1
JL.RayaPerjuangan No.8 Cirebon
Jawa Barat - Indonesia
Telp : (+62 231) 8333377/88/99
Fax (+62 231) 482121
Email :marketing@rsia-cahayabunda.com
www.rsia-cahayabunda.com
PERATURANDIREKTUR
tentang
Menimbang : bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Unit Gawat DaruratRSIA CAHAYA
BUNDA Cirebon, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan yang bermutu
tinggidansesuaistandar.
Mengingat : Undang–undang Republik Indonesia Nomor : 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
Peraturan Direktur PT. Cipta Hasil Yasmin Nomor :011/BOD/CRB - SK/0716 tentang
Struktur Organisasi dan Tata Kerja RSIA CahayaBunda Cirebon Kelas C.
i
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kedua : Kebijakan Pelayanan Unit Gawat Darurat digunakan sebagai acuan dalam menjalankan
kegiatan Unit Gawat Darurat dilingkungan RSIA Cahaya Bunda Cirebon
Ketiga : Kepala Ruangan bertanggung jawab dan memimpin penyelenggaraan pelayanan unit
kepada Kepala Unit Medis dan Keperawatan RSIA CahayaBunda Cirebon.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari ternyata
terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.
ii
Lampiran
Peraturan Direktur RSIA Cahaya Bunda Cirebon
Nomor : 002 / PER / DIR /UGD/RSIACB / VIII/ 2016 Rev.0
Tanggal :
A. KebijakanUmum
1. Pelayanan Unit Gawat Darurat dilaksanakan 24 jam dalam sehari dan tujuh hari dalam
seminggu, yang didukung dengan pelayanan radiologi, farmasi dan laboratorium 24 jam.
3. Pelayanan Unit Gawat Darurat harus selalu berorientasi pada mutu dan keselamatan
pasien.
4. Seluruh petugas harus bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, standar profesi,
pedoman atau panduan dan standar prosedur operasional yang berlaku, serta sesuai
dengan etika profesi, etika RS dan etiket RS yang berlaku
6. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan, kualifikasi dan distribusinya.
7. Semua petugas UGD wajib memiliki izin profesi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
8. Setiap petugas atau staf Unit Gawat Darurat wajib
meningkatkankompetensinyamelaluiprogram pengembangan SDM
10. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan pencegahan dan
pengendalian infeksi termasuk budaya hand higyne, sterilisasi dan desinfeksi, pengelolaan
limbah dan air bersih, pest control serta pengelolaan linen
11. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin
12. Untuk melaksanakan fungsi pengawasan dibuat mekanisme monitoring dan pelaporan
yang teragenda.
B. KebijakanKhusus
I. TRIASE
1. Setiap pasien yang datang ke UGD dilakukan skrining awal untuk mendapatkan
pelayanan yang tepat dan sesuai dengan kondisi pasien.
iii
2. Skrining yang dilakukan dengan metode triageuntuk membedakan kasus “true
emergency” dan “false emergency”.
3. Unit Gawat Darurat melayani kasus “true emergency “ dan “false emergency” pada
ruangan terpisah.
4. Untuk pasien dengan kehamilan :
a. >20 minggu dengan adanya keluhan kehamilan tanpa adanya kegawat daruratan
maka pasien tersebut ditransfer ke ruang bersalin dengan dilihat derajat transfer
terlebih dahulu.
b. >20 minggu dengan adanya keluhan kehamilan dan adanya kegawat daruratan
maka tangani kegawatdaruratannya terlebih dahulu, setelah stabil baru
ditransfer ke ruang bersalin.
c. >20 minggu tanpa adanya keluhan kehamilan, maka pengkajian dilakukan di
UGD.
d. <20 minggu dengan atau tanpa adanya keluhan kehamilan , pengkajian dilakukan
di UGD
II. RESUSITASI
1. Pelayanan gawat darurat terutama life saving dilaksanakan tanpa membayar uang
muka
2. Tindakan resusitasi untuk live saving dapat dilakukan tanpa memerlukan informed
concent yang pada saatnya dapat dihentikan dengan pertimbangan medis atau atas
permintaan keluarga yang berhak.
3. Pada pasien “death on arrival” (DOA) tidak dilakukan resusitasi kecuali atas
permintaan keluarga dan harus diberi nomor Rekam Medis.
III. PENDAFTARAN
1. Setiap individu yang akan mendapatkan pelayanan di Rumah Sakit harus terdaftar
sebagai pasien dan mendapatkan satu Nomor Rekam Medis yang berlaku seterusnya.
2. Setelah dilakukan triase, maka keluarga pasien diminta untuk melakukan pendaftaran
kebagian pendaftaran untuk mendapatkan Nomor Rekam Medis.
3. Setelah mendaftar, akan mendapat Nomor Rekam Medis dan form Rekam Medis yang
harus diisi sesuai hasil pengkajian oleh dokter UGD danPerawat.
4. Kriteria pasien anak itu sampai dengan usia≤ 17 tahun, untuk pasien anak usia≤ 14
tahun di konsulkan kedokter Spesialis Anak
IV. PENGKAJIAN KEPERAWATAN DAN MEDIS
1. UGD menerapkan asesmen awal dan skrining lanjutan yang meliputi risiko pasien
jatuh, nyeri, nutrisi dan resiko decubitus serta melakukan asesmen ulang terhadap
pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan
2. UGD memberikan asuhan medis, asuhan keperawatan serta penunjang medis lainnya
sesuai standar yang telah di tetapkan serta di dokumentasikan dalam formulir
pencatatan yang telah ditentukan.
iv
3. Prosedur identifikasi menggunakan NAMA dan TANGGAL LAHIR, disesuaikan dengan
tanda pengenal resmi pasien.
