Anda di halaman 1dari 10

PROGRAM KERJA

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( K3 )


RSIABUDHIASIHPURWOKERTO
TAHUN 2019

PROGRAM KERJA
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( K3 )
RSIABUDHIASIHPURWOKERTO
TAHUN 2019
I. PENDAHULUAN
Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian
dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan
upaya kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit mempunyai
karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan
dengan perangkat keilmuannya masing-masing berinteraksi dan bersinergi satu sama
lain. Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yangberkembang sangat pesat yang
harus diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangkapemberian pelayanan yang bermutu,
membuat semakin kompleksnya permasalahan dalam Rumah Sakit. Menurut Undang-
Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit padaPasal 29 ayat (1) huruf o,
disebutkan bahwa dalam penyelenggaraan upaya kesehatan Rumah Sakit mempunyai
kewajiban memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana.
Kemudian dalam penjelasan pasal 29 ayat (1) huruf o,disebutkan bahwa yang dimaksud
memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanganan bencana adalah bahwa Rumah
Sakit dibangun serta dilengkapi dengan sarana, prasarana dan peralatan yang dapat
difungsikan serta dipelihara sedemikian rupa untuk mendapatkan keamanan, mencegah
kebakaran/bencana dengan terjaminnya keamanan, kesehatan dan keselamatan pasien,
petugas, pengunjung, dan lingkungan Rumah Sakit.Menurut penjelasan Pasal 43 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 yang dimaksud dengan keselamatan pasien
(patient safety) adalah proses dalam suatu Rumah Sakit yang memberikan pelayanan
pasien yang lebih aman. Termasuk di dalamnya asesmen risiko, identifikasi, dan
manajemen risiko terhadap terhadap pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
untuk belajar dan menindaklanjuti insiden, dan menerapkan solusi untuk mengurangi
serta meminimalisir timbulnya risiko.

II. LATAR BELAKANG


Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat ( UU No. 36 Tahun Tentang Kesehatan 2009, psl 1 angka 7 ). Salah satu
tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan adalah
Rumah Sakit. Yang dimaksud Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat ( UU No. 44 Tahun 2009, psl 1 ayat
1 ). Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan
karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan
kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus
tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh
masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat maka keberadaan
fasilitas pelayanan kesehatan harus mencukupi. Dalam hal ini Pemerintah bertanggung
jawab atas ketersediaan lingkungan, tatanan, fasilitas kesehatan baik fisik maupun sosial
bagi masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat ( UU No. 36 tahun 2009,
psl 15 ).
Di samping ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang cukup, kualitas
lingkungan juga merupakan hal yang penting dalam pencapaian derajat kesehatan. Hal
ini sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 pasal 162 yang
menyebutkan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Kemudian dalam pasal
163 ayat (2) disebutkan bahwa lingkungan sehat mencakup lingkungan permukiman,
tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum.
Rumah Sakit sebagai tempat kerja harus mengupayakan kesehatan dan
keselamatan kerja pegawainya. Upaya kesehatan kerja tersebut ditujukan untuk
melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta
pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan ( UU No. 36 Tahun 2009, psl 164 ayat
1 ). Selain itu Rumah Sakit sebagai tempat kerja harus dikelola dengan baik. Oleh karena
itu pengelola tempat kerja wajib menaati standar kesehatan kerja dan menjamin
lingkungan kerja yang sehat serta bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja
( UU No. 36 Tahun 2009, psl 164 ayat 6 ).Di sisi lain Rumah Sakit harus memenuhi
persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian, dan
peralatan ( UU No. 44 Tahun 2009, psl 7 ayat 1 ). Persyaratan lokasi harus memenuhi
ketentuan mengenai kesehatan, keselamatan lingkungan, dan tata ruang, serta sesuai
dengan hasil kajian kebutuhan dan kelayakan penyelenggaraan Rumah Sakit ( UU No. 44
Tahun 2009, psl 8 ayat 1 ).Sedangkan persyaratan bangunan harus memenuhi :
1. Persyaratan administrasi dan persyaratan teknis bangunan gedung padaumumnya;
2. persyaratan teknis bangunan Rumah Sakit, sesuai dengan fungsi, kenyamanan dan
kemudahan dalam pemberian pelayanan serta perlindungan dan keselamatan bagi
semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak, dan orang usia lanjut. Prasarana
Rumah Sakit dapat meliputi : instalasi air; instalasi mekanikal dan elektrikal; instalasi
gas medik; instalasi uap; instalasi pengelolaan limbah; pencegahan dan
penanggulangan kebakaran; petunjuk, standard dan sarana evakuasi saat terjadi
keadaan darurat; instalasi tata udara; sistem informasi dan komunikasi; dan ambulan.
Di samping itu prasarana Rumah Sakit juga harus memenuhi standarpelayanan,
keamanan, serta keselamatan dan kesehatan kerja penyelenggaraan RumahSakit.
Kemudian prasarana Rumah Sakit harus dalam keadaan terpelihara danberfungsi
dengan baik. Pengoperasian dan pemeliharaan prasarana Rumah Sakitharus dilakukan
oleh petugas yang mempunyai kompetensi di bidangnya dan harusdidokumentasi serta
dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan ( UU No. 44tahun 2009, psl 11 ).
Setiap penyelenggaraan Rumah Sakit wajib memiliki izin yang terdiri dari
izinmendirikan dan izin operasional. Izin mendirikan diberikan untuk jangka waktu
2(dua) tahun dan dapat diperpanjang untuk 1 (satu) tahun. Izin operasional
diberikanuntuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang kembali selama
memenuhipersyaratan ( UU No. 44 Tahun 2009, psl 25 ).
III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
A. Tujuan Umum
Tersedianya fasilitas yang aman, berfungsi dan mendukung bagi pasien,
keluarga,staf dan pengunjung
B. Tujuan Khusus
Mengelola resiko lingkungan di manapasien dirawat dan staf bekerja yang
meliputi :
1. Keselamatan dan Keamanan;
2. Bahan Berbahaya;
3. Manajemen Emergensi;
4. Pengamanan Kebakaran;
5. Peralatan Medis;
6. SistemUtilitas;

