INSTALASI GIZI
PALOPO
TAHUN 2016
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 3
A. Latar Belakang............................................................................................................................. 3
B. Tujuan Pedoman ......................................................................................................................... 4
C. Ruang Lingkup Pelayanan ........................................................................................................... 5
D. Batasan Operasional ................................................................................................................... 5
E. Landasan Hukum......................................................................................................................... 8
BAB II STANDAR KETENAGAAN ............................................................................................................... 9
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia ............................................................................................... 9
B. Distribusi Ketenagaan dan Pengaturan Jaga ............................................................................. 10
BAB III STANDAR FASILITAS ................................................................................................................... 11
A. Denah Ruang ............................................................................................................................. 11
B. Standar Fasilitas ........................................................................................................................ 13
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN ...................................................................................................... 21
A. Pelayanan Gizi Rawat Jalan ....................................................................................................... 21
B. Pelayanan Gizi Rawat Inap ........................................................................................................ 22
C. Penyelenggaraan Makanan....................................................................................................... 23
D. Penelitian Dan Pengembangan Gizi .......................................................................................... 26
BAB V LOGISTIK ..................................................................................................................................... 28
BAB VI KESELAMATAN PASIEN .............................................................................................................. 32
A. Pengertian ................................................................................................................................. 32
B. Tujuan ....................................................................................................................................... 32
C. Tatalaksana Keselamatan Pasien .............................................................................................. 32
BAB VII KESELAMATAN KERJA ............................................................................................................... 34
A. Pedoman Umum ....................................................................................................................... 34
B. Penanganan Kecelakaan di gizi ................................................................................................. 39
C. Penanganan Limbah .................................................................................................................. 40
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU ........................................................................................................... 42
A. Mutu Pelayanan ........................................................................................................................ 42
B. Upaya Peningkatan Mutu ......................................................................................................... 43
C. Indikator Pengendalian mutu ................................................................................................... 44
BAB IX PENUTUP ................................................................................................................................... 49
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan persaingan dalam berbagai aspek,
diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi agar mampu bersaing
dengan negara lain. Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara langsung
pertumbuhan ekonomi, usia harapan hidup, dan tingkat pendidikan. Tenaga SDM yang
berkualitas tinggi hanya dapat dicapai oleh tingkat kesehatan dan status gizi yang baik.
Untuk itu diperlukan upaya perbaikan gizi yang bertujuan untuk meningkatkan status
gizi masyarakat melalui upaya perbaikan gizi di dalam keluarga dan pelayanan gizi pada
individu yang karena kondisi kesehatannya harus dirawat di suatu sarana pelayanan
Masalah gizi di Rumah Sakit dinilai sesuai kondisi perorangan yang secara
peningkatan kasus penyakit yang terkait gizi (nutrition-related disease) pada semua
kelompok rentan mulai dari ibu hamil, bayi, anak, remaja, hingga lanjut usia (Lansia),
memerlukan penatalaksanaan gizi secara khusus. Oleh karena itu dibutuhkan pelayanan
gizi yang bermutu untuk mencapai dan mempertahankan status gizi yang optimal dan
mempercepat penyembuhan.
Risiko kurang gizi dapat timbul pada keadaan sakit, terutama pada pasien dengan
anoreksia, kondisi mulut dan gigi-geligi yang buruk, gangguan menelan, penyakit
saluran cerna disertai mual, muntah, dan diare, infeksi berat, lansia dengan penurunan
kesadaran dalam waktu lama, dan yang menjalani kemoterapi. Asupan energi yang tidak
3
adekuat, lama hari rawat, penyakit non infeksi, dan diet khusus merupakan faktor yang
(malnutrisi di RS) merupakan masalah yang kompleks dan dinamik. Malnutrisi pada
pasien di RS, khususnya pasien rawat inap, berdampak buruk terhadap proses
penyembuhan penyakit dan penyembuhan pasca bedah. Selain itu, pasien yang
mengalami penurunan status gizi akan mempunyai risiko kekambuhan yang signifikan
dalam waktu singkat. Semua keadaan ini dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas
pelayanan gizi yang efektif dan efisien melalui Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)
dan bila dibutuhkan pendekatan multidisiplin maka dapat dilakukan dalam Tim Asuhan
Gizi (TAG).
