Anda di halaman 1dari 30

Lampiran

SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT HAPPY LAND MEDICAL CENTRE
NO: /SK/DIR.HLMC/I/2017
TENTANG

PEDOMAN
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT
HAPPY LAND MEDICAL CENTRE
YOGYAKARTA
2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dengan meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayaanan kesehatan oleh masyarakat
maka tuntutan pengolahan program Kesehatan dan Keselamtan Kerja di rumah sakit
semakin tinngi karena sumber daya manusia rumah sakit, pengunjung/pengantar pasien,
pasien dan masyarakat sekitar rumah sakit ingin mendapatkan perlindungan dari
gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja, baik sebagai dampak proses kegiatan
pemberian pelayanan maupun karena kondisi sarana dan prasarana yang ada di rumah
sakit .
Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan
karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan,
kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu
meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar
terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Selain dituntut mampu memberikan
pelayanan dan pengobatan yang bermutu, rumah sakit juga dituntut harus
melaksanankan dan mengembangkan program K3 di rumah sakit dan terdapat dalam
instrumen akreditasi rumah sakit.
Dalam undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan khususnya pasal 165
pengelola tempat kerja wajib melakukan segala upaya kesehatan melalui upaya
pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja. Berdasarkan
pasal diatas maka pengelola tempat kerja di rumah sakit mempunyai kewajiban untuk
menyehatkan para tenaga kerjanya. Salah satunya adalah melalui upaya kesehatan kerja
di samping keselamatan kerja. Rumah sakit harus menjamin kesehatan dan keselamatan
kerja baik terhadap pasien, penyedia layanan atau pekerja maupun masyarakat sekitar
dari berbagai potensi bahaya di rumah sakit. Oleh karena itu, rumah sakit dituntut untuk
melaksanakan upaya kesehtan dan keselamatan kerja yang dilaksanakan secara
terintergrasi dan menyeluruh sehingga risiko terjadinya penyakit akibat kerja (PAK) dan
kecelakaan akibat kerja di rumah sakit dapat dihindari.
K3RS merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah
sakit, khususnya dalam hal kesehatan dan keselamatan bagi sumber daya rumah sakit,
pasien, pengunjung/pengantar pasien, masyarakat sekitar rumah sakit. Hal ini secara
tegas di nyatakan dalam undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, pasal 40
ayat 1 yakni dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit wajib dilakukan
akreditasi secara berkala minimal 3 tahun sekali. K3 termasuk sebagai salah satu
pelayanan yang dinilai di dalam akreditasi. Dalam akreditasi terbaru tahun 2012 terdapat
dalam Bab MFK/Manajemen Fasilitas dan Keselamatan
Selain itu seperti yang tercantum dalam pasal 7 ayat 1 undang-undang N0. 44 tahun
2009 tentang rumah sakit bahwa Rumah sakit harus memenuhi persyaratan lokasi,
bangunan, prasarana, sumber daya manusia. Kefarmasian dan peralatan yang mana
persyatan-persyaratan tersebut salah satunya harus memenuhi unsur K3 didalamnya.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk sumber daya
rumah sakit, aman dan sehat bagi pasien, pengunjung/pengantar pasien, masyarakat dan
lingkungan sekitar rumah sakit sehingga proses pelayanan rumah sakit berjalan baik dan
lancar.

2. Tujuan Khusus
a. Terwujudnya organisasi kerja yang menunjang tercapainya kesehatan dan
keselamatan kerja rumah sakit (K3RS)
b. Meningkatkan profesionalisme dalam hal kesehatan keselamatan kerja bagi
manajemen, pelaksanan dan pendukung program
c. Terpenuhi syarat-syarat K3 disetiap unit kerja
d. Terlindungi pekerja dan mencegah terjadinya penyakit akibat kerja dan
kecelakaan akibat kerja
e. Pasien, pengantar/pengunjung pasien, staff dan pekerja lain dilingkungan
rumah sakit merasa aman dan nyaman dlingkungan rumah sakit
f. Terselenggaranya program K3RS secara optimal dan menyeluruh
g. Peningkatan mutu, citra dan produktivitas rumah sakit

3. Sasaran
a. Pengelola rumah sakit
b. Komitmen yang kuat demi terwujudnya kesehatan dan keselamatan kerja rumah
sakit
c. Kebijakan yang mendukung program
d. SDM rumah sakit
e. Paham dan mengerti tentang kesehatan dan keselamatan kerja
f. Bekerja sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan untuk keselamatan dan
keamanan
g. Terlatih dan dapat menerapkan prosedur emergency bila terjadi bencana
h. Pekerja sehat, aman, nyaman dan terlindungi
i. Pasien, pengunjung/pengantar pasien
j. Aman, nyaman berada dilingkungan rumah sakit
k. Mutu layanan
l. Rekanan usaha dalam lingkungan rumah sakit
m. Aman, nyaman berada dilingkungan rumah sakit
n. Terlatih dan dapat menerapkan prosedur emergency bila terjadi bencana

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Standar K3RS mencangkup prinsip, program dan kebijakan pelaksanaan K3RS,
standar pelayanan K3RS, standar sarana, prasarana dan peralatan K3RS, pengelola
barang berbahaya, standar sumber daya manusia K3RS, pembinaan, pengawasan,
pencatatan dan pelaporan yang di dalamnya tercakup:
a. Semua tata cara dan laksana kegiatan/ tindakan baik medis maupun non medis.
b. Seluruh fasilitas yang ada di RS Happy Land Medical Centre.
c. Seluruh lingkungan kerja, seluruh area rumah sakit.

