No PERTANYAAN JAWABAN
1 Apa yang anda ketahui tentang sasaran Ada 6 sasaran keselamatan pasien di rumah sakit
keselamatan pasien di rumah sakit ? 1. Sasaran 1 mengidentifikasi pasien dengan benar;
2. Sasaran 2 meningkatkan komunikasi yang efektif;
3. Sasaran 3 meningkatkan keamanan obat-obatan yang
harus diwaspadai;
4. Sasaran 4 memastikan sisi yang benar, prosedur yang
benar, pasien yang benar pada pembedahan/tindakan
invasif;
5. Sasaran 5 mengurangi risiko infeksi akibat perawatan
kesehatan; dan
6. Sasaran 6 mengurangi risiko cedera pasien akibat jatuh.
2 Bagaimana bukti penerapan Identifikasi Bahwa setiap pasien yang dirawat inap di RS USU harus
Pasien dengan benar? memakai gelang identitas. setiap pasien diIdentifikasi
setidaknya menggunakan minimal 2 (dua) identitas yaitu nama
lengkap dan tanggal lahir/bar code.
4 Kapan identitas Gelang Pasien dipasang? Saat pasien akan dirawat inap, baik pasien yang datang
melalui IGD atau Poliklinik.
5 Bagaimana prosedur dirumah sakit dalam Setiap pasien yang masuk rawat inap dipasangkan gelang
mengidentifikasi pasien? identitas pasien. Ada 2dari 4 identitas yaitu menggunakan
berisi nama, tanggal lahir, jenis kelamin dan nomor medical
record yang disesuaikan dengan tanda pengenal resmi.
6 Bagaimana cara melakukan identifikasi • Identifikasi dilakukan dengan cara verbal (menanyakan
pasien dengan benar? nama lengkap pasien dan tanggal lahir) dan visual (melihat
gelang pasien nama lengkap dan tanggal lahir)
• Dalam melakukan identifikasi secara verbal dan visual
saat pertemuan pertama kali, selanjutnya cukup secara
visual dengan melihat gelang pasien.
• Bila terjadi pertukaran petugas, maka identifikasi
dilakukan secara verbal dan visual
7 Kapan dilakukan proses verifikasi identitas 1.Sebelum pemberian obat,darah,produk darah, pengambilan
pasien? specimen dan pemberian diet
2.Sebelum dilakukan tindakan, prosedur diagnostic &
terapeutik
3.Sebelum pemberian radioterapi,menerima cairan
intravena, HD, Catheterisasi jantung, prosedur radiologi
diagnostic dan identifikasi thd pasien koma
40 Bagaimanakah cara melakukan Seluruh pasien mendapatkan pengkajian resiko jatuh ketika
pencegahan pasien resiko jatuh untuk pertama datang keunit rawat jalan, IGD atau masuk keruang
pertama kalinya? perawatan (baik intensif maupun biasa).
41 Kapan dilakukan pengkajian ulang Pengkajian pasien risiko jatuh akan diulang bila:
pasien risiko jatuh? 1. Setiap hari.
2. Pasien jatuh.
3. Pasien menerima obat yang meningkatkan resiko jatuh
(termasuk pasien post operatif maupun tindakan lainnya)
4. Pasien mengeluh pusing atau tanda gangguan
keseimbangan lain
5. Pasien mengalami perubahan keadaan umum baik
perbaikan ataupun perburukan yang mengubah resiko
pasien jatuh.
42 Bagaimanakah cara mengkaji pasien risiko Penilaian risiko jatuh dilakukan saat pengkajian awal dengan
jatuh? menggunakan metode pengkajian risiko jatuh yang telah
ditetapkan oleh RS USU . Penilaian risiko jatuh pada pasien
anak menggunakan scoring HUMPTY DUMPTY,dan pada
pasien dewasa menggunakan scoring MORSEdan pada
geriatri menggunakan SYDNEYscoring yang telah ada
pada menu electronic Medical Record dengan sistem
periksa.id
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Bagaimana kebijakan mengenai Pemberian informasi diberikan sesuai kebutuhan, dan diberikan
pemberian informasi kepada pasien? oleh petugas dengan kompetensi yang sesuai dengan kompetensi
yang sesuai dengan SK pemberian informasi.
2 Tahukah Anda tentang bagaimana RS USU bertanggung jawab untuk melindungi dan
hak pasien di rumah sakit? mengedepankan hak pasien dan sesuai
UNDANG-UNDANG NO.44/2009
DAN PMK NO 69 TAHUN 2014
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
I.
Kewajiban Pasien:
1) Mematuhi peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
2) Menggunakan fasilitas rumah sakit secara bertanggung jawab;
3) Menghormati hak hak pasien lain, pengunjung dan hak Tenaga
Kesehatan serta petugas lainnya yang bekerja di Rumah Sakit;
4) Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai
kemampuan dan pengetahuannya tentang masalah kesehatannya;
5) Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan
jaminan kesehatan yang dimilikinya;
6) Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga
Kesehatan di Rumah Sakit dan disetujui oleh pasien yang
bersangkutan setelah mendapat penjelasan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
7) Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk
menolak rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga
Kesehatan dan/atau tidak mematuhi petunjuk yang diberikan
oleh Tenaga Kesehatan dalam rangka penyembuhan penyakit
atau masalah kesehatan lainnya; dan
8) Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
Hak Pasien :
1) Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di rumah sakit.
2) Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien,
memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai
Hak dan Kewajiban pasien.
3) Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa
diskriminasi, memberi pelayanan Kesehatan yang aman,
bermutu, antidiskriminsi, dan efektif dengan mengutamakan
kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah
Sakit.
4) Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur operasional, membuat,
melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan kesehatan
di Rumah Sakit sebagai acuan dalam melayani pasien.
5) Memperoleh layanan yang efektif dan efiesien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi
6) Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.
7) Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
8) Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada
dokter lain yang mempunyai
SIP baik di dalam maupun diluar rumah sakit.
9) Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang
dideritanya termasuk data-data medisnya.
10) Mendapat informasi mengenai diagnosis dan tata cara
tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan,
risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis
terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan.
11) Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang
akan dilakukan oleh tenaga
kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
12) Didampingi keluarga dalam keadaan kritis.
13) Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang
dianutnya selama itu tidak mengganggu pasien lainnya.
14) Memperoleh keamanan dan keselamatannya dirinya selama
dalam perawatan di rumah sakit.
15) Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit
terhadap dirinya.
16) Menolak bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan
agama dan kepercayaan yang dianutnya.
17) Menggugat dan/atau menuntut rumah sakit apabila rumah
sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan
standar baik secara perdata maupun pidana.
18) Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan
standar pelayanan melalui
media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
3 Bagaimana prosedur pemberian Pemberian informasi dan edukasi diberikan sesuai kebutuhan, dan
informasi dan edukasi kepada pasien diberikan oleh petugas dengan kompetensi yang sesuai.
& keluarga? SPO Pemberian informasi dan edukasi.
4 Apakah ada identifikasi agama Sudah termasuk saat pasien mengisi lembar identitas pasien
pasien saat masuk?
5 Bagaimana implementasi kebijakan 1. Saat dilakukan pemeriksaan, konsultasi, tata laksana antar pasien
privasi pasien di RS? akan dibatasi dengan gorden/tirai.
2.Pasien berhak untuk tidak diberitahu tentang keberadaannya
di.RS dan menentukan siapa saja yang boleh mengunjunginya.
3. Pasien berhak meminta kepada petugas kesehatan untuk tidak
memberitahukan masalah kesehatannya (diagnose medis) kepada
keluarga dan orang lain.
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Siapa yang dapat memberikan edukasi Semua informasi dan edukasi diberikan oleh petugas yang
kepada pasien & keluarga? berkompeten.
Diberikan oleh petugas medis/nonmedis yang terlibat dalam
perawatan pasien tersebut.
2 Bagaimana prosedur pemberian SPO Pemberian informasi dan edukasi.
informasi atau edukasi kepada pasien & Edukasi diberikan secukupnya dengan bahasa yang sederhana
keluarga? dan dapat dipahami, disesuaikan dengan latar belakang
pendidikan dan bahasa penerima edukasi.