acuan untuk pelayanan bermutu yang dapat mempercepat proses penyembuhan pasien,
memperpendek lama hari rawat, dan menghemat biaya perawatan. Sejalan dengan
suatu standar operasional prosedur untuk melaksanakan kegiatan pelayanan gizi yang
B. Tujuan Pedoman
Tujuan umum :
Terciptanya sistem pelayanan gizi yang bermutu dan paripurna sebagai bagian dari
4
Tujuan khusus :
1. Menyelenggarakan asuhan gizi terstandar pada pelayanan gizi rawat jalan dan rawat
inap
dikonsumsi
3. Penyelenggaraan makanan
D. Batasan Operasional
1. Pelayanan Gizi suatu upaya memperbaiki, meningkatkan gizi,makanan, dietetik
implementasi dan evaluasi gizi, makanan dan dietetik dalam rangka mencapai status
2. Terapi Gizi adalah pelayanan gizi yang diberikan kepada klien berdasarkan
pengkajian gizi, yang meliputi terapi diet, konseling gizi dan atau pemberian
5
3. Asuhan Gizi adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir/terstruktur yang
5. Dietetik adalah integrasi, aplikasi dan komunikasi dari prinsip prinsip keilmuan
makanan, gizi, sosial, bisnis dan keilmuan dasar untuk mencapai dan
6. Gizi Klinik adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara makanan
dan kesehatan tubuh manusia termasuk mempelajari zat-zat gizi dan bagaimana
7. Konseling Gizi adalah serangkaian kegiatan sebagai proses komunikasi dua arah
pengertian, sikap, dan perilaku pasien dalam mengenali dan mengatasi masalah gizi
6
golongan masyarakat massal, dan target yang diharapkan adalah pemahaman
9. Profesi Gizi adalah suatu pekerjaan di bidang gizi yang dilaksanakan berdasarkan
pendidikan yang berjenjang, memiliki kode etik dan bersifat melayani masyarakat.
10. Tenaga Gizi adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan dibidang gizi sesuai
11. Sarjana Gizi adalah seorang yang telah mengikuti dan menyelesaikan minimal
pendidikan formal sarjana gizi (S1) yang diakui pemerintah Republik Indonesia.
12. Nutrisionis adalah seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang
secara penuh oleh pejabat berwenang untuk melakukan kegiatan teknis fungsional di
bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik, baik di masyarakat maupun rumah
13. Masyarakat Rumah Sakit adalah sekelompok orang yang berada dalam lingkungan
rumah sakit dan terkait dengan aktifitas rumah sakit, terdiri dari pegawai atau
14. Mutu pangan adalah nilai yang ditentukan atas dasar kriteria keamanan pangan,
15. Sanitasi pangan adalah upaya pencegahan terhadap kemungkinan tumbuh dan
peralatan dan bangunan yang dapat merusak pangan dan membahayakan manusia.
7
E. Landasan Hukum
1. UU No. 23 / 1992 tentang kesehatan menjadi landasan hukum yang kuat untuk
undang tersebut salah satunya adalah Surat Keputusan Direktur Jendral Pelayanan
Rumah Sakit (termasuk di dalamnya adalah pelayanan gizi) untuk mengukur mutu
2. Departemen Kesehatan RI. 2013. Pedoman PGRS Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
Kesehatan. 2007. Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas B.
Kesehatan RI
8
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
2 Logistik 2 1 D1 Gizi
3 Administrasi 4 1 S1
5 Pramusaji 18 18 SMA,SMP
9
B. Distribusi Ketenagaan dan Pengaturan Jaga
JENIS KETENAGAAN INSTALASI GIZI
1 INSTALASI GIZI 1 2
2 CEMARA 1
3 BOEGENVILE 1
4 4 3
4 ANGGREK 2
5 ICU 1 3 2 1
6 PONEK
7 FLAMBOYAN 1
8 DAHLIA 2 3 3 2
9 EDELWEIS 2
JUMLAH 11 2 7 7 5 3 2 1
10
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
13
12
10
11
6
5
8
4
2 2
3
14
1
11
Keterangan :
Digunakan sebagai ruang penerimaan bahan makanan dan mengecek kualitas serta
sebelum diolah
6 Ruang Pengolahan
7 Ruang Penyajian
didistribusikan
12
10 Ruang Formula
12 Ruang Administrasi
Digunakan oleh petugas jaga malam untuk beristirahat dan melaksanakan ibadah.
