehatan
12. Fasilitas p€nsnganan limbah pa.dat, cair dan gas
B. Setiap sarana dan prasarana serta peralatan Rumah Sakit yang menSSunakan bahan
beracun berbahaya maka pengirimannya harus dilengkapi dengan lembar MSDS
(Material Safety Data Sheet), dan disediakan ruang atau tempat penyimpanan khusus
bahan beracun berbahaya yang aman.
C. Setiap karyawan / operator sarana, prasarana dan p€ralatan, harus dilakukan
pemeriksaan kesehatannya secara berkala.
D. Setiap lingkungan kerja di dalam sarana, prasarana dan peralatan, harus dilakukan
p€mantauan atau monitoring kualitas lingkungan kerja secara berkala.
E. Sarana, prasarana dan peralatan Rumah Sakit, harus dikelola oleh tenaga yang
memiliki pengetahuan dan pengalaman K-3 yang memadai.
F. Peta/ denah lokasi/ ruang/ alat yang dianggap berisiko dilengkapi dengan simbol-
simbol khusus untuk daerah/ tempat/ area yang berisiko dan berbahaya, terutama
laboratorium, radiologi, farmasi, sterilisasi sentral, kamar operasi, genset, kamar
isolasi penyakit menular, pengolahan limbah dan laundry.
G. Ktrusus sarana bangunan yang menggunakan bahan beracun berbahaya harus
dilengkapi fasilitas dekontaminasi bahan beracun berbahaya.
H. Program penyehatan lingkungan, meliputi; penyehatan ruang dan bangunan,
penyehatan makanan dan minuman, penyehatan air, penanganan limbah,
penyehatan tempat pencucian umum termasuk laundry, pengendalian serangga,
tikus dan binatang pengganggu 1ain, pemantauan sterilisasi dan desinfeksi,
perlindungan radiasi dan upaya promosi kesehatan lingkungan.
I. Evaluasi, pencatatan dan pelaporan program pelaksanaan K-3 sarana, prasarana dan
peralatan Rumah Sakit.
J. Kalibrasi (internal dan legatl secara berkala terhadap sarana, prasarana dan peralatan
yang disesuaikan dengan jenisnya.
2l
b. Urinoir dpasang/ ditempel pada dinding, kuat, berfungsi dengan baik
c. Wastafel dipasang rata, tegak lurus dinding, kuat, tidak menimbulkan bau,
dilengkapi desinfektan dan dilengkapi disposable tisste
d. Bak mandi tidak berujung lancip, tidak menjadi sarang nyamuk dan mudah
dibersihkan
e. Indek perbardingan jumlah tempat tidur pasien dengan jumlah toiletnya dan
kamar mandi 2O:1
f. Air untuk keperluan sanitair seperti mandi, cuci, urinoir, wastafel, closet,
keluar dengan lancer dan jumlahnya cukup
8. Air bersih
a. Kapasitas reservoir sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit (250-500 liter/
tempat tidur)
b. Sistem penyediaan air bersih menggunakan jaringan PAM atau sumur dalam
(artesis)
c. Air bersih dilakukan pemeriksaan fisik, kimia dan biologi setiap 6 bulan sekali
d. Sumber air bersih dimungkinkan dapat digunakan s€bagai sumber air dalam
penanggulangan kebakaran
9. Plumbing
a. Sistem perpipaan menggunakan kode warna : biru untuk perpipaan air bersih
dan merah untuk perpipaan kebal<aran
b. Pipa air bersih tidak boleh bersilangan dengan pipa air kotor
c. Instalasi perpipaan tidak boleh berdekatan atau berdampingan dengan
instalasi listrik
10. Drainage
a. Saluran keliling bangunan drainage dari bahan yang kuat, kedap air dan
berkualitas baik dengan dasar mempunyai kemiringan yang cukup kea rah
aliran pembuangan
b. Saluran air hujan tertutup telah dilengkapi bak kontrol dalarn jarak tertentu,
dan di tiap sudut pertemuan, bak kontrol dilengkapi p€nutup yang mudah
dibuka/ ditutup memenuhi syarat teknis, serta berfungsi dengan baik
ll. Ramp
a. Kemiringan rata-rata 10-15 dereiat
b. Ramp untuk evakuasi harus satu arah dengan lebar minimum l4O cm,
khusus ramp koridor dapat dibuat dua arah dengan lebar minimal 240 cm,