3 Bagaimana cara Anda mengetahui Melakukan verifikasi (proses tanya-jawab/rekonfirmasi) bahwa
pencapaian keberhasilan edukasi yang pasien dan keluarga bisa menerima dan memahami edukasi yang
diberikan? diberikan.
Melakukan observasi, pengukuran, dan pencatatan terhadap
suatu perubahan akibat pemberian informasi/edukasi yang
terlihat/terukur.
Formulir Edukasi Terintegrasi.
Panduan Pemberian informasi dan edukasi.
4 Apa bukti edukasi yang dapat diberikan Ada bahan materi yang diberikan kepada pasien dan/atau
kepada pasien? keluarga (contohnya:leaflet).
Apa bukti pemberian edukasi? Ada dokumen pemberian edukasi di RM terintegrasi, yang harus
ditanda-tangani petugas pemberi edukasi dan pasien/keluarga
yang menerima edukasi.
5 Bagaimana caranya menentukan isi Sesuai hasil evaluasi Formulir EdukasiTerintegrasi.
edukasi yang dapat diberikan? Bahan/materi/isi edukasi dapat diperoleh dari petugas yang
Apa saja isi edukasi yang dapat berkompeten.
diberikan? Leaflet/artikel-medis/jurnal/buku-teks/seminar yang sudah
diakui/terstandarisasi/tersertifikasi.
6 Kepada siapa seorang petugas Kepada pasien sendiri dan/atau keluarga/seseorang yang
memberikan informasi dan edukasi? merawat/menjaganya secara aktif.
Seseorang yang dianggap kompeten untuk mendapatkan
informasi tersebut.
7 Seberapa seringkah seorang petugas Selama pasien/keluarga pasien belum pernah mendapatkan
harus memberikan informasi/edukasi informasi/edukasi.
kepada pasien/keluarga? Selama pasien/keluarga belum mendapatkan informasi/edukasi
yang jelas/memuaskan.
Selama dokumen pemberian informasi/edukasi kosong/tidak
jelas terisi.
Sesuai kebutuhan pasien/keluarga.
8 Kapan anda melakukan pengkajian Pada saat pasien masuk ke RS USU baik melalui poliklinik, IGD
kebutuhan edukasi pasien? atau Ranap harus diberikan edukasi pasien sesuai dengan
kebutuhannya. Selama pasien dalam perawatan, harus diberikan
edukasi sesuai dengan kebutuhannya.
9 Apa saja yang harus diedukasikan 1. Penyakit yang diderita pasien
terhadap pasien? 2. Pemberian obat
3. Respon pengobatan
4. Efek samping obat
5. Pencegahan infeksi
6. Nutrisi yang sesuai
7. Tranfusi darah atau produk darah
8. Tindakan/operasi (inform consent)
9. Perawatan lanjutan/dirumah
10. Delay treatment (keterlambatan pelayanan)
a. Hal keterlambatan (contoh tindakan endoscopy)
b. Alasan keterlambatan
c. Alternative pelayanan
Petugas medis/nonmedis yang memiliki pengetahuan yang terstandarisasi terhadap materi yang diberikan,
seseorang yang telah mendapatkan pendidikan/pelatihan yang terstandarisasi/bersertifikat, dan sesuai
kompetensi dan tanggung jawab profesi/gelarnya.
Yang sudah tersedia, atau dapat diakses melalui jaringan komputer rumah sakit.
Dikonfirmasi dengan petugas yang berkompeten.
Memenuhi standar dan keseragaman yangdiakui, tidak salah,dan tidak bias secara ilmiah dan
teknologi.Memilikilatar belakang pendidikan/literatur/bukti ilmiah yang benar, diakui, dan dapat dipertanggung-
jawabkan.
PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (PMKP)
No PERTANYAAN JAWABAN
1 Apa focus standar PMKP? Fokus standar peningkatan mutu dan keselamatan pasien
adalah:
a. Pengelolaan kegiatan peningkatan mutu, keselamatan
pasien dan manajemen risiko.
Pemilihan dan pengumpulan data indikator mutu.
b. Analisis dan validasi data indikator mutu.
c. Pencapaian dan upaya mempertahankan perbaikan mutu.
d. Sistem pelaporan dan pembelajaran keselamatan pasien
rumah sakit (SP2KP-RS) Penerapan manajemen risiko.
2 Dalam proses pengukuran data, apa Dalam proses pengukuran data, Direktur menetapkan:
saja yang harus ditetapkan Direktur a) Kepala unit sebagai penanggung jawab peningkatan
RS? mutu dan keselamatan pasien (PMKP) di tingkat unit;
b) Staf pengumpul data; dan
c) Staf yang akan melakukan validasi data (validator).
3 Apa saja Program PMKP? Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah
sakit meliputi tapi tidak terbatas pada:
a) Pengukuran mutu indikator termasuk Indikator Nasional
Mutu (INM), indikator mutu prioritas rumah sakit (IMP
RS) dan indikator mutu prioritas unit (IMP Unit).
b) Meningkatkan perbaikan mutu dan mempertahankan
perbaikan berkelanjutan.
c) Mengurangi varian dalam praktek klinis
dengan menerapkan PPK/Algoritme/Protokol
dan melakukan pengukuran dengan clinical pathway.
d) Mengukur dampak efisiensi dan efektivitas prioritas
perbaikan terhadap keuangan dan sumber daya
misalnya SDM.
e) Pelaporan dan analisis insiden keselamatan pasien.
f) Penerapan sasaran keselamatan pasien.
g) Evaluasi kontrak klinis dan kontrak manajemen.
h) Pelatihan semua staf sesuai perannya dalam program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
i) Mengkomunikasikan hasil pengukuran mutu meliputi
masalah mutu dan capaian data kepada staf.
4 Apa saja yang perlu dilakukan agar Hal-hal penting yang perlu dilakukan agar program
Program PMKP berjalan dengan baik? peningkatan mutu dan keselamatan pasien dapat diterapkan
secara menyeluruh di unit pelayanan, meliputi:
a) Dukungan Direktur dan pimpinan di rumah sakit;
b) Upaya perubahan budaya menuju budaya keselamatan
pasien;
c) Secara proaktif melakukan identifikasi dan menurunkan
variasi dalam pelayanan klinis;
d) Menggunakan hasil pengukuran data untuk fokus pada
isu pelayanan prioritas yang akan diperbaiki atau
ditingkatkan; dan
Berupaya mencapai dan mempertahankan perbaikan yang
berkelanjutan.
5 Indikator Mutu Apa saja yang harus Pengumpulan data indikator mutu berdasarkan peraturan yang
dikumpulkan dan bagaimana cara berlaku yaitu pengukuran Indikator Nasional Mutu (INM) dan
memilih indikator Mutu Prioritas? prioritas perbaikan tingkat rumah sakit meliputi:
a) Indikator nasional mutu (INM) yaitu indikator mutu
nasional yang wajib dilakukan pengukuran dan digunakan
sebagai informasi mutu secara nasional.
b) Indikator mutu prioritas rumah sakit (IMP-RS)
mencakup:
1. Identifikasi keselamatan Pasien - Standar 100%
2. Pelaporan Nilai Kritis hasil Laboratorium 30 menit
3. Pelabelan High Alert – standar 100%
4. Kepatuhan Melakukan site marking pasien minimal
invasif surgery-standar 100%
5. Kepatuhan kebersihan tangan- standar 85%
6. Kepatuhan upaya pencegahan risiko jatuh – standar
100%
7. Penundaan Operasi Minimal invasive-standar < 5 %
8. Konversi Tindakan endoscopic surgery menjadi
konvensional surgery < 10%
9. Kepuasan pasien pasca Tindakan minimal surgery
invasif – standar 100%
10. Waktu tunggu rawat jalan 60 menit - standar 80%
11. Kesediaan Alat dan bahan medis habis pakai
endoscopic surgery- standar 100%
12. Respon time pengurusan surat izin penelitian -Standar
100%
13. Kepuasan peserta didik terhadap pembimbing klinik -
standar 100%
c) Indikator mutu prioritas unit (IMP-Unit) adalah indikator
prioritas yang khusus dipilih kepala unit terdiri dari
minimal 1 indikator.