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


A. KegiatanPokok :
1. Mengidentifikasi resiko di lingkungan di mana pasien dirawat dan staf
bekerja.
2. Memeriksa Fasilitas Rumah Sakit
3. Memelihara Fasilitas Rumah Sakit
B. RincianKegiatan:
1. Mengidentifikasi resiko yang disebabkan oleh Fasilitas Rumah
Sakit,meliputi :
a. Resiko Keselamatan dan Keamanan seperti :
Lantai licin, Langit-langit jebol, jalan rusak, bangunan rusak atau
runtuh, wc mampet, kendaraan /transportasi mogok, pompa air rusak,
listrik mati, tegangan listrik tidak stabil, kabel-kabel electrode putus, alat
tidak dikalibrasi, distribusi air terganggu, kualitas air bersih/minum tidak
sesuais tandar, air limbah tidak memenuhi syarat, suhu ruangan terlalu
panas menyebabkan malfungsi alat.
b. Resiko BahanB erbahaya :
Terkena tumpahan cairan iritan, terhirup uap bahan berbahaya,
ledakan tabung gas, tertelan bahan beracun, terpapar bahan berbahaya dan
beracun.
c. Resiko manajemen emergensi :
Kebakaran, bencana alam, kerusuhan massal, keracunan massal,
ancaman peledakan, kerusakan bangunan dan runtuhnya gedung an air bah
banjir.
d. Resiko Kebakaran :
Korsleting listrik, ledakan tabung gas LPG, ledakan tabung gas
Oksigen, sambaran petir, penyimpanan bahan mudah terbakar.
e. Resiko Peralatan Medis :
Salah diagnose, tersengat aliran listrik, luka bakar, terpapar infeksi
nosokomial.
f. Resiko system utilitas (Listrik, air bersih/minum, air limbah, AC, dan
Oksigen):
Kegiatan operasional pelayanan terganggu untuk listrik di
Poliklinik rawat jalan, ruang, Laboratorium, Billing System, Laundry,
Sanitasi, Gizi, Administrasi dan Rawat Inap. Untuk air bersih dan air
minum akan mengganggu kegiatan operasional pelayanan utamanya di
rawat inap, Laundry, Gizi, Poli rawat jalan, gedung administrasi. Air
limbah tidak sesuai bakumutu sehingga mencemari lingkungan, kerusakan
AC menyebabkan terganggunya fungsi alat, tidak tersedianya Oksigen
dapat mengganggu kegiatan pelayanan.