B. Standar Fasilitas
1. Pelayanan gizi rawat jalan
ukur panjang badan bayi/anak, timbangan bayi, alat ukur LLA, alat
2. Penyelenggaraan makanan
13
Ruang penerimaan bahan makanan
Letak ruangan ini mudah dicapai kendaraan, dekat dengan ruang penyimpanan,
a. Timbangan barang
b. Meja kantor
c. Kursi kerja
d. Keranjang
e. Troly barang
f. Wastafel
g. Kipas angin
Ada dua jenis tempat penyimpanan bahan makanan yaitu penyimpanan bahan
oleh bakteri, serangga, tikus dan hewan lainnya maupun bahan berbahaya.
FEFO (first expired first out) yaitu bahan makanan yang disimpan terlebih
14
Tidak menempel pada lantai, dinding, atau langit langit dengan ketentuan
sebagai berikut :
makanan harus segera diisi, letakkan pada tempatnya, diperiksa dan diteliti
secara kontinyu.
Semua lubang yang ada di gudang harus berkasa, serta bila terjadi
b. AC
c. Meja kantor
d. Kursi
e. Pallet
h. Pengukur suhu
i. Timbangan
j. Container tertutup
l. Freezer
m. Lemari pendingin
15
n. Wastafel
a. Rak penyimpanan
b. Kipas angin
c. Meja Kantor
d. Kursi
a. Pisau
b. Talenan
c. Peeler
d. Blender
e. Mixer
f. Kipas angin
g. Kursi
h. Tempat sampah
Ruang Pengolahan
16
Lantai : harus kuat, mudah dibersihkan dan tidak licin.
cukup bagi ruangan, semua kabel dan pipa harus berada dalam keadaan
Langit langit : harus tertutup, cerobong asap harus ada, jarak antara lantai
dengan langit langit harus tinggi agar udara panas dapat bersirkulasi dengan
baik.
a. Kompor
b. Lemari pendingin
c. Lemari steinleis
d. Exhaust
e. Kipas angin
f. Buku menu
g. Troly makanan
h. Insect killer
i. Tempat sampah
j. Wastafel
k. APAR
Ruang Penyajian
a. Meja stainlessteel
b. Meja kayu
c. Penjepit makanan
17
d. Sendok
f. Wastafel
g. AC
h. Insect killer
i. Tempat sampah
Tersedia air mengalir panas dan dingin dalam jumlah yang cukup
Tersedia alat pembersih seperti sabun, detergen, sikat dan lap pengering yang
bersih
c. Tempat sampah
d. Detergen
a. Meja kayu
Ruang Formula
a. Meja kantor
b. Kursi
18
c. Meja tempat susu
d. Kontainer susu
e. Timbangan digital
f. AC
g. Tempat sampah
h. Telepon
a. Lemari
b. Meja
c. Kontainer tertutup
e. Kipas angin
Ruang Administrasi
c. AC
d. Wastafel
e. WC
f. Tempat sampah
a. Tempat tidur
b. Lemari
19
c. Kipas angin
d. WC
a. Troley
20
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
asesmen gizi.
21
diet,jadwal, jenis, jumlah bahan makanan sehari menggunakan food
evaluasi gizi.
gizi.
kepada pasien rawat inap agar memperoleh asupan makanan yang sesuai
22
2. Melakukan proses asuhan gizi terstandar dengan mengisi lembar
evaluasi.
C. Penyelenggaraan Makanan
Penyelenggaraan makanan rumah sakit bertujuan menyediakan
makanan yang berkualitas sesuai kebutuhan gizi, biaya, aman dan dapat
1. Perencanaan menu
jumlah konsumen yang dilayani dan stok bahan makanan yang ada
23
- SPO perencanaan dan pemesanan bahan makanan
dibuat :
maka dibuat :
24
6. Pengolahan bahan makanan
7. Penyajian makanan
8. Ditribusi makanan
1 Petugas gizi menerima laporan pasien baru dari bagian keperawatan atau ruang
3 Dietisien mencatat di buku pencatatan sesuai (tanggal masuk, ruang atau kelas,
nama pasien, diagnosa diet pasien) dan dietisien membuat etiket diet
5 Petugas gizi mempersiapkan bahan makanan dan snack untuk pasien dan
petugas
25
6 Jam makan pasien :
7 Juru masak memasak bahan makanan yang sudah disiapkan sesuai dengan
11 Petugas gizi menyajikan makanan ke alat makan pasien sesuai dengan etiket
pelayanan gizi rumah sakit secara berdaya guna dan berhasil guna di bidang
26
kegiatan, evaluasi, pengembangan teori dan standar pelayanan gizi rumah
sakit.