6 Setiap Indikator Mutu memiliki profil Profil indikator terdiri dari:
Mutu, terdiri dari apa sajakah profil 1. Judul Indikator.
mutunya? 2. Dasar pemikiran.
3. Dimensi Mutu.
4. Tujuan.
5. Definisi Operasional.
6. Jenis Indikator.
7. Satuan pengukuran.
8. Numerator (Pembilang).
9. Denominator (Penyebut).
10. Target Pencapaian.
11. Kriteria inklusi dan eksklusi.
12. Formula.
13. Metode pengumpulan data.
14. Sumber data.
15. Instrumen pengambilan data.
16. Populasi / Sampel (Besar sampel dan cara pengambilan
sampel).
17. Periode pengumpulan data.
18. Periode analisis dan pelaporan data.
19. Penyajian data.
20. Penanggung jawab.
7 Kemana sajakah laporan Mutu ini Laporan Internal :
dilaporkan? Komite Mutu akan melaporkan hasil pelaksanaan program
PMKP kepada Direktur setiap 3 (tiga) bulan. Kemudian
Direktur akan meneruskan laporan tersebut kepada Dewan
Pengawas. Laporan tersebut mencakup:
a) Hasil pengukuran data meliputi: Pencapaian semua
indikator mutu, analisis, validasi dan perbaikan yang telah
dilakukan.
b) Laporan semua insiden keselamatan pasien meliputi
jumlah, jenis (kejadian sentinel, KTD, KNC, KTC,
KPCs), tipe insiden dan tipe harm, tindak lanjut yang
dilakukan, serta tindakan perbaikan tersebut dapat
dipertahankan.
c) Laporan Manajemen Risiko dapat dilakukan setiap 6
bulan .
Laporan Eksternal :
Rumah sakit harus melaporkan data mutu dan keselamatan
pasien ke eksternal sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
meliputi:
a) Pelaporan indikator nasional mutu (INM) ke
Kementrian Kesehatan melalui aplikasi mutu fasilitas
pelayanan Kesehatan.
b) Pelaporan insiden keselamatan pasien (IKP) ke KNKP
melalui aplikasi e-report.
8 Apakah definisi kejadian sentinel? • Insiden meliputi Kejadian Tidak Diharapkan (KTD),
Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera
(KTC) , Kejadian Potensial Cedera Signifikan (KPCs) dan
Kejadian Sentinel.
a) Kejadian tidak diharapkan (KTD) adalah insiden
keselamatan pasien yang menyebabkan cedera pada
pasien.
b) Kejadian tidak cedera (KTC) adalah insiden keselamatan
pasien yang sudah terpapar pada pasien namun tidak
menyebabkan cedera.
c) Kejadian nyaris cedera (near-miss atau hampir cedera)
atau KNC adanya insiden keselamatan pasien yang belum
terpapar pada pasien.
d) Suatu kondisi potensial cedera signifikan (KPCs) adalah
suatu kondisi (selain dari proses penyakit atau kondisi
pasien itu sendiri) yang berpotensi menyebabkan kejadian
sentinel
e) Kejadian Sentinel adalah suatu kejadian yang tidak
berhubungan dengan perjalanan penyakit pasien atau
penyakit yang mendasarinya yang terjadi pada pasien
yang mengakibatkan kematian dan kecacatan permanen/
sementara.
• Pelaporan insiden :
a. insiden dilaporkan kepada Komite Mutu RS
b. Kategori moderate, high, extreme dilaporkan kepada
tim KPRS selambat-lambatnya dalam waktu 1x24 jam
9 Bagaimana prosedur pelaporan
insiden?
PROGRAM NASIONAL
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Terdiri dari berapa Tim di Pokja Ada 5 Tim yaitu ;
Prognas? 1. TIM PONEK
2. TIM HIV
3. TIM TB DOTs
4. Tim STUNTING dan WASTING
5. TIM PKBRS
2 Apa yang Anda ketahui tentang PONEK Rumah Sakit melaksanakan program PONEK (Pelayanan
RS? Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif) untuk
menurunkan angka kematian bayi dan meningkatkan kesehatan
ibu. Rumah sakit membentuk Tim/Panitia PONEK untuk
menjalankan program PONEK RS.
2 Apa yang Anda ketahui tentangTB- Rumah sakit melaksanakan penanggulangan TB sesuai dengan
DOTS RS? pedoman strategi DOTS (Direct Observe Treatment
Shortcourse) Rumah sakit membentuk Tim/Panitia TB DOTS
untuk menjalankan program TB DOTS RS.
3 Apa yang anda ketahui tentang HIV? Rumah sakit melaksanakan program HIV untuk mengurangi
penderita HIV. Rumah sakit membentuk Tim HIV AIDS untuk
menjalankan program nya RS.
4 Apa yang anda ketahui tentang Stunting Organisasi program penurunan prevalensi stunting dan wasting
and Wasting? dipimpin oleh staf medis atau dokter spesialis anak. Rumah
sakit menyusun program penurunan prevalensi stunting dan
wasting di rumah sakit terdiri dari:
1) Peningkatan pemahaman dan kesadaran seluruh
staf,pasien dan keluarga tentang masalah stunting dan
wasting;
2) Intervensi spesifik di rumah sakit;
3) Penerapan Rumah Sakit Sayang Ibu Bayi;
4) Rumah sakit sebagai pusat rujukan kasus stunting dan
wasting;
5) Rumah sakit sebagai pendamping klinis dan manajemen
serta merupakan jejaring rujukan
6) Program pemantauan dan evaluasi.
5 Apa yang anda ketahui tentang PKBRS? Pelayanan Keluarga Berencana di Rumah Sakit (PKBRS)
merupakan bagian dari program keluarga berencana (KB),
yang sangat berperan dalam menurunkan angka kematian ibu
dan percepatan penurunan stunting. Kunci keberhasilan
PKBRS adalah ketersediaan alat dan obat kontrasepsi, sarana
penunjang pelayanan kontrasepsi dan tenaga kesehatan yang
sesuai kompetensi serta manjemen yang handal. Rumah sakit
dalam melaksanakan PKBRS sesuai dengan pedoman
pelayanan KB yang berlaku, dengan
langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut:
1) Melaksanakan dan menerapkan standar pelayanaan
KB secara terpadu dan paripurna.
2) Mengembangkan kebijakan dan Standar Prosedur
Operasional (SPO) pelayanan KB dan meningkatkan
kualitas pelayanan KB.
3) Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam
melaksanakan PKBRS termasuk pelayanan KB
Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran.
4) Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan
pembinaan teknis dalam melaksanakan PKBRS.
5) Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat
rujukan pelayanan KB bagi sarana pelayanan
kesehatan lainnya.
6) Melaksanakan sistem pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan PKBRS.
7) Adanya regulasi rumah sakit yang menjamin
pelaksanaan PKBRS, meliputi SPO pelayanan KB per
metode kontrasepsi termasuk pelayanan KB Pasca
Persalinan dan Pasca Keguguran.
8) Upaya peningkatan PKBRS masuk dalam rencana
strategis (Renstra) dan rencana kerja anggaran (RKA)
rumah sakit.
9) Tersedia ruang pelayanan yang memenuhi
persyaratan untuk PKBRS antara lain ruang
konseling dan ruang pelayanan KB.
10) Pembentukan tim PKBR serta program kerja dan
bukti pelaksanaanya.
11) Terselenggara kegiatan peningkatan kapasitas untuk
meningkatkan kemampuan pelayanan PKBRS,
termasuk KB Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran.
12) Pelaksanaan rujukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundanganundangan.