kedua ramp tersebut dilengkapi pegangan rambatan, kuat, ketinggian 8O cm
c. Area awal dan akhir ramp harus bebas dan datar, mudah untuk berputar,
tidak licin
d. Setiap ramp dilengkapi Lampu penerangan darurat, khusus ramp evakuasi
dilengkapi dengan pressure fan untuk membuat tekanan udara positif
12. Tangga
a. Irbar tangga minimum 120 cm jalan searah dan 160 cm jalan dua arah
b. kbar injakan minimum 28 cm
c. Tinggi injakan maksimum 21 cm
d. Tidak berbentuk bulat / spiral
e. Memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang s€ragam
f. Memiliki kemiringan injakan < 90 derajat
g. Dilengkapi pegangan, minimum pada salah satu sisinya. Pegangan rambat
mudah dipegang, ketinggian 6O-80 cm dari lantai, bebas dari segala instalasi
h. Tangga diluar bangunan dirancang ada penutup tidak kena air hujan
22
13. Pendesbian
a. Tersedia jalur kursi roda dengan permukaan keras/ stabil, kuat, dan tidak
licin
b. Hindari sambungan atau gundukan permukaan
c. Kemiringan 7 derajat, setiap jara-k 9 meter ada border
d. Drainase searah jalur
e. Ukuran minimum 120 cm (jalur s€arah), 16O galur 2 arah)
f. jalur pasang pengaman
Tepi
14. Area parkir
a. Area parkir harus tertata dengan baik
b. Mempunyai ruang bebas disckitarnya
c. Untuk penyandang cacat dis€diakan ramp trotoar
d. Diberi rambu penyandang cacat yang bias membedakan untuk mempermudah
dan membedakan dengan fasilitas parkir bagi umum
e. Parkir Basement dilengkapi dengan exhausrer yang memadai untuk
menghilangkan udara tercemar di dalam n)arrg Basenent, dilengkapi petunjuk
arah dan disediakan tempat sampah yang memadai serta pemadam kebakaran
15. Landscape : Jalan, Taman
a. Akses jalan harus lancar dengan rambu-rambu yang jelas
b. Saluran pembuangan yang melewati jalan harus tertutup dengan baik dan
tidal< menimbulkan bau
c. Tanam-tanaman tertata dengan baik dan tidak menutupi rambu-rambu yang
ada
d. Jalan dalam area Rumah Sakit pada kedua belah tepinya dilengkapi dengan
kallsten dan dirawat
e. Harus tersedia area untuk tempat berkumpul (ltublic c,rner)
f. Pintu gerbang untuk masuk dan keluar berbeda dan dilengkapi dengan gardu
jaga
g. Papan nama Rumah Sakit dibuat rapi, kuat, jelas atau mudah dibaca untuk
umum, terpampang di bagian depan Rumah Sakit
h. Taman tertata rapi, terpelihara dan berfungsi memberikan keindahan,
kesejukan, kenyamanan bagi pengunjung maupun karyawan dan pasien
Rumah Sakit
24
BAB VI
PErIGEI,OI.AT.T JASA DAIT BANAIYG BERBAIIAYA
Barang berbahaya dan beracun (E}3) adalah bahan yang karena sifat atau konsentrasinya
dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan
dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
25
6.2. Faltor yeng racndutulrg tlnb-trel rttuerl bcrtebrr,.T+r-glat baheya dtpcngenrht
olch Daye ncu! dltrlratrl.a dcagra setuar LDSO, eteu LCSO, dtorna nelta Lcc
nflil LDSO ateu LGSO 83 Ecauqrutt a nallu rtiggt dayt recu!!rr..
A. Cara E}3 masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernafasan, saluran pencernaan,
dan penyerapan melalui kulit. Diantaranya yang sangat berbahaya adalah yang
melalui saluran p€mapasan karena tanpa disadari E}3 akan masuk ke dalam tubuh
bersama udara yang dihirup yang diperkirakan skirar 8,3 M2 selama 8 jam dan sulit
dikeluarkan kembali dari dalam tubuh.
B. Konsentrasi dan lama paparan
C. Efek Kombinasi bahan kimia, yaitu paparan bermacam-macam 83 dengan sifat dan
daya racun yang berbeda, meny.ulitkal tindakan-tindakan pertolongan atau
pengobatan.
D. Kerentanan calon korban paparan 83, karena masing-masing individu mempunyai
daya tahan yang berbeda terhadap pengaruh bahan kimia.
