DAFTAR ISI i
BAB I PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. TUJUAN PEDOMAN 2
C. RUANG LINGKUP 2
D. BATASAN OPRASIONAL 2
E. LANDASAN HUKUM 3
F. LANDASAN HUKUM 6
BAB III ORGANISASI KOMITE PPA LAIN DAN STAF KLINIS LAIN 14
A. STRUKTUR ORGANISASI 14
B. URAIAN TUGAS 14
C. TATA HUBUNGAN KERJA 17
B. PELAPORAN 23
i
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR
RSIA PERMATA IBUNDA
NOMOR: 149/SK-DIR/RSIA-PI/XI/2022…..
TENTANG
PROGRAM KERJA KOMITE PPA LAIN
DIREKTUR
Menimbang 1. Bahwa dalam rangka penyelenggaraan tata kelola klinis (Clinical
Governence) yang baik agar mutu pelayanan medis dan keselamatan
pasien lebih terjamin dan terlindungi.
2. Bahwa agar hal tersebut pada huruf a dapat terlaksana dengan baik
maka perlu adanya kebijakan Direktur RSIA Permata Ibunda sebagai
penyelenggaraan Komite PPA Lain di RSIA Permata Ibunda.
3. Bahwa untuk maksud sebagaimana tersebut diatas, perlu ditetapkan
dengan Keputusan Direktur RSIA Permata Ibunda.
Mengingat 1. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan.
2. Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit.
3. Keputusan Presiden Nomor 40 Tahun 2001 tentang Pedoman
Kelembagaan dan Pengelolaan Rumah Sakit Daerah.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1333 /
Menkes / SK / XII / 1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Keputusan Direktur RSIA Permata Ibunda tentang Kebijakan
Pedoman kerja Komite PPA Lain di RSIA Permata Ibunda.
KEDUA : Kebijakan Penyelenggaraan Komite PPA Lain di RSIA Permata
Ibunda sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan ini.
KETIGA : Pembinaan dan pengawasan Penyelenggaraan Komite PPA Lain di
RSIA Permata Ibunda dilaksanakan oleh Direktur dan Komite PPA
Lain bertanggung jawab kepada Direktur RSIA Permata Ibunda.
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
disampaikan kepada yang bersangkutan untuk dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab.
KELIMA : Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam
Keputusan ini, maka akan dilakukan perbaikan sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di : Pandeglang
Pada Tanggal : 01 NOvember 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tenaga Kesehatan Lain adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di rumah sakit,
didasarkan pada ilmu dan kiat Tenaga Kesehatan Lain, yang ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik sehat maupun sakit
mencakup seluruh proses kehidupan manusia, baik secara independen,
dependen dan atau interdependen sesuai dengan kewenangannya. Tenaga
Kesehatan Lain ini disebut juga dengan Profesional Pemberi Asuhan (PPA)
lain dan Staf Klinis lain. PPA adalah staf klinis profesional yang langsung
memberikan asuhan kepada pasien.
Fungsi Profesional Pemberi Asuhan (PPA) lain dan Staf Klinis lain salah
satunya adalah meningkatkan profesionalisme Bidan, Doker Gigi, Apoteker,
Asisten Apoteker, Nutrisionis, Laboratorium, di rumah sakit melalui proses
kredensial bagi seluruh Profesional Pemberi Asuhan (PPA) lain dan Staf
Klinis lain yang akan melakukan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Setelah
dilakukan proses kredensial maka PPA lain dan staf klinis lain akan memiliki
kewenangan klinis. Proses kredensial yang dilakukan oleh Sub Komite
Kredensial PPA lain dan staf klinis lain bersama dengan Mitra Bestari.
Kewenangan Klinis itulah yang dijadikan dasar bagi Direktur Rumah Sakit
untuk memberikan Penugasan Klinis kepada PPA lain dan staf klinis lain.
Dalam hal pelaksanaan fungsi dan tugasnya Komite PPA lain dan Staf
Klinis lainmemerlukan panitia Ad Hoc yang terdiri dari Staf PPA lain dan Staf
Klinis lainnya. Untuk membentuk persamaan presepsi, pemahaman, dan cara
pandang mengenai fungsi dan tugas komite PPA lain dan Staf Klinis lain di
RS maka diperlukan adanya pedoman kerja bagi komite PPA lain dan Staf
Klinis lain di RS. Dengan pemahaman yang sama pada seluruh PPA lain di RS
diharapkan akan mempermudah terselenggaranya komite PPA dan Staf
lainnya yang bisa membangun iklim kerja profesionalisme PPA lain dan staf
klinis lain untuk meningkatkan kualitas pelayanan PPA lain dan Staf Klinis
lain di RS, sehingga berdampak pada peningkatan mutu, keselamatan, dan
kepuasan klien Rumah Sakit.
PEDOMAN KERJA KOMITE PPA LAIN DAN STAF KLINIS LAIN 1
B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum
Pedoman bagi komite PPA lain dan Staf Klinis lainnya dalam
menyelenggarakantugas dan fungsinya.