13) Pelaporan dan analisis meliputi:
a. Ketersediaan semua jenis alat dan obat
kontrasepsi sesuai dengan kapasitas rumah sakit
dan kebutuhan pelayanan KB.
b. Ketersediaan sarana penunjang pelayanan KB.
c. Ketersediaan tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan KB.
d. Angka capaian pelayanan KB per metode
kontrasepsi, baik Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP) dan Non MKJP.
e. Angka capaian pelayanan KB Pasca Persalinan
dan Pasca Keguguran.
f. Kejadian tidak dilakukannya KB Pasca
Persalinan pada ibu baru bersalin dan KB Pasca
Keguguran pada Ibu pasca keguguran.
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Apa yang dilakukan pertama sekali saat pasien Dilakukan skrining untuk Rawat Jalan dan IGD
datang ke RS? Setelah dilakukan skirining pasien :
1. Rajal ; Pasien datang kebagian pendaftaran
dengan mengisi data yang dibutuhkan untuk
keperluan administrasi.
2. Untuk ranap/ Emergency; pasien datang
langsung ke UGD, dilakukan skrining
sementara keluarga pasien tetap melakukan
pendaftaran pasien di registrasi RS
2 Bagaimana kebijakan mengenai penilaian a) Rawat inap : Semua pasien yang akan
memindahkan pasien rawat inap dan rawat dipindahkan antar ruangan akan didampingi
jalan? oleh perawat RS USU , berdasarkan kondisi
medis pasien.
b) Kondisi pasien yang masuk lewat poliklinik
atau pasien yang datang ke lobby RS ditentukan
sesuai dengan hasil skrining (harus ada), hasil
triase merah atau kuning langsung dirujuk ke
IGD.
c) Pasien yang datang ke IGD, setelah dilakukan
triase dengan hasil triase hijau, dirujuk ke
poliklinik bila masih buka.
d) Proses serah terima pasien mulai dari sebelum
diantar, selama perpindahan dan saat tiba di
ruangan harus terdokumentasikan secara benar
ke dalam formulir serah terima pasien antar
ruangan
3 Bagaimana prosedur skrining di IGD? Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, visual
atau pengamatan, pemeriksaan fisik, psikologik,
dan bila diperlukan dapat ditambah laboratorium
klinik atau diagnostik imajing sebelumnya.
SPO Triage
4 Bagaimana prosedur penerimaan pasien rawat SPO Penerimaan Pasien Rawat Inap
inap dan rawat jalan? SPO Penerimaan Pasien Rawat Jalan
SPO Observasi Pasien di IGD
5 Siapa yang melakukan triase? Perawat yang terlatih dan dokter triase
6 Bagaimana prosedur triase? Petugas rumah sakit melaksanakan proses triase
dengan memprioritaskan pasien sesuai dengan
kondisi pasien menggunakan kriteria triase
American .
7 Bagaimana kebijakan/alur apabila pasien Pasien dengan kondisi kesadaran menurun,
dengan kesadaran menurun tanpa didampingi diberikan tindakan dan pengobatan live saving
keluarga? Apa yang harus dilakukan petugas terlebih dahulu, dan tindakan selanjutnya sesuai
dalam memberikan tindakan kepada pasien dengan instruksi dokter. Bila keluarga sudah dapat
tersebut? hadir di rumah sakit harus menerima informed
consent atau pihak yang bertanggung jawab
terhadap diri pasien dan menandatangani
persetujuannya.
8 Jelaskan prosesnya mulai dari pasien datang 1. Pasien datang di poliklinik dan diterima
hingga pulang untuk pasien rawat jalan! petugas pendaftaran.
2. Menunjukkan surat pengantar rawat jalan/
rujukan dari dokter (bila ada).
3. Jika pasien baru:
- Pasien mengisi formulir general consent
- Petugas pendaftaran mencetak kartu
identitas berobat
- Menyerahkan kartu berobat identitas
kepada pasien.
4. Jika pasien berulang:
- Petugas pendaftaran menerima dan meneliti
kartu identitas berobat pasien dan
menyerahkan kembali kartu tersebut.
5. Petugas pendaftaran mendaftar pasien sesuai
dengan pelayanan yang akan dituju dengan
mewawancarai pasien tersebut.
6. Petugas pendaftaran mengantarkan formulir
rekam medis pasien ke poliklinik yang dituju.
7. Petugas di unit pelayanan memberikan
pelayanan kesehatan bagi pasien/ pasien
diperiksa oleh dokter.
8. Jika pasien perlu dirujuk ke unit pelayanan
penunjang, maka petugas mengantarkan pasien
tersebut serta membawa formulir yang
diperlukan ke unit yang dituju.
9. Jika tidak perlu, maka petugas mempersilahkan
pasien menyelesaikan administrasi pembayaran
ke kasir.
10. Pasien diarahkan untuk mengambil obat ke
bagian farmasi.
11. Setelah obat diterima, pasien dipersilahkan
untuk pulang
9 Jelaskan prosesnya mulai dari pasien datang 1. Dimulai dari pendaftaran pasien di bagian
hingga pulang untuk pasien rawat inap! pendaftaran pasien rawat inap.
2. Menunjukan surat pengantar rawat inap (bila
ada).
3. Pasien terlebih dahulu ditangani oleh dokter dan
perawat. Sementara itu, keluarga atau pengantar
pasien diarahkan ke bagian pendaftaran.
4. Pasien memilih kelas perawatan yang dituju.
5. Pasien dan atau keluarga/ pengantar pasien
menandatangani persetujuan biaya.
6. Pasien dan atau keluarga/ pengantar pasien
menandatangani peraturan, hak dan kewajiban
pasien.
7. Pasien masuk ke rawat inap diberikan orientasi,
dilakukan assessment, diberikan edukasi dan
perawatan lanjut oleh perawat.
8. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)
yang berhak menyatakan pasien boleh pulang.
9. Petugas administrasi ruangan membuat surat
pengantar penyelesaian pembayaran.
10. Pasien atau keluarga bayar dikasir, dapat kartu
pulang.
11. Perawat terima kartu pulang, serah terima obat,
surat-surat yang diperlukan, salinan hasil
pemeriksaan penunjang, salinan ringkasan
pasien pulang dengan pasien dan keluarga
12. Perawat mengganti baju rumah sakit dengan
baju pasien.
13. Perawat menggunting gelang identitas dan
gelang alergi (bila ada).
14. Pasien pulang diantar oleh perawat/ porter
15. Kartu pulang diserahkan ke petugas security.
10 Bagaimana monitoring bed kosong? Sudah ada integrasi dari IT system (SIRS) di bagian
pendaftaran/ Lobby RS bahwa bed yang kosong
bisa termonitor di meja komputer petugas
pendaftaran.
11 Apakah dibolehkan pemesanan kamar rawat Tidak boleh, semua perpindahan bed, perpindahan
inap antar ruangan tanpa melewati petugas kelas perawatan atau permintaan pemesanan kamar
pendaftaran rawat inap? harus melalui bagian pendaftaran rawat inap.
12 Apa yang selanjutnya dilakukan petugas setelah Memberikan informasi alur selanjutnya
selesai melayani pasien/keluarga?
13 Gelang apa saja yang diberikan kepada pasien 1. Gelang identitas akan diberikan sesuai dengan
dibagian pendaftaran rawat inap? kebijakan: pink untuk perempuan, biru untuk
laki laki.
2. Tambahan berupa stiker risiko akan
ditambahkan kemudian berdasarkan hasil
initial assessment.
3. Stiker merah untuk pasien alergi
4. Stiker kuning untuk risiko jatuh.
5. Stiker ungu untuk pasien dengan kondisi DNR
(Do Not Resucitate).
14 Ada berapa hak pasien? Kapan anda Ada 20 hak pasien.
menjelaskan tentang hak pasien? Hak dan kewajiban pasien tersebut akan dijelaskan
pada saat orientasi pasien baru rawat inap
15 Ceritakan tentang perawatan ambulans dan Perawatan ambulans dilakukan oleh driver
siapa yang mendampingi pasien didalam ambulans dan bagian Sarpras.
ambulans? Yang mendampingi pasien di dalam ambulans
adalah dokter (bila diperlukan sesuai kondisi
pasien), perawat dan 1 orang keluarga pasien.