26
5. Upayakan agar karyawan tidak mengalarni paparan yang terlalu lama dengan
mengurangi waktu kerja atau system shift kerja serta mengikuti prosedur kerja
yang aman.
6. Upayakan agar karyawan memakai alat pelindung diri yang sesuai atau tepat
melalui pengujian, pelatihan dan pengawasan.
7. Upayakan agar penlmpanan bahan-bahan berbahaya sesuai prosedur dan
petunjuk teknis yang ada dan membrikan tanda-tanda peringatan yang s€suai
dengan jelas.
8. Upaya agar system izin keg'a diterapkan dalam penanganan bahan-bahan
berbahaya.
9. Tempat penyimpanan bahan-bahan berbahaya harus dalam keadaan aman,
bersih, dan terpelihara dengan baik.
10. Upayakan agar limbah yang dihasilkan sekecil mungkin dengan cara
memelihara instalasi menggunaksn teknologi yang tepat dan upaya pemanfatan
kembali atau daur ulang.
27
4. Memberikan layanan purna jual yang memadai dan dukungan teknis disertai
sember daya manusia yang handal.
28
BAB VII
STANDAR XEAIAPSIAC.AAIT BEUC,AITA
DI RAIIP I'R. HASAT SADIXIIT BflTDIIITC
Rumah Sakit Umum Pusat dr.Hasan Sadikin adalah fasilitas kesehatan umum
dengan banyak mengandung potensi atau risiko bahaya yang sifatnya tidak dapat diduga.
Risiko atau bahaya tersebut dapat bersumber dari manusia ataupun alam, internal atau
eksternal yang berpotensi menimbulkan bencana dan dapat menimpa banyak orang yang
memerlukan tata laksana khusus yang dipersiapkan, agar dapat meminimalisasi korban
baik malusia, properti dan data. Kesiapsiagaan tersebut bermaksud untuk mengelola
keadaan darurat, epidemik dan bencana dalam masyarakat dapat melibatkan rumah sakit
secara langsung, seperti kerusakan pada area perawatan pasien sebagai akibat gempa atau
flu yang tidak dapat datang bekerja. Risiko atau bahaya tersebut dapat mengenai pasien,
keluarga pasien, pengunjung, karyawan, pihak ke tiga dan lingkungan. Gangguan
kelangsungan operasional rumah sakit juga dapat disebabkan oleh kegagalan sistem yang
ada di rumah sakit, maupun keadaan darurat epidemik / wabah. Untuk itulah (RSUP dr.
Hasan Sadikin Bandung) men),usun Pedoman Pena-nggulangan Bencana di Rumah Sakit
(Hospital disaster management planl
7.1. Jenis Bencana/ Keadaaan Darurat di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung $Vpe of
disaster / erergencg conditionl
Rumah sakit telah mengidentifikasi jenis-jenis bencana dan untuk masing-masing
bencana diberikan kode guna mencegah timbutnya kepanikan dan memudahkan
komunikasi antar petugas terkait dengan penanggulangan bencana.
Adapun bencana yang diidentilikasi oleh pimpinan rumah sakit meliputi :
o Kebakaran (/tre) - KODE MERAH
. Gempa Brmi (eartheqtakel - KODE HIJAU
r Ancaman Bom (bomb tlteatl @@
o Kejadian Henti Jantung dan Kegawatdaruratan medik lain - KODE Btru
o Bencana ekstemal (kecelakaan, bencana alam) - KODE PUTIH
. Ancaman huru-hara, keributan - KODE ABU ABU
o T\:mpahan / Kebocoran E}3 - KODE oRANGE
o Penculikan Bayi/Anak
o Kode Evakuasi - KODE Ut{cU
29
7.l.4.Kejadian Henti Jantung & Kegawat daruratan medik lain (Kode Biru)
Pemberitahuan adanya seseorang dalam kondisi henti nafas/Jantung yang
memerlukan tindakan resusitasi jantung-paru (RJP). Dibahas lebih lanjut dalam
prosedur Kode Biru
I9
,trq.
Ac.tmbly prnnt
r UGD : Untuk pa.sien yang memerlukan tindakan medis dan support peralatan
medis
o Area Merah: Ruang Resusitasi (merah) dan ruang akut (kuning) diprioritaskan
untuk pasien ICU/NICU/ PICU/ ICCU.
o Area Kuning:
o Ruang tindalan bedah: untuk melanjutkan operasi emergency bagi pasien
yang tidak bisa di transfer ke RS lain.
o Ruang tunggu pasien IGD/ICCU : untuk pasien / pengunjung / karyawan
yang cedera seLama proses evakuasi.
o Area HUau : Koridor depan IW, Cath Lab.