D. Batasan Operasional
Batasan operasional penyelenggaraan kegiatan K3 di Rumah Sakit Happy Land
Medical Centre ini adalah:
a. Batasan pelaksanaan K3 tidak hanya pada pegawai Rumah Sakit Happy Land
Medical Centre tetapi juga pada pasien dan pengunjung pasien.
b. Alokasi anggaran keuangan pelaksanaan program dan kegiatan K3 ada di bawah
anggaran bidang umum dengan skala prioritas

E. Landasan Hukum
a. SK Direktur No: tentang Pembentukan Tim K3
b. SK Direktur No: tentang Petunjuk Keselamatan Kerja, Kebakaran
dan Kewaspadaan Bencana.
c. SK Direktur No: tentang Peraturan Umum Keselamatan Kerja,
Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana.
d. Undang undang No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
e. Undang undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
f. Keputusan MENKES No 876/ MENKES/ SK/ VIII/ 2001 tentang Pedoman
Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan.
g. Keputusan MENKES No 1405/ MENKES/ SK/ XI/ 2002 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.
h. Kepmen KLH 58/ 1995, mengatur tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi
Kegiatan Rumah Sakit.
i. PP 18 tahun 1990 jo PP 85 tahun 1999, mengatur tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun.
j. Kepdal 01 05 tahun 1995 tentang Pengelolaan Limbah B3. Limbah medis dari
suatu rumah sakit termasuk dalam kategori limbah bahan berbahaya dan beracun
(LB3) sesuai dengan PP 18 Tahun 1999 lampiran I daftar limbah spesifik dengan
kode limbah D 227.
k. Keputusan MENKES No 1204/ MENKES/ SK/ X/ 2004 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
l. Pedoman manajemen K3 RS No 432/ MENKES/ SK/ IV/ 2007.
m. Keputusan MENKES No 1087/ MENKES/ SK/ VIII/ 2010 tentang Standar K3
RS
n. Peraturan MENKES No 1691/ MENKES/ PER/ VIII/ 2011 tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Untuk menunjang pelaksanaan program K3 Rumah Sakit Happy Land Medical
Centre, maka pada Pedoman K3 ini, berdasarkan pada keputusan Mentri Kesehatan RI
Nomor 432 tahun 2007 di atur bahwa Organisasi K3 Rumah Sakit Happy Land Medical
berada di 1 tingkat dibawah direktur, bukan kerja rangkap dan merupakan unit organisasi
yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur RS. Hal ini dikarenakan organisasi
K3 Rumah Sakit berkaitan langsung dengan regulasi, kebijakan strategis, biaya, logistik
dan SDM di Rumah Sakit. Adapun pembinaan organsasi K3 di Rumah Sakit Happy Land
Medical Centre adalah Tim Pembina K3RS yang beranggotakan seluruh unit kerja di
Rumah Sakit.
Keanggotaan tim diatur sebagai berikut:
a. Unit pelaksana K3 Rumah Sakit Happy Land Medical Centre beranggotakan
unsur usur dari pegawai dan jajaran direksi Rumah Sakit, dan untuk menunjang
efektivitas, maka karena di Rumah Sakit Happy Land Medical Centre belum ada
pegawai yang berlatar belakang pendidikan K3 akan dikoordinasikan secara
langsung oleh seorang Sarjana Kesehatan Masyarakat
b. Unit pelaksana K3 Rumah Sakit Happy land Medical Centre terdiri dari ketua,
sekertaris dan anggota. Pelaksana tgas ketua ibantu oleh sekertaris dan anggota.
c. Ketua unit pelaksana K3 Rumah Sakit Happy Land Medical Centre adalah salah
satu manajemen tertinggi di RS atau sekurang kurangnya manajemen di bawah
langsung direktur Rumah Sakit.
d. Sedang sekertaris unit pelaksana K3 RS adalah seorang tenaga profesional K3RS
yaitu menejer K3RS atau ahli K3 (berlatar belakang pendidikan K3) atau
setidaknya adalah Sarjana Teknik
e. Anggota tim K3 Rumah Sakit Happy Land medical Centre adalah perwakilan dari
semua unit yang ada di Rumah Sakit Happy Land medical Centre (baik yang
pekerjaannya terkait medis maupun non medis)

B. Distribusi Tenaga
Tenaga K3 atau SDM Rumah Sakit Happy Land Medical Centre yang tergabung
dalam tim Pembina K3 Rumah Sakit terdiri dari perwakilan semua unit yang ada di
Rumah Sakit Happy Land Medical Centre, baik yang terkait medis maupun non medis,
baik pegawai yang masuk dalam sift rotasi kerja maupun non sift rotasi kerja. Adapun
pertimbangan yang diambil adalah agar tidak terjadi dalam suatu sift kerja tidak ada
seorang anggota tim pembina K3RS Happy Land Medical Centre yang sedang bertugas.

C. Pengaturan Jaga
Pengaturan jaga dilakukan sedemikian rupa sehingga dalam suatu sift kerja selalu
terdapat anggota tim Pembina K3RS.
BAB III
STANDAR FASILITAS

Untuk menunjang pelaksanaan program K3 di Rumah Sakit Happy Land Medical


Centre, maka diperlukan sarana dan prasarana yang dapat menunjang aktifitas
pencapaian tujuan program. Adapun beberapa sarana dan prasarana yang ada disesuaikan
dengan standar yang berlaku di Rumah Sakit.

A. Denah Ruang
Denah ruangan di Rumah Sakit Happy Land Medical Centre dapat ditunjukkan
pada Lampiran Gambar Denah Rumah Sakit Happy Land Medical Centre.

B. Sandar Fasilitas
Standar fasilitas rumah Sakit Happy Land Medical Centre meliputi sarana dan
prasarana yang mendukung untuk operasional pelayanan, baik pelayanan medis dan non
medis. Adapun fasilitas yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Lokasi dan bangunan
Secara umum lokasi rumah sakit hendaknya mudah dijangkau oleh masyarakat,
bebas dari pencermaran, banjir, dan tidak berdekatan dengan rel kereta api, tempat
bogkar muat barang, tempat bongkar muat barang, tempat bermain anak, pabrik
industri, dan limbah pabrik. Dalam UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
khususnya pasal 8 disebutkan bahwa persyaratan lokasi Rumah Sakit harus memenuhi
ketentuan mengenai kesehatan, keselamatan lingkungan, dan tata ruang, serta sesuai
dengan hasil kajian kebutuhan dan kelayakan penyelenggaraan Rumah Sakit.
Sedangkan untuk persyaratan bangunan diatur pada pasal 9 yakni bangunan Rumah
Sakit harus memenuhi; persyaratan administratif dan persyaratan teknis bangunan
gedung pada umumnya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Untuk persyaratan teknis bangunan Rumah Sakit, harus sesuai dengan fungsi,
kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta perlindungan dan
keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak dan orang usia
lanjut.
Luas lahan untuk bangunan tidak bertingkat minimal 1,5 kali luas bangunan. Luas
lahan untuk bangunan bertingkat minimal 2 kali luas bangunan lantai dasar. Luas
angunan disesuaikan dengan jumlah tempat tidur (TT) dan klasifikasi rumah sakit
yaitu kelas D. Bangunan minimal adalah 50m2 per tempat tidur. Perbandingan jumlah
tempat tidur dengan luas lantai untuk ruang perawatan dan ruang perawatan isolasi
adalah :
a) Ruang bayi :
- Ruang perawatan minimal 2 m2/ TT
- Ruang isolasi minimal 3,5 m2/ TT
b) Ruang dewasa anak :
- Ruang perawatan minimal 4,5 m2/ TT
- Ruang isolasi minimal 6m2/ TT
c) Persyaratan luas ruangan sebaiknya berukuran minimal :
- Ruang periksa 3 x 3 m2
- Ruang tindakan 3 x 4 m2
- Ruang tunggu 4 x 4 m2
- Ruang utility 3 x 3 m2
d) Ruang bangunan yang digunakan untuk ruang perawatan mempunyai :
- Rasio tempat tidur dengan kamar mandi 10 TT : 1
- Bebas serangga dan tikus
- Kadar debu maksimal 150 g/ m3 udara dalam pengukuran rata-rata 24
jam
- Pencahayaan 100 200 lux
- Suhu 26 27 Derajat Celsius (dengan AC) atau suhu kamar (tanpa AC)
dengan sirkulasi udara yang baik
- Kelembaban 40 50% (dengan AC) kelembaban udara ambient (tanpa
AC)
- Kebisingan <45 dBA