16 Bagaimana RS mengidentifikasi hambatan di RS mengidentifikasi hambatan di populasinya
populasinya dalam memberikan pelayanan? dengan membuat kajian data cakupan antara lain
area cakupan, etnis, budaya, bahasa, dan agama.
Selain itu juga, dikaji faktor biologis dan
psikososialnya.
Perawat:
• Minimal 1 tahun bekerja
di ICU
• Keterampilan Bantuan
Hidup Dasar (Basic Life
Support) dan lanjut
• Harus mengikuti
pelatihan untuk transfer
pasien dengan sakit berat/
kritis.
Perawat:
• Minimal 1 tahun
bekerja di ICU.
• Keterampilan bantuan
hidup dasar dan lanjut.
• Harus mengikuti
pelatihan untuk
transfer pasien dengan
sakit berat/ kritis.
18 Bagaimana prosedur pemulangan Perencanaan pemulangan bagi pasien dibuat 1x24 jam
pasien? setelah pasien diterima sebagai pasien rawat inap.
PENGKAJIAN PASIEN (PP)
NO PERTANYAAN
1 Bagaimana prosedur pengkajian status gizi pasien di rumah sakit?
Status gizi dinilai dengan menggunakan kriteria MST (Malnutrition Screening Tool)
Untukmengidentifikasi dan menatalaksana pasien dewasa yang mengalami gizi buruk, kurang
gizi atu obesitas. Kelima langkah MST adalah sebagai berikut:
Langkah 1 :
Hitung Indeks Massa Tubuh (IMT) pasien dengan menggunakan kurva di bawah ini dan
berikanlah skor.
2 Bagaimana prosedur pengkajian nyeri di rumah sakit?
Penatalaksanaan nyeri (Pain Management) di RS USU terdiri dari 3 komponen sebagai berikut:
1. Skrinning (screening)
2. Pengkajian (assessment)
3. Penanganan (management)
0 : Tidak nyeri.
1-3 : Nyeri ringan .
4-6 : Nyeri sedang .
7-9 : Nyeri berat.
10 : Nyeri sangat berat .
c. Pasien tidak sadar menggunakan CPOT (Care Pain Observation Tool) dan BPS
(Behavioral Pain Scale).
d. Pengkajian nyeri pada anak 2 bulan – 7 tahun dengan menggunakan FLACC PAIN
SCALE.
e. Pengkajian nyeri pada neonatus Neonatal Infant Pain Scale (NIPS).
f. CRIES (Crying, Requires Ocygen Saturation).
Pengkajian nyeri harus meliputi sedikitnya:
a. Lokasi nyeri
b. Penjalaran nyeri
c. Kualitas/karakter nyeri
d. Kuantitas/intensitas nyeri
e. Onset nyeri
f. Gejala penyerta yang menyertai nyeri
g. Factor factor yang memperberat maupun memperingan nyeri
3 Kapan assemen awal harus Asesmen medis dan keperawatan awal diselesaikan dalam
diselesaikan? waktu 1x24 jam setelahpasien dirawat inap. Asesmen medis
awal yang dilakukan sebelum pasien masuk sebagai pasien
rawat inap atau sebelum prosedur rawat jalan di rumah sakit
tidak berlangsung lebih dari 30 hari atau riwayat kesehatan
telah diperbaharui dan pemeriksaan fisik diulang.
Untuk asesmen yang berusia kurang dari 30 hari,
perubahan-perubahan signifikan dalam kondisi pasien
semenjak asesmen dicatat dalam rekam medis pada saat
penerimaan pasien sebagai pasien rawat inap.
4 Bagaimana kebijakan assesmen Asesmen medis awal dilakukan dr jaga IGD pada saat pasien
pasien di RS USU ? tiba dan melaporkan hasil asesmen kepada DPJP dan dalam
waktu 24 jam sudah harus dikaji oleh DPJP. DPJP visit (re-
assesmen) minimal 1 x sehari
5 Apakah yang dimaksud dengan Merupakan pengkajian yang dilakukan petugas kesehatan di
asesmen awal? RS USU saat pertama kali bertemu dengan pasien dalam
suatu episode penyakit. Pengkajian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi kebutuhan pasien akan pelayanan
kesehatan terkait dibidang masing masing.
6 Apa yang anda ketahui tentang re- Merupakan pengkajian yang bertujuan untuk
assessment? memonitor/mengevaluasi hasil dari pelaksanaan rencana
pelayanan/pengobatan selanjutnya / pemulangan.
Pengkajian ulang dilakukan dalam interval menit hingga
hari, tergantung kondisi pasien saat pengkajian awal.
7 Apa isi minimal asesmen untuk Asesmen pasien rawat inap meliputi:
pasien rawat inap ? a. Keluhan saat ini
b. Status fisik
c. Riwayat kesehatan / perawatan sebelumnya.
d. Riwayat psikososial.
e. Pemeriksaan fisik.
f. Screening gizi
g. Resiko jatuh / cidera.
h. Screening nyeri.
i. Status fungsional.
j. Kebutuhan edukasi.
k. Kebutuhan discharge planning / perencanaan
pulang.
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Apa saja yang termasuk pasien dan • Pasien keadaan darurat
pelayanan berisiko tinggi di RS • Pasien menggunakan pelayanan resusitasi
• Pasien dengan pemberian darah dan produk darah
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS • Pasien yang menggunakan alat bantu kehidupan
SUMATERA UTARA ? • Pasien yang menderita penyakit menular dan
penurunan kekebalan tubuh (immune-suppressed)
• Pasien yang menjalani dialisis
• Pasien yang menggunakan alat pengekang (restraint)
• Pelayanan pada pasien yang menerima kemoterapi
• Pelayanan pasien paliatif
• Pasien lanjut usia, orang dengan keterbatasan, anak-
anak, dan populasi yang berisiko diperlakukan tak
senonoh
2. Bagaimana prosedur penyimpanan, Makanan disiapkan dan disimpan dengan cara mengurangi
penyajian dan pendistribusian makanan risiko kontaminasi dan pembusukan.
kepada pasien ? Makanan didistribusi secara tepat waktu dan memenuhi
permintaan.
SPO Penyimpanan, Penyajian dan Pendistribusian
Makanan
3. Bagaimana prosedur penanganan Rumah sakit memahami kebutuhan pasien yang unik pada
pasien-pasien dalam tahap terminal akhir kehidupan bagi pasien tahap terminal
SPO Pelayanan Pasien Terminal
4. Bagaimanana prosedur penanganan Restraint adalah suatu metode / cara pembatasan / restriksi
pasien restraint ? yang disengaja terhadap gerakan / perilaku seseorang.
SPO Penggunaan Restraint
5 Bagaimana melayani pasien yang Setiap pasien harus diindentifikasi nilai-nilai dan
berbeda secara ras, agama, ekonomi? kepercayaannya sehingga mendapatkan pelayanan yang
sesuai nilai kepercayaannya , semua pasien akan dilayani
sama tanpa membedakan suku dan ras.
6 Adakah kebijakan yang mengatur Ada yang ditulis oleh PPA (Dokter penanggung jawab
tentang pemberian intruksi oleh PPA Pasien (DPJP), Dokter Ruangan dan dan Perawat) dalam
(Profesional Pemberi Asuhan) ? rekam medis pasien yaitu pada kolom Planning
7 Dalam formulir apa proses pelayanan Formulir integrasi pelayanan, formulir penjelasan tindakan
integrasi dan koordinasi dan dilihat dan medic dan informasi medik
dituangkan?
8 Untuk memenuhi kebutuhan pasien Formulir catatan perkembangan terintegrasi dan catatan
dalam waktu 24 jam sejak pasien masuk perkembangan perawat
sebagai pasien ranap perawat/dokter
wajib melakukan?
9 Perawatan yang direncanakan untuk DPJP dalam catatan perkembangan terintegrasi
pasien wajib ditinjau dan diverifikasi
oleh siapa?
10 Permintaan obat wajib ditulis sesuai Formulir order obat/alkes, dokter
dengan kebijakan RS tercermin dalam
formulir?
11 Indikasi klinis/medis wajib diisi pemeriksaan radiologi, jaringan/cairan, permintaan
dimana? tindakan endoskopi, clinical microbiology, clinical
laboratory di Form Permintaan pemeriksaan.