2. Tujuan Khusus
a. Terbentuknya persamaan pemahaman, persepsi dan cara pandang serta
paradigma dalam penyelenggaraan komite PPA lain dan Staf Klinis
lainnya diRS.
b. Terselenggaranya komite PPA lain dan Staf Klinis lainnya di RS
sesuai dengan PMK Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
c. Terbentuknya iklim profesional PPA lain dan staf klinis lain dalam
rangka meningkatkan kualitas asuhan dan pelayanan PPA lain dan Staf
Klinis lain di RS, sehingga berdampak pada mutu pelayanan,
keselamatan pasien, dan kepuasan pelanggan RS.
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Komite PPA lain dan Staf Klinis lainnya meliputi:
1. Kredensial dan re-kredensial PPA lain dan Staf Klinis lainnya
2. Mutu profesi staf PPA lain dan Staf Klinis lainnya
3. Etika, disiplin, dan perilaku profesi staf PPA lain dan Staf Klinis lainnya
D. BATASAN OPERASIONAL
1. Komite PPA lain dan Staf Klinis lainnya adalah wadah non struktural
rumah sakit yang mempunyai fungsi utama mempertahankan dan
meningkatkan profesionalisme PPA lain dan Staf Klinis lainnya melalui
mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi dan pemeliharaan etika dan
disiplin profesi.
2. Staf PPA lain dan Staf Klinis lainnya adalah Seluruh Bidan, Dokter gigi,
Analis Kesehatan, Ahli gizi, Apoteker dan Asisten Apoteker RSIA
Permata Ibunda.
3. Kewenangan klinis adalah uraian intervensi yang dilakukan oleh staf PPA
lain dan Staf Klinis lainnya berdasarkan area praktiknya.
4. Penugasan klinis adalah penugasan yang diberikan oleh Direktur RSIA
9. Rapat pleno, yaitu rapat koordinasi yang diadakan oleh komite PPA lain
dan Staf Klinis lain untuk melakukan evaluasi terhadap program kerja
yang telah dilakukan.
10. Gap kompetensi adalah kesenjangan yang terjadi antara level kompetensi
yang diperlukan PPA pada jenjang klinisnya dan level kompetensi PPA
yang dimiliki saat ini.
11. Audit adalah suatu proses analisa data yang menilai tentang proses atau
hasil asuhan dan pelayanan kesehatan pada klien untuk mengevaluasi
kelayakan dan keefektifan dalam asuhan atau pelayanan. Hal ini dilakukan
sebagai tanggung jawab dalam meningkatkan akuntabilitas dari PPA lain
dan Staf Klinis lain.
12. Continous Profesional Development (CPD) adalah proses yang harus
dilakukan oleh setiap individu dalam rangka mempertahankan dan
memperbaharui perkembangan pelayanan kesehatan melalui penetapan
standar yang tinggi dari praktik profesional.
E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
Jenjang
TKL TKL1 TKL 2 TKL 3 TKL 4 TKL
5
Pendidikan
-
DIII 0–5 5 – 9 th > 9 th
th
DIV 0–4 4 – 8 th 8 – 12 th > 12 th
th
S1 0–3 3 – 6 th 6 – 9 th > 9 th
th
S2 0–4 > 4 th
th
yang berbeda-beda. Berikut merupakan data profil dasar asuhan dan pelayanan:
Tabel 2.2 Data Profil Dasar Staf PPA lain dan Staf Klinis lain sesuai Area Praktik
Kualifika
No Unit si
Pendidikan Persyaratan
Pendidikan Non Formal
Formal Tambahan
1. Pelatihan APN, PPGDON 1. STR
2. Pelatihan Internal: 2. SIP
4. Pembahasan Kasus
Pembahasan kasus merupakan suatu proses analisis mengenai proses
asuhan dan pelayanan yang sedang berlangsung maupun hasil asuhan dan
pelayanan pada pasien yang sudah pulang untuk mengevaluasi kelayakan
dan keefektifan tindakan asuhan dan pelayanan. Pembahasan kasus
dilakukan oleh sub komite mutu dibantu dengan ketua Komite PPA lain
dan Staf Klinis lain. Ketentuan pelaksanaan pembahasan kasus yaitu
sebagai berikut:
a. Area pembahasan kasus ialah rawat jalan, rawat inap dan rawat khusus.
b. Pembahasan kasus dilakukan 2x dalam satu triwulan.
c. Tim pembahasan kasus terdiri sub mutu Komite PPA lain dan Staf
Klinis lain dan dibantu oleh ketua Komite PPA lain dan Staf Klinis
lain.