2. Lantai :
a. Lantai ruangan dari bahan yang kuat, kedap air, rata, tidak licin dan mudah
dibersihkan dan berwarna terang.
b. Lantai KM/ WC dari bahan yang kuat, kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan
mempunyai kemiringan yang cukup dan tidak ada genangan air.
c. Khusus ruang operasi lantai rata, tidak mempunyai pori dan lubang untuk
berkembang biaknya bakteri, menggunakan bahan vinyl anti elektrostatik dan tidak
mudah terbakar.

3. Dinding (Kepmenkes No. 1204 tahun 2004 tentang persyaratan Kesehatan


Lingkungan Rumah Sakit) :
a. Dinding berwarna terang, rata, cat tidak luntur dan tidak mengandung logam berat.
b. Sudut dinding dengan dinding, dinding dengan lantai, dinding dengan langit-
langit, membentuk konus (tidak membentuk siku) khususnya pada bagian kamar
operasi (OK) untuk menjamin sterilitas ruangan.
c. Dinding KM/WC dari bahan kuat dan kedap air
d. Permukaan dinding keramik rata, rapih, sisa permukaan kramik dibagi sama ke
kanan dan ke kiri
e. Khusus ruang radiologi dilapis PB yang tebalnya minimal 2 mm atau setara
dinding bata ketebalan 30cm serta dilengkapi jendela kaca anti radiasi
f. Dinding ruang laboratorium dibuat dari porselin atau keramik setinggi 1,5 m dari
lantai

4. Pintu/ Jendela :
a. Pintu harus cukup tinggi minimal 270 cm dan lebar minimal 120 cm.
b. Pintu dapat dibuka dari luar.
c. Ambang bawah jendela minimal 1 m dari lantai
d. Khusus jendela yang berhubungan langsung keluar memakai jeruji.
e. Khusus ruang operasi, pintu terdiri dari dua daun, mudah dibuka tetapi harus dapat
menutup sendiri (dipasang penutup pintu (door close)).
f. Khusus ruang radiologi, pintu terdiri dari dua daun pintu dan dilapisi PB minimal
2 mm atau sertara dinding bata ketebalan 30 cm dilengkapi dengan lampu merah
tanda bahaya radiasi serta dilengkapi jendela kaca anti radiasi.

5. Plafon
a. Rangka plafon kuat dan anti rayap.
b. Permukaan plafon berwarna terang, mudah dibersihkan tidak berbahan dasar
asbes.
c. Langit-langit dengan ketinggian 3 m dari lantai
d. Langit-langit menggunakan cat anti jamur.

5. Ventilasi
a. Pemasangan ventilasi alamiah dapat memberikan sirkulasi udara yang cukup, luas
minimum 15% dari luas lantai.
b. Ventilasi mekanik disesuaikan dengan peruntukan ruangan, untuk operasi
kombinasi antara fan, exhauster dan AC dapat memberikan sirkulasi udara dengan
tekanan positif.
c. Ventilasi AC dilengkapi dengan filter bakteri (baru yang di OK & VK).

6. Atap
a. Atap kuat , tidak bocor, tidak menjadi perindukan serangga, tikus dan binatang
pengganggu lain.
b. Atap dengan ketinggian lebih dari 10 meter harus menggunakan penangkal petir.

7. Sanitasi
a. Closet, urinoir, wastafel dan bak mandi dari bahan kualitas baik, utuh dan tidak
cacat, serta mudah dibersihkan.
b. Urinoir dipasang/ ditempel pada dinding, kuat, berfungsi dengan baik.
c. Wastafel dipasang rata, tegak lurus dinding, kuat, tidak menimbulkan bau,
dilengkapi desinfektan dan dilengkapi tisu yang dapat dibuang (disposable
tissues).
d. Bak mandi tidak berujung lancip, tidak menjadi sarang nyamuk dan mudah
dibersihkan.
e. Indek perbandingan jumlah tempat tidur pasien dengan jumlah toilet dan kamar
mandi 10 : 1
f. Indek perbandingan jumlah pekerja dengan jumlah toiletnya dan kamar mandi 20 :
1
g. Air untuk keperluan sanitair seperti mandi, cuci, urinoir, wastafel, closet, keluar
dengan lancar dan jumlahnya cukup.

8. Air bersih
a. Kapasitas resevoir sesuai denan kebutuhan rumah sakit (250 500 liter/ tempat
tidur)
b. Sistem penyedian air bersih menggunakan jaringan PAM atau sumur dalam
(artesis)
c. Air bersih dilakukan pemeriksaan fisik, kimia dan biologi setiap 6 bulan sekali.
d. Sumber air bersih dimungkinkan dapat digunakan sebagai sumber air dalam
penanggulangan kebakaran.