12 Siapakah yang boleh menulis Dokter dan dokter gigi ada di SK tentang pedoman
permintaan obat? pengelolaan obat
13 Siapa yang berkompeten melakukan Tim Code Blue yang sudah mendapatkan pelatihan
pelayanan Codeblue
14 Adakah RS wajib memberitahu pasien Ya tertera pada hak dan kewajiban pasien
dan keluarga mengenai hasil perawatan
dan pengobatan termasuk hasil yang
tidak terduga?
15 Adakah kebijakan RS untuk memandu Ada. SK tentang kebijakan penanganan pasien resiko
perawatan pasien resiko tinggi dan tinggi dan pemberian pelayanan resiko tinggi
penyediaan pelayanan resiko tinggi?
16 Pasien yang bagaimana yang
Pasien dalam keadaan koma dan pasien yang menggunakan
memerlukan alat bantuan hidup? ventilasi mekanik yang dirawat diruangan ICU
17 Pasien yang seperti apakah yang harus
1. Pasien dengan percobaan bunuh diri
mendapatkan penanganan restraint? 2. Pasien gaduh gelisah
18 Apa yang anda lakukan pada pasien 1. Harus mendapatkan persetujuan dari DPJP
yang harus dikekang (restraint)? 2. Harus ada Informed Consent
3. Monitoring ketat pada area area yang mendapat
restraint
4. Tidak boleh memasang restraint pada area yang
mengganggu jalan nafas
19 Apa yang anda upayakan untuk 1. Identifikasi kebutuhan pasien
memenuhi pasien yang akan meninggal 2. Kebutuhan pendampingan rohani
dunia? 3. Pengkajian nyeri dan terapi nyeri pasien
20 Apa yang anda ketahui tentang 1. Pelayanan Geriatri adalah penanganan masalah
Pelayanan Geriatri? menangani tentang proses penuaan yang timbul pada
orang berusia lanjut.
2. Pasien Lanjut usia diatas 60 tahun memeiliki penyakit
majemuk.maka untuk itu diperlukan pelayanan
Geriatri di RS dan membentuk Tim Geriatri
3. Tim Geriatri terdiri dari Multidisipliner yang mengani
masalah kesehatan usia lanjut.
4. Tim Geriatri terdiri dari dari dokter dokter penyakit
dalam atau dokter umum yang telah dilatih,
psikologis, perawat yang telah mendapatkan pelatihan
juga
5. Ada kegiatan rutin untuk Pelayanan Gariatri yang
berkoordinasi dengan bagian PKRS.
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Kebijakan tentang tindakan sedasi Sesuai dengan kebijakan SK Direktur Utama
moderat-dalam dilakukan oleh? semua tindakan sedasi dilakukan oleh dokter
anestesi
2 Syarat perawat yang melakukan asisten Sesuai dengan kebijakan SK Direktur : perawat,
dan memonitoring pasien sedasi? dokter yang sudah terlatih (BHD) yang teregistrasi
dan bersertifikat yang dilatih untuk memberikan
medikasi dan memonitor pasien selama pasien
dalam sedasi moderat, dibawah supervisi langsung
dr.Anestesi.
3 Kriteria pemulihan pasien pindah Pasien pindah dari recovery room menggunakan
keruangan setelah pasien tindakan kriteria alderete score dan penilaian akhir
sedasi dan anastesi? dilakukan oleh dokter spesialis anastesi.
4 Pencatatan dan pendokumentasian Tindakan sedasi/anestesi harus dicatat di Formulir
dalam proses tindakan sedasi dan catatan Anastesi / Sedasi yang mencakup pra
anastesi dilakukan pada form apa?
anestesi, pemantauan selama anestesi, ruang pulih
dan pasca anestesi.
5 Sedasi Sedasi sedang Sedasi berat / Anestesi
ringan/minimal (pasien sadar) dalam umum
(anxiolysis)
Proses Checklist Patient Safety ini merupakan standar operasi yang meliputi pembacaan
dan pengisian formulir sign in yang dilakukan sebelum pasien dianestesi di holding area,
time out yang dilakukan di ruang operasi sesaat sebelum incisi pasien operasi dan sign out
setelah operasi selesai sebelum penutupan kulit (dapat dilakukan di recovery room). Proses
sign in, time out dan sign `out ini dipandu oleh perawat sirkuler dan diikuti oleh operator,
dokter anestesi, perawat.
PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO)
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Apa saja daftar obat-obat yang termasuk Daftar obat-obatan NORUM (Nama Obat Rupa
dalam NORUM? Bagaimana Ucapan Mirip) /LASA (Look A Like Sound Alike)
penyimpananny dapatditemukan di SPO Obat-
obatan NORUM/LASA. Penyimpanannyaditandai
stiker LASA “Look( Look A Like Sound Alike)Contoh
obat look a like adalahobat-obat dengan tampilan
yangmirip namun sebenarnya berbedadosis (misalnya
Amlodipin 5 mgdan Amlodipin 10 mg). Sementaracontoh
obat sound alike adalahazithromycin dan erithromycin
2. Bagaimana kebijakanpenyimpanan Obat- obatan high alert ditandai stiker “high alert”.
obatHigh Alert di RS? Khusus untuk larutan elektrolit pekat juga diberi
penandaan stiker yang bertuliskan “KCL ampul 25 ml
harusdilarutkan, diberikan sesuaidosis, dilarang
memberikansecara iv langsung”, khusus insulin diberi
stiker “High alertInsulin”
3. Bagaimana prosedurpengelolaan • Obat emergensi disimpan dalamtroli/kit/lemari
obatemergensi di RS? emergensi terkunci, diperiksa, dipastikanselalu tersedia
dan harus digantisegera jika jenis dan jumlahnyasudah
tidak sesuai lagi dengandaftar yang
ditempel/digantungditroli/kit/lemari
emergensi.Perbekalan farmasi dan penguncian troli
tersebutdikontrol oleh farmasi.
• Troli akan dibuka 3 bulan sekaliuntuk dilakukan
pemeriksaan kesesuaian perbekalan farmasi dengan
daftar, ketepatan penyimpanan dan
tanggalkadaluwarsa.
4. Bagaimana alur pelaporan insiden Baik dokter maupun perawat yang menemukan terjadinya
apabila terjadi medication error? medicationerror boleh melaporkan kejadian tersebut.
SPO Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
5. Bagaimanakah kebijakan RS Resep harus memenuhi kelengkapan:
tentang persyaratan resep yang • Nama pasien, tanggal lahir atau umur pasien (jika tidak
lengkap? dapat mengingat tanggal lahir), no rekam medik dan
berat badan pasien (untuk pasien anak)
• Nama dokter, tanggal penulisan resep dan ruang
pelayanan
• Mengisi kolom riwayat alergi obat pada bagian kanan
atas lembar resep manual
• Menuliskan tanda R/ pada setiap sediaan. Untuk nama
obat tunggal ditulis dengan nama
generik. Untuk obat kombinasi ditulis sesuai nama
dalam Formularium, dilengkapi dengan bentuk sediaan
obat (contoh: injeksi, tablet, kapsul, salep), serta
kekuatannya (contoh: 500 mg, 1 gram)
• Bila obat berupa racikandituliskan nama
setiapjenis/bahan obat dan jumlahbahan obat (untuk
bahan padat :mikrogram, miligram, gram) danuntuk
cairan: tetes,milliliter, liter.
• Pencampuran beberapa obat dalam satu sediaan tidak
dianjurkan, kecuali sediaan dalam bentuk campuran
tersebut telah terbukti aman dan efektif.
• Aturan pakai (frekuensi, dosis, rute pemberian). Untuk
aturan pakai jika perlu atau prn atau “pro re nata”, harus
dituliskan dosis maksimal dalam sehari.