Mekanisme kegiatan :
2. Melaksanakan penelitian
ditetapkan
27
BAB V
LOGISTIK
1. Barang non medis berupa bahan makanan, peralatan, ATK, barang habis pakai
28
9 Ikan cakalang Kool Talenan Map kertas
29
32 Kemiri Susu entrasol aktif
44 Terasi Pepaya
45 Terigu Pier
49 Buncis Lengkeng
30
2. Barang alkes dipenuhi melalui bagian logistik farmasi.
1. Masker
3. Softaman
4. Softaskin
31
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien ( patient safety ) rumah sakit adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
assesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan.
B. Tujuan
1) Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar
dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
indikator mutu pelayanan tiap unit kerja terutama yang terkait dengan pelaksanaan
32
1) Monitoring indikator mutu pelayanan
rumah sakit dan unit kerja secara rinci dijelaskan pada Pedoman Mutu Pelayanan,
Pedoman Mutu Pelayanan unit gizi secara rinci ada pada BAB VIII Pengendalian
Mutu. Indikator mutu pelayanan yang menyangkut patient safety secara rinci
dapat dilihat pada format indikator mutu pelayanan pada pedoman mutu
pengambilan data dan analisisnya. Bila terjadi penyimpangan atau terjadi kejadian
2) Tindakan Preventif
3) Tindakan Korektif
dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
dalam pertemuan tertutup oleh kepala bidang melalui inspeksi dan verifikasi.
33
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pedoman Umum
Kesehatan dan Keselamatn Kerja (K3) gizi merupakan bagian dari
pengelolaan gizi secara keseluruhan. Gizi melakukan berbagai tindakan dan kegiatan
terutama berhubungan dengan penyajian makanan pasien dan alat-alat memasak. Bagi
petugas gizi yang selalu kontak dengan makanan dan pasien, maka berpotensi
terinfeksi kuman patogen. Potensi infeksi juga dapat terjadi dari petugas ke petugas
lainnya, atau keluarganya dan ke masyarakat. Untuk mengurangi bahaya yang terjadi,
perlu adanya kebijakan yang ketat. Petugas harus memahami keamanan gizi dan
pelaksanaan keamanan gizi, terutama untuk gizi yang melakukan berbagai jenis
pelayanan dan kegiatan pada satu sarana, diperlukan suatu Tim fungsional
keamanan gizi.
K3 gizi.
34
Petugas atau tim K3 gizi mempunyai kewajiban merencanakan dan memantau
pelaksanaan K3 yang telah dilakukan oleh setiap petugas gizi, dengan tujuan :
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau
k. Memperoleh kebersihan antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya
35
Pada setiap calon petugas gizi harus dilakukan pemeriksaan kesehatan lengkap
Keadaan kesehatan petugas gizi harus memenuhi standar kesehatan yang telah
ditentukan di gizi.
Untuk menjamin kesehatan para petugas gizi harus dilakukan hal hal sebagai
berikut :
b. Pemberian imunisasi
c. Pemantauan Kesehatan
Kesehatan setiap petugas gizi harus selalu dipantau, untuk itu setiap petugas
harus mempunyai Kartu Kesehatan yang selalu dibawa setiap saat dan
diperlihatkan kepada dokter bila petugas tersebut sakit. Minimal setiap tahun
laboratorium.
