1. Malnutrisi merupakan interaksi kompleks antara penyakit dan gizi . Prevalensi kejadian
malnutrisi di rumah sakit bervariasi sekitar 20-68% .Malnutrisi di rumah sakit
menyebabkan morbiditas dan mortalitas. Penurunan kekuatan otot, perlambatan
penyembuhan, penurunan kualitas hidup pasien yang rawat inap memenuhi kriteria
inklusi diagnosa masuk berakibat memperpanjang masa rawat dan menambah biaya
perawatan. Oleh karena itu Skrining gizi merupakan tahap awal penentuan risiko. Alat
eksklusinya adalah pasien didiagnosa masuk rumah sakit skrining gizi yang digunakan
pada pasien dewasa dan anak seperti Subjective Global Assessment (SGA), Malnutrition
Universal Screening Tool (MUST) dan Malnutrition Screening Tool (MST). Kegunaan
alat skrining tersebut dievaluasi mampu memprediksi outcome klinis yang relevan seperti
kelompok terpapar (berisiko malnutrisi) dan subjek tidak terpapar (tidak berisiko
malnutrisi). Malnutrisi juga dapat diketahui dari parameter biokimia laboratorium.
4. Pertemuan rutin disepakati sebulan sekali, akan tetapi tidak harus semua Tim Pokja
5. Berdasarkan hasil rapat hari ini maka kriteria nutrisionalis akan didasarkan pada kondisi
pasien dan hasil laboratorium pasien.
6. Metode yg digunakan untuk assesment gizi awal pasien baik pasien dewasa maupun anak
adalah MST (Malnutrition Screening Tools) dan dilakukan oleh perawat .
7. Untuk score MST > 2 maka akan dilakukan assesment gizi lanjutan oleh Ahli Gizi