4. Setiap pasien yang masuk rawat inap dipasangkan gelang identitas pasien.
5. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah, serta
sebelum tindakan atau prosedur dengan menggunakan identitas pasien NAMA,
TANGGAL LAHIR, NOMOR REKAM MEDIS
1. Pasien dengan indikasi rawat inap namun pasien menolak maka pasien dimotivasi
untuk dilakukan observasi di UGD minimal 2 jam.
v
kesepakatan atau ketidaksepakatan tindakan medis yang akan dilakukan dokter
terhadap pasien dan dibuktikan dalam bentuk Penandatanganan formulir Informed
Consent secara tertulis.
3. UGD menerapkan satu sistem penanganan keluhan pelanggan dengan pendekatan
empati dan mekanisme tindakan korektif dan pencegahan agar permasalahan yang
sama tidak berulang.
4. Setiap tindakan medis yang mempunyai risiko tinggi harus mendapat persetujuan
tertulis dari pasien atau keluarganya atau penanggung jawabnya, kecuali pada kondisi
gawat darurat yang mengancam kehidupannya.
2. Jika pasien tersebut tidak pernah berobat sebelumnya dengan dokter yang ada di RSIA
Cahaya Bunda, maka kita menawarkan beberapa dokter spesialis untuk DPJP atau
dikonsulkan sesuai dengan jadwal jaga oncall dokter spesialis.
a. Pasiendalamkeadaantidakgawatdarurat, makalangsungdikonsulkandengan
DPJP tersebutdanlakukantindakansesuaidenganinstruksinya.
c. Pasiendalamkeadaangawatdaruratmakasesegeramungkinkonsulkandengan
DPJP, namunjika 2-3x dalam
5menitdoktertersebuttidakdapatdihubungimakasampaikankepadakeluargapasi
endanmengganti DPJP
sesuaikeinginanpasienatausesuaidenganjadwaloncalldokterspesialis.
vi
2. Proses komunikasi tersebut dibuktikan dalam bentuk Penandatanganan formulir
Informed Consent secara tertulis.
3. Informed concent diberikan pada tindakan bedah intervensi/ non intervensi, tindakan
anestesi.
4. Tindakan resusitasi untuk live saving dapat dilakukan tanpa memerlukan informed
concent yang pada saatnya dapat dihentikan dengan pertimbangan medis atau atas
permintaan keluarga yang berhak.
5. Pelayanan sedasi ringan yang dilaksanakan oleh tenaga medis yang kompeten dan
yang prosesnyadidokumentasikandanterbagidalamprainduksidansedasi ,
durantesedasidanpaskasedasimenjadi tanggung jawab masing-masingpelayanan.
XIII. LOGISTIK
vii
1. Pengecekan kelengkapan inventaris floor stock dilakukan setiap shift, jika terjadi
selisih maka harus diselesaikan dalam waktu 1x24 jam
2. Pengecekan inventaris alat medis lain nya dilakukan setiap bulannya.
3. Jika terdapat kerusakan pada alat medis ataupun alat non medis makan harus segera
dilakukan pelaporan ke bagian GA untuk dilakukan perbaikan atau diganti.
4. Membuat rencana untuk mengkalibrasi alat-alat medis dan rumah tangga
1. Transfer pasien dapat dilakukan apabila kondisi pasien layak atau sesuai kriteria
dengan memastikan keselamatan dan keamanan pasien saat menjalani pelaksanaan
transfer yang dilakukan intra rumah sakit atau antar rumah sakit di dampingi petugas
yang berkompeten.
2. UGD mengupayakan sarana dan prasarana untuk kepentingan komunikasi internal
maupun eksternal serta konsisten dalam melakukan verifikasi terhadap akurasi dari
komunikasi lisan dengan mencatat, membaca kembali dan mengkonfirmasi ulang
terhadap perintah yang diberikan
3. UGD melaksanakankegiatanserahterimadengan unit
pelayananselanjutnyaataspelayanan yang diberikankepadapasien
4. Keputusan pemulangan pasien setelah mendapatkan pelayanan dapat berasal dari
dokter penanggung jawab pasien atau pasien atau keluarga atau penanggung jawab
disertai dokumen riwayat perawatan serta informasi lain yang dianggap perlu
5. RSIA Cahaya Bunda tidak menangani pemulasaran jenazah, jenazah setelah
dinyatakan meninggal minimal 2 jam kemudian di persilakan dibawa pulang oleh
pihak keluarga.
6. Pelayanan ambulans meliputi transportasi pasien dengan kegawat daruratan serta
pemulangan, penjemputan dan transfer, didampingi petugas yang berkompeten
dengan standar sarana ambulance yang telah ditentukan.
viii
LEMBAR PENGESAHAN
PERATURAN DIREKTUR
Nomor : 002/ / PER / DIR /YMD/RSIACB / VIII/ 2016 Rev.0
Tentang
KEBIJAKAN UNIT GAWAT DARURATRSIA CAHAYA BUNDA CIREBON
Di tetapkan : Cirebon
Tanggal : 13Agustus 2016
Dibuat Oleh :
Disetujuioleh :
Ditetapkanoleh :
ix
Direktur RSIA Cahaya Bunda Cirebon : (dr. H . Erwin DidiPurnama., MMRS)
x
1