9. Pemipaan (plumbing)
a. Sistem pemipaan di Rumah Sakit Happy Land Medical Centre adalah pemipaan
air bersih sedangkan untuk pemipaan keperluan hydrant sebagai pemadam
kebakaran di lingkungan Rumah Sakit Happy Land Medical Centre sudah
terinstal, akan tetapi untuk keperluan penanmpungan air keperluan hydran dalam
proses pengadaan.
b. Pipa air bersih tidak boleh bersilangan denan pipa air kotor.
c. Instalasi pemipaan tidak berdekatan atau berdampingan dengan insalasi listrik

10. Saluran (drainase)


a. Saluran keliling bangunan drainase dari bahan yang kuat, kedap air dan
berkualitas baik dengan dasar mempunyai kemiringan yang cukup ke arah aliran
pembuangan.
b. Saluran air hujan tertutup telah dilengkapi bak kontrol dalam jarak tertentu dan
ditiap sudut pertemuan, bak kontrol dilengkapi penutup yang mudah dibuka/
ditutup memenuhi syarat teknis, serta berfungsi dengan baik.

11. Jalur yang melandai/ lereng (ramp)


a. Kemiringan rata-rata 10-25 derajat.
b. Ramp untuk evakuasi satu arah dengan lebar rata-rata 140 cm, khusus ramp
koridor dapat dibuat dua arah dengan lebar minimal 240 cm, kedua ramp tersebut
dilengkapi pegangan rambatan, kuat, ketinggian 80 cm.
c. Area awal dan akhir ramp bebas dan daftar, mudah untuk berputar , tidak licin.
d. Setiap ramp dilengkapi lampu penerangan darurat.

12. Tangga
a. Lebar tangga minimum 120 cm jalan searah dan 160 cm jalan dua arah.
b. Lebar injakan minimum 28 cm
c. Tinggi injakan maksimum 21 cm
d. Tidak berbentuk bulat/ spiral.
e. Memiliki kemiringan injakan < 90 derajat.
f. Dilengkapi pegangan, minimum pada salah satu sisinya. Peganan rambat mudah
dipegang, ketinggian 60-80 cm dari lantai, bebas dari segala instalasi. Tangga
diluar bangunan dirancang ada penutup tidak kena air hujan secara langsung.

13. Jalur pejalan kaki (pedestrian track)


a. Tersedia jalur kursi roda dengan permukaan keras/ stabil, kuat dan tidak licin.
b. Tidak terdapat sambungan atau gundukan permukaan
c. Kemiringan 15 derajat
d. Drainase searah jalur
e. Ukuran minimum 120 cm (jalur searah), 160 (jalur 2 arah) terdapat tepi jalur
pengaman

14. Area Parkir


a. Area parkir tertata dengan baik
b. Mempunyai ruangan bebas disekitarnya
c. Untuk penyandang cacat berkursi roda disediakan ramp trotoar untuk akses di
lantai 1 sedangkan untuk akses ke lantai dua sementara belum difasilitasi.
d. Rumah Sakit Happy Land Medical Centre belum meberikan rambu penyandang
cacat yang bisa membedakan untuk mempermudah dan membedakan dengan
fasilias parkir bagi umum
e. Parkir dasar (basement) dilengkapi dengan exhauster yang memadai untuk
menghilangkan udara tercemar di dalam ruang dasar (basement), dilengkapi
petunjuk arah dan disediakan tempat sampah yang memadai serta pemadam
kebakaran.

15. Pemandangan ( Landscape) : Jalan, Taman


a. Akses Jalan lancar dengan rambu-rambu yang jelas
b. Saluran pembuangan yang melewati jalan tertutup dengan baik dan tidak
menimbulkan bau
c. Tanam-tanaman tertata dengan baik dan tidak menutupi rambu-rambu yang ada
d. Jalan dalam area rumah sakit dirawat
e. Di Rumah Sakit Happy Land Medical Centre telah tersedia area untuk tempat
berkumpul (public corner).
f. Pintu gerbang untuk masuk dan keluar sementara melalui pintu yang sama karena
keterbatasan lahan yang ada tetapi walaupun begitu, untuk menunjang keamanan
dilengkapi dengan gerdu jaga.
g. Papan nama Rumah Sakit dibuat rapi, kuat, jelas atau mudah dibaca untuk umum,
terpampang di bagian depan Rumah Sakit
h. Taman tertata rapi, terpelihara, dan berfungsi memberikan keindahan, kesejukan ,
kenyamanan bagi pengunjung maupun pekerja dan pasien Rumah Sakit.

C. Standar Teknis Prasarana


1. Penyediaan listrik :
a. Rumah Sakit Happy Land Medical Centre memiliki Gardu Listrik/ Trafo
Listrik Tersendiri untuk menjamin suplai kebutuhan rumah sakit dengan daya
sebesar 400 KVA.
b. Kapasitas dan instalasi listrik terpasang memenuhi standar PUIL
c. Untuk kamar beda, HCU, menggunakan catu daya khusus dengan sistem catu
daya cadangan otomatis dua lapis (generator dan UPS/ Uninteruptable Power
Supply).
d. Tersedia ruang UPS minimal 2 x 3 m2 (sesuai kebutuhan) terletak di gedung
HCU dan diberi pendingin ruangan.
e. Kapasitas UPS disesuaikan dengan kebutuhan.
f. Kapasitas generator setting (Gen set) disediakan adalah 410 KVA.
g. Grounding system harus terpisah antar grounding panel gedung dan panel alat.
Nilai grounding peralatan rata-rata terukur adalah 0,5 Ohm.

2. Instalasi penangkal petir :


Pengawasan instalasi penangkal petir sesuai dengan ketentuan Permenaker
No. 2 tahun 1989. Dan telah dilakukan dan pengawasan oleh pihak berwenang
yang dalam hal ini adalah Dinsosnakertrans Propinsi Yogyakarta.

3. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran :


a) Tersedia APAR sesuai dengan Norma Standar Pedoman dan Manual (NSPM)
kebakaran seperti yang diatur oleh Permenaker No. 4 tahun 1980.
b) Alat pemadam Api dengan Air bertekanan dengan menggunakan Genset
terpasang dan berfungsi dengan baik dan tersedia air yang cukup dengan
adanya kolam penampungan air, sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
c) Tersedia dan tercukupi air untuk pemadaman kebakaran.
d) Walaupun begitu, tetapi di Rumah Sakit Happy Land Medical Centre belum
tersedia instalasi alarm kebakaran automatik sesuai dengan Permenaker No. 2
Tahun 1983.