D. ORIENTASI
Kegiatan orientasi mengenai Komite PPA lain dan Staf Klinis lain dilakukan
pada saat orientasi kelas dengan jadwal mengikuti jadwal yang diberikan oleh
bagian asuhan dan pelayanan (orientasi khusus). Kegiatan orientasi kepada
tenaga kesehatan baru mengenai Komite PPA lain dan Staf Klinis lain diisi
dengan materi sebagai:
1. Struktur organisasi Komite PPA lain dan Staf Klinis lain
2. Alur kredensial dan re-kredensial
3. Kode etik dan disiplin profesi tenaga kesehatan
4. Alur penyelesaian dugaan kasus pelanggara etik dan disiplin profesi
A. STRUKTUR ORGANISASI
DIREKTUR
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Komite PPA lain dan Staf Klinis lain
B. URAIAN TUGAS
1. Ketua Komite PPA lain dan Staf Klinis lain
a. Pengertian: Seorang Staf PPA lain dan Staf Klinis lain yang diberi
tanggung jawab dan wewenang dalam mengatur serta meningkatkan
profesionalisme tenaga asuhan dan pelayanan yang bekerja di Rumah
Sakit.
b. Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab:
1) Memberikan kepemimpinan, dukungan, bimbingan dan arahan
kepada sub komite.
2) Memberikan rekomendasi kepada Direktur Rumah Sakit terhadap
standar asuhan dan pelayanan asuhan dan pelayanan.
3) Bersama pengurus lain dan anggotanya menyusun rencana
program Komite PPA lain dan Staf Klinis lain selama satu periode
kepengurusan.
4) Mengesahkan rencana program komite ke Direktur Rumah sakit
dan mensosialisasikan dengan bidang asuhan dan pelayanan dan
anggota Komite PPA lain dan Staf Klinis lain.
5) Terlibat langsung dalam pembuatan, pengembangan dan evaluasi
KOMITE BIDANG
ASUHAN DAN ASUHAN DAN
SELURUH
TENAGA
Gambar 3.2 Tata Hubungan Kerja Komite PPA lain dan Staf Klinis lain
1. Direktur: Komite PPA lain dan Staf Klinis lain mempunyai tugas
membantu Direktur meningkatkan profesionalisme tenaga asuhan dan
pelayanan serta mengatur tata kelola klinis yang baik agar mutu asuhan
pelayanan asuhan dan pelayanan yang berorientasi pada keselamatan
pasien di Rumah Sakit lebih terjamin dan terlindungi. Komite PPA lain
dan Staf Klinis lain di RSIA Permata Ibunda ditetapkan dengan
keputusan Direktur RSIA Permata Ibunda, untukitu Komite PPA lain dan
Staf Klinis lain memiliki tanggung jawab untuk memberikan laporan
kepada direktur RSIA Permata Ibunda tentang hasil evaluasi mutu
pelayanan asuhan dan pelayanan yang telah dilakukan.
islain jasmani
2. Patien dan
t rohani
safety
2. Rapat Pleno
a. Rapat Pleno Komite PPA lain dan Staf Klinis lain diadakan sewaktu-
waktu bila dibutuhkan
b. Rapat Pleno dipimpin oleh Ketua Komite PPA lain dan Staf Klinis lain
serta dihadiri oleh Sub Komite, Koordinator, ataupun Supervisor
Asuhan dan pelayanan.
c. Agenda rapat pleno adalah membahas pelaksanaan program kerja,
melakukan evaluasi program kerja, koordinasi antar komite dan bidang
asuhan dan pelayanan, penentuan kewenangan klinis, atau pembahasan
masalah etik dan disiplin Staf PPA lain dan Staf Klinis lain.
d. Kehadiran rapat pleno adalah 1/2n+1 dari peserta rapat yang
diharapkan hadir.
A. DENAH RUANG
Ruangan Komite PPA lain dan Staf Klinis lain terletak di lantai 4 gedung B
RSIA permata Ibunda Tangerang.
Lemari
Lemari
J Meja
e
n
Meja
d
e
l
a
Gambar 4.1 Denah Ruang Komite PPA lain dan Staf Klinis lain
B. STANDAR FASILITAS
Komite PPA lain dan Staf Klinis lain dalam melaksanakan tugasnya
memerlukanfasilitas berikut:
1. Meja kerja
2. Komputer/ laptop
3. Printer
4. Alat tulis dan kantor
5. Akses internet
B. PELAPORAN
Jenis laporan di Komite PPA lain dan Staf Klinis lain terdiri dari:
1. Laporan Kerja
Laporan kerja berisi mengenai pelaksanaan program kerja Komite PPA
lain dan Staf Klinis lain yang dibuat selama 3 bulan sekali (triwulan) dan
laporan kegiatan. Laporan kerja Komite PPA lain dan Staf Klinis lain
mencakup laporan dari sub komite kredensial, mutu, etik dan disiplin
asuhan dan pelayanan. Laporan kegiatan berisi mengenai hasil kegiatan
yang dilakukan oleh Komite PPA lain danStaf Klinis lain misalnya laporan
audit asuhan dan pelayanan dan laporan pembahasan kasus.
2. Laporan Tahunan
Laporan tahunan berisi mengenai capaian hasil evaluasi program kerja
tahunan, serta perbaikannya. Laporan tahunan juga berisi mengenai
rekomendasiprogram kerja untuk tahun berikutnya.