2. Memeriksa Fasilitas Rumah Sakit


a. Jadwal pemeriksaan Fasilitas Rumah Sakit
b. Uji fungsi alat dan fasilitas
c. Form checklist pemeriksaan
d. Laporan hasil pemeriksaan
3. Memelihara Fasilitas Rumah Sakit
a. Jadwal pemeliharaan fasilitas rumah sakit
b. Kalibrasi danUji fungsi fasilitas Rumah Sakit
c. Laporan hasil pemeliharaan fasilitas rumah sakit

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


A. Proses indentifikasi :
1. Menentukan dan mengelompokkan jenis resiko yang mungkin terjadi di
lingkungan rumah sakit sesuai faktor penyebabnya.
2. Membuat denah dan pemasangan rambu-rambu meliputi area berbahaya,
tempat-tempat beresiko dan jalur evakuasi.
3. Menunjuk petugas yang kompeten dan bertanggung jawab.
B. Memeriksa Fasilitas Rumah Sakit :
1. Dibuatkan jadwal harian untuk kegiatan memeriksa fasilitas rumah sakit
dengan mengisi form checklist sesuai jenis pemeriksaan.
2. Ditunjuk petugas pelaksana yang kompeten dan bertanggungjawab.
3. Petugas saat melakukan pemeriksaan fasilitas rumah sakit disertai dengan uji
fungsi.
4. Dibuat pelaporan yang diketahui atasan langsung.
C. Memelihara Fasilitas Rumah Sakit
1. Dibuatkan jadwal pemeliharaan atau servis fasilitas rumah sakit baik
yangdilakukan oleh petugas rumah sakit maupun pihak ketiga pada setiap
bulan,tiga bulan, enam bulan dan satu tahun sekali.
2. Dilakukan kalibrasi :
a. Kalibrasi internal rumah sakit : setiap enam bulan sekali oleh
petugasrumah sakit, yaitu alat ECG dan tensimeter.
b. Kalibrasi eksternal : dilakukan oleh pihak ketiga yang memiliki
sertifikatterkalibrasi setiap satu tahun sekali.
3. Dibuat pelaporan yang diketahui oleh atasan langsung.

VI. SASARAN
Sasaran Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit Budhi Asih adalah :
A. Pasien
B. Keluarga pasien
C. Pengunjung
D. Staf/petugas
E. Masyarakat sekitar Rumah Sakit
F. Vendor
VII. SUMBER DANA
Sumber dana penyelenggaraan program kerja tahun 2019/2020 adalah anggaran
RSIA Budhi Asih Purwokerto tahun 2019/2020.
VIII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

a. Jadwal harian

N TANGGAL
0 PEMERIKSAA
N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1

1. Listrik
2. Alat Kesehatan
3. Bangunan
4. Oksigen
5. Aipon

b. Jadwal bulanan

BULAN
NO PEMERIKSAAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Listrik
2. Genset
3. Alat Kesehatan
4. Bangunan
5. Air
6. Apar
7. AC

8
IX. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
1. Pencatatan Acuan yang dipakai dalam pencatatan kegiatan adalah :
a. Kasus di lapangan
b. Frekuensi kejadian kasus
c. Jumlah kejadian/kasus dalam periode tertentu
d. Jumlah kasus teratasi
e. Jumlah kasus tidak teratasi
f. Penyebab dan akibat kasus tidak teratasi
g. Pelimpahan kepada pihak ketiga terhadap kasus yang tidak teratasi
2. Pelaporan Laporan program kerja/kegiatan dibuat setiap 1 (satu) tahun sekali dan
diserahkankepada Ketua Tim Akreditasi Rumah sakit.
3. Evaluasi Kegiatan Evaluasi kegiatan dilakukan secara berkala sesuai jadwal.
a. Indikator Masukan (Input)
b. Indikator Proses (Proces)
c. Indikator Keluaran (Output)

X. RAPAT KOORDINASI/PERTEMUAN
A. RapatRutin
Rapat rutin diselenggarakan
Waktu : Setiap awal bulan
Jam : 08.00 wib – Selesai
Tempat :
Peserta :
Materi :
1. Pembacaan notulen bulan lalu
2. Presentasi laporan unit kerja
3. Evaluasi kendala dan bukti
B. Rapat Insidentil
Rapat insidentil di laksanakan sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu yang
perlu dibahas segera.

9
XI. PENCATATAN, PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT
Hasil kegiatan dilaporkan secara tertulis oleh Kepala Unit Pemeliharaan Sarana
Rumah Sakit Budhi Asih Purwokerto kepada Direktur melalui Kepala Wakil Direktur
Pelayanan pada setiap akhir Pelaksanaan Program Kerja Unit Pemeliharaan Sarana
Rumah Sakit, untuk dievaluasi ulang dan ditindaklanjuti.

XII. PENUTUP
Demikian laporan Program kerja di instalasi kamar operasi tahun 2019-2020.
Semoga dengan rencana kerja dan sasaran di tahun 2019-2020 dapat terlaksana dengan
baik untuk kemajuan pelayanan di kamar bedah RSIA Budhi Asih Purwokerto.

Purwokerto, 17 Februari 2019


Kepala K3 RSIA Budhi Asih Purwokerto

Dr. Bramantyo Agung P

10

Anda mungkin juga menyukai