Anda di halaman 1dari 3

PROSEDUR

SKRINING GIZI PASIEN DEWASA


PEMERINTAH
DAERAH RSUD SMC
KABUPATEN KABUPATEN
TASIKMALAYA TASIKMALAYA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1/2

Ditetapkan oleh:
STANDAR Tanggal Terbit : Direktur RSUD SMC
PROSEDUR Kabupaten Tasikmalaya

OPERASIONAL Tanggal Efektif:

dr. H. Iman Firmansyah, M.MKes


NIP. 19730531 200212 1 002
Skrining gizi adalah proses identifikasi adanya risiko malnutrisi akibat
Pengertian penyakit pada pasien baru secara cepat dan tepat.
Mengetahui tingkat risiko malnutrisi pasien baru sedini mungkin,
Tujuan sehingga pasien yang berisiko malnutrisi dapat segera dikaji masalah
gizinya dan mendapat intervensi gizi yang tepat, sehingga status gizi
pasien selama dirawat dapat diperbaiki dan tidak semakin memburuk.
SK Direktur No. 800/KEP.34/RSUD-SMC/2020 tentang Pelayanan Gizi
Kebijakan / Dasar
Pada Rumah Sakit Umum Daerah Singaparna Medika Citrautama
Hukum
Kabupaten Tasikmalaya.
Prosedur a. Skrining Gizi Awal
1. Skrining gizi awal dilaksanakan oleh perawat dalam waktu 1x24
jam
2. Perawat melakukan skrining gizi awal dengan menggunakan
Malnutrition Screening Tool (MST) untuk menentukan risiko
malnutrisi yang terdiri dari 2 pertanyaan yaitu riwayat penurunan
BB dan nafsu makan/kesulitan makan pasien. Pertanyaan ini bisa
diajukan kepada pasien atau keluarga.
3. Perawat akan menentukan tingkat risiko malnutrisi pasien
berdasarkan nilai skor dari 2 pertanyaan tersebut. Kategori
tingkat risiko malnutrisi:
 nilai 0-1 = risiko rendah,
 nilai 2-3 = risiko sedang,
 nilai 4-5 = risiko tinggi.
4. Jika hasil skrining gizi awal 0-1 maka akan dilakukan skrining
ulang oleh perawat setelah 7 hari
5. Jika hasil skrining gizi awal ≥ 2, maka dilakukan skrining gizi
lanjut oleh ahli gizi.
b. Skrining Gizi lanjut
1. Ahli gizi akan mengunjungi pasien baru dengan skor skrining
gizi awal ≥ 2

PROSEDUR
SKRINING GIZI PASIEN DEWASA
PEMERINTAH
DAERAH RSUD SMC
KABUPATEN KABUPATEN
TASIKMALAYA TASIKMALAYA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


2/2

2. Selanjutnya ahli gizi akan melakukan asesmen/pengkajian gizi


pada pasien dengan menggunakan Subjective Global
Asessment (SGA) untuk menentukan status gizi yang terdiri dari
6 poin penilaian yaitu perubahan berat badan, perubahan intake
makanan, perubahan gastrointestinal, perubahan kapasitas
fungsional, penyakit dan hubungannya dengan kebutuhan gizi
dan penilaian fisik. Dengan kriteria A, B dan C.
3. Ahli gizi akan menentukan status gizi pasien berdasarkan nilai
skor dari 6 poin penilaian tersebut. Dengan kategori skor
Prosedur
sebagai berikut :
 Skor A = Gizi baik/normal (jika skor A ≥ 50%)
Skrining ulang setelah 5 hari
 Skor B = Gizi kurang/sedang (jika skor B ≥ 50%)
Skrining ulang setelah 3 hari
 Skor C = Gizi buruk (jika skor C ≥ 50%)
Harus diberikan asuhan gizi (NCP=Nutrition Care
Process) dan di monitoring asupan makannya setiap
hari.
Keterkaitan - SPO Asuhan Gizi Pasien Rawat Inap
- SPO Asuhan Gizi Pasien Rawat Jalan
Peringatan Terabaikannya SPO ini, mengakibatkan pasien yang beresiko
malnutrisi tidak teridentifikasi
Kualifikasi Pelaksana - Ahli Gizi
- Perawat

Anda mungkin juga menyukai