Bila petugas gizi sakit lebih dari 3 hari tanpa keterangan yang jelas tentang
3) Sarana dan Prasarana K3 gizi umum yang perlu disiapkan di gizi adalah :
a. Baju kerja, celemek, dan topi terbuat dari bahan yang tidak panas, tidak licin
dan enak dipakai, sehingga tidak mengganggu gerak pegawai sewaktu kerja
36
b. Menggunakan sandal yang tidak licin bila berada dilingkungan dapur (jangan
d. Tersedia alat sanitasi yang sesuai, misalnya air dalam keadaan bersih dan
e. Tersedia alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik ditempat yang mudah
dijangkau
b. Sistem evakuasi
g. Alat pemadam kebakaran, masker, pasir dan sumber air terletak pada lokasi
i. Nomor telepon ambulan, pemadam kebakaran dan polisi di setiap ruang gizi
, misalnya :
37
- Menggunakan alat pembuka pet/bungkus bahan makanan menurut cara
yang tepat dan jangan melakukan dan meletakkan posisi tangan pada
bahan makanan
- Tidak mengangkut barang berat, bila tidak sesuai dengan kemampuan anda
dan penyimpanan
makanan, misalnya:
gunakan pisau, golok parutan kelapa yang baik dan tidak bercakap-cakap
pemakaiannya
- Bersihkan mesin sesuai petunjuk dan matikan mesin jika tidak digunakan
dibersihkan
38
- Berhati-hatilah bila membuka dan menutup, menyalakan atau mematikan
kapasitasnya
- Bila membawa air panas, tutuplah dengan rapat dan jangan mengisi terlalu
penuh
Untuk mencegah timbulnya bahaya yang lebih luas, wajib di sediakan informasi
mengenai cara bekerja di ruang persiapan makanan. Selain itu, harus pula di sediakan
a. Baju kerja, celemek, dan topi terbuat dari bahan yang tidak panas, tidak licin
dan enak dipakai, sehingga tidak mengganggu gerak pegawai sewaktu kerja
b. Menggunakan sandal yang tidak licin bila berada dilingkungan dapur (jangan
39
d. Tersedia alat sanitasi yang sesuai, misalnya air dalam keadaan bersih dan
e. Tersedia alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik ditempat yang mudah
dijangkau
C. Penanganan Limbah
Gizi dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah cair, padat dan gas
yang berbahaya bila tidak ditangani secara benar. Karena itu pengolahan limbah harus
a. Penanganan
Jenis limbah harus diidentifikasi dan dipilah pilah dan mengurangi keseluruhan
b. Penampungan
Pemadatan adalah cara yang efisien dalam penyimpanan limbah yang bisa
dibuang dengan landfill, namun pemadatan tidak boleh dilakukan untuk limbah
c. Pemisahan limbah
untuk tidak sampai menimbulkan kebingungan dengan sistem lain yang mungkin
40
juga menggunakan kode warna, mis: kantong untuk linen biasa, linen kotor, dan
41
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Agar upaya peningkatan mutu di RSU Sawerigading dapat dilaksanakan secara efektif
dan efisien maka diperlukan adanya kesatuan bahasa tentang konsep dasar upaya peningkatan
mutu pelayanan.
A. Mutu Pelayanan
1) Pengertian mutu
b. Mutu adalah expertise, atau keahlian dan keterikatan ( komitmen ) yang selalu
a. Konsumen
c. Manajemen
d. Karyawan
e. Masyarakat
f. Pemerintah
g. Ikatan profesi
Setiap kepentingan yang disebut diatas berbeda sudut pandang dan kepentingannya
3) Dimensi Mutu
a. Keprofesian
42
b. Efisiensi
c. Keamanan Pasien
d. Kepuasan Pasien
menggunakan 3 variable,yaitu :
a. Input ialah segala sumber daya yang diperlukan untuk melakukan pelayanan
memerlukan dukungan input yang bermutu pula. Hubungan struktur dengan mutu
(Pasien / Masyarakat). Proses ini merupakan variable penilaian mutu yang penting.
c. Output ialah hasil pelayanan kesehatan, merupakan perubahan yang terjadi pada
pelayanan RSU Sawerigading secara efektif dan efisien agar tercapai derajat
b. Pemberian pelayanan sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan yang
kesehatan
43
Setiap petugas harus mempunyai kompetensi bidang profesinya, sehingga mutu
Numerator Jumlah dan jenis tenaga ahli gizi yang bekerja di instalasi gizi
Denominator 1
Penanggung jawab
Kepala Instalasi gizi
Pengumpul data
44
2. Ketersediaan Fasilitas Dan Peralatan Pelayanan Gizi
45
Periode analisis 3 bulan
Numerator Jumlah pasien rawat inap yang disurvei yang mendapat
makanan tepat waktu dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap yang disurvei
Sumber data Survei
Standar 90%
Penanggung jawab Kepala instalasi gizi/kepala instalasi rawat inap
Standar 100 %
46
5. Sisa Makanan Yang Tidak Termakan Oleh Pasien
pengumpulan data
Periode analisis 3 bulan
Jawab
6. Kepuasan Pelanggan
47
Sumber data Survei
Standar 80 %
48
BAB IX
PENUTUP
Pedoman pelayanan Instalasi Gizi yang sudah kita susun bersama, hendaknya menjadi
dasar setiap SDM di Instalasi Gizi khususnya dan SDM RSU Saweigading dan menjalankan
Dalam perjalanan waktu, sesuai perkembangan dan tuntutan Pedoman Pelayanan ini
Ditetapkan di : Palopo
Direktur Utama
49