4. Sistem Komunikasi
a) Tersedia saluran telepon intenal dan eksternal dan berfungsi dengan baik.
b) Tersedia saluran telepon khusus untuk keadan darurat (untuk IGD, sentral
telepon dan posko tanggap darurat).
c) Instalasi kabel telah terpasang rapi, aman dan berfungsi dengan baik
d) Tersedia komunikasi lain (HT dan alarm) untuk mendukung komunikasi
tanggap darurat.
e) Tersedia sistem panggilan perawat (nurse call ) yang terpasangan berfungsi
dengan baik.
f) Tersedia sistem tata suara pusat akan tetapi belum dioperasionalkan (central
sound system)
g) Tersedia peralatan pemantau keamanan/ CCTV (Close circuit television) yang
tepsang tersebar di seluruh area rumah sakit (baru terpasang 8 titik pantau
kamera CCTV) di seluruh area rumah sakit.

5. Gas Medis :
a) Tersedianya gas medis dengan sistem sentral dan tabung.
b) Sentral gas medis dengan sistem jaringan dan outlet terpasang, berfungsi
dengan baik dilengkapi dengan ALARM untuk menunjukkan kondisi sentral
gas medis dalam keadaan rusak/ ketersediaan gas tidak cukup.
c) Tersedia pengisap (suction pump) pada jaringan sentral gas medik
d) Kapasitas central gas medis telah sesuai dengan kebutuhan.
e) Kelengkapan sentral gas berupa gas oxigen (O2), gas nitrous oxida (NO2), gas
tekan dan vacum.

6. Limbah cair :
Tersedianya Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan perizinannya.

7. Pengolahan Limbah Padat :


a) Tersedianya tempat/ ontainer penampungan limbah sesuai dengan kriterian
limbah
b) Kerjasama dengan PT. Jasa Medivest dalam pengelolaan limbah padat bahan
berbahaya dan beracun (B3), dengan MOU yang masih berlaku.
c) Tersedia tempat pembuangan limbah padat sementara, tetutup dan berfungsi
dengan baik

A. Standar Peralatan Rumah Sakit Happy Land Medical Centre


a. Memiliki perizinan
b. Diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan dan/
atau institusi pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang.
c. Tersertifikasi badan atau lembaga terkait.
d. Peralatan yang menggunakan sinar pengion harus memenuhi ketentuan dan harus
diawasi oleh lembaga yang berwenang.
e. Penggunaan peralatan medis dan non medis di Rumah Sakit harus dilakukan
sesuai dengan indikasi medis pasien.
f. Pengoperasian dan pemeliharaan peralatan Rumah Sakit harus dilakukan oleh
petugas yang mempunyai kompetensi di bidangnya.
g. Pemeliharaan peralatan didokumentasikan dan dievakuasi secara berkala dan
berkesinambungan
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Untuk menunjang pelaksanaan kegiatan K3 di Rumah Sakit Happy Land Medical


Centre, selanjutnya perlu dibuat Tata Laksana Sistem Manajemen K3 Rumah Sakit
happy Land Medical Centre. Adapun perincian dari tata laksana tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut :

A. Komitmen dan Kebijakan


Komitmen diwujudkan dalam bentuk kebijakan (policy) tertulis, jelas dan mudah
dimengerti serta diketahui oleh seluruh pegawai Rumah Sakit Happy Land. Manajemen
Rumah Sakit Happy Land mengidentifikasikan dan menyediakan semua sumber daya
esensial seperti pendanaan, tenaga K3 dan sarana untuk terlaksananya program K3 di
Rumah Sakit Happy Land. Kebijakan K3 di Rumah Sakit diwujudkan dalam bentuk
wadah K3RS dalam struktur organisasi Rumah Sakit.
Untuk melaksanakan komitmen dan kebijakan K3 Rumah Sakit Happy Land,
perlu disusun beberapa strategi yang antara lain meliputi :
1. Sosialisasi program K3RS.
2. Menetapkan tujuan yang jelas.
3. Organisasi dan penugasan yang jelas.
4. Meningkatkan kualitas SDM di bidang K3RS pada setiap unit kerja
dilingkungan Rumah Sakit Happy Land.
5. Sumberdaya yang harus didukung oleh manajemen puncak.
6. Kajian risiko secara kualitatif dan kuantitatif.
7. Membuat program kerja K3RS yang mengutamakan upaya peningkatan dan
pencegahan kejadian terkait K3.
8. Monitoring dan evaluasi secara internal maupun eksternal dengan melibatkan
Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi secara berkala

B. Perencanaan
Rumah sakit harus membuat perencanan yang efektif agar tercapai keberhasilan
penerapan sistem manajeman K3 dengan sasaran yang jelas dan dapat diukur.
Perencanaan K3 di Rumah Sakit dapat mengacu pada sistem standar Sistem Manajemen
K3RS diantaranya self assesment akreditasi K3RS dan SMK 3 Perencanaan meliputi :
1. Identifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian faktor risiko RS harus
melakukan kajian dan identifikasi sumber bahaya, penilaian seta pengedalian faktor
risiko.
a. Identifikasi sumber bahaya
Dapat dilakukan dengan mempertimbangkan :
a. Identifikasi sumber bahaya
b. Jenis kecelakaan dan PAK yang mungkin dapat terjadi
Sumber bahaya yang ada di Rumah Sakit Happy Land harus diidentifikasi dan
dinilai untuk menentukan tingkat risiko yang merupakan tolok ukur kemungkinan
terjadinya kecelakaan dalam PAK.
Bahaya potensial berdasarkan lokasi dan pekerjaan RS meliputi :
b. Penilaian faktor risiko.
Adalah proses untuk menentukan ada tidaknya risiko dengan jalan
melakukan penilaian bahaya potensial yang menimbulkan risiko kesehatan
dan keselamatan.
c. Pengendalian faktor risiko.
Dilaksanakan melalui 4 tingkatan pengendalian risiko yakni menghilangkan
bahaya mengantkan sumber risiko dengan sarana/ peralatan lain yang
tingkat risikonya lebih rendah/ tidak ada (engineering/ rekayasa),
administrasi dan alat pelindung pribadi (APP)
2. Membuat peraturan
RS harus membuat, menetapkan dan melaksanakan standar operasional prosedur
(SOP) sesuai dengan peraturan, perundangan dan ketentuan mengenai K3 lainnya
yang berlaku. SOP ini harus dievakuasi, diperbaharui dan harus dikomunikasikan serta
disosialisasikan pada karyawan dan pihak yang terkait.
3. Tjuan dan sasaran
RS harus mempertimbangkan peraturan perundang-undangan, bahaya potensial dan
risiko K3 yang bisa diukur, sautuan/ indikator pengukuran, sasaran pencapaian dan
jangka waktu pencapaian (SMART)
4. Indikator kinerja
Indikator harus dapat diukur sebagai dasar penilaian kinerja K3 yang sekaligus
merupakan informasi mengenai keberhasilan pencapaian SMK3 RS.
5. Program K3
RS harus menetapkan dan melaksanakan program K3RS, untuk mencapai sasaran haru
ada monitoring, evaluasi dan dicatata serta dilaporkan.
C. Dokumentasi
1. Laporan Bulanan, sebagai laporan internal yang merupakan rekapitulasi hasil
kerja Panitia K3 yang dilaporkan kepada Direktur Rumah Sakit
2. Laporan Semester, sebagai laporan internal yang merupakan rekapitulasi hasil
kerja Panitia K3yang dilaporkan kepada Direktur Rumah Sakit
3. Laporan Tahunan, sebagai laporan internal yang merupakan rekapitulasi hasil
kerja Panitia K3 yang dilaporkan kepada Direktur Rumah Sakit
BAB V
LOGISTIK