. Area Hitam : Kamar Jenazah IFPJ.
Klasffikasi pasien dilakukan oleh perawat ruang rawat inap untuk setiap pasien (baru
dan lama), dan ditulis dalam daftar pasien. Klasifikasi pasien dilakukan tiap 24 jam,
terut€.ma peralihan dari shift pagi ke shift siang.
31
BAB VIII
PEITGANAITAIT IIEBAIqRAX
(XAICATEIEIT rAaILITAS DAr I(ESPTLA.uATATI
I'I RST'P DR. ITAAAIT AAI)IXIT BAXDI'TG
RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung memastikan bahwa seluruh penghuni di rumah sakit
aman dari kebakaran , asap atau potensi lain yang menyebabkan bahaya kebakaran, yang
meliputi pencegahan, deteksi dini, penghentian/ pemadaman (suppression), meredakan dan
jalur evakuasi aman.
32
BAB TX
STA.IIDAR AI'UBER DAYA UAITUSIA X.3
DI RSI'P DR. H,AAAT SAI'IXIN BANDUITG
33
e. Harus ada kegaitan keterampilan melalui seminar, workshop, p€rtemuan ilmiah,
pendidikan lanjutan yang dibuktikan dengan sertifikat.
f. Verifikasi kesesuaian program pelatihan dengan persyaratan organisasi atau
perundang-undangan
g. Pelatihan untuk sekelompok karyawan yang menjadi sasaran
h. Pendokumentasian pelatihan yang telah diterima
i. Evaluasi pelatihan yang telah diterima
34
BAB X
PE,XBITTAAIT, PEITGAWASAIT, PEITCATATAIT DA,r PELAFORT.IT
Tujuan kegiatan p€ncatatan dan pelaporan kegiatan K-3 RS adalah menghimpun dan
meyediakan data dan informasi kegiatan K-3, mendokumentasikan hasil-hasil
pelaksanaan kegiatan K-3, mencatat dan melaporkan setiap kejadian/kasus K-3, dan
men]rusun serta melaksanakan pelaporan kegiatan K-3.
Sasara;r kegiatan pencatatan dan pelaporan kegiatan K-3 adalah mencatat dan
melaporkan pelaksanaan seluruh kegiatan K-3, yang tercakup di dalam:
1. Program K-3, termasuk penanggulangan kebakaran dan kesehatan lingkungan RS;
2. Kejadian/kasus yang terkaitan dengan K-3 serta upaya penanggulangan dan tindak
lanjutnya.
35
Setiap kegiatan dan atau kejadian/kasus sekecil apapun, yang berkaitan dengan K-3,
wajib dicatat dan diLaporkan secara tepat waldu kepada wadah organisasi K-3 di
Rumah Sakit (INSTALASI K3RS RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung).
RSUP dr. Hasaa Sadikin Bandung menetapkan dengan jelas alur pelaporan baik untuk
laporan rutin/ berkala, laporan kasus/ kejadian tidak terduga.
36
BAA )qI
PENUTT'P
Diharapkan dengan adanya standar ini, Pembinaan Kesehata.n dan Kesehatan Keq'a (K-3)
yang selama ini sudah dljatankan oleh RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung melalui Komite
Kesehatan dan Keselamatan Keda (INSTALASI K3RS) RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung
dapat ditingkatkan hasilnya.
Untuk karyawan di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung, diharapkan standar ini dapat
membantu mereka dalam memahami masalah-masalah K-3 di RSUP dr. Hasan Sadikin
Bandung dan dapat melakukan upaya-upaya antisipasi terdapat akibat-akibat yang
ditimbulkan sehingga tercapai budaya "sehat dalam bekerja'.
Buku Pedoman K-3 RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung ini masih memerlukan upaya
p€nyempurnaan, belum menggambarkan permasalahan dan cara penanggulangan secara
menyeluruh terutama berdasarkan Instalasi yang ada di Rumah Sakit. Kepada seluruh
Karyawan RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung diharapkan bantuan dan masukan yang
berharga bagi penyempumaan buku standar K-3 RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung ini di
masa mendatang.
37