6. Bagaimana prosedur pemberian obat Pemberian obat menggunakan prinsip 6 benar:
yang berlaku di RS ini? 1. Benar Pasien
2. Benar Obat
3. Benar Dosis
4. Benar Cara Pemberian
5. Benar Waktu Pemberian
6. Benar Dokumentasi
7 Bagaimana kebijakan mengenai pasien 1. Tidak diijinkan, namun jika kondisi memaksa harus
pasien yang membawa obat-obatnya dimintakan persetujuan DPJP. SPO pengelolaan
sendiri? perbekalan farmasi yang dibawa pasien dari luar.
2. Diberikan kepada perawat untuk didata, dikaji oleh
farmasi kelayakannya, dikonsultasikan ke dokter untuk
dilanjut/distop. Yang distop disimpan diplastik dan
diserahkan kembali ke pasien saat pasien pulang.
8 Bagaimana komunikasi farmasi dan Apabila farmasi melakukan konfirmasi kedokter dan
perawat jika ada instruksi penggantian diterima instruksi perubahan terapi maka farmasi
obat dari dokter pada saat konfirmasi menghubungi perawat untuk menyampaikan perubahan,
order farmasi kepada dokter? mencatat nama perawat, nama diri dan waktu konfirmasi.
9 Bagaimana anda memastikan semua Untuk memastikan keamanan obat-obatan, obat-obatan
obat-obatan yang ada diruangan aman ditempat terkunci dan ada penanggung jawab yang jelas
dari kehilangan dan pencurian? atau khusus difarmasi dijaga selama 24 jam
10 Siapa yang berhak mengakses ruang Yang berhak mengakses obat ditempat penyimpanan obat
penyimpanan obat-obatan? Bagaimana adalah perawat, dokter. tempat penyimpanan obat selalu
orang yang tidak berhak mengakses terkunci dan kunci dipegang oleh penanggung jawab yang
ruang penyimpanan obat dapat jelas (PJ Ruangan) pada saat berada diruang penyimpanan
melakukan tugasnya diruang obat, pihak yang tidak berhak mengakses didampingi oleh
penyimpanan obat? (contoh: petugas ruangan.
maintanence, house keeping)
11 Bagaimana prosedur penulisan order SPO Penulisan Resep dan SPO Penulisan Form Order
yang aman dan lengkap? Obat/Alkes Rawat Inap
12 Apakah terdapat kebijakan dan prosedur 1. Apabila belum diperoleh jawaban pasti, farmasi
yang membahas tindakan terkait resep menelepon dokter untuk melakukan konfirmasi hingga
dan permintaan yang tidak terbaca/tidak mendapat konfirmasi
lengkap? 2. Bilamana dokter pembuat resep/instruksi tidak dapat
dihubungi, maka farmasi berusaha memperoleh
konfirmasi dari DPJP
3. Bila kedua langkah tersebut tidak dapat dilakukan, mana
menunggu hingga dokter dapat dihubungi, dilaporkan
kepada dokter jaga ruangan.
13 Bagaimana anda memastikan bahwa Perawat yang menyiapkan obat melakukan double cek
admixture (pengeplosan) obat anda sudah dengan perawat lain. Obat disiapkan sesuai dengan
benar? rekomendasi pada brosur/jika tidak tahu menghubungi
farmasi.
14 Bagaimana anda memastikan anda telah Perawat sebelum memberikan obat melakukan cek nama
memberikan obat injeksi untuk pasien pasien dan no RM pasien dengan nama obat yang tertera
yang benar? “Label Obat Siap Pakai” berisi informasi nama pasien, no
rekam medis, nama obat dan rute pemberian.
15 Bagaimana anda memastikan infus obat Perawat melakukan perhitungan kesesuaian kecepatan
diberikan dengan kecepatan yang benar? tetesan/menitnya sesuai dnegan kebutuhan infusan per hari
serta pengecekan kecepatan infus secara berkala : pada saat
pemberian obat; pada saat pergantian dinas; pada saat cek
tanda tanda vital.
16 Apakah anda tahu apakah yang dimaksud High alert medication adalah obat obatan yang berpotensi
dengan obat high risk (high alert)? menyebabkan sentinel event (kematian/cacat
permanen)/cidera berat (cidera fisik/psikologis yang berat)
disebabkan pemberian oabat yang tidak benar.
17 Siapa yang boleh menuliskan Dokter yang memiliki SIP yang bekerja di RS USU
resep/instruksi pengobatan pasien?
18 Bagaimana prosedur aseptis dalam 1. Dilakukan ditroli preparasi yang bersih, jauh dari ruang
penyiapan sediaan steril obat pasien? pasien
2. Melakukan cuci tangan sebelum melakukan penyiapan
sediaan steril
3. Menggunakan jarum suntik steril
4. Buang vial multidose bila telah terkontaminasi atau
sterilitasnya tidak terjamin
5. Desinfeksi diafragma karet penutup vial multidose
dengan alkohol 70% dan biarkan kering sebelum
menusukan jarum steril
6. Gunakan alat steril untuk mengambil obat dari vial
multidose, hindari pemakaian jarum dan syringe yang
telah dipakai pasien. Hindari
menyentuh/mengkontaminasi alat steril sebelum
penusukan.
7. Untuk obat ampul hanya boleh digunakan sekali pakai
(sisa dibuang)
19 Apa yang anda ketahui tentangn 1. Resistensi terhadap antimikroba (disingkat: resistensi
Pelayanan PPRA? antimikroba, dalam bahasa Inggris antimicrobial
PENGENDALIAN RESISTENSI resistance, AMR) menjadi masalah kesehatan yang
ANTIMIKROBA (PPRA) mendunia, dengan berbagai dampak merugikan yang
dapat menurunkan mutu dan meningkatkan risiko
pelayanan kesehatan khususnya biaya dan keselamatan
pasien.
Maksud
Penulisan Dosis penulisan Misinterpretasi Koreksi
dosis
Tidak boleh menulis
Angka „0‟ di belakang Disalahartikan
1 mg angka ‟0‟ setelah koma
koma (contoh: 1,0 mg) sebagai 10 mg
(1 mg)
Angka ‟0‟ di depan koma Disalahartikan Tidak boleh
pada penulisan desimal 0,5 mg
sebagai 5 mg menghilangkan angka „0‟
(contoh: ,5 mg) di depan koma (0,5 mg)
Penulisan dosis dan Disalahartikan Tempatkan spasi
Obat langsung digabung sebagai Inderal antara
Inderal 40 mg
tanpa spasi (contoh: 140 mg dan nama obat, dosis,
Tegretol 300 mg
Inderal 40mg, Tegretol dan
Tegretol 300mg) 1300 mg satuan dosis
Tempatkan
Penulisan jumlah dosis Huruf „m‟ sering
Spasi antara
dan satuan dosis 10 mg Disalahartikan
jumlah dosis
digabung 100 ml sebagai
dan satuan
(contoh: 10mg, 100 mL) angka „0‟
dosis
Tanda titik sering Tidak
Penulisan satuan dosis Disalahartikan Menggunakan
dengan tanda titik di Mg sebagai titik
belakangnya mL angka ‟1‟ jika setelah
(contoh: mg. mL.) cara penulisan
penulisan buruk satuan
dosis
Menggunakan
Koma yang
Tepat pada
Jumlah dosis
Penulisan dosis yang 1.000 unit
Disalahartikan
besar tanpa penempatan 100.000 unit atau lebih.
dengan
tanda koma yang benar Dapat juga
jumlah yang
(contoh: 100000 unit, 1.000.000 unit menggunakan
berbeda
1000000 units) kalimat,
contoh: ‟100 ribu‟ da
n ‟1 juta‟
sehingga
lebih mudah
Penulisan Singkatan Obat yang Tidak Boleh Digunakan
dibaca
Disalahartikan
sebagai Ditulis dengan
AZT Zidovudin
„azatriopin‟ atau „zidovudin‟
„aztreonam‟
Disalahartikan
Ditulis dengan
HCl Asam klorida Sebagai kalium
lengkap
klorida
Disalahartikan
Ditulis dengan
HCTZ Hidroklorotiazid sebagai
‟hidroklorotiazid‟
‟hidrokortison‟
Disalahartikan Ditulis dengan
Magnesium
MgSO4 sebagai ‟magnesium
sulfat
‟morfin sulfat‟ sulfat‟
Disalahartikan Ditulis dengan
MS, MSO4 Morfin sulfat sebagai ‟morfin
‟magnesium sulfat‟
sulfat‟
Disalahartikan
Ditulis dengan
ZnSO4 Zinc sulfat sebagai
‟zinc sulfat‟
‟morfin sulfat‟
Penulisan Maksud
Misinterpretasi Koreksi
nama obat penulisan
Disalahartikan Ditulis
”Nitro”drip Infus nitrogliserin sebagai dengan ‟infus
infus ‟natrium nitrogliserin‟
nitroprusid‟
Disalahartikan Ditulis dengan
Norflox Norfloksasin
sebagai ‟norfloksasin‟
Vankomisin ‟Norflex‟
Disalahartikan Ditulis dengan
IV Vanc
intravena sebagai ‟vankomisin IV‟
3. Berkas Rekam Medis adalah milik RS sedangkan‟Ivanz‟ isi Rekam Medis adalah
milik pasien. Kerahasiaan pasien wajib di jaga. Berkas Rekam Medis hanya
bisa di akses oleh DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pasien) atau oleh
sepengetahuan Direktur Medis.