Pengadaan barang dan jasa terkait dengan kegiatan K3 secara umum dapat dibagi
menjadi 2 kelompok besar, yaitu:
a. Pengadaan Jasa dan Bahan Umum
Untuk menunjang tujuan kegiatan K3, maka diperlukan sarana dan prasarana
umum yang pengadaannya mengikuti sistem dan prosedur serta SOP pengadaan
barang umum di RS Happy Land Medical Centre. Contoh barang umum terkait
dengan K3 diantaranya : pengadaan kran air, dan lain-lain.
b. Pengadaan Jasa dan Bahan Berbahaya
Rumah Sakit harus melakukan seleksi rekanan berdasarka barang yang
diperlukan. Rekanan yang akan diseleksi diminta memberikan proposal berikut
profil perusahaan (company profile). Informasi yang diperlukan menyangkut
spesifikasi lengkap dari material atau produk, kapabilitas rekanan, harga, pelayanan,
persyaratan K3 dan lingkungan serta informasi lain yang dibutuhkan oleh Rumah
Sakit.
Setiap unit kerja/ instalasi yang menggunakan, menyimpan, mengelola B3 harus
menginformasikan kepada Bidang Logistik sebagai unit pengadaan barang setiap
kali mengajukan permintaan bahwa barang yang diminta termasuk jenis B3.
Untuk memudahkan melakukan proses seleksi, dibuat formulir seleksi yang
memuat kriteria wajib yang harus dipenuhi oleh rekanan serta sistem penilaian untuk
masing masing kriteria yang ditentukan. Hal hal yang menjadi kriteria penilaian:
a) Kapabilitas
Kemampuan dan kompetensi rekanan dalam memenuhi apa yang tertulis
dalam kontak kerjasama.
b) Kualitas dan garansi
Kualitas barang yag diberikan memuaskan dan sudah sesuai dengan
spesifikasi yag sudah disepakati. Jaminan garansi yang disediakan baik waktu
maupun jenis garansi yang diberikan
c) Persyarata K3 dan lingkungan
(a) Menyertakan MSDS
(b) Melaksanakan Sistem Manajemen Lingkungan.
(c) Kemasan produk memenuhi persyaratan K3 dan lingkungan.
(d) Mengikuti ketentuan K3 yang berlaku di Rumah Sakit.
d) Sistem mutu
(a) Metodologi bagus
(b) Dokumen sistem mutu lengkap
e) Pelayanan
(a) Kesesuaian waku pelayanan dengan kontrak yang ada
(b) Pendekatan yang dilakukan supplier dalam melaksanakan tugasnya
(c) Penanganan setiap masalah yang timbul pada saat pelaksanaan
(d) Memberikan pelayanan jual yang memadai dan dukungan teknisi
disertai sumber daya manusia yang handal.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien harus diutamakan dalam proses pelayanan kesehatan di rumah


sakit. Untuk itu keselamatan pasien dalam program K3 diuraikan secara lebih terperinci
dengan beberapa penekanan prioritas.
Patient safety atau keselamatan pasien adalah suatu system yang membuat asuhan
pasien di rumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil.
Terkait dengan usaha pencapaian K3 di Rumah Sakit, maka kemudian dilakukan
penekanan dengan terintegrasi pada pedoman keselamatan dan kesehatan kerja di Rumah
Sakit Happy Land Medical Centre. Pelaksanaan kegiatannya terkait dengan keselamatan
asien selalu mengacu pada sasaran keselamatan pasien yang antara lain adalah:
a. Ketepatan identifikasi pasien
b. Peningkatan komunikasi yang efektif
c. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
d. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat- pasien operasi
e. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
f. Pengurangan resiko pasien jatuh
Adapun langkah menuju keselamatan pasien di Rumah Sakit Happy Land Medical
Centre dilaukan dengan pembentukan tim KPRS (Keselamatan Pasien Rumah Sakit)
yang diketuai langsung oleh dokter umum sebagai motor pelaksana keselamatan pasien
di Rumah Sakit Happy Land Medical Centre. Adapun usaha yang dilakukan terkait
dengan kondisi mencapai tingkat keselamatan pasien yang baik antara lain:
a. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
b. Memimpin dan mendukung pegawai Rumah Sakit Happy Land Medical Centre
c. Mengintegrasi aktivitas pengelola resiko
d. Mengebangkan sistem pelaporan
e. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien juga keluarganya
f. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien dengan rumah sakit lain
g. Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien.
BAB VII
PELAYANAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
A. Standar Pelayanan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit
Setiap Rumah Sakit wajib melaksanakan pelayanan kesehatan kerja seperti
tercantum pada pasal 23 UU kesehatan no.36 tahun 2009 dan peraturan Menteri
tenaga kerja dan Transmigrasi RI No.03/men/1982 tentang pelayanan kesehatan
kerja. Adapun bentuk pelayanan kesehatan kerja yang perlu dilakukan, sebagai
berikut :
1. Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja bagi pekerja :
a) Pemeriksaan fisik lengkap
b) Kesegaran jasmani
c) Pemeriksaan penunjang dasar (foto thorax, laboratorium rutin, EKG)
d) Pemeriksaan khusus sesuai dengan jenis pekerjaannya.
e) Pemeriksaan yang sesuai dengan kebutuhan guna mencegah bahaya yang
diperkirakan timbul khusus untuk pekerjaan tertentu
f) Jika tiga bulan sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh
dokter (pemeriksa berkala), tidak ada keragu raguan maka tidak perlu
dilakukan pemeriksaan kesehatan sebelumm bekerja.
2. Melaksanakan pendidikan dan penyuluhan/ pelatihan tentang kesehatan kerja dan
memberikan bantuan kepada pekerja di Rumah Sakit dalam penyesuaian diri baik
fisi maupun mental terhadap pekerjaannya. Yang diperlukan antara lain :
a) Informasi umum rumah sakit dan fasilitas atau sarana yang terkait dengan K3
b) Informasi tentang resiko dan bahaya khusus di tepat kerjanya.
c) SOP kerja, SOP peralatan, SOP penggunaan alat pelindung diri dan
kewajibannya.
d) Orientasi K3 di tempat kerja.
e) Melaksanakan pendidikan, pelatihan ataupun promosi/ penyuluhan kesehatan
kerja secara berkala dan berkesinambungan sesuai kebutuhan dalam rangka
menciptakan budaya K3.
3. Melakukan pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus sesuai dengan pajanan
di Rumah Sakit :
a) Setiap pekerja rumah sakit wajib mendapatkan pemeriksaan berkala
minimal setahun sekali.
b) Pemeriksaan laboratorium legkap, EKG, paru (foto torak dan fungsi paru)
4. Melakukan koordinasi dengan tim Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
mengenai penularan infeksi terhadap SDM Rumah Sakit dan pasien :
a) Pertemuan koordinasi;
b) pembahasan kasus;
c) Penanggulangan kejadian infeksi nosokomial.
5. Melaksanakan kegiatan surveilans kesehatan kerja :
a) Melakukan pemetaan (mapping) tempat kerja untuk mengidentifikasi jenis
bahaya dan besarnya risiko;
b) Melakukan identifikasi pekerja berdasarkan jenis pekerjaannya, lama pajanan
dan dosis pajanan;
c) Melakukan analisa hasil pemeriksaan kesehatan berkala dan khusus;
d) Melakukan tindak lanjut analisa pemeriksaan kesehatan berkala dan khusus
(dirujuk ke spesialis terkait, rotasi kerja, merekomendasikan pemberian
istirahat kerja);
e) Melakukan pemantauan perkembangan kesehatan SDM Rumah Sakit.
6. Melaksanakan pemantauan lingkungan kerja dan ergonomi yang berkaitan dengan
kesehatan kerja ( Pemantauan/ pengukuran terhadap faktor fisik, kimia, biologi,
psikososial dan ergonomi).
7. Membuat evaluasi, pencatatan dan pelaporan kegiatan K3RS yang disampaikan
kepada Direktur Rumah Sakit dan Unit teknis terkait di wilayah kerja Rumah
Sakit.