4. Pihak-pihak yang punya akses setelah disumpah janji untuk menjaga
kerahasiaan pasien.
5. Berkas Rekam Medis di isi oleh DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pasien) dan
dilengkapi dalam 1x24 jam setelah pasien pulang
6. Penulisan Diagnosa berdasarkan kode ICD X dan penulisan tindakan medis
disesuaikan dengan kode ICD IX CM
1. Prosedur Evakuasi
2. Jalur Evakuasi
Jalur Evakuasi adalah jalur yang digunakan untuk proses evakuasi (proses
penyelamatan) dari kejadian bencana alam. Jalur Evakuasi di Rumah Sakit Muni
Teguh Memorial Hospital mengikuti petunjuk tanda panah menuju pintu darurat
mengikuti tangga evakuasi menuju titik berkumpul yang ada.
3. Titik Berkumpul
Titik berkumpul adalah area yang aman untuk berkumpul para korban saat terjadi
bencana alam.
Titik berkumpul di RS USU adalah :
• Depan pintu masuk halaman parkir rumah sakit
• Samping IGD pintu masuk
4. Peran Lantai
Peran lantai terbagi menjadi empat peran yang setiap peran akan melaksanakan
tugasnya masing – masing sesuai dengan jadwal topi yang diwajibkan :
• Topi merah : Memadamkan api yang muncul dengan alat pemadam ringan yang
tersedia
• Topi putih : Mengevakuasi pasien dan Menyelamatkan barang atau dokumen
penting yang ada di ruangan
• Topi kuning : Menekan tombol code RED 777.
• Topi biru : Melokaliser lokasi umtuk pengamanan dan melaporkan kejadian
kepada satpam, Aipon 1912
5. Prosedur R-A-C-E
R – RESCUE / REMOVE (Menyelamatkan / memindahkan orang dari sumber
bahaya)
A – ALARM / ALERT (Mengaktifkan alarm / memberitahu petugas yang lain
untuk bantuan keselamatan)
C – CONFINE (Membatasi / memutus sumber bahaya)
E – EXTINGUISH/EVACUATE(Memadamkan api danevakuasi)
PERTANYAAN JAWABAN
PERTANYAAN JAWABAN
APAT adalah Alat Pemadam Api Tradisional
Cara penggunaan APAT :
1. Cari suatu benda / alat seperti kain, karung goni, handuk dan lainnya.
2. Basahi selimut / karung dengan air.
3. Padamkan api dengan memperhatikan arah angin
2. Simbol – simbol K3
a. Gambar
b. PETUNJUK Evakuasi
JALUR
EVAKUAS
c. Bahan mudah terbakar
B. Kriteria Healthcare Associated Infections (HAIs) menurut CDC, WHO tahun 2007
1. Infeksi yang terjadi selama proses perawatan di rumah sakit atau di fasilitas kesehatan
lainnya setelah mendapatkan perawatan selama 2 x 24 jam.
2. Saat masuk pasien tidak ada infeksi atau tidak dalam masa inkubasi.
3. Infeksi didapat dirumah sakit tapi muncul setelah pulang.
4. Juga infeksi pada petugas kesehatan yang terjadi karena pekerjaan
C. Kewaspadaan Isolasi
Kewaspadaan Isolasi terdiri dari 2 lapisan antara lain :
a. Kewaspadaan Standar
Merupakan gabungan Universal Precautiondan Body Substance Isolation
Kewaspadaan berdasarkan transmisi
Sebagai tambahan Kewaspadaan Standar, terutama setelah terdiagnosis jenis
infeksinya.
Sangat direkomendasikan untuk seluruh rumah sakit dan telah ditinjau efektif oleh
para ahli di lapangan.
A. KEWASPADAAN STANDAR
Kewaspadaan Standar untuk pelayanan semua pasien.
1. Kebersihan tangan/Hand hygiene
• Merupakan salah satu prosedur yang paling efektif mencegah Healthcare
Associated Infections (HAIs) bila dilakukan dengan baik dan benar.
• Cuci tangan dengan air dan sabun jika tangan terlihat kotor.
• Gosok tangan dengan hand rub berbasis alkohol jika tangan tidak terlihat kotor.
• 5 moment for hand hygiene / 5 saat melakukan kebersihan tangan :
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum melakukan tindakan aseptik
3. Setelah terkena cairan tubuh pasien
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan di sekeliling pasien
• Tehnik kebersihan tangan
Sebelum melakukan kebersihan tangan pastikan perhiasan yang berada di tangan
dilepaskan terlebih dahulu seperti : cincin (termasuk cincin kawin), gelang, arloji.
• Tehnik membersihkan tangan dengan 6 langkah mencuci tangan menggunakan
sabun dan air :
3. Penangan Limbah
a. Limbah padat infeksius
• Semua jenis sampah yang sudah terkontaminasi dengan cairan tubuh pasien
• Ditempatkan dalam tempat sampah yang dilapisi kantung plastik berwarna
kuning dan diberi label sampah infeksius
• Dimusnahkan dengan menggunakan incenerator
b. Limbah padat non infeksius
• Semua jenis sampah yang tidak terkontaminasi dengan cairan tubuh pasien
• Ditempatkan dalam tempat sampah yang dilapisi kantung plastik berwarna
hitam dan diberi label sampah non infeksius
• Bekerjasama dengan Dinas Kebersihan Kota Medan untuk pemusnahannya
c. Limbah Benda Tajam
• Semua jenis sampah yang mempunyai permukaan yang tajam
• Dikumpulkan dalam kontainer yang tahan tusuk dan tahan air
• Dimusnahkan dengan menggunakan incenerator
d. Limbah Cair Infeksius
• Dibuang ke slop sink / spoel hook
4. Pengendalian Lingkungan
Pertahankan kondisi lingkungan sehat dengan cara :
• Udara bersih, sistem ventilasi
• Penyedian air bersih
• Permukaan lingkungan bersih
• Penataan peralatan sedemikian rupa sehingga tampak rapi dan mudah dibersihkan
• Binatang (kucing, anjing, tikus, lalat, nyamuk dan kecoak) tidak ada disekitar
ruangan
6. Penanganan Linen
• Memisahkan linen kotor dan linen bersih
• Memisahkan linen kotor ternoda darah atau cairan tubuh dan linen kotor tidak
ternoda
• Tidak menempatkan linen kotor dilantai
• Menyimpan linen di lemari tertutup
• Membawa linen kotor dan linen bersih dalam keadaan tertutup
• Persediaan sesuai kebutuhan
8. Penempatan Pasien
• Pasien infeksius di ruang terpisah dan diberi jarak > 1 m
• Lakukan kohorting bila memungkinkan
• Bila keduanya tidak memungkinkan konsultasikan dengan petugas PPI
• Lakukan kewaspadaan sesuai cara transmisi penyebab infeksi
• Pisahkan pasien yang tidak dapat menjaga kebersihan lingkungannya