B. Standar Pelayanan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit


Pada prinsipnya pelayanan keselamatan kerja berkaitan erat dengan sarana,
prasarana, dan peralatan kerja. Bentuk pelayanan keselamatan kerja yang dilakukan :
a. Pembinaan dan pengawasan keselamatan/keamanan sarana, prasarana, dan
peralatan kesehatan:
Lokasi RS memenuhi ketentuan mengenai kesehatan, keselamatan lingkungan,
dan tata ruang, serta sesuai dengan hasil kajian kebutuhan dan kelayakan
penyelenggaraan RS.
a) Teknis bangunan RS, sesuai dengan fungsi, kenyamanan dan kemudahan
dalam pemberian pelayanan serta perlindungan dengan keselamatan bagi
semua orang termasuk penyandang cacat, anak anak, dan orang usia
lanjut.
b) Prasarana harus memeuhi standar pelayanan, keamanan, serta keselamatan
dan kesehatan erja penyelenggara RS
c) Pengoperasian dan pemeliharaan sarana, prasarana dan peralatan RS harus
dilakukan leh petugas yang mempunyai kompetensi di bidangnya
(sertifikasi personil petugas/ operator sarana dan prasarana serta peralatan
kesehatan RS)
d) Membuat pogram pengoperasian, perbaikan dan pemeliharaan rutin dan
berkala sarana dan prasarana serta peralatan kesehatan dan selanjutnya
didokumentasikan dan dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan.
e) Peralatan kesehatan meliputi peralatan medis dan non medis dan harus
memenuhi standar pelayanan, pesyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan
laik pakai.
f) Membuat program pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan, peralatan
kesehatan harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Pengujian Fasilitas
Kesehatan dan / atau institusi pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang
g) Peralatan kesehatan yang menggunakan sinar pengion harus memenuhi
ketentuan dan harus diawasi oleh lembaga yang berwenang.
h) Melengkapi perizinan dan sertifikasi sarana dan prasarana serta peralatan
kesehatan.
b. Pembinaan dan pengawasan atau penyesuaian peralatan kerja terhadap pekerja
a) Melakukan identifikasi dan penilaian resiko ergonomi terhadap peralatan
kerja dan SDM RS.
b) Membuat program pelaksanaan kegiatan, mengevaluasi dan mengendalikan
resiko ergonomi.
c. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja
a) Manajemen harus menyediakan dan menyiapkan lingkungan kerja yang
memenuhi syarat fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikososial
b) Pemantauan / pengukuran terhadap faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi
dan psikososial secara rutin dan berkala
c) Melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan
lingkungan kerja.
d. Pembinaan dan pengawasan terhadap sanitasi
Manajemen harus menyediakan, memelihara, mengawasi sarana dan
prasarana sanitarian, yang memenuhi syarat, meliputi:
a) Penyehatan makanan dan minuman
b) Penyehatan air
c) Penyehatan tempat pencucian
d) Penanganan sampah dan limbah
e) Pengendalian serangga dan tikus
f) Sterilisasi/ desinfeksi
g) Perlindungan radiasi
h) Upaya penyuluhan kesehatan lingkungan
e. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan keselamatan kerja
a) Pembuatan rambu rambu arah dan tanda tanda keselamatan
b) Penyediaan peralatan keselamatan kerja dan alat pelindung diri (APD)
c) Membuat SOP peralatan keselamatan kerja dan APD
d) Melakukan pembinaan dan pemantauan terhadap keputusan penggunaan
peralatan keselamatan dan APD
f. Pelatihan/penyuluhan keselamatan kerja untuk semua pekerja
a) Sosialisasi dan penyuluhan keselamatan kerja bagi seluruh SDM Rumah
Sakit
b) Melaksanakan pelatihan dan sertifikasi K3 RS kepada petugas K3 RS
g. Member rekomendasi/masukan mengenai perencanaan, pembuatan tempat kerja
dan pemilihan alat serta pengadaannya terkait keselamatan/ keamanan
a) Melibatkan petugas K3 RS di dalam perencanaan, desain pembuatan tempat
kerja dan pemilihan serta pengadaan sarana, prasaran dan peralatan
keselamatan kerja
b) Mengevaluasi dan mendokumentasikan kondisi sarana, prasarana dan
peralatan keselamatan kerja dan membuat rekomendasi sesuai dengan
persyaratan yang berlaku dan standar keamanan dan keselamatan.
h. Membuat sistem pelaporan kejadian dan tindak lanjutnya
a) Membuat alur pelaporan kejadian nyaris celaka dan celaka
b) Membuat SOP pelaporan, penanganan dan tindak lanjut kejadian nyaris
celaka dan celaka.
i. Pembinaan dan pengawasan Manajemen Sistem Penanggulangan Kebakaran
(MSPK)
a) Manajemen menyediakan sarana dan prasarana pencegahan dan
penanggulangan kebakaran
b) Membentuk tim penanggulangan kebakaran
c) Membuat SOP
d) Melakukan sosialisasi dan pelatihan pencegahan dan penanggulangan
kebakaran
e) Melakukan audit internal terhadap sistem pencegahan dan penanggulangan
kebakaran.
j. Membuat evaluasi, pencatatan, dan pelaporan kegiatan pelayanan keselamatan
kerja yang disampaikan kepada Direktur Rumah Sakit dan Unit teknis terkait di
wilayah kerja kerja Rumah Sakit
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pada dasarnya pemantauan dan evaluasi K3 di Rumah Sakit Happy Land Medical
Centre adalah salah satu fungsi manajemen K3 di Rumah Sakit Happy Land Medical
Centre yang berupa suatu langkah yang diambil untuk mengetahui dan menilai sejauh
mana proses kegiatn K3 di Rumah Sakit Happy Land Medical Centre itu berjalan, dan
mempertanyakan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan dari suatu kegiatan K3 di Rumah
Sakit Happy Land Medical Centre dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.
Pemantauan dan evaluasi meliputi:
a. Pencatatan dan pelaporan K3 terintegrasi ke dalam sistem pelaporan RS (SPRS)
yang dilaporkan secara triwulan
a) Pencatatan dan pelaporan K3
b) Pencatatan semua kegiatan K3
c) Pencatatan dan pelaporan KAK
d) Pencatatan dan pelaporan PAK
b. Inspeksi dan pengujian
Inspeksi K3 merupakan suatu kegiatan untuk menilai keadaan K3 secara umum
dan tidak terlalu mendalam. Inspeksi K3 di RS dilakukan secara berkala, terutama
oleh petugas K3 RS sehingga kejadian PAK dan KAK dapat dicegah sedini mungkin.
Kegiatan lain adalah pengujian baik terhadap lingkungan maupun pemeriksaan
terhadap pekerja beresiko seperti bilogical monitoring (Pemantauan secara biologis).
Selain terkair dengan pegawai, pengujian berkala juga dilakukan terkait dengan
fasilitas, sarana dan prasarana Rumah Sakit Happy Land Medical Centre melalui
pengujian baik secara internal maupun secara eksternal kepada lembaga/ organisasi
yang terkait.
c. Melaksanakan audit internal K3
Audit K3 yang meliputi falsafah dan tujuan, administrasi dan pengelolaan,
karyawan dan pimpinan, fasilitas dan peralatan, kebiajakan dan prosedur,
pengembangan karyawan dan program pendidikan, evaluasi dan pengendalian.
Tujuan Audit K3:
a) Untuk menilai potensi bahaya, gangguan kesehatan dan keselamatan
b) Memastikan dan menilai pengelolaan K3 telah dilaksanakan sesuai
ketentuan
c) Menentukan langkah untuk mengendalikan bahaya potensial serta
pengembangan mutu.
d) Audit ini dilakukan setiap 6 bulan sekali untuk mengetahui pencapaian
pelaksanaan kegiatan K3 di Rumah Sakit Happy Land Medical Centre.
Perbaikan dan pencegahan didasarkan atas hasil dari audit internal,
identifikasi, penilaian resiko direkomendasikan kepada manajemen puncak.
Tinjauan ulang dan peningkatan oleh pihak manajemen secara
berkesinambungan untuk menjamin kesesuaian dan keefektifan dalam
pencapaian kebijakan dan tujuan K3.
BAB IX
PENUTUP

Buku Pedoman Kesehatan dan Keselamatan Keja di Rumah Sakit Happy Land
Medical Centre. Buku pedoman ini diharapkan mampu memberikan tuntunan untuk
pelaksanaan K3 di Rumah Sakit Happy Land Medical Centre dan menjadi acuan dan
dasar bagi perencanaan dan penulisan panduan maupun program K3 yang akan disusun
kemudian.
Tim penulis menyadarisepenuhnya bahwa walaupun telah berusaha maksimal
untuk menyelesaikan buku ini, tetapi masih terdapat kekurangan dan untuk itu maka
saran, masukan dan ide yang membangun senantiasa diperlukan untuk memperbaiki
Buku Pedoma K3RS Rumah Sakit Happy Land Medical Centre.

D. Penutup
Program kerja unit adalah merupakan suatu instrumen yang dibuat untuk
mencapai tujuan. Dengan adanya program kerja Panitia K3 tahun 2016 diharapkan dapat
menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan.

Ditetapkan :
Pada Tanggal :
RS Happy Land Medical Centre

Dr. Robert T Sitorus, MMR


Direktur

Anda mungkin juga menyukai